Negara: Palestina

  • Video Sandera Wanita Diberi ‘Hadiah’ Anggota Hamas saat Hendak Dibebaskan, Tampak Tersenyum Lebar – Halaman all

    Video Sandera Wanita Diberi ‘Hadiah’ Anggota Hamas saat Hendak Dibebaskan, Tampak Tersenyum Lebar – Halaman all

    Gencatan senjata di Gaza resmi dimulai setelah sempat terjadi penundaan oleh pihak Israel.

    Tayang: Senin, 20 Januari 2025 20:07 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Gencatan senjata di Gaza resmi dimulai setelah sempat terjadi penundaan oleh pihak Israel.

    Hal ini ditandai dengan dipulangkannya tiga sandra Israel dan 90 warga Palestina pada Minggu (19/1/2025).

    Ada momen menarik saat para sandera wanita Israel diserahkan kepada tim Komite Internasional Palang Merah (ICRC).

    Adapun ketiga sandera itu ialah Romi Gonen (24), Doron Steinbrecher (31), dan Emily Damari (28).⁣

    Sebelum pulang, mereka diberi bingkisan berwarna cokelat.

     

    (*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • DPR Tunggu Pernyataan Resmi Donald Trump Soal Usulan Evakuasi 2 Juta Warga Gaza ke Indonesia – Halaman all

    DPR Tunggu Pernyataan Resmi Donald Trump Soal Usulan Evakuasi 2 Juta Warga Gaza ke Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komisi I DPR RI masih menunggu pernyataan resmi pemerintahan Presiden terpilih AS, Donald Trump atas rencana evakuasi 2 juta warga sipil Palestina di Jalur Gaza ke Indonesia.

    Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin mengatakan, langkah evakuasi itu masih sebatas usulan dan belum menjadi pernyataan resmi pemerintahan Donald Trump yang baru akan dilantik pada Senin 20 Januari 2025 waktu setempat atau Selasa dini hari (21/1) pukul 00.00 WIB.

    “Kita tunggu berita resmi nya dari pemerintah AS , itu kan (sebatas) katanya – katanya doang,” kata TB Hasanuddin kepada Tribunnews.com, Senin (20/1/2025).

    Pemerintah RI lewat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan juga belum mendapat informasi tersebut. 

    “Pemerintah RI tidak pernah mendapat informasi apapun mengenai hal ini,” kata Juru Bicara yang juga Kepala Biro Dukungan Strategis Pimpinan Kementerian Luar Negeri RI Rolliansyah Soemirat, Senin (20/1/2025).

    Adapun usulan itu semula diungkap oleh utusan Trump di Timur Tengah, Steve Witkoff.

    Rencana mengevakuasi sekitar 2 juta penduduk Gaza ke Indonesia ini disampaikan Witkoff saat gencatan senjata Hamas – Israel mulai berlaku.

    Langkah ini disarankan oleh utusan Trump itu untuk menyambut langkah rekonstruksi atau pembangunan kembali wilayah Gaza yang hancur imbas konflik Israel – Hamas.

    Saran relokasi sebagian populasi Gaza ini masih dalam pembahasan. Indonesia jadi salah satu dari beberapa negara yang dicontohkan bisa menampung sebagian populasi warga Palestina untuk sementara waktu.

    Utusan Trump khawatir aktivitas sehari-hari di Gaza dapat memicu konflik terulang, meski di tengah kesepakatan gencatan senjata. Sehingga saran relokasi jadi salah satu hal yang mungkin ditempuh untuk mencegah situasi tersebut terjadi.

    Upaya ini juga disebutnya jadi salah satu cara untuk menyelamatkan hidup warga Palestina dari pihak-pihak yang tidak senang adanya gencatan senjata antara Israel-Hamas.

    Adapun Witkoff mewakili pemerintahan Trump diutus ke Timur Tengah untuk mencapai stabilitas jangka panjang bagi Israel dan 2 juta warga Palestina yang terlantar. Upaya menjaga stabilitas itu ditempuh dengan 3 fase kesepakatan. 

    Pertama, dimulai pada Minggu dan berlangsung selama 6 pekan ke depan untuk upaya pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas, dan warga Palestina yang ditahan Israel. 

    Fase kedua dinegosiasikan selama fase pertama dimulai dan diharapkan ada tambahan jumlah pembebasan sandera serta penarikan pasukan Israel dari Gaza.

    Fase ketiga, yakni mengakhiri perang dan memulai pembangunan kembali wilayah Gaza.

    “Pertanyaan tentang bagaimana membangun kembali Gaza masih belum terjawab, selain ke mana sekitar 2 juta warga Palestina dapat direlokasi sementara ini. Indonesia, misalnya adalah salah satu lokasi yang sedang dibahas,” kata utusan Trump itu dikutip dari NBC News.

  • Bezalel Smotrich Akan Gulingkan Pemerintah Israel jika Gencatan Senjata di Gaza Lanjut ke Tahap 2 – Halaman all

    Bezalel Smotrich Akan Gulingkan Pemerintah Israel jika Gencatan Senjata di Gaza Lanjut ke Tahap 2 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengancam akan menggulingkan pemerintah Israel jika negara itu menerapkan tahap kedua perjanjian gencatan senjata dengan Hamas, yang mencakup penghentian perang.

    Bezalel Smotrich menyerukan serangan Israel di Jalur Gaza dilanjutkan dengan tujuan melenyapkan Hamas untuk selamanya.

    “Kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas adalah kesalahan besar,” kata Bezalel Smotrich kepada radio Israel, Kan, pada Senin (20/1/2025).

    “Siapa pun yang ingin menaklukkan Israel tidak memerlukan rudal atau program nuklir,” katanya.

    Bezalel Smotrich, yang memberikan suara menentang kesepakatan tersebut di kabinet, menunjukkan kesepakatan perjanjian gencatan senjata saat ini sama dengan kesepakatan yang diajukan pada bulan Juli lalu.

    Ia mengungkapkan ketakutannya mengenai kembalinya para pemimpin Hamas ke Gaza utara.

    “Tidak ada yang menghalangi Muhammad Al-Sinwar untuk kembali,” katanya.

    Bezalel Smotrich juga mengkritik keras Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Herzi Halevy, menggambarkan kebijakannya sebagai “tren kiri progresif”.

    Menteri Keuangan itu juga menekankan, “Hamas tidak dapat dikalahkan tanpa mengendalikan Jalur Gaza sepenuhnya.”

    Pada periode sebelum perang, Bezalel Smotrich mengatakan ia seharusnya menggulingkan pemerintah lebih awal karena kegagalannya menghalangi Hamas, seperti diberitakan Al Jazeera.

    Kemarin, Minggu, Menteri Keamanan Nasional untuk pendudukan Israel, Itamar Ben Gvir, mengundurkan diri dari pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai protes terhadap perjanjian gencatan senjata di Gaza, yang ia gambarkan sebagai hal yang “memalukan.”

    Jumlah Korban di Jalur Gaza

    Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 46.913 jiwa dan 110.750 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (19/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

    Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.

    Israel mengklaim ada 101 tahanan yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 tahanan dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

    Pertukaran tahanan Israel-Hamas pada Minggu (19/1/2025) memulangkan 3 wanita Israel dan 90 orang Palestina.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Hamas: Kondisi Tahanan yang Dibebaskan Adalah Wujud Perbedaan Moral Kami dengan Israel – Halaman all

    Hamas: Kondisi Tahanan yang Dibebaskan Adalah Wujud Perbedaan Moral Kami dengan Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) mengatakan foto-foto penyerahan tiga tahanan wanita Israel dalam keadaan sehat adalah wujud perlakuan Hamas kepada mereka.

    “Sementara mereka (tahanan Israel) dalam keadaan sehat fisik dan psikologis, tahanan laki-laki dan perempuan kami (Palestina) menunjukkan tanda-tanda kelalaian dan kelelahan,” kata Hamas dalam pernyataannya, Senin (20/1/2025).

    “Ini mewujudkan perbedaan besar antara nilai dan moral perlawanan dan barbarisme pendudukan Israel,” lanjutnya.

    Sebelumnya, Hamas menukar tiga tahanan wanita Israel dengan 90 tahanan Palestina pada Minggu (19/1/2025).

    Hamas menyerahkan Romi Gonen, Emily Damari, dan Doron Steinbrecher kepada Palang Merah Internasional (ICRC) di Lapangan Saraya di jantung Kota Gaza pada hari Minggu sebelum dibawa ke Israel.

    Dalam pernyataannya, Hamas mengucapkan selamat kepada rakyat, bangsa, dan masyarakat bebas di dunia atas pembebasan tahanan pria dan wanita gelombang pertama dari penjara pendudukan Israel.

    “Adegan kegembiraan rakyat kami selama penerimaan para tahanan menegaskan sekali lagi unjuk rasa masyarakat di sekitar perlawanan,” katanya.

    Sementara itu, Abu Ubaida, juru bicara Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, mengatakan Hamas akan berkomitmen untuk menjalankan perjanjian gencatan senjata yang disepakati dengan Israel.

    “Kami dan faksi-faksi perlawanan menyatakan komitmen kami terhadap perjanjian gencatan senjata dan kesiapan kami untuk melaksanakan dan mematuhi ketentuan-ketentuannya, dalam hal menghentikan pertempuran, mematuhi jadwal proses pertukaran, dan mengamankan posisi tahanan sampai mereka diserahkan sebagai imbalan atas tahanan rakyat kami di semua tahap kesepakatan,” katanya, Minggu (19/1/2025).

    Namun, komitmen Hamas akan menyesuaikan dengan komitmen Israel.

    “Semua ini tergantung pada komitmen musuh,” tambahnya.

    3 Tahanan Wanita Israel dalam Keadaan Sehat

    Ketiga tahanan wanita Israel dipertemukan kembali dengan keluarga mereka di Rumah Sakit Sheba di Israel.

    Sementara itu, ibu dari tahanan yang dibebaskan, Emily Demari, mengatakan putrinya dalam keadaan sehat.

    “Saya dapat mengatakan bahwa kondisi kesehatannya jauh lebih baik dari yang kami perkirakan,” katanya kepada Israel Today, Senin (20/1/2025).

    Pada 7 Oktober 2023, Emily Demari ditangkap dari rumahnya sebagai bagian dari Operasi Banjir Al-Aqsa.

    Selama operasi tersebut, dia terluka di tangan dan kakinya, dan dia adalah satu-satunya tahanan berkewarganegaraan Israel-Inggris di Jalur Gaza.

    Sementara itu, tahanan lainnya, Doron Steinbrecher berkewarganegaraan Israel-Romania dan Romi Gonen dari Kfar Vradim di Israel utara.

    Jumlah Korban di Jalur Gaza

    Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 46.913 jiwa dan 110.750 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (19/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

    Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.

    Israel mengklaim ada 101 tahanan yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 tahanan dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

    Pertukaran tahanan Israel-Hamas pada Minggu (19/1/2025) memulangkan 3 wanita Israel dan 90 orang Palestina.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Pembangunan Pemukiman Ilegal Diperkirakan akan Meningkat Setelah Pelantikan Presiden Donald Trump – Halaman all

    Pembangunan Pemukiman Ilegal Diperkirakan akan Meningkat Setelah Pelantikan Presiden Donald Trump – Halaman all

    Dana Kushner yang Didukung Saudi Tambah Saham di Perusahaan yang Danai Pemukiman Ilegal Tepi Barat

    TRIBUNNEWS.COM- Affinity Partners, firma lindung nilai yang didanai Saudi milik menantu Presiden terpilih Donald Trump, Jared Kushner, menerima persetujuan dari regulator Israel untuk menggandakan sahamnya di Phoenix Financial Ltd., yang mendanai pembangunan pemukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat Palestina yang diduduki.

    Pembangunan pemukiman Yahudi ilegal oleh Israel diperkirakan akan meningkat pesat setelah pelantikan Presiden terpilih Donald Trump.

    Bloomberg melaporkan pada 17 Januari bahwa Affinity dapat membeli tambahan 4,95 persen saham di perusahaan jasa keuangan tersebut dengan harga 37,5 shekel ($10,3) per saham.

    Harga saham Phoenix telah melonjak lebih dari 50 persen menjadi sekitar 58,5 shekel per saham sejak pertengahan Juli, ketika firma Kushner yang berpusat di Miami mengumumkan kesepakatan senilai $128,5 juta untuk membeli 4,95 persen saham awal, Bloomberg mencatat.

    Kushner telah mengemukakan kesepakatan itu sebagai tanda kepercayaan perusahaannya terhadap perekonomian negara yang dilanda perang itu.

    “Berinvestasi di Phoenix pada bulan Juli 2024 adalah keputusan yang berakar pada keyakinan saya terhadap ketahanan Israel dan fundamental bisnis Phoenix,” kata Kushner dalam sebuah pernyataan kepada Bloomberg . “Enam bulan kemudian, peningkatan nilai saham kami, menegaskan kembali keyakinan saya – baik pada kekuatan Israel maupun janji Phoenix yang terus tumbuh.”

    Kushner mendirikan Affinity, yang memiliki investasi lain di Israel, termasuk saham di divisi mobil dan kredit S Shlomo Holdings, dengan pendanaan Saudi sebesar $2 miliar setelah meninggalkan perannya sebagai penasihat senior Gedung Putih selama pemerintahan Trump pertama.

    Kushner menjalin hubungan dekat dengan Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MbS) saat bertugas di Gedung Putih.

    Kushner adalah menantu Presiden terpilih AS Donald Trump dan menjabat sebagai penasihat senior Gedung Putih pada masa jabatan pertamanya. Ia memainkan peran penting dalam Perjanjian Abraham, yang menormalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab pada tahun 2020. Trump kini diperkirakan akan mencoba melibatkan Arab Saudi dalam perjanjian tersebut.

    Selain menerima dukungan dari Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi, Kushner mengumpulkan tambahan $1,5 miliar dari Otoritas Investasi Qatar dan Lunate yang berpusat di Abu Dhabi, sehingga aset yang dikelolanya menjadi $4,6 miliar.

    Phoenix Financial telah membiayai dan mengasuransikan proyek konstruksi di seluruh pemukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki dan Dataran Tinggi Golan Suriah.

    Menurut lembaga pengawas LSM Who Profits, Phoenix memiliki 80 persen saham di pusat perbelanjaan besar di pemukiman ilegal Yerusalem Timur dan saham di berbagai perusahaan yang beroperasi di seluruh pemukiman lainnya.

    Phoenix juga membantu membiayai proyek tenaga angin dan surya di pemukiman ilegal Israel dan menyediakan layanan keuangan kepada dewan pemukiman lokal, termasuk pemukiman Beitar Illit dan Oranit di Tepi Barat.

    Investasi Kushner di Phoenix terjadi beberapa hari sebelum Trump kembali menjabat.

    Para pemimpin pemukim Israel merayakan terpilihnya Trump dan mengantisipasi akan diizinkannya mereka mencaplok Tepi Barat dan memperluas pembangunan pemukiman bagi orang Yahudi Israel di sana.

    Pemerintah Israel juga berupaya memperluas pembangunan pemukiman Yahudi di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki.

    Pada bulan Desember, pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan akan menginvestasikan lebih dari $11 juta untuk “mendorong pertumbuhan demografi” di Golan, yang pertama kali diduduki pasukan Israel pada tahun 1967.

    Israel bergerak untuk memperluas pendudukan ilegalnya atas wilayah Suriah di Golan segera setelah pemerintah Suriah, yang dipimpin oleh presiden Bashar al-Assad, digulingkan oleh militan dari Hayat Tahrir al-Sham (HTS), bekas afiliasi Al-Qaeda, pada tanggal 8 Desember.

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Tolak Gencatan Senjata, Warga Israel Serbu Desa-desa Palestina, Lemparkan Batu dan Bom Molotov – Halaman all

    Tolak Gencatan Senjata, Warga Israel Serbu Desa-desa Palestina, Lemparkan Batu dan Bom Molotov – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Puluhan warga Israel menyerbu Desa Turmusaya di Tepi Barat karena kecewa dengan gencatan Israel-Hamas.

    Rekaman yang beredar di media sosial memperlihatkan mereka ramai-ramai melemparkan batu dan molotov ke salah satu desa Palestina itu.

    Dikutip dari The Times of Israel, ada sekitar setengah lusin desa di Tepi Barat yang diserang oleh warga Israel dalam semalam.

    Media Palestina menyebut aksi itu merupakan aksi protes menentang kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang ditolak mentah-mentah oleh kaum sayap kanan Israel.

    Dalam sebuah video yang diunggah hari Senin, (20/1/2025), oleh akun X @IhabHassan milik seorang aktivis HAM, terlihat ada banyak orang yang berjalan mendekati ke pagar.

    Sebagian besar dari mereka mengenakan jaket dan penutup wajah. Mereka melemparkan batu ke sisi bagian dalam pagar tersebut. Setelah itu, mereka tampak meninggalkan tempat kejadian.

    Pemukim Israel serang Kota Sinjil

    Sementara itu, pemukim ilegal Israel dilaporkan menyerang Kota Sinjil, sebuah kota Palestina di utara Ramallah, Tepi Barat, Minggu malam, (19/1/2025).

    Kantor berita Anadolu Agency melaporkan serangan itu seperti ditujukan untuk mengganggu perayaan adanya gencatan senjata Israel-Hamas.

    Saksi mata mengatakan para pemukim Israel membakar empat kendaraan warga Palestina dan melemparkan batu ke empat rumah.

    “Warga kota itu berkumpul untuk memukul mundur pemukim itu tanpa ada campur tangan dari tentara dan tanpa ada laporan korban luka,” kata saksi mata.

    Adapun gencatan senjata di Gaza mulai berlaku hari Minggu kemarin pukul 11.15 waktu setempat.

    Gencatan sempat ditunda beberapa jam karena Israel menuding Hamas menunda memberikan daftar sandera yang akan dibebaskan. Gencatan sedianya dimulai pukul 08.00 waktu setempat.

    Sejumlah pihak di Israel memang menolak mentah-mentah gencatan senjata di Gaza. Salah satunya adalah Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir.

    Ben Gvir pernah bersumpah akan mengundurkan diri dari kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu jika gencatan senjata dilakukan. Dia pun menepati sumpahnya dengan keluar dari kabinet setelah gencatan disetujui kabinet Israel.

    Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir. (ABIR SULTAN / KOLAM / AFP)

    Pengunjuk rasa di Israel bawa peti mati

    Tempo hari ribuan warga juga Israel turun ke jalan untuk berunjuk rasa menolak gencatan senjata Israel-Hamas.

    Mereka berkumpul di luar kantor Netanyahu pada hari Kamis, (16/1/2025), dan menghalangi lalu lintas di jalan raya terdekat.

    The Guardian menyebut ada sekitar 1.500 orang yang ikut serta dalam demonstrasi. Mereka dibubarkan oleh polisi.

    Banyak di antara mereka yang mengenakan pakaian hitam. Tangan mereka berwarna merah karena cat.

    “Seorang tahanan yang dibebaskan hari ini akan menjadi teroris besoknya,” demikian tulisan yang tercantum dalam plakat pengunjuk rasa.

    “Kalian tak punya perintah untuk menyerah kepada Hamas.”

    Warga Israel membawa peti mati saat berdemonstrasi di luar Kantor Perdana Menteri Israel Netanyahu, Kamis, (1/17/2025). (Yedioth Ahronoth/Alex Kolomoisky)

    Para pengunjuk rasa juga membawa sekitar 40 peti mati yang yang diselimuti bendera Israel.

    Demonstrasi itu diselenggarakan oleh anggota keluarga sandera yang tergabung dalam Forum Tikva. Mereka menginginkan kemenangan total melawan Hamas, bukan perundingan.

    “Kami menolak kesepakatan semacam ini. Saya tidak berunjuk rasa menentang keluarga sandera, tetapi menentang pemerintah. Negara dilarang dijalankan oleh emosi keluarga,” kata Shmuel (27), salah satu demonstran.

    “Keluarga itu punya hak untuk melakukan apa pun yang mereka pikir akan bisa mengembalikan anggota keluarga mereka, tetapi sebagai sebuah negara, kita tidak bisa menempatkan bahaya keamanan di seluruh negara.”

    Dia mengaku sudah menjalani wajib militer selama 400 hari sejak perang di Gaza meletus. Kata dia, pemerintah terancam menyia-nyiakan upaya yang sudah dilakukan tentara Israel. (*)

     

     

  • Media Israel Akui Ketangguhan Hamas: Muncul dari Terowongan, Tak Pernah Kehilangan Kendali – Halaman all

    Media Israel Akui Ketangguhan Hamas: Muncul dari Terowongan, Tak Pernah Kehilangan Kendali – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Salah satu media terbesar di Israel mengakui ketangguhan Hamas yang mampu bertempur melawan pasukan Israel selama lebih 15 bulan di Jalur Gaza.

    The Jerusalem Post, nama media itu, mengklaim Hamas tak pernah kehilangan kontrol di tanah Palestina itu.

    “Hamas tampaknya muncul dari terowongan dan puing-puing di Gaza untuk menunjukkan bahwa mereka tidak pernah kehilangan kendali atas sebagian wilayah itu kendati perang sudah berlangsung 15 bulan,” kata media itu.

    Media itu berujar, Hamas menderita karena serangan dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Namun, Hamas mampu merekrut anggota baru.

    “Bahkan Hamas menyimpan truk dan van yang siap kembali ke jalanan dan menunjukkan keberadaannya.”

    The Jerusalem Post menyinggung video yang memperlihatkan anggota Hamas melambaikan tangan kepada kerumuman orang dan berparade di atas kendaraan di jalanan.

    Polisi Hamas, yakni salah satu sayap organisasi itu, juga muncul.

    “Mereka (polisi) sudah ada sepanjang perang, tetapi keberadaan mereka belum kelihatan jelas di beberapa area.”

    Pengambilan gambar ini menunjukkan salah satu sandera Israel keluar dari kendaraan untuk diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) selama operasi pertukaran sandera-tahanan di Saraya Square di barat Kota Gaza pada 19 Januari 2025. (AFP)

    Media Palestina seperti Quds telah memperlihatkan foto dan video yang dianggap menggambarkan kemenangan Hamas.

    “Media itu menggambarkan bahwa video itu sedang memperlihatkan ‘faksi-faksi’, bukan hanya Hamas. Media itu juga memperlihatkan warga sipil yang melakukan perayaan di samping orang-orang bersenjata,” kata media Israel itu.

    The Jerusalem Post mengatakan foto dan video itu mungkin dimaksudnya sebagai propaganda. Namun, secara garis besar maksudnya sudah jelas atau bisa dipahami.

    “Hamas telah muncul dari terowongan di Gaza dan puing-puing di beberapa area dan jelas memiliki kontrol. Kelompok itu tak pernah menghilang dan tak pernah dipreteli.”

    Media itu kemudian menyinggung laporan media AS The Washington Post pada Maret 2024, yang menyebut IDF sudah “mempreteli” 20 dari 24 batalion orisinil Hamas.

    “Dipreteli bukan berarti dihancurkan. Hamas muncul kembali dengan cepat. Hamas tampaknya bukan sebuah kelompok yang didera kekalahan sebanyak yang digambarkan, atau kelompok itu mampu mengganti sebagian yang hilang dan mempertajankan komando dan kontrol.”

    Media tersebut mengatakan bangkitnya Hamas bukanlah hal yang mengejutkan. Hamas pernah melakukannya sebelumnya.

    Hamas muncul pada akhir 1980-an, kemudian terus mendapat dukungan pada 1990-an ketika menolak perjanjian Oslo.

    “Setelah Intifada Kedua, Hamas muncul lebih kuat meski kehilangan banyak pemimpinnya karena serangan udara Israel.”

    “Hamas lalu mengambil alih Gaza tahun 2007 setelah memenangkan pemilu. Hamas muncul kembali setelah perang tahun 2009 dan 2014. Konflik dengan Israel pada bulan Mei 2021 kembali menunjukkan sekali lagi bahwa Hamas kerap diremehkan oleh Israel.”

    Pada saat itu tentara Israel disebut telah memecahkan rekor serangan ke terowongan Hamas. Salah satu laporan bahkan mengklaim Israel telah “melumat” jaringan terowongan Hamas.

    Adapun laporan Israel Hayom menyebutkan Israel sudah menghancurkan 100 km terowongan Hamas dan membunuh 25 anggota pentingnya.

    “Pada kenyataannya Hamas muncul tanpa cedera setelah konflik ini,” kata The Jerusalem Post.

    Media itu menyebut Hamas kali ini ingin menggambarkan kemunculannya kembali sebagai suatu kemenangan besar kendati menderita banyak kekalahan.

    Dua brigade Hamas belum disentuh Israel

    Sementara itu, setelah kesepakatan senjata di Gaza diumumkan, Hamas diklaim masih memiliki brigade dan terowongan yang belum disentuh oleh IDF.

    Media terkenal Israel, Yedioth Ahronoth, menyebut masih ada ribuan pejuang Hamas di Gaza meski banyak pemimpinnya telah disingkirkan.

    Dalam kesepakatan gencatan, IDF harus menarik diri dari sejumlah aera penting, termasuk Koridor Netzarim, Koridor Philadelphi, dan koridor di antara Kota Gaza, Jabaliya, Beit Hanoun, dan Beit Lahia.

    Terdapat dua tahap dalam gencatan tersebut. Setelah gencatan sepenuhnya diterapkan, IDF akan berada di buffer zone atau zona penyangga yang berada di dalam wilayah Gaza.

    “Tugas yang belum selesai, yakni menemukan dan menghancurkan terowongan yang mengarah ke pembatas di bawah tanah sepanjang perbatasan, tetapi menjadi tantangan yang tersembunyi dan serius, terutama di Gaza selatan,” kata media itu.

    “Satuan zeni dari Divisi Ke-143 terlibat dalam operasi ini tiap hari, misi yang akan mereka lanjutnya lama setelah kesepakatan itu diterapkan.”

    Hamas disebut masih masih memliki jaringan terowongan puluhan kilometer, terutama di Gaza tengah dan selatan.

    Menurut media itu, terowongan tersebut bisa digunakan untuk memproduksi kembali senjata secara terbatas, menyembunyikan senjata, dan menyembunyikan panglima senior Hamas.

    Media Israel itu mengklaim Hamas kini berada pada titik terendah karena operasi IDF yang tak berkesudahan. Namun, Hamas terus melancarkan serangan gerilya yang menargetkan tentara Israel area-area seperti Jabaliya dan Beit Hanoun.

    Di sisi lain, sudah ada ribuan tentara Israel yang terluka karena melawan Hamas. Lebih dari 400 tentara telah tewas.

    “Secara geografis, Hamas masih memiliki dua brigade di Nuseirat dan Al Bureij di Gaza tengah yang sebagian besar belum tersentuh, mungkin karena adanya sandera di area itu.”

    “Lain daripada itu, organisasi tersebut telah memulihkan sebagian kekuatan militer di Khan Yunis, kota terbesar di Gaza selatan, di sana IDF berlum beroperasi selama lebih dari 6 bulan.”

    (Tribunnews.com/Febri Prasetyo)

  • Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata Gaza Dihormati

    Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata Gaza Dihormati

    Vatican City

    Paus Fransiskus menyerukan agar gencatan senjata yang berlangsung di Jalur Gaza dihormati. Pemimpin umat Katolik sedunia ini juga berterima kasih kepada para mediator yang membantu mewujudkan gencatan senjata tersebut, serta mengharapkan peningkatan bantuan kemanusiaan dan pemulangan semua sandera.

    Seruan Paus Fransiskus ini, seperti dilansir AFP, Senin (20/1/2025), disampaikan tak lama setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas dimulai di Jalur Gaza pada Minggu (19/1) waktu setempat.

    “Saya mengucapkan terima kasus kepada semua mediator,” kata Paus Fransiskus di akhir doa Angelus yang diucapkannya pada Minggu (19/1) di Vatikan.

    “Terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam hasil penting ini. Saya berharap, sesuai kesepakatan, hal ini (gencatan senjata) segera dihormati oleh pihak-pihak yang terlibat dan agar seluruh sandera pada akhirnya bisa pulang untuk kembali memeluk orang-orang tercinta mereka,” ucapnya.

    “Saya banyak berdoa untuk mereka, dan keluarga mereka. Saya juga berharap bantuan kemanusiaan semakin cepat menjangkau… rakyat Gaza, yang memiliki begitu banyak kebutuhan mendesak,” ujar Paus Fransiskus.

    Dalam pernyataannya, Paus Fransiskus mengharapkan agar perdamaian pada akhir bisa terwujud di kawasan tersebut.

    “Baik Israel dan Palestina membutuhkan tanda-tanda harapan yang jelas. Saya berharap otoritas politik keduanya, dengan bantuan komunitas internasional, dapat mencapai solusi dua negara yang tepat,” cetusnya.

  • Macron Minta Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas Kembali Memerintah di Jalur Gaza – Halaman all

    Macron Minta Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas Kembali Memerintah di Jalur Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan kembalinya pemerintahan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas diperlukan di Jalur Gaza setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    “Kesepakatan ini harus sepenuhnya mencakup Otoritas Palestina dan masa depan Gaza harus diarahkan pada pembentukan negara Palestina,” kata kantor Presiden Prancis yang melaporkan percakapan Macron dan Abbas melalui telepon pada Minggu (19/1/2025).

    Ia juga mengatakan perlunya mencegah kemungkinan serangan terhadap Israel lagi, merujuk pada serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Macron menekankan pentingnya penyaluran bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar ke Jalur Gaza.

    “Saat ini sangat penting untuk segera bekerja guna menanggapi kebutuhan vital mendesak warga Gaza, guna memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar, sesuai dengan kebutuhan penduduk,” tambahnya.

    Pada hari Jumat (17/1/2025), Mahmoud Abbas mengumumkan Otoritas Palestina siap untuk memikul tanggung jawab penuh di Jalur Gaza, yang dijalankan oleh Hamas.

    Sebelumnya, Gerakan perlawanan Palestina (Hamas) yang memenangkan pemilihan legislatif terakhir yang diadakan pada tahun 2006, mengambil alih Jalur Gaza pada tahun 2007 setelah memaksa gerakan Fatah yang dipimpin oleh Abbas untuk meninggalkan Jalur Gaza.

    Jumlah Korban di Jalur Gaza

    Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 46.913 jiwa dan 110.750 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (19/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

    Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.

    Israel mengklaim ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Gencatan Senjata Dimulai, Konvoi Truk Bantuan Kemanusiaan Masuki Gaza

    Gencatan Senjata Dimulai, Konvoi Truk Bantuan Kemanusiaan Masuki Gaza

    Gaza City

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan konvoi truk-truk pengangkut bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza pada Minggu (19/1) waktu setempat, setelah gencatan senjata yang telah lama ditunggu-tunggu antara Hamas dan Israel mulai diberlakukan.

    Pejabat PBB Jonathan Whittall, seperti dilansir AFP, Senin (20/1/2025), menuturkan bahwa “truk-truk pasokan pertama mulai masuk” ke Jalur Gaza beberapa menit setelah gencatan senjata dimulai pada Minggu (19/1) pagi waktu setempat.

    “Upaya besar-besaran dilakukan selama beberapa hari terakhir dari mitra-mitra kemanusiaan untuk memuat dan bersiap mendistribusikan gelombang bantuan ke seluruh Gaza,” ucap Whittall yang menjabat kepala interim badan kemanusiaan PBB, OCHA, untuk wilayah Palestina dalam pernyataan via media sosial X.

    Seorang sumber Mesir, yang enggan disebut namanya, mengatakan sebanyak “260 truk bantuan dan 16 truk bahan bakar” bergerak ke perlintasan perbatasan Kerem Shalom, yang dikendalikan Israel dan menghubungkan dengan Gaza, dan perlintasan perbatasan Nitzana yang menghubungkan Mesir dan Israel sebelum memasuki Gaza.

    Mesir bersama Qatar dan Amerika Serikat (AS) merupakan mediator yang mewujudkan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Mesir, Badr Abdelatty, mengatakan pada Sabtu (18/1) bahwa perjanjian gencatan senjata itu mengatur “masuknya 600 truk per hari ke Jalur Gaza, termasuk 50 truk bahan bakar”.