Kendaraan militer Israel melintas selama serangan di Jenin, Tepi Barat, Selasa (21/1/2025). Meski gencatan senjata berlangsung di Gaza, pasukan Israel dengan dukungan helikopter menyerang Jenin, menewaskan sembilan warga Palestina. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut aksi ini sebagai “operasi militer besar” untuk melawan kelompok militan yang didukung Iran. (REUTERS/Raneen Sawafta)
Negara: Palestina
-

Brigade Al-Quds Akan Patuhi Perjanjian Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Juru bicara militer Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), Abu Hamzah, mengatakan kelompok perlawanan akan mematuhi perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Brigade Al-Quds adalah salah satu kelompok perlawanan yang bekerja sama dengan Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, dalam melaksanakan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.
“Kami berkomitmen terhadap perjanjian gencatan senjata selama musuh berkomitmen terhadapnya,” kata Abu Hamzah, Selasa (21/1/2025).
Abu Hamzah mengatakan kelompok perlawanan Palestina akan melepaskan beberapa tahanan Israel yang memenuhi syarat pada beberapa hari mendatang.
Dalam pidatonya, ia berterima kasih kepada Qatar dan Mesir yang menjadi mediator dalam perundingan perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
Juru bicara Brigade Al-Quds itu juga memuji peran kelompok perlawanan di Lebanon, Irak, Iran, dan Yaman dalam menargetkan Israel sebagai dukungan untuk rakyat Palestina.
Brigade Al-Quds: Israel Tak Bisa Lenyapkan Perlawanan
Abu Hamzah menegaskan, Israel tidak dapat mengalahkan perlawanan dari orang-orang beriman di Palestina, Lebanon, Irak, Iran dan Yaman atas nama Muslim.
Menurutnya, serangan Israel di Jalur Gaza bukan reaksi atas operasi tersebut, melainkan mereka telah berencana untuk melakukannya.
“Perang musuh (Israel) terhadap rakyat Palestina bukanlah reaksi terhadap operasi tersebut, melainkan mencerminkan niatnya yang telah direncanakan untuk berperang dan melakukan pemusnahan terhadap orang-orang yang tidak bersenjata,” kata Abu Hamzah, Selasa (21/1/2025).
Ia mengatakan perlawanan memulai perjuangannya dengan mengandalkan Tuhan dengan segala yang mereka miliki.
“Semua orang melihat bagaimana kami menghadapi tank musuh secara langsung dalam sebuah adegan yang menegaskan hak kami atas tanah tersebut,” katanya.
“Dengan tank pertama memasuki Jalur Gaza, kami berada di lapangan dan pejuang kami keluar dari terowongan dan bertempur untuk menghadapi mereka dengan kendaraan tempur,” lanjutnya.
Juru bicara Brigade Al-Quds itu mengatakan mereka terus melanjutkan operasi terhadap pasukan Israel hingga jam-jam terakhir sebelum gencatan senjata.
“Musuh menunggu kami mengibarkan bendera putih dan tidak menemukan apa pun selain bendera hitam, bendera kematian mereka di Gaza,” katanya.
Ia juga mencemooh tentara Israel yang menyerang tempat ibadah dengan rudal dari sekutunya, Amerika Serikat.
“Tentara macam apa ini yang mendorong ribuan tentara ke kota kecil dan menyerang rumah, masjid, gereja, dan universitas dengan rudal Amerika?!” katanya.
Abu Hamzah menegaskan Israel tidak dapat mencapai tujuannya di Jalur Gaza untuk melenyapkan kelompok perlawanan seperti apa yang selalu ditekankan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Sebelumnya pada Minggu (19/1/2025), Israel-Hamas melakukan pertukaran 3 wanita Israel dengan 90 warga Palestina sebagai bagian dari tahap 1 dalam perjanjian gencatan senjata.
Israel dan Hamas dijadwalkan akan kembali melakukan pertukaran tahanan pada 25 Januari 2025, dengan menukar 4 tahanan Israel dengan 120 tahanan Palestina.
Hamas mengatakan akan berkomitmen untuk melaksanakan perjanjian gencatan senjata jika Israel juga berkomitmen untuk mematuhinya.
Pada Senin (20/1/2025), Israel melanggar perjanjian dengan menembak mati tiga warga Palestina dan melukai 10 lainnya di Rafah, Jalur Gaza selatan.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 46.916 jiwa dan 110.760 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (20/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.
Israel mengklaim ada 101 tahanan yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 tahanan dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4932596/original/074067000_1725013281-Ketua_DPR_RI_Dr___H_C__Puan_Maharani__Foto___Dok_Andri202408131838451.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Soal Rencana Donald Trump Relokasi Warga Gaza ke Indonesia, Begini Respons Puan Maharani – Page 3
Adalah tim transisi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyebutkan bahwa Indonesia menjadi salah satu lokasi yang dipertimbangkan untuk menampung pengungsi dari Gaza.
Adapun kabar Indonesia jadi salah satu lokasi relokasi sejumlah warga Gaza beredar dari pemberitaan NBC mengutip utusan Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.
“Utusan Presiden terpilih Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, kemudian mengusulkan untuk merelokasi sebagian penduduk Gaza ke Indonesia saat proses pembangunan kembali dimulai,” demikian laporan NBC mengutip utusan tersebut pada hari Minggu (19/1/2025).
“Pertanyaan tentang bagaimana membangun kembali Gaza termasuk ke mana sekitar 2 juta warga Palestina dapat direlokasi sementara ini. Indonesia, misalnya, adalah salah satu lokasi yang sedang dibahas untuk relokasi sejumlah dari mereka,” kata pejabat tim transisi Donald Trump itu.
Gagasan relokasi dianggap sangat kontroversial di kalangan warga Palestina dan sesama warga Arab. Banyak yang meyakini bahwa relokasi akan menjadi langkah pertama Israel untuk memaksa mereka meninggalkan tanah mereka.
Serangan Israel di Gaza selama satu setengah tahun terakhir telah menewaskan lebih dari 45.000 orang di Gaza, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, menurut pejabat kesehatan Palestina. Pengeboman tersebut juga telah menghancurkan sistem kesehatan daerah kantong itu dan mendorong orang-orang keluar dari rumah mereka dan masuk ke kamp-kamp tenda yang kumuh.
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
-

Korban Tewas Serangan Israel di Gaza Tembus 47.107 Orang
Jakarta –
Kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan bahwa 47.107 orang telah tewas dalam perang Israel-Hamas. Jumlah korban terus meningkat meskipun ada gencatan senjata, karena sejumlah jasad baru ditemukan di bawah reruntuhan.
Dilansir AFP, Rabu (22/1/2025), gencatan senjata telah berlaku sejak berlaku pada hari Minggu (19/1). Gencatan on menghentikan lebih dari 15 bulan pertempuran di wilayah Palestina.
Namun kementerian kesehatan menemukan lebih banyak korban tewas, karena gencatan senjata telah memungkinkan orang-orang untuk menyisir reruntuhan. Orang-orang lainnya telah meninggal karena luka-luka yang diterima sebelum pertempuran berhenti, dengan sistem kesehatan wilayah tersebut hancur oleh perang.
“Jenazah 72 orang dilaporkan telah tiba di rumah sakit selama 24 jam terakhir”, katanya dalam sebuah pernyataan.
“Sejumlah korban masih berada di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan, dan ambulans serta tim perlindungan sipil tidak dapat menjangkau mereka,” tambahnya.
Kementerian tersebut mengatakan jumlah korban luka telah mencapai 111.147 sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023.
Israel secara berkala mempertanyakan kredibilitas angka kementerian tersebut, meskipun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggapnya dapat diandalkan.
Sebuah studi dalam jurnal medis bergengsi Inggris The Lancet yang diterbitkan pada awal Januari memperkirakan bahwa jumlah kematian selama bulan pertama perang tersebut sekitar 40 persen lebih tinggi daripada angka resmi kementerian tersebut.
(azh/azh)
-

BAZNAS RI siapkan 41 truk kontainer bantuan kebutuhan pokok untuk warga Palestina
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
BAZNAS RI siapkan 41 truk kontainer bantuan kebutuhan pokok untuk warga Palestina
Dalam Negeri
Editor: Sigit Kurniawan
Senin, 20 Januari 2025 – 14:58 WIBElshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan Mesir, Bait Zakat Wa As-Shadaqat dan Sunnah Al Hayyah menyiapkan 41 truk kontainer dengan total 45.000 karton paket bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina.
BAZNAS RI menyiapkan berbagai kebutuhan pokok, antara lain mi, beras, kacang, keju, tuna kaleng, biskuit, jus kotak, tepung, saus, dan kurma.
Melalui Bait Zakat Wa As-Shadaqat, BAZNAS menyiapkan sebanyak 30 truk kontainer bantuan, sementara melalui Sunnah Al Hayyah, BAZNAS menyiapkan 11 truk kontainer bantuan sehingga total bantuan yang disiapkan sebanyak 41 truk kontainer.
Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., menyambut baik gencatan senjata antara pejuang Palestina dan Israel, sehingga BAZNAS bergerak cepat untuk menyiapkan pengiriman bantuan berupa kebutuhan pokok bagi masyarakat Palestina di Gaza.
“Alhamdulillah kita sedang menyiapkan paket bantuan untuk rakyat Palestina. Kita menyadari bahwa ujian yang mereka hadapi sangatlah berat, namun kita juga meyakini bahwa dengan kebersamaan, doa, dan ikhtiar, kita dapat meringankan penderitaan mereka,” ujar Kiai Noor di Jakarta, Senin (20/1/2025).
Kiai Noor menyampaikan, BAZNAS RI tidak hanya menyalurkan bantuan berupa makanan saja, tetapi juga berencana membangun kembali berbagai fasilitas umum yang sebelumnya hancur akibat perang, seperti rumah sakit, sekolah, dan lainnya.
“Baru-baru ini BAZNAS RI sudah menandatangani MoU dengan UNRWA, JHCO, dan KHCF. Kami berharap dengan memperluas jaringan kerja sama ini akan mempermudah penyaluran bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina,” ucap Kiai Noor.
Hingga saat ini, ungkap Kiai Noor, BAZNAS RI telah berhasil menyalurkan bantuan kemanusiaan sebesar Rp120 miliar untuk masyarakat Palestina, dengan jumlah penerima manfaat mencapai 407.350 warga Palestina dan masih terus bertambah.
Kiai Noor berharap, bantuan tersebut dapat memberikan manfaat yang besar serta menjadi bentuk nyata dari dukungan, solidaritas, dan kepedulian bangsa Indonesia terhadap rakyat Palestina.
“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kepercayaan dan kepedulian yang telah diberikan. Semoga Allah Swt membalas kebaikan ini dengan keberkahan yang berlipat ganda, serta menjadikan amal ini sebagai penolong kita di dunia dan akhirat,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua BAZNAS RI yang juga sebagai Ketua Satgas Palestina H. Mokhamad Mahdum, MIDEC, AK, CA, CPA, CWM, CGRCOP, GRCE, CHRP, menegaskan bahwa penyaluran bantuan tersebut telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar RI di Mesir.
“BAZNAS RI juga masih tetap membuka Infak Kemanusiaan bagi masyarakat Indonesia yang ingin menyalurkan keprihatinannya kepada Palestina, apa lagi saat ini juga kita akan segera memasuki bulan Ramadhan,” ucap Mo Mahdum.
Sumber : Elshinta.Com
-

Langka, Hamas Menyatakan Bersedia Memulai Dialog dengan AS, Siap Lindungi Utusan Trump di Gaza – Halaman all
Langka, Hamas Menyatakan Bersedia Memulai Dialog dengan AS, Siap Lindungi Utusan Trump di Gaza
TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat senior Gerakan Pembebasan Palestina, Hamas menyatakan gerakan tersebut siap memulai dialog dengan Amerika Serikat (AS).
Pernyataan itu dikeluarkan hanya beberapa jam setelah perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas berlaku per Minggu (19/1/2025), khaberni melaporkan Selasa (21/1/2025).
“Langkah langka yang dilakukan Hamas, yang selalu mengecam Washington atas dukungannya yang besar terhadap Israel, terjadi sebagai bagian dari upaya gerakan tersebut untuk memperluas hubungan internasional dan meningkatkan citranya di panggung global,” tulis laporan Khaberni.
Pernyataan dilontarkan pejabat senior Hamas, Musa Abu Marzouk (74 tahun) yang mengatakan hal tersebut dalam wawancara telepon pada Minggu dengan surat kabar AS, The New York Times.
“Kami siap untuk berdialog dengan Amerika dan mencapai pemahaman tentang segala hal,” katanya.
Dia menambahkan, Hamas siap menerima utusan dari pemerintahan Presiden baru AS, Donald Trump di Jalur Gaza, dan bahkan akan memberinya perlindungan jika diperlukan.
Abu Marzouk menekankan kalau dialog semacam itu dapat membantu Washington memahami perasaan dan aspirasi rakyat Palestina.
Dengan begitu, pemahanan yang didapat bisa mengarah pada posisi AS yang lebih seimbang dan mencerminkan kepentingan semua pihak, bukan hanya satu pihak, Israel.
NBC News melaporkan pada hari Sabtu bahwa utusan Trump untuk Timur Tengah, Steven Witkoff, sedang mempertimbangkan untuk mengunjungi Gaza untuk membantu melestarikan perjanjian gencatan senjata, menurut seorang pejabat di tim transisi Trump yang mengetahui proses gencatan senjata.
Menurut surat kabar AS tersebut, tidak jelas apakah Abu Marzouk berbicara atas nama semua pemimpin senior Hamas, termasuk Muhammad al-Sinwar dan Izz al-Din al-Haddad, yang merupakan komandan militer senior Hamas di Jalur Gaza.
Kehancuran total di Gaza Utara akibat bombardemen buta Israel yang menghantam para pengungsi. Tentara Israel disebut melakukan genosida dan pembersihan etnis di Gaza Utara untuk kemudian berencana mencaplok dan membangunnya menjadi pemukiman warga Yahudi Israel. (khaberni/HO)
Menanti Respons AS Atas Ajakan ‘Damai’ Hamas
Abu Marzouk disebutkan juga memuji presiden AS saat ini, Donald Trump dengan menggambarkannya sebagai “presiden yang serius,”.
Hal itu karena peran Trump sangat menentukan dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Dia berkata, “Jika bukan karena Presiden Trump dan desakannya untuk mengakhiri perang dan mengirimkan perwakilan yang tegas, kesepakatan tidak akan tercapai,” merujuk pada posisi Witkopf.
Hamas kemungkinan perlu membuat beberapa konsesi jika ingin menjamin aliran bantuan internasional yang diperlukan untuk membangun kembali Gaza.
Gerakan ini telah menunjukkan kesediaan untuk meninggalkan pemerintahan sipil di Jalur Gaza, namun menolak untuk membongkar sayap militernya, menurut laporan surat kabar tersebut.
Meskipun perjanjian tersebut menetapkan “penghentian permanen operasi militer dan permusuhan,” Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali mengisyaratkan kalau tentara Israel akan melanjutkan serangannya di Jalur Gaza setelah pembebasan beberapa tahanan Israel yang ditahan oleh Hamas.
Amerika Serikat telah mengklasifikasikan Hamas sebagai “organisasi teroris” sejak tahun 1997, klasifikasi yang juga dimiliki oleh negara-negara Barat lainnya.
Namun, Hamas telah melakukan upaya dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan hubungannya dengan pemerintah Barat, termasuk mengeluarkan dokumen politik pada tahun 2017 yang mencakup posisi yang lebih moderat dibandingkan dengan piagam pendiriannya.
Meskipun dokumen tersebut mengindikasikan kemungkinan menerima negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967 sebagai “formula konsensus nasional”, dokumen tersebut menolak untuk mengakui Israel.
(oln/khbrn/*)
-

BRIN sebut tidak satupun negara bisa paksa Indonesia terima pengungsi
“Saya pikir Indonesia harus punya ‘positioning’. Indonesia bukan peratifikasi konvensi pengungsi dan protokolnya sehingga tidak ada satu pun negara bisa mendorong untuk memasukkan pengungsi ke Indonesia,”
Yogyakarta (ANTARA) – Peneliti Pusat Riset Politik, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Dr Tri Nuke Pudjiastuti menegaskan bahwa tidak ada satu pun negara di dunia yang memiliki kewenangan untuk memaksa Indonesia menerima pengungsi.
Nuke di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, D.I Yogyakarta, Selasa, menegaskan hal itu mengingat posisi Indonesia yang tidak meratifikasi Konvensi Pengungsi 1951 dan Protokol 1967.
“Saya pikir Indonesia harus punya ‘positioning’. Indonesia bukan peratifikasi konvensi pengungsi dan protokolnya sehingga tidak ada satu pun negara bisa mendorong untuk memasukkan pengungsi ke Indonesia,” ujar dia.
Pernyataan itu disampaikan Nuke menanggapi munculnya wacana relokasi besar-besaran pengungsi Palestina ke berbagai negara, termasuk Indonesia di tengah rencana kunjungan utusan Donald Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff ke Gaza, sebagaimana diwartakan media AS, NBC News, Sabtu.
Nuke menilai upaya relokasi pengungsi Palestina ke Indonesia tanpa persetujuan menunjukkan ketidakhormatan terhadap posisi hukum dan kedaulatan Indonesia.
Pasal 17 dalam Konvensi 1951 menyebutkan negara yang meratifikasi perjanjian wajib memberi pekerjaan ke pengungsi, sedangkan pasal 21 menyebutkan negara yang meratifikasi harus memberi rumah atau akomodasi ke para pengungsi.
“Kalau sampai memasukkan pengungsi ke Indonesia, itu artinya mereka tidak menghormati posisi dari negara yang mana kita tidak meratifikasi konvensi itu. Ya, tentu kita tidak ingin itu terjadi,” ujar dia.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri membantah isu mengenai pemindahan warga Gaza dengan menyatakan pemerintah Republik Indonesia tidak pernah memiliki rencana untuk merelokasi sebagian dari dua juta penduduk Gaza ke Indonesia.
“Pemerintah RI tidak pernah memperoleh informasi apapun, dari siapapun, maupun rencana apapun terkait relokasi sebagian dari dua juta penduduk Gaza ke Indonesia sebagai salah satu bagian dari upaya rekonstruksi pasca konflik,” kata Kementerian Luar Negeri melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa.
Adapun sebelumnya media AS, NBC News, Sabtu (18/1), melaporkan bahwa seorang pejabat yang terlibat dalam transisi kepemimpinan AS menyatakan bahwa utusan Donald Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff berencana mengunjungi Gaza untuk memastikan implementasi gencatan senjata.
Sembari memastikan penegakan tahap pertama kesepakatan gencatan senjata dan pembahasan tahap selanjutnya, Trump dan timnya juga memperhatikan pentingnya solusi jangka panjang untuk mengakhiri konflik di Gaza, termasuk terkait nasib dua juta warga Palestina di Gaza.
“Indonesia, misalnya, menjadi salah satu tempat yang dibahas sebagai tujuan (relokasi) sebagian dari (warga Gaza),” demikian petikan laporan NBC tersebut, mengutip sang pejabat transisi.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025



