Negara: Palestina

  • Singgung Kegagalan, Hamas Janji Menentang Usul Trump soal Relokasi Warga Gaza ke Mesir dan Yordania – Halaman all

    Singgung Kegagalan, Hamas Janji Menentang Usul Trump soal Relokasi Warga Gaza ke Mesir dan Yordania – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Anggota biro politik Hamas, Bassem Naim, mengatakan kelompok militan Palestina akan menentang gagasan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk merelokasi warga Gaza ke Mesir dan Yordania.

    Pejabat senior Hamas itu menegaskan rakyat Palestina akan menggagalkan usul Donald Trump.

    Pada Sabtu (25/1/2025), Donald Trump mengatakan bahwa ia ingin melihat Yordania, Mesir, dan negara-negara Arab lainnya meningkatkan jumlah pengungsi Palestina yang mereka terima dari Jalur Gaza.

    Menurutnya, hal itu mungkin memindahkan cukup banyak penduduk untuk “hanya membersihkan” daerah yang dilanda perang tersebut untuk menciptakan keadaan yang hampir bersih.

    “Seperti halnya mereka telah menggagalkan setiap rencana pemindahan dan Tanah Air alternatif selama beberapa dekade, rakyat kami juga akan menggagalkan proyek-proyek semacam itu,” ujar Bassem Naim, merujuk pada komentar Trump, Minggu (26/1/2025), dilansir Al Arabiya.

    Donald Trump telah membangun karier politiknya dengan bersikap pro-Israel tanpa basa-basi.

    Mengenai visinya yang lebih besar untuk Gaza, Trump mengatakan bahwa ia telah menelepon Raja Abdullah II dari Yordania pada hari sebelumnya dan akan berbicara pada hari Minggu dengan Presiden Abdel Fattah el-Sissi dari Mesir.

    “Saya ingin Mesir menerima orang-orang,” kata Trump, Sabtu, dikutip dari AP News.

    “Anda berbicara tentang sekitar satu setengah juta orang, dan kita hanya membersihkan semuanya dan berkata, ‘Anda tahu, ini sudah berakhir’,” jelasnya.

    Trump mengatakan ia memuji Yordania karena telah berhasil menerima pengungsi Palestina dan bahwa ia mengatakan kepada raja, “Saya ingin Anda menerima lebih banyak pengungsi, karena saya sedang melihat seluruh Jalur Gaza sekarang, dan semuanya kacau. Benar-benar kacau.”

    Pengungsian penduduk yang begitu drastis akan secara terbuka bertentangan dengan identitas Palestina dan hubungan yang erat dengan Gaza.

    Namun, Trump mengatakan bagian dunia yang meliputi Gaza telah “memiliki banyak sekali konflik” selama berabad-abad.

    Trump mengatakan pemukiman kembali “bisa bersifat sementara atau jangka panjang.”

    “Sesuatu harus terjadi,” kata Trump.

    “Namun, saat ini tempat itu benar-benar seperti lokasi pembongkaran.”

    “Hampir semuanya dihancurkan, dan orang-orang meninggal di sana,” tambahnya.

    “Jadi, saya lebih suka terlibat dengan beberapa negara Arab, dan membangun perumahan di lokasi yang berbeda, di mana mereka mungkin bisa hidup dengan damai untuk perubahan,” papar Trump.

    Sementara itu, belum ada komentar langsung dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Trump telah menawarkan pandangan non-tradisional tentang masa depan Gaza di masa lalu.

    Setelah dilantik sebagai Presiden AS, Trump menyarankan bahwa Gaza “harus benar-benar dibangun kembali dengan cara yang berbeda.”

    Ia kemudian menambahkan, “Gaza menarik. Lokasinya fenomenal, di tepi laut. Cuacanya bagus, Anda tahu, semuanya baik-baik saja. Rasanya, ada beberapa hal indah yang bisa dilakukan di sana, tetapi itu sangat menarik.”

    Pasukan Israel (IDF) dalam agresi militer mereka ke jalur Gaza. Per Minggu (19/1/2025), gencatan senjata antara Israel dan Hamas terjadi dalam kerangka pertukaran tahanan dalam tiga fase. (khaberni/tangkap layar)

    Sebagai informasi, Israel telah menarik diri dari beberapa wilayah Gaza sebagai bagian dari gencatan senjata, yang mulai berlaku pada Minggu (19/1/2025) lalu.

    Tetapi militer telah memperingatkan orang-orang untuk menjauh dari pasukannya, yang masih beroperasi di zona penyangga di dalam Gaza di sepanjang perbatasan dan di koridor Netzarim.

    Gencatan senjata dicapai awal bulan ini setelah lebih dari setahun negosiasi ditujukan untuk mengakhiri perang 15 bulan yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan membebaskan sejumlah sandera yang masih ditawan di Gaza dengan imbalan ratusan tahanan Palestina.

    Sekitar 90 sandera masih ditahan di Gaza, dan otoritas Israel meyakini sedikitnya sepertiga, dan hingga setengah dari mereka, tewas dalam serangan awal atau meninggal saat ditawan.

    Tahap pertama gencatan senjata berlangsung hingga awal Maret dan mencakup pembebasan total 33 sandera dan hampir 2.000 tahanan Palestina.

    Tahap kedua — dan yang jauh lebih sulit — belum dinegosiasikan.

    Hamas mengatakan tidak akan membebaskan sandera yang tersisa tanpa mengakhiri perang, sementara Israel mengancam akan melanjutkan serangannya hingga Hamas dihancurkan.

    Militan yang dipimpin Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang dalam serangan 7 Oktober, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 250 orang.

    Lebih dari 100 orang dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada November 2023.

    Pasukan Israel telah menyelamatkan delapan sandera yang masih hidup dan menemukan sisa-sisa puluhan lainnya, setidaknya tiga di antaranya secara keliru dibunuh oleh pasukan Israel.

    Tujuh orang telah dibebaskan sejak gencatan senjata terakhir dimulai.

    Sementara itu, kampanye militer Israel telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, lebih dari separuhnya adalah wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

    Kementerian tersebut tidak menyebutkan berapa banyak dari mereka yang tewas adalah pejuang.

    Di sisi lain, militer Israel mengatakan telah menewaskan lebih dari 17.000 pejuang, tanpa memberikan bukti.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Hamas Kembali Bebaskan Sandera, Slogan-Slogan Anti-Israel Diperlihatkan di Panggung – Halaman all

    Hamas Kembali Bebaskan Sandera, Slogan-Slogan Anti-Israel Diperlihatkan di Panggung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hamas kembali membebaskan sejumlah warga Israel yang ditahannya di Jalur Gaza.

    Pembebasan itu dilakukan di Lapangan Palestina, Kota Gaza, hari Sabtu.

    Empat sandera yang dibebaskan bernama Liri Albag (19), Karina Ariev (20), Daniella Gilboa (20), dan Naama Levy (20).

    Keempatnya diserahkan kepada Komite Internasional Palang Merah lalu diserahkan lagi kepada tentara Israel.

    Terdapat seremoni besar saat acara pembebasan. Banyak pejuang Hamas yang berbaris di sekeliling lapangan itu. 

    Mereka mengenakan seragam militer, kain hitam penutup wajah, dan ikatan kepala berwarna hijau.

    Sementara itu, ada banyak warga Palestina yang tampak menaiki puing-puing bangunan dan kendaraan yang hancur guna melihat pembebasan itu. Mereka melambaikan bendera Palestina dan Hamas.

    Dikutip dari Palestine Chronicle, pembatas dibuat agar warga sipil tetap berada di jarak yang aman dari kendaraan Palang Merah.

    Pembebasan itu mendapat sorotan besar. Keempat sandera yang dibebaskan dibawa naik ke atas panggung.

    Dengan didampingi sejumlah pejuang Hamas, para sandera tampak senang sekali. Mereka melambaikan tangan dan memamerkan jempol mereka.

    Jumlah pejuang Hamas yang datang lebih banyak daripada saat pembebasan sebelumnya. Banyak di antara mereka yang datang dengan sepeda motor dan kendaraan lain.

    Seorang wanita Palestina melemparkan bunga di panggung sebagai simbol hubungan tak terputuskan antara rakyat Gaza dan Hamas.

    Panggung itu memiliki backdrop atau latar belakang yang bertuliskan slogan-slogan anti-Israel dan anti-Zionisme.

    Slogan-slogan itu sebagai berikut.

    “PALESTINA – KEMENANGAN RAKYAT TERTINDAS MELAWAN ZIONISME NAZI”

    “Gaza JADI KUBURAN PARA PENJAHAT ZIONIS”

    “PEJUANG PEMBEBASAN PALESTINA AKAN SELALU MENANG”

    Di atas panggung para pejuang Hamas memamerkan senapan Tavor yang diduga dirampas dari tentara Israel.

    Para pejuang Hamas juga menginjak foto-foto para pemimpin Israel di lapangan itu. Foto Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjadi salah satunya.

    Lalu, terdapat tulisan dalam bahasa Ibrani yang berbunyi “Zionisme tidak akan pernah menang”

    Sementara itu, sebagai ganti atas pembebasan keempat sandera, Israel membebaskan 200 warga Palestina yang ditahan.

    Abdulla Zaghri, Ketua Klub Tahanan Palestina, menyebutkan lebih dari setengah tahanan yang dibebaskan itu telah dibawa ke Tepi Barat. Ada sejumlah kecil tahanan yang dibawa ke tempat-tempat di Israel.

    Adapun Hamas mengatakan sebanyak 120 dari jumlah tahanan itu pernah dijatuhi vonis hukuman penjara seumur hidup.

    Sebanyak 70 tahanan akan dikirim Mesir. Mereka bakal diasingkan di negara-negara Arab.

    Menurut perjanjian, para tahanan yang dijatuhi hukuman seumur hidup karena kasus pembunuhan dan kasus berat lainnya harus dibuang ke luar negeri.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Hamas: Tepi Barat Akan Jadi Medan Tempur Utama Gerakan Palestina Melawan Israel – Halaman all

    Hamas: Tepi Barat Akan Jadi Medan Tempur Utama Gerakan Palestina Melawan Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hamas mengklaim bahwa Tepi Barat akan menjadi medan tempur utama dalam perjuangan rakyat Palestina melawan Israel.

    Pernyataan ini disampaikan oleh Basem Naim, anggota Politbiro Hamas dan mantan Menteri Kesehatan Gaza, pada hari Sabtu, 25 Januari 2025.

    Naim menegaskan bahwa perlawanan utama akan terjadi di Tepi Barat, bukan di Jalur Gaza.

    Pernyataan ini muncul setelah Israel menyepakati gencatan senjata dengan Hamas di Gaza.

    Naim memperingatkan bahwa Israel berpotensi mengubah Tepi Barat menjadi medan perang utama, terutama setelah meningkatnya operasi militer Israel di wilayah tersebut.

    Israel menduduki Tepi Barat sejak Perang Enam Hari pada tahun 1967 dan telah membangun ratusan pemukiman ilegal di sana.

    Naim menekankan bahwa perjuangan Palestina tidak akan berhenti hingga mereka mendapatkan kemerdekaan penuh, termasuk di Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Al Quds.

    “Kita tidak bisa berjuang demi memperbaiki kondisi di penjara. Kita ingin melenyapkan penjara itu,” ungkap Naim dikutip dari Press TV.

    Ia juga menyebutkan tiga tujuan utama Israel dalam agresinya: menghancurkan gerakan perlawanan, mengakhiri pemerintahan Hamas di Gaza, dan memindahkan rakyat Palestina ke luar Jalur Gaza.

    “Minggu lalu sudah jelas bahwa Netanyahu telah gagal mencapai ketiga tujuan itu,” katanya.

    Situasi di Kota Jenin

    Sementara itu, kondisi di Kota Jenin, Tepi Barat, semakin memburuk. Banyak warga Palestina di kamp pengungsian Jenin dilaporkan diusir oleh Israel.

    Data dari Kementerian Kesehatan Palestina menunjukkan bahwa sejak serangan Israel pada 21 Januari, 12 orang tewas dan 40 lainnya terluka.

    Menurut laporan, IDF menggunakan taktik serupa dengan yang diterapkan di Gaza, termasuk mengancam warga untuk meninggalkan rumah mereka.

    “Kami meninggalkan area itu untuk pergi ke bundaran Al Awda, dan ada tentara yang membagi kami menjadi kelompok-kelompok,” kata Ahmed Al Hawashin, seorang pengungsi.

    Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan bahwa kondisi di kamp pengungsian Jenin sangat buruk, dengan lebih dari 2000 keluarga mengungsi dan kebutuhan mendasar mereka hampir tidak terpenuhi.

    Dengan meningkatnya ketegangan di Tepi Barat, Hamas dan rakyat Palestina bersiap menghadapi kemungkinan pertempuran yang lebih besar melawan Israel.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Slogan ‘Gaza Jadi Kuburan Penjahat Zionis’, Foto-Foto Pemimpin Israel Diinjak Hamas di Gaza – Halaman all

    Slogan ‘Gaza Jadi Kuburan Penjahat Zionis’, Foto-Foto Pemimpin Israel Diinjak Hamas di Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Slogan-slogan anti-Israel bermunculan saat tahap kedua pembebasan warga Israel yang disandera Hamas di Jalur Gaza.

    Pembebasan itu digelar hari Sabtu pagi, (25/1/2025), di jantung Kota Gaza, tepatnya di Lapangan Palestina.

    Terdapat empat sandera yang dibebaskan: Liri Albag (19), Karina Ariev (20), Daniella Gilboa (20), dan Naama Levy (20). Keempatnya diserahkan kepada Komite Internasional Palang Merah dan kemudian diserahkan kepada tentara Israel.

    Momen pembebasan itu diwarnai dengan seremoni besar. Banyak pejuang Hamas yang berbaris di sekeliling lapangan itu. Mereka mengenakan seragam militer, kain hitam penutup wajah, dan ikatan kepala berwarna hijau.

    Warga Palestina tampak menaiki puing-puing bangunan dan kendaraan yang hancur guna melihat pembebasan itu. Mereka melambaikan bendera Palestina dan Hamas.

    Dikutip dari Palestine Chronicle, pembatas dibuat agar warga sipil tetap berada di jarak yang aman dari kendaraan Palang Merah.

    Pembebasan itu mendapat sorotan besar. Keempat sandera yang dibebaskan dibawa naik ke atas panggung.

    Dengan didampingi sejumlah pejuang Hamas, para sandera tampak senang sekali. Mereka melambaikan tangan dan memamerkan jempol mereka.

    Empat sandera Israel dibebaskan Hamas di Lapangan Palestina, Kota Gaza, Sabtu, (25/1/2025).

    Jumlah pejuang Hamas yang datang lebih banyak daripada saat pembebasan sebelumnya. Banyak di antara mereka yang datang dengan sepeda motor dan kendaraan lain.

    Seorang wanita Palestina melemparkan bunga di panggung sebagai simbol hubungan tak terputuskan antara rakyat Gaza dan Hamas.

    Panggung itu memiliki backdrop atau latar belakang yang bertuliskan slogan-slogan anti-Israel dan anti-Zionisme.

    Slogan-slogan itu sebagai berikut.

    “PALESTINA – KEMENANGAN RAKYAT TERTINDAS MELAWAN ZIONISME NAZI”

    “Gaza JADI KUBURAN PARA PENJAHAT ZIONIS”

    “PEJUANG PEMBEBASAN PALESTINA AKAN SELALU MENANG”

    Di atas panggung para pejuang Hamas memamerkan senapan Tavor yang diduga dirampas dari tentara Israel.

    Para pejuang Hamas juga menginjak foto-foto para pemimpin Israel di lapangan itu. Foto Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjadi salah satunya.

    Lalu, terdapat tulisan dalam bahasa Ibrani yang berbunyi “Zionisme tidak akan pernah menang”

    Sementara itu, media Israel Walla menyebut pembebasan itu “mengejutkan” karena para sandera naik ke panggung dan melambaikan tangan kepada kerumunan orang.

    200 warga Palestina dibebaskan

    Sebagai ganti atas pembebasan empat sandera itu, Israel membebaskan 200 warga Palestina dari penjara.

    Dikutip dari NPR, Dinas Penjara Israel menyatakan para tahanan itu dibebaskan secara berkelompok. Ada yang dibebaskan di Tepi dan ada yang dibebaskan di perlintasan Keren Shalom.

    Abdulla Zaghri, Ketua Klub Tahanan Palestina, menyebutkan lebih dari setengah tahanan yang dibebaskan itu telah dibawa ke Tepi Barat. Ada sejumlah kecil tahanan yang dibawa ke tempat-tempat di Israel.

    Adapun Hamas mengatakan sebanyak 120 dari jumlah tahanan itu pernah dijatuhi vonis hukuman penjara seumur hidup.

    Sebanyak 70 tahanan akan dikirim Mesir. Mereka bakal diasingkan di negara-negara Arab.

    Menurut perjanjian, para tahanan yang dijatuhi hukuman seumur hidup karena kasus pembunuhan dan kasus berat lainnya harus dibuang ke luar negeri.

    Salah satu tahanan itu adalah Wael Qasem. Israel menyebut Qasem sebagai anggota Hamas yang terlibat dalam serangkaian bom bunuh diri, termasuk yang di Universitas Ibrani Yerusalem tahun 2002 silam.

    Muhammad Al Tous menjadi tahanan lainnya. Dia menjadi tahanan yang paling lama meringkuk di penjara. Tous ditangkap tahun 1985 dan dijatuhi hukuman seumur hidup karena menyerang Israel.

    Dalam kesepakatan pertukaran tahanan, Israel akan membebaskan sekitar 1.900 warga Palestina. Sebagian dari mereka ditahan tanpa didakwa.

    (*)

  • Warga Palestina Ingin Kembali ke Gaza Utara meski Tinggal di Reruntuhan: Kami Pemilik Sah Tanah Ini – Halaman all

    Warga Palestina Ingin Kembali ke Gaza Utara meski Tinggal di Reruntuhan: Kami Pemilik Sah Tanah Ini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Warga Palestina yang berkumpul di sepanjang Jalan Al-Rasheed berharap untuk kembali ke Gaza utara.

    Mereka bertekad kembali meskipun daerah itu hancur akibat serangan militer Israel selama 15 bulan terakhir.

    “Kami sudah di sini sejak tadi malam dan kami di sini, bersikeras untuk kembali, bahkan jika kami tinggal di reruntuhan rumah kami,” ucap seorang warga yang berkemah di sepanjang jalan kepada Al Jazeera, Minggu (26/1/2025).

    “Kami teguh karena kami adalah pemilik sah tanah ini,” tegasnya.

    Ia menjelaskan bahwa leluhurnya telah memegang kunci rumah mereka selama tujuh dekade, ketika pendudukan Israel di Palestina dimulai dan 750.000 orang diusir selama “Nakba”, atau bencana.

    Warga Palestina Dilarang Memasuki Wilayah Gaza Utara

    Diberitakan AP News, seorang pria Palestina tewas dan tujuh orang lainnya terluka akibat tembakan Israel pada Sabtu (25/1/2025) malam.

    Hal ini disampaikan pejabat kesehatan setempat pada hari Minggu, saat massa berkumpul dengan harapan dapat kembali ke Jalur Gaza utara di bawah gencatan senjata yang telah berlangsung seminggu, yang bertujuan untuk mengakhiri perang.

    Pria itu ditembak dan dua lainnya terluka pada Sabtu malam, menurut Rumah Sakit Awda, yang menerima korban.

    Lima warga Palestina lainnya, termasuk seorang anak, terluka pada Minggu dini hari dalam penembakan terpisah, kata rumah sakit itu.

    Dalam perkembangan terpisah, Presiden AS Donald Trump pada hari Sabtu mengusulkan agar sebagian besar penduduk Gaza setidaknya dipindahkan sementara ke tempat lain, termasuk di Mesir dan Yordania, untuk “membersihkan” daerah kantong yang dilanda perang itu.

    Mesir, Yordania, dan Palestina sendiri sebelumnya telah menolak skenario semacam itu.

    Berdasarkan gencatan senjata Israel-Hamas, Israel pada hari Sabtu akan mulai mengizinkan warga Palestina untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara dengan berjalan kaki melalui apa yang disebut koridor Netzarim yang membelah wilayah tersebut.

    Namun, Israel menunda langkah tersebut hingga Hamas membebaskan seorang sandera yang menurut Israel seharusnya dibebaskan hari itu.

    Gencatan Senjata di Gaza

    Israel telah menarik diri dari beberapa wilayah Gaza sebagai bagian dari gencatan senjata, yang mulai berlaku pada Minggu (19/1/2025) lalu.

    Tetapi militer telah memperingatkan orang-orang untuk menjauh dari pasukannya, yang masih beroperasi di zona penyangga di dalam Gaza di sepanjang perbatasan dan di koridor Netzarim.

    Hamas membebaskan empat tentara wanita muda Israel pada hari Sabtu, dan Israel membebaskan sekitar 200 tahanan Palestina, yang sebagian besar menjalani hukuman seumur hidup setelah dihukum karena serangan mematikan.

    Namun Israel mengatakan sandera lainnya, warga sipil perempuan Arbel Yehoud, seharusnya dibebaskan juga, dan Israel tidak akan membuka koridor Netzarim sampai dia dibebaskan.

    Israel juga menuduh Hamas gagal memberikan perincian tentang kondisi sandera yang akan dibebaskan dalam beberapa minggu mendatang.

    Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar, yang menengahi gencatan senjata, bekerja untuk mengatasi perselisihan tersebut.

    Layanan darurat sedang membersihkan jalan-jalan di utara Jalur Gaza. (Quds News Network)

    Gencatan senjata dicapai awal bulan ini setelah lebih dari setahun negosiasi ditujukan untuk mengakhiri perang 15 bulan yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan membebaskan sejumlah sandera yang masih ditawan di Gaza dengan imbalan ratusan tahanan Palestina.

    Sekitar 90 sandera masih ditahan di Gaza, dan otoritas Israel meyakini sedikitnya sepertiga, dan hingga setengah dari mereka, tewas dalam serangan awal atau meninggal saat ditawan.

    Tahap pertama gencatan senjata berlangsung hingga awal Maret dan mencakup pembebasan total 33 sandera dan hampir 2.000 tahanan Palestina.

    Tahap kedua — dan yang jauh lebih sulit — belum dinegosiasikan.

    Hamas mengatakan tidak akan membebaskan sandera yang tersisa tanpa mengakhiri perang, sementara Israel mengancam akan melanjutkan serangannya hingga Hamas dihancurkan.

    Militan yang dipimpin Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang dalam serangan 7 Oktober, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 250 orang.

    Lebih dari 100 orang dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada November 2023.

    Pasukan Israel telah menyelamatkan delapan sandera yang masih hidup dan menemukan sisa-sisa puluhan lainnya, setidaknya tiga di antaranya secara keliru dibunuh oleh pasukan Israel.

    Tujuh orang telah dibebaskan sejak gencatan senjata terakhir dimulai.

    Sementara itu, kampanye militer Israel telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, lebih dari separuhnya adalah wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

    Kementerian tersebut tidak menyebutkan berapa banyak dari mereka yang tewas adalah pejuang.

    Di sisi lain, militer Israel mengatakan telah menewaskan lebih dari 17.000 pejuang, tanpa memberikan bukti.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Video Pasukan Israel Langgar Gencatan Senjata, Gempur Gaza Tengah dan Tembaki Warga – Halaman all

    Video Pasukan Israel Langgar Gencatan Senjata, Gempur Gaza Tengah dan Tembaki Warga – Halaman all

    Pasukan Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata yang sedianya berlaku sejak 19 Januari lalu.

    Tayang: Minggu, 26 Januari 2025 13:12 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata yang sedianya berlaku sejak 19 Januari lalu.

    Pasalnya, pasukan pendudukan Israel justru menyerang warga di Gaza Tengah hingga mengakibatkan beberapa korban.

    Dikutip dari Al Mayadeen, pasukan Israel menembaki warga di Jalan Salah Al-Din di Gaza Tengah pada Sabtu (25/1/2025)

    Aksi brutal itu dilakukan saat warga Palestina mulai dievakuasi dalam kesepakatan gencatan senjata.

    Akibat serangan tersebut, puluhan korban terluka dan seorang warga Palestina dilaporkan tewas.

    (*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Trump Batalkan Lagi Kebijakan Biden, Kini Kirim Pasokan Bom ke Israel

    Trump Batalkan Lagi Kebijakan Biden, Kini Kirim Pasokan Bom ke Israel

    Jakarta

    Presiden AS, Donald Trump, memerintahkan militer AS mencabut penangguhan pengiriman pasokan bom seberat 2.000 pon ke Israel yang diberlakukan oleh mantan Presiden AS Joe Biden. Pengiriman bom yang dipesan Israel itu akan segera dilakukan.

    “Kami merilisnya. Kami merilisnya hari ini. Dan mereka akan menerimanya. Mereka telah membayarnya dan telah menunggunya untuk waktu yang lama. Bom-bom itu telah disimpan,” kata Trump kepada wartawan di atas Air Force One, dilansir Reuters, Minggu (26/1/2025).

    Diketahui, Biden menunda pengiriman bom tersebut karena khawatir akan dampaknya terhadap penduduk sipil, khususnya di Rafah, Gaza, selama perang Israel di daerah kantong Palestina tersebut.

    Bom seberat 2.000 pon dapat merobek beton dan logam tebal, menciptakan radius ledakan yang luas. Reuters melaporkan tahun lalu bahwa pemerintahan Biden telah mengirim ribuan bom seberat 2.000 pon ke Israel setelah serangan 7 Oktober 2023 oleh militan Hamas Palestina dari Gaza tetapi telah menahan satu pengiriman.

    AS telah mengumumkan bantuan untuk Israel senilai miliaran dolar sejak perang dimulai.

    Ketika ditanya mengapa ia melepaskan bom yang kuat itu, Trump menjawab, “Karena mereka membelinya.”

    AS mengatakan bahwa mereka membantu Israel mempertahankan diri dari kelompok militan yang didukung Iran seperti Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan Houthi di Yaman.

    Gencatan senjata Gaza mulai berlaku seminggu yang lalu dan telah menyebabkan pembebasan beberapa sandera Israel yang ditahan Hamas dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan Israel. Sebelum pelantikannya pada 20 Januari, Trump telah memperingatkan akan ada “neraka yang harus dibayar” jika sandera yang ditahan Hamas di Gaza tidak dibebaskan.

    (yld/knv)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Perintah Eksekutif Trump Buka Jalan bagi Kebijakan Anti-Muslim di AS

    Perintah Eksekutif Trump Buka Jalan bagi Kebijakan Anti-Muslim di AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan imigrasi Presiden AS Donald Trump berpotensi memberi dampak luas terhadap etnis keagamaan, termasuk umat Islam. Mahasiswa dari negara mayoritas Muslim dan yang pro-Palestina akan makin sulit masuk ke Amerika Serikat.

    Pendukung hak-hak sipil di Amerika Serikat telah membunyikan alarm atas perintah eksekutif atau perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Presiden Donald Trump pada Senin lalu, terkait pembatasan perjalanan orang asing ke AS.

    Menurut mereka, perintah eksekutif itu meletakkan dasar untuk larangan perjalanan yang turut menargetkan negara-negara mayoritas Muslim. Termasuk warga negara asing yang sudah berada di AS secara legal dan menindak mahasiswa internasional yang mengadvokasi hak-hak Palestina.

    Seorang pengacara di International Refugee Assistance Project (IRAP) AS Deepa Alagesan mengatakan, perintah eksekutif yang menciptakan tatanan baru di AS tersebut “lebih besar dan lebih buruk” daripada larangan perjalanan “xenofobia” yang diberlakukan Trump di beberapa negara mayoritas Muslim pada 2017 selama masa jabatan pertamanya.

    “Bagian terburuk dari kebijakan itu ya sekarang, sebab tidak hanya melarang orang-orang di luar AS memasuki AS, tetapi juga menggunakan alasan yang sama sebagai dasar untuk mengeluarkan orang dari AS,” kata Alagesan kepada Al Jazeera, dilansir pada Minggu (26/1/2025).

    Perintah eksekutif itu menurut mereka mengarahkan pejabat pemerintah untuk menyusun daftar negara-negara “di mana pemeriksaan dan penyaringan informasi diperketat, membuat penangguhan sebagian atau penuh pada akses masuk warga negara dari negara-negara tersebut”.

    Tidak hanya itu, perintah eksekutif itu diperkirakan IRAP juga memuat jalan pemerintah AS untuk mengidentifikasi jumlah warga negara yang memasuki AS dari negara-negara muslim pada 2021 – selama masa kepresidenan Joe Biden – dan mengumpulkan informasi “relevan” tentang “tindakan dan aktivitas” mereka.

    Gedung Putih kemudian memerintahkan “langkah-langkah segera” untuk mendeportasi warga asing dari negara-negara yang menjadi objek pemberlakuan “setiap kali muncul informasi hasil identifikasi yang akan mendukung pengecualian atau pemindahan”.

    Perintah eksekutif Trump itu juga mengatakan bahwa pemerintah harus memastikan warga negara asing, termasuk mereka yang berada di AS, “tidak memiliki sikap bermusuhan” terhadap warga, budaya atau pemerintah Amerika dan “tidak mengadvokasi, membantu, atau mendukung teroris asing yang ditunjuk”.

    Alagesan memperingatkan bahwa dekrit itu, yang dijuluki “Melindungi Amerika Serikat dari Teroris Asing dan Keamanan Nasional Lainnya dan Ancaman Keamanan Publik”, dapat menimbulkan lebih banyak kerugian pada keluarga imigran daripada pembatasan perjalanan 2017, yang secara kolektif dikenal sebagai “larangan Muslim”.

    Dia mengatakan bahasa perintah yang tidak jelas itu “menakutkan” karena tampaknya memberi lembaga AS wewenang luas untuk merekomendasikan tindakan terhadap orang-orang yang ingin ditargetkan oleh pemerintah.

    “Pada intinya, itu hanya metode lain untuk mengeluarkan orang, untuk memecah keluarga, untuk menghasut ketakutan, untuk memastikan bahwa orang-orang tahu bahwa mereka tidak diterima dan bahwa pemerintah akan membawa kekuatannya untuk melawan mereka,” kata Alagesan.

    Selain IRAP, Komite Anti-Diskriminasi Amerika-Arab (ADC) juga mengecam perintah eksekutif Trump itu. Mereka menganggap, dekrit itu lebih buruk dari “larangan Muslim” 2017 dengan memberi pemerintah “keleluasaan yang lebih luas untuk menggunakan pengecualian ideologis” untuk menolak visa dan mengeluarkan orang dari AS.

    “ADC menyerukan kepada pemerintahan Trump untuk berhenti menstigmatisasi dan menargetkan seluruh komunitas, yang hanya menabur perpecahan,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

    “Janji Amerika tentang kebebasan berbicara dan berekspresi – prinsip yang telah lama disoroti oleh Presiden Trump sendiri – sekarang sangat bertentangan dengan perintah eksekutif barunya.”

    Dewan Urusan Publik Muslim juga memperingatkan dalam sebuah pernyataan bahwa meningkatkan langkah-langkah pemeriksaan untuk negara-negara tertentu berisiko “berfungsi sebagai larangan Muslim secara de facto dengan kedok protokol keamanan”.

    Maryam Jamshidi, seorang profesor di University of Colorado Law School, mengatakan perintah itu tampaknya menghidupkan kembali larangan perjalanan dari masa jabatan pertama Trump, sambil mendorong agenda sayap kanan dalam perang budaya yang lebih luas.

    Bagian dari dekrit itu juga secara khusus menargetkan warga Palestina dan pendukung hak-hak Palestina, ucap Jamshidi.

    “Sayap kanan memiliki investasi kuat dalam melanjutkan gagasan ini bahwa orang asing, orang-orang kulit hitam, coklat, Muslim – bukan Yahudi-Kristen kulit putih, secara efektif – mengancam ‘orang Amerika sejati’.”

    Banyak politisi sayap kanan – termasuk wakil presiden Trump saat ini, JD Vance – telah menganut teori konspirasi “great replacement”, yang berpendapat bahwa ada upaya untuk mengganti orang Amerika keturunan asli dengan imigran.

    Jamshidi juga mengatakan sebetulnya masih belum jelas mekanisme bagaimana perintah itu akan mendeportasi orang. Ia mencatat bahwa belum ada penetapan regulasi khusus, apakah undang-undang imigrasi yang menjadi acuan perintah eksekutif itu memberi wewenang administrasi untuk memindahkan warga negara asing.

    Dekrit itu bergantung pada bagian dari Undang-Undang Imigrasi dan Kewarganegaraan yang memberi presiden kekuasaan untuk membatasi masuk ke AS untuk “kelas orang asing apapun” – tetapi tidak untuk memindahkan orang yang sudah ada di negara itu.

    Tetapi dia memperingatkan bahwa perintah itu dapat mengarah pada pengawasan lebih lanjut terhadap orang-orang dari negara-negara mayoritas muslim dan menghalangi kegiatan politik – terutama solidaritas Palestina – yang dapat dianggap bertentangan dengan pedoman pemerintah.

    Jamshidi turut memperingatkan bahwa perintah eksekutif ini bisa mengarahkan pejabat AS untuk membuat rekomendasi untuk “melindungi” warga negara dari warga negara asing “yang berpidato atau menyerukan kekerasan sektarian, penggulingan atau penggantian budaya di AS, atau yang memberikan bantuan, advokasi, atau dukungan untuk teroris asing”.

    Jamshidi mengatakan bahasa itu “tentu saja tentang warga negara asing, termasuk mahasiswa asing yang berpartisipasi dalam advokasi Palestina”.

    Dengan politisi pro-Israel sering menyebut aktivis kampus “pro-Hamas”, Jamshidi mengatakan dekrit Trump dapat digunakan untuk menargetkan pendukung hak-hak Palestina yang berada di AS dengan visa pelajar.

    Baik Trump dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio sebelumnya telah menyerukan deportasi siswa internasional.

    Ketika protes solidaritas Palestina melanda universitas-universitas di negara itu setelah pecahnya perang di Gaza, pendukung Israel, terutama Partai Republik, menggambarkan demonstran mahasiswa sebagai ancaman terhadap keselamatan kampus.

    Dima Khalidi, direktur kelompok advokasi Palestine Legal, mengatakan “jelas” bahwa perintah eksekutif Trump baru-baru ini dibuat untuk secara khusus menargetkan pendukung hak-hak Palestina.

    “Kita harus menghubungkannya dengan tatanan ini dengan pemaksaan ideologis yang lebih luas yang terjadi dan bagian dari pembersihan yang lebih besar yang tampaknya sangat ingin dilakukan Trump,” kata Khalidi kepada Al Jazeera.

    (luc/luc)

  • 1.994 Personel Gabungan Dikerahkan Kawal Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes AS – Halaman all

    1.994 Personel Gabungan Dikerahkan Kawal Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes AS – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebanyak 1.994 personil gabungan dikerahkan untuk mengawal aksi bela Palestina di depan Kedubes AS, Jakarta, Minggu (26/1/2025).

    “Dalam rangka pengamanan aksi penyampaian pendapat dari Aksi Bela Palestina hari ini, kami melibatkan 1.994 personel,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan.

    Personel gabungan tersebut berasal dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemda DKI, dan instansi terkait. 

    Nantinya personel ini akan ditempatkan di sejumlah titik di sekitar Kedubes Amerika Serikat (AS).

    Untuk pengalihan arus lalu lintas, Susatyo menuturkan hal itu bersifat situasional.

    Rekayasa arus lalu lintas akan diberlakukan melihat perkembangan dan dinamika situasi di lapangan.

    “Apabila jumlah massanya tidak banyak, lalu lintas normal seperti biasa. Kita lihat nanti jumlah massanya, bila nanti di sekitaran Kedubes AS massanya cukup banyak dan eskalasi meningkat maka arus lintas di Jl. Merdeka Selatan akan dialihkan,” ucapnya.

    Kapolres mengimbau kepada warga yang akan melintas disekitar kawasan Monas agar mencari jalan alternatif lainnya untuk menghindari kepadatan kendaraan.

    Susatyo mengingatkan kepada seluruh personel yang terlibat pengamanan selalu bertindak persuasif, tidak memprovokasi dan terprovokasi, mengedepankan negosiasi, pelayanan yang humanis serta menjaga keamanan dan keselamatan.

    Para koordinator lapangan (korlap) dan orator diingatkan untuk melakukan orasi dengan santun dan tidak memprovokasi massa.

    “Lakukan penyampaian pendapat dengan damai, tidak memaksakan kehendak, tidak anarkis dan tidak merusak fasilitas umum. Hormati dan hargai pengguna jalan yang lain yang akan melintas di depan Kedubes AS,” ungkapnya.

    Dia menambahkan, personel yang terlibat pengamanan tidak ada yang membawa senjata dan tetap menghargai massa aksi yang akan menyampaikan pendapatnya. 

    “Personel yang terlibat pengamanan tidak ada yang membawa senjata api. Hormati dan hargai saudara kita yang akan menyampaikan pendapatnya dimuka umum dengan humanis dan profesional,” jelasnya.

     

  • Diperingati Besok, Ini Makna Peristiwa dari Sejarah Isra Miraj – Halaman all

    Diperingati Besok, Ini Makna Peristiwa dari Sejarah Isra Miraj – Halaman all

    Diperingati Besok, Ini Makna Peristiwa Isra Miraj dari Sejarah Peristiwa Isra Miraj

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW 1446H yang jatuh pada Senin, 27 Januari 2025 besok memiliki makna mendalam bagi umat Islam. 

    Berikut, makna dan sejarah peristiwa Isra Miraj.

    Fakta yang terkandung dalam sejarah singkat Isra Mi’raj dalam Hadits dalam Islam adalah sejarah yang penting untuk diketahui oleh umat Islam. 

    Banyak sekali hikmah yang didapat dalam peristiwa dan sejarah Isra Mi’raj.

    Dikutip dari situ gramedia, Kejadian yang berlangsung pada 27 Rajab di tahun kedelapan kenabian ini merupakan peristiwa perjalanan suci Nabi Muhammad SAW. 

    Dilakukan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Palestina, hingga naik ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh dalam satu malam.

    Jika dipikir menggunakan logika terasa tidak masuk akal, namun umat Islam harus mengimaninya karena terdapat keterangan dari hadits-hadits yang shahih dan juga Al-Qur’an. 

    Pengertian peristiwa Isra Miraj mencatat, berdasarkan kajian sebagian besar ulama tafsir bahwa peristiwa Isra Miraj adalah suatu peristiwa yang amat istimewa dan maha agung.

    Karena pada awal ayat Allah SWT berfirman diawali dengan kata ‘subhana’ yang berarti ‘maha suci’, tidak terdapat pada 113 surat lain dalam Al Qur’an. 

    Ini dapat mewakili pembuktian kecintaan dan kasihNya terhadapnya hamba tercintaNya, Nabi Muhammad SAW.

    Hal ini juga merupakan sebuah peristiwa yang amat dahsyat karena tidak pernah dialami oleh manusia-manusia sebelumnya. 

    Rasulullah SAW menempuh perjalanan secepat kilat lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha.

    Pengertian Isra

    Contoh Susunan Acara Peringatan Isra Miraj yang Bermakna (Kolase Tribunnews.com)

    Isra atau sara artinya adalah perjalanan di malam hari. 

    Secara istilah, Isra adalah perjalanan Rasulullah SAW pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina. 

    Peristiwa ini disebutkan oleh Allah SWT di dalam Al Qur’an di QS Al Isra:1

    Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah mempertahankan hambaNya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan padanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. 

    Pengertian Mi’raj

    Ilustrasi Peringatan Isra Miraj (Freepik)

    Mi’raj secara bahasa artinya naik. Secara istilah adalah naiknya Rasulullah SAW ke Sidratul Muntaha. 

    Dalam Al Qur’an, Miraj ini disinggung dalam surat An-Najm.

    “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,(yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal,(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputi ya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”. (QS An-Najm:13-18)

    Perjalanan Nabi Muhammad dan perintah Salat

    Menurut Syekh Muhammad Khudori dalam Nur Al Yaqin fi Sirati Sayyidil Mursalin, menjelaskan adapun hal yang memicu terjadinya peristiwa Isra dan Mi’raj yaitu sebagai bentuk tasliyah (hiburan) yang Allah SWT berikan kepada kekasihnya (Nabi Muhammad SAW) karena ditinggal oleh dua orang yang dicintainya yaitu Khadijah sang istri dan Abu Thalib sang paman. 

    Peristiwa ini tepatnya terjadi pada tahun ke-11 dari kenabian (Nabi Muhammad SAW saat itu berumur 51 tahun) atau biasa disebut dengan ‘amul huzn (tahun kesedihan).

    Dalam sebuah malam selepas solat isya’ Rasulullah SAW beristirahat sejenak sambil berbaring di Masjidil Haram. Kemudian beliau didatangi malaikat Jibril dan dada beliau di belah.

    “Lalu hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air ZAM ZAM, kemudian dikembalikan ke tempatnya den memenuhinya dengan iman dan hikmah”. (HR Bukhari)

    Setelah itu, di datangkanlah buraq yang menjadi kendaraan beliau sewaktu isra. Buraq satu akar kata dengan barq yang artinya kilat.

    “Didatangkan kepadaku Buraq-yakni seekor tunggangan berwarna putih, tinggi, lebih tinggi dari keledai dan lebih pendek dari bighal, ia meletakkan langkahnya sejauh pandangannya”. (HR Muslim)

    Setibanya di Masjidil Aqsha, beliau shalat dua rakaat mengimami ruh para Nabi. Usai shalat dan keluar dari Masjidil Aqsha, Malaikat Jibril datang membawa dua wadah minuman. Satu berisi susu dan satu lagi berisi khamar. Rasulullah SAW pun memilih susu.

    “Sungguh engkau telah memilih kesucian”, kata Jibril dalam lanjutan hadits tersebut. Mi’raj pun dimulai. Rasulullah naik buraq bersama Jibril hingga tiba di langit pertama. Dalam lanjutan dari hadits shahih Bukhari dari Malik bin Sha’sha’ah dijelaskan lanjutannya.

    ‘Lalu aku bawa di atas punggung Buraq dan Jibril pun berangkat bersamaku hingga aku sampai ke langit dunia lalu dia meminta dibukakan pintu langit”.

    Hingga beliau pun melewati pintu-pintu langit yang dihuni oleh arwah para Nabi. Di langit ke tujuh, Rasulullah bertemu dengan Nabi Ibrahim yang sedang menyandarkan punggungnya di Baitul Makmur. 

    Di mana tempat itu setiap harinya dimasuki oleh 70.000 malaikat dan mereka tidak kembali lagi sesudahnya. Kemudian Buraq tersebut pergi bersamaku ke Sidratul Muntaha yang lebar daun-daunnya seperti telinga gajah dan besar buah-buahnya seperti tempayan besar.

    Tatkala perintah Allah SWT memenuhi Sidratul Muntaha. 

    Sidratul Muntaha berubah dan tidak ada seorangpun dari makhluk Allah yang bisa menjelaskan sifat-sifat Sidratul Muntaha karena keindahannya. Maka Allah memberikan Wahyu dan mewajibkan kepadaku solat lima puluh kali dalam sehari semalam. Setelah mendapat tugas salat lima puluh kali dalam sehari, Rasulullah turun dan bertemu dengan Nabi Musa.

    “Apa yang diwajibkan Rabbmu terhadap umatmu?” tanya Nabi Musa. Aku menjawab,”Saat 50 kali”.

    Musa berkata, “Kembalilah kepada Rabbmu, mintalah keringanan karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu. Sesungguhnya aku telah menguji Bani Israil dan aku telah mengetahui bagaimana kenyataan mereka”. “Aku akan kembali kepada Rabbku”. 

    Lalu aku memohon,”Ya Rabb, berilah keringanan lima shalat. Lalu aku kembali kepada Musa ‘alaihis salam. Aku berkata kepadanya,”Allah telah memberikan keringanan lima kali”. Musa mengatakan,”Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu, maka kembalilah kepada Rabbmu dan minta keringanan”. Aku terus bolak balik antara Rabbku dengan Mudah hingga Rabbku berfirman:

    “Wahai Muhammad sesungguhnya kewajiban shalat itu lima kali dalam sehari semalam. Setiap shalat mendapat pahala 10 kali lipat, maka 5 kali shalat sama dengan 50 kali shalat. Barangsiapa berniat melakukan satu kebaikan yang dia tidak melaksanakannya maka dicatat untuk ya satu kebaikan. Dan jika ia melaksanakannya maka dicatat untuk ya sepuluh kebaikan. Barang siapa berniat melakukan satu kejelekan namun dia tidak melaksanakannya maka kejelekan tersebut tidak dicatat sama sekali.

    Dan jika ia melakukannya, maka dicatat sebagai satu kejelekan”. Kemudian aku turun hingga bertemu Nabi Musa lalu aku beritahukan kepadanya. Maka ia mengatakan,”Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan lagi”. Aku menjawab,”Aku telah berulang kali kembali kepada Rabbku hingga aku merasa malu kepadaNya”.

    Dalam perjalanan menuju Sidratul Muntaha Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril singgah di tujuh lapis langit yaitu:

    Langit pertama, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Adam as
    Langit kedua, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Yahya as dan Nabi Ishaq as
    Langit ketiga, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Yusuf as
    Langit keempat, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Idris as
    Langit kelima Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Harun as
    Langit keenam, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Musa as
    Langit ketujuh Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim as

    Ketika telah selesai menerima perintah shalat, Nabi Muhammad SAW kembali menunggangi buraqnya untuk pulang ke Mekkah diantar dengan Malaikat Jibril.

    “Menurut sebuah kisah saking cepatnya Buraq ketika Nabi Muhammad SAW pulang konon katanya tempat tidur nabi masih terasa hangat”. (Abi Rachman /Nashih).

     

    Sumber: Gramedia.com