Negara: Palestina

  • Momen Pembebasan Erbil Yehud oleh Pasukan Al-Qassam – Halaman all

    Momen Pembebasan Erbil Yehud oleh Pasukan Al-Qassam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Erbil Yehud, seorang tawanan Israel, menjadi sorotan setelah dibebaskan oleh pasukan Hamas dalam pertukaran tahanan sebagai bagian dari gencatan senjata Israel-Palestina.

    Yehud ditangkap oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, saat serangan yang dilancarkan oleh kelompok tersebut.

    Ia diculik dari rumahnya di Nir Oz, sebuah desa di Israel selatan yang berdekatan dengan perbatasan Jalur Gaza.

    Saat diculik, Yehud berusia 28 tahun dan baru saja kembali dari tur di Amerika Selatan bersama pasangannya, Ariel Cunio, yang juga diculik oleh Hamas.

    Identitas dan Kehidupan Erbil Yehud

    Menurut informasi dari Hostages and Missing Families Forum, sebuah organisasi yang mengadvokasi pembebasan para sandera, Erbil Yehud memiliki akar yang dalam di komunitas Nir Oz sebagai anggota generasi ketiga yang tinggal di wilayah tersebut.

    Ia pernah bekerja di sistem pendidikan masyarakat dan menjadi pemandu di GrooveTech, sebuah pusat pembelajaran inovatif di Israel selatan yang fokus pada eksplorasi ruang angkasa dan teknologi.

    Momen Pembebasan

    Momen pembebasan Erbil Yehud menarik perhatian publik saat ia terlihat dalam unggahan Instagram oleh Hatem H Rawagh, seorang jurnalis asal Palestina, pada Kamis, 30 Januari 2025.

    Dalam video tersebut, Yehud terlihat berada di dalam mobil saat akan dibebaskan.

    Beberapa pejuang Palestina, termasuk Pasukan Al-Qassam, mengerumuni mobil untuk memberikan pengamanan ketat.

    Saat akan keluar dari mobil, Yehud terlihat menyodorkan tangannya kepada pasukan Al-Qassam, seolah meminta untuk digandeng.

    Pasukan Al-Qassam kemudian menggenggam tangan Yehud dan menuntunnya keluar dari kendaraan. “Perlawanan Palestina membebaskan tahanan Israel, Erbil Yehud, di selatan Jalur Gaza,” tulis Hatem H Rawagh dalam unggahannya.

    Pertukaran Tahanan

    Sebelumnya, Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam, menerbitkan gambar yang menunjukkan Erbil Yehud dan tahanan lainnya, Gadi Mozes, sebelum mereka diserahkan kepada pihak Israel.

    Video tersebut memperlihatkan momen emosional ketika Yehud dan Mozes saling bertemu dan berpelukan hangat, sementara para pejuang brigade menjaga mereka.

    Kedua tahanan tersebut dijadwalkan untuk dibebaskan dalam pertukaran tahanan gelombang ketiga antara kelompok perlawanan dan Israel.

    Sejumlah besar pejuang perlawanan dikerahkan di wilayah Jalur Gaza untuk menyaksikan penyerahan tahanan, sementara ribuan pengungsi berkumpul di Razan Square di pusat kamp Jabalia untuk menyaksikan momen bersejarah ini.

    (*)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Israel Serbu Beitunia, Hamas Kutuk Penyiksaan Tahanan Palestina: Ke Luar Penjara, Masuk Rumah Sakit – Halaman all

    Israel Serbu Beitunia, Hamas Kutuk Penyiksaan Tahanan Palestina: Ke Luar Penjara, Masuk Rumah Sakit – Halaman all

    Israel Serbu Beitunia, Hamas Kutuk Penyiksaan yang Bikin Tahanan Palestina dari ke Luar Penjara Masuk Rumah Sakit 

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan pendudukan Israel dilaporkan membebaskan kelompok tahanan Palestina dalam putaran keempat pertukaran sandera dan tahanan Hamas-Israel sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata, Sabtu (2/1/2025).

    Sebagai gambaran konteks diksi yang digunakan dalam pertukaran ini, sandera Israel adalah warga negara Israel yang ditangkap gerakan Palestina dalam serangan tertentu, termasuk Operasi Banjir Al-Aqsa, 7 Oktober 2023.

    Adapun penggunaan kata Tahanan Palestina merujuk pada warga negara Palestina yang ditangkapi Pasukan Israel di berbagai lokasi di wilayah komunitas Palestina baik di Jalur Gaza dan Tepi Barat atas tuduhan atau bahkan tanpa tuduhan dan peradilan yang adil dan jelas.

    Kelompok tahanan Palestina ini dilaporkan mencapai 183 orang.

    Para tahanan yang dibebaskan Israel itu kemudian ditransfer menggunakan bus ke sejumlah wilayah komunitas Palestina, baik di Jalur Gaza maupun di Tepi Barat.

    Bus berisi tahanan Palestina yang dibebaskan dari Penjara Ofer, Tepi Barat, tiba di Beitunia, sebelah barat Ramallah, Tepi Barat, tempat lebih dari 30 tahanan Palestina itu tiba.

    Bus Palang Merah Internasional dilaporkan juga tiba di Jalur Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom, Gaza, membawa sejumlah tahanan yang dibebaskan sebagai bagian dari gelombang keempat kesepakatan pertukaran.

    Hanya, laporan Khaberni mengindikasikan, sejumlah tahanan Palestina yang baru dibebaskan Israel ini segera mendapatkan perawatan medis karena kondisi kesehatan mereka yang buruk.

    Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas merespons kondisi ini dengan mengeluarkan kutukan dan kecaman atas aksi penyiksaan Israel terhadap para warga Palestina di penjara.

    “Pembebasan tawanan kami dari penjara pendudukan ke rumah sakit akibat penyiksaan, menegaskan betapa buruknya apa yang mereka alami di penjara Israel,” kata pernyataan Hamas dilansir Khaberni, Sabtu.

    Hamas menyatakan, “Pelanggaran yang mengerikan dan terus terjadi terhadap tahanan Palestina merupakan kejahatan perang yang memerlukan intervensi internasional untuk menghentikannya dan meminta pertanggungjawaban para pelakunya.”

    Gerakan itu pun menyatakan tekad perjuangannya untuk terus melawan pendudukan Israel demi cita-cita sebuah bangsa Palestina yang merdeka dengan Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibu kotanya.

    “Kami meneruskan perjalanan penuh berkah dari kekuatan perlawanan untuk mencapai cita-cita rakyat kami yakni kebebasan, penentuan nasib sendiri dan menyapu bersih pendudukan,” kata pernyataan itu.

    “Kami berjanji untuk memenuhi tugas kami terhadap para tawanan di penjara pendudukan dengan memutuskan rantai mereka (membebaskan) dan mengembalikan mereka ke pelukan rakyat mereka,” tulis pernyataan Hamas.

    Perbedaan Moral

    Pada putaran pertama pertukaran sandera 19 Januari lalu, Hamas juga mengatakan foto-foto penyerahan tiga tahanan wanita Israel dalam keadaan sehat adalah wujud perlakuan Hamas kepada mereka.

    “Sementara mereka (tahanan Israel) dalam keadaan sehat fisik dan psikologis, tahanan laki-laki dan perempuan kami (Palestina) menunjukkan tanda-tanda kelalaian dan kelelahan,” kata Hamas dalam pernyataannya, Senin (20/1/2025).

    “Ini mewujudkan perbedaan besar antara nilai dan moral perlawanan dan barbarisme pendudukan Israel,” lanjutnya.

    Sebelumnya, pada putaran pertama pertukaran, Hamas menukar tiga tahanan wanita Israel dengan 90 tahanan Palestina pada Minggu (19/1/2025).

    Hamas menyerahkan Romi Gonen, Emily Damari, dan Doron Steinbrecher kepada Palang Merah Internasional (ICRC) di Lapangan Saraya di jantung Kota Gaza pada hari Minggu sebelum dibawa ke Israel.

    Kolase foto tahanan Israel (kiri) dan tahanan Palestina (kanan). Hamas mengatakan kondisi tahanan yang dibebaskan adalah wujud perbedaan moral perlawanan Palestina dan Israel selama menahan mereka. (X)

    Israel Serbu Beitunia

    Adapun dalam pembebasan kelompok Tahanan Palestina Sabtu ini, Tentara pendudukan Israel dilaporkan menyerbu kota Beitunia untuk mencegah penerimaan dan mencegah wartawan meliput pembebasan para tahanan tersebut.

    “Pasukan pendudukan Israel menembakkan bom suara ke warga di kota Beitunia, bertepatan dengan keberangkatan bus yang membawa para tahanan yang dibebaskan dalam gelombang keempat perjanjian gencatan senjata,” tulis Khaberni, Sabtu.

    Klub Tahanan Palestina, mengumumkan daftar nama kelompok tahanan keempat yang dijadwalkan dibebaskan hari ini, berjumlah 183 tahanan.

    Di antara tahanan Palestina, akan ada 18 orang dengan hukuman seumur hidup, 54 orang dengan hukuman tinggi dan seumur hidup, dan 111 orang dari Jalur Gaza yang ditangkap setelah 7 Oktober.

    Seperti diketahui pembebasan ratusan tahanan Palestina ini sebagai imbalan pembebasan tiga warga Israel yang dipertukarkan pada Sabtu yaitu Yarden Bibas, Keith Seigal, yang memegang kewarganegaraan ganda AS-Israel, dan Ofer Calderon, yang memegang kewarganegaraan ganda Prancis-Israel.

    Berikut Daftar Lengkap Warga Palestina yang dibebaskan Israel, Sabtu:

    Riyadh Suleiman Zahdi Marshood

    Abdul Basit Rabhi Mustafa Shawabka

    Ibrahim Abdel Moneim Ibrahim Abu Aram

    Khaled Mohammed Abdullah Nawara

    Osama Muhammad Musa Abu Al-Asal

    Salim Saleh Farid Awad

    Osama Muhammad Ismail Jabry

    Saed Adel Mohammed Issa

    Shadi Naji Bakr Halas

    Bashar Hussein Fares Shawahneh

    Ayman Othman Mustafa Jaim/ Dimensi

    Ashraf Issa Jadallah Abu Surur/Dimensi

    Sami Mahmoud Theeb Sobh

    Munir Syahadat Mohammed Abu Rabie

    Ahmed Abdel Qader Ibrahim Aslim/Dimensi

    Raed Alian Abdul Shafei / Dimensi

    Nassar Suleiman Nassar Abu Nasir

    Abdel Fattah Riad Abdel Fattah Zamel

    Saber Omar Hassan Abu Sari

    Hossam Zahdi Daoud Shaheen

    Tawfiq Ahmed Tawfiq Rabaya

    Hassan Farouk Lautan Darah

    Saeed Abdul Rahman Jabr Saleh

    Jamal Muhammad Muslim Abu Hadaf

    Nizar Aziz Suleiman Zidane

    Mohamed Zakaria Mahmoud Qasqas

    Hatem Mahmoud Musa Gamal

    Ibrahim Mahmoud Dheeb Dar Naji

    Raed Farid Hamdan Eid Ahmed

    Mohamed Farouk Shaaban Mortaja

    Sadqi Hamid Shaker Al-Zaro

    Shadi Ibrahim Qasim Amouri/Dimensi

    Ahmed Nayef Attia Turkman / Dimensi

    Mahmoud Hassan Suleiman Abu Dreie/Dimensi

    Imad Abdul Khaleq Mahmoud Abu Ramouz

    Wael Muhammad Ali Samara

    Hussam Asaad Mohammed Ghazi Attar

    Sameer Hamdan Mohammed Lahham

    Ramzi Abdul Rahman Jabr Saleh

    Samih Maher Salama Haddad

    Yasser Muhammad Ali Abu Hamad

    Khaled Abdul Rahim Hassan Barham

    Tamer Kamal Salem Tarsha

    Farih Salman Abdullah Tiha / Dimensi

    Ali Shukry Sharif Nazal

    Magdy Riad Mohammed Yassin

    Ahmad Juma Muhammad Sufi

    Shadi Fouad Attia Quran

    Jihad Salah Suleiman Abu Zaher

    Nahed Abdul Qader Abdul Hafeez Hamid

    Ahmad Muhammad Obaid Abu Jalal

    Abdul Rahman Mustafa Hassan Muqaddamah

    Zakaria Ali Abdullah Samiri

    Salah Asaad Fahmy Abu Salah

    Ghassan Saeed Fahmy Abu Salah

    Fahmy Asaad Fahmy Abu Salah

    Pembelaan Naif Ahmed Abu Athrah

    Nasrallah Mahmoud Mansour Muammar

    Muhammad Khalil Muhammad Halabi

    Ahmed Magdy Mohamed Obaid

    Ali Muhammad Mahmud Hassan

    Imran Hashim Ahmed Al-Khatib

    Atta Muhammad Atta Abdul Ghani

    Ali Hassan Hussein Al-Barghouti

    Amer Abdul Hadi Masoud Salman

    Basil Imad Sobhi, Sersan

    Muhammad Mahmoud Saleh Al-Qudomi

    Mahmoud Ismail Ahmed Qudomi

    Ayman Ibrahim Farhan Al-Awawdeh

    Muhammad Yazan Nizar Hafzi Samaro

    Muhammad Jamal Mahmoud Dahnoon

    Murad Farid Saleh Hamidan

    Daftar tahanan yang dibebaskan dari Jalur Gaza meliputi:

    Insinyur Hussein Suleiman Abu Madi

    Hussein Mahmoud Abdel Fattah dibatasi

    Muhammad Khaled Abdul Rahman Arafat

    Mohamed Fakhry Mohamed Aqraa

    Jihad Issa Ibrahim Hijazi

    Ramzi Mohammed Hamdan Al-Najjar

    Hamza Mohammed Abdullah Qari

    Jabr Khaled Ahmed Sharihi

    Sami Khamis Ahmed Hoso

    Ezz El Din Khaled Abdul Aziz El Sakka

    Karam Salem Ahmed Abu Abed

    Mahmoud Akram Dahman Abu Sultan

    Faris Kamel Mohammed Ghaben

    Hani Rabie Ali Madhoun

    Hatem Muhammad Musa Shabir

    Osama Fathy Khalil Labad

    Nama resmi: Suleiman Najjar

    Awad Hussein Abdullah Haji Ahmed

    Ramzi Abdul Aziz Ali Abdo

    Nabil Muhammad Aqil Abu Saif

    Kamel Muhammad Kamel Qadih

    Abdullah Hassan Sayed Abu Draz

    Samir Lotfi Abdel Aati Ghabri

    Ramadhan Mahmoud Ramadhan Shabat

    Hamed Magdy Ahmed Abu Sahlol

    Usia Jaber Jaber Qudaih

    Mamdouh Fayek Suleiman Abu Alian

    Ahmed Mohammed Khalil Abu Pembenci

    Wael Hassan Mohammed Naggar

    Muhammad Abdul Karim Abdul Dawas

    Ahmed Shawky Mohamed Junaid

    Abdul Hakim Ayman Anwar Al Shafi

    Abdullah Ahmed Diab Abu Al-Nada

    Ahmed Abdul Nasser Mohamed Ragab

    India Saeed Mohammed Amur

    Muhammad Nabil Abd Rabbo Muqdad

    Muhammad Rafiq Adel Ajur

    Momen Mohammed Asaad Badi

    Baraa Adnan Hussein itu normal

    Ahmed Wael Khamis Dabbash

    Muhammad Nasser Muhammad Kaskin

    Muhammad Majed Rizk Abu Regala

    Amjad Wafiq Mohammed Abu Matar

    Muhammad Hassan Khalil Daghma

    Tawfiq Mahmoud Mohamed Hegazy

    Youssef Omar Khalil Sharaf

    Ibrahim Asaad Mahmoud Hatib

    Walid Jihad Atta Jabin

    Moamen Walid Kamel Samara

    Youssef Ammar Youssef Abu Labdeh

    Abdul Aziz Abdul Rahman Abu Alyan yang cantik

    Bakr Ibrahim Mahmoud Ikan Bream

    Muhammad Sufyan Tawfiq Abu Teir

    Muhammad Hussein Rabie Barash

    Muhammad Mahmoud Ali Abu Asi

    Samir Muhammad Awad Abu Awad

    Yasser Ayesh Ahmed Abu Jafan

    Abdul Moneim Ibrahim Saber Zein

    Mahmoud Mutawa Hassan Sobh

    Muhammad Badr Ibrahim Shaheer

    Imad Mahmoud Ahmed Adjam

    Deep Radwan Saadou Abu Al-Hayr

    Khalil Muhammad Khalil Abu Nasser

    Muhammad Riad Khalil Qurairah

    Riyadh Nasser Zaki Dahnoon

    Marwan Ahmed Mohammed Abu Naji

    Muhammad Hassan Ahmed Hamdona

    Talal Ali Hassan Abu Riya

    Zidane Shaaban Nasr Al Banna

    Ashraf Muqbil Abdullah Radie

    Ramzi Abdullah Mohammed Al Khalidi

    Ahmed Hamdan Saqr Abu Ras

    Nahed Ahmed Mohammed Marouf

    Amer Kamal Mahmoud Shehada

    Mahmoud Rateb Saleh Dery

    Yasser Omar Ahmed Nassar

    Mohamed Saber Ahmed Sahar

    Ibrahim Ahmed Mohammed Arqan

    Jumat Abdullah Rabah Warsh Agha

    Ibrahim Mahmoud Hussein Abbas

    Muhammad Ahmad Ibrahim Daud

    Abdul Rahman Ismail Mahmoud Basyouni

    Hussein Mohammed Suleiman Abu Deeb

    Moatasem Jamal Youssef dan Safi

    Wahid Ahmed Awda Aqlan

    Jum’at Nidal Ibrahim Ameesh

    Moein Jabr Mohammed Noufal

    Shadi Ismail Salman Abu Sabt

    Bilal Shawqi Jum’at Abu Deeb

    Si tampan Nasr Salem Abu Sahlol

    Mahmoud Zaki Hashem Sharaf

    Syekh Adham Syekh Mishta

    Raafat Naeem Mohammed Siam

    Ramez Ashour Ahmed Abu Ghaben

    Adel Mohammed Ahmed Abu Ridha

    Ala Adel Ibrahim Matar

    Sabry Saeed Sabry Bashir

    Bassam Musa Mohammed Abu Taima

    Muhammad Said Muhammad Ahmad

    Rami Zaher Matar Abu Labdeh

    Sohaib Essam El-Din Muzaffar Doleh

    Antar Naeem Antar Agha

    Mustafa Mahmoud Mustafa Khatib

    Mahmoud Ahmed Hamed Haitham

    Sami Omar Younis Abu Al Nour

    Mahmoud Farah Ragab Suleiman

    Muhammad Nabil Ibrahim Bas

    Raja Abdul Nasser Mohammed Halabi

    Mimpiku adalah Hamdy Mimpiku adalah Khalaf

    Abdul Latif Hani Hilal Helles

    Muhammad Abdullah Muhammad Akkad

     

    (oln/khbrn/Anews/*)

     
     

  • Penyeberangan Rafah Dibuka: 50 Anak Palestina Berobat ke Mesir – Halaman all

    Penyeberangan Rafah Dibuka: 50 Anak Palestina Berobat ke Mesir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penyeberangan Rafah di Gaza kembali dibuka setelah ditutup selama hampir sembilan bulan akibat konflik dengan Israel.

    Pada Sabtu, 1 Februari 2025, sebanyak 50 anak Palestina yang sakit dan terluka mulai menyeberang ke Mesir untuk mendapatkan perawatan medis.

    Pembukaan kembali penyeberangan Rafah merupakan langkah signifikan yang mendukung kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    Israel setuju untuk membuka penyeberangan setelah Hamas membebaskan sandera perempuan terakhir yang masih hidup di Gaza.

    Televisi Mesir menunjukkan ambulans Palang Merah Palestina yang menunggu di gerbang penyeberangan.

    Beberapa anak dibawa keluar menggunakan tandu dan langsung dipindahkan ke ambulans yang siap membawa mereka ke rumah sakit di kota El-Arish dan lokasi lainnya di Mesir.

    Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sekitar 60 anggota keluarga mendampingi anak-anak tersebut.

    Mereka adalah korban pertama yang dievakuasi melalui penyeberangan untuk mendapatkan perawatan di luar negeri.

    Kebutuhan Perawatan Medis

    Mohammed Zaqout, direktur rumah sakit di Kementerian Kesehatan Gaza, mengungkapkan bahwa lebih dari 6.000 pasien siap untuk dievakuasi ke luar negeri, sementara lebih dari 12.000 pasien sangat membutuhkan perawatan.

    Ia menekankan bahwa jumlah anak yang dievakuasi saat ini masih sangat kecil dan tidak mencukupi kebutuhan.

    “Kami berharap jumlahnya akan bertambah,” ungkap Zaqout.

    Warga Mesir Unjuk Rasa di Perbatasan Rafah

    Di sisi lain, ribuan warga Mesir menggelar demonstrasi di perlintasan perbatasan Rafah pada Jumat, 31 Januari 2025.

    Para pengunjuk rasa meneriakkan “Hidup Mesir” dan melambaikan bendera Mesir dan Palestina.

    Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi, pada Rabu, 29 Januari 2025, menolak gagasan bahwa Mesir akan memfasilitasi pemindahan warga Gaza, menegaskan bahwa warga Mesir akan turun ke jalan untuk menyatakan ketidaksetujuan mereka.

    Dengan pembukaan penyeberangan Rafah, harapan untuk perawatan medis bagi anak-anak Palestina yang terluka semakin meningkat, meskipun tantangan dan kebutuhan masih sangat besar.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • ICRC: Kenetralan dan Tantangan dalam Konflik Israel-Palestina – Halaman all

    ICRC: Kenetralan dan Tantangan dalam Konflik Israel-Palestina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menghadapi kritik terkait perannya dalam membantu sandera di Gaza dan tahanan Palestina di Israel.

    Dalam sebuah pernyataan langka, Palang Merah membela diri dengan menjelaskan batasan-batasan yang ada dalam operasi mereka.

    Palang Merah menegaskan pentingnya kenetralan mereka di tengah eskalasi kekerasan di Israel dan wilayah Palestina.

    Mereka menyatakan bahwa situasi ini telah memicu penyebaran informasi yang salah tentang ICRC dan pekerjaannya dalam konflik saat ini.

    Dalam beberapa hari terakhir, kendaraan ICRC telah memfasilitasi pemindahan warga Palestina dari tahanan Israel dan sandera yang ditahan di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Namun, pemindahan sandera pada 30 Januari 2025 menuai kritik.

    Pejuang bertopeng dari Hamas dan Jihad Islam terlihat membawa senjata otomatis untuk mengendalikan kerumunan.

    “Memastikan keselamatan dan keamanan operasi serah terima adalah tanggung jawab para pihak dalam perjanjian,” kata Gerald Steinberg, presiden LSM Monitor, dalam majalah online Quillette.

    Ia menambahkan bahwa campur tangan personel keamanan bersenjata dapat membahayakan keselamatan staf ICRC dan para sandera.

    Kerja Sama dengan Otoritas Israel

    ICRC juga menyatakan bahwa mereka tidak memberikan izin bagi orang-orang yang membawa bendera Hamas untuk naik ke bus selama pembebasan tahanan Palestina.

    “Kami juga tidak memiliki kapasitas untuk mencegah orang-orang melakukan hal itu,” tegas mereka.

    Organisasi kemanusiaan ini mengungkapkan bahwa mereka telah aktif bekerja sama dengan otoritas Israel untuk memulai kembali kunjungan dan kontak keluarga bagi para tahanan.

    Namun, mereka menghadapi tantangan dalam mengevakuasi rumah sakit di utara Gaza akibat situasi keamanan yang sulit dan jalan yang diblokir.

    Kritik dari Pejabat Israel

    Menteri Luar Negeri Israel saat itu, Eli Cohen, mengkritik Palang Merah, menyatakan bahwa organisasi tersebut tidak berhak untuk eksis jika tidak mengunjungi para sandera di Gaza.

    Namun, ICRC menegaskan bahwa mereka bergantung pada niat baik dari semua pihak yang terlibat.

    “Sejak hari pertama, kami telah menyerukan pembebasan segera semua sandera dan akses kepada mereka,” kata pihak ICRC.

    Sejarah Kritik terhadap ICRC

    Sejak gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025, ICRC telah mengerahkan lebih banyak personel, termasuk dokter, untuk membantu situasi kemanusiaan di Gaza.

    Kritik terhadap ICRC bukanlah hal baru. Pada tahun 1968, mantan presiden ICRC, Leopold Boissier, mencatat bahwa kritik paling sering ditujukan kepada organisasi tersebut adalah sikap diamnya terhadap berbagai kegiatan.

    Hampir 60 tahun kemudian, ICRC kembali menghadapi tuduhan serupa, terutama sejak invasi Rusia ke Ukraina dan perang antara Israel dan Hamas.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Intelijen Israel Salah, Komandan Hamas Haitham al-Hawajri Tidak Tewas, Ia Terlihat di Gaza Hari Ini – Halaman all

    Intelijen Israel Salah, Komandan Hamas Haitham al-Hawajri Tidak Tewas, Ia Terlihat di Gaza Hari Ini – Halaman all

    Komandan Hamas Haitham al-Hawajri terlihat di acara pembebasan tahanan, meski IDF klaim sudah membunuhnya pada Desember tahun 2023.

    Tayang: Sabtu, 1 Februari 2025 20:43 WIB

    Tangkapan Layar Siaran YouTube AP News

    SANDERA ISRAEL DIBEBASKAN – Foto tangkapan layar ini diambil pada Sabtu (1/2/2025) dari siaran langsung di channel YouTube AP News pada hari yang sama, menunjukkan sandera Israel, Keith Siegel, mengenakan topi dan berdiri dengan didampingi anggota Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) selama pertukaran tahanan ke-4 pada Sabtu (1/2/2025) sebagai bagian dari implementasi perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas di Jalur Gaza. Tiga sandera Israel; Ofer Calderon, Yarden Bibas, dan Keith Siegel, dibebaskan dengan imbalan 183 tahanan Palestina. Pada momen itu, komandan Hamas yang diklaim tewas, Haitham al-Hawajri, terlihat di acara tersebut. 

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengakui bahwa mereka gagal membunuh Haitham al-Hawajri, Komandan Batalyon Shati Hamas, dalam serangan yang dilakukan pada Desember 2023.

    Pernyataan ini disampaikan setelah media Palestina melaporkan bahwa Hawajri hadir dalam acara pembebasan tahanan Israel, Keith Siegel, yang diserahkan kepada Palang Merah Internasional (ICRC) di Jalur Gaza hari ini, Sabtu (1/2/2025).

    Haitham al-Hawajri terlihat menghadiri momen pembebasan tahanan Israel, yang dilaporkan oleh koresponden Radio Tentara Israel.

    IDF sebelumnya mengeklaim bahwa mereka telah menargetkan Hawajri pada 3 Desember 2023 dengan tingkat probabilitas tinggi bahwa ia telah tewas dalam serangan tersebut.

    Namun, setelah penyelidikan lebih lanjut, IDF menyatakan bahwa informasi intelijen yang menjadi dasar serangan itu tidak akurat.

    “Setelah pemeriksaan lebih lanjut, kami menemukan bahwa Haitham al-Hawajri tidak terbunuh dalam serangan ini,” ungkap IDF dalam pernyataannya, Sabtu.

    Pengakuan ini merupakan yang ketiga kalinya bagi IDF yang menyatakan bahwa mereka gagal membunuh anggota Hamas.

    Sebelumnya, IDF juga mengonfirmasi bahwa mereka tidak berhasil membunuh Komandan Batalyon Beit Hanoun, Hussein Fayyad Abu Hamzah, setelah ia muncul dalam video berpidato di antara warga Palestina di Jalur Gaza.

    “Informasi intelijen kami tentang pembunuhan komandan batalion Beit Hanoun tidak akurat,” demikian laporan dari surat kabar The Times of Israel pada 22 Januari 2025.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Bertemu Utusan dari AS, Otoritas Palestina Siap Ambil Alih Gaza dari Hamas?

    Bertemu Utusan dari AS, Otoritas Palestina Siap Ambil Alih Gaza dari Hamas?

    PIKIRAN RAKYAT – Otoritas Palestina memberi tahu AS bahwa mereka siap untuk “bertempur” dengan Hamas jika itu harga yang dibutuhkan untuk mengambil alih kekuasaan di Jalur Gaza. Rencana tersebut disampaikan kepada Steve Witkoff, utusan untuk Timur Tengah dari AS, selama pertemuan di Riyadh.

    Hussein al-Sheikh, pejabat senior Palestina yang telah dicalonkan sebagai penerus Presiden Palestina berusia delapan puluhan tahun Mohammad Abbas, yang menyampaikan hal tersebut.

    Pertemuan antara Witkoff dan Sheikh difasilitasi oleh Arab Saudi atas permintaan Otoritas Palestina, setelah Witkoff menolak tawarannya untuk bertemu di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki.

    Witkoff kemudian melakukan perjalanan ke Israel untuk bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Ia diketahui tidak memiliki keraguan untuk melakukan perjalanan ke Gaza, dan menjadi pejabat AS pertama yang mengunjungi Gaza dalam 15 tahun.

    Arab Saudi menjadi perantara pertemuan antara AS dan Otoritas Palestina tetapi tidak meninjau rencana tersebut sebelum Otoritas Palestina menyampaikannya kepada Witkoff.

    Siapakah Ziad Abu Amr? Orang Otoritas Palestina untuk Gaza

    Ziad Abu Amr, salah satu penasihat lama Presiden Palestina Mahmoud Abbas, disebut-sebut akan menjadi penguasa de facto Jalur Gaza, yang mengepalai komite tersebut. Ia akan ditunjuk sebagai wakil Perdana Menteri Palestina Muhammad Mustafa tetapi diberkahi dengan kekuatan baru yang sangat besar.

    Abu Amr lahir di Jalur Gaza pada tahun 1950. Ia dapat diterima oleh pemerintahan Trump karena ia juga warga negara AS. Ia memperoleh gelar doktor dari Universitas Georgetown dan menjabat sebagai wakil perdana menteri Palestina dari tahun 2013 hingga 2024.

    Abu Amr telah aktif dalam upaya untuk menegaskan kembali otoritas Palestina di Gaza. Sebelumnya, ia melobi agar tidak mendanai pembangunan kembali daerah kantong yang dikepung itu setelah perang tahun 2014.

    AS Meragukan Kekuatan Otoritas Palestina

    Rencana Otoritas Palestina yang disampaikan kepada pemerintahan Trump bahwa mereka siap untuk bentrok dengan Hamas dibantah oleh seorang pejabat senior pertahanan AS, yang mengatakan bahwa hal itu terdengar “delusi”.

    Ia menambahkan bahwa Otoritas Palestina akan membutuhkan dukungan militer dan kemungkinan pasukan dari negara-negara Arab lain atau kontraktor swasta.

    Untuk diketahui bahwa Otoritas Palestina didominasi oleh partai Palestina sekuler, Fatah. Pada tahun 2007, pertempuran pecah antara Fatah dan Hamas setelah Hamas meraih kekuasaan dalam pemilihan legislatif Palestina tahun sebelumnya. Pada akhirnya, Hamas mengonsolidasikan kekuasaannya atas Gaza, dan Fatah di Tepi Barat yang diduduki. Upaya untuk mendamaikan keduanya telah gagal.

    Hamas telah mempermalukan Israel dan Otoritas Palestina dengan menunjukkan dukungan publiknya di Gaza dan organisasi militer selama pertukaran tahanan yang menarik perhatian selama beberapa minggu terakhir. Unit militer Hamas telah bergerak bebas di Gaza dan mengamankan pertukaran tahanan yang diatur dengan baik di depan kerumunan warga Palestina yang bersorak-sorai.

    Hal tersebut telah memberikan tekanan besar pada otoritas Palestina, yang telah dianggap korup dan kolaborator penjajah Israel oleh sebagian besar warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki. Sejak awal Desember, mereka telah mengepung kamp pengungsi Jenin, menyerang pejuang perlawanan Palestina.

    Tahani Mustafa, analis senior Palestina di International Crisis Group, menyebut serangan itu sebagai “misi bunuh diri” dan upaya terakhir untuk menunjukkan bahwa Otoritas Palestina masih dapat memproyeksikan kekuatan keras.

    “PA khawatir jika ada pemerintahan baru di Gaza dan bukan mereka, semua pendanaan mereka akan disalurkan. Ketakutan terbesar mereka adalah pusat gravitasi politik akan bergeser dari Tepi Barat ke Gaza dan membuat mereka terlantar,” ujar Mustafa.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Penyeberangan Rafah Gaza Dibuka, 50 Anak Palestina yang Terluka Menyeberang ke Mesir untuk Berobat – Halaman all

    Penyeberangan Rafah Gaza Dibuka, 50 Anak Palestina yang Terluka Menyeberang ke Mesir untuk Berobat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penyeberangan Rafah kembali dibuka setelah Israel merebutnya hampir sembilan bulan lalu.

    Sebanyak 50 anak Palestina yang sakit dan terluka mulai menyeberang ke Mesir untuk berobat melalui penyeberangan Rafah di Gaza, Sabtu (1/2/2025).

    Pembukaan kembali penyeberangan Rafah merupakan terobosan signifikan yang memperkuat kesepakatan gencatan senjata yang disetujui Israel dan Hamas.

    Israel setuju untuk membuka kembali penyeberangan tersebut setelah Hamas membebaskan sandera perempuan terakhir yang masih hidup di Gaza.

    Televisi Mesir menunjukkan ambulans Palang Merah Palestina berhenti di gerbang penyeberangan.

    Beberapa anak dibawa keluar menggunakan tandu dan dipindahkan ke ambulans di sisi Mesir.

    Mereka dilarikan ke rumah sakit di kota el-Arish di dekat Mesir dan tempat lainnya.

    Dikutip dari AP News, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sekitar 60 anggota keluarga mendampingi anak-anak tersebut.

    Anak-anak tersebut merupakan korban pertama dari evakuasi rutin warga Palestina melalui penyeberangan untuk mendapatkan perawatan di luar negeri.

    Mohammed Zaqout, direktur rumah sakit di Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan lebih dari 6.000 pasien siap dievakuasi ke luar negeri, dan lebih dari 12.000 pasien sangat membutuhkan perawatan.

    Ia mengatakan jumlah kecil yang akan dievakuasi tidak akan mencukupi kebutuhan.

    “Kami berharap jumlahnya akan bertambah,” ungkapnya.

    Warga Mesir Unjuk Rasa di Perbatasan Rafah

    Sementara itu, ribuan orang berdemonstrasi di perlintasan perbatasan Rafah pada Jumat (31/1/2025).

    Para pengunjuk rasa terdengar meneriakkan “Hidup Mesir” dan melambaikan bendera Mesir dan Palestina.

    “Kami mengatakan tidak untuk pemindahan Palestina atau Gaza dengan mengorbankan Mesir, di tanah Sinai,” kata penduduk Sinai Gazy Saeed, seperti diberitakan Arab News.

    Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi pada Rabu (29/1/2025), menolak gagasan bahwa Mesir akan memfasilitasi pemindahan warga Gaza.

    Ia mengatakan warga Mesir akan turun ke jalan untuk menyatakan ketidaksetujuan mereka.

    Sebagai informasi, Rafah adalah satu-satunya penyeberangan Gaza yang tidak memasuki wilayah Israel.

    Pasukan Israel menutup penyeberangan Rafah pada awal Mei setelah merebutnya selama serangan di kota selatan tersebut.

    Mesir menutup sisinya sebagai bentuk protes.

    Bahkan sebelum perang Gaza dimulai, penyeberangan Rafah merupakan pintu gerbang penting untuk keluar dari wilayah tersebut, tempat blokade Israel-Mesir selama 15 tahun yang bertujuan untuk membendung Hamas telah merusak fasilitas kesehatan dan membuat penduduk miskin.

    Warga Palestina secara rutin mengajukan permohonan izin untuk bepergian ke luar wilayah tersebut untuk mendapatkan perawatan yang menyelamatkan nyawa yang tidak tersedia di Gaza, termasuk kemoterapi.

    DEMO BESAR – Sejumlah dari ribuan warga Mesir yang berunjuk rasa di perbatasan Rafah, di Sinai Utara yang berbatasan dengan Gaza Selatan, Jumat (31/1/2025). Mereka berdemo menentang seruan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang menyerukan perpindahan warga Gaza yang terusir agresi militer Israel ke wilayah Mesir. (youm7/RNTV)

    Diperlukan beberapa upaya diplomatik untuk membuka kembali perbatasan dan mengatasi pertikaian keamanan antara pejabat Israel, Mesir, dan Palestina.

    Hamas telah mengawasi perbatasan sejak 2007, ketika mengambil alih kendali Gaza dari pesaingnya, Otoritas Palestina yang diakui secara internasional, atau PA, setelah memenangkan pemilihan parlemen pada tahun 2006.

    Pasukan Israel masih berada di perbatasan Rafah dan di Koridor Philadelphia, sebidang tanah yang membentang di sepanjang perbatasan.

    Israel menolak mengizinkan Hamas untuk melanjutkan pengelolaan perbatasan tersebut, menuduhnya menyelundupkan senjata melalui terowongan di bawah perbatasan, meskipun Mesir mengatakan telah menghancurkan terowongan dari sisinya dan menghentikan penyelundupan beberapa tahun yang lalu.

    Israel juga menolak mengizinkan Otoritas Palestina untuk secara resmi mengelola perbatasan tersebut.

    Sebaliknya, penyeberangan akan dikelola oleh warga Palestina dari Gaza yang sebelumnya bertugas sebagai petugas perbatasan dengan PA, tetapi mereka tidak akan diizinkan mengenakan lambang resmi PA.

    Hal ini sebagaimana disampaikan seorang diplomat Eropa, yang berbicara dengan syarat anonim, karena pejabat tersebut tidak berwenang memberi keterangan kepada media.

    Israel telah memeriksa para petugas tersebut untuk memastikan mereka tidak berafiliasi dengan Hamas, diplomat Eropa tersebut menambahkan.

    Pemantau Uni Eropa juga akan hadir, seperti sebelum 2007.

    Selama 15 bulan terakhir, operasi Israel terhadap Hamas sebagai balasan atas serangan militan pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan telah menghancurkan sektor kesehatan Gaza, membuat sebagian besar rumah sakitnya tidak beroperasi bahkan ketika lebih dari 110.000 warga Palestina terluka oleh pemboman dan serangan darat Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

    Fasilitas yang tersisa tidak dapat melakukan banyak perawatan penting atau operasi khusus untuk luka atau penyakit.

    Kemudian, perang Israel di Gaza telah menewaskan sebanyak 47.460 warga Palestina dan melukai 111.580 orang sejak 7 Oktober 2023.

    Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • The Hague Group, Aliansi 9 Negara Dukung Palestina dan Kecam Pendudukan Israel – Halaman all

    The Hague Group, Aliansi 9 Negara Dukung Palestina dan Kecam Pendudukan Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sembilan negara meluncurkan aliansi yang dikenal sebagai The Hague Group pada Jumat, 31 Januari 2025.

    Aliansi ini bertujuan untuk mendukung hak rakyat Palestina dalam menentukan nasib sendiri dan mengakhiri pendudukan Israel atas tanah Palestina.

    Konferensi yang mengumumkan pembentukan grup ini diadakan di Den Haag, Belanda.

    Negara-negara yang tergabung dalam The Hague Group adalah Afrika Selatan, Malaysia, Kolombia, Bolivia, Kuba, Honduras, Namibia, Senegal, dan Belize.

    Prinsip dan Komitmen

    Dalam pernyataan bersama, sembilan negara tersebut menekankan bahwa The Hague Group akan berlandaskan pada prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk tanggung jawab untuk melindungi hak-hak yang tidak dapat dicabut.

    Mereka menyampaikan keprihatinan mendalam terkait hilangnya nyawa dan warisan budaya rakyat Palestina akibat tindakan Israel.

    “Kami menolak untuk berdiam diri menyaksikan kejahatan internasional yang dilakukan oleh Israel kepada Palestina,” ungkap perwakilan negara-negara pendiri.

    Komitmen terhadap Keamanan dan Kemanusiaan

    The Hague Group juga mengumumkan komitmen untuk mencegah transfer senjata dan peralatan militer ke Israel.

    Mereka berjanji akan memblokir pengiriman senjata yang berisiko digunakan untuk melanggar hukum kemanusiaan internasional.

    “Kami juga berjanji untuk mencegah berlabuhnya kapal yang membawa bahan bakar atau peralatan militer di pelabuhan kami jika ada risiko yang jelas bahwa pengiriman tersebut akan digunakan untuk mendukung operasi militer Israel yang melanggar hukum internasional di wilayah Palestina yang diduduki,” tambah mereka.

    Dukungan terhadap Resolusi PBB

    Aliansi ini menegaskan kepatuhan terhadap Resolusi Majelis Umum PBB Nomor: A/RES/ES-10/24 yang mengakui ilegalitas pendudukan Israel dan menyerukan agar Israel mengakhiri kehadiran ilegalnya dalam waktu maksimal 12 bulan.

    Mereka juga mendukung permintaan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terkait surat perintah penangkapan yang dikeluarkan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, yang dituduh melakukan kejahatan perang terhadap kemanusiaan di Gaza.

    The Hague Group berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah efektif dalam mengakhiri pendudukan Israel dan mendukung hak-hak rakyat Palestina.

    Mereka juga menyerukan kepada semua negara untuk mengambil tindakan konkret dalam mendukung tujuan tersebut.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Keith Siegel Dibebaskan Hamas, Jadi Sandera Israel Ketiga yang Diserahkan ke ICRC Hari Ini – Halaman all

    Keith Siegel Dibebaskan Hamas, Jadi Sandera Israel Ketiga yang Diserahkan ke ICRC Hari Ini – Halaman all

    Ketiga tahanan Israel dibebaskan di Gaza, yaitu Keith Siegel, Yarden Bibas dan Ofer Calderon. Lihat bagaimana prosesnya berlangsung.

    Tayang: Sabtu, 1 Februari 2025 19:59 WIB

    Tangkapan Layar YouTube The Times and The Sunday Times

    SANDERA ISRAEL DIBEBASKAN – Foto tangkapan layar ini diambil pada Sabtu (1/2/2025) dari siaran langsung di channel YouTube The Times pada hari yang sama, menunjukkan sandera Israel, Keith Siegel, mengenakan topi ketika berjalan dengan didampingi anggota Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) selama pertukaran tahanan ke-4 pada Sabtu (1/2/2025) sebagai bagian dari implementasi perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas di Jalur Gaza. Tiga sandera Israel; Ofer Calderon, Yarden Bibas, dan Keith Siegel, dibebaskan dengan imbalan 183 tahanan Palestina. 

    TRIBUNNEWS.COM – Keith Siegel menjadi tahanan Israel ketiga yang dibebaskan oleh Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Hamas, pada hari ini, Sabtu (1/2/2025).

    Pembebasan ini terjadi di pelabuhan Kota Gaza, setelah sebelumnya dua tahanan lain, Yarden Bibas dan Ofer Calderon, juga dibebaskan di lokasi berbeda.

    Kedua tahanan, Yarden Bibas dan Ofer Calderon, dibebaskan di Khan Yunis dan diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) sebelum dibawa kembali ke Israel.

    Sementara itu, Keith Siegel, yang memiliki kewarganegaraan ganda Israel-Amerika, terlihat mengenakan topi hitam saat ia melambaikan tangan kepada warga Palestina yang menyaksikan pembebasannya.

    Keith Siegel berasal dari Carolina Utara dan ditangkap bersama istrinya, Aviva, dari Kibbutz Kfar Aza selama Operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Istrinya, Aviva, telah dibebaskan selama gencatan senjata sebelumnya pada November 2023.

    Tahun ini, Israel dan Hamas telah menyetujui perjanjian gencatan senjata yang berlaku mulai 19 Januari, yang dibagi menjadi tiga tahap.

    Pertukaran tahanan yang terjadi hari ini merupakan yang ketiga kalinya, di mana tiga tahanan Israel dibebaskan dengan imbalan 183 tahanan Palestina.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Termasuk Malaysia, 9 Negara Bentuk ‘The Hague Group’ untuk Dukung Berdirinya Negara Palestina – Halaman all

    Termasuk Malaysia, 9 Negara Bentuk ‘The Hague Group’ untuk Dukung Berdirinya Negara Palestina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sembilan negara meluncurkan aliansi yang disebut The Hague Group untuk mendukung diakhirinya pendudukan Israel atas tanah Palestina.

    Mereka juga mendukung hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan pembentukan negara Palestina merdeka.

    Pengumuman pembentukan The Hague Group dilakukan dalam sebuah konferensi yang diadakan di Den Haag, Belanda, pada Jumat (31/1/2025).

    Sembilan negara tersebut adalah Afrika Selatan, Malaysia, Kolombia, Bolivia, Kuba, Honduras, Namibia, Senegal, dan Belize.

    “The Hague Group akan didasarkan pada prinsip-prinsip dan tujuan yang terkandung dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan tanggung jawab negara untuk melindungi hak-hak yang tidak dapat dicabut, yang terpenting di antaranya adalah hak masyarakat untuk penentuan nasib sendiri,” kata sembilan negara tersebut dalam pernyataan bersama pada Jumat (31/1/2025), yang disalinannya dikutip oleh Anadolu Agency.

    “Kami menyampaikan dukacita yang mendalam atas hilangnya nyawa, mata pencaharian, masyarakat, dan warisan budaya, sebagai akibat dari kejahatan yang dilakukan oleh Israel, Kekuatan Pendudukan, terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dan seluruh wilayah Palestina yang diduduki,” lanjutnya.

    Selain itu, mereka menolak untuk berdiam diri menyaksikan kejahatan internasional yang dilakukan oleh Israel kepada Palestina.

    “Kami menolak untuk berdiam diri saja dalam menghadapi kejahatan internasional ini,” katanya.

    Dalam pernyataan mereka, perwakilan negara-negara pendiri The Hague Group mengumumkan serangkaian komitmen, terutama mencegah transfer senjata dan peralatan militer ke Israel.

    Mereka akan memblokir transfer senjata dalam kasus-kasus yang terbukti berisiko bahwa senjata-senjata tersebut akan digunakan untuk melanggar hukum kemanusiaan internasional atau hak asasi manusia, atau melakukan kejahatan genosida.

    “Kami juga berjanji untuk mencegah berlabuhnya kapal yang membawa bahan bakar atau peralatan militer di pelabuhan mereka jika ada risiko yang jelas bahwa pengiriman tersebut akan digunakan untuk mendukung operasi militer Israel yang melanggar hukum internasional di wilayah Palestina yang diduduki,” kata mereka.

    Mereka menekankan kepatuhan negara mereka terhadap Resolusi Majelis Umum PBB Nomor: A/RES/ES-10/24 yang dikeluarkan pada 18 September 2024, yang mengakui ilegalitas pendudukan Israel dan menyerukan Israel untuk mengakhiri kehadiran ilegalnya di wilayah Palestina yang diduduki dalam jangka waktu maksimal 12 bulan.

    “Kami menegaskan dukungan terhadap permintaan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dan pelaksanaan kewajiban yang ditetapkan dalam Statuta Roma, khususnya terkait dengan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan pada tanggal 21 November 2024, serta tindakan sementara yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional pada tahun yang sama,” lanjutnya.

    Surat perintah penangkapan tersebut ditujukan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, yang menyatakan mereka melakukan kejahatan perang terhadap kemanusiaan terhadap warga Palestina di Gaza antara 7 Oktober 2023 dan 19 Januari 2025.

    The Hague Group akan mengambil langkah-langkah efektif untuk mengakhiri pendudukan Israel dan mendukung hak rakyat Palestina, serta menyerukan kepada semua negara untuk mengambil langkah konkret untuk mendukung hal tersebut.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)