Negara: Palestina

  • Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Serang ISIS di Somalia

    Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Serang ISIS di Somalia

    Selamat memulai bulan Februari!

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini edisi Senin, 3 Februari 2025, yang berisi rangkuman berita pilihan dari berbagai negara yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Informasi yang pertama datang dari Somalia.

    Serangan udara Amerika Serikat

    Militer Amerika Serikat melancarkan serangan udara terhadap anggota Islamic States (IS) di Somalia, menjadikannya serangan pertama dalam masa jabatan kedua Presiden Donald Trump.

    Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengatakan serangan yang dilakukan Komando Afrika AS itu diarahkan oleh Presiden Trump, berkoordinasi dengan pemerintah Somalia.

    Penilaian awal oleh Pentagon mengindikasikan “banyak” anggota IS yang tewas.

    Pentagon mengatakan tidak ada warga sipil yang terluka dalam serangan tersebut.

    Mantan kepala program bantuan Australia di Gaza dibebaskan

    Mohammad al-Halabi, manajer program keamanan pangan yang didanai Australia di bawah organisasi World Vision, ditahan oleh dinas keamanan Israel pada tahun 2016, sebelum dihukum dengan tuduhan menyalurkan uang ke Hamas tahun 2022 lalu.

    Ia menolak menerima kesepakatan dan mengaku tidak bersalah selama persidangan.

    Al-Halabi adalah salah satu dari 72 tahanan keamanan Palestina yang dibebaskan dengan imbalan tiga sandera Israel.

    Saat dibebaskan di Gaza, ia kembali mengatakan hukuman penjaranya adalah sebuah kesalahan.

    Ratusan tewas dalam pertempuran di Kongo

    Otoritas Kongo menyebut setidaknya 773 orang tewas di dalam dan sekitar kota terbesar di Kongo timur, Goma, dalam seminggu terakhir selama pertempuran antara militer dan pemberontak M23 yang didukung Rwanda.

    Para pemberontak menyerbu Goma sebelum bergerak ke selatan menuju kota Bukavu, tetapi tampaknya tertahan sekitar 60 kilometer di utara kota pasukan Kongo yang didukung oleh tentara Burundi.

    Juru bicara pemerintah Kongo, Patrick Muyaya, mengatakan 773 jasad berada di kamar jenazah Goma akibat pertempuran tersebut, dan 2.880 orang telah dirawat di rumah sakit karena luka-luka.

    Namun, Muyaya mengatakan jumlah korban tewas terakhir akibat pertempuran minggu ini kemungkinan lebih tinggi dalam sebuah pengarahan di ibu kota, Kinshasa.

    Ratusan “Marilyn Monroe” berkumpul untuk amal

    Lebih dari 700 “Marilyn” mengabaikan suhu 39 derajat Celsius untuk mengumpulkan dana bagi Cancer Council di negara bagian Australia Selatan selama acara Marilyn Jetty Swim.

    Memasuki tahunnya yang ke-12, acara tahunan di Brighton, Adelaide ini diprediksi jadi yang terbesar sejauh ini karena meja pendaftaran diserbu 765 orang hanya beberapa saat setelah dibuka.

    Penggagas acara Sarah Tinney, yang baru-baru ini menerima Medal of the Order of Australia (OAM), mengatakan dia “terkesima.”

    Ia mengatakan mereka hanya kurang sedikit dari target pengumpulan dana sebesar A$400.000 (sekitar Rp4 miliar), tetapi memperkirakan jumlahnya akan terlampaui dalam semalam.

    Lihat juga Video ‘Bom Mobil Meledak di Somalia, 5 Orang Tewas’:

  • Sandera Israel Keith Siegel Dibebaskan: Hamas Memenuhi Semua Kebutuhan Saya selama di Gaza – Halaman all

    Sandera Israel Keith Siegel Dibebaskan: Hamas Memenuhi Semua Kebutuhan Saya selama di Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mantan sandera Israel, Keith Siegel, yang baru-baru ini dibebaskan setelah 15 bulan di Gaza, menyatakan bahwa pejuang perlawanan Palestina, Hamas, memastikan untuk memenuhi semua kebutuhannya selama masa penahanan.

    Dilansir PressTV, warga negara ganda AS-Israel tersebut, termasuk di antara tiga tawanan yang dibebaskan pada Sabtu (1/2/2025).

    Sebelum dibebaskan, Siegel merekam pesan video sebagai ucapan perpisahan dan terima kasih kepada Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas.

    “Anda telah memperlakukan kami dengan baik selama 15 bulan terakhir,” ujarnya.

    Brigade Al-Qassam kemudian merilis video tersebut pada Minggu.

    “Para pejuang yang menjaga saya selama periode ini memastikan semua kebutuhan saya terpenuhi, mulai dari makanan, minuman, obat-obatan, vitamin, hingga perawatan mata, monitor tekanan darah, dan kebutuhan lainnya.”

    “Hamas juga memastikan makanan yang disediakan sesuai dengan kondisi kesehatan saya, seperti makanan vegetarian tanpa minyak.”

    “Para penjaga memperlakukan saya dengan baik,” tambahnya.

    PEMBEBASAN SANDERA – Tangkap layar yang diambil pada Senin (3/2/2025) menampilkan sandera Israel Keith Siegel diserahkan ke Palang Merah dan meninggalkan Kota Gaza, Sabtu (1/2/2025). Keith Siegel menyatakan Hamas memastikan untuk memenuhi semua kebutuhannya selama masa penahanan. (Tangkap layar YouTube Al Jazeera English)

    Di sisi lain, Siegel mengkritik pemerintah Israel karena tidak berbuat cukup untuk mencapai kesepakatan pembebasan para tahanan, sehingga memperpanjang perang yang menyebabkan banyak korban dan kerusakan.

    Gadi Moses, 80 tahun, tawanan tertua dan orang pertama yang dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, juga memberi tahu keluarganya bahwa ia “diperlakukan dengan hormat” selama di Gaza.

    Moses dibebaskan setelah 482 hari ditawan di Gaza pada Kamis (30/1/2025).

    Dalam pesan yang disampaikan kepada keluarganya, putranya mengatakan bahwa Moses hidup dalam kondisi yang sama dengan para penculiknya dan memakan makanan yang sama.

    “Ia hidup dalam kondisi yang sama dengan para penculiknya dan makan apa yang mereka makan bersama.”

    “Mereka juga memberinya buku-buku tentang lingkungan dan Islam serta kacamata baca.”

    “Pengeboman Israel sangat menakutkan baginya,” tambahnya.

    Hamas sebelumnya menyatakan, militer Israel berulang kali dan sengaja menargetkan lokasi tempat para tawanan Israel ditahan.

    Mereka menuduh Israel berusaha menyingkirkan tawanan mereka dengan segala cara.

    Seorang tawanan Israel lainnya yang dibebaskan pada akhir November lalu mengatakan bahwa para pejuang perlawanan melindunginya selama pemboman Israel di Gaza.

    Chen Goldstein-Almog dan tiga anaknya ditawan selama Operasi Banjir al-Aqsa pada Oktober 2023.

    Chen mengenang bahwa mereka tinggal di suatu tempat di belakang sebuah supermarket ketika serangan udara Israel menghantam di dekatnya.

    “Para penjaga kami, penculik kami, berdiri di atas kami, melindungi kami dengan tubuh mereka dari serangan.”

    Wanita Israel itu juga menceritakan, ia sempat bertanya kepada anggota Hamas apakah mereka akan dibunuh.

    “Tetapi mereka menjawab: Kami akan mati sebelum kalian.”

    Perkembangan Gencatan Senjata Israel-Hamas

    Pada Minggu (2/2/2025), Perdana Menteri Qatar meminta Israel dan Hamas untuk segera memulai negosiasi tahap kedua terkait gencatan senjata di Gaza.

    Ia menambahkan, belum ada rencana yang jelas kapan pembicaraan tersebut akan dimulai.

    “Kami menuntut Hamas dan Israel segera terlibat sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati,” kata Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Turki di Doha, Qatar, dikutip dari Al Arabiya.

    Sesuai perjanjian gencatan senjata, negosiasi untuk pelaksanaan tahap kedua harus dimulai sebelum hari ke-16 dari tahap pertama gencatan senjata, yaitu pada Senin (3/2/2025).

    Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata tiga tahap sejak 19 Januari 2025, yang menghentikan sementara pertempuran di Gaza.

    Sejauh ini, Hamas telah membebaskan 18 sandera sebagai imbalan atas pembebasan ratusan warga Palestina yang ditahan oleh Israel.

    Namun, lebih dari 70 sandera masih berada di Gaza.

    Tahap kedua dari kesepakatan tersebut, diharapkan mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa di Gaza oleh Hamas, penghentian permusuhan secara permanen, dan penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah tersebut.

    “Belum ada kejelasan mengenai kapan dan di mana delegasi akan bertemu,” tambah Sheikh Mohammed.

    Menurutnya, para mediator telah berkomunikasi melalui telepon dengan Hamas dan Israel, dan Qatar sudah menetapkan agenda untuk tahap negosiasi berikutnya.

    “Kami berharap ada perkembangan dalam beberapa hari mendatang. Sangat penting untuk memulai sekarang agar kita bisa mencapai kesepakatan sebelum hari ke-42,” katanya.

    Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa negosiasi tahap kedua akan dimulai pada Senin di Washington, saat Netanyahu bertemu Utusan Timur Tengah Presiden AS, Donald Trump, Steve Witkoff.

    Selama pertemuan tersebut, Netanyahu akan membahas posisi Israel terkait gencatan senjata.

    Witkoff juga dijadwalkan bertemu pejabat dari Mesir dan Qatar, yang telah menjadi mediator antara Israel dan Hamas selama 15 bulan terakhir dengan dukungan dari Washington.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Megawati: Selamatkan anak korban perang demi peradaban dunia

    Megawati: Selamatkan anak korban perang demi peradaban dunia

    Jakarta (ANTARA) – Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengatakan semua pihak mempunyai tanggung jawab untuk menjaga masa depan anak-anak di belahan dunia mana pun demi masa depan peradaban dunia, termasuk korban dan penyintas perang di Palestina dan Ukraina saat ini.

    Hal ini disampaikan Megawati dalam sambutannya saat menghadiri pertemuan Unbroken 5P Kids Alliance di Museum San Salvatore in Lauro, Roma, Minggu (2/2) malam.

    Hadir dalam pertemuan ini sejumlah ​​​menteri dan duta besar, serta pejuang kemanusiaan, aktivis “The Unbroken Kids Alliance” dan anak-anak korban perang di Palestina dan Ukraina.

    “Saya sangat bangga dan merasa terhormat berada dalam forum sangat luar biasa ini. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga masa depan anak-anak di belahan dunia manapun mereka berada, karena mereka adalah harapan masa depan bagi peradaban dunia,” kata Megawati dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Ia menambahkan upaya yang dilakukan Unbroken Kids Alliance ini merupakan misi dan tugas mulia karena telah berjuang menyelamatkan anak-anak yang menjadi korban perang antarnegara dan bangsa.

    “Itu artinya telah menyelamatkan masa depan peradaban dunia,” ujarnya.

    “Kami dari Indonesia memberikan apresiasi tertinggi kepada para pejuang kemanusiaan. Kalian semua telah menyelamatkan dunia, kalian telah melaksanakan langkah besar, karena anak-anak korban perang adalah permata untuk masa depan peradaban yang lebih baik. Anak-anak kita akan melanjutkan misi kita membangun dunia yang lebih damai dan berkeadilan,” sambung dia.

    Agenda ini masih rangkaian pertemuan World Leaders Summit on Children’s Rights di Vatikan, Senin (3/2). Pemimpin Umat Katolik Dunia Paus Fransiskus akan membuka forum ini.

    Tampak juga hadir pendiri 5P Global Movement, Arsjad Rasjid yang juga memberikan sambutan di acara ini.

    Gerakan 5P ini mencakup lima pilar utama yaitu: Peace (Perdamaian), Prosperity (Kesejahteraan), People (Manusia), Planet (Planet) dan Partnership (Kemitraan).

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tiba di Washington, Netanyahu Akan Temui Trump

    Tiba di Washington, Netanyahu Akan Temui Trump

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tiba di Washington DC, Amerika Serikat (AS). Netanyahu ke AS untuk bertemu dengan Presiden Donald Trump.

    Dilansir CNN, Senin (3/2/2025), Netanyahu dijadwalkan bertemu Trump pada Selasa (4/2). Kunjungan Netanyahu ini adalah kunjungan pemimpin dunia pertama yang mengadakan pertemuan formal dengan Trump usai pelantikannya bulan lalu.

    Kedatangan Netanyahu disambut di Blair House. Tempat itu merupakan tempat tamu resmi Presiden AS.

    Diketahui, Trump baru-baru ini mencabut penangguhan pengiriman pasukan bom seberat 2.000 pon ke Israel. Kebijakan penangguhan ini diberlakukan oleh Joe Biden sebelumnya.

    Pencabutan penangguhan ini pun sempat mendapat respons dari Israel. Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar memuji keputusan Trump ini.

    “Terima kasih, Presiden Trump, atas kepemimpinan lainnya dengan merilis pengiriman pertahanan penting ke Israel,” kata Saar di X, dilansir AFP, Minggu (26/1).

    Biden saat masih menjabat sebagai Presiden AS menunda pengiriman bom tersebut karena khawatir akan dampaknya terhadap penduduk sipil, khususnya di Rafah, Gaza, selama perang Israel di daerah kantong Palestina tersebut.

    Bom seberat 2.000 pon dapat merobek beton dan logam tebal, menciptakan radius ledakan yang luas. Reuters melaporkan tahun lalu bahwa pemerintahan Biden telah mengirim ribuan bom seberat 2.000 pon ke Israel setelah serangan 7 Oktober 2023 oleh militan Hamas Palestina dari Gaza tetapi telah menahan satu pengiriman.

    Ketika ditanya mengapa ia melepaskan bom yang kuat itu, Trump menjawab, “Karena mereka membelinya.”

    Trump dan Biden telah menjadi pendukung kuat sekutu AS yaitu Israel bahkan ketika AS telah dikritik oleh para pembela hak asasi manusia atas krisis kemanusiaan di Gaza akibat serangan militer Israel. Para pengunjuk rasa telah menuntut embargo senjata namun tidak berhasil.

    (zap/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kondisi Pilu Warga Palestina yang Dibebaskan Israel

    Kondisi Pilu Warga Palestina yang Dibebaskan Israel

    Gaza

    Perjanjian gencatan senjata di Gaza, Palestina, diikuti dengan pembebasan sandera oleh Hamas dan tahanan oleh Israel. Kondisi para tahanan yang dibebaskan Israel pun menjadi sorotan karena banyak bekas luka.

    Dilansir Al-Jazeera, Minggu (2/2/2025), puluhan warga Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel menunjukkan tanda-tanda bekas penyiksaan dan kelaparan. Mereka mengalami memar, patah tulang, tubuh berkudis dan menunjukkan tanda-tanda kelaparan.

    Setidaknya, ada 183 warga Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel pada Sabtu (1/2). Mereka terlihat keluar dengan mengenakan pakaian tahanan abu-abu yang bernoda dan menunjukkan tanda-tanda telah ditahan selama bertahun-tahun.

    Beberapa dari mereka terlihat lelah dan lemah saat berjalan kaki singkat dari bus ke Rumah Sakit Eropa di Khan Younis, Gaza. Mereka tampak disambut oleh kerumunan dan dipertemukan kembali dengan keluarga mereka.

    “Setiap kali tahanan dibebaskan, kami menemukan tubuh tahanan yang mencerminkan tingkat kejahatan yang dilakukan terhadap mereka, termasuk penyiksaan yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah 7 Oktober, kejahatan kelaparan, kejahatan medis sistematis, dan infeksi sejumlah dari mereka dengan kudis, di samping pemukulan parah yang dialami para tahanan sebelum dibebaskan, yang berlanjut selama berhari-hari menurut banyak kesaksian mereka, dan yang dalam beberapa kasus menyebabkan patah tulang rusuk,” kata kelompok Masyarakat Tahanan Palestina dalam sebuah pernyataan.

    Organisasi itu mengutuk kekerasan yang terjadi di tahanan Israel terhadap warga Palestina. Mereka juga menyebut ada ancaman yang dari Israel terhadap warga Palestina yang dibebaskan.

    “Perkumpulan Tahanan menegaskan kembali bahwa praktik pendudukan mengorganisir terorisme terhadap tahanan yang dibebaskan dan keluarga mereka, melalui beberapa metode yang telah dipantau, yang paling menonjol di antaranya adalah pemukulan parah yang dialami tahanan yang dibebaskan, dan ancaman yang mencapai titik pembunuhan jika ada pesta penyambutan yang diselenggarakan atau jika keluarga menunjukkan tanda-tanda penyambutan,” ujar mereka.

    Tahanan Alami Penyiksaan Brutal

    Tahanan asal Palestina saat bertemu warganya usai dibebaskan Israel (Foto: REUTERS/Hatem Khaled)

    Salah satu warga Palestina yang dibebaskan mengatakan dirinya dan tahanan asal Palestina mengalami penyiksaan paling brutal selama 15 bulan terakhir. Dia mengatakan Israel memperlakukan mereka dengan cara yang tidak manusiawi.

    “Mereka memperlakukan hewan lebih baik daripada kami,” ujarnya.

    Staf Palang Merah juga marah terhadap cara penjara Israel menangani para tahanan yang dibebaskan dari Penjara Ketziot itu. Menurut keterangan mereka, para tahanan Palestina dibebaskan dengan tangan diborgol di atas kepala dan diikat dengan pita bertuliskan ‘Orang-orang abadi tidak akan pernah lupa’.

    Hamas juga mengutuk penganiayaan dan penyiksaan para tahanan asal Palestina. Hamas menyebut sayap bersenjatanya, Brigade Qassam, selalu menyediakan perawatan kesehatan yang diperlukan bagi tawanan asal Israel meskipun kondisi di Gaza buruk, termasuk pengeboman dan serangan gencar Israel yang menewaskan lebih dari 47.000 orang di daerah kantong itu sejak Oktober 2023.

    “Kondisi fisik dan psikologis yang baik dari tawanan musuh membuktikan nilai-nilai perlawanan kami dan komitmen moralnya terhadap para tawanan, sementara pendudukan kriminal melakukan pelanggaran paling kejam terhadap tawanan kami di penjara,” kata Hamas.

    Sumber Al-Jazeera menyebut seorang warga Palestina, Hussam Shahin, akan dipindahkan ke rumah sakit setelah menjalani operasi tanpa anestesi saat di penjara. Berdasarkan ketentuan kesepakatan gencatan senjata, 33 tawanan yang ditahan Hamas di Gaza akan dibebaskan dalam enam minggu pertama gencatan senjata dengan imbalan ratusan warga Palestina, banyak di antaranya telah menjalani hukuman seumur hidup di Israel.

    Hamas Bebaskan Sandera Bertahap

    Hamas saat membebaskan sandera asal Israel (Foto: REUTERS/Jamal Awad)

    Kelompok Hamas juga telah membebaskan sandera asal Israel secara bertahap. Terbaru, Hamas membebaskan sandera yang berstatus warga negara Amerika Serikat (AS).

    Berarti, sudah tiga sandera Israel yang dibebaskan Hamas sepanjang Sabtu (1/2) waktu setempat yang merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata. Sandera Israel-Amerika yang dibebaskan Hamas itu, seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (1/2), diidentifikasi sebagai Keith Siegel (65).

    Beberapa jam sebelumnya, Hamas telah membebaskan dua sandera lainnya, yakni Ofer Kalderon dan Yarden Bibas, di area Khan Younis, Gaza. Kalderon berkewarganegaraan ganda Israel-Prancis, sedangkan Bibas berkewarganegaraan Israel.

    Prosesi pembebasan kedua sandera itu, menurut laporan koresponden AFP, berlangsung cepat dan terorganisir dengan disaksikan sedikit orang. Kalderon dan Bibas telah berada di wilayah Israel setelah diserahkan oleh Hamas kepada pejabat Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Jalur Gaza.

    Siegel diserahkan oleh Hamas kepada tim ICRC dalam prosesi terpisah di area pelabuhan Gaza City. Para petempur Hamas juga sempat mengarak Siegel hingga ke atas sebuah panggung khusus yang dibangun di area pelabuhan untuk semacam prosesi serah terima.

    Militer Israel, dalam pernyataan terbaru seperti dikutip AFP, menyebut Siegel telah menyeberangi perbatasan dan berada di wilayah Israel setelah dibebaskan oleh Hamas. Siegel juga menjalani pemeriksaan medis.

    “Beberapa saat yang lalu, sandera sipil yang kembali, Keith Siegel, telah melintasi perbatasan ke wilayah Israel dengan didampingi oleh pasukan IDF (Angkatan Bersenjata Israel) dan pasukan ISA (dinas keamanan Israel),” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Prosesi pembebasan sandera pada Sabtu (1/2) ini berlangsung lancar tanpa adanya kekacauan seperti yang terjadi pada Kamis (30/1) ketika para petempur Hamas berjuang keras melindungi sandera-sandera dari kerumunan massa di Jalur Gaza yang ingin menyaksikan pembebasan mereka. Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Qatar, Mesir dan AS, total 33 sandera akan dibebaskan Hamas pada tahap pertama yang berlangsung 42 hari. Para sandera itu akan ditukarkan dengan sekitar 1.900 tahanan Palestina yang akan dibebaskan dari penjara-penjara Israel.

    Perundingan lanjutan untuk tahap kedua akan digelar mulai Senin (3/2). Tahap selanjutnya diperkirakan akan membahas pembebasan sandera yang tersisa dan mencakup diskusi soal penghentian perang yang lebih permanen.

    Lihat juga Video ‘Momen Rudal ‘Palestine-2′ Houthi Menghiasi Langit Israel’:

    Halaman 2 dari 3

    (haf/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Megawati kunjungi Roma temui anak korban perang Palestina dan Ukraina

    Megawati kunjungi Roma temui anak korban perang Palestina dan Ukraina

    Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga masa depan anak-anak di belahan dunia manapun mereka berada, karena mereka adalah harapan masa depan bagi peradaban dunia

    Jakarta (ANTARA) – Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri mengunjungi Roma, Italia, Minggu, untuk menyemangati anak-anak korban perang Palestina dan Ukraina dalam acara Unbroken Kids Alliance di Museum San Salvatore in Lauro.

    Dia mengapresiasi kegiatan yang dilakukan aliansi tersebut untuk anak-anak korban perang Gaza dan Ukraina ini. Saat menyampaikan sambutan pun, dia mengaku sangat berbahagia bisa menghadiri forum yang terhormat itu.

    “Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga masa depan anak-anak di belahan dunia manapun mereka berada, karena mereka adalah harapan masa depan bagi peradaban dunia,” kata Megawati dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin.

    Dalam kegiatan itu, dia pun menyemangati salah satu bocah penyintas perang Ukraina, Roman Oleksiv. Adapun Roman merupakan bocah 9 tahun yang kisahnya dijadikan sebuah film.

    Setelah pemutaran film, Megawati pun beberapa kali memeluk dan menepuk hangat pundak bocah yang terkena serangan Rusia dan mengalami luka bakar 45 persen di tubuhnya itu.

    “Be strong, be careful,” kata Megawati menyemangati Roman Oleksiv.

    Adapun Megawati berkunjung ke Roma bersama Ketua DPR RI Puan Maharani dan para pihak yang lainnya, membubuhkan tanda tangan sebagai komitmen bersama untuk menyelamatkan hak anak yang menjadi korban di berbagai belahan dunia akibat perang.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Raja Abdullah II Akan Temui Trump yang Ngotot Relokasi Warga Gaza ke Yordania

    Raja Abdullah II Akan Temui Trump yang Ngotot Relokasi Warga Gaza ke Yordania

    Amman

    Raja Yordania Abdullah II telah menerima undangan untuk mengunjungi Gedung Putih dan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Keduanya akan bertemu dalam waktu dekat.

    “Raja Abdullah II akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pada Selasa, 11 Februari 2025, setelah Yang Mulia menerima surat undangan dari Presiden Trump pekan lalu,” kata istana kerajaan Yordania dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP, Senin (3/2/2025).

    Undangan untuk Raja Abdullah II berkunjung ke Gedung Putih terjadi setelah Trump mengusulkan untuk ‘membersihkan’ Gaza dengan mengirim warga Palestina ke Yordania dan Mesir.

    Baik Amman dan Kairo, sekutu utama AS di kawasan, telah berulang kali menolak usulan tersebut. Negara-negara lain di kawasan itu juga menolak usulan Trump.

    Dalam pertemuan dengan para pejabat Eropa di Brussels pada Rabu lalu, Raja Abdullah menegaskan kembali “pendapat Yordania yang teguh mengenai perlunya menempatkan warga Palestina di tanah mereka dan mendapatkan hak-hak sah mereka, sesuai dengan solusi dua negara”.

    Dia juga menekankan perlunya mempertahankan gencatan senjata di Gaza dan menyerukan peningkatan bantuan kemanusiaan ke wilayah Palestina.

    Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan hal serupa bahwa diskusi apapun mengenai tanah air alternatif ditolak.

    Para diplomat terkemuka dari Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Qatar menolak adanya pemindahan paksa warga Palestina selama pertemuan di Kairo.

    (fas/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Inilah Foto Terbaik 2024 Versi UNICEF – Halaman all

    Inilah Foto Terbaik 2024 Versi UNICEF – Halaman all

    Untuk ke-25 kalinya, UNICEF Jerman memilih foto terbaik yang mendokumentasikan realita anak-anak di seluruh dunia sepanjang tahun 2024.

    “Fotografi dokumenter berkualitas tinggi dapat membuka mata kita,” kata Georg Graf Waldersee, Direktur UNICEF Jerman, seperti dirilis badan amal anak-anak milik PBB tersebut. “Karya seni yang mendapat penghargaan setiap tahun dalam kompetisi foto UNICEF benar-benar membuka mata kita terhadap situasi anak-anak di dunia.”

    Sarat trauma dan duka

    Stav, bocah berusia delapan tahun di Israel, selamat dari serangan organisasi teroris Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023 silam. Serangan itu secara tiba-tiba mengakhiri masa kecilnya yang riang. Wajahnya kini mencerminkan rasa sakit dan kehilangan. Fotografer Israel Avishag Shaar-Yashuv memotret Stav dan anak-anak lainnya di tempat penampungan darurat, setelah rumah mereka tidak lagi bisa dihuni. Reportasenya didaulat sebagai karya foto anak terbaik tahun ini.

    Anak-anak di Palestina

    Dareen yang berusia sebelas tahun dan Kinan yang berusia lima tahun berhasil diselamatkan setelah dirawat di sebuah rumah sakit di Qatar. Kedua saudara kandung berasal dari Jalur Gaza. Seluruh keluarga mereka tewas dalam serangan bom oleh Angkatan Udara Israel. Masa depan Dareen dan Kinan pun menjadi tidak pasti.

    Fotografer perempuan Palestina Samar Abu Elouf, yang belajar fotografi secara otodidak dengan kamera pinjaman, telah mendokumentasikan korban perang di Jalur Gaza. Anak-anak kebanyakan tidak lagi memiliki lengan, kaki, atau penglihatan. Dalam semua fotonya, Abu Elouf berhasil memulihkan martabat anak-anak korban perang, bahkan di tengah-tengah tekanan eksistensial. Dia juga mendapat penghargaan sebagai juara pertama.

    Kongo: Ancaman wabah virus

    Japhet baru berusia tujuh bulan ketika terinfeksi virus Mpox, yang lebih dikenal sebagai “cacar monyet”. Meski vaksin untuk Mpox telah dipasarkan, negara-negara miskin seperti Republik Demokratik Kongo, negara asal Japhet, kesulitan menutupi kebutuhan warganya.

    Di antara yang paling berisiko tertular adalah anak-anak. Menurut Uni Afrika, 1.000 orang telah meninggal dunia dan banyak lagi yang sudah terinfeksi. Japhet kecil beruntung. Ibunya membawanya ke pusat kesehatan di mana pustulanya diobati dengan obat antiseptik. Meski tidak dilengkapi dengan baik, klinik tersebut mampu menyelamatkan sang bocah.. Jurnalis foto Prancis Pascal Maitre dianugerahi tempat ke-2 untuk gambar ini.

    Prancis: Perjuangan hidup

    Gabin adalah salah satu dari sepuluh persen anak di seluruh dunia yang lahir prematur, menurut sebuah penelitian oleh Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. Dengan berkurangnya waktu di dalam kandungan, proses persalinannya menjadi lebih dramatis. Bocah lelaki itu lahir setelah dikandung kurang dari enam bulan, tetapi memiliki tekad yang kuat untuk bertahan hidup. Fotografer Prancis Maylis Rolland menangkap momen mengharukan ketika Gabin, yang masih mengenakan masker pernapasan, meraih hidung ibunya, Doriane. Juara ke-3 untuk foto ini.

    Selain tiga tempat pertama, juri ahli independen UNICEF juga memberikan penghargaan kehormatan kepada foto-foto lainnya.

    Sudan: Tragedi tak terdeteksi

    Luput dari perhatian dunia adalah bencana kemanusiaan yang sedang terjadi di Sudan. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, lebih dari 14 juta penduduk di negara Afrika Timur itu telah melarikan diri dari perang saudara sejak 2023. Sekolah dan klinik kesehatan dihancurkan, bocah laki-laki direkrut secara paksa menjadi tentara, sementara anak-anak perempuan diperkosa. Kelaparan menjalar di mana-mana. Sekitar 730.000 anak Sudan tercatat mengalami kekurangan gizi parah. Fotografer Irlandia Ivor Prickett, yang juga bekerja untuk Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa, menangkap kesengsaraan masyarakat di tengah perang di Sudan.

    Kanada: Ketika seorang bocah berhenti berbicara

    Milo menderita penyakit langka sejak berusia enam tahun. Di rumah, dia bisa mengobrol riang, tetapi di luar lingkup keluarga mulutnya membisu tanpa alasan.

    Dalam dunia kedokteran, fenomena ini disebut “mutisme selektif” alias kebisuan yang muncul dalam kondisi tertentu. Ibunya, fotografer Kanada-Meksiko Patricia Krivanek, memberi Milo sebuah kamera untuk mengekspresikan perasaannya ke dalam gambar dan sekaligus menuliskan apa yang mengganggunya. Adalah Krivanek pula yang mengambil foto Milo ini.

    Zambia: Masa kecil tanpa orang tua

    Mereka tinggal di panti asuhan atau hidup sendirian di jalanan: Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa sekitar 140 juta anak di seluruh dunia berstatus tuna wisma. Di Zambia, tidak semua orang berduka karena kehilangan sanak saudara karena perang, epidemi, atau kelaparan. Banyak pula yang berasal dari keluarga bermasalah, di mana mereka mengalami kekerasan dan pelecehan. Fotografer Italia Valerio Bispuri ingin memberikan suara kepada orang-orang yang “tak terlihat” ini. Mereka yang hidup tanpa diketahui dan dilupakan seakan “tidak pernah dilahirkan”.

    Nigeria: Menari demi kepercayaan diri

    Balet tidak menyaratkan kemewahan atau panggung mengkilap layaknya Theater Bolshoi di Moskow. Di Lagos, ibu kota Nigeria, sebanyak 20 anak secara rutin berlatih di halaman belakang di bawah bimbingan Daniel Ajala, sambil diawasi hewan ternak. Grup balet ini awalnya dirasa asing bagi warga permukiman kumuh di Lagos. Tapi Ajala ingin memberikan perspektif baru kepada anak-anak. Program ini membantu mereka, katanya, “untuk menyuarakan pendapat dan membela diri.”

    Fotografer Prancis Vincent Boisot menangkap adegan di mana seorang gadis menggantung kostum balet yang baru dicuci di tali jemuran agar kering.

    Prancis: Merangkak ke dalam ponsel

    Ponsel pintar kini sudah menjadi peranti wajib di kamar anak-anak; termasuk di usia balita. Efek negatif pada keterampilan sosial dan komunikasi serta kemampuan belajar anak telah lama terbukti secara ilmiah. Fotografer Prancis Jérôme Gence menangkap kecanduan ponsel melalui kameranya: anak-anak duduk bersama dan menatap ponsel mereka alih-alih berbicara satu sama lain. Beberapa peneliti otak sudah mengatakan bahwa generasi muda menderita “demensia digital,” tidak hanya di Prancis, tetapi di seluruh dunia.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman

  • Mantan Tahanan Palestina Serukan Diakhirinya Pendudukan Israel di Tepi Barat – Halaman all

    Mantan Tahanan Palestina Serukan Diakhirinya Pendudukan Israel di Tepi Barat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Zakaria Al-Zubaidi, seorang tahanan Palestina yang baru saja dibebaskan, menyampaikan seruan tegas bahwa sudah saatnya pendudukan Israel di Tepi Barat dihentikan.

    Al-Zubaidi yang merupakan komandan Brigade Syuhada Al-Aqsa, sayap militer dari gerakan Fatah, dianggap sebagai ikon perjuangan Palestina.

    Ia menghabiskan bertahun-tahun hidupnya keluar masuk penjara Israel, dan dianggap sebagai simbol keberanian rakyat Palestina.

    Menurut laporan dari The New Arab, Al-Zubaidi termasuk di antara 110 tahanan yang dibebaskan pada tanggal 30 Januari 2025 sebagai bagian dari pertukaran tahanan, yang melibatkan dua tahanan Israel dan lima tahanan Thailand yang ditahan oleh Hamas di Gaza.

    Dengan gencatan senjata yang berlaku di Gaza sejak 19 Januari, kondisi yang lebih stabil diharapkan dapat memberi kesempatan bagi Palestina untuk meraih kemerdekaan.

    Saat berbicara kepada wartawan dan pendukungnya di Al-Bireh, Tepi Barat, Al-Zubaidi menyatakan, “Saya dipenjara demi rakyat Palestina.”

    Meskipun ia merasa bersyukur atas kebebasannya, ia menekankan bahwa kebebasannya tidak lengkap sampai Palestina mendapatkan kemerdekaannya.

    Ia menambahkan, “Setelah banyak pengorbanan, sudah saatnya mendirikan negara Palestina yang berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.”

    Al-Zubaidi menekankan pentingnya persatuan nasional, yang ia sebut sebagai kunci untuk meraih kebebasan.

    Bagaimana Kondisi Tahanan Palestina di Penjara Israel?

    Pengalaman Al-Zubaidi di penjara Israel ternyata menyimpan cerita yang menyedihkan.

    Ia yang telah kehilangan anggota keluarganya akibat serangan Israel, termasuk putranya.

    Ia adalah salah satu dari lima tahanan yang berhasil melarikan diri dari penjara Gilboa pada September 2021, meski akhirnya mereka ditangkap kembali.

    Ketika ditanya tentang kondisi di penjara, Al-Zubaidi mengungkapkan bahwa situasi sangat buruk tanpa memberikan banyak detail.

    Al-Zubaidi juga merinci perlakuan brutal yang diterima oleh tahanan Palestina lainnya.

    Ia menyatakan, “Situasinya sangat sangat buruk,” dan menyerukan perhatian internasional terhadap kondisi sulit yang dihadapi para tahanan.

    Mereka sering mengalami kurangnya jatah makanan, kondisi sel yang buruk, serta keterbatasan dalam berkomunikasi dengan dunia luar.

    Dalam pernyataan yang disampaikan kepada masyarakat internasional, Al-Zubaidi menegaskan, “Dunia yang memberi pendudukan ini hak atas tanah saya harus memberi saya kebebasan.”

    Ia meminta agar negara-negara seperti Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat yang merupakan sekutu Israel, mempertimbangkan kembali kesalahan yang telah mereka lakukan terhadap rakyat Palestina.

    Meskipun ketiga negara tersebut secara terbuka mendukung solusi dua negara, mereka tetap memberikan dukungan kepada Israel dalam berbagai bentuk, termasuk bantuan militer.

    Al-Zubaidi mencatat bahwa pemerintah Israel saat ini menolak status negara bagi Palestina dan terus memperluas permukiman ilegal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang diharapkan menjadi bagian dari negara Palestina di masa depan.

    Arab Saudi, yang telah lama didesak oleh AS untuk normalisasi hubungan dengan Israel, menyatakan bahwa mereka hanya akan mempertimbangkan kesepakatan tersebut setelah Palestina diberikan status kenegaraan.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Indonesia Negeri Para Penjarah, Padahal Warganya Paling Taat Ibadah Dibandingkan Timur Tengah

    Indonesia Negeri Para Penjarah, Padahal Warganya Paling Taat Ibadah Dibandingkan Timur Tengah

    PIKIRAN RAKYAT – Fenomena penjarahan di Indonesia kembali menjadi sorotan setelah serangkaian insiden yang menunjukkan bagaimana masyarakat bereaksi terhadap musibah, bukan dengan solidaritas, tetapi dengan mengambil keuntungan.

    Ironisnya, ini terjadi di negara yang menurut survei Pew Research Center mencatat tingkat religiusitas tertinggi di dunia.

    Dirangkum Pikiran-Rakyat.com dari berbagai sumber, artikel ini akan mengulas beberapa kasus terbaru, serta mencoba menggali lebih dalam paradoks antara ketaatan beribadah dan fenomena penjarahan.

    Kasus Penjarahan di Berbagai Wilayah

    Lampung: Truk Durian Digarong di Jalan Raya

    Di Lampung, sebuah mobil pick-up bermuatan durian terguling akibat kecelakaan tunggal di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), Kampung Banjarmasin, Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan pada 26 Januari 2025.

    Bukannya membantu korban, warga setempat malah beramai-ramai menjarah durian yang berceceran di jalan. Beberapa di antara mereka bahkan membawa karung untuk mengangkut durian dalam jumlah besar.

    Kepolisian setempat telah menerima laporan dari korban dan tengah mengusut kasus ini. Kasatlantas Polres Way Kanan, AKP Asep Suhendi, meminta masyarakat bekerja sama dalam mengidentifikasi para pelaku yang terekam dalam video yang beredar.

    Cianjur: Jeruk Berserakan, Warga Berebutan

    Kejadian serupa terjadi di Cianjur, ketika sebuah mobil pengangkut jeruk ditabrak dari belakang oleh truk ganda di Jalan Raya Puncak pada 22 Januari 2025. Berbeda dengan kasus di Lampung, dalam insiden ini, pemilik jeruk mengikhlaskan barang dagangannya diambil oleh warga yang berkerumun di lokasi kejadian.

    Meski demikian, hal ini tetap menunjukkan bagaimana masyarakat cenderung menganggap barang yang berserakan akibat kecelakaan sebagai “rezeki nomplok”.

    Banten: Truk Tambang Dirusak dan Dijarah

    Di Tangerang, ratusan warga Desa Salembaran Jaya melakukan aksi penghadangan terhadap truk tambang proyek strategis nasional (PSN) di Pantai Indah Kosambi (PIK) 2. Warga tidak hanya menjarah barang-barang yang bisa diambil, tetapi juga merusak dan membakar beberapa truk.

    Aksi ini dipicu oleh keresahan masyarakat terhadap aktivitas kendaraan tambang yang dianggap merusak jalan dan sering menyebabkan kecelakaan.

    Bentrok antara warga dan aparat kepolisian pun tak terhindarkan, dengan beberapa petugas mengalami luka-luka akibat penghadangan tersebut. Hingga kini, situasi masih belum sepenuhnya kondusif.

    Makassar: Minyak Goreng Tumpah, Warga Menganggapnya Hadiah dari Tuhan

    Di Makassar, warga berebut mengambil minyak goreng dari sebuah truk kontainer yang terguling di depan Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) pada 24 Oktober 2024. Mereka membawa botol galon, jerigen, hingga ember untuk mengangkut minyak yang tumpah ke jalanan. Salah satu warga bahkan menyebut kejadian ini sebagai “minyak gratis dari Allah.”

    Kasubnit Gakkum Polrestabes Makassar, Ipda Darwis, menjelaskan bahwa truk bermuatan 20 ton minyak goreng itu terguling akibat pengemudi yang kehilangan kendali saat menghindari kendaraan di depannya. Fenomena ini memperlihatkan bagaimana masyarakat melihat barang yang tercecer sebagai sesuatu yang boleh diambil tanpa merasa bersalah.

    Mojokerto: Minyak Goreng Curah Dijarah Beramai-ramai

    Insiden serupa terjadi di Mojokerto pada 12 Agustus 2024, ketika truk tangki pengangkut minyak goreng curah terguling di jalan raya Desa Jetis. Ribuan liter minyak tumpah ke jalan dan warga sekitar langsung berbondong-bondong mengambilnya dengan ember dan galon.

    Sopir truk, Bibit Purwanto, mengalami luka-luka akibat kecelakaan ini. Sementara itu, kepolisian berupaya mengendalikan lalu lintas dan membersihkan tumpahan minyak menggunakan pasir.

    Tidak ada tindakan hukum yang diambil terhadap warga yang mengambil minyak, meskipun peristiwa ini menunjukkan pola berulang dalam kasus penjarahan.

    Indonesia, Negara Paling Religius di Dunia

    Menurut survei Pew Research Center yang dilakukan antara 2008 hingga 2023, Indonesia mencatat tingkat religiusitas tertinggi di dunia. Sebanyak 98 persen penduduknya memprioritaskan agama dalam kehidupan mereka, dan 95 persen beribadah setiap hari.

    Ini menempatkan Indonesia di atas negara-negara Timur Tengah seperti Maroko, Palestina, dan Yordania. Namun, laporan ini juga mengungkap paradoks bahwa tingkat religiusitas tidak selalu berbanding lurus dengan perilaku moral di masyarakat.

    Beberapa negara dengan tingkat religiusitas tinggi justru masih menghadapi masalah seperti korupsi, ketimpangan sosial, dan, dalam konteks Indonesia, maraknya aksi penjarahan.

    Penelitian juga menunjukkan bahwa banyak masyarakat di Indonesia melihat agama sebagai identitas sosial dan budaya, tetapi belum tentu sebagai pedoman moral dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, mereka rajin beribadah tetapi masih cenderung mengabaikan nilai-nilai etika dalam interaksi sosial, seperti dalam kasus penjarahan ini.

    Mengapa Fenomena Penjarahan Ini Terjadi?

    Ada beberapa faktor yang bisa menjelaskan fenomena ini:

    Mentalitas “Rezeki Nomplok”

    Banyak warga melihat barang yang tercecer akibat kecelakaan sebagai “rezeki yang tak boleh disia-siakan,” tanpa memikirkan bahwa ini sebenarnya adalah tindakan mengambil hak orang lain.

    Kurangnya Kesadaran Hukum

    Minimnya edukasi mengenai hukum dan kepemilikan barang membuat sebagian masyarakat tidak merasa bersalah ketika menjarah barang korban kecelakaan.

    Ketimpangan Ekonomi

    Faktor ekonomi juga menjadi pemicu utama. Masyarakat dengan kondisi ekonomi sulit lebih cenderung mengambil kesempatan ketika melihat barang yang bisa dimanfaatkan secara gratis.

    Ketidaktegasan Aparat

    Kurangnya tindakan hukum terhadap pelaku penjarahan membuat fenomena ini terus berulang. Dalam banyak kasus, tidak ada sanksi yang diberikan kepada pelaku.

    Religiusitas tanpa Moralitas?

    Kasus-kasus penjarahan di Indonesia menunjukkan adanya ketimpangan antara religiusitas dan moralitas sosial. Meskipun Indonesia dikenal sebagai negara yang sangat religius, tindakan sehari-hari masyarakatnya masih menunjukkan kurangnya implementasi nilai-nilai etika dalam kehidupan sosial.

    Untuk mengatasi hal ini, diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif, termasuk edukasi moral sejak dini, penegakan hukum yang lebih ketat, serta peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Tanpa perubahan ini, paradoks antara religiusitas dan maraknya penjarahan akan terus berlanjut di Indonesia.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News