Negara: Palestina

  • Israel Melarang Pengiriman Barang Penting ke Gaza Hampir Dua Minggu Setelah Gencatan Senjata – Halaman all

    Israel Melarang Pengiriman Barang Penting ke Gaza Hampir Dua Minggu Setelah Gencatan Senjata – Halaman all

    Israel Melarang Pengiriman Barang Penting ke Gaza Hampir Dua Minggu Setelah Gencatan Senjata

    TRIBUNNEWS.COM- Jumlah bantuan dan peralatan penting yang masuk ke Gaza sejak perjanjian gencatan senjata dicapai awal bulan ini belum cukup untuk mengatasi masalah kemanusiaan yang mengerikan. 

    Sumber yang dikutip Al Jazeera pada 31 Januari mengatakan bahwa “jumlah truk yang memasuki Jalur Gaza sejak dimulainya gencatan senjata hingga hari ke -11 hanya mencapai 7.926.”

    Larangan Tel Aviv terhadap badan pengungsi PBB sangat menghambat upaya bantuan di Gaza, dan para pejabat mengatakan hal itu dapat membahayakan kesepakatan gencatan senjata

    “Jumlah truk tenda yang memasuki Jalur Gaza jauh lebih sedikit dari yang dibutuhkan dan tidak melebihi 208. Tidak ada rumah mobil sementara yang dibawa ke wilayah utara atau selatan jalur tersebut. Sekitar dua pertiga truk yang memasuki Jalur Gaza membawa pasokan makanan. Sekitar 197 truk bahan bakar telah memasuki Jalur Gaza, tetapi baik pertahanan sipil, maupun kotamadya, maupun perusahaan listrik tidak dapat memanfaatkannya,” sumber tersebut menambahkan. 

    Mereka melanjutkan dengan mengatakan bahwa tidak ada bahan rekonstruksi, mesin, atau peralatan yang diperlukan untuk membersihkan puing-puing dan mencari mayat yang telah dikirim. Ribuan mayat masih terperangkap di bawah bangunan dan rumah yang hancur akibat serangan udara Israel. 

    “Tidak ada pasokan energi surya yang didatangkan meskipun sangat dibutuhkan. Tidak cukup peralatan dan perlengkapan medis yang didatangkan ke rumah sakit di Jalur Gaza,” kata mereka. 

    Lebih dari 75 persen sumur di Gaza utara telah rusak, menyebabkan krisis air yang parah. Sumber tersebut menambahkan bahwa tidak ada dana yang ditransfer ke bank-bank di wilayah itu meskipun terjadi kekurangan dana yang kritis.

    Pertahanan Sipil Gaza mengumumkan pada hari Jumat bahwa 85 persen fasilitas dan peralatannya hancur akibat perang Israel, dan meminta mediator gencatan senjata untuk menekan Israel agar mengizinkan masuknya pasokan ke daerah kantong tersebut. 
    “Sejak dimulainya gencatan senjata, kami telah menerima tidak kurang dari 2.750 panggilan dan laporan langsung dari keluarga para martir, yang meminta tanggapan untuk mengambil jenazah dan sisa-sisa putra mereka.” 

    Larangan Israel terhadap Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mulai berlaku pada tanggal 30 Januari. 

    Larangan ini diberlakukan setelah berbulan-bulan kampanye kotor dan legislasi Israel terhadap badan PBB tersebut, yang dituduh Tel Aviv memiliki hubungan dengan Hamas dan terlibat dalam Operasi Banjir Al-Aqsa. 

    Akibatnya, badan tersebut dilaporkan bersiap untuk menutup operasinya di Gaza. 

    “Jika UNRWA tidak diizinkan untuk terus membawa dan mendistribusikan pasokan, maka nasib gencatan senjata yang sangat rapuh ini akan terancam dan akan berada dalam bahaya,” kata Juliette Touma, direktur komunikasi UNRWA, pada hari Jumat.

    Sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata, minimal 600 truk bantuan kemanusiaan akan memasuki Gaza setiap hari.

    Beberapa LSM baru-baru ini memperingatkan bahwa Israel terus gagal dalam meningkatkan akses Gaza terhadap bantuan kemanusiaan – meskipun ada perintah dari Mahkamah Internasional (ICJ). 

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Benjamin Netanyahu Tiba di Amerika, Dijadwalkan akan Bertemu Donald Trump pada Selasa Tanggal 4 – Halaman all

    Benjamin Netanyahu Tiba di Amerika, Dijadwalkan akan Bertemu Donald Trump pada Selasa Tanggal 4 – Halaman all

    Benjamin Netanyahu Tiba di AS Sebelum Bertemu Donald Trump

    TRIBUNNEWS.COM- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tiba di AS pada Minggu sore menjelang pertemuannya dengan Presiden Donald Trump.

    Netanyahu disambut oleh pejabat Israel termasuk utusan Israel untuk PBB Danny Danon setelah mendarat di Pangkalan Angkatan Udara Andrews di Maryland.

    “Saya gembira menyambut Perdana Menteri @netanyahu, yang baru saja mendarat di Washington sebelum pertemuannya dengan Presiden @realDonaldTrump. Ini adalah pertemuan penting yang memperkuat aliansi mendalam antara Israel dan Amerika Serikat dan akan meningkatkan kerja sama kita,” kata Danon pada X.

    Trump akan bertemu dengan Netanyahu pada hari Selasa, di mana mereka diperkirakan akan membahas Gaza, sandera Israel, dan Iran.

    Menurut laporan media, Perdana Menteri Israel diperkirakan bertemu dengan Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff pada hari Senin.

    Sebelum kepergiannya, Netanyahu mengatakan dia menunda pengiriman tim negosiasinya ke Qatar untuk melakukan pembicaraan yang ditetapkan pada hari Senin mengenai fase kedua perjanjian gencatan senjata Gaza hingga pertemuannya dengan Trump, kata media Israel.

    Presiden AS akan bertemu dengan Perdana Menteri Israel pada hari Selasa, di mana mereka diharapkan akan membahas Gaza, sandera Israel dan Iran.

    Kantor Perdana Menteri Israel sebelumnya mengumumkan bahwa Trump dan Netanyahu akan bertemu di Gedung Putih pada tanggal 4 Februari.

    Netanyahu menuju AS sebagai pejabat asing pertama yang bertemu Donald Trump pasca pelantikan, di tengah gencatan senjata di Lebanon dan Gaza serta kontroversi atas tuduhan kejahatan perang.

    Netanyahu dan Trump berencana untuk membahas situasi yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, masalah tawanan Israel, konfrontasi dengan elemen Poros Perlawanan, dan topik-topik utama lainnya selama pertemuan mendatang mereka.

    Sebelum berangkat ke Amerika Serikat, Netanyahu sepakat dengan Utusan Khusus Presiden AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, untuk memulai negosiasi tahap kedua kesepakatan gencatan senjata dengan gerakan Palestina Hamas selama pertemuan mereka di Washington Senin depan.

    Ini berarti bahwa negosiasi tahap kedua perjanjian tersebut akan dimulai pada hari ke-16 pelaksanaan tahap pertama, di mana 18 tawanan Israel dikembalikan ke wilayah yang diduduki dari Jalur Gaza.

    Negosiasi tersebut akan terjadi di tengah keputusan Trump baru-baru ini untuk mencabut larangan AS atas pengiriman bom seberat 2.000 pon ke “Israel.”

    Akhir bulan lalu, Trump mengundang Netanyahu, menandai konsesi yang signifikan kepada sekutu utama AS yang dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas kejahatan perang .

    “Merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk menjamu Anda sebagai pemimpin asing pertama saya selama masa jabatan kedua saya,” bunyi surat tersebut.

    Inovasi ini muncul seminggu setelah Trump menyarankan agar Gaza “dibersihkan saja” dan 1,5 juta orang diusir secara massal ke negara-negara Arab lainnya —komentar yang secara luas ditafsirkan sebagai dukungan terhadap pembersihan etnis.

    ICC menuduh Netanyahu “menargetkan penduduk sipil” dan menggunakan “kelaparan sebagai metode perang” selama 15 bulan agresi brutal Israel di Gaza.

    Lebih dari 120 negara anggota ICC, termasuk sebagian besar Eropa, secara hukum diwajibkan untuk menangkap Netanyahu jika ia memasuki wilayah mereka. 

    Namun, AS bukan merupakan pihak dalam perjanjian ICC. 

    Partai Republik telah mengajukan undang-undang untuk memberikan sanksi kepada ICC atas surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Keamanan Israel Yoav Gallant, tetapi Partai Demokrat memblokir tindakan tersebut pada hari Selasa.

    SUMBER: AL MAYADEEN, ANADOLU AJANSI

  • Benjamin Netanyahu Tiba di Amerika, Dijadwalkan akan Bertemu Donald Trump pada Selasa Tanggal 4 – Halaman all

    Benjamin Netanyahu Tunda Pembicaraan Tahap Kedua Gencatan Senjata, Ingin Bicara dengan Donald Trump – Halaman all

    Benjamin Netanyahu Tunda Pembicaraan Tahap Kedua Gencatan Senjata, Ingin Bicara dengan Donald Trump

    TRIBUNNEWS.COM- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin mengadakan pembicaraan dengan Presiden AS Donald Trump sebelum ia kembali ke meja perundingan mengenai kesepakatan gencatan senjata Gaza.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan sedang berusaha mendapatkan dukungan dari Presiden AS Donald Trump untuk rencananya mengenai Jalur Gaza selama pertemuan mendatang di Washington, yang dijadwalkan pada hari Selasa, Axios melaporkan.

    Pertemuan tersebut dapat berdampak signifikan terhadap gencatan senjata di Gaza, karena Netanyahu ingin memahami sikap Trump terhadap kesepakatan gencatan senjata tahap kedua. 

    Tahap ini dapat melibatkan gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.

    Sebelum mengambil keputusan, Netanyahu bermaksud menilai posisi Trump terkait kesepakatan tersebut. 

    Dimulainya negosiasi dengan Hamas, yang awalnya dijadwalkan pada hari Senin, mungkin ditunda, karena Netanyahu telah memilih untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan Trump, menurut pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya.

    Jika Netanyahu memilih untuk tidak melanjutkan fase kedua, konflik di Gaza dapat berlanjut hingga “satu tahun lagi” karena pendudukan Israel “berusaha untuk membubarkan Hamas sepenuhnya ,” kata para pejabat.

    Pejabat senior Hamas: Fase kedua kesepakatan Gaza akan menguntungkan kita

    Perwakilan Hamas di Lebanon, Ahmad Abdel Hadi, mengatakan kepada Al Mayadeen pada hari Sabtu bahwa negosiasi mengenai tahap kedua pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Gaza “akan sulit, tetapi suasananya menguntungkan kami.”  

    Abdel Hadi menegaskan bahwa para perwira dan prajurit Israel yang ditawan oleh Perlawanan Palestina di Gaza merupakan alat negosiasi bagi mereka.

    Pejabat senior Hamas menegaskan bahwa hasil negosiasi tahap kedua “akan lebih menguntungkan bagi Perlawanan,” dan menjelaskan bahwa “suasana saat ini lebih positif daripada sebelumnya, yang memperkuat posisi Perlawanan.”    

    “Semua keadaan dan konteks menunjukkan bahwa perjanjian gencatan senjata akan terus berlanjut,” meskipun pendudukan Israel akan meningkatkan standar dan memperkenalkan persyaratan baru, katanya.

    Dalam konteks yang sama, Abdel Hadi menegaskan, “Tidak ada indikasi bahwa perjanjian itu akan runtuh,” seraya mencatat bahwa Presiden AS Donald Trump menyetujui perjanjian itu sebagai bagian dari visi strategis bagi pemerintahan barunya.

    Sebelumnya, Saluran 12 Israel melaporkan bahwa mediator yang terlibat dalam kesepakatan pertukaran tahanan antara “Israel” dan Perlawanan Palestina sedang menjajaki kemungkinan untuk mempercepat pelaksanaannya .   

    Ehud Yaari, analis urusan Arab di saluran tersebut, mengindikasikan bahwa saran tersebut bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran yang lebih besar dalam jangka waktu yang lebih pendek dengan menggabungkan dan menyederhanakan fase-fase tertentu dari proses tersebut.

    SUMBER: AL MAYADEEN

  • Iran Kecam Rencana Trump Relokasi Warga Gaza, Singgung Pembersihan Etnis    
        Iran Kecam Rencana Trump Relokasi Warga Gaza, Singgung Pembersihan Etnis

    Iran Kecam Rencana Trump Relokasi Warga Gaza, Singgung Pembersihan Etnis Iran Kecam Rencana Trump Relokasi Warga Gaza, Singgung Pembersihan Etnis

    Teheran

    Pemerintah Iran mengecam gagasan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina keluar dari Jalur Gaza. Teheran memperingatkan bahwa langkah semacam itu sama saja merupakan “pembersihan etnis” terhadap Palestina.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, seperti dilansir AFP, Senin (3/2/2025), menyerukan komunitas internasional untuk membantu warga Palestina “menjamin hak untuk menentukan nasib mereka sendiri… daripada mendorong gagasan-gagasan lainnya yang mengarah pada pembersihan etnis”.

    Pernyataan dari Baqaei itu disampaikan setelah Trump berulang kali melontarkan gagasan untuk “membersihkan” Jalur Gaza dan memindahkan penduduknya ke tempat yang lebih aman, seperti Mesir dan Yordania.

    “Membersihkan Gaza… adalah bagian dari penghapusan kolonial terhadap Jalur Gaza dan seluruh Palestina,” sebut Baqaei dalam pernyataannya.

    Dia menegaskan bahwa “tidak ada pihak ketiga” yang dapat memutuskan masa depan wilayah Palestina.

    Iran yang tidak mengakui Israel, telah menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai salah satu pilar kebijakan luar negerinya sejak kemenangan Revolusi Islam tahun 1979 silam.

    Teheran dan Tel Aviv yang bermusuhan selama bertahun-tahun, telah beberapa kali terlibat aksi saling serang selama perang Gaza berkecamuk.

    Iran memberikan dukungan finansial dan militer kepada kelompok Hamas yang berperang melawan Israel. Namun negara itu bersikeras menyatakan bahwa Hamas dan kelompok-kelompok lainnya yang didukung Teheran bertindak independen.

    Wakil Presiden Iran, Mohammad Javad Zarif, baru-baru ini menyebut serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang Gaza, telah “merusak” negosiasi nuklir antara Teheran dan Washington.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Netanyahu ke AS, Bahas Tahap Kedua Gencatan Senjata Gaza    
        Netanyahu ke AS, Bahas Tahap Kedua Gencatan Senjata Gaza

    Netanyahu ke AS, Bahas Tahap Kedua Gencatan Senjata Gaza Netanyahu ke AS, Bahas Tahap Kedua Gencatan Senjata Gaza

    Washington DC

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu diperkirakan akan memulai pembicaraan soal tahap kedua gencatan senjata Gaza, selama dia mengunjungi Amerika Serikat (AS) dan bertemu dengan jajaran pejabat pemerintahan Presiden Donald Trump.

    Sebelum terbang ke Washington DC, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (3/2/2025), Netanyahu mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya akan membahas “kemenangan atas Hamas”, perselisihan dengan Iran dan pembebasan semua sandera ketika bertemu Trump pada Selasa (4/2) besok waktu AS.

    Itu akan menjadi pertemuan pertama Trump dengan seorang pemimpin asing sejak dia kembali ke Gedung Putih pada pertengahan Januari lalu.

    “Saya pikir ini menjadi testimoni untuk kekuatan aliansi Israel-Amerika,” ucap Netanyahu sebelum menaiki pesawat dan terbang ke AS.

    Netanyahu telah tiba di ibu kota AS pada Minggu (2/2) malam waktu setempat, dengan disambut Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Danny Danon. Dalam pernyataan terpisah, Danon menekankan pertempuran Trump-Netanyahu akan memperkuat “aliansi mendalam antara Israel dan Amerika Serikat, dan akan meningkatkan kerja sama kita”.

    Trump yang mengklaim dirinya berjasa dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata Gaza, mengatakan pada Minggu (2/2) bahwa negosiasi dengan Israel dan negara-negara lainnya di Timur Tengah “mengalami perkembangan”.

    “Bibi (panggilan akrab Netanyahu-red) Netanyahu akan datang pada hari Selasa (4/2), dan saya pikir kita akan melakukan sejumlah pertemuan besar yang dijadwalkan,” kata Trump.

    Kantor Netanyahu, dalam pernyataan terpisah, mengungkapkan bahwa sang PM Israel itu akan memulai diskusi dengan Utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, pada Senin (3/2) waktu AS untuk membahas persyaratan tahap kedua gencatan senjata Gaza.

    Perundingan tidak langsung antara Israel dan Hamas — dengan melibatkan para mediator seperti Qatar, Mesir dan AS — diperkirakan akan dilanjutkan pekan ini. Namun tanggal pastinya belum ditentukan, sementara tahap pertama gencatan senjata yang berlangsung selama 42 hari akan berakhir bulan depan.

    Tahap pertama gencatan senjata Gaza fokus pada pembebasan 33 sandera Israel yang ditahan Hamas secara bertahap, yang ditukarkan dengan pembebasan sekitar 1.900 tahanan, sebagian besar warga Palestina, yang ditahan di penjara-penjara Israel.

    Tahap selanjutnya dalam gencatan senjata Gaza diperkirakan mencakup pembebasan para sandera yang tersisa di Jalur Gaza dan mendiskusikan penghentian perang yang lebih permanen.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Selamatkan anak korban perang demi peradaban dunia

    Selamatkan anak korban perang demi peradaban dunia

    Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri saat menghadiri pertemuan Unbroken 5P Kids Alliance di Museum San Salvatore in Lauro, Roma, Minggu (2/2/2025). (ANTARA/HO-PDIP)

    Megawati: Selamatkan anak korban perang demi peradaban dunia
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 03 Februari 2025 – 10:39 WIB

    Elshinta.com – Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengatakan semua pihak mempunyai tanggung jawab untuk menjaga masa depan anak-anak di belahan dunia mana pun demi masa depan peradaban dunia, termasuk korban dan penyintas perang di Palestina dan Ukraina saat ini.

    Hal ini disampaikan Megawati dalam sambutannya saat menghadiri pertemuan Unbroken 5P Kids Alliance di Museum San Salvatore in Lauro, Roma, Minggu (2/2) malam. Hadir dalam pertemuan ini sejumlah ​​​menteri dan duta besar, serta pejuang kemanusiaan, aktivis “The Unbroken Kids Alliance” dan anak-anak korban perang di Palestina dan Ukraina.

    “Saya sangat bangga dan merasa terhormat berada dalam forum sangat luar biasa ini. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga masa depan anak-anak di belahan dunia manapun mereka berada, karena mereka adalah harapan masa depan bagi peradaban dunia,” kata Megawati dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Ia menambahkan upaya yang dilakukan Unbroken Kids Alliance ini merupakan misi dan tugas mulia karena telah berjuang menyelamatkan anak-anak yang menjadi korban perang antarnegara dan bangsa.

    “Itu artinya telah menyelamatkan masa depan peradaban dunia,” ujarnya.

    “Kami dari Indonesia memberikan apresiasi tertinggi kepada para pejuang kemanusiaan. Kalian semua telah menyelamatkan dunia, kalian telah melaksanakan langkah besar, karena anak-anak korban perang adalah permata untuk masa depan peradaban yang lebih baik. Anak-anak kita akan melanjutkan misi kita membangun dunia yang lebih damai dan berkeadilan,” sambung dia.

    Agenda ini masih rangkaian pertemuan World Leaders Summit on Children’s Rights di Vatikan, Senin (3/2). Pemimpin Umat Katolik Dunia Paus Fransiskus akan membuka forum ini. Tampak juga hadir pendiri 5P Global Movement, Arsjad Rasjid yang juga memberikan sambutan di acara ini.

    Gerakan 5P ini mencakup lima pilar utama yaitu: Peace (Perdamaian), Prosperity (Kesejahteraan), People (Manusia), Planet (Planet) dan Partnership (Kemitraan).

     

     

    Sumber : Antara

  • Puluhan Anggota Hamas Dibebaskan Israel, Belum Ada Negara Arab yang Bersedia Terima Mereka – Halaman all

    Puluhan Anggota Hamas Dibebaskan Israel, Belum Ada Negara Arab yang Bersedia Terima Mereka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Negara-negara Arab dikabarkan belum bersedia menerima satu pun dari puluhan anggota Hamas yang baru saja dibebaskan Israel.

    Media Israel Yedioth Ahronoth menyebut ada 70 anggota Hamas yang kini dideportasi ke Mesir sebagai bagian dari perjanjian gencatan sandera dan pertukaran tahanan.

    Akan tetapi, mereka masih terdampar di hotel di Kota Kairo karena pemerintah Mesir belum bersedia menerima mereka secara resmi.

    “Tak ada satu pun negara Arab yang bersedia menerima, bahkan satu pun eks tahanan Palestina yang dideportasi,” kata seorang pejabat Otoritas Tahanan Palestina kepada media Israel itu.

    Pejabat itu mengklaim Turki sudah bersedia menerima eks tahanan dari Yerusalem. Namun, negara itu akan terlebih dulu meninjau latar belakang mereka.

    Menurut dia, semua eks tahanan itu kini ditempatkan di sebuah hotel dan dilarang pergi dari sana. Dia berujar mereka saat ini seperti “berpindah dari penjara Israel ke penjara Mesir”.

    Pejabat itu menyampaikan bahwa para pemimpin Hamas tetap bungkam mengenai persoalan tersebut.

    “Warga Mesir tidak memperlakukan mereka dengan hangat,” kata pejabat itu.

    Mereka disebut masih mengenakan seragam dan sandal dari penjara Israel.

    Sementara itu, sebanyak 23 eks tahanan lainnya yang akan dikirim ke luar negeri juga masih terdampar di Gaza.

    Selain Mesir, negara-negara yang berpotensi menjadi tempat tinggal para tahanan adalah Aljazair, Turki, Tunisia, dan Qatar. Perdana Menteri Qatar dan Menteri Luar Negeri Turki sudah mengatakan bersedia menerima beberapa eks tahanan, tetapi tidak merinci jumlahnya.

    Pertukaran tahanan tahap empat

    Pada hari Sabtu, (1/2/2025), Israel dan Hamas melakukan pertukaran tahanan untuk keempat kalinya selama gencatan senjata.

    Israel membebaskan 183 warga Palestina setelah Hamas membebaskan tiga warga Israel di Gaza.

    Tiga orang itu diserahkan di depan panggung yang didirikan Hamas. Panggung tersebut dihiasi dengan foto Muhammad Deif, pemimpin Hamas yang dibunuh Israel.

    The Daily Egypt melaporkan dari ratusan orang yang dibebaskan Israel, ada 18 orang yang dijatuhi hukuman seumur hidup, 54 orang dijatuhi hukuman berat dan seumur hidup, dan 111 lainnya yang ditahan pasukan Israel setelah perang di Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023.

    Israel menyebut setelah pembebasan tahap keempat ini, masih ada 79 yang ditahan Hamas di Gaza. Akan ada 20 orang lagi yang dibebaskan pada fase pertama gencatan senjata.

    Sementara itu, Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump masih terus membahas fase kedua gencatan senjata dan masa depan Gaza. Trump sudah mengusulkan pemindahan warga Gaza ke Mesir dan Yordania meski akhirnya usul tersebut ditolak oleh kedua negara itu.

    Adapun enam negara Arab menggelar rapat di Kairo pada hari Sabtu untuk membahas perkembangan situasi di Gaza.

    Juru penengah dari Mesir dan Qatar mulai mempersiapkan sesi kedua perundingan gencatan senjata. 

    Jika tahap kedua gencatan senjata gagal, perang di Gaza terancam kembali berkobar.

    Meski demikian, Ofer Shelah, seorang pakar pada Institut Kajian keamanan Nasional di Israel, mengklaim Israel akan susah mengobarkan kembali perang di Gaza.

    Dia mengatakan tidak ada jaminan semua sandera akan dibebaskan saat gencatan senjata. Lalu, banyak warga Palestina mulai kembali ke Gaza utara.

    “Tidak ada perang yang akan dilanjutkan,” kata Shelah dikutip dari Associated Press.

    “Apa yang akan kita lakukan sekarang? Kembali memindahkan penduduk ke [Gaza] selatan?”

    Dengan tegas dia menyebut tidak ada kemenangan total di Gaza.

    Adapun gencatan senjata Israel dengan Hamas kini masih berada pada tahap pertama.  Perundingan untuk membahas tahap kedua digelar minggu depan.

    Jika tahap kedua berhasil, akan ada lebih banyak sandera yang bebas. Akan tetapi jika tahap kedua gagal, masih akan ada puluhan sandera yang masih di Gaza.

    (*)

  • Turki Siap Tampung Tahanan Palestina yang Dibebaskan dari Penjara Israel    
        Turki Siap Tampung Tahanan Palestina yang Dibebaskan dari Penjara Israel

    Turki Siap Tampung Tahanan Palestina yang Dibebaskan dari Penjara Israel Turki Siap Tampung Tahanan Palestina yang Dibebaskan dari Penjara Israel

    Ankara

    Turki menyatakan siap untuk menampung sejumlah tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara-penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Tel Aviv di Jalur Gaza.

    Hal ini, seperti dilansir AFP, Senin (3/2/2025), disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Hakan Fidan saat melakukan kunjungan ke Qatar pada Minggu (2/2) waktu setempat.

    Fidan menyebut kesediaan Ankara menampung warga Palestina yang dibebaskan Tel Aviv itu mendapat dukungan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

    “Presiden kami telah menyatakan bahwa kami siap untuk menampung sejumlah warga Palestina yang telah dibebaskan… demi mendukung perjanjian tersebut,” ucap Fidan saat berbicara dalam konferensi pers di Doha.

    “Turki, bersama dengan negara-negara lainnya, akan mengambil bagian dalam hal ini sehingga perjanjian gencatan senjata dapat tetap berlaku,” sebutnya.

    Tahap pertama gencatan senjata Gaza fokus pada pembebasan 33 sandera Israel yang ditahan Hamas, yang ditukarkan dengan pembebasan sekitar 1.900 tahanan, sebagian besar warga Palestina, yang ditahan di penjara-penjara Israel.

    Kebanyakan dari tahanan Palestina yang dibebaskan Tel Aviv itu akan diasingkan secara permanen setelah mereka dibebaskan. Namun belum diketahui secara jelas ke mana saja para tahanan itu akan diasingkan.

    Total 183 tahanan dibebaskan oleh Israel pada Sabtu (1/2) waktu setempat, yang ditukarkan dengan tiga sandera Israel yang dibebaskan Hamas di Jalur Gaza. Sebanyak tujuh tahanan Palestina dan satu tahanan asal Mesir telah dideportasi usai dibebaskan oleh Tel Aviv.

    Berbicara dalam konferensi pers yang sama, Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani mengatakan dirinya dan Fidan membahas soal “perkembangan di wilayah Palestina yang diduduki dan Suriah” dalam pertemuan mereka yang digelar tertutup.

    Qatar merupakan salah satu mediator untuk gencatan senjata Gaza, bersama dengan Mesir dan Amerika Serikat (AS).

    Dalam pernyataannya, PM Qatar menyerukan “semua pihak untuk menghormati semua ketentuan perjanjian dan memulai (perundingan) tahap kedua”, yang dimaksudkan untuk mengakhiri pertempuran Hamas dan Israel secara lebih pemanen.

    Tanggal untuk perundingan resmi yang melibatkan para mediator dan delegasi dari Hamas dan Israel belum ditentukan, dengan tahap pertama gencatan senjata yang berlangsung selama 42 hari akan berakhir bulan depan.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 5 Warga Thailand yang Dibebaskan Hamas Ungkap Pengalaman selama Disandera di Palestina – Halaman all

    5 Warga Thailand yang Dibebaskan Hamas Ungkap Pengalaman selama Disandera di Palestina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Lima warga negara Thailand yang dibebaskan Hamas bagikan pengalaman mereka selama menjalani penyanderaan di Palestina.

    Hal ini mereka sampaikan kepada media setelah mereka menemui rombongan Menteri Luar Negeri Thailand, Maris Sangiampongsa di Tel Aviv pada Minggu (2/2/2025).

    Tak sendirian, dalam kunjungan menemui para warganya yang dibebaskan Hamas tersebut Maris didampingi Rassam Chaleejan, selaku Asisten Menteri Luar Negeri, Phannapha Chantaramon, Duta Besar Thailand di Tel Aviv, dan Jenderal Tongswit Nunphakdee selaku Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Thailand.

    Rombongan Menlu Maris Sangiampongsa tersebut dilakukan untuk memberikan dukungan kepada lima warga Thailand yang tengah dirawat di rumah sakit di Tel Aviv setelah dibebaskan dari kelompok Hamas pada 30 Januari 2025 lalu

    Sembari mendapatkan perawatan medis dari Pemerintah Israel, Kelima sandera tersebut berbagi cerita mereka selama menjalani penyanderaan kepada wartawan.

    Dikutip dari lembaga penyiaran Thailand TNA-MCOT, para sandera asal Thailand tersebut mengaku seperti terlahir kembali dan mendapatkan kehidupan baru setelah dibebaskan Hamas.

    Mereka juga mengungkapkan keinginan untuk bisa kembali makan hidangan khas Thailand seperti Salad Larb dan Soi Ju.

    Hal ini diungkapkan oleh salah seorang sandera bernama Phongsak Than Na.

    Pria asal Buriram ini mengaku telah berbicara dengan keluarganya melalui sambungan telepon selama ia menjalani perawatan di Tel Aviv.

    Phongsak menyebutkan bahwa keluarganya sangat senang bisa mendengarnya lagi setelah dibebaskan dengan selamat oleh Hamas.

    Ia juga menceritakan bahwa pihak Hamas merawat mereka dengan baik selama masa penyanderaan.

    “Selama penahanan saya makan makanan yang sama dengan mereka (Hamas), seperti roti, keju, kacang yang mereka makan. Mereka juga kerap menanyakan  apakah kami kenyang dengan makanan yang disajikan dan kami mengatakan, ya, saya rasa makanan yang mereka berikan mencukupi bagi kami untuk bisa bertahan.” ungkap Phongsak.

    Meski dirawat dengan baik oleh Hamas, Phongsak sempat mengaku depresi karena tak kunjung dibebaskan setelah menjalani masa penyanderaan yang cukup lama.

    “Kondisi hidup sangat sulit, saya sempat merasa seperti mati tapi kini saya merasa terlahir kembali. Saya merasa sangat senang. Yang penting bagi saya adalah bisa hidup dan bebas. Saya sudah merasa cukup,” sambung Phongsak.

    Guna menghadapi depresinya selama itu, Phongsak selalu memikirkan wajah anaknya yang sangat ia rindukan beserta segenap keluarganya.

    Phongsak sendiri saat ini memiliki seorang putri berusia 15 tahun yang sudah lebih dari 7 tahun tidak bertemu dengannya secara langsung.

    Perasaan senada juga diungkapkan sandera lainnya yakni Bannawat Saetao.

    Bannawat juga merasa sangat senang setelah dibebaskan Hamas.

    Bannawat yang awalnya sempat mengaku takut dengan Hamas mengaku dirinya tidak merasa begitu menderita karena mereka diperlakukan dengan baik selama penyanderaan.

    “Saya terus berpikir, apakah mereka akan melakukan sesuatu pada kami. Namun, mereka menenangkan kami dan mengatakan tidak akan melakukan apa-apa. Mereka juga bertanya apakah kami mau makan hidangan yang mereka sajikan, yang tentu saja akhirnya kami makan bersama agar bisa bertahan hidup,” jelas Bannawat.

    Sandera lainnya, Wathara Sriuan juga merasa sangat senang setelah dibebaskan oleh Hamas 

    Sementara itu, Surasak Lamnao yang juga ditahan oleh Hamas merasa sangat senang setelah dapat menelepon orang tuanya.

    Surasak mengaku sudah menunggu momen tersebut cukup lama sehingga ia berusaha tidak berpikir terlalu banyak saat tidur di hari ia dibebaskan. 

    “Saya tidak pernah putus asa, saya yakin usaha akan membuahkan hasil. Jika kita tidak melawan dan mengikuti perintah, kita akan baik-baik saja. Kami berkomunikasi dengan baik, tidak ada yang merasa putus asa. Saya pribadi merasa bahwa semangat sangat penting. Kita harus selalu berpikir positif dan mencari semangat,” kata Surasak.

    Sandera kelima yang diwawancara saat itu, Sateer Sukwankham juga merasa sangat senang bisa kembali ke Thailand.

    Sama seperti sandera lainnya, Sukwankham menilai penyanderaan selama lebih dari satu tahun adalah waktu yang sangat sulit, dan kadang-kadang membuat mereka merasa putus asa.

    Namun, mereka saling berbicara dan yakin bahwa suatu hari nanti mereka pasti akan bisa keluar.

    “Jika ditanya apa yang paling ingin saya makan saat ini, saya rasa saya ingin makan larb, tom yum, atau soi jù, makanan seperti itu,” jawab Sukwankham dan Surasak secara serempak.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Parah! Israel Ledakkan Gedung-gedung di Kamp Pengungsi Jenin    
        Parah! Israel Ledakkan Gedung-gedung di Kamp Pengungsi Jenin

    Parah! Israel Ledakkan Gedung-gedung di Kamp Pengungsi Jenin Parah! Israel Ledakkan Gedung-gedung di Kamp Pengungsi Jenin

    Tepi Barat

    Israel meledakkan sejumlah gedung dalam operasi militer terbaru di area kamp pengungsi Jenin di wilayah Tepi Barat. Otoritas Palestina melaporkan sekitar 20 gedung rata dengan tanah akibat rentetan ledakan yang dipicu militer Tel Aviv tersebut.

    Rekaman video yang beredar, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (3/2/20525), menunjukkan momen rentetan ledakan secara serentak melanda area kamp pengungsi Palestina yang padat penduduk tersebut pada Minggu (2/2) waktu setempat.

    Kepulan asap tebal membubung di atas area Jenin, yang menjadi lokasi pasukan Israel melancarkan operasi militer besar-besaran selama hampir dua minggu terakhir. Militer Tel Aviv mengklaim operasinya menargetkan para petempur militan Palestina dan menyita pasokan senjata mereka.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, mengklaim sebanyak 23 bangunan telah “dibongkar” di wilayah Tepi Barat bagian utara setelah laboratorium peledak, senjata dan pos pengamatan ditemukan oleh pasukannya yang dikerahkan ke area tersebut.

    Dalam pernyataan pada Minggu (2/2) waktu setempat, militer Israel mempublikasikan foto-foto yang menunjukkan senjata api, amunisi dan benda yang tampak seperti tabung gas. Tidak disebutkan secara jelas di lokasi mana tepatnya foto-foto itu diambil.

    Kementerian Luar Negeri Palestina, secara terpisah, mengecam penghancuran bangunan di area Jenin oleh militer Israel. Disebutkan otoritas Palestina bahwa penghancuran puluhan bangunan itu merupakan “adegan brutal”.

    “Mengecam, dengan tegas, pengeboman yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel… termasuk tindakan mereka hari ini, Minggu (2/2), dalam meledakkan area yang luas di kamp Jenin,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Palestina.

    Direktur Rumah Sakit Pemerintah Jenin, Wisam Baker, mengatakan kepada kantor berita Palestina bahwa sebagian bangunan rumah sakitnya mengalami kerusakan akibat ledakan tersebut. Namun demikian, dilaporkan tidak ada korban jiwa.

    Jenin merupakan lokasi bagi kamp pengungsi yang dipenuhi warga keturunan Palestina yang diusir, atau meninggalkan rumah mereka, dalam perang tahun 1948 ketika negara Israel didirikan. Namun kamp pengungsi di Jenin juga menjadi pusat aktivitas militan selama beberapa dekade dan berulang kali menjadi target penggerebekan militer Tel Aviv.

    Pasukan militer Israel, yang didukung oleh helikopter dan buldoser lapis baja, memulai operasi terhadap Jenin pada 21 Januari lalu, atau dua hari setelah gencatan senjata antara Hamas dan Tel Aviv diberlakukan di Jalur Gaza.

    Menurut para pejabat Palestina, setidaknya 25 warga Palestina tewas sejak operasi militer Israel dimulai di Jenin, termasuk sembilan anggota kelompok bersenjata, seorang kakek berusia 73 tahun dan seorang bocah perempuan berusia dua tahun.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, mengklaim pasukannya telah membunuh sedikitnya 35 militan dan menahan lebih dari 100 individu yang diburu.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu