Negara: Pakistan

  • Kualitas udara Jakarta masuk 10 besar terburuk di dunia

    Kualitas udara Jakarta masuk 10 besar terburuk di dunia

    Jakarta (ANTARA) – Kualitas udara di Jakarta pada Senin pagi ini masuk urutan ke delapan sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.

     

    Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.00 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada pada angka 153 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

     

    Kualitas udara kategori tidak sehat, yakni udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

     

    Sedangkan, kualitas udara kategori sedang, yakni apabila kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

     

    Kemudian, kategori baik yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.

     

    Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.

    Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.

     

    Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama, yaitu Delhi (India) di angka 259, urutan kedua Lahore (Pakistan) di angka 190, urutan ketiga Cairo City (Mesir) di angka 187, urutan keempat Baghdad (Irak) di angka 181ndan urutan kelima Dhaka (Bangladesh) di angka 176.

     

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pekerja China Jadi Target Serangan-Penculikan di Luar Negeri, Kenapa?

    Pekerja China Jadi Target Serangan-Penculikan di Luar Negeri, Kenapa?

    Beijing

    Pada Minggu (06/10), dua warga negara China meninggal dunia dan beberapa lainnya terluka dalam insiden yang diduga sebagai serangan bunuh diri di dekat Bandara Karachi, Pakistan. Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) mengeklaim bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

    Ini adalah serangan terbaru dari beberapa serangan yang menyasar pekerja China di Pakistan dan beberapa negara lain dalam beberapa tahun terakhir.

    Ada lebih dari setengah juta pekerja China yang bekerja di proyek-proyek pembangunan di seluruh dunia. Banyak di antara mereka berada di wilayah dengan situasi politik yang bergejolak dan banyak pula yang tewas dibunuh atau diculik.

    Seberapa sering para pekerja China menjadi sasaran di Pakistan?

    Pada 6 Oktober lalu, dua warga negara China yang merupakan bagian dari konvoi pekerja proyek pembangunan pembangkit listrik di Port Qasim, dekat Karachi, tewas akibat bom mobil di dekat bandara.

    Sedikitnya 10 orang luka-luka dalam serangan tersebut.

    BLA menyatakan mereka “menargetkan konvoi insinyur dan investor China tingkat tinggi” yang tiba di bandara.

    Serangan ini mereka klaim sebagai serangan bunuh diri.

    BLA melakukan pemberontakan sejak lama demi pembentukan sebuah negara yang terpisah dari Pakistan.

    Serangan yang terjadi pada Minggu (06/10) adalah serangan terbaru dari rangkaian serangan pekerja China di Pakistan (Getty Images)

    Sebanyak dua warga negara China yang mereka bunuh sedang bekerja dalam proyek pengembangan Port Qasim, yang berada di dekat Karachi, Pakistan.

    BLA juga mengaku menyerang pangkalan udara milik Angkatan Laut Pakistan di Pelabuhan Gwadar di Balochistan yang sedang digarap oleh perusahaan China, pada Maret lalu.

    Selain itu, mereka mengaku membunuh tiga akademisi China beserta sopir berkewarganegaraan Pakistan dalam serangan bunuh diri di dekat Confusius Institute yang dikelola China di Universitas Karachi pada April 2022.

    Menurut BLA, masyarakat Baloch belum mendapatkan pembagian kesejahteraan yang adil dari investasi atau ekstraksi mineral (seperti minyak) oleh perusahaan asing di wilayah mereka.

    Berapa banyak pekerja China yang bekerja di luar negeri dan mengapa?

    Sekitar 580.000 warga China bekerja di luar negeri pada berbagai proyek di seluruh dunia yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan China, menurut hitungan Kementerian Perdagangan pada 2022.

    Sebagian besar dari mereka mengerjakan proyek-proyek yang merupakan bagian dari rencana besar China, yakni Belt and Road Initiative (BRI).

    Proyek-proyek BRI diperkirakan telah menghabiskan US$1 triliun (sekitar Rp15,6 triliun) untuk membangun jalan raya dan jalur kereta api, pelabuhan, serta pembangkit listrik.

    Megaproyek tersebut bertujuan menciptakan rute baru bagi ekspor China dan memperdalam hubungan perdagangan antara China dan semua negara yang telah mendaftar untuk menjadi mitra dalam skema tersebut.

    Baca juga:

    Adapun Pakistan adalah rumah bagi salah satu proyek terbesar BRI: Koridor ekonomi China-Pakistan.

    Proyek ini meliputi sejumlah jalur jalan raya dan kereta api dari perbatasan barat China, melintasi Pakistan menuju Pelabuhan Gwadar di Laut Arab.

    Sebagaimana Pakistan, banyak negara di Afrikaseperti Kenya, Ethiopia, dan Senegaltelah meminjam miliaran dolar dari China untuk membangun infrastruktur transportasi dan energi yang lebih baik.

    Seringkali, warga negara tuan rumah mengeluh lantaran perusahaan China yang menjalankan proyek pembangunan hanya menawarkan sedikit lapangan pekerjaan bagi mereka. Sebagian besar proyek justru mempekerjakan warga negara China.

    Pekerjaan pada proyek pembangunan China di luar negeri sebagian diberikan kepada pekerja China (Getty Images)

    “Masyarakat lokal di negara-negara Afrika membenci hal tersebut,” ungkap Profesor Steve Tsang dari SOAS China Institute di London.

    “Perusahaan-perusahaan tersebut mendatangkan banyak pekerja asal China dan ada sentimen bahwa mereka mempekerjakan masyarakat setempat untuk pekerjaan kasar atau kondisi yang sangat keras,” katanya kemudian.

    “China mengatakan bahwa investasinya di luar negeri adalah sesuatu yang saling menguntungkan,” tutur Dr Alex Vines dari Chatham House, sebuah wadah pemikir urusan luar negeri yang berbasis di Inggris.

    “Namun mereka memberikan pekerjaan di sana ke para pekerja China untuk memecahkan masalah pengangguran di China,” ujarnya lagi.

    Apa bahaya yang mengintai para pekerja China yang bekerja di luar negeri?

    Investasi China di luar negeri mengakibatkan pekerja China harus bekerja di beberapa negara paling berbahaya di dunia, termasuk zona konflik yang aktif.

    Pakistan, misalnya, termasuk salah satu negara yang paling tidak stabil secara politik, menurut klasifikasi Bank Dunia.

    Koresponden BBC World Service di Karachi, Riaz Sohail, mengatakan ada 16 serangan terkait proyek pembangunan China yang mengakibatkan 12 warga negara China tewas dan 16 lainnya luka-luka.

    Rangkaian peristiwa ini mencakup pembunuhan terhadap lima insinyur China pada Maret 2024. Kelima individu itu bekerja di bendungan pembangkit listrik tenaga air Dasu di wilayah Bisham, Khyber Pakhtunkhwawilayah yang sangat bergejolak di barat laut negara tersebut.

    Pada November 2018, orang-orang bersenjata membunuh sedikitnya empat orang dalam serangan yang menyasar konsulat China di Karachi.

    Pekerja Tiongkok kerap menjadi sasaran para militan Pakistan di Pelabuhan Gwadar (Getty Images)

    Tak satu pun pihak menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.

    Di Afrika, terjadi beberapa serangan terhadap pekerja China di tambang emas di Republik Demokraktik Kongo tempat kekerasan politik oleh kelompok milisi bersenjata kerap terjadi.

    Pada Juli 2024, enam warga negara China dan setidaknya dua tentara Kongo ditembak di lokasi tambang emas di timur laut Kongoyang sebagian dimiliki sebuah perusahaan China, demikian dilaporkan kantor berita Reuters.

    Pelakunya disebut-sebut adalah anggota milisi yang dikenal sebagai Cooperative for the Development of the Congo. Kelompok ini merupakan salah satu dari beberapa kelompok yang berjuang untuk menguasai lahan dan sumber daya alam di wilayah tersebut.

    Pada Januari 2022, orang-orang bersenjata di Nigeria dilaporkan telah menculik tiga pekerja China di lokasi pembangunan bendunganyang dibangun oleh perusahaan milik China, Sinohydro.

    Menurut laporan Peterson Institute for International Economics (PIEE) yang berbasis di AS, kelompok bersenjata di Afrika dan Asia Tenggara sering kali menganggap penculikan warga negara China adalah hal yang menguntungkan, karena mereka berharap perusahaan akan membayar uang tebusan dalam jumlah besar agar pekerjanya bisa kembali.

    Taliban, misalnya, berulang kali menculik pekerja asing asal China demi uang tebusan.

    Bagaimana upaya China melindungi pekerjanya di luar negeri?

    Menurut PIEE, pemerintah China dan perusahaan-perusahaan China sejauh ini telah menangani berbagai serangan terhadap pekerjanya di luar negeri dengan “membayar uang tebusan untuk menjamin pembebasan, menekan pejabat negara tuan rumah untuk memastikan jaminan keamanan yang lebih baik, serta mengekspor teknologi pengawasan untuk membantu mengidentifikasi dan menghalangi calon ekstremis.”

    China juga melatih militer di negara-negara tuan rumah sehingga mereka dapat memberikan keamanan yang lebih baik.

    Selain itu, perusahaan-perusahaan China semakin banyak mempekerjakan perusahaan keamanan swasta di lokasi proyek untuk mengantisipasi pelaku bom bunuh diri serta kelompok bersenjata dan penculik.

    “Namun ada batasan apa yang bisa diharapkan oleh Beijing untuk bisa diterapkan oleh negara-negara tuan rumah,” kata laporan PIEE.

    “Penanaman modal asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) China telah menargetkan negara-negara dengan supremasi hukum yang lebih lemah.”

    Setelah serangan terbaru di Pakistan, Kedutaan Besar China di sana mengingatkan warganya dan perusahaan China di Pakistan untuk waspada dan “melakukan yang terbaik untuk mengambil tindakan pencegahan keselamatan”.

    (nvc/nvc)

  • Separatis di Pakistan Targetkan Warga China, Ada Apa?

    Separatis di Pakistan Targetkan Warga China, Ada Apa?

    Jakarta

    Kedutaan Besar Cina di Pakistan mengonfirmasi bahwa dua warga negara Cina tewas dan satu orang terluka dalam ledakan di dekat Bandara Internasional Jinnah di Karachi pada Minggu (6/10).

    Sebanyak tiga orang tewas dan setidaknya 11 orang terluka dalam apa yang digambarkan pihak berwenang Pakistan sebagai “serangan teroris.”

    Menurut pernyataan Kedutaan Besar Cina, sebuah konvoi yang membawa staf Cina dari Port Qasim Electric Power Company (Private) Limited menjadi sasaran serangan.

    Kementerian Luar Negeri Pakistan pada Senin (7/10) mengatakan bahwa para pelaku tidak akan dibiarkan lolos dari hukuman.

    “[…] Badan keamanan dan penegak hukum Pakistan tidak akan menyisakan upaya untuk menangkap pelaku dan fasilitatornya. Tindakan barbar ini tidak akan dibiarkan tanpa hukuman,” demikian pernyataan tersebut.

    Kantor berita Reuters melaporkan bahwa kelompok militan separatis Balochistan Liberation Army (BLA) mengeklaim bertanggung jawab atas serangan hari Minggu (06/10) tersebut.

    Apa yang dilakukan warga negara Cina di Pakistan?

    Ribuan pekerja Cina di Pakistan sebagian besar terlibat dalam proyek Koridor Ekonomi Cina-Pakistan (CPEC), yang merupakan bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) senilai miliaran dolar dari Beijing.

    Proyek ini bertujuan untuk menghubungkan provinsi Xinjiang di barat Cina dengan laut melalui Pakistan. Hal ini akan mempersingkat rute perdagangan Cina dan membantu menghindari Selat Malaka, jalur laut sempit yang menghubungkan Samudra Hindia dan Pasifik.

    Pakistan, di sisi lain, diharapkan mendapat manfaat dari peningkatan perdagangan, infrastruktur, dan industri di sepanjang koridor sepanjang 2.000 kilometer tersebut, yang seluruhnya dibiayai oleh Cina.

    Meskipun proyek ini akan meningkatkan konektivitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi, banyak penduduk provinsi Balochistan, yang merupakan pusat CPEC, menentangnya.

    Ancaman konflik di Balochistan

    Balochistan, provinsi barat daya Pakistan yang berbatasan dengan Afganistan dan Iran, adalah provinsi termiskin dan paling sedikit penduduknya. Kelompok pemberontak telah melakukan pemberontakan separatis selama beberapa dekade, mengeluh bahwa Islamabad dan provinsi Punjab yang lebih kaya mengeksploitasi sumber daya mereka secara tidak adil.

    Pemerintah Pakistan telah mencoba mengakhiri pemberontakan ini dengan cara militer.

    Separatis Baloch mengeklaim bahwa Cina berinvestasi di Gwadar, kota kecil nelayan di Balochistan yang memainkan peran penting dalam proyek CPEC, untuk mengeksploitasi sumber daya alam provinsi tersebut.

    Proyek-proyek Cina di seluruh provinsi dan di bagian lain negara itu, termasuk kota pelabuhan Karachi, telah menjadi sasaran serangan militan Baloch selama bertahun-tahun.

    Pada 2018, BLA menyerang konsulat Cina di Karachi. Pada April 2021, sebuah serangan bunuh diri di luar hotel mewah di Quetta, tempat duta besar Cina menginap, menewaskan empat orang dan melukai puluhan lainnya.

    Dalam beberapa tahun terakhir, BLA semakin meningkatkan serangan, menargetkan militer Pakistan sebagai balasan atas pengamanan proyek-proyek Cina.

    Pada Agustus, BLA meluncurkan serangan terkoordinasi di provinsi tersebut yang menewaskan lebih dari 70 orang.

    “Serangan telah meningkat selama beberapa waktu, mencerminkan militan separatis yang semakin berani dan marah terhadap investasi Cina, serta kapasitas yang semakin besar untuk melaksanakan operasi semacam ini,” ujar Michael Kugelman, pakar Asia Selatan di Woodrow Wilson International Center for Scholars yang berbasis di Washington, kepada DW.

    Tuntutan hak untuk Balochistan

    Selain kelompok militan yang berjuang melawan Islamabad, ada beberapa partai politik dan kelompok hak asasi yang menuntut hak bagi provinsi dan masyarakat Baloch secara damai.

    Kelompok-kelompok ini telah mengkritik keras tindakan pihak berwenang Pakistan di provinsi tersebut, menuduh militer dan badan intelijen melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang serius.

    Para analis mengatakan bahwa protes massal baru-baru ini di Balochistan menyoroti meningkatnya ketidakpuasan di antara penduduk lokal.

    “Sepuluh tahun setelah peluncuran CPEC, janji untuk mengubah Gwadar menjadi kota seperti Shenzhen, Hong Kong, atau Dubai belum terpenuhi,” ujar Kiyya Baloch, seorang jurnalis dan komentator yang telah meliput Balochistan secara luas, kepada DW, menambahkan bahwa gerakan perdamaian dimaksudkan untuk menentang kebijakan Beijing dan Islamabad terhadap provinsi tersebut.

    Baloch Yakjehti Committee (BYC), sebuah kelompok hak yang mengkampanyekan hak-hak sipil, politik, dan sosial ekonomi masyarakat Baloch, jadi kelompok yang paling vokal menyuarakan tuntutannya pada aksi demonstrasi baru-baru ini di Balochistan. Gerakan ini telah memobilisasi orang-orang dan menyelenggarakan demonstrasi besar di seluruh wilayah.

    Mahrang Baloch, pemimpin BYC, mengatakan kepada DW bahwa mereka mengorganisir “gerakan melawan genosida Baloch,” menuduh pihak berwenang Pakistan melakukan ribuan penghilangan paksa dan pembunuhan di luar hukum.

    “Cina atau negara lain yang berinvestasi di Balochistan terlibat langsung dalam genosida Baloch. Penghilangan paksa dan pengusiran paksa di wilayah pesisir Makran sangat besar. Mereka menjarah sumber daya kami tanpa memberi manfaat kepada penduduk lokal Baloch,” katanya.

    Situasi yang bergejolak

    Militer Pakistan melabeli BYC sebagai “proksi” bagi apa yang disebutnya teroris dan mafia kriminal.

    “Strategi mereka adalah mengumpulkan kerumunan dengan dana asing, menghasut kerusuhan di antara masyarakat, menantang otoritas pemerintah dengan melempar batu, melakukan perusakan, dan membuat tuntutan yang tidak masuk akal,” ujar Ahmed Sharif Chaudhry, kepala bagian media militer, kepada wartawan pada bulan Agustus.

    “Tapi ketika negara bertindak, mereka menggambarkan diri mereka sebagai korban yang tidak bersalah,” tambahnya.

    Qamar Cheema, seorang analis pertahanan, menggambarkan situasi keamanan di provinsi tersebut sebagai “bergejolak,” mengutip serangan militan yang merajalela terhadap instalasi militer.

    “Untuk mengatasi situasi di mana Beijing telah berinvestasi secara besar-besaran, harus ada perdamaian dan stabilitas, dan negara harus bertindak untuk mengendalikan situasi,” katanya kepada DW.

    Editor: Srinivas Mazumdaru

    Artikel ini diterjemahkan dari DW bahasa Inggris

    (ita/ita)

  • Perang Besar-besaran Bukan Cara Pulangkan Warga ke Israel Utara

    Perang Besar-besaran Bukan Cara Pulangkan Warga ke Israel Utara

    Washington DC

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan Israel, sekutu dekatnya, bahwa mereka tidak akan bisa memulangkan warganya dengan aman ke wilayah utara negara tersebut, jika melancarkan perang besar-besaran dengan kelompok Hizbullah atau pun Iran.

    Diketahui bahwa dalam beberapa bulan terakhir, warga-warga Israel di wilayah utara negara itu, yang berbatasan dengan Lebanon bagian selatan, terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka akibat semakin meningkatnya serangan lintas perbatasan dari kelompok Hizbullah.

    Eskalasi konflik terjadi sejak dua pekan terakhir, ketika militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap target-target Hizbullah di Lebanon bagian selatan dan di pinggiran selatan Beirut.

    Pada Jumat (27/9) waktu setempat, serangan udara Israel yang menargetkan pinggiran selatan Beirut berhasil menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Tel Aviv lantas terus melanjutkan serangannya, dengan pada Minggu (29/9), menargetkan lebih banyak posisi Hizbullah di Lebanon.

    Tujuan utama dari serangan-serangan udara itu, menurut militer Israel, adalah membuat wilayah utara negara tersebut aman dari serangan roket Hizbullah dan memungkinkan kembalinya ribuan warga Israel ke rumah-rumah mereka di area tersebut usai mengungsi akibat serangan lintas perbatasan.

    “Perang besar-besaran dengan Hizbullah, tentu saja dengan Iran, bukanlah cara yang tepat untuk mewujudkan hal tersebut,” ucap juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, mengingatkan Israel, seperti dilansir Reuters, Senin (30/9/2024).

    “Jika Anda ingin orang-orang kembali ke rumah-rumah mereka dengan aman dan berkelanjutan, kami meyakini bahwa jalur diplomasi adalah jalur yang tepat,” cetusnya saat berbicara kepada media terkemuka AS, CNN, pada Minggu (29/9).

    Disebutkan Kirby bahwa AS sedang mengamati apa yang dilakukan Hizbullah untuk mengisi kekosongan kepemimpinan sejak kematian Nasrallah. “Dan terus berbicara dengan Israel soal langka-langkah tepat selanjutnya,” katanya.

    Kementerian Kesehatan Lebanon, dalam pernyataannya, menyebut lebih dari 1.000 orang tewas dan sekitar 6.000 orang lainnya mengalami luka-luka akibat rentetan serangan Israel yang berlangsung selama dua pekan terakhir. Tidak disebut lebih spesifik soal berapa banyak warga sipil yang tewas.

    Pemerintah Beirut juga menyebut sekitar satu juta orang — atau seperlima dari total populasi Lebanon — telah mengungsi dari rumah-rumah mereka.

    “Kami tidak menyangkal fakta bahwa kami tidak melihat eksekusi taktis dengan cara yang sama yang mereka lakukan dalam hal perlindungan (warga sipil),” ujar Kirby dalam pernyataannya.

    Dia menegaskan kembali bahwa dukungan AS terhadap keamanan Israel sangatlah kuat. AS merupakan sekutu lama Israel dan pemasok senjata terbesar untuk negara tersebut.

    Pada Sabtu (28/9) waktu setempat, Iran bersumpah akan membela kepentingan nasional dan keamanan mereka, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Teheran juga menyerukan digelarnya pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk membahas serangan-serangan Israel.

    “Kami telah melihat retorika yang keluar dari Teheran. Kami akan melihat dan menantikan apa yang mereka lakukan,” ucap Kirby dalam pernyataannya.

    Lihat Video ‘Demo Protes Tewasnya Pemimpin Hizbullah di Pakistan Ricuh!’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Geger Bentrokan Sektarian di Pakistan, 37 Orang Tewas-150 Luka

    Geger Bentrokan Sektarian di Pakistan, 37 Orang Tewas-150 Luka

    Islamabad

    Sedikitnya 37 orang tewas akibat bentrokan sektarian yang berlangsung di wilayah Pakistan bagian barat laut selama enam hari terakhir. Lebih dari 150 orang lainnya mengalami luka-luka dalam bentrokan yang melibatkan senjata berat tersebut.

    Bentrokan berdarah ini terjadi di distrik Kurram, bekas daerah semi-otonom, yang memiliki sejarah konfrontasi berdarah antara suku-suku yang tergabung dalam aliran Sunni dan Syiah yang merenggut ratusan nyawa selama bertahun-tahun.

    Pada Juli lalu, bentrokan terkait tanah di area tersebut menewaskan sedikitnya 35 orang dan baru berakhir setelah jirga atau semacam dewan suku menyerukan gencatan senjata, dengan para pejabat setempat berusaha menengahi gencatan senjata baru.

    Seorang pejabat distrik Kurram, yang enggan disebut namanya, seperti dilansir AFP, Jumat (27/9/2024), menuturkan bahwa pertempuran melibatkan senjata berat terus berlanjut di sebanyak 10 area di distrik itu, meskipun ada upaya dari pasukan keamanan dan penduduk setempat untuk mencapai kesepakatan.

    “Apa yang awalnya merupakan sengketa tanah telah meluas menjadi bentrokan sektarian yang melibatkan penggunaan senjata otomatis dan semi-otomatis, serta mortir,” ucap pejabat distrik Kurram tersebut kepada AFP.

    Dia menyebut bahwa sedikitnya 37 orang tewas dan sebanyak 153 orang lainnya mengalami luka-luka dalam bentrokan tersebut.

    Menurut pejabat keamanan lainnya, yang ditugaskan di kota Peshawar, sekitar “28 rumah mengalami kerusakan” akibat bentrokan itu.

    Bentrokan antar suku dan antar keluarga tergolong sering terjadi di wilayah Pakistan.

    Namun, bentrokan semacam itu bisa berlangsung berlarut-larut dan penuh kekerasan di area pegunungan barat laut di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, di mana masyarakatnya mematuhi kode kehormatan suku tradisional.

    Di Pakistan, yang mayoritas penduduknya menganut Sunni, komunitas Syiah telah sejak lama mengalami diskriminasi dan kekerasan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Selasa pagi, kualitas udara Jakarta tidak sehat

    Selasa pagi, kualitas udara Jakarta tidak sehat

    Jakarta (ANTARA) – Kualitas udara di Jakarta pada Selasa pagi masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika, selain itu Jakarta menduduki peringkat ketujuh sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.

    Menurut situs pemantau kualitas udara IQ Air pada Selasa pukul 06.29 WIB, kualitas udara di DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan angka 161 mengacu kepada penilaian PM2,5 dengan nilai konsentrasi 70 mikrogram per meter kubik.

    Konsentrasi sebanyak itu setara 14 kali nilai panduan kualitas udara tahunan organisasi kesehatan dunia (WHO). PM 2,5 adalah partikel udara yang berukuran kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).

    Situs tersebut juga merekomendasikan terkait kondisi udara di Jakarta, yaitu bagi masyarakat sebaiknya menghindari aktivitas di luar ruangan, jika berada di luar ruangan gunakanlah masker, kemudian menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor.

    Baca juga: Senin pagi, kualitas udara Jakarta tidak sehat bagi kelompok sensitif

    Sementara dari data yang sama, kota dengan kualitas udara terburuk di dunia urutan pertama yaitu Kinshasa (Kongo) di angka 190, urutan kedua yaitu Delhi ​​​​​​(India) di angka 179, urutan ketiga Lahore (Pakistan) di angka 174, yang keempat yaitu Dubai (Uni Emirat Arab) dengan angka 169 dan kelima Tashkent (Uzbekistan) di angka 167.

    Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah meluncurkan platform pemantau kualitas udara terintegrasi hasil pantauan di 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) tersebar di kota metropolitan tersebut.

    Dari SPKU tersebut, kemudian data yang diperoleh ditampilkan melalui platform pemantau kualitas udara sebagai penyempurnaan dari yang sudah ada sebelumnya dan sesuai dengan standar yang berlaku secara nasional.

    Laman ini juga menampilkan data dari 31 SPKU di Jakarta yang mengintegrasikan data dari SPKU milik DLH Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Vital Strategis.

    Baca juga: Heru berharap transportasi publik Jakarta semakin terintegrasi

    Dengan demikian, data mengenai kualitas udara di Jakarta bisa disajikan secara lebih komprehensif.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2024

  • Melawan Perubahan Iklim Lewat Game

    Melawan Perubahan Iklim Lewat Game

    Jakarta

    PUBG Mobile meluncurkan kampanye bertajuk ‘Play For Green’. Kampanye ini diluncurkan sebagai bagian dari Green Game Jam.

    Kampanye yang dirancang oleh Playing For The Planet, sebuah inisiasi yang didukung oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Environment Programme/UNEP) untuk mendukung planet melalui aksi nyata dalam permainan dan meningkatkan kesadaran mengenai perlindungan lingkungan.

    Ada beberapa event dalam game, tantangan baru, serta hadiah eksklusif yang bisa didapat pemain dalam kampanye ini. Tujuan utamanya adalah untuk memberdayakan dan mengerakkan komunitas global pemain PUBG Mobile, memfasilitasi dukungan terhadap proyek konservasi lingkungan yang penting di dunia nyata.

    Juga memperlihatkan bagaimana para pemain bisa bersatu untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau. Utamanya karena berdasarkan survei internal PUBG Mobile, 88% pemain mengaku khawatir terhadap isu perubahan iklim dan efek yang akan terjadi di masa depan, dan 91% mengaku sudah merasakan efek dari perubahan iklim di negaranya masing-masing.

    The Ruins of Erangel
    Diciptakan melalui kolaborasi dengan Profesor Mark Maslin, klimatolog dari University College London, PUBG Mobile membawa tema perubahan iklim ke dalam game, membuat sebuah seri map baru yang dinamakan “The Ruins of Erangel” di World of Wonder. The Ruins of Erangel adalah sebuah perandaian bagian map Erangel yang ikonik, setelah mengalami 100 tahun perubahan iklim.

    “Perubahan iklim bukanlah ancaman yang jauh di masa depan-itu adalah kenyataan yang akan mempengaruhi setiap sudut dunia kita. Campaign ‘Play for Green’ di PUBG Mobile adalah alat yang kuat untuk meningkatkan kesadaran, memberikan pemain gambaran tentang masa depan yang mungkin terpengaruh oleh perubahan iklim. Dengan menggabungkan sains dengan cerita interaktif, kami membantu mendidik dan melibatkan audiens global dalam perjuangan melindungi planet kita,” kata Maslin.

    Reruntuhan Erangel The Ruins of Erangel mempertimbangkan tingkat perubahan iklim saat ini, berdasarkan data geografis yang relevan, dan membayangkan area terkenal ‘Ruins’ di Erangel.

    Penelitian menemukan bahwa dalam 100 tahun ke depan, tanpa adanya intervensi apa pun, planet kita bisa mengalami nasib yang sama dengan The Ruins of Erangel, yang dilanda badai pasir yang merajalela, kekeringan, dan penurunan yang menghancurkan dalam kehidupan pohon dan tanaman di bumi Erangel.

    The Ruins of Erangel: Sandstorm – Badai pasir menjadi tantangan berat para pemain! Pemain harus mengumpulkan peralatan medis yang penting dan menghadapi musuh di dalam medan tantangan yang sama sekali tak tenang.

    Di kala badai pasir datang, pemain harus super hati-hati untuk mengatur timing dalam melakukan healing, mengetahui damage yang dihantarkan oleh badai tersebut.

    Map kedua, The Ruins of Erangel: Exploration – Eksplorasi menawarkan pengalaman yang unik dan berbasis naratif, sehingga pemain dapat merasakan kekuatan cerita di balik dampak perubahan iklim.

    Map ini akan membawa perjalanan yang bisa dinikmati pemain, dengan menggunakan checkpoint, yang mana tiap checkpoint mempunyai bagian yang menceritakan kisah perubahan bumi Erangel. Saat PUBG Mobile melakukan penjalajahan di dalam map, akan ada teks yang muncul di tiap checkpoint, yang akan membimbing mereka di lansekap map dan membuat pemahaman lebih dalam mengenai tantangan lingkungan yang dihadirkan.

    Run for Green
    Melalui event special dalam game ‘Run for Green’, yang berlangsung dari 11 September hingga 24 September, pemain dapat membantu proyek lingkungan nyata untuk melindungi total lahan yang setara dengan lebih dari 350.000 meter persegi di Indonesia, Pakistan, dan Brasil.

    Selama acara ini, setiap jarak lari yang ditempuh pemain di mode Classic PUBG Mobile akan berkontribusi pada pencapaian target server global. Target ini akan mendukung berbagai proyek di seluruh dunia untuk melindungi habitat penting dan menjaga ekosistem bumi.

    Proyek Bioma Cerrado di Brasil bekerja untuk melestarikan salah satu sabana dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia dengan memberi insentif kepada pemilik tanah untuk melestarikan vegetasi asli, yang memainkan peran penting dalam penyimpanan karbon.Di Indonesia, Cagar Keanekaragaman Hayati Rimba Raya melindungi salah satu populasi liar terakhir orangutan dan melibatkan komunitas lokal dalam praktik berkelanjutan untuk mengurangi konflik manusia-hewan liar.Terakhir, di Pakistan, Proyek Delta Blue Carbon – 1 berfokus pada regenerasi hutan mangrove di Delta Sungai Indus, meningkatkan ketahanan komunitas terhadap perubahan iklim sekaligus mencegah kehilangan keanekaragaman hayati

    Map yang menjadi pemenang-hasil kurasi tim PUBG Mobile–akan ditampilkan di World of Wonder dan berkesempatan memenangkan bagian dari total hadiah sebesar USD 12.500 atau sekitar Rp 187,5 juta.

    Para kreator dapat mengirimkan karya mereka dari 12 September hingga 25 September. Selain itu, jika pemain secara kolektif memainkan map Play for Green resmi di World of Wonder dan/atau peta kreator yang diserahkan dalam Kontes Kreatif World Of Wonder Green lebih dari 10 juta kali, PUBG Mobile berjanji untuk menggandakan dukungan mereka kepada proyek-proyek tersebut di dunia nyata.

    “Melalui campaign ‘Play For Green’, kami memanfaatkan kekuatan game untuk menghadapi salah satu tantangan terbesar zaman kita: perubahan iklim. Dengan inisiatif seperti peta ‘Ruins of Erangel’ dan acara ‘Run for Green’, kami tidak hanya menciptakan konten yang imersif untuk pemain kami-kami juga menginspirasi komunitas global untuk melakukan aksi nyata. Ini adalah bermain game dengan tujuan, dan PUBG Mobile bangga menjadi pelopor gerakan ini,” kata Vincent Wang, Head of Publishing PUBG Mobile di Tencent Games, dalam keterangan yang diterima detikINET.

    (asj/asj)

  • Memantau Pesawat Paus Fransiskus ke Indonesia Pakai Flightradar24

    Memantau Pesawat Paus Fransiskus ke Indonesia Pakai Flightradar24

    Jakarta

    Indonesia menyambut kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia. Kita bisa memantau pesawatnya lewat aplikasi Flightradar24.

    Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan apostolik dan kunjungan kenegaraan ke Indonesia, 3-6 September 2024. Agendanya sangat padat mulai dari bertemu Presiden Jokowi sampai dengan misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno.

    Paus terbang ke Indonesia menggunakan pesawat komersil ITA Airways. Kita bisa memantau perjalanan penerbangannya dengan aplikasi Flightradar24 seperti dicoba detikINET, Selasa (3/9/2024).

    Informasi perjalanan Paus terbuka untuk publik, sehingga kita bisa dengan mudah mencarinya. Pemimpin tertinggi umat Katolik dunia ini terbang dengan ITA Airways dengan nomor penerbangan AZ4000.

    Jalur penerbangan Paus Fransiskus ke Jakarta (Foto: Screenshot/Flightradar24)

    Data dari Flightradar24 menyebutkan Sri Paus terbang dengan pesawat Airbus A330-941 atau disebut juga A339. Ini adalah varian terbaru dari seri A330.

    Paus Fransiskus terbang dari Bandara Roma Fiumicino, Roma, Italia pada Senin (2/9) pukul 17.32 waktu setempat. Dia dijadwalkan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pukul 11.06 WIB. Saat berita ini ditulis, pesawat sedang menuju posisi mendarat.

    Dalam data Flightradar24, Paus Fransiskus dan rombongannya terbang dari Roma melintasi Bulgaria, Turki, lalu ke Iran, Pakistan dan India. Pesawat lalu melintasi Samudra Hindia, menyusuri Selat Malaka dan ke arah Jakarta.

    Selamat datang Paus Fransiskus di Indonesia!

    (fay/fyk)

  • Susul China, Uni Emirat Arab Terima Surat Kepercayaan Dubes Taliban

    Susul China, Uni Emirat Arab Terima Surat Kepercayaan Dubes Taliban

    Jakarta

    Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) telah menerima surat kepercayaan seorang duta besar (dubes) dari pemerintah Taliban di Afghanistan. Dengan demikian, UEA menjadi negara kedua setelah China yang melakukan hal tersebut.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (23/8/2024), negara Teluk yang kaya minyak itu, mengatakan pihaknya berkomitmen untuk “membangun jembatan” guna membantu rakyat Afghanistan. Hal ini disampaikan Kementerian Luar Negeri Afghanistan mengumumkan di media sosial bahwa duta besar baru Mawlawi Badruddin Haqqani telah diterima dalam sebuah upacara di Abu Dhabi, UEA.

    Hubungan UEA yang semakin erat dengan pemerintah Taliban mencakup pengelolaan bandara Afghanistan oleh perusahaan Emirat, GAAC, setelah penarikan pasukan AS dan kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan pada tahun 2021.

    Penerimaan duta besar tersebut akan dilihat sebagai kemenangan oleh otoritas Taliban. Pemerintah Taliban hingga saat ini, sebagian besar masih terisolasi secara internasional dan tidak diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebagian karena menolak akses anak perempuan ke pendidikan menengah.

    “Dunia mengakui tantangan yang dihadapi Afghanistan selama beberapa tahun terakhir,” kata seorang pejabat UEA dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke AFP pada Kamis malam.

    “Keputusan untuk menerima surat kepercayaan duta besar Afghanistan menegaskan kembali tekad kami untuk berkontribusi dalam membangun jembatan guna membantu rakyat Afghanistan,” imbuhnya.

    Pemerintah UEA berencana untuk memberikan “bantuan kemanusiaan melalui proyek-proyek pembangunan dan rekonstruksi dan mendukung upaya menuju de-eskalasi dan stabilitas regional”, kata pejabat UEA tersebut dalam pernyataannya.

    UEA adalah satu dari tiga negara bersama dengan Pakistan dan Arab Saudi yang mengakui pemerintahan Taliban sebelumnya, yang digulingkan oleh invasi pimpinan Amerika Serikat pada tahun 2001.

    Pekan lalu, sebagai tanda-tanda lebih lanjut dari hubungan UEA-Taliban, Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan mengunjungi perdana menteri Afghanistan saat ia menerima perawatan di sebuah rumah sakit di UEA.

    Pada bulan Juni lalu, presiden UEA menjamu Menteri Dalam Negeri Afghanistan Sirajuddin Haqqani, yang diburu oleh otoritas AS dengan hadiah US$10 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Polisi India Ditembak Mati Kelompok Bersenjata di Kashmir

    Polisi India Ditembak Mati Kelompok Bersenjata di Kashmir

    Srinagar

    Kelompok bersenjata di Jammu dan Kashmir menembak mati seorang petugas kepolisian India. Para pemberontak ini disebut menembaki unit Pasukan Polisi Cadangan Pusat (CRPF) paramiliter India di kawasan hutan lebat Udhampur di distrik Jammu selatan.

    “Pasukan keamanan telah memburu kelompok yang diduga pemberontak di daerah tersebut selama berminggu-minggu setelah bentrokan,” kata seorang pejabat yang tidak mau disebutkan namanya, dilansir AFP, Selasa (19/8/2024).

    Pejabat itu mengatakan serangan terjadi ketika petugas mendirikan pos keamanan baru di daerah tersebut, di mana aktivitas militan meningkat.

    Komisi pemilu India mengumumkan pada Jumat lalu bahwa mereka akan mengadakan pemilu lokal di wilayah tersebut untuk pertama kalinya dalam satu dekade.

    Kashmir telah terbagi antara India dan Pakistan sejak kemerdekaan mereka dari pemerintahan Inggris pada tahun 1947, dan masing-masing pihak mengklaim wilayah tersebut secara penuh.

    Sekitar 500.000 tentara India dikerahkan di wilayah tersebut untuk memerangi pemberontakan selama 35 tahun yang telah menewaskan puluhan ribu warga sipil, tentara dan pemberontak sejak tahun 1989.

    India dan Pakistan saling menuduh satu sama lain memicu militansi dan spionase untuk melemahkan satu sama lain dan kedua negara yang memiliki senjata nuklir ini telah terlibat dalam beberapa konflik untuk menguasai wilayah tersebut.

    Beberapa pihak melihat pemilu sebagai langkah penting dalam mengembalikan hak suara masyarakat untuk memilih pemimpinnya.

    Namun, beberapa kelompok separatis garis keras, yang menuntut kemerdekaan Kashmir atau penggabungannya dengan Pakistan, menentang pemilu karena mereka menganggapnya memberikan validitas pada kendali India.

    (fas/fas)