Negara: Pakistan

  • Taliban Pakistan Lancarkan Rentetan Serangan, 5 Polisi Tewas-6 Terluka

    Taliban Pakistan Lancarkan Rentetan Serangan, 5 Polisi Tewas-6 Terluka

    Islamabad

    Taliban Pakistan melancarkan sejumlah serangan di beberapa lokasi di wilayah barat laut Pakistan. Polisi Pakistan menyebut sebanyak 5 anggotanya tewas dan 6 lainnya terluka.

    Dilansir AFP, Jumat (21/3/2025), ada lima serangan terpisah di provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Hal itu diuangkap seorang pejabat polisi kepada AFP dengan syarat anonim.

    Pembunuhan tersebut diklaim oleh Taliban Pakistan, yang dikenal sebagai Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP). Kelompok itu pada pertengahan Maret ini mengumumkan ‘kampanye musim semi’ terhadap pasukan keamanan.

    Kelompok tersebut sejak itu mengklaim bertanggung jawab atas lebih dari 80 serangan di Khyber Pakhtunkhwa, provinsi pegunungan di sepanjang perbatasan Afghanistan.

    Qasim Ali, kepala polisi di ibu kota provinsi Peshawar, mengatakan “telah terjadi peningkatan yang nyata dalam serangan terhadap polisi” baru-baru ini.

    Insiden semacam itu merupakan kejadian sehari-hari di wilayah tersebut, di mana militer secara teratur mengatakan bahwa mereka membunuh ‘teroris’.

    Ali melaporkan serangan terhadap polisi di sembilan distrik hanya dalam waktu dua hari sejak TTP mengumumkan serangannya, dengan mengatakan bahwa pasukan tersebut telah menanggapi dengan lebih banyak operasi kontraterorisme.

    Balochistan menyaksikan pengepungan kereta api yang dramatis bulan ini yang menurut para pejabat mengakibatkan sekitar 60 kematian, setengahnya adalah separatis di balik serangan tersebut.

    Tahun lalu adalah tahun paling mematikan dalam hampir satu dekade, dengan lebih dari 1.600 orang tewas dalam serangan di Pakistan, hampir setengahnya adalah personel pasukan keamanan. Data tersebut menurut Pusat Penelitian dan Studi Keamanan yang berbasis di Islamabad.

    Kekerasan tersebut sebagian besar terbatas pada wilayah perbatasan Pakistan dengan Afghanistan.

    Islamabad menuduh Kabul gagal melawan militan yang beroperasi dari wilayahnya yang menargetkan Pakistan, tuduhan yang dibantah oleh otoritas Taliban.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menag Ungkap Dugaan Awal Penyebab Kecelakaan Bus Umrah WNI di Arab Saudi

    Menag Ungkap Dugaan Awal Penyebab Kecelakaan Bus Umrah WNI di Arab Saudi

    Menag Ungkap Dugaan Awal Penyebab Kecelakaan Bus Umrah WNI di Arab Saudi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Agama (
    Menag
    )
    Nasaruddin Umar
    menduga kecelakaan bus yang mengangkut jemaah
    umrah
    asal Indonesia di Arab Saudi, terjadi karena sopir mengantuk.
    Akan tetapi, menurut Nasaruddin, hal ini masih menjadi dugaan awal saja.
    “Iya kecelakaan, mungkin ngantuk kali ya itu kali ya,” kata Nasaruddin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/3/2025).
    Dari data yang diperolehnya, sebanyak 20 korban menjadi korban, termasuk enam orang di antaranya meninggal dunia.
    Kemudian, ada 13 orang mengalami luka-luka dan satu orang tidak luka.
    “6 orang (meninggal), jumlah terluka 13 orang, jumlah tidak terluka 1 orang,” ujarnya.
    Akan tetapi, Nasaruddin mengaku, belum mengetahui penyebab utama kecelakaan maut itu.
    Lebih lanjut, Menag mengatakan, sejumlah korban luka masih dirawat di rumah sakit di Arab Saudi.
    “Kondisi saat ini wafat dalam proses pemakaman di sana, dirawat di dua rumah sakit,” kata Nasaruddin.
    Selanjutnya, dia juga menyoroti terkait asuransi korban. Nasaruddin mengatakan, ketentuan soal asuransi juga sudah diatur dalam undang-undang.
    “Kan ada asuransinya kan. Kalau di peraturan umrah itu ada. Kalau umrah, kan sekarang kan lebih mandiri dan kita tetap membina. Kalau kecelakaan seperti ini tetap kita koordinasikan,” ujarnya.
    Sebelumnya, Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Yusron Ambari menyebut bahwa penyebab pasti kecelakaan bus tersebut masih didalami.
    Diberitakan sebelumnya, KJRI Jeddah Arab Saudi mengonfirmasi daftar enam warga negara Indonesia (WNI) korban meninggal dunia dan korban luka kecelakaan bus saat umrah di Arab Saudi.
    Data tersebut diperoleh dari
    jemaah umrah
    yang berada dalam bus yang mengangkut jemaah umrah asal Indonesia mengalami kecelakaan di Wadi Qudeid, Arab Saudi, pada Kamis (20/3/2025) pukul 13.30 waktu setempat atau 17.30 WIB.
    Selain WNI, kecelakaan ini juga merenggut nyawa tiga warga asing, yakni seorang kernet bus yang berasal dari Pakistan serta dua warga Bangladesh yang merupakan penumpang mobil yang bertabrakan dengan bus tersebut.
    Berikut identitas enam korban meninggal kecelakaan bus travel jemaah umrah asal Indonesia yang terjadi di Wadi Qudeid, Arab Saudi:
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Daftar Lengkap Nama 6 WNI Korban Meninggal Kecelakaan Bus Jemaah Umrah di Jeddah  – Halaman all

    Daftar Lengkap Nama 6 WNI Korban Meninggal Kecelakaan Bus Jemaah Umrah di Jeddah  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH – Konsulat Jenderal RI (KJRI) Jeddh merilis daftar lengkap Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban kecelakaan bus di Jeddah, Arab Saudi. 

    Dilansir Tribunnews.com, sebelumnya, kecelakaan maut menimpa bus pengangkut jemaah umrah dari Indonesia di Jeddaah, Kamis (20/3/2025) mengakibatkan 6 Warga Negara Indonesa (WNI) ini meninggal, 14 luka-luka. 

    Konsul Jenderal RI (Konjen) RI di Jeddah, Yusron B Ambary mengumumkan secara resmi nama korban kecelakan yang terjadi di Wadi Qudeid jalur dari arah Madinah menuju Makkah.

    Yusron B Ambary dalam jumpa pers melalui zoom meeting Juma (21/3/2025) pada 13.30 WAS atau 17.30 WIB menegaskan jika 

    “6 orang meninggal dunia karena kecelakaan kemarin (Kamis 20 Maret 2025). 3 orang alami luka berat,” terang Judha.

    Daftar nama korban kecelakaan bus jemaah umrah di Jeddah

    Berikut daftar nama korban kecelakaan maut bus jemaah umrah di Jeddah

    KECELAKAAN MAUT JEMAAH UMRAH – Kecelakaan maut menimpa bus pengangkut jemaah umrah dari Indonesia.Bus berisi 20 WNI ini mengalami kecelakan di Jeddaah, Kamis (20/3/2025).  (tangkap layar facebook Kanda Syamsul Aroby)

    Korban meninggal dunia

    1.    Sumarsih Djarudin 44 th
    2.    Audrya Malika Adam 16 th
    3.    Eny Soedarwati 49 th
    4.    Dian Novita 38 th
    5.    Areline Nawallya Adam 22 th
    6.    Dawam Mahmud 48 th

    Korban luka dan dirawat

    1.    Fabian R Respati 14 th  (RS King abdul Aziz Mahjar) luka bakar serius
    2.    Ahsantudhonni Ghozali 55 th (RS Khulais), retak tulang
    3.    Muhammad alawi 22 th (RS Obhur Jeddah) retak tulang

    Identifikasi korban 

    BUS JEMAAH UMRAH KECELAKAAN – Kecelakaan maut menimpa bus pengangkut jemaah umrah dari Indonesia di Jeddaah, Kamis (20/3/2025). 6 WNI meninggal, 14 luka-luka. Bus sempat terbalik lalu terbakar. (HO/KJRI JEDDAH)

    Yusron menjelasan jika saat ini KJRI Jeddah menjalin kerjasama dengan otoritas Arab Sauudi untuk melakukan identifikasi dan pemakaman jenazah korban. 

    Juga memepercepat pengurusan dokumen milik jemaah yang ikut hangus terbakar. 

    “Paspor jemaah yang ikut terbakar sat kecelakaan bus ini akan kami bantu percepat pengurusannya untuk dokumen kepulangan ke Indonesia,” kata Yusron. 

    Kronologis kecelakaan bus maut jemaah umrah

    Yusron juga menjelaskan kronologis kecelakaan bus pengangkut jemaah umrah Indonesi di Jeddah. 

    Diketahui, kecelakaan dikabarkan terjadi pada pukul 13.30 Waktu Arab Saudi atau 17.30 WIB.

    Menurut Yusron kecelakaan terjadi awalnya saat ada mobil jeep yang tiba-tiba menyelip.

    Bus yang dikemudikan warga negara ini kemudian menabrak mobil jeep tersebut dan hilang keseimbangan lalu terguling.

    Tak lama kemudian bus terbakar. 

    “Bus menabrak jeep yang menyalip tiba-tiba, terguling dan terbakar,” jelas Yusron.

    Penelusuran Konjen Jeddah, peristiwa ini juga menyebabkan kernet bus warga negara Pakistan dan pemilik jeep warga Bangladesh juga turut menjadi korban meninggal dunia. 

    Tentang kecelakaan ini sudah ramai di media sosial. 

    Dari postingan real akun facebook Kanda Syamsul Aroby terlihat saat bus terbakar. 

    Asap hitam terlihat membumbung tinggi di bawah teriknya cuaca di jalur Makkah Madinah, tau sekitar 150 km dari Kota Jeddah. 

     

  • Fakta-fakta 6 WNI Meninggal karena Bus Umrah Terbakar di Arab Saudi

    Fakta-fakta 6 WNI Meninggal karena Bus Umrah Terbakar di Arab Saudi

    Jakarta, Beritasatu.com – Sebanyak enam warga negara Indonesia (WNI) jemaah umrah meninggal dan belasan luka-luka karena mengalami  kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan bus umrah terbakar di Wadi Qudaid, Kamis (20/3/2025). Total ada 20 WNI yang menjadi korban, di mana sisanya menbgalami luka-luka.

    Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kemenlu RI, Judha Nugraha, Konsulat Jenderal RI (KJRI) Jeddah mengatakan kecelakaan terjadi sekitar pukul 13.30 waktu setempat (17.30 WIB) dengan lokasi 150 km utara Jeddah.

    “KJRI Jeddah telah mengirimkan tim pelindungan WNI ke lokasi kejadian dan berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk memastikan kondisi korban,” ujar Judha dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/3/2025).

    Sementara itu, Yusron B Ambary, salah satu staf KJRI Jeddah melakui akun X miliknya menyebutkan beberapa fakta terkait kecelakaan tersebut. Berikut beberapa fakta yang dihimpun Beritasatu.com.

    Jemaah umrah datang ke Arab Saudi melalui travel umrah Madani Alam Semesta, Bojonegoro, Jawa Timur.Korban luka saat ini sudah mendapat penanganan rumah sakit, sementara korban luka ringan dan sehat sudah kembali ke penginapan.Korban wafat akan diproses pemakaman atau pengiriman ke Indonesia.Bus yang digunakan jemaah menabrak jeep yang saat itu berupaya menyalip bus. Akibatnya bus terguling dan kemudian terbakar.Sopir bus yang merupakan warga negara Pakistan merupakan salah satu korban yang tewas.Korban dari peristiwa nahas tersebut adalah 6 orang wafat, 1 luka berat, 6 luka sedang, 6 luka ringan, dan 1 sehat.

    “Tim Satgas dalam perjalanan menuju lokasi untuk penanganan lebih lanjut. Belum didapat informasi detail terkait data (identitas) korban,” ujar Yusron B Ambary dalam laporannya.

    Sementara otoritas Arab Saudi masih melakukan investigasi lebih lanjut mengenai penyebab6 WNI meninggal karena bus umrah terbakar. Pihak KJRI Jeddah terus berkoordinasi untuk memastikan hak-hak korban dan keluarga mereka terpenuhi.

  • ‘Kiamat’ Muncul di Pakistan, Sungai Berubah Jadi Daratan Luas

    ‘Kiamat’ Muncul di Pakistan, Sungai Berubah Jadi Daratan Luas

    HOME

    MARKET

    MY MONEY

    NEWS

    TECH

    LIFESTYLE

    SHARIA

    ENTREPRENEUR

    CUAP CUAP CUAN

    CNBC TV

    Loading…

    `

    $(‘#loaderAuth’).remove()
    const dcUrl=”https://connect.detik.com/dashboard/”;

    if (data.is_login) {
    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    My Profile

    Logout

    ${suffix}
    `);

    $(“#alloCardIframe”).iFrameResize();

    } else {
    prefix = “

    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    REGISTER

    LOGIN
    ${suffix}
    `);
    }
    }

  • Horor Wanita Dibakar Hidup-hidup di Trem Jerman, Pelaku Kabur

    Horor Wanita Dibakar Hidup-hidup di Trem Jerman, Pelaku Kabur

    Berlin

    Serangan mengerikan terjadi di dalam sebuah trem di wilayah Jerman bagian timur, ketika seorang wanita dibakar hidup-hidup oleh seorang penyerang yang kemudian kabur. Akibat aksi penyerangan itu, korban mengalami luka-luka yang mengancam nyawanya.

    Keterangan kepolisian setempat, seperti dilansir Associated Press, Senin (17/3/2025), menyebut pelaku, yang identitasnya tidak diungkap ke publik, tiba-tiba menuangkan cairan ke tubuh korban dan membakarnya hidup-hidup di dalam trem yang sedang melaju di kota Gera.

    Para penumpang lainnya yang menyadari insiden yang terjadi pada Minggu (16/3) waktu setempat itu, kemudian menghentikan trem dengan menekan tombol darurat. Namun ketika trem berhenti dan pintu terbuka, pelaku memanfaatkan momen itu untuk melarikan diri.

    Melihat salah satu penumpangnya terbakar, sang pengemudi trem dengan cepat dan segera memadamkan api dengan alat pemadam kebakaran darurat.

    Wanita berusia 46 tahun, yang tidak disebut identitasnya itu, kemudian dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan helikopter. Dia dilaporkan mengalami luka-luka yang membahayakan nyawanya.

    Kepolisian setempat mengatakan tidak ada korban luka lainnya dalam insiden ini.

    Pelaku penyerangan belum ditangkap hingga kini.

    Lihat juga Video: Pria di Pakistan Tewas Dibakar Massa Seusai Dituduh Bakar Al-Qur’an

    Motif di balik aksi penyerangan brutal dengan membakar orang lain hidup-hidup ini belum diketahui secara jelas. Cairan yang digunakan dalam penyerangan itu juga tidak diketahui secara jelas.

    Hubungan antara pelaku dan korban juga tidak diketahui secara pasti. Namun kepolisian setempat, dalam pernyataan terbaru, mengatakan bahwa mereka sedang mencari suami korban.

    Pihak kepolisian meminta siapa pun yang melihat suami korban atau mengetahui di mana dia berada untuk segera melaporkannya kepada pihak berwenang.

    Dikatakan oleh Kepolisian Jerman bahwa mereka saat ini tidak dapat mengesampingkan kemungkinan suami korban, yang juga berusia 46 tahun dan tidak disebut identitasnya itu, membahayakan publik.

    Lihat juga Video: Pria di Pakistan Tewas Dibakar Massa Seusai Dituduh Bakar Al-Qur’an

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Trump Larang Warga dari 41 Negara Datang ke AS, Indonesia Termasuk?

    Trump Larang Warga dari 41 Negara Datang ke AS, Indonesia Termasuk?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan pembatasan perjalanan menyeluruh bagi warga negara dari puluhan negara sebagai bagian dari larangan baru, mengutip Reuters, Sabtu (15/3/2025).

    Memo tersebut mencantumkan total 41 negara yang dibagi menjadi tiga kelompok terpisah. Kelompok pertama yang terdiri dari 10 negara, termasuk Afghanistan, Iran, Suriah, Kuba, dan Korea Utara, akan ditetapkan untuk penangguhan visa penuh.

    Pada kelompok kedua, lima negara — Eritrea, Haiti, Laos, Myanmar, dan Sudan Selatan — akan menghadapi penangguhan sebagian yang akan memengaruhi visa turis dan pelajar serta visa imigran lainnya, dengan beberapa pengecualian.

    Pada kelompok ketiga, total 26 negara yang mencakup Belarus, Pakistan, dan Turkmenistan, akan dipertimbangkan untuk penangguhan sebagian penerbitan visa AS jika pemerintah mereka “tidak melakukan upaya untuk mengatasi kekurangan dalam waktu 60 hari”, kata memo tersebut.

    Seorang pejabat AS memperingatkan, mungkin ada perubahan pada daftar tersebut dan bahwa daftar tersebut belum disetujui oleh pemerintah, termasuk Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio.

    The New York Times pertama kali melaporkan daftar negara tersebut.

    Langkah tersebut mengingatkan kembali pada larangan masa jabatan pertama Presiden Donald Trump terhadap pelancong dari tujuh negara mayoritas Muslim, sebuah kebijakan yang mengalami beberapa iterasi sebelum ditegakkan oleh Mahkamah Agung pada tahun 2018.

    Trump mengeluarkan perintah eksekutif pada tanggal 20 Januari yang mengharuskan pemeriksaan keamanan intensif terhadap setiap orang asing yang ingin masuk ke AS untuk mendeteksi ancaman keamanan nasional.

    Perintah tersebut mengarahkan beberapa anggota kabinet untuk menyerahkan daftar negara-negara yang perjalanannya harus ditangguhkan sebagian atau seluruhnya sebelum 21 Maret karena “informasi pemeriksaan dan penyaringan mereka sangat kurang.”

    Arahan Trump merupakan bagian dari tindakan keras imigrasi yang ia luncurkan pada awal masa jabatan keduanya.

    Ia memaparkan rencananya dalam pidatonya pada Oktober 2023, berjanji untuk membatasi orang-orang dari Jalur Gaza, Libya, Somalia, Suriah, Yaman, dan “tempat mana pun yang mengancam keamanan kita.”

    Daftar Negara yang bakal masuk dalam daftar pembatasan masuk AS, seperti dilansir Reuters:

    Afghanistan
    Kuba
    Iran
    Libya
    Korea Utara
    Somalia
    Sudan
    Syria
    Venezuela
    Yaman

    rencana pembatasan visa sebagian (turis, pelajar bisa terkena dampak)

    Eritrea
    Haiti
    Laos
    Myanmar
    Sudan Selatan

    rencana pembatasan sebagian jika tak mampu mengatasi kekurangannya:

    Angola
    Antigua and Barbuda
    Belarus
    Benin
    Bhutan
    Burkina Faso
    Cabo Verde
    Kamboja
    Kamerun
    Chad
    Republik Demokratik Kongo
    Dominika
    Guinea Ekuatorial
    Gambia
    Liberia.

    (dce)

  • Bertambah, Korban Tewas Penyanderaan Kereta Pakistan Jadi 31 Orang

    Bertambah, Korban Tewas Penyanderaan Kereta Pakistan Jadi 31 Orang

    Islamabad

    Korban tewas dalam penyanderaan kereta api di Pakistan bagian barat daya bertambah menjadi sedikitnya 31 orang. Lebih dari 340 penumpang kereta berhasil dibebaskan dalam penyanderaan yang didalangi militan bersenjata Tentara Pembebasan Balochistan (BLA).

    Juru bicara militer Pakistan, Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Sabtu (15/3/2025), menyebut penyanderaan yang berlangsung selama dua hari di wilayah terpencil Balochistan itu tidak hanya menewaskan warga sipil, tapi juga tentara Pakistan.

    Chaudhry menyebut bahwa 31 korban tewas itu terdiri atas 18 tentara dan personel paramiliter Pakistan, tiga karyawan otoritas perkeretaapian, dan lima warga sipil. Mereka semua tewas selama situasi penyanderaan berlangsung lebih dari 30 jam pekan ini.

    Kemudian, sebut Chaudhry, lima tentara Pakistan lainnya tewas saat menjalankan operasi yang diluncurkan oleh pasukan keamanan untuk merebut kembali kendali setelah militan bersenjata BLA menghentikan laju kereta Jaffar Express dengan ledakan bom.

    “Banyak yang luka-luka dan jumlah korban tewas mungkin bertambah,” katanya.

    Otoritas Pakistan mengumumkan secara terpisah pada Rabu (12/3) malam bahwa sebanyak “33 teroris” yang berpartisipasi dalam penyanderaan itu telah tewas. Jumlah pelaku penyanderaan yang tewas ini tidak dimasukkan ke dalam jumlah korban tewas.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Otoritas Pakistan menuduh negara tetangga mereka, Afghanistan, telah memberikan tempat berlindung bagi kelompok militan untuk merencanakan dan melancarkan serangan di wilayahnya. Tuduhan semacam ini telah dibantah keras oleh Kabul, yang kini dikuasai Taliban.

    “Para militan itu melakukan kontak dengan handler mereka di Afghanistan,” tuding Chaudhry dalam pernyataannya.

    BLA telah aktif selama lebih dari dua dekade di wilayah pegunungan Balochistan, provinsi yang berbatasan dengan Iran dan Afghanistan.

    BLA sebelumnya mengklaim bertanggung jawab atas serangan pada Februari lalu yang menewaskan 17 tentara paramiliter, dan mengklaim serangan yang didalangi seorang wanita pengebom bunuh diri yang menewaskan seorang tentara bulan ini.

    Pasukan keamanan Pakistan telah memerangi pemberontakan selama puluhan tahun di Balochistan yang merupakan wilayah miskin. Namun tahun lalu, terjadi lonjakan angka tindak kekerasan di provinsi tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Cuaca Ekstrem Halangi Jutaan Anak untuk Bersekolah

    Cuaca Ekstrem Halangi Jutaan Anak untuk Bersekolah

    Manila

    Para pelajar di Filipina tahu bagaimana rasanya saat gelombang panas melanda. Di Ibukota, Manila, hampir setengah ruang kelas kosong pada awal minggu sebagai respons pihak sekolah atas peringatan cuaca ekstrem.

    Pada bulan April dan Mei 2024, suhu yang sangat panas menyebabkan kelas tatap muka hampir setiap hari dibatalkan, hal ini kadang terjadi di seluruh Filipina.

    Namun, pelajar-pelajar muda ini tidak sendirian. Menurut UNICEF, setidaknya 242 juta pelajar di seluruh dunia mengalami gangguan pendidikan akibat cuaca ekstrem yang terjadi sepanjang 2024.

    Cuaca ekstrem yang dimaksud adalah gelombang panas, topan tropis, badai, banjir, dan kekeringan – sebagai dampak perubahan iklim yang semakin intens. Hampir tiga perempat dari siswa yang terdampak tinggal di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah ke bawah.

    ‘Hal kecil yang mengubah hidup’

    Sekitar satu miliar anak tinggal di negara-negara yang sangat rentan terhadap perubahan iklim dan lingkungan, jelas UNICEF, di mana peristiwa seperti badai atau banjir sering kali mengacaukan kehidupan, menghancurkan lingkungan, jalan, atau bahkan sekolah. Bangunan sekolah yang masih utuh terkadang berfungsi ganda sebagai tempat penampungan, para pelajar pun tidak bisa kembali belajar.

    Meskipun beberapa fasilitas pendidikan secara teknis dapat tetap buka saat gelombang panas melanda, suhu yang tinggi menyulitkan para pelajar untuk fokus atau menerima pelajaran.

    “Ini mungkin peristiwa kecil, tapi bisa mengubah hidup,” kata Megan Kuhfeld, seorang ilmuwan peneliti senior di Northwest Evaluation Association (NWEA), sebuah perusahaan penyedia layanan pendidikan di Amerika Serikat.

    Kemunduran akademis

    Mitzi Jonelle Tan, seorang aktivis keadilan iklim dari Filipina, secara langsung mengalami gangguan akibat perubahan iklim ini, saat masih remaja. Di tahun 2009, dua topan besar, Ketsana dan Parma melanda, ini berdampak pada kegiatan belajar mengajar yang terhenti sekolahnya selama bertahun-tahun.

    “Ketika tiba waktunya untuk mendaftar ke universitas, ada banyak hal yang belum kami pelajari. Jadi, kami harus mengikuti kursus kilat untuk menghadapi ujian masuk universitas,” kata Tan, yang kemudian melanjutkan pendidikannya di University of the Philippines Diliman.

    Kuhfeld dari NWEA menganalisis berbagai penelitian di Amerika Serikat yang meneliti korelasi antara waktu siswa absen dari sekolah – tidak harus karena iklim ekstrem – dan seberapa jauh ketertinggalan mereka dalam pembelajaran.

    Ia menemukan bahwa lamanya absen tidak berdampak langsung terhadap pembelajaran. Misalnya, satu minggu absen dari sekolah bisa jadi membuat siswa merasa berminggu-minggu tertinggal dari pembelajaran, ini bergantung pada kondisi para pelajar tersebut.

    Penting untuk diketahui jenjang pendidikan mana yang sedang ditempuh pelajar saat mereka absen dari sekolah. Kurikulum sekolah menengah jauh lebih kompleks dibandingkan kurikulum sekolah dasar, yang dirancang berdasarkan apa yang sudah diketahui para pelajar tersebut. Jadi, bagi pelajar sekolah menengah, absen membuat mereka kian sulit mengejar ketertinggalan.

    Namun, Kuhfeld melalui analisisnya mencatat bahwa absen yang disebabkan oleh cuaca buruk menunjukkan kemunduran belajar yang lebih signifikan dibanding alasan lainnya. Mungkin karena banyak dari para pelajar ini juga memiliki stres saat berusaha bertahan dan pulih dari bencana alam.

    “Ini bukan sekadar absen dari sekolah sekolah. Ada aspek kesehatan mental yang berperan,” katanya.

    Kembali ke sekolah, bagaimana caranya?

    Begitu sekolah dibuka kembali, para guru tidak bisa serta merta melanjutkan pekerjaannya, karena kembali ke kelas lebih dari sekadar memperbaiki infrastruktur.

    “Sekolah-sekolah dan gedung-gedungnya hancur, tetapi para siswa juga terdampak,” ujar Pia Rebello Britto, Direktur Global untuk Pendidikan dan Pengembangan Remaja di UNICEF. “Jika seseorang merasa tertinggal, ia mulai kehilangan motivasi dan keinginan untuk belajar.”

    Kurangnya motivasi ini kian memperburuk situasi para pelajar yang sebelumnya merasa “kurang beruntung”. Di Provinsi Sindh, Pakistan, Britto mengatakan bahwa ia melihat betapa sulitnya bagi anak-anak perempuan untuk tetap tertarik belajar setelah banjir menutup sekolah mereka, ini karena pendidikan juga kurang dipromosikan.

    Di Filipina, aktivis iklim Tan mengetahui adanya siswa-siswa berpenghasilan rendah yang harus memilih antara kembali ke kelas atau menghidupi keluarga mereka.

    “Jika rumah mereka benar-benar terendam banjir dan hancur, sangat sulit untuk meminta para pelajar kembali bersekolah dan belajar tentang sesuatu yang jauh dari realita yang mereka hadapi,” katanya.

    Bagaimana membuat pendidikan lebih tangguh saat bumi kian memanas

    Para ahli pendidikan sepakat bahwa sistem sekolah harus menjadi lebih resisten terhadap perubahan iklim, meskipun hal ini juga menyangkut masalah keuangan.

    Dengan berbagai cara, sekolah dapat mempersiapkan diri untuk menjadi lebih fleksibel, seperti membuat rencana darurat jika gedung sekolah rusak, dengan ‘memindahkan’ kelas ke gereja atau aula umum. Sekolah juga dapat menyesuaikan kalender sekolah untuk menghindari pembelajaran di bulan-bulan dengan cuaca ekstrem.

    Gelombang panas telah mengganggu sekolah-sekolah di Filipina, hal ini dikarenakan kalender akademik sebagian sekolah diselaraskan dengan kalender akademik negara lain. Hal ini berarti para pelajar akan mengikuti pembelajaran di kelas saat puncak kekeringan di musim kemarau dan panas yakni di bulan April dan Mei. Sekarang pemerintah telah mengubah kembali jadwal akademik tersebut.

    Namun, langkah yang paling penting adalah membuat sekolah dan murid-murid menjadi tangguh. Hal ini berarti membuat bangunan tahan terhadap iklim dengan mengisolasi atau membangunnya dengan bahan yang dapat mengatur suhu secara alami, meninggikan bangunan untuk melindunginya dari banjir, dan membangun atap yang lebih kokoh untuk menahan angin topan.

    Hal ini juga berarti membekali siswa dengan informasi yang lebih baik tentang perubahan iklim dalam kurikulum. Dengan begitu, mereka dapat memahami apa yang terjadi pada mereka dan dampak pembakaran bahan bakar fosil terhadap perubahan iklim yang memicu cuaca ekstrem.

    “Penting bagi mereka untuk mempelajarinya dengan cara yang kontekstual sehingga mereka dapat melihat bahwa perubahan iklim adalah sesuatu yang melintasi semua sektor kehidupan dan mereka dapat berpartisipasi dalam pembuatan dan perubahan kebijakan iklim,” ujar Tan.

    “Mereka mewakili generasi masa depan.”

    Diadaptasi dari Artikel DW Bahasa Inggris

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Taliban Menyangkal Terlibat Pembajakan Kereta di Pakistan: Fokus pada Masalahmu Sendiri – Halaman all

    Taliban Menyangkal Terlibat Pembajakan Kereta di Pakistan: Fokus pada Masalahmu Sendiri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintahan Taliban di Afghanistan membantah tuduhan yang menyebutkan mereka terlibat dalam aksi pembajakan kereta di Balochistan, Pakistan.

    Insiden pembajakan yang terjadi Selasa (11/3/2025) kemarin dilaporkan menewaskan sedikitnya 25 orang dan menambah ketegangan antara kedua negara.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan, Abdul Qahar Balkhi menyatakan tuduhan yang diajukan oleh militer Pakistan adalah “tak berdasar.”

    “Kami dengan tegas menolak tuduhan tak berdasar dari Juru bicara militer Pakistan, yang mengaitkan serangan terhadap kereta penumpang di provinsi Balochistan dengan Afghanistan,” kata Balkhi, dikutip dari India Times.

    Menurutnya, Taliban tidak terlibat dalam insiden tersebut dan mendesak Pakistan untuk fokus pada penanganan masalah keamanan internalnya daripada membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab.

    “Jangan kaitkan Afghanistan dengan masalah Anda,” tulisnya dalam unggahan di X (Twitter), dikutip dari Anadolu, VOA.

    Balkhi juga menegaskan bahwa tidak ada anggota oposisi Baloch yang beroperasi dari wilayah Afghanistan.

    Juru bicara Taliban lainnya, Zabihullah Mujahid mengatakan tuduhan tersebut hanyalah upaya untuk mengalihkan perhatian dari masalah internal Pakistan.

    “Pakistan harus fokus pada masalah keamanannya sendiri daripada mengeluarkan tuduhan tanpa dasar terhadap Afghanistan,” ujar Mujahid.

    Militer Pakistan menyatakan bahwa militan yang terlibat dalam pembajakan tersebut berkomunikasi langsung dengan pengurus mereka yang berada di Afghanistan selama operasi penyelamatan.

    “Serangan itu diatur dan diarahkan oleh para pemimpin teroris yang beroperasi dari Afghanistan,” kata Juru bicara militer Pakistan, Letjen Ahmed Sharif Chaudhry.

    Militer Pakistan juga menuduh bahwa para teroris menggunakan telepon satelit untuk berkomunikasi dengan pengurus mereka di Afghanistan selama insiden tersebut.

    Pakistan terus menuntut agar Taliban bertanggung jawab atas kelompok-kelompok teroris yang beroperasi dari wilayah Afghanistan.

    “Pakistan telah berulang kali meminta Afghanistan untuk menanggulangi kelompok-kelompok teroris yang beroperasi di wilayahnya,” kata juru bicara militer Pakistan, Mayor Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry.

    Beberapa kelompok oposisi di Afghanistan, termasuk Jamiat-e-Islami dan Front Perlawanan Nasional (NRF), mengkritik kebijakan Taliban terkait terorisme.

    Jamiat-e-Islami mengaitkan peningkatan aktivitas teroris dengan pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.

    Sementara NRF menuduh Taliban memberikan tempat berlindung bagi kelompok-kelompok teroris yang menyebabkan ketidakstabilan di wilayah tersebut.

    Kronologi Serangan Terhadap Kereta di Balochistan

    Dikutip dari Anadolu Agency dan AFP, kelompok separatis Baloch telah beberapa kali menyerang kereta Jaffar Express dalam beberapa tahun terakhir.

    Pada November 2024, serangan besar terjadi di stasiun kereta api Quetta, di mana seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya, menewaskan 30 orang.

    Sebelumnya, pada Agustus 2024, penyerang meledakkan rel kereta di Balochistan, menyebabkan penghentian layanan kereta selama dua bulan, dan pada Januari 2024, bom meledak di jalur kereta di Bolan, melukai 13 orang.

    Pada Selasa (11/3/2025), militan separatis dari Tentara Pembebasan Baloch (BLA) menyerang dan membajak kereta Jaffar Express yang tengah dalam perjalanan dari Quetta menuju Peshawar.

    Serangan dimulai dengan ledakan yang merusak rel kereta, membuat kereta berhenti.

    Militan kemudian menyandera lebih dari 450 penumpang, yang menyebabkan baku tembak yang menewaskan tiga orang.

    Pasukan keamanan Pakistan berhasil membebaskan 155 sandera, namun beberapa penumpang dan masinis tewas dalam penyergapan tersebut.

    Sebanyak 27 militan tewas dalam operasi penyelamatan.

    BLA mengklaim akan menukar sandera dengan “aktivis politik Baloch” serta anggota BLA yang dipenjara.

    Pemerintah Pakistan mengutuk serangan ini dan mengirim pasukan tambahan ke Balochistan, dan melanjutkan operasi penyelamatan.

    Beberapa korban selamat mengungkapkan bagaimana militan menargetkan penumpang yang berasal dari luar Balochistan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)