Negara: Pakistan

  • Epidemiolog Wanti-wanti Risiko Polio Muncul Lagi Pasca Bencana Aceh hingga Sumut

    Epidemiolog Wanti-wanti Risiko Polio Muncul Lagi Pasca Bencana Aceh hingga Sumut

    Jakarta

    Ahli epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengingatkan wilayah terdampak banjir dan longsor di Aceh serta Sumatera Utara perlu berada dalam kondisi siaga terhadap kemungkinan munculnya kembali kasus polio. Meski Indonesia telah menerima sertifikat bebas polio pada 2014, risiko kemunculan kembali penyakit lumpuh layu itu tidak pernah benar-benar hilang, seperti yang dilaporkan pada Juni 2024.

    Menurut Dicky, deklarasi bebas polio berarti tidak ada virus polio yang sedang beredar secara aktif di masyarakat, baik virus polio liar (WPV) maupun vaccine-derived poliovirus (VDPV). Namun, kondisi tersebut tidak menghapus potensi reemergensi, terutama di daerah dengan sanitasi buruk dan cakupan imunisasi rendah.

    “Risiko kembali munculnya kasus tetap ada. Wilayah dengan sanitasi rendah dan imunisasi buruk seperti Aceh, termasuk Pidie Jaya, secara epidemiologis berada dalam status kewaspadaan,” bebernya saat dihubungi detikcom Senin (1/12/2025).

    Bencana Perparah Risiko

    Dicky menegaskan bencana banjir dan longsor menciptakan lingkungan yang ideal bagi transmisi virus polio. Mekanisme penularan polio yang melalui feses (tinja) membuat penyakit ini sangat sensitif terhadap kerusakan infrastruktur sanitasi.

    “Pasca bencana, jamban rusak, akses air bersih terbatas, dan kontaminasi air meningkat. Kondisi seperti ini membuka jalur fecal oral transmission, bahkan dari kasus polio asimptomatik yang tanpa gejala,” kata Dicky.

    Ia mencontohkan beberapa negara yang pernah mengalami lonjakan polio setelah banjir besar, seperti Nigeria, Pakistan, dan Yaman, ketika virus yang semula tak terdeteksi kembali menyebar cepat akibat penurunan kualitas sanitasi.

    Selain faktor lingkungan, bencana juga menyebabkan terganggunya layanan kesehatan dasar. Di beberapa wilayah Aceh dan Sumut, pelayanan puskesmas terhenti sementara karena fasilitas terdampak atau akses jalan terputus. Kondisi ini membuat imunisasi rutin, termasuk imunisasi polio, menurun drastis.

    “Ketika layanan vaksinasi berhenti dan imunisasi anak tertunda, terbentuklah immunity gap di kelompok bayi dan anak kecil. Mereka menjadi kelompok paling rentan ketika virus polio kembali beredar,” jelasnya.

    Dicky menekankan pentingnya langkah cepat pemerintah daerah dan pusat, termasuk penilaian risiko epidemiologis, pendirian posko imunisasi kejar, serta pemulihan sanitasi dasar di lokasi pengungsian. Edukasi mengenai kebersihan tangan dan penggunaan fasilitas sanitasi aman juga harus diperkuat.

    “Bencana harus direspons bukan hanya dengan bantuan logistik, tetapi juga kesiapsiagaan penyakit menular, termasuk polio. Kita tidak boleh mengulang pengalaman negara lain yang kecolongan setelah bencana,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Finlandia Tutup Kedubesnya di Myanmar, Afghanistan dan Pakistan

    Finlandia Tutup Kedubesnya di Myanmar, Afghanistan dan Pakistan

    JAKARTA – Pemerintah Finlandia memutuskan untuk menutup kedutaan besar mereka di Myanmar, Afghanistan dan Pakistan pada 2026 sebagai bagian dari reformasi misi luar negeri.

    “Kementerian Luar Negeri telah memutuskan untuk menutup Kedutaan Besar Finlandia di Islamabad, Kabul dan Yangon mulai 2026,” demikian menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Finlandia dilansir ANTARA dari Sputnik, Sabtu, 29 November.

    Penutupan itu dilakukan atas pertimbangan operasional dan strategis seiring dengan perubahan situasi politik di negara-negara tersebut dan juga keterbatasan hubungan perdagangan dan ekonomi dengan Finlandia.

    Pada waktu yang sama, konsulat jenderal baru telah dibuka di Houston awal tahun ini sebagian bagian dari inisiatif pemerintah Finlandia untuk memperluas kehadirannya di Amerika Serikat, menurut pernyataan.

  • Prabowo Ultimatum: Anggaran Pendidikan Tidak Boleh Dikorupsi!
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        28 November 2025

    Prabowo Ultimatum: Anggaran Pendidikan Tidak Boleh Dikorupsi! Nasional 28 November 2025

    Prabowo Ultimatum: Anggaran Pendidikan Tidak Boleh Dikorupsi!
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden RI Prabowo Subianto memperingatkan agar anggaran pendidikan jangan sampai dikorupsi. Prabowo memerintahkan aparat mengawal anggaran pendidikan sampai ke tujuan.
    Hal tersebut Prabowo sampaikan dalam Puncak Peringatan
    Hari Guru Nasional
    di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta, Jumat (28/11/2025).
    “Yang ingin saya ingatkan, untuk semua aparat, dari pusat sampai provinsi, sampai kabupaten, para kepala dinas, para gubernur, bupati, pastikan
    anggaran pendidikan
    sampai ke tujuan yang kita tujuan,” ujar Prabowo.
    “Jangan sampai anggaran pendidikan yang begitu penting bagi kebangkitan bangsa kita, jangan sampai anggaran pendidikan diselewengkan. Jangan sampai anggaran pendidikan dikorupsi,” sambungnya.
    Ketika Prabowo mengultimatum bahwa anggaran pendidikan tidak boleh dikorupsi, guru langsung bersorak riuh.
    Pasalnya, kata Prabowo, hanya melalui pendidikan lah Indonesia bisa benar-benar menjadi negara merdeka.
    Sementara itu, Prabowo membeberkan bahwa di negara lain, anggaran yang paling tinggi adalah untuk pertahanan. Namun di Indonesia, anggaran paling banyak dialokasikan untuk pendidikan.
    “Anggaran India, anggaran Pakistan, bahkan anggaran Singapura, apalagi anggaran negara lain, Amerika Serikat. Di banyak negara itu, anggaran pertahanan yang paling di atas,” ucapnya.
    “Kalau tidak salah di India pertahanan paling atas, nomor dua makan bergizi gratis. Pendidikan mungkin bagian dari itu. Tapi di Indonesia, pendidikan mata anggaran yang paling besar,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Suzuki Indonesia Setop Ekspor Wagon R ke Pakistan, Ini Model Penggantinya

    Suzuki Indonesia Setop Ekspor Wagon R ke Pakistan, Ini Model Penggantinya

    Jakarta

    PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) dan Suzuki Indomobil Motor (SIM) mengumumkan telah menghentikan ekspor Wagon R ke Pakistan. Nah, sebagai gantinya, mereka disebut-sebut akan mengirim Fronx ke negara tersebut.

    Kepastian Suzuki Wagon R tak diekspor lagi ke Pakistan disampaikan Donny Ismi selaku Deputy Sales and Marketing Managing Director PT SIS. Namun, dia belum mengungkap, apa gerangan model penggantinya.

    “Iya, sudah (berhenti ekspor ke Pakistan). Sudah nggak produksi lagi untuk ekspor. Nanti rencananya kita akan gantikan dengan model baru yang sudah kita kenalkan di Indonesia. Tapi kita belum mau umumkan apa,” ujar Donny Ismi saat dikonfirmasi di ICE BSD, Tangerang.

    Sayonara! Suzuki Resmi Setop Produksi Karimun Wagon R Foto: Dok. Suzuki

    Sebelumnya, ketika berkunjung ke pabrik Suzuki di Cikarang, Jawa Barat, Manager of Export PT SIM, Domu Arisanto, telah memberikan sinyal penghentian ekspor kendaraan tersebut. Bahkan, dia secara terang-terangan bilang, Fronx didaulat sebagai model pengganti.

    “Jadi kita akan mengirimkan dalam bentuk CKD untuk model Fronx ke Pakistan. Menambah model,” kata Domu, beberapa pekan lalu.

    Suzuki Wagon R terakhir kali diekspor ke Pakistan pada Februari lalu. Ketika itu, pabrikan mengirim 96 unit kendaraan ke Negeri Permata Timur. Namun, hingga saat ini, pengirimannya kosong.

    Dengan berhentinya ekspor ke Pakistan, maka Suzuki Wagon R benar-benar telah disuntik mati di Indonesia. Sebab, Pakistan merupakan satu-satunya negara yang mengimpor kendaraan buatan lokal tersebut.

    Di Indonesia, Suzuki Wagon R telah dihentikan penjualannya sejak 2021 atau empat tahun silam. Sebab, penjualannya terus menurun dari tahun ke tahun. Kendaraan tersebut saat ini digantikan S-Presso sebagai model termurah pabrikan Hamamatsu di dalam negeri.

    (sfn/dry)

  • Migran Afghanistan Tembak 2 Tentara Garda Nasional, Trump: Aksi Teror!

    Migran Afghanistan Tembak 2 Tentara Garda Nasional, Trump: Aksi Teror!

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecam penembakan dua tentara Garda Nasional AS yang terjadi hanya beberapa blok dari Gedung Putih di Washington DC pada Rabu (26/11). Trump menyebut penembakan yang melukai dua tentara Garda Nasional AS itu sebagai “aksi teror”.

    Diungkapkan juga oleh Trump bahwa pelaku penembakan yang telah ditangkap merupakan seorang migran dari Afghanistan. Trump sedang berada di klub golfnya di Florida saat penembakan itu terjadi.

    “Serangan keji ini merupakan aksi jahat, aksi kebencian, dan aksi teror,” kata Trump dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Kamis (27/11/2025).

    “Itu merupakan kejahatan terhadap seluruh bangsa kita,” sebutnya.

    Trump mengonfirmasi bahwa pria yang ditahan setelah penembakan yang terjadi di dekat Gedung Putih itu merupakan “seorang warga negara asing yang memasuki negara kita dari Afghanistan”.

    Dia menyebut pelaku tiba di AS pada tahun 2021 “dengan penerbangan yang terkenal itu”, merujuk pada evakuasi warga Afghanistan yang kabur dari Taliban yang mengambil alih kekuasaan setelah AS menarik pasukannya usai 20 tahun perang.

    Trump kemudian menjanjikan agar pemerintahannya “memeriksa ulang setiap orang asing yang masuk ke negara kita dari Afghanistan” selama masa kepresidenan pendahulunya, mantan Presiden Joe Biden.

    “Kita harus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menanggung pengusiran setiap orang asing dari negara mana pun yang tidak pantas berada di sini, atau menambah keuntungan bagi negara kita jika mereka tidak dapat mencintai negara kita, kita tidak menginginkan mereka,” tegasnya.

    Laporan sejumlah media AS, seperti NBC dan The Washington Post, yang mengutip sejumlah pejabat penegak hukum dan orang-orang yang mengetahui penyelidikan itu menyebutkan bahwa pelaku penembakan merupakan seorang migran Afghanistan yang masuk ke wilayah AS pada tahun 2021 lalu dan pernah tinggal di Washington. Identitas migran Afghanistan itu belum diungkap ke publik.

    Motif di balik penembakan itu belum diketahui secara jelas. Laporan NBC menyebut Biro Investigasi Federal AS (FBI) menyelidiki penembakan itu sebagai dugaan aksi terorisme.

    Direktur FBI Kash Patel mengatakan bahwa dua tentara yang ditembak itu kini berada dalam “kondisi kritis”. Keduanya disebut sebagai bagian dari pengerahan pasukan anti-kejahatan militer di seluruh AS yang diperintahkan Trump.

    Penembakan ini tercatat sebagai kekerasan paling serius terhadap Garda Nasional AS sejak Trump mulai memerintahkan pengerahan mereka ke jalanan kota-kota AS yang dikuasai Partai Demokrat tak lama setelah dia mulai masa jabatan keduanya pada Januari lalu.

    Trump, dalam pernyataan via media sosial Truth Social, menggambarkan pelaku penembakan itu sebagai “binatang”. Dia menyebut pelaku juga “terluka parah, tetapi terlepas dari itu, akan membayar harga yang sangat mahal”.

    CBS News dalam laporannya, dengan mengutip para pejabat penegak hukum AS, menyebut pelaku penembakan yang berjenis kelamin pria dan berusia 29 tahun itu menggunakan pistol untuk melakukan penyerangan tersebut.

    Penembakan itu terjadi di stasiun metro Farragut West, yang berjarak hanya dua blok dari Gedung Putih, pada Rabu (26/11) sore ketika jalanan dan pusat bisnis di sekitarnya ramai orang. Asisten kepala Kepolisian Washington DC, Jeffrey Carroll, menyebut pelaku “menyergap” korban-korbannya.

    “Dia datang dari sudut jalan, mengangkat lengannya yang menenteng senjata api, dan melepaskan tembakan ke arah sejumlah anggota Garda Nasional. Dia dengan segera ditahan oleh para anggota Garda Nasional lainnya dan para aparat penegak hukum,” tutur Carroll.

    Lihat juga Video: Taliban Klaim Tewaskan 58 Tentara Pakistan dalam Baku Tembak

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • Kecelakaan Jet Tejas Soroti Masalah Angkatan Udara India

    Kecelakaan Jet Tejas Soroti Masalah Angkatan Udara India

    Jakarta

    Kecelakaan pesawat tempur ringan Tejas Mark 1A India selama manuver aerobatik rendah di Dubai Air Show pekan lalu menjadi pukulan bagi harapan dan ambisi dirgantara India.

    Kecelakaan yang menewaskan seorang pilot senior Angkatan Udara India atau Indian Air Force (IAF) itu terjadi pada Jumat (21/11) di depan delegasi industri pertahanan global, menimbulkan publisitas negatif dan berpotensi menurunkan minat calon pembeli senjata di seluruh dunia.

    IAF telah meluncurkan penyelidikan terhadap kecelakaan ini. Penyelidikan diharapkan dapat mengungkap apakah penyebabnya karena kegagalan mekanis, kesalahan pilot, atau faktor lain.

    Ini bukanlah kecelakaan pertama yang melibatkan jenis pesawat ini. Pada Maret 2024, sebuah jet Tejas jatuh di negara bagian Rajasthan saat latihan, tapi pilot berhasil melontarkan kursi pelontar dengan selamat.

    Seorang pejabat senior angkatan udara yang meminta namanya dirahasiakan mengatakan kepada DW bahwa meskipun kecelakaan ini tidak meruntuhkan superioritas Tejas dibandingkan pesawat lama seperti MiG-21, pesawat ini tetap kurang mampu dibandingkan pesawat Cina yang lebih canggih, J-20 dan J-16.

    “Ini menegaskan bahwa meskipun Tejas memiliki nilai bagi modernisasi angkatan udara India, pesawat ini masih tertinggal jika dibandingkan dengan pesawat tempur generasi kelima mutakhir yang digunakan oleh negara pesaing,” kata pejabat tersebut.

    Empat dekade Tejas: ambisi modernisasi yang masih tertunda

    Insiden ini juga menyoroti upaya India untuk memodernisasi angkatan udaranya.

    Pesawat ini dirancang untuk menunjukkan kemampuan India dalam merancang, mengembangkan, dan memproduksi teknologi militer canggih secara mandiri.

    Namun, proyek yang kini telah berjalan lebih dari 40 tahun ini mengalami banyak keterlambatan. Hanya 38 pesawat Tejas Mark 1A yang telah masuk dinas IAF sejauh ini.

    HAL menyebut bahwa keterlambatan pengiriman pesawat ini disebabkan oleh tertundanya pasokan mesin dari mitra AS mereka, GE Aerospace.

    Kapten Sandeep Bansal, mantan pilot tempur India, mengatakan kepada DW bahwa program produksi dan induksi Tejas tertunda karena India masih menghadapi tantangan signifikan dalam teknologi mesin canggih dan kemampuan industri pertahanan secara keseluruhan.

    “Keterlambatan pengiriman terutama disebabkan oleh kekurangan pasokan mesin dari General Electric. Ini menciptakan hambatan produksi, karena Hindustan Aeronautics Limited harus menunggu mesin terintegrasi ke dalam rangka pesawat sebelum bisa dikirim,” kata Bansal.

    Pada bulan Juni, kepala IAF Amar Preet Singh menyesalkan keterlambatan yang menimpa proyek pertahanan negara dan mendesak pertanggungjawaban.

    “Seringkali, kita tahu saat menandatangani kontrak bahwa sistem itu tidak akan pernah datang. Tidak ada satu pun proyek yang saya ingat yang selesai tepat waktu,” kata Singh, merujuk pada tenggat waktu yang disepakati saat penandatanganan kontrak.

    Keterlambatan ini juga memperburuk masalah paling mencolok yang dihadapi IAF, yaitu menyusutnya kekuatan skuadron pesawat tempur. Ukuran skuadron dalam penerbangan militer bervariasi tergantung negara, tetapi umumnya berkisar antara 18 hingga 24 pesawat.

    IAF saat ini diperkirakan hanya memiliki 29 skuadron, jumlah terendah sepanjang sejarah dan jauh di bawah kekuatan yang disahkan sebanyak 42 skuadron.

    “Situasinya tidak terlalu nyaman. Penurunan lebih lanjut dalam kekuatan skuadron diperkirakan sebelum IAF bisa membalikkan tren,” kata S K Chatterji, pakar pertahanan dan mantan brigadir di Tentara India, kepada DW.

    Kekurangan ini disebabkan oleh pensiunnya pesawat tua seperti MiG-21, MiG-23, dan MiG-27 dalam dua dekade terakhir tanpa pengganti yang memadai.

    Tantangan India di tengah rivalitas geopolitik

    Kebutuhan untuk memperkuat dan memodernisasi armada tempur IAF menjadi semakin mendesak di tengah tantangan strategis India dengan tetangganya, Pakistan dan Cina.

    Pasukan India dan Pakistan terlibat dalam beberapa hari pertukaran tempur udara yang intens pada Mei, menyoroti pentingnya kekuatan udara dalam setiap konflik.

    Pakistan dilaporkan menggunakan pesawat J-10C buatan Cina dan rudal udara-ke-udara jarak jauh PL-15 melawan pesawat India selama bentrokan.

    Kontingen Pakistan juga hadir secara besar-besaran di Dubai Air Show, dan mengungkapkan penandatanganan kesepakatan sementara dengan “negara sahabat” untuk memasok pesawat JF-17 Thunder Block III, yang dikembangkan bersama Cina.

    Sementara itu, Cina terus berkembang pesat hingga mendekati Amerika Serikat dalam kekuatan udara.

    “Dengan Cina yang mulai menginduksi Pesawat Tempur Generasi Kelima atau Fifth Generation Fighter Aircraft (FGFA) ke dalam dinas, yaitu J-20, kekhawatiran strategis bagi India semakin besar,” kata Bansal.

    “Untuk menghadapi ancaman J-20, India perlu menilai kembali kemampuan pertahanan udaranya dan mempertimbangkan ulang perencanaan strategis,” tambahnya.

    Untuk menutup kesenjangan dengan Cina, Bansal menunjukkan bahwa India aktif mengembangkan pesawat tempur siluman generasi kelima sendiri, yang dikenal sebagai Advanced Medium Combat Aircraft (AMCA).

    Namun, pesawat ini diperkirakan baru siap diinduksi ke angkatan udara paling cepat pada 2035.

    “Tapi kita perlu mempercepat pengadaan dan tenggat waktu,” tegas Bansal.

    Chatterji sependapat.

    “Situasinya suram,” katanya, menunjuk pada fakta bahwa India belum memiliki jet generasi kelima meskipun Cina telah mengembangkan dan menginduksi J-20 beberapa tahun lalu.

    “Ditambah lagi platform ini juga akan digunakan oleh Pakistan,” catat Chatterji. “Hal ini semakin diperkuat dengan fakta bahwa Cina sedang menguji dua pesawat tempur generasi keenam.”

    Untuk menghadapi pertumbuhan kekuatan udara Cina, pakar pertahanan menekankan perlunya India mengembangkan AMCA dengan cepat.

    “AMCA akan memberikan industri aeronautika India pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk menempatkan mereka di antara pemain utama di sektor ini,” tambahnya.

    Pengadaan pertahanan jadi tantangan besar

    Proses pengadaan yang lambat dan berbelit juga menjadi tantangan dalam upaya modernisasi.

    Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi menekankan kemandirian dalam produksi pertahanan, mendorong penggantian impor senjata dengan peralatan buatan dalam negeri.

    Namun, India tetap menjadi salah satu importir peralatan militer terbesar di dunia.

    “Pengembangan pesawat baru di mana pun menghadapi kesulitan, dan India sedang berusaha mengejar negara-negara lain dengan pengalaman dan teknologi jauh lebih tinggi,” kata Tara Kartha, mantan anggota Sekretariat Dewan Keamanan Nasional, kepada DW.

    “Tapi jalur untuk ‘Make in India &rsquo (dibuat di India) sudah ditetapkan, dan tidak ada jalan kembali.”

    Namun Chatterji mengatakan New Delhi sebaiknya memprioritaskan kemampuan angkatan udara dibandingkan fokus pada produksi domestik.

    “Beberapa keputusan sulit harus segera diambil, termasuk mempertimbangkan pembelian dari luar negeri untuk memastikan angkatan udara memiliki kemampuan yang memadai menghadapi tantangan masa depan,” katanya.

    Beberapa pihak juga menyerukan lebih banyak keterlibatan sektor swasta dalam produksi pertahanan.

    “Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan atau Defense Research and Development Organization (DRDO) dan monopoli birokratis HAL menghambat inovasi. Kita harus membebaskan sektor swasta dan agilitas, jika tidak kita akan terus tertinggal dalam jumlah skuadron dan teknologi. Kerentanan mengintai dan reformasi mendesak,” kata pejabat senior IAF.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Rahka Susanto
    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

  • Memanas! Pakistan Bombardir Afghanistan, 10 Warga Sipil Tewas

    Memanas! Pakistan Bombardir Afghanistan, 10 Warga Sipil Tewas

    Jakarta

    Pakistan melancarkan serangan udara di negara tetangganya, Afghanistan dan menewaskan sedikitnya 10 orang.

    “Pasukan invasi Pakistan membombardir rumah seorang warga sipil setempat… Akibatnya, sembilan anak (lima anak laki-laki dan empat anak perempuan) dan seorang perempuan gugur di Provinsi Khost,” tulis juru bicara pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid di media sosial X, dilansir kantor berita AFP, Selasa (25/11/2025).

    Serangan udara pada Senin (24/11) malam waktu setempat yang menargetkan wilayah perbatasan Kunar dan Paktika tersebut, juga melukai empat warga sipil lainnya, tambah juru bicara Taliban tersebut.

    Serangan udara tersebut dilakukan menyusul serangan bom bunuh diri pada hari Senin (24/11) terhadap pasukan keamanan Pakistan di sebuah provinsi yang berbatasan dengan Afghanistan. Tidak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

    Sebelumnya, ledakan bom bunuh diri lainnya di ibu kota Pakistan, Islamabad, bulan ini menewaskan 12 orang dan diklaim oleh Taliban Pakistan, kelompok yang memiliki ideologi yang sama dengan Taliban Afghanistan.

    Pemerintah Pakistan menyalahkan sel-sel militan yang “dibimbing di setiap langkah oleh… komando tinggi yang berbasis di Afghanistan” atas serangan di Islamabad tersebut.

    Beberapa putaran negosiasi telah gagal mencapai kesepakatan yang solid, dengan ketidaksepakatan yang masih terjadi terkait keamanan di masing-masing negara.

    (ita/ita)

  • Terungkap Lewat Studi, Kebiasaan Makan Ini Ternyata Bisa Bikin Depresi

    Terungkap Lewat Studi, Kebiasaan Makan Ini Ternyata Bisa Bikin Depresi

    Jakarta

    Makanan junkfood, seperti pizza, ayam goreng krispi, dan es krim memang lezat. Namun, beberapa penelitian menunjukkan makanan-makanan ini bisa membahayakan kesehatan fisik, bahkan mental.

    Faktanya, penelitian terbaru memperingatkan bahwa makanan ultra-olahan atau ultra-processed food bisa memicu ‘pandemi’ penyakit kronis. Hal tersebut tidak mengheranlan, sebab makanan ini biasanya tinggi kalori, lemak, gula, dan garam tambahan, sehingga bisa meningkatkan risiko obesitas serta kondisi terkait, seperti penyakit jantung, strike, dan diabetes tipe 2.

    Para ahli di dunia juga memperingatkan bahwa pola makan kaya makanan ultra olahan bisa menyebabkan penyakit ginjal, penyakit radang usus, dan kanker tertentu.

    Dikutip dari laman New York Post, ada satu dampak utama yang tidak terlalu menarik perhatian dibandingkan lainnya yaitu depresi. Penelitian terbaru dari Pakistan mengaitkan konsumsi banyak makanan ultra-olahan dengan risiko 20 persen hingga 50 persen lebih terkena depresi. Hal itu ditandai dengan hilangnya keinginan untuk beraktivitas dan perasaan sedih dan putus asa yang terus menerus.

    “Hubungan ini tetap signifikan bahkan setelah disesuaikan dengan potensi faktor pengganggu,” tulis para penulis studi minggu ini di European Medical Journal Gasroenterology.

    Para peneliti meninjau sembilan studi dengan lebih dari 79.700 peserta untuk menarik kesimpulan ini. Terdapat beberapa teori yang mendukung hubungan ini.

    Salah satunya adalah makanan cepat saji dapat langsung menyebabkan lonjakan gula darah, yang dikaitkan dengan suasana hati yang negatif, stres, dan kecemasan. Makanan ini juga kekurangan nutrisi penting, seperti vitamin B, vitamin D, magnesium, dan asam lemak omega-3, yang penting untuk kesehatan otak. Hubungan antara otak dan usus adalah kuncinya.

    “Penelitian menunjukkan bahwa mikrobiota usus individu yang depresi berbeda secara signifikan dibandingkan individu yang sehat,” catat para peneliti dari Pakistan.

    “Dari data yang ada, penulis dapat menyimpulkan bahwa bakteri usus dapat bereaksi dengan sistem saraf dan mengakibatkan depresi.”

    Para penulis studi menekankan, bakteri usus menghasilkan zat kimia yang berkaitan dengan suasana hati, yaitu serotonin, dopamin, dan Gamma-Aminobutyric Acid (GABA). Mengganggu keseimbangan bakteri yang sensitif ini bisa mengubah kadar neurotransmitter.

    Dikutip dari laman Cleveland Clinic, neurotransmitter membawa pesan dari satu sel saraf melintasi ruang ke sel saraf otot, atau kelenjar berikutnya. Pesan-pesan ini membantu dalam menggerakkan anggota tubuh, merasakan sensasi, hingga merespons semua informasi yang diterima tubuh dari bagian dalam dan lingkungan sekitar.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/suc)

  • Gunung di Ethiopia Kembali Meletus Usai ‘Tidur’ Selama 12 Ribu Tahun

    Gunung di Ethiopia Kembali Meletus Usai ‘Tidur’ Selama 12 Ribu Tahun

    Jakarta

    Sebuah gunung berapi di wilayah timur laut Ethiopia meletus untuk pertama kalinya setelah hampir 12.000 tahun. Gunung ini mengeluarkan abu vulkanik hingga 14 kilometer ke langit, kata Pusat Peringatan Abu Vulkanik Toulouse (VAAC).

    Dilansir AFP, Selasa (25/11/2025), Gunung Hayli Gubbi, yang terletak di wilayah Afar, Ethiopia, sekitar 800 kilometer timur laut Addis Ababa dekat perbatasan Eritrea, meletus pada hari Minggu selama beberapa jam.

    Gunung berapi tersebut, yang menjulang setinggi sekitar 500 meter, berada di dalam Lembah Rift, zona aktivitas geologis yang intens di mana dua lempeng tektonik bertemu. Awan abu dari gunung berapi tersebut melayang di atas Yaman, Oman, India, dan Pakistan utara, kata VAAC.

    Dalam video yang dibagikan di media sosial, yang tidak dapat segera diverifikasi oleh AFP, gumpalan asap putih tebal terlihat mengepul.

    Program Vulkanisme Global Smithsonian Institution menyatakan bahwa Hayli Gubbi tidak pernah mengalami letusan selama Holosen, yang dimulai sekitar 12.000 tahun yang lalu di akhir Zaman Es terakhir.

    Pihak berwenang Afar belum menanggapi pertanyaan AFP mengenai kemungkinan korban jiwa atau jumlah pengungsi.

    (azh/azh)

  • Bom Bunuh Diri Guncang Markas Paramiliter Pakistan, 3 Orang Tewas

    Bom Bunuh Diri Guncang Markas Paramiliter Pakistan, 3 Orang Tewas

    Islamabad

    Ledakan bom bunuh diri mengguncang markas besar pasukan paramiliter Pakistan pada Senin (24/11) waktu setempat. Setidaknya tiga pengebom bunuh diri menyerang markas yang ada di kota Peshawar tersebut, dan menewaskan sedikitnya tiga personel.

    Lima orang lainnya mengalami luka-luka akibat ledakan bom tersebut.

    Kepolisian Pakistan, seperti dilansir Reuters, Senin (24/11/2025), melaporkan para penyerang melepas tembakan saat memaksa masuk ke markas kepolisian perbatasan di kota Peshawar sebelum meledakkan diri mereka di dalam kompleks tersebut.

    Wakil komandan pasukan paramiliter Pakistan, Javed Iqbal, menyebut tiga personel paramiliter tewas akibat ledakan bom bunuh diri itu.

    “Pelaku bom bunuh diri pertama melancarkan serangan di gerbang masuk utama markas kepolisian dan para pelaku lainnya memasuki kompleks tersebut,” kata seorang pejabat senior setempat, yang enggan disebut namanya, kepada Reuters.

    “Para personel penegak hukum, termasuk tentara dan polisi, telah menutup area tersebut dan menangani situasi tersebut secara hati-hati, karena kami menduga ada beberapa teroris di dalam markas tersebut,” sebut pejabat senior tersebut.

    Markas besar pasukan paramiliter Pakistan terletak di area padat penduduk di Peshawar, ibu kota Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

    “Ruas jalanan telah ditutup untuk lalu lintas dan ditutup oleh tentara, polisi, dan para personel (keamanan),” kata seorang warga setempat, Safdar Khan, kepada Reuters.

    Juru bicara Rumah Sakit Lady Reading, Mohammad Asim, menyebut lima korban luka, termasuk dua personel paramiliter, dibawa ke rumah sakit tersebut.

    Sejauh ini belum ada kelompok militan yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri tersebut.

    Kelompok-kelompok militan Islamis yang beroperasi di wilayah tersebut telah meningkatkan serangan dalam beberapa pekan terakhir, setelah bentrokan mematikan di perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan bulan lalu.

    Islamabad menyalahkan Taliban Afghanistan yang kini menguasai Kabul atas bentrokan berdarah tersebut. Taliban dituduh menyembunyikan para militan yang diyakini melancarkan serangan lintas perbatasan. Tuduhan itu telah dibantah oleh Taliban.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Kesaksian Detik-detik Bom Bunuh Diri di Pakistan”
    [Gambas:Video 20detik]
    (nvc/ita)