Negara: Pakistan

  • Pakistan Tembak Jatuh Drone Mata-mata India di Kashmir

    Pakistan Tembak Jatuh Drone Mata-mata India di Kashmir

    Islamabad

    Militer Pakistan mengatakan pasukannya telah menembak jatuh sebuah drone mata-mata India di sepanjang perbatasan yang menjadi sengketa di wilayah Kashmir. Aktivitas ini dilakukan saat ketegangan meningkat menyusul serangan militan yang menewaskan sedikitnya 26 orang di Kashmir pekan lalu.

    Laporan televisi milik pemerintah Pakistan, yang mengutip personel keamanan yang tidak disebut namanya, seperti dilansir Bloomberg dan Al Arabiya, Selasa (29/4/2025), menyebut sebuah drone asing melanggar apa yang disebut sebagai Garis Kontrol di area Kashmir, wilayah utara yang diklaim oleh Pakistan dan India.

    Kedua negara telah saling menembak jatuh beberapa drone berukuran kecil di masa lalu karena drone semacam itu seringkali digunakan untuk pengintaian di sekitar wilayah perbatasan.

    Laporan itu muncul saat hubungan antara kedua negara bersenjata nuklir itu memburuk dengan cepat.

    Beberapa jam sebelumnya, seorang pejabat tinggi pertahanan Pakistan memperingatkan kemungkinan perang dengan India, namun juga mengatakan hal semacam itu dapat dihindari, dengan beberapa hari ke depan menjadi momen yang krusial.

    “Jika sesuatu harus terjadi, hal itu akan terjadi dalam dua hari atau tiga hari,” ucap Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, saat berbicara kepada media lokal Geo News. “Ada ancaman langsung,” sebutnya.

    Asif juga mengatakan bahwa China, Arab Saudi, dan negara-negara Teluk lainnya sedang berupaya mencegah konflik perang terjadi.

    Sebelumnya pada hari yang sama, Selasa (29/4), militer India menuduh pasukan Pakistan telah melepaskan tembakan melintasi Garis Kontrol di Kashmir selama lima hari berturut-turut. Disebutkan bahwa pasukan New Delhi merespons dengan cara yang “terukur” tapi “efektif” terhadap apa yang mereka gambarkan sebagai “tembakan senjata ringan yang tidak beralasan”.

    Perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani oleh kedua negara tahun 2003 lalu telah sering dilanggar hingga tahun 2021, ketika Pakistan dan India memperbarui komitmen mereka untuk menegakkan gencatan senjata. Tembakan lintas perbatasan sebagian besar telah dihentikan selama tiga tahun terakhir.

    Situasi panas di perbatasan ini semakin menambah ketegangan setelah New Delhi menuduh Islamabad terlibat dalam serangan bersenjata di Kashmir yang merenggut 26 nyawa, yang sebagian besar wisatawan. Otoritas India mengambil sejumlah tindakan hukuman, termasuk menurunkan hubungan diplomatik dan menangguhkan perjanjian berbagi air yang penting.

    Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi menegaskan negaranya akan menghukum pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pembantaian di Kashmir.

    Pakistan telah membantah terlibat dalam serangan bersenjata di Kashmir itu, dan membalas New Delhi dengan mengusir para diplomat India dari wilayahnya, menutup wilayah udara untuk maskapai penerbangan India, dan menangguhkan perbatasan antara kedua negara.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Memanas, Tentara India-Pakistan Masih Saling Tembak di Kashmir

    Memanas, Tentara India-Pakistan Masih Saling Tembak di Kashmir

    Jakarta

    Tentara India dan Pakistan kembali terlibat saling tembak di wilayah Kashmir untuk malam kelima berturut-turut. Ini terjadi satu minggu sejak serangan yang menargetkan para wisatawan di Pahalgam, Kashmir membuat hubungan kedua negara menjadi kacau.

    Militer India mengatakan tentaranya dan pasukan Pakistan saling tembak pada Senin (28/4) malam waktu setempat di sepanjang Garis Kontrol, perbatasan de facto di Kashmir yang disengketakan, zona pos terdepan Himalaya yang dijaga ketat di dataran tinggi.

    Dilansir kantor berita AFP, Selasa (29/4/2025), militer India mengatakan bahwa pada Senin malam hingga Selasa, “Tentara Pakistan menggunakan senjata api ringan tanpa alasan yang melintasi Garis Kontrol”. Disebutkan bahwa saling tembak itu terjadi di daerah yang berseberangan dengan distrik Kupwara dan Baramulla, serta di wilayah Akhnoor.

    Militer India mengatakan pasukannya telah “menanggapi provokasi tersebut dengan cara yang terukur dan efektif”. Tidak ada laporan tentang korban jiwa dalam insiden itu.

    Hubungan antara negara-negara bersenjata nuklir itu telah memburuk setelah India menuduh Pakistan mendukung serangan yang menewaskan 26 turis di Pahalgam, Kashmir pada 22 April lalu. Itu merupakan serangan paling mematikan dalam beberapa tahun terhadap warga sipil di bagian wilayah Kashmir yang dikelola India.

    Islamabad telah menolak tuduhan itu. Militer kedua negara sejak serangan itu terlibat saling tembak di Kashmir.

    Terbaru, Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif mengatakan bahwa serangan militer oleh negara tetangga India mungkin akan segera terjadi. Hal ini disampaikannya pada hari Senin (28/4) waktu setempat, menyusul serangan militan terhadap para wisatawan di Kashmir.

    Pemerintah India menuduh Pakistan mendukung militansi di Kashmir, wilayah yang diklaim dan telah diperebutkan dalam dua perang.

    “Kami telah memperkuat pasukan kami karena ini adalah sesuatu yang mendesak sekarang. Jadi dalam situasi itu beberapa keputusan strategis harus diambil, jadi keputusan itu telah diambil,” ujar Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif kepada Reuters, Selasa (29/4/2025) dalam sebuah wawancara di kantornya di Islamabad, ibu kota Pakistan.

    Asif mengatakan retorika India meningkat dan karenanya militer Pakistan telah memberi pengarahan kepada pemerintah tentang kemungkinan serangan India. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut tentang alasannya berpikir bahwa serangan akan segera terjadi.

    Asif mengatakan Pakistan kini dalam keadaan siaga tinggi, dan hanya akan menggunakan persenjataan nuklirnya jika “ada ancaman langsung terhadap keberadaan kami.”

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Makin Panas! Pakistan Bersiap Hadapi Serangan Militer India

    Makin Panas! Pakistan Bersiap Hadapi Serangan Militer India

    Jakarta

    Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif mengatakan bahwa serangan militer oleh negara tetangga India mungkin akan segera terjadi. Hal ini disampaikannya pada hari Senin (28/4) waktu setempat, menyusul serangan militan terhadap para wisatawan di Kashmir, pekan lalu, seiring ketegangan meningkat antara kedua negara bersenjata nuklir tersebut.

    Serangan militan tersebut menewaskan 26 orang dan memicu kemarahan di India, bersamaan dengan seruan untuk bertindak terhadap Pakistan. Pemerintah India menuduh Pakistan mendukung militansi di Kashmir, wilayah yang diklaim dan telah diperebutkan dalam dua perang.

    “Kami telah memperkuat pasukan kami karena ini adalah sesuatu yang mendesak sekarang. Jadi dalam situasi itu beberapa keputusan strategis harus diambil, jadi keputusan itu telah diambil,” ujar Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif kepada Reuters, Selasa (29/4/2025) dalam sebuah wawancara di kantornya di Islamabad, ibu kota Pakistan.

    Asif mengatakan retorika India meningkat dan militer Pakistan telah memberi pengarahan kepada pemerintah tentang kemungkinan serangan India. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut tentang alasannya berpikir bahwa serangan akan segera terjadi.

    Asif mengatakan Pakistan kini dalam keadaan siaga tinggi, dan hanya akan menggunakan persenjataan nuklirnya jika “ada ancaman langsung terhadap keberadaan kami.”

    Sebelumnya, pemerintah India menuduh Pakistan mendukung ‘terorisme lintas batas’ setelah orang-orang bersenjata melancarkan serangan terhadap warga sipil di Kashmir. Islamabad telah membantah terlibat dan menyebut upaya India mengaitkan Pakistan dengan serangan itu tidak masuk akal.

    Pasukan keamanan India telah meluncurkan perburuan besar-besaran terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan 26 orang di tempat wisata populer di Pahalgam, Kashmir pada 22 April tersebut. Polisi menyebut ada dua warga negara Pakistan di antara orang-orang bersenjata yang buron.

    Setelah serangan di Kashmir tersebut, pemerintah India menangguhkan perjanjian pembagian air, mengumumkan penutupan perbatasan darat utama dengan Pakistan, menurunkan hubungan diplomatik, dan mencabut visa bagi warga Pakistan. Sebagai tanggapan, Pakistan telah memerintahkan pengusiran diplomat dan penasihat militer India, membatalkan visa bagi warga negara India, kecuali peziarah Sikh, dan menutup perbatasan utama dari sisinya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Petaka Abadi di Kashmir di Tengah Ketegangan India-Pakistan

    Petaka Abadi di Kashmir di Tengah Ketegangan India-Pakistan

    Jakarta

    Hanya sedikit wilayah di dunia yang memiliki kepadatan militer dan gejolak yang begitu konstan seperti Kashmir.

    Terletak di pelukan Himalaya, dan berbatasan dengan tiga negara berkekuatan nuklir – India, Pakistan, dan Cina – wilayah yang diperebutkan ini telah lama menjadi medan pertempuran bagi rivalitas regional yang tajam dan ambisi teritorial yang seolah tak terpecahkan.

    Gejolak itu kembali mencuat dengan kekuatan mematikan baru-baru ini.

    Pada hari Selasa (22/04), sekelompok militan menyerang para wisatawan di Kashmir, di bagian di bawah administratif India, menewaskan sedikitnya 26 orang dan melukai puluhan lainnya dalam serangan paling mematikan terhadap warga sipil di wilayah itu dalam bertahun-tahun. India menyebut serangan ini sebagai aksi terorisme.

    Beberapa hari sebelumnya, tiga militan dan seorang tentara India terbunuh dalam serangkaian baku tembak di seluruh wilayah, menandakan bahwa ketegangan di kawasan itu tetap berada di titik yang sangat berbahaya.

    Mengapa Kashmir penting?

    Mencakup luas sekitar 222.200 kilometer persegi, wilayah Kashmir terbagi antara India, Pakistan, dan Cina – namun diklaim sepenuhnya oleh India dan Pakistan.

    Wilayah ini dihuni sekitar 20 juta jiwa, dengan sekitar 14,5 juta warga di wilayah yang dikelola India, sekitar enam juta orang di wilayah yang dikelola Pakistan, dan hanya beberapa ribu di wilayah yang dikelola Cina – sebuah daerah yang terletak pada titik pertemuan kepentingan strategis, ekonomi, dan agama yang sangat krusial.

    Apa yang kini dikenal sebagai wilayah persatuan India Jammu dan Kashmir- bagian dari wilayah Kashmir yang lebih luas – pada masa itu dipimpin oleh Maharaja Hindu Hari Singh, yang pada awalnya menolak untuk bergabung dengan kedua negara tersebut.

    Namun, keadaan berubah setelah pejuang gerilya Pakistan mencoba merebut wilayah tersebut dan menggulingkan kekuasaan di sana.

    Akibatnya, terjadi perang India-Pakistan yang pertama, ketika Maharaja memohon bantuan India untuk mengusir para penyerang dan sebagai imbalannya, ia menyetujui untuk mengalihkan wilayah negara bagian utamanya kepada New Delhi – memperkuat pembagian de facto Kashmir yang hingga kini masih ada.

    Kini, India menguasai bagian paling padat penduduk di wilayah tersebut, yang mencakup Lembah Kashmir, Jammu, dan Ladakh.

    Pakistan menguasai sebagian Kashmir utara, termasuk Azad Jammu dan Kashmir (AJK) serta Gilgit-Baltistan.

    Sementara itu, Cina mengelola wilayah Aksai Chin yang jarang penduduknya di bagian timur laut, yang juga diklaim India, serta Lembah Shaksgam, di mana India tidak mengakui kekuasaan Cina.

    Klaim Pakistan terhadap Kashmir berakar pada keyakinan bahwa wilayah yang mayoritas penduduknya muslim ini seharusnya menjadi bagian dari Pakistan sejak saat pemisahan negara.

    India, di sisi lain, bersikeras bahwa Instrumen Akses 1947 yang ditandatangani oleh Hari Singh menjadikan klaim India atas wilayah tersebut sah dan final.

    Namun, para ahli hukum mempertanyakan keabsahan dokumen yang ditandatangani di bawah tekanan tersebut.

    Perbedaan ini telah memicu berbagai perang, pemberontakan, dan dekade-dekade ketegangan diplomatik.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Klaim ketiga: Cina

    Meskipun India dan Pakistan mendominasi narasi Kashmir, Cina juga memegang peran strategis yang tidak kalah penting.

    Di bagian timur laut wilayah tersebut, Lembah Shaksgam dan Aksai Chin dikelola oleh Cina, namun diklaim oleh India.

    Meskipun Lembah Shaksgam hampir tidak berpenghuni karena kondisi alamnya yang keras, Aksai Chin memiliki kepentingan vital bagi Cina dalam hal konektivitas darat antara Tibet dan Xinjiang.

    Cina mengambil alih Aksai Chin pada tahun 1950-an dengan membangun jalan strategis yang menghubungkan Xinjiang dan Tibet, sebuah rute yang melewati wilayah yang diklaim oleh India.

    India menentang kehadiran Cina di kawasan tersebut, yang akhirnya memicu perang singkat namun sengit antara Cina dan India pada 1962.

    Setelah konflik yang berlangsung singkat itu, Cina tetap menguasai Aksai Chin dan terus mengelolanya hingga kini.

    Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah memperluas kehadiran militernya sepanjang Garis Pengendalian Aktual (LAC) yang memisahkan perbatasan Cina dan India, menyebabkan sering terjadinya ketegangan antara pasukan kedua belah pihak.

    Pentingnya wilayah ini bagi Cina bukan hanya dari segi strategis, namun juga ekonomi.

    Koridor Ekonomi Cina-Pakistan (CPEC), yang merupakan salah satu pilar Inisiatif Sabuk dan Jalan Beijing, melintasi Gilgit-Baltistan yang dikelola Pakistan.

    Hal ini menjadikan stabilitas Kashmir sebagai isu yang tidak hanya terkait dengan geopolitik, tetapi juga finansial bagi Beijing.

    Lanskap yang terbentengi kuat

    India diperkirakan memiliki lebih dari 750.000 tentara yang ditempatkan di seluruh Jammu dan Kashmir, sebagian besar terkonsentrasi di Lembah Kashmir yang mayoritas muslim.

    Pakistan, di sisi lain, menempatkan hingga 120.000 personel keamanan di sepanjang Garis Kontrol (LoC) yang memisahkan wilayah yang dikelola Pakistan dengan India, termasuk pasukan khusus seperti Mujahid Force, serta 230.000 tentara di wilayah tersebut.

    Kedua belah pihak saling menuduh pihak lawan melebih-lebihkan jumlah pasukan yang mereka tempatkan, dan tidak ada yang memublikasikan angka yang tepat.

    Namun, para analis sepakat bahwa kepadatan militer di wilayah ini, terutama jika dibandingkan dengan jumlah penduduk sipilnya, sejajar atau bahkan melampaui kepadatan yang ada di Semenanjung Korea.

    Kelompok pemberontak menambah lapisan kompleksitas lainnya

    Pemberontakan bersenjata di Kashmir yang dikelola India, yang dimulai pada akhir 1980-an, dipicu oleh campuran ketidakpuasan lokal dan dukungan eksternal.

    India menuduh Pakistan menyokong kelompok militan, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Islamabad.

    Selama beberapa dekade, kelompok-kelompok seperti Hizbul Mujahideen, Jaish-e-Mohammed, dan Lashkar-e-Taiba telah melancarkan serangan di wilayah ini.

    Apakah ini akan memicu krisis baru?

    Sebagai respons atas serangan terhadap wisatawan tersebut, India telah mengambil sejumlah langkah terhadap Pakistan, termasuk merendahkan hubungan diplomatik, menutup perbatasan darat dan udara, serta menangguhkan Perjanjian Indus Waters 1960 yang mengatur pembagian air dari sistem Sungai Indus.

    Pakistan sebelumnya telah memperingatkan bahwa setiap gangguan terhadap perjanjian tersebut akan dianggap sebagai “aksi perang.”

    Kini, spekulasi tentang potensi eskalasi militer semakin mengemuka, mengingat ketegangan serupa yang terjadi pada 2019, ketika serangan bom bunuh diri di Pulwama menewaskan 40 tentara paramiliter India.

    India membalas dengan serangan udara ke Pakistan, mendorong kedua negara tersebut hampir ke ambang perang.

    Tahun yang sama, India mencabut Pasal 370 dari konstitusinya, yakni otonomi khusus Jammu dan Kashmir.

    Langkah ini, yang dikutuk oleh Pakistan, memicu kerusuhan di wilayah tersebut. Sejak itu, ketegangan terus meningkat, meskipun perhatian global mulai memudar. Di wilayah yang penuh gejolak ini, di mana berbagai konflik telah berlangsung, risiko terjadinya perang lain tetap sangat nyata.

    *Artikel ini diperbarui pada 25 April 2025, dengan angka terbaru mengenai wilayah dan populasi yang membentuk kawasan Kashmir yang lebih luas, jumlah pasukan yang dikerahkan, dan kontroversi mengenai perjanjian akses 1947 yang masih dipertanyakan.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Alasan China Ajak Negara Muslim ke ‘Istana di Surga’

    Alasan China Ajak Negara Muslim ke ‘Istana di Surga’

    Jakarta, CNBC Indonesia – Untuk pertama kalinya pintu Stasiun Luar Angkasa Tiangong milik Beijing akan terbuka untuk astronaut non-China.

    Astronaut tersebut berasal dari Pakistan, yang akan memperkuat hubungan strategis kedua negara tidak hanya di Bumi, tapi juga di orbit.

    Misi ini menandai langkah besar dalam “internasionalisasi” proyek ambisius China di luar angkasa, yang hingga kini hanya dihuni oleh astronaut asal Negeri Tirai Bambu sejak pertama kali beroperasi pada 2021.

    Astronaut asal Pakistan akan bertugas sebagai payload specialist yang bertanggung jawab atas eksperimen ilmiah dan tugas harian di stasiun.

    “Ini langkah signifikan untuk membuka kerja sama internasional di Tiangong,” kata Quentin Parker, astrofisikawan dari University of Hong Kong, dikutip dari CNN, Senin (28/4/2025).

    Deputi Direktur Badan Antariksa Pakistan (SUPARCO), Amjad Ali, menyebut misi ini sebagai “tonggak sejarah” bagi negaranya, yang tengah menghidupkan kembali program luar angkasa mereka yang telah berusia lebih dari enam dekade.

    “Itu sangat penting bagi Pakistan, menjadi negara asing pertama yang diundang China untuk mengirimkan astronaut ke stasiun luar angkasa mereka,” ujar Ali.

    Dalam waktu dekat, SUPARCO akan mengajukan 5 hingga 10 kandidat astronaut untuk diseleksi oleh China. Dua kandidat terpilih akan menjalani pelatihan intensif selama enam bulan hingga satu tahun, sebelum satu di antaranya berangkat ke Tiangong paling cepat Oktober tahun depan.

    Badan antariksa China kini kerap menggunakan nama “mistis” untuk proyek mereka setelah sebelumnya memilih nama yang revolusioner. Arti dari Tiangong adalah “Istana di Langit/Surga,” menyusul kapsul luar angkasa Shenlong (naga agung) dan misi ke bulan Chang’e (dewi bulan).

    Kolaborasi China-Pakistan muncul di tengah persaingan panas antara China dan Amerika Serikat dalam perebutan kekuasaan di luar angkasa. Tiangong, bersama dengan International Space Station (ISS) milik AS dan sekutunya, kini menjadi pusat persaingan geopolitik baru di orbit Bumi.

    Tak hanya di antariksa, hubungan China dan Pakistan, makin erat lewat proyek ekonomi ambisius seperti China-Pakistan Economic Corridor (CPEC), bagian dari inisiatif Belt and Road.

    China tercatat telah berinvestasi besar-besaran dalam infrastruktur di utara dan selatan Pakistan, termasuk pelabuhan laut dalam di kota barat daya Gwadar, serta beberapa proyek teknologi antara kedua negara.

    Penandatanganan perjanjian kerja sama antariksa antara kedua negara pada Februari lalu menjadi fondasi utama misi bersejarah ini.

    Amer mengungkapkan bahwa eksperimen yang akan dilakukan dalam misi luar angkasa mendatang masih dalam tahap seleksi, tetapi akan berfokus pada dampak ilmiah, industri, dan sosial yang tinggi.

    (dem/dem)

  • Kirim Pesan ke Pakistan, Kapal Perang India Luncurkan Rudal MR-SAM Hasil Kerja Sama dengan Israel – Halaman all

    Kirim Pesan ke Pakistan, Kapal Perang India Luncurkan Rudal MR-SAM Hasil Kerja Sama dengan Israel – Halaman all

    Kirim Pesan ke Pakistan, Kapal Perang India Luncurkan Rudal MR-SAM Hasil Kerja Sama dengan Israel

    TRIBUNNEWS.COM – Angkatan Laut India dilaporkan telah menguji coba Rudal Permukaan-ke-Udara (Surface to Air) Jarak Menengah (MR-SAM) di tengah meningkatnya konflik negara tersebut dengan Pakistan dalam beberapa waktu belakangan.

    Ketengangan India-Pakistan bahkan kini mengarah ke perang terbuka menyusul apa yang terjadi di Pahalgam di Jammu dan Kashmir beberapa hari yang lalu.

    Uji coba peluncuran rudal India ini dinilai sebagai pesan tegas terhadap Pakistan saat pertikaian antara dua kekuatan nuklir tersebut kembali terjadi.

    “Dalam uji peluncuran rudal pertahanan udara yang diadakan di Laut Arab, kapal perusak rudal berpemandu Angkatan Laut India, INS Surat, melakukan uji peluncuran MR-SAM yang dikembangkan bersama dengan Israel,” tulis ulasan situs web militer dan pertahanan DAS, Senin (28/4/2025).

    Rudal pertahanan udara MR-SAM yang memiliki jangkauan efektif 70 km hingga 100 km itu berhasil menghancurkan targetnya, menunjukkan sangat efektif dalam menghadapi ancaman rudal dan pesawat tempur musuh.

    “Kapal-kapal Angkatan Laut India telah berhasil melakukan beberapa uji peluncuran rudal yang membuktikan kesiapan platform, awak, dan asetnya untuk melakukan serangan jarak jauh,” kata Angkatan Laut India dalam sebuah pernyataan di platform media sosialnya X.

    Uji coba peluncuran rudal oleh kapal perang Angkatan Laut India di Laut Arab terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara negara itu dan Pakistan setelah tewasnya 26 orang, sebagian besar turis, di Pahalgam di Jammu dan Kashmir beberapa hari lalu.

    New Delhi menuduh Pakistan dan kelompok bersenjata yang disponsorinya berada di balik insiden di Pahalgam, yang terletak di wilayah Jammu dan Kashmir.
     
    Seorang pejabat pemerintah yang dikutip oleh media lokal negara itu menyatakan bahwa, “Uji coba penembakan rudal antikapal terbaru ini menunjukkan kemampuan kapal untuk mengubah peran dari mode damai ke mode tempur, saat masih di laut tanpa harus kembali ke pangkalan.”

    LUNCURKAN RUDAL – Kapal perang India, INS Surat melakukan uji coba peluncurkan rudal surface to air Jarak Menengah (MR-SAM). Uji coba peluncuran rudal ini terjadi di tengah ketegangan negara itu dengan Pakistan.

    Dikembangkan Bersama Israel

    Rudal Permukaan-ke-Udara Jarak Menengah (MR-SAM) adalah sistem pertahanan udara canggih yang dikembangkan bersama oleh perusahaan pertahanan Israel, Israel Aerospace Industries (IAI), dan Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan India (DRDO).

    Sistem MR-SAM dirancang khusus untuk mencegat berbagai ancaman udara termasuk jet tempur, helikopter, drone, rudal jelajah, dan rudal antiradiasi pada jarak menengah antara 70 hingga 100 kilometer.

    Menggunakan teknologi radar AESA (Active Electronically Scanned Array) yang sangat sensitif dan multifungsi, MR-SAM mampu mendeteksi, mengidentifikasi, melacak, dan kemudian menghancurkan target dengan akurasi tinggi dalam berbagai kondisi cuaca dan lingkungan peperangan elektronik.

    Rudal MR-SAM dilengkapi dengan hulu ledak fragmentasi berkekuatan tinggi yang mampu meledak di dekat target (proximity fuze) untuk memastikan kehancuran maksimum.
    Salah satu fitur utama MR-SAM adalah kecepatannya yang tinggi melebihi Mach 2, yang memungkinkannya merespons dengan cepat ancaman udara yang bergerak cepat.

    Sistem ini juga memiliki kemampuan “tembak dan lupakan”, yang berarti rudal akan terus mengarahkan dirinya ke target setelah peluncuran tanpa memerlukan intervensi berkelanjutan dari operator radar.

    MR-SAM juga memiliki kemampuan untuk beroperasi secara terpadu dengan sistem pertahanan udara lainnya seperti radar peringatan dini dan sistem pertahanan udara jarak jauh seperti Barak-8, menjadikannya aset strategis dalam jaringan pertahanan udara berlapis.

    Dengan kemampuan mobilitasnya yang tinggi, MR-SAM dapat dengan cepat dikerahkan ke lokasi-lokasi kritis, membuatnya ideal untuk melindungi aset vital seperti pangkalan militer, infrastruktur kritis, dan area strategis dari serangan udara musuh.

    MR-SAM sekarang menjadi salah satu sistem pertahanan udara utama yang digunakan oleh militer India, Israel, Azerbaijan dan beberapa negara lain, sehingga memperkuat pertahanan wilayah udara mereka di tengah ancaman rudal dan serangan udara yang semakin kompleks.

    LUNCURKAN RUDAL – Kapal perang India, INS Surat melakukan uji coba peluncurkan rudal surface to air Jarak Menengah (MR-SAM). Uji coba peluncuran rudal ini terjadi di tengah ketegangan negara itu dengan Pakistan.

    Profil Kapal Destroyer INS Surat

    Kapal perusak peluru kendali INS Surat (D69) adalah kapal perang modern kelas Visakhapatnam milik Angkatan Laut India, yang dirancang khusus untuk menjalankan misi pertahanan udara, perang antikapal selam, perang antipermukaan, dan pertahanan strategis maritim.

    Dibangun oleh Mazagon Dock Shipbuilders Limited (MDL) yang berpusat di Mumbai, INS Surat secara resmi diluncurkan pada 17 Mei 2022 dan merupakan kapal perusak kelas Visakhapatnam keempat dari empat yang dikembangkan di bawah Proyek -15B .

    Sebagai kapal perusak generasi baru, INS Surat memiliki kemampuan tempur dan kemampuan bertahan hidup yang tinggi, dilengkapi dengan sistem persenjataan paling canggih termasuk rudal antikapal supersonik BrahMos, sistem pertahanan udara MR-SAM, rudal antikapal selam, dan torpedo berat.

    Dari segi elektronik, kapal ini dilengkapi dengan radar AESA MF-STAR buatan Israel yang mampu mendeteksi, melacak, dan mencegat berbagai ancaman udara dan rudal dari jarak jauh dengan akurasi tinggi, menjadikannya salah satu kapal perang tercanggih di kawasan Indo-Pasifik.

    INS Surat juga dilengkapi dengan sistem peperangan elektronik canggih, sonar canggih seperti sonar aktif-pasif HUMSA-NG, dan helikopter tempur untuk melakukan tugas anti-kapal selam, sehingga memberikan perlindungan komprehensif terhadap ancaman bawah permukaan.

    Dengan bobot sekitar 7.400 ton dan panjang sekitar 163 meter, kapal ini mampu mencapai kecepatan maksimum hingga 30 knot, selain memiliki jangkauan operasi lebih dari 7.000 kilometer tanpa perlu pengisian bahan bakar.

    INS Surat diambil dari nama kota pelabuhan Surat di Gujarat, yang memiliki nilai sejarah penting dalam perdagangan maritim kuno India, yang mencerminkan peran strategisnya dalam menjaga kepentingan maritim negara tersebut di Samudra Hindia.

    Kehadiran kapal ini di armada Angkatan Laut India secara langsung memperkuat kemampuan strategis negara itu dalam menghadapi tantangan keamanan maritim yang semakin meningkat, terutama dalam konteks persaingan militer yang semakin menegangkan dengan China di Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan.

     

    (oln/dsa/*)

  • Menteri Pakistan Beri Warning, Sejengkal Lagi Tembak Nuklir ke India

    Menteri Pakistan Beri Warning, Sejengkal Lagi Tembak Nuklir ke India

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Perkeretaapian Pakistan Hanif Abbasi telah mengancam India dengan serangan nuklir. Hal ini menyusul serangan teroris di wilayah Kashmir yang dikelola India yang menewaskan 26 wisatawan pada Selasa, 22 April lalu.

    Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Minggu (27/4/2025), Abbasi mengingatkan India bahwa Pakistan memiliki banyak rudal dan 130 hulu ledak nuklir, yang “tidak untuk dipamerkan.”

    “Tidak seorang pun tahu di mana kami telah menempatkan senjata nuklir kami di seluruh negeri. Saya katakan lagi, rudal balistik ini, semuanya ditujukan kepada Anda,” kata pejabat itu, seperti dikutip RT pada Senin (28/4/2025).

    Mengomentari keputusan New Delhi pada Rabu untuk secara sepihak menangguhkan Perjanjian Perairan Indus yang menjadi kunci pembagian air, Abbasi menuduh bahwa “jika mereka menghentikan pasokan air kepada kami, maka mereka harus siap berperang.”

    India menegaskan awal minggu ini bahwa penangguhan akan tetap berlaku “sampai Pakistan secara kredibel dan tidak dapat ditarik kembali menolak dukungannya terhadap terorisme lintas batas.”

    Sejauh ini New Delhi belum pernah menangguhkan perjanjian tersebut, yang mengatur sistem sungai yang berdampak pada jutaan jiwa di kedua negara.

    Hubungan yang sudah sengit antara kedua negara berkekuatan nuklir itu semakin memburuk pada hari Selasa, ketika beberapa orang bersenjata menewaskan 25 wisatawan India dan satu warga negara Nepal di Lembah Baisaran, tujuan wisata populer di wilayah Kashmir.

    India dengan cepat menuduh tetangganya membantu infiltrasi militan di Kashmir – tuduhan yang kemudian dibantah keras oleh Pakistan.

    Front Perlawanan, kelompok militan yang diduga terkait dengan Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan, dilaporkan telah mengaku bertanggung jawab atas serangan teroris tersebut. Polisi India mengatakan bahwa dua tersangka adalah warga negara Pakistan.

    Pada Rabu, New Delhi menurunkan hubungan diplomatik, mengusir diplomat Pakistan, dan menutup perbatasan darat dengan tetangganya. Islamabad menanggapi dengan cara yang sama, dengan mengulangi tuduhannya bahwa India menindas penduduk Kashmir yang mayoritas Muslim.

    Menurut NDTV, pasukan India dan Pakistan telah saling tembak melintasi Garis Kontrol (LoC) di Kashmir untuk malam ketiga. LoC adalah batas de facto antara kedua negara. Pasukan keamanan India juga dilaporkan melakukan penggerebekan antiteroris di sisi perbatasan mereka.

    (tfa/tfa)

  • Perbandingan Kekuatan Militer India dan Pakistan, 2 Negara Nuklir yang Kini di Ambang Perang – Halaman all

    Perbandingan Kekuatan Militer India dan Pakistan, 2 Negara Nuklir yang Kini di Ambang Perang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – India dan Pakistan, dua negara pemilik senjata nuklir di Asia Selatan, kini berada di ambang perang.

    Hubungan keduanya memanas setelah kasus serangan oleh militan bersenjata di Kashmir yang menewaskan 25 warga India dan satu warga Nepal.

    Dikutip dari Le Monde, serangan itu merupakan serangan paling mematikan terhadap warga sipil India sejak kasus serangan di Kota Mumbai pada tahun 2008 yang menewaskan 175 orang.

    India segera menyalahkan Pakistan atas serangan di Kashmir. Negara Anak Benua itu lalu mengambil sejumlah tindakan, termasuk menangguhkan Perjanjian Perairan Indus yang ditandatangani tahun 1960.

    Di sisi lain, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif membantah negaranya terlibat dalam serangan itu.

    Dia memperingatkan bahwa upaya apa pun yang bertujuan untuk menghentikan aliran air milik Pakistan menurut Perjanjian Perairan Indus akan dianggap sebagai aksi perang. Upaya seperti itu akan dibalas Pakistan dengan kekuatan penuh.

    Adapun Menteri Kereta Api Pakistan Hanif Abbasi memperingatkan bahwa negaranya memiliki lebih dari 130 rudal nuklir. Menurut dia, rudal itu “diarahkan hanya untuk India”.

    Sementara itu, pada hari Minggu kemarin India memamerkan rudal jarak jauhnya. Perdana Menteri India Narendra Modi menjanjikan adanya balasan keras terhadap pelaku serangan di Kashmir.

    Lalu, seperti apa perbandingan kekuatan India dengan Pakistan?

    Menurut laman Global Fire Power, India berada pada peringkat ke-4 dalam daftar negara-negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia. Peringkat Pakistan agak jauh di belakang, yakni di posisi ke-12.

    Berikut perbandingan kekuatan militer kedua negara di Asia Selatan itu tanpa menyertakan senjata nuklir.

    PERSONEL

    – Jumlah penduduk

    India: 1.409.128.296

    Pakistan: 252.363.571

    – Sumber daya manusia yang tersedia

    India: 662.290.299

    Pakistan: 108.516.336

    – Personel cocok untuk bertugas

    India: 522.786.598

    Pakistan: 85.803.614

    – Warga yang memasuki umur dinas militer per tahun

    India: 23.955.181

    Pakistan: 4.794.908

    – Personel aktif

    India: 1.455.550

    Pakistan: 654.000

    – Personel cadangan

    India: 1.155.000

    Pakistan: 550.000

    – Pasukan paramiliter

    India: 2.527.000

    Pakistan: 500.000

    KEUANGAN

    – Anggaran pertahanan

    India: $75.000.000.000

    Pakistan: $7.640.000.000

    – Utang luar negeri

    India: $371.020.500.000

    Pakistan: $92.426.000.000

    Cadangan devisa

    India: $627.793.000.000

    Pakistan: $13.730.000.000

    – Daya beli

    India: $13.104.000.000.000

    Pakistan: $1.347.000.000.000

    ANGKATAN UDARA

    – Total pesawat

    India: 2.229

    Pakistan: 1.399

    – Pesawat tempur

    India: 513

    Pakistan: 328

    – Pesawat serang

    India: 130

    Pakistan: 90

    – Pesawat transport

    India: 270

    Pakistan: 64

    – Pesawat latih

    India: 351

    Pakistan: 565

    – Pesawat misi khusus

    India: 74

    Pakistan: 27

    – Pesawat pengisian bahan bakar

    India: 6

    Pakistan: 4

    – Helikopter

    India: 899

    Pakistan: 373

    – Helikopter serang

    India: 80

    Pakistan: 57

    ANGKATAN DARAT

    – Jumlah tank

    India: 4.201

    Pakistan: 2.627

    – Kendaraan lapis baja

    India: 148.594

    Pakistan: 17.516

    – Artileri swagerak

    India: 100

    Pakistan: 662

    – Artileri tarik

    India: 3.975

    Pakistan: 2.629

    – Mobile rocket projectors

    India: 264

    Pakistan: 600

    ANGKATAN LAUT

    – Jumlah kapal

    India: 293

    Pakistan: 121

    – Kapal induk

    India: 2

    Pakistan: 0

    – Kapal pengangkut helikopter

    India: 0

    Pakistan: 0

    – Kapal selam

    India: 18

    Pakistan: 8

    – Kapal perusak

    India: 13

    Pakistan: 0

    – Fregat

    India: 14

    Pakistan: 9

    – Korvet

    India: 18

    Pakistan: 9

    – Kapal patroli

    India: 135

    Pakistan: 69

    – Kapal penyapu ranjau

    India: 0

    Pakistan: 3

  • Cina Kirimkan Tiga Astronot ke Luar Angkasa – Halaman all

    Cina Kirimkan Tiga Astronot ke Luar Angkasa – Halaman all

    Cina pada Kamis(24/4), mengirim tiga astronot ke stasiun luar angkasa Tiangong, menggantikan kru yang ditempatkan di sana sejak Oktober 2024.

    Pesawat luar angkasa Shenzhou-20 lepas landas pada pukul 17:17 waktu setempat dari Gurun Gobi yang terletak di barat laut Cina, menurut laporan media pemerintah.

    Kru yang saat ini berada di Tiangong dijadwalkan kembali pada Selasa (29/4) minggu depan. Diperkirakan, setiap enam bulan tim-tim di stasiun luar angkasa Tiangong dirotasi.

    Cina sedang berusaha memimpin dengan misi-misi antariksanya. Cina juga berencana mengirim misi berawak ke Bulan di tahun 2030, membangun pangkalan luar angkasa di sana, dan menjelajahi Mars.

    Untuk mencapai apa yang digambarkan Presiden Xi Jinping sebagai “mimpi luar angkasa” rakyat Cina, Beijing telah menginvestasikan miliaran dolar ke dalam program luar angkasanya dalam beberapa tahun terakhir.

    Eksperimen akan dilakukan oleh para kru

    Chen Dong memimpin misi kali ini, ia telah menyelesaikan dua misi sebelumnya dan ini adalah penerbangan ketiganya. Chen Dong ditemani oleh mantan pilot angkatan udara Chen Zhongrui dan insinyur Wang Jie, keduanya pergi ke luar angkasa untuk pertama kalinya.

    Selain melakukan perjalanan luar angkasa dan pemeliharaan pada stasiun luar angkasa, para kru bertugas memasang peralatan pelindung dari kepingan sampah antariksa yang seringkali mengganggu navigasi dan membahayakan misi-misi antariksa.

    Selain itu, eksperimen fisika dan medis akan dilakukan. Untuk pertama kalinya, misi ini membawa serta cacing planaria, sejenis cacing pipih yang hidup di air yang memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi.

    “Hasil [pemeriksaan planaria di luar angkasa] dapat membantu mengatasi masalah yang berkaitan dengan cedera yang terjadi di luar angkasa,” jelas Lin Xiqiang, wakil direktur badan antariksa nasional Cina (CMSA) pada konferensi pers pada hari Rabu (23/4).

    Cina dan pencarian mitra program luar angkasa

    Cina telah dikecualikan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, karena Amerika Serikat melarang badan antariksanya, NASA, berkolaborasi dengan Beijing karena alasan keamanan nasional. Cina pun kian giat mencari mitra luar angkasa lainnya.

    Pada bulan Februari, Beijing menandatangani perjanjian dengan Islamabad untuk mengirim astronot asing pertama ke Tiangong. Pada hari Rabu, badan antariksa nasional Cina menyatakan bahwa “dua astronot Pakistan akan dipilih untuk untuk menjalani pelatihan ke Cina.”

  • Panas! Tentara India-Pakistan Kembali Baku Tembak di Kashmir

    Panas! Tentara India-Pakistan Kembali Baku Tembak di Kashmir

    Jakarta

    Tentara India dan Pakistan kembali terlibat saling tembak di wilayah Kashmir yang disengketakan untuk malam keempat berturut-turut. Ini merupakan kekerasan terbaru saat hubungan antara kedua negara berkekuatan nuklir itu memanas.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (28/4/2025), tidak ada korban yang dilaporkan dalam insiden baku tembak terbaru pada Senin (28/4) tersebut.

    India sebelumnya menuduh Pakistan mendukung “terorisme lintas batas” setelah orang-orang bersenjata menewaskan 26 orang minggu lalu di Pahalgam, Kashmir. Itu merupakan serangan terburuk selama seperempat abad terhadap warga sipil di Kashmir yang mayoritas Muslim.

    Islamabad telah membantah terlibat, menyebut upaya untuk mengaitkan Pakistan dengan serangan itu sebagai tidak masuk akal, dan bersumpah untuk membalas tindakan India.

    “Pada malam tanggal 27-28 April… pos-pos Angkatan Darat Pakistan memulai tembakan senjata ringan tanpa alasan melintasi Garis Kontrol”, kata Angkatan Darat India dalam sebuah pernyataan, mengacu pada perbatasan de facto di Kashmir yang disengketakan.

    “Pasukan India merespons dengan cepat dan efektif,” tambahnya.

    Pasukan keamanan India telah bergerak secara besar-besaran untuk memburu pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan 26 orang di tempat wisata populer di Pahalgam pada 22 April lalu. Polisi menyebut di antara orang-orang bersenjata yang buron, terdapat dua warga negara Pakistan.

    Lihat Video ‘Wisatawan Kembali Datangi Kashmir India Seusai Serangan Mematikan’:

    Setelah serangan 22 April tersebut, New Delhi menurunkan hubungan diplomatik, mencabut visa bagi warga Pakistan, menangguhkan perjanjian pembagian air, dan mengumumkan penutupan perbatasan darat utama dengan Pakistan.

    Sebagai tanggapan, Islamabad memerintahkan pengusiran diplomat dan penasihat militer India, membatalkan visa bagi warga negara India, dan melarang wilayah udaranya untuk pesawat India.

    Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mendesak musuh bebuyutan itu untuk menunjukkan “pengendalian diri maksimum” sehingga masalah dapat “diselesaikan secara damai melalui keterlibatan bersama yang bermakna”.

    Lihat Video ‘Wisatawan Kembali Datangi Kashmir India Seusai Serangan Mematikan’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini