Negara: Pakistan

  • Pakistan Mengaku Bukan Pihak yang Memulai Ketegangan dengan India

    Pakistan Mengaku Bukan Pihak yang Memulai Ketegangan dengan India

    KARACHI – Pakistan pada Rabu (30/4) menekankan bahwa mereka bukan pihak pertama yang meningkatkan ketegangan, tetapi memperingatkan bahwa negara itu akan merespons “dengan sangat keras” setiap tindakan eskalasi semacam itu oleh India.

    Saat berbicara dalam konferensi pers di Islamabad, Menteri Luar Negeri Ishaq Dar mengatakan angkatan bersenjata Pakistan “dalam kondisi waspada” dan “waspada” terhadap perkembangan yang terjadi setelah serangan 22 April di wilayah Kashmir yang dikelola India, yang menewaskan 26 orang.

    “Para pemimpin dunia.. telah meminta pihak-pihak terkait untuk menahan diri dalam beberapa hari terakhir. Saya telah menjelaskan dengan sangat jelas, atas nama pemerintah dan negara, bahwa Pakistan tidak akan menjadi pihak pertama yang melakukan tindakan eskalasi,” kata Dar.

    “Namun, jika terjadi tindakan eskalasi oleh India, kami akan menanggapinya dengan sangat tegas,” tambah dia.

    Pakistan, katanya lebih lanjut, “tidak ada hubungannya” dengan serangan Pahalgam. “Titik.”

    “Pakistan tidak memiliki hubungan apa pun… dan juga bukan penerima manfaat potensial,” tambahnya.

    Seraya mengecam penangguhan sepihak perjanjian pembagian air yang disponsori Bank Dunia, Perjanjian Perairan Indus oleh New Delhi, Dar menegaskan kembali peringatan Islamabad bahwa tindakan apa pun untuk menghentikan atau mengalihkan pembagian air Pakistan akan diperlakukan sebagai “tindakan perang.”

    Dia menuduh New Delhi menggunakan serangan terbaru tersebut sebagai alasan untuk “menekan perjuangan kemerdekaan yang sah” di Jammu dan Kashmir, dan untuk melancarkan “sentimen Islamofobia yang terang-terangan” terhadap warga Kashmir, seperti dikutip sumber Anadolu.

    Serangan Pahalgam semakin memperburuk hubungan yang sudah tegang antara Pakistan dan India terkait wilayah Himalaya yang disengketakan.

  • Kemenag Apresiasi Rencana Bupati Rudy Susmanto Dirikan Pusat Layanan Haji di Bogor

    Kemenag Apresiasi Rencana Bupati Rudy Susmanto Dirikan Pusat Layanan Haji di Bogor

    JABAR EKSPRES – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bogor, Syukri Ahmad Fanani, memberikan apresiasi atas rencana Bupati Bogor, Rudy Susmanto, untuk mendirikan pusat layanan haji di wilayahnya.

    Pusat layanan tersebut direncanakan berlokasi di kawasan Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor. Syukri menilai, pembangunan ini sangat penting karena calon jemaah haji memerlukan pelatihan dan pembekalan sebelum berangkat ke Tanah Suci.

    “Ini akan menjadi bagian dari layanan pra-embarkasi haji. Di sana nanti akan ada lokasi manasik, pelatihan terpadu, hingga fasilitas lain yang mendukung persiapan ibadah haji,” ujarnya, Kamis (1/5).

    Syukri juga mengungkapkan bahwa pusat layanan tersebut nantinya dapat menyerupai fasilitas manasik seperti yang ada di Pondok Gede, lengkap dengan miniatur Kakbah dan masjid.

    Sebagai informasi, Kabupaten Bogor mendapatkan kuota haji sebanyak 3.450 jemaah pada tahun 2025—jumlah terbesar dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari jumlah penduduknya yang mencapai 5,6 juta jiwa, menjadikan Kabupaten Bogor sebagai penyumbang jemaah haji terbanyak di Indonesia setiap tahunnya.

    Menanggapi hal tersebut, Bupati Bogor Rudy Susmanto mengusulkan percepatan pembangunan embarkasi haji di sekitar Stadion Pakansari. Proyek ini akan diawali dengan pembangunan Masjid Raya yang dilengkapi ballroom dan museum Islam, sebagai bagian dari pusat layanan haji terpadu.

    “Kuota haji terbesar di dunia ada di Pakistan, kemudian Bangladesh, dan ketiga Indonesia. Namun, di Indonesia, kuota terbesar ada di Kabupaten Bogor. Jadi kalau Bogor bicara haji, artinya bicara dunia,” ungkap Rudy.

    Ia menambahkan, pembangunan tahap awal seperti masjid dan miniatur Kakbah akan dimulai tahun ini. “InsyaAllah pada tahun 2027 atau 2028, jika keuangan daerah memungkinkan dan ada dukungan dari pemerintah pusat, kami ingin Kabupaten Bogor memiliki embarkasi haji sendiri,” tutup Rudy.

  • PM Modi Restui Militer India Serang Pakistan

    PM Modi Restui Militer India Serang Pakistan

    GELORA.CO – Menteri Penerangan Pakistan Attaullah Tarar mengonfirmasi bahwa mereka mendapat informasi intelijen bahwa India sedang bersiap melancarkan serangan militer terhadap negaranya dalam beberapa jam mendatang. Peringatan ini di tengah seruan Amerika dan Arab untuk tenang. 

    Dalam rekaman pidato yang disiarkan di televisi pemerintah pada Rabu, menteri Pakistan memperingatkan konsekuensi dari eskalasi India di wilayah tersebut. Agence France-Presse mengutip seorang pejabat senior yang mengatakan bahwa Perdana Menteri India Narendra Modi telah memberikan “kebebasan penuh” kepada militer untuk bertindak dalam menanggapi serangan apa pun selama pertemuan tertutup pada Selasa. 

    Namun Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar menegaskan negaranya tidak akan melancarkan serangan.

    Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat pada tanggal 22 April setelah orang-orang bersenjata menembaki wisatawan di distrik Pahlgam di Jammu dan Kashmir (di bawah kendali India), menewaskan 26 orang dan melukai lainnya. 

    Para pejabat India mengatakan para penyerang berasal dari Pakistan, sementara Islamabad menuduh India melancarkan kampanye disinformasi terhadap mereka. Serangan tersebut bertepatan dengan kunjungan Wakil Presiden AS J.D. Vance dan keluarganya ke India, di mana mereka bertemu dengan Perdana Menteri India. 

    Pasca serangan tersebut, kedua negara bertetangga tersebut mengambil tindakan timbal balik, termasuk menurunkan hubungan diplomatik dan militer, membatalkan visa, dan tindakan lainnya.

    Pemerintah India mengumumkan penutupan wilayah udaranya bagi maskapai penerbangan Pakistan, beberapa hari setelah Islamabad melarang maskapai penerbangan India terbang di atas wilayahnya. Pemberitahuan kepada penerbang yang dikeluarkan oleh pemerintah India menyatakan bahwa larangan terhadap pesawat Pakistan akan berlaku mulai 30 April hingga 23 Mei.

    Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menuduh India terlibat dalam apa yang disebutnya “provokasi” dan “mencari eskalasi.” Sharif mendesak Amerika Serikat, dalam panggilan yang diterimanya dari Menteri Luar Negeri Marco Rubio, untuk menekan India agar “mengurangi retorikanya dan bertindak secara bertanggung jawab.” 

    Kantor Perdana Menteri mengatakan Sharif menyatakan penyesalannya atas pilihan India untuk “menggunakan air sebagai senjata” dan menekankan bahwa Perjanjian Perairan Indus tidak mengizinkan India untuk secara sepihak mengingkari kewajibannya. 

    Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce mencatat panggilan Menteri Luar Negeri dengan Perdana Menteri Pakistan, di mana ia “berbicara tentang perlunya mengutuk serangan teroris tanggal 22 April di Pahlgam” di Kashmir yang dikelola India. Bruce menambahkan dalam sebuah pernyataan bahwa Rubio “mendesak para pejabat Pakistan untuk bekerja sama dalam melakukan penyelidikan atas serangan tidak masuk akal ini.” Dalam panggilan terpisah dengan Menteri Luar Negeri India, Rubio juga mendorong New Delhi untuk bekerja sama dengan Islamabad untuk meredam ketegangan dan menjaga perdamaian di Asia Selatan. []

  • Gibran Bilang Sektor Kelautan dan Perikanan Butuh Dukungan Swasta

    Gibran Bilang Sektor Kelautan dan Perikanan Butuh Dukungan Swasta

    Bisnis.com, Jakarta — Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka mengatakan bahwa program penghiliran kelautan dan perikanan membutuhkan peran dari sektor swasta. 

    Gibran mengungkapkan bahwa Indonesia adalah produsen dari komoditas kelautan dan perikanan terbesar di seluruh dunia. Dia juga menjelaskan beberapa komoditas yang akan menjadi prioritas pemerintah di antaranya adalah udang, rajungan, tilapia, garap dan rumput laut.

    “Kita ini adalah produsen terbesar dunia, belum lagi udang, rajungan, tilapia dan garam. 6 komoditas inilah yang akan jadi komoditas prioritas hilirisasi kelautan dan perikanan,” kata Gibran dikutip, Kamis (1/5/2025).

    Selain potensi yang sangat besar, Gibran menjelaskan bahwa ada tantangan juga yang harus dihadapi oleh Indlnesia yakni kawasan industri yang punya cold storage dengan infrastruktur yang memadai.

    “Lalu akses permodalan bagi nelayan, pembudidaya dan umkm perikanan yang lebih luas,” katanya.

    Tidak hanya itu, teknologi terkini terkait produksi dan pengolahan yang efisien serta ramah lingkungan juga dibutuhkan. Selain itu, kata Gibran, Indonesia juga butuh ahli dan pekerja yang kompeten serta inovatif.

    “Iklim investasi yang kondusif serta pemberantasan ilegal fishing. Tapi saya ingin tegaskan bapak presiden telah menyampaikan tentang pentingnya hilirisasi kelautan dan pemerintah akan berupaya maksimal untuk mewujudkannya,” ujarnya.

    Bahkan, Gibran mengatakan dalam acara internasional Konferensi Tingkat Tinggi Developing-8 (KTT D-8), Presiden Prabowo juga mendorong kerja sama kelautan dan perikanan sejumlah negara seperti negara Bangladesh, Mesir, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan dan Turki.

    “Satgas percepatan hilirisasi saat ini juga sedang merumuskan strategi, memetakan pembiayaan dan mencari solusi atas hambatan di lapangan. Namun sekali lagi ini adalah kerja bersama, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri,” tuturnya.

    Gibran mengatakan bahwa pemerintahan membutuhkan partisipasi swasta, support dari masyarakat serta kolaborasi para anak muda untuk mewujudkan hilirisasi kelautan dan perikanan.

    “Untuk teman-teman yang saat ini masih menempuh pendidikan, baik di bidang teknologi, industri, perikanan, farmasi ayo ikut jump in ayo buat inovasi buat penelitian bahkan skripsi terkait bidang ini,” tuturnya.

    Sementara itu, menurut Gibran, pebisnis yang sudah berhasil di sektor budidaya, perdagangan hingga ekspor diharapkan memberikan masukan dan saran.

    “Untuk yang sudah berkecimpung di dunia bisnis, budidaya, perdagangan, ekspor, maupun keberlanjutan lingkungan, mohon beri masukan dan saran yg membangun bagi pemerintah,” katanya.

  • Perbandingan Kekuatan Nuklir India dan Pakistan 2025: Siapa Lebih Unggul? – Halaman all

    Perbandingan Kekuatan Nuklir India dan Pakistan 2025: Siapa Lebih Unggul? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – India dan Pakistan kembali disorot dunia karena ketegangan nuklir yang terus membayangi.

    Meski jumlah hulu ledak mereka hampir setara, perbedaan strategi membuat situasi makin kompleks.

    Konflik di Kashmir menjadi pemicu utama ketegangan yang tak kunjung reda.

    Di tengah rivalitas panjang ini, dunia bertanya-tanya: siapa sebenarnya yang lebih unggul?

    1. Jumlah Hulu Ledak Sama-Sama Mengkhawatirkan, tapi India Sedikit Lebih Unggul

    India dan Pakistan kini memiliki kekuatan nuklir yang hampir setara dalam hal jumlah.

    Menurut laporan The Tribune yang dirilis awal 2025, India diperkirakan memiliki sekitar 172 hulu ledak nuklir, sedangkan Pakistan sedikit di bawahnya dengan 170 hulu ledak.

    Meskipun angka ini terlihat mirip, konteks strategis dari masing-masing negara membuat perbandingan ini lebih kompleks.

    India cenderung menekankan pada pembangunan sistem peluncuran jangka jauh dan teknologi peluncuran laut, yang memberikan keuntungan dalam kemampuan balasan (second-strike capability).

    Sementara itu, Pakistan lebih menitikberatkan pada strategi fleksibel, dengan tujuan untuk mengimbangi kekuatan konvensional India melalui pendekatan nuklir yang lebih adaptif.

    Pakar menyebut bahwa dalam skenario konflik, jumlah bukanlah segalanya—yang lebih penting adalah bagaimana senjata itu bisa diluncurkan dan bagaimana strategi penggunaannya diterapkan.

    2. Doktrin Nuklir: India Menganut “No First Use”, Pakistan Tidak

    Salah satu perbedaan terbesar antara kedua negara ini adalah kebijakan penggunaan senjata nuklir mereka.

    India selama bertahun-tahun dikenal menerapkan doktrin “No First Use” (NFU), yang berarti tidak akan menggunakan senjata nuklir kecuali jika terlebih dahulu diserang dengan senjata serupa.

    Sejak tahun 2019, pernyataan dari Menteri Pertahanan India saat itu, Rajnath Singh, membuka peluang untuk meninjau ulang kebijakan tersebut sesuai dengan kepentingan nasional.

    Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa India mungkin mulai membuka ruang bagi penggunaan nuklir secara lebih fleksibel, meskipun belum secara resmi mengubah doktrinnya.

    Di sisi lain, Pakistan secara eksplisit menolak untuk menganut kebijakan NFU.

    Strategi nuklir Pakistan dikenal dengan istilah “Full Spectrum Deterrence”, yang mengizinkan penggunaan senjata nuklir bahkan untuk merespons ancaman militer konvensional berskala besar, bukan hanya serangan nuklir.

    Pendekatan ini mencerminkan kekhawatiran Islamabad atas dominasi militer India di Asia Selatan.

    3. Sistem Peluncuran Nuklir India Lebih Canggih dan Beragam

    Perbedaan signifikan lainnya terletak pada sistem peluncuran senjata nuklir yang dimiliki masing-masing negara.

    India memiliki infrastruktur peluncuran yang lebih matang dan beragam, termasuk peluncuran dari darat, udara, dan laut.

    India mengoperasikan rudal balistik seperti Agni-V, yang memiliki jangkauan lebih dari 5.000 kilometer dan mampu menjangkau wilayah manapun di Tiongkok atau bahkan sebagian besar kawasan Timur Tengah.

    Selain itu, India juga memiliki kapal selam nuklir kelas Arihant, yang memungkinkan peluncuran dari bawah laut—salah satu komponen penting dalam strategi second-strike capability.

    Sementara itu, Pakistan mengandalkan sistem rudal seperti Shaheen-III, yang memiliki jangkauan hingga 2.750 kilometer.

    Negara ini juga sedang mengembangkan sistem peluncuran berbasis laut, namun sejauh ini masih berada dalam tahap uji coba atau pengembangan awal.

    Hal ini menunjukkan bahwa dari sisi teknologi dan kesiapan peluncuran, India sedikit lebih unggul dibandingkan Pakistan.

    4. Ketegangan Kashmir Picu Potensi Konflik Nuklir

    Sengketa atas wilayah Kashmir terus menjadi sumber utama ketegangan antara India dan Pakistan, dan seringkali menjadi latar belakang konfrontasi militer kedua negara.

    Baru-baru ini, serangan di wilayah Kashmir yang dikuasai India menewaskan sedikitnya 26 wisatawan, yang langsung dituding New Delhi sebagai ulah kelompok militan yang didukung Pakistan.

    Meski Islamabad membantah keterlibatan langsung, insiden ini meningkatkan kekhawatiran akan potensi eskalasi militer.

    India merespons dengan melakukan uji coba rudal dan mengambil langkah diplomatik seperti menangguhkan perjanjian air serta mengusir diplomat Pakistan dari New Delhi.

    Sebagai balasan, Pakistan menutup wilayah udaranya untuk penerbangan dari India dan mengeluarkan peringatan keras bahwa tindakan India dapat dianggap sebagai agresi terbuka.

    Dalam situasi seperti ini, risiko salah perhitungan militer yang dapat memicu konflik berskala besar—termasuk penggunaan senjata nuklir—menjadi semakin nyata.

    Para ahli telah lama memperingatkan bahwa konflik nuklir antara India dan Pakistan, bahkan jika hanya dalam skala terbatas, bisa memiliki konsekuensi global yang sangat serius.

    Sebuah studi yang dikutip oleh Wired menunjukkan bahwa penggunaan sekitar 100 hulu ledak nuklir di kawasan Asia Selatan akan menghasilkan asap tebal yang naik ke stratosfer, menghalangi sinar matahari, dan menyebabkan penurunan suhu global.

    Dampaknya bukan hanya di India dan Pakistan, tetapi juga di negara-negara lain yang bergantung pada produksi pertanian global.

    Krisis pangan, gangguan rantai pasokan, dan jutaan kematian akibat kelaparan bisa terjadi dalam waktu kurang dari satu tahun setelah konflik nuklir skala kecil.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Panas, Giliran India Tutup Wilayah Udaranya Bagi Pesawat Pakistan

    Panas, Giliran India Tutup Wilayah Udaranya Bagi Pesawat Pakistan

    Jakarta

    Pemerintah India menutup wilayah udaranya untuk pesawat Pakistan mulai hari Rabu (30/4) waktu setempat. Ini dilakukan setelah pemerintah Pakistan melarang pesawat India terbang melintasi wilayah udaranya.

    Ini terjadi seiring hubungan antara kedua negara yang memiliki senjata nuklir itu memburuk usai serangan pada 22 April, yang menewaskan 26 turis di wilayah Kashmir yang disengketakan.

    New Delhi menuduh Islamabad mendukung serangan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir terhadap warga sipil di Kashmir tersebut.

    Islamabad telah menolak tuduhan tersebut. Usai serangan tersebut, kedua negara telah saling tembak-menembak di Kashmir, mengusir warga negara, dan memerintahkan penutupan perbatasan.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (1/5/2025), otoritas Pakistan sebelumnya telah menutup wilayah udaranya untuk pesawat India pada 24 April, sementara India mengambil tindakan serupa pada Rabu (30/4) malam waktu setempat. Menurut pemberitahuan pemerintah India, larangan tersebut berlaku hingga 23 Mei mendatang.

    Pemberitahuan kepada operator udara tersebut menyebutkan bahwa wilayah udara India tidak tersedia untuk pesawat Pakistan yang terdaftar atau disewa — “termasuk penerbangan militer”.

    Sementara itu, Menteri Informasi Pakistan Attaullah Tarar menyatakan pada Rabu (30/4), bahwa India diduga tengah merencanakan serangan militer dalam 24 hingga 36 jam ke depan. Ia mengklaim informasi tersebut berasal dari sumber “intelijen yang dianggap kredibel.”

    Menteri Pakistan itu menuduh bahwa India berencana menggunakan serangan terhadap warga sipil di Pahalgam, Kashmir sebagai alasan untuk melakukan aksi militer lebih lanjut terhadap Pakistan.

    “Pakistan memiliki informasi intelijen yang dapat dipercaya bahwa India berniat melakukan serangan militer dalam 24 hingga 36 jam ke depan, dengan alasan tuduhan palsu terkait insiden di Pahalgam,” tulis Tarar di media sosial X.

    Pernyataan ini disampaikan setelah Perdana Menteri India, Narendra Modi, pada Selasa (29/4), dilaporkan telah memberikan izin penuh kepada militer India untuk merespons serangan mematikan di Kashmir. Modi disebut membebaskan militer untuk menentukan sendiri cara dan waktu yang tepat dalam merespons serangan tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bitcoin Bertahan di Atas USD94 Ribu, Investor Waspadai Rilis Data Ekonomi AS dan Konflik Global

    Bitcoin Bertahan di Atas USD94 Ribu, Investor Waspadai Rilis Data Ekonomi AS dan Konflik Global

    Jakarta: Bitcoin menunjukkan ketahanan luar biasa dengan tetap bertengger di level harga sekitar USD94.000 pada akhir April 2025. 
     
    Ini terjadi meski sentimen global sedang kurang bersahabat akibat memburuknya data ekonomi Amerika Serikat dan meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan.
     
    Di pasar makroekonomi, investor tengah mencermati penurunan tajam pada Indeks Manufaktur Dallas Fed yang jatuh ke angka -35,8 dari sebelumnya -16,3. Ini merupakan level terburuk sejak pandemi covid-19 pada Mei 2020.

    Penurunan ini diyakini dipicu oleh ketidakpastian kebijakan perdagangan, termasuk tarif tinggi dari Presiden AS Donald Trump terhadap Tiongkok. 
     
    Kondisi tersebut menambah kekhawatiran soal perlambatan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam.
     

    Geopolitik panas ketegangan India-Pakistan meningkat
    Dari sisi geopolitik, Pakistan menuduh India tengah mempersiapkan serangan militer ke wilayahnya. 
     
    Tuduhan ini muncul setelah insiden teror di Kashmir yang menewaskan 26 orang. Ketegangan yang meningkat ini turut memperburuk sentimen pasar global. Namun di tengah tekanan itu, Bitcoin tetap stabil.
     
    Analis Reku, Fahmi Almuttaqin mengungkapkan, ketahanan Bitcoin di tengah tekanan makroekonomi dan geopolitik ini memperkuat pandangan bahwa Bitcoin semakin dipandang sebagai aset lindung nilai yang solid, serupa dengan emas
     
    “Jika tren ini terus berlanjut, Bitcoin berpotensi menarik arus modal lebih besar dari investor
    yang mencari perlindungan dari ketidakpastian global,” ujar Analis Reku, Fahmi Almuttaqin, dalam keterangan tertulis, Rabu, 30 April 2025.
    Data inflasi dan tenaga kerja AS jadi kunci
    Para investor kini menantikan rilis data inflasi Indeks Harga Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada 30 April 2025 dan laporan tenaga kerja AS pada 2 Mei 2025.
     
    “Meskipun kemungkinan The Fed akan menahan suku bunga pada pertemuan 7 Mei mendatang, tingkat inflasi yang lebih tinggi mungkin akan meningkatkan kekhawatiran investor yang dapat berdampak pada kembali melemahnya pasar crypto,” jelas Fahmi.
     
    Ia menambahkan bahwa resiliensi sektor tenaga kerja AS menjadi elemen penting untuk mendukung perekonomian, apalagi di tengah ketidakpastian dampak tarif yang sedang berlangsung.
    Strategi investor DCA 
    Outlook Bitcoin yang tetap positif menjadikannya menarik, baik bagi investor pemula maupun berpengalaman.
     
    “Investor berpengalaman mungkin telah memiliki strategi pengelolaan portofolio yang baik dengan mengintegrasikan aset kripto seperti Bitcoin. Sedangkan bagi para investor pemula, mencoba mengeksplorasi komposisi yang tepat seperti menggunakan strategi akumulasi seperti Dollar Cost Averaging (DCA) mungkin menjadi opsi yang cukup nyaman untuk diambil,” saran Fahmi.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Populer Internasional: 100 Hari Pemerintahan Donald Trump – Jet Tempur India Patroli di Atas Kashmir – Halaman all

    Populer Internasional: 100 Hari Pemerintahan Donald Trump – Jet Tempur India Patroli di Atas Kashmir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berita populer internasional dimulai dari perayaan 100 hari Donald Trump menjabat sebagai presiden Amerika Serikat.

    Trump menggelar acara bergaya kampanye di Michigan, negara bagian yang dianggap signifikan dalam kemenangannya.

    Sementara itu, di tengah ketegangan India dan Pakistan, jet tempur India patroli di atas Jammu dan Kashmir.

    Berikut berita populer internasional selengkapnya dalam 24 jam terakhir.

    1. Rayakan 100 Hari Menjabat sebagai Presiden, Donald Trump: Tidak Ada yang Bisa Menghentikan Saya

    Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, merayakan hari ke-100 masa jabatannya dengan menggelar acara bergaya kampanye di Michigan pada Selasa, 29 April 2025.

    Dalam pidatonya, Trump menyindir “hakim kiri radikal komunis” yang menurutnya berusaha merebut kekuasaannya.

    Ia juga menyebut bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menghentikannya.

    Dilansir The Guardian, pemilihan Michigan sebagai lokasi acara mencerminkan pengakuan Trump atas peran negara bagian tersebut sebagai medan tempur penting yang membantunya mengalahkan Kamala Harris dalam pemilu November lalu. 

    Selain itu, Michigan dinilainya sebagai calon penerima manfaat dari kebijakan tarif yang ia klaim akan menghidupkan kembali sektor manufaktur AS.

    Namun, arena olahraga dan pameran besar di kota Warren, dekat Detroit, tempat acara berlangsung, hanya terisi setengahnya.

    Banyak peserta juga meninggalkan lokasi sebelum pidato Trump yang berlangsung selama 89 menit selesai.

    “Kita berada di sini malam ini, di jantung negara kita, untuk merayakan 100 hari pertama dari pemerintahan paling sukses dalam sejarah negeri ini!” kata Trump.

    “Dalam 100 hari, kita telah mewujudkan perubahan paling mendalam di Washington dalam hampir satu abad.”

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Trump Murka, Maki Bos Amazon di Telepon Gegara Mau Tampilkan Biaya Tarif AS di Situs Web

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump murka dan memaki bos raksasa ritel daring Amazon, Jeff Bezos setelah perusahaan tersebut mempertimbangkan rencana untuk menampilkan biaya tarif tambahan di situs webnya.

    Hal tersebut diungkap langsung oleh dua juru bicara Gedung Putih yang enggan disebutkan identitasnya, Rabu (30/4/2025).

    Dalam pernyataan resminya, mereka mengatakan bahwa pemerintahan Trump telah melayangkan kecaman via telepon ke Bezos yang dianggap melakukan tindakan “bermusuhan dan politis”.

    “Trump menelepon Bezos, mengecam laporan bahwa Amazon mempertimbangkan untuk menampilkan biaya tarif AS pada produk tertentu di situs web perusahaan,” ujar dua pejabat senior Gedung Putih mengatakan kepada CNN International.

    “Tentu saja dia marah. Mengapa perusahaan bernilai miliaran dolar harus membebankan biaya kepada konsumen?” imbuh seorang pejabat yang tidak mau disebutkan namanya.

    Tak hanya Trump yang murka, Sekretaris Pers Karoline Leavitt juga turut mengecam keras rencana Amazon.

    “Saya baru saja menutup telepon dengan Presiden mengenai pengumuman Amazon. Ini adalah tindakan yang bermusuhan dan politis oleh Amazon,” klaim Leavitt.

    Dia kemudian menuduh perusahaan tersebut munafik karena tidak mencantumkan kenaikan harga akibat inflasi setelah pandemi.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Jet Tempur India Berpatroli di Atas Jammu dan Kashmir, Lalu Mundur Setelah Pakistan Merespons

    Di tengah ketegangan regional yang sedang berlangsung, empat jet tempur Rafale milik Angkatan Udara India (IAF) melakukan patroli malam di atas Jammu dan Kashmir pada tanggal 29–30 April.

    Menurut sumber keamanan Pakistan, jet tempur mundur setelah identifikasi dan respons cepat dari Angkatan Bersenjata Pakistan, News.Az melaporkan, mengutip Geo News . 

    “Pada malam 29/30 April, empat jet Rafale India melakukan patroli di dalam batas geografis India,” sumber tersebut mencatat.

    Pasukan Pakistan siap memberikan balasan yang setimpal terhadap setiap agresi India, kata mereka.

    Jet Tempur India Mundur

    Jet tempur India mundur dari wilayah Kashmir yang diduduki setelah tanggapan cepat Angkatan Udara Pakistan

    Respon cepat dan tepat waktu Angkatan Udara Pakistan (PAF) pada hari Rabu memaksa empat jet tempur Rafale India mundur di Jammu dan Kashmir yang Diduduki Secara Ilegal oleh India (IIOJK), kantor berita pemerintah Pakistan, APP, melaporkan, mengutip sumber keamanan.

    Menurut Associated Press Pakistan , pada malam 29/30 April, empat jet Rafale India melakukan patroli di dalam batas geografis India di wilayah udara Kashmir yang diduduki.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. ICC Kunci Mulut Jaksa, Surat Penangkapan Pejabat Israel Dilarang Diumumkan ke Publik

    Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilarang mempublikasikan permohonan surat penangkapan baru terkait kasus Palestina.

    Para hakim memerintahkan agar proses tersebut dilakukan secara rahasia, terang The Guardian dalam laporan eksklusifnya.

    Dalam perintah tertutup yang dikeluarkan bulan ini, para hakim ICC memberi tahu Jaksa Karim Khan bahwa ia tidak boleh lagi menyebutkan secara publik keberadaan atau rencananya untuk mengajukan surat penangkapan.

    Perintah ini muncul ketika Khan tengah menyiapkan putaran baru permohonan surat perintah penangkapan untuk pejabat Israel yang diduga terlibat kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di wilayah pendudukan Palestina.

    Sebelumnya, Khan telah mengajukan surat penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. 
     
    Sementara itu, surat penangkapan yang ditujukan kepada pemimpin militer Hamas dibatalkan setelah kematiannya dikonfirmasi.

    Pembatasan terbaru terhadap Khan menambah ketegangan antara kantor kejaksaan dan hakim ICC, terutama atas gaya terbuka Khan dalam mengumumkan rencana penindakan hukum—gaya yang berbeda dari pendahulunya.

    Menurut The Guardian, pendekatan Khan dalam beberapa kasus sebelumnya, termasuk Myanmar, Taliban di Afghanistan, serta kekerasan di Darfur, menuai perhatian gara-gara diumumkan ke publik sebelum surat penangkapan disetujui hakim.

    Pengumuman-pengumuman tersebut terjadi di tengah tekanan besar terhadap Khan.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    5. Viral Wanita Rusia 80 Tahun Bangun Sendiri setelah Terjatuh dari Balkon Lantai 6, Tanpa Luka Serius

    Seorang wanita berusia 80 tahun terjatuh dari balkon lantai 6 apartemennya.

    Ia menghantam sebuah mobil, namun tidak mengalami luka serius.

    Insiden ini terjadi pada 15 April 2025 di Yekaterinburg, Rusia.

    Kejadian tersebut terekam kamera CCTV dan kemudian viral di media sosial.

    Dalam video terlihat bagaimana wanita itu menghantam mobil yang terparkir di bawah.

    Ia masih tampak bergerak setelah mendarat di atas mobil.

    Menurut laporan Daily Star, wanita tersebut bangkit tak lama setelah jatuh.

    Ia bahkan bisa berjalan sendiri dan kemudian meminta bantuan tetangganya untuk dibawa ke rumah sakit.

    Wanita itu kemudian dirawat di rumah sakit untuk memastikan tidak mengalami luka dalam yang parah.

    Para pengguna media sosial ramai mengomentari keberuntungan wanita tersebut.

    Salah satu komentar menyebut:

    “Ia mendarat dengan sangat sempurna, seperti seorang pegulat atau pemeran pengganti.”

    Pengguna lain menyoroti betapa tipisnya jarak antara hidup dan mati:

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Menteri Pakistan: India Akan Menyerang Pakistan dalam 24 hingga 36 Jam Mendatang – Halaman all

    Menteri Pakistan: India Akan Menyerang Pakistan dalam 24 hingga 36 Jam Mendatang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Informasi Pakistan Attaullah Tarar mengklaim India akan menyerang Pakistan dalam waktu dekat.

    “Pakistan punya (informasi) intelijen kredibel bahwa India berniat melancarkan aksi militer terhadap Pakistan dalam 24 hingga 26 jam yang akan datang,” ujar Tarar di media sosial X hari Rabu, (30/4/2025).

    Sayangnya, Tarar tidak menyodorkan bukti untuk mendukung klaimnya itu.

    Hubungan Pakistan dengan India memanas setelah kasus serangan oleh militan bersenjata di Kashmir yang menewaskan 25 warga India dan satu warga Nepal sepekan kemarin.

    India menuding Pakistan terlibat dalam serangan itu. Di sisi lain, Pakistan membantahnya dan menawarkan penyelidikan kasus itu secara netral.

    Le Monde melaporkan serangan itu merupakan serangan paling mematikan terhadap warga sipil India sejak kasus serangan di Kota Mumbai pada tahun 2008 yang menewaskan 175 orang.

    Adapun saat ini sebagian daerah Kashmir dikontrol oleh India, dan sebagian lainnya oleh Pakistan dan Tiongkok. India dan Pakistan sama-sama mengklaim memiliki Kashmir secara penuh.

    KONFLIK KASHMIR – Tangkapan layar X ANI (ANI News) memperlihatkan anggota komunitas Gujjar dan Bakarwal mengadakan protes atas serangan di Pahalgam, Kashmir pada 27 April 2025. Serangan mematikan di Kashmir memicu kekhawatiran akan potensi eskalasi India dan Pakistan (Tangkapan layar X ANI)

    Dikutip dari CNN, dua negara berkekuatan nuklir itu pernah berperang selama tiga tahun untuk memperebutkan Kashmir.

    Saat ini Garis Kontrol memisahkan Kashmir yang dikontrol India dengan Kashmir yang dikontrol Pakistan.

    Serangan di Kashmir memicu kemarahan besar di India. Perdana Menteri India Narendra Modi ditekan agar membalas serangan itu.

    India sebenarnya mengambil sejumlah tindakan, termasuk menangguhkan Perjanjian Perairan Indus yang ditandatangani tahun 1960.

    Aksi India itu membuat Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif amat geram.

    Dia memperingatkan bahwa upaya apa pun yang bertujuan untuk menghentikan aliran air milik Pakistan menurut Perjanjian Perairan Indus akan dianggap sebagai aksi perang. Upaya seperti itu akan dibalas Pakistan dengan kekuatan penuh.

    India pernah melancarkan serangan udara di Pakistan tahun 2019 setelah ada serangan oleh paramiliter di Kashmir yang dikontrol India. Serangan itu adalah yang pertama kalinya sejak perang di antara keduanya tahun 1971.

    Serangan terbaru di Kashmir memicu kekhawatiran bahwa kali ini India mungkin juga akan menempuh cara yang sama.

    Dalam pidatonya pekan lalu Modi sudah berjanji akan mengejar para pelaku hingga ke ujung dunia. Di sisi lain, Tarat mengatakan setiap “petualangan militer” India akan dibalas.

    AS dan Tiongkok Minta Pakistan-India Tenangkan Diri

    Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubia mengimbau India dan Pakistan agar menenangkan diri.

    “Kami menghubungi kedua belah pihak dan tentunya meminta mereka untuk memanaskan situasi,” kata juru bicara Kemenlu AS Tammy Bruce pada hari Selasa.

    Saat ini India menjadi rekan penting bagi AS karena AS membutuhkannya untuk menekan pengaruh Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik. Seperti India, Pakistan juga dianggap sebagai rekan penting AS.

    Tiongkok mengambil langkah serupa dengan AS. Negara Asia Timur itu meminta India dan Pakistan menahan diri.

    Tiongkok turut mengklaim sebagian wilayah Kashmir. Dalam beberapa tahun belakangan hubungan Tiongkok dengan Pakistan makin erat.

    Pekan lalu Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi berbicara dengan Wakil Perdana Menteri Pakistan dan Menteri Luar Negeri Pakistan. Wang menyebut konflik Pakistan-India akan memunculkan risiko terhadap keamanan regional.

    (Tribunnews.com/ Febri Prasetyo) 

  • Perbandingan Kekuatan Nuklir India dan Pakistan 2025: Siapa Lebih Unggul? – Halaman all

    Pakistan: India Lancarkan Serangan Dalam 24 hingga 36 Jam ke Depan – Halaman all

    Pakistan: India Lancarkan Serangan Dalam 24 hingga 36 Jam ke Depan
     

    TRIBUNNEWS.COM – Pakistan telah mengeluarkan peringatan kalau India mungkin akan melancarkan serangan militer ke negaranya dalam 24 hingga 36 jam ke depan.

    Pengumuman Pakistan ini dengan mengutip apa yang digambarkannya sebagai “informasi intelijen yang dapat dipercaya,”.

    Di ambang perangnya India-Pakistan ini dipicu serangan mematikan di Kashmir yang dikelola India.

    Menteri Informasi Pakistan, Attaullah Tarar menyampaikan peringatan tersebut pada hari Rabu dalam sebuah posting di X.

    Tarar menyatakan kalau Islamabad memiliki informasi yang dapat dipercaya yang menunjukkan bahwa New Delhi merencanakan aksi militer dengan “dalih palsu dan dibuat-buat” tentang dugaan keterlibatan Pakistan dalam serangan 22 April di Pahalgam.

    Insiden tersebut, yang terjadi di sebuah destinasi wisata populer, telah merenggut nyawa 26 orang.

     

    “Pakistan menegaskan kembali bahwa setiap tindakan militer India akan ditanggapi dengan tegas dan segera,” kata Tarar.

    “Masyarakat internasional harus mengakui bahwa tanggung jawab atas setiap eskalasi—dan konsekuensinya—akan sepenuhnya berada di tangan India,” kata dia.

    India mengklaim bahwa serangan itu terkait dengan perbatasan.

    Namun, Pakistan menolak keterlibatan apa pun, menyatakan keprihatinan atas kekerasan tersebut, dan menawarkan kerja sama dengan penyelidikan independen.

    PAKISTAN TUDUH INDIA – Tangkap layar akun X Attaullah Tarar, Rabu (30/4/2025), memperlihatkan Menteri Informasi Pakistan, Attaullah Tarar, mengatakan pada hari Rabu bahwa Pakistan memiliki informasi intelijen yang memperkirakan bahwa India akan melakukan serangan dalam waktu 24 hingga 36 jam. (X/@TararAttaullah)

    Ketegangan antara kedua negara meningkat setelah serangan pada tanggal 22 April di Pahalgam, di mana orang-orang bersenjata melepaskan tembakan di sebuah lokasi wisata di Kashmir yang dikelola India, menewaskan 26 orang.

    India menyalahkan serangan tersebut pada kelompok-kelompok yang diduga memiliki hubungan lintas batas, sementara Pakistan membantah terlibat dan menyerukan penyelidikan independen.

    Sebagai tanggapan, India menangguhkan Perjanjian Perairan Indus—perjanjian pembagian air yang penting—sebuah tindakan yang dikecam Islamabad sebagai provokatif.

    Kedua negara sejak itu menutup penyeberangan perbatasan dan semakin menurunkan hubungan diplomatik.

     

    (oln/rntv/*)