Negara: Pakistan

  • TelkomMetra (Telkom) Eksplorasi Bisnis, Sasar Koperasi Desa Merah Putih

    TelkomMetra (Telkom) Eksplorasi Bisnis, Sasar Koperasi Desa Merah Putih

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Multimedia Nusantara atau TelkomMetra mencari peluang untuk dapat terlibat dalam program Koperasi Desa Merah Putih, yang rencananya akan berjumlah 80.000 koperasi.

    Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. itu memiliki produk unggulan dengan sentuhan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan efektivitas operasional hingga transparansi koperasi.

    Direktur Utama TelkomMetra Pramasaleh Hario Utomo mengatakan saat ini perusahaan memang belum melakukan pembicaraan secara khusus mengenai kerja sama dengan Koperasi Desa Merah Putih. Namun, Telkom Metra terus mempelajari terkait sejumlah solusi yang berpeluang dioptimalkan pada salah satu program prioritas milik pemerintah. 

    Pramasaleh melihat Koperasi Desa Merah Putih sebagai peluang bagi Metra Group, terutama dalam menawarkan solusi Enterprise Resource Planning (ERP).

    Lebih lanjut, Pramasaleh menjelaskan bahwa melalui anak perusahaan dan unit bisnisnya, TelkomMetra dapat menyediakan berbagai layanan digital yang relevan untuk koperasi. 

    Misalnya, solusi pembiayaan dengan dukungan AI dari InfoMedia, layanan digital advertising, e-materai, serta digitalisasi perpajakan melalui Digitex. 

    “Manfaatnya di perangkat financing-nya, menggunakan AI, sehingga tagihan keluar lebih cepat, Lebih transparan. Kami juga menyediakan digital advertising,” kata Pramasaleh kepada Bisnis, Rabu (7/5/2025). 

    Adapun mengenai proyeksi bisnis TelkomMetra pada tahun ini, Pramasaleh mengakui adanya tantangan yang signifikan, terutama terkait dengan kebijakan tarif Amerika Serikat dan ketegangan geopolitik di Asia. 

    Sekadar informasi, di tengah memanasnya perang dagang AS dan China, ketegangan juga terjadi antara India – Pakistan. Masing-masing negara saling menembakan rudal hingga menyebabkan korban jiwa berjatuhan. 

    Sementara itu di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi melandai pada kuartal I/2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Daya beli masyarakat juga mengalami pelemahan. 

    Ilustrasi konektivitas internet

    Dalam menghadapi kondisi global dan dalam negeri yang cukup menantang, Pramasaleh memastikan TelkomMetra tidak tinggal diam. 

    TelkomMetra berupaya lebih intensif menggarap potensi pasar regional di seluruh Indonesia. Pramasaleh mencontohkan potensi besar di Indonesia Timur dan Sulawesi dengan munculnya berbagai industri baru yang sangat bergantung pada infrastruktur dan solusi digital. 

    “Di sana itu kebutuhannya karena mereka sangat remote area, cukup tergantung dengan internet dan solusi digital,” jelasnya.

    TelkomMetra, lanjutnya, akan mengoptimalkan pasar regional dengan berperan sebagai penyedia  solusi layanan digital, setelah konektivitas dari Telkom terpasang.

    Perusahaan memberikan value added lewat digital, yang membuat jalannya operasional bisnis mitra menjadi lebih optimal. 

    Strategi ini tidak hanya fokus pada Indonesia Timur, tetapi juga wilayah lain seperti Jawa Tengah (kawasan industri Batang) dan Jawa Barat (industri baterai dan otomotif).

    Meskipun masih melakukan analisis dampak bisnis terhadap dinamika global, TelkomMetra menargetkan pertumbuhan pendapatan low single digit di pada 2025 dengan mengoptimalkan pasar-pasar regional dan memberikan solusi digital yang inovatif setelah infrastruktur konektivitas terpasang.

    Diketahui, Telkom menunjukkan kinerja positif di segmen Enterprise pada kuartal I/2025. Perusahaan telekomunikasi pelat merah tersebut membukukan pendapatan sebesar Rp5 triliun dari business to business (B2B).

    Berdasarkan laporan info memo, pendapatan segmen B2B Telkom naik tipis 2,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Year-on-Year/YoY).

    Adapun secara konsolidasi, Telkom membukukan pendapatan sebesar Rp36,6 triliun pada kuartal I/2025. Artinya, segmen enterprise berkontribusi sekitar 13,6% dari total pendapatan perusahaan telekomunikasi milik negara tersebut. 

    Pertumbuhan pendapatan segmen Enterprise ini terutama didorong oleh kinerja yang kuat dari lini bisnis Indibiz, Layanan Satelit, dan bisnis Pembayaran, termasuk di dalamnya layanan digital dari TelkomMetra.

    “Kontributor terbesar dalam segmen Enterprise masih berasal dari layanan Konektivitas Enterprise dan Layanan IT Digital,” tulis manajemen Telkom dikutip Rabu (7/4/2025).

  • Ada Perang! Segini Proyeksi Ekspor Batu Bara ke India & Pakistan

    Ada Perang! Segini Proyeksi Ekspor Batu Bara ke India & Pakistan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) memproyeksikan permintaan batu bara Indonesia untuk India dan Pakistan tahun ini masih tinggi di tengah perang yang berkecamuk.

    Direktur Eksekutif APBI Gita Mahyarani mengungkapkan pihaknya memproyeksikan permintaan batu bara dari India tahun ini mencapai 162 juta ton. Sedangkan, proyeksi permintaan batu bara dari Pakistan tahun ini mencapai 94 juta ton. “Kalau proyeksinya India kurang lebih 162 juta ton. Pakistan kurang lebih 94 juta ton,” kata Gita kepada CNBC Indonesia, Rabu (7/5/2025).

    Sejatinya, sampai pada Maret 2025 ini, permintaan batu bara untuk kedua negara tersebut mengalami penurunan. Untuk India misalnya, turun hingga 31,42% atau 7,42 juta ton diperiode yang sama tahun lalu.

    Bukan karena adanya perang, penurunan terjadi karena musim panas dan kebijakan pengurangan impor demi menggenjot produksi di dalam negeri. “Banyak industri disana telah mengurangi impor untuk pasokan domestiknya,” tambahnya.

    Sementara Pakistan, permintaan batu baranya juga turun selama tiga tahun belakangan. Alasannya, Pakistan yang mendorong untuk memanfaatkan batu bara produksi lokal.

    “Dalam tiga tahun terakhir pun terjadi penurunan impor batu bara Pakistan dari Indonesia, namun bukan karena perang melainkan karena kebijakan pemerintah Pakistan yang mendorong pemanfaatan batu bara lokal,” imbuhnya.

    Berkenaan dengan kondisi global, belum bisa diprediksi pengaruhnya terhadap ekspor.

    “Hanya saja secara umum tanpa melihat kondisi perang, sudah ada penurunan permintaan dari Indonesia yang salah satu penyebab utamanya dikarenakan kedua negara tersebut menggenjot domestik,” tandas Gita

    (pgr/pgr)

  • Panas Negara Nuklir Asia, Pakistan Tembak 5 Jet India-Tawan Militer

    Panas Negara Nuklir Asia, Pakistan Tembak 5 Jet India-Tawan Militer

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif mengklaim pihaknya sudah menembak jatuh 5 jet tempur India, Rabu (7/5/2025). Hal ini terjadi setelah India mengatakan telah melancarkan serangan ke negara itu.

    Dalam laporan media Sri Lanka, Sri Lanka Guardian, Asif mengeklaim 5 pesawat itu ditembak dalam sejumlah rangkaian. Pada pukul 02.45 waktu setempat, Islamabad menembak dua pesawat milik India. Lalu, pesawat ketiga berjenis Rafale ditembak 17 mil dari wilayah udara Pakistan.

    “Pada Pukul 05.00 kami berhasil menembak total 5 pesawat. 3 jet Rafale, 1 Sukhoi Su-30, dan 1 MiG-29,” ujarnya.

    Di forum yang sama, Asif juga mengatakan beberapa tentara India telah ditawan. Namun, belum dijelaskan secara pasti asal dan nasib para tentara Negeri Hindustan itu.

    Pada Rabu dini hari, India menyerang sembilan lokasi di Pakistan dan Kashmir Pakistan. Angkatan Darat India pada hari Rabu merilis komentar publik pertamanya dengan mengatakan bahwa keadilan telah ditegakan terhadap pihak yang bertanggung jawab atas serangan Pahalgam beberapa hari lalu.

    “Keadilan Ditegakkan. Jai Hind! (Kemenangan untuk India),” tulis Angkatan Darat India pada X dalam pernyataan singkat.

    Sejauh ini, Islamabad melaporkan sedikitnya tiga orang tewas dan 12 orang terluka akibat serangan ini. Asif menyebut bahwa “warga sipil tewas, termasuk wanita dan anak-anak” dalam operasi militer India.

    “India mengklaim telah menyerang kamp-kamp teroris; ini tidak benar, media internasional dapat mengunjungi tempat-tempat yang menjadi sasaran warga sipil,” kata Asif dalam sebuah pernyataan.

    Eskalasi antara dua kekuatan nuklir Asia ini terjadi setelah teroris menembak mati 26 warga sipil di daerah Pahalgam, tepatnya di Lembah Baisaran, tujuan wisata populer di Wilayah Persatuan Jammu dan Kashmir yang dikelola India pada tanggal 22 April.

    Front Perlawanan, yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok militan yang bermarkas di Pakistan, Lashkar-e-Taiba, awalnya mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut tetapi kemudian tampaknya menarik kembali klaimnya. Pihak berwenang India telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka, dua di antaranya adalah warga negara Pakistan.

    Setelah insiden tersebut, India menuduh Pakistan mendukung militan bersenjata yang terlibat dalam operasi lintas batas-tuduhan yang dibantah keras oleh Pakistan. Pekan lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi memberikan “kebebasan operasional penuh” kepada angkatan bersenjata negara itu untuk menanggapi serangan teroris.

    (tps)

  • Video: PM Pakistan Gelar Rapat Darurat Usai Diserang India

    Video: PM Pakistan Gelar Rapat Darurat Usai Diserang India

    Video

    Video: PM Pakistan Gelar Rapat Darurat Usai Diserang India

    News

    32 menit yang lalu

  • Pertumbuhan ekonomi RI triwulan I masih cukup tinggi bagi investor

    Pertumbuhan ekonomi RI triwulan I masih cukup tinggi bagi investor

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    BI: Pertumbuhan ekonomi RI triwulan I masih cukup tinggi bagi investor
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 07 Mei 2025 – 18:55 WIB

    Elshinta.com – Bank Indonesia (BI) memandang, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2025 yang mencapai 4,87 persen year on year (yoy) dinilai masih cukup tinggi bagi investor, meskipun di bawah konsensus pelaku pasar yang sebesar 4,92 persen yoy.

    “Tapi 4,87 persen still high enough bagi investor, apalagi nilai tukar kita juga menunjukkan kondisi yang membaik,” kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Erwin Gunawan Hutapea dalam acara Taklimat Media di Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu.

    Erwin mencatat, nilai tukar rupiah semakin membaik dengan pergerakan di bawah Rp16.500 per dolar Amerika Serikat (AS), bahkan sempat menyentuh di level 16.420 per dolar AS. Pada hari ini, Rabu (7/5), rupiah bergerak di level Rp16.500-an per dolar AS.

    Ia memastikan, BI akan tetap berada di pasar untuk menjaga kepercayaan pelaku pasar. BI juga memastikan kecukupan likuiditas untuk memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan investor yang melakukan repatriasi dividen dan korporasi yang melakukan pembayaran utang luar negeri.

    Secara akumulasi, Erwin mengamini beberapa waktu belakangan terjadi outflow terutama dipengaruhi outflow dari pasar saham. Akan tetapi, ia melihat bahwa saat ini tekanan outflow sudah mulai mereda. Modal asing yang masuk terutama ke Surat Berharga Negara (SBN) saat ini juga sudah mulai lebih baik.

    “Ini tanda-tanda, yang menurut hemat kami, kepercayaan investor sudah mulai kembali. Tinggal kita bagaimana upaya dan langkah yang kita lakukan menjaga agar supply instrumen tetap ada, agar stabilitas dalam konteks nilai tukar dan kecukupan likuiditas rupiah tetap berada di pasar,” kata dia.

    Dari sisi global, Erwin menyampaikan bahwa ketidakpastian global yang didorong oleh tarif resiprokal AS masih terus berlangsung. Risiko konflik India-Pakistan yang baru-baru ini terjadi juga perlu diantisipasi. Sebab, kondisi geopolitik tetap menjadi faktor yang mempengaruhi pelaku pasar dalam melihat lanskap perekonomian dan pasar keuangan global.

    Selanjutnya, risiko perlambatan ekonomi dunia terutama yang terjadi di AS dan Tiongkok tampaknya semakin nyata. Bank Indonesia pun menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 dari semula 3,2 persen menjadi 2,9 persen. Secara khusus, BI mengoreksi proyeksi ekonomi AS dan China masing-masing menjadi 2 persen dan 4 persen.

    Pertumbuhan ekonomi AS yang akan terkoreksi serta defisit transaksi perdagangan yang lebih buruk dari perkiraan, hal ini turut menimbulkan tekanan bagi bank sentral AS atau The Fed untuk melakukan pemangkasan suku bunga (Fed Funds Rate/FFR).

    “Bacaan mereka (AS), inflasinya tidak turun secepat yang mereka kira sebelumnya, sehingga mereka masih menimbang-nimbang untuk melakukan cutting (suku bunga),” ujar Erwin.

    Sementara itu, beberapa bank sentral sudah mulai melakukan pemangkasan suku bunga seperti Filipina dan China. Erwin mengatakan, respon bank sentral apakah akan serentak melakukan pemangkasan di tengah perlambatan ekonomi global, keputusan ini akan sangat dinantikan pelaku pasar.

    “Tapi setiap bank sentral di tengah mandat yang mereka miliki juga mempertimbangkan faktor-faktor selain mendorong pertumbuhan, misalnya stabilitas. Karena begitu kita cutting rate dalam konteks konstelasi yang sedang bergerak sangat dinamis, ini kan sangat mempengaruhi bagaimana investor global itu akan melakukan rebalancing portfolio mereka,” kata Erwin.

    Sumber : Antara

  • PM Pakistan Beri Lampu Hijau ke Pasukan Militer untuk Tembak Jet, Balas Serangan India – Halaman all

    PM Pakistan Beri Lampu Hijau ke Pasukan Militer untuk Tembak Jet, Balas Serangan India – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Pakistan Muhammad Shehbaz Sharif memberikan izin kepada pasukan militernya untuk melakukan serangan balasan ke India.

    Izin ini diungkap Shehbaz setelah menggelar pertemuan darurat dengan Komite Keamanan Nasional Pakistan, Rabu (7/5/2025).

    Dalam keterangan resminya, ia mengatakan bahwa Komite Keamanan Nasional setuju memberikan wewenang kepada Angkatan Bersenjata Pakistan untuk melakukan tindakan yang sesuai sebagai respons terhadap agresi tersebut.

    “Angkatan Bersenjata Pakistan telah diberi wewenang untuk melakukan tindakan yang sesuai terkait ini,” kata Sharif, seperti dikutip The Times.

    Sharif berdalih tindakannya diambil sebagai respons atas “Operasi Sindoor” militer India hingga mengenai area sipil dan menyebabkan korban jiwa di kalangan masyarakat sipil.

    Meski prajurit angkatan udara India Vyomika Singh, mengklaim bahwa operasinya hanya menargetkan “sembilan kamp teroris” di Pakistan.

    Namun menurut otoritas Pakistan, serangan itu menewaskan delapan orang, termasuk anak-anak, dan melukai lebih dari 35 orang.

    Alasan ini yang kemudian membuat Pakistan murka, hingga PM Sharif memberikan izin membalas serangan India sesuai dengan Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Pasal ini menegaskan hak negara-negara anggota PBB untuk menggunakan kekuatan untuk membela diri jika diserang.

    Termasuk memungkinkan Pakistan untuk merespons agresi dengan cara yang dianggap tepat apabila diserang oleh India.

    “Penargetan warga sipil yang disengaja, termasuk wanita dan anak-anak yang tidak bersalah, oleh militer India merupakan kejahatan keji dan memalukan yang melanggar semua norma perilaku manusia dan ketentuan hukum internasional.” tegas Sharif.

    Pakistan Tembak Jatuh 5 Jet India

    Sebelumnya Sharif memberikan izin untuk melakukan serangan balasan, pada hari yang sama militer Pakistan mengklaim telah menembak jatuh sedikitnya lima pesawat militer India.

    Termasuk diantaranya tiga Rafale, satu Su-30MKI, dan satu MiG-29.

    Selain itu, Pakistan juga mengklaim telah menembak jatuh sebuah drone IAI Heron dan menghancurkan markas brigade India serta beberapa pos pemeriksaan di sepanjang Garis Kontrol (LoC) .

    Tindakan itu dilakukan setelah India melancarkan serangan udara besar-besaran yang disebut Operasi Sindoor dengan menargetkan sembilan lokasi di wilayah yang dikelola Pakistan.

    India berdalih serangan dilakukan sebagai balasan atas serangan teroris di Pahalgam, Kashmir, yang menewaskan 26 wisatawan pada 22 April 2025.

    Meski Pakistan menyangkal tidak terlibat dalam insiden berdarah itu, namun India bersikukuh menuduh kelompok militan yang didukung Pakistan bertanggung jawab atas serangan tersebut.

    Pertikaian inilah yang kemudian memicu konflik, hingga menyebabkan aksi saling adu tembak antar kedua negara.

    Imbas insiden ini Militer Pakistan mengatakan sedikitnya dua orang tewas dan 12 lainnya terluka akibat serangan India.

    Sementara Islamabad melaporkan rudal menghantam sebuah masjid di kota Bahawalpur, Punjab, hingga menewaskan seorang anak dan melukai dua warga sipil.

     PBB Desak India-Pakistan Tahan Diri

    Merespons konflik yang terjadi di India dan Pakistan, Sekretaris Jenderal PBB (Sekjen PBB) Antonio Guterres menyampaikan kekhawatiran mendalam atas serangan rudal ini.

    Ia juga mendesak kedua belah pihak untuk segera menahan diri demi menghindari eskalasi yang lebih besar.

    “Sekjen PBB sangat prihatin dengan operasi militer India di sepanjang Garis Kontrol dan perbatasan internasional. Ia menyerukan pengekangan militer maksimum dari kedua negara,” kata juru bicaranya Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Anadolu.

    “Dunia tidak mampu menanggung konfrontasi militer antara India dan Pakistan,” tambahnya.

    Komentar serupa juga diungkapkan Presiden AS Donald Trump.

    Trump menyatakan rasa prihatin terkait serangan yang terjadi pada dini hari tersebut.

    “Ini memalukan. Baru mendengarnya. Saya kira orang-orang tahu sesuatu akan terjadi berdasarkan sedikit kejadian di masa lalu. Mereka telah bertempur untuk waktu yang lama. Mereka telah bertempur selama beberapa dekade. Saya harap ini berakhir dengan sangat cepat,” kata Trump.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Perang Brutal India-Pakistan, Ini Daftar Senjata 2 Negara Nuklir

    Perang Brutal India-Pakistan, Ini Daftar Senjata 2 Negara Nuklir

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang meletus antara dua negara berkekuatan nuklir, India dan Pakistan, pada Rabu (7/5/2025). India melancarkan operasi militer dengan menghantam 9 titik di Pakistan.

    Tak tinggal diam, Pakistan menembak jatuh 2 jet tempur India pada pukul 02.45 waktu setempat. Secara total, ada 5 jet tempur India yang dilaporkan sudah tumbang di tangan pasukan Pakistan hingga pukul 05.00 waktu setempat.

    Secara historis, ketegangan India dan Pakistan sudah berlangsung lama, ditengarai perebutan wilayah atas Kashmir. Perang yang baru meletus ini dipicu aksi terorisme pada 22 April 2025 di resor pegunungan Pahalgam, wilayah Kashmir yang dikuasai India.

    Insiden itu menewaskan 26 orang turis. India lantas menuduh Pakistan terlibat dalam serangan tersebut.

    Melihat perang brutal yang terjadi saat ini, penting untuk menengok kekuatan militer dan persediaan senjata yang dimiliki India dan Pakistan. Berikut ringkasannya, dikutip dari Bell News, Rabu (7/5/2025).

    Menurut Bell News, India lebih unggul dari segi populasi ketimbang Pakistan, yakni 1,4 miliar orang berbanding 252 juta orang. India memiliki 1,45 juta pasukan militer aktif, berbanding Pakistan yang hanya memiliki 654.000 pasukan militer aktif.

    Anggaran pertahanan untuk India juga lebih besar di 2025, yakni sekitar US$80 miliar. Sementara anggaran pertahanan Pakistan di 2025 mentok di US$12 miliar.

    Angkatan Udara India Vs Pakistan 2025

    India memiliki total 2.229 pasukan militer angkatan udara, lebih banyak ketimbang 1.399 pasukan militer angkatan udara Pakistan. Jet tempur India juga lebih banyak, yakni 513 unit dipandingkan 328 unit jet tempur milik Pakistan.

    India memiliki 6 tanker pengisian bahan bakar udara, sementara Pakistan hanya memiliki 4. Jumlah helikopter militer India juga jauh lebih banyak, yakni 899 unit berbanding 373 unit milik Pakistan.

    Angkatan Darat India Vs Pakistan 2025

    India memiliki 4.201 tanker atau lebih banyak ketimbang 2.627 tanker di Pakistan. Ada 148.594 kendaraan berlapis baja di India, sementara di Pakistan hanya 17.516.

    Pakistan memiliki 662 persediaan artileri berpenggerak sendiri dan dilaporkan merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Sementara India hanya memiliki 100 artileri berpenggerak sendiri. Di bidang proyektor roket bergerak, Pakistan juga mengungguli India sebanyak 600 unit dan India hanya memiliki 264 unit.

    Angkatan Laut India Vs Pakistan 2025

    Kekuatan angkatan laut India merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Global Fire Power mencatat India berada di peringkat ke-6 untuk kekuatan armada laut, sementara Pakistan di urutan ke-27. Kapal induk perangnya ada 2, sementara Pakistan tak punya sama sekali. Lalu, kapal selam India ada 18 unit, berbanding dengan Pakistan yang hanya punya 2 unit. Kapal perang India ada 14 unit dan Pakistan hanya 9 unit.

    Senjata Baru India Vs Pakistan 2025

    Berikut beberapa senjata terbaru yang dibeli India di 2025:

    Jet tempur Rafale (36 unit)
    Senjata berpenggerak sendiri K9 Vajra-T
    Helikopter Maritim Seahawk MH-60R
    Sistem Pertahanan Udara Triumf S-400
    Rudal Darat-ke-Udara Akash-NG
    Tejas Mk1A

    Berikut beberapa senjata terbaru yang dibeli Pakistan di 2025:

    Jet Tempur JF-17 Block
    Howitzer gerak sendiri SH-15
    Tank tempur utama VT-4 (dari China)
    Sistem Pertanahan Udara jarak jauh HQ-9/P
    Kelas kapal perang (korvet) kelas-MILGEM (dari Turki)

    (fab/fab)

  • Nilai Tukar Rupiah Hari ini 7 Mei 2025: Dollar AS Terus Menekan ke Level Rp 16.640 – Halaman all

    Nilai Tukar Rupiah Hari ini 7 Mei 2025: Dollar AS Terus Menekan ke Level Rp 16.640 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut adalah informasi terkait nilai tukar rupiah terhadap beberapa valuta asing dunia pada perdagangan Rabu (7/5/2025), hari ini.

    Pada 7 Mei 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah di level Rp16.536 per dolar AS.

    Meskipun sempat dibuka di posisi Rp16.461 per dolar AS atau turun 0,07 persen, Rupiah akhirnya turun 0,53 persen dari penutupan sebelumnya.

    Pelemahan ini dipicu oleh penguatan indeks dolar AS sebesar 0,18 persen dari permintaan dolar yang meningkat sebagai aset safe-haven menjelang keputusan kebijakan moneter The Fed.

    Data Bloomberg mencatat volatilitas lebih tinggi, dengan rupiah menyentuh Rp16.492,5 per dolar AS pada pagi hari, sementara kurs jual di pasar domestik bahkan mencapai Rp16.554,36 per dolar AS.

    Meski proyeksi awal menyebut potensi penguatan rupiah, realisasi hari ini memperlihatkan tekanan berlanjut akibat defisit neraca transaksi berjalan dan ketergantungan pada impor yang masih tinggi.

    Dibandingkan bulan lalu, rupiah relatif stabil.

    Pada 15 April 2025, misalnya, Rupiah sempat menyentuh Rp16.786,5 per dolar AS, tetapi tren pelemahan terus terjadi seiring ketidakpastian global.

    Analisis menunjukkan rupiah berpotensi fluktuatif dalam jangka pendek, tergantung respons Bank Indonesia melalui intervensi pasar atau kebijakan moneter, serta perkembangan data ekonomi domestik seperti inflasi dan pertumbuhan PDB.

    Dengan sentimen pasar yang sensitif terhadap kebijakan The Fed dan gejolak geopolitik seperti yang terjadi antara India dan Pakistan saat ini, volatilitas rupiah diperkirakan akan tetap tinggi hingga beberapa minggu mendatang.

    NILAI TUKAR RUPIAH – Pegawai Bank menunjukkan uang Dolar Amerika Serikat (AS) di kantor cabang Bank Muamalat Melawai, Jakarta Selatan, Kamis (27/7/2023). Kurs nilai tukar Dolar terus menurun dari puncak sebelumnya pada seminggu terakhir yang menyentuh angka di 16.853,30 IDR per USD pada 28 April 2025. (Tribunnews/JEPRIMA)

    Daftar Kurs Rupiah (IDR) terhadap Valas Dunia Pada 7 Mei 2025

    Berikut adalah daftar kurs Rupiah terhadap beberapa valuta asing utama pada 7 Mei 2025, berdasarkan data yang tersedia dari BNI pada pukul 16:05 WIB (GMT+07:00).

    MATA UANG
     BID RATE (IDR)
    ASK RATE (IDR)

    USD
    16.440
    16.640

    SGD
    12.595
    13.015

    AUD
    10.559
    10.919

    EUR
    18.508
    19.048

    GBP
    21.831
    22.371

    CAD
    11.790
    12.210

    CHF
    19.785
    20.325

    HKD
    2.043
    2.223

    JPY
    113,18
    117,98

    SAR
    4.203
    4.623

    MYR
    3.684
    4.104

    THB
    499
    511

    NZD
    9.766
    10.126

    CNY
    2.212
    2.362

    AED
    4.383
    4.623

    KRW
    8,20
    15,40

     

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Menanti Serangan Balasan Pakistan ke India, Akankah Perang Nuklir Pecah?

    Menanti Serangan Balasan Pakistan ke India, Akankah Perang Nuklir Pecah?

    GELORA.CO – Menteri Informasi dan Penyiaran Pakistan Attaullah Tarar mengatakan “seluruh bangsa” mendukung angkatan bersenjata negara itu dan mendukung pembalasan terhadap India. Itu mengkhawatirkan karena kedua negara yang berkonflik tersebut memiliki senjata nuklir.

    “Kami adalah orang-orang yang cinta damai, tetapi ketika harus menantang kami, seluruh bangsa akan merespons dan seluruh bangsa bersatu melawan agresi India, dan mendukung angkatan bersenjata Pakistan,” kata Tarar dalam sebuah wawancara dengan TRT World Turki, yang cuplikannya dibagikan di akun X milik pemerintah Pakistan.

    Selanjutnya, Perdana Menteri Pakistan kembali pada X mengutuk serangan India yang “pengecut” dan “tidak beralasan”.

    “Pakistan memiliki hak mutlak untuk menanggapi serangan India yang tidak beralasan ini dengan tegas — tanggapan tegas sudah dilakukan,” tulis Sharif, menurut terjemahannya.

    “Seluruh bangsa bersatu di belakang angkatan bersenjatanya, dan moral serta tekad kami tetap tidak tergoyahkan,” tambahnya.

    Kemudian, mantan menteri luar negeri Pakistan Hina Rabbani Khar mengatakan India ‘bermain api’. Hina Rabbani Khar mengatakan kepada Al Jazeera bahwa keputusan India untuk meluncurkan serangan rudal ke negara bersenjata nuklir lainnya adalah “seperti bermain api”.

    “Hal itu menunjukkan bahwa India merasa memiliki impunitas untuk menjadi hakim, juri, dan eksekutor,” kata Rabbani Khar. “Mereka akan mengirim rudal ke negara lain yang mempunyai senjata nuklir karena mereka berpikir mereka bisa lolos.”

    Mantan menteri tersebut mengatakan Pakistan telah berulang kali memperingatkan Dewan Keamanan PBB tentang India. “Tanda-tanda peringatan ada di mana-mana dan sekarang ancamannya semakin meningkat,” katanya.

    Rabbani Khar berbicara kepada Al Jazeera dari bandara Doha Qatar, di mana dia tetap tidak dapat melakukan perjalanan ke Pakistan karena gangguan penerbangan setelah serangan India. Dia menggambarkan serangan itu sebagai “tidak beralasan, tidak berdasar dan jelas-jelas melanggar hukum internasional”.

    Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Pakistan telah mengeluarkan pernyataan tegas yang menuduh India melakukan “tindakan perang yang tidak beralasan dan terang-terangan”.

    “Tindakan agresi India telah mengakibatkan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, menjadi martir,” kata pernyataan itu.

    “Agresi ini juga telah menyebabkan ancaman serius terhadap lalu lintas udara komersial. Kami mengutuk tindakan keras yang merugikan India, yang merupakan pelanggaran terhadap Piagam PBB, hukum internasional, dan norma-norma hubungan antarnegara yang telah ditetapkan.”

    Pernyataan menteri tersebut juga menuduh India menggunakan “hantu intelijen untuk memajukan narasi palsu tentang korban, yang membahayakan perdamaian dan keamanan regional”.

    “Tindakan gegabah India telah membawa kedua negara bersenjatakan nuklir itu lebih dekat ke konflik besar,” katanya.

    Situasi terus berkembang. Pakistan berhak untuk menanggapi dengan tepat pada waktu dan tempat yang dipilihnya, sesuai dengan Pasal-51 Piagam PBB, dan sebagaimana diabadikan dalam hukum internasional. Pemerintah, angkatan bersenjata, dan rakyat Pakistan bersatu dalam menghadapi agresi India. Mereka akan selalu bertindak dengan tekad baja untuk melindungi dan menjaga pengawasan dan integritas wilayah Pakistan. 

  • 7 Reaksi Pemimpin Dunia atas Konflik India dan Pakistan, Israel Dukung Hak New Delhi Membela Diri – Halaman all

    7 Reaksi Pemimpin Dunia atas Konflik India dan Pakistan, Israel Dukung Hak New Delhi Membela Diri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Konflik bersenjata kembali meletus antara India dan Pakistan, dua negara bersenjata nuklir yang sudah lama berseteru.

    India meluncurkan Operasi Sindoor dengan menargetkan wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan, yang dituduh sebagai basis kelompok teroris.

    Sebagai balasan, Pakistan menyerang posisi militer India dan mengklaim menembak jatuh sejumlah pesawat tempur.

    Sedikitnya 26 orang tewas di Pakistan dan 10 lainnya di Kashmir yang dikuasai India, menurut pejabat dari kedua pihak.

    Ketegangan ini memicu keprihatinan dari berbagai pemimpin dunia, yang menyerukan deeskalasi dan penyelesaian damai.

    Berikut ini tujuh reaksi para pemimpin dunia terhadap eskalasi konflik tersebut:

    1. Presiden AS Donald Trump: “Saya harap ini segera berakhir”

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyayangkan terjadinya konflik tersebut.

    “Sayang sekali. Baru saja mendengarnya,”

    “Saya kira orang-orang tahu sesuatu akan terjadi berdasarkan sedikit kejadian di masa lalu,” kata Trump seperti dikutip dari Al Jazeera.

    “Mereka sudah lama berjuang. Mereka sudah berjuang selama beberapa dekade,”

    “Saya harap ini segera berakhir.”

    2. Menlu AS Marco Rubio: Dukung Penyelesaian Damai

    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyatakan Washington memantau situasi secara ketat.

    “Saya memantau situasi antara India dan Pakistan dengan saksama,” tulisnya di X.

    “Saya sependapat dengan komentar @POTUS hari ini bahwa semoga ini segera berakhir dan akan terus melibatkan pemimpin India dan Pakistan menuju penyelesaian damai.”

    3. Sekjen PBB Antonio Guterres: Dunia Tak Bisa Menanggung Konfrontasi Ini

    Melalui juru bicaranya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan keprihatinan mendalam atas operasi militer India.

    “Sekretaris Jenderal sangat prihatin dengan operasi militer India di Garis Kontrol dan perbatasan internasional,” ujarnya dalam pernyataan resmi.

    “Dunia tidak mampu menanggung konfrontasi militer antara India dan Pakistan.”

    4. Prancis: India Berhak Lindungi Diri, Tapi Tahan Diri Penting

    Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot menyerukan penahanan diri dari kedua pihak.

    “Kami memahami keinginan India untuk melindungi dirinya dari momok terorisme,” katanya di TF1.

    “Tetapi kami jelas meminta India dan Pakistan untuk menahan diri guna menghindari eskalasi dan, tentu saja, untuk melindungi warga sipil.”

    5. Jepang: Hindari Perang Skala Penuh

    Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi mengutuk keras aksi terorisme yang terjadi di Kashmir pada 22 April.

    Ia juga menyatakan kekhawatiran bahwa situasi ini dapat meningkat menjadi konflik militer besar.

    “Demi perdamaian dan stabilitas Asia Selatan, kami sangat mendesak India dan Pakistan untuk menahan diri dan menstabilkan situasi melalui dialog,” tegas Hayashi.

    6. UEA: Diplomasi Adalah Kunci Perdamaian

    Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab, Abdullah bin Zayed Al Nahyan, mengimbau kedua negara menahan diri dan menghindari eskalasi lebih lanjut.

    “Diplomasi dan dialog tetap menjadi cara paling efektif untuk menyelesaikan krisis secara damai,” bunyi pernyataan resmi pemerintah UEA.

    7. Israel: Dukung Hak India untuk Membela Diri

    Duta Besar Israel untuk India, Reuven Azar, menyatakan dukungan penuh terhadap tindakan India.

    “Israel mendukung hak India untuk membela diri,”

    “Teroris harus tahu bahwa tidak ada tempat untuk bersembunyi dari kejahatan keji mereka terhadap orang yang tidak bersalah,” tulisnya melalui akun X resminya.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)