Negara: Pakistan

  • Skenario Perang Nuklir India-Pakistan: 125 Juta Tewas-Dunia Badai Api!

    Skenario Perang Nuklir India-Pakistan: 125 Juta Tewas-Dunia Badai Api!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Skenario perang nuklir antara India dan Pakistan terus bermunculan. Hal ini terjadi saat situasi kedua kekuatan nuklir itu memanas pascapenembakan di Kashmir India bulan lalu, yang memicu serangan ke Pakistan oleh New Delhi.

    Diketahui, hubungan kedua negara Asia Selatan itu memanas setelah adanya serangan teroris di resor Pahlagam Kashmir yang menewaskan 26 orang wisatawan. India menuding aksi itu dilakukan oleh kelompok teroris yang dibekingi Pakistan, yang membuat New Delhi kemudian melancarkan aksi serangan ke tetangganya itu pada Rabu lalu.

    Hingga saat ini, keduanya masih dalam aksi saling serang. Ketegangan ini merupakan eskalasi terbaru, setelah terakhir keduanya bentrok pada tahun 2019 lalu.

    Saat itu, mulai muncul kajian terkait perang nuklir yang dapat terjadi antara keduanya, mengingat Islamabad dan New Delhi masing-masing memiliki ratusan hulu ledak nuklir. Dalam eskalasi kala itu, salah satu surat kabar Routledge meramalkan konflik nuklir antara India dan Pakistan pada tahun 2025, yang dipicu oleh serangan teror yang menelan banyak korban.

    Para peneliti berteori bahwa serangan teroris besar, yang awalnya dibayangkan sebagai serangan terhadap Parlemen India, akan memprovokasi India untuk memobilisasi pasukan di sepanjang Garis Kontrol (LoC), yang mendorong Pakistan untuk menanggapi dengan cara yang sama. Ketika ketegangan meningkat, pertempuran kecil dan korban di kedua belah pihak akan menyebabkan eskalasi yang cepat.

    “Seperti yang terjadi pada Januari 2002, kedua belah pihak memobilisasi dan mengerahkan pasukan mereka. Pertempuran pecah, dan ada korban jiwa di kedua belah pihak,” demikian pernyataan surat kabar tersebut dikutip Economic Times, Jumat (9/5/2025).

    Menurut penelitian tersebut, begitu pasukan India mulai maju ke wilayah Pakistan, para jenderal Pakistan, yang takut akan kekalahan konvensional, menggunakan senjata nuklir. Pada hari pertama, Pakistan menggunakan 10 senjata nuklir taktis (masing-masing dengan hasil 5 kiloton) di dalam perbatasannya sendiri untuk melawan tank-tank India.

    Di hari kedua, Pakistan meluncurkan 15 senjata nuklir taktis lagi. Sebagai tanggapan, India menggunakan 20 serangan udara nuklir strategis yang menargetkan instalasi militer dan depot nuklir Pakistan.

    “Serangan udara ini menyebabkan kebakaran besar dan gumpalan asap, mirip dengan yang terlihat setelah pengeboman Hiroshima atau kebakaran raksasa akibat gempa bumi San Francisco tahun 1906,” tulisnya.

    Alih-alih menghentikan perang, eskalasi India memicu hari ketiga yang mematikan. Kemudian Pakistan menanggapi dengan 30 serangan udara di garnisun, pangkalan angkatan laut, dan lapangan udara perkotaan India, ditambah 15 serangan taktis lainnya. India kemudian akan membalas dengan serangan nuklir di 10 lokasi militer Pakistan di kota-kota.

    Selama tiga hari berikutnya, Pakistan menggunakan seluruh persenjataan strategisnya yang terdiri dari 120 senjata nuklir, yang menargetkan kota-kota di India. India menanggapi dengan 70 serangan udara nuklir, sambil menyimpan 100 senjata cadangan untuk mencegah China.

    Dampak Kerusakan dan Korban Jiwa

    Dengan asumsi kedua negara masing-masing memiliki sekitar 250 senjata nuklir, para peneliti memperingatkan konsekuensi bencana sejumlah 50 hingga 125 juta kematian langsung, tergantung pada hasil senjata.

    Kota-kota besar di India dan Pakistan akan hancur total atau tidak dapat dihuni lagi. Infrastruktur vital seperti layanan kesehatan, transportasi, energi, dan keuangan akan hancur.

    “Namun kehancuran tidak akan berhenti di situ. Efek iklim dari asap dan badai api akan mempengaruhi seluruh dunia.

    “Dampaknya akan sangat besar dan berdampak global,” demikian simpulan makalah tersebut.

    (tps)

  • Video: Konflik India-Pakistan, Ancaman Nuklir & Bisnis di Baliknya

    Video: Konflik India-Pakistan, Ancaman Nuklir & Bisnis di Baliknya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan antara India dan Pakistan kembali meningkat, menimbulkan kekhawatiran baru di tingkat global. Dua negara yang sama-sama memiliki senjata nuklir kembali bersitegang akibat konflik perbatasan dan isu geopolitik lama yang belum terselesaikan.

    Di balik kecemasan akan potensi konflik senjata yang meluas, Redaksi CNBC Indonesia menyoroti negara-negara besar yang menjadi pendukung militer kedua belah pihak. Bagi negara-negara tersebut, konflik bukan sekadar ancaman tapi peluang bisnis khususnya dalam industri penjualan senjata dan alutsista. Situasi ini pun menimbulkan pertanyaan, apakah perdamaian benar diinginkan atau justru konflik dibiarkan agar roda ekonomi pertahanan terus berputar?

    Selengkapnya saksikan dialog Dina Gurning Bersama Managing Editor CNBC Indonesia Muhammad Iqbal dan Sefti Oktarianisa di Program Closing Bell CNBC Indonesia, Jumat (09/05/2025).

  • Alasan Pakistan Hanya Jatuhkan 5 Jet India, Karena Ada Instruksi Hanya Bidik Jet India yang Menembak – Halaman all

    Alasan Pakistan Hanya Jatuhkan 5 Jet India, Karena Ada Instruksi Hanya Bidik Jet India yang Menembak – Halaman all

    Alasan Hanya 5 Jet India yang Dijatuhkan Pakistan, Ada Instruksi Hanya Bidik Jet India yang Menembak

    TRIBUNNEWS.COM- Wakil Perdana Menteri Pakistan dan Menteri Luar Negeri Ishaq Dar pada hari Rabu mengonfirmasi bahwa jet J-10C berpartisipasi dalam tanggapan Pakistan terhadap serangan India, media melaporkan, menyusul spekulasi luas mengenai apakah peralatan Pakistan yang diperoleh dari Tiongkok telah memainkan peran dalam bentrokan yang menyebabkan jatuhnya beberapa pesawat India.

    Berbicara di Majelis Nasional pada hari Rabu, Dar menyatakan bahwa Pakistan telah menunjukkan pengekangan meskipun ada serangan udara dan tindakan permusuhan India, Associated Press of Pakistan melaporkan.

    Dia mengungkapkan bahwa Pakistan telah menerima intelijen tentang kemungkinan serangan India pada pukul 10 malam pada hari Selasa, yang mendorong tindakan defensif.

    “Ada instruksi untuk hanya menargetkan jet India yang melepaskan muatan,” kata Dar. “Ini sebabnya hanya lima jet yang ditembak jatuh. Jika arahannya berbeda, hampir 10-12 jet akan diserang.”

    India menolak laporan Pakistan yang menembak jatuh jet sebagai “disinformasi,” Reuters melaporkan.

     

     

     

    FOTO VIRAL- Pakistan Mengklaim Telah Menjatuhkan Jet Tempur Rafale Milik India, Ini salah satu Foto yang Viral. CNN melaporkan bahwa seorang pejabat tinggi intelijen Prancis mengonfirmasi Pakistan menembak jatuh satu jet tempur Rafale milik India. Hal ini menandai apa yang akan menjadi kekalahan tempur pertama pesawat buatan Prancis tersebut. Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat tajam menyusul serangan mematikan pada 22 April 2025 di Pahalgam, yang terletak di wilayah Kashmir yang dikelola India. Serangan ini mengakibatkan tewasnya 26 warga sipil. (Tangkapan layar X/@kashmiricanibal)

     

     

     

    Setelah serangan udara India, Angkatan Udara Pakistan menembak jatuh lima jet tempur India, menurut Associated Press of Pakistan.

    Dar menyatakan bahwa sementara empat jet India awalnya berusaha menerobos wilayah udara Pakistan, mereka dicegat. Kemudian, pesawat yang menyerang dari dalam wilayah India menjadi sasaran balasan.

    Dar mencatat bahwa jet J-10C ikut serta dalam tanggapan Pakistan.

    Konfirmasi Dar tentang keterlibatan J-10C dalam insiden itu muncul setelah spekulasi muncul pada hari Rabu bahwa peralatan Pakistan yang diperoleh dari China dapat ikut serta dalam bentrokan India-Pakistan.

    Saham perusahaan manufaktur pertahanan China menguat pada hari Rabu, karena meningkatnya ketegangan perbatasan antara India dan Pakistan meningkatkan prospek eksportir daratan, Bloomberg melaporkan.

    Pakistan, yang telah mengimpor sebagian besar peralatan pertahanan termasuk jet tempur J-10C, mengklaim telah menembak jatuh lima pesawat India, termasuk jet Rafale Prancis. 

    Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa platform pertahanan China mungkin telah dikerahkan dalam konflik tersebut, mengingat ketergantungan Pakistan baru-baru ini pada impor senjata tersebut, kata Bloomberg.

    Sebagian besar platform China modern yang dikembangkan di dalam negeri belum teruji dalam pertempuran, kata Eric Zhu, seorang analis pertahanan di Bloomberg Intelligence. 

    “Jadi memiliki catatan pertempuran merupakan nilai tambah bagi potensi ekspor mereka.”

    SUMBER: Global Times

  • Saling Serang, Serangan India Tewaskan 5 Warga Sipil Pakistan

    Saling Serang, Serangan India Tewaskan 5 Warga Sipil Pakistan

    Islamabad

    Pakistan melaporkan bahwa militer India menggempur bagian area Kashmir yang dikuasai Islamabad, setelah aksi saling serang terjadi antara kedua negara yang bertetangga itu beberapa hari terakhir. Sedikitnya lima orang, yang semuanya warga sipil, tewas akibat gempuran New Delhi tersebut.

    Jatuhnya korban jiwa itu dilaporkan terjadi di area dekat perbatasan yang dijaga ketat oleh militer, yang juga disebut sebagai Garis Kontrol (LoC), yang memisahkan area Kashmir yang dikuasai Pakistan dan yang dikuasai India.

    “Pasukan India menembaki wilayah-wilayah sipil… yang mengakibatkan kematian empat orang, termasuk seorang anak perempuan berusia dua tahun, dan melukai 12 orang lainnya,” kata seorang pejabat kepolisian setempat, Adeel Khan, yang bertugas di distrik Kotli, seperti dilansir AFP, Jumat (9/5/2025).

    Gempuran militer India itu, sebut Khan, berlangsung hingga larut malam.

    “Sebagai respons, Angkatan Darat Pakistan melancarkan serangan balik, yang menargetkan tiga pos India di seberang Garis Kontrol (LoC),” sebutnya.

    Satu korban tewas lainnya dilaporkan oleh seorang pejabat senior pemerintah Pakistan yang bertugas di Muzaffarabad, ibu kota Kashmir yang dikuasai Islamabad. Kematian kelima itu disebut terjadi di distrik Bagh.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Pakistan Serang Perbatasan India Pakai Drone-Munisi

    Militer India melaporkan bahwa Angkatan Bersenjata Pakistan melancarkan “rentetan serangan” menggunakan drone dan amunisi terhadap area di sepanjang perbatasan barat India pada Kamis (8/5) malam dan Jumat (9/5) dini hari.

    New Delhi, dalam pernyataannya seperti dilansir Reuters, menuduh tentara Pakistan melakukan “berbagai pelanggaran gencatan senjata” di sepanjang perbatasan de-facto kedua negara di Kashmir, wilayah yang dibagi untuk kedua negara namun diklaim sepenuhnya oleh kedua negara itu.

    “Serangan drone berhasil dipukul mundur dan balasan yang setimpal diberikan kepada CFV (pelanggaran gencatan senjata,” tegas militer India dalam pernyataannya, sembari menyatakan bahwa semua “rencana jahat” akan ditanggapi dengan “kekuatan”.

    Belum ada tanggapan langsung dari Pakistan soal pernyataan militer India tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Alasan Pakistan Hanya Jatuhkan 5 Jet India, Karena Ada Instruksi Hanya Bidik Jet India yang Menembak – Halaman all

    Begini Respons China Terkait Jet Tempur J-10C Buatan China Jatuhkan Jet Tempur Rafale Buatan Prancis – Halaman all

    Begini Respons China Terkait Jet Tempur  J-10C Buatan China yang Jatuhkan Jet Tempur Rafale Prancis

    TRIBUNNEWS.COM- Pakistan yang menembak jatuh jet tempur India menjadi sorotan militer global, China sebagai produsen jet tempur yang dipakai Pakistan ditanya perihal hal ini. 

    Kementerian Luar Negeri China mengatakan tidak mengetahui masalah bahwa Pakistan menggunakan jet tempur J-10C buatan China. 

    Hal ini muncul setelah Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengklaim bahwa mereka menggunakan jet J-10C untuk menembak jatuh pesawat tempur India. 

    Ketika ditanya mengenai hal yang sama, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian mengatakan dalam jumpa pers rutin di Beijing bahwa mereka “tidak mengetahui masalah tersebut”. 

    Menteri luar negeri Pakistan Ishaq Dar mengatakan kepada Parlemen Pakistan: “Jet tempur kami… menembak jatuh Rafale India, tiga Rafale [yang] milik Prancis. Jet tempur kami adalah J-10C. Semua jet tempur ini merupakan hasil kerja sama dengan China.”

    Pesawat tempur multiperan bermesin tunggal J-10 dirancang dan dibuat oleh Chengdu Aircraft Industry Group. 

     

     

     

    J-10C adalah pesawat yang paling mutakhir dari seri ini dan memiliki mesin yang lebih baik serta radar AESA yang lebih canggih. 

    Di luar Tiongkok, Angkatan Udara Pakistan adalah satu-satunya kekuatan lain yang mengoperasikan jet tempur J-10C, sebagaimana disebutkan dalam South China Morning Post. 

    Meskipun Pakistan mengklaim demikian, sistem rudal pertahanan udara S-400 ‘Sudarshan Chakra’ milik Angkatan Udara India berhasil dikerahkan untuk melawan pesawat nirawak dan rudal Pakistan pada malam tanggal 7–8 Mei. 

    Beberapa ancaman udara yang menargetkan instalasi militer India berhasil dicegat.

    Laporan resmi menyatakan bahwa sistem canggih ini diluncurkan sebagai bagian dari operasi pertahanan India untuk menetralkan ancaman yang ditujukan ke 15 target militer di India utara dan barat. 

    Pangkalan utama di Srinagar, Jammu, Amritsar, Ludhiana, Bhatinda, Chandigarh, Phalodi, dan Bhuj termasuk di antara yang dilindungi.

    S-400 Triumf, yang dikenal dalam dinas Angkatan Udara India sebagai Sudarshan Chakra, adalah salah satu sistem pertahanan udara jarak jauh tercanggih di dunia. 

    Dibuat oleh Rusia dan diintegrasikan ke dalam komando pertahanan udara strategis India, sistem ini dapat mendeteksi dan menghadapi berbagai ancaman udara termasuk pesawat siluman, rudal jelajah, pesawat nirawak, dan rudal balistik taktis.

     

    SUMBER: BUSINESS TODAY

  • Intip Spesifikasi Pesawat Jet Pakistan yang Diklaim Tembak Jatuh 3 Rafale India

    Intip Spesifikasi Pesawat Jet Pakistan yang Diklaim Tembak Jatuh 3 Rafale India

    Jakarta

    Pemerintah Pakistan mengklaim telah menembak jatuh lima pesawat jet India, termasuk tiga jet Rafale, menggunakan pesawat jet buatan China Chengdu J-10C. Seperti apa spesifikasi alutsista buatan negeri Tirai Bambu tersebut?

    Perang meletus antara Pakistan dengan India. Adu tembak pun terjadi di udara melibatkan pesawat-pesawat canggih kedua negara tetangga tersebut. Terbaru, terjadi perang antar jet tempur di wilayah sengketa Kashmir pada Rabu (7/5/2025).

    Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dan militer negara itu mengatakan lima jet tempur India telah ditembak jatuh dalam konflik bersenjata tersebut. Klaimnya, pesawat Dasault Rafale sebanyak tiga unit milik tentara India, telah ditembak jatuh armada jet tempur Chengdu J-10C milik tentara Pakistan.

    Dikutip laman CNBCIndonesia, sumber-sumber berita dari Pakistan mengklaim bahwa Rafale ditembak jatuh oleh J-10C produksi China dengan rudal PL-15E. Menurut website FlightGlobal, jet Chengdu J-10C ini setara dengan versi canggih jet tempur buatan Lockheed Martin (AS), F-16.

    Sebagai informasi, J-10C adalah pesawat tempur multiperan buatan Chengdu Aircraft Industry Co., Ltd., yang diproduksi sejak 1998. Pesawat bersayap delta tersebut memiliki panjang 16,9 m, lebar sayap 9,8 m, dan tinggi 5,7 m.

    Pesawat ini dapat mencapai kecepatan maksimum Mach 2,2 (2.327 km/jam) dan memiliki ketinggian terbang 18.000 m. J-10C dapat membawa muatan maksimum 6.000 kg, termasuk meriam 23 mm, berbagai rudal udara-ke-udara, dan amunisi berpemandu presisi.

    Salah satu senjata unggulan Chengdu J-10C adalah rudal PL-15. Rudal udara-ke-udara berpemandu ini bisa menghantam target sejauh 200 km. Dikutip dari War Zone, rudal tersebut dirancang untuk menyaingi rudal udara-ke-udara jarak menengah canggih (AMRAAM) AIM-120D buatan AS.

    (lua/rgr)

  • Langit Seketika Berubah Jadi Merah, Kata Saksi Mata Serangan India di Pakistan Menuturkan Pengalaman – Halaman all

    Langit Seketika Berubah Jadi Merah, Kata Saksi Mata Serangan India di Pakistan Menuturkan Pengalaman – Halaman all

    Langit Rasanya Seperti Berubah Menjadi Merah, Kata Saksi Mata Serangan India di Pakistan

    TRIBUNNEWS.COM- Pada Rabu (7/5/2025) pagi, puluhan orang berkumpul di sekeliling kompleks yang luas di kota Muridke, Pakistan untuk melihat sendiri kerusakannya.

    Dalam semalam, rudal-rudal India telah menghantam gedung-gedung di lokasi ini, lokasi yang terletak tidak jauh dari perbatasan dengan India di wilayah Punjab Pakistan, dan hanya beberapa menit berkendara dari kota besar Lahore.

    Tidak seorang pun diizinkan masuk ke dalam kompleks itu – tetapi bahkan dari kejauhan saat reporter BBC mengintip melalui pagar kawat berduri yang mengelilinginya, kerusakannya tidak terlihat jelas.

    BBC berbicara kepada orang-orang di lapangan yang menyaksikan langsung pengeboman itu.

    “Masjid utama yang menjadi sasaran,” kata seorang pria. “Langit menyala dan terasa seperti langit berubah menjadi merah.”

    Yang lain berkata: “Tiba-tiba ada rudal muncul dan terjadi ledakan. Saya langsung keluar rumah.

    “Saya baru saja sampai di masjid dekat rumah saya ketika terdengar tiga ledakan beruntun. Saya mendengar ketiganya, suaranya sangat keras.”

    Ketika tim BBC tiba di Muridke, personel dinas keamanan mengawasi ketat akses ke lokasi tersebut.

     

     

     

    KERUSAKAN DI DALAM- Kerusakan di dalam Masjid Ummul Qura, Muridke Pakistan, salah satu tempat yang diserang oleh India dalam serangan Rabu (7/5/2025) (Tangkapan layar Youtube/UrduPoint.com)

     

     

     

    Dari jalan yang dikelilingi perumahan padat, tim BBC dapat melihat sebagian bangunan runtuh dan puing-puing tersebar di area yang luas.

    Petugas darurat masih mencari korban luka atau meninggal di reruntuhan pesawat.

    Kompleks ini memiliki rumah sakit, sekolah, dan masjid, sementara India mengatakan telah menyerang lokasi yang terkait dengan apa yang disebutnya organisasi teroris – jadi mengapa menjadi sasaran? Jawabannya tampaknya ada di masa lalunya.

    Hingga beberapa tahun lalu, awalnya digunakan oleh Lashkar-e-Taiba (LeT), kelompok militan berbasis di Pakistan yang ditetapkan sebagai organisasi teror oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Kelompok ini kemudian digunakan oleh Jamaat-ud-Dawa, yang oleh para pengamat digambarkan sebagai kelompok depan LeT.

    Kedua kelompok tersebut telah dilarang oleh pemerintah Pakistan, yang telah mengambil alih fasilitas di Muridke.

     

     

     

     

     

     

     

    Namun pada Selasa malam, kompleks ini menjadi sasaran militer India yang telah bersumpah untuk menanggapi pembunuhan wisatawan di Kashmir yang dikelola India bulan lalu.

    Pemerintah India mengatakan serangannya di Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan menargetkan apa yang digambarkannya sebagai infrastruktur teroris. Pemerintah Pakistan membantah adanya hubungan dengan serangan Pahalgam.

    Seorang pria memberi tahu kami bahwa kompleks Muridke biasanya menampung anak-anak dari berbagai daerah yang datang untuk belajar di madrasah, meskipun sebagian besar telah dievakuasi seminggu yang lalu.

    Kemudian pada hari itu, kru kamera diizinkan mengakses lokasi dan melihat kerusakan dari dekat.

    Atap salah satu bangunan runtuh akibat kekuatan ledakan.

    Lubang telah robek pada dinding yang lain dan sejumlah besar puing berserakan di tanah.

    Di seluruh wilayah ini, orang-orang berharap tidak akan ada lagi puing dalam waktu dekat.

     

     

    SUMBER: BBC

  • Jatuhnya Jet Tempur India Saat Serang Pakistan dalam Serangan Udara Kejutkan Pengamat Militer Global – Halaman all

    Jatuhnya Jet Tempur India Saat Serang Pakistan dalam Serangan Udara Kejutkan Pengamat Militer Global – Halaman all

    Jatuhnya Jet Tempur India Saat Serang Pakistan dalam Serangan Udara, Mengejutkan Pengamat Militer

    TRIBUNNEWS.COM- BBC telah memverifikasi jatuhnya jet tempur India saat Pakistan mendominasi pertempuran udara, mengejutkan pengamat militer global.

    BBC Verify, unit investigasi penyiar Inggris mengautentikasi tiga video mengerikan, yang difilmkan di dekat ladang hangus di negara bagian Punjab, India, yang tampak menunjukkan sisa-sisa kebakaran akibat jet tempur yang ditembak jatuh oleh Angkatan Udara Pakistan.

    Rekaman dramatis muncul dari wilayah Bathinda, Punjab India, yang menunjukkan apa yang tampak seperti puing-puing pesawat jet Angkatan Udara India yang membara, saat Islamabad mengklaim pilotnya menjatuhkan lima pesawat tempur canggih India dalam eskalasi yang mengkhawatirkan di sepanjang perbatasan India-Pakistan pada Rabu pagi.

    India sejauh ini masih bungkam, tidak memberikan konfirmasi atau bantahan.

    Unit investigasi BBC, BBC Verify , telah mengautentikasi tiga video terpisah yang tampaknya memperlihatkan akibat dari setidaknya satu kecelakaan.

    Ketiga klip tersebut diyakini difilmkan dari lapangan yang sama dekat Bathinda, sebuah kota di negara bagian Punjab, India.

    Dalam satu video, pasukan India terlihat mengumpulkan puing-puing logam, termasuk bagian-bagian yang menyerupai rangka jet tempur Rafale — pesawat canggih Prancis yang dilantik ke Angkatan Udara India dalam beberapa tahun terakhir.

    Dua klip tambahan di malam hari dari lokasi yang sama memperlihatkan puing-puing yang menyala dan proyektil melesat di langit sebelum memicu kebakaran di darat.

     

     

     

    FOTO VIRAL- Gambar resmi pertama telah muncul yang menunjukkan reruntuhan jet India yang jatuh di Srinagar, Kashmir. Khususnya, tanda-tanda Prancis terlihat pada pesawat tersebut, yang mungkin mengidentifikasinya sebagai Mirage 2000 atau Rafale. (Tangkapan layar X/@Defence_IDA)

     

    Memberikan bobot pada klaim Pakistan

    Para analis mengatakan adegan-adegan ini mirip dengan serangan udara atau pertempuran udara, yang memperkuat klaim Pakistan telah menembak jatuh beberapa jet.

    Justin Crump, mantan perwira Angkatan Darat Inggris dan kepala firma keamanan Sibylline, mengatakan kepada BBC bahwa pecahan tersebut tampaknya mencakup rudal udara-ke-udara buatan Prancis yang kompatibel dengan jet Rafale dan Mirage 2000, yang keduanya dioperasikan India.

    Gambar lain yang beredar luas di media sosial menunjukkan sirip ekor yang bertuliskan “BS001” dan “Rafale.”

    Pemeriksaan BBC , termasuk pencarian gambar terbalik, menunjukkan gambar tersebut baru saja diambil dan bukan hasil daur ulang dari insiden sebelumnya.

    Konflik regional yang lebih luas

    Apa yang diketahui sejauh ini memicu pengawasan ketat dari pengamat militer global.

    Pertemuan udara antara jet tempur canggih Pakistan dan jet tempur buatan Prancis milik India menawarkan wawasan dunia nyata yang langka tentang kinerja pesawat tempur modern, rudal, dan pilot di bawah tekanan.

    Dua pejabat tinggi AS mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa sedikitnya dua pesawat India kemungkinan ditembak jatuh, menandai apa yang bisa menjadi tonggak sejarah bagi teknologi jet Beijing yang diekspor ke Pakistan.

    Pada konferensi pers pada Rabu sore, Menteri Luar Negeri India Vikram Misri menolak untuk mengonfirmasi atau membantah apakah ada pesawat yang hilang.

    Situasi di subbenua ini masih belum menentu, dengan adanya seruan kepada India dan Pakistan untuk menghindari konflik regional yang lebih luas.

     

     

    Jadi Sorotan, Dunia Militer Menyimak

    Pertarungan sengit antara jet tempur Pakistan buatan China dan jet tempur Rafale buatan Prancis akan diawasi ketat oleh militer untuk mendapatkan wawasan yang dapat memberikan keunggulan dalam konflik di masa mendatang. 

    Sebuah pesawat tempur Pakistan buatan China menembak jatuh sedikitnya dua pesawat militer India pada hari Rabu (7/5/2025), dua pejabat AS mengatakan kepada Reuters, yang menandai tonggak penting bagi jet tempur canggih Beijing.

    Bentrokan udara merupakan kesempatan langka bagi militer untuk mempelajari kinerja pilot, jet tempur, dan rudal udara-ke-udara dalam pertempuran aktif, dan menggunakan pengetahuan itu untuk mempersiapkan angkatan udara mereka sendiri untuk pertempuran.

    Para ahli mengatakan penggunaan senjata canggih secara langsung akan dianalisis di seluruh dunia, termasuk di Tiongkok dan Amerika Serikat yang keduanya sedang mempersiapkan diri menghadapi potensi konflik di Taiwan atau di kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas.

    Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Reuters bahwa ada keyakinan tinggi bahwa Pakistan telah menggunakan pesawat J-10 buatan China untuk meluncurkan rudal udara-ke-udara terhadap jet tempur India.

    Postingan media sosial berfokus pada kinerja rudal udara-ke-udara PL-15 milik China terhadap Meteor, rudal udara-ke-udara berpemandu radar yang diproduksi oleh grup Eropa MBDA. Belum ada konfirmasi resmi bahwa senjata ini digunakan.

    “Komunitas peperangan udara di Tiongkok, AS, dan sejumlah negara Eropa akan sangat tertarik untuk mencoba dan mendapatkan sebanyak mungkin kebenaran di lapangan tentang taktik, teknik, prosedur, peralatan apa yang digunakan, apa yang berhasil dan apa yang tidak,” kata Douglas Barrie, peneliti senior bidang kedirgantaraan militer di Institut Internasional untuk Studi Strategis.

    “Anda bisa dibilang memiliki senjata paling canggih milik Tiongkok untuk melawan senjata paling canggih milik Barat, jika memang senjata itu memang dibawa; kita tidak tahu itu,” kata Barrie.

    Barrie mengatakan, Prancis dan Amerika kemungkinan besar mengharapkan informasi intelijen serupa dari India.

    “PL-15 adalah masalah besar. Ini adalah sesuatu yang menjadi perhatian besar militer AS,” kata seorang eksekutif industri pertahanan.

    Produsen Rafale, Dassault Aviation, menolak berkomentar, dan konsorsium MBDA tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar pada hari libur umum Prancis.

     

    Rincian Penting Masih Belum Jelas

    Analis Barat dan sumber industri mengatakan rincian penting masih belum jelas termasuk apakah Meteor dibawa dan jenis serta jumlah pelatihan yang telah diterima pilot. Perusahaan senjata juga akan berusaha keras untuk memisahkan kinerja teknis dari faktor operasional, kata analis.

    “Akan ada audit tentang apa yang berhasil dan apa yang tidak, tetapi menurut saya lapisan lainnya adalah kabut perang,” kata Byron Callan, pakar pertahanan yang berkantor di Washington dan mitra pengelola Capital Alpha Partners.

    Perusahaan senjata AS terus-menerus mendapat umpan balik tentang bagaimana produk mereka bekerja dalam perang di Ukraina, katanya.

    “Jadi saya benar-benar berharap hal yang sama terjadi pada pemasok Eropa untuk India, dan Pakistan serta China mungkin juga menyampaikan umpan balik yang sama. Jika PL-15 berfungsi seperti yang diiklankan atau lebih baik dari yang diharapkan, pihak China ingin mendengarnya.”

    Sumber industri pertahanan dari negara Barat yang mengoperasikan Meteor mengatakan gambar daring dari pelacak tampaknya menampilkan komponen rudal yang meleset dari sasarannya. 

    Ada laporan yang saling bertentangan tentang apakah Pakistan memiliki versi domestik PL-15 dari PLAAF, angkatan udara China, atau versi ekspor jarak rendah yang diperkenalkan ke publik pada tahun 2021.

    Barrie, yang telah banyak menulis tentang rudal tersebut, mengatakan ia yakin Pakistan kemungkinan besar memiliki versi ekspor.

    Sumber industri Barat menepis klaim bahwa PL-15 bertenaga roket memiliki jangkauan lebih jauh daripada Meteor yang bernapas udara, tetapi mengakui bahwa kemampuannya “mungkin lebih besar dari yang diperkirakan.” Jangkauan Meteor belum dipublikasikan secara resmi. 

    “Saat ini tidak mungkin untuk menilai apa pun. Kami hanya tahu sedikit,” kata sumber industri tersebut.

    Jangkauan dan kinerja PL-15 telah menjadi fokus perhatian Barat selama bertahun-tahun. Kemunculannya dipandang sebagai salah satu dari banyak sinyal bahwa Cina telah melangkah jauh melampaui ketergantungan pada teknologi turunan era Soviet.

    Amerika Serikat sedang mengembangkan Rudal Taktis Canggih Gabungan AIM-260 melalui Lockheed Martin sebagian sebagai respons terhadap PL-15 dan kinerjanya di luar jangkauan visual – bagian dari pengaturan ulang prioritas Barat yang lebih luas terhadap China.

    Negara-negara Eropa tengah menjajaki peningkatan Meteor di pertengahan masa pakainya, yang menurut publikasi spesialis Janes dapat melibatkan propulsi dan kendali, tetapi analis mengatakan kemajuannya lambat. 
    Presiden AS Donald Trump pada bulan Maret memberikan kontrak kepada Boeing untuk membangun jet tempur Angkatan Udara AS yang paling canggih, yang kemungkinan akan mencakup fitur siluman, sensor canggih, dan mesin mutakhir.

     

     

    SUMBER: TRT GLOBAL, REUTERS 

  • Ketegangan India-Pakistan Meningkat, Kedua Pihak Saling Klaim Serangan – Halaman all

    Ketegangan India-Pakistan Meningkat, Kedua Pihak Saling Klaim Serangan – Halaman all

    Pakistan membantah klaim angkatan bersenjata India bahwa “stasiun militer” di Jammu dan Udhampur, wilayah Kashmir yang dikelola India

    Tayang: Jumat, 9 Mei 2025 11:15 WIB

    Anews/Tangkap Layar

    PUING DRONE – Puing-puing drone yang ditembak jatuh pasukan keamanan Pakistan. Mereka mengindikasikan kalau pesawat nirawak itu, yang berukuran panjang 1,5-2 meter, dikendalikan dari luar perbatasan India. 

    Ketegangan India-Pakistan Meningkat, Kedua Pihak Saling Klaim Serangan

    TRIBUNNEWS.COM- Menteri Informasi Pakistan mengatakan negaranya sejauh ini hanya melakukan “respons defensif” terhadap serangan India terhadap negaranya, karena militer Pakistan mengatakan India meluncurkan pesawat tanpa awak serang ke Pakistan pada hari Kamis, menewaskan sedikitnya dua warga sipil.

    Pakistan membantah klaim angkatan bersenjata India bahwa “stasiun militer” di Jammu dan Udhampur, wilayah Kashmir yang dikelola India, dan di Pathankot, negara bagian Punjab, menjadi sasaran serangan pesawat nirawak dan rudal . Tidak ada korban yang dilaporkan.

    Sebelumnya dilaporkan, setidaknya 48 orang dilaporkan tewas sejauh ini – 32 di antaranya di Pakistan – sejak India meluncurkan rudal pada hari Rabu yang katanya menargetkan “kamp teroris” di Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan. Pakistan membalas dengan serangkaian serangan artileri.

    Bentrokan tersebut terjadi setelah meningkatnya ketegangan antara kedua negara bersenjata nuklir tersebut sejak  serangan mematikan di wilayah Kashmir yang dikelola India  pada tanggal 22 April, yang menurut India dilakukan oleh Pakistan. Pakistan membantah terlibat dalam serangan tersebut.

     

    SUMBER: AL JAZEERA

     

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Wapres Amerika Serikat, JD Vance Mengatakan Konflik India vs Pakistan ‘Bukan Urusan Kami’ – Halaman all

    Wapres Amerika Serikat, JD Vance Mengatakan Konflik India vs Pakistan ‘Bukan Urusan Kami’ – Halaman all

    Wapres Amerika Serikat, JD Vance Mengatakan Konflik India-Pakistan ‘Bukan Urusan Kami’

    TRIBUNNEWS.COM-  Wakil Presiden JD Vance mengatakan dalam sebuah wawancara hari ini bahwa konflik antara India dan Pakistan “pada dasarnya bukan urusan kami,” meskipun ia dan Presiden Donald Trump mendorong kedua negara untuk meredakan ketegangan.

    “Yang dapat kami lakukan adalah mencoba mendorong orang-orang ini untuk sedikit meredakan ketegangan, tetapi kami tidak akan terlibat di tengah-tengah perang yang pada dasarnya bukan urusan kami dan tidak ada hubungannya dengan kemampuan Amerika untuk mengendalikannya. Anda tahu, Amerika tidak dapat menyuruh orang India untuk meletakkan senjata mereka. Kami tidak dapat menyuruh orang Pakistan untuk meletakkan senjata mereka. Jadi, kami akan terus mengupayakan hal ini melalui jalur diplomatik,” kata Vance kepada Fox News.

    “Harapan dan ekspektasi kami adalah bahwa ini tidak akan berubah menjadi perang regional yang lebih luas atau, amit-amit, konflik nuklir,” lanjut Vance. “Saat ini, kami tidak berpikir itu akan terjadi.”

    Ketegangan terus meningkat antara India dan Pakistan, seperti yang dilaporkan CNN, dengan pejabat India mengatakan Pakistan menembakkan rudal dan pesawat nirawak ke lokasi militer di India dan Kashmir yang dikelola India. 

    Islamabad membantah klaim tersebut, tetapi sebelumnya mengatakan telah menewaskan 40 hingga 50 tentara India di sepanjang perbatasan de facto di Kashmir dan menjatuhkan lebih dari dua lusin pesawat nirawak India . Sementara itu, India mengonfirmasi telah menargetkan sistem pertahanan udara di Pakistan.

    Pergeseran dalam Kebijakan luar negeri Amerika

    Pernyataan JD Vance yang mengatakan ‘bukan urusan kami’ terkait ketegangan India-Pakistan mencerminkan kebijakan luar negeri era Trump, kata Michael Kugelman

    Setelah Wakil Presiden AS JD Vance menyatakan bahwa konflik yang sedang berlangsung antara India dan Pakistan “bukan urusan mereka,” 

    Seorang pakar Asia Selatan yang berkantor di Washington DC, Michael Kugelman, mengatakan bahwa komentar tersebut mencerminkan “pergeseran yang lebih luas dalam kebijakan luar negeri Amerika”. 

    Kugelman, seorang analis terkemuka dan Direktur South Asia Institute di Wilson Centre, menyatakan bahwa pernyataan Vance sejalan dengan sikap umum pemerintahan Trump terhadap urusan global.

    “Menurut saya, secara keseluruhan, apa yang saya pahami dari apa yang dikatakan JD Vance benar-benar mencerminkan pandangan luas pemerintahan Trump tentang kebijakan luar negeri,” kata Kugelman kepada media. “Artinya, AS tidak boleh terlalu memaksakan diri dalam urusan internasional.”

    Ia menambahkan bahwa meskipun Washington mungkin mendukung de-eskalasi pada prinsipnya, kecil kemungkinan Washington akan mencurahkan sumber daya diplomatik yang serius untuk menengahi konflik tersebut.

    “AS dengan senang hati menyatakan keinginannya agar India dan Pakistan meredakan ketegangan, tetapi AS tidak akan memperluas jangkauan secara signifikan untuk mencoba meredakan ketegangan kedua pihak,” kata Kugelman. “Itu akan menjadi perubahan signifikan dari pemerintahan Trump yang pertama.”

    ‘Bukan Urusan Kami’

    Sebelumnya pada hari itu, Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan bahwa konflik antara India dan Pakistan “pada dasarnya bukan urusan kami,” bahkan ketika ia dan Presiden Donald Trump mendorong kedua negara untuk meredakan ketegangan.

    “Apa yang dapat kami lakukan adalah mencoba mendorong orang-orang ini untuk sedikit meredakan ketegangan, tetapi kami tidak akan terlibat di tengah-tengah perang yang pada dasarnya bukan urusan kami dan tidak ada hubungannya dengan kemampuan Amerika untuk mengendalikannya,” kata Vance dalam sebuah wawancara dengan Fox News.

    “Anda tahu, Amerika tidak bisa menyuruh orang India meletakkan senjata mereka. Kami tidak bisa menyuruh orang Pakistan meletakkan senjata mereka. Jadi, kami akan terus mengupayakan hal ini melalui jalur diplomatik,” imbuhnya.

    Vance, yang telah lama menganjurkan pengurangan keterlibatan AS dalam konflik internasional, juga mengatakan: “Harapan dan ekspektasi kami adalah bahwa ini tidak akan berubah menjadi perang regional yang lebih luas atau, amit-amit, konflik nuklir. Saat ini, kami tidak mengira itu akan terjadi.”

    Pernyataannya muncul saat Pakistan melancarkan upaya yang gagal untuk menargetkan fasilitas militer di Jammu, Pathankot, dan beberapa kota India lainnya.

    Wakil Presiden AS JD Vance pada hari Kamis (8 Mei) mengatakan Washington memantau dengan saksama meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan, tetapi menegaskan bahwa konflik tersebut bukanlah perjuangan Amerika untuk ikut serta. 

    Berbicara kepada Fox News, Vance menekankan bahwa meskipun AS mendorong perdamaian, AS tidak akan campur tangan secara langsung.

    “Yang dapat kami lakukan adalah mencoba mendorong orang-orang ini untuk sedikit meredakan ketegangan,” kata Vance . “Namun, kami tidak akan terlibat dalam perang yang pada dasarnya bukan urusan kami dan tidak ada hubungannya dengan kemampuan Amerika untuk mengendalikannya.”

    Vance , seorang pendukung kuat pelepasan AS dari konflik internasional, menegaskan kembali bahwa India dan Pakistan perlu menangani situasi tersebut secara independen.

    Trump: ‘Kami tahu sesuatu akan terjadi’

    Menyusul serangan tepat sasaran India terhadap kamp-kamp teror di seberang perbatasan, Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa Washington memiliki indikasi sebelumnya mengenai tindakan yang direncanakan tersebut.

    “Kami baru saja mendengarnya saat kami memasuki pintu Oval,” kata Trump dalam konferensi pers. “Saya kira kami tahu sesuatu akan terjadi berdasarkan sedikit kejadian di masa lalu.”

    Trump menambahkan bahwa ia berharap situasi tidak akan memburuk lebih jauh. “Mereka telah bertempur selama beberapa dekade, dan berabad-abad jika Anda memikirkannya. Tidak, saya hanya berharap ini berakhir dengan sangat cepat,” katanya.

    Operasi Sindoor India

    Pemerintah India mengonfirmasi pada Rabu pagi (7 Mei) bahwa angkatan bersenjatanya telah melakukan serangan presisi terhadap basis teroris di Pakistan dan Jammu dan Kashmir yang diduduki Pakistan. Sembilan lokasi menjadi sasaran dalam operasi yang diberi nama ‘Operasi Sindoor.’

    Kementerian Pertahanan menggambarkan serangan itu sebagai “respons yang tepat dan terkendali” terhadap serangan teror Pahalgam, yang menewaskan 26 orang, sebagian besar warga sipil. Kementerian menekankan bahwa tidak ada fasilitas militer Pakistan yang menjadi sasaran, yang menggarisbawahi “pendekatan India yang terukur dan tidak menimbulkan eskalasi.”

    SUMBER: CNN, MINT