Negara: Pakistan

  • Pengusaha Proyeksi Ekspor Batu Bara RI ke China & India Lesu Tahun Ini

    Pengusaha Proyeksi Ekspor Batu Bara RI ke China & India Lesu Tahun Ini

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha memproyeksi volume ekspor batu bara ke China dan India merosot tahun ini. Hal ini tak lepas dari melemahnya permintaan dari kedua pasar terbesar emas hitam RI itu.

    Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA) Hendra Sinadia mengatakan, melemahnya permintaan itu terjadi karena China dan India tengah meningkatkan konsumsi energi dalam negeri.

    “Memang trennya di tahun 2025 ini akan mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Nah, ini karena tentu saja market demand-nya juga melemah di China dan India, mereka boosting domestic consumption,” kata Hendra dalam acara peluncuran laporan The Energy Shift Institute (ISI), Selasa (17/6/2025).

    Khusus pasar China, impor batu bara RI ke negara turun secara tahunan (yoy) dalam 3 bulan berturut-turut. Bea Cukai China mencatat impor batu bara dari Indonesia mencapai 14,28 juta ton pada April 2025. Volume impor itu merosot 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Kendati demikian, Hendra tak begitu khawatir. Sebab, permintaan batu bara untuk domestik dinilai masih tinggi. Hal ini seiring dengan pemerintah yang memiliki target mewujudkan swasembada energi.

    “[Permintaan batu bara] relatif masih cukup panjang hanya untuk memenuhi kepentingan domestik, apalagi di asta cita pemerintah, swasembada energi ini merupakan salah satu prioritas,” katanya.

    Lebih lanjut, Hendra juga mengungkapkan ketegangan geopolitik di Timur Tengah maupun India-Pakistan juga tak akan mengganggu kinerja ekspor batu bara.

    Pasalnya, sekitar 98% hingga 99% ekspor batu bara Indonesia ditujukan ke negara-negara di kawasan Asia.

    “Jadi kita banyak mendapat pertanyaan satu dua hari ini mengenai konflik di Timur Tengah, bagaimana dampaknya terhadap batu bara Indonesia, tentu saja minimum impak ya. jadi less impact lah gitu ya,” tutur Hendra.

  • Spesifikasi Rudal Balistik Shahab-3, Rudal Canggih Iran yang Mampu Tembus Iron Dome Israel

    Spesifikasi Rudal Balistik Shahab-3, Rudal Canggih Iran yang Mampu Tembus Iron Dome Israel

    Bisnis.com, JAKARTA — Rudal Shahab-3 menjadi salah satu pilar kekuatan strategis Iran dalam hal kemampuan balistik jarak menengah yang digunakan menggempur Israel.

    Dikutip melalui laman Missilethreat, senjata ini memiliki jangkauan hingga 1.300 kilometer, rudal ini memungkinkan Iran untuk menyerang sasaran di luar perbatasan langsungnya, termasuk wilayah Israel dan sebagian Arab Saudi.

    Pengembangan Shahab-3 dimulai pada pertengahan 1990 setelah Iran membeli rudal No Dong 1 dari Korea Utara. Meskipun pejabat Iran, termasuk mantan Menteri Pertahanan Ali Shamkhani, mengklaim bahwa Shahab-3 sepenuhnya dikembangkan oleh para insinyur dalam negeri, bukti fisik dan teknis menunjukkan kemiripan mencolok dengan rudal No Dong. Bahkan Pakistan turut menggunakan teknologi No Dong dalam pengembangan rudal Hatf-5 “Ghauri”-nya.

    No Dong sendiri diduga merupakan hasil adopsi teknologi rudal Rusia SS-3 (R-5), terutama karena menggunakan jenis bahan bakar dan oksidator yang serupa. Korea Utara memulai pengujian No Dong pada 1990, dan pada 1993 Iran serta Pakistan diperkirakan menyaksikan langsung uji coba rudal tersebut sebelum melakukan perjanjian pembelian atau alih teknologi.

    Shahab-3 merupakan rudal balistik berbahan bakar cair dan bermobilitas tinggi (road-mobile), dengan sistem peluncuran dari kendaraan Transporter-Erector-Launcher (TEL) atau silo. Rudal ini didesain oleh Iran Aviation Industries Organization (IAIO) dengan dukungan dari kelompok industri milik negara seperti Shahid Bagheri, Shahid Hermat, dan Shahid Karimi.

    Beberapa spesifikasi teknis utama Shahab-3 memiliki panjang antara 15,6 hingga 16,58 meter dengan diameter 1,25–1,38 meter dan bobot peluncuran 17.410 kg.

    Rudal ini memiliki jangkauan hingga 800–1.300 km. Dengan payload hingga 760–1.200 kg. Serta memiliki jenis hulu ledak konvensional, nuklir, kimia, atau submunisi.

    Untuk sistem navigasi rudal ini menggunakan inertial guidance (INS), dengan peningkatan akurasi pada varian lanjut menggunakan teknologi China.

    Adapun, kemampuan hulu ledak nuklir dimungkinkan, dengan pengembangan sistem fuzing dan arming di awal 2000-an

    Shahab-3 juga menggunakan kendaraan reentry terpisah, suatu langkah signifikan menuju kemampuan multi-tahap dan pengiriman hulu ledak lebih berat.

    Uji coba pertama Shahab-3 dilakukan pada Juli 1998, namun dinyatakan gagal. Keberhasilan signifikan mulai tercatat pada 2000 dan 2002. Pada Juli 2003, Iran mengumumkan bahwa rudal tersebut telah memasuki fase operasional, setelah uji coba kesembilan berhasil menempuh jarak lebih dari 1.300 km.

    Antara 1998 dan 2017, Iran tercatat melakukan 21 kali uji coba penerbangan Shahab-3 dan variannya. Produksi awal diperkirakan sebanyak 12–15 unit per tahun. Hingga pertengahan 2017, jumlah peluncur Shahab-3 yang dikerahkan diperkirakan di bawah 50 unit, sebagian besar dioperasikan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), bukan oleh militer konvensional.

    Dengan kemampuan menjangkau sasaran sejauh 1.300 km dan kemungkinan membawa hulu ledak nuklir, Shahab-3 menjadi komponen vital dalam doktrin pencegahan Iran. Meski akurasinya pada varian awal masih rendah (sekitar 2.500 meter Circular Error Probable/CEP), peningkatan sistem kendali dan pengembangan varian lanjut memperkuat peran rudal ini sebagai alat politik dan militer.

    Shahab-3 mencerminkan ambisi Iran dalam memperluas kekuatan strategisnya, memanfaatkan kemajuan teknologi rudal sebagai instrumen tekanan di Timur Tengah. Dalam konteks geopolitik saat ini, eksistensi dan potensi penggunaan Shahab-3 tetap menjadi perhatian serius komunitas internasional.

  • Kekuatan Nuklir Muslim ‘Ngamuk’ Israel Serang Iran, Serukan Hal Ini

    Kekuatan Nuklir Muslim ‘Ngamuk’ Israel Serang Iran, Serukan Hal Ini

    GELORA.CO – Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif mendesak negara-negara Muslim untuk bersatu menghadapi Israel. Hal ini menyusul serangan udara terhadap fasilitas militer dan nuklir Iran.

    Dalam pidatonya di Majelis Nasional pada Sabtu (14/6/2025), Asif memperingatkan bahwa kegagalan dunia Islam untuk merespons secara kolektif hanya akan memperparah ketegangan dan agresi di kawasan Timur Tengah. Maka itu, persatuan untuk menghadapi Israel merupakan hal yang sangat diperlukan.

    “Israel tidak bertindak sendiri. Mereka mendapat intelijen, perlindungan, dan dukungan,” tegas Asif, seperti dikutip RT. Ia menekankan bahwa umat Muslim saat ini “rentan secara militer” dan menyerukan aksi bersama demi mencegah eskalasi lebih lanjut.

    Menurutnya, serangan Israel terhadap Iran, Yaman, dan Palestina menunjukkan pola agresi yang terkoordinasi. “Jika dunia Muslim tidak bersatu hari ini dan terus memprioritaskan agenda masing-masing, maka giliran semua orang akan tiba,” ujar Asif kepada anggota parlemen.

    Ia juga mendesak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk segera menggelar pertemuan darurat dan menyusun langkah strategis terhadap Israel. Pakistan, lanjut Asif, menyatakan dukungan penuh terhadap Iran.

    “Di mana pun ada hubungan diplomatik dengan Israel di dunia Muslim, hubungan itu harus diputus,” tuturnya lagi. “Kami akan mendukung Iran di setiap forum internasional untuk melindungi kepentingannya.”

    Sebelumnya, jet tempur Israel menggempur sejumlah situs militer dan nuklir di Iran pada Jumat pagi, termasuk menewaskan beberapa komandan senior dan ilmuwan nuklir. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut serangan itu sebagai upaya mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

    Iran merespons dengan meluncurkan rudal balistik ke sejumlah kota di Israel, termasuk Tel Aviv. Meski Amerika Serikat (AS) membantah keterlibatannya, Presiden Donald Trump menyatakan dukungan terhadap operasi militer Israel. Imbasnya, Iran menghentikan sementara pembicaraan nuklir dengan Washington.

  • Pakistan Tutup Wilayah Perbatasan Imbas Perang Israel vs Iran

    Pakistan Tutup Wilayah Perbatasan Imbas Perang Israel vs Iran

    Jakarta

    Pakistan telah menutup semua penyeberangan perbatasannya dengan negara tetangganya, Iran, untuk waktu yang tidak ditentukan. Hal tersebut buntut saling serang antara Israel dan Iran.

    “Fasilitas perbatasan di lima distrik-Chaghi, Washuk, Panjgur, Kech dan Gwadar-telah ditangguhkan,” kata pejabat senior di provinsi Balochistan, Qadir Bakhsh Pirkani, dilansir kantor berita AFP, Senin (16/6/2025).

    Israel diketahui telah melancarkan serangan ke pusat Teheran mulai Jumat (13/6/2025). Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan serangan balasan kepada Israel setelah sejumlah fasilitas nuklir dan militernya diserang.

    Teheran membalas dengan rentetan serangan drone dan rudal pada Jumat (13/6) malam dan Sabtu (14/6) pagi yang menargetkan wilayah Israel.

    Pada Sabtu (14/6) dini hari, Angkatan Udara Israel melancarkan rentetan serangan menargetkan pertahanan udara Iran, termasuk lokasi-lokasi peluncur rudal, untuk melumpuhkan kemampuan militer negara tersebut.

    Pada Senin (16/6), Iran telah menginformasikan kepada mediator Qatar dan Oman pihaknya menutup melakukan negosiasi gencatan senjata saat diserang Israel. Iran menyampaikan tidak akan berunding kala diserang.

    “Iran memberi tahu mediator Qatar dan Oman bahwa mereka hanya akan melakukan negosiasi serius setelah Iran menyelesaikan tanggapannya terhadap serangan pendahuluan Israel,” kata pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas konflik tersebut.

    (wnv/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perang Lawan Israel, Apakah Iran Punya Senjata Nuklir?

    Perang Lawan Israel, Apakah Iran Punya Senjata Nuklir?

    Jakarta

    Perang Israel dan Iran memanas. Infrastruktur nuklir Iran pun harus dihancurkan oleh Israel imbas peperangan tersebut pada Jumat (13/6) pagi. Iran sendiri telah meluncurkan drone dan rudal ke wilayah Israel demi membalas serangan Israel beberapa hari lalu. Serangan balasan Iran ini dinilai dapat berpeluang membuat negara lain ikut terlibat dalam perang.

    Dalam sebuah pernyataan, Israel memperingatkan bahwa Iran semakin dekat untuk memiliki senjata nuklir. Israel menyebutnya sebagai ‘ancaman eksistensial’ bagi dunia.

    Iran saat ini tidak memiliki senjata nuklir, tetapi analis Barat mengatakan bahwa Iran memiliki pengetahuan dan infrastruktur untuk memproduksinya dalam waktu yang cukup singkat jika para pemimpinnya memilih untuk melakukannya, menurut Council on Foreign Relations (CFR).

    Analis CFR mengatakan bahwa Iran dapat memproduksi cukup bahan fisi untuk senjata dalam beberapa bulan, sementara beberapa memperkirakan negara itu dapat melakukannya hanya dalam satu atau dua minggu.

    Melansir News Nation Now, sudah jadi perdebatan panjang apakah Iran memang sedang mengembangkan senjata nuklir atau hanya ketakutan biasa. Yang pasti, AS ketar-ketir walaupun meyakini bahwa Iran sudah mengakhiri program pengembangannya pada 2003.

    Kekhawatiran tentang ambisi nuklir Iran kembali meningkat pada bulan Mei, ketika pengawas nuklir PBB mengatakan Teheran telah menambah persediaan uraniumnya yang mendekati tingkat senjata. Laporan tersebut, yang dilihat oleh The Associated Press, mengeluarkan peringatan keras, dengan mengatakan bahwa Iran sekarang adalah ‘satu-satunya negara non-senjata nuklir yang memproduksi bahan semacam itu’.

    Sementara itu, Iran telah menyatakan bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan damai.

    Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, sembilan negara memiliki senjata nuklir pada awal tahun 2025: AS, Rusia, Prancis, Tiongkok, Inggris, India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara.

    Lebih lanjut, Iran tidak memiliki senjata nuklir, tetapi memiliki persediaan rudal balistik terbesar di Timur Tengah. Pada tahun 2022, Komando Pusat AS memperkirakan bahwa Iran memiliki lebih dari 3.000 rudal balistik di gudang senjatanya — yang beberapa di antaranya dapat mencapai Tel Aviv.

    (ask/fay)

  • Langit Israel dan Iran Sepi Pesawat di Aplikasi FlightRadar24

    Langit Israel dan Iran Sepi Pesawat di Aplikasi FlightRadar24

    Jakarta

    Israel dan Iran masih saling berbalas serangan. Dampaknya, langit kedua negara kosong dari penerbangan dalam pantauan aplikasi FlightRadar24.

    Israel melancarkan serangan ke Iran sejak Jumat (13/6) yang menghancurkan komando militer Iran dan merusak situs nuklirnya. Iran juga telah bersumpah akan membuka ‘gerbang neraka’ sebagai serangan balasan terhadap Israel.

    Kementerian Kesehatan Iran mengatakan bahwa serangan Israel selama tiga hari di negara itu telah menewaskan 224 orang dan melukai lebih dari 1.200 orang. Upaya gencatan senjata yang ditengahi Oman dan Qatar belum membuahkan hasil untuk menghentikan perang Iran-Israel.

    Israel menyerang dengan 200 jet tempur yang menyerang 100 target. Iran membalas dengan 100 drone dan puluhan rudal yang sebagian ditangkis oleh Iron Dome milik Israel.

    Dampaknya begitu nyata untuk dunia penerbangan. Dipantau detikINET dari aplikasi pemantau penerbangan FlightRadar24, Senin (16/6/2025) langit Israel dan Iran bersih dari penerbangan pesawat.

    Bukan cuma Israel dan Iran, negara-negara yang terjepit di antara konflik Iran-Israel juga mengosongkan penerbangannya. Suriah, Irak, Kuwait, Lebanon dan Yordania juga tampak bersih dari jalur pesawat.

    Semua pesawat berputar menghindari kemungkinan jalur rudal dan jet tempur Israel yang menyerang Iran dan sebaliknya. Tampak ratusan pesawat berputar ke Selatan lewat UEA, menyusuri Teluk Persia, ke Arab Saudi, Mesir, lalu melanjutkan perjalanan ke Eropa atau sebaliknya ke Asia.

    Ada juga yang berputar ke Utara. Ratusan pesawat tampak dari Turki ke Azerbaijan, Turkmenistan, Afghanistan, Pakistan dan sebaliknya untuk yang mau ke Asia atau Eropa.

    Sementara itu, langit Ukraina juga kosong dari pesawat sebagai dampak perang dengan Rusia. Sehingga, saat ini tampak ada dua wilayah bolong di dunia ini yang tidak dilewati pesawat terbang yaitu Iran dan tetangganya serta Ukraina.

    Lihat Video ‘Malam Mencekam di Yerusalem, Sirene Meraung Kala Iran Bombardir Israel’:

    (fay/rns)

  • Iran Siap Lawan Serangan Israel, Dapat Dukungan Pakistan

    Iran Siap Lawan Serangan Israel, Dapat Dukungan Pakistan

    JAKARTA – Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, memperingatkan Israel akan adanya respons militer yang lebih keras dari Angkatan Bersenjata Iran jika Tel Aviv melanjutkan serangannya terhadap Republik Islam tersebut.

    Pernyataan itu disampaikan Pezeshkian dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, sebagaimana dilaporkan oleh ANTARA, Minggu, 15 Juli 2025. Dalam pembicaraan tersebut, Pezeshkian mengecam agresi Israel yang disebutnya didukung oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, serta menegaskan kesiapan Iran untuk membalas secara lebih kuat jika serangan berlanjut.

    Ia juga mengkritik standar ganda negara-negara Barat terkait isu hak asasi manusia. Menurutnya, negara-negara yang mengklaim membela HAM justru mendukung dan memfasilitasi tindakan Israel dengan menyediakan senjata dan peralatan militer.

    “Bahkan perang memiliki aturannya sendiri, tetapi rezim Zionis yang didukung negara-negara Barat telah mengabaikan semua aturan tersebut,” tegas Pezeshkian.

    Presiden Iran itu juga merespons serangan yang dilancarkan Israel pada malam sebelumnya, menyebut bahwa Republik Islam memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri dan tidak akan tinggal diam menghadapi agresi terhadap wilayah, rakyat, dan ilmuwannya.

    “Kami berhasil menjatuhkan beberapa peralatan militer rezim Zionis yang diklaim siluman dan kebal. Jika mereka kembali melakukan agresi, mereka akan menghadapi balasan yang lebih keras dari angkatan bersenjata Iran,” katanya.

    Pezeshkian menegaskan bahwa serangan tersebut menunjukkan pentingnya penguatan kemampuan pertahanan nasional. “Iran selalu mengupayakan perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia, namun insiden-insiden seperti ini membuktikan bahwa tanpa pertahanan yang kuat, kami bisa menjadi sasaran kekerasan dari rezim kriminal dan pembunuh,” ujarnya.

    Lebih lanjut, ia menuding adanya koordinasi antara Israel dan Amerika Serikat dalam menyerang wilayah Iran di tengah proses negosiasi, sebagai bukti ketidakjujuran dan ketidakpatuhan terhadap norma diplomatik.

    Dalam kesempatan yang sama, Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, menyampaikan dukungan penuh dari pemerintah dan rakyat Pakistan kepada Iran. Ia mengutuk serangan Israel sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional dan menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban jiwa dari kalangan warga, pejabat, dan ilmuwan Iran.

    Sharif juga menyatakan keinginan Pakistan untuk terus bekerja sama dengan Iran, termasuk dalam memfasilitasi pemulangan para peziarah haji, serta menitipkan salam hangat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei.

  • Timur Tengah Memanas, Sederet Bank Sentral Diproyeksikan Tahan Suku Bunga

    Timur Tengah Memanas, Sederet Bank Sentral Diproyeksikan Tahan Suku Bunga

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank sentral berbagai negara diproyeksi akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya jelang pengumuman beberapa pekan ke depan.

    Dilansir dari Bloomberg, Minggu (15/6/2025), para pejabat bank sentral dari Washington hingga London telah menyatakan kewaspadaannya atas potensi peningkatan inflasi dan ketidakpatuhan arus perdagangan. Ketegangan baru di Timur Tengah antara Israel dan Iran juga menambah kekhawatiran mereka.

    Para investor sendiri akan memfokuskan perhatian ke bank sentral AS Federal Reserve alias The Fed yang akan mengambil keputusan pada Rabu (18/6/2025) waktu setempat.

    Para ekonom Bloomberg memperkirakan para pejabat The Fed masih perlu waktu beberapa bulan lagi untuk dapat membuat penilaian yang pasti tentang implikasi kebijakan Presiden AS Donald Trump terhadap perekonomian negeri Paman Sam. Oleh sebab itu, The Fed diperkirakan masih akan menahan suku bunganya.

    Secara keseluruhan, bank-bank sentral yang bertanggung jawab atas enam dari 10 mata uang yang paling banyak diperdagangkan di dunia akan mengambil keputusan dalam waktu dekat.Di antara mereka, hanya bank sentral Swedia dan Swiss yang diperkirakan para ekonom akan menurunkan suku bunganya.

    Asia

    Pekan ini merupakan minggu yang penting bagi bank sentral di Asia, dengan sebagian besar diperkirakan tidak mengubah suku bunganya di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan dan ketegangan di Timur Tengah.

    Pada Senin, bank sentral Pakistan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga, diikuti oleh Jepang pada hari Selasa. Suku bunga diperkirakan akan tetap dipertahankan setelah Gubernur Kazuo Ueda mengisyaratkan inflasi masih belum mencapai target.

    Bank Indonesia diperkirakan tidak mengubah suku bunga pada Rabu, demikian pula Taiwan pada Kamis karena ekonominya mengalami volatilitas mata uang yang membuat dolar Taiwan mencapai titik tertinggi dalam tiga tahun.

    Sementara China diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pinjaman pada Jumat. Filipina adalah satu-satunya bank sentral di kawasan tersebut yang terlihat memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin karena meredanya inflasi.

    Eropa, Timur Tengah, Afrika

    Bank Sentral Eropa mengumumkan keputusan suku bunganya pada Kamis, sehari setelah angka inflasi Inggris dirilis. Para ekonom memproyeksikan suku bunga akan bertahan di 4,25%.

    Riksbank Swedia sudah memangkas suku bunga sebesar 175 basis poin sejak Mei 2024. Hanya saja, pertumbuhan ekonomi yang melambat dan angka inflasi yang rendah, dikombinasikan dengan ketidakpastian perdagangan, membuat bank sentral negara yang bergantung kepada ekspor itu kemungkinan akan melakukan pelonggaran kembali pada Rabu.

    Di Namibia pada hari yang sama, para pejabat juga kemungkinan akan menurunkan suku bunga mereka pada saat inflasi berada di batas bawah kisaran target 3% hingga 6%.

    Sementara Bank sentral Norwegia akan ambil putusan Kamis. Norges Bank diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya di 4,5%.

    Pada hari yang sama, Bank Nasional Swiss juga diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin. Itu akan membawa suku bunga ke nol, level yang belum pernah disentuh oleh para pejabat sebelumnya—meskipun sebelumnya sudah pernah ada di wilayah negatif.

    Botswana juga mungkin memangkas suku bunga pada Kamis untuk membantu menopang perekonomian karena inflasi diperkirakan akan tetap rendah.

    Bank sentral Turki diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya pada 46% pada hari yang sama. Para pejabat telah menggunakan cara lain untuk melonggarkan kebijakan di tengah melambatnya inflasi, seperti menurunkan biaya pendanaan rata-rata dari hampir 50% menjadi mendekati suku bunga acuan.

    Amerika Latin

    Bank sentral Chili, yang dipimpin oleh Gubernur Rosanna Costa, pada Selasa kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada 5%.

    Bank sentral Brasil turut diproyeksikan tidak terburu-buru memangkas suku bunga acuannya pada Rabu. Saat ini, suku bunga acuannya berada di 14,75%.

  • Dukung Iran, Pakistan Serukan Persatuan Muslim Melawan Israel

    Dukung Iran, Pakistan Serukan Persatuan Muslim Melawan Israel

    GELORA.CO – Pakistan bertekad untuk terus “mendukung Iran” dan menyerukan persatuan Muslim melawan Israel pada Sabtu, 14 Juni 2025. Seruan ini disampaikan Pakistan di saat Israel dan Iran saling melancarkan serangan sejak Jumat kemarin.

    Berbicara di Majelis Nasional, Menteri Pertahanan Pakistan Khwaja Asif mengatakan bahwa negara-negara Muslim sekarang harus meluncurkan inisiatif untuk menunjukkan persatuan melawan Israel.

    “Israel telah menargetkan Iran, Yaman, dan Palestina. Jika negara-negara Muslim tidak bersatu sekarang, masing-masing akan menghadapi nasib yang sama,” ucap Asif, dikutip dari Anadolu Agency.

    Ia mendesak negara-negara Muslim, yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, untuk segera memutuskan hubungan. Asif juga mengatakan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) harus bersidang untuk merumuskan strategi bersama.

    Asif mengatakan Pakistan memiliki hubungan  mendalam dengan Iran, dan Islamabad mendukung Teheran di masa sulit seperti saat ini.

    “Kami mendukung Iran dan akan mendukung mereka di setiap forum internasional untuk melindungi kepentingan mereka,” tutur Asif.

    Wakil Perdana Menteri Pakistan dan Menteri Luar Negeri Ishaq Dar pada hari Jumat juga menyebut serangan Israel terhadap Iran sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Iran.”

    “Pakistan berdiri dalam solidaritas dengan pemerintah dan rakyat Iran,” ujar Dar.

    Ia juga berbicara dengan Menlu Iran Seyed Abbas Araghchi melalui telepon dan menegaskan kembali dukungan kuat Pakistan kepada pemerintah dan rakyat Iran untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.

    Pada Jumat dini hari, pasukan Israel menyerang Iran, menghantam fasilitas nuklir dan rudal serta menewaskan lebih dari 104 orang, termasuk komandan militer dan ilmuwan tinggi, dan melukai hampir 380 lainnya.

    Menurut sejumlah laporan, Iran menanggapi dengan rudal balistik yang menargetkan beberapa wilayah di Israel, menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 170 lainnya.

    Serangan Israel telah menewaskan kepala staf Iran, komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), beberapa komandan tinggi, dan ilmuwan nuklir.

    Banyak negara, termasuk Turki dan Pakistan, telah mengutuk tindakan Israel.

  • PBB Gelar Rapat Darurat Mendadak, Iran Marah-Israel Dihujani Kecaman

    PBB Gelar Rapat Darurat Mendadak, Iran Marah-Israel Dihujani Kecaman

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar rapat darurat pada Jumat waktu setempat di markas besar PBB, New York, untuk membahas meningkatnya konflik militer antara Israel dan Iran. Ketegangan terbaru ini mendorong kekhawatiran global soal potensi perang yang lebih luas di kawasan Timur Tengah.

    Iran menuduh Israel melakukan serangan yang kejam dan tidak berdasar. Duta Besar Iran untuk PBB menyebut tindakan Israel sebagai “kriminal dan barbar”.

    “Pejabat Israel secara terang-terangan menyatakan bahwa agresi ini bertujuan untuk menghancurkan fasilitas nuklir kami. Pernyataan ini cukup menjadi bukti motif sebenarnya, yakni membunuh diplomasi, menggagalkan negosiasi, dan menyeret kawasan ke konflik yang lebih luas. Tidak ada ruang untuk penyangkalan,” kata Duta Besar Iran, Amir Iravani.

    Sementara itu, Israel membela tindakannya dengan alasan keamanan nasional dan regional. Danny Danon, Duta Besar Israel, mengatakan bahwa negaranya bertindak untuk mencegah ancaman besar.

    “Kami bertindak untuk mencegah ancaman yang tidak hanya membahayakan Israel, tapi seluruh dunia. Kami tidak akan diam ketika rakyat kami dijadikan target. Tidak lagi. Tidak pernah,” tegas Danon.

    Pakistan Ikut Murka, Rusia-China Angkat Bicara

    Sementara Duta Besar Pakistan untuk PBB, Asim Ahmad, memperingatkan tindakan militer seperti ini dapat mengikis kepercayaan dan merusak upaya diplomasi.

    “Tindakan ini berisiko mengikis kepercayaan dan kesakralan proses negosiasi, yang sangat penting bagi penyelesaian damai,” ucapnya.

    Kecaman keras juga datang dari Rusia dan China. Kedua negara menilai serangan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional.

    “Apa pun alasan yang dikemukakan Israel, tindakan ini merupakan pelanggaran berat terhadap Piagam PBB dan hukum internasional,” kata Vassily Nebenzia, Duta Besar Rusia.

    “Kami mendesak Israel untuk segera menghentikan petualangan militer dan menghindari eskalasi lebih lanjut,” tambah Fu Cong, Duta Besar China.

    Mengutip laporan dari Al Jazeera, pertemuan berlangsung selama dua setengah jam dan dilanjutkan konsultasi tertutup selama satu jam. Meski rapat berlangsung intens, belum ada langkah nyata yang diambil PBB.

    Foto: Duta Besar dan Perwakilan Tetap Iran Amir Saeid Iravani menyampaikan sambutannya setelah menghadiri pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyusul serangan Israel terhadap Iran, di markas besar PBB di New York City, AS, 13 Juni 2025. (REUTERS/Eduardo Munoz)
    Duta Besar dan Perwakilan Tetap Iran Amir Saeid Iravani menyampaikan sambutannya setelah menghadiri pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyusul serangan Israel terhadap Iran, di markas besar PBB di New York City, AS, 13 Juni 2025. (REUTERS/Eduardo Munoz)

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]