Negara: Pakistan

  • Bertambah, 321 Orang Tewas Akibat Banjir-Longsor di Pakistan

    Bertambah, 321 Orang Tewas Akibat Banjir-Longsor di Pakistan

    Islamabad

    Petugas penyelamat Pakistan berjuang keras untuk mengevakuasi jenazah dari puing-puing setelah banjir bandang dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan monsun lebat melanda wilayah utara negara tersebut. Dalam waktu 48 jam terakhir, jumlah korban tewas dilaporkan bertambah menjadi sedikitnya 321 orang.

    Otoritas Manajemen Bencana Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, seperti dilansir AFP, Sabtu (16/8/2025), melaporkan bahwa sebagian besar korban tewas, atau sebanyak 307 korban tewas di antaranya, ada di area pegunungan provinsi tersebut.

    Para korban kehilangan nyawa akibat banjir bandang dan rumah-rumah yang ambruk. Terdapat 15 wanita dan 13 anak-anak di antara korban tewas di provinsi itu.

    Sekitar 23 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Sembilan orang lainnya tewas di area Kashmir yang dikuasai Pakistan, sedangkan lima korban tewas lainnya ada di wilayah utara Gilgit Baltistan.

    Dilaporkan juga bahwa lima orang lainnya, termasuk dua pilot, tewas ketika sebuah helikopter pemerintah jatuh akibat cuaca buruk saat menjalankan misi penyelamatan pada Jumat (15/8).

    Badan penyelamat Provinsi Khyber Pakhtunkhwa mengatakan kepada AFP bahwa sekitar 2.000 petugas penyelamat terlibat dalam upaya evakuasi jenazah dari reruntuhan dan puing, serta memberikan bantuan di sembilan distrik yang terdampak, di mana hujan masih menghambat upaya semacam itu.

    “Hujan deras, tanah longsor di beberapa area, dan jalanan yang tergenang memberikan tantangan yang signifikan dalam penyaluran bantuan, terutama dalam pengangkutan alat berat dan ambulans,” kata juru bicara badan penyelamat Kyhber Pakhtunkhwa, Bilal Ahmed Faizi, kepada AFP.

    “Karena penutupan jalan di sebagian besar wilayah, para petugas penyelamat berjalan kaki untuk melakukan operasi di daerah-daerah terpencil,” sebutnya.

    “Mereka berusaha mengevakuasi korban selamat, tetapi sangat sedikit orang yang mengungsi karena kematian kerabat atau orang tercinta mereka yang terjebak di reruntuhan,” ucap Ahmed Faizi.

    Pemerintah Provinsi Kyhber Pakhtunkhwa telah menetapkan distrik pegunungan Buner, Bajaur, Swat, Shangla, Mansehra, dan Battagram sebagai area terdampak bencana. Pemerintah Provinsi Khyber Pakhtunkhwa juga mengumumkan hari berkabung pada Sabtu (16/8), dengan pengibaran bendera setengah tiang.

    Badan meteorologi setempat telah mengeluarkan peringatan hujan lebat untuk wilayah barat laut Pakistan, dan mengimbau masyarakat untuk mengambil “tindakan pencegahan”.

    Musim monsun membawa sekitar tiga perempat curah hujan tahunan ke wilayah Asia Selatan, yang vital bagi pertanian dan ketahanan pangan, namun juga membawa kerusakan. Longsor dan banjir bandang sering terjadi selama musim ini, yang biasanya dimulai pada Juni dan mereda pada akhir September.

    Lihat juga Video ‘Badai Debu di Pakistan, 8 orang Tewas’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Banjir-Longsor di Pakistan Tewaskan Nyaris 200 Orang dalam 24 Jam

    Banjir-Longsor di Pakistan Tewaskan Nyaris 200 Orang dalam 24 Jam

    Islamabad

    Banjir bandang dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan monsun lebat melanda wilayah Pakistan bagian utara. Sedikitnya 199 orang tewas dalam waktu 24 jam akibat berbagai insiden yang terjadi saat bencana alam itu terjadi.

    Bencana banjir dan longsor ini memicu situasi mengerikan yang disebut oleh penduduk setempat bagaikan “kiamat”.

    Laporan para pejabat nasional dan lokal Pakistan, seperti dilansir AFP, Sabtu (16/8/2025), menyebut bahwa sebanyak 180 korban tewas di antaranya berada di area Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

    Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan menambahkan bahwa sekitar sembilan korban tewas lainnya ada di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan dan lima korban tewas lainnya ada di wilayah Gilgit-Baltistan.

    Sebagian besar korban tewas akibat banjir bandang dan rumah-rumah yang ambruk, dengan para korban tewas termasuk 19 wanita dan 17 anak-anak. Sebanyak 28 orang lainnya mengalami luka-luka di wilayah-wilayah tersebut.

    Sekitar lima orang lainnya, termasuk dua pilot, menurut kepala menteri Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Ali Amin Gandapur, tewas ketika sebuah helikopter pemerintah wilayah provinsi tersebut terjatuh akibat cuaca buruk saat menjalankan misi penyelamatan.

    Pemerintah provinsi tersebut menyatakan distrik pegunungan Buner, Bajaur, Mansehra, dan Battagram sebagai area-area terdampak parah bencana tersebut.

    Di Bajaur, distrik suku yang berbatasan dengan Afghanistan, kerumunan orang berkumpul di sekitar ekskavator yang sedang menggali area perbukitan yang diselimuti lumpur. Doa pemakaman dimulai di area padan rumput di dekatnya, dengan orang-orang berkabung di depan beberapa jenazah yang ditutupi selimut.

    “Saya mendengar suara keras seolah-olah gunung itu longsor. Saya bergegas keluar dan melihat seluruh area berguncang, seolah-olah akhir dunia akan tiba,” tutur seorang penduduk distrik Buner, Azizullah, kepada AFP. Puluhan korban tewas dan korban luka tercatat di Buner.

    “Saya pikir itu kiamat,” ucapnya. “Tanah bergetar karena derasnya air, dan rasanya seperti kematian sedang menatap saya,” kata Azizullah.

    Badan meteorologi setempat telah mengeluarkan peringatan hujan lebat untuk wilayah barat laut Pakistan, mengimbau masyarakat untuk menghindari “paparan yang tidak perlu ke area-area rentan”.

    Pemerintah Khyber Pakhtunkhwa mengumumkan hari berkabung pada Sabtu (16/8) waktu setempat.

    “Bendera setengah tiang akan dikibarkan di seluruh wilayah provinsi ini, dan para korban tewas akan dimakamkan dengan penghormatan kenegaraan penuh,” demikian pernyataan kantor kepala menteri Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Ali Amin Gandapur.

    Lihat juga Video ‘Badai Debu di Pakistan, 8 orang Tewas’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Hujan Deras Picu Banjir-Tanah Longsor di Pakistan, 30 Orang Tewas

    Hujan Deras Picu Banjir-Tanah Longsor di Pakistan, 30 Orang Tewas

    Jakarta

    Hujan deras memicu tanah longsor dan banjir bandang di Pakistan utara, menewaskan sedikitnya 30 orang. Banyak orang lainnya terjebak di reruntuhan rumah mereka.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (15/8/2025, setidaknya 23 orang tewas dalam 24 jam terakhir di provinsi pegunungan Khyber Pakhtunkhwa, sementara tujuh orang tewas di area wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan, kata otoritas penanggulangan bencana regional pada hari Jumat (15/8).

    Hujan deras menghanyutkan beberapa rumah di distrik Bajaur di barat laut Pakistan, menewaskan 16 orang dan membuat lebih dari 20 orang lainnya terlantar, kata badan penanggulangan bencana provinsi kepada AFP.

    Badan Meteorologi juga telah mengeluarkan peringatan hujan deras untuk wilayah barat laut, mendesak masyarakat untuk menghindari “paparan yang tidak perlu ke daerah-daerah rentan”.

    Musim hujan tahunan membawa 70 hingga 80 persen curah hujan ke Asia Selatan, yang vital bagi pertanian dan ketahanan pangan, tetapi juga membawa kerusakan.

    Sebelumnya pada tahun 2022, banjir selama musim hujan telah menenggelamkan sepertiga wilayah negara tersebut dan menewaskan 1.700 orang.

    Lihat juga Video: Melihat Parahnya Dampak Banjir di India, 4 Nyawa Melayang

    (ita/ita)

  • Trump Diam-diam Ngebet Dapat Nobel Perdamaian

    Trump Diam-diam Ngebet Dapat Nobel Perdamaian

    JAKARTA – Presiden AS Donald Trump diduga punya hasrat meraih Nobel Perdamaian. Ini diisyaratkan lewat kabar berembus yang menyebut Trump diam-diam bertanya nominasi Nobel Perdamaian ketika menelepon menteri keuangan Norwegia bulan lalu.

    Beberapa negara termasuk Israel, Pakistan, dan Kamboja mencalonkan Trump untuk Nobel Perdamaian karena menjadi perantara perjanjian damai atau gencatan senjata.

    Trump dilaporkan harian bisnis Norwegia, Dagens Naeringsliv, mengaku pantas menerima penghargaan yang diberikan Norwegia tersebut. Nobel ini juga diterima oleh empat pendahulu Gedung Putih.

    “Tiba-tiba, ketika Menteri Keuangan Jens Stoltenberg sedang berjalan-jalan di Oslo, Donald Trump menelepon,” lapor Dagens Naeringsliv, mengutip sumber anonim dilansir Reuters, Kamis, 14 Agustus.

    “Dia menginginkan Hadiah Nobel – dan membahas tarif,” kata sumber itu.

    Gedung Putih, Kementerian Keuangan Norwegia, dan Komite Nobel Norwegia tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Dengan ratusan kandidat yang dinominasikan setiap tahun, para pemenang dipilih oleh Komite Nobel Norwegia, yang lima anggotanya ditunjuk oleh parlemen Norwegia sesuai dengan keinginan industrialis Swedia abad ke-19, Alfred Nobel.

    Pengumuman tersebut akan diumumkan pada Oktober di Oslo.

    Surat kabar Norwegia tersebut mengatakan ini bukan pertama kalinya Trump menyinggung soal hadiah Nobel dalam percakapannya dengan Stoltenberg, mantan sekretaris jenderal aliansi militer NATO.

    Surat kabar tersebut mengutip Stoltenberg yang mengatakan panggilan telepon tersebut bertujuan untuk membahas tarif perdagangan dan kerja sama ekonomi sebelum Trump menelepon Perdana Menteri Norwegia Jonas Stoere.

    Ketika ditanya apakah Trump mempermasalahkan hadiah Nobel, Stoltenberg berkata: “Saya tidak akan membahas lebih jauh isi percakapan tersebut.”

    Beberapa pejabat Gedung Putih, termasuk Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, turut serta dalam panggilan telepon tersebut, kata Stoltenberg.

    Gedung Putih pada 31 Juli mengumumkan tarif 15% untuk impor dari Norwegia, sama seperti yang diberlakukan Uni Eropa.

    Stoltenberg mengatakan Norwegia dan Amerika Serikat masih dalam pembicaraan mengenai tarif tersebut.

  • Trump Diam-diam Ngebet Dapat Nobel Perdamaian

    Trump Diam-diam Ngebet Dapat Nobel Perdamaian

    JAKARTA – Presiden AS Donald Trump diduga punya hasrat meraih Nobel Perdamaian. Ini diisyaratkan lewat kabar berembus yang menyebut Trump diam-diam bertanya nominasi Nobel Perdamaian ketika menelepon menteri keuangan Norwegia bulan lalu.

    Beberapa negara termasuk Israel, Pakistan, dan Kamboja mencalonkan Trump untuk Nobel Perdamaian karena menjadi perantara perjanjian damai atau gencatan senjata.

    Trump dilaporkan harian bisnis Norwegia, Dagens Naeringsliv, mengaku pantas menerima penghargaan yang diberikan Norwegia tersebut. Nobel ini juga diterima oleh empat pendahulu Gedung Putih.

    “Tiba-tiba, ketika Menteri Keuangan Jens Stoltenberg sedang berjalan-jalan di Oslo, Donald Trump menelepon,” lapor Dagens Naeringsliv, mengutip sumber anonim dilansir Reuters, Kamis, 14 Agustus.

    “Dia menginginkan Hadiah Nobel – dan membahas tarif,” kata sumber itu.

    Gedung Putih, Kementerian Keuangan Norwegia, dan Komite Nobel Norwegia tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Dengan ratusan kandidat yang dinominasikan setiap tahun, para pemenang dipilih oleh Komite Nobel Norwegia, yang lima anggotanya ditunjuk oleh parlemen Norwegia sesuai dengan keinginan industrialis Swedia abad ke-19, Alfred Nobel.

    Pengumuman tersebut akan diumumkan pada Oktober di Oslo.

    Surat kabar Norwegia tersebut mengatakan ini bukan pertama kalinya Trump menyinggung soal hadiah Nobel dalam percakapannya dengan Stoltenberg, mantan sekretaris jenderal aliansi militer NATO.

    Surat kabar tersebut mengutip Stoltenberg yang mengatakan panggilan telepon tersebut bertujuan untuk membahas tarif perdagangan dan kerja sama ekonomi sebelum Trump menelepon Perdana Menteri Norwegia Jonas Stoere.

    Ketika ditanya apakah Trump mempermasalahkan hadiah Nobel, Stoltenberg berkata: “Saya tidak akan membahas lebih jauh isi percakapan tersebut.”

    Beberapa pejabat Gedung Putih, termasuk Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, turut serta dalam panggilan telepon tersebut, kata Stoltenberg.

    Gedung Putih pada 31 Juli mengumumkan tarif 15% untuk impor dari Norwegia, sama seperti yang diberlakukan Uni Eropa.

    Stoltenberg mengatakan Norwegia dan Amerika Serikat masih dalam pembicaraan mengenai tarif tersebut.

  • Pakistan Tiba-Tiba Bangun Komando Roket, Mau Perang Lagi dengan India?

    Pakistan Tiba-Tiba Bangun Komando Roket, Mau Perang Lagi dengan India?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pakistan mengumumkan pembentukan kekuatan militer baru untuk mengawasi kapabilitas misil negara itu. Hal ini terjadi konflik terburuk dalam beberapa dekade dengan rival bebuyutannya, India.

    Saat memberikan pidato dalam upacara Hari Kemerdekaan di Islamabad, Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengumumkan pembentukan Komando Pasukan Roket. Upacara tersebut dihadiri oleh para pejabat militer senior pada Rabu malam.

    “Pasukan ini akan dilengkapi dengan teknologi modern dan mampu menyerang musuh dari segala arah,” kata Sharif dalam upacara tersebut. Konflik mematikan dengan India pada bulan Mei menjadi topik utama dalam pidato-pidato resmi dan pertunjukan militer, dikutip AFP, Kamis (14/8/2025).

    “Ini akan meningkatkan kapabilitas perang konvensional kita,” katanya, seraya memuji kinerja militer.

    Pakistan dan India terlibat dalam konflik sengit selama empat hari pada Mei lalu, yang menewaskan lebih dari 70 orang dari kedua belah pihak akibat tembakan misil, drone, dan artileri. Ini merupakan bentrokan terburuk antara dua negara bersenjata nuklir itu sejak tahun 1999.

    Pakistan memiliki kapabilitas misil yang canggih, beberapa di antaranya dikerahkan pada bulan Mei bersama dengan jet tempur J-10C Vigorous Dragon dan JF-17 Thunder.

    Pemerintah Islamabad juga meningkatkan kapabilitas militernya setelah konflik tersebut, dengan menaikkan anggaran pertahanan sebesar 20% dalam anggaran saat ini yang disahkan pada bulan Juni. Mereka juga mengumumkan bahwa mereka sedang berdiskusi untuk mengakuisisi 40 jet tempur China baru dan sistem pertahanan udara baru.

    “Setelah konflik baru-baru ini, tujuannya tentu saja untuk lebih memperkuat kapabilitas militer Pakistan, dan ini adalah bagian dari proses itu,” kata analis pertahanan Talat Masood, seorang mantan jenderal.

    Konflik Mei dipicu oleh serangan mematikan terhadap turis di Kashmir yang dikuasai India sebulan sebelumnya, yang dituduh dilakukan oleh Islamabad. Pakistan membantah tuduhan itu.

    Kashmir, yang mayoritas penduduknya Muslim, telah terbagi antara India dan Pakistan sejak kemerdekaan mereka dari kekuasaan Inggris pada tahun 1947. Keduanya mengklaim seluruh wilayah tersebut dan telah berperang dua kali serta beberapa kali terlibat konflik memperebutkan kendalinya.

    (tps/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Suka Tak Suka, Trump Bisa Raih Nobel karena Damaikan 7 Konflik Bumi

    Suka Tak Suka, Trump Bisa Raih Nobel karena Damaikan 7 Konflik Bumi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali masuk bursa calon penerima Hadiah Nobel Perdamaian. Sejumlah pemimpin dunia resmi mengajukan atau menjanjikan nominasi bagi Trump atas perannya dalam memediasi berbagai konflik internasional.

    Terbaru, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet mengirim surat nominasi ke Komite Nobel Perdamaian Norwegia, mengakui “kenegarawanan luar biasa” Trump dalam menghentikan bentrokan perbatasan Thailand-Kamboja pada akhir Juli. Konflik lima hari itu menewaskan lebih dari 40 orang dan memaksa 300.000 warga mengungsi.

    “Intervensi tepat waktu ini, yang mencegah konflik berpotensi menghancurkan, sangat penting dalam mencegah jatuhnya banyak nyawa dan membuka jalan menuju pemulihan perdamaian antara kedua negara,” ujar Hun Manet, seperti dikutip Newsweek, Rabu (13/8/2025).

    “Upaya konsistennya untuk mencapai perdamaian melalui diplomasi sangat sejalan dengan visi Alfred Nobel,” tambahnya.

    Menurut Reuters, Trump menekan Hun Manet dan Penjabat PM Thailand Phumtham Wechayachai dengan mengatakan tidak akan ada kemajuan dalam negosiasi tarif perdagangan hingga konflik dihentikan. Gencatan senjata dicapai pada 28 Juli, disusul perjanjian damai rinci pada 7 Agustus.

    Dukungan bagi Trump juga datang dari Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev usai pertemuan puncak di Washington pada 8 Agustus yang menghasilkan kesepakatan bersejarah mengakhiri konflik Nagorno-Karabakh. Kesepakatan ini mencakup pembukaan koridor transit “Trump Route for International Peace and Prosperity (TRIPP)” di Armenia.

    “Sebagai negara yang berperang selama lebih dari tiga dekade, memiliki tanda tangan bersejarah ini sungguh sangat berarti,” kata Aliyev. “Ini adalah hasil nyata dari kepemimpinan Presiden Trump, dan tak seorang pun dapat mencapainya.”

    Sementara Pashinyan menambahkan bahwa ia akan “mendukung penuh” nominasi Nobel untuk Trump.

    Dari Afrika, Brice Oligui Nguema, Presiden Gabon, dan Menteri Luar Negeri Rwanda Olivier Nduhungirehe juga tercatat memberi dukungan. Olivier memuji peran Trump dalam mendorong kesepakatan damai antara Rwanda dan Republik Demokratik Kongo.

    Di Timur Tengah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerahkan surat nominasi langsung ke Trump saat berkunjung ke Gedung Putih pada Juli. Sementara itu, pemerintah Pakistan secara resmi mengajukan nominasi atas “intervensi diplomatik tegas” Trump selama konflik empat hari dengan India, meski India membantah klaim tersebut.

    Gedung Putih mengeklaim Trump telah membantu mengakhiri atau meredakan sedikitnya enam konflik global lain, termasuk Israel-Iran, Serbia-Kosovo, dan Mesir-Etiopia.

    “Satu kesepakatan damai per bulan,” kata juru bicara Karoline Leavitt.

    Pengumuman pemenang Hadiah Nobel Perdamaian dijadwalkan pada Oktober. Meski mendapat dukungan internasional, Trump menyatakan pesimistis.

    “Apapun yang saya lakukan, mereka tidak akan memberikannya,” ujarnya. “Saya tidak berpolitik untuk itu. Banyak orang yang berpolitik.”

    Adapun masih ada sejumlah konflik yang justru memberikan sentimen negatif terkait potensi pemberian Nobel Perdamaian, yakni perang Rusia-Ukraina yang masih menyisakan tanda tanya apakah peran Trump akan mampu mengakhiri konflik atau memperburuknya.

    Sikap Trump atas konflik Gaza juga bisa menjadi ganjalan, mengingat sikap kerasnya mendukung Israel yang dinilai banyak negara melakukan genosida.

    Komite Nobel menerima ratusan nominasi setiap tahun dan tidak akan mengungkapkan daftar resmi nominasi hingga 50 tahun mendatang.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kadin Sebut Pasar Dubai Potensial Bagi RI, Soroti Sektor Teknologi hingga EV

    Kadin Sebut Pasar Dubai Potensial Bagi RI, Soroti Sektor Teknologi hingga EV

    Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong pelaku usaha Indonesia, khususnya generasi muda, untuk memperluas ekspor dan memanfaatkan Dubai sebagai hub perdagangan internasional.

    Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pengembangan Ekspor Kadin Indonesia Juan Permata Adoe mengatakan pihaknya kini akan fokus pada peningkatan ekspor ke berbagai negara tujuan non-tradisional, termasuk Dubai. 

    “Selama ini kita masih konvensional, mayoritas ke China, India, Pakistan, Jepang, dan sebagian ke Amerika Serikat (AS). Kita perlu terobosan baru. Dubai bisa jadi pintu masuk ke pasar Eropa, negara-negara lain, bahkan Afrika,” ujar Juan di Jakarta, Selasa (12/8/2025). 

    Untuk itu Kadin bersama Kedutaan Besar Uni Emirat Arab (UEA) dan Dubai Multi Commodities Centre (DMCC) menggelar seminar bisnis bertajuk Step-by-Step Guide to Starting a Business in Dubai di The Langham Hotel, Jakarta.

    Menurut Juan, terdapat beberapa sektor yang berpotensi di bidang ekspor dan memiliki prospek di Dubai antara lain teknologi digital, industri otomotif, distribusi komoditas internasional, dan transit hub untuk produk-produk Afrika sebelum masuk ke Indonesia.

    Lebih lanjut, dia juga menilai aspek pendanaan di Dubai sangat mendukung, terutama bagi perusahaan yang telah melantai di bursa efek maupun startup.

    “Mereka lihat prospeknya bagus. Startup kita punya kontribusi cukup banyak dan hubungan bisnis dengan Dubai harus terus dijaga,” tambahnya.

    Lebih jauh, Juan melihat potensi besar di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), otomotif termasuk electric vehicle (EV) dan charging station, serta pengembangan ekosistem baterai.

    “AI itu buat Indonesia penting, kita bisa belajar langsung dari Dubai tanpa harus jauh-jauh. Di sektor otomotif, EV charging di sana berkembang pesat. Kita bisa kolaborasi, seperti yang dilakukan Astra di industri EV. Vietnam bisa sukses, kenapa kita tidak,” tuturnya.

    Sementara itu, Executive Chairman dan CEO Dubai Multi Commodities Centre (DMCC) Ahmed Bin Sulayem menilai Dubai dan Jakarta memiliki banyak kesamaan sebagai pusat perdagangan dan logistik yang dinamis. 

    Kedua kota tersebut, menurutnya, sama-sama ditopang oleh letak geografis strategis, diversifikasi ekonomi, dan infrastruktur kelas dunia.

    “Dubai berada di persimpangan Eropa, Asia, dan Afrika, sementara Jakarta sebagai pusat komersial negara dengan populasi terbesar keempat di dunia berperan penting dalam rantai pasok Asia Tenggara. Indonesia sendiri adalah kekuatan besar dalam perdagangan komoditas,” ujar Ahmed.

    Lebih lanjut, Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Republik Indonesia dan Asean Abdulla Salem AlDhaheri, menyebut kegiatan ini bukan sekadar pertemuan, melainkan pintu gerbang untuk memahami, menjelajahi, dan merasakan peluang di Dubai.

  • Daftar 7 Kelompok Peretas Paling Mengancam Rahasia Negara di Asia Pasifik

    Daftar 7 Kelompok Peretas Paling Mengancam Rahasia Negara di Asia Pasifik

    Bisnis.com, JAKARTA— Spionase siber masih menjadi ancaman utama di kawasan Asia Pasifik (APAC) sejak 2024 hingga paruh pertama 2025. Berikut 7 Daftar kelompok penjahat siber paling berbahaya.  

    Perusahaan keamanan siber dan privasi digital global, Kaspersky, mengungkapkan kelompok-kelompok peretas tingkat lanjut atau Advanced Persistent Threat (APT) terus membidik rahasia negara, intelijen militer, hingga informasi strategis milik pemerintah di berbagai negara kawasan ini.

    Peneliti Keamanan Utama di Tim Riset dan Analisis Global Kaspersky (Global Research and Analysis Team/GReAT), Noushin Shabab mengatakan Asia Pasifik menjadi salah satu wilayah paling rawan spionase siber. 

    “Hal ini, dikombinasikan dengan perkembangan digital dan ekonomi yang pesat, menciptakan lanskap ancaman yang kompleks yang dibentuk oleh beberapa aktor ancaman aktif yang menargetkan entitas dan organisasi terkemuka serta fasilitas penting di kawasan tersebut,” kata Shabab dalam keterangan resmi dikutip pada Selasa (12/8/2025).

    Secara global, Shabab mengatakan Kaspersky GReAT memantau lebih dari 900 kelompok dan operasi APT. Menurutnya di kawasan Asia Pasifik, setidaknya ada tujuh kelompok utama yang paling aktif sejak 2024 hingga awal 2025.

    1.SideWinder

    SideWinder salah satu ancaman paling agresif di Asia Pasifik. Mereka kerap membidik pemerintah, militer, dan entitas diplomatik melalui serangan spear phishing dan platform serangan canggih. SideWinder memiliki ketertarikan besar pada sektor maritim di Bangladesh, Kamboja, dan Vietnam, serta logistik di Tiongkok, India, dan Maladewa. 

    Pada Maret lalu, Kaspersky menemukan kelompok ini juga mulai menargetkan pembangkit listrik tenaga nuklir dan fasilitas energi di Asia Selatan. Indonesia, Filipina, Sri Lanka, Nepal, dan Myanmar turut masuk dalam daftar sasaran.

    2. Spring Dragon

    Spring Dragon atau Lotus Blossom, yang memusatkan serangan ke Vietnam, Taiwan, dan Filipina. Kelompok ini memanfaatkan spear phishing, eksploitasi celah keamanan, dan teknik watering hole untuk menyusup ke sistem targetnya. Dalam kurun satu dekade, peneliti Kaspersky menemukan setidaknya 1.000 sampel malware yang digunakan untuk menyerang entitas pemerintah di Asia Tenggara.

    3. Tetris Phantom 

    Tetris Phantom pertama kali teridentifikasi pada 2023. Kelompok ini menggunakan malware canggih untuk menargetkan jenis drive USB yang aman. Hingga 2025, mereka telah memperluas gudang serangan dengan menambahkan BoostPlug, kerangka kerja berbasis plugin, serta DeviceCync yang menyuntikkan malware seperti ShadowPad, PhantomNet, dan Ghost RAT ke komputer korban.

    4. HoneyMyte

    HoneyMyte kerap menargetkan informasi politik dan strategis sensitif, khususnya dari pemerintah dan entitas diplomatik di Myanmar serta Filipina. Sejak 2024, mereka gencar menggunakan malware ToneShell yang disebar melalui berbagai loader.

    5. ToddyCat

    ToddyCat, yang sejak 2020 aktif menyerang target penting di Malaysia. Kelompok ini memanfaatkan kode publik untuk memodifikasi perangkat lunak keamanan sah agar dapat menghindari deteksi sekaligus mempertahankan akses secara diam-diam.

    6. Lazarus

    Lazarus, kelompok peretas yang diduga disponsori negara dan terkenal dengan kasus “Perampokan Bank Bangladesh”. Lazarus terus melancarkan kampanye bermotif spionase dan finansial.

    Awal 2025, Kaspersky mengungkap “Operasi SyncHole”, yang memadukan serangan watering hole dengan eksploitasi celah pada perangkat lunak pihak ketiga untuk menyerang berbagai organisasi di Korea Selatan. 

    Mereka juga menemukan celah zero-day di perangkat lunak Innorix Agent, yang setidaknya berdampak pada enam perusahaan di sektor penting.

    7. Mysterious Elephant

    Mysterious Elephant pertama kali diamati pada Mei 2023. Kelompok ini mengembangkan backdoor baru yang mampu mengeksekusi perintah dan memanipulasi berkas tanpa terdeteksi. Serangan mereka banyak menyasar Pakistan, Sri Lanka, dan Bangladesh, dengan penggunaan teknik yang terkadang tumpang tindih dengan kelompok APT lain.

    Shabab menegaskan, berbeda dari penjahat siber biasa yang mengincar keuntungan finansial, kelompok-kelompok ini kemungkinan besar disponsori negara. Tujuannya bukan sekadar mencuri data, tetapi untuk memperoleh keunggulan geopolitik. 

    “Hal ini menjadikan penting bagi organisasi, terutama yang berada di sektor sensitif, untuk terus memperkuat postur keamanan siber mereka dan berinvestasi dalam intelijen ancamanagar tetap terdepan dalam menghadapi ancaman yang terusberkembang ini,” tambah Shabab.

  • 148 Negara Kini Akui Palestina, Siapa Saja & Manapula yang Tidak?

    148 Negara Kini Akui Palestina, Siapa Saja & Manapula yang Tidak?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebanyak 148 negara kini mengaku kedaulatan negara Palestina. Ini menjadi update terbaru, dari total 193 negara yang tergabung dalam PBB.

    Ke-148 negara itu merepresentasikan 75% dari total negara di dunia. Lalu apa saja negara itu?

    Berikut daftarnya dari yang terbaru mengakui hingga yang paling awal, dikutip dari beragam sumber seperti Al-Jazeera dan CNN International, Selasa (12/8/2025).

    1.Meksiko: 20 Maret 2025

    2.Armenia: 21 Juni 2024

    3.Slovenia: 4 Juni 2024

    4.Irlandia: 22 Mei 2024

    5.Norwegia: 22 Mei 2024

    6.Spanyol: 22 Mei 2024

    7.Bahama: 8 Mei 2024

    8.Trinidad dan Tobago: 3 Mei 2024

    9.Jamaika: 24 April 2024

    10.Barbados: 20 April 2024

    11.Saint Kitts dan Nevis: 29 Juli 2019

    12.Kolombia: 3 Agustus 2018

    13.Saint Lucia: 14 September 2015

    14.Takhta Suci: 26 Juni 2015

    15.Swedia: 30 Oktober 2014

    16.Haiti: 27 September 2013

    17.Guatemala: 9 April 2013

    18.Thailand: 18 Januari 2012

    19.Islandia: 15 Desember 2011

    20.Brasil: 3 Desember 2011

    21.Grenada: 25 September 2011

    22.Antigua dan Barbuda: 22 September 2011

    23.Dominika: 19 September 2011

    24.Belize: 9 September 2011

    25.Saint Vincent dan Grenadines: 29 Agustus 2011

    26.Honduras: 26 Agustus 2011

    27.El Salvador: 25 Agustus 2011

    28.Suriah: 18 Juli 2011

    29.Sudan Selatan: 14 Juli 2011

    30.Liberia: 1 Juli 2011

    31.Lesotho: 3 Mei 2011

    32.Uruguay: 16 Maret 2011

    33.Paraguay: 29 Januari 2011

    34.Suriname: 26 Januari 2011

    35.Peru: 24 Januari 2011

    36.Guyana: 13 Januari 2011

    37.Chile: 7 Januari 2011

    38.Ekuador: 27 Desember 2010

    39.Bolivia: 17 Desember 2010

    40.Argentina: 6 Desember 2010

    41.Republik Dominika: 15 Juli 2009

    42.Venezuela: 27 April 2009

    43.Pantai Gading: 1 Desember 2008

    45.Lebanon: 30 November 2008

    46.Kosta Rika: 5 Februari 2008

    47.Montenegro: 24 Juli 2006

    48.Timor Leste: 1 Maret 2004

    49.Malawi: 23 Oktober 1998

    50.Kirgistan: 1 November 1995

    51.Afrika Selatan: 15 Februari 1995

    52.Papua Nugini: 13 Januari 1995

    53.Uzbekistan: 25 September 1994

    54.Tajikistan: 2 April 1994

    55.Bosnia dan Herzegovina: 27 Mei 1992

    56.Georgia: 25 April 1992

    57.Turkmenistan: 17 April 1992

    58.Azerbaijan: 15 April 1992

    59.Kazakstan: 6 April 1992

    60.Eswatini: 1 Juli 1991

    61.Filipina: 1 September 1989

    62.Vanuatu: 21 Agustus 1989

    63.Benin: 1 Mei 1989

    64.Guinea Khatulistiwa: 1 Mei 1989

    65.Kenya: 1 Mei 1989 Etiopia: 4 Februari 1989

    66.Rwanda: 2 Januari 1989

    67.Bhutan: 25 Desember 1988

    68.Afrika Tengah: 23 Desember 1988

    69.Burundi: 22 Desember 1988

    70.Botswana: 19 Desember 1988

    71.Nepal: 19 Desember 1988

    72.Kongo: 18 Desember 1988

    73.Polandia: 14 Desember 1988

    74.Oman: 13 Desember 1988

    75.Gabon: 12 Desember 1988

    76.Sao Tome dan Principe: 10 Desember, 1988

    77.Mozambik: 8 Desember 1988

    78.Angola: 6 Desember 1988

    79.Kongo: 5 Desember 1988

    80.Sierra Leone: 3 Desember 1988

    81.Uganda: 3 Desember 1988

    82.Laos: 2 Desember 1988

    83.Chad: 1 Desember 1988

    84.Ghana: 29 November 1988

    85.Togo: 29 November 1988

    86.Zimbabwe: 29 November 1988

    87.Maladewa: 28 November 1988

    88.Bulgaria: 25 November 1988

    89.Tanjung Verde: 24 November 1988

    90.Korea Utara: 24 November 1988

    91.Niger: 24 November 1988

    92.Rumania: 24 November 1988

    93.Tanzania: 24 November 1988

    94.Hongaria: 23 November 1988

    95.Mongolia: 22 November 1988

    96.Senegal: 22 November 1988

    97.Burkina Faso: 21 November 1988

    98.Kamboja: 21 November 1988

    99.Komoro: 21 November 1988

    100.Guinea: 21 November 1988

    101.Guinea-Bissau: 21 November 1988

    102.Mali: 21 November 1988

    103.China: 20 November 1988

    104.Belarus: 19 November 1988

    105.Namibia: 19 November 1988

    106.Rusia: 19 November 1988

    107.Ukraina: 19 November 1988

    108.Vietnam: 19 November 1988

    109.Siprus: 18 November 1988

    110.Republik Ceko: 18 November 1988

    111.Mesir: 18 November 1988

    112.Gambia: 18 November 1988

    113.India: 18 November 1988

    114.Nigeria: 18 November 1988

    115.Seychelles: 18 November 1988

    116.Slowakia: 18 November 1988

    117.Sri Lanka: 18 November 1988

    118.Albania: 17 November 1988

    119.Brunei Darussalam: 17 November 1988

    120.Djibouti: 17 November 1988

    121.Mauritius: 17 November 1988

    122.Sudan: 17 November 1988

    123.Afghanistan: 16 November 1988

    124.Bangladesh: 16 November 1988

    125.Kuba: 16 November 1988

    126.Yordania: 16 November 1988

    127.Madagaskar: 16 November 1988

    128.Nikaragua: 16 November 1988

    129.Pakistan: 16 November 1988

    130.Qatar: 16 November 1988

    131. Arab Saudi: 16 November 1988

    132.Serbia: 16 November 1988

    133.Uni Emirat Arab: 16 November 1988

    134.Zambia: 16 November 1988

    135.Aljazair: 15 November 1988

    136.Bahrain: 15 November 1988

    137.Indonesia: 15 November 1988

    138.Irak: 15 November 1988

    139.Kuwait: 15 November 1988

    140.Libya: 15 November 1988

    141.Malaysia: 15 November 1988

    142.Mauritania: 15 November 1988

    143.Maroko: 15 November 1988

    144.Somalia: 15 November 1988

    145.Tunisia: 15 November 1988

    146.Turki: 15 November 1988

    147.Yaman: 15 November 1988

    148.Iran: 4 Februari 1988

    Sementara beberapa negara akan mengakui di sidang PBB September nanti. Berikut antara lain:

    Australia

    Kanada

    Prancis

    Malta

    Portugal

    Inggris

    Lalu negara mana saja yang belum sama sekali mengakui?

    Amerika Serikat

    Panama

    Jerman

    Italia

    Austria

    Denmark

    Lithuania

    Moldova

    Kroasia

    Latvia

    Yunani

    Eritrea

    Kamerun

    Myanmar

    Korea Selatan

    Jepang

    Israel

    Selandia Baru (masih akan diputuskan melalui sidang parlemen bulan ini)

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]