Negara: Pakistan

  • Indonesia Bakal Beli 42 Jet Tempur J-10C Rakitan China

    Indonesia Bakal Beli 42 Jet Tempur J-10C Rakitan China

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan akan membeli jet tempur rakitan China yang diperkirakan hadir dalam waktu dekat di Tanah Air.

    Melansir Airdatanews.com, Jumat (17/10/2025), Indonesia berencana mengakuisisi 42 jet tempur Chengdu J-10C rakitan China. Indonesia juga menjadi negara pertama yang membeli pesawat asal Negeri Tirai bambu itu. 

    Pembahasan pembelian jet tempur telah berlangsung sejak Mei. Akuisisi J-10C dinilai dapat memengaruhi pengadaan regional dan ekspor Pertahanan China di Asia Tenggara.

    Sebelumnya, Kepala Biro Humas Setjen Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang mengatakan pesawat tempur Chengdu J-10 yang ingin dibeli Kemenhan, masih dikaji oleh TNI AU.

    Proses pengkajian tersebut dilakukan untuk memastikan pembelian pesawat tempur J-10 tepat untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia. 

    Melansir Bisnis, pesawat jet tempur J-10C memiliki panjang 16,9 meter, rentang sayap 11,3 meter, tinggi 5,7 meter dan berat ketika kosong tanpa awak yaitu 9.750 kg. J-10C merupakan pesawat generasi 4.5 bermesin tunggal jenis WS-10 Taihang.

    Jangkauan jelajah mencapai maksimum 1.850 km (tanpa tangki bahan bakar tambahan). J-10C mampu mengangkut 

    rudal udara-ke-udara jarak jauh PL-15 (200-300 km),  rudal jarak pendek PL-10 dan Bom presisi berpemandu laser/GPS, rudal anti-kapal dan bom konvensional.

    Selain itu, J-10C disisipi teknologi radar AESA yang dapat melacak dengan jangkauan jauh dan mampu mengunci banyak target. Radar ini digadang bisa menangkal gangguan elektronik yang memengaruhi sistem pelacakan.

    Dari segi akselerasi, J-10C memiliki desain sayap canard-delta dan fly-by-wire membuatnya sangat lincah di dogfight jarak dekat, bahkan setara F-16 dalam kecepatan dan manuver.

    Pesawat ini juga memiliki rekam jejak pertempuran yang cukup banyak. Salah satunya, dalam konflik Pakistan dengan India.

  • Kacau! Militer Serang Demonstran Pro-Palestina, Puluhan Orang Tewas

    Kacau! Militer Serang Demonstran Pro-Palestina, Puluhan Orang Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Demonstrasi pro-Palestina massal di Pakistan dilaporkan telah menyebabkan puluhan orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Hal ini disebabkan aksi kekerasan militer ketika para demonstran di dekat Lahore berupaya berbaris menuju ibu kota untuk memprotes peningkatan hubungan Pakistan dengan Israel. 

    Mengutip laporan Middle East Monitor, Jumat (17/10/2025), meskipun sumber resmi pemerintah Pakistan mengeklaim hanya lima korban jiwa-termasuk seorang petugas polisi-para saksi mata dan sumber-sumber lokal melaporkan bahwa jumlah korban tewas sesungguhnya jauh lebih tinggi. Beredar video yang menunjukkan mayat tergeletak di jalan-jalan, diiringi suara tembakan dan kendaraan yang terbakar.

    Beberapa penyintas bahkan mengeklaim pasukan keamanan menggunakan kekuatan mematikan tanpa pandang bulu, dengan beberapa jenazah dimuat ke truk militer pada malam hari.

    Aksi damai yang dimulai di Lahore itu bertujuan untuk mencapai Kedutaan Besar AS di Islamabad. Namun, para pengunjuk rasa dihadang oleh barikade polisi dan diserang dengan tembakan langsung ketika mereka mencoba memindahkan kontainer yang dipasang untuk menghalangi jalan. 

    Di antara mereka yang terluka dalam insiden itu adalah pemimpin partai Islamis Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP), Saad Rizvi, yang ditembak saat mendesak pasukan keamanan untuk menghentikan tembakan. Keberadaan Rizvi saat ini tidak diketahui, dan polisi menyatakan pencarian sedang dilakukan untuk menangkap “buronan” yang bersembunyi di lingkungan terdekat.

    Meskipun dokumentasi kekerasan negara tersebar luas, liputan media di dalam Pakistan tetap dibatasi dengan ketat. Saluran-saluran yang berpihak pada pemerintah menggemakan narasi resmi, menggambarkan para pengunjuk rasa sebagai agresor bersenjata. Jurnalisme independen masih sangat disensor di bawah kekuasaan militer de facto Pakistan, yang terus menikmati dukungan kuat dari Washington.

    Aksi penindasan ini terjadi bersamaan dengan Perdana Menteri Shehbaz Sharif yang sedang berada di Kairo untuk menghadiri KTT gencatan senjata Gaza. Dalam pidatonya di sana, Sharif menuai kritik tajam setelah secara terbuka memuji Presiden AS Donald Trump sebagai “kandidat untuk Hadiah Nobel Perdamaian.”

    Manuver Sharif di luar negeri dan tindakan represif di dalam negeri dinilai oleh para kritikus sebagai upaya terhitung untuk mencari dukungan dari Washington sambil membungkam oposisi domestik terhadap normalisasi hubungan dengan Israel.

    Di sisi lain, Menteri Talal Chaudhry menepis protes tersebut, menyarankan para pengunjuk rasa seharusnya “merayakan perdamaian di Gaza” alih-alih menentangnya. Namun di lapangan, bagi banyak warga Pakistan, apa yang disebut pemerintah sebagai perdamaian dipandang sebagai keterlibatan atau tindakan komplisit terhadap kekejaman.

    Protes ini muncul setelah Israel melanggar gencatan senjata dan adanya pesimisme yang meningkat seputar fase kedua kesepakatan tersebut. Wartawan dan Penulis Ryan Grim menilai pembunuhan massal ini bertujuan untuk menunjukkan kepada Washington bahwa Islamabad mampu menegakkan kepatuhan di dalam negeri, seiring dengan upayanya untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan kepentingan AS dan Israel.

    “Ini sinyal bagi publik dan Washington sebagai pertunjukan kekuatan yang diperhitungkan yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Islamabad mampu menegakkan kepatuhan terhadap pergeseran kebijakan luar negerinya yang pro-Israel,” tuturnya kepada Middle East Monitor.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gencatan Senjata Berakhir Malam Ini, Pakistan Desak Taliban Penuhi Tuntutan

    Gencatan Senjata Berakhir Malam Ini, Pakistan Desak Taliban Penuhi Tuntutan

    Jakarta

    Gencatan senjata di sepanjang perbatasan antara Afghanistan dan Pakistan akan berakhir malam ini. Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan perpanjangan gencatan senjata akan dilihat bagaimana sikap Taliban ke depannya.

    “Jika dalam 48 jam mereka ingin menyelesaikan masalah dan memenuhi tuntutan tulus kami, maka kami siap,” kata Sharif kepada kabinetnya, seraya menegaskan kembali bahwa militan Taliban Pakistan harus dibasmi dan wilayah Afghanistan tidak boleh digunakan untuk merencanakan serangan, sebagaimana dilansir AFP, Jumat (17/10/2025).

    Diketahui, puluhan tentara dan warga sipil tewas dalam bentrokan lintas perbatasan. Di Afghanistan, jurnalias AFP melihat toko-toko kembali dibuka dan penduduk telah kembali ke rumah mereka yang ditinggalkan selama pertempuran berlangsung.

    Gencatan senjata 48 jam — yang berakhir Jumat malam — bertujuan untuk memberikan waktu untuk “menemukan solusi positif…melalui dialog yang konstruktif”, menurut Islamabad.

    Pakistan menghadapi peningkatan serangan terhadap pasukan keamanannya di perbatasan barat dengan Afghanistan, yang dipimpin oleh Taliban Pakistan dan afiliasinya.

    Direktur kesehatan Spin Boldak mengatakan 40 warga sipil tewas dan 170 lainnya luka-luka pada hari Rabu, sementara misi PBB di Afghanistan (UNAMA) melaporkan setidaknya 37 orang tewas dan 425 lainnya luka-luka di beberapa provinsi yang terdampak bentrokan.

    Ratusan warga dan pejabat Taliban menghadiri pemakaman tujuh anggota keluarga yang sama di Spin Boldak.

    Islamabad menuduh Kabul melindungi militan yang merencanakan serangan rutin mereka dari tanah Afghanistan — tuduhan yang dibantah oleh pemerintah Taliban.

    Para pejabat Pakistan di perbatasan utara dan selatan dengan Afghanistan mengatakan kepada AFP pada hari Kamis bahwa “tidak ada kekerasan yang dilaporkan semalam, dan gencatan senjata tetap berlaku”.

    Seorang pejabat keamanan senior di Peshawar mengatakan kepada AFP: “Pasukan paramiliter tambahan telah dikerahkan untuk melawan potensi…aktivitas militan yang dapat membahayakan gencatan senjata.”

    Ledakan dilaporkan terjadi di ibu kota Kabul sesaat sebelum gencatan senjata diumumkan, begitu pula di provinsi selatan Kandahar, tempat tinggal pemimpin tertinggi Taliban Afghanistan yang masih dirahasiakan.

    Kepala Badan Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk menyambut baik gencatan senjata tersebut dan mendesak kedua belah pihak untuk mencegah kerusakan lebih lanjut terhadap warga sipil dan “berkomitmen pada gencatan senjata yang langgeng”.

    (zap/maa)

  • 3 Pria Australia yang Membunuh di Bali Terancam Hukuman Mati

    3 Pria Australia yang Membunuh di Bali Terancam Hukuman Mati

    Dunia Hari Ini telah merangkum kejadian dunia selama 24 jam terakhir.

    Edisi Kamis, 16 Oktober 2025 kami awali dengan perkembangan dari Bali, Indonesia.

    Ancaman hukuman mati tersangka pembunuh di Bali

    Tiga pria Australia yang dituduh membunuh seorang pria Melbourne di sebuah vila di Bali awal tahun ini, akan didakwa atas tuduhan pembunuhan dan bisa terancam hukuman mati.

    Ziva Radmanovic, 32, tewas tepat setelah tengah malam pada 13 Juni di sebuah vila dekat Pantai Munggu, utara Canggu.

    Polisi menuduh pembunuhan itu direncanakan oleh Darcy Jenson, Paea-I-Middlemore Tupou, dan Coskun Mevlut, dengan dua orang terakhir sebagai pelaku.

    Pada bulan Juli, ketiga pria dipaksa untuk memperagakan kembali penembakan yang dituduhkan saat polisi melakukan penyelidikan.

    “Kita akan dengar bersama di pengadilan. Saya belum bisa memberikan pernyataan apa pun sebelum fakta-fakta terungkap di persidangan,” kata Kapolres Badung, Arif Batubara.

    Pasokan bantuan dan sandera konflik Gaza

    Kamis kemarin, truk-truk bantuan memasuki Gaza, sementara Israel melanjutkan persiapan untuk membuka perlintasan utama Rafah.

    Hamas sudah menyerahkan lebih banyak tawanan menyusul pertikaian yang mengancam proses gencatan senjata. Israel memperingatkan mereka mungkin akan menutup Rafah dan mengurangi pasokan bantuan.

    Menurut Israel, Hamas mengembalikan jenazah terlalu lambat.

    Hamas mengembalikan empat jenazah yang dikonfirmasi sebagai tahanan tewas pada hari Senin, dan empat jenazah lainnya pada Selasa malam, meskipun otoritas Israel mengatakan salah satu jenazah tersebut bukan sandera.

    Gencatan senjata Taliban dan Pakistan

    Pemerintah Pakistan dan rezim Taliban Afghanistan menyepakati gencatan senjata selama 48 jam menyusul eskalasi kekerasan mematikan antara keduanya.

    Setelah lebih dari belasan warga sipil dan tentara tewas di sepanjang perbatasan Pakistan-Afghanistan, Pakistan melancarkan serangan udara di Provinsi Kandahar, Afghanistan.

    Konflik ini merusak perdamaian setelah bentrokan akhir pekan lalu juga menewaskan puluhan orang.

    Pertempuran akhir pekan tersebut merupakan yang terburuk antara kedua negara tetangga tersebut sejak Taliban merebut kekuasaan di Kabul pada tahun 2021.

    Taliban mengatakan lebih dari belasan warga sipil di Afghanistan tewas dan 100 orang terluka, ketika pasukan Pakistan melancarkan serangan pada Rabu dini hari di distrik Spin Boldak.

    Temuan tulang tangan di Kenya

    Seperangkat tulang tangan berusia 1,5 juta tahun, yang digali dari dasar danau di Kenya, adalah yang pertama kali menunjukkan kalau sepupu manusia yang mirip kera dapat menggunakan alat.

    Meskipun pemilik tangan tersebut adalah kerabat manusia modern bernama Paranthropus boisei, ia bukanlah nenek moyang langsung manusia modern.

    Namun, menurut sebuah studi oleh peneliti di Amerika Serikat dan Kenya yang diterbitkan di Nature, individu tersebut mungkin telah menggunakan alat.

    Penggunaan alat merupakan tonggak penting dalam evolusi manusia, kata Carrie Mongle, penulis utama studi dan antropolog Universitas Stony Brook.

    “Ini merupakan titik balik dalam kompleksitas perilaku dan kognitif kita.”

    Tonton juga video “Trump Berharap Sniper yang Membunuh Charlie Kirk Ditemukan” di sini:

  • Akademi agrikultur di Klaten dongkrak produktivitas petani 20 persen

    Akademi agrikultur di Klaten dongkrak produktivitas petani 20 persen

    Klaten, Jawa Tengah (ANTARA) – Program pendampingan petani yang dijalankan melalui Bayer Juwiring Agriculture Research and Academy (JUARA) di Klaten, Jawa Tengah dinilai mampu meningkatkan produktivitas lahan hingga 20 persen, terutama pada komoditas jagung.

    Head of Field Solutions Bayer South East Asia and Pakistan, Kukuh Ambar Waluyo, mengatakan bahwa kegiatan pendampingan dilakukan bersama petani di berbagai daerah dengan melibatkan universitas dan peneliti lokal untuk memastikan hasil riset bisa diterapkan langsung di lapangan.

    “Rata-rata produktivitas meningkat 20 persen setelah petani mendapat pendampingan. Dari yang semula 5–7 ton per hektare, hasilnya kini bisa lebih tinggi tergantung kondisi lahan dan irigasi,” katanya di Klaten, Kamis.

    Ia menyebutkan, pendampingan mencakup pemilihan benih unggul seperti Serino dan Jolilin yang memiliki siklus tanam lebih pendek serta ketahanan lebih baik terhadap hama sundep.

    Selain itu, petani juga dibekali pengetahuan mengenai sistem tanam blok, teknik pengairan, serta pengendalian hama terpadu untuk menekan potensi gagal panen.

    “Pendekatan yang kami lakukan bersifat praktis dan langsung di lahan. Jadi petani bisa melihat perbandingan hasil sebelum dan sesudah pendampingan,” ujarnya.

    Menurut Kukuh, keberhasilan petani di wilayah Juwiring telah mendorong semangat serupa di berbagai daerah lain seperti Sragen, Brebes, dan Kebumen yang kini juga ikut mengembangkan pola pendampingan bersama lembaganya.

    “Kami berharap semakin banyak petani yang bisa merasakan manfaat dari riset dan teknologi pertanian yang kami kembangkan di Bayer JUARA,” kata Kukuh menegaskan.

    Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
    Editor: Riza Mulyadi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Spesifikasi Jet Tempur China Chengdu J-10 yang Dipesan Indonesia

    Spesifikasi Jet Tempur China Chengdu J-10 yang Dipesan Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Anggaran pembelian jet tempur buatan China, Chengdu J-10, sudah disetujui Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. Ia mengatakan anggaran pembeliannya mencapai US$9 miliar atau sekitar Rp149 triliun.

    “US$9 miliar kalau nggak salah atau lebih. Saya lupa angkanya. Tapi sudah disetujui, jadi harusnya udah siap semua,” kata Purbaya ketika ditemui di Wisma Danantara, Rabu (15/10) kemarin.

    Jet tempur Chengdu J-10 di dunia barat kerap diistilahkan ‘Vigorous Dragon’. Mulanya, jet tempur ini dirancang sebagai jet air-superiority untuk China yang tangguh dalam keadaan dominasi penuh kekuatan udara, dikutip dari Military Factory, Kamis (16/10/2025).

    Hal ini memungkinkan China mampu mengendalikan langit dan melakukan misi udara seperti serangan atau pengintaian, dengan risiko dan perlawanan minim dari lawan.

    Namun, belakangan pemanfaatan Chengdu J-10 direvisi untuk segala cuaca, siang atau malam, dengan keunggulan pada bodinya yang ringan. Kekuatannya diklaim mirip dengan sistem generasi ke-4 milik Rusia dan Barat.

    Chengdu J-10 dirancang oleh Chengdu Aircraft Design Institute (CADI), yang merupakan institusi penelitian di bawah Chendu Aircraft Industry Corporation (CAIC).

    Jet tempur ini mengadopsi tata letak aerodinamis “delta-canard tanpa ekor”, yang awalnya dikembangkan untuk pesawat tempur J-9 yang dibatalkan. Pesawat ini memiliki permukaan kendali horizontal yang dimajukan menjadi canard di depan sayap.

    Saat pesawat melakukan pitch up, alih-alih mendorong ekor ke bawah yang mengurangi daya angkat keseluruhan, canard justru mengangkat hidung, sehingga meningkatkan daya angkat keseluruhan.

    Berkat karakteristik canard yang mampu menangkap aliran udara segar, alih-alih gelombang udara di belakang sayap utama, pesawat dapat mencapai kendali yang lebih baik dengan permukaan kendali yang lebih kecil, sehingga menghasilkan hambatan dan bobot yang lebih rendah.

    Dikutup dari Army Recognition, Kamis (16/10/2025), Chengdu J-10 ditenagai oleh satu mesin turbofan Lyulka-Saturn AL-31FN Rusia yang menghasilkan daya statis maksimum 11.700 kgf.

    Perbedaan paling signifikan antara AL-31FN dan AL-31F adalah susunan komponen dan mekanisme tertentu karena keterbatasan ruang ruang mesin pada Chengdu J-10.

    AL-31F dirancang untuk pesawat bermesin ganda seperti Su-27. Untuk varian AL-31FN pada Chengdu J-10, komponen mesin yang menonjol seperti gearbox dan pompa dipasang berlawanan dengan AL-31F.

    AL-31FN awalnya diharapkan akan digantikan oleh mesin domestik yang dikembangkan dan diproduksi di China, yaitu mesin turbofan WS-10A (WoShan-10A) Taihang, yang menghasilkan daya dorong 129 kN (13.200 kgf atau 29.101 lbf).

    Namun, PLAAF menunda integrasi WS-10 ke dalam pesawat karena kesulitan pengembangan mesin.

    Rusia telah menawarkan untuk menyediakan versi AL-31FN kepada China yang menghasilkan daya dorong 12.500 kgf dan masa pakai 2.000 jam.

    Persenjataan tetap Chengdu J-10 mencakup meriam 23mm laras ganda Tipe 23-3 yang terpasang di dalam, terletak di sisi kiri roda pendaratan depan. Meriam bertenaga gas ini memiliki berat tempur 50,5 kg, panjang 1.530 mm, dan laju tembakan maksimum 3.000-3.4000 butir peluru/menit.

    Meriam ini menembakkan peluru berdaya ledak tinggi/pembakar 23X200 mm seberat 320 g, dengan peluru pelacak dan peluru penembus lapis baja, dengan kecepatan moncong 715 m/s. Meriam ini digerakkan secara elektrik menggunakan arus DC 27V 8A.

    Chengdu J-10 memiliki 11 stasiun penyimpanan eksternal untuk penyimpanan senjata, tiga di bawah setiap sayap dan lima di bawah badan pesawat.

    Untuk misi superioritas udara dan intersepsi, J-10 dapat membawa kombinasi rudal udara-ke-udara jarak menengah (MRAAM), rudal udara-ke-udara jarak pendek (SRAAM). J-10 juga dapat membawa bom berpemandu laser (LT-2), bom luncur (LS-6), dan bom tanpa pemandu.

    Spesifikasi Jet Tempur Chengdu J-10

    Jet tempur ini memiliki kemampuan maksimum hingga 2.200 km/jam dengan rentang maksimum 3.200 km.

    Berat maksimum yang bisa diangkut adalah 19,277 kilogram ketika takeoff. Dimensinya memiliki panjang 16,4 meter, lebar sayap 9,75 meter, dan tinggi 4,78 meter.

    Sistem elektronik yang digunakan di antaranya radar susunan bertahap yang tidak disebutkan namanya, serta radar pengendali tembakan multi-mode NRIET KLJ-10.

    Adapun perangkat elektronik yang dipasang (pod) adalah pod pencari dan pelacak inframerah tipe Hongguang-I, pod pengacau perlindungan diri BM/KG300G, pod pengintaian elektronik KZ900, pod navigasi/serangan Blue Sky, dan pod FILAT (Penargetan Serangan Laser Inframerah Berorientasi Depan).

    Mesinnya mengandalkan 1 × Saturn-Lyulka AL-31FN atau WS-10A Taihang turbofan.

    Sejauh ini, menurut Army Recognition, Chengdu Jet-10 digunakan di China dan Pakistan. Pasca anggaran disetujui Purbaya, Indonesia akan menjadi negara selanjutnya yang memanfaatkan Chengdu Jet-10.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Purbaya Setujui Pembelian Jet Tempur Chengdu J-10, Ini Speknya

    Purbaya Setujui Pembelian Jet Tempur Chengdu J-10, Ini Speknya

    Jakarta

    Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan Kementerian Keuangan telah menyetujui anggaran pembelian fighter jet atau jet tempur dari China, Chengdu J-10. Purbaya mengatakan anggaran pembelian jet tempur buatan China ini mencapai USD 9 miliar.

    “USD 9 miliar kalau nggak salah atau lebih. Saya lupa angkanya. Tapi sudah disetujui, jadi harusnya udah siap semua,” tegas Purbaya saat ditemui di Wisma Danantara, Rabu (15/10/2025), seperti dikutip dari CNBC.

    Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin membenarkan mengenai pembelian Chengdu J-10 oleh TNI Angkatan Udara (AU) RI melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Pesawat tempur dikabarkan akan segera tiba di Jakarta.

    Spek Chengdu J-10

    Chengdu J-10 Vigorous Dragon ini adalah jet tempur multiperan, bermesin tunggal, dan berbobot sedang yang menggunakan sayap delta dengan kecepatan maksimum Mach 1,8.

    Pesawat yang disebut setara dengan F-16 Fighting Falcon ini diproduksi Chengdu Aircraft Corporation (CAC) untuk Angkatan Udara dan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China dan saat ini diekspor ke Angkatan Udara Pakistan (PAF).

    J-10 pertama dirakit bulan Juni 1997 dan terbang pertama kali pada di Maret 1998. J-10 mulai beroperasi pada tahun 2006. Ia diresmikan oleh pemerintah China pada bulan Januari 2007. Ada lebih dari 600 unit jet ini yang dibuat hingga tahun 2024.

    J-10 dapat terbang dengan kecepatan maksimum 2.327 km/jam dan memiliki ketinggian jelajah maksimum (service ceiling) 18.000 meter. Jangkauan dan radius tempurnya masing-masing adalah 1.850 km dan 550 km. Pesawat ini memiliki bobot sekitar 9.750 kg dan bobot lepas landas maksimum 19.277 kg. Ia ditenagai oleh mesin turbojet AL-31 yang dipasok oleh Saturn Lyulka.

    Pesawat ini dilengkapi dengan sistem kendali penerbangan digital fly by wire dan kendali HOTAS (hands-on throttle and stick), di mana seluruh kendali tempur telah terintegrasi ke dalam dua pegangan tangan pilot. Tampilan di kokpit mencakup bidikan senjata yang dipasang pada helm, tampilan head-up dengan bidang pandang luas, serta satu layar multifungsi berwarna penuh dan dua layar kristal cair monokrom.

    Pilihan radar yang mungkin dipasang meliputi radar China Type 1473, radar Rusia Phazotron Zhuk-10PD atau Zhemchug, radar China JL-10A, radar Israel IAI Elta EL/M-2023, atau radar Italia Galileo Avionica Grifo 2000.

    Di sisi senjata, J-10 antara lain dapat membawa rudal udara ke udara seperti buatan China Python 3 PL-8, P-11, atau PL-12, maupun rudal buatan Rusia Vympel R-73 (AA-11 Archer) atau R-77 (AA-12 Adder).

    (fyk/fyk)

  • Sempat Memanas, Pakistan dan Taliban Sepakat Gencatan Senjata 48 Jam

    Sempat Memanas, Pakistan dan Taliban Sepakat Gencatan Senjata 48 Jam

    Jakarta

    Bentrokan senjata terjadi melibatkan pasukan Pakistan dan pasukan Taliban Afghanistan. Kini kedua kubu sepakat melakukan gencatan senjata selama 48 jam ke depan.

    “Pemerintah Pakistan dan rezim Taliban Afghanistan–atas permintaan Taliban telah memutuskan untuk menerapkan gencatan senjata sementara mulai pukul 18.00 hari ini selama 48 jam ke depan,” kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dilansir AFP, Rabu (15/10/2025).

    Taliban juga telah membenarkan adanya kesepakatan gencatan senjata 48 jam ini. Pemerintah Taliban di Afghanistan memerintahkan tentara untuk menghormati gencatan senjata 48 jam yang diumumkan di Pakistan dan mulai berlaku pada Rabu malam setelah serangkaian ledakan dan bentrokan mematikan di perbatasan.

    “Gencatan senjata telah ditetapkan antara kedua negara setelah pukul 17.30 malam ini. Emirat Islam juga memerintahkan seluruh pasukannya untuk menghormati gencatan senjata ini,” ujar juru bicara pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid, di media sosial X.

    Seperti diketahui, bentrokan terjadi di perbatasan saat ketegangan meningkat antara kedua negara yang bertetangga tersebut, yang dipicu oleh masalah keamanan, dengan Pakistan menuduh Afghanistan melindungi kelompok-kelompok militan yang dipimpin oleh Taliban Pakistan (TTP).

    Bentrokan pertama kali terjadi pada Sabtu (11/10) malam ketika Kabul melancarkan operasinya di setidaknya lima provinsi di sepanjang perbatasan.

    Pemerintah Taliban mengatakan pasukannya menyerang pasukan keamanan Pakistan sebagai “balasan atas serangan udara yang dilancarkan militer Pakistan di Kabul”, menyusul rentetan ledakan di ibu kota Afghanistan pada Kamis (9/10) lalu.

    Islamabad bersumpah akan memberikan respons tegas pada Minggu (12/10), setelah puluhan korban tewas dilaporkan dari kedua belah pihak.

    Tonton juga video ” Taliban Klaim Tewaskan 58 Tentara Pakistan dalam Baku Tembak” di sini:

    (ygs/wnv)

  • Spesifikasi Jet Tempur Chengdu J-10 yang Sebentar Lagi Terbang di Atas Jakarta

    Spesifikasi Jet Tempur Chengdu J-10 yang Sebentar Lagi Terbang di Atas Jakarta

    Bisnis.com, JAKARTA —  Pemerintah berencana membeli pesawat tempur Chengdu J-10 buatan China. Jika tidak ada kendala, pesawat tersebut akan hadir di Indonesia dalam waktu dekat. 

    “Sebentar lagi terbang di Jakarta,” ujar Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin dilansir dari Antara, Rabu (15/10/2025).

    Sebelumnya, Kepala Biro Humas Setjen Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang mengatakan pesawat tempur Chengdu J-10 yang ingin dibeli Kemenhan, masih dikaji oleh TNI AU.

    Proses pengkajian tersebut dilakukan untuk memastikan pembelian pesawat tempur J-10 tepat untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia.

    Mengenai nilai anggaran, saat itu Kemenhan belum membahas untuk membeli pesawat tempur tersebut.

    Untuk diketahui, beredar informasi bahwa pemerintah telah membeli pesawat jet tempur asal China Chengdu J-10 Informasi itu beredar di beberapa akun media sosial, salah satunya akun instagram @isds.indonesia.

    Dalam unggahan akun tersebut pada 2 September 2025, dijelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto berencana membeli 42 pesawat jet tempur.

    Berdasarkan media Prancis Intelligenceonline yang dikutip oleh akun instagram ISDS dijelaskan kontrak pembelian J-10 sempat tertunda karena masalah pendanaan. Kini, kontrak tersebut akan dilanjutkan melalui skema pembayaran dari China.

    Spesifikasi

    Pesawat Chengdu J-10 merupakan jet tempur multi peran generasi 4.5 (lightweight multirole fighter) bermesin tunggal. Pesawat ini memiliki panjang 16,9 meter, rentang sayap 11,3 meter, tinggi 5,7 meter dan berat ketika kosong tanpa awak yaitu 9.750 kg.

    Pesawat tempur ini bergerak dengan menggunakan mesin WS-10 Taihang buatan China dan memiliki jangkauan maksimum 1.850 km (tanpa tangki bahan bakar tambahan). Jangkauan akan makin luas dengan hadirnya tangki tambahan.

    Dari sisi persenjataan, Chengdu-10 dapat mengangkut rudal udara-ke-udara jarak jauh PL-15 (200-300 km),  rudal jarak pendek PL-10 dan Bom presisi berpemandu laser/GPS, rudal anti-kapal dan bom konvensional. Chengdu-10 juga memiliki 11 cantelan senjata yang membuatnya menjadi sangat menatkutkan.

    Kelebihan dari jet ini adalah penggunaan radar AESA yang punya jangkauan jauh, bisa melacak dan mengunci banyak target sekaligus, serta kebal terhadap gangguan elektronik. Selain itu, pesawat ini juga memiliki desain sayap canard-delta dan fly-by-wire membuatnya sangat lincah di dogfight jarak dekat, bahkan setara F-16 dalam kecepatan dan manuver.

    Pesawat ini juga memiliki rekam jejak pertarungan yang cukup banyak. Salah satunya, dalam konflik Pakistan dengan India.

    Namun, Chengdu-10 perlu lebih dioptimalkan lagi dari sisi sensor. Pasalnya, meski lincah, avionik dan sensor secara umum masih di bawah F-16 Block 70 atau Rafale terbaru — terutama dalam hal software tempur dan interoperabilitas NATO/Western system.

    Dengan satu mesin, jarak tempur jet ini juga terbatas. Jangkauan ferry flight atau patroli tidak sepanjang jet twin-engine seperti Su-30, Rafale, atau F-15

  • Sempat Memanas, Pakistan dan Taliban Sepakat Gencatan Senjata 48 Jam

    Bentrokan di Perbatasan Afghanistan-Pakistan, 15 Warga Sipil Tewas

    Kabul

    Bentrokan berdarah kembali terjadi di perbatasan Afghanistan dan Pakistan. Otoritas Afghanistan melaporkan sedikitnya 15 warga sipil tewas dalam bentrokan terbaru itu, dengan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka.

    Juru bicara departemen informasi lokal Afghanistan, Ali Mohammad Haqmal, seperti dilansir AFP, Rabu (15/10/2025), mengatakan bahwa bentrokan terbaru itu pecah pada Rabu (15/10) dini hari, di distrik Spin Boldak, Afghanistan bagian selatan.

    Haqmal menyebut sedikitnya 15 warga sipil tewas dalam bentrokan tersebut.

    Jumlah korban tewas itu dikonfirmasi oleh seorang pejabat rumah sakit distrik Spin Boldak, Abdul Jan Barak, yang berbicara kepada AFP. Disebutkan juga oleh Barak bahwa lebih dari 80 wanita dan anak-anak menjadi korban luka-luka dalam bentrokan tersebut.

    Dalam pernyataan terpisah, juru bicara pemerintah Taliban yang berkuasa di Afghanistan, Zabihullah Mujahid, menuduh pasukan militer Pakistan “sekali lagi” telah melancarkan serangan-serangan “dengan senjata ringan dan berat” di distrik Spin Boldak.

    Mujahid menyebut sedikitnya 12 warga sipil tewas dan 100 orang lainnya luka-luka. Pernyataan Mujahid tersebut tidak menyebutkan adanya korban jiwa di kalangan pasukan keamanan Afghanistan.

    Namun pernyataan itu menyebut ketenangan telah kembali ke area tersebut, setelah tentara-tentara Pakistan tewas dan pos serta senjata disita.

    Semua pusat bisnis di area tersebut, menurut laporan koresponden AFP, ditutup dan banyak penduduk telah mengungsi.

    Pakistan belum memberikan komentarnya, namun sumber keamanan Islamabad mengatakan pihaknya menargetkan posisi-posisi Afghanistan dari distrik Kurram, yang lebih jauh ke wilayah utara dibandingkan Spin Boldak.

    Bentrokan kembali terjadi di perbatasan saat ketegangan meningkat antara kedua negara yang bertetangga tersebut, yang dipicu oleh masalah keamanan, dengan Pakistan menuduh Afghanistan melindungi kelompok-kelompok militan yang dipimpin oleh Taliban Pakistan (TTP).

    Bentrokan pertama kali terjadi pada Sabtu (11/10) malam ketika Kabul melancarkan operasinya di setidaknya lima provinsi di sepanjang perbatasan.

    Pemerintah Taliban mengatakan pasukannya menyerang pasukan keamanan Pakistan sebagai “balasan atas serangan udara yang dilancarkan militer Pakistan di Kabul”, menyusul rentetan ledakan di ibu kota Afghanistan pada Kamis (9/10) lalu.

    Islamabad bersumpah akan memberikan respons tegas pada Minggu (12/10), setelah puluhan korban tewas dilaporkan dari kedua belah pihak.

    Tonton juga video “Taliban Klaim Tewaskan 58 Tentara Pakistan dalam Baku Tembak” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)