Negara: Oman

  • Pemimpin Oposisi Israel Sebut Zionis Harus Serang Fasilitas Nuklir Iran: Saatnya Ubah Timur Tengah – Halaman all

    Pemimpin Oposisi Israel Sebut Zionis Harus Serang Fasilitas Nuklir Iran: Saatnya Ubah Timur Tengah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin oposisi Israel, Benny Gantz, mengatakan Israel harus menyerang Iran untuk mencegahnya mencapai kemampuan nuklir.

    Permintaan ini disampaikan setelah muncul laporan pada Rabu (16/4/2025), Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memblokir rencana serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran untuk melanjutkan negosiasi yang sedang berlangsung antara AS dan Iran.

    Benny Gantz, yang memimpin partai Persatuan Nasional Israel, mengatakan Israel “harus dan dapat menyerang Iran.”

    “Rezim Iran ahli dalam mengulur waktu,” katanya, Kamis (17/4/2025), dikutip dari Al Arabiya.

    “Negara Israel harus, dan dapat menghilangkan prospek kemampuan nuklir Iran.”

    “Berkoordinasi erat dengan sekutu besar kita, Amerika Serikat, sekarang saatnya mengubah Timur Tengah,” terang Benny Gantz.

    Sebelumnya, tepat sebelum perundingan pertama Iran dengan AS di Oman, Trump mengatakan Israel akan menjadi “pemimpin” serangan militer potensial terhadap Iran jika negara itu gagal menghentikan program senjata nuklirnya.

    “Jika itu memerlukan militer, kami akan menggunakan militer,” Associated Press melaporkan pernyataan Trump.

    “Israel jelas akan sangat terlibat dalam hal itu. Mereka akan menjadi pemimpinnya. Namun, tidak ada yang memimpin kami, tetapi kami melakukan apa yang ingin kami lakukan,” jelasnya.

    Putaran kedua pembicaraan yang dimediasi oleh Oman dijadwalkan berlangsung akhir pekan ini di Roma.

    Para pejabat AS belum berkomentar secara terbuka di mana pembicaraan akan diadakan.

    Perundingan Nuklir Iran-AS

    Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, mengirim menteri luar negerinya ke Rusia pada hari Kamis dengan sepucuk surat untuk Presiden Rusia Vladimir Putin, yang bertujuan untuk meningkatkan dukungan dari Moskow menjelang putaran kedua perundingan nuklir dengan AS.

    Donald Trump telah berulang kali mengancam Iran dengan pemboman dan memperluas tarif ke negara ketiga yang membeli minyaknya, jika Teheran tidak mencapai kesepakatan dengan Washington atas program nuklirnya yang disengketakan.

    Amerika Serikat telah mengerahkan pesawat tempur tambahan ke wilayah tersebut.

    Dilansir Arab News, AS dan Iran mengadakan pembicaraan di Oman akhir pekan lalu yang digambarkan oleh kedua belah pihak sebagai hal yang positif dan konstruktif.

    Menjelang putaran kedua perundingan yang akan berlangsung di Roma akhir pekan ini, Menteri Luar Negeri, Abbas Araqchi, mengatakan pada Rabu, hak Iran untuk memperkaya uranium tidak dapat dinegosiasikan.

    Rusia, sekutu lama Teheran, berperan dalam negosiasi nuklir Iran dengan Barat sebagai anggota Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto dan penandatangan kesepakatan nuklir sebelumnya yang ditinggalkan Trump selama masa jabatan pertamanya pada 2018.

    “Mengenai masalah nuklir, kami selalu melakukan konsultasi erat dengan teman-teman kami, Tiongkok dan Rusia.”

    “Sekarang ini adalah kesempatan yang baik untuk melakukannya dengan pejabat Rusia,” kata Araqchi kepada TV pemerintah.

    Negara-negara Barat mengatakan Iran sedang memurnikan uranium hingga tingkat kemurnian fisil yang tinggi, melampaui apa yang dapat dibenarkan untuk program energi sipil dan mendekati tingkat yang sesuai untuk bom atom.

    Iran membantah berupaya mendapatkan senjata nuklir dan mengatakan bahwa mereka memiliki hak atas program nuklir sipil.

    Moskow telah membeli senjata dari Iran untuk perang di Ukraina dan menandatangani kesepakatan kemitraan strategis selama 20 tahun dengan Teheran awal tahun ini, meskipun tidak termasuk klausul pertahanan bersama.

    Kedua negara tersebut merupakan sekutu medan perang di Suriah selama bertahun-tahun hingga sekutu mereka, Bashar Assad, digulingkan pada Desember 2024.

    Putin tetap menjaga hubungan baik dengan Khamenei karena Rusia dan Iran dianggap sebagai musuh oleh Barat, tetapi Moskow ingin agar tidak memicu perlombaan senjata nuklir di Timur Tengah.

    Rusia telah mengatakan bahwa serangan militer apa pun terhadap Iran akan ilegal dan tidak dapat diterima.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

  • Menteri Luar Negeri Iran: Pengayaan Uranium Tidak Bisa Dinegosiasikan dalam Perundingan AS – Halaman all

    Menteri Luar Negeri Iran: Pengayaan Uranium Tidak Bisa Dinegosiasikan dalam Perundingan AS – Halaman all

    Menteri Luar Negeri Iran: Pengayaan Uranium Tidak Bisa Dinegosiasikan dalam Perundingan AS

    TRIBUNNEWS.COM- Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan pada tanggal 16 April bahwa pengayaan uranium Republik Islam tersebut “tidak dapat dinegosiasikan,” menyusul putaran perundingan nuklir terbaru yang dimediasi Oman antara Teheran dan Washington dan pernyataan yang saling bertentangan yang dibuat oleh utusan AS. 

    “Pengayaan Iran adalah masalah nyata yang dapat diterima. Kami siap membangun kepercayaan dalam menanggapi kemungkinan kekhawatiran, tetapi masalah pengayaan tidak dapat dinegosiasikan,” kata Araghchi pada hari Rabu. 

    “Tidak akan ada yang diperoleh di bawah tekanan, tetapi negosiasi yang disertai rasa hormat dapat menghasilkan kemajuan,” imbuhnya. “Jika AS mengambil sikap konstruktif, akan ada harapan bahwa negosiasi akan dimulai pada kerangka kesepakatan sementara.”

    Araghchi juga mengonfirmasi bahwa ia akan menuju Rusia dan akan menyampaikan pesan dari Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Utusan AS untuk kawasan tersebut Steve Witkoff mengatakan dalam sebuah pernyataan pada tanggal 15 April bahwa Iran harus “menghentikan dan menghilangkan” pengayaan nuklirnya.

    “Setiap pengaturan akhir harus menetapkan kerangka kerja untuk perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Timur Tengah – yang berarti bahwa Iran harus menghentikan dan menghilangkan program pengayaan dan persenjataan nuklirnya. Sangat penting bagi dunia bahwa kita menciptakan kesepakatan yang tangguh dan adil yang akan bertahan lama, dan itulah yang diminta Presiden Trump kepada saya,” kata Witkoff. 

    Komentarnya muncul setelah wawancara Fox News awal minggu ini di mana Witkoff mengisyaratkan bahwa pengayaan uranium Iran yang terbatas dapat diterima. 

    Steve Witkoff mengatakan kepada Fox News pada hari Senin bahwa pembicaraan akan difokuskan pada tuntutan AS untuk pengawasan pengayaan uranium Iran dan pengembangan rudal apa pun yang mampu membawa bom nuklir.

    “[Iran] tidak perlu memperkaya lebih dari 3,67 persen. Dalam beberapa keadaan, mereka melakukannya pada 60 persen, dalam keadaan lain 20 persen. Itu tidak mungkin… Anda tidak perlu menjalankan – seperti yang mereka klaim – program nuklir sipil di mana Anda memperkaya lebih dari 3,67 persen,” kata Witkoff.

    Komentarnya menunjukkan bahwa Washington mungkin tidak menuntut pembongkaran total program nuklir, seperti yang didesak Israel.

    Seorang juru bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan pada hari Selasa bahwa kemampuan militer Iran adalah “garis merah” dalam perundingan nuklir.

    Kemampuan militer dan pertahanan Iran “tidak mungkin” dan “tidak akan pernah menjadi subjek negosiasi,” kata juru bicara IRGC Jenderal Ali Mohammad Naeini. 

    Presiden AS Donald Trump telah berulang kali mengancam Iran dengan operasi pengeboman jika kesepakatan tidak tercapai, sambil mempertahankan kebijakan “tekanan maksimum” berupa sanksi terhadap Teheran. 

    Teheran telah menuntut diakhirinya tekanan dan ancaman AS, dan mengatakan pembicaraan akan terus berlanjut secara tidak langsung.

    Putaran perundingan AS-Iran berikutnya akan diadakan pada tanggal 19 April. Iran mengatakan perundingan akan diadakan di Oman lagi, meskipun ada laporan di media barat bahwa perundingan akan diadakan di Roma. 

    SUMBER: THE CRADLE

  • Pemimpin Oposisi Israel: Netanyahu Takut Serang Iran, padahal Sudah Didesak – Halaman all

    Pemimpin Oposisi Israel: Netanyahu Takut Serang Iran, padahal Sudah Didesak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Yair Lapid, seorang pemimpin oposisi Israel, mengklaim Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pernah takut menyerang Iran.

    Lapid mengaku pernah mendesak Netanyahu agar menyerang fasilitas fasilitas perminyakan Iran pada bulan Oktober 2024. Sayangnya, Netanyahu menolak desakan itu.

    “Menghancurkan industri minyak Iran akan meruntuhkan ekonominya dan pada akhirnya akan menumbangkan rezim itu. Netanyahu takut dan mencegahnya,” kata Lapid di akun media sosial X miliknya pada hari Kamis, (17/4/2025).

    Dikutip dari i24 News, eks Perdana Menteri Israel Naftali Bennet turut mengkritik Netanyahu. Dia merasa Netanyahu hanya mengancam menyerang saja.

    “Doktrin mantan Perdana Menteri Menachem Begin dalam persoalan nuklir adalah menyerang dan menghancurkan, seperti kasus di Irak dan Suriah,” kata Bennet.

    “Doktrin Netanyahu ialah mengancam, mengancam, mengancam dan membocorkan bahwa dia menginginkannya, tetap tidak diizinkan.”

    Bennet mengklaim saat ini Amerika Serikat, sekutu utama Israel, punya posisi kuat, sedangkan Iran dan proksi-proksinya lemah, hampir tak berdaya.

    NETANYAHU – Foto ini diambil dari Instagram Netanyahu pada Kamis (20/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam unggahan Instagram-nya pada 10 Desember 2024 yang menuliskan terima kasih kepada pendukung Israel. (Instagram @b.netanyahu)

    Sementara itu, Benny Gantz yang menjadi pemimpin Partai Persatuan Nasional mendesak agar Israel menyerang fasilitas nuklir Iran.

    “Israel harus, dan bisa, melenyapkan prospek kemampuan nuklir Iran,” kata Gantz di X hari Kamis.

    “Rezim Iran adalah ahlinya mengulur waktu. Berkoordinasi erat dengan sekutu besar kita, Amerika Serikat (AS), saatnya mengubah Timur Tengah.

    Israel ingin serang Iran, tetapi dicegah AS

    Baru-baru ini Presiden AS Donald Trump dilaporkan mencegah serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.

    The New York Times menyebut Trump lebih memilih mendukung kesepakatan dengan Iran guna membatasi program nuklir.

    Narasumber pejabat AS yang didapatkan media terkenal itu mengatakan Israel sebenarnya berencana menyerang Iran pada bulan Mei mendatang. Tujuannya adalah mengurangi kemampuan Iran untuk mengembangkan senjata nuklir.

    Menurut media itu, bantuan AS diperlukan tidak hanya untuk melindungi Israel dari aksi balasan Iran, tetapi juga untuk memastikan serangan itu berhasil.

    Namun, Trump telah memberi tahu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa dia tidak akan mendukung serangan ke Iran. Hal itu disampaikan Trump ketika Netanyahu berkunjung ke Gedung Putih beberapa waktu lalu.

    The Times of Israel, dengan mengutip The New York Times, menyebut penolakan Trump membantu Israel menyerang Iran dipicu oleh adanya perpecahan internal di dalam pemerintahan Trump.

    Di satu sisi, ada pejabat yang menginginkan tindakan militer lebih tegas terhadap Iran. Di sisi lain, ada yang mewaspadai munculnya perang lebih besar di Timur Tengah.

    Dalam pertemuan dengan Netanyahu, Trump juga mengatakan AS bakal memulai negosiasi dengan Iran supaya mencegah negara Timur Tengah itu memiliki senjata nuklir.

    Iran tak bahas persoalan nonnuklir

    Sabtu pekan lalu AS dan Iran menggelar pembicaraan di Oman. Kedua belah pihak menyebut pembicaraan itu “positif”.

    Iran mengatakan pembicaraan selanjutnya akan akan digelar pekan ini di Kota Roma, Italia. Awalnya Iran menginginkan pembicaraan kembali dilakukan di Oman.

    Trump sudah berulang kali mengancam akan menyerang fasilitas nuklir Iran jika kesepakatan dengan Iran gagal tercapai.

    Sementara itu, dikutip dari Euro News, para pejabat Iran memperingatkan bahwa mereka bisa mengupayakan pengembangan senjata nuklir dengan uranium yang telah dikayakan.

    Menteri Luar Negeri Iran mengatakan AS mengambil sikap yang kontradiktif dalam perundingan.

    “Pengayaan (uranium) itu nyata dan isu yang bisa diterima dan kami siap membangun keyakinan mengenai kekhawatiran yang bisa muncul,” kata Araghchi.

    Dia mengatakan Iran harus tetap memiliki fasilitas pengayaan uranium.

    Adapun utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengatakan kesepakatan dengan Iran hanya bisa rampung jika ada kesepakatan yang diinginkan Trump.

    “Iran harus berhenti dan melenyapkan fasilitas pengayaan uranium dan program nuklir yang dijadikan senjata,” kata Witkoff di media sosial X.

  • Trump Menentang, Israel Batalkan Rencana Serang Fasilitas Nuklir Iran

    Trump Menentang, Israel Batalkan Rencana Serang Fasilitas Nuklir Iran

    Washington DC

    Israel sedang bersiap untuk melancarkan serangan militer terhadap sejumlah target nuklir di wilayah Iran, namun kemudian dibatalkan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan intervensi. Trump dilaporkan menentang keras rencana serangan Tel Aviv terhadap fasilitas nuklir Teheran tersebut.

    Laporan New York Times (NYT), yang mengutip sejumlah pejabat pemerintahan AS yang memahami persoalan itu, seperti dilansir Reuters dan Newsweek, Kamis (17/4/2025), menyebut Trump memblokir rencana serangan Israel demi menegosiasikan kesepakatan dengan Iran untuk membatasi program nuklir mereka.

    NYT dalam laporannya menyebut Israel telah menyusun rencana untuk menyerang situs nuklir Iran pada Mei tahun lalu, dengan tujuan menghambat kemampuan Iran dalam mengembangkan senjata nuklir selama satu tahun atau lebih.

    Namun, menurut laporan NYT, Trump melakukan intervensi karena AS cenderung mengambil pendekatan diplomatik terhadap Iran daripada pendekatan militer.

    Disebutkan oleh NYT bahwa Trump memutuskan berunding dengan Iran setelah berbulan-bulan terjadi perdebatan internal di kalangan pejabat pemerintahan AS yang mendukung sikap militer yang lebih kuat terhadap Teheran dan kalangan yang mewaspadai perang lebih luas di Timur Tengah ketika ketegangan di kawasan itu sudah mencapai titik kritis.

    Trump, sebut laporan NYT, telah mengatakan kepada Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu bahwa AS tidak akan mendukung serangan militer terhadap Iran. Penegasan Trump itu menggagalkan optimisme Israel untuk mendapatkan dukungan Washington bagi rencananya.

    Bantuan AS, menurut laporan NYT, diperlukan tidak hanya untuk membela Israel dari pembalasan Iran, tetapi juga memastikan serangan itu berhasil.

    Pekan lalu, Trump mengumumkan AS sedang melakukan pembicaraan langsung dengan Iran membahas isu nuklir. Pengumuman itu disampaikan Trump di Ruang Oval setelah pertemuannya dengan Netanyahu yang berkunjung ke Gedung Putih.

    Pada Sabtu (12/5) lalu, AS dan Iran akhirnya menggelar pembicaraan di Oman, yang merupakan pembicaraan pertama kali selama pemerintahan Trump, termasuk pada masa jabatan pertamanya pada tahun 2017-2021 lalu. Kedua negara menggambarkan pembicaraan itu berlangsung “positif” dan “konstruktif”.

    Putaran kedua untuk pembicaraan itu dijadwalkan akan digelar pada Sabtu (19/4) mendatang, dengan seorang sumber yang memahami rencana pertemuan kedua itu menyebut pembicaraan kemungkinan akan dilakukan di Roma, Italia.

    Keputusan Trump untuk mengupayakan diplomasi dengan Iran sangat kontras dengan masa jabatan pertamanya, ketika dia menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran dan memberikan izin untuk serangan militer yang menewaskan jenderal terkemuka Iran, Qassem Soleimani.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Harga Minyak Dunia Turun, Brent dan WTI Dipatok Segini – Page 3

    Harga Minyak Dunia Turun, Brent dan WTI Dipatok Segini – Page 3

    Harga minyak mentah AS tetap stabil pada perdagangan hari Senin setelah OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan untuk tahun ini karena adanya perang tarif yang dimulai oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Mengutip CNBC, Selasa (15/4/2025), harga minyak mentah AS naik 3 sen menjadi USD 61,53 per barel, sementara harga minyak acuan global Brent naik 12 sen menjadi USD 64,88 per barel.

    OPEC yang merupakan organisasi negara-negara produsen minyak dunia negeluarkan laporan bulanan yang memperkirakan permintaan minyak mentah tumbuh sebesar 1,3 juta barel per hari tahun ini dan tahun depan, turun sekitar 150.000 barel per hari dari perkiraan sebelumnya.

    Harga minyak mentah naik hampir 2% di awal sesi setelah keputusan Trump untuk membebaskan produk teknologi utama seperti telepon pintar dari tarifnya terhadap China.

    Presiden Trump telah mengenakan tarif 145% terhadap China, sementara menunda bea masuk yang lebih tinggi bagi sebagian besar negara lain selama 90 hari ke depan untuk memungkinkan negosiasi.

    Harga minyak mendapat sedikit dukungan setelah Menteri Energi AS Chris Wright mengatakan pada hari Jumat bahwa Trump dapat menghentikan ekspor minyak Iran jika kesepakatan tidak tercapai terkait program nuklir Republik Islam tersebut. AS dan Iran mengadakan pembicaraan di Oman pada hari Sabtu dan akan bertemu lagi pada tanggal 19 April.

    Minyak mentah AS turun lebih dari 14% dan Brent telah turun lebih dari 13% sejak tanggal 2 April ketika Trump mengumumkan kebijakan tarif yang mengguncang dunia. Harga minyak juga tertekan oleh keputusan OPEC+ untuk mempercepat produksi mulai bulan Mei.

    “Ini adalah pukulan ganda bagi pasar minyak saat ini,” kata Helima Croft, kepala strategi komoditas global di RBC Capital Markets, kepada “The Exchange” CNBC pada hari Senin.

    Goldman Sachs memperkirakan West Texas Intermediate dan Brent masing-masing berada pada harga rata-rata $59 dan $63 per barel, sepanjang sisa tahun ini, menurut catatan yang diterbitkan pada hari Minggu.

  • Jenderal IRGC Lama Diam, Berkoar Hasil Perundingan AS-Iran Tak Bisa Nego Keamanan dan Militer Iran – Halaman all

    Jenderal IRGC Lama Diam, Berkoar Hasil Perundingan AS-Iran Tak Bisa Nego Keamanan dan Militer Iran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang juru bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) telah menekankan bahwa keamanan nasional dan kemampuan militer Iran tidak dapat dinegosiasikan dalam kondisi apa pun.

    Demikian dikatakan oleh Brigadir Jenderal Ali Mohammad Naeini, pada Selasa (15/4/2025), dikutip dari ifpnews.

    “Keamanan nasional, pertahanan, dan kekuatan militer merupakan salah satu garis merah Republik Islam Iran yang tidak dapat didiskusikan atau dinegosiasikan dalam kondisi apa pun,” kataya.

    Ia berbicara saat konferensi pers yang menandai ulang tahun pertama operasi anti-Israel pertama Iran, pada April 2024, yang melibatkan penembakan lebih dari 300 pesawat tak berawak dan rudal ke pangkalan militer di wilayah pendudukan.

    Dijuluki Janji Sejati I, operasi itu terjadi kurang dari dua minggu setelah serangan teroris Israel menewaskan tujuh anggota IRGC di konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus.

    Naeini memuji serangan balasan itu sebagai operasi pesawat tak berawak terbesar di dunia, dengan radius terbang lebih dari 1.000 kilometer.

    Operasi tersebut “menunjukkan inisiatif Iran dan kemampuan ofensif asimetris untuk menyerang musuh Zionis dan merupakan konfrontasi militer langsung dan publik pertama antara Republik Islam dan rezim Zionis,” tambahnya.

    Juru bicara IRGC juga mencatat bahwa Janji Sejati I juga menunjukkan tekad kuat Iran untuk menanggapi Israel dengan tegas, serta kekuatan Angkatan Bersenjata untuk menghadapi rezim teroris.

    Serangan anti-Israel, tegasnya, adalah operasi yang sepenuhnya sah dan dilakukan berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB.

    Hal itu mengungkap lemahnya fondasi keamanan Israel, membuktikan kemampuan ofensif Iran sebagai kekuatan rudal dan pesawat tak berawak di kawasan dan dunia, dan menanamkan rasa harapan dalam diri bangsa Palestina yang tangguh dan rakyat Gaza yang tertindas, kata Naeini.

    Pada bulan Oktober 2024, Iran melancarkan operasi anti-Israel kedua sebagai balasan atas pembunuhan komandan perlawanan oleh rezim tersebut.

    Akhir bulan itu, pesawat tempur Israel menggunakan ruang yang tersedia bagi militer AS di Irak untuk menembakkan rudal ke instalasi militer di Iran yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan Piagam PBB.

    Tindakan agresi Israel berhasil dicegat dan dilawan oleh sistem pertahanan udara Iran. Iran telah bersumpah untuk melakukan operasi anti-Israel ketiga sebagai tanggapan atas serangan tersebut.

    Trump Siagakan Militer

    Sementara dikutip dari defence-blog, Presiden AS Donald Trump telah mengeluarkan peringatan keras kepada Iran, menuduh Teheran mengulur-ulur perundingan nuklir dan mengisyaratkan bahwa Amerika Serikat siap mengambil tindakan militer jika perundingan gagal.

    Berbicara dari Ruang Oval pada tanggal 14 April bersama Presiden El Salvador Nayib Bukele, Trump mengungkapkan rasa frustrasinya atas lambatnya diskusi baru-baru ini yang diadakan di Oman antara pejabat AS dan Iran.

    Pembicaraan tersebut merupakan kontak tingkat tinggi pertama sejak Trump kembali menjabat pada bulan Januari.

    “Kami mengadakan pertemuan dengan mereka pada hari Sabtu. Kami memiliki jadwal pertemuan lain pada hari Sabtu mendatang. Saya berkata, ‘Itu waktu yang lama.’ Anda tahu, itu waktu yang lama. Jadi saya pikir mereka mungkin akan memanfaatkan kami,” kata Trump, menurut CNN.

    Presiden menegaskan bahwa AS tidak bersedia menerima penundaan dalam negosiasi sementara Iran terus memajukan program nuklirnya.

    “Mereka harus menyingkirkan konsep senjata nuklir. Mereka tidak boleh memiliki senjata nuklir,” kata Trump.

    Ia menambahkan bahwa Iran “cukup dekat untuk memilikinya”, dan menekankan bahwa waktunya hampir habis.

    “Jika kami harus melakukan sesuatu yang sangat keras, kami akan melakukannya.”

    Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, yang berbicara kepada media pemerintah setelah pertemuan hari Sabtu, mengatakan kedua pihak “hampir” mencapai kesepakatan mengenai kerangka kerja negosiasi.

    Namun, Teheran telah memperingatkan bahwa tindakan militer apa pun berisiko memicu konflik yang lebih luas di Timur Tengah.

    Pemerintah belum mengungkapkan garis merah atau jadwal operasional yang spesifik, tetapi nada dari Gedung Putih menunjukkan ketidaksabaran yang meningkat. Trump mengatakan dia yakin Iran memanfaatkan pemerintahan sebelumnya, dengan mengatakan, “Mereka sudah terbiasa berurusan dengan orang-orang bodoh di negara ini.”

    Negosiasi saat ini menyusul ketegangan yang meningkat selama berbulan-bulan, termasuk sanksi AS dan aktivitas proksi Iran di seluruh wilayah. Washington telah memperjelas bahwa kesepakatan baru harus berisi pengawasan yang lebih ketat, pembatasan pengembangan rudal, dan pembongkaran penuh pengayaan senjata.

    (Tribunnews.com/Chrysnha)

  • Trump Tegaskan Iran Tak Bisa Punya Senjata Nuklir!

    Trump Tegaskan Iran Tak Bisa Punya Senjata Nuklir!

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuduh Iran secara sengaja menunda kesepakatan nuklir dengan AS. Trump pun kembali menegaskan bahwa Teheran harus menghentikan segala upaya untuk mendapatkan senjata nuklir atau menghadapi kemungkinan serangan militer terhadap fasilitas nuklir mereka.

    “Saya pikir mereka (Iran-red) memanfaatkan kita,” kata Trump kepada wartawan seperti dilansir Reuters, Selasa (15/4/2025).

    Tuduhan itu disampaikan Trump setelah Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, menggelar pertemuan dengan pejabat senior Iran di Oman pada Sabtu (12/4) waktu setempat.

    Baik Iran maupun AS mengatakan bahwa pembicaraan di Oman berlangsung “positif” dan “konstruktif”. Putaran kedua dijadwalkan pada Sabtu (19/4) mendatang, dan seorang sumber yang diberi pengarahan tentang rencana tersebut mengatakan pertemuan selanjutnya kemungkinan akan digelar di Roma, Italia.

    Dituturkan sumber yang tersebut bahwa diskusi dimaksudkan untuk mengeksplorasi apa yang mungkin, termasuk kerangka kerja yang luas tentang seperti apa kesepakatan potensial itu nantinya.

    “Iran harus menyingkirkan konsep senjata nuklir. Mereka tidak dapat memiliki senjata nuklir,” tegas Trump dalam pernyataannya.

    Saat ditanya apakah opsi AS untuk merespons Iran mencakup serangan militer terhadap fasilitas nuklir Teheran, Trump menjawab: “Tentu saja.”

    Trump mengatakan bahwa Iran harus bergerak cepat untuk menghindari respons keras karena “mereka sudah cukup dekat” untuk mengembangkan senjata nuklir.

    AS dan Iran menggelar pembicaraan tidak langsung selama era pemerintahan mantan Presiden Joe Biden, tetapi mereka hanya mencapai sedikit kemajuan.

    Negosiasi terakhir yang diketahui antara kedua negara berlangsung pada era mantan Presiden Barack Obama, yang mempelopori kesepakatan nuklir tahun 2015 yang kemudian ditinggalkan Trump.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Iran Ngadu ke Rusia dan Italia ke AS, Intrik Dua Mitra sebelum Perundingan Kedua Bahas Nuklir – Halaman all

    Iran Ngadu ke Rusia dan Italia ke AS, Intrik Dua Mitra sebelum Perundingan Kedua Bahas Nuklir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi akan mengunjungi Rusia minggu ini, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri pada Senin (14/4/2025).

    Iran akan berkonsultasi dengan Moskow berdasarkan pembicaraan terbaru antara Iran dan Amerika Serikat di Oman, Reuters melaporkan.

    Iran sedang meningkatkan upaya diplomatiknya untuk menyelesaikan sengketa nuklirnya dengan Barat serta melepaskan tekanan dari ekonominya yang terkena sanksi, dan akan menerima kepala pengawas nuklir PBB Rafael Grossi minggu ini, menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Esmaeil Baghaei.

    Iran dan AS mengatakan mereka mengadakan pembicaraan “positif” dan “konstruktif” di Oman minggu lalu dan sepakat untuk kembali bersidang pada hari Sabtu (19/4/2025) dalam sebuah dialog yang dimaksudkan untuk mengatasi meningkatnya program nuklir Teheran.

    Perjalanan menteri luar negeri ke Moskow akan dilakukan pada akhir minggu ini, kata Baghaei.

    Di Iran, minggu ini berakhir pada hari Jumat.

    Perjalanan tersebut “telah direncanakan sebelumnya, tetapi akan ada konsultasi mengenai pembicaraan dengan AS,” kata Baghaei.

    Amerika Serikat menuduh Iran tengah berupaya mengembangkan senjata nuklir. Teheran mengatakan program nuklirnya semata-mata untuk tujuan sipil.

    Presiden AS Donald Trump telah mengancam tindakan militer jika tidak ada kesepakatan yang dicapai untuk menghentikan program nuklir Iran, dan mengatakan kemarin bahwa ia bertemu dengan para penasihat di Iran dan mengharapkan keputusan yang cepat.

    Rusia telah memainkan peran dalam negosiasi nuklir antara Barat dan Iran sebagai sekutu Teheran dan penandatangan perjanjian nuklir 2015 yang  ditinggalkan AS  pada 2018.

    Moskow telah menyerukan fokus pada kontak diplomatik alih-alih tindakan yang dapat menyebabkan eskalasi.

    Minggu lalu, Rusia, Cina, dan Iran mengadakan konsultasi tingkat ahli mengenai program nuklir Iran di Moskow.

    Italia ke AS

    Seperti langkah Iran ke Rusia, justru tuan rumah perundingan selanjutnya yakni PM Italia berencana melakukan kunjungan ke AS.

    Hal ini diberitakan oleh decode39 pada Senin.

    Adapun seperti dikabarkan, putaran kedua perundingan nuklir antara Amerika Serikat dan Iran akan berlangsung di Italia, setelah putaran pertama yang sukses di Oman.

    Pemilihan Roma menandakan upaya untuk meningkatkan profil diplomatik perundingan.

    Diungkapkan Axios, putaran kedua perundingan nuklir antara AS dan Iran akan diadakan pada hari Sabtu di Roma, Italia.

    Setelah putaran pertama yang sukses di Oman, AS berupaya mempertahankan format langsung — dengan pejabat dari kedua belah pihak di ruangan yang sama.

    AS menyarankan ibu kota Italia sebagai tempat baru, menandakan langkah untuk meningkatkan profil diplomatik pembicaraan tersebut.

    Mediator Oman akan tetap hadir, tetapi Washington menginginkan peralihan dari pembicaraan tidak langsung ke pembicaraan langsung menjadi permanen.

    Wakil presiden AS, JD Vance, akan berada di Roma pada saat yang bersamaan.

    Meskipun tidak ada konfirmasi mengenai keterlibatannya, partisipasi apa pun—bahkan yang simbolis—akan meningkatkan pembicaraan secara signifikan dan menandakan investasi langsung Gedung Putih dalam proses tersebut.

    Pada tanggal 17-18 April, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni akan berada di Washington untuk bertemu dengan Presiden Donald Trump dan pemerintahannya.

    Diskusi tersebut juga menyinggung perundingan nuklir AS-Iran yang sedang berlangsung di Roma.

    Sebelumnya, negosiasi mengenai program nuklir Iran dilakukan dalam format JCPOA, yang dipimpin oleh E3 (Inggris, Prancis, Jerman).

    Trump tidak pernah mendukung perjanjian itu, dan sekarang kita mungkin melihat pendekatan berbeda yang juga dapat melibatkan Italia.

    (Tribunnews.com/ Chrysnha)

  • Bukan Dolar AS yang Paling Berpengaruh, Daftar 10 Mata Uang Paling Kuat di Dunia

    Bukan Dolar AS yang Paling Berpengaruh, Daftar 10 Mata Uang Paling Kuat di Dunia

    PIKIRAN RAKYAT – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali melemah, menyentuh angka Rp16.787 pada pagi hari tanggal 14 April 2025. Angka ini mendekati level kritis yang pernah terjadi saat krisis moneter 1998, ketika nilai tukar rupiah sempat terpuruk hingga menyentuh kisaran Rp16.800 per dolar AS.  

    Namun, menariknya, pelemahan rupiah ini tidak semata disebabkan oleh kekuatan dolar AS sebagai mata uang utama dunia. Faktanya, dolar AS sendiri bukanlah mata uang yang paling kuat secara nilai nominal jika dibandingkan dengan beberapa mata uang lain. 

    Apa saja mata uang terkuat di dunia? Simak daftarnya.

    1. Dinar Kuwait

    Dinar Kuwait menempati posisi teratas sebagai mata uang dengan nilai tukar tertinggi terhadap dolar AS, di mana satu dolar hanya setara sekitar 0,31 unit mata uang ini. Salah satu faktor utama penguatannya adalah cadangan minyak Kuwait yang sangat besar—sekitar 7 persen dari total global—yang mendukung kestabilan ekonominya.

    Kurs terkini: Rp54.674 per 1 KWD

    2. Dinar Bahrain

    Dinar Bahrain menduduki peringkat kedua dalam daftar mata uang terkuat dunia. Nilai tukarnya berada di kisaran 0,38 terhadap satu dolar AS. Selain kekayaan sumber daya minyak, kondisi iklim investasi yang kondusif turut memperkuat nilai mata uang negara tersebut. 

    Kurs terkini: Rp44.628 per 1 BHD

    3. Riyal Oman

    Mata uang Oman berada di posisi ketiga dalam daftar ini, dengan nilai tukar sekitar 0,39 per dolar AS. Sejak dekade 1960-an, Oman secara konsisten memproduksi lebih dari satu juta barel minyak per hari, yang berkontribusi besar terhadap kekuatan mata uangnya.

    Kurs terkini: Rp43.536 per 1 OMR

    4. Dinar Yordania

    Dinar Yordania termasuk dalam deretan mata uang terkuat di dunia, dengan nilai tukar sekitar 0,71 terhadap dolar AS. Meskipun Yordania tidak kaya akan minyak, kekuatan mata uangnya didukung oleh keberadaan sektor mineral dan diversifikasi ekonominya.

    Kurs terkini:  Rp23.641 per 1 JOD

    5. Pound Inggris

    Pound Inggris berada di peringkat kelima dalam hal kekuatan nilai tukar, dengan 1 dolar AS bernilai sekitar £0,82. Stabilitas ekonomi, peran historis sterling, dan posisi London sebagai pusat keuangan global menjadi faktor utama yang menopang kekuatan mata uang ini.

    Kurs terkini:  Rp21.976 per 1 GBP

    6. Pound Gibraltar

    Mata uang ini memiliki nilai tukar yang setara dengan Pound Inggris, yaitu sekitar 0,82 per dolar AS. Keterkaitannya yang erat dengan sterling serta sektor wisata dan jasa keuangan yang berkembang menjadikan nilai tukarnya tetap kuat.
    Kurs terkini: Rp21.976 per 1 GIP

    7. Dolar Kepulauan Cayman

    Dolar dari Kepulauan Cayman menempati posisi ketujuh dengan nilai tukar sekitar 0,83 per dolar AS. Sistem pajak yang tidak mengenakan pajak langsung serta aktivitas ekonomi yang dinamis menjadikan mata uang ini relatif kuat.

    Kurs terkini:  Rp20.209 per 1 KYD

    8. Franc Swiss

    Mata uang Swiss dikenal sebagai pilihan aman bagi investor dalam masa ketidakpastian global. Dengan nilai tukar sekitar 0,92 terhadap dolar AS, franc Swiss menonjol karena stabilitas politik, rendahnya tingkat utang, dan kebijakan moneter yang hati-hati.
    Kurs terkini: Rp20.527 per 1 CHF

    9. Euro

    Euro digunakan oleh 20 negara anggota Uni Eropa dan memiliki nilai tukar sekitar 0,98 terhadap dolar AS. Kekuatan ekonomi dari negara-negara seperti Jerman dan Spanyol memberikan fondasi kokoh bagi mata uang ini.

    Kurs terkini: Rp19.075 per 1 EUR

    10. Dolar AS

    Meski hanya menempati peringkat kesepuluh dalam daftar mata uang paling kuat secara nilai tukar, dolar AS tetap menjadi standar utama dalam transaksi internasional. Sejak akhir Perang Dunia II, statusnya sebagai mata uang cadangan global memungkinkan Amerika Serikat untuk mengakses pembiayaan global dengan bunga rendah.

    Kurs terkini: Rp16.762 per 1 USD

    Disclaimer: Artikel ini sebelumnya tayang di Pikiran Rakyat Bekasi dengan judul Mata Uang Terkuat Dunia: Rahasia Kekuatan Ekonomi di Balik Angka

     

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • AS Siap Pastikan Iran Tak Akan Pernah Punya Bom Nuklir

    AS Siap Pastikan Iran Tak Akan Pernah Punya Bom Nuklir

    Washington DC

    Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Pete Hegseth mengatakan negaranya mengharapkan solusi diplomatik untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir. Namun jika solusi diplomatik gagal, Hegseth menegaskan militer AS siap “untuk mengambil tindakan lebih jauh dan lebih besar”.

    Para diplomat AS dan Iran, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (14/4/2025), melakukan pembicaraan tidak langsung di Oman pada Sabtu (12/4) waktu setempat, dalam upaya mengatasi kekhawatiran Barat tentang program nuklir Iran.

    Hegseth saat berbicara dengan program televisi CBS “Face The Nation” menggambarkan kontak tentatif pertama di Oman sebagai pembicaraan yang “produktif” dan “langkah yang baik”.

    Dia juga mengatakan bahwa meskipun Presiden Donald Trump berharap untuk tidak pernah harus menggunakan opsi militer AS terhadap Iran.

    “Kami telah menunjukkan kemampuan untuk bertindak lebih jauh, lebih dalam dan lebih besar,” ucap Hegseth.

    “Sekali lagi, kami tidak ingin melakukan hal itu, tapi jika kami harus melakukannya, kami akan melakukannya untuk mencegah bom nuklir berada di tangan Iran,” tegasnya.

    Trump, dalam pernyataan pada Rabu (9/4) pekan lalu, menyebut aksi militer “benar-benar” mungkin dilakukan — bersama dengan Israel — jika perundingan di Oman gagal.

    “Jika itu membutuhkan militer, kami akan mengerahkan militer. Israel jelas akan sangat terlibat dalam hal itu, menjadi pemimpinnya,” ujar Trump saat berbicara kepada wartawan.

    Peringatan Trump itu disampaikan setelah pada akhir Maret lalu, AS menegaskan: “Jika mereka tidak membuat kesepakatan, akan ada pengeboman”.

    Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir Iran dengan negara-negara besar dunia tahun 2018 lalu, pada masa jabatan pertamanya. Para analis mengatakan Iran mungkin sekarang hanya membutuhkan waktu beberapa minggu lagi untuk memproduksi senjata nuklir yang dapat dikirim — meskipun Teheran membantah.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini