Negara: Oman

  • AS-Houthi Gencatan Senjata, Mampukah Akhiri Konflik di Laut Merah?

    AS-Houthi Gencatan Senjata, Mampukah Akhiri Konflik di Laut Merah?

    Jakarta

    Pada Selasa malam (6/5), Menteri Luar Negeri Oman Badr al-Busaidi mengejutkan publik ketika mengumumkan tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Amerika Serikat dan kelompok milisi Houthi.

    Dalam unggahannya di platform X, al-Busaidi menyebutkan, hasil dari upaya deeskalasi terakhir telah menghasilkan perjanjian di mana kedua pihak sepakat untuk tidak saling menyerang demi menjamin kebebasan pelayaran dan perdagangan internasional di Laut Merah.

    Pengumuman ini muncul hanya beberapa jam setelah serangan udara Israel menghancurkan Bandara Internasional Sanaa, serta sehari setelah militer Israel mengklaim menyerang puluhan target di sepanjang pantai Yaman, termasuk fasilitas pelabuhan di Hudeida, sebagai balasan atas serangan roket Houthi terhadap Bandara Tel Aviv.

    Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa “Houthi telah menyerah” dan mengaku “tidak ingin melanjutkan perang”, seraya menambahkan bahwa Amerika Serikat memilih untuk mempercayai pernyataan mereka. Tapi tidak seorangpun, termasuk Kemenlu Oman, yang membenarkan adanya kaitan antara kesepakatan damai dengan serangan Israel.

    Terpisah jarak geografis

    Pernyataan Trump dibantah langsung oleh pihak Houthi. Kepala juru runding Mohammed Abdulsalam mengatakan kepada Reuters, pihaknya tidak melakukan pembicaraan langsung dengan AS dan menegaskan peran Oman sebagai mediator. Dia juga menekankan, kesepakatan tersebut tidak mencakup tindakan terhadap Israel. “Gencatan senjata ini sama sekali tidak mencakup serangan ke Israel,” ujar Abdulsalam.

    Konflik antara Israel dan Houthi pun diperkirakan belum akan mereda. Rabu (7/5) pagi, Reuters melaporkan adanya upaya serangan roket lanjutan dari Houthi ke Israel, meskipun gagal mengenai sasaran. Dengan jarak sekitar 2.000 kilometer antara Yaman dan Israel, konflik ini menjadi tantangan tersendiri bagi strategi militer Israel.

    Menurut Constantin Grund, Kepala Kantor Yayasan Friedrich-Ebert-Stiftung Jerman di Aden, Israel memang mencatat keberhasilan terbatas dalam beberapa serangan sebelumnya, termasuk penghancuran ribuan ton cadangan minyak di Pelabuhan Hudeida. Namun, dia mencatat bahwa serangan tersebut belum berdampak secara jangka panjang terhadap kemampuan tempur Houthi.

    Serangan darat sebagai “misi bunuh diri”

    Kesulitan lain datang dari faktor geografis. Houthi kini mengandalkan peluncuran rudal dari wilayah pegunungan pedalaman yang sulit dijangkau dan dilindungi dari pengawasan musuh. Mereka juga meminimalkan penggunaan komunikasi digital, membuat pelacakan atau penyadapan hampir mustahil, menurut analisis dari Sanaa Center for Strategic Studies.

    Analis politik Israel, Nachum Shiloh menyatakan, Houthi memahami Israel menghadapi kesulitan besar dalam menjadikan Yaman sebagai target militer yang bernilai, mengingat kondisi ekonomi dan infrastruktur Yaman yang sangat terbatas. Gagasan tentang kemungkinan invasi darat Israel ke Yaman dinilai tidak realistis, terutama jika merujuk pada pengalaman buruk Arab Saudi dalam konflik bersenjata selama 2015–2023.

    “Koalisi pimpinan Saudi nyatanya telah gagal menembus pertahanan Houthi di wilayah pegunungan,” ujar Grund. Dia menyebut potensi operasi darat Israel di Yaman sebagai “misi bunuh diri” yang bisa berakhir seperti kegagalan militer di Afghanistan. “Itulah skenario yang ingin dihindari Washington, Berlin, dan Brussel. Karena itu, saya yakin Israel tidak akan menempuh jalur tersebut,” pungkasnya.

    Artikel ini pertama kali diterbitkan dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh: Rizki Nugraha

    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Ancam Lakukan ke Iran Apa yang Telah Dilakukan ke Hamas

    Israel Ancam Lakukan ke Iran Apa yang Telah Dilakukan ke Hamas

    Jakarta

    Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz melontarkan peringatan kepada Iran. Dia mengingatkan bahwa Israel akan melakukan kepada Iran, apa yang telah dilakukannya kepada Hamas di Gaza. Hal ini disampaikan Katz pada hari Kamis (8/5), beberapa hari setelah serangan Houthi, kelompok pemberontak yang didukung Iran, terhadap bandara Ben Gurion, Israel.

    “Saya memperingatkan… para pemimpin Iran yang membiayai, mempersenjatai, dan mengeksploitasi organisasi teroris Houthi: sistem proksi telah dihentikan dan poros kejahatan telah runtuh,” kata Katz dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Kamis (8/5/2025).

    “Anda bertanggung jawab secara langsung. Apa yang telah kami lakukan kepada Hizbullah di Beirut, kepada Hamas di Gaza, kepada (Presiden Suriah yang sekarang digulingkan Bashar) Assad di Damaskus, akan kami lakukan kepada Anda di Teheran juga,” cetusnya.

    Bersama dengan Hizbullah dan Hamas, Houthi yang berbasis di Yaman merupakan bagian dari “poros perlawanan” Iran terhadap Israel dan sekutunya, Amerika Serikat.

    Houthi menyerang Ben Gurion, bandara utama Israel di dekat Tel Aviv pada hari Minggu lalu, bagian dari kampanye melawan Israel, yang menurut Houthi adalah untuk mendukung warga Palestina di Gaza.

    Iran telah membantah mendukung Houthi dalam serangan ke bandara Israel tersebut.

    Israel membalas Houthi dengan melancarkan serangan terhadap bandara di ibu kota Yaman yang dikuasai pemberontak, Sanaa, serta serangan terhadap pembangkit-pembangkit listrik di Sanaa dan sekitarnya.

    Sementara itu, Amerika Serikat dan Houthi tiba-tiba mencapai kesepakatan gencatan senjata pada hari Selasa lalu. Oman, selaku mediator mengumumkan kesepakatan tersebut, dengan mengatakan kesepakatan itu akan memastikan “kebebasan navigasi” di Laut Merah, di mana para pemberontak Houthi menyerang kapal-kapal pengiriman barang.

    Houthi telah bersumpah untuk terus menargetkan Israel dan kapal-kapal Israel di Laut Merah, meskipun kesepakatan itu mengakhiri serangan militer AS yang intens selama berminggu-minggu di Yaman.

    Lihat juga Video ‘Pesawat-pesawat di Bandara Yaman Terbakar Usai Diserang Israel’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bombardir Yaman, Jet Tempur AS Rp 1,1 T Jatuh di Laut Merah

    Bombardir Yaman, Jet Tempur AS Rp 1,1 T Jatuh di Laut Merah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah pesawat tempur Amerika Serikat (AS) senilai jutaan dolar gagal mendarat di kapal induk Harry S. Truman dan jatuh ke Laut Merah. Ini merupakan jet kedua AS yang “hilang” dari kapal induk dalam waktu seminggu.

    Mengutip AFP, Rabu (7/5/2025), kejadian berlangsung Selasa. Jet tempur F/A-18F Super Hornet dengan dua tempat duduk bernilai sekitar US$67 juta (Rp 1,1 triliun), jatuh ke laut setelah upaya untuk memperlambatnya saat mendarat gagal.

    Hal ini juga dimuat CNN International dan Wall Street Journal. Seorang pejabat pertahanan mengatakan kepada Institut Angkatan Laut AS bahwa kait pesawat gagal menangkap kawat penahan di kapal induk.

    “Penahanan gagal, menyebabkan pesawat jatuh ke laut,” kata pejabat pertahanan itu, seraya menambahkan kedua penerbang berhasil melontarkan diri dengan selamat dan diselamatkan oleh helikopter.

    Sebelumnya, jet lain jatuh dari kapal induk yang sama pada tanggal 28 April dalam sebuah kecelakaan yang melukai seorang pelaut. Ini juga menyeret traktor yang menarik pesawat tempur itu ke laut.

    Akhir tahun lalu, sebuah F/A-18 yang beroperasi di lepas pantai Truman hilang setelah secara keliru ditembak jatuh oleh kapal penjelajah berpeluru kendali USS Gettysburg. Kedua pilot selamat dari insiden itu.

    Truman adalah salah satu dari dua kapal induk AS yang beroperasi di Timur Tengah, tempat pasukan AS telah menggempur pemberontak Huthi Yaman dengan serangan sejak pertengahan Maret dalam upaya untuk mengakhiri ancaman yang mereka timbulkan terhadap kapal-kapal di wilayah tersebut. Mediator Oman mengatakan pada hari Selasa bahwa AS dan Huthi telah menyetujui gencatan senjata.

    (sef/sef)

  • Rusia dan Iran Perkuat Kemitraan Strategis

    Rusia dan Iran Perkuat Kemitraan Strategis

    JABAR EKSPRES – Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian membahas penguatan hubungan bilateral berdasarkan Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif yang telah mereka sepakati sebelumnya, demikian pernyataan resmi dari Kremlin pada Selasa.

    Kedua kepala negara melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon di hari yang sama, di mana Pezeshkian juga mengucapkan selamat kepada Putin dan rakyat Rusia atas peringatan 80 tahun Hari Kemenangan (Victory Day).

    Percakapan tersebut membahas secara mendalam langkah-langkah untuk memperkuat hubungan Rusia-Iran sesuai perjanjian strategis yang ditandatangani saat kunjungan Presiden Iran ke Moskow pada 17 Januari.

    “Pembahasan secara rinci mencakup isu-isu pengembangan lebih lanjut kerja sama Rusia-Iran berdasarkan Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif yang ditandatangani saat kunjungan resmi Presiden Iran ke Rusia pada 17 Januari lalu.” tulis pernyataan Kremlin.

    BACA JUGA: Eropa Masih Andalkan F-35 hingga Satu Dekade ke Depan

    BACA JUGA: Trump Tegaskan Target Pelucutan Total Program Nuklir Iran

    Fokus utama diskusi adalah pengembangan kerja sama dagang dan investasi, termasuk pelaksanaan proyek besar di sektor transportasi dan energi.

    “Perhatian khusus diberikan pada perluasan hubungan dagang dan investasi yang saling menguntungkan, termasuk melalui pelaksanaan proyek-proyek besar bersama di bidang transportasi dan energi,” sambungnya.

    Keduanya juga menyinggung perkembangan perundingan nuklir Iran dengan Amerika Serikat yang dimediasi oleh Oman. Dalam hal ini, Presiden Putin menyatakan kesiapan Rusia untuk mendorong tercapainya kesepakatan yang adil dan seimbang mengenai program nuklir Iran.

    Kremlin menambahkan bahwa kedua pemimpin sepakat untuk memperluas kolaborasi di berbagai bidang serta meningkatkan koordinasi kebijakan luar negeri.

    BACA JUGA: Zelenskyy Sindir Tokoh Eropa yang Hambat Keanggotaan Ukraina di Uni Eropa

    BACA JUGA: Kunjungan Bersejarah Raja Charles ke Kanada, Tegaskan Kedaulatan

    “Para presiden sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam rangka memperkuat hubungan praktis Rusia-Iran secara menyeluruh serta mempererat koordinasi di bidang kebijakan luar negeri,” sambung pernyataan tersebut.

    Sebagai tambahan, Presiden Putin menyampaikan belasungkawa atas korban jiwa akibat ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee, Iran, pada 26 April lalu. Pezeshkian pun menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan Rusia dalam menghadapi dampak insiden tersebut.*

  • Ulama Besar Oman Memberi Selamat kepada Houthi Setelah Serangan Rudal Balistik Terhadap Israel – Halaman all

    Ulama Besar Oman Memberi Selamat kepada Houthi Setelah Serangan Rudal Balistik Terhadap Israel – Halaman all

    Ulama Besar Oman Memberi Selamat kepada Houthi Setelah Serangan Terhadap Israel

    TRIBUNNEWS.COM- Mufti Besar Kesultanan Oman, Sheikh Ahmed Bin Hamad Al-Khalili, mengucapkan selamat kepada kelompok Houthi di Yaman setelah kelompok itu menyerang Bandara Ben Gurion di negara pendudukan Israel dengan rudal balistik.

    Dalam unggahan di akun resminya di X pada hari Minggu, Al-Khalili mengatakan: “Kami memberi penghormatan kepada pasukan komando Yaman yang heroik, yang tulus dalam menegakkan kebenaran dan menghadapi ketidakadilan dan penindasan, dan Tuhan memenuhi janji-Nya.”

    “Kami mengucapkan selamat kepada mereka atas pencapaian luar biasa ini, yang telah Tuhan perkenankan untuk mereka capai. Mereka mampu menargetkan musuh di posisi terpentingnya. Tuhan menganugerahi mereka anugerah-Nya dengan memampukan mereka menciptakan senjata-senjata mematikan ini, yang telah membuat musuh-musuh mereka bingung dan tercengang.”

    Pada hari Minggu, Bandara Internasional Ben Gurion, bandara utama Israel, dilanda kekacauan setelah menjadi sasaran rudal balistik yang diluncurkan oleh kelompok Houthi di Yaman.

    Saluran 13 Israel melaporkan bahwa pertahanan udara Arrow Israel dan sistem THAAD Amerika gagal mencegat rudal tersebut, yang melukai tujuh orang dan mengganggu lalu lintas udara.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan melancarkan serangan terhadap Yaman setelah serangan di Bandara Ben Gurion, sementara kelompok Houthi mengumumkan beberapa jam kemudian bahwa mereka akan memberlakukan blokade udara terhadap negara pendudukan Israel.

    Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengatakan: “Menanggapi eskalasi Israel dengan memutuskan untuk memperluas operasi permusuhannya terhadap Gaza, kami mengumumkan bahwa kami akan memberlakukan blokade udara menyeluruh terhadap musuh Israel dengan berulang kali menargetkan bandara, terutama Bandara Lod, yang dikenal oleh Israel sebagai Bandara Ben Gurion.”

    Saree menambahkan: “Kami menghimbau kepada seluruh maskapai penerbangan internasional untuk mempertimbangkan pernyataan ini sejak saat diumumkan dan dipublikasikan, dan untuk membatalkan seluruh penerbangan ke bandara milik musuh kriminal, demi melindungi keselamatan pesawat dan pelanggan mereka.”

    Sementara itu, AS melancarkan serangkaian serangan udara di berbagai wilayah kota Saada dan ibu kota, Sana’a, menurut saluran Al-Masirah yang berafiliasi dengan Houthi .

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR

  • Diancam AS, Iran Perkenalkan Qassem Basir, Rudal Balistik Terbaru yang Bisa Tempuh 1.200 Km – Halaman all

    Diancam AS, Iran Perkenalkan Qassem Basir, Rudal Balistik Terbaru yang Bisa Tempuh 1.200 Km – Halaman all

    Diancam AS, Iran Perkenalkan Qassem Basir, Rudal Balistik Terbaru yang Bisa Tempuh 1.200 Km

    TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Pertahanan Iran, Minggu (4/5/2025) memperkenalkan rudal balistik berbahan bakar padat terbaru negara itu, lapor televisi pemerintah Iran seperti dilansir AP.

    Peluncuran rudal balistik Teheran ini terjadi di tengah ancaman dari Amerika Serikat (AS) atas program nuklirnya.

    AP melaporkan, kalau TV pemerintah Iran menayangkan rudal balistik “Qassem Basir” selama wawancara dengan Menteri Pertahanan Jenderal Aziz Nasirzadeh. 

    “Ia mengatakan rudal tersebut sudah di-upgrade dalam hal panduan dan kemampuan manuver untuk mengatasi lapisan pertahanan dan dengan mudah melewati sistem pertahanan antibalistik,” kata laporan tersebut

    Rudal tersebut dikatakan terakhir kali diuji pada tanggal 17 April.

    Laporan juga menggambarkan kalau rudal tersebut memiliki jangkauan setidaknya 1.200 kilometer (745 mil).

    Dikatakan pula bahwa rudal tersebut dapat mengidentifikasi dan menyerang target yang ditentukan di antara beberapa target tanpa panduan GPS dan dengan akurasi yang sangat tinggi.

    Sebuah rudal Iran ditampilkan saat parade militer memperingati Hari Quds yang dilaksanakan tiap tahun, pada hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan di Teheran, Iran 29 April 2022. (kredit foto: MAJID ASGARIPOUR/WANA (KANTOR BERITA ASIA BARAT) VIA REUTERS)

    Iran Tak Segan Langsung Membalas

    Menanggapi komentar Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth pada platform X pada tanggal 1 Mei, di mana ia memperingatkan Iran tentang dukungannya terhadap Houthi di Yaman, Nasirzade mengatakan jika perang diprakarsai oleh AS atau Israel, Iran akan menyerang kepentingan, pangkalan, dan pasukan mereka “di mana pun mereka berada dan kapan pun diperlukan.”

    Nasirzadeh menambahkan: “Kami tidak memiliki permusuhan terhadap negara-negara tetangga dan menginginkan hubungan persaudaraan, tetapi jika terjadi serangan, pangkalan AS di wilayah tersebut akan dianggap sebagai target yang sah.”

    Mengenai serangan rudal baru-baru ini oleh Houthi Yaman terhadap Israel, Nasirzadeh mengatakan Yaman adalah negara merdeka yang membuat keputusannya sendiri.

    Dia juga menolak upaya AS untuk menghubungkan Iran dengan konflik yang terjadi di sana.

    Teheran menciptakan program rudal balistiknya setelah menderita serangan rudal Scud Irak dalam perang Iran-Irak — dan sebagai perlindungan terhadap negara-negara tetangganya yang bersenjata Barat karena embargo telah menghalanginya mengakses pesawat serang modern.

    Pengumuman rudal itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan menyusul serangan terhadap Bandara Ben Gurion di Israel oleh Houthi.

    RUDAL TERBARU IRAN – Tangkap layar tayangan Al Mayadeen, Senin (5/5/2025), memperlihatkan cuplikan video peluncuran rudal terbaru Iran bernama Qasem Basir yang diluncurkan pada Minggu (4/5/2025). Militer Iran mengirim ancaman kepada AS dan Israel jika mereka memulai serangan terhadap Iran maka Iran akan merespons dengan menargetkan pangkalan militer dan fasilitas penting mereka. (YouTube Al Mayadeen)

    Sebagai tanggapan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan melakukan pembalasan yang signifikan terhadap Houthi dan pendukung mereka di Iran. Insiden itu menandai peningkatan signifikan dalam permusuhan regional.

    Sementara itu, pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat, yang dijadwalkan pada tanggal 3 Mei di Roma, ditangguhkan minggu lalu.

    Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan penundaan tersebut dilakukan atas permintaan menteri luar negeri Oman, yang menjadi penengah negosiasi tersebut. Tanggal baru belum diumumkan.

    Presiden Donald Trump telah berulang kali mengancam akan melancarkan serangan udara yang menargetkan program Iran jika kesepakatan tidak tercapai.

    Pejabat Iran semakin memperingatkan bahwa mereka dapat mengembangkan senjata nuklir dengan persediaan uranium yang diperkaya hingga mendekati tingkat senjata.

     

    (oln/ap/*)

  • Iran Ancam Balas Gempur Pangkalan Militer AS Jika Diserang

    Iran Ancam Balas Gempur Pangkalan Militer AS Jika Diserang

    Teheran

    Menteri Pertahanan (Menhan) Iran, Aziz Nasirzadeh, memperingatkan akan membalas setiap aksi militer yang dilakukan Amerika Serikat (AS) terhadap negaranya. Nasirzadeh mengancam akan menargetkan pangkalan-pangkalan militer AS yang ada di kawasan Timur Tengah dalam serangan balasan.

    “Jika kami diserang — jika perang dipaksakan kepada kami — kami akan merespons dengan tegas,” ucap Nasirzadeh dalam wawancara dengan televisi pemerintah Iran, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (5/5/2025).

    “Kami akan menargetkan kepentingan dan pangkalan-pangkalan mereka (AS-red),” tegasnya dalam wawancara yang ditayangkan pada Minggu (4/5) malam itu.

    Nasirzadeh mengatakan bahwa Iran tidak menyimpan permusuhan terhadap negara-negara tetangganya, tetapi memperingatkan jika AS melancarkan serangan, maka pangkalan-pangkalan AS yang ada di negara-negara tetangga tersebut akan dianggap sebagai target yang sah.

    Iran, pada Minggu (4/5), memamerkan rudal balistik terbarunya yang diberi nama “Qassem Basir”.

    “Rudal Qassem Basir merupakan rudal balistik berbahan bakar padat dengan jangkauan 1.200 kilometer,” klaim kantor berita Tasnim yang berafiliasi dengan pemerintah Teheran.

    Iran dan AS telah menggelar perundingan nuklir, yang dimediasi Oman, sebanyak tiga putaran sejak 12 April lalu. Itu menjadi pertemuan tingkat tertinggi sejak Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran tahun 2018 lalu.

    Iran telah berulang kali membantah negaranya berupaya memperoleh senjata nuklir, dan bersikeras bahwa ambisi nuklirnya bersifat damai dan untuk tujuan sipil.

    Dalam perundingan dengan Washington, Teheran juga mengesampingkan pembahasan mengenai kemampuan militer dan pertahanannya, termasuk program rudal balistiknya.

    Presiden AS Donald Trump pun mengancam akan menyerang Iran jika upaya diplomasi gagal, dan telah menjatuhkan sanksi tambahan menargetkan sektor minyak negara tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Iran Pamer Rudal Balistik Terbaru, Bisa Jangkau 1.200 Km

    Iran Pamer Rudal Balistik Terbaru, Bisa Jangkau 1.200 Km

    Teheran

    Iran memamerkan rudal balistik terbaru buatannya, yang dibuat menggunakan bahan bakar padat dan diklaim memiliki jangkauan hingga 1.200 kilometer. Rudal balistik terbaru buatan Teheran ini dipamerkan ke publik saat ketegangan dengan Barat semakin meningkat.

    Rudal balistik terbaru itu, seperti dilansir AFP, Senin (5/5/2025), ditunjukkan dalam tayangan televisi pemerintah Iran pada Minggu (4/5) waktu setempat.

    “Rudal balistik berbahan bakar padat Ghassem Basir memiliki jangkauan setidaknya 1.200 kilometer dan merupakan pencapaian pertahanan terbaru Iran,” demikian diklaim oleh televisi pemerintah Iran dalam tayangannya.

    Negara-negara Barat telah menyuarakan kekhawatiran tentang kemampuan rudal Teheran, yang dituduh telah mengganggu stabilitas kawasan Timur Tengah.

    Iran mendukung jaringan yang disebut “Poros Perlawanan”, yang menentang Amerika Serikat (AS) dan Israel. Jaringan itu mencakup kelompok pemberontak Houthi di Yaman, kelompok Hizbullah di Lebanon, kelompok Hamas di Jalur Gaza, dan kelompok milisi Syiah di Irak.

    Pada Oktober tahun lalu, Iran dan musuh bebuyutannya, Israel, saling menyerang secara langsung untuk pertama kalinya.

    Militer Tel Aviv pada saat itu menyerang lokasi-lokasi militer di Iran sebagai balasan atas serangan rudal Teheran pada 1 Oktober tahun lalu, yang diluncurkan untuk membalas kematian para pemimpin militan yang didukung Iran dan kematian komandan Garda Revolusi Iran.

    Pada Minggu (4/5) waktu setempat, televisi pemerintah Iran menyiarkan cuplikan rekaman yang menunjukkan rudal terbaru itu selama wawancara dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Aziz Nasirzadeh.

    “Jika kami diserang dan perang dilancarkan terhadap kami, kami akan menanggapi dengan kekuatan dan akan menargetkan kepentingan mereka dan pangkalan mereka,” tegas Nasirzadeh dalam pernyataannya.

    “Kami tidak memiliki permusuhan terhadap negara-negara tetangga, tetapi pangkalan Amerika adalah target kami,” katanya.

    Rudal terbaru itu dipamerkan ke publik setelah Iran dan AS menggelar perundingan nuklir, yang dimediasi Oman, selama tiga putaran sejak 12 April lalu. Itu menjadi pertemuan tingkat tertinggi sejak Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran tahun 2018 lalu.

    Iran telah berulang kali membantah negaranya berupaya memperoleh senjata nuklir, dan bersikeras bahwa ambisi nuklirnya bertujuan damai dan untuk tujuan sipil. Teheran juga mengesampingkan pembahasan dengan Washington mengenai kemampuan militer dan pertahanannya, termasuk program rudal balistiknya.

    Presiden AS Donald Trump sempat mengancam akan menyerang Iran jika upaya diplomasi gagal, dan telah menjatuhkan sanksi tambahan menargetkan sektor minyak negara tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Desak Boikot Total Minyak Iran, Teheran: Sanksi AS Tak Akan Pengaruhi Kami – Halaman all

    Trump Desak Boikot Total Minyak Iran, Teheran: Sanksi AS Tak Akan Pengaruhi Kami – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Iran menegaskan bahwa sanksi yang terus dijatuhkan Amerika Serikat tidak akan mengubah kebijakan negara tersebut.

    Meski Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengancam akan memberikan hukuman berat bagi siapa pun yang bertransaksi dengan minyak Iran.

    Dalam pernyataan resmi pada Jumat (2/5/2025), Kementerian Luar Negeri Iran menyebut langkah AS sebagai ‘perilaku ilegal’.

    “Kelanjutan dari perilaku ilegal ini tidak akan mengubah posisi Iran yang logis, sah, dan berdasarkan hukum internasional,” kata pernyataan kementerian luar negeri, dikutip dari Al-Arabiya.

    Menurutnya, ancaman Trump justru membuat pihaknya tidak yakin dengan peran AS dalam negosiasi nuklir ini.

    “Ini telah menciptakan kecurigaan dan ketidakpercayaan yang mendalam tentang keseriusan Amerika di jalur diplomasi,” tegasnya.

    Sehari sebelumnya, Trump menyerukan boikot global terhadap minyak dan produk petrokimia Iran.

    “Semua pembelian minyak Iran atau produk petrokimia harus dihentikan, sekarang!” tulis Trump melalui platform Truth Social.

    Ia memperingatkan bahwa negara atau pihak mana pun yang membeli minyak dari Iran akan terkena sanksi sekunder dan tidak akan dapat berbisnis dengan AS dalam bentuk apa pun. 

    Meski demikian, rincian tentang bagaimana larangan ini akan diterapkan masih belum jelas.

    Ancaman Trump muncul di tengah penundaan negosiasi nuklir antara Iran dan AS. 

    Menteri Luar Negeri Oman, Badr bin Hamad al-Busaidi, yang berperan sebagai mediator, mengumumkan pada Kamis (1/5/2025) bahwa putaran keempat perundingan di Roma ditunda karena alasan logistik.

    “Karena alasan logistik, kami menjadwalkan ulang pertemuan AS-Iran yang sebelumnya direncanakan pada Sabtu, 3 Mei,” tulis al-Busaidi, dikutip dari Al Jazeera.

    Al-Busaidi mengatakan tanggal baru akan diumumkan setelah disepakati bersama kedua pihak.

    Perundingan antara AS dan Iran sudah berlangsung sejak 12 April 2025, dengan tiga putaran sebelumnya digelar di Muscat dan Roma.

    Pada putaran ketiga, AS sempat menyebut adanya ‘kemajuan’ menuju kesepakatan nuklir.

    Namun, seorang pejabat senior Iran mengungkapkan kepada Reuters bahwa sanksi AS justru menghambat penyelesaian sengketa melalui jalur diplomasi.

    Sementara itu, seorang sumber kepada Al Arabiya English menyebut AS sebenarnya belum pernah mengonfirmasi keikutsertaannya pada putaran keempat yang sedianya digelar 3 Mei. 

    Meski begitu, pembicaraan lanjutan diperkirakan tetap akan berlangsung dalam waktu dekat.

    Ketegangan antara Iran dan AS semakin memanas dalam beberapa pekan terakhir. 

    Pemerintahan Trump telah memberlakukan dua putaran sanksi baru terhadap Iran pekan ini, sehari setelah insiden jatuhnya jet tempur AS dari kapal induk USS Harry S. Truman akibat manuver menghindari serangan Houthi.

    Sejak menarik AS keluar dari perjanjian nuklir 2015 pada tahun 2018, Trump memang menerapkan kebijakan garis keras terhadap Teheran. 

    Pemerintahannya berulang kali menegaskan bahwa tujuannya adalah mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir. 
    Namun, Teheran tetap bersikeras bahwa program nuklir mereka hanya untuk tujuan energi sipil.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Iran Vs Amerika Memanas

  • Profil TCG Buyukada, Kapal Perang Turki yang Datang ke Karachi Saat Pakistan-India di Ambang Perang – Halaman all

    Profil TCG Buyukada, Kapal Perang Turki yang Datang ke Karachi Saat Pakistan-India di Ambang Perang – Halaman all

    Profil TCG Buyukada, Kapal Perang Angkatan Laut Turki yang ke Karachi Saat Pakistan dan India di Ambang Perang

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah kapal perang Angkatan Laut Turki, TCG Buyukada, dilaporkan akan singgah di Karachi dari tanggal 4 Mei hingga 7 Mei 2025.

    Kedatangan kapal perang Turki ini berkenaan dengan situasi Pakistan dan negara tetangganya, India, berada di ambang perang menyusul insiden di Pahalgam di Jammu dan Kashmir yang menewaskan 26 orang.

    “Kehadiran kapal perang Turki di Pakistan diperkirakan akan semakin meningkatkan ketegangan antara kedua negara, mengingat negara Mediterania itu merupakan salah satu pendukung terkuat Pakistan dan pemasok senjata utama ke Islamabad,” tulis ulasan situs militer, DSA dikutip Jumat (2/5/2025).

    Tentu saja, kehadiran kapal perang Turkiye di Pakistan saat ini akan menimbulkan kecurigaan di India, yang mungkin berpikir kalau Ankara akan membantu Islamabad secara militer jika konflik bersenjata dengan New Delhi pecah.

    Benarkah Turki akan terlibat langsung dalam peperangan jika konflik Pakistan-India pecah secara terbuka?

    Menurut penasihat hubungan masyarakat dan media Kementerian Pertahanan Nasional Turki, Laksamana Zeki Akturk, kapal perang TCG Buyukada, akan berpartisipasi dalam LIMA 2025 di Langkawi, akan singgah di Oman dan Pakistan.

    Sebagai informasi LIMA Langkawi 2025 adalah singkatan dari Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition, sebuah pameran internasional maritim dan dirgantara.

     “Selain melaksanakan berbagai operasi dan tugas, Angkatan Bersenjata Turki terus melaksanakan kegiatan pelatihan dan latihan tanpa henti untuk memperkuat kemampuan dan pencegahannya, serta untuk meningkatkan tingkat keterampilan personel militernya,” tambah pernyataan tersebut.

    KAPAL PERANG – Kapal perang Angkatan Laut Turki, TCG Buyukada, dilaporkan akan singgah di Karachi dari tanggal 4 Mei hingga 7 Mei. Kedatangan kapal Turki ini bertepatan dengan situasi di mana Pakistan dan negara tetangganya, India, berada di ambang perang menyusul insiden di Pahalgam di Jammu dan Kashmir yang menewaskan 26 orang.

    Profil Kapal Perang Profil TCG Buyukada

    TCG Büyükada (F-512) adalah kapal kedua dari korvet antikapal selam (ASW) kelas Ada milik Angkatan Laut Turki.
     
    Kapal ini diberi nama berdasarkan Pulau Büyükada, yang merupakan bagian dari gugusan Kepulauan Pangeran di Laut Marmara, yang terletak di tenggara kota Istanbul.

    Dirancang, dikembangkan, dan dibangun oleh Galangan Kapal Angkatan Laut Tuzla (Istanbul) sebagai bagian dari proyek MILGEM, kapal ini mulai dibangun pada tanggal 22 Januari 2008, diluncurkan pada tanggal 27 September 2011, dan mulai beroperasi pada tanggal 27 September 2013.

    Beberapa hari yang lalu, kedatangan pesawat angkut militer Turki C-130E di Pakistan memicu spekulasi bahwa salah satu sekutu terdekat Islamabad mungkin telah melakukan pengiriman senjata mendadak ke negara tersebut.

    Beberapa laporan yang beredar di media sosial mengklaim bahwa pesawat Turki C-130E Hercules telah mendarat di Karachi, diyakini membawa peralatan militer.

    Klaim tersebut didasarkan pada data pelacakan penerbangan yang diperoleh dari intelijen sumber terbuka (OSINT), dengan pesawat terlihat terbang di atas Laut Arab pada tanggal 28 April.

    Faktanya, beberapa laporan media India mengklaim kalau bukan hanya satu, tetapi enam pesawat Turkiye C-130E telah mendarat di Pakistan.

    Hal ini memicu gelombang spekulasi dari berbagai pihak termasuk akademisi India, analis militer, pakar geopolitik, dan netizen yang menyatakan kekhawatiran atas perkembangan tersebut.

    Namun, tuduhan tersebut dibantah oleh Direktorat Komunikasi di bawah Kantor Kepresidenan Turki.

    “Sebuah pesawat kargo dari Turki telah mendarat di Pakistan untuk mengisi bahan bakar sebelum melanjutkan penerbangan ke tujuan berikutnya. Berita spekulatif yang tidak bersumber dari pernyataan resmi dari otoritas atau lembaga terkait tidak boleh dipercaya,” kata pernyataan tersebut.

    Drone Bayraktar TB2 (Batkar)

    Senjata-Senjata Turki di Pakistan

    Pakistan adalah salah satu negara utama yang memiliki hubungan pertahanan erat dengan Turki, terutama dalam hal pembelian dan kerja sama dalam pengembangan sistem persenjataan modern.

    Di antara senjata buatan Turki yang diperoleh Pakistan adalah empat korvet kelas MILGEM yang dikenal sebagai korvet kelas Babur di Angkatan Laut Pakistan.
     
    Kapal-kapal ini dibangun melalui kolaborasi antara STM Turkiye dan Karachi Shipyard & Engineering Works (KS&EW), dengan dua di antaranya dibangun di Turkiye dan dua lainnya di Pakistan.

    Turki dan Pakistan juga berkolaborasi dalam pengembangan pesawat tempur generasi kelima, TAI TF Kaan, dengan rencana mendirikan pabrik bersama di Pakistan.

    Selain itu, Angkatan Udara Pakistan (PAF) juga mengoperasikan UCAV Bayraktar TB2 buatan Turki.

    Penggunaan drone ini telah dikonfirmasi melalui citra satelit yang menunjukkan kehadirannya di Pangkalan Udara Murid PAF pada bulan April 2022, lengkap dengan stasiun kontrol darat dan peralatan pendukung, yang menunjukkan penerimaan setidaknya dua hingga enam unit TB2 oleh PAF.

    Pada bulan September 2022, Bayraktar TB2 ditampilkan dalam latihan pertahanan udara PAF, yang mengonfirmasi integrasinya ke dalam operasi militer Pakistan.

    Drone ini juga dilengkapi dengan rudal berpemandu laser BARQ buatan lokal dan amunisi pintar Turkiye MAM-L, yang memperluas kemampuan serangannya.

    Pada bulan September 2022, Bayraktar TB2 ditampilkan dalam latihan pertahanan udara PAF, yang mengonfirmasi integrasinya ke dalam operasi militer Pakistan .
     
    Drone ini juga dilengkapi dengan rudal berpemandu laser BARQ buatan lokal dan amunisi pintar MAM-L dari Turki, yang memperluas kemampuan serangannya .

    Integrasi Bayraktar TB2 ke dalam jaringan pertahanan udara Pakistan menunjukkan peran pentingnya dalam misi pengawasan dan serangan presisi, yang memberikan PAF keuntungan strategis dalam operasi militer modern.

    Pakistan dan Turki telah lama memiliki hubungan yang sangat dekat dan strategis di berbagai bidang, berdasarkan pada ikatan agama, sejarah, dan geopolitik yang serupa.

    Jalinan Erat Turki-Pakistan yang Tak Disukai India

    Hubungan erat Turki-Pakistan ini diperkuat melalui pendalaman kerja sama militer, ekonomi, dan diplomatik.

    Turki sering tampil sebagai sekutu Pakistan yang paling setia di dunia internasional, termasuk dengan menyatakan dukungan terbuka terhadap sikap Islamabad terhadap masalah Kashmir—sesuatu yang tidak disukai India.

    Kombinasi kerja sama militer, pelatihan bersama, pembagian intelijen dan semangat solidaritas antarnegara Muslim yang dianut kedua negara telah menarik perhatian serius India, yang memandang aliansi Pakistan-Turki sebagai upaya untuk mengepung kepentingannya di kawasan tersebut.

    Beberapa hari yang lalu, delegasi tingkat tinggi yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Yasar Kadioglu, Kepala Intelijen Angkatan Bersenjata Turki, melakukan kunjungan kehormatan kepada Kepala Staf Angkatan Udara Pakistan, Marsekal Udara Zaheer Ahmed Baber Sidhu, selama kunjungan mereka ke Markas Besar Angkatan Udara di Islamabad.

    “Bagi New Delhi, meningkatnya hubungan antara Pakistan dan Turki—dikombinasikan dengan sikap Ankara yang selaras dengan Beijing dan kritis terhadap kebijakan dalam negeri India—dipandang sebagai tantangan terhadap posisi strategis India di Asia Selatan dan potensi gangguan terhadap keseimbangan kekuatan di kawasan Islam secara keseluruhan,” tulis ulasan DSA.

     

    (oln/dsa/*)