Negara: Norwegia

  • Pakar: Rudal Oreshnik Rusia Tak Bisa Ditangkis Sistem Pertahanan Barat & Israel, Patriot Diejek – Halaman all

    Pakar: Rudal Oreshnik Rusia Tak Bisa Ditangkis Sistem Pertahanan Barat & Israel, Patriot Diejek – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Baru-baru ini Presiden Rusia Vladimir Putin menantang Barat untuk menjatuhkan rudal hipersonik Oreshnik milik Rusia.

    Putin meminta Barat mengerahkan sistem pertahanan terbaiknya untuk menangkis Oreshnik mungkin nanti ditembakkan ke Ukraina.

    Tak hanya Putin, seorang pakar militer Rusia bernama Alexey Leonkov juga percaya diri dengan keampuhan Oreshnik.

    Dia mengklaim saat ini tidak ada sistem pertahanan udara milik Barat yang mampu menembak jatuh rudal hipersonik yang dibangga-banggakan Rusia itu.

    Dikutip dari Sputnik, sistem pertahanan THAAD milik Amerika Serikat (AS) dan Arrow 3 milik Israel mungkin bisa menangkis rudal hipersonik Rusia generasi pertama seperti Kinzhal dan Zirkon.

    Namun, kedua sistem itu hampir mustahil bisa menjatuhkan Oreshnik yang merupakan rudal hipersonik generasi kedua.

    Sistem pertahanan lain seperti IRIS-T milik Jerman, SAMP-T milik Prancis, atau NASAMS buatan AS dan Norwegia juga diklaim tidak berdaya menghadapi Oreshinik, bahkan jika sistem-sistem itu menembakkan seluruh rudal penangkisnya.

    Peluncuran rudal balistik jarak menengah 9M729 Oreshnik milik Rusia. (Kementerian Pertahanan Rusia)

    Leonkov kemudian menyindir sistem pertahanan Patriot buatan AS yang begitu terkenal.

    Dia menyebut Patriot pernah menembakkan semua rudal penangkisnya yang berjumlah 32 buah untuk menangkis rudal Kinzhal, tetapi tetap saja gagal.

    Sistem pertahanan Barat bisa mengarahkan rudal penangkis untuk menghantam target yang terbang dengan kecepatan Mach 2,5 atau 2,5 kali kecepatan suara.

    Namun, sistem itu tak akan bisa mengatasi Oreshnik yang mempunyai kecepatan hingga Mach 12.

    Leonkov menyebut sistem itu bisa “melihat” Oreshnik, tetapi tak bisa berbuat banyak.

    Oreshnik terus bermanuver dalam kecepatan hipersonik saat mendekati target. Oleh karena itu, sistem pertahanan lawan hampir mustahil bisa memprediksi lintasan Oreshnik.

    Eks pejabat Kemenhan AS akui kehebatan Oreshnik

    Michael Maloof, mantan analis senior kebijakan keamanan pada Kementerian Pertahanan (Kemenhan) AS juga tidak menyangkal keampuhan Oreshnik.

    Dia menyindir Barat yang masih meragukan rudal hipersonik generasi kedua itu. Menurutnya, Oreshnik bahkan membuat AS jauh ketinggalan.

    “AS tidak hanya tidak punya sistem serangan hipersonik, AS bahkan juga tidak punya sistem pertahanan yang mungkin bisa menghentikan Oreshnik dan rudal kelas baru yang keluar,” kata Maloof.

    Dia mengatakan AS berusaha keras menjadi yang terdepan dalam sistem persenjataan canggih seperti itu.

    Sayangnya, AS malah cenderung menambah fitur yang tidak penting pada sistem itu. Pada akhirnya, sistem itu menjadi kemahalan dan malah tertinggal.

    Rudal Oreshnik (Newsinfo.ru)

    Menurut Maloof, AS enggan mengakui senjata yang dipunyai Rusia dan Tiongkok, tetapi tidak dipunyai AS, yakni rudal hipersonik.

    Dia menyebut seandainya AS tidak menarik diri dari Perjanjian Senjata Nuklir Jarak menengah tahun 2019, rudal seperti Oreshnik mungkin tidak akan dibuat oleh Rusia.

    Menurutnya, tindakan Rusia memamerkan Oreshnik merupakan cara lain Putin untuk meminta Presiden AS terpilih Donald Trump mempertimbangkan kembali perjanjian itu.

    Tantangan dari Putin

    Tempo hari Putin sudah menantang Barat untuk menembak jatuh rudal Oreshnik.

    Putin tampaknya ingin membungkam mulut para pakar dari Barat yang meragukan keampuhan Oreshnik.

    “Biarkan mereka (para pakar itu) memanggil nama kita dan mereka di Barat dan AS yang membayar analisis mereka untuk melakukan semacam eksperimen teknologi dan melakukan duel teknologi tinggi bergaya abad ke-21,” ujar Putin di Moskow hari Kamis, (19/12/2024), dikutip dari TASS.

    “Biarkan mereka memilih target, katakanlah di Kiev, dan menumpuk sistem pertahanan udara dan rudal mereka di sana, sementara kita akan meluncurkan rudal Oreshnik ke target. Kita akan melihat apa yang terjadi. Kita siap melihat eksperimen seperti itu.”

    Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam kunjungannya ke Kazakhstan. (EPA Photo)

    Putin mengatakan hal itu akan menarik bagi Rusia.

    “Apa yang saya katakan kepada kalian ialah apa yang dikatakan insinyur, ilmuwan, dan pakar militer katakan kepada saya. Pada level pemimpin politik di AS, mereka juga mengatakan sesuatu kepada saya. Mari lakukan eksperimen seperti duel teknologi dan lihat apa yang terjadi.”

    (Tribunnews/Febri)

  • Daftar 5 Negara Eropa Makin Blak-blakan Dukung Palestina Kecam Israel

    Daftar 5 Negara Eropa Makin Blak-blakan Dukung Palestina Kecam Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sejumlah negara Eropa semakin menunjukkan dukungan mereka terhadap Palestina yang saat ini masih digempur habis-habisan oleh agresi brutal Israel.

    Dukungan ini terus meluas terutama setelah Israel melancarkan agresi ke Jalur Gaza, Palestina, pada 7 Oktober 2023 lalu dengan dalih memerangi milisi Hamas.

    Alih-alih memberangus milisi, pasukan Israel menggempur Jalur Gaza, dan tak jarang Tepi Barat Palestina, secara membabi-buta. Rumah sakit, sekolah, hingga kamp pengungsi warga Palestina tak luput dari bombardir Israel selama kurang lebih satu tahun terakhir.

    Hingga kini tercatat lebih dari 45.000 warga Palestina meninggal imbas agresi Israel yang dianggap banyak pihak di dunia, termasuk mahkamah internasional menjurus kepada kejahatan perang hingga genosida.

    Semula, negara Barat terutama Amerika Serikat dan sekutu lantang mendukung agresi Israel ke Gaza. Negara-negara itu beralasan Israel memiliki hak untuk membela diri imbas serangan milisi Hamas ke wilayahnya.

    Namun, belakangan sejumlah negara Barat mulai menjaga jarak dengan Israel bahkan mendesak menghentikan agresi karena korban sipil yang terus berjatuhan. Beberapa negara Eropa bahkan mulai mengaku kedaulatan negara Palestina tahun ini, sebuah langkah yang membuat Israel geram.

    Berikut daftar negara-negara Eropa yang semakin menunjukkan dukungan terhadap Palestina:

    1. Spanyol

    Spanyol baru-baru ini kian menunjukkan dukungan mereka terhadap Palestina yang saat ini masih diserang Israel.

    Sejumlah partai politik di Spanyol mendesak pemerintahan Perdana Menteri Pedro Sanchez mendesak agar menjatuhkan sanksi dan tindak tegas ke Israel.

    Partai tersebut terdiri dari mitra koalisi Sumar dan empat partai lain mencakup Podemos, Esquerra Republicana de Catalunya (ERC), EH Bildu dari Basque, dan Blok Nasionalis Galicia (BNG).

    Dikutip Al Jazeera, dalam surat yang dikirim ke parlemen pada Kamis (19/12), mereka menuntut “embargo militer penuh serta sanksi ekonomi dan politik ke Israel.”

    Para partai politik juga meminta PM Sanchez untuk meminimalisir hubungan bilateral Spanyol dengan Israel. Selain itu, Spanyol pada Mei lalu juga resmi mengakui kedaulatan negara Palestina.

    2. Norwegia

    Norwegia juga menunjukkan sikap tegas dukungan mereka ke Palestina dengan menolak bertanding dengan Israel di kualifikasi Piala Dunia 2026.

    Mereka berada dalam grup yang sama dengan Israel. Presiden Asosiasi Sepak Bola Norwegia Liz Klaveness menyatakan mereka bakal berusaha keras untuk menekan pihak-pihak berwenang menjatuhkan sanksi ke Negeri Zionis.

    “Asosiasi Sepak Bola mendukung sikap Pemerintah Norwegia dan menuntut penghentian segera serangan Israel terhadap warga sipil yang tak berdosa di Gaza,” kata Klaveness, dikutip Safanews.

    Sama seperti Spanyol, Norwegia juga secara resmi mengakui negara Palestina pada Mei 2024.

    Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide mengatakan langkah itu sebagai tonggak sejarah bagi kedua negara.

    “Selama lebih dari 30 tahun, Norwegia telah menjadi pendukung kuat negara Palestina,” kata Eide, dikutip Time.

    Dia lalu berujar, “Hari ini, saat Norwegia secara resmi mengakui Palestina sebagai negara, ini adalah tonggak sejarah hubungan Norwegia dan Palestina.”

    Eide meyakini pemerintah Palestina akan melanjutkan kerja keras reformasi dan meletakkan dasar bagi pemerintahan Tepi Barat dan Gaza setelah gencatan senjata.

    Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

    3. Irlandia

    Irlandia ikut secara resmi mengakui negara Palestina pada Mei lalu.

    “Pemerintah mengakui Palestina sebagai negara berdaulat dan merdeka dan setuju untuk membangun hubungan diplomatik penuh antara Dublin dan Ramallah,” demikian pernyataan Irlandia.

    Sementara itu, Perdana Menteri Irlandia Simon Harris mengatakan pengakuan tersebut sama dengan menjaga harapan perdamaian tetap hidup.

    “Keputusan Irlandia ini adalah soal menjaga harapan tetap hidup,” kata Harris, dikutip Al Jazeera.

    Dia juga mengatakan satu-satunya cara Israel dan Palestina hidup berdampingan adalah solusi dua negara.

    Solusi dua negara merupakan kerangka penyelesaian konflik Israel-Palestina yang disepakati komunitas internasional. Kerangka ini berisi pendirian dua negara yang saling berdampingan, hidup damai, mengakui kedaulatan, dan saling menghormati.

    Mulanya, Irlandia ingin mengakui Palestina jika solusi dua negara terwujud.

    “Namun kami telah melakukan langkah ini bersama Spanyol dan Norwegia untuk menjaga keajaiban perdamaian tetap hidup,” ungkap Harris.

    Dalam rapat Uni Eropa di Brussels pada Kamis (19/12), PM Harris bahkan menyindir blok tersebut karena bersikap standar ganda dalam menyikapi agresi brutal Israel ke Gaza dengan invasi Rusia ke Ukraina.

    Harris juga menegaskan negaranya sedang menggodok undang-undang yang akan mengembargo seluruh transaksi perdagangan dengan pihak Israel yang berasal dari daerah pendudukan di Tepi Barat Palestina.

    “Apa yang tidak akan terjadi adalah kami terhalang, saya secara pribadi tidak akan terhalang, begitu pula pemerintahan Irlandia saat ini atau berikutnya, untuk terus berbicara dan menyuarakan dukungan terhadap hukum internasional,” kata Harris seperti dikutip The Irish Times seperti dikutip Al Jazeera.

    “Saya sangat peduli dengan Eropa, tetapi kami belum melakukan cukup banyak. Kami jauh dari cukup dalam mengakhiri konflik (Palestina-Israel ini,” tambahnya.

    4. Armenia

    Armenia turut mengakui kemerdekaan Palestina pada Juni lalu.

    Mereka juga menentang kekerasan terhadap warga sipil di Gaza.

    “[Armenia] menegaskan komitmen terhadap hukum internasional, kesetaraan bangsa, kedaulatan dan hidup berdampingan secara damai, Republik Armenia mengakui Negara Palestina,” demikian rilis resmi Kementerian Luar Negeri Armenia, dikutip AFP.

    5. Slovenia

    Slovenia mengakui kemerdekaan Palestina usai debat panas di parlemen selama berjam-jam pada Juni lalu.

    Namun akhirnya 52 dari 92 anggota parlemen mendukung dekrit untuk mengakui negara Palestina.

    Perdana Menteri Robert Golob mengatakan pengakuan Slovenia terhadap kemerdekaan Palestina menjadi harapan bagi warga Gaza.

    “Pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan negara Palestina hari ini mengirim harapan ke warga Palestina di Tepi Barat dan di Gaza,” kata Golob dikutip Al Jazeera.

  • Santa Klaus dan Sinterklas Sama atau Beda? Ini Sejarahnya

    Santa Klaus dan Sinterklas Sama atau Beda? Ini Sejarahnya

    Jakarta

    Bagaimana mungkin satu makhluk bisa membawa hadiah untuk jutaan anak di seluruh dunia saat Natal? Ini soal keimanan. Dan bila bicara soal iman- maka akan sangat berkaitan dengan seperti apa sosok figur kisah Natal yang kita kenal saat ini.

    Ada yang disebut sebagai Papai Noel di Brasil, Santa Klaus atau Santa Claus di AS dan Kanada, Kaled Senelis di Lithuania atau Babbo Natale di Italia, pembawa hadiah berjanggut itu kerap dikaitkan dengan kisah seorang uskup abad ketiga, Santo Nikolas dari Myra, santo pelindung anak-anak. Dan bukan hanya dia. Sekitar 200 tahun kemudian, santo lain dengan nama yang sama muncul: Nikolas dari Sion. Bingung, kan? Kita kupas satu per satu.

    Santo Nikolas, sang dermawan

    Hanya sedikit fakta sejarah tentang mereka yang masih diketahui hingga saat ini, sehingga kisah hidup mereka yang menyatu selama berabad-abad, telah menciptakan legenda Santo Nikolas yang terkenal.

    Ada kisah tentang bongkahan emas, misalnya, di mana Santo Nikolas dikatakan telah menyelamatkan tiga gadis miskin dari pelacuran dengan melemparkan bongkahan emas melalui jendela rumah mereka pada malam hari. Itulah sebabnya Santo Nikolas sering digambarkan dalam karya seni dengan tiga bola atau apel emas. Uskup tersebut dikatakan memiliki sifat dermawan yang kuat dan mewariskan kekayaannya yang besar kepada orang miskin.

    Sebaliknya, kisah ia menolong kebangkitan tiga siswa yang dipotong-potong dan ditempatkan di tong garam mungkin merupakan salah satu dari banyak legenda mukjizat yang telah dicoba oleh gereja, untuk menjaga agar orang-orang tetap patuh pada gereja di Abad Pertengahan.

    Santo Nikolas versus Kristus Anak

    Pesta Santo Nikolas dirayakan pada tanggal 6 Desember, yang mungkin merupakan hari peringatan kematian Nikolas dari Myra. Hal itu membuat jengkel kaum reformis terkenal abad ke-16, Martin Luther, yang telah berselisih dengan Gereja Katolik dan dengan demikian berselisih dengan hampir separuh dunia.

    Ia menolak penyembahan orang-orang kudus oleh umat Katolik dan ingin menghubungkan pembawa hadiah kristiani dengan Natal, kisah kelahiran Yesus Kristus. Ia ingin mengalihkan perhatian orang-orang, terutama anak-anak, dari sosok orang-orang kudus yang tak terhitung jumlahnya, kembali terpusat kepada Yesus. Maka ia bersikukuh bahwa bukan Santo Nikolas, melainkan Kristuslah pembawa hadiah. Keyakinan yang dengan cepat diterima di wilayah-wilayah Protestan.

    Namun, tradisi Santo Nikolas menaruh hadiah di sepatu pada malam tanggal 6 Desember juga tidak punah — lagi pula, pemberian hadiah dapat ditelusuri kembali ke kisah tiga gadis dan bongkahan emas.

    Saat ini, Hari Santo Nikolas masih menjadi hari pemberian hadiah utama di beberapa negara — seperti Belgia atau Belanda, tempat “Sinterklaasfest” atau Festival Sinterklas dirayakan.

    Seorang pendamping yang jahat

    Pada abad ke-16, Santo Nikolas yang baik hati ditemani oleh seorang tokoh antagonis yang agak jahat. Ia disebut “Knecht Ruprecht” atau “Krampus” di Jerman selatan, “Hans Muff” di Rheinland, atau “De zwarte Piet” (Pete Hitam) dalam bahasa Belanda. Ia membawa tongkat yang terbuat dari kayu semak dan dikisahkan menghukum anak-anak yang nakal.

    Sampai hari ini, Knecht Ruprecht menemani Santo Nikolas — tetapi sekarang hanya dianggap sebagai semacam pendamping yang menakutkan.

    Peluangnya untuk benar-benar memukuli anak-anak itu tidak ada, karena tugas yang sebenarnya adalah membantu Santo Nikolas membawa karung hadiah, kadang tampangnya digambarkan ‘bete’ atau cemberut.

    Di sisi lain, Christkind atau Kristus Anak datang tanpa pendamping, tetapi berwajah malaikat dan bersayap. Meskipun kisahnya berasal dari wilayah Protestan, Christkind kini lebih umum di daerah Katolik. Di tempat lain, Christkind telah tergantikan oleh Sinterklas, tokoh yang kisah asalnya merupakan campuran dari legenda Santo Nikolas, dongeng Sinterklas — dan kampanye iklan kapitalisme yang sangat sukses.

    Santa Claus, Papa Noel, dan Jultomte

    Jika melihat peta dunia yang menunjukkan nama-nama berbeda untuk figur Natal, perbedaan regional yang umumnya mencerminkan ciri-ciri bahasa negara-negara kolonial terlihat jelas. Nama yang paling umum adalah gabungan kata untuk “ayah” dan “Natal.” Di negara-negara berbahasa Spanyol dari Eropa hingga Amerika Latin, misalnya, ada berbagai ejaan untuk “Papa Noel.” Di bekas koloni Inggris dan di Inggris Raya, orang-orang menyebutnya “Santa Claus” dan orang Prancis menyebut Sinterklas mereka “Pre Nol.”

    Namun, anak-anak Afrika Selatan menunggu kedatangan Sinterklaas, nama yang diwariskan peninggalan penjajah Belanda, seperti sebutan sama anak-anak di Indonesia, yang lama merupakan koloni Belanda.

    Di negara-negara Eropa Timur dan hingga Mongolia, orang-orang menyebutnya Papa Musim Dingin (Winter) atau Sinterklas. Figur itu berasal dari penyihir musim dingin dari mitologi Slavia dan sangat mirip dengan Sinterklas dalam penggambarannya. Dia adalah personifikasi musim dingin, dan untuk menekankan hal ini, Sinterklas juga memiliki teman di beberapa daerah — kepingan salju dalam bentuk gadis yang lembut.

    Mitos pagan dari utara

    Versi Sinterklas Skandinavia kontemporer memiliki berbagai asal usul, umumnya sebelum kristenisasi, ketika orang-orang merayakan pertengahan musim dingin, yang disebut Yule.

    Ada sosok seorang lelaki tua dengan jubah bulu, tudung kepala, dan janggut, yang melakukan perjalanan melalui pedesaan dengan kereta luncur rusa kutub dan membagikan kacang-kacangan untuk membantu orang-orang bertahan hidup di musim dingin yang keras. Legenda mengatakan bahwa ia adalah keturunan Odin, dewa Nordik yang paling kuat.

    Di Norwegia dan Swedia, ada cerita tentang roh rumah (“Tomte”) yang menjaga rumah dan halaman, tetapi hanya jika ia diberi cukup makanan. Saat ini, Jultomte atau Julenissen-lah yang membawa hadiah pada malam Natal — tentu saja dengan imbalan makanan.

    Joulupukki dari Finlandia dulunya dikisahkan sebagai sosok yang jahat, setengah manusia, setengah kambing, yang berkeliling ke rumah-rumah penduduk untuk meminta makanan, atau dia akan menculik anak-anak mereka. Namun, pada suatu saat, tanduknya menghilang (begitu pula penculikan anak-anak) dan manusia kambing itu berubah menjadi manusia Natal. Itulah sebutannya dalam bahasa Jerman — “Weihnachtsmann.”

    Jadi, dari mana asal usul Sinterklas?

    Mengapa tokoh Natal ini disebut Santa Claus di AS? Para emigran Belanda membawa legenda Sinterklaas mereka ke AS. Santo Nikolas disebut sebagai santo pelindung Nieuw Amsterdam — yang sekarang dikenal sebagai New York. Nama Sinterklaas kemudian menjadi Santa Claus, lelaki tua yang ramah dengan mantel dan topi berbulu, dengan pipi merah, berjanggut putih tebal.

    Pada tahun 1930-an, Coca-Cola mengadopsi tokoh tersebut dan mengubahnya menjadi ikon iklan yang telah membentuk citra Santa Claus hingga saat ini, dibantu oleh film, lagu, dan acara TV dalam mengukuhkan gambaran sosok itu.

    Namun, Santa Claus tidak membawa hadiah pada tanggal 6 Desember seperti rekan-rekannya di Eropa, melainkan pada malam tanggal 24 hingga 25 Desember. Hingga hari ini, setiap anak Amerika mengetahui bahwa Santa Claus turun melalui cerobong asap sambil membawa hadiah sebelum menghilang ke langit lagi dengan cepat memakai kereta luncur yang ditarik rusa kutub, sehingga ia berhasil membawa hadiah untuk jutaan anak di seluruh dunia.

    Diadaptasi dari Artikel DW bahasa Jerman.

    (haf/haf)

  • Rusia Masih Jadi Pemasok Utama LNG di UE, Kirim 701,5 Juta Euro pada Oktober 2024 – Halaman all

    Rusia Masih Jadi Pemasok Utama LNG di UE, Kirim 701,5 Juta Euro pada Oktober 2024 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada bulan Oktober 2024, Rusia tetap menjadi salah satu pemasok utama gas alam cair (LNG) Uni Eropa (UE).

    Rusia mengirimkan LNG senilai 701,5 juta euro, menurut data statistik Eurostat dan perhitungan TASS.

    Angka ini merupakan yang tertinggi sejak November 2023.

    Impor LNG dari Rusia pada bulan Oktober, menunjukkan peningkatan yang signifikan, baik secara bulanan maupun tahunan.

    Nilai impor LNG Rusia meningkat 28 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan 26 persen dibandingkan tahun lalu.

    Dengan kontribusi 21,2 persen dari total impor LNG Uni Eropa, Rusia mengungguli Amerika Serikat (19 persen) dan hanya kalah sedikit dari Aljazair (21,6 persen).

    Pembeli utama LNG Rusia pada bulan Oktober, antara lain adalah Prancis (366 juta euro), Spanyol (141,5 juta euro), dan Belanda (93,6 juta euro).

    Uni Eropa juga mengimpor gas pipa Rusia senilai 547,8 juta euro pada periode yang sama, yang merupakan level tertinggi sejak Juni 2024.

    Pembeli utama gas pipa ini adalah Hongaria (231 juta euro), Yunani (150 juta euro), dan Slowakia (124 juta euro).

    Secara keseluruhan, Uni Eropa membayar total 1,3 miliar euro untuk gas Rusia pada bulan Oktober 2024, meningkat 6 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan 21 persen dibandingkan tahun lalu.

    Pasokan gas dari Rusia menyumbang 21,2 persen dari total volume impor gas Eropa dari negara-negara di luar Uni Eropa.

    Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan pangsa 23,76 persen pada bulan September.

    Untuk periode Januari hingga Oktober 2024, Uni Eropa membayar lebih dari enam miliar euro untuk gas pipa Rusia dan 5,7 miliar euro untuk LNG Rusia.

    Impor Gas Rusia ke UE Masih Signifikan

    Dikutip dari Bloomberg, impor bahan bakar fosil Rusia ke Uni Eropa mencapai sekitar $1 miliar per bulan pada akhir tahun 2023.

    Angka ini turun signifikan dari puncaknya sebesar $16 miliar per bulan pada awal tahun 2022, menurut lembaga pemikir Bruegel di Brussels.

    Sebagian besar impor yang tersisa adalah gas alam.

    Rusia masih menyumbang 15 persen dari total impor gas Uni Eropa pada tahun 2023.

    Angka ini berada di belakang Norwegia dan AS, yang masing-masing menyumbang 30 persen dan 19 persen, serta di depan negara-negara Afrika Utara yang menyumbang 14 persen, menurut data dari Komisi Eropa.

    Sebagian besar gas Rusia tersebut, tiba melalui jaringan pipa yang melintasi Ukraina dan Turki.

    Di antara pembeli terbesar adalah Austria, Slowakia, dan Hungaria, yang ekonominya sangat bergantung pada bahan bakar tersebut.

    Konsumen energi besar termasuk Spanyol, Prancis, Belgia, dan Belanda juga masih mengimpor gas alam cair Rusia melalui tanker.

    Sebagian gas tersebut, akhirnya tercampur dengan sumber gas lain di jaringan pipa Eropa.

    Hal ini berarti gas tersebut, berpotensi dikirim ke Jerman, meskipun negara tersebut berjanji untuk menghindari gas Rusia.

    Keadaan Sekarang

    Rusia menyumbang kurang dari 10 persen konsumsi gas Eropa pada tahun 2023, turun dari lebih dari sepertiga sebelum tahun 2022.

    Norwegia telah menggantikan Rusia sebagai penyedia gas pipa terbesar di Eropa.

    Selain itu, berkat fasilitas baru untuk membongkar LNG, AS kini menjadi pemasok utama bahan bakar cair di Eropa.

    Eropa telah mengonsumsi lebih sedikit bahan bakar fosil, sebagian karena beberapa industri mengurangi produksi atau beralih ke barang-barang yang kurang membutuhkan energi.

    Hal ini juga didorong oleh penghematan energi dan rekor pemasangan daya terbarukan.

    Krisis 2022 membuat pemerintah Eropa lebih bertekad untuk mempercepat penerapan energi yang lebih bersih.

    Akibatnya, pembangkit listrik tenaga gas dan batu bara telah turun dalam jumlah yang sangat besar, menurut perusahaan riset energi yang berpusat di London, Ember.

    Pada tahun 2023, untuk pertama kalinya tenaga angin menghasilkan lebih banyak daya daripada gas.

    Permintaan gas Eropa 20 persen di bawah rata-rata sebelum krisis pada periode Januari-Agustus, menurut UBS Group AG.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Batas Omzet UMKM Bebas Pajak Bakal Turun Jadi Rp 3,6 M

    Batas Omzet UMKM Bebas Pajak Bakal Turun Jadi Rp 3,6 M

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah berencana menurunkan ambang batas atau omzet usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bisa memanfaatkan tarif pajak penghasilan (PPh) final dari yang saat ini di level Rp 4,8 miliar menjadi Rp 3,6 miliar per tahun.

    Sekertaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, rencana kebijakan penurunan threshold omzet PPh Final UMKM ini didasari dari rekomendasi Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan atau OECD.

    “Sebenarnya rencana penurunan sudah disampaikan Bu Menkeu (Sri Mulyani) dan Pak Menko (Airlangga) di beberapa kesempatan karena ada catatan rekomendasi OECD juga, untuk lebih disesuaikan thresholdnya dengan best practices negara lain, terkait keadilan dan perluasan tax base,” ucap Susiwijono di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (17/12/2024).

    Meski begitu, Susiwijono menegaskan bahwa rencana kebijakan ini baru sebatas kajian di internal pemerintahan, belum ada keputusan resmi terkait itu. Ia juga menekankan kebijakan ini tidak akan termasuk ke dalam paket kebijakan ekonomi yang dirilis pemerintah tentang kelanjutan PPh Final UMKM orang pribadi yang dapat memanfaatkan PPh Final 0,5% sampai dengan 2025.

    “Kemarin ini tidak disinggung karena konteksnya kan adalah insentif-insentif untuk meringankan UMKM dalam rangka adanya pemberlakuan PPN 12% per 1 Januari 2025. Tapi, setelah itu nanti pasti disampaikan,” ucap Susiwijono.

    Bila nantinya hasil proses pembahasan threshold omzet PPh final UMKM diputuskan diturunkan menjadi Rp 3,6 miliar per tahun, Susiwijono memastikan, pemberlakuannya akan ditetapkan dengan mengubah PP, seperti Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2022.

    Perubahan PP itu ia akui pada akhirnya juga akan menjadi acuan batasan omzet untuk memberikan insentif PPh Final 0,5% bagi UMKM. Namun, ia kembali menegaskan bahwa rencana ini juga belum tentu menghasilkan keputusan threshold omzet pengusaha kena pajak yang senilai Rp 4,8 miliar akan ikut turun.

    “Kita lihat perubahan PP nya nanti ya, threshold yang mana ini kan harus ubah PP, nanti pasti pemerintah akan sampaikan hitung-hitungannya, kita perlu juga arah kajiannya bagaimana meski sudah ada ke sana terkait rekomendasi OECD, cuma konteks sekarang kan ke insentif PPh Final UMKM,” ungkap Susiwijono.

    Sebagai informasi, Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau OECD menganggap, batasan omzet usaha di Indonesia yang terbebas dari pajak pertambahan nilai (PPN) ketinggian. Penilaian ini tertuang dalam Survei Ekonomi OECD Indonesia edisi November 2024. Batasan omzet usaha yang dimaksud OECD ini ialah senilai Rp 4,8 miliar atau setara US$ 300.000.

    “Usaha beromzet kurang dari Rp 4,8 miliar (US$ 300.000) masih dibebaskan dari PPN. Ambang batas ini lebih tinggi daripada di kebanyakan negara OECD, dikutip dari survei OECD itu, Kamis (28/11/2024).

    OECD mencatat, negara-negara anggotanya yang memiliki batasan omzet bebas PPN tertinggi hanya di atas US$ 80.000 per tahun. Negara yang menerapkan batasan itu adalah Prancis, Irlandia, Italia, Jepang, Lithuania, Polandia, Republik Slovakia, Slovenia, Swiss, dan Inggris.

    Sementara itu, yang ambang batasnya US$ 40.000-US$ 80.000 per tahun adalah Australia, Austria, Republik Ceko, Estonia, Hungaria, Korea, Latvia, Luksemburg, dan Selandia Baru.

    Adapun di bawah US$ 40.000 ialah Belgia, Kanada, Denmark, Finlandia, Jerman, Yunani, Islandia, Israel, Belanda, Norwegia, Portugal, dan Swedia. Di antara negara-negara ini, tiga negara memiliki ambang batas yang sangat rendah di bawah US$ 10.000 adalah Denmark, Norwegia, dan Swedia.

    Dibanding negara tetangga seperti Thailand dan Filipina, batasan omzet yang terbebas PPN di Indonesia juga OECD sudah lebih melampaui. Sebab, Thailand dan Filipina hanya US$ 50.000.

    “Jauh lebih tinggi daripada Thailand dan Filipina, yang hanya sekitar US$ 50.000,” tulis OECD dalam surveinya.

    Oleh sebab itu, OECD menganggap, hal ini yang membuat setoran pajak di Indonesia menjadi rendah. Merekapun merekomendasikan supaya ambang batas omzet yang bebas PPN itu ditinjau ulang.

    “Penurunan ambang batas PPN, serta pengurangan jumlah sektor yang tidak dikenakan PPN, akan meningkatkan penerimaan PPN dari sektor-sektor yang baru maupun yang sudah dikenakan,” tulis OECD.

    (arj/mij)

  • Dolar AS Makin Perkasa di Tengah Fokus Kebijakan Suku Bunga Global

    Dolar AS Makin Perkasa di Tengah Fokus Kebijakan Suku Bunga Global

    New York: Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap mata uang utama dalam perdagangan yang bergejolak pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), karena investor mengamati keputusan suku bunga dari Federal Reserve, Bank of Japan, Bank of England, dan bank sentral utama lainnya minggu ini.
     
    Mengutip Yahoo Finance, Selasa, 17 Desember 2024, indeks dolar AS, yang mengukur mata uang tersebut terhadap enam mata uang lainnya, naik tipis pada level 106,88, setelah naik hingga 107,16 pada sesi tersebut. Indeks tersebut telah mencapai 107,18 pada Jumat, level tertinggi sejak 26 November.
     
    Sementara sterling naik 0,60 persen menjadi USD1,26845, setelah melemah pada Jumat ke titik terendah sejak 27 November, ketika data menunjukkan kontraksi ekonomi yang mengejutkan dalam ekonomi Inggris.
    Dolar juga menguat 0,16 persen menjadi 0,8945 terhadap franc Swiss, mendekati level tertinggi sejak Juli. Terhadap yen Jepang, dolar menguat 0,31 persen menjadi 154,12, setelah naik setinggi 154,480 untuk pertama kalinya sejak 26 November.
     

     

    Fed diyakini bakal pangkas suku bunga

    Adapun, pasar memperkirakan peluang hampir 97 persen Fed akan memangkas suku bunga seperempat poin pada akhir pertemuan kebijakannya pada Rabu, menurut alat FedWatch CME. Imbal hasil obligasi acuan AS 10 tahun turun 0,8 basis poin menjadi 4,391 persen.
     
    Sementara itu, euro menguat dalam perdagangan yang tidak menentu setelah kanselir Jerman Olaf Scholz kalah dalam pemungutan suara mosi tidak percaya parlemen, yang membuka jalan bagi pemilihan umum dadakan pada Februari. Euro terakhir naik 0,07 persen pada USD1,0509.
     
    Penurunan aktivitas bisnis zona euro mereda bulan ini, sebuah survei menunjukkan, sementara Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan ECB akan memangkas suku bunga lebih lanjut jika inflasi terus mereda menuju target dua persen.
     
    Survei aktivitas bisnis menunjukkan kenaikan harga di Inggris pada Senin. Bank of England akan mengumumkan keputusan kebijakan beberapa jam setelah BOJ. Bank sentral lain yang mengumumkan keputusan suku bunga minggu ini termasuk Riksbank Swedia dan Norges Bank Norwegia.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • KKP: Produk perikanan Indonesia diterima 140 negara sepanjang 2024

    KKP: Produk perikanan Indonesia diterima 140 negara sepanjang 2024

    Produk perikanan Indonesia diterima di 140 negara sepanjang tahun 2024. Kinerja baik ini tak lepas dari peran Kementerian Kelautan dan Perikanan memastikan mutu hasil perikanan memenuhi standar internasional

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ishartini menyatakan bahwa produk perikanan Indonesia diterima di 140 negara selama periode Januari hingga Oktober 2024.

    “Produk perikanan Indonesia diterima di 140 negara sepanjang tahun 2024. Kinerja baik ini tak lepas dari peran Kementerian Kelautan dan Perikanan memastikan mutu hasil perikanan memenuhi standar internasional,” kata Ishartini dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

    Dia menyebutkan, KKP telah memfasilitasi penerbitan 2.324 nomor registrasi unit usaha perikanan ke negara mitra tujuan ekspor sejak Januari hingga 16 Agustus 2024. Negara mitra dimaksud meliputi Uni Eropa dan Norwegia, Korea Selatan, Arab Saudi, Tiongkok, Vietnam, Eropa Timur, hingga Kanada.

    Selain itu, penerbitan 1.499 nomor registrasi untuk unit pengolah ikan (UPI) yang terdaftar di negara non-mitra melalui otoritas kompeten.

    “Nomor registrasi ini diperlukan pelaku usaha yang ingin menyasar pasar ekspor. Berdasarkan data kami, pada semester kedua 2024, produk perikanan telah diterima di 140 dari 190 negara anggota PBB,” ujarnya.

    Menurut dia, tingginya angka penerimaan hasil perikanan Indonesia di pasar global tak lepas dari penerapan sistem jaminan mutu yang ditandai dengan penerbitan sejumlah sertifikat berstandar internasional. Terdapat belasan ribu sertifikat dalam sembilan kategori yang diterbitkan sepanjang tahun ini.

    Dia merinci ribuan sertifikat tersebut meliputi sertifikat Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) sebanyak 6.254 sertifikat, Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) 2.575 sertifikat, Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB) di atas kapal 3.515 sertifikat, Cara Pembuatan Pakan Ikan yang Baik (CPPIB) 269 sertifikat, Cara Pembuatan Obat Ikan yang Baik (CPOIB) 51 sertifikat dan Cara Distribusi Obat Ikan yang Baik (CDOIB) 32 sertifikat.

    Kemudian sertifikasi produk perikanan pasca panen yang terdiri dari Sertifikat kelayakan Pengolahan (SKP) telah terbit 3.558 sertifikat, Sistem Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (HACCP) 4.380 sertifikat dan terakhir layanan Sertifikat Pengelolaan Distribusi Ikan (SPDI).

    Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa terdapat sembilan sertifikasi terintegrasi dalam Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SJMKHP) sekaligus menjadi bagian dari sistem ketertelusuran (traceability) pada setiap rantai produksi.

    Dikatakannya, sebagai quality assurance BPPMHKP atau Badan Mutu telah memiliki kapasitas laboratorium untuk 34 jenis parameter mutu mulai dari kimia, mikrobiologi, parasit, uji molekuler hingga organoleptik.

    “Sembilan jenis uji laboratorium ini diantaranya mikrobiologi, parasit, logam berat, serta 1 jenis parameter bahan acuan yakni parasit. Kami menerapkan standar internasional dan ini dilaksanakan di 46 UPT yang tersebar di seluruh Indonesia,” jelasnya.

    Melalui layanan hulu-hilir tersebut memudahkan pelaku usaha yang akan melakukan ekspor hasil perikanan.

    Ishartini menegaskan bahwa pihaknya baik di pusat maupun UPT, siap memberikan pendampingan yang diperlukan agar pelaku usaha bisa ekspor.

    “Alhamdulillah indeks kepuasan masyarakat di semester II tahun ini terhadap Badan Mutu nilainya 93,53 atau sangat baik. Terimakasih atas kepercayaannya dan jangan ragu untuk datang ke UPT kami,” kata Ishartini.

    Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan KKP mendukung program hilirisasi yakni dengan meningkatkan produksi perikanan di hulu yang bersumber dari perikanan tangkap maupun budidaya.

    Ia menyebutkan, hasil perikanan tangkap Indonesia pada tahun 2022 sebanyak 7,5 juta ton, ikan budidaya 5,5 juta ton, sedangkan produksi rumput laut sebesar 9,2 juta ton.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2024

  • 7 Tsunami Masa Kuno dan Prasejarah yang Mengerikan

    7 Tsunami Masa Kuno dan Prasejarah yang Mengerikan

    Jakarta: Tsunami telah menjadi salah satu bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah, termasuk pada zaman kuno. Berikut adalah tujuh tsunami mengerikan dari masa lalu yang tidak hanya menghancurkan wilayah tetapi juga meninggalkan jejak sejarah yang abadi.
     
    1. Tsunami Abad 15 yang Menghancurkan Budaya Maori
    Pada abad ke-15, tsunami setinggi delapan lantai menghantam pesisir Selandia Baru, menghapus komunitas-komunitas Maori yang tinggal di sepanjang pantai

    Gelombang ini tidak hanya merenggut nyawa tetapi juga menghancurkan seni, teknologi perikanan, dan pengetahuan pelayaran mereka. Tanah yang tersisa menjadi terlalu asin untuk bercocok tanam, menyebabkan kelaparan massal dan penurunan budaya yang signifikan.
     
    2. Tsunami di New York pada 300 SM
    Wilayah yang kini menjadi New York City mengalami tsunami setinggi 4 meter sekitar 300 SM. Gelombang ini menyebarkan material laut seperti cangkang dan fosil ke Long Island dan New Jersey.

    Keberadaan nanodiamond menunjukkan bahwa tsunami ini kemungkinan dipicu oleh asteroid yang jatuh ke laut, menciptakan gelombang besar yang menghancurkan.
     
    3. Kehancuran Lebanon pada 551 M
    Tsunami dahsyat menghantam pesisir Lebanon setelah gempa besar mengguncang dasar laut Mediterania. Kota-kota seperti Tripoli dan Beirut hancur total, dengan korban tewas di Beirut saja mencapai 30.000 jiwa.

    Peristiwa ini mengingatkan kita pada risiko besar yang dihadapi wilayah tersebut akibat aktivitas seismik yang terus berlangsung hingga kini.
     
    4. Tsunami Alexandria pada 365 M
    Gempa di lepas pantai Yunani memicu tsunami yang menghancurkan pelabuhan Alexandria di Mesir. Gelombang ini menewaskan ribuan orang dan merusak 50.000 rumah.

    Bahkan, beberapa desa pertanian di sekitarnya hilang sepenuhnya. Tsunami ini juga meracuni tanah dengan air asin, membuat pertanian menjadi mustahil selama bertahun-tahun.
     
    5. Landslide dan Tsunami Fogo, 73.000 Tahun Lalu
    Di Cape Verde, tsunami setinggi 170 meter yang dihasilkan oleh tanah longsor vulkanik menghantam pulau Santiago.

    Batuan besar seberat 770 ton ditemukan jauh di atas permukaan laut, menjadi bukti kekuatan gelombang ini. Peristiwa ini menggarisbawahi potensi bahaya dari aktivitas vulkanik di wilayah tersebut.
     
    6. Tsunami Doggerland, 8.000 Tahun Lalu
    Doggerland, tanah yang menghubungkan Inggris dengan daratan Eropa, tenggelam sepenuhnya akibat tsunami yang dipicu oleh longsoran bawah laut dekat Norwegia.

    Gelombang setinggi 5 meter menghancurkan wilayah tersebut, memaksa penduduk terakhirnya untuk meninggalkan tanah mereka. Kini, Doggerland sepenuhnya berada di bawah Laut Utara.
     
    7. Tsunami Nea Potidea, 479 SM
    Tsunami ini dikenal sebagai “Gelombang Poseidon” dalam catatan Herodotus. Gelombang besar menghancurkan pasukan Persia yang menyerang Nea Potidea di Yunani.

    Penelitian modern menunjukkan adanya sedimen laut yang mendukung cerita ini, menjadikannya salah satu tsunami paling legendaris dalam sejarah.

    Tsunami kuno ini menunjukkan bahwa bencana alam telah memengaruhi peradaban manusia selama ribuan tahun.

    Dari kehancuran budaya hingga perubahan geografis, gelombang besar ini mengingatkan kita akan kekuatan alam yang tak terduga.

    Baca Juga:
    Refleksi 20 Tahun Tsunami Aceh: 5 Film Bertema Bencana Tsunami

    Jakarta: Tsunami telah menjadi salah satu bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah, termasuk pada zaman kuno. Berikut adalah tujuh tsunami mengerikan dari masa lalu yang tidak hanya menghancurkan wilayah tetapi juga meninggalkan jejak sejarah yang abadi.
     
    1. Tsunami Abad 15 yang Menghancurkan Budaya Maori
    Pada abad ke-15, tsunami setinggi delapan lantai menghantam pesisir Selandia Baru, menghapus komunitas-komunitas Maori yang tinggal di sepanjang pantai
     
    Gelombang ini tidak hanya merenggut nyawa tetapi juga menghancurkan seni, teknologi perikanan, dan pengetahuan pelayaran mereka. Tanah yang tersisa menjadi terlalu asin untuk bercocok tanam, menyebabkan kelaparan massal dan penurunan budaya yang signifikan.
     
    2. Tsunami di New York pada 300 SM
    Wilayah yang kini menjadi New York City mengalami tsunami setinggi 4 meter sekitar 300 SM. Gelombang ini menyebarkan material laut seperti cangkang dan fosil ke Long Island dan New Jersey.
     
    Keberadaan nanodiamond menunjukkan bahwa tsunami ini kemungkinan dipicu oleh asteroid yang jatuh ke laut, menciptakan gelombang besar yang menghancurkan.
     
    3. Kehancuran Lebanon pada 551 M
    Tsunami dahsyat menghantam pesisir Lebanon setelah gempa besar mengguncang dasar laut Mediterania. Kota-kota seperti Tripoli dan Beirut hancur total, dengan korban tewas di Beirut saja mencapai 30.000 jiwa.
    Peristiwa ini mengingatkan kita pada risiko besar yang dihadapi wilayah tersebut akibat aktivitas seismik yang terus berlangsung hingga kini.
     
    4. Tsunami Alexandria pada 365 M
    Gempa di lepas pantai Yunani memicu tsunami yang menghancurkan pelabuhan Alexandria di Mesir. Gelombang ini menewaskan ribuan orang dan merusak 50.000 rumah.
     
    Bahkan, beberapa desa pertanian di sekitarnya hilang sepenuhnya. Tsunami ini juga meracuni tanah dengan air asin, membuat pertanian menjadi mustahil selama bertahun-tahun.
     
    5. Landslide dan Tsunami Fogo, 73.000 Tahun Lalu
    Di Cape Verde, tsunami setinggi 170 meter yang dihasilkan oleh tanah longsor vulkanik menghantam pulau Santiago.
     
    Batuan besar seberat 770 ton ditemukan jauh di atas permukaan laut, menjadi bukti kekuatan gelombang ini. Peristiwa ini menggarisbawahi potensi bahaya dari aktivitas vulkanik di wilayah tersebut.
     
    6. Tsunami Doggerland, 8.000 Tahun Lalu
    Doggerland, tanah yang menghubungkan Inggris dengan daratan Eropa, tenggelam sepenuhnya akibat tsunami yang dipicu oleh longsoran bawah laut dekat Norwegia.
     
    Gelombang setinggi 5 meter menghancurkan wilayah tersebut, memaksa penduduk terakhirnya untuk meninggalkan tanah mereka. Kini, Doggerland sepenuhnya berada di bawah Laut Utara.
     
    7. Tsunami Nea Potidea, 479 SM
    Tsunami ini dikenal sebagai “Gelombang Poseidon” dalam catatan Herodotus. Gelombang besar menghancurkan pasukan Persia yang menyerang Nea Potidea di Yunani.
     
    Penelitian modern menunjukkan adanya sedimen laut yang mendukung cerita ini, menjadikannya salah satu tsunami paling legendaris dalam sejarah.
     
    Tsunami kuno ini menunjukkan bahwa bencana alam telah memengaruhi peradaban manusia selama ribuan tahun.
     
    Dari kehancuran budaya hingga perubahan geografis, gelombang besar ini mengingatkan kita akan kekuatan alam yang tak terduga.
     
    Baca Juga:
    Refleksi 20 Tahun Tsunami Aceh: 5 Film Bertema Bencana Tsunami
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (SUR)

  • Hubungan dengan Irlandia Meruncing, Israel Tutup Kantor Kedubes di Dublin

    Hubungan dengan Irlandia Meruncing, Israel Tutup Kantor Kedubes di Dublin

    Jakarta

    Hubungan Israel dan Irlandia tengah meruncing. Pemerintah Israel secara resmi memutuskan untuk menutup kantor kedutaan besar mereka di di Dublin, Irlandia.

    “Keputusan untuk menutup kedutaan Israel di Dublin dibuat mengingat kebijakan ekstrim pemerintah Irlandia yang anti-Israel,” kata Kementerian Luar Negeri Israel dilansir AFP, Senin (16/12/2024).

    Penutupan kantor kedutaan besar Israel di Dublin dilakukan sejak Minggu (15/12). Hubungan diplomatik antara Irlandia dan Israel memburuk setelah serangkaian tindakan yang mencakup pengakuan Irlandia terhadap negara Palestina dan mendukung kasus Mahkamah Internasional yang menuduh Israel melakukan genosida di Jalur Gaza.

    Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, menyebut pemerintah Irlandia telah bersikap standar ganda terhadap Israel. Dia menyebut Irlandia telah melewati batas dalam hubungan diplomatik dengan Israel.

    “Tindakan dan retorika antisemit yang digunakan Irlandia terhadap Israel berakar pada delegitimasi dan demonisasi negara Yahudi, serta standar ganda,” kata Gideon.

    “Irlandia telah melewati setiap garis merah dalam hubungannya dengan Israel,” sambungnya.

    ICC mengeluarkan surat perintah terhadap Netanyahu dan mantan menteri pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang yang dilakukan antara 8 Oktober 2023 dan 20 Mei tahun ini di Jalur Gaza.

    Menlu Israel Gideon Saar mengatakan negaranya akan menginvestasikan sumber dayanya dalam membangun hubungan dengan negara-negara lain. Dia menyebut pihaknya akan membuka kedutaan besar di Moldova.

    Pada bulan Mei, Dublin mengatakan pihaknya mengakui Palestina sebagai “negara berdaulat dan merdeka” yang terdiri dari Jalur Gaza dan Tepi Barat dan setuju untuk membangun hubungan diplomatik penuh.

    Spanyol dan Norwegia mengakui negara Palestina pada hari yang sama dan Slovenia menyusul seminggu kemudian. Hal ini memicu tindakan balasan dari Israel.

    Pada bulan November, Dublin menerima penunjukan duta besar penuh Palestina untuk pertama kalinya. Perdana Menteri Irlandia Simon Harris menyebut keputusan Israel untuk menutup kedutaan besarnya di Dublin “sangat disesalkan”.

    “Saya sepenuhnya menolak pernyataan bahwa Irlandia anti-Israel. Irlandia pro perdamaian, pro hak asasi manusia, dan pro hukum internasional,” tulisnya di X.

    (ygs/ygs)

  • ‘Kami sudah mengenal Natal sebelum nenek moyangmu menganut Kristen’ – Dampak lagu amal yang menstereotipe rakyat Ethiopia selama puluhan tahun – Halaman all

    ‘Kami sudah mengenal Natal sebelum nenek moyangmu menganut Kristen’ – Dampak lagu amal yang menstereotipe rakyat Ethiopia selama puluhan tahun – Halaman all

    Sejak rekaman aslinya dirilis 40 tahun silam, lagu berjudul Do They Know It’s Christmas? tidak pernah absen berkumandang menjelang Natal. Pertanyaannya selalu sama: apakah rakyat Ethiopia tahu hari Natal?

    Lagu itu disusun oleh musisi Bob Geldof dan Midge Ure setelah mereka menyaksikan tayangan mengerikan tentang kelaparan di Ethiopia utara yang disiarkan BBC pada 1984.

    Keduanya kemudian mengumpulkan beberapa penyanyi terkenal pada masa itu untuk merekam lagu Do They Know It’s Christmas? Penyanyi yang diundang antara lain Bono dari U2, Sting, hingga Paul McCartney.

    Rencananya, uang yang mereka peroleh akan disumbangkan untuk rakyat Ethiopia.

    Perilisan lagu tersebut melalui grup musik Band Aid serta konser Live Aid yang digelar delapan bulan kemudian, menjadi momen penting dalam penggalangan dana selebritas dan menjadi pola yang diikuti banyak orang.

    Selama 40 tahun, lagu Do They Know It’s Christmas? telah direkam ulang dalam empat versi.

    Namun, ada sisi lain dari lagu tersebut yang tak banyak diketahui khalayak umum.

    Terlepas dari sumbangan yang mengalir, lagu Do They Know It’s Christmas? menyimpan stereotipe bahwa Ethiopia adalah tempat yang tandus dan tidak ada hujan atau sungai yang mengalir.

    Masyarakat Ethiopia yang menerima bantuan dipandang sebagai sosok kurus kering dan tak berdaya.

    Pandangan itu rupanya dianggap sebuah kebenaran bagi banyak orang.

    “Pertanyaan ‘Apakah mereka tahu hari Natal?’ lucu dan menghina,” kata Dawit Giorgis.

    Pada 1984, Dawit Giorgis adalah pejabat Ethiopia yang bertanggung jawab untuk menyebarkan pesan tentang apa yang terjadi di negaranya.

    Keheranan Dawit Giorgis terdengar jelas dari suaranya.

    “Pertanyaan itu sangat menyimpang. Ethiopia adalah negara dengan penduduk mayoritas Kristen sebelum Inggris… Kami mengenal Natal sebelum nenek moyangmu menganut Kristen,” ucapnya kepada BBC.

    Meski demikian, Dawit Giorgis tidak meragukan bahwa film BBC yang dibuat oleh jurnalis Inggris, Michael Buerk, dan juru kamera asal Kenya, Mohamed Amin, telah menyelamatkan banyak nyawa di Ethiopia.

    Sebagai kepala Komisi Pemulihan dan Rehabilitasi Ethiopia, Dawit Giorgis, berhasil menyelundupkan kru TV BBC ke negaranya.

    Pemerintah Ethiopia saat itu, yang sedang merayakan 10 tahun kekuasaan Marxis dan terlibat perang saudara, tidak ingin berita tentang kelaparan tersebar.

    “Cara orang-orang Inggris menanggapi dengan sangat murah hati memperkuat keyakinan saya pada kemanusiaan,” ujarn dari Namibia, tempat dia sekarang bekerja.

    Ia juga memuji “orang-orang muda dan bersemangat” di balik Band Aid serta menggambarkan mereka sebagai orang yang “luar biasa”.

    Tapi pertanyaannya tentang lagu itu sebetulnya adalah rangkuman dari perdebatan banyak orang yang mungkin merasa bahwa menghalalkan segala cara diperbolehkan demi menyelamatkan banyak nyawa.

    ‘Lagu Natal yang problematik’

    Musisi Bob Geldof secara tegas membela ketika menanggapi artikel The Conversation tentang “lagu Natal yang problematik” itu.

    “Itu lagu pop… Argumen yang sama telah disampaikan berkali-kali selama bertahun-tahun dan menimbulkan respons yang sama melelahkannya,” ucap Bob Geldof.

    “Lagu pop pendek ini telah menyelamatkan ratusan ribu, bahkan jutaan orang.”

    Ia juga mengakui bahwa orang Ethiopia merayakan Natal, tetapi klaimnya pada 1984 “upacara-upacara ditinggalkan”.

    Dalam surat elektronik kepada BBC, Joe Cannon yang merupakan kepala keuangan Band Aid Trust mengatakan dalam tujuh bulan terakhir badan amal tersebut telah memberikan lebih dari £3 juta (setara Rp60 miliar) untuk membantu sebanyak 350.000 orang melalui sejumlah proyek di Ethiopia, serta Sudan, Somaliland, dan Chad.

    Ia menambahkan tindakan cepat Band Aid sebagai “orang pertama yang memberikan respons” mendorong orang lain untuk menyumbang di tempat-tempat yang kekurangan dana, terutama di Ethiopia utara.

    Namun, ini tidak cukup untuk meredam gejolak yang diakibatkan dari lagu tersebut.

    Minggu lalu, Ed Sheeran berkata dia tidak senang dengan suaranya pada rekaman tahun 2014 yang dibuat untuk mengumpulkan dana untuk mengatasi krisis Ebola di Afrika Barat—karena “pemahamannya tentang persoalan tersebut telah berubah”.

    Ed Sheeran tampaknya terpengaruh oleh rapper Inggris-Ghana, Fuse ODG, yang juga menolak untuk ambil bagian satu dekade lalu.

    “Dunia telah berubah, tapi Band Aid belum,” katanya kepada siniar Focus on Africa milik BBC pada pekan ini.

    “Itu seperti mengatakan tidak ada kedamaian dan kegembiraan di Afrika pada hari Natal. Seakan-akan berkata ada kematian di setiap air mata yang tumpah,” katanya mengacu pada lirik lagu versi 2014.

    Adapun Fuse OGD tidak menyangkal bahwa ada masalah yang harus dituntaskan, tapi menurutnya “Band Aid hanya mengambil satu isu dari satu negara lantas menyamaratakannya ke seluruh benua.”

    Cara orang Afrika digambarkan dalam penggalangan dana ini, kata dia, berdampak langsung padanya.

    Ketika tumbuh dewasa, “tidaklah keren menjadi orang Afrika di Inggris… [karena] penampilan saya, orang-orang jadi mengolok-olok saya,” ujar penyanyi itu.

    Dana amal untuk Afrika dan stereotipe terhadap orang Afrika

    Penelitian tentang dampak penggalangan dana amal oleh dosen King’s College Inggris-Nigeria, Edward Ademolu mendukung hal ini.

    Ia masih ingat film pendek yang dibuat di Afrika oleh Comic Relief yang dipengaruhi oleh Band Aid.

    Gara-gara film itu, klaimnya, “teman-teman Afrika-nya di sekolah dasar [Inggris] akan menyangkal asal-usul mereka dan dengan sangat yakin menyebut semua orang Afrika bau, tidak cerdas, dan menyamakan orang Afrika dengan binatang buas”.

    Gambaran orang Afrika yang sangat kurus menjadi hal yang umum dalam upaya untuk mendapatkan dana amal.

    Sampul untuk single asli Band Aid, yang dirancang oleh artis pop Sir Peter Blake, menampilkan adegan Natal yang penuh warna.

    Pemandangan itu kontras dengan dua anak Ethiopia yang kurus kering dalam warna hitam dan putih sedang memakan biskuit demi menyambung hidup.

    Untuk bagian poster konser Live Aid tahun berikutnya, Sir Peter Blake menggunakan foto punggung seorang anak tanpa identitas, telanjang, dan kurus kering.

    Foto itu digunakan lagi dalam karya seni yang dirilis tahun 2004 dan muncul sekali lagi tahun ini.

    Bagi banyak orang yang bekerja di sektor bantuan dan akademisi, ada keterkejutan dan keheranan bahwa lagu dan gambar itu terus muncul.

    Organisasi induk Bond, yang bekerja dengan lebih dari 300 badan amal termasuk Christian Aid, Save the Children, dan Oxfam, sangat kritis terhadap lagu tersebut.

    “Inisiatif seperti Band Aid 40 mengabadikan narasi yang sudah ketinggalan zaman, memperkuat rasisme dan sikap kolonial yang merampas martabat dan hak orang-orang,” kata Lena Bheeroo.

    Adapun musisi Bob Geldof sebelumnya menepis gagasan bahwa karya Band Aid bergantung pada “kiasan kolonial”.

    Cara lembaga amal mengumpulkan dana telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir.

    Meskipun tetap kritis, penulis Kenya, Patrick Gathara yang sering mengejek pandangan Barat tentang Afrika setuju banyak hal telah berubah.

    “Ada dorongan di lembaga kemanusiaan untuk mulai melihat orang-orang dalam kondisi krisis sebagai manusia dan bukan sebagai korban… dan saya pikir itu adalah perubahan yang sangat besar,” katanya kepada BBC.

    “Pada masa Live Aid yang Anda lihat hanyalah gambaran kelaparan dan penderitaan… gagasan bahwa orang-orang ini tidak mampu melakukan apa pun untuk diri mereka sendiri, itu adalah kesalahpahaman.”

    Sementara itu, protes besar-besaran Black Lives Matter menambah dorongan pada perubahan yang sudah terjadi.

    Satu dekade lalu, organisasi Norwegia Radi-Aid menyoroti orang Afrika dengan unsur humor dalam kampanye penggalangan dana.

    Misalnya, organisasi itu mengoordinasikan kampanye tiruan untuk meminta orang Afrika mengirim radiator kepada orang Norwegia yang diduga menderita kedinginan.

     

    Pada 2017, Ed Sheeran sendiri memenangkan salah satu penghargaan “Rusty Radiator” untuk film yang dibuatnya untuk Comic Felief di Liberia.

    Saat itu dia menawarkan untuk membayar biaya penitipan anak-anak tunawisma Liberia di sebuah kamar hotel.

    Penyelenggara penghargaan mengatakan “video tersebut seharusnya tidak hanya tentang Ed Sheeran yang memikul beban sendirian, tapi juga mengajak masyarakat untuk turun tangan”.

    Akademisi Universitas East Angelia, David Girling, yang pernah menulis laporan untuk Radi-Aid berpendapat pekerjaan di sana adalah salah satu alasan mengapa banyak hal telah berubah.

    Ia berkata semakin banyak lembaga amal yang memperkenalkan pedoman etika untuk kampanye mereka.

    “Orang-orang telah menyadari kerusakan yang bisa ditimbulkan,” ucapnya kepada BBC.

    Penelitian Prof Girling, yang dilakukan di Kireba, daerah kumuh di ibu kota Kenya, Nairobi, menunjukkan kampanye yang melibatkan dan berpusat pada mereka yang menjadi target bantuan amal bisa lebih efektif daripada kebiasaan usang dari atas ke bawah.

    Banyak lembaga amal masih berada di bawah tekanan untuk menggunakan selebritas guna membantu meningkatkan kesadaran dan pengumpulan dana.

    Profesor Girling bahkan mengatakan beberapa media tidak akan menulis cerita penggalangan dana kecuali jika ada selebritas yang terlibat.

    Namun penelitian oleh rekannya Martin Scott menunjukkan bintang-bintang besar sering kali dapat mengalihkan perhatian dari pesan utama sebuah kampanye.

    Sementara selebritas mungkin mendapatkan manfaat, tapi lembaga amal dan pemahaman tentang isu yang sedang dikerjakan justru dirugikan.

    Jika proyek seperti Band Aid berjalan di masa sekarang, proyek tersebut harus berpusat pada artis-artis Afrika, kata jurnalis musik Christine Ochefu kepada BBC.