Negara: Norwegia

  • Sea Indonesia 2025 tampilkan kolaborasi global industri maritim

    Sea Indonesia 2025 tampilkan kolaborasi global industri maritim

    Jakarta (ANTARA) – Sea Indonesia 2025 kembali digelar sebagai pameran kemaritiman terbesar di Indonesia yang menampilkan kolaborasi global melalui kehadiran pelaku industri maritim dari berbagai negara dengan produk dan inovasi unggulan.

    Direktur Utama PT Kshatriya Piningit Kamulyan, Johnson W. Sutjipto selaku event organizer mengatakan pameran itu akan menjadi forum penting memperkenalkan produk dan layanan terbaiknya kepada pengunjung domestik dan internasional.

    “Event Sea Indonesia menjadi kesempatan yang sangat bagus bagi pelaku usaha kemaritiman Indonesia untuk membangun kolaborasi dan kerja sama dengan perusahaan kemaritiman global,” kata Johnson dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

    Dia menyampaikan, ajang bertajuk “Sea Indonesia 2025; Maritime One Stop Shop (MOSS), The Most Exclusive Maritime Exhibition and Conference”, akan diselenggarakan di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta pada 14-16 Mei 2025.

    Lebih dari 150 peserta pameran dari berbagai sektor dalam negeri dan luar negeri akan menampilkan inovasi, teknologi, serta solusi di bidang kemaritiman untuk mendukung penguatan ekosistem maritim nasional.

    Negara-negara seperti Jepang, Tiongkok, Amerika Serikat, Belanda, Denmark, Jerman, Singapura, dan Norwegia turut mengirimkan perwakilannya untuk berpartisipasi dan menjalin kerja sama bisnis maritim.

    Japan Ship Machinery and Equipment Association hadir dalam Japan Pavilion dan mengisi seminar yang memaparkan berbagai teknologi serta studi industri permesinan kapal terkini dari anggota asosiasi tersebut.

    China Pavilion juga meramaikan pameran dengan menghadirkan perusahaan desain kapal, sistem navigasi, teknologi keselamatan, dan pembangunan kapal yang menawarkan berbagai solusi maritim dari Negeri Tirai Bambu.

    Pameran ini didukung oleh IPERINDO, PIKKI, APBMI, dan ISAA serta diikuti oleh institusi pendidikan seperti UI, ITS, Azureus, dan PPSDM Perhubungan Laut untuk menguatkan peran SDM maritim Indonesia.

    Sea Indonesia Conference akan menghadirkan pembicara dari perusahaan global dan nasional seperti Shell, Class NK, Bank Mandiri, Universitas Indonesia, JSMEA, dan Sinarmas LDA membahas isu dan inovasi maritim.

    Selama tiga hari, para exhibitor dan visitor dapat saling bertukar pandangan dan informasi serta dapat melakukan kerja sama bisnis dan investasi.

    Ia menuturkan pelaksanaan ajang itu tidak terlepas dari kenyataan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia sehingga perlu terus menyalakan semangat maritim Indonesia.

    Selain itu, recovery ekonomi Indonesia ke arah yang lebih baik menuju pertumbuhan 8 persen dalam lima tahun ke depan sehingga membutuhkan konektivitas antarpulau dan antarnegara yang andal.

    Pelaksanaan event itu juga bertepatan dengan 20 tahun implementasi asas cabotage di Indonesia sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional.

    “Event ini adalah wujud dukungan masyarakat maritim Indonesia terhadap program pemberdayaan industri maritim Indonesia untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia,” katanya.

    Komisaris PT Kshatriya Piningit Kamulyan, Siana A. Surya menjelaskan tujuan event itu adalah untuk memfasilitasi berkumpulnya para pemangku kepentingan kemaritiman Indonesia dan luar negeri, tetapi tidak terbatas pada para pemilik kapal, galangan dan professional, penyedia peralatan kapal dan sebagainya.

    “Event ini juga menjadi ajang untuk menjalin koneksi dan jaringan bisnis baru, membuka pintu kemungkinan-kemungkinan kerja sama baru dan beragam peluang usaha di bidang bisnis dan investasi,” kata Siana.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Riza Mulyadi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Negara yang Tertidur di Bawah Kolong Tol
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 April 2025

    Negara yang Tertidur di Bawah Kolong Tol Megapolitan 24 April 2025

    Negara yang Tertidur di Bawah Kolong Tol
    Dikdik Sadikin adalah seorang auditor berpengalaman yang saat ini bertugas di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), berperan sebagai quality assurer dalam pengawasan kualitas dan aksesibilitas pendidikan di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Memiliki minat mendalam terhadap kebijakan publik, Dikdik fokus pada isu-isu transparansi, integritas, serta reformasi pendidikan dan tata kelola pemerintahan. Dikdik telah menulis sejak masa SMP (1977), dengan karya pertama yang dimuat di majalah Kawanku. Beberapa cerpen fiksi dan opini karyanya telah dipublikasikan di media massa, termasuk di tabloid Kontan dan Kompas. Dua artikel yang mencolok antara lain “Soekarno, Mahathir dan Megawati” (3 November 2003) serta “Jumlah Kursi Menteri dan Politik Imbalan” (9 Oktober 2024). Ia juga pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi dan pemimpin umum majalah Warta Pengawasan selama periode 1999 hingga 2002, serta merupakan anggota Satupena DKI. Latar belakang pendidikan suami dari Leika Mutiara Jamilah ini adalah Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (lulus 1994) dan Magister Administrasi Publik dari Universitas Gadjah Mada (lulus 2006).

    Ketika hukum hanya menjadi suara tanpa taring, maka kejahatan akan berjalan tegak di siang bolong
    .” (Montesquieu)
    DI BAWAH
    bayang-bayang beton
    kolong tol
    Plumpang–Pluit, Jakarta, yang membentang dekat Jakarta International Stadium (JIS), bukan hanya kendaraan yang melintas. Di sana, hukum diuji: dan gagal.
    Satu per satu pelat besi penyangga struktur raib, dicongkel dengan palu dan linggis, bukan dalam sembunyi, tetapi justru di siang bolong.
    Disaksikan warga dan bahkan, sempat pelaku dihadang petugas. Di situ petugas kita dikeroyok kemudian melepasnya. (
    Kompas.com
    , 23 April 2025)
    Fenomena ini bukan sekadar
    pencurian besi
    . Ia mencerminkan krisis peran negara dalam menjaga fasilitas publik, sekaligus memotret wajah ekonomi yang gagal memenuhi janji kesejahteraan.
    Montesquieu menulis dalam
    The Spirit of Laws
    (De l’esprit des lois, 1748) bahwa hukum akan lumpuh bila tidak diimbangi penegakan yang tegas dan konsisten.
    Saat seorang pencuri di lokasi ini ditangkap, justru puluhan orang datang menyerbu dan memaksa aparat melepasnya.
    Negara seolah berdiri, tapi tak hadir. Penegak hukum, yang seharusnya menjadi garda terakhir peradaban, dipinggirkan oleh logika massa yang beringas.
    Ini bukan sekadar kemunduran hukum, tapi penanda bahwa negara telah kehilangan kedaulatan di wilayahnya sendiri.
    Apa yang mendorong seseorang mengambil risiko mencuri di siang hari, dengan alat berat, di depan saksi mata? Jawaban paling jujur mungkin terletak pada jurang antara harapan dan kenyataan.
    Menurut BPS, per Maret 2024, tingkat kemiskinan ekstrem di Jakarta mencapai 1,1 persen, dengan angka pengangguran terbuka sebesar 7,6 persen.
    Di wilayah padat dan marjinal seperti Papanggo, ketimpangan bukan sekadar statistik: ia menjadi napas sehari-hari.
    Pencurian menjadi ekonomi alternatif ketika ekonomi formal menutup pintunya.
    Crime becomes a rational choice
    , kata Gary Becker, peraih Nobel Ekonomi, yang mengembangkan teori ekonomi kejahatan.
    Dalam logika ini, risiko ditangkap lebih kecil dibanding kemungkinan kelaparan malamnya.
    Di banyak negara, infrastruktur adalah lambang kemajuan. Namun di Indonesia, justru bisa berubah menjadi artefak yang perlahan digerogoti dari dalam.
    Dalam Global Competitiveness Index 2023, kualitas infrastruktur Indonesia berada di peringkat 72 dari 141 negara.
    Negara-negara dengan sistem hukum dan jaminan sosial kuat seperti Denmark, Norwegia, atau Jepang, justru lebih jarang mengalami pencurian aset publik secara terang-terangan.
    Mengapa? Karena ada kombinasi antara
    rule of law,
    kepercayaan sosial, dan kesejahteraan dasar yang terjamin.
    Kolong tol
    yang dilalap api karena bekas lem dari pelat yang dicuri adalah metafora keras atas sistem yang lapuk: negara membangun megastruktur, tapi gagal membangun sistem pengawasan, kesejahteraan, dan rasa aman yang menopang beton itu sendiri.
    Adalah ironi bahwa warga sekitar justru menjadi penonton dari drama ini. Di titik inilah, Habermas mengingatkan kita bahwa ruang publik adalah tempat di mana masyarakat sipil seharusnya membentuk opini dan menekan kekuasaan.
    Ketika warga hanya bisa pasrah dan berkata “kami hanya menyaksikan”, maka di situ demokrasi kehilangan tenaganya.
    Namun, apakah mereka bisa disalahkan? Ketika aparat mundur karena diancam dikeroyok, bagaimana warga biasa bisa berharap lebih? Tanpa jaminan perlindungan, keberanian sipil hanya akan berakhir pada korban tambahan.
    Pembangunan infrastruktur tak akan berarti jika rakyat yang hidup di sekitarnya tak merasa memiliki, tak ikut menjaga, bahkan malah ikut menjarah.
    Negara perlu hadir bukan hanya sebagai pelaksana proyek beton, tapi sebagai penjaga martabat warga—dengan lapangan kerja, pendidikan, dan hukum yang tegas tapi adil.
    Pencurian pelat besi itu hanya satu bab dari buku tebal tentang kegagalan tata kelola kota dan negara. Bila dibiarkan, kita akan membaca bab berikutnya: runtuhnya jembatan kepercayaan antara rakyat dan negara.
    Dan itu, seperti pelat besi yang hilang dari struktur tol: menjadikan kita semua akan runtuh bersama.
    Kini, kolong tol itu bukan sekadar tempat gelap di bawah jalan raya. Ia menjelma menjadi panggung tragis di mana negara kehilangan kendali atas wilayahnya, dan masyarakat kehilangan harapan atas masa depannya.
    Di situ, hukum tak lagi dibacakan dalam pengadilan, tapi diukur dari siapa yang membawa lebih banyak linggis dan keberanian untuk melawan.
    Pelat-pelat besi yang hilang tak hanya meruntuhkan struktur beton, tapi juga menelanjangi apa yang selama ini disangkal: bahwa keadilan bisa runtuh bukan karena badai, tapi karena kealpaan yang dibiarkan tumbuh seperti lumut di beton.
    Kita membangun jalan tol untuk menghubungkan kota-kota. Tapi kita lupa membangun jembatan antara hukum dan rasa aman, antara negara dan rakyat.
    Dan ketika jembatan itu runtuh, bahkan suara palu pencuri pun bisa terdengar lebih nyaring daripada suara negara.
    Sebab, kejahatan yang paling berbahaya bukan yang terjadi dalam gelap. Namun, kejahatan yang bekerja di siang hari, dan tak seorang pun merasa perlu menghentikannya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tanda Kiamat Makin Dekat, Dunia Lain Muncul di Mana-Mana

    Tanda Kiamat Makin Dekat, Dunia Lain Muncul di Mana-Mana

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tanda-tanda “kiamat” kini makin nyata seiring munculnya dunia lain dari balik lapisan es Bumi.

    Perubahan iklim yang kini makin parah membuka kehidupan di masa lalu, memperlihatkan sisa-sisa kehidupan kuno yang selama ini terkubur. Dunia bawah es yang tersembunyi ribuan tahun kini bangkit ke permukaan.

    Tanda “kiamat” pemanasan global ini terjadi karena pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan kadar karbon dioksida dan gas rumah kaca lain di atmosfer.

    Akibatnya, temperatur Bumi naik dan menjadi makin panas, hingga mencairkan es yang sudah terjadi selama beberapa dekade terakhir.

    Karena es yang mencair, arkeolog jadi bisa menemukan bukti kehidupan manusia selama berabad-abad lalu. Salah satunya adalah penemuan jasad manusia yang terawetkan selama ribuan tahun atau dikenal sebagai Otzi yang ditemukan di pegunungan Alpen pada 1991.

    Material-material barang di sekitar Otzi bisa langsung diteliti karena pengawetan yang dilakukan. Sebab tanpa diawetkan, material organik yang pernah hidup akan segera membusuk. Material itu termasuk serat tanaman, kayu, dan kulit.

    Penemuan itu membawa para ilmuwan pada abad Neolitikum di Pegunungan Alpen. Ini meluncurkan bidang yang disebut arkeologi bongkahan es.

    Selain itu, para arkeolog juga menemukan jejak manusia yang terkubur ribuan tahun lalu dari penelitian bongkahan es dan material yang digali di Eropa, Amerika Utara, dan Asia.

    Misalnya temuan bukti manusia yang berburu dan menggembalakan rusa kutub sejak 6.000 tahun lalu. Penemuan berasal dari terowongan sepanjang 70 meter yang diukir di lapisan es Juvfonne di Norwegia, dikutip dari Nature, Rabu (23/4/2025).

    Banyak artefak kuno yang akhirnya terlihat karena lapisan es yang mencair. Isinya adalah terkait perburuan hewan besar.

    Temuan lain adalah di Pegunungan Rocky tahun 2007. Arkeolog, Craig Lee menemukan artefak lapisan es tertua yang pernah ditemukan.

    Yakni sebuah alat untuk melempar anak panah atau lembing. Bagian poros depannya terbuat dari pohon muda kulit birch dan berasal dari 10.300 tahun berdasarkan penanggalan karbon.

    (dem/dem)

  • Dari Sri Mulyani hingga Megawati, Ini 8 Sosok Kartini Indonesia

    Dari Sri Mulyani hingga Megawati, Ini 8 Sosok Kartini Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Dalam semangat memperingati Hari Kartini 2025, kita diingatkan kembali akan pentingnya peran perempuan dalam membangun bangsa. Siapa saja sosok Kartini Indonesia? Berikut ini deretannya.

    Dalam era perkembangan sosial dan teknologi yang begitu pesat, peran perempuan di berbagai sektor semakin diakui dan diperkuat. Sosok-sosok perempuan inspiratif di Indonesia telah menunjukkan kontribusi mereka tidak hanya terbatas pada ranah domestik, tetapi juga meluas ke berbagai bidang publik yang berpengaruh terhadap kemajuan bangsa.

    Pada momen Hari Kartini 2025, menjadi refleksi atas perjuangan perempuan yang tak henti-hentinya menembus batas dan tantangan. Di antara mereka yang mencolok, para tokoh perempuan ini telah membuktikan dengan dedikasi, keberanian, dan kecerdasan, mereka mampu menciptakan perubahan yang signifikan.

    Dari dunia politik hingga seni, sosok-sosok ini tidak hanya menjadi teladan, tetapi juga sumber inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus memperjuangkan kesetaraan dan keadilan.

    Berikut ini tujuh sosok Kartini Indonesia masa kini yang layak diapresiasi.

    Sosok Kartini Indonesia

    1. Sri Mulyani Indrawati

    Sri Mulyani, yang lahir di Tanjung Karang (sekarang Bandar Lampung) pada 26 Agustus 1962, saat ini menjabat sebagai menteri keuangan Indonesia pada Kabinet Merah Putih. Sebelumnya, dia juga pernah menjabat di posisi yang sama pada periode 2005–2010 di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebelum kemudian ditunjuk sebagai direktur pelaksana Bank Dunia dari 2010 hingga 2016.

    Sri Mulyani dikenal karena pemikiran dan strateginya yang berhasil menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, terutama saat krisis global 2008. Ia pernah dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia oleh Emerging Markets dan masuk dalam daftar 100 Most Powerful Women versi Forbes, termasuk peringkat ke-38 pada 2023. Ia juga menjadi perempuan pertama dari Indonesia yang menjabat posisi tinggi di Bank Dunia.

    2. Susi Pudjiastuti

    Susi Pudjiastuti, lahir di Pangandaran pada 15 Januari 1965, adalah mantan menteri kelautan dan perikanan yang menjabat pada periode 2014–2019. Ia dikenal sebagai figur yang berani dan tegas dalam mengambil kebijakan demi melindungi kekayaan laut Indonesia.

    Salah satu kebijakan terkenalnya adalah menenggelamkan kapal-kapal asing yang terbukti melakukan penangkapan ikan ilegal di perairan Indonesia. Langkahnya tersebut mengundang pujian dan perhatian dunia internasional karena keberaniannya dalam menjaga kedaulatan maritim Indonesia.

    3. Retno Marsudi

    Retno Marsudi juga dinobatkan sebagai sosok Kartini Indonesia. Ia adalah perempuan pertama yang menjabat sebagai menteri luar negeri Indonesia. Ia lahir di Semarang pada 27 November 1962 dan mulai menjabat sejak 2014 di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo.

    Retno memiliki pengalaman panjang di dunia diplomasi, termasuk pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk Norwegia dan Islandia. Selama kepemimpinannya, Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019–2020. Ia juga dikenal aktif dalam memperjuangkan isu kemanusiaan dan perdamaian di tingkat global.

    4. Sri Wahyuni Agustiani

    Sri Wahyuni Agustiani atau Yuni, lahir di Bandung pada 13 Agustus 1994. Ia adalah atlet angkat besi yang mengharumkan nama Indonesia dengan meraih medali perak di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 untuk kelas 48 kg. Sebelumnya, dia juga meraih perak di Asian Games 2014.

    Yuni mulai menekuni olahraga angkat besi sejak usia 13 tahun dan telah memenangkan banyak penghargaan internasional. Ia dikenal sebagai atlet yang ulet dan konsisten, meskipun menghadapi berbagai tantangan dalam perjalanan kariernya.

    5. Merry Riana

    Merry Riana lahir di Jakarta pada 29 Mei 1980, adalah seorang motivator, penulis, dan pengusaha sukses. Namanya semakin dikenal setelah kisah hidupnya diangkat dalam film “Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar” pada 2014.

    Mengalami krisis 1998, dia dikirim oleh orang tuanya ke Singapura demi keamanan. Di sana, dia menghadapi banyak tantangan finansial dan harus bekerja keras untuk membiayai kuliah dan hidup mandiri. Semangat juangnya membawanya menjadi sosok inspiratif, terutama di kalangan anak muda.

    6. Najwa Shihab

    Najwa Shihab atau Mba Nana adalah jurnalis dan presenter ternama di Indonesia. Ia dikenal lewat program “Mata Najwa” yang membahas berbagai isu politik dan sosial secara kritis dan mendalam. Najwa juga merupakan pendiri Narasi, sebuah platform media digital independen yang berfokus pada edukasi dan jurnalisme berkualitas.

    Ia dikenal sebagai figur yang berani dan vokal dalam menyuarakan isu-isu publik. Lewat berbagai kanal, Najwa terus mendorong pentingnya partisipasi publik dalam menjaga demokrasi dan transparansi.

    7. Cinta Laura Kiehl

    Cinta Laura lahir pada 17 Agustus 1993 dan dikenal sebagai aktris, penyanyi, serta aktivis pendidikan. Ia menyelesaikan pendidikannya di Columbia University, Amerika Serikat, dengan gelar bachelor of arts di bidang psikologi dan sastra Jerman, lulus dengan predikat cum laude.

    Cinta aktif dalam advokasi isu perempuan dan anak, serta berkontribusi dalam pembangunan sekolah-sekolah di Indonesia. Ia terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan pendidikan, menunjukkan dedikasinya terhadap kemajuan generasi muda.

    8. Megawati Hangestri Pertiwi

    Nama Megawati Hangestri Pertiwi juga masuk dalam daftar sosok Kartini Indonesia. Ia mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai salah satu pevoli putri terbaik di dunia. Atlet asal Indonesia ini berhasil menarik perhatian dunia berkat performa luar biasa di berbagai kompetisi internasional.

    Ia bahkan mendapat julukan “Megatron” dari penggemarnya di Korea Selatan. Megawati lahir pada 20 September 1999 dan mulai menekuni voli sejak duduk di bangku SMP.

    Karier profesionalnya dimulai pada usia 14 tahun ketika bergabung dengan Surabaya Bank Jatim di Livoli Divisi Utama pada 2015. Kemampuannya yang menonjol membawanya ke level Proliga bersama Jakarta Pertamina Fastron, klub yang dia bela dari 2015 hingga 2022.

    Pada 2025, dia mencatat sejarah baru dengan dinobatkan sebagai pevoli putri terbaik di dunia. Penghargaan ini menjadi bukti nyata atas kerja keras dan dedikasi yang dia tunjukkan dalam setiap pertandingan. Tak ayal, Megawati juga dinobatkan sebagai sosok Kartini Indonesia dalam momen Hari Kartini 2025.

  • Mengenal Sindrom Gadget Neck, Bahaya Nyeri Tengkuk di Balik Aktivitas Digital – Halaman all

    Mengenal Sindrom Gadget Neck, Bahaya Nyeri Tengkuk di Balik Aktivitas Digital – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di era digital yang serba terhubung, gadget seperti smartphone, laptop, dan tablet sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian. 

    Namun di balik kemudahan yang ditawarkan, penggunaan perangkat digital secara terus-menerus ternyata membawa risiko kesehatan yang tak boleh dianggap remeh.

    Salah satunya adalah Gadget Neck Syndrome yakni keluhan nyeri di tengkuk akibat postur tubuh yang salah saat menggunakan gadget.

    Menurut dr. Inge Jiemesha, Sp.KFR, Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik di Bethsaida Hospital Gading Serpong, sindrom ini semakin sering dijumpai seiring meningkatnya durasi waktu layar masyarakat, baik untuk bekerja, belajar, hingga hiburan.

    “Posisi tubuh yang salah saat menggunakan gadget bisa menyebabkan tegangan berlebih pada otot leher. Jika dibiarkan, nyeri akan menjadi kronis dan mengganggu aktivitas harian,” ujar  Inge dalam keterangannya, Sabtu (19/4/2025).

    Dikatakannya, kebiasaan menunduk terlalu lama saat menatap layar ponsel atau laptop tanpa disadari memberikan tekanan besar pada otot dan tulang leher.

    Dalam posisi normal, kepala manusia memiliki berat sekitar 4–5 kilogram namun saat menunduk dengan sudut 60 derajat, beban ini bisa meningkat hingga 27 kg ke leher setara membawa anak kecil di atas kepala.

    Jika dilakukan berulang kali tanpa koreksi postur, kondisi ini dapat memicu nyeri tengkuk yang menetap, kaku, hingga menurunkan kualitas hidup.

    Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati

    Kabar baiknya, Gadget Neck bisa dicegah dengan langkah-langkah sederhana yang dapat diterapkan siapa saja.

    “Hindari posisi menunduk terlalu lama saat menggunakan gadget, gunakan keyboard eksternal jika bekerja dengan laptop lebih dari 30 menit,” kata dr Inge.

    Bisa juga dilakukan dengan meletakkan layar sejajar dengan tinggi mata menggunakan penyangga.

    “Langkah-langkah sederhana ini dapat membantu menjaga postur tubuh tetap ideal dan mencegah ketegangan otot leher,” tambah dr. Inge.

    Lantas bagaimana kalau sudah terlanjur nyeri?

    Bagi yang sudah merasakan gejala nyeri tengkuk, seperti rasa tegang, pegal, atau nyeri menjalar ke bahu, beberapa tindakan awal bisa dilakukan untuk mengurangi keluhan.

    “Istirahat sejenak dari gadget, gunakan obat pereda nyeri atau pelemas otot,  lakukan peregangan ringan pada leher secara berkala dan segera konsultasikan ke dokter spesialis.

    dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital mengatakan, pihaknya menyediakan layanan Rehabilitasi Medik yang lengkap dan modern untuk membantu pasien mengatasi keluhan nyeri tengkuk dan gangguan muskuloskeletal lainnya.

    “Mulai dari terapi panas dan dingin, elektroterapi, laser, hingga terapi latihan dan Redcord® Sling Therapy—sebuah teknologi terapi mutakhir dari Norwegia yang efektif untuk pemulihan gangguan otot dan sendi,” katanya.. (Tribunnews.com/Eko Sutriyanto)

  • Orang Termuda yang Bermain Ski Sendirian ke Kutub Selatan!

    Orang Termuda yang Bermain Ski Sendirian ke Kutub Selatan!

    Jakarta: Namanya Karen Kyllesø. Di usia 21 tahun, ia menjadi orang termuda yang bermain ski sendirian ke Kutub Selatan, menaklukkan rute sejauh 1.130 km dari Hercules Inlet ke titik geografis kutub. Prestasi ini memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang Pierre Hedan saat berusia 26 tahun.
     
    Tumbuh di Norwegia, Karen terbiasa dengan kehidupan luar ruangan. Ia sering membuat api unggun, berkemah, dan bermain ski sejak kecil. Tak heran jika ia sudah memiliki mimpi besar sejak remaja.
    Mimpi besar sejak usia 14 tahun
    Merangkum dari The Guardian, Sabtu, 19 April 2025, dia menceritakan kisahnya. Pada usia 14 tahun, Karen memutuskan ingin menjadi wanita termuda yang bermain ski melintasi Greenland. Walau tubuhnya kecil dan tingginya kurang dari 5 kaki, semangatnya besar. 
     
    Ia sempat ditolak beberapa perusahaan ekspedisi karena dianggap terlalu muda, sampai akhirnya bertemu dengan Lars Ebbesen, pemandu kutub berpengalaman yang percaya pada mimpinya.

    Sebelum menyeberangi Greenland, Karen harus membuktikan kemampuannya dengan ekspedisi ke daerah terpencil di Norwegia utara, Finnmark. Suhu bisa turun hingga -35°C, tapi dia jatuh cinta pada tantangan itu. Ekspedisi Greenland memakan waktu 28 hari dan membuatnya cepat tumbuh dewasa.
     
    “Ibu saya bahkan tidak ingat saya remaja,” katanya mengenang.
     

    Menyiapkan misi ke Antartika diam-diam
    Di ulang tahunnya yang ke-15, Karen memutuskan untuk bermain ski ke Kutub Selatan. Awalnya hanya ayahnya yang tahu, karena sang ibu lebih realistis dan penuh kekhawatiran. Namun pada akhirnya, kedua orang tuanya menjadi pendukung utama mimpinya.
     
    “Mereka adalah teladan yang luar biasa. Banyak orang tua meminta anaknya menunggu sampai dewasa untuk mengejar mimpi. Tapi kalau terlalu lama menunggu, hidup keburu penuh komitmen lain,” ujar Karen.
    54 hari yang tak terlupakan
    Karen menghabiskan dua bulan sebelum keberangkatan dengan latihan fisik intensif dan makan besar, termasuk dua kali makan malam, es krim, dan puding cokelat. Ia harus menaikkan berat badan sebanyak 10 persen demi menarik kereta luncur penuh perbekalan.
     
    Selama ekspedisi, ia mendengarkan podcast dan playlist buatan saudaranya, namun seiring waktu, ia lebih menikmati kesunyian. Hari-hari berat dihabiskan melawan salju setinggi lutut dan suhu ekstrem di dataran tinggi 2.800 meter.
     
    “Saya kesulitan bernapas, paru-paru saya terasa sakit,” katanya.
     
    Namun fokusnya tetap kuat sampai tiba di tujuan setelah 54 hari. 
    “Saya tidak membiarkan diri saya merasakan banyak hal sebelum sampai, karena harus tetap fokus. Tapi ketika tiba, rasanya luar biasa,” ucapnya.
    “Telur Kutub” yang menetas
    Julukan “telur kutub” diberikan Lars Ebbesen saat Karen pertama kali menjajal Greenland. Julukan itu berarti suatu saat ia akan menetas dan melakukan ekspedisi besar sendirian. Dan itu benar-benar terjadi.
     
    Setelah mencapai Kutub Selatan, Karen mengirim emoji anak ayam yang baru menetas tanda bahwa ia bukan sekadar pemimpi lagi. Kini, ia adalah panutan sejati bagi para penjelajah muda di seluruh dunia.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • OPINI : Mimpi Besar Reformasi Pajak

    OPINI : Mimpi Besar Reformasi Pajak

    Bisnis.com, JAKARTA – Reformasi per­­­pajakan di In­­­­­­­­do­­­nesia di­­­­ga­­­dang-ga­­­dang sebagai langkah stra­­­­tegis untuk mening­kat­­­­­­­kan penerimaan ne­­­ga­­­­­­ra, memperbaiki ke­­­pa­­­tuh­­­­­an wajib pajak, dan menciptakan sistem yang lebih adil serta transparan.

    Namun, hingga kini, ha­­­rapan tersebut belum se­­­­pe­­nuhnya terwujud. Ber­­­ba­­­gai hambatan, mulai dari ketergantungan pada sek­­tor tertentu, kegagalan im­­­ple­­­mentasi sistem digital, hingga ma­­­salah kelembagaan, mem­­­buat reformasi pajak berjalan jauh lebih lambat dari yang diharapkan.

    Data terbaru menunjukkan bahwa penerimaan pajak pada awal 2025 turun hingga 30,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini menjadi alarm serius bagi pemerintah, terutama karena pajak adalah sumber utama pendapatan negara. Jika reformasi pajak tidak segera dibenahi, Indonesia akan terus menghadapi kesulitan dalam menjaga stabilitas fiskal.

    Salah satu penyebab utama penurunan penerimaan pajak adalah ketergantungan terhadap sektor komoditas unggulan seperti batu bara dan minyak sawit. Kedua sektor ini menyumbang porsi besar dalam penerimaan pajak, se­­­hingga ketika harga komoditas turun, dampaknya langsung terasa pada pendapatan negara.

    Ketergantungan semacam ini membuat sistem perpajakan Indonesia rentan terhadap guncangan ekonomi global. Negara yang sistem perpajakannya lebih maju umumnya memiliki basis pajak yang lebih luas dan beragam, sehingga tidak terlalu bergantung pada satu atau dua sektor saja. Indonesia perlu mengefektifkan penerimaan dari basis pajak yang ada dan sekaligus dengan menggali potensi penerimaan dari sektor lain.

    Sebagai bagian dari reformasi pajak, pemerintah telah meluncurkan Core Tax System untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi perpajakan. Sayangnya, implementasinya jauh dari kata sempurna. Banyak wajib pajak mengalami kendala teknis saat mengakses sistem ini.

    Masalah ketidaksesuaian data antara sistem lama dan baru menyebabkan gangguan besar, membuat pelaporan pajak menjadi sulit dan memunculkan ketidakpastian bagi pelaku usaha. Gangguan teknis lainnya juga memperlambat penerbitan dokumen pajak, hingga akhirnya pemerintah memutuskan untuk kembali menggunakan sistem lama sementara perbaikan dilakukan.

    Kegagalan ini menunjukkan bahwa reformasi berbasis teknologi memerlukan persiapan yang lebih matang. Uji coba harus dilakukan secara menyeluruh sebelum sistem baru diberlakukan secara penuh. Tanpa kesiapan infrastruktur yang baik, digitalisasi justru dapat menjadi penghambat alih-alih solusi.

    Jika dibandingkan dengan negara lain, reformasi pajak di Indonesia masih jauh tertinggal. Sejumlah negara telah berhasil melakukan reformasi pajak yang efektif, seperti Australia, India, Korea Selatan, dan Kenya.

    Australia sukses menerapkan Goods and Services Tax (GST) pada tahun 2000, yang menyederhanakan sistem pajak dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Kenya berhasil dengan iTax, sistem digital yang memungkinkan pelaporan pajak secara online, meningkatkan transparansi dan mempermudah wajib pajak.

    India juga memberikan contoh menarik. Pada 2017, mereka menggantikan berbagai pajak regional dengan satu mekanisme GST yang lebih sederhana, yang mengurangi kompleksitas administrasi dan meningkatkan kepatuhan bisnis. Sementara itu, Korea Selatan berhasil dengan e-Tax, sistem elektronik yang mendokumentasikan transaksi pajak secara otomatis.

    Negara-negara Skandinavia seperti Swedia dan Norwegia bahkan telah membangun sistem perpajakan yang efisien dengan tingkat kepatuhan tinggi. Kunci keberhasilan mereka terletak pada transparansi kebijakan, sistem digital yang kuat, serta kelembagaan yang independen dan profesional.

    Selain sistem pajak itu sendiri, kelembagaan yang mengelola pajak juga berperan penting dalam keberhasilan reformasi. Negara dengan sistem perpajakan yang lebih efisien umumnya memiliki lembaga pajak yang lebih otonom.

    Di Australia, Australian Taxation Office (ATO) tetap berada di bawah Kementerian Keuangan, tetapi memiliki kendali penuh atas administrasi dan anggarannya sendiri.

    Korea Selatan juga menerapkan model serupa melalui National Tax Service (NTS), yang memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan sumber daya manusia dan kebijakan pajak.

    Sebaliknya, di India, Central Board of Direct Taxes (CBDT) masih berada dalam struktur birokrasi Kementerian Keuangan, sehingga kurang fleksibel dalam merespons dinamika perpajakan.

    Kenya menerapkan model Semi-Autonomous Revenue Authority (SARA), yang memberikan otonomi lebih besar kepada otoritas pajaknya.

    Di Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) masih memiliki keterbatasan kewenangan dalam mengelola kebijakan perpajakan. Tanpa otonomi yang lebih besar, DJP sulit untuk menjalankan reformasi yang lebih cepat dan fleksibel. Jika ingin mencapai keberhasilan seperti Australia dan Korea Selatan, pemerintah perlu mempertimbangkan pemberian otonomi yang lebih luas bagi DJP.

    Langkah Konkret

    Agar mimpi besar reformasi pajak dapat terwujud, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan.

    Pertama, memperluas basis pajak agar tidak terlalu bergantung pada sektor tertentu. Sektor penerimaan pajak yang ada harus dioptimalkan. Potensi penerimaan yang masih belum terjangkau kebijakan perpajakan harus mulai dimasukkan ke dalam sistem dengan cara yang lebih adil dan terstruktur.

    Kedua, memperbaiki digitalisasi perpajakan dengan evaluasi menyeluruh terhadap Core Tax System sebelum kembali diterapkan. Infrastruktur teknologi harus siap, data harus bersih dan terintegrasi, serta wajib pajak harus mendapatkan edukasi yang cukup agar dapat beradaptasi dengan sistem baru.

    Ketiga, memberikan otonomi yang lebih besar kepada DJP agar lembaga ini dapat beroperasi dengan lebih fleksibel dan profesional. Otonomi ini akan memungkinkan DJP mengambil langkah-langkah strategis tanpa harus tersandung birokrasi yang berlebihan.

    Keempat, menyederhanakan sistem pajak agar lebih mudah dipahami dan diterapkan. India telah membuktikan bahwa pajak yang lebih sederhana dapat meningkatkan kepatuhan. Pajak yang terlalu kompleks justru membuka celah bagi penghindaran pajak dan menambah beban administrasi bagi masyarakat.

    Meskipun tantangan dalam reformasi pajak masih besar, harapan untuk perbaikan tetap ada. Reformasi ini harus dirancang dengan matang, didukung oleh data yang kuat, serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk dunia usaha dan masyarakat.

    Jika langkah-langkah ini dapat diterapkan dengan baik, Indonesia memiliki peluang untuk membangun sistem perpajakan yang lebih transparan, adil, dan berkelanjutan. Namun, tanpa perbaikan yang nyata, mimpi besar reformasi pajak akan tetap menjadi sekadar harapan yang sulit terwujud.

  • Perang Dagang Trump Bikin Runyam, Eropa Mulai Lirik Gas Rusia Lagi

    Perang Dagang Trump Bikin Runyam, Eropa Mulai Lirik Gas Rusia Lagi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Negara-negara Eropa mulai menghadapi dilema dalam keamanan energi. Pasalnya kini Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengguncang hubungan dengan Eropa, meski sempat ‘menolong’ benua biru selama krisis energi 2022-2023.

    Melansir Reuters pada Senin (14/4/2025), keamanan energi Eropa sempat rapuh akibat invasi Rusia ke Ukraina lebih dari tiga tahun. Gas alam cair AS membantu menutup kesenjangan pasokan Rusia di Eropa selama krisis energi tersebut.

    Namun, Trump kini beralih ke energi sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi perdagangan dengan Eropa. Para pebisnis khawatir bahwa ketergantungan pada minyak AS telah menjadi kerentanan lain.

    Dengan latar belakang ini, para eksekutif di perusahaan-perusahaan besar Uni Eropa mulai mengatakan sesuatu yang tidak terpikirkan setahun lalu: bahwa mengimpor sejumlah gas Rusia, termasuk dari raksasa negara Rusia Gazprom, bisa jadi ide yang bagus.

    Itu akan memerlukan perubahan kebijakan besar lainnya mengingat invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 membuat Uni Eropa berjanji untuk mengakhiri impor energi Rusia pada tahun 2027.

    Eropa memiliki pilihan yang terbatas. Pembicaraan dengan raksasa LNG Qatar untuk mendapatkan lebih banyak gas telah terhenti, dan meskipun penggunaan energi terbarukan telah dipercepat, lajunya tidak cukup cepat untuk membuat UE merasa aman.

    “Jika ada perdamaian yang wajar di Ukraina, kita dapat kembali ke aliran 60 miliar meter kubik, mungkin 70, per tahun, termasuk LNG,” kata Didier Holleaux, wakil presiden eksekutif di Engie Prancis, kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

    Negara Prancis sebagian memiliki Engie, yang dulunya merupakan salah satu pembeli gas Gazprom terbesar. Holleaux mengatakan Rusia dapat memasok sekitar 20-25% dari kebutuhan UE, turun dari 40% sebelum perang.

    Kepala perusahaan minyak besar Prancis TotalEnergies, Patrick Pouyanne, juga telah memperingatkan Eropa agar tidak terlalu bergantung pada gas AS.

    “Kita perlu melakukan diversifikasi, banyak rute, tidak terlalu bergantung pada satu atau dua,” kata Pouyanne. Total adalah eksportir besar LNG AS dan juga menjual LNG Rusia dari perusahaan swasta Novatek.

    “Eropa tidak akan pernah kembali mengimpor 150 miliar meter kubik dari Rusia seperti sebelum perang … tetapi saya berani bertaruh mungkin 70 bcm,” tambah Pouyanne.

    Gas AS mencakup 16,7% impor UE tahun lalu – di belakang Norwegia dengan 33,6% dan Rusia dengan 18,8%. Pangsa Rusia akan turun di bawah 10% tahun ini setelah Ukraina menutup jaringan pipa. Aliran yang tersisa sebagian besar adalah LNG dari Novatek.

    UE bersiap untuk membeli lebih banyak LNG AS karena Trump ingin Eropa menurunkan surplus perdagangannya dengan Amerika Serikat.

    “Yang pasti, kita akan membutuhkan lebih banyak LNG,” kata komisaris perdagangan UE Maros Sefcovic minggu lalu.

    Perang tarif telah memperkuat kekhawatiran Eropa tentang ketergantungan pada gas AS, kata Tatiana Mitrova, seorang peneliti di Pusat Kebijakan Energi Global Universitas Columbia. “Semakin sulit untuk menganggap LNG AS sebagai komoditas netral: pada titik tertentu, LNG AS mungkin menjadi alat geopolitik.”

    Jika perang dagang meningkat, ada risiko kecil bahwa Amerika Serikat dapat menahan ekspor LNG, kata Arne Lohmann Rasmussen, kepala analis di Global Risk Management.

    Seorang diplomat senior Uni Eropa, yang berbicara dengan syarat anonim, setuju, dengan mengatakan tidak seorang pun dapat mengesampingkan “bahwa pengaruh ini digunakan”.

    Jika harga gas domestik AS melonjak karena meningkatnya permintaan industri dan AI, AS dapat membatasi ekspor ke semua pasar, kata Warren Patterson, kepala strategi komoditas di ING.

    Pada tahun 2022, Uni Eropa menetapkan sendiri tujuan yang tidak mengikat untuk mengakhiri impor gas Rusia pada tahun 2027, tetapi telah dua kali menunda penerbitan rencana tentang caranya.

    (luc/luc)

  • Terungkap, Rudal R-37 Sistem Pertahanan Udara S-400 Rusia Dalang Jatuhnya Jet F-16 Ukraina – Halaman all

    Terungkap, Rudal R-37 Sistem Pertahanan Udara S-400 Rusia Dalang Jatuhnya Jet F-16 Ukraina – Halaman all

    Terungkap, Rudal R-37 Sistem Pertahanan Udara S-400 Rusia Dalang Jatuhnya Jet F-16 Ukraina

    TRIBUNNEWS.COM – Sistem pertahanan udara jarak jauh S-400 Triumf atau rudal udara-ke-udara R-37 dikatakan sebagai “dalang” di balik jet tempur F-16 Angkatan Udara Ukraina yang ditembak jatuh oleh militer Rusia, Sabtu (12/4/2025).

    Stasiun televisi terkenal Inggris BBC mengutip sumber pemerintah Ukraina yang mengatakan bahwa jet tempur F-16 ditembak jatuh oleh rudal Rusia.

    “Rusia telah meluncurkan tiga rudal ke pesawat itu. Kemungkinan besar rudal itu adalah rudal antipesawat dari sistem pertahanan udara S-400 atau rudal udara-ke-udara R-37,” menurut sumber pemerintah Ukraina yang dikutip BBC, Minggu (13/4/2025).

    Pihak berwenang Ukraina juga mengesampingkan kemungkinan kalau insiden jatuhnya jet F-16  tersebut disebabkan oleh penembakan sistem pertahanan udara mereka sendiri dalam insiden “friendly fire”.

    Pihak Ukraina juga menegaskan kalau tidak ada sistem pertahanan udara Ukraina yang diaktifkan di area insiden.

    Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia juga mengklaim bahwa jet tempur F-16 Ukraina ditembak jatuh oleh rudal permukaan-ke-udara, tetapi tidak memberikan rincian apa pun tentang sistem yang digunakan.

    Dalam insiden yang terjadi pada Sabtu (waktu Ukraina), seorang pilot F-16 Angkatan Udara Ukraina tewas saat menjalankan misi tempur, menurut pernyataan Angkatan Udara Ukraina di saluran Telegram resmi mereka.
     
    Dalam pernyataan tersebut, militer mengatakan penyelidikan telah diluncurkan terkait kematian pilot berusia 26 tahun Pavlo Ivanov, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang insiden tersebut.

    Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa Ivanov tewas “dalam pertempuran, mempertahankan tanah airnya dari invasi pasukan Rusia.”

    Pernyataan itu menambahkan, “Pilot F-16 (Ukraina) melaksanakan misi tempur dalam kondisi yang sangat menantang hampir setiap hari.”

    “Saya sangat bangga karena kami berhasil menarik Anda keluar dari misi tempur dan mengirim Anda untuk pelatihan ulang di pesawat F-16. Salah satu pilot F-16 Ukraina paling awal – seorang pilot pesawat tempur yang menyelesaikan 130 penerbangan tempur sebelum menjalani pelatihan ulang,” kata Wakil Komandan Brigade Penerbangan Taktis ke-299 Angkatan Udara Ukraina, Rostislav Lazarenko, mengenang Pavlo Ivanov dalam sebuah unggahan di media sosial.

    “Anda tidak pernah menolak misi tempur apa pun, dan saya sendiri tidak yakin apakah itu karena kepercayaan Anda yang besar kepada saya sebagai komandan, atau keyakinan Anda yang mendalam pada diri sendiri – karena Anda memang seorang pilot yang hebat,” imbuh Lazarenko.

    Pesawat F-16 terbang di langit Ukraina (Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina via Pravda)

    Jet Kedua F-16 Ukraina yang Jatuh

    Ini adalah kerugian kedua yang melibatkan pilot dan pesawat F-16 sejak Ukraina menerima jet tempur tersebut pada Juli 2024.

    Insiden pertama terjadi pada tanggal 26 Agustus ketika seorang pilot berpengalaman, Oleksii Mes, ditembak jatuh saat mencoba mencegat rudal jelajah Rusia di wilayah udara Ukraina barat.

    Ukraina secara resmi mulai menerima pesawat tempur generasi 4+++, F-16 Fighting Falcon, dari negara-negara mitra NATO mulai Juli 2024, dalam sebuah langkah yang dianggap sebagai titik balik signifikan dalam upaya negara itu untuk memperkuat pertahanannya terhadap agresi Rusia yang telah berlangsung sejak 2022.

    Pesawat F-16 yang diterima Ukraina disumbangkan oleh beberapa negara Eropa termasuk Belanda, Denmark, dan Norwegia, hasil negosiasi berbulan-bulan yang dikoordinasikan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.

    Dukungan ini tidak hanya melibatkan transfer jet, tetapi juga program pelatihan intensif untuk pilot dan teknisi Ukraina yang dilakukan di beberapa negara NATO.

    Langkah ini menandai pertama kalinya Ukraina memperoleh kemampuan jet tempur Barat yang jauh lebih modern daripada armada udara mereka saat ini, yang sebagian besar terdiri dari pesawat buatan Soviet seperti MiG-29 dan Su-27.

    F-16, yang dijuluki “Fighting Falcon”, dikenal karena kemampuan multiperannya, kemampuan serangan presisi, serta kemampuan peperangan elektronik dan komunikasi modern.

    Jet tempur ini juga mampu menggunakan rudal berpemandu canggih termasuk AIM-120 AMRAAM dan JDAM, menjadikannya peningkatan signifikan bagi pertahanan udara Ukraina.

    Para pakar pertahanan melihat pengiriman F-16 sebagai pesan strategis kepada Moskow kalau dukungan militer Barat untuk Ukraina akan berlanjut dalam jangka panjang.

    Selain itu, pengerahan jet-jet ini diharapkan akan mengubah keseimbangan kekuatan udara di kawasan itu, terutama dalam upaya Ukraina untuk mempertahankan wilayah udaranya dari serangan rudal dan pesawat tak berawak buatan Iran yang digunakan oleh Rusia.

    Meskipun jumlah awal pesawat yang dikirim masih terbatas, hal itu dilihat sebagai awal dari integrasi penuh platform NATO ke dalam Angkatan Bersenjata Ukraina — sebuah langkah yang berpotensi memiliki dampak jangka panjang pada lanskap keamanan regional Eropa Timur.

    JATUHKAN JET F-16 – Penampakan rudal udara-ke-udara R-37M. Rusia dilaporkan menggunakan amunisi berpemandu ini dari peluncur artileri S-400 Triumf.

    Seputar Rudal R-37 Rusia

    R-37, juga dikenal sebagai RVV-BD (Versi Ekspor), adalah rudal udara-ke-udara jarak jauh buatan Rusia yang dirancang untuk menghancurkan target udara pada jarak yang sangat jauh, termasuk pesawat pengebom, pesawat AWACS, dan pesawat patroli maritim.

    Dikembangkan oleh Vympel NPO , rudal ini adalah versi lebih modern dari rudal R-33 yang digunakan oleh MiG-31.
     
    R-37 dilengkapi dengan sistem pemandu radar aktif dan inersia , serta kemampuan koreksi tengah lintasan, yang memungkinkannya melacak dan menyerang target secara akurat bahkan pada kecepatan supersonik.

    Rudal ini mampu menyerang target sejauh 300 hingga 400 kilometer , tergantung pada profil penerbangan, menjadikannya salah satu rudal udara-ke-udara paling berbahaya dalam hal jangkauan tembak.

    R-37 saat ini digunakan oleh jet tempur Rusia modern seperti MiG-31BM dan Su-35 , dan dilaporkan juga digunakan dalam konflik Ukraina-Rusia untuk menyerang target bernilai tinggi dari jarak jauh, termasuk jet tempur Ukraina yang tidak mengantisipasi ancaman dari luar jangkauan radar normal.

    Kemampuannya untuk menyerang dari luar pertahanan udara musuh memberi angkatan udara Rusia keuntungan strategis, khususnya dalam peperangan udara jarak jauh dan operasi “lihat pertama, tembak pertama, bunuh pertama”.

    RUDAL UDARA – Jet tempur Rusia luncurkan rudal udara-ke-udara R-37M. Rudal R-37 saat ini digunakan oleh jet tempur Rusia modern seperti MiG-31BM dan Su-35 , dan dilaporkan juga digunakan dalam konflik Ukraina-Rusia untuk menyerang target bernilai tinggi dari jarak jauh, termasuk jet tempur Ukraina yang tidak mengantisipasi ancaman dari luar jangkauan radar normal.

    Beberapa bulan yang lalu, sumber Rusia mengklaim kalau jet tempur Su-27 Ukraina ditembak jatuh di daerah Pokrovsk di Oblast Donetsk oleh pesawat Su-30SM2 Rusia menggunakan rudal udara-ke-udara jarak jauh R-37M dari jarak 130 km.

    Sumber-sumber Ukraina mengonfirmasi bahwa pilot Su-27, Kapten Ivan Bolotov, “tidak kembali dari misinya.” Kapten Ivan Bolotov, 24 tahun.

    Sumber yang didukung Rusia mengklaim bahwa Su-27 Ukraina ditembak jatuh menggunakan rudal udara-ke-udara jarak jauh R-37M yang diluncurkan dari jet tempur Su-30SM2 Angkatan Laut Rusia pada jarak sekitar 130 km.

    Analis militer mencatat bahwa rudal R-37, dengan jangkauan hingga 300 km, menimbulkan ancaman serius bagi pilot Ukraina yang beroperasi di dekat garis depan.

    Moskow dikatakan telah meningkatkan penggunaan rudal udara-ke-udara jarak jauh seperti R-37M untuk memungkinkan jet tempurnya tetap berada di luar wilayah udara Ukraina tengah dan barat, yang dikontrol ketat oleh sistem pertahanan udara Ukraina dan diawasi secara ketat oleh pesawat peringatan dini NATO.

    Sistem pertahanan udara S-400 yang sudah dijual Rusia ke China. (BBC)

    Seputar Sistem Peluncur S-400 Triumf

    S-400 “Triumf” adalah sistem pertahanan udara jarak jauh tercanggih Rusia yang dirancang untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan berbagai target udara termasuk pesawat tempur, rudal balistik, rudal jelajah, dan drone.

    Dikembangkan oleh Almaz-Antey , sistem ini merupakan pemutakhiran dari S-300 dan mulai beroperasi dengan Angkatan Darat Rusia pada tahun 2007.

    S-400 memiliki kemampuan unik untuk menangani empat jenis rudal berbeda dalam satu sistem, yang memungkinkannya untuk mengusir ancaman pada berbagai jarak — dari 40 km hingga 400 km — dan pada ketinggian hingga 30 km , menjadikannya salah satu sistem pertahanan udara terkuat di dunia.

    Ia menggunakan radar array bertahap yang canggih untuk mendeteksi hingga 300 target secara bersamaan dan menyerang hingga 36 target pada satu waktu .

    S-400 telah diekspor ke beberapa negara seperti China, India, dan Turki , dan kehadirannya sering memicu kekhawatiran geopolitik, termasuk sanksi dari Amerika Serikat berdasarkan Undang-Undang CAATSA terhadap negara-negara yang membelinya.

    Kemampuan jangkauannya yang jauh, akurasinya yang tinggi, dan fleksibilitasnya dalam melawan berbagai ancaman menjadikan S-400 sebagai “perisai udara” yang strategis dalam doktrin perang modern Rusia.

  • Negara-negara Korban Tarif Trump Harus Ajukan Gugatan ke WTO

    Negara-negara Korban Tarif Trump Harus Ajukan Gugatan ke WTO

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Nasir menyatakan kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sudah sewajarnya dibawa ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) oleh negara-negara yang terkena dampaknya.

    “Kalau kita masih berkomitmen kepada sistem multilateral, semestinya kita (negara-negara korban tarif AS) ramai-ramai membawa AS ke WTO karena yang dilakukan oleh Presiden Trump melanggar prinsip-prinsip WTO,” ungkap Wamenlu di Jakarta, Minggu (13/4/2025), dilansir dari Antara.

    Alih-alih menempuh jalur multilateral, negara-negara yang terancam tarif tinggi dari AS justru memilih pendekatan bilateral. Contohnya, Vietnam memberikan konsesi berupa tarif 0%, dan Indonesia sendiri berencana mengirim delegasi untuk bernegosiasi langsung dengan pihak AS.

    Arrmanatha menilai bahwa tindakan AS juga melanggar prinsip perlakuan yang sama bagi seluruh anggota WTO (most-favoured nation), terutama karena Washington menerapkan tarif yang sangat tinggi terhadap produk asal Tiongkok.

    Tak hanya itu, permintaan AS agar Indonesia menurunkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) guna memperoleh keringanan tarif dinilai bertentangan dengan prinsip national treatment WTO, yang menjunjung kesetaraan perlakuan antara produk domestik dan impor.

    Menurutnya, pendekatan kolektif untuk menggugat AS akan lebih kuat secara hukum dan politis karena mencerminkan solidaritas antarnegara dan komitmen pada sistem perdagangan global yang adil.

    Pada awal April, Presiden Trump menandatangani dekrit yang menetapkan tarif resiprokal kepada sejumlah negara, termasuk Indonesia yang dikenakan tarif hingga 32%. Namun, saat aturan ini seharusnya mulai berlaku pada 9 April, hanya tarif dasar sebesar 10% yang akhirnya diterapkan untuk sementara selama 90 hari.

    Meski demikian, AS tetap memberlakukan tarif tambahan hingga 145% terhadap produk dari Tiongkok, yang dibalas Beijing dengan tarif hingga 125% atas barang asal AS.

    Sementara itu, dalam pertemuan Dewan Perdagangan Barang WTO, sekitar 20 negara anggota telah mengkritik kebijakan tarif impor Trump. Negara-negara tersebut termasuk Tiongkok, Kanada, Jepang, Inggris, Norwegia, Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Swiss.