Negara: Nigeria

  • Benarkah Tuduhan Adanya ‘Genosida Kristiani’ di Nigeria?

    Benarkah Tuduhan Adanya ‘Genosida Kristiani’ di Nigeria?

    Jakarta

    Di Nigeria, di barat Afrika, serangan demi serangan menyulut api tuduhan adanya “genosida kristiani” di wilayah tengah dan utara negeri. Pemengaruh media sosial, tokoh politik hingga organisasi lokal dan dunia ramai-ramai mengecam pembunuhan massal terhadap umat Kristen.

    Di platform media sosial X, senator konservatif Amerika Serikat Ted Cruz menuduh “kelompok jihadis Islam” sebagai dalang, dan mendesak rancangan sanksi terhadap pemerintah Nigeria.

    Pemerintah di Abuja membantah tuduhan tersebut.

    Menteri Informasi dan Orientasi Nasional, Mohammed Idris, mengakui bahwa Nigeria memang menghadapi krisis keamanan, tapi bukan perang agama. Menurutnya, klaim adanya “pembantaian sistematis dan disengaja terhadap umat Kristen adalah tidak akurat dan berbahaya.”

    Situasi keamanan di negeri di jantung Afrika itu memburuk sejak bertahun-tahun, khususnya di wilayah utara yang mayoritas muslim. Sekitar 10.000 orang tewas dan ratusan lainnya diculik sejak Bola Tinubu menjadi presiden Nigeria pada pertengahan 2023 lalu. Pertumpahan darah akhirnya memaksa hingga tiga juta orang mengungsi.

    Negara bagian Benue dan Plateau di wilayah tengah Nigeria adalah kawasan yang paling terdampak. Di sana, kelompok bersenjata membunuh dan menculik warga, serta menghancurkan bangunan, sekolah, klinik, dan tempat ibadah.

    Baik analis maupun penyintas melaporkan bahwa kekerasan bukan semata-mata oleh faktor agama, tetapi acap dipicu oleh sengketa lahan, perubahan iklim, kemiskinan, kemiskinan, serta lemahnya tata kelola pemerintahan.

    Perebutan lahan subur adalah sumber konflik

    Adapun di sabuk tengah Nigeria, negara bagian Benue, Plateau, Nasarawa, dan Kaduna Selatan, petani dan penggembala baku bunuh berebut lahan subur.

    Pada bulan Juli, sekelompok orang menyerbu desa pertanian Yelwata di Benue, menewaskan sedikitnya 160 orang. Perebutan wilayah subur menjadi titik konflik di sabuk tengah Nigeria. Para petani yang sebagian besar Kristen dan para kelompok peternak Fulani yang mayoritas Muslim memiliki sejarah panjang sarat pertikaian dan bentrokan.

    Serangan dan balasan dari kedua pihak telah berlangsung selama puluhan tahun dan semakin mematikan. Komunitas petani Kristen menjadi pihak yang paling dirugikan lantas menuduh pemerintah telah gagal menekan konflik ini, meremehkan besarnya skala kekerasan ini, beserta konflik etnis dan perebutan wilayah di dalamnya.

    Fr. Atta Barkindo, Direktur Eksekutif The Kukah Centre yang berbasis di Abuja, menyakini narasi “genosida kristiani” berakar dari ketidakmampuan pemerintah melindungi warganya.

    “Apa yang terjadi di Nigeria, saya tidak ingin perdebatan ini mengaburkan masalah yang sesungguhnya, adalah masalah cara berpikir,” kata Barkindo kepada DW.

    “Ini adalah persoalan sejarah. Menurut saya, tidak ada niat sengaja dari pemerintah Nigeria untuk membunuh umat Kristen atau menggunakan aparat negara untuk melakukannya. Saya percaya yang ingin disampaikan orang adalah kekecewaan terhadap kegagalan pemerintah melindungi warganya. Dan ketika sebagian besar korban di sini adalah umat Kristen, persepsi tersebut secara alami muncul.”

    Kisah para korban

    Pada suatu Minggu malam yang tenang di bulan Mei, Comfort Isfanus sedang menyiapkan makan malam di dapur kecilnya di daerah Bokkos, Negara Bagian Plateau, ketika ia mendengar langkah kaki tergesa di luar rumah.

    Suaminya, Danladi, berlari masuk ke halaman, terengah-engah. Ia baru saja mendengar kabar bahwa sekelompok pria bersenjata sedang menuju ke komunitas mereka. Ia lantas menyuruh Comfort pergi membawa anak-anak ke tempat aman, kisah Comfort kepada DW.

    “Setelah kami melarikan diri, ia tinggal di rumah bersama adiknya. Mereka (para penyerang) menemui mereka di rumah dan membunuh mereka. Rumah kami dibakar habis dan sekarang kami menderita tanpa makanan, tanpa tempat berlindung untuk anak-anak. Tidak ada makanan, tidak sekolah, tidak ada pekerjaan.”

    Karimatu Aminu juga kehilangan suaminya. Pada suatu Kamis pagi di akhir Desember, ia mengantar suaminya ke ladang. Sang suami memintanya mampir ke pasar untuk membeli beberapa kebutuhan. Itulah, kata Karimatu kepada DW, terakhir kalinya ia melihat suaminya hidup.

    “Ini bukan tentang satu kelompok saja… Ketika rumah seorang peternak Fulani dibakar hari ini, besok rumah komunitas Kristen juga dibakar. Kedua pihak kehilangan keluarga juga rumah mereka,” ujarnya.

    Kristen dan muslim yang tidak mempercayai satu sama lain

    Bagi banyak komunitas di wilayah konflik, kekerasan tidak lagi sekadar nyawa berbalas nyawa antara petani pribumi dan penggembala Fulani, tetapi juga upaya untuk mengusir mereka dari tanah sendiri.

    Rasa ketidakpercayaan pribumi di Nigeria terhadap etnis Fulani tergolong tinggi. Permusuhan diyakini muncul di masa ketika gerakan Jihad Islam, yang banyak dimotori kaum Fulani, menyapu wilayah utara dan tengah Nigeria, mengguncang struktur sosial serta sistem politik setempat.

    Para analis mengatakan sejarah panjang tersebut ikut diwariskan dalam konflik modern. Banyak kelompok pribumi yang dulu tidak sepenuhnya ditaklukkan — kini menafsirkan krisis yang terjadi sebagai kelanjutan dari agresi sejarah, memperdalam rasa ketidakpercayaan antar umat Kristen dan muslim.

    Pada bulan Juni, pemimpin tradisional etnis pribumi Tiv di Negara Bagian Benue, James Ortese Iorzua Ayatse, menolak narasi konflik antara petani dan peternak. “Yang kami hadapi di Benue adalah invasi genosida berskala penuh yang direncanakan dengan baik, kampanye perampasan tanah oleh teroris peternak dan bandit,” katanya.

    Mendorong diskusi

    Menurut Samuel Malik, peneliti senior di lembaga kajian pan-Afrika Good Governance Africa, akar ketidakamanan di Nigeria justru terletak pada campuran kompleks dari “kegagalan tata kelola, korupsi, kemiskinan, tekanan ekonomi akibat perubahan iklim, pemberontakan, dan kejahatan terorganisir,” dan menyebutnya sebagai genosida hanya menyederhanakan kompleksitas tersebut.

    Narasi seperti “genosida kristiani” justru menutupi faktor-faktor penyebab konflik yang saling tumpang tindih di negara itu, dan bisa merusak upaya perdamaian lintas agama dan komunitas.

    “Narasi ‘genosida kristiani’ yang sebagian besar dipromosikan oleh kelompok advokasi Barat berdampak signifikan seperti sedang melabeli seseorang atau sesuatu agar bisa menghukumnya,” kata Malik kepada DW.

    “Narasi ini mendorong pemerintah asing, terutama Amerika Serikat, untuk menjatuhi hukuman secara moral kepada Nigeria, dimana seharusnya mereka dapat mendorong keterlibatan konstruktif berbasis bukti,” jelas Malik.”Hal ini juga merusak reputasi internasional pemerintah Nigeria, menggambarkan mereka seolah-olah terlibat dalam penganiayaan berbasis agama, yang akhirnya mempersulit bahkan menggagalkan upaya penanganan masalah keamanan.”

    Barkindo sepakat bahwa narasi tersebut dapat memperdalam perpecahan dan rasa ketidakpercayaan antar komunitas.

    Namun, ia juga mengatakan bahwa narasi itu dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang kekerasan yang terjadi,”Ini menimbulkan pertanyaan yang melampaui sekadar klaim genosida. Ini menyoroti isu-isu penting tentang keamanan dan ketidakamanan secara umum di negara ini, serta mengapa kita perlu membuka mendiskusikan hal ini,” jelas direktur The Kukah Centre tersebut.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Rizki Nugraha

    (ita/ita)

  • TEI 2025 ‘Diserbu’ 34.550 Pengunjung, Transaksi Capai Rp 376,2 T

    TEI 2025 ‘Diserbu’ 34.550 Pengunjung, Transaksi Capai Rp 376,2 T

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Perdagangan Budi Santoso resmi menutup perhelatan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 Tahun 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Minggu (19/10). Hingga jelang penutupan, hari ini pukul 13.00 WIB pameran ekspor terbesar di Indonesia ini mencatatkan capaian membanggakan dengan nilai transaksi total mencapai US$ 22,80 miliar atau setara dengan Rp 376,20 triliun, melampaui target awal sebesar US$ 16,5 miliar.

    “Hingga pukul 13.00 WIB hari ini, capaian transaksi tercatat USD 22,80 miliar dan masih akan terus bertambah melebihi US$ 23 miliar. Capaian ini menunjukkan bahwa produk-produk Indonesia tidak hanya mampu bersaing, tetapi juga menjadi primadona di pasar global. TEI ke-40 membuktikan kekuatan sumber daya alam dan manusia Indonesia dalam menghasilkan produk ekspor unggul dan berkelanjutan,” ujar Mendag Busan, Minggu (19/10/2025).

    Selama lima hari penyelenggaraan, TEI 2025 dikunjungi 34.550 orang dari 131 negara, melampaui target 30.000 pengunjung. Khusus buyer luar negeri, tercatat sebanyak 8.045 orang dari 130 negara dengan jumlah terbanyak berasal Malaysia dengan 769 buyer, Tiongkok 605 buyer, India 594 buyer, Nigeria 509 buyer, dan Mesir 406 buyer.

    Sementara untuk jumlah peserta pameran mencapai 1.619 perusahaan, lebih tinggi dari target 1.500 peserta. Adapun rincian peserta untuk Zona Makanan, Minuman dan Produk Pertanian, Perizinan dan Waralaba sebanyak 623 perusahaan; Zona Fesyen Gaya Hidup sebanyak 603 perusahaan, dan Zona Manufaktur dan Jasa sebanyak 393 perusahaan.

    Dari sisi transaksi, perdagangan barang mencatat USD 17,90 miliar, perdagangan jasa US$ 443,70 juta, dan investasi US$ 4,37 miliar. Transaksi ini terdiri atas nota kesepakatan (MoU) senilai US$ 22,70 miliar, transaksi di area pameran (fairground) sebesar US$ 71,60 juta, dan penjajakan kerja sama bisnis (business matching) senilai US$ 63,40 juta atau naik 88% dibandingkan 2024. Khusus produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), gelaran ini mencatatkan transaksi sebesar US$ 474,70 juta atau sekitar Rp 7,80 triliun.

    Di TEI ke-40, negara dengan transaksi tertinggi adalah India dengan nilai US$ 4,30 miliar, Belanda (US$ 3,90 miliar), Vietnam (US$ 3,30 miliar), Filipina (US$ 3,10 miliar), dan Tiongkok (US$ 2,40 miliar). Sementara produk paling diminati meliputi produk pertambangan senilai US$ 5,50 miliar, logam mulia (US$ 2,70 miliar), minyak kelapa sawit dan turunannya (US$ 2,30 miliar), arang dan briket (US$ 1,60 miliar), serta suku cadang (US$ 1,40 miliar).

    Selain pameran utama, kegiatan Pangan Nusa Expo 2025 juga mencatat keberhasilan dengan potensi kerja sama ekspansi kuliner ke luar negeri senilai US$ 7,30 juta, serta potensi transaksi business matching Rp 37,60 miliar dan transaksi langsung (on the spot) mencapai Rp 2,40 miliar. Kegiatan ini membuka akses pasar bagi 12 UMKM kuliner, termasuk di antaranya pemenang UKM Pangan Award ke jaringan ritel modern dan transportasi publik nasional seperti PT KAI.

    Busan mengapresiasi seluruh pihak yang berkontribusi, termasuk perwakilan perdagangan di luar negeri, baik Atase Perdagangan(Atdag), Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI), Konsul Perdagangan, serta para Duta Besar di negara mitra. Apresiasi juga diberikan kepada kementerian dan lembaga terkait, PT Bank Mandiri (Persero), PT Debindo Multi Adhiswasti sebagai penyelenggara, serta PT Pertamina dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit sebagai mitra utama.

    “Keberhasilan TEI ke-40 ini merupakan hasil kerja sama solid antara pemerintah, pelaku usaha, perbankan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan mitra strategis lainnya. Mari kita lanjutkan semangat ini untuk mendorong ekspor nonmigas yang semakin berkualitas dan berdaya saing,” ujar Busan.

    Dia juga mengumumkan, TEI ke-41 akan kembali digelar pada 14-18 Oktober 2026, dan mengajak seluruh pihak untuk terus melakukan inovasi, meningkatkan kualitas produk, memanfaatkan teknologi digital, dan menjaga praktik bisnis yang berkelanjutan.

    “Teruslah berinovasi, tingkatkan kualitas produk, dan memanfaatkan teknologi digital. Teruslah bersemangat, karena dunia menunggu produk-produk terbaik dari Indonesia,” tutur Busan.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Trade Expo Indonesia Catat 34.550 Pengunjung dari 131 Negara

    Trade Expo Indonesia Catat 34.550 Pengunjung dari 131 Negara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 ke-40 pada 15-19 Oktober 2025 mencatat jumlah pengunjung sebanyak 34.550 orang dari 131 negara. Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan jumlah tersebut lebih tinggi dari yang ditargetkan, yaitu 30.000 orang.

    “Hari ini kita semua merasa berbahagia karena Trade Expo ke-40 tahun 2025 menurut kami sangat berhasil,” ungkap dia dalam Busan dalam Closing Ceremony Trade Expo Indonesia 2025 ke-40, Minggu (19/10/2025).

    Sementara itu jumlah eksibitor yang mengikuti TEI 2025 tercatat sebanyak 1.619. Jumlah ini juga lebih tinggi dari yang ditargetkan yakni sebanyak 1.500 peserta.

    “Adapun rinciannya untuk zona food, beverages and agriculture products licensing and franchise sebanyak 623 perusahaan mencakup kelapa sawit, makanan dan minuman ulahan, kopi, hasil perkebunan lainnya, dan produk bersertifikat halal,” terang dia.

    Kemudian zona fashion, lifestyle, dan lainnya sebanyak 603 perusahaan. Lalu zona manufacture, products, and services sejumlah 393 perusahaan yang terdiri dari tekstil, alas kaki, otomotif, spareparts, produk kayu yaitu plywood dan furniture, produk karet, jasa farmasi dan kimia, jasa surveyor, serta jasa logistik.

    Sementara itu jumlah buyer dari luar negeri tercatat sebanyak 8.045 dari 130 negara. Dengan jumlah terbanyak dari Malaysia sebanyak 769 buyer.

    “Dari China sebanyak 605 buyer, dari India 594 buyer, Nigeria 509 buyer, dan Mesir 406 buyer,” tutur Busan.

    Diketahui ajang yang digelar di Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, ini menjadi tempat bertemu para eksportir dan importir untuk dapat bertransaksi hingga menarik investasi. TEI 2025 mengusung tema “Discover Indonesia’s Excellence: Trade Beyond Boundaries”.

    “Sebagaimana kami sampaikan bahwa TEI memiliki makna untuk menunjukkan kemampuan sumber daya alam dan manusia Indonesia untuk menghasilkan produk-produk yang unggul, berkelanjutan dan mampu bersaing di pasar global,” terang Busan.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • India Paling Banyak Borong Produk RI di TEI 2025, Transaksi Tembus Rp71 Triliun

    India Paling Banyak Borong Produk RI di TEI 2025, Transaksi Tembus Rp71 Triliun

    Bisnis.com, TANGERANG — Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat total transaksi perdagangan India di ajang Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 mencapai US$4,3 miliar atau sekitar Rp71,19 triliun (asumsi kurs Rp16.556 per dolar AS).

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan bahwa India menjadi negara yang mendominasi transaksi sepanjang gelaran TEI ke-40 berlangsung. Adapun, TEI ke-40 berlangsung sejak 15–19 Oktober 2025.

    “Lima negara dengan transaksi terbanyak selama TEI 2025 adalah yang pertama, India sebesar US$4,3 miliar,” kata Budi dalam acara Closing Ceremony Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (19/10/2025).

    Menyusul, Belanda sebesar US$3,9 miliar, Vietnam sebesar US$3,3 miliar, Filipina sebesar US$3,1 miliar, dan China sebesar US$2,4 miliar.

    Secara keseluruhan, total transaksi TEI 2025 mencapai US$22,8 miliar atau setara dengan Rp376,2 triliun. Total transaksinya juga melampaui target yang sebelumnya ditetapkan sebesar US$16,5 miliar.

    Budi menambahkan bahwa dalam ajang TEI ke-40, terdapat lima kelompok produk yang paling diminati. Perinciannya, produk pertambangan sebesar US$5,5 miliar, logam mulia sebesar US$2,7 miliar, minyak kelapa sawit dan turunannya sebesar US$2,3 miliar, charcoal dan briket sebesar US$1,6 miliar, dan suku cadang sebesar US$1,4 miliar.

    Adapun, TEI 2025 mencatat jumlah pembeli (buyer) dari luar negeri sebanyak 8.045 orang dari 130 negara. Dari sana, jumlah terbanyak dari Malaysia sebanyak 769 buyer, dari China sebanyak 605 buyer, dari India 594 buyer, Nigeria 509 buyer, dan Mesir 406 buyer.

    Menurut Budi, perbedaan nilai transaksi dengan jumlah kunjungan TEI 2025 bisa dipengaruhi oleh beberapa hal. Salah satunya lantaran jarak yang lebih dekat dengan Indonesia sehingga belum mencatatkan transaksi, seperti Malaysia. Alhasil, pembeli dari negara asing biasanya baru melakukan transaksi dalam 2–3 bulan ke depan.

    “Nah, seperti Malaysia mungkin saja seperti itu [jumlah kunjungan banyak] karena dia datang, dia kan kadang-kadang kan banyak yang tidak langsung sepakat, apalagi Malaysia mungkin merasa dekat [lokasi dengan Indonesia], negaranya merasa dekat, ya gampang suatu waktu bisa ke Indonesia,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Budi menambahkan bahwa tingginya nilai transaksi dari India bisa terjadi lantaran negara tersebut melakukan proses penjajakan bisnis lanjutan (business matching).

    “Dengan hasil transaksi yang tercapai pada TEI ke-40 ini kita telah membuktikan sekali lagi bahwa produk-produk Indonesia bukan hanya dapat bersaing tetapi siap menjadi primadona di kancah perdagangan global,” imbuhnya.

    Budi menilai bahwa Indonesia telah menjalin koneksi yang kuat dan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan yang secara nyata mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

    Ke depan, Budi meminta agar semua pihak, termasuk UMKM, untuk terus melakukan inovasi, meningkatkan kualitas produk, pemanfaatan teknologi digital dan menjaga praktik bisnis yang berkelanjutan.

  • Transaksi Trade Expo 2025 Tembus Rp376,2 Triliun, Didominasi Barang Jadi

    Transaksi Trade Expo 2025 Tembus Rp376,2 Triliun, Didominasi Barang Jadi

    Bisnis.com, TANGERANG — Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat total transaksi dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 per Minggu (19/10/2025) siang, mencapai US$22,8 miliar atau setara dengan Rp376,2 triliun, yang didominasi oleh barang jadi.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menuturkan bahwa capaian transaksi TEI 2025 melebihi dari target yang sebelumnya ditetapkan sebesar US$16,5 miliar. Adapun, total transaksi TEI ke-40 terdiri atas perdagangan barang, perdagangan jasa, dan investasi.

    “Transaksi yang terjadi selama Trade Expo Indonesia ke-40 tercatat sebesar US$22,8 miliar atau setara dengan Rp376,2 triliun, meliputi transaksi perdagangan barang sebesar US$17,9 miliar, perdagangan jasa sebesar US$443,7 juta, dan investasi sebesar US$4,37 miliar,” kata Budi dalam acara Closing Ceremony Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (19/10/2025).

    Budi juga menegaskan bahwa capaian transaksi pada TEI 2025 tidak turun dibandingkan tahun sebelumnya. Pada TEI 2024, Kemendag mencatat total transaksinya mencapai US$22,73 miliar. 

    Namun, dia menjelaskan bahwa transaksi senilai US$22,8 miliar ini belum angka final sehingga diperkirakan nilainya masih akan mengalami pertumbuhan.

    “Realisasinya tidak turun ya. Tahun lalu itu US$22,7 miliar. Tahun ini sampai jam 13.00 US$22,8 miliar. Jadi tidak turun, [tetapi] naik. Nah, ini yang dari jam 1 ke atas belum dihitung dan tadi memang banyak potensi, teman-teman sedang rekap tapi oke lah itu enggak usah dilaporkan dulu. Karena waktunya press conference itu jam setengah 3. Jadi tidak mengalami penurunan ya, dari setiap tahun mengalami peningkatan,” jelasnya.

    Budi menyampaikan bahwa transaksi dalam TEI 2025 mayoritas merupakan berupa barang jadi. “Kebanyakan barang jadi, ekspor kita 70% kan [barang jadi], 70% sekian kan produk manufaktur, ya,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, Budi menambahkan bahwa transaksi TEI 2025 tersebut berasal dari penandatangan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) senilai US$2,27 miliar. Lalu, transaksi fairground atau transaksi on the spot di area pameran sebanyak US$71,6 juta, serta business matching sebanyak US$63,4 juta.

    Bahkan, Budi juga menyebut nilai transaksi fairground dan business matching meningkat hingga 88% dibandingkan TEI 2024.

    Kemendag juga mencatat transaksi yang dihasilkan oleh UMKM dari pameran TEI ke-40 mencapai US$474,7 juta atau setara dengan Rp7,8 triliun. Menurut Budi, transaksi yang dikantongi UMKM menjadi sinyal Indonesia memiliki komitmen untuk terus meningkatkan ekspor melalui UMKM.

    Selain itu, Budi menilai bahwa ajang TEI 2025 juga memiliki makna untuk menunjukkan kemampuan sumber daya alam dan manusia Indonesia untuk menghasilkan produk-produk yang unggul, berkelanjutan, dan mampu bersaing di pasar global.

    Sepanjang 15–19 Oktober 2025, Kemendag mencatat TEI 2025 dikunjungi oleh 34.550 orang dari 131 negara. Jumlahnya lebih tinggi dari yang ditargetkan, yaitu 30.000 orang. Sementara itu, jumlah peserta pameran atau exhibitor sebanyak 1.619 perusahaan atau lebih tinggi dari target yang ditetapkan, yaitu 1.500 peserta.

    Secara terperinci, pengunjung pameran terbagi ke dalam tiga kategori. Pertama, zona food, beverages and agriculture products licensing and franchise sebanyak 623 perusahaan, yang mencakup kelapa sawit, makanan dan minuman olahan, kopi, hasil perkebunan lainnya, dan produk bersertifikat halal.

    Kedua, zona fashion, lifestyle and others sebanyak 603 perusahaan. Ketiga, zona manufacture products and services sebanyak 393 perusahaan yang terdiri atas tekstil, alas kaki, otomotif, sparepart, produk kayu yaitu plywood dan furniture, produk karet, farmasi dan kimia, jasa surveyor serta jasa logistik.

    Di sisi lain, TEI 2025 mencatat jumlah pembeli (buyer) dari luar negeri sebanyak 8.045 orang dari 130 negara. Jumlah terbanyak dari Malaysia sebanyak 769 buyer, dari China sebanyak 605 buyer, dari India 594 buyer, Nigeria 509 buyer, dan Mesir 406 buyer.

  • Imigrasi Jakpus telah deportasi 97 WNA

    Imigrasi Jakpus telah deportasi 97 WNA

    Jakarta (ANTARA) – Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat telah mendeportasi sebanyak 97 orang warga negara asing (WNA) dari 190 yang ditangkap sepanjang periode Januari hingga Oktober 2025.

    “Kami berkomitmen untuk menjaga tertib administrasi dan menegakkan hukum keimigrasian. Setiap pelanggaran akan kami tindak sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat, Ronald Arman Abdullah di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, sebanyak 190 WNA berhasil ditangkap sepanjang periode Januari hingga Oktober 2025. Penindakan ini merupakan hasil dari kegiatan pengawasan dan operasi keimigrasian yang dilakukan secara intensif di wilayah Jakarta Pusat.

    Dari total WNA yang ditangkap, pelanggaran terbanyak adalah melebihi batas izin tinggal (overstay) dan penyalahgunaan izin tinggal.

    Mayoritas WNA yang melanggar berasal dari Nigeria, dengan titik penindakan terbanyak di wilayah Kelurahan Pasar Baru dan Kelurahan Cempaka Putih.

    Dari total 190 WNA yang ditangkap, sebanyak 97 orang telah dikenai tindakan deportasi ke negara asalnya. Sedangkan sisanya sedang menjalani proses pendentensian.

    Ia menjelaskan bahwa pihaknya terus memperkuat langkah-langkah pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan orang asing di wilayah kerjanya.

    Ronald juga mengimbau masyarakat untuk berperan aktif melaporkan keberadaan WNA yang diduga melakukan pelanggaran keimigrasian atau mengganggu ketertiban umum melalui layanan pengaduan resmi.

    “Baik secara langsung ke kantor maupun melalui kanal daring yang telah disediakan,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • RI latih pelaut dari 13 negara Afrika perkuat diplomasi maritim global

    RI latih pelaut dari 13 negara Afrika perkuat diplomasi maritim global

    sebetulnya ini tujuannya untuk memperkuat peran kita di dunia internasional

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pengembangan SDM Perhubungan (BPSDMP) Kementerian Perhubungan RI melatih puluhan pelaut dari 13 negara Afrika Barat dan Tengah guna memperkuat diplomasi maritim Indonesia di kancah internasional.

    Kepala BPSDMP Kemenhub Djarot Tri Wardhono mengatakan kegiatan itu menjadi bentuk nyata kerja sama dan Triangular Cooperation yang telah disepakati Indonesia dalam forum International Maritime Organization (IMO).

    “Jadi sebetulnya ini tujuannya untuk memperkuat peran kita di dunia internasional. Kemudian kita juga sebagai mitra International Maritime Organization. Dan sebetulnya ini juga menjadikan peran kita mencari dukungan untuk lobi-lobi di dalam IMO tersendiri,” kata Djarot di Jakarta, Jumat.

    Dia menyampaikan program pelatihan itu meliputi Training of Trainers (ToT) dan Training of Examiners (ToE) berbasis standar IMO, yang bertujuan menyiapkan pengajar serta penguji profesional di sektor maritim global.

    Adapun pelatihan tersebut melibatkan negara anggota Maritime Organization of West and Central Africa (MOWCA) di antaranya Ghana, Guinea Bissau, Sierra Leone, Nigeria, Kamerun, Angola, Congo Brazaville, Gabon, Liberia, dan Senegal, dengan total peserta mencapai 84 orang terpilih.

    Djarot menjelaskan anggaran sebesar Rp18,2 miliar diberikan Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) Kementerian Keuangan untuk mendukung dua gelombang pelatihan tersebut sepanjang tahun 2025.

    “Kami bekerja sama dengan LDKPI, saya mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Keuangan yang sudah mempercayai dananya kepada kami untuk melatih rekan-rekan kita dari Afrika Barat maupun Afrika Tengah,” tuturnya.

    Menurut dia, langkah itu merupakan strategi memperluas jejaring diplomasi Indonesia sekaligus memperkuat posisi negara sebagai anggota Dewan IMO kategori C dengan dukungan dari negara-negara Afrika.

    Selain memperkuat kerja sama teknis, pelatihan itu juga membuka peluang bisnis baru bagi industri pelayaran dan teknologi maritim Indonesia di kawasan Afrika.

    “Nah apa manfaatnya bagi kita? Jadi tentunya kita memberikan suatu political engagement terhadap negara-negara di Afrika sehingga kita juga memiliki kekuatan di IMO dari dukungan negara-negara di Afrika tersebut,” katanya pula.

    Djarot berharap keberhasilan pelatihan ini menjadi landasan bagi Indonesia untuk memimpin kolaborasi pengembangan SDM maritim dunia dan memperkuat peran strategis dalam forum internasional IMO.

    “Secara manfaat ekonomi juga meningkatkan eksistensi kita sebagai anggota IMO dimana kita juga memperkuat sumber daya manusia di bidang maritim. Kemudian juga eksistensi terhadap kompetensi kita (diakui) dalam mendidik pelaut maupun orang-orang yang bekerja di bidang maritim,” kata Djarot.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Terungkap Lewat Studi Harvard, Indonesia Termasuk Negara Paling Bahagia dan Makmur

    Terungkap Lewat Studi Harvard, Indonesia Termasuk Negara Paling Bahagia dan Makmur

    Jakarta

    Indonesia menempati peringkat teratas sebagai negara dengan masyarakat paling flourishing, disusul oleh Meksiko dan Filipina, berdasarkan Global Flourishing Study yang dirilis tahun ini.

    Flourishing menggambarkan seseorang yang menjalani kehidupan yang baik, lebih dari sekadar bahagia secara pribadi. Kondisi ini dinilai dari berbagai dimensi, termasuk kesehatan, keamanan finansial, makna hidup, dan kualitas hubungan sosial, menurut laporan terbaru tersebut.

    Menariknya, banyak negara yang menempati peringkat tinggi dalam hal flourishing justru tidak termasuk dalam daftar negara paling bahagia di dunia, menurut laporan yang dikembangkan oleh Institute for Studies of Religion di Baylor University dan Human Flourishing Program di Harvard University, bekerja sama dengan Gallup dan Center for Open Science. Studi ini mencakup 22 negara dan Hong Kong, wilayah administratif khusus China.

    Penelitian ini dirancang untuk memberikan gambaran yang lebih luas tentang kondisi kesejahteraan dunia, kata peneliti utama sekaligus kontributor laporan, Dr Byron Johnson, profesor ilmu sosial di Baylor University, Waco, Texas.

    “Keunikan dari Global Flourishing Study adalah pada skalanya,” ujar Dr Byron Johnson, dikutip dari CNN, Senin (13/10/2025).

    “Kami mengikuti sebanyak 207.000 partisipan dari seluruh dunia, menggunakan lebih dari 40 bahasa di enam benua berpenghuni. Artinya, penelitian ini mewakili sekitar 64% populasi dunia.” lanjutnya.

    Meski memiliki beberapa keterbatasan, penelitian ini dinilai sebagai upaya besar dan sumber informasi yang sangat berharga dalam memahami kesejahteraan global, kata Dr Felix Cheung, asisten profesor psikologi di University of Toronto sekaligus Canada Research Chair in Population Well-Being. Cheung juga merupakan salah satu penulis bab dalam World Happiness Report terbaru, meskipun laporan tersebut tidak termasuk bagian dari studi ini.

    Para peneliti menambahkan laporan baru ini merupakan tahap awal. Mereka akan terus menindaklanjuti para responden setiap tahun selama lima tahun ke depan, untuk melihat bagaimana tingkat flourishing berubah seiring waktu serta meneliti lebih jauh faktor-faktor yang membuat hidup manusia benar-benar baik dan bermakna.

    Anak Muda Dunia Hadapi Tantangan ‘Flourishing’

    Salah satu temuan mencolok dari penelitian terbaru ini adalah bahwa generasi muda cenderung memiliki tingkat kesejahteraan atau flourishing yang lebih rendah dibandingkan kelompok usia lainnya.

    “Data kami menunjukkan bahwa jika digabungkan dari 22 negara, tingkat flourishing meningkat seiring bertambahnya usia. Artinya, kelompok usia termuda justru melaporkan tingkat flourishing paling rendah,” jelas Dr Tyler VanderWeele, peneliti utama sekaligus kontributor laporan ini dari Harvard T.H. Chan School of Public Health.

    Meski begitu, pola ini tidak terjadi di semua negara. Di Polandia dan Tanzania, misalnya, justru anak muda yang menunjukkan tingkat flourishing lebih tinggi. Namun secara global, pola kesejahteraan sepanjang hidup tampak berubah, kata VanderWeele.

    “Anak muda sedang memberi sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak beres,” ujar Dr. Felix Cheung dari University of Toronto.

    Menurut Cheung, ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa generasi muda kesulitan mencapai flourishing. Salah satunya, di negara maju sistem pendidikan dan dunia kerja cenderung lebih kompetitif, yang bisa meningkatkan tingkat stres.

    Selain itu, hasil studi sebelumnya menunjukkan bahwa banyak orang Amerika merasa peluang mobilitas sosial sangat terbatas, kerja keras tidak selalu berbanding lurus dengan hasil, yang membuat anak muda merasa frustrasi saat baru memasuki dunia kerja.

    Negara Kaya Belum Tentu Lebih ‘Flourishing’

    Penilaian flourishing dilakukan melalui dua pertanyaan untuk masing-masing dari enam domain utama, yaitu kebahagiaan, kesehatan, makna hidup, karakter, hubungan sosial, dan keamanan finansial.

    Menariknya, negara-negara maju dan kaya memang melaporkan tingkat keamanan finansial lebih tinggi, tetapi justru tidak unggul dalam aspek seperti makna hidup, hubungan sosial, maupun karakter prososial, yakni perilaku yang menunjukkan kebaikan dan kepedulian terhadap sesama.

    “Ini menimbulkan pertanyaan penting: bagaimana menjalankan pembangunan ekonomi tanpa mengorbankan makna hidup, tujuan, hubungan, dan karakter?” kata VanderWeele.

    Beberapa negara dengan tingkat flourishing tertinggi justru tidak terduga.

    Indonesia menempati peringkat pertama, disusul Filipina di posisi ketiga dan Nigeria di posisi kelima, semuanya tidak termasuk dalam 20 besar negara paling bahagia di dunia versi World Happiness Report.

    Sebaliknya, Swedia yang menempati posisi keempat negara paling bahagia di dunia hanya berada di posisi menengah dalam laporan flourishing. Begitu pula Amerika Serikat, yang juga berada di tengah-tengah daftar.

    “Kenapa bisa begitu? Nah, ini yang akan kami teliti lebih lanjut di tahun-tahun mendatang untuk memahami hasil ini,” ujar VanderWeele.

    Makna ‘Flourishing’ Bisa Dilatih dan Diciptakan

    Meski penelitian lanjutan masih diperlukan, hasil ini menunjukkan bahwa setiap orang dapat menilai dan meningkatkan kualitas hidupnya melalui refleksi pribadi.

    “Salah satu cara menilai flourishing adalah menjawab 12 pertanyaan inti kami,” jelas VanderWeele. “Salah satu responden bahkan memutuskan untuk mulai melakukan kegiatan sukarela setelah menyadari bahwa ia kehilangan rasa tujuan yang lebih dalam dalam hidupnya.”

    Menurut Cheung, data juga memperlihatkan kesejahteraan hidup bisa ditemukan di berbagai kondisi, tidak hanya di negara-negara maju dengan pendapatan tinggi.

    “Flourishing bukan hanya soal kaya atau sukses,” kata Cheung.

    “Ini tentang memiliki makna, hubungan, dan rasa syukur yang membuat hidup terasa utuh.”

    Halaman 2 dari 4

    (suc/up)

  • Soal ancaman bom di sekolah, Istana ingatkan masyarakat soal hoaks

    Soal ancaman bom di sekolah, Istana ingatkan masyarakat soal hoaks

    “Inilah yang memang menjadi kesadaran bagi kita semua ya bahwa informasi-informasi yang muncul itu seringkali ternyata setelah dilakukan pengecekan itu sesuatu yang tidak benar atau istilahnya sekarang itu banyak sekali hoaks,”

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Sekretaris Prasetyo Hadi mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap informasi yang belum terverifikasi atau hoaks, menyusul laporan adanya ancaman bom di sekolah internasional di Jakarta yang ternyata tidak terbukti.

    “Inilah yang memang menjadi kesadaran bagi kita semua ya bahwa informasi-informasi yang muncul itu seringkali ternyata setelah dilakukan pengecekan itu sesuatu yang tidak benar atau istilahnya sekarang itu banyak sekali hoaks,” ujar Prasetyo dalam rekaman suara yang diterima, Sabtu.

    Dia menilai kejadian tersebut menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyebaran kabar bohong atau hoaks, terutama yang berkaitan dengan isu keamanan publik.

    Prasetyo menambahkan, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan menyebarkan informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya, terutama jika menyangkut keamanan dan keselamatan publik.

    “Apalagi, mohon maaf kalau sudah bicara misalnya itu menyangkut gangguan keamanan, apalagi di situ bom, apalagi lokasinya tempat pendidikan, itu kan sangat-sangat sensitif,” ujarnya.

    Lebih lanjut Prasetyo menambahkan bahwa koordinasi telah dilakukan dengan lembaga terkait, termasuk Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan Polri.

    “Pasti, dan sudah. Tapi kan tidak perlu kita sampaikan. Makanya berkali-kali Bapak Presiden kan selalu mereka kan kepada kita, kita harus selalu waspada menerima informasi itu, harus selalu cek kembali. Semangat itu yang Bapak Presiden ingin kita bangun sebagai sebuah bangsa,” katanya.

    Dia menegaskan kembali pesan Presiden agar masyarakat tetap fokus pada hal-hal produktif dan tidak terjebak pada isu yang dibuat oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

    “Ada pekerjaan rumah yang jauh lebih penting daripada sekadar kita, mohon maaf, orang-orang yang tidak bertanggung jawab melempar isu atau memberikan informasi yang meresahkan seperti itu,” kata dia.

    Sebelumnya, North Jakarta Intercultural School (NJIS) di Kelapa Gading mendapat ancaman teror bom dari nomor asing yang menggunakan kode negara +234, yang diketahui berasal dari Nigeria.

    Pesan ancaman itu dikirim melalui pesan singkat (SMS) pada Selasa (7/10) sekitar pukul 05.09 WIB ke nomor pihak marketing sekolah.

    Dalam pesan tersebut, pelaku mengklaim telah menanam bom di lingkungan sekolah dan meminta tebusan sebesar 30.000 dolar AS dalam bentuk mata uang kripto Bitcoin.

    “Pesan untuk semua, kami punya bom di sekolahmu. Bomnya akan meledak dalam 45 menit. Jika kamu tidak setuju, bayar 30.000 dolar Amerika ke alamat Bitcoin kami,” demikian isi ancaman yang diterima NJIS.

    Ancaman tersebut langsung dilaporkan ke pihak kepolisian. Polsek Kelapa Gading bersama tim Penjinak Bom Detasemen Gegana Polda Metro Jaya segera melakukan penyisiran di seluruh area sekolah pada Rabu (8/10) pagi.

    Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko menyebutkan sebanyak 21 personel Gegana dikerahkan untuk memeriksa setiap sudut sekolah, mulai dari ruang kelas, laboratorium, hingga area bermain anak.

    “Penyisiran dilakukan untuk memastikan keamanan lingkungan sekolah. Tidak ditemukan benda mencurigakan atau bahan peledak,” ungkap Seto.

    Saat ini, pihak kepolisian masih menelusuri jejak digital pengirim pesan ancaman tersebut.

    Pewarta: Fathur Rochman
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Program Unggulan Prabowo, Menteri Ekraf Tinjau Sekolah Garuda di Kalsel

    Program Unggulan Prabowo, Menteri Ekraf Tinjau Sekolah Garuda di Kalsel

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya meresmikan Sekolah Garuda Transformasi di SMAN Banua, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (8/10/2025). Dia mewakili Presiden Prabowo Subianto sebagai bagian dari peluncuran serentak di 16 sekolah se-Indonesia, yang terdiri dari 4 sekolah baru dan 12 sekolah transformasi.

    Program Sekolah Garuda merupakan inisiatif Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto untuk mempersiapkan talenta Indonesia menembus universitas kelas dunia.

    “Sekolah Garuda ini akan menjadi harapan baru untuk pendidikan unggul sehingga bisa mengatasi tantangan pendidikan ketertinggalan Indonesia dalam bidang sains dan teknologi,” ungkap Presiden Prabowo dalam sambutan melalui video dikutip dalam siaran pers, Kamis (9/10/2025).

    Data yang melatarbelakangi program ini menunjukkan dari 284 juta penduduk Indonesia, hanya 62.800 pelajar yang menempuh pendidikan di luar negeri.

    Angka ini tertinggal jauh dari Tiongkok (1 juta pelajar), India (622 ribu pelajar), dan Nigeria (112 ribu pelajar). Pemerintah menargetkan pembinaan 80 Sekolah Garuda Transformasi dan pembangunan 20 Sekolah Garuda Baru yang akan rampung pada 2029.

    “Di hari baik ini, kita menjadi saksi sejarah berdirinya Sekolah Garuda Transformasi di Kalimantan Selatan yang merupakan ikhtiar Presiden Prabowo Subianto dalam mentransformasi pendidikan Indonesia untuk melahirkan generasi pemimpin menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Teuku Riefky Harsya.

    Sekolah Garuda menjadi bagian dari transformasi pendidikan Indonesia sekaligus penyeimbang akses pendidikan unggul yang mencetak Generasi Emas berwawasan global dengan kepekaan lokal.

    Teuku Riefky juga menceritakan pengalaman menarik dan kisah inspiratif semasa SMA. Menurutnya, 3 tahun berada di SMA Negeri 6 Jakarta dan pendidikan militer yang ditempuh di luar negeri mampu menjadi awal pengembangan karier hingga saat ini.

    “Pak Prabowo menginginkan putra-putri terbaik Banua menjadi kader yang unggul, tangguh, dan inovatif, tidak hanya pada level nasional, tetapi juga kesempatan emas menuju level global,” jelasnya. 

    Teuku Riefky menambahkan sekolah ini dirancang untuk memperluas akses pendidikan unggul yang inklusif guna mencetak talenta sains dan teknologi dari anak-anak berprestasi di seluruh penjuru negeri.

    Guru Bahasa Inggris Sekolah Garuda Banua, Tommy Prabowo mengatakan penetapan ini adalah kesempatan dan tantangan.

    “Keyakinan kami kuat di pundak para Guru Garuda terpikul tanggung jawab yang melahirkan generasi yang adaptif, kreatif, dan berkarakter sehingga siap membangun Indonesia dari bumi Kalimantan Selatan,” lanjut Tommy.

    Hadir pula dalam peresmian Sekolah Garuda SMAN Banua, Gubernur Kalimantan Selatan, H. Muhidin; Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Hasnuryadi Sulaiman; Inspektur II Kemdiktisaintek, Waluyo; Juru Bicara Badan Komunikasi Pemerintah RI, Ujang Komaruddin; Kepala SMAN Banua, Risa Lisdariani; dan para tamu undangan dari jajaran anggota DPR Kalimantan Selatan dan forkopimda.