Negara: Nigeria

  • Transjakarta Operasikan 90 Bus Listrik High Deck Buatan Golden Dragon

    Transjakarta Operasikan 90 Bus Listrik High Deck Buatan Golden Dragon

    Jakarta

    PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) akan mengoperasikan sebanyak 90 unit bus listrik Golden Dragon tipe high deck. Bus listrik tersebut disediakan oleh PT Sinar Armada Globalindo (SAG) bekerja sama dengan operator bus PT Bianglala Metropolitan.

    Sebagai informasi, 90 unit bus listrik tersebut merupakan bagian dari 200 unit armada bus listrik baru Transjakarta yang diresmikan belum lama ini. Peluncuran 200 unit bus listrik tersebut menggenapi target 300 unit bus yang akan dioperasikan Transjakarta hingga penghujung tahun 2024.

    Dalam keterangannya, SAG mengatakan kontribusi 90 unit bus listrik Golden Dragon tersebut merupakan manifestasi komitmen perusahaan buat berkontribusi ke ekosistem transportasi publik yang lebih ramah lingkungan dalam misi mencapai target net emisi nol (net zero emission).

    Transjakarta operasikan 90 bus listrik high deck dari SAG Foto: Dok. SAG

    Provinsi Daerah Khusus Jakarta sendiri berkomitmen untuk memimpin upaya nasional dalam pengurangan emisi karbon, dengan target net zero emission pada 2050 dengan Jakarta dapat mencapai 100% elektrifikasi kendaraan umum pada 2030.

    Dengan bus listrik, potensi ini meningkat menjadi 422 ribu ton CO₂e atau setara dengan menanam 1,5 juta bibit pohon atau mendaur ulang 32 ribu ton sampah. Sebelumnya menyikapi regulasi pemerintah lewat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 8 Tahun 2024 terkait aturan minimal 20% Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produksi bus listrik, SAG menjalin kerja sama dengan PT Piala Mas Industri (Piala Mas) untuk perakitan bus listrik dengan nilai TKDN yang ditargetkan mencapai 40% di tahun 2025.

    Sekadar informasi, Golden Dragon merupakan salah satu produsen bus listrik terbesar di dunia dan sudah melakukan ekspor ke 170 negara. Selain Indonesia, Golden Dragon memiliki pengalaman perakitan knocked-down yang ekstensif di lebih dari sepuluh negara, termasuk Malaysia, Thailand, Mesir, dan Nigeria.

    Transjakarta operasikan 90 bus listrik high deck dari SAG Foto: Dok. SAG

    “Melalui panduan langsung dan kerja sama erat, Golden Dragon membantu para mitranya, termasuk SAG, dalam mencapai pelokalan suku cadang dan meningkatkan tingkat ketenagakerjaan lokal serta transfer teknologi,” tulis SAG.

    Sebelumnya pada tahun 2019 SAG memperkenalkan produk pertamanya Bus Low Deck 12M ke Indonesia dan sudah beroperasi di tahun 2023, dalam komitmen mendukung program pemerintah Langit Biru untuk pengendalian polusi udara.

    (lua/dry)

  • Prabowo Dijadwalkan Hadir dalam KTT D-8 di Kairo Besok

    Prabowo Dijadwalkan Hadir dalam KTT D-8 di Kairo Besok

    Prabowo Dijadwalkan Hadir dalam KTT D-8 di Kairo Besok
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Roy Soemirat mengatakan, Presiden
    Prabowo Subianto
    akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Ekonomi D-8 di Kairo, Mesir, Selasa (17/12/2024) besok.
    Dia mengatakan, Prabowo hadir sekaligus menerima jabatan ketua D-8 untuk Indonesia yang jabatannya akan dimulai 2026.
    “KTT D-8 ini memiliki signifikansi yang penting karena selain merupakan pertemuan reguler dari organisasi D8, akan ada serah terima keketuaan dari Mesir kepada Indonesia di mana Indonesia akan menjadi ketua organisasi D8 periode 2026-2027 yang nanti akan dimulai masa keketuanya pada tanggal 1 Januari 2026,” ujar Roy dalam konferensi pers, Senin (16/12/2024).
    Roy menjelaskan, D-8 adalah organisasi kerja sama pembangunan yang didirikan pada 1997 dengan negara-negara kunci dari organisasi kerja sama Islam.
    Anggota dari D-8 ini adalah Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria, Pakistan, dan Turki.
    “Kita melihat pada saat ini kerja sama di bawah kerangka D-8 menjadi semakin signifikan ketika negara-negara dari global south mencoba untuk terus memperkuat kerja sama,” imbuhnya.
    Roy berharap, kehadiran Prabowo dalam KTT D-8 ini nantinya bisa memberikan kontribusi peningkatan kerja sama di bidang pembangunan ekonomi.
    Begitu juga di waktu yang sama bisa membahas situasi kemanusiaan yang terjadi di Palestina.
    Tema yang diusung oleh Mesir dalam KTT D-8 tersebut adalah “Investing in Youth and Supporting Small Medium Enterprises, Shaping Tomorrow’s Economy”.
    “Hal ini juga memiliki banyak linkage, banyak kesamaan pandangan dengan prioritas yang disampaikan oleh Bapak Presiden terkait dengan kerja sama internasional di bidang ekonomi,” tandas Roy.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • ‘Kami sudah mengenal Natal sebelum nenek moyangmu menganut Kristen’ – Dampak lagu amal yang menstereotipe rakyat Ethiopia selama puluhan tahun – Halaman all

    ‘Kami sudah mengenal Natal sebelum nenek moyangmu menganut Kristen’ – Dampak lagu amal yang menstereotipe rakyat Ethiopia selama puluhan tahun – Halaman all

    Sejak rekaman aslinya dirilis 40 tahun silam, lagu berjudul Do They Know It’s Christmas? tidak pernah absen berkumandang menjelang Natal. Pertanyaannya selalu sama: apakah rakyat Ethiopia tahu hari Natal?

    Lagu itu disusun oleh musisi Bob Geldof dan Midge Ure setelah mereka menyaksikan tayangan mengerikan tentang kelaparan di Ethiopia utara yang disiarkan BBC pada 1984.

    Keduanya kemudian mengumpulkan beberapa penyanyi terkenal pada masa itu untuk merekam lagu Do They Know It’s Christmas? Penyanyi yang diundang antara lain Bono dari U2, Sting, hingga Paul McCartney.

    Rencananya, uang yang mereka peroleh akan disumbangkan untuk rakyat Ethiopia.

    Perilisan lagu tersebut melalui grup musik Band Aid serta konser Live Aid yang digelar delapan bulan kemudian, menjadi momen penting dalam penggalangan dana selebritas dan menjadi pola yang diikuti banyak orang.

    Selama 40 tahun, lagu Do They Know It’s Christmas? telah direkam ulang dalam empat versi.

    Namun, ada sisi lain dari lagu tersebut yang tak banyak diketahui khalayak umum.

    Terlepas dari sumbangan yang mengalir, lagu Do They Know It’s Christmas? menyimpan stereotipe bahwa Ethiopia adalah tempat yang tandus dan tidak ada hujan atau sungai yang mengalir.

    Masyarakat Ethiopia yang menerima bantuan dipandang sebagai sosok kurus kering dan tak berdaya.

    Pandangan itu rupanya dianggap sebuah kebenaran bagi banyak orang.

    “Pertanyaan ‘Apakah mereka tahu hari Natal?’ lucu dan menghina,” kata Dawit Giorgis.

    Pada 1984, Dawit Giorgis adalah pejabat Ethiopia yang bertanggung jawab untuk menyebarkan pesan tentang apa yang terjadi di negaranya.

    Keheranan Dawit Giorgis terdengar jelas dari suaranya.

    “Pertanyaan itu sangat menyimpang. Ethiopia adalah negara dengan penduduk mayoritas Kristen sebelum Inggris… Kami mengenal Natal sebelum nenek moyangmu menganut Kristen,” ucapnya kepada BBC.

    Meski demikian, Dawit Giorgis tidak meragukan bahwa film BBC yang dibuat oleh jurnalis Inggris, Michael Buerk, dan juru kamera asal Kenya, Mohamed Amin, telah menyelamatkan banyak nyawa di Ethiopia.

    Sebagai kepala Komisi Pemulihan dan Rehabilitasi Ethiopia, Dawit Giorgis, berhasil menyelundupkan kru TV BBC ke negaranya.

    Pemerintah Ethiopia saat itu, yang sedang merayakan 10 tahun kekuasaan Marxis dan terlibat perang saudara, tidak ingin berita tentang kelaparan tersebar.

    “Cara orang-orang Inggris menanggapi dengan sangat murah hati memperkuat keyakinan saya pada kemanusiaan,” ujarn dari Namibia, tempat dia sekarang bekerja.

    Ia juga memuji “orang-orang muda dan bersemangat” di balik Band Aid serta menggambarkan mereka sebagai orang yang “luar biasa”.

    Tapi pertanyaannya tentang lagu itu sebetulnya adalah rangkuman dari perdebatan banyak orang yang mungkin merasa bahwa menghalalkan segala cara diperbolehkan demi menyelamatkan banyak nyawa.

    ‘Lagu Natal yang problematik’

    Musisi Bob Geldof secara tegas membela ketika menanggapi artikel The Conversation tentang “lagu Natal yang problematik” itu.

    “Itu lagu pop… Argumen yang sama telah disampaikan berkali-kali selama bertahun-tahun dan menimbulkan respons yang sama melelahkannya,” ucap Bob Geldof.

    “Lagu pop pendek ini telah menyelamatkan ratusan ribu, bahkan jutaan orang.”

    Ia juga mengakui bahwa orang Ethiopia merayakan Natal, tetapi klaimnya pada 1984 “upacara-upacara ditinggalkan”.

    Dalam surat elektronik kepada BBC, Joe Cannon yang merupakan kepala keuangan Band Aid Trust mengatakan dalam tujuh bulan terakhir badan amal tersebut telah memberikan lebih dari £3 juta (setara Rp60 miliar) untuk membantu sebanyak 350.000 orang melalui sejumlah proyek di Ethiopia, serta Sudan, Somaliland, dan Chad.

    Ia menambahkan tindakan cepat Band Aid sebagai “orang pertama yang memberikan respons” mendorong orang lain untuk menyumbang di tempat-tempat yang kekurangan dana, terutama di Ethiopia utara.

    Namun, ini tidak cukup untuk meredam gejolak yang diakibatkan dari lagu tersebut.

    Minggu lalu, Ed Sheeran berkata dia tidak senang dengan suaranya pada rekaman tahun 2014 yang dibuat untuk mengumpulkan dana untuk mengatasi krisis Ebola di Afrika Barat—karena “pemahamannya tentang persoalan tersebut telah berubah”.

    Ed Sheeran tampaknya terpengaruh oleh rapper Inggris-Ghana, Fuse ODG, yang juga menolak untuk ambil bagian satu dekade lalu.

    “Dunia telah berubah, tapi Band Aid belum,” katanya kepada siniar Focus on Africa milik BBC pada pekan ini.

    “Itu seperti mengatakan tidak ada kedamaian dan kegembiraan di Afrika pada hari Natal. Seakan-akan berkata ada kematian di setiap air mata yang tumpah,” katanya mengacu pada lirik lagu versi 2014.

    Adapun Fuse OGD tidak menyangkal bahwa ada masalah yang harus dituntaskan, tapi menurutnya “Band Aid hanya mengambil satu isu dari satu negara lantas menyamaratakannya ke seluruh benua.”

    Cara orang Afrika digambarkan dalam penggalangan dana ini, kata dia, berdampak langsung padanya.

    Ketika tumbuh dewasa, “tidaklah keren menjadi orang Afrika di Inggris… [karena] penampilan saya, orang-orang jadi mengolok-olok saya,” ujar penyanyi itu.

    Dana amal untuk Afrika dan stereotipe terhadap orang Afrika

    Penelitian tentang dampak penggalangan dana amal oleh dosen King’s College Inggris-Nigeria, Edward Ademolu mendukung hal ini.

    Ia masih ingat film pendek yang dibuat di Afrika oleh Comic Relief yang dipengaruhi oleh Band Aid.

    Gara-gara film itu, klaimnya, “teman-teman Afrika-nya di sekolah dasar [Inggris] akan menyangkal asal-usul mereka dan dengan sangat yakin menyebut semua orang Afrika bau, tidak cerdas, dan menyamakan orang Afrika dengan binatang buas”.

    Gambaran orang Afrika yang sangat kurus menjadi hal yang umum dalam upaya untuk mendapatkan dana amal.

    Sampul untuk single asli Band Aid, yang dirancang oleh artis pop Sir Peter Blake, menampilkan adegan Natal yang penuh warna.

    Pemandangan itu kontras dengan dua anak Ethiopia yang kurus kering dalam warna hitam dan putih sedang memakan biskuit demi menyambung hidup.

    Untuk bagian poster konser Live Aid tahun berikutnya, Sir Peter Blake menggunakan foto punggung seorang anak tanpa identitas, telanjang, dan kurus kering.

    Foto itu digunakan lagi dalam karya seni yang dirilis tahun 2004 dan muncul sekali lagi tahun ini.

    Bagi banyak orang yang bekerja di sektor bantuan dan akademisi, ada keterkejutan dan keheranan bahwa lagu dan gambar itu terus muncul.

    Organisasi induk Bond, yang bekerja dengan lebih dari 300 badan amal termasuk Christian Aid, Save the Children, dan Oxfam, sangat kritis terhadap lagu tersebut.

    “Inisiatif seperti Band Aid 40 mengabadikan narasi yang sudah ketinggalan zaman, memperkuat rasisme dan sikap kolonial yang merampas martabat dan hak orang-orang,” kata Lena Bheeroo.

    Adapun musisi Bob Geldof sebelumnya menepis gagasan bahwa karya Band Aid bergantung pada “kiasan kolonial”.

    Cara lembaga amal mengumpulkan dana telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir.

    Meskipun tetap kritis, penulis Kenya, Patrick Gathara yang sering mengejek pandangan Barat tentang Afrika setuju banyak hal telah berubah.

    “Ada dorongan di lembaga kemanusiaan untuk mulai melihat orang-orang dalam kondisi krisis sebagai manusia dan bukan sebagai korban… dan saya pikir itu adalah perubahan yang sangat besar,” katanya kepada BBC.

    “Pada masa Live Aid yang Anda lihat hanyalah gambaran kelaparan dan penderitaan… gagasan bahwa orang-orang ini tidak mampu melakukan apa pun untuk diri mereka sendiri, itu adalah kesalahpahaman.”

    Sementara itu, protes besar-besaran Black Lives Matter menambah dorongan pada perubahan yang sudah terjadi.

    Satu dekade lalu, organisasi Norwegia Radi-Aid menyoroti orang Afrika dengan unsur humor dalam kampanye penggalangan dana.

    Misalnya, organisasi itu mengoordinasikan kampanye tiruan untuk meminta orang Afrika mengirim radiator kepada orang Norwegia yang diduga menderita kedinginan.

     

    Pada 2017, Ed Sheeran sendiri memenangkan salah satu penghargaan “Rusty Radiator” untuk film yang dibuatnya untuk Comic Felief di Liberia.

    Saat itu dia menawarkan untuk membayar biaya penitipan anak-anak tunawisma Liberia di sebuah kamar hotel.

    Penyelenggara penghargaan mengatakan “video tersebut seharusnya tidak hanya tentang Ed Sheeran yang memikul beban sendirian, tapi juga mengajak masyarakat untuk turun tangan”.

    Akademisi Universitas East Angelia, David Girling, yang pernah menulis laporan untuk Radi-Aid berpendapat pekerjaan di sana adalah salah satu alasan mengapa banyak hal telah berubah.

    Ia berkata semakin banyak lembaga amal yang memperkenalkan pedoman etika untuk kampanye mereka.

    “Orang-orang telah menyadari kerusakan yang bisa ditimbulkan,” ucapnya kepada BBC.

    Penelitian Prof Girling, yang dilakukan di Kireba, daerah kumuh di ibu kota Kenya, Nairobi, menunjukkan kampanye yang melibatkan dan berpusat pada mereka yang menjadi target bantuan amal bisa lebih efektif daripada kebiasaan usang dari atas ke bawah.

    Banyak lembaga amal masih berada di bawah tekanan untuk menggunakan selebritas guna membantu meningkatkan kesadaran dan pengumpulan dana.

    Profesor Girling bahkan mengatakan beberapa media tidak akan menulis cerita penggalangan dana kecuali jika ada selebritas yang terlibat.

    Namun penelitian oleh rekannya Martin Scott menunjukkan bintang-bintang besar sering kali dapat mengalihkan perhatian dari pesan utama sebuah kampanye.

    Sementara selebritas mungkin mendapatkan manfaat, tapi lembaga amal dan pemahaman tentang isu yang sedang dikerjakan justru dirugikan.

    Jika proyek seperti Band Aid berjalan di masa sekarang, proyek tersebut harus berpusat pada artis-artis Afrika, kata jurnalis musik Christine Ochefu kepada BBC.

  • Penipuan! Kalau Ada Telepon dari Nomor Ini, Jangan Kontak Balik

    Penipuan! Kalau Ada Telepon dari Nomor Ini, Jangan Kontak Balik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penipuan melalui saluran telepon sedang marak. Salah satu yang pernah ramai di Indonesia adalah Wangiri fraud atau penipuan Wangiri.

    Wangiri fraud adalah salah satu modus penipuan melalui panggilan telepon. Penipuan ini pertama kali terjadi di Jepang yang berarti “sekali dering lalu tutup” sekitar tahun 2000 dan sempat viral di Indonesia pada tahun 2018.

    Mengutip CNNIndonesia, saat ini, modus penipuan ini juga masih sering ditemukan. Jika korban terpancing dan menelpon balik nomor tersebut, pulsa otomatis akan tersedot.

    Penipu menggunakan perangkat otomatis untuk melakukan panggilan singkat ke sejumlah besar nomor acak. Panggilan ini sengaja dibiarkan tidak terjawab, hanya meninggalkan notifikasi panggilan tak terjawab (missed call).

    Dalam beberapa kasus, pelaku juga mengirim pesan melalui SMS, WhatsApp, atau email untuk mendorong korban menelepon balik.

    Kerugian lain juga mengintai Anda jika nomor tersebut termasuk ke layanan premium. Biaya tambahan yang diberikan itu sebagian besar akan masuk ke kantong pelaku.

    Menurut situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), kemungkinan terburuk lainnya adalah nomor telepon korban dapat disebar pelaku ke organisasi kejahatan siber.

    Para penipu menggunakan nomor premium internasional yang mahal untuk dihubungi. Selanjutnya penipu akan berusaha mengulur waktu selama mungkin untuk menyedot pulsa sebanyak mungkin. Penipu mendapat keuntungan dari saldo pulsa korban yang tersedot.

    Modus ini sering kali dikaitkan dengan nomor dari negara dengan kode seluler seperti Rusia (+7), Belarusia (+375), Burundi (+257), dan Nigeria (+234). Pelaku memanfaatkan regulasi internasional yang longgar untuk menyewa nomor premium dan menghasilkan pendapatan dari korban yang menelepon balik.

    Kerugian finansial akibat Wangiri cukup besar. Melansir Global Telco Consultant, korban di Inggris dilaporkan kehilangan hingga £300 (sekitar Rp5 juta) hanya karena menelepon balik satu kali.

    Selain itu, penipuan ini juga menimbulkan dampak emosional seperti stres, rasa khawatir, dan kehilangan kepercayaan dalam menggunakan ponsel.

    Langkah pencegahan

    Untuk melindungi diri dari penipuan Wangiri, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan:

    1. Jangan telepon balik: Hindari menelepon balik nomor tak dikenal, terutama jika berasal dari kode negara asing.

    2. Gunakan aplikasi pendeteksi: Aplikasi seperti GetContact atau TrueCaller dapat membantu mengidentifikasi dan memblokir nomor mencurigakan.

    3. Kenali kode negara: Jika menunggu panggilan internasional, pastikan kode negara sudah sesuai dengan nomor yang Anda tunggu.

    4. Laporkan ke operator: Jika menerima panggilan mencurigakan, segera laporkan nomor tersebut ke operator seluler Anda.

    (pgr/pgr)

  • Minyak Dunia Anjlok Akibat OPEC+ Tunda Peningkatan Produksi, Brent Dijual 68,30 Dolar AS – Halaman all

    Minyak Dunia Anjlok Akibat OPEC+ Tunda Peningkatan Produksi, Brent Dijual 68,30 Dolar AS – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga minyak dunia mengalami penurunan yang signifikan di pasar global akibat keputusan OPEC untuk menunda peningkatan produksi.

    Mengutip data dari CNBC International, harga minyak mentah Brent saat ini diperdagangkan pada angka 72,09 dolar AS per barrel, mengalami penurunan 22 sen atau 0,3 persen.

    Sementara itu, minyak WTI dari AS turun 24 sen atau 0,35 persen menjadi 68,30 dolar AS per barel.

    Penurunan ini terjadi setelah OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak) sepakat untuk menunda rencana peningkatan produksi yang sebelumnya sudah ditetapkan sejak Oktober 2024.

    OPEC dan sekutunya memilih untuk menunda peningkatan pasokan untuk ketiga kalinya.

    Keputusan ini diambil buntut lambatnya permintaan global dan melonjaknya produksi minyak di luar kelompok OPEC.

    Dalam situasi ini, OPEC merasa perlu untuk mempertahankan kestabilan harga dengan cara menunda rencana peningkatan produksi.

    Adapun daftar 13 negara anggota OPEC yangs epakat menunda produksi diantaranya  termasuk Aljazair, Angola, Arab Saudi, Gabon, Guinea Khatulistiwa, Iran, Irak, Kongo, Kuwait, Libya, Nigeria, Uni Emirat Arab, dan Venezuela, secara kolektif mengambil keputusan untuk menjaga produksi tetap rendah demi stabilitas pasar.

    Apa Dampak dari Penurunan Harga Minyak?

    Menurut Mukesh Sahdev, kepala pasar komoditas minyak global di Rystad Energy, meskipun ada sinyal positif yang dapat mencegah penurunan lebih lanjut dalam jangka pendek, faktor surplus yang ada dalam pasar memicu lemahnya permintaan, yang pada akhirnya menyebabkan harga minyak melemah.

    Penurunan harga ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk situasi geopolitik yang mempengaruhi pasar energi, terutama di Timur Tengah dan Rusia.

    Terlebih harga minyak mentah telah terkurung dalam kisaran yang ketat sejak pertengahan Oktober, yang mencerminkan ketidakpastian dalam permintaan global.

    Dengan OPEC menunda peningkatan produksi dan kondisi pasar yang masih bergejolak, harga minyak kemungkinan akan terus dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal.

    Oleh karenanya Investor dan pelaku pasar perlu memantau perkembangan ini secara seksama untuk memahami tren harga yang mungkin terjadi di masa mendatang lantaran tantangan dalam permintaan global akan terus menjadi pengaruh utama bagi pergerakan harga minyak.

     

  • Hati-hati Dapat Missed Call dari Nomor Ini, Jangan Telepon Balik

    Hati-hati Dapat Missed Call dari Nomor Ini, Jangan Telepon Balik

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sejumlah penipuan saat ini marak terjadi dengan menyalahgunakan kemajuan teknologi. Salah satunya adalah Wangiri fraud atau penipuan Wangiri.

    Wangiri fraud adalah salah satu modus penipuan melalui panggilan telepon. Penipuan ini pertama kali terjadi di Jepang yang berarti “sekali dering lalu tutup” sekitar tahun 2000 dan sempat viral di Indonesia pada tahun 2018.

    Saat ini, modus penipuan ini juga masih sering ditemukan. Jika korban terpancing dan menelpon balik nomor tersebut, pulsa otomatis akan tersedot.

    Penipu menggunakan perangkat otomatis untuk melakukan panggilan singkat ke sejumlah besar nomor acak. Panggilan ini sengaja dibiarkan tidak terjawab, hanya meninggalkan notifikasi panggilan tak terjawab (missed call).

    Dalam beberapa kasus, pelaku juga mengirim pesan melalui SMS, WhatsApp, atau email untuk mendorong korban menelepon balik.

    Kerugian lain juga mengintai Anda jika nomor tersebut termasuk ke layanan premium. Biaya tambahan yang diberikan itu sebagian besar akan masuk ke kantong pelaku.

    Menurut situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), kemungkinan terburuk lainnya adalah nomor telepon korban dapat disebar pelaku ke organisasi kejahatan siber.

    Para penipu menggunakan nomor premium internasional yang mahal untuk dihubungi. Selanjutnya penipu akan berusaha mengulur waktu selama mungkin untuk menyedot pulsa sebanyak mungkin. Penipu mendapat keuntungan dari saldo pulsa korban yang tersedot.

    Modus ini sering kali dikaitkan dengan nomor dari negara dengan kode seluler seperti Rusia (+7), Belarusia (+375), Burundi (+257), dan Nigeria (+234). Pelaku memanfaatkan regulasi internasional yang longgar untuk menyewa nomor premium dan menghasilkan pendapatan dari korban yang menelepon balik.

    Kerugian finansial akibat Wangiri cukup besar. Melansir Global Telco Consultant, korban di Inggris dilaporkan kehilangan hingga £300 (sekitar Rp5 juta) hanya karena menelepon balik satu kali.

    Selain itu, penipuan ini juga menimbulkan dampak emosional seperti stres, rasa khawatir, dan kehilangan kepercayaan dalam menggunakan ponsel.

    Langkah pencegahan

    Untuk melindungi diri dari penipuan Wangiri, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan:

    1. Jangan telepon balik: Hindari menelepon balik nomor tak dikenal, terutama jika berasal dari kode negara asing.
    2. Gunakan aplikasi pendeteksi: Aplikasi seperti GetContact atau TrueCaller dapat membantu mengidentifikasi dan memblokir nomor mencurigakan.
    3. Kenali kode negara: Jika menunggu panggilan internasional, pastikan kode negara sudah sesuai dengan nomor yang Anda tunggu.
    4. Laporkan ke operator: Jika menerima panggilan mencurigakan, segera laporkan nomor tersebut ke operator seluler Anda.

    (wnu/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Negara Penghasil Minyak Kelapa Sawit Perkuat Kerja Sama dan Promosi Keberlanjutan Industri

    Negara Penghasil Minyak Kelapa Sawit Perkuat Kerja Sama dan Promosi Keberlanjutan Industri

    Jakarta, Beritasatu.com – Dewan Negara Penghasil Minyak Kelapa Sawit atau Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) memperkuat kerja sama dan promosi keberlanjutan industri minyak sawit. Hal itu terangkum dalam Ministerial Meeting ke-12 di Jakarta, Jumat (29/11/2024).

    Pertemuan tingkat menteri ini digelar untuk memperkuat kemitraan negara-negara penghasil minyak sawit terbesar. Agenda tersebut mempertemukan para menteri dari negara-negara anggota CPOPC, yakni Indonesia, Malaysia, dan Honduras.

    Kemudian, hadir pula perwakilan pemerintah dari negara-negara pengamat meliputi Kolombia, Ghana, dan Papua Nugini. Selain itu, ada negara-negara tamu, seperti Republik Demokratik Kongo, Guatemala, Nigeria, dan Thailand, pembuat kebijakan, juga pemangku kepentingan utama dalam industri kelapa sawit.

    Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, selain memperkuat kemitraan negara-negara penghasil minyak sawit, pertemuan tingkat menteri ini juga menjadi ajang bagi negara-negara anggota memperkuat kerja sama guna memperluas pasar industri minyak sawit.

    “Kerja sama yang lebih erat antara Indonesia, Malaysia, dan Honduras adalah langkah strategis untuk memperkuat kemitraan yang saling menguntungkan, memperluas pasar sawit, dan mendukung keberlanjutan industri sawit di tingkat global,” kata Airlangga dalam konferensi pers CPOPC Ministerial Meeting.

    Dalam mendukung strategi kolaboratif, pertemuan tingkat menteri CPOPC ke-12 juga sepakat melakukan ekspansi negara anggota dan negara pengamat terkait perluasan industri minyak sawit. “Kami menyambut Republik Demokratik Kongo (DRC) dan Nigeria sebagai begara pengamat baru. Selain itu, Kolombia, Ghana, dan Papua Nugini sedang dalam proses menjadi anggota penuh,” papar Airlangga.

    Indonesia, kata dia, berkomitmen memperkuat kemitraan dengan CPOPC guna mendukung Astacita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam ketahanan pangan, energi, dan hilirisasi industri minyak sawit.

    Airlangga menambahkan, melalui kolaborasi yang kuat antara negara anggota CPOPC, maka strategi bersama yang lebih solid dapat diciptakan untuk mendukung ketahanan pangan dan energi dunia. Selain itu, memastikan sektor sawit terus berkontribusi pada pengurangan emisi karbon global.

    Sebagai salah satu produsen utama minyak kelapa sawit di dunia, Indonesia juga terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan ketahanan energi global. Indonesia pun memainkan peran penting dalam sektor pangan dan energi dengan menghasilkan produk-produk yang mendukung keberlanjutan serta pengurangan emisi karbon.

    Menteri Perladangan dan Komoditi Malaysia YB Datuk Seri Johari Abdul Ghani menegaskan, negaranya memiliki visi serupa dengan Indonesia yang fokus pada berbagai solusi dalam menghadapi tantangan ekonomi dan lingkungan global.

    Berbicara soal tantangan, Abdul Ghani menyoroti regulasi global yang dihadapi industri sawit akibat proteksionisme dan hambatan perdagangan. Dia lantas menyerukan rencana strategis untuk memastikan akses pasar yang adil dan inklusif bagi petani kecil, serta mendorong praktik berkelanjutan.

    “Menghadapi proteksionisme pasar dan hambatan perdagangan, Indonesia, Malaysia, dan Honduras harus memperkuat kemitraan untuk membuka akses pasar yang lebih adil dan inklusif bagi petani kecil serta memastikan keberlanjutan industri minyak sawit,” jelasnya.

  • Netanyahu Resmi Jadi Buronan ICC, Apakah Bisa Ditangkap di RI?

    Netanyahu Resmi Jadi Buronan ICC, Apakah Bisa Ditangkap di RI?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu resmi menjadi buronan mahkamah Pidana Internasional (ICC), Kamis (21/11/2024). Hal ini menjadi resmi setelah ICC mengeluarkan perintah penangkapan terhadap kepala pemerintahan Israel itu.

    Dalam sebuah pernyataan, selain Netanyahu ICC menjatuhkan perintah penangkapan kepada mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, dan juga Kepala Militer Hamas Mohammed Deif. Ketiganya dituding telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang dalam pertempuran di Gaza.

    “Perdana Menteri (Benjamin) Netanyahu sekarang secara resmi menjadi buronan,” kata Sekretaris Jenderal Amnesty Agnes Callamard, dikutip AFP.

    Langkah baru ICC ini secara teoritis membatasi pergerakan Netanyahu. Karena salah satu negara dari 124 anggota nasional pengadilan tersebut wajib menangkapnya di wilayah mereka.

    Dalam situsnya, negara-negara tersebut merupakan negara yang telah meratifikasi Statuta Roma, yang diadopsi pada tahun 1998 dan diimplementasikan pada 2002. Dalam hal ini, Indonesia bukanlah merupakan salah satu negara yang meratifikasi Statuta Roma, sehingga perintah penangkapan ICC ini tidak berlaku di RI.

    Berikut daftar anggota ICC sesuai dengan Statuta Roma berdasarkan situsnya:

    Afganistan

    Albania

    Andorra

    Antigua dan Barbuda

    Argentina

    Armenia

    Australia

    Austria

    Bangladesh

    Barbados

    Belgia

    Belize

    Benin

    Bolivia

    Bosnia dan Herzegovina

    Botswana

    Brasil

    Bulgaria

    Burkina Faso

    Cabo Verde

    Kamboja

    Kanada

    Republik Afrika Tengah

    Chad

    Cile

    Kolombia

    Komoro

    Kongo

    Kepulauan Cook

    Kosta Rika

    Pantai Gading

    Kroasia

    Siprus

    Republik Ceko

    Republik Demokratik Kongo

    Denmark

    Djibouti

    Dominika

    Republik Dominika

    Ekuador

    El Salvador

    Estonia

    Fiji

    Finlandia

    Perancis

    Gabon

    Gambia

    Georgia

    Jerman

    Ghana

    Yunani

    Granada

    Guatemala

    Guinea

    Guyana

    Honduras

    Hongaria

    Islandia

    Irlandia

    Italia

    Jepang

    Yordania

    Kenya

    Kiribati

    Latvia

    Lesoto

    Liberia

    Liechtenstein

    Lithuania

    Luksemburg

    Madagaskar

    Malawi

    Maladewa

    Mali

    Malta

    Kepulauan Marshall

    Mauritius

    Meksiko

    Mongolia

    Montenegro

    Namibia

    Nauru

    Belanda

    Selandia Baru

    Nigeria

    Nigeria

    Makedonia Utara

    Norwegia

    Palestina

    Panama

    Paraguay

    Peru

    Polandia

    Portugal

    Republik Korea

    Republik Moldova

    Rumania

    Saint Kitts dan Nevis

    Santo Lusia

    Saint Vincent dan Grenadines

    Samoa

    San Marino

    Senegal

    Serbia

    Seychelles

    Sierra Leone

    Slowakia

    Slovenia

    Afrika Selatan

    Spanyol

    Suriname

    Swedia

    Swiss

    Tajikistan

    Timor Leste

    Trinidad dan Tobago

    Tunisia

    Uganda

    Britania Raya

    Republik Bersatu Tanzania

    Uruguay

    Vanuatu

    Venezuela

    Zambia

     

    (luc/luc)

  • 7 Tahun Berturut-turut Indonesia Jadi Negara Paling Dermawan

    7 Tahun Berturut-turut Indonesia Jadi Negara Paling Dermawan

    Jakarta

    Sejak 2017, Indonesia menduduki posisi pertama negara paling dermawan di dunia. Ini berdasarkan penelitian World Giving Index oleh Charities Aid Foundation.

    Ada tiga aspek yang menjadi penilaian dari studi ini. Pertama, menolong orang asing atau orang yang kamu tidak kenal yang membutuhkan bantuan. Kemudian kebiasaan berdonasi, serta menjadi sukarelawan dalam suatu organisasi. Penelitian ini disurvei kepada 145.702 responden, sebanyak 142 negara terlibat (yang dianggap merepresentasikan 95% populasi dunia).

    Dari total skor 100, Indonesia mendapatkan 74 poin, disusul Kenya (63 poin), Singapura (61 poin), Gambia (61 poin), dan Nigeria (60 poin).

    Di peringkat enam, Amerika Serikat meraih 59 poin, yang dikejar oleh Ukraina (57 poin). Selanjutnya untuk posisi 8-10, Australia, Arab Saudi, dan Malta kompak meraih 54 poin.

    “Paling engga, ada lah yang bisa dibanggakan dari kita, karena Indonesia menjadi negara paling dermawan di dunia 👍👍,” kata @master_powpou.

    “Indonesia Negara paling dermawan di Dunia, Buruntunglah Negara-negara yg bertetangga dgn Indonesia,” ujar @KayoSyafril.

    “Meski Indonesia dikenal sebagai negara dermawan dan memiliki banyak pendonor zakat, namun masih banyak hal yang perlu diperhatikan terkait kesejahteraan anak dan masyarakat yang membutuhkan,” pendapat @devijamana73.

    Dari hasil studi, disebutkan bahwa Indonesia selama tujuh tahun berturut-turut menduduki peringkat pertama. Bahkan poinnya terpantau mengalami perbaikan. Pada 2017, Indonesia mengambil posisi pertama Myanmar sebagai negara paling dermawan di dunia.

    Diketahui juga ada 4,3 miliar orang yang mencurahkan waktu, uang, atau membantu orang asing sepanjang 2023. Sebanyak 75 negara mengalami peningkatan skor pada tahun 2024.

    Untuk kenaikan poin paling besar diraih oleh Yunani dengan 15 poin. Sementara penurunan terbesar dialami oleh Azerbaijan.

    Tapi menarik, dari studi Indonesia tidak masuk 10 besar negara yang giat membantu orang asing, namun tidak juga berada di posisi terbawah. Kendati demikian, untuk urusan donasi uang dan kegiatan sukarela, Indonesia juaranya.

    World Giving Index oleh Charities Aid Foundation. Foto: World Giving Index oleh Charities Aid Foundation

    (ask/ask)

  • 8 Deretan Negara dengan PPN Terendah di Dunia

    8 Deretan Negara dengan PPN Terendah di Dunia

    Jakarta, Beritasatu.com – Pajak pertambahan nilai (PPN) atau value added tax (VAT) merupakan salah satu sumber pendapatan utama bagi banyak negara di seluruh dunia. Namun, negara mana saja yang memiliki PPN terendah di dunia?

    PPN dikenakan pada setiap tahap produksi dan distribusi barang dan jasa, sehingga menciptakan sistem pajak yang transparan dan efisien. Beberapa negara menerapkan tarif PPN rendah untuk mendorong lapangan pekerjaan dan meningkatkan perekonomian.

    Dengan menerapkan tarif PPN yang lebih rendah, pemerintah dapat meningkatkan keterjangkauan untuk mendorong orang berinvestasi dalam suatu proyek perbankan.

    Selain itu, tarif PPN rendah  juga dapat membantu usaha kecil agar tetap kompetitif, terutama terhadap perusahaan-perusahaan besar. Lantas, mana saja negara dengan tarif PPN terendah? Berikut ini daftarnya.

    1. Andorra
    Andorra, sebuah negara kecil yang terletak di pegunungan Pirenia antara Prancis dan Spanyol, memiliki tarif PPN terendah di dunia sebesar 4,5%. Kebijakan pajak yang rendah ini dirancang untuk menarik wisatawan dan investor, menjadikan Andorra sebagai destinasi belanja yang populer.

    Dengan pemandangan alam yang indah dan berbagai kegiatan rekreasi, Andorra tidak hanya menarik pengunjung, tetapi juga bisnis yang ingin memanfaatkan lingkungan pajak yang menguntungkan.

    2. Kanada
    Kanada menerapkan tarif PPN sebesar 5% melalui pajak barang dan jasa (GST) federal. Selain Kanada, beberapa negara lain, seperti Oman, Taiwan dan Uni Emirat Arab pun memiliki tarif PPN yang sama sebesar 5%. Meskipun beberapa provinsi menambahkan pajak mereka sendiri, tarif GST tetap menjadi salah satu yang terendah di dunia.

    Kebijakan ini membantu mendorong konsumsi domestik dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Kanada dikenal dengan infrastruktur yang baik dan layanan publik berkualitas tinggi, yang didanai sebagian besar oleh pajak ini.

    3. Panama
    Panama memiliki tarif PPN standar sebesar 7%, tetapi ada tambahan tarif pajak untuk barang tertentu yang dapat mencapai 10% atau 15%. Meskipun demikian, Panama tetap menjadi lokasi populer untuk investasi dan bisnis internasional karena kebijakan pajak yang fleksibel serta statusnya sebagai pusat perdagangan global.

    4. Nigeria 
    Nigeria mengenakan tarif PPN sebesar 7,5%, menjadikannya salah satu negara dengan tarif PPN terendah di Afrika. Meskipun lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara sebelumnya dalam daftar ini, Nigeria berupaya menggunakan pendapatan dari PPN untuk mendanai pembangunan infrastruktur dan layanan publik penting lainnya.

    Dengan populasi besar dan pasar domestik yang berkembang, Nigeria memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan perpajakan yang efektif.

    5. Maladewa 
    Maladewa atau juga Maldives, adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di Samudera Hindia, mengenakan tarif PPN sebesar 8%. Meskipun tarif ini lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa negara lain, Maladewa tetap menjadi destinasi wisata yang sangat menarik, terutama bagi para pelancong yang mencari pengalaman liburan mewah di pantai tropis.

    6. Switzerland
    Swiss menyusul dengan tarif PPN sebesar 8,1%. Sistem pajak Swiss disusun dengan memasukkan potongan tarif untuk barang dan jasa penting, seperti makanan dan akomodasi, yang membantu menjaga keterjangkauan bagi penduduk dan pengunjung.

    Pendekatan ini mencerminkan komitmen Swiss terhadap kesejahteraan sosial sekaligus memastikan perekonomian tetap kuat dan kompetitif. Tarif PPN yang rendah merupakan bagian dari strategi ekonomi yang lebih luas yang mencakup infrastruktur berkualitas tinggi dan tenaga kerja terampil, menjadikan Swiss lokasi yang menarik bagi perusahaan multinasional.

    7. Singapura
    Di Singapura, tarif PPN ditetapkan pada 9%. Negara ini dikenal dengan kebijakan perpajakan yang efisien dan ramah bisnis, menjadikannya salah satu pusat keuangan terkemuka di dunia. PPN yang moderat ini berkontribusi pada stabilitas ekonomi.

    8. Guatemala
    Guatemala mengenakan tarif PPN sebesar 12%. Meskipun lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa negara lain dalam daftar ini, tarif tersebut masih tergolong rendah secara global. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong konsumsi domestik dan pertumbuhan ekonomi.

    Meskipun demikian, PPN tidak hanya berfungsi sebagai alat pemungutan pajak, tetapi juga sebagai instrumen untuk mendorong kepatuhan pajak dan meningkatkan daya saing produk domestik di pasar global.