Negara: Nepal

  • Disahkan Raja Thailand, Pernikahan Sesama Jenis Legal 2025

    Disahkan Raja Thailand, Pernikahan Sesama Jenis Legal 2025

    Jakarta

    Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn, resmi mengesahkan undang-undang pernikahan sesama jenis yang sebelumnya telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat Thailand pada April dan Juni lalu. Dengan begitu, Thailand menjadi negara pertama di Asia Tenggara dan negara ketiga di Asia yang mengakui pernikahan sesama jenis, setelah Taiwan dan Nepal.

    Pengesahan dari kerajaan ini diterbitkan pada Selasa (24/9), dan akan mulai berlaku dalam 120 hari, yaitu pada 22 Januari 2025. Ini berarti pasangan LGBTQ+ akan dapat mendaftarkan pernikahan mereka secara legal pada Januari mendatang.

    Undang-undang tersebut memberikan hak-hak hukum, keuangan, dan medis secara penuh bagi pasangan pernikahan dari jenis kelamin apa pun.

    “Selamat untuk cinta semua orang,” tulis Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra dengan tagar #LoveWins di media sosial X.

    Selama dua dekade, aktivis Thailand perjuangkan pernikahan sesama jenis

    Thailand merupakan salah satu tujuan wisata paling populer di Asia yang dikenal dengan budaya dan toleransi LGBT. Selama dua dekade, para aktivis di Thailand mengupayakan pengesahan peraturan pernikahan sesama jenis ini. Masyarakat Thailand sebagian besar memegang nilai-nilai konservatif, dan anggota komunitas LGBTQ+ mengatakan bahwa mereka menghadapi diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari.

    Pemerintah dan lembaga-lembaga negara juga secara historis merupakan konservatif, dan para pendukung kesetaraan gender mengalami kesulitan untuk mendorong anggota parlemen dan pegawai negeri untuk menerima perubahan.

    Wakil Gubernur Bangkok, Sanon Wangsrangboon, mengatakan bahwa para pejabat kota akan siap untuk mendaftarkan pernikahan sesama jenis segera setelah undang-undang tersebut diberlakukan.

    Pemerintah yang dipimpin oleh Partai Pheu Thai menjadikan pernikahan sesama jenis sebagai salah satu tujuan utamanya.

    Bagaimana dengan negara-negara lain di Asia Tenggara?

    Pada 2023, Pew Research Center merilis data survei tentang respons terhadap pernikahan sesama jenis di beberapa negara di Asia, khususnya Asia Tenggara. Menurut survei tersebut, pandangan terhadap pernikahan sesama jenis paling disukai di Jepang, di mana sekitar 68% mengatakan bahwa mereka cenderung mendukung untuk mengizinkan pernikahan sesama jenis secara legal.

    Di Singapura, tidak ada mayoritas yang jelas mendukung (45%) atau menentang (51%) pernikahan sesama jenis. Pernikahan sesama jenis tidak sah di Singapura, dan parlemennya mengamandemen konstitusi pada 2022 untuk mencegah gugatan hukum terhadap definisi pernikahan.

    Di Taiwan, jumlah yang kurang lebih sama mengatakan bahwa mereka mendukung (45%) dan menentang (43%) pernikahan sesama jenis. Taiwan merupakan salah satu negara di Asia yang paling awal melegalkan pernikahan sesama jenis.

    Di Thailand, enam dari sepuluh orang dewasa di sana mendukung agar LGBTQ dapat menikah secara legal. Sekitar sepertiga warga Thailand menentangnya.

    Lalu di Korea Selatan, sekitar 56% mengatakan bahwa mereka menentang pernikahan sesama jenis yang sah, sementara 41% lainnya mendukung.

    Mayoritas warga Indonesia menentang pernikahan sesama jenis

    Di Indonesia, 92% mengatakan bahwa mereka menentang, termasuk 88% yang sangat menentangnya. Mayoritas di Malaysia (82%) dan Sri Lanka (69%) juga menentang.

    Di Indonesia dan Malaysia, dua negara dengan mayoritas Muslim yang disurvei oleh Pew Research Center, umat Islam memberikan dukungan terendah terhadap pernikahan sesama jenis dibandingkan dengan kelompok agama lain yang disurvei. Hanya 4% Muslim Indonesia dan 8% Muslim Malaysia yang mendukungnya.

    Aktivis bagi kelompok LGBT di Indonesia sekaligus pendiri Gaya Nusantara pun berpendapat, mayoritas warga Indonesia masih menolak pernikahan sesama jenis, di antaranya karena agama, adat, dan kebudayaan.

    “Indonesia masih lama, tapi perjuangan ke arah sana pasti ada. Mungkin Indonesia akan jadi negara terakhir di Asia Tenggara (yang akan melegalkan pernikahan sesama jenis),” kata Dede kepada DW Indonesia.

    Ia menambahkan “sebagai aktivis, saya pasti menyambut dengan baik (keputusan Kerajaan Thailand). Suatu kemajuan untuk Asia Tenggara. Akhirnya satu lagi negara di Asia Tenggara yang melegalkan pernikahan sesama jenis.”

    Dede tak memungkiri banyak kelompok LGBTQ di Indonesia yang dibenci bahkan dimusuhi karena dianggap melakukan hal yang tidak sesuai dengan agama, adat, dan kebudayaan.

    “Isu ini masih dipulangkan/disangkutkan pada adat dan kebudayaan, padahal sebetulnya di beberapa suku dan etnis di Nusantara seperti Suku Toraja, pernah ada pernikahan sesama jenis tapi sudah dilupakan orang,” tambahnya.

    “Kalau orang berprinsip semua orang sama hak asasinya, maka kalau orang heteroseksual bisa menikah, yang LGBTQ harusnya bisa menikah juga,” tutupnya.

    (Reuters, AP)

    Editor: Rahka Susanto

    (ita/ita)

  • Rusia Rekrut Warga Asing Jadi Tentara, Kehabisan Orang?

    Rusia Rekrut Warga Asing Jadi Tentara, Kehabisan Orang?

    Jakarta

    Lelaki berusia 21 tahun asal Sri Lanka itu tak menyangka akan dikirim ke garis depan di Ukraina saat menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia. Dia memang mendengar ada kemungkinan bergabung dengan tentara Rusia dari sesama warga Sri Lanka. Dia mengatakan, setelah bertugas di militer selama setahun, dia dan orang tuanya akan menerima kewarganegaraan Rusia.

    “Dia memberitahu bahwa saya tidak akan dikirim ke garis depan, dan hanya akan dipekerjakan sebagai pendukung,” kata pemuda itu. Dia segera menandatangani kontrak pada bulan Februari dan menerima uang setara dengan US$2.000 atau sekitar Rp31 juta. Selain itu, dijanjikan gaji bulanan sebesar $2.300 (sekitar Rp35 juta) ditambah tunjangan lain.

    Warga Sri Lanka dari kota Walasmulla ini mengaku dipaksa menandatangani kontrak dengan tentara untuk mendapatkan status hukum di Rusia. Pada musim semi, dia terbaring di rumah sakit Ukraina dekat garis depan karena terluka dan ditangkap, dia setuju untuk menceritakan kisahnya tanpa menyebut nama.

    Dari tukang daging, jadi tentara

    “Karena situasi ekonomi yang buruk di Sri Lanka,” kata pemuda tersebut, dia memutuskan untuk mendapatkan visa kerja ke Rusia lewat agen tenaga kerja. Krisis di negara asalnya semakin parah, antara lain karena perang Rusia, harga pangan dan bahan bakar naik akibat blokade ekspor Ukraina lewat Laut Hitam.

    Awalnya, pemuda itu bekerja di toko daging di Rusia selama satu tahun. Ketika masa berlaku visanya habis, dia tinggal secara ilegal di Moskow selama satu tahun lagi, di mana dia bekerja di sebuah restoran cepat saji. Akhirnya dia bergabung dengan tentara Rusia.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Pria itu bekerja di toko daging Rusia selama satu tahun dan ketika visanya habis masa berlakunya, dia tinggal secara ilegal di Moskow selama satu tahun lagi, di mana dia bekerja di sebuah restoran cepat saji. Akhirnya dia bergabung dengan tentara Rusia.

    “Saya mengatakan kepada komandan bahwa saya ingin kembali ke Sri Lanka. Namun dia mengatakan bahwa itu tidak mungkin, dan berdasarkan kontrak, saya terancam hukuman 15 tahun penjara di Rusia jika melarikan diri.”

    Ia menambahkan bahwa di unitnya ada juga warga negara Nepal, India, Kyrgyzstan, dan Tajikistan. Dia hanya sekali berada di garis depan, yakni selama lima hari. Di sana dia terluka dan ditangkap.

    Pada Juni 2024, kantor berita Bloomberg melaporkan dengan mengutip pejabat Eropa, Rusia memaksa ribuan pekerja migran dan pelajar asing untuk bergabung dengan tentara Rusia dalam perang melawan Ukraina. Jika menolak, orang asing tersebut diancam tidak akan diperpanjang lagi visanya.

    Uang banyak, iming-iming jadi tentara Rusia

    “Kami sangat, sangat miskin,” kata seorang pria Nepal berusia 35 tahun yang berada di kamp tawanan perang di Ukraina bagian barat. Dia menceritakan kisahnya kepada DW pada bulan Juli dan tidak ingin disebutkan namanya. Seorang penjaga juga menunggui percakapan ini, namun dia tetap diam dan sepertinya tidak mengerti bahasa Inggris.

    Di Nepal, pria tersebut bekerja sebagai sopir taksi dengan upah sekitar US$400 atau sekitar Rp6,2 juta per bulan. Jumlah ini tidak cukup untuk menghidupi istri, dua anak dan orang tuanya. Dia mendengar dari teman-temannya di India bahwa seseorang bisa mendapatkan “banyak uang” di ketentaraan Rusia.

    Jadi, datanglah ia ke Moskow pada Oktober 2023. Di sana, dia dikumpulkan dan dibawa bersama 60 orang asing lainnya ke pusat pelatihan “Avantgarde” di pinggiran ibu kota Rusia.

    Menurut CNN, stasiun itu dimaksudkan khusus untuk melatih tentara bayaran asing. Di sana orang Nepal menandatangani kontrak tahunan dengan tentara Rusia dengan gaji $2.000 per bulan.

    Rusia rekrut warga negara miskin jadi tentara bayaran

    Saat ini, ada sekitar sepuluh tentara bayaran yang ditahan di Ukraina, kata Petro Yatsenko, juru bicara staf koordinasi tawanan perang di dinas intelijen militer Ukraina (HUR).

    “Sudah ada beberapa lagi yang ditangkap, namun belum dimasukkan dalam statistik,” kata Jatsenko kepada DW. Menurutnya, para tahanan ini termasuk warga negara Afrika, termasuk Sierra Leone dan Somalia, serta Sri Lanka, Nepal, dan Kuba.

    “Kebanyakan mereka berasal dari negara-negara selatan, dari negara-negara miskin,” kata Jatsenko. Ia mendengar cerita dari warga Kuba bahwa penghasilan di negaranya hanya sebesar 7 dolar per bulan.

    HUR tidak mengetahui berapa banyak orang asing yang berperang di pihak Rusia. Namun, Rusia menarik orang asing dengan beriklan di jejaring sosial dan langsung ke luar negeri melalui agitator, kata Yatsenko.

    “Pekerjaan di perusahaan sering kali dijanjikan, dan jika menyangkut tentara, mereka mengatakan Anda hanya akan ditempatkan di daerah pedalaman,” ujarnya.

    Ketika tentara bayaran asing jadi tawanan perang

    “Selama tidak ada proses gugatan, mereka akan ditahan seperti tentara Rusia yang ditangkap,” kata Yatsenko tentang status orang asing tersebut. Belum ada satu pun dari mereka yang dibebaskan melalui pertukaran atau prosedur lainnya.

    “Beberapa negara, terutama Sri Lanka dan Nepal, berniat memulangkan warganya. Ini memungkinkan kami bernegosiasi,” kata juru bicara HUR.

    Awal tahun ini, CNN melaporkan, dengan mengutip sumbernya sendiri, bahwa Rusia merekrut sekitar 15.000 warga Nepal. Di ibu kota Kathmandu, para jurnalis menghadiri pertemuan keluarga tentara bayaran Nepal yang menuntut pihak berwenang mengembalikan kerabat mereka. Pemerintah Nepal menyebutkan 200 warga negaranya yang menjadi tentara Rusia, 13 di antaranya dikatakan tewas.

    Ada juga kasus di mana orang asing itu menjadi desertir Rusia. Pada bulan Mei, HUR melaporkan, tanpa memberikan angka apa pun, tentang eksodus massal tentara bayaran dari Nepal yang ditempatkan di wilayah pendudukan Luhansk. Dan pada bulan Juni, France 24 melaporkan bahwa 22 warga Sri Lanka telah melarikan diri dari posisi mereka di tentara Rusia.

    Aktivis dari organisasi hak asasi manusia Rusia, Idite lesom, membantu orang-orang melarikan diri dari dinas tentara Rusia, utamanya orang Rusia dan Ukraina yang secara paksa direkrut menjadi militer di wilayah yang diduduki Rusia.

    Namun Idite lesom juga mengurusi warga negara lain. Ivan Chuvilyaev, perwakilan organisasi tersebut, dalam sebuah wawancara dengan DW mengatakan para aktivis telah membantu warga negara-negara Afrika dan Afganistan untuk melarikan diri.

    Menurutnya, cara Rusia merekrut orang asing ke dalam tentaranya tidak berbeda dengan pendekatannya dalam merekrut warga negaranya sendiri.

    “Ini memanfaatkan fakta bahwa masyarakat awam hukum dan sangat butuh uang,” kata aktivis hak asasi manusia tersebut.

    (ae/hp)

    (ita/ita)

  • Ngeri Bus Angkut 40 Orang Terjun ke Sungai di Nepal

    Ngeri Bus Angkut 40 Orang Terjun ke Sungai di Nepal

    Jakarta

    Sebuah bus dengan sedikitnya 40 orang di dalamnya, terjun dari jalan raya di Nepal dan jatuh ke sungai. Sebagian besar penumpang berhasil diselamatkan, tetapi pencarian masih berlangsung untuk menemukan para penumpang lainnya.

    Bus tersebut sedang dalam perjalanan dari kota wisata Pokhara ke ibu kota Nepal, Kathmandu ketika kecelakaan bus itu terjadi di distrik Tanahun pada Jumat (23/8).

    “Kami telah menyelamatkan 31 penumpang sejauh ini, tetapi 14 dari mereka tidak sadarkan diri,” kata juru bicara polisi distrik Tanahun, Deepak Kumar Rai kepada AFP, Jumat (23/8/2024).

    “Banyak yang telah dikirim ke rumah sakit tetapi kami belum memiliki konfirmasi mengenai kematian. Kami sedang mencari yang hilang,” imbuhnya.

    Sebuah helikopter militer dikerahkan untuk mengangkut penumpang yang diselamatkan, kata juru bicara Angkatan Darat Nepal Gaurav Kumar KC kepada AFP.

    Kecelakaan itu terjadi sebulan setelah dua bus dengan 59 penumpang tersapu ke sungai akibat tanah longsor di distrik Chitwan di dekatnya.

    Tiga orang berhasil selamat, tetapi sejauh ini pihak berwenang hanya berhasil mengevakuasi 20 jenazah dari kecelakaan itu. Pencarian terhadap dua bus dan para penumpang yang hilang, hingga kini masih terus dilakukan.

    Perjalanan darat menjadi lebih mematikan selama musim hujan tahunan karena hujan memicu tanah longsor dan banjir di seluruh negeri pegunungan itu.

    (ita/ita)

  • Kerusuhan di Bangladesh, Mengapa India Memilih Diam?

    Kerusuhan di Bangladesh, Mengapa India Memilih Diam?

    Jakarta

    Kelompok mahasiswa di Bangladesh menyerukan protes jalanan baru setelah pemerintah Perdana Menteri Sheikh Hasina gagal memenuhi tuntutan mereka untuk membebaskan pemimpin yang ditahan dan meminta maaf atas kekerasan yang terjadi baru-baru ini.

    Pemerintah menyatakan jumlah korban tewas mencapai 150 orang pada minggu ini, sementara media menyebutkan lebih dari 200 kematian dalam bentrokan yang menunjukkan ketidakpuasan terhadap pemerintahan Hasina yang sudah berjalan selama 16 tahun.

    India terus memantau dengan seksama kerusuhan di Bangladesh, yang merupakan negara tetangga sekaligus salah satu sekutu terdekat New Delhi. Bangladesh juga menjadi tempat tinggal sementara bagi ribuan pelajar India.

    Namun, New Delhi berhati-hati untuk tidak memperburuk situasi.

    “India menganggap situasi yang sedang berlangsung di negara tersebut sebagai masalah internal Bangladesh. Dengan dukungan dan kerjasama dari pemerintah Bangladesh, kami berhasil mengatur kepulangan aman para pelajar kami,” kata juru bicara kantor luar negeri Randhir Jaiswal dalam konferensi pers mingguan.

    Sekitar 6.700 pelajar India telah kembali dari Bangladesh di tengah bentrokan kekerasan di negara tersebut.

    “Sebagai tetangga dekat yang memiliki hubungan hangat dan bersahabat, kami berharap situasi di negara tersebut akan segera kembali normal,” tambah Jaiswal.

    Bangladesh penting untuk keamanan, perdagangan, dan diplomasi

    Selain itu, Bangladesh berbatasan dengan negara bagian India seperti West Bengal, Assam, Meghalaya, Tripura, dan Mizoram yang rentan terhadap pemberontakan hingga kekerasan.

    Pinak Ranjan Chakravarty, mantan komisaris tinggi India untuk Bangladesh, mengatakan kepada DW bahwa India telah berinvestasi di negara tetangga tersebut untuk membangun dukungan publik dan niat baik.

    “Posisi geografis Bangladesh menjadikannya pemangku kepentingan dalam pembangunan sub-wilayah yang terdiri dari Bangladesh, Bhutan, India, dan Nepal. Wilayah ini mencakup negara bagian India di utara dan timur Bangladesh. Negara bagian ini di timur laut India pernah terintegrasi dalam rantai pasokan di India yang belum terbagi,” kata Chakravarty kepada DW.

    Sekarang, Bangladesh dan India bekerja untuk meningkatkan hubungan transportasi dan “memulihkan apa yang ada di era pra-pemisahan,” tambahnya.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Triliunan Investasi India di Bangladesh

    India mengakui Bangladesh sebagai penyangga timur yang vital, dan memberikan dukungan penting melalui akses pelabuhan dan jaringan listriknya. Sejauh ini, New Delhi telah memberikan hampir $8 miliar (sekitar Rp128 tirilun) dalam bentuk pinjaman ke Dhaka yang digunakan untuk proyek pembangunan, pembangunan infrastruktur, dan konstruksi pipa untuk memasok diesel.

    Perusahaan besar India yang telah berinvestasi di negara tersebut termasuk Marico, Emami, Dabur, Asian Paints, dan Tata Motors. Eskalasi protes mahasiswa dapat secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perusahaan-perusahaan ini.

    “Hubungan antara India dan Bangladesh tertanam dalam sejarah bersama mereka, ketergantungan sosial-ekonomi yang kompleks, dan posisi geopolitik mereka. Politik konfrontasional dan ketidakstabilan politik di wilayah tersebut mengundang masalah terorisme, fundamentalisme, pemberontakan, dan migrasi,” kata Sanjay Bhardwaj dari Pusat Studi Asia Selatan Universitas Jawaharlal Nehru kepada DW.

    “Protes kekerasan dan ketidakstabilan politik akan menyebabkan lingkaran kekerasan dan migrasi penduduk ke India,” katanya.

    Terjepit antara India dan Cina

    Dalam beberapa tahun terakhir, baik India maupun Cina telah memperluas kepentingan ekonomi mereka di Bangladesh, yang sedang dimasukkan ke dalam persaingan geopolitik yang semakin berkembang antara kedua negara.

    Meskipun memiliki hubungan dekat dengan Bangladesh, beberapa analis percaya bahwa pembuat kebijakan India kesulitan memahami sentimen anti-India yang ada di antara sebagian populasi Bangladesh. Beberapa di antaranya dapat dijelaskan oleh dukungan New Delhi terhadap Liga Awami yang berkuasa.

    “Kesunyian ‘tidak nyaman’ adalah dukungan diam-diam India untuk pemerintahan Hasina dan kebijakannya dalam menangani kerusuhan yang sedang berlangsung. Selama beberapa dekade terakhir, India telah banyak berinvestasi dengan Liga Awami sebagai entitas pro-India di Bangladesh,” kata Shanthie Mariet D’Souza, pendiri forum penelitian independen Mantraya, kepada DW.

    Kritikus rezim di Bangladesh menuduh Hasina berusaha mengubah Bangladesh menjadi negara satu partai dan dan memicu kemarahan dengan tindakan kerasnya terhadap lawan politik dan kelompok masyarakat sipil.

    “Pemerintah India telah melindungi pemerintahannya dari tekanan Amerika untuk memenuhi tuntutan oposisi untuk membuat pemilu lebih demokratis dan transparan. Kesunyian saat ini adalah kelanjutan dari kebijakan tersebut,” tambah D’Souza.

    India melihat gambaran yang lebih besar

    Menurut D’Souza, India melihat Bangladesh sebagai kunci untuk beberapa alasan strategis, termasuk pengembangan timur laut, menekan migrasi ke India, dan menangani radikalisasi Islam.

    “Meskipun ada investasi besar dari Cina di negara tersebut, New Delhi masih menganggap Hasina sebagai seseorang yang akan mencegah Bangladesh berubah menjadi boneka Beijing. Sebagai hasilnya, mendukungnya menjadi satu-satunya opsi strategis New Delhi, bahkan ketika kebijakannya sering kali mendekati otokrasi,” katanya.

    Dilihat dari sudut pandang itu, kegagalan terbaru pemerintahan Hasina dan penguatan Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) sebagai oposisi, serta partai-partai Islam lokal, bukanlah kabar baik bagi India.

    Meski begitu, profesor Sreeradha Datta dari Sekolah Urusan Internasional Jindal yang berbasis di India percaya bahwa respons ekstrem pemerintahan Hasina terhadap protes mahasiswa tidak dapat dibenarkan.

    Dia mengkritik pejabat Bangladesh atas upaya mereka untuk menyalahkan kekerasan sepenuhnya pada partai oposisi dan mahasiswa Islam. Protes berubah menjadi kekerasan sebagai reaksi terhadap “tidak adanya tanggapan dan komentar yang agak merendahkan” dari pemerintah, kata Datta.

    “Kekerasan dan kematian tanpa pandang bulu tidak dapat diabaikan atau dimaafkan. Pemerintah mengubah protes damai menjadi fase tergelap dalam sejarah terbaru Bangladesh,” katanya kepada DW.

    (rs/hp)

    (ita/ita)

  • Banjir dan Tanah Longsor di Nepal Usai Hujan Deras, 14 Orang Tewas

    Banjir dan Tanah Longsor di Nepal Usai Hujan Deras, 14 Orang Tewas

    Kathmandu

    Hujan deras di Nepal menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor. Akibatnya 14 orang tewas.

    Dilansir AFP, Senin (18/7), sebanyak 9 orang dilaporkan hilang. Tim bencana masih mencari keberadaan 9 orang itu.

    “Polisi bekerja sama dengan lembaga lain dan penduduk setempat untuk menemukan orang-orang yang hilang,” kata juru bicara kepolisian Nepal, Dan Bahadur Karki kepada AFP.

    Sementara itu, jasad 14 orang tewas ditemukan di beberapa lokasi. Sebagian wilayah Nepal dilanda hujan deras sejak Kamis (4/7).

    Diketahui, hujan muson yang terjadi pada bulan Juni hingga September menyebabkan banyak kematian di seluruh Asia Selatan. Para ahli mengatakan perubahan iklim dan peningkatan pembangunan jalan memperburuk masalah ini.

    (isa/isa)

  • Mengapa Gerombolan Bersenjata Tebang Pohon Bodhichitta di Pedesaan Nepal?

    Mengapa Gerombolan Bersenjata Tebang Pohon Bodhichitta di Pedesaan Nepal?

    Jakarta

    Kerusakan sebuah pohon bernilai jutaan rupee telah menyakitkan dan membuat khawatir masyarakat di wilayah pedesaan Nepal.

    Bagi banyak orang di daerah itu, penghasilan yang mereka dapat dari pohon bodhichitta (bodhi) begitu bernilai dan telah menyelamatkan mereka dari pekerjaan kasar yang melelahkan.

    Bodhichitta, pohon yang tumbuh di Distrik Kavrepalanchok, Nepal, memiliki makna simbolis yang sangat penting dalam agama Buddha dan bernilai melebihi emas.

    Jadi ketika sebuah pohon bodhichitta dicuri dari kawasan pedesaan Roshi dua bulan lalu, warga setempat takut mereka akan kehilangan segalanya.

    Pohon-pohon yang serupa tambang emas

    “Mereka seharusnya berurusan dengan saya kalau punya masalah! Kenapa mereka harus menebang pohon itu?”

    Tangis Dil Bahadur Tamang pecah ketika mengingat pohon bodhichitta yang tumbuh besar bersamanya.

    Laki-laki berusia 42 tahun itu lahir di daerah bernama Nagbeli di Roshi. Dia telah melalui beragam rintangan dalam hidupnya.

    Sher Bahadur TamangPohon bodhichitta yang ditanam di depan rumah Dil Bahadur Tamang ditebang oleh gerombolan bersenjata pada 11 April 2024

    Nasib Dil Bahadur berubah ketika pohon bodhichitta menjadi sangat bernilai sejak 15 tahun lalu.

    Biji dari pohon-pohon bodhichitta dimanfaatkan untuk membuat tasbih bagi umat Buddha.

    Pohon dari kawasan pedesaan ini juga dianggap memiliki kualitas terbaik. Padahal pohon-pohon ini dulunya tidak begitu bernilai dan jarang dijual.

    Menurut para ahli, meningkatnya minat dari para pedagang China menyebabkan nilai benih bodhichitta melonjak.

    Para petani lokal bercerita bahwa para pedagang dari China datang ke desa mereka selama beberapa tahun terakhir untuk menawar biji pohon itu.

    Pohon ini juga membuat Dil Bahadur bisa menghasilkan jutaan rupee tanpa latar belakang pendidikan yang mumpuni.

    Dia juga dibantu oleh adik laki-lakinya, Sher Bahadur Tamang, serta keluarganya yang lain.

    Sher Bahadur Tamang mengatakan bahwa selama lima tahun terakhir, mereka telah menghasilkan sembilan juta rupee (Rp1,7 miliar) per tahun dari penjualan benih pohon bodhicitta.

    Samip TripathyTasbih umat Buddha yang terbuat dari benih bodhichitta

    “Ada 20 sampai 22 orang di keluarga kami,” kata Sher Bahadur Tamang.

    “Penghasilan dari pohon itu menghidupi seluruh anggota keluarga kami. Kalau tidak ditebang, pohon itu akan terus menghasilkan jutaan rupee untuk kami selama bertahun-tahun,” tuturnya.

    Seorang pengusaha bernama Samip Tripathi mengaku telah sepakat untuk membeli biji dari pohon tersebut selama lima sampai tujuh tahun ke depan. Nilainya berkisar sembilan juta rupee (Rp 1,7 miliar) per tahun.

    Setelah itu, benih tersebut akan diproses dan dijual ke pedagang China senilai 30 juta rupee (Rp 5,89 miliar).

    Menurutnya, pohon milik keluarga Tamang ini “mungkin merupakan salah satu yang paling bernilai” di Distrik Kavre.

    Tetapi peristiwa yang terjadi pada tanggal 11 April 2024 menghancurkan harapan keluarga Tamang.

    Baca juga:

    Pada malam itu, sekitar 10 sampai 15 laki-laki bersenjata menyerang, menembaki, dan melemparkan bom ke rumah mereka.

    Mereka sadar betul bahwa pohon bodhichitta memang diincar. Itulah mengapa keluarga Tamang sebelumnya sudah memasang CCTV serta membangun pagar besi berlapis kawat berduri di sekeliling pohon itu sehingga hanya bisa diakses melalui pintu besi yang terkunci.

    Dalam rekaman CCTV yang diberikan Sher Bahadur kepada h, orang-orang itu terlihat memegang senjata.

    Dil Bahadur mengatakan keluarganya berlindung di dalam rumah untuk menghindari tembakan. Saat itulah gerombolan bersenjata tersebut merusak kunci pagar besi dan melakukan tindakan yang mengejutkan.

    “Setelah lebih dari satu jam, mereka merusak gembok dan menggergaji pohon utama,” katanya.

    “Kami masih tidak tahu mengapa mereka melakukan itu.”

    Baca juga:

    Dilihat dari cara gerombolan tersebut mengambil pohon, mereka tidak akan bisa menanamnya kembali. Meski begitu, keluarga Tamang juga tidak bisa lagi menghasilkan uang dari pohon itu.

    Beberapa penduduk desa yang diwawancarai BBC berspekulasi bahwa motif pencurian itu mungkin terkait persaingan bisnis. Sementara sebagian lainnya berpendapat bahwa gerombolan tersebut mungkin ingin membeli bibit dari pohon itu, namun ditolak.

    Polisi masih menyelidiki insiden itu.

    Kasus-kasus terkait pohon bodhichitta

    Selain menjadi sumber rezeki, pohon-pohon bodhichitta di wilayah Temal dan Roshi juga menjadi pemicu perselisihan terkait penjualannya.

    “Sepertiga dari kasus yang ditangani komite yudisial di sini berkaitan dengan bodhicitta,” kata wakil bupati Mim Bahadur Waiba.

    Insiden yang terjadi pada keluarga Tamang telah memicu kepanikan di desa-desa sekitarnya.

    Tetangga mereka, keluarga Narayan Humagai, turut terguncang oleh pencurian itu.

    “Dil Bahadur Tamang-lah yang menanam pohon ini di rumah saya,” katanya.

    “Kami sangat takut dengan kejadian itu.”

    Setelah kejadian tersebut, Narayan memasang delapan kamera CCTV di sekitar rumahnya untuk melindungi pohonnya. Dia juga membangun pagar besi.

    “Setelah melihat pohon-pohon ditebang di lingkungan sekitar, kami takut hal yang sama akan terjadi pada kami,” kata Narayan.

    “Orang-orang menjadi cemburu.”

    Wakil Bupati Temal, Dalman Thokar mengatakan peristiwa ini membuat polisi berpatroli dalam dua sampai tiga hari dalam sepekan di wilayah tersebut.

    Selain itu, warga mengatakan bahwa para pedagang sampai membawa helikopter untuk mengangkut benih-benih tersebut dengan aman.

    Juru bicara kepolisian Distrik kavre, Deputi Inspektur Polisi Rajkumar Shrestha mengatakan bahwa polisi akan dikerahkan selama musim panen.

    Namun para petani tetap khawatir cara itu tidak akan berhasil menghentikan gerombolan yang merampok membawa senjata.

    (Reportase tambahan oleh Shreejana Shrestha)

    (haf/haf)

  • Parlemen Thailand Setuju Ubah UU Perkawinan untuk Legalkan Nikah Sejenis

    Parlemen Thailand Setuju Ubah UU Perkawinan untuk Legalkan Nikah Sejenis

    Bangkok

    Thailand menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Hal itu terjadi usai pemungutan suara atas perubahan Undang-Undang Perkawinan disetujui oleh Parlemen Thailand lewat pemungutan suara.

    Dilansir AFP, Selasa (18/6/2024), Majelis Tinggi Senat memberikan persetujuan akhir dengan 130 suara setuju berbanding empat menolak dan 18 abstain terhadap perubahan UU perkawinan yang memungkinkan pasangan sesama jenis untuk menikah.

    Undang-undang baru itu akan diserahkan kepada Raja Maha Vajiralongkorn untuk mendapatkan persetujuan kerajaan dan mulai berlaku 120 hari setelah dipublikasikan di Royal Gazette resmi. Thailand akan menjadi negara ketiga di Asia di mana pasangan sesama jenis bisa menikah, setelah Taiwan dan Nepal.

    Anggota parlemen dari Partai Maju Maju yang progresif, Tunyawaj Kamolwongwat, mengatakan perubahan undang-undang tersebut sebagai ‘kemenangan bagi rakyat’. Undang-undang baru ini mengubah referensi terhadap ‘laki-laki’, ‘perempuan’, ‘suami’ dan ‘istri’ dalam undang-undang perkawinan menjadi istilah yang netral gender.

    Hal ini juga memberikan pasangan sesama jenis hak yang sama dengan pasangan heteroseksual dalam hal adopsi dan warisan.

    Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, yang vokal mendukung komunitas LGBTQ dan RUU tersebut akan membuka kediaman resminya untuk para aktivis dan pendukungnya untuk perayaan. Para aktivis juga merencanakan unjuk rasa malam hari yang menampilkan drag show di pusat kota Bangkok, tempat pusat perbelanjaan raksasa mengibarkan bendera pelangi untuk menunjukkan dukungan sejak dimulainya Bulan Pride pada bulan Juni.

    Thailand telah lama memiliki reputasi toleransi terhadap komunitas LGBTQ dan jajak pendapat yang dilaporkan di media lokal menunjukkan dukungan publik terhadap pernikahan yang setara. Lebih dari 30 negara di seluruh dunia telah melegalkan pernikahan bagi semua orang sejak Belanda menjadi negara pertama yang melegalkan pernikahan sesama jenis pada tahun 2001.

    Beberapa aktivis juga mengkritik undang-undang baru tersebut karena gagal mengakui kaum transgender dan non-biner, yang masih tidak diperbolehkan mengubah gender mereka pada dokumen identitas resmi.

    (haf/imk)

  • Menjabat untuk Periode Ketiga, PM Modi Akan Dilantik 9 Juni

    Menjabat untuk Periode Ketiga, PM Modi Akan Dilantik 9 Juni

    New Delhi

    Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi akan dilantik untuk masa jabatan ketiga sebagai kepala pemerintahan negara itu pada 9 Juni mendatang. Aliansi Demokratik Nasional, mencakup Partai Bharatiya Janata (BJP), yang menguasai parlemen secara bulat memilih Modi kembali menjabat sebagai PM India.

    Seperti dilansir Reuters dan The Indian Express, Jumat (7/6/2024), pemimpin BJP Pralhad Joshi dan juru bicara partai terbesar kedua dalam Aliansi Demokratik Nasional menuturkan bahwa Modi akan dilantik sebagai PM India untuk masa jabatan ketiga pada Minggu (9/6) petang, sekitar pukul 18.00 waktu setempat.

    Sejumlah pemimpin dunia, termasuk PM Bangladesh Sheikh Hasina, Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, PM Nepal Pushpa Kamal Dahal akan menghadiri seremoni pelantikan Modi. Lebih dari 8.000 pejabat tinggi diperkirakan juga akan turut hadir.

    Aliansi Demokratik Nasional, yang dipimpin oleh BJP yang menaungi Modi, berhasil memenangkan 293 kursi parlemen dalam pemilu India yang digelar secara bertahap selama tujuh pekan terakhir, mulai 19 April lalu.

    Modi akan menjadi orang kedua setelah pahlawan kemerdekaan India dan PM pertama India, Jawaharlal Nehru, yang menjabat selama tiga periode secara berturut-turut.

    Sebelum pelantikan dilakukan, Modi diperkirakan akan menyampaikan perjanjian koalisi kepada Presiden India Droupadi Murmu pada Jumat (7/6) waktu setempat.

    Modi, seperti dilaporkan kantor Press Trust of India dan AFP, akan mengunjungi Presiden Murmu bersama para pemimpin partai sekutunya untuk meminta persetujuan resmi dalam pembentukan pemerintahan selanjutnya.

    Hasil pemilu India tahun ini sangat ketat, dengan BJP yang berkuasa selama satu dekade terakhir gagal mengulangi dua kemenangan telak sebelumnya. Hilangnya dominasi besar BJP dalam parlemen ini bertentangan dengan prediksi para analis dan hasil jajak pendapat sebelum pemilu digelar.

    Dalam situasi tersebut, BJP bergantung pada partai-partai sekutunya dan melakukan perundingan cepat dengan koalisinya yang beranggotakan 15 partai.

    Pada Rabu (5/6) waktu setempat, Aliansi Demokratik Nasional “dengan suara bulat” memilih Modi sebagai PM India untuk masa jabatan ketiga. Aliansi ini menguasai 293 kursi parlemen India, yang memberikan mereka kendali atas badan yang total memiliki 543 anggota.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Pendaki Gunung Everest Kini Harus Bawa Kembali Kotoran Mereka!

    Pendaki Gunung Everest Kini Harus Bawa Kembali Kotoran Mereka!

    Jakarta

    Orang-orang yang mendaki Gunung Everest di Himalaya sekarang harus membersihkan kotoran mereka sendiri dan membawanya kembali ke base camp untuk dibuang, kata pihak berwenang di wilayah Nepal kepada BBC.

    “Pegunungan kami mulai berbau busuk,” kata Mingma Sherpa, kepala daerah setempat di pedesaan Pasang Lhamu, di lereng pegunungan Himalaya yang berada di wilayah Nepal.

    Baru-baru ini, Mingma Sherpa memperkenalkan peraturan baru, yakni mewajibkan pendaki untuk membawa serta kotoran mereka usai mendaki puncak Everest.

    “Kami mendapat keluhan bahwa kotoran manusia tampak terlihat di bebatuan dan beberapa pendaki jatuh sakit. Ini tak bisa diterima dan memperburuk citra kami,” jelasnya.

    Para pendaki Gunung Everest puncak tertinggi di dunia dan Gunung Lhotse di dekatnya akan diperintahkan untuk membeli tas kotoran di base camp, yang akan “diperiksa saat mereka kembali”.

    Di mana Anda buang air besar di pegunungan?

    Selama musim pendakian, para pendaki gunung menghabiskan sebagian besar waktunya di base camp untuk menyesuaikan diri dengan ketinggian.

    Di base camp, tenda-tenda terpisah didirikan khusus sebagai toilet yang dilengkapi tong-tong di bawahnya untuk menampung kotoran.

    Sebagian besar pendaki dan pemandunya akan menggali lubang untuk buang air besar. Akan tetapi, semakin tinggi Anda mendaki gunung, lapisan salju semakin sedikit sehingga Anda harus buang air besar di tempat terbuka.

    Karena suhu yang ekstrem suhu terendah yang tercatat di Gunung Everest adalah minus 42C kotoran manusia berada di puncak tidak sepenuhnya terurai.

    Hanya segelintir orang yang membawa kembali kotoran mereka dalam tas yang mudah terurai ketika mendaki puncah Everest biasanya memakan waktu beberapa pekan.

    Sampah masih menjadi masalah besar di Everest dan pegunungan lain di wilayah tersebut, meskipun terdapat peningkatan jumlah kampanye pembersihan, termasuk kampanye tahunan yang dipimpin oleh tentara Nepal.

    Sejumlah kampanye bersih-bersih untuk mengumpulkan sampah dilakukan, namun kebanyakan hanya terjadi di wilayah base camp yang lebih rendah. (Babu Sherpa)

    Toilet terbuka

    “Sampah masih jadi masalah besar, terutama di kamp-kamp yang lebih tinggi yang sulit Anda Anda jangkau,” kata Chhiring Sherpa, Chief Executive Officer dari organisasi non-pemerintah Sagarmatha Pollution Control Committee (SPCC).

    Meskipun tidak ada angka resmi, organisasinya memperkirakan ada sekitar tiga ton kotoran manusia antara kamp satu di kaki Everest dan kamp empat, menuju puncak.

    “Setengahnya diyakini berada di South Col, yang juga dikenal sebagai kamp empat,” kata Chhiring Sherpa.

    Stephan Keck, pemandu gunung internasional yang juga mengatur ekspedisi ke Everest, mengatakan South Col kini mendapat reputasi sebagai “toilet terbuka”.

    Pada ketinggian 7.906 meter di atas permukaan laut, South Col menjadi base camp sebelum para pendaki menuju puncak Everest dan Lhotse.

    Di sini, medannya sangat berangin.

    “Hampir tidak ada es dan salju, jadi Anda akan melihat kotoran manusia di mana-mana,” kata Keck.

    Meningkatnya jumlah pendaki di Everest berarti peningkatan signifikan limbah termasuk kotoran manusia (Getty Images)

    Atas persetujuan pemerintah kota Pasang Lhamu, SPCC kini membeli sekitar 8.000 kantong kotoran dari Amerika bagi sekitar 400 pendaki asing dan 800 staf pendukung untuk musim pendakian mendatang yang dimulai pada bulan Maret.

    Kantong kotoran ini mengandung bahan kimia dan bubuk yang dapat mengeraskan kotoran manusia dan membuatnya tidak berbau.

    Rata-rata seorang pendaki diperkirakan menghasilkan 250 gram kotoran per hari. Mereka biasanya menghabiskan sekitar dua pekan di kamp yang lebih tinggi untuk mencapai puncak.

    “Dengan dasar itu, kami berencana memberi mereka dua tas, yang masing-masing dapat mereka gunakan lima hingga enam kali,” jelas Chhiring Sherpa.

    “Ini tentu merupakan hal yang positif, dan kami akan dengan senang hati memainkan peran kami untuk menyukseskan hal ini,” kata Dambar Parajuli, presiden Asosiasi Operator Ekspedisi Nepal.

    Dia mengatakan bahwa organisasinya telah menyarankan bahwa hal ini pertama-tama harus dilakukan sebagai proyek percontohan di Everest dan kemudian direplikasi di gunung-gunung lain juga.

    Mingma Sherpa, orang Nepal pertama yang mendaki 14 gunung dengan ketinggian lebih dari 8.000 meter, mengatakan penggunaan tas semacam itu untuk mengelola kotoran manusia telah dicoba dan diuji di gunung lain.

    “Para pendaki gunung telah menggunakan tas semacam itu di Gunung Denali (puncak tertinggi di Amerika Utara) dan juga di Antartika, itulah sebabnya kami menganjurkan penggunaan tas semacam itu,” kata Sherpa, yang juga merupakan penasihat Asosiasi Pendaki Gunung Nepal.

    Pemandu gunung internasional, Keck, menyampaikan pesan yang sama dengan mengatakan bahwa ide tersebut akan membantu membersihkan gunung.

    Babu SherpaTali dan tangga yang ditinggalkan para pendaki dikumpulkan dan dibawa kembali, namun kotoran manusia tetap ada di pegunungan

    Pemerintah pusat Nepal telah mengumumkan beberapa peraturan pendakian gunung di masa lalu, namun ada sejumlah kritik bahwa banyak dari peraturan tersebut tidak diterapkan dengan benar.

    Salah satu penyebab utamanya adalah tidak adanya petugas penghubung di lapangan.

    Semestinya ada pejabat pemerintah berada bersama tim ekspedisi di base camp tetapi banyak dari mereka tidak hadir.

    “Negara selalu tak hadir di base camp yang menyebabkan segala macam penyimpangan, termasuk orang-orang yang mendaki gunung tanpa izin,” kata Mingma Sherpa.

    “Sekarang semua akan berubah. Kami akan menjalankan kantor penghubung dan memastikan langkah-langkah baru kami, termasuk meminta para pendaki membawa kembali kotoran mereka, diterapkan.”

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Malaysia Operasi Besar-besaran, 1.000 Imigran Ilegal Ditangkap!

    Malaysia Operasi Besar-besaran, 1.000 Imigran Ilegal Ditangkap!

    Kuala Lumpur

    Lebih dari 1.000 warga negara asing (WNA) yang tidak memiliki dokumen sah ditangkap dalam operasi besar-besaran di Malaysia. Operasi yang melibatkan lebih dari 1.000 personel lintas lembaga itu bertujuan memberantas aktivitas kriminal, terutama yang melibatkan WNA yang menjadi imigran ilegal di Negeri Jiran.

    Seperti dilansir Malay Mail dan The Star, Sabtu (23/12/2023), operasi besar-besaran itu difokuskan di area bernama Jalan Silang dan area sekitar Kota Raya — keduanya sama-sama ada di ibu kota Kuala Lumpur — pada Kamis (21/12) waktu setempat.

    Kepala Kepolisian Kuala Lumpur Komisioner Datuk Allaudeen Abdul Majid menyatakan bahwa lebih dari 60 lokasi di kedua area tersebut menjalani inspeksi dalam operasi gabungan, yang dipelopori Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Ketertiban Umum Bukit Aman.

    Operasi itu dilakukan oleh 1.138 personel, termasuk dari Brigade Pusat Pasukan Operasi Umum, Unit Cadangan Federal, Departemen Bea Cukai, Departemen Imigrasi dan Balai Kota Kuala Lumpur.

    “Kami menahan lebih dari 1.101 warga negara asing yang tidak memiliki dokumen sah dari berbagai negara, termasuk dua anak-anak,” sebut Allaudeen dalam konferensi pers, seperti dilaporkan kantor berita Bernama.

    Dia menyebut beberapa orang berusaha melarikan diri, namun berhasil ditangkap karena pemblokiran dengan baik telah dilakukan terhadap area tersebut.

    “Mereka ditahan karena berbagai pelanggaran imigrasi,” ujarnya, sembari menyatakan bahwa para WNA yang ditangkap akan diserahkan kepada Departemen Imigrasi untuk ditindaklanjuti.

    Disebutkan Allaudeen bahwa kebanyakan WNA yang ditahan bekerja dan tinggal di area tersebut, sedangkan beberapa lainnya ada di area itu untuk tujuan lainnya. Dia menyebut operasi itu bertujuan menerbitkan aktivitas kriminal di sekitar area itu dan kompleks Kota Raya, terutama yang melibatkan WNA.

    “Operasi ini juga fokus untuk membatasi aktivitas tidak sehat di area tersebut. Polisi akan selalu melakukan operasi terpadu serupa dari waktu ke waktu untuk memastikan Kuala Lumpur bebas dari imigran ilegal,” tegasnya.

    Dalam pernyataannya, Allaudeen menambahkan bahwa penyitaan juga dilakukan terhadap barang-barang selundupan yang nilai totalnya mencapai 104.530 Ringgit atau setara Rp 347,2 juta. Barang-barang selundupan itu mencakup 100 karton rokok, 80 karton minuman beralkohol, dan obat-obatan ilegal yang dibawa masuk ke Malaysia tanpa persetujuan Kementerian Kesehatan.

    “Obat-obatan ilegal itu sebagian besar berasal dari Nepal dan Bangladesh, yang dibawa masuk tanpa izin Kementerian Kesehatan. Kami akan menyelidiki lebih lanjut bagaimana mereka menyelundupkan barang-barang itu ke negara kita,” sebut Allaudeen.

    Dia menambahkan bahwa obat-obatan ilegal itu dijual kepada WNA lainnya dan disita dari tempat yang diubah menjadi klinik-mini untuk warga asing.

    Pedagang Lokal Malaysia Sebut Imigran Legal Sering Bikin Masalah

    Para pedagang lokal yang memiliki bisnis di area Jalang Silang menyambut baik operasi besar-besaran tersebut. Beberapa pedagang bahkan menyerukan lebih banyak operasi semacam itu demi menjaga area tersebut tetap bersih dan aman.

    Salah satu pedagang lokal menyalahkan para imigran ilegal sebagai penyebab masalah dan memicu kerusakan properti, yang membuat pedagang-pedagang lokal ketakutan.

    “Beberapa warga asing sering ribut dan berkelahi … saat mereka mabuk. Salah satu perkelahian mereka bahkan merusak kios saya,” tutur Alona Passio (42), salah satu pedagang lokal di area Jalan Silang.

    Dia menyebut hampir semua bisnis di area itu mempekerjakan imigran, yang kebanyakan berasal dari Bangladesh dan Nepal.

    Seorang pedagang lokal lainnya, Anuar Shari (69), yang sudah berbisnis di area itu selama lebih dari 10 tahun terakhir, menceritakan bahwa para WNA yang ada di area Jalan Silang seringkali tidak menghormati masyarakat lokal.

    “Saya melihat warga negara asing, khususnya Rohingya, mengambil alih tempat ini seperti desa mereka sendiri. Mereka tidak menghormati masyarakat lokal,” sebutnya.

    “Karena jumlah mereka yang banyak, mereka menjadi tidak sopan. Mereka suka meludah ke mana-mana, tanpa menjaga kebersihan dan sering memicu masalah,” tutur Anuar saat berbicara kepada Bernama.

    Menurut seorang pedagang lokal lainnya bernama Amir Ahmad (58), gelombang warga asing di area itu meningkat sejak tahun 2015 dan area tersebut dijuluki “Mini Dhaka” karena banyaknya warga Bangladesh di sana.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu