Negara: Nepal

  • Momen Evakuasi Pendaki Usai Longsor di Himalaya Tewaskan 3 Orang

    Momen Evakuasi Pendaki Usai Longsor di Himalaya Tewaskan 3 Orang

    Salju di jalur pendakian puncak Himalaya, Nepal longsor pada Selasa (4/11). Longsor tersebut menewaskan 3 orang termasuk seorang warga negara asing.

    Sebanyak 8 orang lainnya masih hilang, 5 di antaranya merupakan warga negara asing. Sedangkan 4 pendaki yang terluka telah dievakuasi ke desa terdekat.

  • Longsor Salju di Nepal “Sapu” Para Pendaki, Korban Jiwa Berjatuhan

    Longsor Salju di Nepal “Sapu” Para Pendaki, Korban Jiwa Berjatuhan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Upaya penyelamatan terus dilakukan di wilayah pegunungan timur Nepal setelah longsoran salju menerjang sebuah kamp pendakian di Gunung Yalung Ri dan menewaskan sedikitnya tiga orang pada Senin (3/11/2025). Empat pendaki asing hingga kini masih dinyatakan hilang.

    Menurut pejabat kepolisian senior setempat, Gyan Kumar Mahato, insiden tersebut terjadi di ketinggian sekitar 5.630 meter di puncak Yalung Ri, wilayah Distrik Dolakha. Ia mengatakan, longsoran itu menghantam kelompok berisi 12 orang yang tengah berada di kamp pendakian gunung tersebut.

    “Tiga orang telah dipastikan tewas, dua di antaranya warga Nepal dan satu warga asing,” ujar Mahato kepada AFP, mengutip laporan warga di lokasi kejadian. Ia menambahkan bahwa empat pendaki asing masih belum ditemukan, namun belum dapat memastikan kebangsaan para korban maupun yang hilang.

    Beberapa media lokal melaporkan jumlah korban jiwa bisa mencapai tujuh orang, dengan menyebut di antara korban terdapat warga Amerika Serikat, Italia, dan Kanada. Namun, laporan itu belum dapat dikonfirmasi secara resmi oleh pihak berwenang.

    Cuaca buruk di kawasan Dolakha telah menghambat upaya evakuasi. Hujan salju lebat dan kabut tebal membuat helikopter penyelamat tidak dapat mendarat di lokasi pada hari kejadian.

    “Kondisi cuaca sangat sulit. Helikopter baru bisa mendarat di sekitar lokasi sore hari, dan operasi pencarian serta penyelamatan akan dilanjutkan Selasa pagi,” kata Mahato.

    Nepal, yang menjadi rumah bagi delapan dari sepuluh puncak tertinggi di dunia termasuk Gunung Everest, setiap tahun menarik ratusan pendaki dan pejalan kaki dari seluruh dunia.

    Namun, ekspedisi musim gugur di Himalaya biasanya lebih sepi dibanding musim semi, karena hari-hari yang lebih pendek, suhu lebih rendah, dan kondisi salju yang berat membuat waktu pendakian ke puncak jauh lebih sempit.

    Bencana di Yalung Ri terjadi hanya beberapa hari setelah Siklon Montha memicu hujan deras dan salju di berbagai wilayah Nepal. Akibatnya, banyak wisatawan dan pendaki terjebak di jalur-jalur trekking populer di pegunungan Himalaya.

    Dalam insiden terpisah, dua pendaki asal Italia juga dilaporkan hilang saat mendaki sebuah puncak terpencil di bagian barat Nepal.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Longsor Salju di Nepal Tewaskan 3 Orang, 4 Masih Hilang

    Longsor Salju di Nepal Tewaskan 3 Orang, 4 Masih Hilang

    New Delhi

    Longsoran salju di sebuah base camp gunung di Nepal timur telah menewaskan sedikitnya tiga orang. Kejadian ini juga menyebabkan empat pendaki asing dilaporkan hilang.

    Dilansir AFP, Selasa (4/11/2025), pejabat senior kepolisian di distrik Dolakha, Gyan Kumar Mahato, menyebut longsoran salju tersebut menghantam sekelompok yang berjumlah 12 orang di puncak Yalung Ri pada Senin pagi waktu setempat.

    Mahato mengatakan dari tiga korban tewas itu dua di antaranya warga Nepal dan satu warga negara asing. Ia tidak merinci kewarganegaraan para korban tewas dan warga negara asing yang hilang.

    “Cuaca buruk di distrik Dolakha menunda upaya penyelamatan, tetapi sebuah helikopter kini telah mendarat di lokasi kejadian dan operasi pencarian dan penyelamatan akan dilakukan Selasa pagi,” kata Mahato.

    Sebagai tempat dari 10 puncak tertinggi dunia, termasuk Gunung Everest, Nepal menyambut ratusan pendaki dan trekker setiap tahunnya.

    Ekspedisi musim gugur di pegunungan Himalaya kurang populer karena hari-hari yang lebih pendek dan dingin, medan bersalju, dan jendela puncak yang sempit dibandingkan dengan musim semi yang ramai.

    “Dua pendaki Italia juga hilang saat mendaki puncak terpencil di Nepal barat,” kata pejabat pariwisata setempat.

    (fas/fas)

  • Hamas Akan Serahkan 3 Jasad Sandera Israel di Terowongan Jalur Gaza

    Hamas Akan Serahkan 3 Jasad Sandera Israel di Terowongan Jalur Gaza

    Jakarta

    Sayap bersenjata Hamas mengatakan akan menyerahkan jenazah tiga sandera Israel pada Minggu malam sebagai bagian dari pertukaran sandera dan tahanan. Hal itu perjanjian gencatan senjata antara Gaza dan Israel.

    “Brigade Ezzedine Al-Qassam akan menyerahkan jenazah… yang ditemukan hari ini di sepanjang rute salah satu terowongan di Jalur Gaza selatan pukul 20.00 waktu Gaza (18.00 GMT),” kata kelompok itu di kanal Telegramnya, dilansir AFP, Senin (3/11/2025).

    Meskipun terjadi gejolak sesekali, gencatan senjata yang rapuh telah berlangsung di Gaza sejak 10 Oktober di bawah kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat (AS) yang berfokus pada pengembalian semua sandera Israel, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal.

    Sejak gencatan senjata dimulai, Hamas telah membebaskan 20 sandera yang masih hidup dan mulai menyerahkan jenazah mereka yang tewas. Dari 28 jenazah, sejauh ini Hamas telah memulangkan 17 jenazah, termasuk 15 warga Israel, satu warga negara Thailand, dan satu warga Nepal.

    Israel menuduh Hamas lamban dalam memulangkan jenazah-jenazah tersebut, sementara kelompok Palestina tersebut mengatakan prosesnya lambat karena banyak jenazah terkubur di bawah reruntuhan Gaza.

    “Keluarga Sandera menuntut agar perdana menteri bertindak dengan tekad dan ketegasan untuk segera mewujudkan komitmen Hamas berdasarkan perjanjian tersebut dan mengembalikan semua sandera yang meninggal ke tangan Israel,” kata Forum Sandera dan Keluarga Hilang.

    (azh/azh)

  • Singgung Demo Besar Agustus, Presiden PKS: Kepemimpinan Butuh Konsistensi dan Kesungguhan

    Singgung Demo Besar Agustus, Presiden PKS: Kepemimpinan Butuh Konsistensi dan Kesungguhan

    Singgung Demo Besar Agustus, Presiden PKS: Kepemimpinan Butuh Konsistensi dan Kesungguhan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Al Muzzammil Yusuf menyinggung gelombang demonstrasi besar pada Agustus lalu yang disebutnya sempat menarik perhatian dunia internasional.
    Ia menilai peristiwa tersebut menjadi pengingat penting tentang arti kepemimpinan yang konsisten, peduli, dan memiliki kesungguhan dalam memperjuangkan aspirasi rakyat.
    “Kita belajar dari demo kemarin, demo Agustus kemarin, yang menyebar ke dunia internasional, ke Nepal, Filipina, Maroko, Madagaskar, Afrika Selatan, dan berbagai penjuru dunia, apa artinya itu semua?” kata Muzzammil dalam sambutannya pada acara Bimbingan Teknis Nasional (Bimteknas) PKS di Jakarta, Minggu (2/11/2025).
    “Kepemimpinan memang menuntut sebuah konsistensi perjuangan, sebuah perhatian kesungguhan,” tambahnya.
    Menurut Muzzammil, masyarakat di dalam dan luar negeri memperhatikan bagaimana arah dan sikap kepemimpinan di Indonesia di tengah dinamika sosial-politik yang terjadi.
    Karena itu, ia menegaskan bahwa PKS berkomitmen untuk menghadirkan kepemimpinan yang tidak hanya responsif terhadap rakyat, tetapi juga berlandaskan moral dan nilai perjuangan.
    “Di partai kita ini, Partai Keadilan Sejahtera, kita bersyukur pada Allah berada di partai ini. Kita berikhtiar agar partai yang merupakan pilar demokrasi, tempat di mana rakyat mempercayakan untuk eksekutif dan legislatif,” ucapnya.
    Ia menambahkan, meski tidak ada pemimpin yang sempurna, PKS ingin memastikan setiap kader dan pejabat publiknya terus berikhtiar menjadi pribadi yang bersih, profesional, dan negarawan.
    “Tentu kita bukan makhluk sempurna, tapi kita berikhtiar,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hamas Akan Serahkan 3 Jasad Sandera Israel di Terowongan Jalur Gaza

    Israel Serahkan 30 Jenazah Tahanan Palestina

    Gaza City

    Israel telah menyerahkan 30 jenazah tahanan Palestina ke Jalur Gaza, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang sedang berlangsung. Hal itu dilakukan setelah Hamas sebelumnya memulangkan dua jenazah sandera kepada Tel Aviv.

    Kompleks Medis Al-Nasser di Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan, seperti dilansir AFP, Jumat (31/10/2025), telah mengonfirmasi bahwa jenazah tahanan Palestina telah diterima dari pihak Israel.

    “Jenazah 30 tahanan Palestina telah diterima dari pihak Israel sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran,” kata otoritas Kompleks Medis Al-Nasser kepada AFP.

    Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, Israel akan mengembalikan 15 jenazah warga Palestina yang tewas dalam penahanannya untuk setiap jenazah sandera Israel yang diserahkan oleh Hamas.

    Dua jenazah sandera baru saja diserahkan Hamas kepada Israel pada Kamis (30/10) waktu setempat. Sebagai imbalannya, Tel Aviv menyerahkan 30 jenazah tahanan Palestina ke Jalur Gaza.

    Penyerahan jenazah tersebut menjadikan jumlah jenazah tahanan Palestina yang telah dipulangkan Israel sejauh ini menjadi 225 jenazah.

    Jenazah-jenazah tahanan Palestina itu dibawa ke Al-Nasser oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC), setelah diserahkan oleh Israel. ICRC selalu memfasilitasi pertukaran jenazah tahanan Palestina dan jenazah sandera Israel selama gencatan senjata Gaza berlangsung.

    Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku 10 Oktober lalu, Hamas telah menyerahkan semua 20 sandera yang masih hidup kepada Israel.

    Kelompok tersebut juga telah mulai memulangkan 28 jenazah sandera, yang dilaporkan hilang, secara bertahap. Namun prosesnya lambat, yang membuat kemarahan Israel memuncak. Hamas mengakui adanya kesulitan mencari jenazah sandera karena banyak puing yang disebabkan pengeboman Israel yang menghancurkan Jalur Gaza.

    Sejauh ini, Hamas baru memulangkan 15 jenazah sandera yang telah diidentifikasi sebagai warga negara Israel dan dua jenazah pekerja asing — satu warga Thailand dan satu lagi warga Nepal.

    Hamas juga telah memulangkan sebagian jenazah seorang sandera Israel yang telah ditemukan, serta satu jenazah tidak teridentifikasi yang tidak terdaftar di antara 28 sandera yang dilaporkan hilang itu.

    Terdapat 10 jenazah sandera yang diperkirakan masih berada di Jalur Gaza, ditambah satu jenazah lagi yang hilang sejak tahun 2014 di sana. Semuanya merupakan warga negara Israel, kecuali satu warga negara Tanzania dan satu warga negara Thailand.

    Lihat juga Video ‘100 Warga Gaza Tewas saat Gencatan Senjata, PBB: Mengerikan!’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Kembalikan Ratusan Jenazah Warga Gaza, Kondisinya Mengenaskan-Tak Utuh

    Israel Kembalikan Ratusan Jenazah Warga Gaza, Kondisinya Mengenaskan-Tak Utuh

    Jakarta

    Tim forensik di Rumah Sakit Nasser, Gaza, tengah berjuang menyelidiki ratusan jenazah yang dikembalikan oleh otoritas Israel dalam kondisi mengenaskan. Dalam laporan eksklusif BBC, para dokter menggambarkan bagaimana jenazah-jenazah itu tiba dalam keadaan beku, banyak di antaranya tanpa identitas, dan menunjukkan dugaan tanda-tanda kekerasan serta penyiksaan.

    Selama sebelas hari terakhir, 195 jenazah warga Gaza telah dikembalikan oleh Israel sebagai bagian dari pertukaran jenazah di bawah kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Donald Trump. Sebagai imbalannya, Gaza mengembalikan 13 jenazah warga Israel serta dua lainnya dari Nepal dan Thailand.

    Foto-foto yang diterima BBC menunjukkan beberapa jenazah dalam kondisi membusuk, sebagian berpakaian sipil atau hanya mengenakan pakaian dalam, dengan luka di tubuh serta tangan terikat di belakang punggung. Beberapa juga disebut datang dalam keadaan mata tertutup dan leher terikat kain.

    “Ketika seseorang ditemukan telanjang, dengan tangan terikat di belakang dan bekas ikatan di pergelangan tangan serta kaki, itu menunjukkan mereka meninggal dalam posisi seperti itu. Ini pelanggaran hukum internasional,” ujar Dr. Ahmed Dheir, kepala tim forensik RS Nasser.

    Namun, proses identifikasi dan pemeriksaan medis berjalan sangat lambat. RS Nasser tidak memiliki fasilitas penyimpanan dingin maupun alat tes DNA, membuat proses pencairan jenazah beku sering kali justru memicu pembusukan cepat.

    Beberapa dokter forensik di Gaza melaporkan adanya bekas luka dan tekanan di pergelangan tangan serta pergelangan kaki, yang diduga berasal dari ikatan yang terlalu kuat hingga menghambat sirkulasi darah. Ada pula bekas lekukan dalam di sekitar mata dan leher, yang menurut para dokter “memerlukan autopsi untuk memastikan penyebab kematian, apakah akibat jeratan atau kekerasan.”

    Selain luka-luka fisik, tim medis juga menemukan kondisi lain yang menimbulkan pertanyaan.

    Kondisi jenazah tak utuh

    BBC melaporkan bahwa dokter Gaza menduga beberapa jenazah dikembalikan tanpa bagian tubuh kecil seperti jari tangan atau kaki, yang disebut mungkin diambil untuk pengujian DNA.

    Militer Israel membantah tuduhan ini dan menyatakan bahwa semua jenazah yang dikembalikan adalah “kombatan yang tewas di Gaza”, serta menegaskan bahwa mereka “beroperasi sesuai hukum internasional.”

    Forensik internasional menilai kondisi ini sebagai “darurat forensik global.”

    “Melihat foto-foto seperti ini, ada kebutuhan mendesak untuk dilakukan autopsi medis lengkap. Hanya dengan begitu kita bisa tahu kebenaran di balik kematian mereka,” ucap Profesor Michael Pollanen, ahli patologi forensik dari University of Toronto.

    Namun hingga kini, sebagian besar jenazah belum dapat diidentifikasi. Dari hampir 200 tubuh, hanya sekitar 50 yang berhasil dikenali melalui ciri fisik dasar. Lebih dari 50 lainnya telah dikubur tanpa nama karena keterbatasan ruang penyimpanan di RS Nasser.

    Keluarga korban pun menghadapi ketidakpastian. Banyak yang datang ke rumah sakit atau pemakaman massal, berharap menemukan anggota keluarga mereka di antara jenazah yang belum teridentifikasi.

    “Sulit sekali mengubur jenazah tanpa tahu siapa dia. Kalau ada tes DNA, kami pasti tahu itu benar dia atau bukan,” ujar Houwaida Hamad, yang masih mencari keponakannya.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • 7 Karakteristik Benua Asia sebagai Benua Terluas di Dunia

    7 Karakteristik Benua Asia sebagai Benua Terluas di Dunia

    YOGYAKARTA – Benua Asia memiliki karakteristik yang membuatnya menjadi kawasan paling menonjol di dunia. Dengan luas wilayah mencakup sekitar 8,7 persen permukaan Bumi, benua ini terdiri atas 50 negara yang terbentang dari Asia Kecil hingga Samudra Pasifik. Sekitar 60 persen populasi dunia juga hidup di benua ini.

    Berikut akan dibahas 7 karakteristik utama yang menjadikan Benua Asia begitu istimewa. Mulai dari ukuran wilayah yang luas, keanekaragaman iklim, hingga kekayaan alam seperti gunung, gurun, dan dataran tinggi yang luar biasa.

    7 Karakteristik Benua Asia

    Tujuh karakteristik Benua Asia menunjukkan kekayaan alam, budaya, dan manusia yang paling beragam di dunia. Berikut penjelasannya.

    Benua Terluas di Dunia

    Benua Asia merupakan benua terluas di dunia dengan luas sekitar 43.998.920 kilometer persegi. Hampir sepertiga daratan di Bumi berada di Asia, menjadikannya empat kali lebih besar dari Benua Eropa. Asia terbagi menjadi enam kawasan utama yakni Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Barat, Asia Tengah, dan Asia Utara yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

    Memiliki Lima Pembagian Iklim

    Benua Asia memiliki lima jenis iklim utama yakni dingin, kontinental, subtropis basah, tropis basah, dan gurun. Iklim dingin ditemukan di Siberia, iklim kontinental di Asia Tengah, sedangkan wilayah tropis basah mendominasi Asia Tenggara dan Selatan. Perbedaan iklim ini menciptakan keragaman flora, fauna, serta pola kehidupan masyarakat di berbagai wilayah Asia.

    Memiliki Gurun dan Laut yang Luas

    Asia dikenal memiliki gurun pasir yang luas seperti Gurun Gobi, Gurun Taklamakan, dan Gurun Ordos. Selain itu, laut terluas di dunia, yaitu Laut Cina Selatan, juga terletak di benua ini. Kondisi geografis tersebut menjadikan Asia memiliki ekosistem yang beragam dan sumber daya alam yang melimpah.

    Benua dengan Populasi Terbanyak di Dunia

    Dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 4 miliar jiwa, Asia merupakan benua dengan populasi terbesar di dunia. Negara seperti Tiongkok, India, Indonesia, Pakistan, dan Bangladesh termasuk yang berpenduduk paling padat. Kepadatan ini menjadi kekuatan sekaligus tantangan dalam pengelolaan sumber daya dan pembangunan.

    Benua yang Sering Mengalami Gempa Bumi

    Benua Asia terletak di jalur cincin api Pasifik, yang membuatnya sering mengalami gempa bumi. Jepang merupakan salah satu negara di Asia yang paling sering dilanda gempa karena posisinya di pertemuan lempeng tektonik. Aktivitas geologi ini juga menyebabkan terbentuknya gunung berapi yang banyak tersebar di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara.

    Memiliki Gunung Tertinggi di Dunia

    Gunung tertinggi di dunia, Gunung Everest, terletak di Benua Asia, tepatnya di perbatasan Nepal dan Tiongkok. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 8.850 meter di atas permukaan laut dan menjadi simbol keagungan alam Asia. Pegunungan Himalaya yang menaungi Everest juga menjadi sumber air bagi jutaan orang di Asia Selatan.

    Memiliki Dataran Tertinggi di Dunia

    Selain gunung tertinggi, Asia juga memiliki dataran tertinggi di dunia, yaitu Dataran Tinggi Tibet. Wilayah ini berada pada ketinggian antara 4.000 hingga 5.000 meter di atas permukaan laut sehingga dijuluki “Atap Dunia”. Tibet berperan penting dalam iklim Asia karena menjadi sumber utama sungai besar seperti Sungai Indus dan Mekong.

    Demikian penjelasan 7 karakteristik Benua Asia. Dari puncak Everest hingga gurun Gobi, dari populasi padat hingga dataran tinggi Tibet, semuanya menunjukkan betapa luar biasanya benua ini.

  • Geger Skandal Pemain Naturalisasi Sepak Bola Malaysia, Pejabat Dihukum

    Geger Skandal Pemain Naturalisasi Sepak Bola Malaysia, Pejabat Dihukum

    Jakarta, CNBC Indonesia – Federasi sepak bola Malaysia menskors sekretaris jenderalnya dan mengatakan akan membentuk komite independen untuk menyelidiki skandal kelayakan yang sedang berlangsung yang melibatkan tujuh pemain kelahiran luar negeri (naturalisasi), Jumat (17/10/2025).

    Awal pekan ini, Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) mengajukan banding atas keputusan FIFA yang melarang tujuh pemain tersebut setelah badan dunia tersebut menuduhnya menyerahkan dokumen palsu atau rekayasa yang mengklaim para pemain tersebut memiliki keturunan Malaysia.

    FIFA mengatakan penyelidikan menunjukkan tidak ada satu pun pemain- yang membantu Malaysia mengalahkan Vietnam 4-0 pada bulan Juni di kualifikasi Piala Asia- memiliki orang tua atau kakek-nenek yang lahir di negara Asia Tenggara tersebut.

    Namun, FAM membantah melakukan kesalahan yang disengaja.

    “Kami akan membentuk komite independen untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi, agar kami dapat memberikan jawaban yang lebih baik atas semua ini,” kata Wakil Presiden FAM, S. Sivasundaram, dikutip AFP.

    “Sekretaris Jenderal FAM, Noor Azman Rahman, diskors efektif hari ini agar komite dapat menjalankan tugasnya,” ujarnya kepada wartawan dalam konferensi pers.

    Sebelumnya, selain menskors ketujuh pemain- Hector Hevel, Jon Irazabal, Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, dan Joao Brandao Figueredo- FIFA juga mendenda asosiasi Malaysia sebesar US$440.000. Permasalahan ini kini sedang ditangani oleh komite banding FIFA untuk mendapatkan keputusan akhir.

    Sementara itu, Nepal pada hari Kamis mengajukan banding kepada FIFA agar hasil kekalahan 2-0 melawan Malaysia pada bulan Maret dibatalkan. Salah satu dari ketujuh pemain tersebut, Hector Hevel, mencetak gol pembuka Malaysia dalam pertandingan yang dimainkan di Johor, Malaysia.

    Nepal saat ini berada di dasar klasemen Grup F kualifikasi Piala Asia tanpa poin dari empat pertandingan. Malaysia berada di puncak klasemen dengan 12 poin, Vietnam di posisi kedua dengan sembilan poin, dan Laos di posisi ketiga dengan tiga poin.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Turki Kirim Pakar ke Gaza Bantu Cari Jenazah Sandera Israel

    Turki Kirim Pakar ke Gaza Bantu Cari Jenazah Sandera Israel

    Ankara

    Otoritas Turki telah mengirimkan 81 pakar pemulihan bencana ke wilayah Jalur Gaza saat gencatan senjata berlangsung. Beberapa dari pakar Turki itu akan membantu mencari 19 jenazah sandera yang masih belum ditemukan.

    Pengiriman pakar pemulihan bencana ke Jalur Gaza itu, seperti dilansir AFP, Jumat (17/10/2025), diungkapkan oleh seorang sumber dari Kementerian Pertahanan Turki pada Kamis (16/10) waktu setempat. Para pakar yang dikirim itu berasal dari Otoritas Penanggulangan Bencana Turki atau AFAD.

    “Sudah ada tim yang terdiri dari 81 staf AFAD di sana,” kata sumber Kementerian Pertahanan Turki tersebut.

    “Satu tim akan bertugas mencari dan menemukan jenazah,” sebutnya.

    AFAD merupakan badan pemerintah yang fokus pada pemulihan bencana dan beroperasi di bawah Kementerian Dalam Negeri Turki.

    “Tugas-tugasnya sudah diketahui: mengirimkan bantuan kemanusiaan, mencari jenazah, dan melindungi gencatan senjata. Namun, belum ada informasi yang jelas tentang bagaimana penanganan tugas-tugas tersebut,” ucap sumber Kementerian Pertahanan Turki.

    Saat ditanya apakah pasukan militer Turki dapat juga terlibat dalam misi serupa di Jalur Gaza, sumber tersebut mengatakan hal semacam itu “lebih merupakan tugas entitas sipil seperti AFAD”. Namun, ditambahkan sumber itu, bahwa secara teori, militer dapat membantu jika diperlukan.

    Para petugas penyelamat AFAD sudah terbiasa beroperasi di medan yang sulit, dan telah merespons berbagai gempa bumi yang mengguncang Turki, termasuk gempa pada Februari 2023 lalu yang mengguncang wilayah selatan negara itu, yang menewaskan sedikitnya 53.000 orang.

    AFAD menyatakan pihaknya telah melaksanakan misi penyelamatan dan bantuan kemanusiaan di lebih dari 50 negara di lima benua dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Somalia, wilayah Palestina, Ekuador, Filipina, Nepal, Yaman, Mozamik, dan Chad.

    Sebelumnya, Israel menuduh Hamas tidak mematuhi kesepakatan soal penyerahan jenazah semua sandera selama gencatan senjata Gaza berlangsung.

    Dari 28 jenazah sandera yang masih ada di Jalur Gaza, Hamas sejauh ini baru menyerahkan sembilan jenazah sandera kepada Israel. Satu jenazah di antaranya yang diserahkan Hamas dipastikan oleh Tel Aviv, bukanlah sandera. Ini berarti masih ada 19 jenazah sandera yang belum diserahkan oleh Hamas.

    Hamas, dalam pernyataannya, mengklaim telah menyerahkan semua jenazah sandera yang bisa ditemukan sejauh ini. Namun mereka juga mengakui membutuhkan waktu karena beberapa jenazah terkubur di terowongan yang dihancurkan Israel, dengan yang lainnya tertimbun reruntuhan di Jalur Gaza.

    Sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine Al-Qassam, mengatakan bahwa penyerahan lebih banyak jenazah sandera akan membutuhkan alat berat dan peralatan penggalian yang harus dibawa masuk ke Jalur Gaza, yang diblokade Israel.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)