Negara: Myanmar

  • Puluhan Warga Rohingya Tewas dalam Serangan Drone di Perbatasan Myanmar

    Puluhan Warga Rohingya Tewas dalam Serangan Drone di Perbatasan Myanmar

    Jakarta

    Puluhan orang tewas termasuk anak-anak dalam serangan pesawat drone terhadap Rohingya yang akan menyeberang ke Bangladesh di perbatasan Myanmar. Beberapa saksi menggambarkan para penyintas mencari dan mengidentifikasi kerabat yang tewas dan terluka.

    Dilansir Reuters, Minggu (11/8/2024), empat saksi, aktivis, dan seorang diplomat menggambarkan serangan pesawat drone pada hari Senin yang menyerang warga yang menunggu untuk menyeberangi perbatasan ke negara tetangga Bangladesh.

    Seorang wanita hamil tua dan putrinya yang berusia 2 tahun termasuk di antara korban dalam serangan itu. Serangan paling mematikan yang diketahui terhadap warga sipil di negara bagian Rakhine selama beberapa minggu terakhir pertempuran antara pasukan junta dan pemberontak.

    Tiga saksi mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat bahwa Tentara Arakan bertanggung jawab atas insiden itu, namun tuduhan itu dibantah kelompok tersebut. Milisi dan militer Myanmar saling menyalahkan. Sementara Reuters tidak dapat memverifikasi berapa banyak orang yang tewas dalam serangan itu atau secara independen menentukan tanggung jawab.

    Video yang diunggah ke media sosial menunjukkan tumpukan mayat berserakan di tanah berlumpur, koper dan ransel mereka berserakan di sekitar mereka. sebanyak tiga orang yang selamat mengatakan lebih dari 200 orang tewas, sementara seorang saksi mata mengatakan ia melihat sedikitnya 70 mayat.

    Reuters memverifikasi lokasi video tersebut berada di luar kota pesisir Myanmar, Maungdaw. Namun belum dapat memastikan tanggal pengambilan video tersebut.

    Seorang saksi mata, Mohammed Eleyas (35), mengatakan istrinya yang sedang hamil dan putrinya yang berusia 2 tahun terluka dalam serangan itu dan kemudian meninggal. Ia berdiri bersama mereka di garis pantai ketika pesawat drone mulai menyerang kerumunan, kata Eleyas kepada Reuters dari sebuah kamp pengungsi di Bangladesh.

    Eleyas mengatakan dia berbaring di tanah untuk melindungi dirinya sendiri dan ketika dia bangun, dia melihat istri dan putrinya terluka parah dan banyak kerabatnya yang lain tewas.

    Saksi kedua, Shamsuddin (28) mengatakan dia selamat bersama istri dan putranya yang baru lahir. Saat ditemui di kamp pengungsi di Bangladesh, Shamsuddin mengatakan setelah serangan itu banyak yang tewas dan beberapa orang berteriak kesakitan karena lukanya.

    Sementara itu perahu yang membawa pengungsi Rohingya juga tenggelam di Sungai Naf yang memisahkan kedua negara pada Senin. Berdasarkan keterangan dia saksi mata dan media Bangladesh, insiden itu menewaskan puluhan orang lainnya.

    Medecins Sans Frontieres mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa organisasi bantuan tersebut telah merawat 39 orang yang telah menyeberang dari Myanmar ke Bangladesh sejak Sabtu karena cedera terkait kekerasan, termasuk cedera akibat tembakan mortir dan luka tembak. Pasien menggambarkan melihat orang-orang dibom saat mencoba mencari perahu untuk menyeberangi sungai, kata pernyataan itu.

    (yld/idn)

  • Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh yang Mundur-Kabur karena Demo

    Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh yang Mundur-Kabur karena Demo

    Dhaka

    Sheikh Hasina mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri (PM) Bangladesh saat unjuk rasa sarat kekerasan menyelimuti negaranya. Hasina meninggalkan istananya di ibu kota Dhaka dengan helikopter sesaat sebelum ribuan demonstran menyerbu dan mengacak-acak istananya.

    Seperti dilansir Hindustan Times dan AFP, Selasa (6/8/2024), sosok Hasina yang berusia 76 tahun ini tercatat sebagai perdana menteri terlama dalam sejarah Bangladesh dengan masa jabatan hampir tiga dekade jika digabungkan.

    Hasina awalnya menjabat PM selama 5 tahun sejak Juni 1996 hingga Juli 2001, kemudian menjabat kembali selama 15 tahun, mulai Januari 2009 hingga dia mengundurkan diri pada 5 Agustus 2024.

    Hasina bukanlah wajah baru dalam dunia politik Bangladesh karena dia merupakan anak perempuan dari pendiri Bangladesh, Sheikh Mujibur Rahman. Karier politiknya dimulai sejak dia masih menjadi mahasiswa di Universitas Dhaka pada akhir tahun 1960-an.

    Pada saat itu, dia aktif dalam politik dan menjadi penghubung politik bagi ayahnya ketika pemerintah Pakistan memenjarakan sang ayah.

    Tahun 1971 silam, Hasina dan anggota keluarganya yang lain ditahan sebentar atas dugaan keterlibatan dalam pemberontakan selama perang pembebasan, yang berujung pada kemerdekaan Bangladesh.

    Namun pada Agustus 1975, ayah dan ibu serta tiga saudara laki-laki Hasina dibunuh di rumah mereka oleh para perwira militer Bangladesh yang memberontak, saat kudeta militer terjadi. Hasina yang saat itu berusia 27 tahun sedang berada di luar negeri.

    Dia kemudian tinggal dalam pengasingan di luar negeri selama enam tahun, sebelum akhirnya kembali ke Bangladesh untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Liga Awami, partai yang didirikan oleh mendiang ayahnya dan telah menjadi organisasi politik terbesar di negara tersebut.

    Hasina Melengserkan Diktator Militer Bangladesh Tahun 1990-an

    Hasina muncul sebagai pendukung demokrasi yang vokal dan menghadapi banyak kasus yang menjadikannya tahanan rumah. Dia menjadi pemimpin oposisi dan mengecam kekerasan oleh pemerintah junta militer Bangladesh pada saat itu.

    Hasina bersekutu dengan Khaleda Zia yang memimpin Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) untuk melengserkan diktator militer Letnan Jenderal Hussain Mohammad Ershad. Tahun 1990, Ershad mengundurkan diri setelah Hasina merilis ultimatum bahwa dirinya menerima dukungan rakyat Bangladesh secara luas.

    Namun kemudian Hasina dan Zia berselisih dengan persaingan keduanya mendominasi politik modern Bangladesh. Sebagai pemimpin oposisi, Hasina menuduh BNP yang dipimpin Zia melakukan kecurangan pemilu dan memiliki untuk memboikot parlemen, yang memicu unjuk rasa secara luas yang diwarnai kerusuhan.

    Zia akhirnya mengundurkan diri, yang memicu pembentukan pemerintah sementara. Dalam pemilu Juni 1996, Hasina terpilih menjadi PM Bangladesh untuk pertama kalinya dan mampu membuat negaranya mengalami pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan, meski ketidakstabilan politik masih terjadi.

    Dia lengser dari jabatan PM setelah mengalami kekalahan elektoral dari Zia dalam pemilu tahun 2001.

    Saat krisis politik melanda Bangladesh tahun 2006-2008, Hasina sempat ditangkap atas tuduhan pemerasan, tapi dia berhasil menang dalam pemilu tahun 2008 usai dibebaskan. Dia menjabat untuk periode kedua dan mendapatkan periode ketiganya saat kembali menang dalam pemilu tahun 2014, yang diboikot BNP dan dikritik pengamat internasional.

    Tahun 2017, Hasina menuai pujian karena memberikan perlindungan dan bantuan kepada hampir satu juta pengungsi Rohingya yang kabur dari kekerasan militer di Myanmar. Hasina mendapatkan periode keempatnya setelah menang dalam pemilu tahun 2018, yang diwarnai aksi kekerasan dan secara luas dikutuk sebagai pemilu yang penuh kecurangan.

    Ketika Hasina memenangkan masa jabatan kelimanya sebagai PM Bangladesh dalam pemilu Januari lalu, kelompok oposisi melakukan pemboikotan dengan menyebut pemungutan suara tidak berlangsung secara bebas dan adil.

    Para pengkritik menuduh pemerintahan Hasina mendalangi serangkaian pelanggaran hak asasi manusia, termasuk pembunuhan aktivis oposisi. Unjuk rasa yang awalnya memprotes sistem kuota pekerjaan pemerintah, berujung kerusuhan dan meluas menjadi unjuk rasa menuntut Hasina mundur dari jabatannya.

    Pada Senin (5/8), Hasina mengundurkan diri dan meninggalkan istananya di Dhaka setelah para demonstran, yang mengabaikan jam malam tanpa batas waktu yang diberlakukan militer, nekat membanjiri jalanan ibu kota Bangladesh. Usai Hasina kabur dari Dhaka, ribuan demonstran menerobos masuk dan mengacak-acak bekas kediaman PM Bangladesh tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Geger Polisi Palsu Tipu Warga China Ratusan Juta Rupiah

    Geger Polisi Palsu Tipu Warga China Ratusan Juta Rupiah

    Jakarta

    Warga China di seluruh dunia menjadi sasaran “penipuan yang kompleks” lantaran pelaku kejahatan berpura-pura menjadi anggota polisi.

    Seorang perempuan keturunan China-Inggris mengatakan kepada BBC bahwa dia menyerahkan seluruh tabungannya kepada penipu yang mengenakan seragam polisi dalam panggilan video dan tampak berada di lokasi yang menyerupai kantor polisi.

    Helen Young tak bisa melupakan mimpi buruk yang dia alami selama dua pekan itu. Ia ditakut-takuti bahwa dirinya masuk dalam daftar orang paling dicari di China.

    Penipu yang menyamar sebagai polisi China memanipulasi akuntan yang kini tinggal di London, Inggris, tersebut agar percaya bahwa dia sedang diselidiki atas tuduhan penipuan besar-besaran di tanah kelahirannya.

    Saat itu Helen dihadapkan pada segunung bukti palsu yang seakan-akan menjeratnya dalam kejahatan yang tidak diketahuinya sama sekali.

    Ketika polisi palsu itu mengancam bakal mengekstradisi dan menjebloskannya ke penjara di China, Helen terpaksa menyerahkan tabungannya sebesar Pound 29.000 (sekitar Rp603 juta) sebagai “uang jaminan” agar tetap bisa tinggal di London.

    “Saya merasa bodoh sekarang,” katanya.

    Kisah Helen mungkin terdengar tak biasa dan mengejutkan, namun ada banyak kasus serupa menimpa diaspora China.

    Kedutaan Besar China di seluruh dunia telah mengeluarkan peringatan tentang penipuan yang memakai atau meniru identitas polisi. Peringatan serupa dikeluarkan FBI setelah mencuatnya kasus serupa di AS.

    Seorang perempuan lansia di Los Angeles dilaporkan diperdaya menyerahkan US$3 juta (setara Rp48 miliar) agar tidak diesktradisi.

    BBCFBI dan Kedutaan Besar China di seluruh dunia telah mengeluarkan peringatan tentang penipuan dengan modus pelaku meniru identitas polisi.

    Biasanya penipuan semacam ini dimulai dengan si target menerima panggilan telepon yang tidak mencurigakan.

    Dalam kasus Helen, seseorang yang diduga pelaku mengaku sebagai petugas bea cukai China yang memberitahu bahwa mereka menahan paket ilegal yang dikirim atas namanya.

    Helen merasa tidak mengirim paket apa pun. Kemudian dia mengatakan diberi tahu bahwa ia harus mengajukan laporan ke polisi jika memang dirinya yakin seseorang telah mencuri identitasnya.

    Meskipun Helen ragu, tapi dia tidak menutup telepon itu.

    “Orang China seperti saya, karena kami lahir dan besar di China, kami diajari patuh,” ucapnya.

    “Jadi ketika pihak berwenang meminta saya melakukan sesuatu atau orang tua saya meminta saya, sangat jarang saya bakal menolaknya.”

    Helen lantas diarahkan ke seorang pria yang mengaku sebagai polisi di Shenzhen yang disebut sebagai “Fang”. Helen meminta bukti dan Fang menyarankan agar mereka berkomunikasi lewat panggilan video.

    Ketika mereka terhubung, Helen melihat seorang pria berseragam yang wajahnya cocok dengan kartu identitas polisi yang ditunjukkannya.

    Polisi bernama Fang itu kemudian menggunakan teleponnya untuk mengajak Helen berkeliling kantor polisi yang tampak nyata tersebut -dengan memperlihatkan beberapa petugas berseragam serta meja yang terdapat lambang kepolisian berukuran besar.

    “Saat itu semua kecurigaan saya hilang. Jadi saya minta maaf padanya, saya bilang saya hanya harus berhati-hati karena sekarang banyak penjahat di luar sana,” ujar Helen.

    Di saat mereka berbincang, Helen mendengar panggilan dari pengeras suara yang memberi tahu Fang tentang persoalan yang menyangkut dirinya.

    Fang menghentikan sementara percakapan dengan Helen dan ketika kembali, Fang tak lagi membahas soal paket ilegal tersebut. Dia berkata telah diberi tahu bahwa Helen dicurigai terlibat dalam penipuan keuangan dalam jumlah besar.

    BBC

    “Saya bilang itu tidak masuk akal. Dia berkata: ‘Pelaku tidak mungkin mengaku bersalah’. Jadi bukti sangatlah penting.”

    Helen diperlihatkan sesuatu yang tampak seperti laporan bank dengan sejumlah besar uang atas namanya. Kemudian, menurut Helen, Fang mengatakan kepadanya jika dia tidak bersalah, maka dia harus membantu mereka menangkap penjahat sebenarnya.

    Fang lantas menyuruhnya menandatangani perjanjian rahasia dengan syarat tidak akan memberi tahu siapa pun tentang penyelidikan tersebut.

    Helen juga diperingatkan bahwa jika dia melanggar, dia akan mendapat tambahan enam bulan kurangan penjara.

    “Dia berkata jika kamu memberi tahu siapa pun bahwa kamu telah diwawancarai oleh polisi China, nyawamu akan dalam bahaya.”

    Para penipu juga menyuruh Helen mengunduh sebuah aplikasi sehingga mereka bisa mendengarkan apa yang sedang dia lakukan di siang dan malam hari.

    Selama beberapa hari berikutnya, Helen mencoba bersikap normal di tempat kerja. Dia menghabiskan malamnya mengerjakan pernyataan pribadi yang diperintahkan untuk ditulisnya, serta merinci setiap aspek kehidupannya.

    Lalu Fang menelepon kembali dengan berita bahwa beberapa tersangka kini ditahan. Dia menunjukkan pernyataan tertulis yang diklaim milik Helen berisi tuduhan dari beberapa orang.

    Helen pun dikirimi sebuah video yang memperlihatkan seorang tahanan pria mengaku kepada polisi dan menyebut namanya sebagai bos dalam penipuan tersebut.

    BBCPenipu Helen menggunakan pengakuan video yang dipersonalisasi untuk meyakinkannya bahwa dia menghadapi tuntutan pidana.

    BBC telah mencermati video tersebut lebih saksama, dan karena tersangka mengenakan masker medis cukup besar, mustahil untuk mengetahui apakah yang Anda dengar cocok dengan gerakan bibirnya.

    Mudah saja untuk menambahkan suara latar palsu yang menyebutkan nama Helen atau korban lainnya.

    Namun bagi Helen yang percaya bahwa dia berurusan dengan polisi asli, dampaknya sangat mengerikan.

    “Setelah mendengar nama saya disebut, saya mual,” katanya.

    “Video itu membuat saya percaya bahwa saya dalam masalah yang sangat besar.”

    Helen benar-benar percaya kepada Fang ketika dia kemudian berkata kepadanya bahwa ia akan diekstradisi ke China meskipun dia adalah warga negara Inggris.

    “Dia mengatakan kepada saya: Jadi Anda punya waktu 24 jam, kemasi barang Anda. Polisi akan datang untuk membawa Anda ke bandara.”

    Helen diberi tahu bahwa ekstradisinya bisa dihentikan jika ia bisa membayar uang jaminan.

    Usai mengirimkan rekening korannya untuk diperiksa, Helen diminta mentransfer Pound 29.000 (sekitar Rp603 juta).

    “Rasanya tidak enak sekali, karena sebelumnya saya berjanji kepada putri saya untuk memberinya uang menyewa apartemen pertamanya,” ucap Helen.

    Tapi beberapa hari kemudian polisi palsu itu menghubunginya lagi. Helen diperintahkan untuk mencari Pound 250.000 (setara Rp5,2 miliar) lagi atau bakal diesktradisi.

    “Saya berjuang untuk hidup saya,” ungkapnya.

    “Jika saya kembali ke China, saya mungkin tidak akan pernah bisa pulang.”

    Setelah Helen mencoba meminjam uang dari seorang teman, si temannya itu memberi tahu putri Helen. Helen pun menangis dan mengungkapkan semuanya.

    Namun, sebelum itu, dia meletakkan ponselnya di laci dapur dan membawa putrinya ke kamar tidur serta menutupi kepalanya dengan selimut agar penipu tersebut tidak bisa mendengar.

    Putrinya mendengarkan dengan sabar dan menjelaskan bahwa itu adalah penipuan.

    Bank tempat Helen bekerja akhirnya mengembalikan uangnya, tapi kejadian itu bisa saja berakhir buruk.

    “Selama dua pekan saya hampir tidak bisa tidur. Bagaimana Anda bisa tidur jika ada yang memantau telepon Anda,” tuturnya.

    Dalam kondisi kurang tidur, dia menabrakkan mobilnya dua kali. Pada insiden kedua, mobilnya hancur total.

    “Saya tidak membunuh siapa pun, tetapi saya bisa saja melakukannya. Jenis penipuan kriminal seperti ini bisa membunuh orang.”

    Korban penipuan lainnya dari pelaku yang meniru identitas polisi, telah berada dalam situasi yang lebih ekstrem.

    Dalam beberapa kasus, beberapa mahasiswa asing China yang tidak bisa memenuhi permintaan uang dari polisi palsu itu, dibujuk untuk memalsukan penculikan mereka sendiri agar mendapatkan tebusan dari keluarga mereka.

    Inspektur Detektif Joe Doueihi dari Kepolisian New South Wales memimpin kampanye untuk memperingatkan tentang apa yang disebut sebagai penculikan virtual atau dunia maya, setelah terjadi serangkaian kasus di Australia.

    “Para korban dipaksa membuat video mereka sendiri yang memperlihatkan mereka dalam posisi rentan agar tampak seolah-olah telah diculik,” jelasnya.

    “Tangan-kaki diikat dan saus tomat ditempelkan ke tubuh mereka, agar tampak seperti darah lalu meminta bantuan dari orang-orang terdekat.”

    New South Wales PolicePolisi di Australia telah mengeluarkan peringatan setelah terjadinya serangkaian ‘penculikan virtual’.

    Para pelajar kemudian diperintahkan untuk mengisolasi diri, sementara para penipu mengirim gambar-gambar itu ke keluarga mereka di Chna beserta permintaan tebusan.

    Para korban penipuan juga bisa dimanipulasi untuk membantu menipu orang lain.

    “Para penipu akan menipu korban agar percaya bahwa mereka bekerja untuk pemerintah China. Mereka akan mengirimi mereka dokimen dan bersumpah sebagai polisi China,” ujar Detektif Supt Doueihi.

    Dia juga bilang korban yang mungkin telah menyerahkan yang kepada para pelaku, dikirim untuk memantau atau mengintimidasi pelajar China lainnya di Australia.

    BBCBBC menemukan filter AI yang dapat membantu penipu meniru polisi yang ditawarkan untuk dijual secara online.

    Banyak dari penipuan ini diduga oleh para ahli dilakukan kelompok kejahatan terorganisir China yang beroperasi dari negara-negara seperti Myanmar, Kamboja, dan Laos.

    Media pemerintah China telah melaporkan bahwa puluhan ribu tersangka telah dipulangkan ke China selama setahun terakhir.

    Namun, kesadaran akan penipuan semacam ini semakin meningkat.

    Kami berbincang dengan seorang pelajar di Jepang yang menyadari bahwa dia menjadi sasaran penjahat dan merekam percakapan mereka.

    Dia minta agar namanya tidak disebutkan, tapi dia membagikan rekaman tersebut kepada BBC.

    Dalam rekaman itu, para penipu mengatakan kepadanya bahwa jika dia mengungkapkan sesuatu tentang panggilan tersebut kepada siapa pun, maka dia akan membahayakan ‘penyelidikan’.

    Dia pun menolak untuk menyerahkan uang dan penipu itu berhenti mengejarnya.

    Ia sadar bahwa dirinya beruntung bisa lolos.

    “Saya tidak pernah menyangka hal itu akan terjadi pada saya. Berhati-hatilah saat Anda menerima panggilan dari nomor yang tidak Anda kenal.”

    (ita/ita)

  • Rekor 120 Juta Orang Terpaksa Mengungsi Secara Global

    Rekor 120 Juta Orang Terpaksa Mengungsi Secara Global

    Jakarta

    PBB mengatakan pada Kamis (13/06) bahwa 120 juta orang hidup dalam status pengungsi paksa secara global antara awal tahun 2023 hingga Mei 2024.

    Data baru ini terungkap dalam laporan Tren Global oleh Badan Pengungsi PBB (UNHCR) yang menguraikan statistik yang melacak jumlah pengungsi, pencari suaka, pengungsi internal, dan orang-orang tanpa kewarganegaraan di seluruh dunia.

    Konflik mendorong migrasi besar-besaran

    “Diperkirakan 117,3 juta orang masih terpaksa mengungsi pada akhir 2023, terpaksa melarikan diri dari penganiayaan, konflik, kekerasan, pelanggaran hak asasi manusia, dan peristiwa yang sangat mengganggu ketertiban umum,” kata laporan itu.

    Pada Mei, 120 juta orang menjadi pengungsi secara global, hampir 10% lebih banyak dibandingkan angka pada 2022, yang mewakili sekitar 1,5% dari populasi dunia, kata UNHCR.

    “Konflik masih menjadi pendorong terbesar terjadinya pengungsian massal,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi kepada wartawan.

    “Kecuali terjadi pergeseran geopolitik internasional, sayangnya saya melihat angkanya terus meningkat,” tambahnya.

    “Tahun ini, selama 12 tahun berturut-turut, jumlah pengungsi dan orang terlantar meningkat: dari 114 menjadi 120 juta. Di balik angka-angka ini terdapat banyak tragedi kemanusiaan, yang hanya dapat diatasi dan diselesaikan dengan solidaritas dan tindakan bersama,” kata Grandi dalam sebuah postingan di X, sebelumnya Twitter.

    Dari Gaza, Sudan, hingga Myanmar

    Pertempuran di Sudan yang pecah pada April 2023, disebut-sebut menyebabkan salah satu “krisis kemanusiaan dan pengungsian terbesar di dunia” dengan lebih dari 6 juta orang terpaksa mengungsi pada Desember 2023.

    Sementara itu, UNHCR mengatakan bahwa perang yang sedang berlangsung di Gaza “telah menimbulkan dampak buruk terhadap warga sipil Palestina” dan hingga 1,7 juta orang atau lebih dari 75% penduduk telah mengungsi di wilayah Palestina.

    Menurut badan bantuan PBB untuk Palestina (UNRWA), terdapat sekitar 6 juta pengungsi Palestina yang saat ini berada di bawah mandat mereka, dengan 1,6 juta di antaranya berada di Jalur Gaza.

    Myanmar, Afganistan, Ukraina, Republik Demokratik Kongo, Somalia, Haiti, Suriah dan Armenia termasuk di antara negara-negara yang disebutkan di mana konflik dan kekerasan telah memaksa orang mencari keselamatan di tempat lain.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Negara mana yang diincar para pengungsi?

    Laporan tersebut menunjukkan bahwa 75% pengungsi dan migran menuju ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, berlawanan dengan persepsi bahwa sebagian besar pengungsi dan migran menuju ke negara-negara kaya.

    Namun laporan tersebut menyatakan bahwa setengah dari seluruh permohonan suaka baru, hanya diterima di lima negara dan sebagian besar diajukan di AS dengan jumlah 1,2 juta jiwa.

    Diikuti oleh Jerman dengan 329.100, disusul oleh Mesir, Spanyol dan Kanada.

    rs/gtp (AFP, DPA)

    (ita/ita)

  • Kelakuan Barbar Tentara Myanmar

    Kelakuan Barbar Tentara Myanmar

    Jakarta

    Peringatan artikel ini mengandung konten yang dapat membuat Anda merasa tidak nyaman.

    Kelakuan tentara Myanmar semakin barbar. Terbaru, sedikitnya 50 orang tewas dibunuh tentara Myanmar dalam serangan di sebuah desa di Negara Bagian Rakhine, menurut warga setempat dan pasukan pemberontak.

    Sejumlah saksi mata mengatakan kepada BBC bahwa para penduduk desa tersebut menjadi sasaran teror selama dua setengah hari. Para prajurit menutup mata dan memukuli mereka, menuangkan bensin ke kulit mereka, dan memaksa beberapa orang meminum urine mereka.

    Serdadu-serdadu itu mencari pendukung Tentara Arakan (AA) yang telah menjadi salah satu kelompok perlawanan etnis paling efektif di Myanmar.

    Sebanyak 51 orang berusia antara 15 dan 70 tahun “disiksa dan dibunuh dengan kejam”, kata Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) yang mewakili pemerintah sipil yang digulingkan dalam sebuah pernyataan.

    AA memperkirakan jumlah korban tewas lebih dari 70 orang, dalam salah satu aksi kekejaman terburuk yang dilakukan dalam perang saudara di Myanmar selama tiga tahun.

    Dewan militer atau junta yang berkuasa telah membantah tuduhan tersebut.

    “Apa pun jawaban yang mereka berikan, apakah mereka mengatakan AA ada di sana atau tidak, atau mereka tidak tahu, tentara akan memukul mereka,” sambungnya.

    Hanya dalam waktu enam bulan, AA telah menguasai sebagian besar wilayah Negara Bagian Rakhine sehingga memaksa militer Myanmar untuk terus mundur.

    Kelompok Tentara Arakan mengakhiri gencatan senjata dengan militer Myanmar tahun lalu dan bergabung dengan pasukan pemberontak di wilayah lain guna menggulingkan junta militer yang merebut kekuasaan dari pemerintah sipil pada Februari 2021.

    “Saya melihat dengan mata kepala sendiri suami saya dibawa pergi dengan kendaraan militer.

    “Anak saya terpisah dari kami berdua, dan saya tidak tahu di mana dia berada. Sekarang saya tidak tahu apakah anak dan suami saya masih hidup atau meninggal,” kata perempuan itu kepada BBC.

    BBC

    Nama-nama saksi tidak kami ungkap dalam artikel ini demi melindungi identitas mereka.

    Mereka mengatakan kepada BBC bahwa setiap orang di desa tersebut yang dihuni lebih dari 1.000 keluarga dikurung di tempat terbuka selama dua hari di bawah sinar matahari dengan sedikit makanan atau minuman.

    Puluhan pria diikat, ditutup matanya, dan beberapa dibawa pergi dalam truk untuk diinterogasi lebih lanjut. Banyak dari mereka belum kembali hingga kini.

    “Mereka sangat haus, berdiri sepanjang hari di bawah sinar matahari, dan meminta air. Namun tentara tersebut buang air kecil di botol air dan memberikannya kepada para pria tersebut,” kata perempuan tersebut kepada BBC.

    Dia mengatakan dia mendengar “banyak suara tembakan”, namun tidak melihat siapa yang ditembak “karena kami harus menundukkan kepala”.

    “Saya tidak berani melihat. Mereka memanggil seseorang yang berdiri di dekat saya. Lalu saya mendengar suara tembakan. Dia tidak pernah kembali.”

    Dia menangis sepanjang waktu karena dia khawatir terhadap suami dan putranya: “Saya tidak tahu apakah mereka hidup atau mati. Saya berdoa untuk mereka, ‘Buddha, tolong selamatkan mereka’.”

    Para penyintas mengatakan mereka mendengar tentara meminta sekop untuk menguburkan jenazah. Mereka bilang ada yang jelas-jelas mabuk.

    Lebih dari 100 serdadu diyakini telah menyerbu Desa Byai Phyu, yang terletak di luar Sittwe, ibu kota Negara Bagian Rakhine, pada Rabu (05/06).

    Sittwe, yang dihuni sekitar 200.000 penduduk, memiliki sebuah pelabuhan dan bandara besar. Kota itu adalah salah satu dari sedikit benteng militer Myanmar yang tersisa.

    Namun lokasi para pemberontak cukup dekat dengan kota itu dan mereka mendapat simpati dari sebagian besar penduduk etnis Rakhine.

    Pria bertato yang menunjukkan dukungan terhadap Tentara Arakan menjadi sasaran perlakuan kasar, kata penduduk setempat.

    Salah satu saksi mata mengatakan para tentara memotong kulit yang bertato, menuangkan bensin ke dalamnya dan membakarnya.

    Saksi mata lainnya teringat seorang perwira militer yang mengatakan kepada penduduk desa bahwa dia datang dari pertempuran di Negara Bagian Shan untuk membalas dendam.

    Negara Bagian Shan terletak di bagian utara Myanmar dan di sana militer menderita pukulan besar akhir tahun lalu.

    Getty Images Foto yang diambil pada 21 Mei 2024 ini menunjukkan orang-orang membangun kembali rumah sementara di dekat bangunan yang hancur setelah pertempuran antara militer Myanmar dan kelompok bersenjata Arakan Army (AA) di sebuah desa di Minbya, Negara Bagian Rakhine barat.

    Jika militer Myanmar kehilangan Negara Bagian Rakhine yang berada di dekat perbatasan dengan Bangladesh, itu akan menjadi salah satu penghinaan terbesar terhadap angkatan bersenjata – yang mendominasi Myanmar sejak kemerdekaan pada 1948.

    Pada Jumat, mereka yang masih berdiri di pasar, kebanyakan perempuan, anak-anak dan orang tua, diperintahkan untuk mengumpulkan beberapa barang dan pergi.

    Mereka mengatakan militer telah menjarah barang berharga, seperti emas, perhiasan, hingga panel surya dari rumah mereka.

    Penduduk setempat awalnya dibawa ke sebuah stadion di Sittwe, namun sebagian besar telah pindah untuk mencari perlindungan di biara-biara Buddha di kota tersebut.

    BBC mengetahui bahwa tentara masih menguasai Byai Phyu, dan tidak ada seorang pun yang diizinkan kembali. Ada laporan bahwa sebagian besar desa telah terbakar.

    NUG telah berjanji untuk membawa mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan perang di Byai Phyu ke pengadilan.

    AA juga menuduh “dewan militer fasis” melakukan “kekejaman yang keji”, dan melakukan pemerkosaan beramai-ramai terhadap beberapa wanita di Byai Phyu.

    Junta membantah semua tuduhan penyiksaan. Para tentara, menurut junta, hanya melakukan tindakan “perdamaian dan keamanan” di desa tersebut setelah melihat bunker karung pasir di sana. Mereka menuduh Tentara Arakan melancarkan serangan drone dari daerah Sittwe.

    Terisolasinya Negara Bagian Rakhine dan intensitas konflik menyebabkan penyelidikan independen atas apa yang terjadi di Byai Phyu tidak mungkin dilakukan di masa mendatang.

    Namun laporan yang diberikan oleh para penyintas merupakan peringatan buruk tentang apa yang bisa terjadi di tempat lain di Myanmar ketika militer terus kehilangan kekuatan dari gerakan oposisi bersenjata yang semakin percaya diri dan cakap.

    (whn/whn)

  • 10 Negara dengan Penggundulan Hutan Terparah, Indonesia Termasuk

    10 Negara dengan Penggundulan Hutan Terparah, Indonesia Termasuk

    Jakarta

    Viralnya poster dan tagar All Eyes on Papua di media sosial hanya puncak gunung es dari deforestasi yang sangat memprihatinkan di Indonesia. Negara kita diketahui termasuk dalam daftar ‘Deforestation Rates’ yang memeringkat tingkat deforestasi terparah.

    Deforestasi Indonesia Terparah ke-2 di Dunia

    Meskipun deforestasi diketahui terjadi di seluruh dunia, dampaknya ternyata lebih mengejutkan dari perkiraan siapa pun. Kita mengalami penurunan hutan dengan sangat cepat, sementara pertumbuhan dan pembaharuan hutan terus memperlambat.

    Berdasarkan data World Population Review (WPR), ada sepuluh negara yang menjadi ‘tersangka’ utama, karena sebagian besar deforestasi terjadi di hutan hujan dan hutan. Indonesia tak hanya berada di peringkat lima besar, tapi berada di urutan kedua setelah Brasil.

    WPR menyebut perubahan luas hutan Indonesia akibat deforestasi pada tahun 2024 adalah 101.977 mil persegi (264.119,19 kilometer persegi) atau setara 22,28%.

    Berikut adalah daftar lengkap 10 negara dengan deforestasi terbanyak di dunia:

    Peringkat Deforestasi Terparah di Dunia, Indonesia Nomor Dua. Foto: Screenshot Worldpopulationreview.com

    “Hutan pohon terbesar mencakup hutan hujan Amazon (di Brasil dan seluruh Amerika Selatan) dan kumpulan hutan hujan yang ditemukan di Asia, terutama di dekat Myanmar,” tulis WPR.

    Meskipun sudah banyak inisiatif yang dimulai untuk mengurangi dampak deforestasi terhadap ekosistem yang berharga ini, kondisi sosio-ekonomi negara-negara yang termasuk dalam ‘daftar merah’ tersebut menyulitkan untuk menghentikan terjadinya perburuan liar dan aktivitas ilegal, seperti pengambilan kayu dan hewan liar dari habitatnya.

    Misalnya, hutan hujan Amazon dilindungi oleh banyak organisasi lokal dan global, namun jumlah kolektif hutan di sekitar hutan hujan tersebut sulit untuk diawasi.

    Negara Miskin Terdampak Lebih Parah

    Negara-negara maju jarang masuk dalam daftar tersebut karena dua alasan:

    1. Negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara bekas persemakmuran tidak memiliki hutan dalam jumlah besar di wilayah mereka jika dibandingkan dengan daratan yang lebih luas seperti hutan Amazon dan Myanmar atau Meksiko

    2. Negara maju berinvestasi dalam program-program tertentu yang mendiversifikasi pendapatan mereka, sehingga kurang dapat diandalkan untuk mengeksplorasi sumber daya alam atau investasi eksternal untuk mempengaruhi keberlanjutannya.

    Misalnya, Kanada yang selama bertahun-tahun terkenal dengan bahan-bahan hasil penebangan kayu, kini memusatkan keuntungannya pada aliran pendapatan yang lebih modern seperti teknologi dan investasi keuangan dalam perekonomian kapitalis.

    Semua Mata Tertuju pada Amazon

    Meskipun semua negara bertanggung jawab untuk menjaga sumber daya utama mereka dan melakukannya dengan cara yang terbarukan, sebagian besar perhatian tertuju pada Brasil dan pemerintahnya.

    Amazon sejauh ini merupakan daratan terluas yang memiliki pepohonan, hutan, dan beragam habitat, juga termasuk budaya dan suku manusia yang telah tinggal di sana selama puluhan ribu tahun.

    Sebagian besar (80%) wilayah hutan Amazon yang mengalami deforestasi kini telah digantikan oleh peternakan sapi alih-alih menanam kembali pohon dan tanaman yang telah ditebang di wilayah tersebut.

    Meskipun daging sapi hasil peternakan mungkin diekspor untuk meraup lebih banyak pendapatan, praktik ini merupakan salah satu metode pertanian terburuk yang digunakan untuk memanfaatkan lahan, karena CO2 dan gas rumah kaca akan meningkat akibat peternakan sapi.

    Negara dengan Deforestasi Tertinggi

    Seperti dapat dilihat pada urutan di atas, Brasil merupakan negara dengan tingkat pembabatan hutan tertinggi. Dari tahun 1990 hingga 2020, negara ini kehilangan 356.287 mil persegi (922.778,99 kilometer persegi) hutan.

    Negara dengan Deforestasi Terendah

    Negara-negara dunia pertama atau negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara persemakmuran lainnya, biasanya memiliki tingkat deforestasi terendah. Hal itu karena wilayah negara mereka tidak memiliki hutan yang luas.

    (rns/rns)

  • Pesta Pernikahan Berdarah, 20 Orang Tewas Akibat Serangan Junta Myanmar

    Pesta Pernikahan Berdarah, 20 Orang Tewas Akibat Serangan Junta Myanmar

    Naypyitaw

    Puluhan warga sipil tewas atau mengalami luka-luka akibat serangan udara junta militer Myanmar terhadap sebuah pesta pernikahan di wilayah Sagaing, Myanmar. Pesta pernikahan yang digempur serangan itu digelar di wilayah yang menjadi basis gerakan perlawanan terhadap junta Myanmar.

    Seperti dilaporkan kantor berita dpa dan dilansir The Star, Selasa (4/6/2024), juru bicara gerakan perlawanan terhadap junta Myanmar, Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), menuturkan bahwa serangan udara yang dilancarkan oleh junta militer Myanmar itu menghantam area permukiman di area Mingin.

    Menurut juru bicara PDF, sedikitnya 20 orang tewas akibat serangan udara yang dilancarkan junta militer Myanmar yang merebut kekuasaan melalui kudeta pada Februari 2021 lalu,

    Disebutkan juga bahwa sekitar 30 orang lainnya mengalami luka parah akibat serangan yang sama pada Senin (3/6) waktu setempat. Dilaporkan terdapat wanita dan anak-anak di antara korban jiwa dalam serangan tersebut.

    Juru bicara PDF menuturkan bahwa serangan udara dilancarkan ketika orang-orang mulai berkumpul untuk menghadiri sebuah pesta pernikahan di area tersebut pada Senin (3/6) pagi waktu setempat.

    Setelah awalnya melakukan pengeboman dari udara, sebut juru bicara PDF itu, junta militer Myanmar menindaklanjutinya dengan senjata berat.

    Hal tersebut, menurut laporan media-media lokal Myanmar, menghalangi bantuan medis diberikan kepada para korban luka dan mencegah evakuasi jenazah-jenazah di lokasi kejadian.

    Lihat juga Video ‘Duka Akibat 113 Orang Tewas dalam Kebakaran Pesta Pernikahan di Irak’:

    Salah satu laporan media lokal menyebut bahwa mempelai wanita dalam pernikahan yang digempur junta Myanmar itu merupakan anggota kelompok PDF setempat.

    Sang mempelai wanita dan sang mempelai pria dilaporkan terbunuh dalam serangan udara tersebut. Namun informasi-informasi itu belum bisa diverifikasi secara independen.

    Mingin yang menjadi lokasi serangan udara itu, diketahui terletak di wilayah Myanmar bagian barat. Wilayah Mingin muncul sebagai basis PDF beberapa waktu terakhir.

    Junta militer Myanmar secara rutin melancarkan serangan udara terhadap kelompok-kelompok perlawanan yang menentang kepemimpinan mereka di negara tersebut. Namun seringkali, serangan-serangan junta Myanmar menewaskan dan melukai banyak warga sipil.

    Pertempuran sengit menyelimuti sejumlah wilayah Myanmar sejak kudeta militer terjadi sekitar tiga tahun lalu, dengan kelompok-kelompok etnis bersenjata — yang beberapa terkait dengan China — bertempur melawan pasukan junta militer.

    Dewan Penasihat Khusus, yang terdiri atas para pakar internasional independen, mengatakan dalam laporan terbaru yang dirilis pekan lalu bahwa junta militer Myanmar telah sepenuhnya kehilangan kendali atas otoritas-otoritas lokal yang mencakup 86 persen wilayah negara tersebut dan menjadi tempat tinggal bagi 67 persen populasi Myanmar.

    Lihat juga Video ‘Duka Akibat 113 Orang Tewas dalam Kebakaran Pesta Pernikahan di Irak’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • 43 Orang Masih Dirawat di RS Thailand Buntut Turbulensi Ekstrem Boeing 777

    43 Orang Masih Dirawat di RS Thailand Buntut Turbulensi Ekstrem Boeing 777

    Bangkok

    Sebanyak 43 orang masih dirawat di sejumlah rumah sakit di Thailand, setelah menjadi korban luka dalam insiden turbulensi ekstrem yang dialami pesawat Boeing 777-300ER yang dioperasikan maskapai Singapore Airlines pada 21 Mei lalu. Beberapa pasien di antaranya berada dalam perawatan intensif.

    Seperti dilansir Reuters, Sabtu (25/5/2024), otoritas Rumah Sakit (RS) Samitivej Srinakarin yang berada di Bangkok dalam pernyataan terbaru menyebut sebanyak 43 pasien itu masih dirawat di tiga rumah sakit berbeda di ibu kota Thailand sekitar empat hari setelah insiden turbulensi ekstrem terjadi.

    Di RS Samitivej Srinakarin sendiri, terdapat 34 pasien yang masih menjalani perawatan medis, dengan tujuh pasien di antaranya berada dalam perawatan intensif. Ketujuh pasien yang dirawat intensif itu terdiri atas tiga warga Australia, dua warga Malaysia, satu warga Inggris dan satu warga Selandia Baru.

    Sebanyak 27 pasien lainnya yang dirawat di RS Samitivej Srinakarin terdiri atas delapan warga Inggris, enam warga Australia, lima warga Malaysia, dan dua warga Filipina.

    Dua pasien di antaranya telah diperbolehkan pulang usai dirawat di rumah sakit tersebut, sementara dua pasien lainnya dari RS Samitivej Sukhumvit dipindahkan ke RS Samitivej Srinakarin untuk bergabung dengan kerabatnya yang dirawat di sana.

    Pada Kamis (24/5) waktu setempat, direktur RS Samitivej Srinakarin menuturkan kepada wartawan setempat bahwa 22 pasien di antaranya mengalami cedera tulang belakang dan enam pasien lainnya mengalami cedera otak dan tulang tengkorak. Namun demikian tidak ada yang kondisinya mengancam nyawa.

    Sedikitnya satu orang meninggal akibat dugaan serangan jantung usai turbulensi ekstrem terjadi pada penerbangan Singapore Airlines dengan nomor SQ321 tersebut, yang mengudara dari London menuju ke Singapura. Satu korban tewas itu diidentifikasi sebagai seorang penumpang asal Inggris berusia 73 tahun.

    Pihak maskapai Singapore Airlines menyebut penerbangan itu mengalami turbulensi ekstrem secara tiba-tiba saat mengudara di atas wilayah Myanmar.

    Penerbangan yang membawa total 211 penumpang, termasuk dua warga negara Indonesia (WNI), dan 18 awak itu dialihkan ke Bangkok untuk pendaratan darurat.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Imigrasi Surabaya Amankan WNA yang Diduga Kuat Pelaku Penyelundupan Manusia

    Imigrasi Surabaya Amankan WNA yang Diduga Kuat Pelaku Penyelundupan Manusia

    Surabaya (beritajatim.com) – Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surabaya berhasil mengamankan seorang warga negara Bangladesh (WNA) berinisial HR yang diduga kuat terlibat dalam penyelundupan manusia ke Australia.

    HR merupakan DPO Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Australia Federal Police (AFP). Pria berinisial HR itu diduga kuat terlibat dalam penyelundupan manusia ke Australia.

    Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surabaya, Ramdhani mengatakan, HR mulanya dilaporkan oleh istrinya yang merupakan warga negara Indonesia (WNI), S, pada 9 Januari 2024.

    Kala itu S mengaku bahwa suaminya meninggalkan rumah tidak diketahui keberadaannya.

    “Istrinya juga menyampaikan bahwa HR terlibat dalam kegiatan ilegal mendatangkan WNA dari Bangladesh dan Pakistan untuk diberangkatkan ke Australia,” tutur Ramdhani.

    Atas laporan tersebut, pada 12 Januari dan 1 Maret 2024, S bekerja sama dengan petugas imigrasi untuk memancing HR agar keluar dari persembunyiannya.

    Selanjutnya, pada tanggal 2 April 2024 Kedutaan Besar Bangladesh mengonfirmasi bahwa HR memiliki rekam jejak kasus penyelundupan manusia.

    Petugas imigrasi berkoordinasi dengan Subdit Penyidikan Direktorat Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian serta AFP pada 24-25 April 2024 dalam mencari titik terang keberadaan HR.

    Pada tanggal 26 April, petugas memanggil seseorang dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) yang diketahuimenjadi perwakilan HR. Ia membantu HR dalam rangka memproses layanan keimigrasian untuknya. Petugas memintanya mendatangkan HR dengan alasan menyelesaikan layanan keimigrasian. Di tanggal 28 April, petugas berkoordinasi dengan Polda NTT dan dinyatakan bahwa HR adalah DPO Polda NTT.

    “Tanggal 8 Mei, HR tiba di Kantor Imigrasi Surabaya dan kami segera mengamankannya. Saat petugas melakukan pengecekan di persembunyian HR, kami juga menemukan warga negara Bangladesh lain. Pada tanggal 11 Mei petugas memeriksa S, M (teman wanita HR), dan Sl (warga negara Bangladesh lain yang tinggal di persembunyian HR) dan menemukan berbagai petunjuk dan alat bukti,” tambahnya.

    Dalam kesempatan yang berbeda, Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Saffar Muhammad Godam menerangkan, pada 13 Mei 2024 petugas imigrasi melimpahkan HR ke Polda NTT.

    “Karena HR ini merupakan terduga tindak kriminal penyelundupan manusia DPO Polda NTT, maka kami limpahkan kepada Polda NTT selaku instansi yang berwenang memproses pelanggaran hukum tersebut. Dalam hal keimigrasian, Ia melanggar Pasal 120 ayat (1) dan (2) UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian,” ujarnya.

    Sementara itu, pada konferensi pers yang diselenggarakan pada Jumat (17/05/2024), Wakapolda NTT Brigjen Awi Setiyono mengatakan, HR dan komplotannya menggunakan modus memasang iklan di aplikasi TikTok dengan menawarkan pekerjaan di Australia untuk menjerat korbannya.

    Salah satu korban WN India dimintai uang sejumlah 2.000 Dollar Australia. Sementara itu tiga orang korban WN Bangladesh dan satu orang WN Myanmar dimintai uang sejumlah 30.000 Ringgit Malaysia.

    “Mereka melanggar Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP. Pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 tahun. Denda paling sedikit Rp 500 juta dan paling banyak Rp 1,5 miliar,” ujar Awi. (ted)

  • Kerja Sama dengan Iran di Teluk Oman, India Ambil Risiko?

    Kerja Sama dengan Iran di Teluk Oman, India Ambil Risiko?

    Jakarta

    India menandatangani sebuah kontrak berdurasi 10 tahun untuk memperpanjang pengembangan dan pengoperasian pelabuhan Chabahar di Teluk Oman Senin (13/05) lalu.

    Perjanjian antara otoritas pelabuhan India dan Iran ini merupakan sebuah Langkah besar dalam ambisi jangka panjang India, untuk mengamankan rute transit bagi barang-barang India ke pasar-pasar di Iran, Afghanistan, Asia Tengah dan sekitarnya.

    Berdasarkan perjanjian yang ditandatangani antara Indian Ports Global Limited (IPGL) dan Ports and Maritime Organization of Iran (PNO) ini, India akan menginvestasikan dana sebesar 370 juta Dolar AS (setara Rp5,897 triliun) untuk pengembangan dan pembiayaan pelabuhan tersebut.

    AS tegur India agar tak berbisnis dengan Iran

    Usai kesepakatan itu ditandatangani di Teheran, Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Vedant Patel, kepada para jurnalis mengatakan, “siapa pun yang mempertimbangkan kesepakatan bisnis dengan Iran” perlu “mewaspadai potensi risiko” dari sejumlah sanksi yang akan diterima.

    “Sanksi-sanksi AS terhadap Iran tetap berlaku dan kami akan terus menegakkannya,” tegas Patel.

    Merespons hal itu, Menteri Luar Negeri India S Jaishankar berkomentar bahwa AS telah “menghargai” “relevansi yang lebih besar” dari pelabuhan ini di masa lalu.

    Pada tahun 2018, AS membebaskan operasi pelabuhan ini dari sanksi, untuk memungkinkan aliran barang dan bahan bakar ke Afghanistan yang dilanda perang. Terminal tersebut telah menangani lebih dari 90.000 unit lalu lintas peti kemas dan 2,5 juta ton gandum serta bantuan lainnya untuk Afghanistan.

    Kesenjangan semakin membesar antara India dan AS

    Kepada DW, pakar kebijakan publik India, Hantie Mariet D’Souza mengatakan, kekhususan tentang bagaimana sanksi tersebut dapat berdampak pada operasi Chabahar masih belum jelas.

    “Sanksi AS dapat meminimalkan potensi penuh Chabahar sebagai pusat perdagangan,” ujar dia.

    “Namun, pilihan kebijakan luar negeri India yang tegas dalam perang Ukraina, impor minyak dan senjata dari Rusia, mendukung Junta militer Myanmar, dan berbisnis dengan Iran, di mana hal itu bertentangan dengan kebijakan Washington, dapat memaksa pemerintahan -Biden untuk memilih kebijakan yang berbeda terhadap New Delhi,” sambungnya.

    Perluasan Chabahar telah menjadi tujuan selama berpuluh tahun

    Minat India untuk mengembangkan pelabuhan Chabahar sejatinya sudah dimulai sejak tahun 2003, ketika sebuah “strategic road map” ditandatangani dengan Iran. Pelabuhan ini pertama kali dibuka selama perang Iran-Irak di tahun 1983.

    Kemudian di tahun 2016, India memulai perbaikan dermaga kargo dan terminal peti kemas. Pada tahun 2018, India mengambil alih operasi di Chabahar.

    “Proyek ini telah berjalan secara bertahap selama lebih dari dua dekade. Ada tekanan juga dari AS ketika sanksi diberlakukan pada pemerintahan Donald Trump di tahun 2018. Namun, India berhasil mendapatkan keringanan, dengan menjadikan Afghanistan sebagai alasannya,” kata Aftab Kamal Pasha, mantan Direktur Studi Teluk di Universitas Jawaharlal Nehru India, kepada DW.

    “Kami perlu menggarisbawahi otonomi strategis dan keyakinan bahwa negara ini tetap penting bagi politik AS di kawasan, terutama sebagai penangkal Cina,” tegas Pasha.

    India berniat mengekang hubungan Cina dan Pakistan

    Implikasi geopolitik dari ekspansi Chabahar menjadi jelas ketika melihat jarak 100 kilometer ke arah pesisir pantai dan melintas ke pelabuhan Gwadar di Pakistan.

    India ingin mengimbangi kemitraan Cina dengan Pakistan dan pengaruh Beijing yang semakin besar di wilayah Teluk Oman. India melihat posisinya sebagai kekuatan regional yang ditantang oleh pelabuhan Gwadar, bersama dengan kerja sama yang erat antara Cina dan Pakistan.

    Cina telah menginvestasikan miliaran dolar pada sejumlah proyek-proyek infrastruktur jalur perdagangan yang dikenal dengan sebutan “China-Pakistan Economic Corridor” di bawah program “Belt and Road Initiative”. Cina berinvestasi di pelabuhan Gwadar agar menjadi pintu gerbang Beijing ke pasar global melalui Samudra Hindia.

    Konflik berkepanjangan India dan Pakistan juga telah menyulitkan New Delhi untuk membangun rute transit yang aman ke pasar-pasar Iran, Afghanistan, Asia Tengah dan wilayah Teluk.

    Pakistan melarang transit darat untuk barang-barang India melintasi wilayahnya. Dengan menanamkan investasi tambahan buat memperluas Pelabuhan Chabahar, India memecahkan masalah akses ini dengan rute transit yang aman.

    Kepada DW, pengajar Senior Departemen Hubungan Internasional di Universitas Teheran, Foad Izadi mengatakan, “pendekatan proaktif India terhadap Chabahar” mencerminkan sebuah langkah yang diperhitungkan untuk menegaskan kehadirannya di kawasan tersebut dan “secara strategis mengimbangi pengaruh Cina”.

    Izadi lebih jauh mengatakan, ekonomi India yang berkembang memberikan banyak peluang bagi negara-negara di kawasan ini, di mana Iran setelah siap untuk memanfaatkannya sebagai titik transit penting menuju Asia Tengah dan Rusia.

    Jadi rute perdagangan baru ke Rusia lewat Iran?

    Jika diperluas, pelabuhan ini juga dapat dimasukkan ke dalam rencana North-South Transport Corridor (INSTC) atau Koridor Transportasi Utara-Selatan, sebuah rute jalan, kereta api dan laut yang telah disepakati India, Iran dan Rusia pada tahun 2022.

    Proyek tersebut direncanakan untuk menghubungkan Samudra Hindia dan Teluk Persia ke Laut Kaspia melalui Iran, dan berujung di Rusia.

    “Chabahar dan integrasi masa depannya dengan INSTC sangat penting bagi India, terutama Ketika prospek proyek India-Middle East-Europe Economi Corridor (IMEC) sedang suram,” ujar D’souza.

    Gulshan Sachdeva, seorang profesor di Sekolah Urusan Internasional Universitas Jawaharlal Nehru mengatakan kepada DW bahwa “penyertaan INSTC yang terhubung dengan Pelabuhan Chabahar akan menjadi penting” dari strategi jangka Panjang India untuk terhubung dengan lebih banyak pasar global.

    “Dengan perdagangan energi India-Rusia yang sangat besar, dan keterlibatan India yang terus meningkat di Kaukasus bagian selatan, khususnya ekspor pertahanan ke Armenia, INSTC dapat menjadi lebih layak,” ujar dia.

    Sachdeva menunjukkan, akibat perang Ukraina, menghubungkan negara-negara Eropa ke Rusia melalui INSTC mungkin tidak dapat dilakukan sekarang, tapi ada beberapa pilihan untuk menghubungkan mereka melalui Iran-Armenia-Georgia dan rute Laut Hitam.

    “Sanksi yang dijatuhkan oleh AS pada Rusia dan Iran telah membuat kerumitan, khususnya bagi perusahaan swasta yang memiliki hubungan dengan Barat. Namun, para pembuat kebijakan India bertekad untuk menemukan cara untuk menghadapi desain politik AS itu,” pungkas Sachdeva

    (mh/as)

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini