Negara: Myanmar

  • Dampak Gempa di Myanmar: WHO Serukan Bantuan Mendesak – Halaman all

    Dampak Gempa di Myanmar: WHO Serukan Bantuan Mendesak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Myanmar saat ini menghadapi krisis besar akibat dua gempa bumi dahsyat yang mengguncang wilayah bagian tengah negara tersebut.

    Gempa berkekuatan 7,7 skala Richter yang terjadi baru-baru ini mengakibatkan kerusakan infrastruktur yang signifikan, mengganggu layanan kesehatan, dan menimbulkan banyak korban jiwa.

    Korban Jiwa dan Kerusakan

    Sekitar 1.700 orang dipastikan meninggal dunia, sementara ribuan lainnya berisiko mengalami cedera serius dan terancam wabah penyakit yang dapat menyebar dengan cepat di tengah kondisi darurat.

    Sebagai respons terhadap bencana ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengaktifkan tingkat darurat tertinggi dan melakukan berbagai upaya tanggap bencana.

    Dalam waktu 24 jam pascagempa, WHO berhasil mengerahkan hampir tiga ton pasokan medis darurat untuk membantu upaya penyelamatan dan perawatan para korban.

    Meskipun langkah-langkah darurat telah diambil, WHO menekankan bahwa bantuan lebih lanjut sangat dibutuhkan.

    Organisasi ini telah mengeluarkan permohonan mendesak untuk mendapatkan bantuan sebesar 8 juta USD (sekitar Rp 132 miliar) untuk mendukung upaya tanggap bencana di Myanmar.

    Dana ini akan digunakan untuk memberikan perawatan trauma, mencegah penyebaran wabah penyakit, dan memulihkan layanan kesehatan yang telah terganggu akibat gempa.

    Pencarian Korban Terus Berlanjut

    Jumlah korban tewas akibat gempa yang mengguncang Myanmar pada hari Jumat telah melampaui 1.700 orang, dengan model prediktif dari Survei Geologi Amerika Serikat memperkirakan jumlah korban tewas dapat mencapai 10.000 jiwa.

    Gempa ini merobohkan sejumlah bangunan dan merusak infrastruktur, termasuk bandara di Mandalay.

    Upaya pencarian korban selamat sebagian besar dilakukan oleh penduduk setempat tanpa bantuan alat berat.

    Tim penyelamat berusaha menyelamatkan korban yang masih hidup dengan memindahkan puing-puing menggunakan tangan dan sekop seadanya.

    “Banyak upaya penyelamatan sejauh ini telah dilakukan oleh orang-orang yang bekerja dengan tangan untuk mencoba dan membersihkan puing-puing,” kata Cara Bragg, manajer Catholic Relief Services di Myanmar.

    Bantuan Asing Mulai Berdatangan ke Myanmar

    Beberapa negara telah berusaha membantu para korban di Myanmar dengan mengirimkan berbagai bantuan.

    India, misalnya, mengirim dua pesawat angkut militer C-17 yang berhasil mendarat di Naypyidaw dengan unit rumah sakit lapangan dan sekitar 120 personel.

    Mereka kemudian akan mendirikan pusat perawatan darurat di Mandalay.

    Selain India, China juga mengirimkan bantuan sebanyak 17 truk kargo yang tiba di Mandalay pada hari Minggu, 30 Maret 2025.

    China telah mengirim lebih dari 135 personel penyelamat dan ahli, serta perlengkapan medis dan generator, dan menjanjikan sekitar 138 juta USD untuk bantuan darurat.

    Rusia juga mengirim 120 tim penyelamat dan tim medis ke Myanmar, sementara Malaysia dan Singapura turut mengirimkan tim penyelamat untuk membantu korban gempa.

    Dengan bantuan internasional yang mulai berdatangan, diharapkan masyarakat Myanmar yang terdampak dapat segera mendapatkan perawatan medis dan dukungan yang mereka butuhkan untuk memulihkan diri dari bencana ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kemenhan Pastikan Bantuan untuk Korban Gempa Tak Akan Terganggu Meski Myanmar Tengah Berkonflik – Halaman all

    Kemenhan Pastikan Bantuan untuk Korban Gempa Tak Akan Terganggu Meski Myanmar Tengah Berkonflik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menyebut niat baik Indonesia dalam memberi bantuan untuk korban gempa Myanmar tak akan terganggu.

    Hal ini diketahui karena Myanmar sendiri tengah berkonflik atau terjadi ‘perang saudara Myanmar’.

    “Ya memang ada beberapa tempat seperti itu ya (masih berkonflik), tapi kalau di Naypyidaw saya rasa itu tidak ada masalah,” Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto usai mengecek tim kemanusiaan di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (31/3/2025).

    Dalam hal ini, tim pendahulu atau advance yang berangkat untuk memberikan bantuan itu juga bersamaan dengan tim pengamanan.

    “Sehingga nanti itu kita akan assess berapa dibutuhkan tim pengamanan untuk memberikan pengamanan kepada petugas yang melaksanakan tugas di daerah bencana alam tersebut,” ucapnya.

    Donny melanjutkan penyaluran bantuan itu juga dipastikan tak akan terkendala karena ada satu mekanisme untuk penanggulangan bencana yakni melalui Asean Coordinating Centre For Humanitarian Assistance (AHA Center).

    “Nah itu nanti sudah dikoordinasikan dengan lokal government dan juga AHA Center yang sudah ada tersebut. Untuk masalah Junta (Militer Myanmar) kita tidak berpikir masalah itu, ini adalah kemanusiaan,” jelasnya.

    Untuk informasi, Pemerintahan militer Myanmar mengumumkan keadaan darurat di enam wilayah dan negara bagian, termasuk ibu kota Naypyidaw dan Mandalay.

    Namun, dengan negara yang dilanda perang saudara berdarah yang berkepanjangan, tidak jelas bagaimana bantuan akan sampai ke banyak wilayah.

    Palang Merah mengatakan kabel listrik yang putus menambah tantangan bagi tim mereka yang berusaha mencapai wilayah Mandalay dan Sagaing serta negara bagian Shan bagian selatan.

    “Laporan awal dari lapangan menunjukkan gempa bumi telah menyebabkan kerusakan yang signifikan. Informasi tentang kebutuhan kemanusiaan masih dikumpulkan.” kata Palang Merah Myanmar.

    Sementara itu di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar dan dekat dengan episentrum, gempa bumi merusak sebagian bekas istana kerajaan dan bangunan-bangunan, menurut video dan foto yang dirilis di media sosial Facebook.

    Meskipun daerah tersebut rawan gempa bumi, namun pada umumnya jarang penduduknya dan sebagian besar rumah merupakan bangunan bertingkat rendah.

    Di wilayah Sagaing, tepatnya di barat daya Mandalay, sebuah jembatan berusia 90 tahun runtuh, dan beberapa ruas jalan raya yang menghubungkan Mandalay dan kota terbesar di Myanmar, Yangon, juga rusak.

    Warga di Yangon bergegas keluar dari rumah mereka saat gempa terjadi. Tidak ada laporan langsung mengenai korban luka atau kematian.

    Di ibu kota Naypyidaw, gempa tersebut merusak tempat-tempat suci, menyebabkan beberapa bagian runtuh ke tanah, dan beberapa rumah. Di timur laut, gempa tersebut terasa di provinsi Yunnan dan Sichuan di China dan menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah dan cedera di kota Ruili di perbatasan dengan Myanmar, menurut laporan media China.

    Video yang menurut salah satu media diterima dari seseorang di Ruili menunjukkan puing-puing bangunan berserakan di jalan dan seseorang didorong dengan tandu menuju ambulans.

    Guncangan di Mangshi, sebuah kota di China sekitar 100 kilometer (60 mil) timur laut Ruili, begitu kuat sehingga orang-orang tidak dapat berdiri, kata seorang penduduk kepada The Paper, sebuah media daring Myanmar.

    Seorang warga Kunming, ibu kota provinsi Yunnan, mengatakan kepada The Paper bahwa lampu langit-langitnya berayun liar dan guncangannya berlangsung lebih dari 10 detik.

    Departemen Pencegahan Bencana Thailand mengatakan gempa tersebut terasa di hampir seluruh wilayah negara tersebut.

    Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra mengadakan pertemuan darurat untuk menilai dampak gempa tersebut.

  • Pakai KRI Radjiman Wedyodiningrat, TNI AL Kirim Pasukan dan Tim Medis Bantu Korban Gempa Myanmar

    Pakai KRI Radjiman Wedyodiningrat, TNI AL Kirim Pasukan dan Tim Medis Bantu Korban Gempa Myanmar

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK – TNI Angkatan Laut mengirimkan pasukannya untuk membantu korban gempa di Myanmar.

    Dalam prosesnya, TNI AL mengerahkan KRI Radjiman Wedyodiningrat sebagai kapal bantu rumah sakit yang juga akan diisi tim medis dan dokter spesialis.

    Asisten Operasi KSAL Laksamana Muda TNI Yayan Sofiyan mengatakan, kapal perang ini akan membawa tenaga kesehatan gabungan dari berbagai satuan TNI.

    Termasuk di antaranya dari TNI Angkatan Darat, Batalyon Kesehatan Marinir, Koarmada RI, dan TNI Angkatan Laut.

    “Mereka akan membawa tenaga-tenaga kesehatan dokter spesialis yang dapat membantu dalam operasi medis, terutama untuk menangani korban dengan patah tulang dan cedera ortopedi,” ujar Yayan di Markas Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (31/3/2025).

    Yayan juga memastikan upaya bantuan medis dan evakuasi yang akan dilakukan di lokasi gempa akan sangat dimaksimalkan, mengingat kapal ini telah dilengkapi dengan fasilitas medis dan kontainer-kontainer medis yang memungkinkan pelaksanaan operasi medis di lokasi bencana.

    Selain tenaga medis, kapal ini juga akan membawa bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan, tenda, dan selimut.

    Bantuan ini disesuaikan dengan kebutuhan mendesak yang telah disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri setelah berkoordinasi dengan duta besar Thailand dan Myanmar.

    Menurut Yayan, KRI Radjiman Wedyodiningrat akan menempuh perjalanan sejauh 1.639 nautical mile yang diperkirakan dapat dijangkau dalam waktu empat hari.

    “Kapal ini juga membawa helikopter untuk mempercepat distribusi bantuan ke daerah yang sulit dijangkau. Dari sisi kesiapan teknis, seluruh persiapan telah dilakukan dengan matang,” tambah Yayan.

    Dengan pengerahan kapal bantu rumah sakit dan tenaga medis spesialis ini, diharapkan bantuan kemanusiaan dari Indonesia dapat memberikan dampak signifikan dalam upaya penyelamatan dan pemulihan pasca-gempa di Myanmar yang juga berdampak ke Thailand.

    Diketahui, gempa berkekuatan magnitudo 7,7 melanda Myanmar pada Jumat (28/3/2025) yang guncangannya pun dirasakan sampai ke Thailand. 

    Data terkini, dikabarkan sebanyak 1.700 orang meninggal dunia akibat gempa tersebut.

     

  • Kemhan: Bantuan untuk Myanmar tidak terganggu oleh konflik

    Kemhan: Bantuan untuk Myanmar tidak terganggu oleh konflik

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan memastikan misi kemanusiaan TNI yakni membantu korban gempa di Myanmar tetap berjalan walau negara tersebut tengah dilanda konflik.

    Salah satu upaya yang dilakukan TNI yakni mengirim personel pengamanan untuk menjaga anggota TNI yang tengah membantu korban gempa di Myanmar.

    “Sehingga nanti itu kita akan assessment berapa dibutuhkan tim pengamanan untuk memberikan pengamanan kepada petugas yang melaksanakan tugas di daerah bencana alam tersebut,” kata Donny saat melepas personel dan bantuan logistik untuk korban gempa bumi di Myanmar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin.

    Donny menjelaskan, tim pengamanan tersebut tergabung dalam 39 personel TNI yang dikirim hari ini. Ke-39 personel itu terdiri dari beragam korps seperti Kopassus, Marinir, Kopasgat dan personel pilot Herucules.

    Terkait proses pengiriman logistik, Donny mengaku pihaknya tidak akan mendapatkan kendala untuk membawa logistik masuk walaupun sedang terjadi konflik di Myanmar.

    Hal tersebut dipastikan Donny karena TNI sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan organisasi ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre).

    TNI, lanjut Donny, juga tidak akan mencampuri urusan politik dan gelombang konflik yang sedang terjadi di Myanmar.

    “Kita rakyat Indonesia membantu rakyat Myanmar. Jadi itu yang kita pegang,” kata Donny.

    Donny melanjutkan, para personel TNI yang dikirim ke Myanmar nantinya akan mengerjakan beberapa tugas kemanusiaan diantaranya mengobati korban luka-luka, membangun posko kemanusiaan dan kesehatan serta membantu proses pencarian korban.

    Mereka, kata Donny, juga akan membagikan bahan-bahan makanan, obat-obatan, tenda dan perlengkapan lainnya kepada korban gempa.

    Donny berharap bantuan-bantuan yang diberikan pemerintah Indonesia dapat meringankan beban hidup korban gempa di Myanmar.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

  • Indonesia Kirim Bantuan Makanan dan Obat-obatan untuk Korban Gempa Myanmar
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Maret 2025

    Indonesia Kirim Bantuan Makanan dan Obat-obatan untuk Korban Gempa Myanmar Nasional 31 Maret 2025

    Indonesia Kirim Bantuan Makanan dan Obat-obatan untuk Korban Gempa Myanmar
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Kementerian Pertahanan mengirimkan sebanyak 12 ton
    bantuan
    logistik untuk korban
    gempa
    di Myanmar, Senin (31/3/2025).
    Bantuan
    berupa
    makanan
    ,
    selimut
    dan
    obat-obatan
    itu tersebut dikirim menggunakan pesawat Hercules. 
    “Bantuan yang dikirimkan berupa tenda, kemudian juga makanan, kemudian selimut, obat obatan dan kebutuhan lain yang berkaitan dengan medis,” kata Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan di Lanud Halim Perdanakusuma, yang dikutip dari
    Antara
    .
    Dia menyebut 12 ton logistik tersebut merupakan bantuan dari TNI, Basarnas, Baznas, dan beberapa elemen pemerintah serta masyarakat.
    Menurutnya, pengiriman bantuan kemanusiaan untuk korban
    gempa Myanmar
    ini dilakukan sesuai perintah Presiden Prabowo Subianto.
    Nantinya bantuan tersebut akan dikirim dari Lanud Halim Perdanakusuma ke Lanud Sultan Iskandar Muda Aceh.
    Setelah dari Lanud Sultan Iskandar Muda, bantuan tersebut akan langsung diantar TNI AU ke Bandara Naypyidaw, Myanmar.
    Tidak hanya itu, TNI juga menerjunkan 39 pasukan yang terdiri atas pilot Hercules, Korps Marinir, Kopassus, Kopasgat, dan Kostrad untuk melakukan misi kemanusiaan, seperti memberikan penanganan medis kepada korban gempa, pembentukan posko-posko pengungsian hingga melakukan pencarian korban yang masih hilang.
    “Mereka juga akan menjadi tim advance yang akan melakukan pertolongan pertama untuk para korban,” kata Donny.
    Donny menambahkan para personel tersebut akan bertugas di Myanmar hingga waktu yang belum ditentukan.
    Dia memastikan para personel tersebut akan bertugas dengan maksimal demi menyukseskan misi perdamaian di Myanmar.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • WHO Serukan Bantuan Rp 132 M untuk Pemulihan Pasca-Gempa di Myanmar – Halaman all

    WHO Serukan Bantuan Rp 132 M untuk Pemulihan Pasca-Gempa di Myanmar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Myanmar tengah menghadapi krisis besar setelah dua gempa bumi dahsyat mengguncang wilayah bagian tengah negara tersebut.

    Gempa yang terjadi baru-baru ini telah menghancurkan banyak infrastruktur, mengganggu layanan kesehatan, dan menimbulkan korban jiwa yang cukup banyak.

    Sekitar 1.700 orang dipastikan meninggal dunia.

    Sementara ribuan lainnya berisiko mengalami cedera serius yang mengancam jiwa, serta wabah penyakit yang dapat menyebar dengan cepat di tengah kondisi darurat ini.

    Sebagai respons atas bencana tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengaktifkan tingkat darurat tertinggi dan melakukan berbagai upaya tanggap bencana, dikutip dari Relief Web.

    Dalam waktu 24 jam pasca-gempa, WHO berhasil mengerahkan hampir tiga ton pasokan medis darurat untuk membantu upaya penyelamatan dan perawatan para korban.

    Selain itu, WHO juga telah mengoordinasikan Tim Medis Darurat global untuk memberikan bantuan medis langsung kepada para korban di lapangan.

    Namun, meskipun langkah-langkah darurat telah diambil, WHO menekankan bahwa bantuan lebih lanjut sangat dibutuhkan. 

    Organisasi ini telah mengeluarkan permohonan mendesak untuk mendapatkan bantuan sebesar 8 juta USD atau sekitar Rp 132 milyar.

    Bantuan ini untuk mendukung upaya tanggap bencana di Myanmar.

    Dana tersebut akan digunakan untuk memberikan perawatan trauma yang menyelamatkan nyawa, mencegah penyebaran wabah penyakit, dan memulihkan layanan kesehatan penting yang telah terganggu akibat gempa, dikutip dari BBC.

    Badan PBB ini menyebutkan bahwa donasi yang dibutuhkan akan digunakan untuk membantu masyarakat Myanmar dalam periode kritis selama 30 hari ke depan.

    Mencakup pengiriman obat-obatan, alat medis, serta mendukung fasilitas kesehatan yang rusak. 

    WHO juga menyebutkan bahwa bantuan ini akan membantu memperkuat sistem kesehatan di kawasan yang terdampak dan mengurangi risiko epidemi penyakit yang dapat menyebar akibat kondisi darurat tersebut.

    WHO menyerukan kepada komunitas internasional untuk memberikan dukungan kepada Myanmar.

    Ini untuk memastikan bahwa masyarakat yang terdampak dapat segera mendapatkan perawatan medis yang mereka butuhkan, serta bantuan untuk mencegah lebih banyak korban jiwa akibat penyakit yang berpotensi mewabah.

    Pencarian Korban Terus Berlanjut

    Jumlah korban tewas akibat gempa berkekuatan 7,7 skala Richter yang mengguncang Myanmar pada hari Jumat telah melampaui 1.700 orang, dikutip dari The Guardian.

    Model prediktif Survei Geologi Amerika Serikat memperkirakan jumlah korban tewas di Myanmar pada akhirnya dapat mencapai 10.000 jiwa.

    Gempa berkekuatan besar dengan episentrum di dekat Mandalay ini merobohkan sejumlah bangunan dan merusak infrastruktur lain seperti bandara kota tersebut.

    Sayangnya, upaya bantuan terhambat oleh jalan yang rusak, jembatan yang ambruk hingga komunikasi yang sulit, dikutip dari AP News.

    Pencarian korban selamat sebagian besar dilakukan oleh penduduk setempat tanpa bantuan alat berat.

    Tim penyelamat berusaha menyelamatkan para korban yang masih hidup dengan memindahkan puing-puing menggunakan tanfgan dan sekop seadanya.

    “Banyak upaya penyelamatan sejauh ini telah dilakukan oleh orang-orang yang bekerja dengan tangan untuk mencoba dan membersihkan puing-puing, kata manajer Catholic Relief Services di Myanmar yang berkantor pusat di Yangon, Cara Bragg.

    Bantuan Asing Mulai Berdatangan ke Myanmar

    Beberapa negara berusaha membantu para korban di Myanmar dengan mengirimkan berbagai bantuan.

    Salah satunya adalah India.

    Dua pesawat angkut militer C-17 India berhasil mendarat Sabtu malam di Naypitaw dengan unit rumah sakit lapangan.

    Sekitar 120 personel yang kemudian akan melakukan perjalanan ke utara menuju Mandalay untuk mendirikan pusat perawatan darurat dengan 60 tempat tidur.

    Tidak hanya ke Mandalay, India juga mengirim pasokan ke Yangoon yang merupakan kota terbesar di Myanmar.

    Selain India, China juga mengirimkan bantuan sebanyak 17 truk kargo yang tiba di Mandalay pada hari Minggu (30/3/2025).

    China mengatakan telah mengirim lebih dari 135 personel penyelamat dan ahli beserta perlengkapan seperti peralatan medis dan generator serta menjanjikan sekitar 13,8 juta USD untuk bantuan darurat. 

    Negara selanjutnya adalah Rusia.

    Rusia mengatakan telah mengirim 120 tim penyelamat dan tim medis ke Myanmar.

    Tidak hanya 3 negara di atas, Malaysia dan Singapura juga telah mengirimkan tim penyelamat untuk membantu korban gempa.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait WHO dan Gempa di Myanmar

  • Kemenhan kirim 12 ton bantuan logistik untuk korban gempa Myanmar

    Kemenhan kirim 12 ton bantuan logistik untuk korban gempa Myanmar

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pertahanan mengirimkan sebanyak 12 ton bantuan logistik menggunakan pesawat Hercules untuk membantu korban gempa di Myanmar.

    Ke-12 ton logistik tersebut merupakan bantuan dari TNI, Basarnas, Baznas, dan beberapa elemen pemerintah serta masyarakat.

    “Bantuan yang dikirimkan berupa tenda, kemudian juga makanan, kemudian selimut, obat obatan dan kebutuhan lain yang berkaitan dengan medis,” kata Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan saat melepas bantuan kemanusiaan tersebut di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin.

    Donny menjelaskan pengiriman bantuan kemanusiaan untuk korban gempa Myanmar ini dilakukan sesuai perintah Presiden Prabowo Subianto.

    Dia melanjutkan nantinya bantuan tersebut akan dikirim dari Lanud Halim Perdanakusuma ke Lanud Sultan Iskandar Muda Aceh.

    Setelah dari Lanud Sultan Iskandar Muda, bantuan tersebut akan langsung diantar TNI AU ke Bandara Naypyidaw, Myanmar.

    Tidak hanya bantuan, TNI juga menerjunkan 39 pasukan yang terdiri atas pilot Hercules, Korps Marinir, Kopassus, Kopasgat, dan Kostrad untuk melakukan misi kemanusiaan, seperti memberikan penanganan medis kepada korban gempa, pembentukan posko-posko pengungsian hingga melakukan pencarian korban yang masih hilang.

    “Mereka juga akan menjadi tim advance yang akan melakukan pertolongan pertama untuk para korban,” kata Donny.

    Donny menambahkan para personel tersebut akan bertugas di Myanmar hingga waktu yang belum ditentukan.

    Dia memastikan para personel tersebut akan bertugas dengan maksimal demi menyukseskan misi perdamaian di Myanmar.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Video: Bangkok Dilanda “Kekacauan” Pasca Gempa

    Video: Bangkok Dilanda “Kekacauan” Pasca Gempa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa bumi Myanmar juga dirasakan di sejumlah provinsi di Thailand termasuk Bangkok. Pasca gempa yang terjadi beberapa hari lalu tersebut, suasana kota Bangkok masih dilanda kekacauan.

    Selengkapnya saksikan di CNBC Indonesia.

  • Pemberontak Sebut Militer Myanmar Lanjutkan Pengeboman Saat Krisis Gempa

    Pemberontak Sebut Militer Myanmar Lanjutkan Pengeboman Saat Krisis Gempa

    Naypyidaw

    Gerakan perlawanan bersenjata terhadap pemerintah yang dipimpin militer Myanmar mengkritik junta karena melakukan serangan udara di desa-desa saat negara itu terguncang oleh gempa bumi bermagnitudo (M) 7,7. Gempa itu telah menewaskan sekitar 1.700 orang.

    Dilansir Reuters, Senin (31/3/2025), Serikat Nasional Karen, salah satu tentara etnis tertua di Myanmar, mengatakan junta terus melakukan serangan udara yang menargetkan wilayah sipil, bahkan ketika penduduk sangat menderita akibat gempa bumi.

    Kelompok tersebut mengatakan, dalam kondisi normal, militer seharusnya memprioritaskan upaya bantuan bagi korban gempa. Dia mengatakan kondisi sebaliknya terjadi di Myanmar di mana militer malah melakukan pengerahan pasukan untuk menyerang rakyatnya.

    Kelompok bantuan bernama Free Burma Rangers menyebut jet militer melancarkan serangan udara dan serangan pesawat nirawak di negara bagian Karen, dekat markas besar Karen National Union (KNU), tak lama setelah gempa terjadi pada Jumat (28/3). Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan telah mendesak gencatan senjata segera untuk memudahkan penyaluran bantuan di Myanmar.

    “(Balakrishnan) menyerukan gencatan senjata segera dan efektif di Myanmar yang akan memfasilitasi upaya untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan rekonsiliasi, perdamaian, dan rekonstruksi nasional jangka panjang,” kata Kementerian Luar Negeri Singapura.

    Juru bicara junta tidak menjawab pertanyaan tentang kritik tersebut. Militer Myanmar terlibat perang saudara dengan beberapa kelompok oposisi bersenjata sejak kudeta tahun 2021, ketika militer merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi.

    Sebagai informasi, episentrum gempa M 7,7 itu berada di wilayah yang dikuasai pasukan junta militer. Tetapi, kehancurannya meluas dan juga memengaruhi beberapa wilayah yang dikuasai oleh gerakan perlawanan bersenjata.

    “Rezim juga terus melancarkan serangan udara, termasuk di daerah yang terkena dampak. Itu harus dihentikan,” katanya.

    Dia mengatakan rezim tidak memberikan banyak dukungan yang diperlukan di daerah yang dilanda gempa. Pemerintah Myanmar dianggap hanya mengerahkan pemadam kebakaran setempat, kru ambulans dan organisasi masyarakat untuk membantu warga terdampak gempa.

    Lihat Video ‘Jarang Muncul, Kepala Junta Militer Myanmar Tiba-tiba Cek Lokasi Gempa’:

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Doa dan Air Mata Saat Idul Fitri di Myanmar yang Hancur Akibat Gempa

    Doa dan Air Mata Saat Idul Fitri di Myanmar yang Hancur Akibat Gempa

    Mandalay

    Ratusan umat muslim yang berduka berkumpul untuk melaksanakan salat Idul Fitri di jalanan di Mandalay, Myanmar. Suasana duka menyelimuti perayaan Idul Fitri usai gempa dahsyat merusak berbagai wilayah di Myanmar.

    Dilansir AFP, Senin (31/3/2025), salat id digelar di jalan di luar dua masjid tempat 20 orang meninggal akibat gempa. Isak tangis dari umat muslim yang hadir dalam salat id semakin kuat saat imam berdoa untuk korban tewas gempa Myanmar.

    “Semoga Allah memberi kita semua kedamaian. Semoga semua saudara terbebas dari bahaya,” ujarnya.

    Umat Muslim Mandalay berkumpul untuk salat Idul Fitri yang muram tiga hari setelah gempa bumi bermagnitudo (M) 7,7 melanda negara tersebut saat mereka sedang salat Jumat. Menara masjid Sajja Selatan di lingkungan Muslim Mawyagiwah runtuh akibat gempa dan menewaskan 14 anak-anak serta dua orang dewasa.

    Empat orang lagi tewas di masjid Sajja Utara yang berdekatan ketika menaranya runtuh. Banyak korban tewas berasal dari keluarga Win Thiri Aung, baik yang dekat maupun yang jauh.

    “Pada masa normal, Idul Fitri penuh dengan kegembiraan. Hati kami ringan. Tahun ini, kami tidak seperti itu. Semua pikiran kami tertuju pada anak-anak yang meninggal. Saya melihat wajah mereka di mata saya. Kami percaya jiwa anak-anak dan semua orang yang kami kenal yang meninggal telah mencapai Surga. Kami percaya mereka meninggal dengan bahagia,” kata Win sambil menangis.

    “Ini adalah ujian dari Allah. Ini adalah pengingat dari-Nya bahwa kita perlu menghadap kepada-Nya. Jadi, kami perlu lebih banyak berdoa,” sambungnya

    “Kami harus berdoa di jalan, merasakan kesedihan dan kehilangan. Situasinya sangat buruk sehingga sulit untuk mengungkapkan apa yang sedang terjadi,” kata Kepala Pengurus masjid Sajja Utara, Aung Myint Hussein.

    Pola kehancuran di kota terbesar kedua Myanmar itu bervariasi. Beberapa bangunan hancur total dan beberapa area mengalami kerusakan yang terkonsentrasi. Di ujung jalan dari masjid, seorang penduduk mengatakan enam orang tewas saat sebuah toko makanan runtuh, serta dua orang lagi tewas di sebuah restoran di seberang jalan.

    Namun, sebagian besar kota tampak aman dengan lalu lintas di jalan-jalan dan beberapa restoran mulai kembali buka. Kehidupan sehari-hari mulai kembali normal bagi banyak orang.

    Seorang warga, Sandar Aung, mengatakan putranya berusia 11 tahun terluka parah saat salat Jumat dan meninggal di rumah sakit pada malam harinya. Dia mengaku sangat terpukul karena putranya begitu semangat menyambut Idul Fitri.

    “Saya sangat sedih, anak saya sangat gembira menyambut Idul Fitri. Kami mendapat baju baru yang akan kami kenakan bersama. Kami menerima apa yang telah direncanakan Allah. Allah hanya melakukan apa yang baik dan apa yang benar dan kami harus menerimanya,” kata wanita berusia 37 tahun itu sambil menangis.

    Gempa Myanmar telah menewaskan sedikitnya 1.700 orang. Tim penyelamat masih melakukan pencarian dan korban tewas diprediksi akan terus bertambah.

    Lihat juga Video ‘Gempa Dahsyat Myanmar Sebabkan 800-an Rumah di Tiongkok Rusak’:

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini