Negara: Myanmar

  • BNPB kirimkan personel untuk evakuasi korban gempa di Myanmar

    BNPB kirimkan personel untuk evakuasi korban gempa di Myanmar

    Jakarta (ANTARA) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan personel untuk membantu proses evakuasi dan pengobatan warga yang menjadi korban gempa di Myanmar.

    “Nah hari ini tim pencarian pertolongan, SAR, setelah ini diberangkatkan. Kekuatannya 53 orang dibantu pengamanan dan satu pesawat Boeing 747 milik TNI Angkatan Udara,” kata Kepala BNPB Suharyanto saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa.

    Suharyanto mengatakan personel yang terdiri dari anggota Baznas dan Basarnas ini akan diberangkatkan dari Lanud Halim Perdanakusuma menggunakan Pesawat Boeing milik TNI AU pukul 10.00 WIB.

    Pesawat itu, lanjut Suharyanto, akan langsung mendarat di Bandara Myanmar hari ini. Mereka akan langsung melakukan misi kemanusiaan seperti mencari korban di tumpukan puing bangunan, membangun posko kemanusiaan hingga memberikan pertolongan medis.

    Setelah pemberangkatan hari ini, pihaknya beserta TNI akan kembali mengirimkan pasukan pada Kamis (2/4) besok untuk memaksimalkan proses evakuasi korban gempa.

    “Kemudian nanti hari Kamis, insyaallah ya rekan-rekan media sekalian, akan berangkat dua pesawat. Satu pesawat Garuda 747-800 berisi personel, delegasi resmi,” jelas Suharyanto.

    Suharyanto melanjutkan, para personel yang berada di bawah koordinasi BNPB itu akan bertugas selama satu minggu.

    Namun demikian, Suharyanto memperkirakan misi kemanusiaan itu akan berjalan selama satu bulan.

    “Saya kemarin menyarankan kepada pemerintah sebulan. Kenapa sebulan? Ini pengalaman berdasarkan di tempat-tempat lain,” kata Suharyanto.

    Walau demikian, Suharyanto mengaku personelnya akan selalu siap jika harus bertugas dalam jangka waktu lebih lama lagi. Dia memastikan tugas tersebut akan terus dilakukan hingga pemerintah setempat mengumumkan pemberhentian pencarian korban.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Gempa Myanmar, Kepala BNPB: WNI Aman, Tidak Ada yang Luka, apalagi Korban Jiwa
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        1 April 2025

    Gempa Myanmar, Kepala BNPB: WNI Aman, Tidak Ada yang Luka, apalagi Korban Jiwa Nasional 1 April 2025

    Gempa Myanmar, Kepala BNPB: WNI Aman, Tidak Ada yang Luka Apalagi Korban Jiwa
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
    BNPB
    )
    Suharyanto
    mengatakan, informasi yang ia dapat sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban luka-luka maupun korban jiwa akibat gempa bumi di Myanmar.
    “Nah, sejauh ini WNI aman, Alhamdulillah baik. Yang luka-luka, apalagi korban jiwa, tidak ada,” kata Suharyanto, dalam jumpa pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (1/4/2025).
    Kendati demikian, Suharyanto meminta awak media untuk memastikan lebih lanjut kepada pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk pembaruan informasi tersebut.
    “Tetapi untuk lebih jelas
    update
    -nya, silakan bertanya ke jajaran Kementerian Luar Negeri,” ujar dia.
    Jenderal TNI bintang tiga ini menuturkan, pemerintah telah mengirimkan bantuan berupa logistik dan personel sejak kemarin.
    Pada hari ini, pemerintah kembali mengirimkan Satgas Kemanusiaan ke Myanmar, yakni sebanyak 73 personel dari berbagai kementerian/lembaga.
    Dirinya mengeklaim, bantuan yang dikirimkan oleh Indonesia sejauh ini adalah yang paling lengkap dibandingkan negara lain.
    “Dan sebagai informasi, yang lengkap ada tim kesehatannya, ada tim pencarian pertolongannya, ada logistiknya, ya sejauh ini baru Indonesia,” ujar dia.
    “Kita patut bangga bahwa pemerintah Indonesia sangat peduli pada masyarakat negara lain yang sedang tertimpa bencana,” sambung Suharyanto.
    Adapun Satgas Kemanusiaan yang dikirim berasal dari BNPB, Badan SAR Nasional (Basarnas), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), dan personel TNI.
    Diketahui, gempa bumi dahsyat bermagnitudo 7,7 melanda Myanmar pada Jumat (28/3/2025).
    Hingga Senin (31/3/2025), jumlah korban tewas telah menembus angka 2.056 jiwa.
    Sementara itu, lebih dari 3.900 orang dilaporkan terluka dan 270 lainnya masih hilang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Update Gempa Myanmar-Thailand: Korban Tewas Tembus 2.000 Orang, 3.900 Terluka, 270 Lainnya Hilang – Halaman all

    Update Gempa Myanmar-Thailand: Korban Tewas Tembus 2.000 Orang, 3.900 Terluka, 270 Lainnya Hilang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gempa bumi dengan magnitudo 7,7 mengguncang sebagian Myanmar dan Thailand pada Jumat (28/3/2025), mengakibatkan banyak korban jiwa dan meratakan bangunan.

    Pusat gempa berada di Mandalay, Myanmar, kota terbesar kedua di negara tersebut.

    Bahkan di Bangkok, yang berjarak sekitar 1.000 km dari pusat gempa, bangunan pencakar langit yang sedang dibangun runtuh total akibat getaran.

    Korban diperkirakan akan terus bertambah karena upaya pencarian dan penyelamatan masih berlangsung di gedung-gedung yang runtuh di Myanmar dan Thailand, kata para pejabat.

    Kini, jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 2.056 di Myanmar, mengutip laporan ABC News.

    Lebih dari 3.900 orang terluka dan 270 orang dilaporkan hilang, menurut Junta Militer Myanmar.

    Di Bangkok, sedikitnya 13 orang tewas akibat keruntuhan gedung di kawasan Chatuchak, menurut Otoritas Metro Bangkok.

    GEMPA MYANMAR – Tangkapan layar dari YouTube Al Arabiya English menunjukkan bangunan-bangunan rusak parah di Mandalay setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 SR mengguncang Myanmar, Jumat (28/3/2025). (Tangkapan layar YouTube Al Arabiya English)

    Bantuan Internasional

    Pada Senin (31/3/2025), Kedutaan Besar AS di Myanmar mengumumkan bantuan sebesar $2 juta untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan pascagempa.

    Kedutaan menyebut bantuan tersebut sebagai bagian dari “tanggapan langsung” Amerika Serikat terhadap bencana ini.

    Selain itu, tim tanggap darurat kecil dari Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) telah dikerahkan untuk menilai situasi di Myanmar, namun hingga Senin pagi, mereka belum dapat memasuki negara tersebut.

    Pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan diskusi mengenai tanggapan yang lebih luas terhadap gempa bumi ini sedang berlangsung, termasuk kemungkinan mengirim Tim Tanggap Bantuan Bencana.

    Sementara itu, tim internasional, termasuk dari China dan Rusia, telah berada di lapangan untuk merespons situasi di Myanmar, lapor ABC News.

    Tim dari China tiba 18 jam setelah gempa dengan lebih dari 400 personel yang kini berada di lapangan.

    Pada hari Senin, mereka berhasil menyelamatkan empat orang dari bangunan runtuh di Mandalay.

    Beijing juga mengirimkan pesawat penuh perbekalan, dengan total bantuan senilai $14 juta. China juga memiliki beberapa tim yang membantu di Thailand.

    Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, mengatakan di platform X: “China adalah teman dalam kesulitan.”

    IFRC: Myanmar Menghadapi Kehancuran Terburuk di Asia dalam 100 Tahun

    “Myanmar mengalami tingkat kehancuran yang belum pernah terjadi selama satu abad di Asia,” kata penjabat kepala Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) setelah gempa bumi pada hari Jumat.

    “Ini adalah gempa bumi yang dampaknya akan kita rasakan bukan hanya hari ini atau besok, tetapi juga dalam minggu-minggu mendatang,” ujar Marie Manrique kepada CNN pada hari Minggu.

    IFRC meluncurkan seruan darurat, menyerukan solidaritas global saat mereka memobilisasi tim untuk membantu upaya penyelamatan di Myanmar.

    Pernyataan IFRC juga melaporkan kerusakan signifikan pada infrastruktur penting di seluruh negeri.

    Bandara di Mandalay dan Naypyidaw masih ditutup karena masalah keselamatan, sementara pemadaman telekomunikasi menghambat koordinasi di beberapa wilayah.

    Menanggapi banyaknya tantangan dalam upaya kemanusiaan, direktur regional IFRC untuk Asia Pasifik, Alexander Matheou, mengatakan:

    “Ini bukan hanya bencana; ini adalah krisis kemanusiaan yang kompleks yang memperburuk kerentanan yang sudah ada.”

    “Myanmar terus menghadapi masalah pengungsian internal dan kerawanan pangan.”

    “Gempa bumi ini memperparah situasi yang sudah rapuh.”

    “Komunitas global harus melangkah maju untuk mendukung tanggapan yang berani dan berkelanjutan.”

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Politik kemarin, griya Idul Fitri hingga bantuan logistik ke Myanmar

    Politik kemarin, griya Idul Fitri hingga bantuan logistik ke Myanmar

    Jakarta (ANTARA) – Berbagai peristiwa politik kemarin (31/3) menjadi sorotan, mulai dari SBY hingga JK hadiri gelar griya Idul Fitri 1446 H di Istana Merdeka hingga Kemenhan kirim 12 ton bantuan logistik untuk korban gempa Myanmar.

    Berikut rangkuman ANTARA untuk berita politik kemarin yang menarik untuk kembali dibaca:

    1. SBY hingga JK hadiri gelar griya Idul Fitri 1446 H di Istana Merdeka

    Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono serta Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) menghadiri open house atau gelar griya di Istana Merdeka dalam rangka merayakan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, Senin.

    Jusuf Kalla tiba di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, sekitar pukul 09.00 WIB didampingi istrinya Mufidah Jusuf Kalla.

    Kehadirannya dengan segera disambut oleh hormat senjata dan iringan musik. Setelahnya, rombongan Wapres RI ke-10 dan ke-12 itu diarahkan menuju bagian Istana Merdeka serta disambut oleh Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.

    Baca selengkapnya di sini

    2. PDIP sebut sosok Didit pererat hubungan Megawati dan Prabowo

    Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan kehadiran Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, ke rumah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat perayaan Lebaran Idul Fitri, mempererat hubungan baik antara Prabowo dan Megawati.

    “Ibu Mega berulang-ulang mengatakan bahwa hubungan pribadi antara Ibu Mega dan Pak Prabowo itu sangat baik sejak dulu hingga sekarang dan itu dibuktikan dengan silaturahmi Pak Didit hari ini ke kediaman beliau,” kata Ahmad Basarah saat ditemui di kediaman Megawati di Teuku Umar, Jakarta Selatan, Senin.

    Menurut Basarah, hubungan baik itu sudah terjalin sejak Megawati dan Prabowo sama sama maju dalam pemilihan presiden dan wakil presiden pada 2004 lalu.

    Baca selengkapnya di sini

    3. Pramono Anung dan Bang Doel sambangi rumah Megawati saat Idul Fitri

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno atau yang akrab disapa Bang Doel mendatangi rumah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta, saat Hari Raya Idul Fitri, Senin.

    Dari pantauan di lokasi, Bang Doel dan keluarga terlihat hadir lebih dahulu di rumah Megawati, yang merupakan Presiden kelima RI, sekitar pukul 10.41 WIB.

    Dia terlihat hadir mengenakan pakaian kemeja Muslim lengan panjang berwarna putih dan celana panjang hitam. Saat turun dari mobil di depan rumah Megawati, Bang Doel langsung masuk sambil menyapa wartawan yang sudah menunggu di depan.

    Baca selengkapnya di sini

    4. Istana bagikan 5.000 bingkisan saat gelar griya bersama Presiden

    Istana Kepresidenan Jakarta membagikan lebih dari 5.000 bingkisan dan suvenir kepada masyarakat umum saat acara gelar griya atau open house bersama Presiden RI Prabowo Subianto dalam momen Hari Raya Idul Fitri 1446 H, Senin.

    Berdasarkan keterangan resmi yang diterima di Jakarta, masyarakat tidak hanya berkesempatan mengunjungi Istana, tetapi juga menerima bingkisan Lebaran dan suvenir.

    Salah satu warga penyandang disabilitas bernama Joko (40) mengaku tidak berkesempatan bersalaman dengan Presiden Prabowo Subianto, namun dirinya bersyukur mendapat bingkisan dan menapakkan kakinya di dalam Istana Kepresidenan Jakarta.

    Baca selengkapnya di sini

    5. Kemenhan kirim 12 ton bantuan logistik untuk korban gempa Myanmar

    Kementerian Pertahanan mengirimkan sebanyak 12 ton bantuan logistik menggunakan pesawat Hercules untuk membantu korban gempa di Myanmar.

    Ke-12 ton logistik tersebut merupakan bantuan dari TNI, Basarnas, Baznas, dan beberapa elemen pemerintah serta masyarakat.

    “Bantuan yang dikirimkan berupa tenda, kemudian juga makanan, kemudian selimut, obat obatan dan kebutuhan lain yang berkaitan dengan medis,” kata Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan saat melepas bantuan kemanusiaan tersebut di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin.

    Baca selengkapnya di sini

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Korban Gempa Capai 2.056 Orang, Myanmar Umumkan 7 Hari Berkabung Nasional

    Korban Gempa Capai 2.056 Orang, Myanmar Umumkan 7 Hari Berkabung Nasional

    Jakarta

    Gempa berkekuatan 7,7 magnitudo menewaskan ribuan orang di Myanmar. Pemerintah Myanmar mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari.

    “Myanmar mengumumkan tujuh hari berkabung nasional atas gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 skala richter yang melanda Myanmar bagian tengah pada hari Jumat,” bunyi keterangan media pemerintah Myanmar, MRTV, dilansir Anadolu Agency, Selasa (1/4/2025).

    Pengumuman itu disampaikan pemerintah Myanmar pada Senin (31/3) waktu setempat. Bendera nasional akan dikibarkan setengah tiang selama masa berkabung untuk menghormati para korban.

    Tim Informasi Administrasi Negara Myanmar mengatakan jumlah korban tewas akibat gempa mencapai 2.056. Sekitar 3.900 orang terluka dan hampir 270 orang dilaporkan hilang.

    Rusia, India, Tiongkok, Thailand, PBB, UEA, dan negara-negara lain telah mengirimkan tim pencarian dan penyelamatan spesialis beserta bantuan kemanusiaan.

    Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di Myanmar terus bertambah. Pemerintah Myanmar mengatakan jumlah korban tewas kini mencapai lebih dari 2.000 orang.

    Dilansir Asscoicated Press (AP), upaya pengiriman bantuan ke Myanmar kini terhambat akibat pemadaman listrik hingga jaringan komunikasi yang bermasalah. Pemerintah Myanmar juga mengalami kekurangan alat berat sehingga operasi pencarian dan penyelamatan korban tidak maksimal.

    Lebih dari 10.000 bangunan runtuh atau rusak parah di Myanmar bagian tengah dan barat laut. Satu gedung kelas prasekolah runtuh di distrik Mandalay menewaskan 50 anak dan dua guru.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • TNI AL Siapkan KRI Radjiman Wedyodiningrat-992 Bantu Korban Gempa di Myanmar 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        1 April 2025

    TNI AL Siapkan KRI Radjiman Wedyodiningrat-992 Bantu Korban Gempa di Myanmar Nasional 1 April 2025

    TNI AL Siapkan KRI Radjiman Wedyodiningrat-992 Bantu Korban Gempa di Myanmar
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    TNI Angkatan Laut (AL) menyiapkan
    KRI Radjiman Wedyodiningrat-992
    untuk dikirim membantu korban
    gempa bumi
    di Myanmar.
    Hal ini sebagaimana disampaikan Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops KSAL) Laksamana Muda TNI Yayan Sofiyan, Senin (31/3/2025).
    “Kapal perang yang disiapkan adalah KRI Radjiman Wedyodiningrat-992, itu kapal bantu rumah sakit,” kata Yayan Sofiyan saat memimpin Gelar Kesiapan Operasi
    Bantuan Kemanusiaan
    Luar Negeri untuk korban terdampak gempa bumi yang melanda Myanmar maupun Thailand, di Dermaga Kolinlamil, Jakarta Utara, Senin.
    Yayan mengatakan, KRI Radjiman Wedyodiningrat-992 telah dilengkapi berbagai alat kesehatan yang mampu membantu misi kemanusiaan.
    Tak hanya alat medis, tim tenaga kesehatan dari prajurit TNI juga ikut disiagakan.
    “Di dalam (KRI Radjiman) sudah dilengkapi dengan kontainer-kontainer medis dan bisa melaksanakan kegiatan operasi medik,” terang Asops KSAL.
    Kegiatan Gelar Pasukan diawali dengan pemeriksaan personel dan material oleh Asops KSAL, guna memastikan kelengkapan dan personel siap diberangkatkan menuju daerah operasi di Myanmar.
    Adapun pasukan yang disiapkan terdiri dari personel TNI AD,
    TNI AL
    , dan TNI AU yang akan memberikan
    bantuan kemanusiaan
    di daerah terdampak.
    Bantuan Kemanusiaan yang saat ini dibutuhkan para korban terdampak yaitu penggelaran operasi medik dan penyaluran obat-obatan, tenda, dan selimut.
    Asops KSAL menjelaskan bahwa kegiatan ini menindaklanjuti perintah dari Presiden Prabowo Subianto untuk tanggap segera terhadap gempa bumi yang menimpa Thailand dan Myanmar.
    Tugas tersebut merupakan salah satu dari tugas TNI dalam rangka Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
    “TNI AL terus berkomitmen dalam memberikan manfaat yang besar dan membantu kesulitan masyarakat selaras dengan kebijakan Kasal Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, terutama dalam memberikan bantuan kemanusiaan bagi korban bencana alam yang melanda di negara Myanmar,” kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI I Made Wira Hady, dalam keterangan yang dibagikan Dispenal.
    Diketahui, gempa bumi dahsyat melanda Myanmar pada Jumat (28/3/2025).
    Hingga Senin (31/3/2025), jumlah korban tewas telah menembus angka 2.056 jiwa.
    Sementara itu, lebih dari 3.900 orang dilaporkan terluka dan 270 lainnya masih hilang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Tewas Gempa Myanmar Kini Tembus Lebih dari 2 Ribu Orang

    Korban Tewas Gempa Myanmar Kini Tembus Lebih dari 2 Ribu Orang

    Jakarta

    Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di Myanmar terus bertambah. Pemerintah Myanmar mengatakan jumlah korban tewas kini mencapai lebih dari 2.000 orang.

    “Lebih dari 2.000 orang kini dipastikan tewas di Myanmar setelah gempa bumi terbesar melanda,” bunyi keterangan pemerintah Myanmar dilansir CNN, Selasa (1/4/2025).

    Dilansir Asscoicated Press (AP), upaya pengiriman bantuan ke Myanmar kini terhambat akibat pemadaman listrik hingga jaringan komunikasi yang bermasalah. Pemerintah Myanmar juga mengalami kekurangan alat berat sehingga operasi pencarian dan penyelamatan korban tidak maksimal.

    Petugas penyelamat di biara U Hla Thein yang runtuh di Mandalay, Myanmar, mengatakan mereka masih mencari sekitar 150 biksu yang tewas. Anggota Komite Pengarah Jaringan Muslim Myanmar, Tun Kyi, mengatakan ratusan jemaah tewas saat sedang salat Jumat akibat bangunan masjid roboh terdampak gempa pada Jumat (28/3).

    “Sekitar 700 jemaah muslim yang menghadiri salat Jumat tewas ketika masjid runtuh,” kata Tun Kyi.

    Dia mengatakan sekitar 60 masjid rusak atau hancur. Video yang diunggah di situs berita daring The Irrawaddy memperlihatkan beberapa masjid roboh. Tidak jelas apakah angka-angka tersebut sudah termasuk dalam jumlah korban resmi.

    Stasiun MRTV milik pemerintah Myanmar melaporkan bahwa pemimpin pemerintahan militer, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, mengatakan kepada perdana menteri Pakistan melalui panggilan telepon,bahwa 2.065 orang tewas, dengan lebih dari 3.900 orang terluka dan sekitar 270 orang hilang.

    “Bahkan sebelum gempa bumi ini, hampir 20 juta orang di Myanmar membutuhkan bantuan kemanusiaan,” kata Marcoluigi Corsi, koordinator kemanusiaan dan residen PBB.

    Lebih dari 10.000 bangunan runtuh atau rusak parah di Myanmar bagian tengah dan barat laut. Satu gedung kelas prasekolah runtuh di distrik Mandalay menewaskan 50 anak dan dua guru.

    Analisis kecerdasan buatan terhadap citra satelit Mandalay oleh Lab AI for Good milik Microsoft menunjukkan 515 bangunan mengalami kerusakan 80 hingga 100 persen dan 1.524 bangunan lainnya mengalami kerusakan 20 hingga 80 persen.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sederet Kisah Pilu Warga Myanmar Korban Gempa Besar

    Sederet Kisah Pilu Warga Myanmar Korban Gempa Besar

    Naypyidaw

    Gempa dengan magnitudo (M) 7,7 membawa pilu untuk warga Myanmar. Saat jumlah korban terus meningkat, warga Myanmar masih harus menghadapi ketakutan akan serangan dari pasukan junta militer.

    Dilansir Reuters, Senin (31/3/2025), jumlah korban tewas akibat gempa di Myanmar telah mencapai 1.700 orang. Otoritas Myanmar juga menyebut ada 3.400 orang yang terluka dan 300 orang hilang.

    “Gempa berkekuatan 7,7 skala richter, salah satu gempa terkuat di Myanmar dalam satu abad, mengguncang negara Asia Tenggara yang dilanda perang itu pada hari Jumat, menyebabkan sekitar 1.700 orang tewas, 3.400 orang terluka, dan lebih dari 300 orang hilang hingga hari Minggu,” kata pemerintah militer Myanmar.

    Pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, memperingatkan jumlah korban tewas dapat meningkat dan pemerintahannya menghadapi situasi yang menantang. Sejauh ini, India, China, Thailand, Malaysia, Rusia dan Singapura telah mengirimkan bantuan, termasuk tim penyelamat.

    Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mengatakan situasi konflik dan juga musim hujan yang segera tiba di Myanmar membuat tim penyelamat harus berpacu dengan waktu. Kerusakan di Myanmar juga disebut sangat luas.

    “Dengan meningkatnya suhu dan musim hujan yang akan segera tiba dalam beberapa minggu, ada kebutuhan mendesak untuk menstabilkan masyarakat yang terkena dampak sebelum krisis sekunder muncul,” ujar Palang Merah Internasional.

    Kehancuran akibat gempa yang terjadi pada Jumat (28/3) telah menambah penderitaan di Myanmar yang dilanda perang saudara sejak militer melakukan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi pada tahun 2021. Sejak saat itu, pasukan antimiliter terus melakukan perlawanan dan telah merebut sejumlah wilayah dari militer.

    Gempa juga membuat jembatan, jalan raya, bandara, dan rel kereta api di seluruh Myanmar rusak. Hal itu semakin memperlambat upaya kemanusiaan di tengah situasi perang yang menghantam ekonomi, membuat lebih dari 3,5 juta orang mengungsi, dan melemahkan sistem kesehatan terus berlanjut.

    Di beberapa daerah dekat episentrum gempa, penduduk mengatakan bantuan pemerintah sangat terbatas. Warga bahkan harus berjuang sendiri.

    Ibu Hamil Meninggal Usai Dievakuasi dari Reruntuhan

    Kehancuran di Myanmar (Foto: REUTERS/Stringer)

    Seorang ibu hamil meninggal dunia usai dievakuasi dari reruntuhan apartemen di Manalay. Tim penyelamat awalnya mengamputasi kaki wanita hamil itu untuk mengeluarkannya setelah 2 hari tertimbun reruntuhan apartemen.

    Dilansir AFP, Senin (31/3/2025), tim penyelamat mengira mereka telah menyelamatkan nyawa Mathu Thu Lwin. Tetapi, situasi berubah saat Mathu tak sadarkan diri setelah dikeluarkan dari reruntuhan kompleks apartemen Sky Villa Condominium yang hancur akibat gempa besar Myanmar pada hari Jumat (28/3).

    Kondisi itu menjadi akhir tragis dari perjuangan panjang untuk membebaskan wanita berusia 35 tahun itu dengan tim penyelamat China dan Myanmar menggunakan bor, gergaji mesin, dan gergaji putar untuk menembus beton yang menjebaknya. Wanita itu akhirnya dibawa keluar pada Minggu (30/3) pukul 8 malam waktu setempat dan dokter memeriksanya, melakukan CPR di atas brankar, tetapi dia dinyatakan meninggal tak lama kemudian.

    “Kami mencoba segalanya untuk menyelamatkannya,” kata salah satu tim medis, tetapi dia telah kehilangan terlalu banyak darah karena kakinya diamputasi untuk membebaskannya.

    Ruang operasi darurat yang telah disiapkan di bangunan luar untuk menstabilkannya tidak digunakan. Kondominium Sky Villa merupakan salah satu bangunan yang paling parah terkena dampak gempa bermagnitudo 7,7 yang sejauh ini diketahui telah menewaskan sekitar 1.700 orang di Myanmar.

    Gedung yang terdiri dari 12 lantai itu kini hanya tersisa enam lantai akibat gempa. Dinding berwarna hijau dari lantai kini bertengger di atas sisa-sisa lantai bawah yang hancur.

    Di lokasi lain, tim penyelamat berhasil menyelamatkan seorang wanita setelah tiga hari tertimbun reruntuhan Hotel Great Wall. Wanita itu dibawa keluar dari reruntuhan setelah hampir 60 jam tertimbun. Perserikatan Bangsa-Bangsa kini berupaya mempercepat pasokan bantuan untuk sekitar 23.000 korban gempa di Myanmar bagian tengah.

    “Tim kami di Mandalay bekerja sama untuk meningkatkan respons kemanusiaan meskipun mereka sendiri mengalami trauma. Waktu sangat penting karena Myanmar membutuhkan solidaritas dan dukungan global melalui kehancuran yang luar biasa ini,” kata Perwakilan Badan Pengungsi PBB di Myanmar, Noriko Takagi.

    Doa dan Tangis Saat Idul Fitri di Myanmar

    Umat muslim di Myanmar menangis saat rayakan Idul Fitri usai gempa (Foto: AFP/SAI AUNG MAIN)

    Suasana duka juga terlihat saat ratusan umat muslim berkumpul untuk melaksanakan salat Idul Fitri di jalanan di Mandalay, Myanmar. Dilansir AFP, Senin (31/3/2025), salat id digelar di jalan di luar dua masjid tempat 20 orang tewas tertimbun reruntuhan akibat gempa.

    Isak tangis dari umat muslim yang hadir dalam salat id semakin kuat saat imam berdoa untuk korban tewas gempa Myanmar. Menara masjid Sajja Selatan di lingkungan Muslim Mawyagiwah runtuh akibat gempa dan menewaskan 14 anak-anak serta dua orang dewasa. Empat orang lagi tewas di masjid Sajja Utara yang berdekatan ketika menaranya runtuh.

    “Semoga Allah memberi kita semua kedamaian. Semoga semua saudara terbebas dari bahaya,” ujarnya.

    Banyak korban tewas berasal dari keluarga Win Thiri Aung, baik yang dekat maupun yang jauh. Win mengatakan seharusnya momen Idul Fitri menjadi saat yang membahagiakan bagi keluarganya.

    “Pada masa normal, Idul Fitri penuh dengan kegembiraan. Hati kami ringan. Tahun ini, kami tidak seperti itu. Semua pikiran kami tertuju pada anak-anak yang meninggal. Saya melihat wajah mereka di mata saya. Kami percaya jiwa anak-anak dan semua orang yang kami kenal yang meninggal telah mencapai Surga. Kami percaya mereka meninggal dengan bahagia,” kata Win sambil menangis.

    “Ini adalah ujian dari Allah. Ini adalah pengingat dari-Nya bahwa kita perlu menghadap kepada-Nya. Jadi, kami perlu lebih banyak berdoa,” sambungnya

    Di luar gang menuju masjid, umat Islam yang merayakan Idul Fitri banyak yang mengenakan pakaian baru. Pengurus masjid mengatakan semua harus berdoa untuk korban gempa.

    “Kami harus berdoa di jalan, merasakan kesedihan dan kehilangan. Situasinya sangat buruk sehingga sulit untuk mengungkapkan apa yang sedang terjadi,” kata Kepala Pengurus masjid Sajja Utara, Aung Myint Hussein.

    Kehancuran di kota terbesar kedua Myanmar itu bervariasi. Sejumlah bangunan hancur total dan beberapa area mengalami kerusakan yang terkonsentrasi.

    Di ujung jalan dari masjid, seorang penduduk mengatakan enam orang tewas saat sebuah toko makanan runtuh, serta dua orang lagi tewas di sebuah restoran di seberang jalan. Namun, sebagian besar kota tampak aman dengan lalu lintas di jalan-jalan dan beberapa restoran mulai kembali buka.

    Seorang warga, Sandar Aung, mengatakan putranya yang berusia 11 tahun terluka parah saat salat Jumat dan meninggal di rumah sakit pada malam harinya. Dia mengaku sangat terpukul karena putranya begitu gembira menyambut Idul Fitri.

    “Saya sangat sedih, anak saya sangat gembira menyambut Idul Fitri. Kami mendapat baju baru yang akan kami kenakan bersama. Kami menerima apa yang telah direncanakan Allah. Allah hanya melakukan apa yang baik dan apa yang benar dan kami harus menerimanya,” kata wanita berusia 37 tahun itu sambil menangis.

    Serangan Militer Terus Berlanjut

    Kerusakan di Myanmar (Foto: REUTERS/Stringer)

    Kelompok pemberontak bersenjata telah mengkritik junta militer Myanmar karena melakukan serangan udara di desa-desa saat negara itu terguncang oleh gempa bumi M 7,7. Dilansir Reuters, Serikat Nasional Karen yang merupakan salah satu tentara etnis tertua di Myanmar mengatakan junta terus melakukan serangan udara di wilayah sipil.

    Serangan disebut terjadi ketika penduduk sangat menderita akibat gempa bumi. Kelompok tersebut mengatakan, dalam kondisi normal, militer seharusnya memprioritaskan bantuan bagi korban gempa. Namun, kondisi sebaliknya terjadi di Myanmar di mana militer malah melakukan pengerahan pasukan untuk menyerang rakyatnya.

    Kelompok bantuan bernama Free Burma Rangers melaporkan jet militer Myanmar melancarkan serangan udara dan serangan pesawat nirawak di negara bagian Karen, dekat markas besar Karen National Union (KNU), beberapa saat usai gempa terjadi pada Jumat (28/3). Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan telah mendesak gencatan senjata segera untuk memudahkan penyaluran bantuan di Myanmar.

    Juru bicara junta militer Myanmar tidak menjawab pertanyaan tentang kritik tersebut. Militer Myanmar terlibat perang saudara dengan beberapa kelompok oposisi bersenjata sejak kudeta tahun 2021, ketika militer merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi.

    Sebagai informasi, episentrum gempa M 7,7 itu berada di wilayah yang dikuasai pasukan junta militer. Tetapi, kehancurannya meluas dan juga memengaruhi beberapa wilayah yang dikuasai oleh gerakan perlawanan bersenjata.

    Pada Minggu (30/3), Pemerintah Persatuan Nasional yang mencakup sisa-sisa pemerintahan yang digulingkan pada tahun 2021 mengatakan milisi antijunta di bawah komandonya akan menghentikan aksi militer ofensif selama dua pekan. Penasihat senior Myanmar di Crisis Group, Richard Horsey, mengatakan beberapa pasukan antijunta telah menghentikan serangan mereka tetapi pertempuran masih berlangsung di tempat lain.

    “Rezim juga terus melancarkan serangan udara, termasuk di daerah yang terkena dampak. Itu harus dihentikan,” katanya.

    Halaman 2 dari 4

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Video: Aksi Heroik Nakes Peluk Erat Bayi Saat Gempa Myanmar

    Video: Aksi Heroik Nakes Peluk Erat Bayi Saat Gempa Myanmar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dua perawat dipuji atas tindakan heroik mereka dalam melindungi bayi yang baru lahir di Kota Ruili, China Barat Daya setelah sebuah pusat bersalin di dekat perbatasan dengan Myanmar diguncang hebat oleh gempa bumi berkekuatan 7,7 skala richter yang mematikan pada Jumat 28 Maret 2025.

    Selengkapnya saksikan di CNBC Indonesia

  • Prajurit AL ke Myanmar untuk Misi Kemanusiaan, Asops KSAL: Negara Memanggil, Kita Berangkat – Halaman all

    Prajurit AL ke Myanmar untuk Misi Kemanusiaan, Asops KSAL: Negara Memanggil, Kita Berangkat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah, Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops KSAL) Laksamana Muda TNI Yayan Sofiyan memimpin Apel Gelar Pasukan Dalam Rangka Pengiriman Bantuan Kemanusiaan ke Myanmar dan Thailand, Senin (31/3/2025).

    Saat memeriksa pasukan di Dermaga Kolinlamil Jakarta Utara, Yayan sempat menanyai beberapa prajurit TNI dari tiga matra yang sudah memanggul ransel, helm, dan senjatanya.

    Sambil menepuk pundak prajurit, Yayan bertanya asal mereka dan bertanya kesiapan mereka.

    Para prajurit TNI tersebut pun menyatakan siap dengan lantang.

    Yayan juga sempat bertanya kepada salah satu prajurit yang baru pertama kali mendapatkan tugas bantuan kemanusiaan terkait perasaan mereka terhadap tugas tersebut.

    “Bangga kau?” tanya Yayan seraya menepuk bahu prajurit tersebut.

    “Siap! Bangga!” jawab prajurit tersebut dengan lantang dan tegas.

    Dalam pidatonya, Yayan membakar semangat prajurit dengan lantang.

    Awalnya, Yayan menjelaskan bahwa dirinya mengikuti rapat dengan Panglima TNI maupun kementerian dan lembaga pada Minggu (30/3/2025) kemarin.

    Selain itu, sebelum saya datang ke sini, ia telah menghadap Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali.

    Ia mengatakan Panglima TNI dan KSAL menitipkan beberapa pesan kepada mereka mengingat baru saja mereka menyelesaikan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadan.

    “Tadi pagi kita sudah melaksanakan perayaan, bermaaf-maafan, berkumpul dengan keluarga kita masing-masing dan manakala tugas memanggil, negara memanggil, kita berangkat, itulah jadi diri kita prajurit TNI!” tegas Yayan.

    Ia pun meminta mereka melaksanakan setiap tugas dengan penuh rasa tanggung jawab.

    Mereka, kata dia, adalah patriot-patriot yang harus ikhlas berangkat ke medan tugas setiap saat negara memanggil dalam situasi apapun.

    “Dan saat ini Bapak Presiden Republik Indonesia telah memerintahkan kepada jajarannya untuk segera memberangkatkan satgas. Inilah langkah konkret kita untuk implementasi perintah tersebut kita laksanakan, dengan segala keikhlasan jiwa dan raga kita,” tegasnya.

    Ia juga mengingatkan agar mereka menjaga kesehatan dan keselamatan dalam pelaksanaan tugas.

    Hal tersebut, ungkap dia, karena tidak di antara mereka yang tahu bagaimana kondisi di sana.

    “Kemungkinan di dalam reruntuhan-reruntuhan itu ada korban manusia yang perlu diselamatkan oleh kalian. Jaga keamanan kalian, karena kita tidak tahu bangunan-bangunan reruntuhan-reruntuhan itu jangan sampai berdampak terhadap keselamatan kalian,” ungkap dia.

    “Anak dan istri kalian pasti menunggu di rumah, menunggu kalian selamat, menunggu dengan utuh kalian kembali di tengah-tengah keluarga kalian. Kita tidak tahu situasi dan sanitasi yang ada di sana. Jaga kesehatan kalian, jangan sampai justru, kalian sudah letih bekerja namun mengabaikan aspek kesehatan kalian,” kata Yayan lantang.

    Yayan juga mengungkapkan mereka tidak tahu berapa lama mereka dalam penugasan tersebut. 

    Ia mengingatkan mereka tidak tertutup kemungkinan sanitasi atau kesehatan lingkungan tidak baik untuk kesehatan mereka.

    “Sehingga kondisi kesehatan kalian juga harus prima karena energi kalian di sana akan dipakai untuk membantu para korban mengevakuasi,” ungkap dia.

    “Kita memberangkatkan tenaga kesehatan gabungan baik dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, maupun Angkatan Udara dan kapal perang yang kita banggakan dengan berbagai aset yang ada di dalamnya. Layani mereka dengan segala keikhlasan, dengan segala ketulusan,” pesan Yayan.

    Dia akhir amanatnya, ia mengajak prajurit yakin Tuhan akan memberikan keadilan bagi semua yang ikhlas dalam melaksanakan tugas.

    Yayan pun berharap mereka dapat kembali dengan selamat dan sehat.

    “Saata kalian kembali, kembalilah dengan selamat, kembalilah dengan utuh, kembalilah dengan sehat. Ada orang-orang tercinta yang menunggu di rumah masing-masing,” pungkas Yayan.

    Para prajurit yang terdiri dari Tim SAR dan tim medis tersebut nantinya akan diberangkatkan ke Myanmar menggunakan kapal bantu rumah sakit KRI dr Radjiman Wedyodiningrat-992. 

    Pada saat yang sama, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) memberangkatkan tim kemanusiaan hingga logistik untuk membantu korban gempa di Myanmar di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Senin (31/3/2025).

    Diberitakan sebelumnya Myanmar dilanda gempa dengan magnitudo 7,7.

    Jumlah korban tewas akibat gempa seperti dilaporkan Junta Militer, mencapai 2.056 orang. Sementara korban luka 3.900 orang.

    Sedangkan orang yang masih dinyatakan hilang mencapai 300 orang.