Negara: Myanmar

  • PMI Kirim Bantuan Kemanusiaan Senilai Rp800 Juta untuk Korban Gempa Myanmar

    PMI Kirim Bantuan Kemanusiaan Senilai Rp800 Juta untuk Korban Gempa Myanmar

    loading…

    JAKARTA – Bantu korban gempa bumi di Myanmar, Palang Merah Indonesia ( PMI ) mengirimkan bantuan kemanusiaan seberat 7 ton senilai Rp800 juta untuk negara tersebut. Bantuan ini merupakan bagian dari upaya solidaritas kemanusiaan Indonesia dalam membantu korban bencana.

    Bantuan PMI yang dikirimkan berupa 5.000 unit sarung; 500 buah selimut; 500 unit kantong jenazah; 500 unit hygiene kit; 500 unit terpal ini telah disiapkan di Gudang Regional PMI di Banten dan akan diberangkatkan bersama dengan bantuan dari Pemerintah Indonesia.

    Rencananya, pengiriman bantuan akan dilakukan pada Kamis, 3 April 2025 dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan menggunakan pesawat kargo menuju Nya Pyi Taw, Myanmar. Saat ini, bantuan PMI telah berada di bagian kargo bandara untuk persiapan keberangkatan esok hari.

    Selain mengirimkan bantuan berupa barang, PMI juga mengirimkan dana kemanusiaan sebesar USD100.000 kepada Palang Merah Myanmar.

    “Bantuan PMI ini merupakan upaya PMI dalam membantu masyarakat yang terdampak bencana tanpa melihat batas wilayah. PMI terus berkomitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat yang membutuhkan, baik di dalam maupun luar negeri. Bantuan ini adalah wujud solidaritas Indonesia untuk saudara-saudara kita di Myanmar yang tengah menghadapi situasi sulit akibat gempa bumi,” kata Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (JK), Rabu (2/4/2025).

    JK menyebut PMI berencana mengirimkan personel bantuan, termasuk Tim Water and Sanitation (Watsan) serta tenaga di bidang lain yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

    “Pengiriman dilakukan berdasarkan koordinasi antara PMI, Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, serta Palang Merah Myanmar,” kata JK.

    PMI juga mengajak masyarakat yang ingin membantu korban bencana gempa di Myanmar dengan berdonasi melalui rekening berikut:

    • Bank Rakyat Indonesia (BRI): 0390-01-000318-30-3 atas nama Palang Merah Indonesia
    • Bank Central Asia (BCA): 206-3003344 atas nama Kantor Pusat PMI
    • Bank Mandiri: 070-00-17172011 atas nama Palang Merah Indonesia

    (cip)

  • Dahsyatnya Gempa Myanmar Bikin Perumahan PNS di Ibu Kota Naypyidaw Hancur Parah

    Dahsyatnya Gempa Myanmar Bikin Perumahan PNS di Ibu Kota Naypyidaw Hancur Parah

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM – Ibu Kota Naypyidaw di Myanmar menjadi salah satu lokasi yang terdampak cukup parah dari gempa bumi bermagnitudo 7,7 yang terjadi Jumat (28/3/2025) lalu.

    Hal ini terlihat dalam dokumentasi Basarnas RI dalam kegiatan pencarian yang dilakukan tim Indonesia Search and Rescue (INASAR) pada Rabu (2/4/2025).

    Dalam video dokumentasi petugas, dampak gempa bumi membuat bangunan bertingkat yang merupakan perumahan pegawai negeri sipil Myanmar hancur.

    Bangunan itu tampak rubuh cukup parah.

    Puing-puing reruntuhannya pun berserakan di depan bangunan utama perumahan pegawai negeri sipil tersebut.

    Video dokumentasi petugas juga memperlihatkan bagian dalam salah satu ruangan di bangunan itu yang sudah hancur parah.

    Pintu-pintu ruangan sudah berjatuhan dan kondisi bangunan rusak akibat gempa.

    Di sana, tim INASAR melakukan upaya pencarian korban yang diduga masih tertimbun reruntuhan.

    Adapun upaya pencarian dimaksimalkan dengan pengerahan anjing pelacak.

    Anjing tersebut ditugaskan untuk mengendus sekeliling area reruntuhan untuk memastikan ada tidaknya korban yang masih terjebak puing.

    Diketahui, proses pencarian awal ini dilakukan oleh Tim Alfa dan Bravo INASAR setelah mereka tiba di Bandara Naypyidaw, Selasa (1/4/2025) siang kemarin.

    Tim INASAR juga sempat bertemu pemerintah Myanmar dengan difasilitasi ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management Center.

    Pertemuan awal itu untuk menyampaikan ucapan belasungkawa dan menawarkan perbantuan urban SAR (USAR) bagi pemerintah setempat.

    Tiga wakil Tim USAR Indonesia atas nama Wahyudi dari Basarnas, Brigjen. Pol. (Purn.) Ary Laksmana Widjaja dari BNPB, dan Dumas Amali Raditya dari Kementerian Luar Negeri juga menemui pimpinan pemadam kebakaran setempat untuk permintaan penugasan.

    “Tim INASAR selanjutnya diarahkan untuk melakukan asesmen dan perbantuan di perumahan pegawai negeri sipil yang runtuh dan diperkirakan masih ada korban tertimbun,” tulis Basarnas dalam keterangannya.

    Sementara itu, tim medis INASAR pada Rabu pagi tadi juga sudah memberikan pelayanan pengecekan kesehatan bagi warga setempat yang berada di sekitar posko Basarnas atau Base of Operation (BoO) Basarnas di Naypyidaw.

    Diketahui, gempa berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang Myanmar pada dengan pusat gempa terletak 16 kilometer di barat laut Kota Sagaing, Jumat lalu, sekitar pukul 12.50 WIB.

    Hingga kini, lebih dari 2.700 orang dipastikan meninggal dunia akibat gempa bumi itu.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Prabowo Bakal Kirimkan Bantuan Secara Resmi ke Myanmar Besok (3/4)

    Prabowo Bakal Kirimkan Bantuan Secara Resmi ke Myanmar Besok (3/4)

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Prabowo Subianto akan secara resmi mengirimkan bantuan kemanusiaan korban gempa di Myanmar besok, Kamis (3/4/2025). 

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono mengatakan pihaknya telah mempersiapkan pengiriman bantuan tersebut.

    Dia mengatakan bantuan yang akan dikirimkan itu menyusul pengiriman tim sejak awal pekan ini, Senin (31/1/2025).

    “Rencananya besok bantuan yang jadi mulai dari tanggal 31 sudah ada tim yang kita kirimkan, jadi besok secara resmi kita akan kirimkan bantuan,” ujar Sugiono kepada wartawan saat ditemui pada sela-sela acara gelar griya di rumah dinas Ketua MPR, Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Rabu (2/4/2025). 

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana untuk mengirimkan bantuan penanganan pascagempa berskala M7,7 di Myanmar, esok hari, Kamis (3/4/2025). 

    Rencananya, bantuan dari pemerintah Indonesia itu akan dikirimkan melalui Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. 

    Sebelumnya, pengiriman tim dari Indonesia untuk membantu proses evakuasi serta pengobatan warga korban gempa telah dilakukan beberapa hari sebelumnya. 

    Selain pada hari Senin (31/3/2025), pemerintah turut mengirimkan personel dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Badan SAR Nasional (Basarnas) kemarin, Selasa (1/4/2025). Jumlah personel yang dikirimkan kemarin adalah sebanyak 53 orang. 

    Kepala BNPN Letjen TNI Suharyanto menyebut, pengiriman bantuan esok hari untuk memaksimalkan proses evakuasi korban gempa. Bantuan akan diberangkatkan dalam dua pesawat, masing-masing berisi personel delegasi resmi. 

    Para personel yang berada di bawah koordinasi BNPB itu akan bertugas selama satu minggu.

    Namun demikian, Suharyanto memperkirakan misi kemanusiaan itu akan berjalan selama satu bulan. 

    “Saya kemarin menyarankan kepada pemerintah sebulan. Kenapa sebulan? Ini pengalaman berdasarkan di tempat-tempat lain,” ucapnya.  

    Dia memastikan personelnya akan selalu siap jika harus bertugas dalam jangka waktu lebih lama lagi.

    Tugas tersebut akan terus dilakukan hingga pemerintah setempat mengumumkan pemberhentian pencarian korban.

  • Bawa Anjing Pelacak, Tim INASAR Mulai Cari Korban Gempa Myanmar di Reruntuhan Kota Naypyidaw

    Bawa Anjing Pelacak, Tim INASAR Mulai Cari Korban Gempa Myanmar di Reruntuhan Kota Naypyidaw

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM – Tim Indonesia Search and Rescue (INASAR) mulai melakukan pencarian terhadap korban gempa Myanmar, Rabu (2/4/2025).

    Pencarian dilakukan di beberapa lokasi di kota Naypyidaw, salah satu titik terparah terdampak gempa dengan magnitudo 7,7 yang terjadi Jumat (28/3/2025) silam.

    Berdasarkan dokumentasi petugas, terlihat upaya pencarian korban dimaksimalkan dengan pengerahan anjing pelacak.

    Anjing tersebut ditugaskan untuk mengendus sekeliling area reruntuhan untuk memastikan ada tidaknya korban yang masih terjebak puing.

    Petugas kemudian menyisir salah satu bangunan bertingkat yang juga sudah hancur akibat bencana tersebut.

    Bangunan itu merupakan perumahan pegawai negeri sipil yang cukup parah terdampak gempa bumi.

    Diketahui, proses pencarian awal ini dilakukan oleh Tim Alfa dan Bravo INASAR setelah mereka tiba di Bandara Naypyidaw, Selasa (1/4/2025) siang kemarin.

    Tim INASAR juga sempat bertemu pemerintah Myanmar dengan difasilitasi ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management Center.

    Pertemuan awal itu untuk menyampaikan ucapan belasungkawa dan menawarkan perbantuan urban SAR (USAR) bagi pemerintah setempat.

    Tiga wakil Tim USAR Indonesia atas nama Wahyudi dari Basarnas, Brigjen. Pol. (Purn.) Ary Laksmana Widjaja dari BNPB, dan Dumas Amali Raditya dari Kementerian Luar Negeri juga menemui pimpinan pemadam kebakaran setempat untuk permintaan penugasan.

    “Tim INASAR selanjutnya diarahkan untuk melakukan asesmen dan perbantuan di perumahan pegawai negeri sipil yang runtuh dan diperkirakan masih ada korban tertimbun,” tulis Basarnas dalam keterangannya.

    Sementara itu, tim medis INASAR pada Rabu pagi tadi juga sudah memberikan pelayanan pengecekan kesehatan bagi warga setempat yang berada di sekitar posko Basarnas atau Base of Operation (BoO) Basarnas di Naypyidaw.

    Diketahui, gempa berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang Myanmar pada dengan pusat gempa terletak 16 kilometer di barat laut Kota Sagaing, Jumat lalu, sekitar pukul 12.50 WIB.

    Hingga kini, lebih dari 2.700 orang dipastikan meninggal dunia akibat gempa bumi itu.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Militer Myanmar Tembaki Konvoi Palang Merah China yang Bawa Bantuan Korban Gempa

    Militer Myanmar Tembaki Konvoi Palang Merah China yang Bawa Bantuan Korban Gempa

    Jakarta

    Militer Myanmar menembaki konvoi Palang Merah China yang membawa bantuan ke daerah yang dilanda gempa, pada Selasa (1/4) malam.

    Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang (TNLA) mengatakan pasukan militer Myanmar menembaki konvoi sembilan kendaraan menggunakan senapan mesin berat saat melewati Kotapraja Naung Cho di Negara Bagian Shan dalam perjalanan menuju Kota Mandalay.

    Lokasi serangan saat ini berada di bawah kendali TNLA, kelompok bersenjata etnis yang beroperasi di wilayah tersebut.

    TNLA mengatakan konvoi telah memberi tahu junta militer tentang rute dan rencana pengiriman bantuan tersebut.

    Junta militer Myanmar membenarkan serangan tersebut. Insiden itu terjadi sekitar pukul 21:30 malam, menurut pernyataan juru bicara junta, Mayor Jenderal Zaw Min Tun.

    Tidak ada yang terluka, klaim junta.

    Hingga Rabu (02/04), jumlah korban tewas akibat gempa bumi mencapai 2.719 orang, kata Panglima Militer Myanmar, Min Aung Hlaing.

    Min Aung Hlaing menambahkan bahwa jumlah korban tewas dapat mencapai lebih dari 3.000 orang.

    Militer Myanmar terus lancarkan serangan, abaikan gencatan senjata

    Aliansi Tiga Persaudaraan yang terdiri dari tiga kelompok pemberontak bersenjata utama di Myanmar Tentara Arakan, Tentara Aliansi Demokrasi Nasional Myanmar, dan Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang (TNLA)telah mengumumkan gencatan senjata sepihak selama sebulan.

    Mereka telah menyatakan bahwa tidak akan ada serangan di daerah-daerah yang sedang dilanda pertempuran, dalam upaya memfasilitasi operasi penyelamatan dan pengiriman bantuan ke daerah-daerah yang dilanda gempa bumi dahsyat pada 28 Maret 2025 lalu.

    Akan tetapi, Panglima Militer Myanmar, Min Aung Hlaing, menolak gencatan senjata dari kelompok pemberontak.

    Min Aung Hlaing menuduh kelompok-kelompok yang bersekutu dengan pemerintah bayangan dapat mengeksploitasi gencatan senjata.

    “Beberapa kelompok etnis bersenjata mungkin tidak terlibat aktif dalam pertempuran saat ini, tetapi mereka berkumpul dan berlatih untuk mempersiapkan serangan.

    “Karena ini adalah bentuk agresi, militer akan melanjutkan operasi pertahanan yang diperlukan,” kata Min Aung Hlaing dalam acara penggalangan dana di ibu kota Naypyidaw pada Selasa (01/04).

    EPAPagoda Maha Myat Muni di Mandalay ambruk akibat gempa yang mengguncang Myanmar dan negara-negara di sekitarnya, pada Jumat (28/03).

    Menurut laporan media lokal, militer telah melanjutkan serangannya di berbagai wilayah dalam beberapa hari terakhir, termasuk menembaki desa-desa yang dilanda gempa.

    BBC Burma mengonfirmasi bahwa sebanyak tujuh orang tewas dalam serangan udara di Naungcho di Negara Bagian Shan. Serangan ini terjadi sekitar pukul 15:30 waktu setempat, kurang dari tiga jam setelah gempa terjadi.

    Kelompok pemberontak pro-demokrasi yang berjuang untuk menyingkirkan militer dari kekuasaan telah melaporkan serangan udara di Kota Chang-U di wilayah Sagaing tengah, pusat gempa. Ada juga laporan serangan udara di wilayah dekat perbatasan Thailand.

    Baca juga:

    Sejumlah lembaga bantuan mengatakan makanan, air, obat-obatan, dan tempat tinggal sangat terbatas di Myanmar. Mereka mendesak masyarakat internasional untuk meningkatkan upaya bantuan sebelum musim hujan tiba bulan depan.

    PBB menuduh junta menjadikan pasokan bantuan sebagai alat perang.

    Junta militer, menurut PBB, memblokir bantuan kemanusiaan untuk korban gempa di pos-pos pemeriksaan di wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak yang dapat mencakup hingga tiga perempat wilayah Myanmar.

    Pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Myanmar, Tom Andrews, mendesak junta untuk menghentikan serangan.

    “Masalahnya masih ada operasi militer yang sedang berlangsung saat ini… Serangan oleh junta militer,” katanya kepada BBC.

    “Saya menyerukan kepada junta untuk berhenti, menghentikan semua operasi militernya. Ini benar-benar keterlaluan dan tidak dapat diterima.”

    Tim SAR dari Indonesia dan berbagai negara berdatangan

    Upaya pencarian korban gempa di Myanmar terus dilancarkan dengan bantuan tim SAR dari berbagai negara.

    Di Jakarta, sebanyak 73 personel Indonesia Search and Rescue (INASAR) diberangkatkan menuju lokasi terdampak gempa di Myanmar, Selasa (01/04).

    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, mengatakan situasi di Myanmar mungkin lebih sulit ketimbang penugasan Basarnas ke Turki dan Suriah pada 2023 lalu.

    “Mungkin situasi di sana lebih sulit karena diinformasikan komunikasi belum berjalan bagus, beberapa daerah listrik masih padam. Tentunya yang mendukung tim INASAR di sana sangat terbatas,” ujarnya saat melepas para personel INASAR dari Lapangan Udara Halim Perdanakusuma.

    Bantuan yang dikirimkan Indonesia mencakup tim penyelamatan, tenaga medis, serta logistik yang dikirimkan menggunakan dua pesawat Hercules dan satu pesawat Boeing 747.

    Ratusan orang diyakini masih terperangkap di Myanmar dan Thailand.

    Gempa tersebut juga telah menewaskan lebih dari 2.700 orang dan meratakan sebagian besar Mandalay kota terbesar kedua di Myanmar yang dihuni sekitar 1,5 juta orang dan berjarak 60 kilometer dari pusat gempa di barat laut Kota Sagaing.

    Selain itu, gempa itu juga menyebabkan 3.900 orang luka-luka dan 270 orang hilang.

    ReutersSeorang anggota tim SAR berupaya mencari korban di antara reruntuhan bangunan di Mandalay, Myanmar, 31 Maret 2025.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis permohonan mendesak agar dunia internasional mengucurkan bantuan sebesar US$8 juta (Rp132,4 miliar) guna menanggulangi gempa bumi di Myanmar. Seorang juru bicara WHO melaporkan banyak rumah sakit hancur dan kewalahan di negara tersebut.

    Sejumlah negara merespons permintaan bantuan di Myanmar.

    Indonesia, menurut Menteri Luar Negeri Sugiono, mengirimkan bantuan berupa Tim Urban Search and Rescue (USAR), Tim Emergency Medical Team (EMT) dan logistik peralatan senilai US$1 juta.

    Adapun sebanyak 608 personel TNI yang tergabung dalam Satgas Bantuan Kemanusiaan untuk Myanmar akan dilepas oleh Presiden Prabowo Subianto di Lanud Halim Perdana Kusuma, pada Kamis (03/04).

    Negara lainnya mencakup:

    China menyediakan bantuan kemanusiaan senilai 100 juta yuan (Rp229 miliar) serta mengirim tim SAR beranggotakan 82 orangTim beranggotakan 51 orang tiba di Myanmar dari Hong Kong pada Minggu (30/03).India mengirim pesawat yang membawa tim SAR dan perlengkapan daruratKementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan akan mengirim tim beranggotakan 50 orang untuk mendukung operasi bantuan bencanaFilipina, Vietnam, Irlandia, Korea Selatan, Rusia, Selandia Baru, dan AS juga mengirim tim penyelamatMenteri Luar Negeri UK, David Lammy, menjanjikan bantuan sebesar Pound 10 juta untuk membantu “mereka yang paling membutuhkan”

    Kekurangan peralatan yang parah, jaringan komunikasi yang tidak merata, serta jalan dan jembatan yang rusak telah menghambat pencarian korban selamat.

    Sejumlah penduduk setempat di beberapa daerah mengatakan kepada BBC bahwa mereka harus menggali reruntuhan untuk mencari korban selamat dengan tangan kosong.

    Junta militer Myanmar yang merebut kekuasaan pada 2021 tidak lagi menguasai sebagian besar negara setelah perang saudara selama empat tahun melawan kelompok pemberontak.

    Meskipun junta telah mengajukan permohonan bantuan internasional, mereka terus melakukan serangan udara dan serangan drone terhadap kelompok-kelompok bersenjata.

    BBC

    Upaya penyelamatan telah berlangsung sejak Jumat (28/03) dan bantuan internasional telah mulai masuk ke Myanmar.

    Kerusakan pada jalan raya utama penghubung Yangon, Ibu Kota Naypyidaw, dan Mandalay telah menyebabkan gangguan transportasi yang parah, kata badan kemanusiaan PBB, OCHA.

    EPAJalan raya di Ibu Kota Naypyidaw rusak akibat gempa, pada Jumat (28/03).

    Ada pula kekurangan pasokan medis termasuk peralatan P3K, kantong darah, anestesi, obat-obatan penting, dan tenda untuk petugas kesehatan, kata badan tersebut.

    Pada Sabtu (29/3), tim penyelamat di Kota Sintkai di Distrik Kyaukse, Mandalay, mengeluarkan sejumlah orang yang terjebak di reruntuhan sekolah swasta. Enam orang, lima perempuan dan satu laki-laki meninggal dunia saat tim penyelamat tiba. Di antara para korban adalah siswa, guru, dan staf sekolah.

    Kurangnya peralatan sangat memperlambat upaya penyelamatan, kata seorang pekerja kepada BBC Burma. “Kami hanya mengandalkan peralatan yang kami miliki. Kami telah berusaha selama berjam-jam untuk mengeluarkan seorang perempuan yang terjebak di bawah reruntuhan sekolah.”

    Pekerja lain di Mandalay mengatakan kepada wartawan BBC di Yangon bahwa komunikasi hampir tidak mungkin dilakukan.

    “Hal utama adalah kami tidak memiliki jaringan internet, kami tidak memiliki jaringan telepon, jadi sangat sulit untuk saling terhubung. Tim penyelamat telah tiba. Namun kami tidak tahu ke mana mereka akan pergi, karena jaringan telepon terputus.”

    ReutersSebuah blok rumah susun di Mandalay ambruk akibat gempa.

    Seorang warga Mandalay mengatakan orang-orang berusaha sebaik mungkin dalam situasi yang kacau ini.

    “Tidak ada koordinasi dalam upaya penyelamatan, tidak ada yang memimpin mereka, atau memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan. Penduduk setempat harus berjuang sendiri. Jika mereka menemukan mayat di reruntuhan, mereka bahkan tidak tahu ke mana harus mengirim mayat; rumah sakit kewalahan dan tidak mampu mengatasinya,” kata warga tersebut.

    Junta militer memperkirakan jumlah bangunan yang rusak di wilayah Mandalay, yang merupakan episentrum gempa, mencapai lebih dari 1.500 unit.

    Pemadaman listrik telah memperburuk situasi, dan menurut para pejabat Myanmar, pemulihan listrik bisa memakan waktu berhari-hari.

    Bandara Mandalay tidak berfungsi karena landasan pacu rusak akibat gempa.

    Dewan militer mengatakan bahwa mereka telah berupaya untuk melanjutkan operasi dan rumah sakit sementara, kamp bantuan medis, dan tempat penampungan telah didirikan di sana.

    AFPSeorang korban gempa dibawa ke rumah sakit di Naypyidaw, pada Jumat (28/03).

    Di mana gempa terjadi?

    Pusat gempa terletak 16 kilometer di barat laut Kota Sagaing di Myanmar, merujuk data Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).

    Lokasi itu berada dekat dengan kota terbesar kedua di Myanmar, Mandalay, yang berpenduduk sekitar 1,5 juta orang. Lokasi ini berjarak sekitar 100 kilometer di utara ibu kota Naypyidaw.

    BBC

    Gempa pertama terjadi 28 Maret lalu, sekitar pukul 12:50 waktu setempat, menurut data USGS. Gempa susulan terjadi 12 menit kemudian, dengan kekuatan magnitudo 6,4.

    Pusat gempa kedua ini berada 18 kilometer di selatan kota Sagaing, Myanmar.

    Merujuk pemodelan yang dilakukan USGS, gempa tersebut diperkirakan menewaskan ribuan orang. Perkiraan yang sama dibuat Pager, sistem otomatis dari Badan Geologi Amerika Serikat.

    Dampak gempa di Thailand

    Dampak gempa ini terasa hingga ke negara-negara tetangga, seperti China dan Thailand.

    Di Bangkok, Thailand, video yang beredar di media sosial menunjukkan air menyembur keluar dari kolam renang di atap gedung dan mengucur ke jalan-jalan di bawahnya.

    Sejauh ini terdapat 20 orang meninggal dunia di Bangkok akibat gempa. Terdapat pula 30 yang terluka dan 78 orang yang hilang di kota itu, menurut Pemerintah Kota Bangkok.

    ReutersSeorang pekerja menggendong salah satu rekannya di Bangkok, Thailand, setelah gempa bumi dahsyat melanda Myanmar, 28 Maret 2025.

    Gempa juga menyebabkan sebuah gedung pemerintah yang sedang dalam proses pembangunan di dekat Taman Chatuchak di Bangkok runtuh.

    Dalam sebuah unggahan di Facebook, disebutkan bahwa ada sekitar 320 pekerja di lokasi tersebut pada saat insiden terjadi.

    Diyakini masih ada 75 pekerja bangunan yang terperangkap di antara reruntuhan.

    Tim penyelamat tengah berupaya memindahkan bagian yang runtuh dengan alat berat. Mereka menyatakan akan terus berusaha “untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa”.

    Reuters Tim penyelamat berada di sekitar gedung runtuh di Bangkok pada 28 Maret 2025, setelah gempa bumi mengguncang Myanmar dan Thailand. ReutersPetugas penyelamat mencari korban selamat dari bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di Bangkok, Thailand, 28 Maret 2025.

    Bui Thu, jurnalis BBC yang tinggal di Bangkok, menuturkan kepada BBC World Service bahwa ia sedang memasak di rumah ketika gempa pertama terjadi.

    “Saya sangat gugup, saya sangat panik,” katanya.

    “Saya tidak tahu apa penyebabnya karena, saya rasa, sudah satu dekade sejak Bangkok mengalami gempa yang sangat kuat seperti ini.”

    “Di apartemen saya, saya hanya melihat retakan di dinding dan air memercik dari kolam renang dan orang-orang berteriak.”

    Setelah gempa susulan, ia bersama banyak orang lainnya berlari ke jalan.

    “Kami hanya mencoba memahami apa yang sedang terjadi,” katanya.

    “Bangunan-bangunan di Bangkok tidak dirancang untuk menahan gempa, jadi saya pikir itulah sebabnya saya pikir akan ada kerusakan besar.”

    BBC

    Gempa bumi relatif lebih sering terjadi di Myanmar dibandingkan dengan Thailand.

    Antara tahun 1930 dan 1956, terjadi enam gempa bumi dahsyat dengan magnitudo 7,0 di dekat Sesar Sagaing, yang membentang di bagian tengah negara tersebut, menurut laporan kantor berita AFP yang mengutip USGS.

    ‘Korban berlimpah’ di rumah sakit Myanmar

    Seorang pejabat Myanmar mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa sebuah rumah sakit besar di ibu kota Naypyidaw telah menjadi “daerah dengan korban berlimpah” setelah gempa.

    Jalan-jalan di sekitarnya rusak akibat gempa dan rute menuju RS itu macet total.

    Di RS dengan 1.000 tempat tidur itu, korban luka dirawat di jalanan di luar, infus tergantung di brankar mereka.

    Beberapa orang tampak menggeliat kesakitan, sementara yang lain terbaring diam sementara kerabat berusaha menghibur mereka.

    AFPSituasi di rumah sakit Naypyidaw setelah gempa mengguncang, pada Jumat (28/03).

    Dewan militer Myanmar juga menyatakan RS yang dikelola pemerintah di Mandalay, Sagaing, dan Naypyidaw penuh dengan pasien yang terluka akibat gempa bumi dan pemerintah meminta masyarakat untuk menyumbangkan darah bagi para pasien.

    Seorang pengembang properti terkenal mengatakan bahwa banyak propertinya yang retak, sangat banyak bangunan runtuh, dan situasinya benar-benar buruk di Mandalay.

    BBC AFPGempa bumi magnitudo 7,7 menyebabkan jalan di Kota Naypyidaw, Myanmar, mengalami kerusakan.

    Dewan militer Myanmar menyatakan bahwa Sagaing, Mandalay, Magway, Bago, Negara Bagian Shan Timur, dan Naypyidaw berada dalam situasi darurat.

    Mereka kini memprioritaskan penyelidikan kerusakan dan upaya penyelamatan di area-area tersebut.

    Mengapa sulit mendapat informasi dari Myanmar?

    Informasi terkini langsung dari Myanmar sulit diperoleh, utamanya karena Myanmar diperintah oleh junta militer sejak kudeta pada 2021.

    Pemerintahan yang ada mengendalikan hampir semua radio, televisi, media cetak, dan media daring setempat. Penggunaan internet juga dibatasi.

    Jalur komunikasi juga tampaknya terputus karena BBC tidak dapat menghubungi lembaga bantuan di lapangan.

    Artikel ini akan diperbarui secara berkala

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pascagempa Dahsyat, WHO Tanggapi Kerusakan Fasilitas Kesehatan di Myanmar

    Pascagempa Dahsyat, WHO Tanggapi Kerusakan Fasilitas Kesehatan di Myanmar

    JAKARTA – Gempa besar yang mengguncang Myanmar bagian tengah beberapa waktu lalu meninggalkan dampak luar biasa, tak hanya menelan ribuan korban jiwa, tetapi juga menghancurkan fasilitas-fasilitas kesehatan yang sudah terpuruk. Setelah bencana alam tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan situasi kritis yang dihadapi oleh sistem kesehatan negara tersebut.

    Gempa berkekuatan 7,7 dan 6,4 skala Richter yang terjadi pada dua hari berturut-turut telah menelan lebih dari 2.148 nyawa dan menyebabkan lebih dari 3.892 orang terluka. Sebagai respon cepat, WHO segera meluncurkan upaya darurat untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana. WHO mengirimkan berbagai bantuan medis ke daerah-daerah yang paling terdampak, seperti Nay Pyi Taw, Mandalay, dan daerah-daerah di sekitarnya.

    Namun, situasi yang dihadapi oleh fasilitas kesehatan di Myanmar jauh dari kata normal. Sebagian besar rumah sakit yang sudah berjuang untuk bertahan sebelum gempa kini menghadapi kesulitan lebih besar, dengan banyak fasilitas yang rusak parah akibat gempa.

    “Rakyat Myanmar sedang menanggung penderitaan yang tak terbayangkan. Gempa ini hanya memperburuk penderitaan komunitas yang sudah berjuang melawan pengungsian, sistem kesehatan yang rapuh, dan akses terbatas ke layanan dasar,” ujar Dr. Thushara Fernando, Perwakilan WHO untuk Myanmar dalam pernyataannya, dikutip VOI dari laman WHO pada Rabu, 2 Maret.

    Pasca gempa, WHO mencatat bahwa tiga rumah sakit telah hancur total dan 22 lainnya mengalami kerusakan parah. Ini semakin memperburuk situasi karena akses ke layanan kesehatan menjadi sangat terbatas, terutama di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau karena rusaknya jalan dan jembatan. Keadaan ini mempersulit upaya penanganan medis terhadap ribuan korban luka, yang membutuhkan perawatan trauma intensif dan mendesak.

    Meskipun banyak fasilitas kesehatan yang rusak, WHO terus bergerak cepat untuk memberikan bantuan. Rumah sakit dalam keadaan darurat sudah menerima perlengkapan medis penting dari WHO, termasuk peralatan medis, perlengkapan bedah, dan tenda serbaguna yang digunakan untuk memperluas kapasitas ruang perawatan.

    Meskipun bantuan telah sampai, kebutuhan yang ada masih sangat besar. Ada kekurangan dalam hal anestesi, perlengkapan transfusi darah, serta dukungan untuk kesehatan mental yang sangat dibutuhkan oleh korban dan petugas medis.

    Selain itu, layanan sanitasi dan kebersihan yang terhambat meningkatkan risiko wabah penyakit, terutama kolera dan diare akut yang sudah mulai muncul di beberapa wilayah terdampak. WHO juga melaporkan air bersih dan akses ke fasilitas sanitasi sangat terbatas di banyak daerah yang terdampak gempa.

    “Layanan air bersih, sanitasi, dan kebersihan terganggu dapat meningkatkan ancaman penyakit, terutama kolera dan diare akut, yang sudah ada di beberapa wilayah yang terdampak,” ujar WHO dalam laporan terbarunya.

    Menurut WHO, situasi ini adalah krisis berlapis. Sebelum gempa, masyarakat di Myanmar sudah berjuang melawan dampak konflik yang berkepanjangan serta pandemi Covid-19 yang menghantam negara tersebut. Dengan sistem kesehatan yang sudah rapuh, bencana alam ini memperburuk kondisi Myanmar.

    “Kami bertindak dengan urgensi untuk memberikan dukungan yang mereka butuhkan sekarang, mengingat sistem kesehatan sudah lemah dan infrastruktur yang runtuh,” imbuh Dr. Fernando.

    WHO telah mengklasifikasikan keadaan ini sebagai darurat Kelas 3, yang berarti merupakan respons darurat tertinggi. Dalam situasi ini, WHO memobilisasi dukungan dari seluruh dunia untuk menangani masalah yang ada, termasuk mengirimkan lebih banyak peralatan medis, mendirikan rumah sakit lapangan, serta mempersiapkan Tim Medis Darurat Global (EMT) yang dapat langsung dikerahkan ke lapangan.

    Meskipun tantangan yang ada sangat besar, WHO berkomitmen untuk terus memberikan dukungan kepada rakyat Myanmar. Selama 30 hari ke depan, prioritas WHO akan mencakup penanganan trauma dan bedah melalui tim medis mobile, memperkuat pengawasan penyakit untuk mencegah wabah, memulihkan perawatan kesehatan untuk ibu dan anak, serta penyakit kronis.

    “Ini adalah perlombaan melawan waktu, bukan hanya untuk menyelamatkan nyawa hari ini, tetapi untuk melindungi sistem kesehatan yang sudah rapuh agar tidak runtuh lagi keesokan harinya.” tegas Dr. Fernando.

    WHO berjanji akan terus bekerja keras, baik dalam menghadapi krisis ini maupun dalam memastikan pemulihan dan ketahanan masyarakat Myanmar ke depan.

  • Menlu: Pemerintah kirim bantuan gempa ke Myanmar pada Kamis

    Menlu: Pemerintah kirim bantuan gempa ke Myanmar pada Kamis

    Mulai dari tanggal 31 sudah ada tim yang kami kirimkan. Jadi besok secara resmi kami akan kirimkan bantuan

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono mengatakan bahwa pemerintah Indonesia akan mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat terdampak bencana alam gempa bumi di Myanmar pada Kamis (3/4).

    “Jadi, kami merespons apa yang disampaikan oleh Myanmar pascakejadian gempa kemarin, ini sedang kami proses persiapannya, rencananya besok bantuan (dikirimkan),” kata Sugiono ditemui setelah menghadiri acara open house atau gelar griya Ketua MPR RI, di Jakarta, Rabu.

    Dia mengatakan bahwa pemerintah Indonesia sendiri telah menerjunkan tim ke lokasi terdampak gempa di Myanmar sejak Senin (31/3). “Mulai dari tanggal 31 sudah ada tim yang kami kirimkan” ujarnya.

    Dia lantas berkata, “Jadi besok secara resmi kami akan kirimkan bantuan.”

    Sebelumnya, pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk korban gempa bumi di Myanmar, yang melibatkan sejumlah instansi diantaranya BNPB, TNI, Kementerian Kesehatan, dan Basarnas, dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (1/4).

    Bantuan ini mencakup logistik, tenda pengungsian, serta tim pencarian dan pertolongan, yang diberangkatkan menggunakan tiga pesawat milik TNI.

    Adapun pada Selasa (1/4), korban meninggal akibat gempa dahsyat yang mengguncang Myanmar bertambah menjadi 2.719 orang, dengan 4.521 korban luka dan lebih dari 400 lainnya hilang, berdasarkan laporan China Central Television (CCTV).

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sebut AS Lemah, Eks USAID Sindir Negara Adidaya Cuman Kirim 3 Relawan Bantu Korban Gempa Myanmar – Halaman all

    Sebut AS Lemah, Eks USAID Sindir Negara Adidaya Cuman Kirim 3 Relawan Bantu Korban Gempa Myanmar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat mengirimkan tim tanggap bencana yang terdiri dari tiga orang untuk membamti korban gempa Myanmar.

    Jumlah tersebut tak sebanding dengan jumlah bantuan yang dikirim oleh Rusia maupun China.

    Kedua negara itu lebih dulu mengirim ratusan relawan termasuk petugas medis membantu mengevakuasi korban gempa dari reruntuhan.

    Eks pimpinan bantuan bencana di Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), Jeremy Konyndyk menyindir sikap AS sebagai negara adidaya.

    “Ini bukan kasus praktik terburuk, ini betul-betul kasus tidak ada praktik,” tutur Konyndyk, yang sekarang menjabat sebagai presiden Refugees International, kepada ABC.

    “Sejujurnya, hal itu membuat AS tampak lemah dan tidak relevan dibandingkan sebagian besar negara lain yang telah menunjukkan kekuatan untuk mendukung rakyat Myanmar.”

    Adapun tim yang jauh lebih besar yang terdiri dari para ahli pencarian dan penyelamatan Tiongkok dan Rusia telah berada di negara itu selama berhari-hari.

    The New York Times melaporkan tim AS diperkirakan tiba pada hari Rabu — lima hari setelah gempa berkekuatan 7,7 skala Richter menghancurkan sebagian besar kota-kota terbesar negara itu pada hari Jumat.

    Jumlah korban tewas menurut junta penguasa Myanmar, yang dikenal sebagai Dewan Administrasi Negara (SAC), mencapai lebih dari 2.700.

    Namun, model prediktif Survei Geologi Amerika Serikat memperkirakan angka tersebut pada akhirnya dapat melampaui 10.000.

    Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mensurvei kerusakan akibat gempa bumi di Myanmar pada hari Selasa mendesak masyarakat global untuk meningkatkan bantuan sebelum musim hujan yang semakin dekat memperburuk kondisi yang sudah mengerikan.

    Air minum, kebersihan, makanan, tempat tinggal dan obat-obatan merupakan kebutuhan paling kritis menyusul kerusakan parah pada bangunan, jalan dan jembatan, kata Marcoluigi Corsi, penjabat koordinator kemanusiaan dan penduduk.

    Pada hari Minggu, kedutaan besar AS di Myanmar mengumumkan sumbangan bantuan hingga $US2 juta.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce mengatakan tim penilai yang terdiri dari tiga orang akan “mengidentifikasi kebutuhan paling mendesak masyarakat, termasuk tempat tinggal darurat, makanan, kebutuhan medis, dan akses ke air”.

    Konyndyk mengatakan lima hari pertama setelah bencana merupakan jangka waktu utama untuk menemukan orang yang masih hidup.

    “AS telah melewatkan kesempatan itu, dan akibatnya adalah hilangnya nyawa orang-orang yang seharusnya bisa diselamatkan di Myanmar,” katanya.

    Adam Simpson, dosen senior studi internasional di Universitas Australia Selatan, mengatakan kepada ABC bahwa kontribusi AS “tidak sebanding” dengan 225 pekerja USAID dan $US185 juta yang dikirim ke Türkiye dan Suriah setelah gempa bumi di sana pada tahun 2023.

    “Upaya remeh pemerintahan Trump dalam hal ini merupakan penghinaan terhadap rakyat Myanmar,” katanya.

    “Kontribusi yang sangat kecil ini juga merupakan contoh nyata dari memudarnya pengaruh global dan kekuatan lunak AS.”

    Segera setelah gempa bumi, junta militer Myanmar yang terisolasi mengeluarkan permohonan langka untuk bantuan internasional.

    China menanggapi dengan mengirimkan sekitar 200 spesialis penyelamat, dengan kelompok pertama tiba sehari setelah gempa bumi.

    Menurut media pemerintah China, mereka telah mengeluarkan sedikitnya delapan orang yang selamat dari reruntuhan bangunan yang rusak hingga Selasa pagi.

    Beijing juga menjanjikan bantuan darurat sekitar $US14 juta.

    Pada hari Selasa, juru bicara urusan luar negeri Tiongkok Mao Ning mengunggah video tentang upaya tim Tiongkok X dengan kalimat: “Tiongkok, teman yang membutuhkan”.

    Moskow mengirim dua pesawat dengan lebih dari 120 penyelamat, petugas medis, dan anjing pelacak yang tiba pada hari Minggu.

    Negara lain yang sudah memiliki tim penyelamat di negaranya termasuk India, Singapura, dan Malaysia.

    Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong pada hari Rabu mengatakan tim tanggap cepat telah dikerahkan melalui Australia Assists, untuk membantu mengoordinasikan upaya bantuan bencana di lapangan.

    Senator Wong juga mengatakan pemerintah akan memberikan bantuan tambahan sebesar $7 juta di atas $2 juta yang diumumkan pada akhir pekan.

  • Bak Mukjizat, Pria Selamat Usai 5 Hari Tertimbun Reruntuhan Gempa Myanmar

    Bak Mukjizat, Pria Selamat Usai 5 Hari Tertimbun Reruntuhan Gempa Myanmar

    Naypyidaw

    Seorang pria ditemukan dalam kondisi hidup dan telah dievakuasi dari bawah reruntuhan gedung di ibu kota Myanmar, Naypyidaw. Pria itu berhasil dievakuasi oleh petugas penyelamat usai 100 jam atau sekitar 5 hari tertimbun reruntuhan akibat gempa.

    Dilansir CNN dan AFP, Rabu (2/4/2025), gempa bermagnitudo (M) 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3). Gempa dahsyat itu menghancurkan banyak bangunan dan menyebabkan lebih dari 2.700 orang tewas.

    Proses pencarian korban terus dilakukan tim penyelamat. Pada Rabu (2/4), petugas penyelamat menarik keluar seorang pria dari reruntuhan gedung di Naypyidaw. Peristiwa bak mukjizat ini menghidupkan lagi semangat para petugas untuk mencari korban lain.

    Pria itu tampak kelelahan dan dalam kondisi acak-acakan saat ditarik keluar menggunakan bantuan kantong udara di antara pecahan lempengan beton. Proses penyelamatan itu disambut tepuk tangan meriah.

    Sehari sebelumnya, seorang wanita berusia 62 tahun juga ditarik dari pecahan lempengan beton di Naypyidaw. Di tempat lain, tim penyelamat asal China menarik empat orang termasuk seorang anak berusia 5 tahun dan seorang wanita hamil dari reruntuhan pada Senin (31/3).

    Petugas penyelamatan kini berpacu dengan waktu dan kondisi gedung yang rentan runtuh karena gempa terus berlanjut. Pada Senin malam, dua hotel runtuh di Mandalay yang dekat dengan pusat gempa sekaligus kota terpadat kedua di negara itu.

    “Dengan gempa susulan ini, kematian masih terjadi. Banyak orang masih tidur di tempat terbuka di jalanan atau di taman karena mereka terlalu takut untuk kembali ke rumah mereka. Dan tentu saja, ini menghambat upaya kami untuk menjangkau mereka dan memberikan jenis dukungan yang mereka butuhkan,” kata Direktur Myanmar di Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa, Michael Dunford.

    Lihat Video: Korban Tewas Gempa Myanmar Bertambah, Tembus 2.886 Orang

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sugiono: Kemlu Kirimkan Bantuan kepada Korban Gempa Myanmar Besok – Halaman all

    Sugiono: Kemlu Kirimkan Bantuan kepada Korban Gempa Myanmar Besok – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan, kementeriannya akan mengirimkan bantuan bagi korban gempa 7,7 magnitudo di Myanmar.

    Saat ini, Sugiono menjelaskan bahwa pihaknya masih dalam tahap persiapan sebelum pengiriman bantuan dilakukan.

    “Ya jadi kita merespons apa yang disampaikan oleh Myanmar pasca-kejadian gempa kemarin, ini sedang kita proses persiapannya,” kata Sugiono, seusai acara open house di kediaman Ketua MPR RI, Ahmad Muzani di kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (2/4/2025).

    Sugiono menyebut bahwa bantuan tersebut rencananya akan dikirimkan besok. Sejak 31 Maret lalu, kata dia, pemerintah Indonesia telah mengirimkan tim bantuan ke lokasi gempa.

    “Rencananya besok bantuan yang jadi mulai dari tanggal 31 sudah ada tim yang kita kirimkan. Jadi besok secara resmi kita akan kirimkan bantuan,” ujarnya.

    Diketahui, pemerintah Indonesia juga mengirimkan Tim Urban Search and Rescue (USAR) untuk membantu proses penanganan gempa bumi di Myanmar. 

    Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto mengatakan, pengiriman tim SAR tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap negara yang sedang dilanda bencana.

    “Kita bergerak atas permintaan negara Myanmar, dari Pemerintah Myanmar meminta bantuan melalui Kemenlu kemudian berkoordinasi,” ujar Suharyanto, Selasa (1/4/2025).

    Suharyanto menambahkan, pengiriman bantuan ini juga telah disepakati dalam rapat tingkat menteri yang dilaksanakan satu hari setelah kejadian gempa dan dipimpin oleh Menko PMK.

    “Hari Minggu meskipun suasananya masih Lebaran, langsung Rakor di bawah pimpinan Menko PMK, rapat ini memutuskan pengiriman bantuan kepada masyarakat terdampak di Myanmar,” ujarnya.

    Pelepasan kali ini tidak hanya berisikan Tim USAR, tetapi juga perwakilan Kementerian Luar Negeri dan TNI dengan total 73 personel. 

    Suharyanto mengatakan bahwa tim akan bertugas selama dua minggu dan dapat menyesuaikan jika masih dibutuhkan.