Negara: Myanmar

  • Daftar Negara yang Kena Dampak Paling Besar Kebijakan Tarif Trump

    Daftar Negara yang Kena Dampak Paling Besar Kebijakan Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberlakukan aturan tarif impor kepada negara-negara yang dianggap merugikan kepentingan AS. 

    AS menuding negara-negara yang kena hukuman tarif telah menyebabkan negeri Paman Sam mengalami defisit perdagangan yang setiap tahun terus melebar.

    Dilansir dari data Bloomberg Economics, terdapat 15 negara penyumbang defisit neraca perdagangan terbesar AS. Posisi pertama diduduki oleh China, dengan total nilai defisit pada 2024 saja mencapai US$295 miliar. 

    Kemudian, negara penyumpang defisit neraca perdagangan AS terbesar diikuti oleh Meksiko US$172 miliar, Vietnam US$123 miliar, Irlandia US$87 miliar, Jerman US$85 miliar dan Taiwan US$74 miliar. 

    Selanjutnya, Jepang menyumbang defisit terhadap neraca perdagangan AS sebesar US$68 miliar, Korea Selatan US$66 miliar, Kanada US$64 miliar dan India US$46 miliar. 

    Lalu, Thailand menyumbang defisit US$46 miliar, Italia US$44 miliar, Swiss US$38 miliar, Malaysia US$25 miliar dan Indonesia US$18 miliar. 

    Namun demikian, tidak berarti negara-negara penyumpang defisit terbesar itu menjadi negara-negara yang diganjar dengan tarif terbesar oleh Trump. Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, setidaknya ada 10 negara yang dikenakan tarif impor jumbo pada kisaran 40% hingga 50%. 

    Sebagaimana diketahui, Trump menerapkan kebijakan tarif impor bea masuk perdagangan 10% ke depannya untuk seluruh negara. Kemudian, untuk negara-negara yang dianggap memiliki hambatan tinggi terhadap barang-barang AS akan menghadapi tarif lebih besar. 

    “Ini adalah deklarasi kemerdekaan kita,” kata Trump di Rose Garden, Gedung Putih dilansir dari Reuters, Kamis (3/4/2025). 

    Hanya Vietnam yang diketahui masuk dalam daftar negara penyumbang defisit neraca dagang AS terbesar, dan turut diganjar dengan tarif bea impor jumbo. Tarif yang dikenakan ke Vietnam adalah 46%. 

    Alasan Pembelakuan Tarif 

    Berdasarkan pernyataan resmi Trump di situs resmi Gedung Putih AS, alasan pemberlakuan tarif impor bea masuk perdagangan itu adalah kurangnya timbal balik dalam hubungan dagang antara AS dengan negara-negara mitranya. 

    Kemudian, faktor perbedaan tarif dan hambatan non-tarif, serta kebijakan ekonomi negara mitra dagang AS yang dinilai menekan dan upah konsumsi dalam negeri, dipandang sebagai ancaman yang tidak biasa terhadap ketahanan ekonomi negara adidaya itu. 

    Janji untuk mengenakan tarif impor bea masuk perdagangan itu sudah lama digembor-gemborkan Trump sejak memenangkan Pilpres AS 2024 lalu. Usai dilantik pada Januari 2025, bahkan Trump telah mengenakan tarif jumbo kepada negara tetangganya sendiri seperti Kanada dan Meksiko. 

    Presiden dari Partai Republik yang dikenal konservatif itu menerangkan, defisit perdagangan barang AS tahunan yang besar dan terus menerus telah menyebabkan pengosongan basis manufaktur negara tersebut. 

    “Menghambat kemampuan kita untuk meningkatkan kapasitas manufaktur dalam negeri yang maju, melemahkan rantai pasokan penting dan membuat basis industri pertahanan kita bergantung pada musuh asing,” paparnya.

    Berikut daftar 10 Negara dengan tarif timbal balik terbesar:

    1. Lesotho: 50%; 

    2. Kamboja: 49%; 

    3. Laos: 48%;

    4. Madagaskar: 47%;

    5. Vietnam: 46%;

    6. Sri Lanka: 44%;

    7. Myanmar: 44%; 

    8. Suriah: 41%; 

    9. Mauritius: 40%; dan

    10. Irak: 39%.  

  • Negara-Negara ASEAN Dihantam Tarif Impor Baru Donald Trump, Siapa yang Paling Menderita?

    Negara-Negara ASEAN Dihantam Tarif Impor Baru Donald Trump, Siapa yang Paling Menderita?

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali mengguncang ekonomi global dengan kebijakan tarif impornya yang baru. Dalam pengumuman pada Rabu 2 April 2025 di Gedung Putih, dia memperkenalkan serangkaian tarif baru yang menargetkan negara-negara dengan defisit perdagangan tinggi terhadap AS, termasuk negara-negara di Asia Tenggara.

    Kebijakan ini disebutnya sebagai “Hari Pembebasan” bagi Amerika, tetapi bagi negara-negara ASEAN, langkah ini berpotensi merusak stabilitas industri manufaktur dan hubungan perdagangan dengan AS.

    Tarif Baru dan Negara-Negara yang Paling Terpukul

    Menurut daftar tarif yang dirilis oleh Gedung Putih, negara-negara ASEAN yang paling terkena dampak adalah:

    Kamboja – 49% Laos – 48% Vietnam – 46% Myanmar – 44% Thailand – 36% Indonesia – 32% Brunei – 24% Malaysia – 24% Filipina – 17% Timor-Leste – 10% Singapura – 10%

    Tarif ini jauh lebih tinggi dari tarif dasar 10% yang diberlakukan pada semua negara. Vietnam, Kamboja, dan Laos termasuk di antara negara yang paling terpukul, dengan tarif yang hampir menyamai sanksi dagang.

    Alasan di Balik Tarif Timbal Balik

    Dalam pernyataannya, Gedung Putih menyebutkan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat posisi ekonomi AS.

    “Hari ini, Presiden Donald J. Trump menyatakan bahwa perdagangan luar negeri dan praktik ekonomi telah menciptakan keadaan darurat nasional, dan perintahnya memberlakukan tarif responsif untuk memperkuat posisi ekonomi internasional Amerika Serikat dan melindungi pekerja Amerika,” tutur pernyataan resmi.

    Donald Trump sendiri menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan upaya untuk membalikkan kerusakan ekonomi yang ia klaim disebabkan oleh kebijakan perdagangan pendahulunya.

    “Tarif ini adalah inti dari rencana Presiden Trump untuk membalikkan kerusakan ekonomi yang ditinggalkan oleh Presiden Biden dan menempatkan Amerika di jalur menuju zaman keemasan baru,” ujar Gedung Putih.

    Dampak bagi ASEAN

    Negara-negara ASEAN telah lama mengandalkan perdagangan internasional untuk pertumbuhan ekonomi mereka. Banyak dari negara ini bergantung pada ekspor ke AS, terutama untuk produk manufaktur dan elektronik.

    Vietnam Terpukul Paling Keras

    Vietnam adalah salah satu negara dengan surplus perdagangan tertinggi dengan AS, mencapai $123,5 miliar pada tahun 2024. Sebagai akibatnya, Trump menargetkan negara ini dengan tarif 46%.

    Padahal, AS adalah tujuan utama ekspor Vietnam, mencakup 29% dari total ekspor dan 30% dari PDB Vietnam. Kebijakan ini bisa menghambat pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

    Seorang analis Vietnam, Khang Vu, menyebut kebijakan ini sebagai “tujuan geopolitik sendiri” karena dilakukan hanya beberapa hari sebelum kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Vietnam.

    Kamboja dan Myanmar: Risiko Ketidakstabilan

    Industri manufaktur Kamboja juga menghadapi ancaman besar, dengan tarif 49% terhadap ekspor ke AS. Pada tahun 2024, Kamboja mengekspor barang senilai $9,91 miliar ke AS, yang mencakup 37% dari total ekspornya.

    Jika tarif ini benar-benar diterapkan, gelombang PHK di sektor manufaktur bisa memicu ketidakstabilan politik di dalam negeri.

    Myanmar, yang sudah berada di bawah sanksi AS, kini menghadapi tarif 44%, yang akan semakin memperburuk situasi ekonominya.

    Indonesia: Dianggap Terlalu Dekat dengan China

    Indonesia dikenai tarif 32%, lebih tinggi dari tarif yang diterapkan pada India (26%) dan Jepang (24%). Salah satu alasan utama adalah meningkatnya investasi China di Indonesia dan integrasi Indonesia dalam rantai pasokan China.

    Donald Trump menyebut Indonesia sebagai negara yang mendapat “terlalu banyak keuntungan” dari hubungan dagangnya dengan China.

    “Selama bertahun-tahun, negara kita telah dieksploitasi oleh berbagai negara, baik sekutu maupun lawan. Tarif ini akan membuat Amerika kaya kembali,” katanya dalam pidatonya di Gedung Putih.

    Reaksi dan Dampak Jangka Panjang

    Para pengamat menilai bahwa kebijakan tarif ini lebih bersifat politis dibandingkan ekonomi. Mike Bird dari The Economist menyebut bahwa kebijakan ini adalah “sinyal yang hampir lebih buruk daripada tarif itu sendiri.”

    Banyak yang menganggap bahwa angka-angka yang dipakai sebagai dasar perhitungan tarif tidak mencerminkan realitas perdagangan.

    Jika tarif ini benar-benar diberlakukan dalam jangka panjang, akan ada beberapa dampak besar:

    Pergeseran Rantai Pasokan
    Negara-negara ASEAN dapat mencari pasar alternatif, terutama dengan memperkuat hubungan dengan China dan Uni Eropa. Negosiasi Ulang Perdagangan
    Pemerintah negara-negara ASEAN kemungkinan akan mencari jalan untuk menegosiasikan ulang tarif ini dengan AS. Melemahnya Pengaruh AS di Asia Tenggara
    Washington semakin kehilangan posisi dominannya di Asia Tenggara, terutama setelah menarik diri dari Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) pada tahun 2017.

    Evan Feigenbaum, mantan analis dari Carnegie Endowment for International Peace, menyimpulkan dampak dari kebijakan ini dengan tajam.

    “AS cukup banyak dilakukan secara strategis di Asia Tenggara. Wilayah ini dipenuhi dengan pragmatis, yang dapat dan memang menavigasi semua jenis hal gila dari kekuatan luar. Tapi itu sangat tergantung pada para pemain yang berprinsip atau strategis – dan Washington sekarang bukan keduanya,” katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Diplomat.

    Pengenaan tarif tinggi terhadap negara-negara ASEAN oleh Donald Trump akan membawa dampak signifikan bagi perekonomian kawasan. Negara-negara seperti Vietnam, Kamboja, dan Indonesia akan mengalami hambatan perdagangan yang besar dengan AS. Di sisi lain, langkah ini juga dapat mempercepat pergeseran ekonomi ASEAN ke arah China dan Uni Eropa.

    Pertanyaan besar yang tersisa adalah apakah tarif ini akan tetap berlaku atau hanya menjadi taktik negosiasi. Yang pasti, kebijakan ini telah menciptakan ketidakpastian baru dalam hubungan perdagangan internasional, yang bisa berdampak luas bagi ekonomi global dalam beberapa tahun ke depan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Berikut Daftar 160 Negara dan Wilayah yang Kena Tarif Baru Trump, termasuk Indonesia – Halaman all

    Berikut Daftar 160 Negara dan Wilayah yang Kena Tarif Baru Trump, termasuk Indonesia – Halaman all

    Donald Trump mengumumkan tarif baru 10 persen untuk semua impor ke AS dan bea masuk yang lebih tinggi pada puluhan negara lain

    Tayang: Kamis, 3 April 2025 12:41 WIB

    YouTube The White House

    TARIF BARU AS – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif baru 10 persen untuk semua impor ke AS dan bea masuk yang lebih tinggi pada puluhan negara lain, termasuk beberapa mitra dagang terbesar AS. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif baru 10 persen untuk semua impor ke AS dan bea masuk yang lebih tinggi pada puluhan negara lain, termasuk beberapa mitra dagang terbesar AS.

    Trump memberlakukan ‘Tarif Timbal Balik’ terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia. Presiden mengatakan AS akan menggunakan uang yang dihasilkan dari tarif untuk “mengurangi pajak dan membayar utang nasional kami.”

    “Ini adalah deklarasi kemerdekaan ekonomi kami,” ujar Trump saat mengumumkan langkah-langkah baru tersebut.

    Trump kemudian mengangkat bagan besar berjudul ‘Tarif Timbal Balik’. Kolom pertama adalah daftar negara. Kemudian, kolom kedua merupakan besaran tarif yang dikenakan suatu negara terhadap barang-barang dari AS. Kemudian, kolom ketiga berisi tarif balasan yang dikenai AS terhadap negara itu.

    Berikut daftar 160 negara dan wilayah yang dikenakan tarif oleh AS:

    1. China: 34 persen
    2. Uni Eropa:20%
    3. Vietnam: 46%
    4. Taiwan: 32%
    5. Jepang: 24%
    6. India: 26%
    7. Korea Selatan: 25%
    8. Thailand: 36%
    9. Swiss: 31%
    10. Indonesia: 32%
    11. Malaysia: 24%
    12. Komboja: 49%
    13. Inggris: 10%
    14. Afrika Selatan: 30%
    15. Brasil: 10%
    16. Bangladesh: 37%
    17. Singapura: 10%
    18. Israel: 17%
    19. Filipina: 17%
    20. Chile: 10%
    21. Australia: 10%
    22. Pakistan: 29%
    23. Turki: 10%
    24. Sri Langka: 44%
    25. Kolombia: 10%
    26. Peru: 10%
    27. Nikaragua: 18%
    28. Norwegia: 15%
    29. Kosta Rika: 10%
    30. Jordan: 20%
    31. Republik Dominika: 10%
    32. Uni Emirat Arab: 10%
    33. Selandia Baru: 10%
    34. Argentina: 10%
    35. Ekuador: 10%
    36. Guatemala: 10%
    37. Honduras: 10%
    38. Madagaskar: 47%
    39. Myanmar: 44%
    40. Tunisia: 28%
    41. Kazakhstan: 27%
    42. Serbia: 37%
    43. Mesir: 10%
    44. Arab Saudi: 10%
    45. El Savador: 10%
    46. Pantai Gading: 21%
    47. Laos: 48%
    48. Botswana: 37%
    49. Trinidad dan Tabago: 10%
    50. Maroko: 10%
    51. Algeria: 30%
    52. Oman: 10%
    53. Uruguay: 10%
    54. Bahamas: 10%
    55. Lesotho: 50%
    56. Ukraina: 10%
    57.Bahrain: 10%
    58. Qatar: 10%
    59. Mauritius: 40%
    60. Fiji: 32%
    61. Islandia: 10%
    62. Kenya: 10%
    63. Liechtenstein: 37%
    64. Guyana: 38%
    65. Haiti: 10%
    66. Bosnia-Herzegovina: 35%
    67. Nigeria: 14%
    68. Namibia: 21%
    69. Brunei: 24%
    70. Bolivia:  10%
    71. Panama: 10%
    72. Venezuela: 15%
    73. Makedonia Utara: 33%
    74. Ethiopia: 10%
    75. Ghana: 10%
    76. Moldova: 31%
    77. Angola: 32%
    78. Republik Demokratik Kongo: 11%
    79. Jamaika: 10%
    80. Mozambik: 16%
    81. Paraguay: 10%
    82. Zambia: 17%
    83. Lebanon: 10%
    84. Tanzania: 10%
    85. Irak: 39%
    86. Georgia: 10%
    87. Senegal: 10%
    88. Azerbaijan: 10%
    89. Kamerun: 11%
    90. Uganda: 10%
    91. Albania: 10%
    92. Armenia: 10%
    93. Nepal: 10%
    94. Sint Maarten: 10%
    95. Kepulauan Falkland: 41%
    96. Gabon: 10%
    97. Kuwait: 10%
    98. Togo: 10%
    99. Suriname: 10%
    100. Belize: 10%
    101. Papua Nugini: 10%
    102. Malawi: 19%
    103. Liberia: 10%
    104. British Virgin Islands: 10%
    105. Afganistan: 10%
    106. Zimbabwe: 18%
    107. Benin: 10%
    108. Barbados: 10%
    109. Monako: 0%
    110. Suriah: 41%
    111. Uzbekistan: 10%
    112. Republik Kongo: 10%
    113. Jibuti: 10%
    114. Polinesia Prancis: 10%
    115. Kepulauan Cayman: 10%
    116. Kosovo: 10%
    117. Curaçao: 10%
    118. Vanuatu: 22%
    119. Rwanda: 10%
    120. Sierra Leone: 10%
    121. Mongolia: 10%
    122. San Marino: 10%
    123. Antigua dan Barbuda: 10%
    124. Bermuda: 10%
    125. Eswatini: 10%
    126. Kepulauan Marshall: 10%
    127. Saint Pierre dan Miquelon: 50%
    128. Saint Kitts dan Nevis: 10%
    129. Turkmenistan: 10%
    130. Grenada: 10%
    131. Sudan: 10%
    132. Kepulauan Turks dan Caicos: 10%
    133. Aruba: 10%
    134. Montenegro: 10%
    135. Saint Helena: 10%
    136. Kirgistan: 10%
    137. Yaman: 10%
    138. Saint Vincent and Grenadines: 10%
    139. Niger: 10%
    140. Saint Lucia: 10%
    141. Nauru: 30%
    142. Guinea Khatulistiwa: 13%
    143. Iran: 10%
    144. Libya: 31%
    145. Samoa: 10%
    146. Guinea: 10%
    147. Timor Leste: 10%
    148. Monstserrat: 10%
    149. Chad: 13%
    150. Mali: 10%
    151. Sao Tome dan Príncipe: 10%
    152. Pulau Norfolk: 29%
    153. Gibraltar: 10%
    154. Tuvalu: 10%
    155. Teritori Inggris di Samudra Hindia: 10%
    156. Tokelau: 10%
    157. Guinea-Bissau: 10%
    158. Svalbard dan Jan Mayen: 10%
    159. Pulau Heard dan Kepulauan McDonald: 10%
    160. Réunion: 37%

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’4′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Myanmar Senilai 1,2 Juta Dolar AS

    Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Myanmar Senilai 1,2 Juta Dolar AS

    loading…

    Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk korban gempa bumi di Myanmar yang terjadi pada Jumat (28/3/2025). Pengiriman bantuan ini merupakan instruksi Presiden Prabowo Subianto. Foto/Danandaya

    JAKARTA – Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk korban gempa bumi di Myanmar yang terjadi pada Jumat (28/3/2025). Pengiriman bantuan ini merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto .

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menyampaikan, berdasarkan hasil rapat bersama negara ASEAN, pemerintah Myanmar saat ini membutuhkan bantuan seperti shelter, alat-alat kesehatan, serta obat-obatan. Maka dari itu, pengiriman bantuan dari pemerintah Indonesia senilai 1,2 juta dolar AS meliputi hal-hal yang dibutuhkan oleh korban gempa di Myanmar.

    “Jumlah bantuan yang kita sampaikan kurang lebih ada 124 ton barang nilainya 1,2 juta US Dollar,” kata Sugiono di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (3/4/2025).

    Dalam kesempatan itu, dia pun menyampaikan bahwa situasi di Myanmar kini belum dikatakan kondusif. Upaya pencarian korban jiwa terus dilakukan.

    “Berdasarkan catatan yang kami miliki, sampai hari ini ada 2.886 korban jiwa dan 4.636 luka-luka. Sementara masih ada kurang lebih 300 orang yang dinyatakan hilang,” tuturnya.

    Sugiono menyampaikan bahwa hingga kini belum ada warga negara Indonesia yang dinyatakan sebagai korban akibat gempa dahsyat tersebut. “Kita harap seluruh warga negara Indonesia yang ada di sana dalam kondisi yang baik,” ujarnya.

    (zik)

  • Jepang Prediksi Mega Gempa M 9, 298 Ribu Orang Bisa Tewas

    Jepang Prediksi Mega Gempa M 9, 298 Ribu Orang Bisa Tewas

    Jakarta

    Usai gempa besar di Myanmar yang juga mengguncang Thailand, Jepang merilis prediksi gempa yang lebih mengerikan. Itu terjadi di negara mereka sendiri.

    Gempa di Myanmar dilaporkan sudah menewaskan 2.000 orang. Dalam waktu yang sama, Kantor Kabinet Jepang merilis laporan permodelan mega gempa yang bisa terjadi di Negeri Matahari Terbit.

    Proyeksi gempa super ini sungguh mengerikan, seperti dilansir dari News.com Australia, Kamis (3/4/2025). Permodelan itu memakai kekuatan Magnitudo 9. Data simulasi menunjukkan 298.000 orang akan tewas dengan kerugian ekonominya mencapai 270,3 triliun yen (Rp 30.699,15 triliun).

    Gempa ini juga diprediksi menimbulkan tsunami, gedung hancur dan kebakaran. 1,23 Juta orang diproyeksikan mesti dievakuasi.

    Permodelan ini adalah versi update dari tahun 2014. Potensi gempanya ada di Terusan Nankai di selatan Jepang. Diketahui, ada palung bawah laut sepanjang 800 km dari Shizuoka di barat Tokyo sampai ke ujung selatan Pulau Kyushu.

    Di situ ada lempeng tektonik samudra dari Laut Filipina yang akan mengalami subduksi atau perlahan menyelip ke bawah lempeng benua di bawah Jepang. Lempeng ini tersangkut saat bergerak dan menyimpan energi super besar yang jika akhirnya terlepas akan mengakibatkan gempa bumi berskala masif.

    Kelompok kerja manajemen bencana dari Kantor Kabinet Jepang mengumumkan permodelan mega gempa ini menimbulkan tsunami yang bisa menewaskan 215 ribu orang, menghancurkan 73 ribu bangunan dan 9.000 bangunan lain kebakaran.

    Harap diingat, ini adalah prediksi dan permodelan, bukan ramalan kejadian di masa depan. Namun, Jepang merasa penting untuk membuat proyeksi ini sebagai strategi tanggap bencana di masa depan.

    Inilah yang disebut sedia payung sebelum hujan. Potensi bencana bisa dipelajari dan dipersiapkan antisipasinya, sebelum semuanya terlambat.

    (fay/rns)

  • Respons Baznas untuk Gempa Myanmar: Panggilan Kemanusiaan Menjelang Gema Takbir

    Respons Baznas untuk Gempa Myanmar: Panggilan Kemanusiaan Menjelang Gema Takbir

    Respons Baznas untuk Gempa Myanmar: Panggilan Kemanusiaan Menjelang Gema Takbir
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Di malam yang hening menjelang akhir Ramadhan, Jakarta dipenuhi suasana hikmat dalam menyambut Idul Fitri.
    Hampir di setiap rumah, keluarga berkumpul, berbincang, dan menyiapkan hidangan khas Lebaran.
    Namun, di tengah kegembiraan itu, sejumlah personel Badan Amil Zakat Nasional (
    Baznas
    )
    Tanggap Bencana
    (BTB) harus meninggalkan Tanah Air untuk memenuhi panggilan
    kemanusiaan
    .
    Saat dunia bersiap merayakan hari kemenangan, berita memilukan datang dari Myanmar.
    Pada Jumat (28/3/2025), gempa besar mengguncang negeri itu. Bencana ini menimbulkan kerusakan luar biasa dan membuat ratusan ribu orang terjebak dalam penderitaan.
    Bagi Tim
    Kemanusiaan
    Baznas RI, membantu para penyintas adalah tugas mulia yang tak bisa ditunda.
    Meski mereka tengah berlibur bersama keluarga untuk merayakan Idul Fitri, ada panggilan kemanusiaan yang harus dijalankan.
    Saat gema takbir berkumandang, mereka bersiap melakukan perjalanan ke Myanmar, negeri yang dahulu bernama Burma. Keberangkatan ini tidaklah mudah.
    Momen hari raya yang seharusnya penuh kebahagiaan bersama keluarga harus rela ditinggalkan.
    “Di tengah kegembiraan dan hiruk-pikuk persiapan Lebaran, kami memilih menanggalkan pakaian terbaik dan berganti mengenakan seragam, bersiaga untuk membantu korban bencana,” ujar Kepala Biro Urusan Rumah Tangga (URT) dan Protokol Baznas RI, Tito Kurniawan, dalam siaran persnya, Kamis (3/4/2025).
    Pada Minggu (30/3/2025), ia mendapat tugas pertama untuk berangkat bersama Tim Aju Satuan Tugas (Satgas) Kemanusiaan Pemerintah RI yang dikoordinasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
    Pada Senin (1/4/2025), lima anggota tim SAR dari BTB diterbangkan ke Myanmar. Mereka adalah Taufiq Hidayat (koordinator), Ade Hilman, Marwan, Sandi Setia Mihardja, dan Heru Jatmiko.
    Di dalam pesawat menuju Naypyidaw, ibu kota Myanmar, perasaan mereka bercampur aduk.
    Ada keharuan karena harus meninggalkan keluarga di momen yang seharusnya menjadi waktu berkumpul. Namun, ada pula kebanggaan karena bisa berkontribusi dalam membantu sesama.
    “Ini adalah panggilan kemanusiaan, dan kami harus menjalankannya dengan sepenuh hati,” ujar Tito, sambil menatap ke luar jendela pesawat seolah mencoba menenangkan dirinya.
    Rombongan Baznas berangkat bersama BNPB dan Satgas Kemanusiaan Pemerintah RI dalam misi yang penuh tantangan.
    Mereka sadar, meskipun tidak berada di rumah saat Lebaran, ada banyak keluarga di Myanmar yang lebih membutuhkan bantuan.
    Pada keberangkatan pertama, pesawat transit di Aceh. Bagi tim Baznas, momen ini menjadi kesempatan untuk mengoptimalkan konsolidasi dan mempersiapkan mental sebelum melanjutkan penerbangan ke Naypyidaw.
    Bumi Serambi Mekah, yang pernah dilanda gempa dan tsunami pada 2004, menjadi saksi bahwa bencana adalah kenyataan yang harus dihadapi dengan ketabahan dan
    solidaritas
    .
    Di Aceh, tim beristirahat sejenak, melanjutkan koordinasi dengan rekan-rekan Satgas dan BNPB, serta memastikan bantuan logistik yang akan dibawa telah siap.
    Meskipun transit hanya sementara, rasa tanggung jawab tetap menguat. Ada sesuatu yang lebih besar daripada sekadar perjalanan fisik yang mereka tempuh.
    “Ini adalah perjalanan hati, sebuah pengabdian yang melampaui batas waktu dan tempat,” ujar Wakil Ketua BTB, Taufiq Hidayat, yang berangkat pada penerbangan berikutnya.
    Ia menegaskan bahwa momen tersebut mengajarkan tentang arti kesabaran dan pengorbanan.
    “Lebaran bukan hanya tentang berkumpul dengan keluarga, tetapi juga tentang berbagi dan peduli terhadap mereka yang membutuhkan,” tambah Taufiq.
    Akhirnya, setelah perjalanan panjang, pesawat yang membawa tim Baznas mendarat di Naypyidaw. Kota yang dulu ramai dengan aktivitas, kini berubah menjadi wilayah yang penuh lara.
    “Gempa yang terjadi telah menghancurkan banyak bangunan, meluluhlantakkan kehidupan mereka, dan meninggalkan puing-puing yang mengingatkan kita betapa rapuhnya kehidupan ini,” ucap Taufiq.
    Sesampainya di lokasi, tim Baznas langsung bergerak cepat. Mereka berkoordinasi, menyusun strategi penyaluran bantuan, serta menyiapkan makanan, pakaian, obat-obatan, dan perlengkapan darurat bagi para penyintas.
    Para korban, yang sebagian besar kehilangan rumah mereka, menyambut kedatangan bantuan dengan haru.
    “Ada yang mengucapkan terima kasih, ada yang menangis, dan ada pula yang hanya bisa diam menatap tim dengan mata penuh rasa syukur,” ucap Taufiq.
    Tim Kemanusiaan Baznas, yang biasanya menghabiskan malam Lebaran bersama keluarga, merasa terharu melihat para ibu memeluk erat anak-anak mereka yang terluka.
    “Kami datang untuk membantu. Meski kami tidak bersama keluarga malam ini, kami tahu tempat kami seharusnya berada di sini,” kata Taufiq dengan suara lirih.
    Di antara jutaan suara takbir yang menggema di Indonesia, doa juga mengalir bagi mereka yang bekerja keras di Naypyidaw dan berbagai wilayah terdampak lainnya di Myanmar.
    Takbir yang berkumandang di Tanah Air menjadi simbol bahwa meski jauh dari rumah, semangat kebersamaan dan kepedulian tetap menyatukan mereka.
    Hari Raya Idul Fitri datang dan pergi, tetapi bagi Tim Kemanusiaan Baznas RI, perjalanan mereka ke Myanmar adalah salah satu ibadah yang mulia.
    Mereka tidak hanya menjalankan kewajiban kemanusiaan, tetapi juga memberikan contoh bagaimana manusia seharusnya memaknai kebersamaan, baik dalam momen bahagia maupun dalam masa-masa sulit.
    Setelah beberapa hari bekerja di lokasi bencana, tim Baznas mengoptimalkan misinya dengan mengirimkan tambahan tim dan donasi medis. Mereka akan kembali ke Indonesia dengan nuansa yang berbeda.
    “Meski tidak bersama keluarga saat Lebaran, kami merasa telah merayakan kemenangan yang lebih besar, yaitu kemenangan hati yang telah berbagi dengan sesama,” ujar Taufiq.
    Perjalanan tersebut mengajarkan banyak hal tentang arti pengorbanan.
    Bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
    khayrunnas anfa’uhum li al-nas
    (sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya).
    Semoga semangat dan misi kemanusiaan Baznas dapat menjadi inspirasi bagi dunia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • JK Ikut Lepas Bantuan Korban Gempa Myanmar, Kirim Sarung hingga Hygiene Kit – Page 3

    JK Ikut Lepas Bantuan Korban Gempa Myanmar, Kirim Sarung hingga Hygiene Kit – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla (JK) turut menghadiri pelepasan bantuan kemanusiaan untuk korban gempa Myanmar di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta pada Kamis (3/4/2025).

    JK juga turut melepas bantuan pemerintah Indonesia tersebut yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Sugiono didampingi Menko PMK Pratikno, Menkes Budi Gunadi Sadikin, Kepala BNPB Suharyanto, Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Kepala Baznas Noor Achmad.

    Dalam kesempatan tersebut, JK mengungkapkan, bantuan ini merupakan bagian dari upaya solidaritas kemanusiaan Indonesia dalam membantu korban gempa Myanmar. Adapun jumlah bantuan gabungan dari pemerintah Indonesia dan donasi yang diterima PMI tersebut dengan total 124 ton.

    “Bantuan berupa sarung, selimut, kantong jenazah, hygiene kit, terpal dan lainnya,” sebut JK dalam keterangan tertulis, Kamis  (3/4/2025).

    Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 itu menyampaikan, bantuan kemanusiaan ini merupakan upaya PMI dalam membantu masyarakat yang terdampak bencana tanpa melihat batas wilayah.

    “PMI terus berkomitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat yang  membutuhkan, baik di dalam maupun luar negeri. Bantuan ini adalah wujud solidaritas Indonesia untuk saudara-saudara kita di Myanmar yang tengah menghadapi situasi sulit akibat gempa bumi,” pungkas JK.   

  • Korban Tewas Gempa Myanmar Melonjak Jadi 3.085 Orang, 341 Masih Hilang

    Korban Tewas Gempa Myanmar Melonjak Jadi 3.085 Orang, 341 Masih Hilang

    Naypyidaw

    Jumlah korban tewas akibat gempa bumi besar di Myanmar terus melonjak seiring proses pencarian korban yang dilakukan. Terbaru, korban tewas meningkat hingga lebih dari 3.000 orang.

    Dilansir AFP, Kamis (3/4/2025), sebuah pernyataan dari juru bicara junta militer mengatakan ada 3.085 korban tewas yang telah dikonfirmasi. Selain itu, ada 341 orang yang masih hilang dan 4.715 orang terluka.

    Namun, junta belum menjelaskan detail di mana jumlah korban terbanyak. Junta militer sendiri telah mengumumkan gencatan senjata sementara dengan kelompok antimiliter untuk mempercepat bantuan terhadap korban gempa.

    Kelompok pemberontak di Myanmar sendiri sudah lebih dulu mengumumkan gencatan senjata. Myanmar telah menghadapi perang saudara sejak kudeta oleh militer terjadi pada 2021.

    Kini, penderitaan rakyat Myanmar bertambah akibat gempa bumi dangkal dengan magnitudo (M) 7,7 terjadi Jumat (28/3) dan meratakan bangunan hampir di seluruh Myanmar. Situasi di Myanmar juga semakin parah dengan ratusan orang yang putus asa berebut bantuan makanan di Sagaing, kota yang paling dekat dengan episentrum gempa bumi.

    Relawan tampak membagikan air, beras, minyak goreng, dan perlengkapan dasar lainnya kepada penduduk yang meminta bantuan. Warga mengaku khawatir tak mendapat makanan.

    “Saya belum pernah mengantre untuk mendapatkan makanan seperti ini sebelumnya. Saya tidak bisa mengungkapkan betapa khawatirnya saya. Saya tidak tahu harus berkata apa,” kata seorang warga, Cho Cho Mar (35) sambil menggendong bayinya dan menggenggam bungkus kopi instan serta obat nyamuk.

    Lihat Video ‘Militer Myanmar Tembaki Palang Merah China yang Bawa Bantuan Korban Gempa’:

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pasukan Misi Kemanusiaan Indonesia Mulai Gelar Operasi SAR di Myanmar

    Pasukan Misi Kemanusiaan Indonesia Mulai Gelar Operasi SAR di Myanmar

    JAKARTA – Pasukan misi kemanusiaan Indonesia mulai melakukan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) pada sebuah kompleks perumahan pegawai negeri sipil (PNS) di Thukha Theiddhi Ward, Naypyidaw, Myanmar yang runtuh karena gempa bumi, Rabu waktu setempat.

    Wakil Kontingen Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) RI Wahyudi dalam pernyataan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu malam, mengatakan bahwa pasukan misi kemanusiaan Indonesia tergabung sebagai tim INASAR (Indonesia Search and Rescue) yang dipercaya untuk melakukan asessment dan perbantuan di Thukha Theiddhi Ward karena diperkirakan masih ada korban tertimbun runtuhan bangunan.

    Menurut Wahyudi, tim INASAR terbagi ke dalam tiga regu yakni dua regu untuk Urban SAR atau pencarian dan pertolongan korban gempa di perkotaan. Dua regu untuk Urban SAR ini diberi nama regu Alfa dan Bravo. Sementara regu ketiga untuk keperluan medis dari para petugas profesional tim INASAR.

    “Tim medis INASAR pagi tadi juga memberikan pelayanan pengecekan kesehatan bagi warga setempat yang berada di sekitar posko Basarnas atau Base of Operation,” kata dia dikutip Antara.

    Dia mengungkapkan bahwa pelaksanaan operasi tersebut dilakukan sebagaimana hasil pengarahan dari Deputy Minister for Emergency Myanmar -Director General and Fire Brigade Commander kepada kontingen INASAR sebagai delegasi resmi pemerintah Indonesia dalam sebuah pertemuan di Myanmar.

    Kontingen INASAR yang terlibat dalam pertemuan adalah Wahyudi (Basarnas), Brigjen. Pol. (Purn) Ary Laksmana Widjaja (Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB), dan Dumas Amali Radityo (PWNI – Kementerian Luar Negeri).

    Ia menambahkan pihaknya dalam pertemuan yang difasilitasi oleh ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Center) itu juga menyampaikan belasungkawa dan komitmen dari pemerintah Indonesia untuk memberikan perbantuan kedaruratan dampak bencana di Myanmar.

  • Tim K9 Polri Berhasil Temukan Satu Korban Gempa di Myanmar – Halaman all

    Tim K9 Polri Berhasil Temukan Satu Korban Gempa di Myanmar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tim K9 Polri yang tergabung dalam operasi kemanusiaan INASAR 1 menemukan satu korban gempa di Myanmar pada Selasa (2/4/2025). 

    Operasi pencarian yang dilaksanakan di dua lokasi perumahan warga di Naypyidaw ini melibatkan empat personel Polri dan dua anjing pelacak K9.

    Kegiatan dimulai sekitar pukul 12.30 waktu setempat.

    Lokasi pertama yang mereka tuju adalah Site I, di mana anjing pelacak K9 Walet berhasil menemukan satu titik sumber bau yang diduga berasal dari korban. 

    “Setelah K9 Walet menemukan titik bau di Site I, kami segera melakukan eksekusi dan berhasil menemukan satu korban perempuan yang sudah meninggal dunia,” jelas Iptu Erasmus, K9 Officer yang tergabung dalam tim tersebut. 

    Setelah berhasil mengeksekusi pencarian di Site I, tim K9 melanjutkan pencarian ke lokasi kedua, Site II, sekitar pukul 14.00 waktu Myanmar. 

    Di sini, K9 Walet kembali menunjukkan hasil yang positif dengan menemukan titik bau yang diduga berasal dari korban lain. 

    “Kami langsung menginformasikan temuan ini kepada tim penyelamat INASAR untuk segera melakukan evakuasi di lokasi tersebut,” tambah Iptu Erasmus.

    Tim K9 INASAR 1 terdiri dari empat personel Polri yang terdiri dari Iptu Erasmus sebagai K9 Officer, Aipda M. Sahid dan Bripka Hasan Musa sebagai handler K-9, serta Aipda Triyo Arbi yang bertugas sebagai veterinarian K-9. 

    Dua anjing pelacak yang turut serta dalam pencarian ini, K9 Gizi dan K9 Walet, keduanya dalam kondisi sehat dan siap melanjutkan pencarian.

    Operasi ini merupakan bagian dari komitmen Polri dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada negara sahabat, serta bukti nyata dari peran serta Indonesia dalam misi kemanusiaan internasional. 

    Tim K9 INASAR 1 akan terus melanjutkan pencarian untuk memberikan pertolongan kepada korban yang masih terjebak dan memastikan bantuan yang maksimal dapat diberikan.