Negara: Mesir

  • Abaikan Seruan Trump, Serangan Israel ke Gaza Tewaskan 118 Orang dalam 4 Hari

    Abaikan Seruan Trump, Serangan Israel ke Gaza Tewaskan 118 Orang dalam 4 Hari

    Jakarta

    Pemerintah Gaza mengatakan pasukan Israel telah meluncurkan 230 serangan udara di Gaza sejak Sabtu (4/10). Serangan itu menewaskan 118 orang.

    “Pendudukan Israel melanjutkan agresi brutalnya terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, mengabaikan seruan gencatan senjata yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump, dan tanggapan positif yang ditawarkan terhadap proposal tersebut,” ujar pernyataan pemerintah Gaza sebagaimana dilansir Aljazeera, Rabu (8/10/2025).

    Adapun korban tewas termasuk perempuan dan anak-anak. Sebanyak 72 orang tewas dalam kondisi terkepung di kota Gaza.

    Korban Tewas dalam 2 Tahun

    Aljazeera melaporkan dalam dua tahun, 1.048 warga Palestina, termasuk 212 anak-anak, telah tewas di wilayah Tepi Barat. Lebih dari 10.151 orang terluka.

    Sebanyak 19.000 warga Palestina telah ditahan, dengan 11.040 orang di antaranya ditahan hingga 1 Oktober. Dari mereka yang ditahan, 3.577 orang ditahan tanpa dakwaan.

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diketahui mendesak Israel untuk “segera menghentikan pengeboman Gaza” pada Sabtu pagi. Trump juga mengatakan bahwa Hamas “siap untuk perdamaian abadi” setelah kelompok Palestina tersebut menanggapi proposalnya untuk mengakhiri perang.

    Sebelumnya, Hamas mengatakan bahwa mereka ingin mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza berdasarkan rencana Trump, tetapi masih memiliki serangkaian tuntutan. Pejabat senior Hamas, Fawzi Barhoum, memaparkan keinginan Hamas.

    “Delegasi gerakan (Hamas) yang berpartisipasi dalam negosiasi saat ini di Mesir sedang berupaya mengatasi semua hambatan untuk mencapai kesepakatan yang memenuhi aspirasi rakyat kami di Gaza,” kata Barhoum dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.

    Dia mengatakan kesepakatan harus memastikan berakhirnya perang dan penarikan penuh Israel dari Jalur Gaza–syarat-syarat yang tidak pernah diterima Israel. Israel, di sisi lain, menginginkan Hamas melucuti senjatanya, sesuatu yang ditolak kelompok itu.

    “Hamas menginginkan gencatan senjata permanen dan komprehensif, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, dan segera dimulainya proses rekonstruksi komprehensif di bawah pengawasan “badan teknokratis nasional” Palestina, ujarnya.

    (zap/yld)

  • Perundingan Gaza, Hamas Tuntut Pembebasan Pemimpin Fatah Marwan Barghouti

    Perundingan Gaza, Hamas Tuntut Pembebasan Pemimpin Fatah Marwan Barghouti

    Jakarta

    Hamas menuntut pembebasan narapidana Palestina terkemuka, Marwan Barghouti, dari penjara Israel. Tuntutan sebagai bagian dari negosiasi pertukaran sandera-tahanan yang sedang berlangsung.

    Dilansir AFP, Rabu (8/10/2025), media pemerintah Mesir, Al-Qahera News, yang dekat dengan dinas intelijen Mesir, mengatakan perundingan telah dimulai di kota resor Sharm El-Sheikh, Mesir, mengenai daftar narapidana Palestina yang akan dibebaskan oleh Israel berdasarkan potensi kesepakatan gencatan senjata.

    Barghouti, seorang anggota terkemuka partai Fatah Palestina dan dipenjara sejak 2002, termasuk di antara beberapa tahanan terkemuka yang sedang diupayakan pembebasannya oleh Hamas. Nama-nama lain yang disebutkan termasuk Ahmad Saadat, Hassan Salameh, dan Abbas Al-Sayed.

    Perundingan tidak langsung telah dimulai sejak Senin (6/18) di Sharm El-Sheikh sebagai bagian dari rencana 20 poin yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza.

    Rencana tersebut mencakup pembebasan sandera yang ditawan oleh Hamas dan militan Palestina lainnya dalam serangan 7 Oktober 2023 yang memicu perang Gaza.

    Sebagai imbalan atas para sandera tersebut, Israel diperkirakan akan membebaskan 250 tahanan Palestina dengan hukuman seumur hidup dan lebih dari 1.700 tahanan dari Gaza yang ditawan selama perang.

    Rencana tersebut juga mencakup penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Jalur Gaza dan pelucutan senjata Hamas.

    Pada Minggu (5/8), Hamas menyatakan siap mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang di wilayah Palestina dan segera melakukan pertukaran sandera dan tahanan dengan Israel.

    Halaman 2 dari 2

    (rfs/rfs)

  • 7 Fakta 2 Tahun Perang di Gaza

    7 Fakta 2 Tahun Perang di Gaza

    Jakarta

    Serangan tentara Israel di Gaza, Palestina, telah berlangsung selama dua tahun. Ribuan orang meninggal hingga bencana kelaparan terjadi di Gaza saat ini.

    Dirangkum detikcom, Rabu (8/10/2025), pihak Israel berdalih agresi mereka di Gaza dipicu serangan Hamas di Tel Aviv pada 7 Oktober 2023. Tentara Israel lalu langsung melancarkan serangan balik ke Gaza mulai saat itu hingga hari ini.

    detikcom merangkum deretan fakta terkait dua tahun serangan Israel di Gaza. Berikut uraiannya:

    66 Ribu Orang di Gaza Tewas

    Operasi militer Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menewaskan sedikitnya 66.000 orang, sekitar 80% di antaranya warga sipil, dan melukai sekitar 169.000 orang, menurut estimasi konservatif dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas. Lembaga internasional memperkirakan jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi.

    Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) melaporkan bahwa 90% rumah di Gaza telah hancur atau rusak, membuat 1,9 juta dari 2,1 juta penduduknya kehilangan tempat tinggal. Karena “blokade total” yang diberlakukan Israel, sebagian besar wilayah Gaza mengalami kelaparan parah yang telah menewaskan sedikitnya 450 orang, termasuk 150 anak-anak.

    Setelah serangan 7 Oktober, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menetapkan dua tujuan utama perang di Gaza: membebaskan semua sandera dan menghancurkan Hamas. Dua tahun berlalu, keduanya belum tercapai. Dari 251 sandera yang dibawa ke Gaza, 148 telah dikembalikan hidup-hidup, delapan diselamatkan oleh IDF dan 140 dibebaskan Hamas melalui pertukaran tahanan. Jenazah beberapa sandera yang tewas juga telah dikembalikan.

    Menurut pemerintah Israel, 48 sandera masih ditahan, dan hanya 20 yang diyakini masih hidup. Hamas, yang oleh Israel, Uni Eropa, dan AS dikategorikan sebagai organisasi teroris, masih bertahan di Gaza meski banyak anggotanya tewas. Beberapa pemimpinnya, termasuk Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar, telah terbunuh. Namun, organisasi itu tetap beroperasi.

    Warga Israel Ingin Perang Berakhir

    Dua tahun perang di Gaza membuat masyarakat Israel lelah dan frustrasi. Survei yang dirilis Israel Democracy Institute pekan lalu, menunjukkan 66 persen warga Israel percaya sudah saatnya perang diakhiri.

    Selain itu, 64 persen responden mengatakan Netanyahu harus bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut dan mengundurkan diri.

    Pendapat publik terbelah tentang apakah situasi keamanan Israel kini lebih baik, namun sebagian besar mengakui posisi Israel di kancah internasional merosot tajam.

    Meskipun Amerika Serikat tetap menjadi pendukung utama Israel, pandangan komunitas Yahudi Amerika juga tampaknya sudah berubah.

    Enam puluh satu persen responden yang disurvei oleh surat kabar The Washington Post percaya Israel melakukan kejahatan perang terhadap warga Palestina di Gaza, dan 32 persen percaya Amerika Serikat terlalu mendukung tindakan Israel.

    Meski begitu, 76 persen responden mengatakan keberadaan Israel tetap penting bagi masa depan jangka panjang masyarakat Yahudi.

    Membandingkan sikap warga Israel tentang perang di Gaza dengan perang 12 hari melawan Iran terasa signifikan.

    Dalam perang bulan Juni lalu, ketika Israel melancarkan serangan terhadap target nuklir dan militer Iran dan menghadapi serangan balik ratusan rudal, banyak warga Israel yang saat itu mengatakan kepada ABC jika serangan tersebut dapat dibenarkan.

    Iran kerap digambarkan sebagai “ancaman eksistensial” bagi Israel yang perlu ditangani, sementara perang di Gaza dianggap sudah berlangsung terlalu lama.

    Konflik ini juga tampaknya memengaruhi migrasi dan pertumbuhan penduduk Israel. Data yang disampaikan ke parlemen Israel, Knesset, menunjukkan 82.700 warga Israel meninggalkan Israel pada 2024, atau meningkat 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Hampir separuh dari mereka yang pergi lahir di luar Israel dan pernah pindah ke Israel. Meski terjadi eksodus, secara keseluruhan jumlah penduduk Israel tetap meningkat pada 2023.

    Perubahan Lanskap Politik di Israel

    Tomer Persico, peneliti dari Shalom Hartman Institute di Yerusalem, mengatakan lanskap politik dan sosial Israel berubah drastis selama perang berlangsung.

    Sebagai peneliti identitas Yahudi modern, Dr Persico mengatakan kepada ABC jika “cara termudah” menggambarkan perubahan ini adalah pergeseran signifikan ke arah kanan.

    “Kita sudah dua tahun berada dalam perang yang berawal dari trauma yang tak terbayangkan bagi orang Israel, dan juga bagi orang Yahudi,” ujarnya.

    “Ini membangkitkan ingatan, luka pasca-trauma yang kita semua bawa dari Holocaust, dari pogrom, karena inilah yang terjadi, kan? Seluruh komunitas dibantai.”

    “Ketika trauma ini menumpuk di atas semua ingatan itu, reaksinya bisa dipahami, akan menjadi penuh kekerasan, akan penuh dendam.”

    Komunitas Israel, kata Dr Persico, banyak yang kembali memeluk nilai-nilai agama Yahudi tradisional.

    “Kita melihat banyak orang, banyak kelompok, kembali ke tradisi dengan mengadopsi kebiasaan tradisional, beberapa bahkan menjadi Yahudi Ortodoks,” katanya.

    “Dan ini, mirip dengan yang terjadi setelah Perang Yom Kippur 1973, yang juga merupakan trauma besar.”

    Kucuran Duit AS Bantu Israel Perangi Gaza

    Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan mantan Presiden Joe Biden dan Presiden Donald Trump telah mengucurkan setidaknya US$ 21,7 miliar, atau setara Rp 359,3 triliun, dalam bentuk bantuan militer kepada Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memulai perang tanpa henti di Jalur Gaza.

    Angka tersebut, seperti dilansir Associated Press, Selasa (7/10), diungkapkan dalam studi akademis terbaru dari proyek Costs of War di Watson School of International and Public Affairs pada Universitas Brown yang dirilis pada Selasa (7/10), bertepatan dengan peringatan dua tahun dimulainya perang Gaza.

    Laporan utama menyebutkan bahwa AS memberikan bantuan militer US$ 17,9 miliar (Rp 296,4 triliun) kepada Israel pada tahun pertama perang — ketika Biden masih menjabat — dan bantuan sebesar US$ 3,8 miliar (Rp 62,9 triliun) pada tahun kedua.

    Menurut laporan itu, sebagian bantuan militer itu telah dikirimkan, sedangkan sisanya akan dipasok dalam beberapa tahun mendatang.

    Sebuah studi lainnya yang juga dirilis proyek tersebut menyatakan bahwa AS telah menghabiskan sekitar US$ 10 miliar lebih banyak untuk bantuan keamanan dan operasi di Timur Tengah yang lebih luas dalam dua tahun terakhir.

    Laporan tersebut disusun bekerja sama dengan Quincy Institute for Responsible Statecraft yang berbasis di Washington. Institut ini telah dituduh oleh beberapa kelompok pro-Israel sebagai penganut isolanionis dan anti-Israel. Tuduhan tersebut telah dibantah oleh organisasi itu.

    Meskipun sebagian besar mengandalkan materi sumber terbuka untuk temuannya, laporan tersebut menawarkan beberapa perhitungan paling komprehensif tentang bantuan militer AS kepada sekutu dekatnya, Israel, dan perkiraan biaya keterlibatan militer langsung Amerika di kawasan Timur Tengah.

    Departemen Luar Negeri AS belum memberikan komentar langsung mengenai jumlah bantuan militer yang diberikan kepada Israel sejak Oktober 2023. Gedung Putih meminta pertanyaan tersebut diberikan kepada Pentagon, yang hanya mengawasi sebagian dari bantuan tersebut.

    Laporan tersebut, yang sangat kritis terhadap Israel, menyatakan bahwa tanpa bantuan AS, Israel tidak akan mampu mempertahankan operasi militer melawan Hamas di Jalur Gaza. Laporan itu mencatat bahwa pendanaan puluhan miliar dolar Amerika di masa depan untuk Israel diproyeksikan berdasarkan berbagai perjanjian bilateral.

    Trump Nilai Perang Gaza Menuju Akhir

    Presiden AS Donald Trump menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan damai Gaza akan tercapai. Trump menyebut kelompok Hamas telah menyetujui hal-hal yang “sangat penting” seiring dimulainya perundingan dengan Israel.

    “Saya memiliki garis merah, jika ada hal-hal tertentu yang tidak terpenuhi, kita tidak akan melakukannya,” kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih saat ditanya apakah dirinya memiliki prasyarat, termasuk persetujuan Hamas untuk melucuti senjata mereka.

    “Tapi saya pikir kita melakukannya dengan sangat baik dan saya pikir Hamas telah menyetujui hal-hal yang sangat penting,” ujar Trump seperti dilansir AFP, Selasa (7/10).

    Trump mengatakan dirinya optimis tentang peluang tercapainya kesepakatan damai, ketika delegasi Hamas dan Israel memulai kembali perundingan tidak langsung di Mesir untuk mengakhiri perang Gaza, berdasarkan 20 poin rencana perdamaian yang diajukannya baru-baru ini.

    “Saya pikir kita akan mencapai kesepakatan. Sulit bagi saya untuk mengatakannya ketika selama bertahun-tahun mereka telah berusaha mencapai kesepakatan,” ucapnya.

    “Kita akan mencapai kesepakatan Gaza, saya cukup yakin, ya,” kata Trump.

    Hamas Tuntut Pasukan Israel Ditarik Keluar dari Gaza

    Hamas mengatakan bahwa mereka ingin mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza berdasarkan rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, tetapi masih memiliki serangkaian tuntutan. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa perundingan tidak langsung dengan Israel di Mesir bisa sulit dan panjang.

    Dilansir Reuters, Selasa (7/10), pejabat senior Hamas, Fawzi Barhoum, memaparkan posisi Hamas pada peringatan dua tahun serangan terhadap Israel yang memicu perang Gaza, dan satu hari setelah perundingan tidak langsung dimulai di Sharm el-Sheikh.

    Perundingan ini tampaknya paling menjanjikan untuk mengakhiri perang yang telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina dan menghancurkan Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang menewaskan 1.200 orang dan membawa 251 orang kembali ke Gaza sebagai sandera.

    Namun, para pejabat dari semua pihak mendesak agar berhati-hati atas prospek kesepakatan cepat, karena Israel mengenang hari paling berdarah bagi orang Yahudi sejak Holocaust dan warga Gaza menyuarakan harapan akan berakhirnya penderitaan akibat perang selama dua tahun.

    “Delegasi gerakan (Hamas) yang berpartisipasi dalam negosiasi saat ini di Mesir sedang berupaya mengatasi semua hambatan untuk mencapai kesepakatan yang memenuhi aspirasi rakyat kami di Gaza,” kata Barhoum dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.

    Ia mengatakan kesepakatan harus memastikan berakhirnya perang dan penarikan penuh Israel dari Jalur Gaza–syarat-syarat yang tidak pernah diterima Israel. Israel, di sisi lain, menginginkan Hamas melucuti senjatanya, sesuatu yang ditolak kelompok itu.

    Hamas menginginkan gencatan senjata permanen dan komprehensif, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, dan segera dimulainya proses rekonstruksi komprehensif di bawah pengawasan “badan teknokratis nasional” Palestina, ujarnya.

    Menggarisbawahi hambatan yang akan dihadapi dalam perundingan, faksi Palestina, termasuk Hamas, mengeluarkan pernyataan yang bersumpah untuk “menentang dengan segala cara” dan mengatakan “tidak seorang pun berhak menyerahkan senjata rakyat Palestina.” Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak segera berkomentar mengenai status perundingan di Sharm el-Sheikh.

    Kesepakatan Damai di Gaza Segera Tercapai?

    Para pejabat AS telah mengisyaratkan bahwa mereka ingin memfokuskan perundingan pada penghentian pertempuran dan logistik pembebasan para sandera dan tahanan politik. Namun, Qatar, salah satu mediator, mengatakan banyak detail yang harus diselesaikan, yang mengindikasikan bahwa kecil kemungkinan akan ada kesepakatan dalam waktu dekat.

    Tanpa adanya gencatan senjata, Israel terus melancarkan serangannya di Gaza, meningkatkan isolasi internasionalnya dan memicu protes pro-Palestina di luar negeri yang diperkirakan akan berlanjut pada hari Selasa.

    Pada peringatan serangan tahun 2023, beberapa warga Israel mengunjungi tempat-tempat yang paling terdampak pada hari itu. Orit Baron berdiri di lokasi festival musik Nova di Israel selatan di samping foto putrinya, Yuval, yang tewas bersama tunangannya, Moshe Shuva.

    Mereka termasuk di antara 364 orang yang ditembak, dipukuli, atau dibakar hingga tewas di sana. “Mereka seharusnya menikah pada 14 Februari, Hari Valentine. Dan kedua keluarga memutuskan, karena mereka ditemukan (meninggal) bersama dan mereka membawa mereka kepada kami bersama-sama, bahwa pemakamannya akan dilakukan bersamaan,” kata Baron.

    “Mereka dimakamkan bersebelahan karena mereka tidak pernah dipisahkan.”

    Israel berharap perundingan di Sharm el-Sheikh akan segera menghasilkan pembebasan ke-48 sandera yang masih ditawan di Gaza, 20 di antaranya diyakini masih hidup. “Rasanya seperti luka terbuka, para sandera, saya tak percaya sudah dua tahun berlalu dan mereka masih belum pulang,” kata Hilda Weisthal, 43 tahun.

    Di Gaza, Mohammed Dib, warga Palestina berusia 49 tahun, berharap berakhirnya konflik yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan, membuat banyak warga Palestina mengungsi berkali-kali, dan menewaskan lebih dari 67.000 orang Palestina, menurut .

    “Sudah dua tahun kami hidup dalam ketakutan, kengerian, pengungsian, dan kehancuran,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 6

    (ygs/rfs)

  • PM Qatar Turun Langsung Negosiasi Damai Gaza, Bos Intelijen Turki Ikutan

    PM Qatar Turun Langsung Negosiasi Damai Gaza, Bos Intelijen Turki Ikutan

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani akan menghadiri perundingan damai Gaza yang sedang berlangsung di kota resor Sharm El-Sheikh, Mesir. Delegasi Turki juga ikutan dalam negosiasi yang melibatkan Hamas dan Israel.

    “Keikutsertaan Sheikh Mohammed dalam pertemuan-pertemuan tersebut… terjadi pada tahap krusial perundingan, menegaskan kembali tekad para mediator untuk mencapai kesepakatan yang akan mengakhiri perang dahsyat di Jalur Gaza,” ungkap Kementerian Luar Negeri Qatar dilansir AFP, Selasa, (8/10/2025).

    Delegasi Turki yang dipimpin oleh kepala intelijen, Ibrahim Kalin, akan berpartisipasi dalam perundingan di Mesir, untuk mengakhiri perang Gaza yang telah berlangsung selama dua tahun, lapor kantor berita pemerintah Anadolu.

    Kantor berita tersebut, mengutip sumber-sumber keamanan, mengatakan bahwa Kalin telah mengadakan perundingan dengan para pejabat AS, Mesir, Qatar, dan perwakilan dari kelompok militan Palestina, Hamas, menjelang perundingan tidak langsung dengan Israel.

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyuarakan optimisme bahwa ada peluang nyata untuk mengakhiri perang di Gaza, seiring Israel memperingati dua tahun serangan 7 Oktober pada hari Selasa.

    Negosiasi tidak langsung antara negosiator Israel dan Hamas sedang berlangsung di kota resor Sharm El-Sheikh, Mesir, berdasarkan rencana 20 poin yang diusulkan Trump bulan lalu.

    “Ada kemungkinan nyata bahwa kita bisa melakukan sesuatu,” kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval, seraya menambahkan bahwa negosiator AS juga terlibat dalam perundingan tersebut.

    “Saya pikir ada kemungkinan kita bisa mencapai perdamaian di Timur Tengah. Ini bahkan melampaui situasi Gaza. Kami menginginkan pembebasan para sandera segera.”

    Trump mengatakan Amerika Serikat akan melakukan segala cara untuk memastikan semua pihak mematuhi kesepakatan jika Hamas dan Israel menyepakati gencatan senjata. Perundingan tersebut berlangsung saat Israel memperingati dua tahun serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang.

    Tepat dua tahun yang lalu, tepat di akhir perayaan Sukkot, Hamas melancarkan serangan paling mematikan terhadap Israel dalam sejarah negara itu, yang memicu serangan balasan besar-besaran di Gaza.

    Pada Selasa (8/10), pejabat senior Hamas, Fawzi Barhoum, menyebut serangan 7 Oktober sebagai respons bersejarah terhadap upaya Israel untuk menghancurkan perjuangan Palestina. Ia juga mengatakan Hamas sedang berupaya mengatasi semua rintangan untuk mencapai kesepakatan di Mesir.

    Tekanan global untuk mengakhiri perang telah meningkat, dengan sebagian besar wilayah Gaza rata dengan tanah, bencana kelaparan yang dinyatakan PBB, dan keluarga-keluarga sandera Israel masih merindukan kepulangan orang-orang yang mereka cintai.

    Penyelidikan PBB bulan lalu menuduh Israel melakukan genosida di Gaza, sementara kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh Hamas melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam serangan 7 Oktober. Kedua belah pihak membantah tuduhan tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (rfs/rfs)

  • Trump Percaya Diri Kesepakatan Damai Gaza Bakal Jadi Nyata

    Trump Percaya Diri Kesepakatan Damai Gaza Bakal Jadi Nyata

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa ada peluang nyata tercapainya kesepakatan damai Gaza, Palestina. Negosiator Hamas dan Israel mengadakan perundingan tidak langsung pada peringatan dua tahun serangan 7 Oktober.

    “Kita sangat dekat untuk mencapai kesepakatan di Timur Tengah yang akan membawa perdamaian ke Timur Tengah,” ujar Trump kepada para wartawan di Ruang Oval, Gedung Putih, bersama Perdana Menteri Kanada Mark Carney, dilansir AFP, Rabu (8/10/2025).

    Trump mengatakan bahwa negosiator AS terlibat dalam perundingan yang saat ini berlangsung di Mesir. Gedung Putih mengatakan bahwa utusan khusus Trump, Steve Witkoff, dan menantunya, Jared Kushner, akan berperan.

    “Ada peluang nyata bahwa kita bisa melakukan sesuatu,” kata Trump.

    “Saya pikir ada kemungkinan kita bisa mencapai perdamaian di Timur Tengah. Ini sesuatu yang bahkan melampaui situasi di Gaza. Kami ingin pembebasan para sandera segera.”

    “Tim kami sekarang ada di sana, tim lain baru saja pergi, dan negara-negara lain, secara harfiah setiap negara di dunia, telah mendukung rencana tersebut.”

    Trump menambahkan bahwa Amerika Serikat akan melakukan segala cara untuk memastikan semua orang mematuhi kesepakatan jika Hamas dan Israel sepakat untuk melakukan gencatan senjata guna mengakhiri perang.

    Negosiasi tidak langsung antara negosiator Israel dan Hamas sedang berlangsung di kota resor Sharm El-Sheikh, Mesir, berdasarkan rencana 20 poin yang diusulkan Trump bulan lalu.

    Tekanan global untuk mengakhiri perang telah meningkat, dengan sebagian besar wilayah Gaza rata dengan tanah, bencana kelaparan yang dinyatakan PBB, dan keluarga-keluarga sandera Israel masih merindukan kepulangan orang-orang yang mereka cintai.

    Penyelidikan PBB bulan lalu menuduh Israel melakukan genosida di Gaza, sementara kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh Hamas melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam serangan 7 Oktober. Kedua belah pihak membantah tuduhan tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (rfs/rfs)

  • Negosiasi Akhiri Perang, Hamas Tuntut Pasukan Israel Ditarik dari Gaza

    Negosiasi Akhiri Perang, Hamas Tuntut Pasukan Israel Ditarik dari Gaza

    Jakarta

    Hamas mengatakan bahwa mereka ingin mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza berdasarkan rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, tetapi masih memiliki serangkaian tuntutan. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa perundingan tidak langsung dengan Israel di Mesir bisa sulit dan panjang.

    Dilansir Reuters, Selasa (7/10/2025), pejabat senior Hamas, Fawzi Barhoum, memaparkan posisi Hamas pada peringatan dua tahun serangan terhadap Israel yang memicu perang Gaza, dan satu hari setelah perundingan tidak langsung dimulai di Sharm el-Sheikh.

    Perundingan ini tampaknya paling menjanjikan untuk mengakhiri perang yang telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina dan menghancurkan Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang menewaskan 1.200 orang dan membawa 251 orang kembali ke Gaza sebagai sandera.

    Namun, para pejabat dari semua pihak mendesak agar berhati-hati atas prospek kesepakatan cepat, karena Israel mengenang hari paling berdarah bagi orang Yahudi sejak Holocaust dan warga Gaza menyuarakan harapan akan berakhirnya penderitaan akibat perang selama dua tahun.

    “Delegasi gerakan (Hamas) yang berpartisipasi dalam negosiasi saat ini di Mesir sedang berupaya mengatasi semua hambatan untuk mencapai kesepakatan yang memenuhi aspirasi rakyat kami di Gaza,” kata Barhoum dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.

    Ia mengatakan kesepakatan harus memastikan berakhirnya perang dan penarikan penuh Israel dari Jalur Gaza–syarat-syarat yang tidak pernah diterima Israel. Israel, di sisi lain, menginginkan Hamas melucuti senjatanya, sesuatu yang ditolak kelompok itu.

    Hamas menginginkan gencatan senjata permanen dan komprehensif, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, dan segera dimulainya proses rekonstruksi komprehensif di bawah pengawasan “badan teknokratis nasional” Palestina, ujarnya.

    Menggarisbawahi hambatan yang akan dihadapi dalam perundingan, faksi Palestina, termasuk Hamas, mengeluarkan pernyataan yang bersumpah untuk “menentang dengan segala cara” dan mengatakan “tidak seorang pun berhak menyerahkan senjata rakyat Palestina.” Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak segera berkomentar mengenai status perundingan di Sharm el-Sheikh.

    Para pejabat AS telah mengisyaratkan bahwa mereka ingin memfokuskan perundingan pada penghentian pertempuran dan logistik pembebasan para sandera dan tahanan politik. Namun, Qatar, salah satu mediator, mengatakan banyak detail yang harus diselesaikan, yang mengindikasikan bahwa kecil kemungkinan akan ada kesepakatan dalam waktu dekat.

    Tanpa adanya gencatan senjata, Israel terus melancarkan serangannya di Gaza, meningkatkan isolasi internasionalnya dan memicu protes pro-Palestina di luar negeri yang diperkirakan akan berlanjut pada hari Selasa.

    Pada peringatan serangan tahun 2023, beberapa warga Israel mengunjungi tempat-tempat yang paling terdampak pada hari itu. Orit Baron berdiri di lokasi festival musik Nova di Israel selatan di samping foto putrinya, Yuval, yang tewas bersama tunangannya, Moshe Shuva.

    Mereka termasuk di antara 364 orang yang ditembak, dipukuli, atau dibakar hingga tewas di sana. “Mereka seharusnya menikah pada 14 Februari, Hari Valentine. Dan kedua keluarga memutuskan, karena mereka ditemukan (meninggal) bersama dan mereka membawa mereka kepada kami bersama-sama, bahwa pemakamannya akan dilakukan bersamaan,” kata Baron.

    “Mereka dimakamkan bersebelahan karena mereka tidak pernah dipisahkan.”

    Israel berharap perundingan di Sharm el-Sheikh akan segera menghasilkan pembebasan ke-48 sandera yang masih ditawan di Gaza, 20 di antaranya diyakini masih hidup. “Rasanya seperti luka terbuka, para sandera, saya tak percaya sudah dua tahun berlalu dan mereka masih belum pulang,” kata Hilda Weisthal, 43 tahun.

    Di Gaza, Mohammed Dib, warga Palestina berusia 49 tahun, berharap berakhirnya konflik yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan, membuat banyak warga Palestina mengungsi berkali-kali, dan menewaskan lebih dari 67.000 orang Palestina, menurut .

    “Sudah dua tahun kami hidup dalam ketakutan, kengerian, pengungsian, dan kehancuran,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (rfs/ygs)

  • Warga Australia yang Ikut Perahu ke Gaza Diperlakukan Kasar oleh Israel

    Warga Australia yang Ikut Perahu ke Gaza Diperlakukan Kasar oleh Israel

    Anda sedang menyimak rangkuman berita-berita utama dari sejumlah negara yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Dunia Hari Ini edisi Selasa, 7 Oktober 2025, kita awali dari upaya mengirim bantuan ke Gaza.

    Warga Australia mengaku diperlakukan kasar oleh Israel

    Aktivis Australia, yang bergabung dalam armada perahu ke Gaza dan ditangkap oleh otoritas Israel, mengaku mendapat perlakuan buruk seperti pemukulan fisik di dalam penjara.

    Pengakuan ini muncul setelah Israel menahan awak perahu armada Sumud Global, dengan 171 aktivis lainnya dideportasi keluar Israel, termasuk Greta Thunberg.

    ABC sudah memperoleh ringkasan laporan yang disusun diplomat Australia di Israel, setelah mereka bertemu dengan beberapa warga Australia yang ditahan di penjara Ketziot, dekat perbatasan Israel-Mesir di Gurun Negev.

    Kementerian Luar Negeri Australia mengatakan: “Pemerintah Australia sudah menegaskan kepada Israel harapan kami bahwa para tahanan akan menerima perlakuan manusiawi sesuai dengan norma-norma internasional.”

    PM Prancis harus cari jalan keluar dari krisis

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menugaskan PM Prancis Sebastien Lecornu untuk mengadakan perundingan dengan partai-partai politik lain untuk mencari jalan keluar dari krisis, sebelum ia mengundurkan diri.

    Macron mengatakan siap untuk “mengambil alih tanggung jawabnya” jika gagal, seperti dikatakan pejabat kepresidenan, yang mungkin merujuk pada penyelenggaraan pemilihan legislatif baru.

    Lecornu diangkat sebagai perdana menteri pada bulan September, kemudian mengumumkan kabinet barunya pada hari Minggu (05/10), waktu setempat.

    Namun, ia mengumumkan pengunduran dirinya hanya 14 jam kemudian, setelah pertemuan dengan berbagai partai di Majelis Nasional Prancis gagal membuahkan hasil.

    “Syarat-syarat tidak terpenuhi bagi saya untuk menjalankan fungsi saya sebagai perdana menteri,” kata Lecornu, Senin kemarin.

    Badai salju Gunung Everest memakan korban

    Seorang pendaki tewas dan ratusan lainnya diselamatkan setelah hujan salju lebat terjadi di dekat Gunung Everest dan di Dataran Tinggi Tibet, demikian laporan media CCTV.

    Pendaki yang meninggal dunia diketahui akibat hipotermia, sementara lebih dari 130 orang lainnya dievakuasi dari wilayah yang sama setelah ratusan penyelamat dan dua drone dikerahkan, tambahnya.

    Salju dan hujan lebat yang mengguyur Himalaya selama akhir pekan ini juga mendorong penduduk desa setempat dan tim penyelamat untuk mencoba menjangkau para pendaki yang diduga masih terjebak.

    Dalam beberapa hari terakhir para pendaki berbondong-bondong ke kawasan tersebut karena hari libur nasional delapan hari di China, meski berakhir dengan terjebak dalam cuaca ekstrem.

    Di perbatasan Nepal dan India, pejabat setempat menyebut tanah longsor dan banjir sudah menewaskan lebih dari 70 orang, sementara petugas penyelamat terus berupaya menjangkau masyarakat yang terisolasi di daerah pegunungan terpencil.

    Waktu terbaik untuk melihat ‘supermoon’

    Australia akan menyaksikan bulan purnama super, atau ‘supermoon’, yang pertama di tahun 2025.

    Meskipun ‘supermoon’ bukanlah istilah astronomi, fenomena terjadi saat bulan berada dalam jarak 90 persen dari titik terdekatnya dengan Bumi, yang juga dikenal dengan istilah “perigee.”

    Meskipun ‘harvest moon’ di bulan Oktober menjadi ‘supermoon’ yang pertama, tapi bukan menjadi yang terakhir untuk tahun ini, karena ada dua bulan purnama lagi yang digolongkan sebagai “super” yang akan terjadi pada bulan November dan Desember.

    Bulan akan terlihat paling penuh pada malam hari ini, Selasa, 7 Oktober. Namun jika Anda melewatkannya, jangan khawatir. Bulan akan tetap terlihat spektakuler pada hari Rabu malam besok, 8 Oktober.

  • Hamas Setujui Hal-hal Sangat Penting dalam Rencana Damai Gaza

    Hamas Setujui Hal-hal Sangat Penting dalam Rencana Damai Gaza

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan damai Gaza akan tercapai. Trump menyebut kelompok Hamas telah menyetujui hal-hal yang “sangat penting” seiring dimulainya perundingan dengan Israel.

    “Saya memiliki garis merah, jika ada hal-hal tertentu yang tidak terpenuhi, kita tidak akan melakukannya,” kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih saat ditanya apakah dirinya memiliki prasyarat, termasuk persetujuan Hamas untuk melucuti senjata mereka.

    “Tapi saya pikir kita melakukannya dengan sangat baik dan saya pikir Hamas telah menyetujui hal-hal yang sangat penting,” ujar Trump seperti dilansir AFP, Selasa (7/10/2025).

    Dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal “hal-hal sangat penting” yang dimaksudnya tersebut.

    Trump mengatakan dirinya optimis tentang peluang tercapainya kesepakatan damai, ketika delegasi Hamas dan Israel memulai kembali perundingan tidak langsung di Mesir untuk mengakhiri perang Gaza, berdasarkan 20 poin rencana perdamaian yang diajukannya baru-baru ini.

    “Saya pikir kita akan mencapai kesepakatan. Sulit bagi saya untuk mengatakannya ketika selama bertahun-tahun mereka telah berusaha mencapai kesepakatan,” ucapnya.

    “Kita akan mencapai kesepakatan Gaza, saya cukup yakin, ya,” kata Trump.

    Lebih lanjut, Trump membantah laporan yang menyebut Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bersikap negatif terhadap perundingan dengan Hamas tersebut. Dia menegaskan bahwa Netanyahu “sangat positif terhadap kesepakatan tersebut”.

    Pada Senin (6/10) waktu setempat, juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan bahwa pembicaraan teknis sedang berlangsung di Mesir untuk membahas kesepakatan gencatan senjata Gaza.

    Leavitt mengatakan bahwa Trump ingin perang Gaza berakhir secepat mungkin.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Di balik Sidang Majelis Umum PBB, Solusi Dua Negara dan Prabowo-Trump

    Di balik Sidang Majelis Umum PBB, Solusi Dua Negara dan Prabowo-Trump

    Nama Indonesia, terutama Presiden Prabowo Subianto sepertinya tengah naik daun. Presiden sejak resmi menjabat, memang sangat aktif melaksanakan diplomasi luar negeri

    Jakarta (ANTARA) – Desakan Indonesia untuk mewujudkan perdamaian di Palestina, terutama Gaza, tidak berhenti pada sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-80 PBB, tetapi juga dalam berbagai moment setelah itu.

    Pada sore hari, 23 September, Presiden Prabowo bersama sejumlah pemimpin negara-negara Arab, melakukan pertemuan multilateral dengan Presiden AS Donald Trump. Pertemuan ini dicetuskan Amerika Serikat mendadak, hanya berselang beberapa hari saja sebelum konferensi mengenai Palestina berlangsung.

    Pertemuan tersebut hanya dihadiri secara terbatas oleh negara-negara yang dipandang Trump memiliki pengaruh besar dan kontribusi nyata bagi upaya perdamaian kawasan.

    Selain Indonesia dan Amerika Serikat, ada Qatar, Yordania, Turki, Pakistan, Mesir, Uni Emirat Arab, serta Arab Saudi.

    Trump memang diketahui dekat dengan Benjamin Netanyahu, bukan hanya karena posisinya sebagai Kepala Otoritas Israel, tapi juga secara pribadi.

    Merujuk pada pidatonya di sesi Debat Umum, Netanyahu bersikeras bahwa pihaknya hanya menargetkan Hamas, dia menolak klaim PBB yang menyebut Israel menjadikan kelaparan sebagai senjata perang meski ratusan hingga ribuan truk makanan untuk masyarakat Gaza terparkir di pintu masuk wilayah kantong tersebut.

    Di tengah kemajuan teknologi, raksasa teknologi yang bermarkas di negaranya, bahkan dengan platform Truth Social miliknya, mungkin hanya segelintir yang tahu bagaimana “dunia” Trump berputar, terbatas pada gelembung yang dia ciptakan sendiri atau orang terdekatnya, termasuk Netanyahu.

    Dengan Trump mendengar langsung dari negara-negara Arab dan Islam —yang tentu tidak pernah setuju atas tindakan genosida zionis Israel, pendudukan di beberapa wilayah Palestina, pembiaran kelaparan, pembunuhan warga sipil, hingga upaya pencaplokan Tepi Barat— diharapkan Trump mendapat sudut pandang lain bahwa situasi di Gaza sangat mengenaskan, tak lagi layak huni.

    Prabowo, terutama sejak menjabat sebagai Presiden RI, telah menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung perdamaian di Palestina melalui Solusi Dua Negara.

    Kutipan lengkapnya mengenai Solusi Dua Negara pada sesi Debat Umum SMU PBB adalah:

    “Kita harus memiliki Palestina yang merdeka, tetapi kita juga harus, kita juga harus mengakui, kita juga harus menghormati, dan kita juga harus menjamin keselamatan dan keamanan Israel. Hanya dengan begitu kita bisa memiliki perdamaian sejati, perdamaian yang nyata, tanpa kebencian dan tanpa kecurigaan. Satu-satunya solusi adalah solusi dua negara.”

    Merujuk “solusi dua negara”, berarti solusi bagi penyelesaian atas konflik antara Israel dan Palestina adalah kedua belah pihak hidup berdampingan sebagai dua negara merdeka dan berdaulat.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kanselir Jerman Telepon Trump Bahas Gunakan Aset Rusia untuk Ukraina

    Kanselir Jerman Telepon Trump Bahas Gunakan Aset Rusia untuk Ukraina

    JAKARTA – Kanselir Jerman Friedrich Merz menelepon Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membahas rencana penggunaan aset Rusia yang dibekukan guna membantu Kyiv, Ukraina.

    Dalam pemberitaaan di Financial Times, Merz mengusulkan pemberian pinjaman tanpa bunga kepada Ukraina senilai sekitar 140 miliar euro (Rp2,81 kuadriliun) menggunakan aset Rusia yang dibekukan di negara-negara Barat.

    “Kanselir Federal mengumumkan inisiatif untuk memanfaatkan aset Rusia yang dibekukan guna mendukung angkatan bersenjata Ukraina,” ujar Juru bicara pemerintah Jerman, Stefan Kornelius, dikutip ANTARA dari RIA Novosti, Senin, 6 Oktober.

    Trump dan Merz juga membahas perkembangan situasi di Ukraina serta sepakat melanjutkan upaya bersama untuk mengakhiri konflik tersebut, katanya.

    Kedua pemimpin itu turut membahas kondisi di Jalur Gaza dan sepakat perundingan di Mesir harus menghasilkan kesepakatan cepat terkait pembebasan sandera, penghentian permusuhan, dan perlucutan senjata Hamas.

    Sejak dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina, Uni Eropa dan negara-negara G7 membekukan hampir separuh cadangan devisa Rusia senilai sekitar 300 miliar euro. Lebih dari 200 miliar euro di antaranya disimpan di Uni Eropa, terutama di lembaga kliring Euroclear Belgia.

    Pada awal Oktober, Komisi Eropa melaporkan telah menyalurkan 14 miliar euro kepada Ukraina sejak Januari hingga September 2025 dengan menggunakan keuntungan dari dana beku bank sentral Rusia.

    Sebagai balasan, Rusia memberlakukan pembatasan terhadap aset investor asing dari negara-negara yang dianggap tidak bersahabat, yang kini ditempatkan di rekening khusus “C”. Aset tersebut hanya dapat dicairkan dengan izin komisi pemerintah.

    Kementerian Luar Negeri Rusia berulang kali menyebut pembekuan aset itu sebagai bentuk pencurian, seraya menegaskan bahwa Uni Eropa menargetkan dana negara maupun swasta Rusia.

    Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan Moskow akan membalas setiap penyitaan aset Rusia dan mempertimbangkan langkah menahan dana negara Barat yang berada di Rusia.