Negara: Mesir

  • VIDEO: Anak-anak Palestina Butuh Tahunan untuk Hilangkan Trauma Perang

    VIDEO: Anak-anak Palestina Butuh Tahunan untuk Hilangkan Trauma Perang

    Jakarta, CNN Indonesia

    Anak-anak Palestina korban serangan Israel diprediksi butuh waktu lama untuk sembuh.

    Hal itu diungkapkan dokter di rumah sakit Mesir yang merawat sejumlah anak-anak Palestina.

    Dia merawat anak-anak dengan berbagai kondisi, mulai dari kaki yang terjepit logam hingga jari tangan yang rusak parah.

    Menurut para dokter, apa yang dirasakan anak-anak itu bukan hanya luka fisik tapi juga mental.

    Untuk luka fisik saja, proses penyembuhan harus melibatkan banyak dokter spesialis.

    Sementara mental, dukungan psikolog juga jadi faktor yang tak kalah penitng.

    Dengan kondisi itu, para korban perang di Gaza bisa butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa melewati trauma yang mereka alami.

  • Cerita Miris Warga Palestina Berobat ke RS Pakai Gerobak Keledai

    Cerita Miris Warga Palestina Berobat ke RS Pakai Gerobak Keledai

    Jakarta, CNN Indonesia

    Seorang warga Palestina membawa dirinya sendiri dalam kondisi luka-luka dengan menggunakan gerobak keledai menuju rumah sakit di Gaza.

    Organisasi Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melalui akun Twitter-nya, Selasa (5/12) mengunggah dua foto yang menampilkan seorang pria datang ke layanan kesehatan darurat PRCS di Dir Alb-Balah, Gaza selatan.

    “Seorang warga Palestina yang terluka tiba kemarin seorang diri menggunakan keledai di tempat layanan kesehatan PRCS di Dir Alb-Balah, wilayah selatan Gaza,” tulis PRCS.

    Pria tersebut dikabarkan terpaksa menggunakan gerobak keledai menuju rumah sakit karena tidak bisa menghubungi layanan darurat melalui sambungan telepon. Pasalnya, layanan telekomunikasi di Gaza sempat diputus.

    [Gambas:Twitter]

    “Dia tidak bisa menelepon karena pemutusan telekomunikasi [seluler],” tulis PRCS.

    Sebelumnya, layanan telekomunikasi di Jalur Gaza pada Senin (4/12) kembali terputus setelah diperbaiki. Perusahaan telekomunikasi Palestina Paltel mengonfirmasi hal tersebut dalam pernyataan resmi.

    “Kami dengan menyesal mengumumkan penghentian total layanan komunikasi dan Internet dengan Jalur Gaza, karena jalur utama yang sebelumnya tersambung kembali kini terputus lagi,” pemberitahuan Paltel, seperti diberitakan Reuters.

    Hal ini berdampak pada sambungan telepon rumah, serta layanan seluler dan internet. Patel mengatakan tim teknisnya bekerja “tanpa henti dengan segala cara yang tersedia untuk memulihkan layanan.”

    Terputusnya jalur komunikasi di Jalur Gaza diumumkan dua kali dalam 24 jam terakhir oleh Paltel. Meski sempat diperbaiki, jalur komunikasi di sana kembali terputus.

    Kementerian Komunikasi Palestina sebelumnya telah meminta negara tetangganya, Mesir, untuk mengoperasikan stasiun komunikasi di dekat perbatasan Gaza dan mengaktifkan layanan roaming di jaringan Mesir.

    Hal tersebut diminta sebab jaringan komunikasi di Gaza telah berulang kali terputus sejak perang dimulai akibat pemboman Israel. Namun, hal tersebut belum terealisasi.

    (isa/dna)

  • Israel Mulai Invasi Darat ke Gaza Selatan Usir Warga Palestina

    Israel Mulai Invasi Darat ke Gaza Selatan Usir Warga Palestina

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel dilaporkan mulai melancarkan invasi daratnya ke Jalur Gaza Palestina bagian selatan menyusul gencatan senjata yang berakhir tanpa ada perpanjangan lagi pada pekan lalu.

    Israel langsung membombardir lagi Jalur Gaza, khususnya Gaza selatan, tak lama setelah gencatan senjata berakhir.

    Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant bahkan mengatakan wilayah Gaza Selatan akan bernasib sama seperti Gaza Utara, bahkan akan lebih buruk lagi.

    Dikutip Al Jazeera, Israel juga telah mewanti-wanti warga Palestina agar tidak kembali ke Gaza Selatan kalau tak ingin jadi sasaran gempuran.

    Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan bahwa pasukannya “memperluas operasi darat untuk memberangus benteng Hamas di seluruh Jalur Gaza.”

    “Pasukan kami bertekad melakukan hal ini di mana pun kami perlukan, di Shajaiya, Jabalia, dan di mana pun terdapat benteng (Hamas),” ucap Hagari.

    Pada Senin (4/12), militer Israel menegaskan lagi perintah untuk warga Palestina agar segera meninggalkan Gaza selatan, terutama Khan Younis, kota terbesar di wilayah itu.

    Dikutip The New York Times, militer Israel juga memerintahkan warga Palestina yang ada di Gaza selatan mengungsi ke kamp-kamp perlindungan jauh di selatan Rafah, dekat perbatasan Mesir.

    Sementara itu, organisasi kemanusiaan mewanti-wanti Israel bahwa mengevakuasi warga Palestina dari Gaza Selatan ke Rafah hanya akan membuat situasi semakin sulit di sana.

    Sebab, kamp-kamp penampungan di Rafah kini saja sudah menampung warga Palestina lebih dari kapasitas yang seharunya.

    Menurut beberapa organisasi bantuan kemanusiaan, daerah Rafah juga tak luput dari gempuran Israel meski tak seintensif yang terjadi di Gaza utara dan Gaza selatan saat ini.

    Menurut analisis citra satelit New York Times, militer Israel memang telah memulai invasi daratnya memasuki Gaza selatan.

    Setelah mengepung dan meluluhlantakkan Gaza utara di awal agresinya pada 7 Oktober lalu, Israel kini memang mengincar wilayah Gaza Selatan yang diyakini menjadi tempat persembunyian sisa para petinggi Hamas dan milisinya.

    (rds/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Korban Tewas Agresi Israel ke Palestina Tembus 16 Ribu Jiwa

    Korban Tewas Agresi Israel ke Palestina Tembus 16 Ribu Jiwa

    Jakarta, CNN Indonesia

    Korban tewas akibat agresi Israel ke Palestina sejak 7 Oktober lalu tembus 16.159 ribu jiwa per Selasa (5/12).

    Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan sebanyak 15.899 orang tewas akibat agresi Israel di wilayah itu. Sementara itu, sebanyak 42 ribu warga Palestina lainnya terluka akibat gempuran Israel ini.

    Dikutip Al Jazeera, selain di Gaza, korban tewas akibat serangan Israel di Tepi Barat Palestina dalam periode yang sama juga telah menewaskan 26 orang dan melukai 3.356 orang.

    Sebagian besar dari belasan ribu korban jiwa ini merupakan anak-anak dan perempuan.

    Lonjakan korban jiwa ini terjadi kala Israel kembali melancarkan agresinya ke Gaza usai gencatan senjata berakhir.

    Alih-alih meredam gempuran, Israel kembali melancarkan serangan membabi buta ke Jalur Gaza, terutama wilayah di selatan Gaza.

    Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant bahkan mengatakan wilayah Gaza Selatan akan bernasib sama seperti Gaza Utara, bahkan akan lebih buruk lagi.

    Israel juga telah mewanti-wanti warga Palestina agar tidak kembali ke Gaza Selatan kalau tak ingin jadi sasaran gempuran.

    Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan bahwa pasukannya “memperluas operasi darat untuk memberangus benteng Hamas di seluruh Jalur Gaza.”

    “Pasukan kami bertekad melakukan hal ini di mana pun kami perlukan, di Shajaiya, Jabalia, dan di mana pun terdapat benteng (Hamas),” ucap Hagari.

    Pada Senin (4/12), militer Israel menegaskan lagi perintah untuk warga Palestina agar segera meninggalkan Gaza selatan, terutama Khan Younis, kota terbesar di wilayah itu.

    Dikutip The New York Times, militer Israel juga memerintahkan warga Palestina yang ada di Gaza selatan mengungsi ke kamp-kamp perlindungan jauh di selatan Rafah, dekat perbatasan Mesir.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Kenapa Gaza Disebut Seperti Penjara Terbesar di Dunia Gegara Israel?

    Kenapa Gaza Disebut Seperti Penjara Terbesar di Dunia Gegara Israel?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kondisi di Jalur Gaza kian memprihatinkan dengan gempuran agresi Israel yang tidak kunjung selesai.

    Kesepakatan gencatan selama beberapa hari hanya menunda penderitaan warga Gaza sesaat.

    Militer Israel kini kembali memperluas serangan daratnya di Gaza selatan yang menewaskan 700 warga menurut laporan pejabat Palestina, dikutip dari Al Jazeera.

    Penderitaan yang dialami warga Gaza sudah terjadi sejak lampau, tetapi semakin parah sejak Israel menduduki wilayah tersebut.

    Gaza disebut sebagai ‘penjara terbesar di dunia’ karena blokade-blokade yang diciptakan Israel.

    Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin juga mengutarakan hal yang sama bahwa Gaza sudah seperti penjara raksasa bagi warga Palestina yang dikepung blokade Israel.

    “Mereka mengatakan Hamas itu teroris. Saya bilang bahwa mereka tidak tahu, bahwa orang Palestina sudah lama dijajah oleh Israel. Karena itu orang mengatakan Palestina itu adalah penjara terbesar di dunia itu,” kata Ma’ruf di pembukaan Mukernas MUI, Hotel Mercure Ancol Jakarta.

    Ma’ruf menganggap bila warga Palestina melakukannya perlawanan, maka sebenarnya mereka sedang melakukan pembebasan. Bukan sebaliknya juga upaya mereka diartikan sebagai pemberontakan.

    “Tapi bagaimana dia melepaskan diri dari kekejaman selama berpuluh tahun itu,” kata dia.

    Gaza mulai bergejolak ketika Israel mendeklarasikan kemerdekaannya Tahun 1948 dan puluhan ribu pengungsi Palestina melarikan diri ke sana untuk mencari perlindungan dari perang Arab-Israel, dikutip dari The Sunday Guardian.

    Perjanjian Gencatan Senjata Israel pada Februari 1949 membagi dan menetapkan pembatas antara Jalur Gaza, Mesir, dan Israel.

    Tercetusnya Perang Enam Hari pada Juni 1967 membuat Israel melakukan pendudukan jangka panjang di Gaza. Israel memaksa warga Palestina untuk meninggalkan Gaza menuju Tepi Barat, Mesir, Yordania, bahkan Amerika.

    Walaupun Hamas berhasil menguasai Gaza dengan memenangkan pemilu 2006, Israel tetap memegang kendali atas perbatasan darat, laut, dan udara di Jalur Gaza dengan membangun pagar tinggi yang terkenal kejam. Kekuasaan Hamas justru membuat Israel mengambil langkah politik di tingkat berikutnya.

    Dilansir dari Middle East Research and Project, rencana membangun kembali Gaza dalam konferensi donor di Kairo 2014 sebenarnya untuk memperketat sistem kontrol terhadap warga Palestina dan menempatkan aktor kemanusiaan dalam posisi menerapkan blokade yang diperketat Israel.

    Lebih dari 2,3 juta warga Gaza hidup di wilayah dengan panjang hanya 41 kilometer dan lebar 12km pada 2021. Besarnya populasi ini, menggambarkan kondisi Gaza seperti penjara pada umumnya yang kelebihan kapasitas. Gaza disebut sebagai kota dengan populasi penduduk terpadat di dunia.

    Setiap perbatasan Gaza dikelilingi oleh pagar yang sulit ditembus dengan sensor setiap beberapa meter. Gaza berbatasan dengan Mesir di selatan dan Laut Mediterania di Barat. Israel berusaha mengepung Gaza dari berbagai sisi dan menutupnya dari dunia luar.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Gaza digambarkan sebagai penjara terbuka karena tidak seorang pun bisa keluar atau masuk Gaza. Bahkan warga Palestina juga tidak bisa mengunjungi Gaza.

    Berbagai upaya impor dan ekspor berusaha dihalangi oleh Israel yang akhirnya memaksa industri untuk tutup.

    Nelayan sulit mendapatkan tangkapan karena daerah teritorial yang sangat dibatasi. Suplai bahan bakar dan listrik membuat kesulitan untuk menjalankan transportasi.

    Persedian obat-obatan dan peralatan medis yang menjadi kebutuhan penting masyarakat juga dibatasi.

    Dikutip dari The Guardian, militer Israel pernah menerapkan perhitungan kalori bagi warga Palestina selama penerapan blokade antara 2007 dan pertengahan 2010.

    Penghitungan kalori ini diduga untuk membatasi pasokan makanan warga Palestina demi menekan Hamas. Pada puncak blokade, Israel juga menetapkan daftar makanan yang diizinkan dan dilarang di Gaza.

    [Gambas:Infografis CNN]

    “Bukti bahwa blokade Gaza direncanakan dan sasarannya bukanlah Hamas atau pemerintah, seperti yang selalu diklaim oleh pendudukan. Blokade ini menargetkan semua umat manusia, dokumen ini harus digunakan untuk mengadili pendudukan (Israel) atas kejahatan mereka terhadap kemanusiaan di Gaza,” ungkap Fawzi Barhoum, juru bicara Hamas.

    Gaza yang sengaja dimiskinkan

    Saat ini, Gaza menjadi kota dengan tingkat pengangguran tertinggi di dunia dengan lebih dari 50 persen penduduknya hidup dalam jurang kemiskinan.

    Kondisi ini disebut sebagai bagian dari upaya Israel memiskinkan orang-orang di Gaza.

    Pada 2012, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa Jalur Gaza bisa menjadi tempat “tidak dapat dihuni” pada 2020 jika tren ekonomi yang buruk terus berlanjut, dilansir dari UN News.

    Kenyataanya setiap tahun serbuan Israel ke Gaza semakin parah yang mengakibatkan tewasnya puluhan ribu warga sipil dan puluhan ribu rumah rusak.

    Masyarakat Gaza sampai membuat terowongan untuk bisa mendapatkan bantuan kebutuhan mendesak dari Mesir. Namun, banjir bandang di Mesir pada 2015 menghancurkan terowongan tersebut.

    Pemompaan air asin yang dilakukan Mesir dari Mediterania ke dalam terowongan membuat air naik ke permukaan, mencemari air, mengancam lahan pertanian, dan menyebarkan penyakit.

    “Kami menghormati tetangga kami, kami mencintai Mesir, tapi tetangga kami membuat hidup kami lebih sulit,” ungkap Mahmoud Bakeer, berusia 61 tahun, warga Gaza, dilansir dari Reuters.

    Kini, setengah dari populasi Gaza adalah anak-anak yang hidupnya berada di bawah tekanan blokade.

    Mereka tidak pernah menjalani hari yang penuh dengan pasokan listrik. Hampir setiap hari mereka mendapat ancaman bom tanpa tahu tempat yang aman untuk berlindung. Mereka yang paling merasakan hidup di dalam penjara terbuka terbesar di dunia.

  • Gencatan Senjata Berakhir, Bantuan Kemanusiaan di Gaza Ikut Berhenti

    Gencatan Senjata Berakhir, Bantuan Kemanusiaan di Gaza Ikut Berhenti

    Jakarta, CNN Indonesia

    Seorang juru bicara perbatasan Rafah mengatakan truk-truk yang membawa bantuan kemanusiaan, bahan bakar, hingga gas untuk memasak telah berhenti memasuki Gaza usai serangan Israel kembali terjadi, Jumat (1/12).

    Bantuan-bantuan itu kini tak bisa lagi mencapai warga sipil yang terisolir imbas gempuran Israel di berbagai wilayah Gaza.

    Padahal, truk-truk bantuan ini sudah mulai masuk dengan jumlah yang lebih banyak saat gencatan senjata berlangsung 24-30 November lalu.

    Namun, jumlah yang sudah cukup banyak ketimbang sebelum gencatan senjata itu pun nyatanya masih belum bisa memenuhi kebutuhan warga, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

    Sejak Israel meluncurkan agresi di Gaza merespons serangan dadakan Hamas 7 Oktober lalu, Rafah menjadi satu-satunya pintu masuk bantuan kemanusiaan bagi warga sipil.

    Pengiriman bantuan lewat perbatasan itu sempat sangat dibatasi oleh Israel, termasuk larangan bahan bakar memasuki Gaza hingga membuat rumah sakit dan fasilitas vital lainnya banyak berhenti beroperasi.

    Israel melarang demikian lantaran takut bahan bakar yang masuk digunakan Hamas untuk menyerang mereka.

    Sekarang, setelah gencatan senjata usai per Jumat (1/12), Rafah yang merupakan perbatasan antara Mesir dan Gaza itu pun terpaksa ditutup. Warga sipil kini terancam kembali menghadapi krisis makanan, air, obat-obatan, hingga bahan bakar.

    Kementerian Kesehatan Gaza pun memohon agar perbatasan Rafah dibuka kembali demi warga sipil.

    “Bantuan medis yang memasuki Gaza selama gencatan senjata hanya cukup untuk satu hari,” kata juru bicara Kemenkes Gaza Ashraf al-Qudra, seperti dikutip Al Jazeera.

    “Sektor kesehatan di Gaza tidak berfungsi dalam segala hal,” lanjut dia.

    (blq/wiw)

    [Gambas:Video CNN]

  • Serangan Israel Melebar ke Rafah Dekat Mesir, 4 Orang Tewas

    Serangan Israel Melebar ke Rafah Dekat Mesir, 4 Orang Tewas

    Jakarta, CNN Indonesia

    Setidaknya empat orang dilaporkan meninggal dunia akibat serangan Israel di sebuah rumah di Rafah, perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir, Jumat (1/12).

    Sejumlah media Palestina melaporkan beberapa orang juga luka-luka dalam serangan terbaru Israel setelah gencatan senjata negara itu dengan kelompok Hamas berakhir hari ini.

    Setidaknya dua orang juga tewas buntut serangan Israel di sebuah rumah di kamp Maghazi di Gaza tengah, demikian dilaporkan Middle East Eye.

    Kawasan Rumah Sakit Nasser di Kota Khan Younis, selatan Gaza, juga menjadi target serangan militer Negeri Zionis tersebut.

    Sementara itu di utara, serangan-serangan udara dan tembakan artileri kembali pecah, salah satunya menargetkan Sheikh Radwan, sebuah wilayah di utara Gaza, dan Jabalia.

    “Jalur Gaza berada di bawah tembakan artileri berat dan bahkan pemboman udara oleh pasukan Israel. Beberapa jam mendatang kita mungkin menyaksikan peningkatan jumlah dan tingkat serangan Israel di seluruh wilayah,” lapor jurnalis Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat (1/12).

    “Ini membawa Palestina hanya punya satu pilihan: Mereka akan hidup kembali di bawah pemboman Israel yang akan menghancurkan semua sarana kehidupan di dalam Jalur Gaza.”

    Di Jalur Gaza tengah, tank-tank Israel juga dilaporkan menembaki kawasan sekitar kamp-kamp pengungsi Nuseirat dan Bureij.

    Sebelum serangan baru ini terjadi, Israel mengklaim sistem pertahanan rudal mereka mencegat roket yang ditembakkan dari Gaza, Palestina. Klaim ini muncul satu jam jelang perpanjangan senjata gencatan berakhir.

    Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) menyatakan temuan itu berdasarkan laporan terkait sirene yang berbunyi di kalangan masyarakat dekat Jalur Gaza.

    “Pasukan pertahanan udara Israel berhasil mencegat sebuah roket yang meluncur dari Jalur Gaza,” demikian rilis resmi militer Israel, dikutip AFP.

    Menurut militer Israel, roket ini perdana diluncurkan dari Gaza sejak hari pertama gencatan senjata pada 24 November lalu.

    (blq/wiw)

    [Gambas:Video CNN]

  • Israel-Hamas Disebut Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata 1 Hari Lagi

    Israel-Hamas Disebut Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata 1 Hari Lagi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel dan Hamas Palestina dilaporkan sepakat memperpanjang gencatan senjata di Jalur Gaza selama satu hari hingga hari ke delapan besok, Sabtu (2/12).

    Kabar ini diutarakan pejabat Mesir yang terlibat memediasi perundingan gencatan senjata kepada The Wall Street Journal pada Jumat (1/12).

    Belum ada pengumuman resmi mengenai perpanjangan gencatan senjata dari kedua pihak terkait. Para mediator seperti Mesir dan Qatar, juga Amerika Serikat, belum buka suara terkait kemungkinan perpanjangan gencatan senjata yang ketiga kali ini.

    Menurut laporan WSJ seperti dikutip Reuters, penambahan satu hari jeda pertempuran ini akan dipergunakan untuk membebaskan tambahan 10 sandera Hamas seperti perjanjian di awal kesepakatan.

    Seorang sumber yang dekat dengan kelompok Hamas sebelumnya juga mengatakan kepada AFP bahwa mereka “bersedia memperpanjang gencatan senjata.”

    “Para mediator saat ini melakukan upaya yang kuat, intens dan berkelanjutan untuk satu hari tambahan dalam gencatan senjata dan kemudian berupaya untuk memperpanjangnya lagi pada hari-hari lainnya,” kata sumber yang tidak ingin disebutkan namanya itu.

    Israel dan Hamas sepakat menerapkan gencatan senjata selama empat hari di Gaza terhitung mulai Jumat (24/11). Pada Selasa (28/11), keduanya sepakat memperpanjang lagi jeda pertempuran sebanyak dua hari. 

    Israel dan Hamas pun akhirnya kembali sepakat memperpanjang gencatan senjata satu hari hingga hari ini. Perpanjangan jeda pertempuran tersebut disepakati keduanya beberapa menit menjelang gencatan senjata berakhir.

    Dalam perjanjian awal, Israel dan Hamas memang sepakat bahwa gencatan senjata bisa diperpanjang satu hari untuk setiap 10 sandera yang dibebaskan.

    Meski gencatan senjata terus diperpanjang, Israel tetap mengancam akan kembali menggempur Gaza habis-habisan ketika jeda pertempuran benar-benar selesai.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Iron Dome Israel Siaga di Tengah Gencatan Senjata Gaza, Ada Apa?

    Iron Dome Israel Siaga di Tengah Gencatan Senjata Gaza, Ada Apa?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel disebut telah mengaktifkan kembali sistem pertahanan rudal Iron Dome, di wilayah Israel selatan pada Kamis (30/11) malam waktu setempat.

    Pengaktifan sistem Iron Dome Israel dilakukan di hari ketujuh gencatan senjata dengan kelompok Hamas di Gaza.

    Dilansir Al Jazeera, belum diketahui apa yang memicu pengaktifan kembali sistem pertahanan tersebut.

    Namun saat ini gencatan senjata, yang di dalamnya termasuk kesepakatan jeda pertempuran di seluruh wilayah Gaza, masih berlangsung.

    Mediator kesepakatan yakni Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat juga disebut tengah melakukan perundingan secara intens, demi memperpanjang gencatan senjata dan membebaskan lebih banyak sandera Israel dan tahanan Palestina.

    Pengaktifan Iron Dome dilakukan nyaris sebulan usai sistem pertahanan Israel itu terekam mengalami malafungsi dan menyerang situs-situs di Tel Aviv.

    Middle East Monitor melaporkan rudal pencegat yang diluncurkan dari sistem perlindungan udara itu berputar-putar di langit dan mendarat di Kota Rishon LeZion, selatan Tel Aviv, hingga merusak bangunan setempat pada 6 November lalu.

    Israel tercatat punya sepuluh baterai Iron Dome yang ditempatkan di seluruh negeri untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur penting. Masing-masing baterai mampu mempertahankan hingga hampir 60 mil persegi tanah.

    Sistem pertahanan itu ditugaskan untuk mencegat ancaman yang diluncurkan dari jarak hingga 43 mil.

    (dna/dan)

  • Gencatan Senjata Hari ke-7, Hamas Bebaskan 8 Sandera Israel

    Gencatan Senjata Hari ke-7, Hamas Bebaskan 8 Sandera Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Total delapan sandera Israel telah dibebaskan kelompok Hamas pada Kamis (30/11) malam waktu setempat, di menit-menit terakhir gencatan senjata Gaza.

    Dua sandera perempuan telah dibebaskan terlebih dahulu pada hari yang sama, dan telah diserahkan ke militer Israel. Dua sandera itu diidentifikasi sebagai Mia Schem (21) dan Amit Soussana (40) yang juga memiliki kewarganegaraan Prancis.

    Beberapa jam berselang, enam sandera kembali dilepas Hamas dan diserahkan kepada Palang Merah. Dalam tayangan di televisi memperlihatkan beberapa perempuan muda berjalan menuju ambulans, usai tiba di wilayah Israel.

    Enam sandera yang baru dibebaskan terdiri dari empat orang dewasa dan dua remaja yang merupakan warga Arab Bedouin di Israel.

    Meskipun Israel mengharuskan Hamas melepaskan 10 sandera setiap hari untuk melanjutkan gencatan senjata, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan hanya delapan sandera yang akan dibebaskan pada Kamis, sementara Israel akan membebaskan 30 warga Palestina.

    Para pejabat Israel juga telah menerima delapan alih-alih 10 sandera, sebab pada hari sebelumnya Hamas telah membebaskan 12 sandera termasuk dua perempuan berkewarganegaraan Israel-Rusia.

    Saat ini, gencatan senjata di Gaza telah memasuki hari ketujuh sejak dimulai pada Jumat (24/11) lalu. Mediator kesepakatan gencatan senjata yakni Mesir dan Qatar, saat ini disebut masih terus mengupayakan perpanjangan jeda pertempuran, demi membebaskan lebih banyak sandera dan tahanan dari penjara Israel.

    Sejauh ini, seperti dilansir Reuters, Hamas telah membebaskan 97 sandera selama gencatan senjata. Di antaranya 70 perempuan, remaja, dan anak-anak Israel, ditambah 27 sandera warga negara asing yang dibebaskan berdasarkan perjanjian paralel dengan pemerintah masing-masing.

    Sementara itu, Israel telah membebaskan 210 tahanan Palestina dari ribuan warga sipil yang ditahan di penjara-penjara Israel selama beberapa tahun terakhir.

    (dna/dan)

    [Gambas:Video CNN]