Negara: Mesir

  • Ilmuwan Temukan Kota Orang Mati yang Penuh Sesak dengan Mumi

    Ilmuwan Temukan Kota Orang Mati yang Penuh Sesak dengan Mumi

    Mesir

    Para ilmuwan telah menemukan penguburan besar-besaran di Aswan, Mesir, dengan lebih dari 300 makam yang berisi jasad mumi. Mereka menjulukinya sebagai Kota Orang Mati.

    Kota Aswan merupakan zona perdagangan, pertambangan dan militer yang penting ketika pertama kali didirikan lebih dari 4.500 tahun silam, namun kehidupan masyarakatnya masih misteri.

    Tim ilmuwan bekerja di situs tersebut selama lima tahun dan baru-baru ini menemukan 36 makam yang digunakan berulangkali selama 900 tahun dan masing-masing berisi 30 hingga 40 mumi. Banyak di antaranya berisi keluarga yang kemungkinan meninggal karena penyakit menular.

    Patrizia Piacentini, arkeolog Universitas Milan, mengatakan situs pemakaman itu terbentang hampir 82 ribu meter dan terdapat hingga 10 teras makam kuno disusun berlapis-lapis di atas bukit. “Ini merupakan penemuan sangat spektakuler, sangat unik di Mesir. Orang yang pernah tinggal di Aswan menutupi bukit dengan kuburan. Ini semacam Kota Orang Mati,” katanya.

    Aswan, salah satu kota tertua yang terus dihuni, ada di tepi timur Nil. Dulu, ada tambang granit untuk banyak monumen Mesir kuno yang masih berdiri dan pernah jadi pos militer Romawi, Turki, dan Inggris. Populasinya dulu termasuk orang Mesir kuno, Persia, Yunani dan Romawi. Aswan awalnya bernama Swenett, kemudian disebut Swan yang artinya pasar karena terletak di perbatasan.

    Kota Orang Mati. Foto: University of Milan

    Makam itu pertama ditemukan tahun 2019. Penggalian selama lima tahun mengungkap orang-orang dikubur menurut kelasnya. Tim menemukan orang elit dimakamkan di atas bukit, termasuk sisa-sisa mumi Panglima Aswan, sedangkan kelas menengah di bawahnya. Meski ditemukan lusinan makam tiap penggalian, penggalian terbaru mengungkap lebih banyak rahasia tentang orang di sana yang hidup lebih dari 2.000 tahun silam.

    Ayman Ashmawy, yang memimpin Divisi Purbakala Mesir, mengatakan penelitian terhadap mumi-mumi tersebut menunjukkan 30 hingga 40% dari mereka yang dikuburkan meninggal muda, saat baru lahir atau saat remaja.

    Di antaranya ada mumi seorang wanita dan anak yang kemungkinan meninggal pada usia satu atau dua tahun. Tubuh mereka direkatkan satu sama lain dalam peti batu. Piacentini menyebut bahwa penelitian pendahuluan menunjukkan beberapa menderita penyakit menular, ada juga yang kelainan tulang.

    “Anak-anak tersebut menderita anemia, gizi buruk, dan dalam beberapa kasus penyakit menular. Beberapa tulang yang kami temukan jelas menunjukkan tanda-tanda tuberkulosis. Kasus amputasi juga ditemukan pada seorang wanita,” cetus Piacentini.

    Piacentini mengatakan, amputasi disebabkan adanya kapalan di lututnya, kemungkinan besar dilakukan oleh ahli bedah atau dokter mengingat dia masih hidup setelah operasi.

    Ilmuwan akan membersihkan makam tersebut dan kemudian meletakkan sisa mumi manusia kembali ke tempat mereka sebelum menyegel kembali makam tersebut. “Ini tempat peristirahatan mereka. Kami mengungkap kisah mereka lalu kami mengembalikannya dan menutup makamnya. Bagi saya, itu penting,” pungkasnya.

    (fyk/fay)

  • Netanyahu Bersumpah Lanjutkan Perang Gaza dan Lenyapkan Hamas

    Netanyahu Bersumpah Lanjutkan Perang Gaza dan Lenyapkan Hamas

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan tekad negaranya untuk melanjutkan perang di Jalur Gaza. Netanyahu menyatakan Israel berkomitmen untuk berperang melawan Hamas hingga kelompok itu dilenyapkan dan semua tujuan perang tercapai.

    Seperti dilansir Bloomberg dan Al Arabiya, Senin (1/7/2024), Netanyahu menyampaikan penegasan itu setelah pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebarkan perubahan bahasa untuk beberapa elemen dari usulan kesepakatan mengenai pembebasan sandera dan gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Pada awal rapat mingguan kabinet Israel, Netanyahu kembali menjelaskan bahwa tujuan Israel dalam perang mencakup pembebasan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza dan memastikan wilayah tersebut tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel.

    Menurut Netanyahu, Tel Aviv juga bertekad memulihkan keamanan di area-area yang berbatasan dengan Jalur Gaza dan Lebanon sehingga warga Israel bisa kembali ke rumah-rumah mereka dengan aman.

    “Kepada siapa pun yang meragukan pencapaian tujuan-tujuan ini, saya menegaskan: Tidak ada yang bisa menggantikan kemenangan. Kita tidak akan mengakhiri perang sampai kita mencapai semua tujuan ini,” tegas Netanyahu seperti dilansir Axios yang mengutip tiga sumber yang mengetahui isi rapat kabinet Israel itu.

    Dalam pernyataannya, Netanyahu juga menegaskan tidak ada perubahan dalam posisi Israel mengenai pembebasan sandera yang diumumkan Biden pada akhir Mei lalu.

    “Hamas adalah satu-satunya hambatan bagi pembebasan para sandera kita,” sebutnya.

    Axios, dalam laporan pada Sabtu (29/6) waktu setempat, menyebut AS sedang bekerja sama dengan mediator Qatar dan Mesir untuk membuat perubahan terhadap apa yang akan mengarah pada diskusi tahap pertama dari usulan perjanjian perdamaian tiga tahap, dalam upaya membuat Israel dan Hamas setuju.

    Perang antara Israel dan Hamas berkecamuk sejak 7 Oktober tahun lalu, setelah kelompok militan Palestina itu melancarkan serangan mengejutkan ke wilayah Israel bagian selatan. Sekitar 1.200 orang tewas di Israel dan lebih dari 250 orang lainnya disandera oleh Hamas di Jalur Gaza.

    Tel Aviv melancarkan serangan balasan terhadap Hamas di Jalur Gaza, yang sejauh ini dilaporkan menewaskan lebih dari 37.000 orang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Tank Israel Serbu Wilayah di Utara dan Selatan Gaza, 6 Warga Tewas

    Tank Israel Serbu Wilayah di Utara dan Selatan Gaza, 6 Warga Tewas

    Jakarta

    Pasukan Israel maju lebih jauh ke lingkungan Shejaia di Gaza utara dan juga mendorong lebih jauh ke Rafah barat dan tengah di selatan. Sedikitnya enam warga Palestina tewas dalam serangan darat Israel.

    Dilansir Reuters, Minggu (30/6/2024), tank-tank Israel yang kembali ke Shejaia empat hari lalu, menembakkan peluru ke beberapa rumah, menyebabkan banyak keluarga terjebak di dalam.

    Militer Israel mengatakan pasukan yang beroperasi di Shejaia selama beberapa hari terakhir telah membunuh beberapa pria bersenjata Palestina, menemukan senjata, dan menyerang infrastruktur militer. Pada hari Sabtu mereka mengumumkan kematian dua tentara Israel di Gaza utara.

    Sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam yang bersekutu melaporkan pertempuran sengit di Shejaia dan Rafah dan mengatakan pejuang mereka telah menembakkan roket anti-tank dan bom mortir terhadap pasukan Israel yang beroperasi di sana.

    Lebih dari delapan bulan setelah perang udara dan darat Israel di Gaza, para militan terus melancarkan serangan terhadap pasukan Israel, beroperasi di wilayah yang menurut tentara Israel telah mereka kuasai beberapa bulan lalu.

    Upaya mediator Arab, yang didukung oleh Amerika Serikat, sejauh ini gagal mencapai gencatan senjata. Hamas mengatakan kesepakatan apa pun harus mengakhiri perang dan menyebabkan penarikan penuh Israel dari Gaza. Israel mengatakan mereka hanya akan menerima jeda sementara dalam pertempuran sampai Hamas, yang memerintah Gaza sejak 2007 untuk dilenyapkan.

    6 Orang Meninggal Dunia

    Di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir, tank-tank Israel bergerak lebih jauh ke beberapa distrik di timur, barat dan pusat kota. Petugas medis mengatakan enam orang tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah rumah di Shaboura, di jantung kota tersebut.

    Warga mengatakan tentara Israel telah membakar masjid Al-Awda di pusat Rafah, salah satu masjid paling terkenal di kota itu.

    Israel mengatakan operasi militernya di Rafah bertujuan untuk membasmi batalyon bersenjata terakhir Hamas.

    Militer Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa pasukannya melanjutkan operasi “yang ditargetkan dan berbasis intelijen” di Rafah. Operasi militer Israel menewaskan beberapa pria bersenjata dalam berbagai pertemuan dan membongkar terowongan.

    (yld/idn)

  • 21 Pasien Kanker di Gaza Lewati Perbatasan Kerem Shalom untuk Dirawat di UEA

    21 Pasien Kanker di Gaza Lewati Perbatasan Kerem Shalom untuk Dirawat di UEA

    Jakarta

    21 pasien kanker menyeberang dari jalur Gaza ke Mesir melalui perbatasan Kerem Shalom. Puluhan pasien itu menuju Uni Emirat Arab (UEA) untuk menjalani perawatan.

    “Mereka akan diangkut ke Uni Emirat Arab untuk mendapatkan perawatan,” kata sumber medis di Kota El-Arish Mesir dilansir AFP, Jumat (28/6/2024).

    Puluhan pasien itu berangkat pada Kamis (27/6) waktu setempat. Ini merupakan evakuasi pertama dari Gaza sejak penyeberangan perbatasan Rafah ditutup sejak awal Mei usai militer Israel mengambil alih terminal di sisi Palestina.

    Negosiasi untuk membuka kembali penyeberangan Rafah berulang kali menemukan jalan buntu. Penyeberangan Rafah diketahui merupakan jalur utama bantuan dan evakuasi di perbatasan Gaza dengan Mesir.

    Pihak Mesir berulang kali menolak untuk melanjutkan operasi melalui penyeberangan tersebut selama pasukan Israel masih menguasai wilayah Palestina.

    Pejabat senior di Kementerian Kesehatan Gaza, Mohammad Zakut, mengatakan hamper 5.000 pasien telah dievakuasi sejak serangan Israel di Gaza berlangsung Oktober 2023. Namun, ia menyebut masih ada 25.000 pasien di Gaza memerlukan perawatan di luar negeri.

    “Di antara mereka terdapat 10.200 kasus kanker, termasuk hampir seribu anak-anak – 250 di antaranya “harus segera meninggalkan Gaza,” kata Zakut.

    Direktur Regional Mediterania Timur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Hanan Balkhy, menyambut baik berita evakuasi medis anak-anak yang sakit kritis dari Gaza.

    “Tetapi lebih dari 10.000 pasien masih memerlukan perawatan medis di luar Gaza,” katanya di platform media sosial X.

    (ygs/ygs)

  • Serangan Israel Tewaskan 11 Warga Gaza, Tank-tank Makin Jauh ke Rafah

    Serangan Israel Tewaskan 11 Warga Gaza, Tank-tank Makin Jauh ke Rafah

    Jakarta

    Dua serangan udara Israel yang dilaporkan menargetkan pasokan bantuan, menewaskan sedikitnya 11 warga Palestina di Gaza pada hari Senin (24/6) waktu setempat. Serangan itu terjadi seiring tank-tank Israel bergerak lebih jauh ke Rafah di Gaza selatan.

    Dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (25/6/2024), paramedis mengatakan, satu serangan di pusat distribusi makanan di Kota Gaza, dekat kamp pengungsi bersejarah Shati, menewaskan tiga orang. Serangan lainnya terjadi di dekat kota Bani Suhaila di Jalur Gaza selatan, menewaskan sedikitnya delapan orang, termasuk para penjaga yang mengawal truk-truk bantuan.

    Belum ada komentar langsung dari Israel, yang membantah menyerang pasokan bantuan dan menuduh para militan menimbulkan bahaya bagi warga sipil dengan beroperasi di antara mereka.

    Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan bahwa serangan udara Israel di sebuah klinik medis di Kota Gaza menewaskan direktur Departemen Ambulans dan Darurat Gaza. Militer Israel mengatakan serangan itu telah menewaskan seorang komandan senior kelompok Hamas.

    Kementerian Kesehatan mengatakan tewasnya Hani al-Jaafarawi membuat jumlah staf medis yang tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober tahun lalu, telah menjadi 500 orang. Setidaknya 300 orang lainnya sejauh ini telah ditahan.

    Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengatakan serangan itu menargetkan Mohammad Salah, yang dikatakan bertanggung jawab mengembangkan persenjataan Hamas.

    Sementara di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir, pasukan Israel yang menguasai bagian timur, selatan, dan tengah kota melancarkan serangan ke wilayah barat dan utara, kata warga, menggambarkan pertempuran sengit.

    Sebelumnya pada hari Minggu (23/6), warga mengatakan tank-tank Israel telah maju ke tepi kamp pengungsi al-Mawasi di barat laut Rafah. Akibatnya, banyak keluarga meninggalkan wilayah utara menuju Khan Younis dan ke Deir al-Balah di Gaza tengah, satu-satunya kota di Gaza yang belum diserbu tank militer Israel.

    “Situasi di Tel al-Sultan, di Rafah barat, masih sangat berbahaya. Drone dan penembak jitu Israel memburu orang-orang yang mencoba memeriksa rumah mereka, dan tank-tank terus mengambil alih wilayah yang mengawasi al-Mawasi lebih jauh ke barat,” kata Bassam, seorang warga Rafah, kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.

    Militer Israel mengatakan pasukannya melanjutkan “operasi yang ditargetkan berbasis intelijen” di Rafah, menemukan senjata dan peluncur roket dan membunuh para militan “yang memberikan ancaman terhadap mereka.”

    Di Deir al-Balah, yang kini menjadi tempat perlindungan terakhir bagi ribuan warga Gaza setelah serangan di Rafah, petugas medis di sebuah klinik berusaha mengobati kekurangan gizi pada anak-anak dan mengukur tingkat kelaparan yang mengintai di Jalur Gaza.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Perang di Ukraina Terus Berkecamuk, Arab Saudi Bisa Jadi Mediator?

    Perang di Ukraina Terus Berkecamuk, Arab Saudi Bisa Jadi Mediator?

    Jakarta

    Pada akhirnya, sama seperti Indonesia, Arab Saudi tidak menandatangani dokumen final konferensi internasional tentang Ukraina di Swiss. Arab Saudi keberatan dengan frasa bahwa Rusia bertanggung jawab atas “perang yang sedang berlangsung melawan Ukraina”, yang terus menyebabkan “penderitaan dan kehancuran manusia yang luas”.

    Selama KTT di Swiss, Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan al Saud menyatakan keprihatinannya tentang formulasi itu. Arab Saudi menekankan mendukung upaya perdamaian, namun setiap proses yang kredibel memerlukan partisipasi Rusia, demikian tulis Al-Jazeera.

    Beberapa pengamat mengatakan, Rusia mungkin akan diundang dalam konferensi lanjutan. Di mana konferensi lanjutan itu akan dilaksanakan, masih belum ditetapkan. Selain Turki, Arab Saudi dianggap berpotensi menjadi tuan rumah pertemuan lanjutan dengan partisipasi Rusia.

    Ingin menjadi penengah di panggung internasional

    “Haluan politik Riyadh memang sesuai dengan kepentingan nasionalnya,” kata Sebastian Sons, pengamat politik di Pusat Penelitian Terapan dalam Kemitraan dengan Timur, CARPO, di Bonn. Arab Saudi sejauh ini tidak ingin memihak ke pihak mana pun dalam konflik tersebut dan tidak ingin dianggap pendukung salah satu kubu. “Sebaliknya, Arab Saudi mengandalkan otonomi strategis dan berusaha untuk tetap berhubungan dengan semua pemain dunia dan dengan demikian mendapatkan pengaruh diplomasi,” kata Sons.

    Cinzia Bianco, pakar Arab Saudi di lembaga pemikir Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa ECFR, kurang setuju dengan pandangan itu. “Tentu ada beberapa harapan dari Ukraina terhadap Riyadh,” kata Cinzia, merujuk pada konferensi perdamaian sebelumnya dengan peserta dari lebih dari 40 negara – termasuk Cina – di Jeddah pada Agustus 2023.

    Rangkaian konferensi itu memang tidak membuahkan hasil yang konkrit. Namun menurut Saudi Press Agency, pihak kerajaan setidaknya merumuskan tujuan simbolis mereka, yaitu “menciptakan landasan bersama yang membuka jalan bagi perdamaian.”

    Arab Saudi, yang juga ingin memperbaiki citra negatifnya di panggung internasional mengenai isu hak asasi manusia, bersedia melakukan mediasi tidak hanya terkait dengan Ukraina. Menurut laporan media, menteri luar negeri Saudi mengambil bagian dalam pertemuan virtual dengan rekan-rekannya dari negara-negara lain di kawasan pada tanggal 3 Juni, yang membahas upaya mediasi Qatar, Mesir dan Amerika Serikat dalam perang Gaza. Menteri Luar Negeri Saudi kembali menegaskan kesediaan negaranya untuk mendukung upaya tersebut. Riyadh memelihara kontak tidak hanya dengan Palestina dan “negara-negara saudara” Arabnya, tetapi juga – meskipun masih secara informal – dengan pihak Israel, yang dengannya mereka berupaya melakukan normalisasi.

    Arab Saudi makin percaya diri

    “Namun demikian, inisiatif diplomatik Riyadh menunjukkan seberapa besar kepercayaan diri Saudi dalam beberapa tahun terakhir,” kata Sebastian Sons. “Pemerintah di Riyadh, tidak lagi ingin dianggap sebagai agen perwakilan dan mitra junior Barat, dan tentu saja bukan Amerika Serikat. Sebaliknya, mereka ingin dihormati sebagai aktor independen yang dapat memainkan peran penting di panggung politik dunia sebagai sebuah negara mediator.”

    Cinzia Bianco berpandangan serupa. Arab Saudi ingin mengkonsolidasikan perannya sebagai kekuatan menengah di dunia multipolar, katanya. Artinya, negara ini ingin selalu hadir ketika topik-topik seperti masa depan perdagangan dunia, penggunaan teknologi, energi, dan iklim dibahas di forum-forum penting. “Jika Riyadh memainkan kartunya dengan cerdik dalam perundingan ini, tentu saja setidaknya sebagian tujuannya dapat tercapai,” pungkas Cinzia Bianco.

    (hp/as)

    (ita/ita)

  • Cuaca Panas Ekstrem, 323 Jemaah Haji Mesir Meninggal di Arab Saudi

    Cuaca Panas Ekstrem, 323 Jemaah Haji Mesir Meninggal di Arab Saudi

    Makkah

    Cuaca panas ekstrem tengah melanda wilayah Arab Saudi di tengah ibadah haji. Sebanyak 323 jemaah haji Mesir dilaporkan meninggal dunia karena cuaca ekstrem tersebut.

    “Setidaknya 323 jemaah Mesir meninggal selama ibadah haji di Arab Saudi bagian barat, sebagian besar dari mereka meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan panas,” kata dua diplomat Arab yang mengoordinasikan tanggapan negara mereka, seperti dilansir AFP, Rabu (19/6/2024).

    “Semuanya meninggal karena kepanasan, kecuali satu orang yang menderita luka fatal dalam kerumunan kecil,” sambung salah seorang diplomat.

    Dia juga menambahkan bahwa jumlah total tersebut berasal dari kamar mayat rumah sakit di lingkungan Al-Muaisem di Mekkah.

    Selain jemaah haji Mesir, sebanyak 60 warga Yordania juga dilaporkan tewas. Jumlah itu dikabarkan naik dari penghitungan resmi sebanyak 41 orang yang diberikan pada Selasa waktu setempat.

    Kematian baru ini menjadikan total kematian yang dilaporkan sejauh ini oleh berbagai negara menjadi 577, menurut penghitungan AFP. Para diplomat mengatakan total jenazah di kamar mayat di Al-Muaisem, salah satu kamar mayat terbesar di Mekkah, adalah 550 orang.

    (maa/maa)

  • Rekor 120 Juta Orang Terpaksa Mengungsi Secara Global

    Rekor 120 Juta Orang Terpaksa Mengungsi Secara Global

    Jakarta

    PBB mengatakan pada Kamis (13/06) bahwa 120 juta orang hidup dalam status pengungsi paksa secara global antara awal tahun 2023 hingga Mei 2024.

    Data baru ini terungkap dalam laporan Tren Global oleh Badan Pengungsi PBB (UNHCR) yang menguraikan statistik yang melacak jumlah pengungsi, pencari suaka, pengungsi internal, dan orang-orang tanpa kewarganegaraan di seluruh dunia.

    Konflik mendorong migrasi besar-besaran

    “Diperkirakan 117,3 juta orang masih terpaksa mengungsi pada akhir 2023, terpaksa melarikan diri dari penganiayaan, konflik, kekerasan, pelanggaran hak asasi manusia, dan peristiwa yang sangat mengganggu ketertiban umum,” kata laporan itu.

    Pada Mei, 120 juta orang menjadi pengungsi secara global, hampir 10% lebih banyak dibandingkan angka pada 2022, yang mewakili sekitar 1,5% dari populasi dunia, kata UNHCR.

    “Konflik masih menjadi pendorong terbesar terjadinya pengungsian massal,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi kepada wartawan.

    “Kecuali terjadi pergeseran geopolitik internasional, sayangnya saya melihat angkanya terus meningkat,” tambahnya.

    “Tahun ini, selama 12 tahun berturut-turut, jumlah pengungsi dan orang terlantar meningkat: dari 114 menjadi 120 juta. Di balik angka-angka ini terdapat banyak tragedi kemanusiaan, yang hanya dapat diatasi dan diselesaikan dengan solidaritas dan tindakan bersama,” kata Grandi dalam sebuah postingan di X, sebelumnya Twitter.

    Dari Gaza, Sudan, hingga Myanmar

    Pertempuran di Sudan yang pecah pada April 2023, disebut-sebut menyebabkan salah satu “krisis kemanusiaan dan pengungsian terbesar di dunia” dengan lebih dari 6 juta orang terpaksa mengungsi pada Desember 2023.

    Sementara itu, UNHCR mengatakan bahwa perang yang sedang berlangsung di Gaza “telah menimbulkan dampak buruk terhadap warga sipil Palestina” dan hingga 1,7 juta orang atau lebih dari 75% penduduk telah mengungsi di wilayah Palestina.

    Menurut badan bantuan PBB untuk Palestina (UNRWA), terdapat sekitar 6 juta pengungsi Palestina yang saat ini berada di bawah mandat mereka, dengan 1,6 juta di antaranya berada di Jalur Gaza.

    Myanmar, Afganistan, Ukraina, Republik Demokratik Kongo, Somalia, Haiti, Suriah dan Armenia termasuk di antara negara-negara yang disebutkan di mana konflik dan kekerasan telah memaksa orang mencari keselamatan di tempat lain.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Negara mana yang diincar para pengungsi?

    Laporan tersebut menunjukkan bahwa 75% pengungsi dan migran menuju ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, berlawanan dengan persepsi bahwa sebagian besar pengungsi dan migran menuju ke negara-negara kaya.

    Namun laporan tersebut menyatakan bahwa setengah dari seluruh permohonan suaka baru, hanya diterima di lima negara dan sebagian besar diajukan di AS dengan jumlah 1,2 juta jiwa.

    Diikuti oleh Jerman dengan 329.100, disusul oleh Mesir, Spanyol dan Kanada.

    rs/gtp (AFP, DPA)

    (ita/ita)

  • Warga Gaza Kritik Hamas karena Gagal Akhiri Perang dengan Israel

    Warga Gaza Kritik Hamas karena Gagal Akhiri Perang dengan Israel

    Gaza City

    Sejumlah warga Palestina di Jalur Gaza menyampaikan kritikan untuk kelompok Hamas karena gagal mengakhiri perang dengan Israel yang menghancurkan kehidupan mereka. Salah satu warga Gaza menyebut Hamas telah membawa mereka ke dalam “perang pembinasaan”.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (14/6/2024), salah satu warga Gaza bernama Umm Ala, yang berusia 67 tahun, menuturkan dirinya telah dua kali mengungsi selama delapan bulan terakhir perang berkecamuk antara Hamas dan Israel.

    Ala menyebut Hamas telah “membawa rakyat Palestina ke dalam perang pembinasaan”.

    “Jika para pemimpin Hamas berniat mengakhiri perang ini dan mengakhiri penderitaan rakyat Palestina, mereka pasti telah menyetujuinya (kesepakatan gencatan senjata),” cetus Ala dalam pernyataannya kepada AFP.

    Beberapa warga Gaza yang berbicara kepada AFP ditanya apakah menurut mereka, Hamas juga bertanggung jawab atas penundaan dalam tercapainya gencatan senjata terbaru di wilayah tersebut.

    Perang berkecamuk setelah Hama melancarkan serangan mengejutkan terhadap wilayah Israel bagian selatan pada 7 Oktober tahun lalu. Otoritas Tel Aviv melaporkan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Hamas itu.

    Lebih dari 250 orang lainnya diculik dan disandera oleh Hamas di Jalur Gaza. Saat ini diperkirakan masih ada sekitar 116 orang yang disandera di Jalur Gaza, meskipun militer Israel meyakini 41 orang di antaranya telah tewas.

    Rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza untuk membalas Hamas, menurut laporan otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan sedikitnya 37.232 orang, dengan kebanyakan perempuan dan anak-anak.

    Sejauh ini gencatan senjata di Jalur Gaza baru dilaksanakan satu kali, yakni selama seminggu pada November tahun lalu, yang berujung pembebasan lebih dari 100 sandera oleh Hamas dan sekitar 240 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.

    Upaya-upaya untuk mewujudkan gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza berujung kegagalan. Para mediator seperti Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS), sekali lagi terlibat dalam perundingan dengan Israel dan Hamas demi mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang.

    Namun sebagian warga Gaza, yang hidup diselimuti ketakutan dan pembatasan sejak Hamas merebut kekuasaan tahun 2007 lalu, menyalahkan kelompok militan tersebut atas kehancuran besar yang disebabkan oleh perang.

    Abu Eyyad (55) yang tinggal di Jalur Gaza bagian utara menilai Hamas telah “mengolok-olok kami, penderitaan kami, dan kehancuran hidup kami”.

    Eyyad yang ketiga anaknya terpaksa tinggal dengan kerabat berbeda di beberapa lokasi berbeda ini, mengkritik kepemimpinan politik Hamas di Qatar yang disebutnya bisa “tidur dengan nyaman, makan dan minum”.

    “Pernahkah Anda mencoba menjalani kehidupan kami hari ini? Tahukah Anda bahwa seringkali kami tidak memiliki makanan sama sekali?” tanyanya.

    AS saat ini sedang terlibat dalam upaya baru untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, yang proposalnya diumumkan oleh Presiden Joe Biden sendiri pada 31 Mei lalu. Namun hingga saat ini belum ada kesepakatan yang dicapai dari pihak-pihak yang bertikai.

    Baik Hamas maupun Israel sekali lagi justru saling menyalahkan, sama seperti mereka saling menuduh telah menggagalkan upaya-upaya sebelumnya dalam mengakhiri perang.

    “Kami lelah, kami tewas, kami hancur, dan tragedi yang tak terhitung jumlahnya,” ucap seorang warga Gaza lainnya bernama Abu Shaker (35).

    “Apa yang Anda tunggu? Apa yang Anda inginkan? Perang harus diakhiri bagaimanapun caranya. Kami tidak bisa merasakannya lebih lama lagi,” tanya Shaker kepada Hamas.

    Meski Dikritik, Hamas Masih Populer di Gaza

    Meskipun dihujani kritikan, Hamas masih menjadi kekuatan politik paling populer berdasarkan survei terbaru di Jakur Gaza dan Tepi Barat, dengan preferensi 40 persen, yang diikuti oleh Fatah yang menguasai Otoritas Palestina di Ramallah dengan 20 persen.

    Jajak pendapat yang dilakukan Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina menunjukkan bahwa “dukungan keseluruhan terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober tetap tinggi” meskipun ada sedikit penurunan.

    Pada awal Mei lalu, Hamas mengumumkan pihaknya menerima proposal gencatan senjata yang memicu perayaan spontan di Jalur Gaza. Namun

    Survei menunjukkan dua pertiga dari warga Gaza yang ditanyai menyatakan mendukung keputusan Hamas pada saat itu dan mengharapkan penghentian pertempuran dalam beberapa hari. Namun pada akhirnya, mereka menuai kekecewaan.

    Sekarang, warga Gaza yang berbicara dengan AFP merasa putus asa, dan yang mereka inginkan hanyalah diakhirinya konflik.

    Umm Shadi (50) menyerukan Hamas untuk “segera mengakhiri perang tanpa berusaha menguasai dan memerintah Gaza”.

    “Apa yang kita peroleh dari perang ini selain pembunuhan, kehancuran, pemusnahan, dan kelaparan?” tanyanya.

    “Setiap hari perang di Gaza meningkat, penderitaan kami dan penderitaan orang-orang semakin meningkat. Apa yang ditunggu oleh Hamas?” imbuh Shadi.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Kisah Jemaah Palestina Kena Tipu Travel Haji Palsu: Gagal Ibadah, Uang Lenyap

    Kisah Jemaah Palestina Kena Tipu Travel Haji Palsu: Gagal Ibadah, Uang Lenyap

    Jakarta

    Suleiman al-Shaer duduk di kantor Komite Nasional untuk Haji dan Umrah di Arab Saudi. Pemuda Palestina pemegang paspor Mesir ini merasa kecewa dan syok karena telah ditipu oleh biro perjalanan haji yang mengirimnya izin ibadah haji palsu.

    Seminggu sebelumnya, Suleiman datang ke Mekah dari Mesir dengan mengantongi visa turis.

    Saat mendarat di Mekah, ia menghubungi perusahaan yang menjual paket perjalanan haji di media sosial dengan harga yang menurut Suleiman cukup “menggiurkan”.

    Ia berharap bisa mendapatkan izin untuk menunaikan ibadah haji.

    Namun, Suleiman tertipu oleh iklan “menyesatkan” yang diunggah oleh perusahaan yang mengklaim berbasis di Uni Emirat Arab (UEA).

    “Saya membayar mereka [perusahaan] 6.000 dirham (setara Rp26,6 juta) untuk mendapatkan izin menyelenggarakan ibadah haji.

    “Mereka mengirimkan saya izin dan kode untuk haji. Tapi saya kemudian menyadari saya ditipu karena semua dokumen itu ternyata palsu.”

    Ia mengaku tidak bisa mendapatkan kembali biaya haji yang telanjur ia transfer karena perwakilan perusahaan tidak bisa dihubungi.

    “Saya merasa kaget sekaligus kecewa. Saya kehilangan uang dan kesempatan menjalankan haji,” kata Suleiman.

    Getty ImagesPara peziarah berkumpul untuk menunaikan haji 2024, termasuk di Masjid al-Haram.

    Tidak bisa masuk Tanah Suci

    Saad al-Qurashi merupakan penasihat Komite Nasional untuk Haji dan Umrah, lembaga yang mengawasi perusahaan pariwisata Arab Saudi dan memeriksa apakah izin haji yang diterbitkan resmi atau tidak.

    Ia mengatakan kepada BBC bahwa orang-orang seperti Suleiman baru menyadari izin haji yang mereka pegang palsu setelah sampai di kantor pusat Komite Haji Arab Saudi.

    Baca juga:

    Kekagetan itu timbul saat mereka menjalani prosedur guna mendapatkan gelang haji, yang biasa dipakai jemaah sebagai tanda bukti mereka berada di sana secara resmi.

    “Ketika [calon jemaah haji] datang ke kami dengan membawa izin haji dan kode, kami menemukan bahwa dokumen dan kartu identitas mereka berasal dari perusahaan palsu.

    “Dengan begitu, jemaah tersebut tidak diperbolehkan mengikuti ibadah haji. Bahkan, mereka sudah kehilangan uang dalam jumlah besar karena ditransfer ke perusahaan [penerbit izin].”

    Al-Qurashi, anggota komite dari Dewan Kamar Dagang Saudi, menyatakan kelompok-kelompok penipu cukup aktif di Mesir, Suriah, dan Irak selama musim haji.

    Ia sendiri menemukan paling tidak tiga kasus penipuan dalam satu minggu.

    Getty ImagesPara peziarah pemegang izin haji berkumpul di halaman Masjid al-Haram untuk berdoa.

    Hati-hati terhadap penawaran paket haji mendadak

    Al-Qurashi memperingati calon jemaah haji agar berhati-hati terhadap perusahaan yang menawarkan “paket [haji] mendadak” dengan harga murah dan promosi besar-besaran di media sosial.

    Suleiman al-Shaer, yang berbicara kepada BBC melalui sambungan telepon, mengatakan ia menyesal mengirim uang kepada sebuah perusahaan tanpa memverifikasi keabsahaannya.

    Ia menyarankan agar calon jemaah haji tidak langsung mentransfer dana kepada individu atau perwakilan dari perusahaan asing, yang berpotensi menerbitkan izin haji tidak resmi.

    Ulasan palsu dan iklan menyesatkan

    Suleiman bukanlah satu-satunya calon jemaah yang gagal mendapatkan izin menjalani ibadah haji.

    Farouk Abdel Wahab, seorang dokter dari Inggris, mengatakan kepada BBC bahwa ia tak menyangka dirinya dan keluarga akan mendapat harapan palsu setelah mendaftar ke sebuah biro perjalanan berbasis di Inggris.

    Farouk Abdel WahabFarouk Abdel Wahab berhasil sampai di Mekah, tiga tahun setelah perusahaan operatur tur yang dia bayar gulung tikar.

    Farouk yang berasal dari Pakistan, mengatakan bahwa ia lama berjuang melawan perusahaan yang memberikannya harapan palsu.

    Ia akhirnya mendapatkan kembali uangnya senilai Pound 7.000 (Rp145,7 juta) yang sebelumnya ia transfer ke perusahaan sebagai deposit untuk membeli paket haji.

    Uang itu baru ia dapatkan setelah meluncurkan kampanye untuk meminta pengembalian dana.

    Tiga tahun kemudian, ia berhasil sampai ke Mekah di luar musim haji dengan memesan paket dari perusahaan pariwisata jalur utama.

    Farouk Abdel WahabFarouk Abdel Wahab membutuhkan waktu tiga tahun untuk mendapatkan kembali dana yang ia setor kepada perusahaan yang ternyata sudah tidak beroperasi.

    Nusuk, platform resmi bagi jemaah haji

    Pengalaman Farouk terjadi pada 2020, dua tahun sebelum pemerintah Arab Saudi mendirikan platform resmi pemesanan paket haji bagi umat Islam di Eropa, AS dan Australia.

    Platform haji resmi ini disebut Nusuk.

    Dengan memesan paket melalui Nusuk, jemaah dapat memilih beragam jenis paket haji, mengirimkan dokumen yang diperlukan, dan melakukan pembayaran kepada entitas resmi dan perusahaan terpercaya.

    Nusuk platformPlatform Nusuk kini merupakan situs resmi bagi umat Islam dari berbagai negara untuk memesan paket haji.

    Selain lewat platform Nusuk, Arab Saudi juga memperbolehkan jemaah dalam negeri untuk mendapatkan izin haji domestik setelah mendaftar pada situs resmi Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.

    Sementara, jemaah dari negara Muslim lain dapat menjalankan haji setelah mendapatkan visa haji dari kementerian dan lembaga resmi di negara-negara tersebut.

    Setiap tahun, Arab Saudi menyedikan kuota jemaah haji untuk negara-negara tertentu. Kurang lebih 1.000 orang per satu juta umat Islam di setiap negara.

    EPABagi kebanyakan umat Muslim, pergi ke Mekah selama musim haji memberikan sebuah kepuasan religius.

    “Sebelum pandemi, saya dan enam anggota keluargaku ingin menjalankan ibadah haji,” kata Farouk.

    “Tapi pada tahun itu, ibadah haji dibatalkan karena pandemi. Jadi saya meminta pengembalian dana, tapi tidak mendapatkan jawaban sepanjang tahun. Akhirnya, saya gugat mereka ke pengadilan.”

    Pengadilan memerintahkan perusahaan untuk mengembalikan uang Farouk.

    Saat Farouk menjalani proses untuk mendapatkan uangnya kembali, ia memeriksa legalitasnya pada situs pemerintah.

    Ia menyadari perusahaan itu ternyata sudah berhenti beroperasi.

    “Saat saya sedang mencatat informasi terkait perusahaan untuk gugatan saya, seperti nomor registrasi dan alamat tercantum, saya menyadari perusahaan itu telah gulung tikar dan tidak beroperasi lagi.

    Farouk Abdel WahabFarouk Abdel Wahab memotret papan yang melarang pengunjung menjalani Haji tanpa izin resmi saat ia mengunjungi negara itu

    Percayalah, saudara’

    Farouk mengatakan saat ia berupaya mendapatkan pengembalian dana, perwakilan dari perusahaan itu menggunakan “istilah-istilah keagamaan”.

    Mereka menggunakan frasa-frasa seperti “percayalah, saudara” dan mengatakan bahwa mereka “berkomitmen mengembalikan dana itu”.

    Akhirnya, Farouk mengatakan bahwa ia tidak menemukan cara lain untuk mendapatkan kembali uang itu selain mempermalukan mantan pemilik perusahaan dengan membagikan pengalaman buruknya di media sosial.

    Alhasil, perusahaan lain menghubunginya dan mengatakan mereka akan mengembalikan uangnya dalam bentuk cicilan.

    “Baru setelah video saya viral, perusahaan mulai menghubungi saya dan mengembalikan uang itu lewat perusahaan lain,” ujarnya.

    Baca juga:

    BBC telah mencoba menghubungi perusahaan yang mengatur pengembalian dana Farouk lewat cicilan.

    Namun, mereka tidak memberikan tanggapan terhadap pesan yang disampaikan lewat email, nomor telepon maupun akun media sosial.

    Farouk Abdel WahabFarouk akhirnya melakukan ibadah umrah, ziarah Islam ke Mekah, tiga tahun setelah ia memesan paket haji dengan perusahaan yang tutup.

    Tips menghindari penipuan haji

    Pihak kepolisian Inggris menyarankan agar masyarakat berhati-hati dalam memilih biro perjalanan haji

    Beberapa contoh mencakup Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), Asosiasi Operator Tur Pakistan, Federasi Asosiasi Pariwisata Nigeria dan Dewan Agen Perjalanan dan Pariwisata di Uni Emirat Arab.

    Perusahaan pariwisata bidang logistik, Ezus, memiliki daftar asosiasi pariwisata di berbagai negara.

    Getty ImagesMenyentuh Kabah – sebuah bangunan kubik di halaman Masjid al-Haram – adalah salah satu tradisi utama dalam ibadah haji.

    Perusahaan pariwisata bidang logistik, Ezus, memiliki daftar asosiasi pariwisata di berbagai negara.

    ABTA di Inggris menyarankan agar semua perjanjian antara pelancong dengan perusahaan tercatat dan ditandatangani dalam bentuk kontrak yang berisi syarat dan ketentuan.

    ABTA menyarankan agar calon jemaah tidak hanya berpegangan pada percakapan lewat telepon atau perjanjian lisan dengan pihak yang menawarkan paket.

    Pelajaran penting

    Dari pengalamannya, salah satu pelajaran yang didapat oleh Farouk adalah jangan mudah percaya dengan ulasan positif di dunia maya.

    “Banyak perusahaan bodong membayar orang untuk menulis ulasan-ulasan positif palsu dan membagikannya secara daring.

    “Dan banyak orang akhirnya menjadi korban penipuan setelah membeli paket haji karena iklan yang menyesatkan,” ujar Farouk.

    Menurut data dari pemerintah Arab Saudi, jumlah jemaah haji tahun lalu melebihi 1,8 juta jiwa, dengan 90% berasal dari luar negeri.

    Dewan Kamar Dagang Saudi memperkirakan hanya 3% dari total orang yang tertipu penawaran paket Haji mengajukan laporan resmi.

    Getty ImagesUmat Muslim dari seluruh dunia beribadah, membaca Al-Qur’an, dan mengelilingi Kabah untuk menunaikan ibadah haji di Mekah,

    Menurut laporan itu, usia rata-rata jemaah yang paling rentan terhadap penipuan adalah mereka yang berusia 42 tahun.

    Seorang juru bicara dari Dewan itu mengatakan kepada BBC bahwa penggunaan platform Nusuk mengurangi secara signifikan angka penipuan terkait haji.

    Nusuk menyederhanakan proses pendaftaran bagi jemaah dari 126 negara dan memverifikasi semua dokumen dan pembayaran untuk pemesanan paket haji.

    Lihat juga Video ‘Saat Timwas Soroti Kapasitas Tenda Arafah-Kecilnya Kasur Buat Jemaah RI’:

    (haf/haf)