Negara: Mesir

  • Eric Buka Suara, Senang Dengar Ucapan Prabowo di Momen Mic Bocor

    Eric Buka Suara, Senang Dengar Ucapan Prabowo di Momen Mic Bocor

    Jakarta, CNBC Indonesia – Eric Trump, putra Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, buka suara soal namanya yang disebut-sebut dalam percakapan yang tak sengaja bocor ketika sang Ayah berbincang dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto pada saat menghadiri KTT Gaza di Mesir, Senin, 13 Oktober 2025 lalu. Percakapan itu bocor dan terdengar karena diduga keduanya tak menyadari mikrofon masih dalam posisi on alias menyala.

    Eric mengaku belum pernah bertemu dengan Presiden Prabowo, namun senang dirinya disebut sebagai anak baik.

    “Saya senang dia mengaku bahwa saya seorang lelaki yang baik,” ujarnya mengutip tayangan CNN International, dikutip Sabtu (18/10).

    “Maksud saya, Presiden itu tidak pernah bertemu dengan saya. Dan dia berkata, ‘saya ingin bertemu dengan anakmu’. Karena saya tahu dia memiliki dua proyek terbesar di Indonesia yang dimulai lebih dari sepuluh dekade yang lalu,” jelasnya.

    Eric mengungkapkan, Ia memiliki dua proyek besar di Indonesia yang ditandatangani pada tahun 2014 dan 2015 lalu di wilayah Bali. “Kami telah bekerja di sana selama dekade. Kami memiliki proyek yang bagus di luar Jakarta. Sebuah kursus golf yang bagus dan saya beroperasi setiap hari,” sebutnya.

    Ia mengapresiasi Presiden Prabowo mengetahui hal ini sebagai bukti proyek real estate tersebut cukup terkenal di Indonesia. “Jadi, saya sangat bangga dengan Presiden yang mengetahui tentang proyek ini. Dan menanyakan tentang proyek ini,” ucapnya.

    Eric menegaskan, proyek tersebut dimulai sebelum Presiden Donald Trump memenangkan pemilu dan belum mulai kampanye, sehingga tidak ada hubungannya antara proyek properti tersebut dengan politik antarnegara.

    “Sebelum ayah saya menang. Mungkin sebelum dia memulai kampanye. Jadi, saya sangat bangga dia mengetahui tentang proyek ini. Saya tidak pernah bertemu dengan Presiden di Indonesia. Tapi, saya tidak terkejut karena proyek-proyek itu sangat terkenal,” tuturnya.

    Eric yakin, keinginan Prabowo untuk bertemu dengannya untuk saling mengenal dan tidak menutup kemungkinan juga membuka peluang lainnya.

    “Saya menganggap itu sebagai sebuah kehormatan. Maksud saya, kita memiliki dua proyek yang sangat terkenal. Dia meminta untuk bertemu dengan saya karena dia tidak pernah bertemu dengan saya. Jadi, saya tidak tahu. Saya pikir itu mungkin menunjukkan bahwa ada jendela besar yang cukup besar di sana,” ucap Eric.

    Sebelumnya, percakapan antara Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tak sengaja terekam mikrofon setelah keduanya menghadiri KTT Gaza di Mesir, Senin (13/10/2025). Menurut laporan Reuters, percakapan singkat tersebut terekam oleh mikrofon yang masih aktif di dekat podium tempat keduanya berdiri di resor pesisir Sharm el-Sheikh, lokasi pertemuan para pemimpin dunia untuk membahas implementasi kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

    Dalam perbincangan singkat tersebut, Prabowo terdengar meminta ke Donald Trump agar dapat bertemu dengan putranya. “Dapatkah saya bertemu Eric?,” tanya Prabowo.

    Trump kemudian menjawab, “Saya akan meminta Eric menelepon. Haruskah saya lakukan itu? Dia anak yang baik. Saya akan minta Eric menelepon.”

    Prabowo lalu menimpali, “Kita akan cari tempat yang lebih baik.” Trump pun kembali mengulangi, “Saya akan meminta Eric menelepon.”

    Prabowo kemudian menambahkan, “Eric or Don Jr.”, merujuk juga pada Donald Trump Jr., kakak dari Eric Trump, yang bersama-sama mengelola bisnis keluarga mereka di bawah Trump Organization.

    Tidak jelas apakah pembicaraan itu menyangkut urusan bisnis, diplomatik, atau hanya obrolan ringan di sela pertemuan. Perbincangan tersebut dilakukan tak lama setelah Trump menyampaikan pidato kepada sekelompok pemimpin dunia yang berkumpul untuk KTT tersebut, menyusul pengumuman perjanjian gencatan senjata di Gaza. 

    Menlu Sugiono Buka Suara

    Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono pun telah buka suara dan menjelaskan isi percakapan yang bocor antara Presiden Prabowo dengan Donald Trump tersebut.

    “Bisa jadi banyak hal yang keduanya bicarakan di luar hal-hal yang sifatnya formal kenegaraan, karena dua-duanya juga temanlah,” kata Sugiono di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (14/10/2025). 

    Dalam rekaman video tersebut, kedua pemimpin negara ini, baik Prabowo maupun Trump tampak tak menyadari mikrofon yang berada di dekat mereka merekam percakapan tersebut.

    Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono menjelaskan, pembicaraan antara dua pemimpin negara secara informal merupakan hal yang lumrah terjadi setelah acara resmi. Terlebih, menurut Sugiono, Trump dan Prabowo memiliki hubungan yang cukup dekat.

    “Bisa jadi banyak hal yang keduanya bicarakan di luar hal-hal yang sifatnya formal kenegaraan, karena dua-duanya juga temanlah,” kata Sugiono di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (14/10/2025).

    Dalam kesempatan itu, Sugiono juga menanggapi isi percakapan yang bocor. Saat itu, Prabowo disebut meminta kepada Trump untuk bertemu sang anak, yakni Erick Trump, yang juga sebagai eksekutif wakil presiden di Trump Organization.

    Sugiono mengakui tidak mengetahui persis isi pembicaraan antardua kepala negara. Namun, menurut dia, saat itu konteks pembicaraanya terlihat di luar urusan formal kenegaraan.

    “Beliau juga Pak Prabowo, Pak Presiden (Trump) sering ngobrol berdua. Kemarin juga di saat menunggu di lounge itu beliau berbicara dengan banyak kepala negara di waktu yang sedemikian panjang menunggunya,” katanya.

    “Jadi saya kira banyak yang dibicarakan dan kalau misalnya ada hal-hal khusus yang perlu ditindaklanjuti pasti saya dikasih tahu untuk ditindaklanjuti. Tapi ada juga hal-hal yang mungkin, tadi saya bilang, terlepas dari urusan formal kenegaraan,” sambung Sugiono.

    Foto: Presiden Indonesia Prabowo Subianto bertanya kepada Presiden AS Donald Trump pada hari Senin (13 Oktober) apakah dia dapat bertemu dengan putra Trump, Eric, wakil presiden eksekutif Trump Organization. (Tangkapan Layar Video Reuters/U.S. NETWORK POOL)
    Presiden Indonesia Prabowo Subianto bertanya kepada Presiden AS Donald Trump pada hari Senin (13 Oktober) apakah dia dapat bertemu dengan putra Trump, Eric, wakil presiden eksekutif Trump Organization. (Tangkapan Layar Video Reuters/U.S. NETWORK POOL)

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ancaman Terbaru Trump ke Hamas

    Ancaman Terbaru Trump ke Hamas

    Jakarta

    Jalan menciptakan perdamaian di Gaza masih berliku. Baru sepekan kesepakatan gencatan senjata, tensi tinggi melibatkan Israel, Amerika Serikat (AS), dan Hamas kembali terjadi.

    Ketegangan terbaru berasal dari pernyataan Presiden AS Donald Trump yang bersumpah akan menghabisi Hamas. Ancaman keras ini dilontarkan Trump menyusul tudingannya bahwa kelompok Palestina itu masih melakukan penembakan mematikan di Jalur Gaza selama gencatan senjata berlangsung.

    “Jika Hamas terus membunuh orang-orang di Gaza, yang bukan merupakan bagian kesepakatan, kita tidak memiliki pilihan selain masuk dan menghabisi mereka,” kata Trump dalam pernyataan terbaru via media sosial Truth Social, seperti dilansir AFP, Jumat (17/10/2025).

    Dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal maksud pernyataannya tersebut. Namun pada Rabu (15/10) waktu setempat, Trump mengatakan “kita tidak membutuhkan militer AS” untuk terlibat di Jalur Gaza.

    Pernyataan terbaru Trump itu disampaikan beberapa hari setelah dia mengatakan bahwa penembakan yang dilakukan Hamas, termasuk eksekusi mati di depan umum, “tidak terlalu mengganggu saya” dan menggambarkannya sebagai pembunuhan anggota-anggota geng.

    Sejak penarikan awal pasukan Israel di Jalur Gaza berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang didukung AS, Hamas telah memperketat cengkeramannya di kota-kota yang hancur, melancarkan penindakan keras, dan mengeksekusi orang-orang, yang dituduh menjadi kolaborator Israel, di jalanan.

    AS Mintah Hamas Hormati Kesepakatan Gencatan Senjata

    Komandan Komando Pusat AS, Laksamana Brad Cooper, yang memimpin pasukan AS di Timur Tengah, pada Rabu (15/10) menuntut Hamas agar berhenti menembaki warga sipil Palestina dan mematuhi kesepakatan gencatan senjata Gaza.

    Trump sebelumnya menunjukkan sikap santai terhadap praktik pembunuhan di luar hukum yang dilakukan Hamas saat gencatan senjata Gaza berlangsung.

    “Sejujurnya, itu tidak terlalu mengganggu saya. Tidak apa-apa. Ini adalah beberapa geng yang sangat jahat. Sangat berbeda dengan negara lain,” kata Trump dalam rapat kabinet di Gedung Putih pada Selasa (14/10).

    Saat berkunjung ke Israel dan Mesir pada Senin (13/10), Trump bahkan mengakui telah memberikan izin kepada Hamas untuk melakukan operasi keamanan internal di Jalur Gaza. “Mereka telah terbuka tentang hal itu. Dan kami memberikan mereka izin untuk jangka waktu tertentu,” ucapnya pada saat itu.

    Israel dan Hamas Saling Tuding Langgar Gencatan Senjata

    Israel dan Hamas saling menyalahkan atas pelanggaran gencatan senjata di Jalur Gaza. Tel Aviv mengeluhkan Hamas yang tidak mematuhi kesepakatan soal penyerahan jenazah semua sandera, sedangkan Hamas menuding Israel melanggar gencatan dengan melepas tembakan yang menewaskan puluhan orang.

    Pertikaian mengenai penyerahan jenazah sandera, seperti dilansir Reuters, Jumat (17/10/2025), berpotensi menggagalkan gencatan senjata Gaza dan elemen-elemen lainnya yang belum terselesaikan, termasuk perlucutan senjata Hamas dan tata kelola Gaza di masa depan.

    Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata Gaza yang berlaku sejak 10 Oktober, Hamas harus menyerahkan total 48 sandera, yang terdiri atas 20 sandera yang masih hidup dan 28 sandera yang sudah tewas.

    Hamas telah menyerahkan semua 20 sandera yang masih hidup pada Senin (13/10). Sebagai imbalan, Israel membebaskan sebanyak 1.968 tahanan dan narapidana Palestina pada hari yang sama.

    Namun dari 28 jenazah sandera yang masih ada di Jalur Gaza, Hamas baru menyerahkan sembilan jenazah sandera kepada Israel. Satu jenazah di antaranya yang diserahkan Hamas telah dipastikan oleh Tel Aviv, bukanlah sandera. Ini berarti masih ada 19 jenazah sandera yang belum diserahkan oleh Hamas.

    Juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian, mengatakan bahwa Israel tetap berkomitmen pada perjanjian tersebut dan terus memenuhi kewajibannya, serta menuntut Hamas mengembalikan 19 jenazah sandera sesuai kesepakatan.

    Hamas, dalam pernyataannya, menegaskan pihaknya tetap berkomitmen pada perjanjian Gaza dan mengklaim telah menyerahkan semua jenazah sandera yang bisa ditemukan sejauh ini. Hamas mengakui bahwa mereka membutuhkan waktu karena beberapa jenazah terkubur di terowongan yang dihancurkan Israel, dengan yang lainnya tertimbun reruntuhan di Jalur Gaza.

    Sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine Al-Qassam, mengatakan bahwa penyerahan lebih banyak jenazah sandera akan membutuhkan alat berat dan peralatan penggalian yang harus dibawa masuk ke Jalur Gaza, yang diblokade Israel.

    Pada Kamis (16/10), seorang pejabat senior Hamas menuduh Israel melanggar gencatan senjata dengan menewaskan sedikitnya 24 orang dalam rentetan penembakan sejak Jumat (10/10) lalu. Pejabat Hamas itu mengatakan daftar pelanggaran oleh Tel Aviv telah diserahkan kepada mediator.

    “Negara pendudukan bekerja siang dan malam untuk melemahkan perjanjian melalui pelanggaran-pelanggaran di lapangan,” kata pejabat senior Hamas yang tidak disebut namanya tersebut.

    Militer Israel belum menanggapi tuduhan tersebut. Namun Tel Aviv sebelumnya mengklaim pasukannya “melepaskan tembakan untuk meredakan ancaman” ketika sejumlah warga Palestina mengabaikan peringatan untuk tidak melanggar garis gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Halaman 2 dari 3

    (ygs/ygs)

  • Trump Ancam ‘Habisi’ Hamas Jika Pembunuhan di Gaza Berlanjut

    Trump Ancam ‘Habisi’ Hamas Jika Pembunuhan di Gaza Berlanjut

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan ancaman terhadap kelompok Hamas, yang selama gencatan senjata berlangsung, melakukan penembakan mematikan terhadap warga-warga sipil di Jalur Gaza yang dituduh berkolaborasi dengan Israel atau terlibat kejahatan.

    Trump mengancam akan “menghabisi” Hamas jika pembunuhan orang-orang di Jalur Gaza terus berlanjut.

    “Jika Hamas terus membunuh orang-orang di Gaza, yang bukan merupakan bagian kesepakatan, kita tidak memiliki pilihan selain masuk dan menghabisi mereka,” kata Trump dalam pernyataan terbaru via media sosial Truth Social, seperti dilansir AFP, Jumat (17/10/2025).

    Dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal maksud pernyataannya tersebut. Namun pada Rabu (15/10) waktu setempat, Trump mengatakan “kita tidak membutuhkan militer AS” untuk terlibat di Jalur Gaza.

    Pernyataan terbaru Trump itu disampaikan beberapa hari setelah dia mengatakan bahwa penembakan yang dilakukan Hamas, termasuk eksekusi mati di depan umum, “tidak terlalu mengganggu saya” dan menggambarkannya sebagai pembunuhan anggota-anggota geng.

    Sejak penarikan awal pasukan Israel di Jalur Gaza berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang didukung AS, Hamas telah memperketat cengkeramannya di kota-kota yang hancur, melancarkan penindakan keras, dan mengeksekusi orang-orang, yang dituduh menjadi kolaborator Israel, di jalanan.

    Komandan Komando Pusat AS, Laksamana Brad Cooper, yang memimpin pasukan AS di Timur Tengah, pada Rabu (15/10) menuntut Hamas agar berhenti menembaki warga sipil Palestina dan mematuhi kesepakatan gencatan senjata Gaza.

    Trump sebelumnya menunjukkan sikap santai terhadap praktik pembunuhan di luar hukum yang dilakukan Hamas saat gencatan senjata Gaza berlangsung.

    “Sejujurnya, itu tidak terlalu mengganggu saya. Tidak apa-apa. Ini adalah beberapa geng yang sangat jahat. Sangat berbeda dengan negara lain,” kata Trump dalam rapat kabinet di Gedung Putih pada Selasa (14/10).

    Saat berkunjung ke Israel dan Mesir pada Senin (13/10), Trump bahkan mengakui telah memberikan izin kepada Hamas untuk melakukan operasi keamanan internal di Jalur Gaza. “Mereka telah terbuka tentang hal itu. Dan kami memberikan mereka izin untuk jangka waktu tertentu,” ucapnya pada saat itu.

    Lihat Video ‘Trump Peringatkan Hamas Jika Langgar Perjanjian: Kami Akan Bertindak’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Prabowo di KTT Gaza komitmen RI wujudkan perdamaian Palestina-Israel

    Prabowo di KTT Gaza komitmen RI wujudkan perdamaian Palestina-Israel

    “Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas langkah-langkah konkret Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia. Ini bukan lah hal yang mudah, tetapi atas dasar komitmen Indonesia semua ditempuh agar terwujudnya perdamaian antara Israel dan

    Jakarta (ANTARA) – Staf Khusus Menteri Agama RI Bidang Kerja Sama Luar Negeri Gugun Gumilar menilai kehadiran Presiden RI Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Gaza di Mesir merupakan komitmen Indonesia demi terwujudnya perdamaian Palestina-Israel.

    “Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas langkah-langkah konkret Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia. Ini bukan lah hal yang mudah, tetapi atas dasar komitmen Indonesia semua ditempuh agar terwujudnya perdamaian antara Israel dan Palestina,” kata Gugun dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    KTT tersebut menjadi momentum penting dalam sejarah diplomasi global karena di tengah krisis kemanusiaan berkepanjangan di Jalur Gaza, kehadiran Presiden Prabowo membawa harapan baru, bukan hanya bagi rakyat Palestina, tetapi juga bagi masa depan perdamaian dunia.

    Gugun mengharapkan dengan adanya langkah konkret tersebut, Indonesia semakin diperhitungkan dalam kancah Internasional serta semakin memperkuat dalam hal keagamaan, pendidikan, dan umat di ranah internasional, khususnya menjadi peluang bagi Kemenag RI untuk memperluas jejaring di forum-forum global agama dan pendidikan.

    Adapun, kehadiran Presiden Prabowo di KTT tersebut menghasilkan kesepakatan damai dan penghentian perang di Gaza, Palestina.

    Sekretaris Kabinet (Seskab) Letkol Teddy Indra Wijaya menyebut kehadiran Presiden Prabowo dalam KTT tersebut merupakan bukti Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo bukan sekadar penonton, melainkan ikut andil mewujudkan perdamaian di Gaza.

    “Ini adalah momentum istimewa. Indonesia di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Prabowo tidak menjadi penonton, tetapi kita di sini turut serta menjadi salah satu penentu, dan salah satu pencetak sejarah dalam perdamaian di Timur Tengah, khususnya di Palestina. Kita doakan bersama, Insya Allah semuanya lancar, semuanya yang telah disepakati dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan,” kata Seskab Teddy saat dihubungi di Jakarta, Selasa (14/10) malam.

    Ia menjelaskan Presiden Prabowo sejak dulu, termasuk semasa menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) RI selalu mendukung perjuangan rakyat Palestina, yang ditunjukkan dengan peran aktif Presiden Prabowo di berbagai forum internasional, dan pengiriman bantuan serta tenaga kesehatan dari Indonesia untuk rakyat Palestina.

    Pewarta: Benardy Ferdiansyah
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Dunia Cemas, Warga RI Lebih Percaya China Ketimbang Amerika

    Dunia Cemas, Warga RI Lebih Percaya China Ketimbang Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) kian meluas di kehidupan sehari-hari. Ada banyak aplikasi populer yang mengintengrasikan kemampuan AI, mulai dari browser, mesin pencari, hingga media sosial dan layanan pesan singkat.

    Popularitas AI yang dimulai dari kemunculan chatbot ChatGPT buatan OpenAI, kini sudah berkembang jauh. Buktinya bisa dilihat dari kemunculan layanan pembuatan konten visual berbasis AI seperti Sora 2 dan Nano Banana di Google Gemini.

    Bukan cuma untuk masyarakat umum, AI juga dimanfaatkan oleh perusahaan telekomunikasi, transportasi, kesehatan, ritel, untuk menggenjot produktivitas dan efisiensi. Hal ini pula yang memicu kekhawatiran AI akan menggantikan peran pekerja manusia.

    Penelitian terbaru dari Pew Research menunjukkan bagaimana masyarakat dunia merespons kehadiran AI dalam kehidupan mereka. Survei dilakukan di 25 negara dan dipublikasikan pada 15 Oktober 2025.

    Warga Dunia Cemas Gara-gara AI

    Hasil survey menunjukkan lebih banyak masyarakat dunia yang cemas ketimbang antusias (34%) dengan kehadiran AI. Sebaliknya, lebih sedikit yang cenderung antusias ketimbang khawatir (16%) dengan kemunculan teknologi baru ini.

    Mayoritas hasil survey menunjukkan masyarakat seimbang antara khawatir dan antusias (42%) atas kehadiran AI dalam kehidupan mereka.

    Kekhawatiran terhadap AI paling banyak ditemukan di Amerika Serikat (AS), Italia, Australia, Brasil, dan Mesir. Lebih dari 50% yang mengaku khawatir AI akan berdampak pada kehidupan mereka.

    Survei Pew Research juga menunjukkan korelasi antara pendapatan masyarakat di sebuah negara, yang ditentukan dari PDB per kapita, dengan pengetahuan mereka terkait AI.

    Misalnya, lebih dari 50% masyarakat di negara berpendapatan tinggi seperti Jepang, Jerman, Prancis, dan AS, yang sudah banyak terpapar dan mengetahui soal AI. Sementara di India hanya 14% dan Kenya cuma 12%.

    Warga RI Lebih Percaya China daripada AS

    Studi lainnya mengungkap soal bagaimana kepercayaan masyarakat dunia terhadap regulasi AI. Mayoritas masyarakat di berbagai belahan dunia lebih percaya negara mereka sendiri yang mengatur AI.

    Indonesia menjadi salah satu negara yang masyarakatnya percaya pada aturan yang dibuat pemerintah, ketimbang harus diatur oleh negara lain seperti AS dan China.

    Lebih spesifik, 89% responden di India, 74% di Indonesia, dan 72% di Israel, ingin negara mereka yang mengatur soal adopsi AI.

    Sementara itu, warga AS lumayan imbang, antara yang percaya (44%) dan tidak percaya (47%) dengan negara mereka untuk mengatur AI.

    Secara umum, masyarakat yang lebih antusias dengan kehadiran AI cenderung percaya bahwa negara mereka bisa mengatur penggunaan AI, ketimbang harus mengikuti negara lain.

    Untuk entitas pengatur AI global, lebih banyak masyarakat yang percaya dengan Uni Eropa (53%) untuk memegang kendali. Selanjutnya Amerika Serikat (37%), dan terakhir China (21%).

    Kendati demikian, Indonesia dan Afrika Selatan adalah negara-negara yang disebut lebih percaya kepada China sebagai entitas regulator AI global.

    Pew Research mencatat Indonesia dan Afrika Selatan merupakan negara yang masyarakatnya cenderung memiliki pandangan positif terhadap China ketimbang Amerika.

    Secara umum, orang dewasa berusia lebih muda di 19 negara cenderung lebih percaya kepada China sebagai regulator AI. Sementara kepercayaan terhadap AS sebagai regulator AI lebih cenderung di antara orang-orang yang berideologi kanan, serta orang-orang Eropa yang mendukung partai kanan populis.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kemenperin fasilitasi 19 IKM binaan di TEI 2025, perluas akses pasar

    Kemenperin fasilitasi 19 IKM binaan di TEI 2025, perluas akses pasar

    Melalui keikutsertaan dalam TEI, kami ingin memberikan akses promosi dan pemasaran yang lebih luas, memperkuat jejaring bisnis

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memfasilitasi 19 industri kecil menengah (IKM) binaan, dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 pada 15-19 Oktober, Tangerang, Banten, untuk membuka akses pasar ekspor produknya ke mancanegara.

    Dalam keterangan di Jakarta, Kamis, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, melalui keikutsertaan dalam berbagai ajang pameran seperti TEI 2025, pelaku IKM memiliki kesempatan untuk memperluas jaringan usaha, memperkenalkan produk unggulan, serta menjangkau pasar yang lebih luas, baik domestik maupun internasional.

    “Dukungan ini menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk mengakselerasi IKM naik kelas, memperluas peluang ekspor, serta memperkenalkan potensi produk lokal ke pasar global,” ucap dia.

    Lebih lanjut, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita menyampaikan 19 IKM yang difasilitasi oleh pihaknya berasal dari IKM yang bergerak di sektor sandang, anyaman, makanan dan minuman, logam, kerajinan dan mainan.

    Reni menyampaikan keikutsertaan IKM dalam TEI tidak hanya bertujuan untuk promosi produk, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran dan penguatan kapasitas bisnis.

    “Melalui keikutsertaan dalam TEI, kami ingin memberikan akses promosi dan pemasaran yang lebih luas, memperkuat jejaring bisnis, membuka peluang masuk ke rantai pasok industri, serta menjadi wadah pertukaran wawasan dan pengalaman antar pelaku usaha,” ujar Reni.

    Tercatat pada pameran TEI tahun lalu terdapat total transaksi mencapai 22,73 miliar dolar AS, dengan 1.460 peserta pameran, 8.042 buyers, dan lebih dari 41 ribu pengunjung, dengan negara tujuan utama transaksi ekspor berasal dari India, Vietnam, Belanda, Filipina, dan Mesir.

    Data tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah peserta, pengunjung, serta nilai transaksi selama empat tahun terakhir (2021–2024), yang menunjukkan Pameran TEI sebagai ajang perdagangan internasional bergengsi di Indonesia.

    Reni mengatakan potensi produk IKM Indonesia di pasar internasional sangat menjanjikan. Terutama dengan semakin banyaknya produk lokal yang memenuhi standar mutu dan memiliki keunikan tersendiri.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • F-PKB MPR: Prabowo jalankan amanat UUD 1945 lewat perdamaian Gaza

    F-PKB MPR: Prabowo jalankan amanat UUD 1945 lewat perdamaian Gaza

    “PKB mengapresiasi Presiden Prabowo yang telah menjalankan amanat Pembukaan UUD 1945. Seluruh warga Indonesia harus mendukung langkah yang dilakukan Presiden,”

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Fraksi PKB MPR RI Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz mengatakan peran Presiden Prabowo Subianto dalam penandatanganan perjanjian perdamaian Gaza di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Sharm El-Sheikh di Mesir, sejalan dengan amanat dari Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

    Pembukaan UUD 1945 tersebut menyebutkan berbunyi: “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri keadilan.

    “PKB mengapresiasi Presiden Prabowo yang telah menjalankan amanat Pembukaan UUD 1945. Seluruh warga Indonesia harus mendukung langkah yang dilakukan Presiden,” kata Neng Eem dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Neng Eem, yang juga Anggota Komisi IX DPR RI, mengatakan Presiden Prabowo telah membawa Indonesia sebagai negara yang terdepan dan menjadi penentu pencetak sejarah bagi perdamaian di Timur Tengah.

    “Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia kini jadi negara yang diperhitungkan di dunia. Apalagi untuk perdamaian di Gaza atau Timur Tengah ini, Indonesia jadi negara penentu dan bukan hanya jadi penonton,” ujarnya.

    Wakil Sekjen DPP PKB ini menegaskan Fraksi PKB MPR juga mendukung upaya yang akan dilakukan selanjutnya setelah fase pertama perdamaian di Gaza ditandatangani, yang ditandai dengan pertukaran sandera, penarikan tentara Israel dari Palestina, serta diperbolehkannya bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.

    PKB bahkan mendukung penuh, jika Presiden Prabowo memutuskan untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian di bawah bendera PBB untuk bertugas di Gaza.

    Seperti diketahui, empat pemimpin dunia, yakni Presiden AS Donald Trump, Presiden Mesir Abdel Fatah el-Sisi. Pemimpin Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, telah menandatangani perdamaian Gaza di Konferensi Tingkat Tinggi Perdamaian 2025, di Sharm el-Sheikh, Mesir, Senin (13/10) malam waktu setempat.

    Perjanjian damai Gaza ini juga disaksikan oleh pemimpin dunia lainnya, termasuk Presiden Prabowo Subianto, serta Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Seberapa Realistis Rencana Perlucutan Senjata Hamas?

    Seberapa Realistis Rencana Perlucutan Senjata Hamas?

    Gaza City

    Merujuk rencana Trump, senjata milisi di Jalur Gaza Palestina harus sepenuhnya dilucuti. Namun, sejauh ini hal tersebut belum terjadi.

    Menurut laporan media Israel, Jerusalem Post, organisasi militan Islam tersebut terlibat dalam pertempuran sengit melawan kelompok-kelompok pesaingnya. Sedikitnya 32 orang dilaporkan tewas.

    Di media sosial juga beredar video yang disebut-sebut menunjukkan Hamas mengeksekusi atau menyiksa orang-orang yang dituduh berkolaborasi dengan Israel. Sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Uni Eropa mengklasifikasikan Hamas sebagai organisasi teroris.

    Belum jelas apakah perlucutan senjata Hamas akan berhasil. Presiden AS Donald Trump memberikan pernyataan yang kontradiktif “Hampir seluruh kawasan telah menyetujui rencana untuk segera demiliterisasi Gaza, melucuti senjata Hamas, dan memastikan bahwa Israel tidak lagi terancam,” ujarnya dalam pidatonya di Knesset, parlemen Israel.

    Namun sebelumnya, dalam penerbangannya ke Israel, Trump menyatakan bahwa pemerintahnya telah mengizinkan Hamas untuk sementara mempersenjatai diri. Hamas, katanya, sedang berusaha mengembalikan ketertiban setelah berbulan-bulan perang.

    “Pesan yang jelas”

    Fakta bahwa Hamas segera hadir setelah penarikan pasukan Israel dan mengirimkan pasukan bersenjatanya ke Kota Gaza menyampaikan pesan yang jelas, kata Simon Wolfgang Fuchs, pakar studi Islam di Hebrew University Yerusalem.

    “Hamas dengan tegas menunjukkan bahwa keberadaan mereka yang sama sekali tidak hilang dari Jalur Gaza. Sebaliknya, mereka terus mengklaim peran mereka di sana.”

    Menurut analisis dari lembaga think tank Amerika Serikat, Atlantic Council, proses perlucutan senjata Hamas kemungkinan akan memakan waktu lama. Selama Hamas tetap eksis, baik sebagai kelompok bersenjata, gerakan politik, atau bahkan sekadar ide – akan selalu ada risiko besar mereka kembali memperluas pengaruhnya di Gaza untuk mengejar kepentingannya sendiri. Hal yang tampaknya sedang terjadi saat ini.

    Senjata sebagai jaminan eksistensi

    Hamas menganggap persenjataan mereka sebagai jaminan eksistensi baik secara militer, politik, maupun secara simbolis, ujar Simon Engelkes, Kepala Yayasan Konrad Adenauer di Ramallah, “Tanpa imbalan politik yang nyata, Hamas kemungkinan besar tidak akan menyetujui langkah semacam itu. ‘Jaminan keamanan’ dari Presiden Trump bahwa perang di Jalur Gaza tidak akan berlanjut setelah perjanjian gencatan senjata saat ini tidak cukup.”

    Meskipun struktur militer Hamas telah sangat dilemahkan selama perang, jaringan dan kehadiran mereka yang terlihat di Gaza tetap utuh, lanjut Engelkes. “Hal itu menjamin kelangsungan gerakan politik mereka, setidaknya dalam jangka pendek hingga menengah.”

    Siapa yang bertanggung jawab atas keamanan di Jalur Gaza?

    Perlucutan senjata total Hamas juga akan sulit dilakukan karena keamanan internal Jalur Gaza selama ini berada di tangan Hamas – sebelum Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023. Setelah mengambil alih pemerintahan wilayah tersebut pada tahun 2007, Hamas bertanggung jawab atas kepolisian, keamanan dalam negeri, serta sistem peradilan dan hukum.

    Belum jelas siapa yang akan menjalankan fungsi-fungsi tersebut ke depannya. Mesir dan Yordania telah menyatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan hingga 5.000 personel keamanan untuk penugasan di Jalur Gaza. Kepolisian dari otoritas Palestina juga akan dilibatkan dalam pasukan tersebut.

    Namun, hal ini bisa menjadi masalah, kata Fuchs. “Sangat mungkin Israel akan menggunakan hak veto terhadap pasukan lokal ini.”

    Pemerintah di Yerusalem tidak ingin memberikan peran apa pun kepada otoritas Palestina di Gaza. Sebaliknya, mereka ingin mencegah kehadiran kekuatan mana pun berhubungan dengan pemerintahan Ramallah. “Dengan demikian, masih terbuka bagaimana kesepakatan akan dicapai dan di tangan siapa nantinya layanan keamanan itu akan berada,” jelas Fuchs.

    Bukan sekadar perlucutan senjata

    Banyak negara tidak ingin Hamas kembali berkuasa. Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan tentang ancaman terus-menerus dari milisi tersebut.

    “Kelompok teroris dengan ribuan pejuang, terowongan, dan persenjataan seperti itu tidak dapat dihancurkan dalam semalam,” ujar Macron setelah kesepakatan gencatan senjata tercapai di Sharm el-Sheikh, Mesir. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan bahwa negaranya siap membantu perlucutan senjata Hamas. Pemerintah Jerman turut menolak kelanjutan politik Hamas.

    Menurut Engelkes, pertikaian yang sesungguhnya masih di depan mata, “Persoalannya bukan sekadar perlucutan senjata, melainkan juga kontrol politik dan legitimasi: siapa yang akan berbicara untuk Gaza di masa depan dan dengan kewenangan apa?”

    Potensi ancaman kawasan Arab juga Eropa

    Mengabaikan kepentingan Hamas juga berisiko, jelas Martin Jger, Kepala Badan Intelijen Federal Jerman (BND), dalam sebuah rapat dengar pendapat di Parlemen Jerman. Jika Hamas tidak dilibatkan dalam pemerintahan transisi Gaza, diusir dari wilayah tersebut atau dipaksa kembali ke bawah tanah, maka ada “risiko nyata” bahwa mereka akan bertindak di luar Gaza. “Hal ini tentu akan berdampak pada kawasan Arab, dan sangat mungkin juga Eropa.”

    Dalam jangka panjang, para pengamat sepakat bahwa kunci stabilitas terletak pada upaya memberi rakyat Palestina kehidupan yang bermartabat. Jika hal tersebut tidak terwujud, kekerasan dapat kembali muncul di masa depan.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga video “Trump Tidak Akan Pakai Militer AS untuk Melucuti Senjata Hamas” di sini:

    (nvc/nvc)

  • Curhat ke CEO Forbes, Prabowo Sebut KTT Mesir Harapan Baru Perdamaian Dunia

    Curhat ke CEO Forbes, Prabowo Sebut KTT Mesir Harapan Baru Perdamaian Dunia

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pandangannya mengenai peluang perdamaian di Timur Tengah serta posisi Indonesia dalam menjaga stabilitas global. 

    Hal itu ia ungkapkan saat berdialog dengan Ketua dan Pemimpin Redaksi Forbes Media, Steve Forbes, dalam agenda “Pertemuan Pikiran” pada rangkaian Forbes Global CEO Conference bertajuk “The World Pivot” yang digelar di St. Regis Jakarta, Rabu (15/10/2025) malam. 

    Dalam sesi penutup dialog yang berlangsung santai namun mendalam itu, Steve Forbes menyinggung berbagai isu global mulai dari upaya pemberantasan korupsi hingga dinamika geopolitik. 

    Dia kemudian menanyakan kesan Prabowo atas lawatannya ke Republik Arab Mesir, di mana Prabowo menghadiri pertemuan penting yang diinisiasi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait kesepakatan perdamaian di kawasan Timur Tengah.

    Menanggapi hal tersebut, Prabowo mengungkapkan bahwa momentum yang ia saksikan di Mesir memberikan harapan baru bagi perdamaian dunia, terutama di kawasan yang selama puluhan tahun dilanda konflik.

    “Itu sangat menarik. Saya merasa ada kesadaran bahwa kita berada di momen bersejarah. Masih banyak yang harus dilakukan, jalan masih panjang, dan apa pun bisa terjadi. Tapi kami semua merasa kali ini ada harapan,” ujar Prabowo.

    Dia menjelaskan bahwa saat Sidang Majelis Umum PBB di New York, Presiden Trump mengundang delapan negara berpenduduk mayoritas Muslim, termasuk Indonesia, untuk mendiskusikan rancangan rencana perdamaian tersebut. 

    “Presiden Trump memanggil delapan negara, termasuk Indonesia. Kami melihat rencananya, kami berdiskusi, dan itu memberi kami harapan. Beberapa pemimpin Arab bahkan mengatakan, ‘Kami bisa menerima rencana ini. Kami suka, karena memberi harapan,’” tutur Prabowo.

    Menurutnya, Amerika Serikat (AS) telah berhasil meyakinkan pihak Israel untuk menyetujui langkah gencatan senjata.

    “Sekarang sudah ada gencatan senjata. Bantuan kemanusiaan mulai masuk. Beberapa sandera sudah dibebaskan. Ada juga jenazah yang akan dipulangkan. Jadi, saya melihat masih ada harapan bahwa proses ini bisa berhasil,” jelas Prabowo. 

    Lebih jauh, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia siap berkontribusi secara aktif dalam upaya menjaga perdamaian, termasuk dengan mengirimkan pasukan penjaga perdamaian jika diperlukan. 

    “Indonesia tetap bersedia menjadi bagian dari proses itu. Jika mereka membutuhkan pasukan penjaga perdamaian, kami siap mengirimkan,” ucapnya.

    Prabowo menutup dengan menyatakan optimismenya terhadap masa depan proses perdamaian ini, sejalan dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif Indonesia yang menitikberatkan pada kerja sama dan kemanusiaan. 

    “Saya pribadi optimistis. Saya berharap ini bisa berjalan baik. Indonesia akan terus mendukung segala upaya yang membawa perdamaian,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menjelaskan bahwa dalam bidang diplomasi, Presiden Prabowo secara konsisten menyuarakan dukungan terhadap kemerdekaan dan perdamaian Palestina di berbagai forum internasional.

    Sikap tegas ini mencerminkan komitmen Indonesia terhadap prinsip politik luar negeri bebas aktif yang berpihak pada kemanusiaan dan keadilan.

    “Yang pertama adalah diplomasi. Beliau selalu memberikan pidato dalam forum-forum besar internasional, yang kedua lewat aksi nyata, sejak beliau Menhan hingga sekarang,” ujar Teddy 

    Menurutnya, kehadiran Indonesia dalam forum tersebut mencerminkan semakin besarnya penghormatan dan pengakuan dunia terhadap posisi Indonesia di tingkat global.   

    “Ini adalah momentum yang sangat besar, hari yang istimewa. Jadi Indonesia di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Prabowo tidak hanya menjadi penonton, tapi kita di sini turut serta menjadi salah satu penentu dan salah satu pencetak sejarah dalam perdamaian di Timur Tengah, khususnya di Palestina,” imbuhnya.

  • Jenderal Militer AS Serukan Hamas Lucuti Senjata Tanpa Penundaan

    Jenderal Militer AS Serukan Hamas Lucuti Senjata Tanpa Penundaan

    Washington DC

    Jenderal militer top Amerika Serikat (AS), Laksamana Brad Cooper, menyerukan kelompok Hamas untuk “sepenuhnya” mundur dari Jalur Gaza dan melucuti persenjataan mereka “tanpa penundaan”. Cooper juga menyerukan Hamas untuk berhenti menembaki warga sipil Palestina di Jalur Gaza.

    Seruan itu, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (16/10/2025), disampaikan oleh Cooper, yang secara resmi menjabat sebagai Komandan Komando Pusat AS (CENTCOM), setelah militan Hamas dilaporkan mengeksekusi mati beberapa warga Palestina di Jalur Gaza, yang dituduh sebagai “penjahat” dan membantu militer Israel.

    Laporan itu menyebut para petempur Hamas terlibat bentrokan dengan klan Dughmush, rivalnya di Jalur Gaza, hingga mengakibatkan puluhan kematian. Bentrokan berdarah ini terjadi saat gencatan senjata Gaza berlangsung sejak Jumat (10/10) lalu.

    “Kami sangat mendesak Hamas untuk segera menghentikan kekerasan dan penembakan terhadap warga sipil Palestina yang tidak bersalah di Gaza,” kata Cooper dalam pernyataannya pada Rabu (15/10).

    “Ini merupakan kesempatan bersejarah untuk perdamaian. Hamas harus memanfaatkannya dengan sepenuhnya mundur, mematuhi rencana perdamaian 20 poin Presiden (Donald) Trump, dan melucuti senjata tanpa penundaan,” tegas Cooper.

    Dia menambahkan bahwa kekhawatiran AS telah disampaikan kepada para mediator, “yang setuju untuk bekerja sama dengan kami guna menegakkan perdamaian dan melindungi warga sipil Gaza yang tidak bersalah”.

    “Kami tetap sangat optimistis terhadap masa depan perdamaian di kawasan ini,” ucap Cooper.

    Pernyataan ini disampaikan setelah Trump sebelumnya menyatakan keyakinan jika Hamas akan melucuti persenjataan mereka, sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata Gaza.

    Namun jika Hamas menolak untuk melucuti senjata, Trump menegaskan: “Jika mereka tidak melucuti senjata, kita yang akan melucuti senjata mereka.”

    Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa (14/10), Trump mengatakan dirinya telah menyampaikan pesan tersebut kepada Hamas, “melalui orang-orang saya, di tingkat tertinggi”.

    “Mereka tahu saya tidak main-main,” ucap Trump merujuk pada Hamas. “Itu akan terjadi dengan cepat, dan mungkin dengan kekerasan,” imbuhnya.

    Hamas sejauh ini menolak untuk melucuti senjata mereka, meskipun hal tersebut menjadi bagian penting dari tahap selanjutnya dari rencana perdamaian 20 poin yang diusulkan Trump untuk gencatan senjata dan perjanjian damai jangka panjang di Timur Tengah.

    Trump, selama berkunjung ke Israel dan Mesir pada awal pekan ini, bersikeras menyatakan bahwa perang antara Israel dan Hamas “telah berakhir”, dan bahwa kesepakatan damai yang dia mediasi akan mampu bertahan.

    Namun para pakar, dan bahkan beberapa sekutu Trump, merasa kurang yakin, dengan menekankan pada berbagai hambatan yang masih ada untuk memastikan perdamaian abadi di kawasan tersebut. Rencana perdamaian Trump itu mengharuskan Hamas untuk menonaktifkan persenjataannya, dan belum jelas apakah kelompok tersebut akan berubah sikap.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)