Negara: Meksiko

  • Ekspedisi gua di Papua hingga Meksiko Selatan – ‘Membantu kita memahami kehidupan di planet lain’ – Halaman all

    Ekspedisi gua di Papua hingga Meksiko Selatan – ‘Membantu kita memahami kehidupan di planet lain’ – Halaman all

    Laba-laba buta hingga fotosintesis dalam kegelapan—semuanya dapat ditemukan di tempat terdalam di Bumi, salah satunya di gua Papua.

    Sembari duduk, saya menggelincir menyusuri terowongan batu yang memantulkan cahaya seperti bagian dalam tenggorokan. Saya merasa seperti ditelan dan menghilang dalam kegelapan dunia bawah tanah.

    Rekan saya, Phil Short, mengatakan bahwa gua-gua hidup dan bahkan bernapas.

    Lewat pintu masuknya, yang tidak jarang sangat kecil, gua-gua bertukar udara dengan dunia luar.

    Saya dan Short sedang berada di gua Wookey Hole, bagian dari jaringan gua bawah tanah di satu desa di Inggris, Wookey Hole, yang terletak di Somerset.

    “Hari ini cuacanya panas sekali,” ujarnya.

    Short adalah salah satu penjelajah gua dan penyelam terkemuka di dunia, sekaligus pemimpin misi bawah air di Deep Research Labs.

    Jika tekanan udara di luar gua lebih besar daripada di dalam, katanya, udara akan bergerak ke dalam gua dan sebaliknya.

    “Di hari lain, udara di luar mungkin sangat dingin tetapi di sini masih hangat dan udara akan berhembus ke arah sebaliknya.”

    Saat ini, ada puluhan ribu gua di dunia, dan semakin banyak yang ditemukan setiap harinya. Namun, banyak gua di dunia masih belum terjelajahi.

    “Menjelajahi gua merupakan salah satu dari sedikit aktivitas yang tersisa saat ini, di mana manusia dapat menemukan sesuatu dan merasakan pengalaman sejati dalam lingkungan yang sepenuhnya tak tersentuh dan alami,” tutur Short.

    “[Jika kalian memasuki gua yang belum terjamah], kalian akan memasuki planet kosong—tidak ada drone, teknologi modern.”

    Di dalam gua, kata Short, juga bisa ditemukan “spesies baru, bahkan obat baru untuk berbagai penyakit.”

    Beberapa gua sangat besar, sampai-sampai dilaporkan punya sistem cuaca sendiri. Sebagian lainnya sangat dalam, hingga belum ada yang pernah mencapai dasarnya.

    Gua menyimpan rahasia evolusi manusia, kehidupan sebelum kita semua, hingga jejak dampak alam sejak beratus tahun lalu.

    Gua bukan hanya kubangan kenangan, tapi juga pusat keanekaragaman hayati, seperti ekosistem lengkap yang bekerja sama dengan kehidupan.

    Inilah yang ditemukan ketua ahli serangga dalam Ekspedisi Cycloop, Leonidas-Romanos Davranoglou, ketika dia mendaki Gunung Cycloop di Papua, Indonesia.

    Jika kalian diam berdiri sebentar saja, kata Davranoglou kepada saya, lintah akan langsung menghampiri dari segala arah.

    Mereka menghantui kalian, mengikuti getaran bumi, bayangan kalian, napas kalian.

    “Di Papua, karena daerahnya lembap, lintah tinggal di mana-mana; di pepohonan, tanah, semak-semak,” kata Davranoglou.

    Di hutan Pegunungan Cycloop, semua ular dan laba-laba berbisa, hingga nyamuk pembawa penyakit, mengintai mereka yang masih berani menjelajahi tanah tersebut.

    Meski berbahaya, tim Davranoglou tetap bertekad “melakukan survei paling komprehensif terkait ekosistem ini.”

    Berkat tekad kuat itu, mereka berhasil mengantongi bukti foto pertama yang mengonfirmasi keberadaan Zaglossus attenboroughi atau ekidna moncong panjang Sir David Attenborough pada 2023.

    Spesies ini terakhir dilihat pada tahun 1961, dan selama ini dikhawatirkan telah punah.

    Mereka juga berhasil menemukan satu jenis burung yang sudah dianggap hilang secara ilmiah lebih dari 15 tahun.

    Tak hanya itu, tim mereka menemukan genus udang baru yang menempel di pepohonan, juga spesies serangga baru lainnya.

    “Kami bisa melihat itu semua ketika kami menjelajah lebih dalam. Kami harus merangkak, dan ketika masuk, kelelawar beterbangan histeris,” cerita Davranoglou.

    “Kami pikir, oke, ini pertanda baik. Lalu, kami mulai melihat jangkrik gua.”

    Jangkrik gua, kata Davranoglou, adalah serangga yang berbentuk aneh. Kaki dan antenanya sangat panjang, tapi matanya kecil.

    “Mereka bisa berjalan di kegelapan hanya dengan merasakannya. Jangkrik gua merupakan pertanda bahwa ada ekosistem yang kaya di gua itu,” ujarnya.

    Davranoglou dan pemimpin ekspedisinya, James Kempton, sempat kembali ke gua tersebut beberapa kali setelah itu.

    Ketiga kalinya mereka datang, Bumi tiba-tiba berguncang ketika Kempton sedang mencari rute untuk eksplorasi selanjutnya sendirian.

    Debu berjatuhan. Kelelawar panik beterbangan.

    “Papua adalah salah satu daerah tektonik paling aktif di dunia. Kami merasakan gempa bumi setiap waktu,” kata Davranoglou.

    “Kami melihat bongkahan besar runtuh, kemudian terjadilah gempa besar, dan [Kempton] terguncang di gua yang sangat sempit dan penuh bongkahan.”

    Saat itu, para mahasiswa yang ikut ekspedisi berdiri di luar gua, menanti Short dengan sangat ketakutan.

    “Mereka menangis senang ketika mengetahui dia [Short] selamat,” ujar Davranoglou.

    Akhirnya, tim itu menemukan “harta karun” spesies bawah tanah, termasuk laba-laba buta, laba-laba penuai, dan kalajengking cambuk. Semua itu merupakan temuan baru bagi dunia ilmiah.

    “Kami sangat senang karena dapat menemukan ekosistem tersembunyi yang punya banyak potensi. Karena kami baru mengeksplorasi 40 meter pertama, kami baru menjelajah permukaannya,” ucapnya.

    “Siapa yang tahu apa yang ada di tempat yang lebih dalam.”

    Di Oxford, Davranoglou menunjukkan sekeranjang spesimen kumbang kotoran, makhluk indah dengan tanduk yang besar.

    Ketika ekspedisi selesai, kata Davranoglou, pekerjaan yang sesungguhnya dimulai.

    “Papua adalah pulau yang menyimpan keanekaragaman hayati paling banyak di dunia,” katanya.

    Ia pun berharap pemahaman lebih jauh mengenai keanekaragaman itu dapat membantu upaya-upaya konservasi untuk melindungi ekosistem yang berharga tersebut.

    “Temuan setiap spesies baru dapat memperlihatkan evolusi setiap garis keturunannya,” ujar Davranoglou.

    “Temuan itu dapat membantu kalian memahami bagaimana organisme itu tersebar di masa lalu, faktor ekologi dan geologi apa yang membuat spesies itu terbagi dalam kelompok-kelompok berbeda.”

    “Dengan menggunakan data ini, kalian juga dapat memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi distribusi spesies dan nasib mereka di masa depan.”

    Pada 2013, Short juga merampungkan eksplorasi selama tiga bulan, menghabiskan total 45 hari di bawah tanah. Tempat yang diberi nama Gua J2 itu tersembunyi di tengah pegunungan Sierra Juarez di Meksiko Selatan.

    Eksplorasi ini sangat menantang karena ia juga harus membawa peralatan penting, seperti tabung udara, regulator, alat masak, hingga tenda sembari melintasi hutan belantara.

    “Di atas gunung, kami mendirikan markas. Tenda-tenda bertebaran di hutan, mengelilingi area tengah, di mana terdapat terpal tempat berkumpul dan api unggun,” kata Short.

    “Sekitar satu jam perjalanan menuruni bukit, ada jalan masuk menuju gua. Lebarnya hanya 45 sentimeter dengan tinggi 1,3 meter.”

    Beberapa meter setelah memasuki gua, Short harus turun sejauh 70 meter menggunakan tali, sambil menggendong peralatan menyelam seberat 40 kilogram.

    “Setelah sekitar 700 meter, kami sampai di tempat kecil di mana anggota tim sebelumnya sudah menggantungkan hammock. Ada pula tungku dan sejumlah persediaan lainnya,” cerita Short.

    Di dalam sana, ada dua kamp lainnya. Di salah satu kamp, sudah dipersiapkan tenda. Sementara itu, kamp ketiga merupakan markas persiapan untuk tim penyelam.

    Di titik ini, Short berpisah dengan anggota tim lainnya yang berasal dari 15 negara. Dari total 44 orang, hanya Short dan satu anggota lainnya, Gala, yang akan menyelam selama sembilan hari.

    Setelah menyelam sekitar 600 meter, Short dan Gala kembali ke permukaan, disambut deru suara air terjun.

    “Kami menemukan tirai kalsit indah berwarna-warni. Kami mengitarinya dan melihat ada sungai yang seperti bendungan,” tutur Short.

    “Banyak cipratan seperti embun, seperti air terjun di tengah hutan, di tengah-tengah kubah besar ini, di mana seluruh sungai J2 mengalir ke perut bumi.”

    Mereka lantas merayap di dinding gue itu, menyusuri sungai itu sampai ke ujung.

    Pemimpin ekspedisi ini, Bill Stone, mengatakan pemetaan sistem gua semacam ini dapat membuka jalan untuk ekspedisi ilmiah selanjutnya.

    “Gua perlu dilindungi,” kata Hazel Barton, profesor ilmu geologi di Universitas Alabama.

    Barton adalah seorang ahli geomikrologi yang mempelajari mikroba di lingkungan paling ekstrem di Bumi. Dia merupakan salah satu ilmuwan yang mengikuti jejak Stone ke pegunungan Sierra Juarez.

    Selama lebih dari 20 tahun, Barton mempelajari kehidupan mikroskopis di bawah tanah yang dapat bertahan di tengah kelaparan ekstrem.

    Penelitian Barton membantu pemahaman terkait daya tahan antimikroba sampai kemampuan tanaman untuk berfotosintesis di tempat yang sangat gelap.

    “Sekitar satu kilometer dari tempat masuk, masih ada fotosintesis, tapi sudah mendekati gelombang inframerah. masih ada bintang yang dapat terlihat di gelombang itu,” ujar Barton.

    “Temuan ini dapat membantu kita memahami bagaimana bisa ada kehidupan di planet lain.”

    Menurut Barton, eksplorasi gua hampir sama seperti menjadi astronaut, tapi tanpa perlu ke luar angkasa.

    “Kalian adalah orang pertama yang melihat sesuatu. Jejak kalian merupakan jejak kaki pertama di sana,” tuturnya.

    “Sepuluh ribu tahun dari sekarang, jejak kaki saya di Gua Lechuguilla di New Mexico, atau di Gua Tepui di Venezuela, mungkin masih ada di sana.”

    Short mengatakan bahwa kita akan selalu menemukan hal baru di dalam gua.

    “Sekarang ini, sangat sulit untuk membuat orang kagum, tapi kalian bisa datang ke sini dan melihat sesuatu yang baru setiap kali kalian datang,” ucap Short.

    Ada ratusan pintu masuk menuju gua di Bumi, Bulan, bahkan Mars. Banyak yang belum terjamah.

    Jika kita berani melongok ke kegelapan itu, apa yang dapat kita temukan di bawah permukaan Bumi itu?

  • Demi Ekonomi Tumbuh Menjulang, Ini Sederet Tantangan yang Kudu Diwaspadai

    Demi Ekonomi Tumbuh Menjulang, Ini Sederet Tantangan yang Kudu Diwaspadai

    Jakarta: Indonesia bisa memaksimalkan peluang guna membuat ekonomi menjulang tinggi di 2025. Proyeksi atas pertumbuhan ekonomi RI juga bisa saja melesat ke atas, jika pemerintah siap dan waspada terhadap sejumlah tantangan, baik dari domestik maupun internasional.
     
    Adapun, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 5,1 persen. Sementara Bank Dunia atau World Bank, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 sebesar 5,1 persen.
     
    Sedangkan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 sebesar 5,2 persen.
    “Proyeksi ini sesungguhnya tidak terlalu berbeda jauh dengan target pertumbuhan ekonomi pada APBN 2025 sebesar 5,2 persen,” kata Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 2 Januari 2025.
     
    Menurut Said, Indonesia berpotensi masih menghadapi pelemahan konsumsi rumah tangga sebagai penopang utama pertumbuhan perekonomian. Merosotnya daya beli berdampak pada rendahnya tingkat permintaan. “Gejala ini sesungguhnya sudah nampak sejak pasca pandemi,” tutur dia.
     
    Ia pun membeberkan sederet tantangan yang harus dihadapi agar pemerintah siap dan mawas diri. Hal ini juga agar Indonesia bisa memanfaatkan peluang ekonomi sehingga bisa melambung tinggi.
     
    1. Perang tarif

    Tiongkok dihadapkan perang ekonomi secara multifront, perang tarif dengan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Uni Eropa bahkan telah memberlakukan bea masuk 43 persen mobil listrik dari Tiongkok.
     
    AS juga akan memberlakukan tarif masuk ke Meksiko dan Kanada atas barang ekspor untuk meredam imigran, dan peredaran narkotika. AS juga akan mengenakan tarif ekspor dari negara negara yang melakukan dedolarisasi, seperti Tiongkok dan negara negara BRICS.
     
    “Jika perang tarif ini semakin menajam di tahun ini, maka Indonesia akan terkena spillover effect, bisa negatif namun juga positif,” terang Said.
     
    Negatifnya, ungkap dia, ketidakpastian bisnis global semakin tinggi, biaya ekspor bisa berpotensi semakin tinggi. Namun bila Indonesia bisa menggantikan produk produk impor yang dibutuhkan kedua negara, maka peluang ekspor Indonesia akan besar.
     
    “Dengan demikian, pemerintah dan eksportir harus membaca situasi ini sebagai peluang emas kedepan,” tuturnya.
     
    2. Perekonomian Tiongkok melempem

    Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2025 berada di kisaran 4,5 persen, perkiraan ini lebih rendah dari prediksi pertumbuhan Tiongkok di tahun 2024 sebesar 4,8 persen.
     
    Jika perekonomian Tiongkok makin melambat karena produk ekspor globalnya terpukul, maka dampaknya juga akan terasa terhadap produk ekspor Indonesia ke Tiongkok.
     
    “Pemerintah perlu menyiapkan mitigasi resiko atas menurunnya perekonomian Tiongkok, semisal mencari negara lain sebagai pengganti ekspor ke Tiongkok yang menurun,” tutur Said.
     
    3. Dolar AS makin kuat

    Said menuturkan, perang tarif bisa berdampak pada depresiasi dolar AS (USD) terhadap rupiah. Belajar perang tarif Tiongkok dan AS pada 2018 lalu, banyak pelaku pasar lebih menyalakan tombol ‘risk on’, artinya menggenggam USD lebih low risk ketimbang mata uang lainnya.
     
    “Jika situasi ini terulang, maka kita harus bersiap sejak dini untuk memperkuat sistem moneter kita,” urai dia.
     
    Said mengungkapkan efek penguatan USD akan berlangsung lama jika perang tarif berkepanjangan. Indonesia harus memanfaatkan diplomasi perdagangan internasional untuk membuat tata perdagangan dunia lebih adil, setidaknya tidak merugikan kepentingan nasional Indonesia.
     
    “Sedangkan di dalam negeri, BI, OJK, dan pemerintah perlu mengatur lebih ketat lagi atas devisa hasil ekspor untuk kepentingan nasional,” jelas Said.
     

     

    4. Turunnya kelas menengah

    Di dalam negeri, sambung Said, Indonesia menghadapi penurunan kelas menengah dan konsumsi rumah tangga. Menurunnya kelas menengah akan menjadi ancaman bagi upaya Indonesia atas posisinya saat ini di upper middle income country. Sementara menurunnya daya beli akan menjadi sumbangan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
     
    Said bilang, pemerintah bisa mengombinasikan program makan siang bergizi gratis untuk siswa guna meningkatkan gizi anak, sekaligus menggerakan ekonomi UMKM. Libatkan para pelaku UMKM dalam rantai pasok makan bergizi gratis.
     
    “Langkah ini akan berdampak multiplier ekonomi, sebab sektor UMKM akan menyerap produk produk petani dan peternak. Apalagi sektor UMKM menopang tenaga kerja terbesar di Indonesia,” tutur dia.
     
    5. Industri nonmigas susut

    Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2014 sebesar 21,28 persen dan pada 2023 kontribusinya menyusut 18,67 persen atau Rp3.900 triliun dari total PDB atas harga berlaku mencapai Rp20.892 triliun.
     
    “Banyak pihak menilai kita mengalami deindustrialisasi. Meskipun angka statistik menunjukkan penurunan, namun peluang industri manufaktur kita bangkit sangat besar sekali. Sebab jika industri manufaktur tumbuh, saya berkeyakinan, kelas menengah juga akan tumbuh sejalan dengan program industrialisasi, sebab kelas menengah bisa menjadi tenaga kerja yang adaptif untuk menopang kebutuhan industri,” ucap Said.
     
    Menjawab tantangan tersebut, kata Said, peluang yang bisa ditempuh oleh pemerintah untuk membangkitkan industri manufaktur dan mendorong kembali tumbuhnya kelas menengah hanya dengan perluasan program hilirisasi, yang saat ini masih di sektor nikel.
     
    “Perluasan hilirisasi bisa merambah ke bahan tambang selain nikel, perkebunan, pertanian, dan kehutanan, terutama yang menjadi kebutuhan rantai pasok global,” jelasnya.
     
    6. Pecut investasi

    Said menuturkan, Indonesia memiliki peluang menurunkan Incremental Capital Output Ratio (ICOR), perbandingan antara pertumbuhan ekonomi dengan investasi yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan, jika berhasil membereskan hambatan ekonomi, seperti korupsi, dan memberikan pesan yang jelas kepada investor dan pelaku pasar tentang arah kebijakan perekonomian lima tahun kedepan.
     
    “Dengan ICOR yang rendah, maka produk ekspor Indonesia bisa berdaya saing di pasar global. Menurunnya tingkat korupsi juga menguatkan kepercayaan kepada pemerintah,” terang Said.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Said Abdullah Beberkan Peluang dan Tantangan Ekonomi Indonesia di 2025, Apa Saja? – Page 3

    Said Abdullah Beberkan Peluang dan Tantangan Ekonomi Indonesia di 2025, Apa Saja? – Page 3

     

    Said membeberkan, terdapat tantangan ekonomi yang harus dihadapi dan dilalui Indonesia sepanjang tahun 2025. Ia menyebut, mulai dari perang tarif hingga turunnya kelas menengah menjadi tantangan.

    “Besar kemungkinan dunia akan dihadapkan perang tarif, China dihadapkan perang ekonomi secara multifront, perang tarif dengan AS dan Uni Eropa,” bebernya.

    “Uni Eropa memberlakukan bea masuk 43 persen mobil listrik dari Tiongkok, AS juga akan memberlakukan tarif masuk ke Meksiko dan Kanada atas barang ekspor untuk meredam imigran, dan peredaran narkotika, serta AS juga akan mengenakan tarif ekspor dari negara negara yang melakukan dedolarisasi, seperti Tiongkok dan negara negara BRICS,” jelas Said.

    Menurutnya, jika perang tarif semakin menajam, maka Indonesia akan terkena spillover effect yang bisa berdampak negatif dan positif.

    “Negatifnya, ketidakpastian bisnis global makin tinggi, biaya ekspor bisa berpotensi semakin tinggi, namun bila Indonesia bisa menggantikan produk produk impor yang dibutuhkan kedua negara, maka peluang ekspor Indonesia akan besar,” ucap Said.

    Ia juga mengungkapkan, ekonomi China sedang mengalami penurunan yang berdampak pada Indonesia. Pasalnya, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi China di 2025 di level 4,5 persen atau lebih rendah dari prediksi pertumbuhan di tahun 2024 sebesar 4,8 persen.

    “Jika perekonomian China makin melambat karena produk ekspor globalnya terpukul, maka dampaknya juga akan terasa terhadap produk ekspor Indonesia ke China,” ungkap Said.

    “Pemerintah perlu menyiapkan mitigasi risiko atas menurunnnya perekonomian China, semisal mencari negara lain sebagai pengganti ekspor ke China yang menurun,” imbuhnya.

     

  • 7 Makanan Pembawa Keberuntungan di Tahun Baru

    7 Makanan Pembawa Keberuntungan di Tahun Baru

    JAKARTA – Setiap orang ingin memulai tahun baru dengan baik. Salah satu cara yang sering dilakukan adalah dengan menikmati makanan tertentu yang dipercaya membawa keberuntungan.

    Tradisi ini telah ada selama ribuan tahun di berbagai budaya dunia, dengan keyakinan bahwa makanan pertama disantap di awal tahun akan memengaruhi keberuntungan sepanjang tahun.

    Dari kacang-kacangan di Amerika Selatan hingga 12 buah bulat di Filipina, setiap tradisi membawa harapan akan kemakmuran, kesehatan, dan kebahagiaan. Makanan ini tidak hanya memiliki makna simbolis tetapi juga menyatukan keluarga dan melestarikan tradisi.

    Berikut 7 makanan pembawa keberuntungan yang populer di berbagai belahan dunia, seperti dilansir VOI dari laman Atlas Travel pada Selasa, 31 Desember.

    Anggur

    Tradisi makan 12 buah anggur saat pergantian tahun berasal dari Spanyol pada tahun 1909. Setiap anggur melambangkan bulan dalam setahun, dan rasa anggur yang manis atau asam dipercaya dapat memprediksi keberuntungan di bulan tersebut. Tradisi ini juga populer di Meksiko, Portugal, dan Kuba, di mana setiap buah anggur disertai harapan khusus. Tipsnya adalah membekukan anggur sebelum dimakan untuk sensasi segar saat tengah malam.

    Buah Berbentuk Bulat

    Buah berbentuk bulat seperti jeruk, apel, dan semangka dipercaya melambangkan koin dan membawa keberuntungan finansial. Di Filipina, tradisi “12 Buah Bulat” melibatkan penyajian 12 jenis buah untuk mewakili 12 bulan dalam setahun. Di Tiongkok, jeruk mandarin melambangkan kemakmuran dan keberuntungan, sementara delima di Yunani melambangkan kesuburan. Cara penyajiannya adalah membuat hiasan meja dengan buah-buahan bulat seperti delima, jeruk, dan apel merah untuk menambah makna simbolis.

    Kacang-Kacangan

    Kacang-kacangan seperti lentil dan kacang hitam melambangkan uang karena bentuknya menyerupai koin. Di Italia, lentil disajikan dengan sosis, sementara di Amerika Serikat, kacang hitam menjadi bahan utama dalam hidangan tradisional Hoppin’ John. Tipsnya adalah memasak kacang pada malam tahun baru dan simpan sisa makanan untuk keberuntungan tambahan.

    Sayuran Hijau

    Sayuran hijau seperti bayam, kale, dan kol melambangkan uang kertas. Di Amerika Serikat, collard greens sering dimasak dengan daging. Di Jerman, sauerkraut menjadi hidangan populer karena bentuknya bulat dan warnanya yang hijau.

    Ikan Utuh

    Ikan utuh sering disajikan di berbagai negara karena dipercaya melambangkan kemajuan dan kelimpahan. Di Jepang, ikan melambangkan kemakmuran, sementara di Jerman, sisik ikan sering disimpan di dompet sebagai jimat keberuntungan.

    Namun, perlu dihindari makanan laut seperti lobster atau kepiting yang bergerak mundur, karena dianggap membawa kesialan.

    Mie Panjang

    Di China dan Jepang, mie panjang melambangkan umur panjang. Tradisi ini mengharuskan makan mie tanpa memotongnya untuk menjaga keberuntungan. Tipsnya adalah menyiapkan mie dalam porsi besar dan nikmati tanpa mengunyah terlalu banyak.

    Makanan Manis

    Kue, donat, dan makanan manis lainnya sering dianggap membawa keberuntungan. Di Yunani, roti manis Vasilopita disajikan dengan koin tersembunyi di dalamnya, sementara di Prancis, kue Raja dengan hiasan warna-warni menjadi tradisi tahun baru.

  • Tak Semua Penerima Makan Bergizi Gratis Dapat Susu, Diganti Daun Kelor

    Tak Semua Penerima Makan Bergizi Gratis Dapat Susu, Diganti Daun Kelor

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan Gizi Nasional menyebut tidak semua penerima Makan Bergizi Gratis akan mendapatkan susu dalam menu mereka. Daun kelor dan telur ayam akan menjadi menu pengganti susu.

    Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan telur dan daun kelor bisa menggantikan kebutuhan gizi yang terkandung dalam susu.

    Ia menjelaskan telur ayam dapat memenuhi kebutuhan protein, sementara daun kelor menyediakan kalsium bagi anak-anak peserta program.

    “(Menu susu) cukup bisa diganti dengan telur. Kalsiumnya bisa dengan (daun) kelor. Yang jauh dari susu dan logistiknya susah, ya tidak usah dipaksakan. Bisa ada telur, bisa kelor,” ujar Dadan usai Rakortas CPP 2025 di Jakarta, Senin lalu (23/12).

    Menurutnya, penyaluran susu akan diprioritaskan ke daerah-daerah sentra sapi perah. Sementara keberadaan menu di daerah-daerah non peternakan sapi perah tidak akan dipaksakan.

    “Susu itu akan diberikan di daerah-daerah yang memang di situ daerah peternakan. Kalau bukan di daerah peternakan, tidak usah dipaksakan,” imbuhnya.

    Namun, Dadan memastikan susu tetap akan menjadi bagian dari menu di daerah dengan peternakan sapi perah yang mencukupi.

    “Di daerah-daerah dengan peternakan sapi perah yang cukup, itu akan menjadi bagian dari makanan mereka,” tegas dia.

    Ia juga mengungkapkan program makan bergizi gratis ini direncanakan menjangkau sekitar 3 juta penerima manfaat. Pelaksanaannya akan dilakukan secara bertahap, mulai 6 Januari 2025.

    “Pokoknya 3 juta penerima manfaat. Kita mulai bertahap lah, 6 Januari (2025) kan pembukaan,” pungkasnya.

    Selama ini, pasokan susu lokal memang belum mampu memenuhi kebutuhan susu nasional. Sebanyak 80 persen susu yang diminum masyarakat merupakan produk impor, sisa 20 persennya baru dipasok peternak lokal. Dengan adanya program Makan Bergizi Gratis, kebutuhan susu nasional kian besar.

    Karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan Indonesia perlu mengimpor 1 juta ekor sapi perah untuk kebutuhan susu program Makan Bergizi Gratis dan kebutuhan susu regular. Jumlah itu merupakan akumulasi impor sapi pada 2025 -2029.

    Hal itu diketahui dari paparan Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Selasa (5/11).

    “Impor 1 juta ekor (2025-2029). Pelaksana: perusahaan swasta 55 perusahaan,” demikian bunyi paparan Amran.

    Dalam paparan tersebut juga dijelaskan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan 8,5 juta ton susu pada 2029. Jumlah itu terbagi atas kebutuhan susu reguler sebanyak 4,9 juta ton dan kebutuhan untuk program Makan Bergizi Gratis sebanyak 3,6 juta ton.

    “Sumber (impor): Australia, Brazil, New Zealand, Amerika Serikat, dan Meksiko,” bunyi paparan Amran.

    (pta/agt)

  • Indonesia Masuk 10 Besar Populasi Paling Berpikiran Positif di Dunia

    Indonesia Masuk 10 Besar Populasi Paling Berpikiran Positif di Dunia

    Jakarta

    Berdasarkan analisis Gallup Global Emotions, Indonesia masuk 10 besar populasi paling berpikiran positif di dunia. Indonesia bahkan jadi juaranya di Asia.

    Gallup merupakan perusahaan global di bidang performance management consulting dari Amerika Serikat. Untuk data hasil analisis diambil dari 146.000 responden yang tersebar di 142 negara dan berusia di atas 15 tahun. Polling dilakukan pada 2023.

    Gallup mengukur indeks pengalaman positif dan negatif berdasarkan sejumlah hal, utamanya terkait perasaan dan emosi. Setiap indeks memberikan gambaran singkat tentang pengalaman sehari-hari orang yang diberi pertanyaan.

    Total, ada 10 pertanyaan pada indeks pengalaman positif dan negatif yang diajukan oleh Gallup. Contoh pertanyaannya: “Apakah Anda merasa cukup istirahat kemarin?”, “Apakah Anda mengalami perasaan berikut sepanjang hari kemarin? Bagaimana dengan stres?”.

    Setelah itu, bakal ada skor yang dihitung, dikalikan dengan 100. Dari sana terlihat, semakin tinggi skornya, maka semakin kuat emosi positif/negatifnya.

    Dari survei menunjukkan bahwa negara-negara Amerika Latin dan Asia Tenggara memiliki pengalaman positif tertinggi. Secara global, Indonesia masuk 10 besar, tapi jadi juaranya di kawasan Asia. Malaysia, Filipina dan Thailand menyusul. Selain itu, Senegal adalah satu-satunya negara Afrika yang masuk dalam daftar tersebut.

    Berikut ini daftar negara dengan populasi paling positif di dunia menurut Gallup Global Emotions:

    1. Paraguay (86)
    2. Panama (86)
    3. Guatemala (85)
    4. Meksiko (84)
    5. Indonesia (84)
    6. El Salvador (83)
    7. Costa Rica (83)
    8. Malaysia (82)
    9. Senegal (82)
    10. Filipina (82)
    11. Thailand (82).

    (ask/rns)

  • Ada Game “Red Light, Green Light” saat Buka Google, Ini Cara Mainnya

    Ada Game “Red Light, Green Light” saat Buka Google, Ini Cara Mainnya

    Bisnis.com, JAKARTA – Squid Game Season 2 resmi tayang pada Kamis (26/12/2024). Serial asal Korea Selatan ini sekali lagi membuktikan menjadi yang paling terpopuler di Netflix.

    Melansir Forbes, Squid Game 2 adalah seri pertama yang debut di #1 di 93 negara tempat Netflix tersedia.

    Serial ini berada di urutan pertama di negara-negara AS, Kenya, Oman, hingga Thailand. Kemudian ada Inggris, Hong Kong, Turki, dan Meksiko.

    Google kemudian memberikan permainan unik yang berkaitan dengan Squid Game. Permainan ini akan muncul saat penggemar menuliskan kata kunci “Squid Game” di mesin pencarian Google.

    Nantinya akan muncul gambar kartu nama melayang di bagian bawah browser. Di dalam kartu nama juga memperlihatkan logo khas Squid Game yakni lingkaran, segitiga, dan persegi.

    Apabila kartu nama dipencet, maka akan muncul permainan “Red Light, Green Light” yang diperlihatkan dalam episode awal Squid Game.

    Sama seperti di dalam serialnya, pemain harus mencapai garis finish tanpa terbunuh oleh boneka perempuan.

    Cara bermainnya cukup gampang, pemain bisa memencet tombol O untuk berjalan. Kemudian pencet X untuk menghentikan langkah.

  • Indonesia Paling Optimistis Sambut 2025, Jepang Sebaliknya

    Indonesia Paling Optimistis Sambut 2025, Jepang Sebaliknya

    Jakarta, FORTUNE – Sebuah survei global yang dilakukan Ipsos, perusahaan riset dan konsultasi pasar global asal Prancis,, mengungkapkan bahwa Indonesia menjadi negara paling optimistis dalam menyambut tahun 2025. Survei ini merupakan bagian dari Ipsos Predictions Survey 2025, yang melibatkan 23.721 responden dari 33 negara untuk mengetahui ekspektasi masyarakat terhadap tahun mendatang.

    Berdasarkan hasil survei, mayoritas masyarakat dunia (71 persen) percaya bahwa tahun 2025 akan lebih baik dibandingkan 2024.

    “Tingkat optimisme ini telah berfluktuasi antara 75% hingga 80% selama satu dekade terakhir,” tulis laporan Ipsos.

    Indonesia paling optimistis

    Dalam survei tersebut, Indonesia menempati posisi teratas dengan 90 persen responden menyatakan optimistis bahwa tahun 2025 akan lebih baik. Keyakinan ini juga diperkuat oleh pandangan positif terhadap kesehatan dan ekonomi.

    Mayoritas besar responden Indonesia yakin bahwa kesehatan fisik dan mental mereka akan membaik di tahun 2025, dengan masing-masing tingkat keyakinan sebesar 90 persen dan 92 persen. Selain itu, 74 persen responden Indonesia percaya bahwa kecerdasan buatan (AI) akan menciptakan lapangan kerja baru di negara mereka, hanya kalah dari China yang mencatat angka 77 persen.

    Di sisi lain, Jepang menjadi negara dengan tingkat optimisme terendah. Sebanyak 63 persen responden Jepang tidak setuju bahwa tahun 2025 akan lebih baik daripada 2024.

    “Pandangan pesimistis ini terlihat dalam berbagai aspek, seperti kesehatan mental dan ekonomi. Hanya 38 persen responden Jepang percaya bahwa kesehatan mental mereka akan membaik di tahun 2025, jauh lebih rendah dibandingkan Indonesia yang mencapai 92 persen,” demikian ditulis laporan tersebut.

    Selain itu, hanya 28 persen responden Jepang yang optimistis bahwa ekonomi global akan lebih kuat di tahun mendatang, dibandingkan rata-rata global sebesar 51 persen.

    Survei ini dilakukan Ipsos dari 25 Oktober hingga 8 November 2024, dengan responden dari berbagai kelompok usia dan negara. Responden diminta menyatakan persetujuan mereka terhadap pernyataan: Saya optimistis bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun yang lebih baik bagi saya dibandingkan tahun 2024.

    Daftar tingkat optimisme negara menyambut 2025

    Laporan ini menggambarkan bagaimana masyarakat di berbagai negara memandang tahun 2025, baik dari segi harapan individu maupun ekspektasi global. Indonesia, dengan tingkat optimisme yang tinggi, menunjukkan harapan besar akan kemajuan di berbagai sektor, sementara Jepang mencerminkan tantangan dalam membangun harapan di tengah ketidakpastian global. Berikut ini daftar selengkapnya.

    Indonesia (90%) Kolombia (88%) China (87%) Filipina (87%) Peru (85%) Afrika Selatan (84%) Meksiko (84%) Malaysia (81%) Thailand (79%) Argentina (79%) Brazil (79%) Chili (79%) India (79%) Polandia (72%) Singapura (72%) Hungaria (72%) Australia (71%) Kanada (71%) Inggris (70%) Romania (70%) Irlandia (69%) Swiss (69%) Belanda (67%) Swedia (66%) Spanyol (66%) Britania Raya (61%) Turki (59%) Italia (58%) Jerman (56%) Korea Selatan (56%) Belgia (51%) Prancis (50%) Jepang (38%)

  • Pernikahan di Korsel Rendah, Biro Jodoh hingga Pemerintah Jadi ‘Mak Comblang’

    Pernikahan di Korsel Rendah, Biro Jodoh hingga Pemerintah Jadi ‘Mak Comblang’

    Jakarta

    Min Jung sudah menjalani tiga tahun pacaran dengan kekasihnya ketika pacarnya memberi tahu perempuan tersebut bahwa dia tak ingin menikah. Min Jung sangat terpukul kala itu.

    “Saya selalu berpikir kami akan menikah suatu saat nanti,” katanya.

    “Saya sedang berbaring di tempat tidur dan main ponsel ketika saya melihat iklan biro jodoh, dan saya berpikir, ‘Mengapa tidak?’”

    Keputusan impulsif itu membawa perempuan berusia 30 tahun tersebut berjumpa dengan Tae Hyung, yang kini menjadi suaminya.

    Pengantin baru ini sudah memasuki bulan keempat pernikahan mereka.

    Mereka mengaku bahwa hubungan mereka bukanlah cinta pada pandangan pertama, namun keduanya mengaku merasa klop satu sama lain.

    “Saat itu ada pesta yang digelar kantor sebelumnya, saya datang ke kencan kami dalam kondisi pengar, jadi saya tidak dalam kondisi terbaik saat pertama kali bertemu istri saya,” kenang Tae Hyungs.

    “Saya ingin kesempatan kedua. Saya harus bekerja keras memberinya kesan yang lebih baik tentang saya setelah kencan pertama itu.”

    BBCPekerjaan klien, aset keuangan dan latar belakang keluarga diperiksa sebelum biro jodoh menentukan tanggal pertemuan klien.

    Biro jodoh Korea Selatan mengatur tiap detail kencan pertama klien mereka.

    Namun sebelum itu, mereka mengumpulkan informasi pribadi dari masing-masing klien mereka.

    Rincian informasi pribadi seperti usia, pekerjaan, aset keuangan, dan latar belakang keluarga perlu diisi.

    Klien kemudian dinilai berdasarkan profil mereka.

    Misalnya, klien yang berstatus sebagai dokter atau pengacara cenderung mendapat peringkat tertinggi dalam daftar bidang pekerjaan klien.

    Sementara pekerja kantoran di perusahaan besar mendapat peringkat di bawahnya.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Akan tetapi, beberapa orang menganggap sistem penilaian ini bermasalah karena dianggap materialistis dan terlalu mementingkan status sosial.

    Namun bagi Min Jung, menemukan seseorang yang “mirip” dengannya adalah hal yang penting.

    Demikian halnya bagi Tae Hyung, yang berharap informasi yang dia berikan kepada mak comblang akan memungkinkan mereka menemukan seseorang yang cocok dengannya.

    Baca juga:

    Dan, biro melakukan tugasnya dengan baik.

    Min Jung dan Tae Hyung, keduanya adalah pekerja kantoran di Seoul, kini membuka babak baru dalam hidup mereka tidak hanya dalam pernikahan, tetapi juga sebagai salah satu pemilik toko wine.

    “Hidup saya akan jadi membosankan sebagai pekerja kantoran dengan rutinitas sehari-hari,” kata Tae Hyung sambil memegang tangan istrinya.

    “Tetapi sekarang, saya melakukan sesuatu yang baru dan membangun kehidupan bersama istri saya itu sangat menyenangkan.”

    Mengapa perjodohan naik daun di Korsel?

    Biro jodoh pernikahan sedang booming di Korea Selatan, dengan hampir 1.000 agen yang beroperasi di seluruh negeri pada 2024.

    Dari ribuan biro jodoh, banyak yang mencapai rekor penjualan.

    Kami berbicara dengan beberapa biro jodoh, yang memberi tahu kami bahwa aktivitas mereka telah meningkat sebesar 30% selama beberapa tahun terakhir, dan jumlah remaja lajang yang menggunakan layanan mereka terus meningkat.

    “Lebih sedikit peluang untuk pertemuan alami selama Covid berarti lebih banyak orang beralih ke perjodohan,” kata Han Ki Yeol, wakil presiden biro jodoh kelas atas N.Noble.

    Baca juga:

    Dia menambahkan bahwa keberhasilan “klien Covid” ini menunjukkan adanya “pergeseran persepsi” yang membantu mendorong pertumbuhan biro jodoh.

    “Dulu, anak muda mengira biro jodoh ini diperuntukkan bagi mereka yang gagal menikah,” katanya.

    “Sekarang, mereka melihatnya sebagai cara untuk menemukan seseorang yang sesuai dengan kebutuhan mereka.”

    Seorang dokter berusia 32 tahun yang merupakan klien dari salah satu biro jodoh, dan meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan banyak temannya telah mendaftar untuk layanan tersebut.

    “Dulu saya berpikir negatif tentang biro jodoh ini, tapi sekarang semuanya terasa normal,” katanya.

    Getty Images Kesempatan bertemu yang lebih sedikit selama pandemi Covid-19 dan perubahan persepsi telah mendorong maraknya perjodohan pernikahan di Korsel

    “Kencan buta yang dirancang oleh teman-teman terlalu membebani saya. Sulit untuk menolak seseorang ketika Anda memiliki hubungan pertemanan. Biro jodoh menghapus beban itu.”

    Namun bahkan mereka yang sudah sukses pun bisa menganggap prosesnya tidak bersifat pribadi, dengan terlalu menekankan pada status sosial.

    Min Jung mengenang hari pertama dia memberi tahu orang tuanya bahwa dia mendaftar ke biro jodoh.

    “Rasanya agak memalukan, persepsi umum mengenai penggunaan biro jodoh tidak terlalu positif,” katanya.

    “Misalnya, rasanya seperti orang-orang dinilai berdasarkan profilnya dan menikah tanpa cinta.”

    Dan perjodohan tidak berhasil untuk semua orang.

    Baca juga:

    Biaya penggunaan agen adalah alasan lain mengapa klien merasa tertekan.

    Biaya yang berkisar dari US$1.400 (setara Rp22 juta) hingga US$5.600 (setara Rp90 juta) bisa membuat orang ragu untuk mendaftar ke layanan ini atau lambat mendaftar ulang untuk mengatur tanggal kencan tambahan setelah mereka bergabung.

    Seorang guru berusia 36 tahun, yang juga meminta untuk tidak disebutkan namanya, pernah menggunakan salah satu biro jodoh sepuluh tahun yang lalu, namun tidak menemukan orang yang cocok.

    “Orang-orang yang saya temui melalui biro jodoh adalah orang-orang dengan kekurangan yang signifikan, atau memiliki profil yang sempurna namun memiliki standar yang sangat tinggi,” kenangnya.

    “Itu terlalu membuat frustrasi.”

    Kencan kilat yang digelar pemerintah

    Menurunnya angka pernikahan dan kelahiran telah lama menjadi masalah di Korea Selatan.

    Meskipun layanan perjodohan meningkat baru-baru ini, angka pernikahan masih berada pada rekor terendah.

    Pada 2023 silam, jumlah pernikahan turun 40% dibandingkan satu dekade lalu.

    Tingkat kesuburan total di negara ini jumlah rata-rata anak yang dimiliki seorang perempuan pada masa reproduksinya mencapai titik terendah sepanjang masa yaitu 0,72.

    Itu adalah angka terendah di dunia.

    Para pakar mengaitkan angka-angka ini dengan jam kerja yang panjang di Korea Selatan, yang pada 2017 merupakan yang tertinggi kedua secara global setelah Meksiko.

    Getty ImagesMeskipun layanan perjodohan meningkat baru-baru ini, angka pernikahan masih berada pada rekor terendah di Korsel

    Keseimbangan membagi waktu dan energi antara pekerjaan dan kehidupan pribadi yang buruk, harga rumah yang tinggi, dan biaya perawatan anak yang mahal juga mempersulit perempuan untuk kembali bekerja setelah melahirkan.

    Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengatakan bahwa tingkat kesuburan total suatu negara harus berada di sekitar 2,1 untuk mempertahankan populasi yang stabil.

    Dalam upaya untuk meningkatkan tingkat kesuburan, pemerintah Korea Selatan terpaksa turun tangan.

    Kini mereka berperan sebagai mak comblang, mengatur acara kencan kilat untuk membantu warga Korsel menemukan cinta.

    Seongnam, sebuah kota di tenggara Seoul, baru-baru ini menjadi tuan rumah acara tersebut untuk ketujuh kalinya tahun ini.

    BBCSebuah acara kencan kilat yang digelar pemerintah diisi dengan musik, permainan, dan minuman dengan 100 warga muda mencari jodoh masing-masing

    Baca juga:

    Sebanyak 100 remaja lajang, berusia sekitar 27 hingga 39 tahun, dan tinggal di Seongnam, berkumpul di sebuah pub yang dipenuhi musik, permainan, makanan, dan minuman.

    Peserta ini dipilih melalui sistem undian dari kumpulan pelamar.

    “Saya datang ke sini tanpa berpikir panjang, tapi sekarang saya merasa gugup,” kata Mu Jin, 32 tahun, seorang peserta.

    “Saya bisa merasakan jantung saya berdebar kencang,” tambahnya.

    Seperti kebanyakan orang, dia mengaku sulit menemukan pasangan begitu setelah mulai bekerja.

    “Pekerjaan saya terlalu sibuk, dan sekarang saya sudah melewati usia 30 tahun, tidak ada waktu atau tempat untuk bertemu orang baru,” katanya.

    “Tetapi kota ini telah memberikan peluang bagus untuk itu.”

    BBCWalikota Seongnam mengatakan acara kencan kilat semakin populer setiap kali diselenggarakan

    Meski digelar oleh pemerintah, acara tersebut berlangsung meriah dan santai.

    Peserta didorong untuk bergerak di sekitar ruangan, melakukan tos ketika mereka bertemu orang baru dan berpegangan tangan saat mereka berbicara.

    Tuan rumah memberikan petunjuk dan pertanyaan untuk membuat orang terus berbicara.

    Yoo Sun, perempuan berusia sekitar 30 tahun, datang ke acara tersebut dengan harapan bisa menemukan pasangan.

    “Bila Anda memiliki kelompok besar seperti ini 100 orang agak sulit untuk membentuk koneksi yang mendalam, namun ini merupakan peluang besar untuk bertemu orang-orang,” katanya.

    Baca juga:

    Pemerintah Korsel mengeklaim acara ini sangat sukses.

    Laporan tersebut memberi tahu kami bahwa 43% orang yang hadir menemukan pasangannya dan dua pasangan telah menikah.

    Sung Jin, yang ambil bagian dalam acara yang diselenggarakan pemerintah, mengatakan: “Tidak mudah untuk menyelenggarakan acara seperti ini, tapi ini juga menunjukkan bahwa ada masalah sosial di baliknya.”

    Pemerintah Korsel juga telah mengatasi tantangan demografi dengan menawarkan dukungan penitipan anak dan pinjaman perumahan berbunga rendah untuk pengantin baru.

    “Selama 20 tahun terakhir, setiap kebijakan untuk menaikkan angka kelahiran telah gagal,” kata senior Shin Sang Jin.

    “Itulah mengapa kami mencoba membantu generasi muda untuk bertemu.”

    Getty ImagesSome argue the government should focus on helping with maternity leave and high living costs

    Akan tetapi, ada pula yang berpendapat bahwa pemerintah kini telah melampaui batas dengan mencampuri kehidupan pribadi masyarakat.

    Mereka mengatakan isu-isu seperti mendukung perempuan kembali bekerja dan mengatasi biaya hidup yang tinggi harus menjadi prioritas utama.

    “Di akhir usia 20-an dan awal 30-an, kita sedang membangun karier, namun masyarakat menekan kita untuk memulai keluarga pada usia 35,” kata Min Jung, yang kini berusia sekitar 30 tahun.

    “Dengan adanya tantangan di tempat kerja, seperti kehilangan pekerjaan setelah cuti melahirkan, seruan untuk menikah dan memiliki bayi terasa tidak meyakinkan.”

    Perempuan ini menambahkan: “Bagi banyak orang, menurunnya angka pernikahan dan kelahiran dipandang sebagai masalah sosial, bukan tanggung jawab pribadi.”

    “Tanpa menyelesaikan masalah ini, hanya mengatakan bahwa orang harus menikah atau punya bayi terasa kurang pas.”

    Suaminya, Tae Hyung, juga mengatakan bahwa pernikahan sepenuhnya merupakan pilihannya sendiri: “Saya menjalani kehidupan yang bahagia, menghabiskan waktu yang menyenangkan bersama istri saya.

    “Tetapi saya menikah karena saya ingin, bukan karena tekanan masyarakat.”

    (haf/haf)

  • Ini Merek Mobil yang Diambil dari Nama Kota

    Ini Merek Mobil yang Diambil dari Nama Kota

    Jakarta

    Tak sedikit produsen mobil yang menggunakan nama produknya dengan nama kota di seluruh dunia. Apa yang mirip dari Alfa Romeo, Chevrolet, Hyundai, Ferrari, Toyota dan Volkswagen? Ya, keenam brand besar itu sudah menggunakan nama kota pada produknya.

    Paling banyak yang menggunakan nama kota adalah Hyundai. Jenis mobil yang menggunakan nama kota adalah model Sport Utility Vehicles, misal Santa Fe, itu merupakan nama kota negara bagian New Mexico di Amerika Serikat.

    Masih berada di payung Hyundai, tepat di bawah level Santa Fe, ada SUV kecil bernama Tucson. Nah, ternyata Tucson juga nama daerah daerah Arizona, Amerika Serikat.

    Jenama asal Korea Selatan itu memang paling banyak menggunakan nama kota di Amerika Serikat. Setelah kedua mobil tersebut, ada lagi truk pikap empat pintu yang punya nomenklatur Hyundai Santa Cruz yang memulai debutnya pada 2021 untuk pasar Amerika Utara.

    Kia Telluride juga menggunakan nama kota “Telluride”, wiayah San Miguel County, Colorado, Amerika Serikat.

    Lanjut ke brand lain, Alfa Romeo terinspirasi dari dua kota tempat membuat mobil, yaitu Milan dan Turin (Torino). Daripada hanya menjuluki model baru mereka sebagai Alfa Milan, mereka memutuskan untuk menggabungkan kedua nama kota tersebut dengan menggunakan huruf kapital, lalu menamainya Alfa Romeo MiTo.

    Chevrolet punya beberapa SUV yang menggunakna nama kota, antara lain Malibu dan Monte Carlo. Pertama-tama Monte Carlo, mobil sedan coupe dua pintu itu terinspirasi dari kota yang terletak di Monaco. Kemudian Malibu, mobil sedan berukuran medium ini terinspirasi dari kota yang berada di California, Amerika Serikat.

    Raksasa otomotif asal Jepang juga ikut bagian lewat produk Tacoma, diketahui mobil double cabin itu sudah diproduksi sejak 1995. Kemudian namanya terinspirasi dari kota Tacoma, sebuah wilayah di Amerika Serikat yang letaknya di bagian barat, tepatnya di negara bagian Washington.

    Kemudian Volkswagen Taos. Ternyata nama mobil “Taos” itu diambil dari sebuah kota di New Meksiko.

    Pada 2020, Ferrari meluncurkan mobil sport Roma. Kota Roma yang indah nan cantik seperti sport car dari Ferrari tersebut.

    Model-model seperti Hyundai Santa Cruz, Kia Telluride, dan Volkswagen Taos memiliki satu kesamaan: nama-nama tersebut diambil dari nama-nama lokasi di Amerika Serikat yang terkait dengan gaya hidup di alam terbuka.

    “Mereka mencoba untuk memunculkan sebuah citra,” kata Michelle Krebs, analis otomotif eksekutif di situs jual-beli mobil Autotrader kepada USA Today.

    . “Ketika Anda mendengar Telluride, Anda akan mendapatkan gambaran tentang pegunungan dan medan yang berada di luar ruangan. Nama-nama itu juga merupakan nama yang tidak asing lagi,” katanya lagi.

    Demikian juga, Chevrolet Malibu dan Chevrolet Colorado juga dinamai dengan nama-nama yang sudah tidak asing lagi di Amerika.

    Ditelaah lebih lanjut, penggunaan nama kota Santa Cruz dinamai sesuai dengan nama sebuah kota berpemandangan indah yang terletak di Pantai Pasifik California. Ada demografi yang ingin disasar oleh Hyundai. Ini bukan truk pekerja keras yang tangguh, ini adalah truk gaya hidup.

    (riar/lua)