Negara: Meksiko

  • ‘Biang Kerok’ di Balik Krisis Populasi China Makin Nyata

    ‘Biang Kerok’ di Balik Krisis Populasi China Makin Nyata

    Jakarta

    Ancaman krisis populasi di China makin nyata, angka kelahiran diperkirakan menurun dari 9,54 juta pada 2024 menjadi 7,3 juta di 2025. Meski China termasuk 17,2 persen dari populasi global, jumlah kelahiran terus menyusut hingga setara dengan Nigeria, hanya menyumbang kurang dari 6 persen di dunia.

    Total fertility rate (TFR) atau angka kesuburan per wanita juga diperkirakan menjadi 0,9 pada 2025, jauh dari angka ideal di 2,1.

    Realitas demografi tersebut mengkhawatirkan, sehingga Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang awal bulan ini mengumumkan rencana kebijakan baru untuk meningkatkan angka kelahiran.

    Jumlah pernikahan anjlok dari 13,47 juta pasangan pada 2013 menjadi 6,11 juta pada 2024, meskipun salah satunya diyakini terjadi karena pembatasan di masa COVID-19. Angka pernikahan secara keseluruhan turun dari 9,9 per 1.000 orang menjadi 4,3 selama periode yang sama, dibandingkan dengan 5,4 di Taiwan dan 6,1 di AS.

    Apa Penyebabnya?

    Faktor-faktor atau penyebab utamanya termasuk populasi usia subur China yang terus menurun, perubahan gaya hidup, efek dari kebijakan satu anak yang akhirnya kini tidak berlaku lagi, serta pengangguran kaum muda yang tinggi.

    Rasio wanita dan pria juga dinilai berperan. Menurut sensus China pada 2020, 61 persen bayi lahir dari wanita berusia 20 hingga 30 tahun. Namun, jumlah wanita dalam kelompok ini turun dari 111 juta pada 2012 menjadi 73 juta pada 2024, dan diperkirakan akan terus menurun hingga 37 juta pada 2050. Bahkan jika tingkat kesuburan meningkat sedikit, kelahiran akan terus menurun dengan cepat.

    Sementara rasio jenis kelamin biologis yang umum saat lahir adalah antara 102 dan 106 laki-laki per 100 perempuan, sensus China pada 2000 menunjukkan rasio jenis kelamin (pada anak usia 0 hingga 4 tahun) sebesar 120 secara nasional, 133 di Provinsi Jiangxi, dan 197 di Kota Wuxue, Provinsi Hubei.

    Lebih Pilih Karier-Harapan Tinggi Calon Menantu

    Namun, terlepas dari asimetri yang mendalam ini, masih banyak perempuan yang tersisa, karena banyak orang tua dengan anak perempuan memprioritaskan pendidikan dan kemandirian ekonominya ketimbang pernikahan, dan menaruh harapan tinggi pada calon menantu laki-laki.

    Proporsi perempuan yang belum menikah berusia 25 hingga 29 tahun di China melonjak dari 9 persen pada 2000 menjadi 33 persen pada 2020 dan 43 persen pada 2023, tren ini terus meningkat.

    Ketika China menerapkan kebijakan satu anak pada tahun 1980, kebijakan tersebut tidak hanya meningkatkan hambatan untuk menikah tetapi juga mempermudah perceraian, yang semakin memperburuk krisis populasi. Angka perceraian melonjak dari 0,3 per 1.000 orang pada 1980 menjadi 3,4 pada 2019.

    Masa reproduksi pria dan wanita Tiongkok sangat singkat. Seorang wanita biasanya memiliki 12 persen sel telur yang tersisa pada usia 30 tahun, dan hanya 3 persen pada usia 40 tahun.

    Risiko keguguran meningkat dari 10 persen untuk wanita di bawah usia 30 tahun menjadi 20 persen pada usia 35 tahun, antara 33 persen dan 40 persen pada usia 40 tahun, dan 57 persen serta 80 persen pada usia 45 tahun. Peluang untuk mengandung anak dengan down syndrome meningkat seiring bertambahnya usia ibu, meningkat dari satu 2.000 pada usia 20 tahun menjadi satu dari 350 pada usia 35 tahun, dan hingga satu dari 30 pada usia 45 tahun.

    Seiring dengan penundaan usia pernikahan, minat untuk membesarkan anak juga menurun.

    Itulah sebabnya sekitar dua pertiga bayi di seluruh dunia lahir dari wanita berusia 30 tahun ke bawah. Pada 2021, usia rata-rata ibu saat melahirkan anak pertama adalah 27 tahun di Amerika Serikat, 27 tahun di Meksiko, dan hanya 21 tahun di India.

    Sebagai perbandingan, usia rata-rata saat melahirkan pertama bagi perempuan China telah meningkat dari 25 tahun pada tahun 2000 menjadi 28 tahun pada 2020, dengan peningkatan yang semakin cepat dalam beberapa tahun terakhir. Di Shanghai, angka tersebut meningkat dari 30 tahun pada 2019 menjadi 32 tahun pada 2024.

    Lebih buruk lagi, tingkat infertilitas secara keseluruhan di China juga meningkat dari antara 1 persen dan 2 persen pada 1970-an menjadi 18 persen pada 2020. Semakin banyak orang menjadi tidak subur setelah menikah atau setelah memiliki anak pertama mereka.

    Saksikan Live DetikPagi:

    (naf/kna)

  • Daftar Tarif Timbal Balik Baru Trump untuk Puluhan Negara, Indonesia Jumbo

    Daftar Tarif Timbal Balik Baru Trump untuk Puluhan Negara, Indonesia Jumbo

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif timbal balik yang lebih tinggi bagi puluhan negara dalam konferensi pers pada 2 April 2025. Kebijakan ini menetapkan bahwa semua negara akan dikenakan tarif setidaknya 10% ke depannya, sementara negara-negara yang dianggap memiliki hambatan tinggi terhadap barang-barang AS akan menghadapi tarif lebih besar.

    Dikutip dari Bloomberg, Kamis (3/4/2025), pungutan baru ini bersifat tambahan terhadap tarif yang telah berlaku sebelumnya, termasuk pajak 20% terhadap barang-barang Tiongkok yang terkait dengan fentanil. Selain itu, pengecualian untuk barang-barang jangka pendek juga telah dicabut.

    Namun, terdapat beberapa pengecualian dalam kebijakan ini. Kanada dan Meksiko tetap dikenakan tarif yang telah diumumkan sebelumnya. Sementara itu, produk dari sektor utama seperti baja, aluminium, mobil, tembaga, farmasi, semikonduktor, dan kayu tidak termasuk dalam tarif baru ini.

    Barang-barang dari sektor tersebut akan dikenakan tarif sesuai ketentuan yang telah atau akan segera ditetapkan oleh presiden.

    “Ini adalah deklarasi kemerdekaan kita,” kata Trump di Rose Garden, Gedung Putih dilansir dari Reuters.

    Daftar Tarif Impor Amerika per Negara dari Presiden AS Donald Trump, April 2025 

    Country
    Country’s Tariff*
    US Reciprocal Tariffs

    Afghanistan
    49%
    10%

    Albania
    10%
    10%

    Algeria
    59%
    30%

    Andorra
    10%
    10%

    Angola
    63%
    32%

    Anguilla
    10%
    10%

    Antigua and Barbuda
    10%
    10%

    Argentina
    10%
    10%

    Armenia
    10%
    10%

    Aruba
    10%
    10%

    Australia
    10%
    10%

    Azerbaijan
    10%
    10%

    Bahamas
    10%
    10%

    Bahrain
    10%
    10%

    Bangladesh
    74%
    37%

    Barbados
    10%
    10%

    Belize
    10%
    10%

    Benin
    10%
    10%

    Bermuda
    10%
    10%

    Bhutan
    10%
    10%

    Bolivia
    20%
    10%

    Bosnia and Herzegovina
    70%
    35%

    Botswana
    74%
    37%

    Brazil
    10%
    10%

    British Indian Ocean Territory
    10%
    10%

    British Virgin Islands
    10%
    10%

    Brunei
    47%
    24%

    Burma
    88%
    44%

    Burundi
    10%
    10%

    Cabo Verde
    10%
    10%

    Cambodia
    97%
    49%

    Cameroon
    22%
    11%

    Cayman Islands
    10%
    10%

    Central African Republic
    10%
    10%

    Chad
    26%
    13%

    Chile
    10%
    10%

    China
    67%
    34%

    Christmas Island
    10%
    10%

    Cocos (Keeling) Islands
    10%
    10%

    Colombia
    10%
    10%

    Comoros
    10%
    10%

    Congo (Brazzaville)
    10%
    10%

    Congo (Kinshasa)
    22%
    11%

    Cook Islands
    10%
    10%

    Costa Rica
    17%
    10%

    Cote d’Ivoire
    41%
    21%

    Curacao
    10%
    10%

    Djibouti
    10%
    10%

    Dominica
    10%
    10%

    Dominican Republic
    10%
    10%

    Ecuador
    12%
    10%

    Egypt
    10%
    10%

    El Salvador
    10%
    10%

    Equatorial Guinea
    25%
    13%

    Eritrea
    10%
    10%

    Eswatini
    10%
    10%

    Ethiopia
    10%
    10%

    EU
    39%
    20%

    Falkland Islands (Islas Malvinas)
    82%
    41%

    Fiji
    63%
    32%

    French Guiana
    10%
    10%

    French Polynesia
    10%
    10%

    Gabon
    10%
    10%

    Gambia
    10%
    10%

    Georgia
    10%
    10%

    Ghana
    17%
    10%

    Gibraltar
    10%
    10%

    Grenada
    10%
    10%

    Guadeloupe
    10%
    10%

    Guatemala
    10%
    10%

    Guinea
    10%
    10%

    Guinea-Bissau
    10%
    10%

    Guyana
    76%
    38%

    Haiti
    10%
    10%

    Heard and McDonald Islands
    10%
    10%

    Honduras
    10%
    10%

    Iceland
    10%
    10%

    India
    52%
    26%

    Indonesia
    64%
    32%

    Iran
    10%
    10%

    Iraq
    78%
    39%

    Israel
    33%
    17%

    Jamaica
    10%
    10%

    Japan
    46%
    24%

    Jordan
    40%
    20%

    Kazakhstan
    54%
    27%

    Kenya
    10%
    10%

    Kiribati
    10%
    10%

    Kosovo
    10%
    10%

    Kuwait
    10%
    10%

    Kyrgyzstan
    10%
    10%

    Laos
    95%
    48%

    Lebanon
    10%
    10%

    Lesotho
    99%
    50%

    Liberia
    10%
    10%

    Libya
    61%
    31%

    Liechtenstein
    73%
    37%

    Madagascar
    93%
    47%

    Malawi
    34%
    17%

    Malaysia
    47%
    24%

    Maldives
    10%
    10%

    Mali
    10%
    10%

    Marshall Islands
    10%
    10%

    Martinique
    10%
    10%

    Mauritania
    10%
    10%

    Mauritius
    80%
    40%

    Mayotte
    10%
    10%

    Micronesia
    10%
    10%

    Moldova
    61%
    31%

    Monaco
    10%
    10%

    Mongolia
    10%
    10%

    Montenegro
    10%
    10%

    Montserrat
    10%
    10%

    Morocco
    10%
    10%

    Mozambique
    31%
    16%

    Namibia
    42%
    21%

    Nauru
    59%
    30%

    Nepal
    10%
    10%

    New Zealand
    20%
    10%

    Nicaragua
    36%
    18%

    Niger
    10%
    10%

    Nigeria
    27%
    14%

    Norfolk Island
    58%
    29%

    North Macedonia
    65%
    33%

    Norway
    30%
    15%

    Oman
    10%
    10%

    Pakistan
    58%
    29%

    Panama
    10%
    10%

    Papua New Guinea
    15%
    10%

    Paraguay
    10%
    10%

    Peru
    10%
    10%

    Philippines
    34%
    17%

    Qatar
    10%
    10%

    Reunion
    73%
    37%

    Rwanda
    10%
    10%

    Saint Elena
    15%
    10%

    Saint Kitts and Nevis
    10%
    10%

    Saint Lucia
    10%
    10%

    Saint Pierre and Miquelon
    99%
    50%

    Saint Vincent and the Grenadines
    10%
    10%

    Samoa
    10%
    10%

    San Marino
    10%
    10%

    São Tomé and Príncipe
    10%
    10%

    Saudi Arabia
    10%
    10%

    Senegal
    10%
    10%

    Serbia
    74%
    37%

    Sierra Leone
    10%
    10%

    Singapore
    10%
    10%

    Sint Maarten
    10%
    10%

    Solomon Islands
    10%
    10%

    South Africa
    60%
    30%

    South Sudan
    10%
    10%

    Sri Lanka
    88%
    44%

    Sudan
    10%
    10%

    Suriname
    10%
    10%

    Svalbard and Jan Mayen
    10%
    10%

    Syria
    81%
    41%

    Taiwan
    64%
    32%

    Tajikistan
    10%
    10%

    Tanzania
    10%
    10%

    Thailand
    72%
    36%

    Timor-Leste
    10%
    10%

    Togo
    10%
    10%

    Tokelau
    10%
    10%

    Tonga
    10%
    10%

    Trinidad and Tobago
    12%
    10%

    Tunisia
    55%
    28%

    Turkey
    10%
    10%

    Turkmenistan
    10%
    10%

    Turks and Caicos Islands
    10%
    10%

    Tuvalu
    10%
    10%

    Uganda
    20%
    10%

    Ukraine
    10%
    10%

    United Arab Emirates
    10%
    10%

    United Kingdom
    10%
    10%

    Uruguay
    10%
    10%

    Uzbekistan
    10%
    10%

    Vanuatu
    44%
    22%

    Venezuela
    29%
    15%

    Vietnam
    90%
    46%

    Yemen
    10%
    10%

    Zambia
    33%
    17%

    Zimbabwe
    35%
    18%

    NOTE: * Including currency manipulation and trade barriers, according to White House. 

    SOURCE: White House

  • PM Kanada-Presiden Meksiko Bahas Strategi Hadapi Tarif Impor Trump

    PM Kanada-Presiden Meksiko Bahas Strategi Hadapi Tarif Impor Trump

    JAKARTA –  Perdana Menteri Kanada Mark Carney berbicara melalui sambungan telepon dengan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum, membahas strategi untuk merespons ancaman tarif dari Amerika Serikat.

    Carney dan Sheinbaum menegaskan pentingnya mempertahankan daya saing di kawasan dengan tetap menghormati kedaulatan masing-masing negara.

    “Perdana Menteri Carney juga menyoroti rencananya melawan aksi dagang yang tak bisa dibenarkan terhadap Kanada, melindungi bisnis para pekerja Kanada, dan membina ekonomi Kanada, termasuk dengan meningkatkan perdagangan antara Kanada dan Meksiko,” menurut pernyataan kantor PM Kanada dilansir ANTARA dari Sputnik, Selasa, 2 April.

    Dalam percakapan tersebut, Carney dan Sheinbaum menyebut perlunya penguatan perdagangan dan investasi antara kedua negara.

    “Kedua pemimpin sepakat supaya para menteri dan pejabat senior terus bekerja bersama untuk memajukan prioritas bersama,” sambung pernyataan itu dengan menekankan Carney dan Sheinbaum setuju mempertahankan komunikasi yang lekat.

    Pemerintahan Presiden AS Donald Trump dilaporkan akan mengumumkan serangkaian tarif baru pada Rabu ini, yang menurut Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt akan berlaku serta merta.

    The Washington Post juga melaporkan pemerintahan Trump telah menyiapkan proposal untuk mengenakan tarif hingga 20 persen terhadap sebagian besar produk asing yang diimpor ke AS.

     

  • Donald Trump Sebut Indonesia Penghambat Perdagangan AS, Prabowo Biang Keroknya?

    Donald Trump Sebut Indonesia Penghambat Perdagangan AS, Prabowo Biang Keroknya?

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden AS Donald Trump mengungkap Indonesia sebagai salah satu penghambat perdagangan Amerika Serikat. Tak sendirian, ada banyak negara lain yang disebut dengan sebutan serupa.

    Diketahui, Trump menyampaikan hal itu melalui Perwakilan Dagang Amerika Serikat (UTSR). Lembaga itu merilis Laporan Estimasi Perdagangan Nasional Tahunan yang di dalamnya tercantum rata-rata tarif yang diterapkan negara yang bersangkutan sehingga menghambat aktivitas Negeri Paman Sam.

    “Tidak ada Presiden Amerika dalam sejarah modern selain Trump yang menyadari betapa luas dan merugikannya hambatan perdagangan luar negeri terhadap AS. Di bawah kepemimpinan Trump, pemerintahan ini bekerja keras untuk mengatasi praktik tidak adil ini, membantu memulihkan keadilan dan mengutamakan pebisnis AS yang bekerja keras di pasar global,” ujar Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, dilansir dari laman Reuters.

    Indonesia penghambat perdagangan AS, gegara Prabowo?

    Alasan Indonesia, termasuk 57 negara lain, dianggap menghambat perdagangan AS adalah peraturan terkait keamanan pangan dan syarat energi terbarukan. Kebijakan lainnya adalah penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diterapkan di sejumlah negara seperti Meksiko, Argentina, dan Uni Emirat Arab.

    Khusus Indonesia yang kini dipimpin Presiden Prabowo, kebijakan yang membuat AS melabelinya sebagai negara penghambat perdagangan adalah kebijakan impor dan pajak. Selain itu, lisensi impor, produk pertanian, bea cukai, dan akses pasar industri farmasi dinilai menjadi biang keladinya.

    Ada potensi birokrasi yang berbelit terkait peraturan impor barang halal yang diterapkan Indonesia. Hal itu akan semakin menghambat aktivitas perdagangan yang dilakukan Donald Trump.

    “Amerika Serikat khawatir peraturan akreditasi itu menciptakan permintaan dokumen yang berulang-ulang, persyaratan yang semakin memberatkan bagi auditor untuk memenuhi syarat,” demikian menurut dokumen yang dirilis Perwakilan Dagang Amerika Serikat tersebut.

    Presiden Prabowo, Presiden RI. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/sgd/YU

    Daftar negara penghambat perdagangan AS Algeria Angola Argentina Australia Bangladesh Bolivia Brazil Brunei Darussalam Kamboja Kanada Chile China Kolombia Kosta Rika Pantai Gading Republik Dominika Ekuador Mesir El Salvador Ethiopia Ghana Guatemala Honduras Hong Kong India Indonesia Israel Jepang Yordania Kenya Korea Selatan Laos Malaysia Meksiko Selandia Baru Nikaragua Nigeria Norwegia Pakistan Panama Paraguay Peru Filipina Rusia Singapura Afrika Selatan Swiss Taiwan Thailand Tunisia Turki Ukraina Inggris Uruguay Vietnam Liga Arab Uni Eropa Gulf Cooperation Council

    Demikian penjelasan Indonesia pimpinan Prabowo dilabeli negara penghambat perdagangan AS. Sejumlah kebijakan disebut sebagai alasan Donald Trump mengeluarkan kebijakan tersebut.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Donald Trump Rilis Daftar 58 Negara yang Dianggap Penghambat Perdagangan AS, Indonesia Masuk – Halaman all

    Donald Trump Rilis Daftar 58 Negara yang Dianggap Penghambat Perdagangan AS, Indonesia Masuk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, merilis daftar negara dengan kebijakan yang dianggap menghambat aktivitas perdagangan Negeri Paman Sam tersebut.

    Melalui Perwakilan Dagang AS (USTR), ada 58 negara yang dinilai menghambat perdagangan AS, termasuk tiga organisasi antarnegara ataupun regional.

    Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, menuturkan seluruh negara yang masuk daftar tersebut memiliki kebijakan tarif yang menghambat AS dalam melakukan perdagangan.

    Adapun daftar negara tersebut tertuang dalam dokumen bertajuk 2025 National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers setebal 370 halaman.

    Greer mengatakan Trump menjadi Presiden AS satu-satunya yang menyadari, banyak negara yang menjadi penghambat AS dalam melakukan perdagangan.

    “Tidak ada Presiden AS dalam sejarah modern selain Trump yang menyadari betapa luas dan merugikannya hambatan perdagangan luar negeri terhadap AS,” katanya, dikutip dari Reuters, Rabu (2/4/2025).

    Dia juga mengatakan, Trump tengah berupaya untuk membantu pebisnis global dari AS atas kebijakan negara yang masuk dalam daftar tersebut lantaran dianggap sebagai praktik yang tidak adil.

    “Di bawah kepemimpinan Trump, pemerintahan ini bekerja keras untuk mengatasi praktik tidak adil ini, membantu memulihkan keadilan dan mengutamakan pebisnis AS yang bekerja di pasar global,” jelasnya.

    Secara teknis, negara yang masuk dalam daftar tersebut dianggap menghambat perdagangan AS lewat berbagai kebijakan seperti aturan tarif hingga aturan lainnya.

    Adapun sejumlah negara ASEAN masuk dalam daftar tersebut seperti Singapura, Malaysia, hingga Filipina. Bahkan, Indonesia turut masuk dalam daftar negara yang dianggap menghambat aktivitas perdagangan AS.

    Tak sampai di situ, sekutu AS, yaitu Israel dan Ukraina pun turut masuk dalam daftar tersebut.

    Sementara, tiga organisasi antarnegara maupun regional yang masuk daftar adalah Liga Arab, Gulf Cooperation Council, dan Uni Eropa.

    Selengkapnya berikut daftar negara dan organisasi antarnegara yang dianggap memiliki kebijakan yang menghambat perdagangan AS:

    Aljazair
    Angola
    Argentina
    Australia
    Bangladesh
    Bolivia
    Brazil
    Brunei Darussalam
    Kamboja
    Kanada
    Chile
    China
    Kolombia
    Kosta Rika
    Pantai Gafding
    Republik Dominika
    Ekuador
    Mesir
    El Savador
    Ethiopia
    Ghana
    Guatemala
    Honduras
    Hong Kong
    India
    Indonesia
    Israel
    Jepang
    Yordania
    Kenya
    Korea Selatan
    Laos
    Malaysia
    Meksiko
    Selandia Baru
    Nikaragua
    Nigeria
    Norwegia
    Pakistan
    Panama
    Paraguay
    Peru
    Filipina
    Rusia
    Singapura
    Afrika Selatan
    Swiss
    Taiwan
    Thailand
    Tunisia
    Turki
    Ukraina
    Inggris
    Uruguay
    Vietnam
    Liga Arab
    Uni Eropa
    Gulf Cooperation Council

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

  • China Persiapkan Serangan Balik untuk Lawan ‘Liberation Day’ Trump

    China Persiapkan Serangan Balik untuk Lawan ‘Liberation Day’ Trump

    Beijing

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bakal meluncurkan kebijakan Hari Pembebasan atau ‘Liberation Day’ yang diprediksi mengatur tarif impor untuk barang dari berbagai negara. China, yang sudah terkena kebijakan tarif tahap pertama Trump, bersiap melakukan serangan balik.

    Dilansir CNN, Rabu (2/4/2025), Trump memandang tarif sebagai cara untuk mencapai empat tujuan utama, yakni mengekang aliran fentanil dan migrasi ilegal ke AS, menyamakan kedudukan dengan mitra dagang, meningkatkan pendapatan pemerintah, dan meningkatkan manufaktur dalam negeri.

    Dia mengaitkan fentanil dan masalah terkait perbatasan dengan tarif 20% yang telah dikenakannya pada impor asal China dan ancaman tarif 25% untuk Kanada serta Meksiko.

    Menurut pandangan Trump, AS sedang ‘diperas’ oleh negara-negara dengan tarif yang lebih tinggi pada produk buatan AS atau negara-negara yang mengalami defisit perdagangan dengan AS. Tarif ini diprediksi dapat menghantam negara-negara berkembang dengan sangat keras, terutama India, Brasil, Vietnam, dan negara-negara Asia Tenggara dan Afrika lainnya.

    Analisis Morgan Stanley menunjukkan negara-negara tersebut memiliki beberapa tarif terbesar kepada barang-barang AS. Ekonom bank investasi tersebut mencatat Brasil, Indonesia, India, Thailand, dan Vietnam memiliki proporsi produk tertinggi dengan perbedaan tarif lebih dari 5% dibandingkan dengan tarif yang dikenakan AS pada barang-barang negara mereka.

    China pun merespons rencana pengumuman kebijakan tarif baru dari Trump. Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengatakan Beijing akan melakukan serangan balik jika AS terus melakukan apa yang dianggapnya sebagai ‘pemerasan’.

    “‘America First’ seharusnya bukan intimidasi Amerika, dan tidak seharusnya membangun kepentingannya sendiri atas dasar merugikan hak dan kepentingan sah negara lain,” kata Wang Yi dalam wawancara dengan media Russia, RT, seperti dilansir CNN.

    “Jika Amerika Serikat terus memberikan tekanan atau bahkan terlibat dalam berbagai bentuk pemerasan, China akan dengan tegas melakukan serangan balik,” ujarnya.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • PM Kanada Telepon Presiden Meksiko, Bersiap Lawan Perang Dagang Trump

    PM Kanada Telepon Presiden Meksiko, Bersiap Lawan Perang Dagang Trump

    Ottawa

    Perdana Menteri Kanada Mark Carney menelepon Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum. Keduanya membahas persiapan menghadapi kebijakan perdagangan utama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Dilansir Anadolu Agency, Rabu (2/4/2025), Carney dan Sheinbaum membahas pentingnya membangun hubungan perdagangan dan investasi yang kuat antara Kanada dan Meksiko.

    “Dengan masa-masa sulit di depan, Perdana Menteri Carney dan Presiden Sheinbaum menekankan pentingnya menjaga daya saing Amerika Utara sambil menghormati kedaulatan masing-masing negara,” demikian keterangan dari kantor PM Kanada.

    Carney berjanji melawan tindakan perdagangan yang tidak dapat dibenarkan terhadap Kanada, melindungi pekerja dan bisnis Kanada, dan membangun ekonomi Kanada. Salah satunya dengan peningkatan perdagangan antara Kanada dan Meksiko.

    Kedua pemimpin itu sepakat para menteri dan pejabat senior Meksiko serta Kanada akan terus bekerja untuk memajukan prioritas bersama. Kedua negara juga sepakat akan tetap berhubungan erat di tengah ancaman perang dagang dari Trump.

    Claudia Sheinbaum (Foto: AP Photo/Fernando Llano)

    Trump diperkirakan akan mengumumkan tarif timbal balik baru, sebuah langkah yang dapat secara signifikan mempengaruhi dinamika perdagangan di Amerika Utara. Trump mengklaim tarif itu akan memperkuat manufaktur AS, melindungi lapangan kerja, dan mengurangi kesenjangan perdagangan.

    Namun, kebijakan itu juga memicu kemungkinan resesi. Trump telah bersikeras tarif itu perlu.

    Sebelumnya, Trump mengumumkan tarif baru yang luar biasa terhadap Meksiko, Kanada, dan China. Dilansir CNN, Minggu (2/2), Trump menandatangani kebijakan ekonomi yang telah lama dijanjikannya di klub Mar-a-Lago miliknya. Pemerintahan Trump mengatakan tarif tersebut ditujukan untuk mengekang aliran obat-obatan terlarang dan imigran gelap ke AS.

    Tetapi, tarif tersebut diprediksi membuat kenaikan harga bagi konsumen AS untuk berbagai barang mulai dari alpukat, sepatu kets hingga mobil. Trump mengumumkan keadaan darurat ekonomi nasional dengan menggunakan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional yang dikenal sebagai ‘IEEPA’. UU itu memberi wewenang kepada Presiden AS untuk mengelola impor secara sepihak selama keadaan darurat nasional.

    “Hari ini, saya telah menerapkan Tarif sebesar 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada (10% untuk Energi Kanada), dan tarif tambahan sebesar 10% untuk China,” kata Trump dalam pesan yang diunggah di Truth Social.

    Tarif itu awalnya direncanakan berlaku pada Selasa (4/2). Namun, Trump memutuskan menunda tarif untuk Kanada dan Meksiko sebagai imbalan atas penegakan hukum perbatasan di dua negara tetanggannya itu selama 30 hari.

    Kini, Trump akan mengumumkan pengenaan tarif baru untuk impor dari berbagai negara. Gedung Putih menyebut pengumuman itu sebagai Hari Pembebasan atau Liberation Day. Pengenaan tarif itu diklaim untuk mengakhiri apa yang dianggap Trump sebagai perdagangan yang tidak adil antara AS dengan negara lain.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dijegal Trump, Para Ilmuwan Curhat Ingin Kabur dari Amerika

    Dijegal Trump, Para Ilmuwan Curhat Ingin Kabur dari Amerika

    Washington

    Pemerintahan Donald Trump terus memangkas pendanaan ilmiah dan mengurangi peran penelitian di Amerika Serikat. Akibatnya, para ilmuwan mulai mencari peluang yang lebih baik di luar Negeri Paman Sam itu.

    Menurut jajak pendapat yang digelar majalah sains Nature yang melibatkan lebih dari 1.200 ilmuwan, 75% di antaranya mengatakan bahwa mereka kini mempertimbangkan untuk meninggalkan Amerika Serikat. Eropa dan Kanada muncul sebagai pilihan utama untuk relokasi.

    Dan jika itu belum cukup menjadi tanda erosi intelektual di AS, 79% peneliti pascasarjana dan 255 dari 340 mahasiswa PhD mengatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk meninggalkan negara itu.

    “Di mana pun yang mendukung sains,” tulis salah satu responden tentang ke mana mereka akan pergi jika meninggalkan AS, seperti dikutip detikINET dari Futurism.

    “Ini rumah saya, saya sangat mencintai negara saya,” tulis mahasiswa pascasarjana lain di universitas ternama AS. “Tapi banyak mentor saya yang menyuruh saya untuk keluar, sekarang juga.”

    Ini adalah kenyataan menyedihkan bagi peneliti, di mana mereka makin tak melihat masa depan dengan Trump sebagai pemimpin. Ahli memperingatkan reputasi AS sebagai tempat terdepan melakukan penelitian ilmiah terpukul di bawah pemerintahan Trump, yang dapat menimbulkan konsekuensi ekonomi jangka panjang.

    Sementara ribuan ilmuwan telah dipekerjakan kembali setelah pemecatan massal di lembaga pemerintah federal, kekhawatiran atas PHK di masa mendatang masih meluas. Departemen Efisiensi Pemerintah yang dipimpin Elon Musk masih menghancurkan satu demi satu lembaga, termasuk di bidang sains.

    Pemotongan besar-besaran pada hibah dan tunjangan khususnya, membuat ilmuwan di AS terpuruk. Studi dan uji klinis terhenti dan banyak proyek ilmiah dibatalkan. “Melihat semua pekerjaan dihentikan sungguh menyedihkan. Saya mencari peluang di Eropa, Australia, dan Meksiko dengan sangat tekun,” sebut seorang sumber.

    “Jika saya ingin bekerja di bidang itu, saya harus mencari tempat lain yang memprioritaskannya,” katanya.

    Sementara itu, lembaga di luar AS tampak antusias menyambut. “Dari apa yang saya dengar dari tempat-tempat yang kami ajak bicara, dan orang-orang lain yang ingin mengambil pekerjaan internasional, banyak universitas di negara-negara itu melihat ini sebagai peluang sekali dalam satu generasi,” sebut peneliti lain, yang telah menghubungi universitas di Kanada.

    Pukulan terhadap universitas-universitas AS dapat mengancam daya saing negara itu, terutama dalam bidang-bidang yang diminati banyak orang seperti AI. “Universitas adalah mesin inovasi yang sangat penting,” kata profesor Universitas New York Sabrina Howell ke New York Times.

    (fyk/ask)

  • Tarif Donald Trump Tebar Ketakutan, Harga Minyak Anjlok – Page 3

    Tarif Donald Trump Tebar Ketakutan, Harga Minyak Anjlok – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak dunia turun pada perdagangan hari Selasa karena para pelaku pasar bersiap menghadapi tarif timbal balik yang akan diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Rabu waktu setempat. Aturan yang akan dijalankan oleh Trump ini akan memicu perang dagang global yang lebih besar dan kemudian berdampak kepada harga minyak dunia.

    Namun, ancaman Donald Trump untuk mengenakan tarif sekunder pada minyak Rusia dan menyerang Iran memicu kekhawatiran pasokan, sehingga membatasi kerugian.

    Dikutip dari CNBC, Rabu (2/4/2025), harga minyak berjangka Brent turun 39 sen atau 0,5% menjadi USD 74,38 per barel. Harga tertinggi sesi tersebut berada di atas USD 75 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 38 sen atau 0,5% menjadi USD 71,10 per barel.

    Pada perdagangan hari Senin, kontrak-kontrak minyak Brent dan WTI AS berakhir pada level tertinggi dalam lima minggu.

    Gedung Putih tidak memberikan perincian tentang ukuran dan cakupan tarif yang dikonfirmasi akan diberlakukan Presiden Trump pada hari Rabu.

    “Pasar mulai sedikit gelisah dengan waktu kurang dari 24 jam lagi,” kata Direktur Energi Berjangka Mizuho Bob Yawger.

    “Kita mungkin kehilangan beberapa pasokan Meksiko, Venezuela, dan Kanada, tetapi pasti ada kemungkinan bahwa penurunan permintaan dapat melampaui barel-barel tersebut,” tambahnya.

    Sebuah jajak pendapat yang dijalankan oleh salah satu media internasional terhadap 49 ekonom dan analis pada bulan Maret memproyeksikan bahwa harga minyak akan tetap tertekan tahun ini akibat tarif AS dan perlambatan ekonomi di India dan Tiongkok.

    Sentimen ini masih diperparah dengan OPEC+ yang akan meningkatkan pasokan.

     

  • Ancaman di Balik Maraton Rekor Harga Emas

    Ancaman di Balik Maraton Rekor Harga Emas

    Jakarta

    Harga emas mencapai titik tertingginya sepanjang masa pada Selasa (1/4) kemarin. Nilai komoditas logam mulia ini diperkirakan akan terus meningkat saat pasar menunggu rincian tarif timbal balik Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang akan segera diumumkan tengah pekan ini.

    Mengutip Reuters, Selasa (1/4/25), harga emas batangan telah mencapai rekor tertinggi untuk sesi keempat berturut-turut, menyentuh US$ 3.139,78 per ons. Sementara di dalam negeri, harga emas keluaran Logam Mulia Antam 24 Karat hari ini naik Rp 20.000 dan kembali memecahkan rekor termahal sepanjang sejarah ke level Rp 1.826.000 per gram.

    “Di samping penghindaran risiko umum, investor meningkatkan alokasi ke emas karena kebijakan perdagangan pemerintahan Trump mengancam status cadangan khusus dolar,” kata Kyle Rodda, analis pasar keuangan senior di Capital.com.

    Di sisi lain pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa dengan adanya kebijakan-kebijakan dari Trump yang membuat Dolar AS menguat, maka berdampak pada harga emas yang terus melambung tinggi.

    “Kemarin saya prediksi di Maret itu tembus di level US$ 3.100 (per troy ons) antara Jumat dan Senin tanggal 31 Maret. Rupanya, tembus di level US$ 3.200 (per troy ons). Lebih tinggi dari prediksi saya. Karena prediksi saya di semester pertama 2025 itu di angka US$ 3.150 (per troy) ons,” kata Ibrahim kepada detikcom, Selasa (1/4/2025).

    Lebih lanjut ia bilang, meroketnya harga emas juga dipicu adanya perang dagang. Sebagai contoh, kebijakan perang dagang yang akan berlaku per 2 April 2025 terhadap negara-negara yang surplus neraca perdagangannya.

    “Neraca perdagangan bukan saja nanti berarti Tiongkok, Eropa, Kanada dan Meksiko. Bisa saja Indonesia masuk, karena sampai saat ini Indonesia pun juga masih surplus neraca perdagangannya dengan Amerika,” katanya melanjutkan.

    Hal kedua, terbangnya harga emas juga dipicu kondisi geopolitik di Timur Tengah. Saat hari pertama Idulfitri, masyarakat yang ada di Jalur Gaza mengalami insiden pengeboman di wilayah tersebut.

    “Kemudian, yang menarik yang terakhir adalah Trump mengancam akan mengebom Iran, kalau tidak ada kerja sama untuk masalah reaktor nuklirnya. Artinya, sudah jelas bahwa pemerintahan Trump itu diktator,” ia mengelaborasi.

    “Ini yang membuat harga emas kemungkinan besar akan mencetak rekor baru. Kemungkinan besar, angka US$ 3.150 (per troy ons) di bulan April ini kemungkinan tercapai. Kalau tidak di minggu ini, ya di minggu depan. Semua ekspektasi gagal total semua. Melebihi ekspektasi, karena gonjang-ganjing perang dagang ini cukup luar biasa,” tutupnya.

    (igo/eds)