Negara: Meksiko

  • Kapal Angkut 3.000 Mobil dari China Terbakar, Asap Muncul dari Dek Mobil Listrik

    Kapal Angkut 3.000 Mobil dari China Terbakar, Asap Muncul dari Dek Mobil Listrik

    Jakarta

    Kapal kargo yang mengangkut 3.000 mobil dari China kebakaran di Samudera Pasifik. Asap muncul pertama diduga dari dek yang memuat mobil listrik.

    Sebuah kapal kargo pengangkut mobil yang tengah berlayar dari China terbakar di lepas pantai Alaska. Kapal kargo bernama Morning Midas itu tengah mengangkut 3.000 mobil, 800 di antaranya merupakan mobil listrik, demikian dikabarkan perusahaan pengelola kapal, Zodiac Maritime.

    Menurut Zodiac yang berkantor pusat di London, 22 awak kapal berhasil dievakuasi dengan selamat setelah gagal memadamkan api, demikian dilansir CNEVPost mengutip pemberitaan Reuters.

    Kapal berbendera Liberia ini berangkat dari pelabuhan Yantai di China pada 26 Mei dalam perjalanan menuju Lazaro Cardenas, Meksiko. Zodiac menjelaskan, asap awalnya terlihat mengepul dari sebuah dek yang dipenuhi oleh mobil listrik. Belum diketahui dengan pasti ada merek mobil apa saja yang diangkut di dalam kapal kargo tersebut.

    Permintaan baterai lithium-ion, termasuk yang digunakan pada mobil listrik menimbulkan risiko baru bagi industri perkapalan global, mengingat nilai kendaraan pada kapal pengangkut mobil sangat besar. Lebih lagi, kebakaran yang disebabkan oleh kendaraan listrik biasanya sulit untuk dipadamkan. Bahkan disebut-sebut membutuhkan 8.000 galon air hanya untuk mendinginkan baterai lithium-ion, demikian tertulis dalam laporan yang dirilis raksasa asuransi Allianz.

    Dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan berkembang pesatnya industri mobil listrik di China, beberapa produsen mobil domestik telah membangun armada pengangkut mobil mereka sendiri.

    Salah satu contohnya, SAIC motor memiliki armada pengangkut mobil terbesar di antara produsen China dengan armada Anji Logistics yang sudah memiliki puluhan kapal. BYD juga tengah meningkatkan kapasitas transportasi maritimnya. Saat ini produsen yang bermarkas di Shenzhen itu sudah punya tujuh kapal pengangkut mobil.

    (dry/rgr)

  • Adaptasi di Tengah Perang Tarif

    Adaptasi di Tengah Perang Tarif

    Jakarta

    Kebijakan Amerika Serikat (AS) yang secara signifikan menaikkan tarif impor baja dan aluminium menjadi 50% efektif per 5 Juni 2025 merupakan langkah proteksionisme yang patut dicermati. Meskipun tidak secara langsung menargetkan Indonesia, kebijakan tersebut diperkirakan berdampak tidak langsung ke industri baja dan aluminium nasional

    Maka dari itu, dibutuhkan analisis mendalam dan respons strategis yang adaptif terhadap kebijakan baru dari negeri Paman Sam tersebut.

    Pasar Global Terdistorsi

    Peningkatan tarif AS ini akan menciptakan distorsi pasar global yang signifikan. Dengan hambatan 50% di pasar AS, eksportir baja dan aluminium dari negara-negara produsen utama, khususnya China, akan terpaksa mencari pasar alternatif.

    Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menjadi sasaran logis untuk pengalihan ekspor ini. Potensi banjir impor baja dan aluminium berharga murah di pasar domestik Indonesia adalah ancaman nyata yang dapat menekan produsen lokal secara substansial.

    Perbedaan harga yang mencolok antara baja AS (US$ 984/ton) dan China (US$ 392/ton) pada Maret 2025 menggarisbawahi kerentanan perdagangan baja. Jika produk asing yang lebih murah membanjiri pasar, daya saing produk baja dan aluminium Indonesia di pasar domestik dan internasional diperkirakan akan tergerus.

    Fenomena ini, jika tidak diantisipasi, dapat mengakibatkan penurunan volume produksi, kerugian finansial, dan potensi pemutusan hubungan kerja di sektor industri strategis ini.

    Gangguan Rantai Investasi

    Dampak tidak langsung juga merambah ke ranah rantai pasok dan iklim investasi. Industri aluminium Indonesia masih memiliki ketergantungan pada impor bahan baku esensial seperti bauksit. Kebijakan proteksionisme AS ini berpotensi mengacaukan stabilitas pasar komoditas global, yang pada gilirannya dapat menaikkan biaya impor bahan mentah bagi produsen Indonesia.

    Kenaikan harga bahan baku akan membebani biaya produksi dan mengurangi margin keuntungan. Di sisi investasi, ketidakpastian perdagangan global yang diakibatkan oleh tarif AS dapat mengerus minat investasi asing di sektor logam Indonesia.

    Investor, khususnya dari negara-negara yang terkena retaliasi (misalnya Kanada, Meksiko), mungkin akan bersikap lebih konservatif. Bahkan bisa jadi mencari pasar baru secara agresif yang bukan di Asia Tenggara serta mengurangi aliran modal yang sangat dibutuhkan untuk modernisasi dan ekspansi industri.

    Lihat juga Video ‘Prabowo Resmikan Smelter Emas Milik PT Freeport di Gresik’:

    Lanjut ke halaman berikutnya

    Tantangan Ekspor Proteksi

    Meskipun Indonesia bukan eksportir utama baja ke AS, penutupan akses pasar AS bagi negara lain akan memperketat persaingan di pasar ekspor non-AS. Negara-negara yang terdampak tarif AS mungkin akan mengalihkan fokus ekspor mereka ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menciptakan persaingan yang lebih ketat bagi produk Indonesia.

    Lebih lanjut, jika Uni Eropa atau negara lain membalas tarif AS dengan kebijakan proteksionisme serupa, Indonesia berisiko terkena efek domino. Produk ekspor Indonesia bisa terdampak jika negara-negara lain menganggap Indonesia “mengambil peluang” dari disrupsi pasar, memicu retaliasi yang tidak diinginkan.

    Implikasi Industri Pengguna

    Dampak kenaikan tarif ini juga akan merambat ke industri pengguna baja dan aluminium domestik. Sektor-sektor vital seperti konstruksi, otomotif, dan manufaktur kemasan di Indonesia sangat bergantung pada pasokan baja dan aluminium, baik dari produksi domestik maupun impor.

    Gangguan pasokan global, ditambah potensi kenaikan harga bahan baku impor, dapat meningkatkan biaya produksi, yang pada akhirnya akan memicu inflasi pada produk akhir seperti mobil, kaleng makanan, dan peralatan rumah tangga.

    Pengalaman 2018, di mana tarif AS menyebabkan lonjakan harga baja global 6-20%, menjadi preseden yang patut diwaspadai, mengingat dampaknya pada proyek-proyek infrastruktur padat baja di Indonesia.

    Respons Strategis Solutif

    Menghadapi kompleksitas dan risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan tarif AS ini, industri dan pemerintah Indonesia harus merumuskan respons strategis yang proaktif dan adaptif. Hal ini mencakup keharusan untuk secara agresif mendiversifikasi pasar ekspor ke kawasan non-AS guna mengurangi ketergantungan pada pasar yang rentan proteksionisme.

    Selain itu, investasi perlu didorong dalam peningkatan daya saing industri lokal melalui efisiensi produksi, modernisasi teknologi, dan inovasi produk untuk mengeliminasi ketergantungan pada impor bahan baku dan meningkatkan kapabilitas bersaing.

    Secara paralel, penguatan instrumen kebijakan perdagangan domestik menjadi krusial untuk melindungi pasar dari praktik dumping. Dukungan diplomasi perdagangan aktif di forum regional dan multilateral juga sangat diperlukan untuk menolak kebijakan perdagangan yang tidak adil dan membangun aliansi strategis.

    Terakhir, kebijakan harus pula mencakup dukungan terukur pada industri hilir untuk membantu adaptasi terhadap potensi kenaikan biaya bahan baku melalui integrasi rantai pasok domestik dan diversifikasi sumber pasokan, sehingga secara komprehensif memitigasi dampak negatif dan mengoptimalkan peluang di tengah gejolak ekonomi global.

    Sebagai kesimpulan strategis adaptif, kenaikan tarif baja dan aluminium AS bukan sekadar isu bilateral, melainkan katalis yang akan mendefinisikan ulang dinamika perdagangan global. Industri baja dan aluminium Indonesia, meski tidak menjadi sasaran utama, akan menghadapi risiko tidak langsung yang signifikan melalui distorsi pasar, gangguan rantai pasok, dan eskalasi proteksionisme.

    Namun, dengan respons strategis yang terukur, adaptif, dan berbasis data, Indonesia dapat tidak hanya memitigasi dampak negatif, tetapi juga mengukuhkan posisinya sebagai pemain kunci dalam rantai pasok global.

    Implementasi kebijakan yang berorientasi pada daya saing lokal, diversifikasi pasar, dan diplomasi aktif adalah keharusan untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan industri baja dan aluminium di tengah gejolak ekonomi global.

    Rioberto Sidauruk
    Tenaga Ahli AKD Komisi VII DPR RI.

    Tonton juga Video: Prabowo Resmikan Smelter Emas Milik PT Freeport di Gresik

  • 11 Orang Tewas Akibat Kecelakaan Bus di Meksiko

    11 Orang Tewas Akibat Kecelakaan Bus di Meksiko

    Nuevo Leon

    Sebuah bus terbalik di jalan raya di Meksiko, menyebabkan 11 orang tewas. Pihak berwenang menambahkan lebih dari 20 orang terluka dalam insiden ini.

    Dilansir AFP, Rabu (4/6/2025), kecelakaan itu terjadi di kota Hualahuises di timur laut negara bagian Nuevo Leon. Hal ini diungkap oleh Departemen Perlindungan Sipil setempat di media sosial.

    Bus itu menuju Tampico di negara bagian tetangga Tamaulipas, katanya. Menurut laporan media, penumpang sebagian besar adalah wisatawan dari daerah itu.

    Kecelakaan lalu lintas di Meksiko telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kecelakaan sering kali disebabkan oleh perawatan kendaraan yang buruk, mengemudi secara berbahaya, atau kelelahan pengendara.

    Dalam salah satu insiden paling mematikan, tabrakan antara truk dan bus menewaskan 38 orang di negara bagian tenggara Campeche pada bulan Februari lalu.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Puluhan Dealer Tutup, Kekayaan Pendiri BYD Wang Chuanfu Jadi Sorotan

    Puluhan Dealer Tutup, Kekayaan Pendiri BYD Wang Chuanfu Jadi Sorotan

    Jakarta, Beritasatu.com – Perusahaan mobil listrik BYD milik Wang Chuanfu tengah menghadapi tantangan besar di pasar domestik Tiongkok. Salah satu jaringan dealer terbesarnya, Qiancheng Holdings, yang berbasis di provinsi Shandong, baru-baru ini menghentikan operasionalnya.

    Penutupan tersebut berdampak pada lebih dari 20 gerai di berbagai kota, termasuk Jinan dan Weifang, serta meninggalkan 1.000 pelanggan tanpa layanan purna jual.

    Qiancheng menyalahkan perubahan kebijakan dealer BYD yang menyebabkan tekanan arus kas, sementara BYD menyebut ekspansi agresif Qiancheng tanpa manajemen keuangan yang memadai sebagai penyebab utama.

    Ironisnya, di tengah krisis tersebut, nama sang pendiri sekaligus CEO BYD Wang Chuanfu, justru kembali mencuri perhatian publik. Hal ini bukan karena langkah penyelamatan perusahaan, melainkan karena besarnya harta kekayaannya.

    Disitat dari Forbes, pria kelahiran Anhui ini kini tercatat memiliki kekayaan bersih mencapai US$ 26,2 miliar atau setara Rp 426,6 triliun per Juni 2025. Jumlah kekayaan ini menjadikannya salah satu orang terkaya di Tiongkok dan pemain utama dalam industri kendaraan listrik global.

    Kekayaan Wang Chuanfu sebagian besar berasal dari kepemilikan saham di BYD, perusahaan kendaraan listrik terkemuka yang telah mengungguli Tesla dalam penjualan global pada 2023. Kisah inspiratif Wang, dari anak yatim di Anhui hingga miliarder global, mencerminkan ketekunan dan visi inovatif dalam industri otomotif.

    Perjalanan Hidup Wang Chuanfu dan Kesuksesan BYD

    Lahir pada 1966 di Anhui, Tiongkok, Wang Chuanfu kehilangan kedua orang tuanya di usia muda dan dibesarkan oleh saudara-saudaranya. Dengan latar belakang pendidikan di bidang kimia dan teknologi baterai, dia mendirikan BYD pada 1995. Awalnya fokus pada produksi baterai ponsel, BYD kemudian beralih menjadi raksasa kendaraan listrik di bawah kepemimpinan Wang.

    Di bawah visi Wang Chuanfu, BYD berhasil mengalahkan Tesla sebagai produsen kendaraan listrik terbesar di dunia pada 2023. Perusahaan ini kini beroperasi di lebih dari 60 negara, dengan rencana ekspansi pabrik di Meksiko dan Hungaria. Meski begitu, BYD menghadapi tantangan seperti hambatan regulasi dan isu tenaga kerja di Brasil.

    Wang Chuanfu dikenal sebagai pemimpin detail dan inovatif, terutama dalam teknologi baterai. Pendekatan integrasi vertikalnya memungkinkan BYD mengendalikan rantai produksi dari baterai hingga kendaraan, menjaga daya saing di pasar global. Strategi ini menjadi kunci kesuksesan BYD dalam menghadapi perubahan pasar yang dinamis.

    Meskipun memiliki harta kekayaan yang luar biasa, Wang Chuanfu tetap menjalani kehidupan sederhana.

    Kisah Wang Chuanfu dan BYD menunjukkan bagaimana ketekunan dan inovasi dapat menciptakan perubahan besar. Dengan harta kekayaan yang terus bertumbuh dan pengaruh global yang semakin kuat, Wang tetap menjadi sosok inspiratif yang membuktikan kesuksesan sejati lahir dari visi dan kerja keras.

  • Satu Kota Digusur, Warga Jadi Gelandangan Gara-gara Elon Musk

    Satu Kota Digusur, Warga Jadi Gelandangan Gara-gara Elon Musk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pada awal Mei 2025, markas besar SpaceX milik Elon Musk resmi menjadi kota sendiri yang dinamai Starbase. Lokasinya di ujung selatan negara bagian Texas, dekat dengan perbatasan Meksiko.

    Pembentukan kota mandiri tersebut berdampak negatif bagi masyarakat lokal. Pasalnya, Starbase dilaporkan berencana ‘menggusur’ penduduk setempat dari rumah mereka.

    Dilaporkan dari CNBC International, Senin (2/6/2025), Starbase memberikan notifikasi ke beberapa penghuni kota bahwa mereka kemungkinan akan kehilangan hak untuk menggunakan properti mereka seperti saat ini.

    Starbase dikatakan sedang mempertimbangkan peraturan zonasi dan peta kota yang baru. Pemberitahuan yang dikirimkan kepada pemilik properti di “Distrik Penggunaan Campuran” hanya akan memungkinkan “penggunaan perumahan, kantor, ritel, dan layanan skala kecil.”

    Starbase berencana menggelar audiensi publik pada 23 Juni 2025 mendatang terkait rencana zonasi dan pembuatan peta baru. Notifikasi itu diteken oleh Kent Myers, pejabat kota untuk Starbase yang baru saja ditunjuk.

    Perwakilan Starbase dan SpaceX tidak segera merespons permintaan komentar.

    Starbase, yang merupakan “perusahaan kota tipe-C”, secara resmi dibentuk awal bulan ini setelah kontraktor kedirgantaraan dan pertahanan milik Musk menang dalam pemilihan lokal. Perusahaan ini kini dikelola oleh pejabat yang merupakan karyawan dan mantan karyawan SpaceX.

    Hingga awal tahun ini, populasi Starbase tercatat sebanyak 500 orang. Sekitar 260 orang di antaranya merupakan pegawai SpaceX, menurut laporan Texas Tribune. Penghuni lainnya mayoritas merupakan kerabat pegawai SpaceX.

    Starbase telah menggelar pertemuan komisi kota pada pekan lalu, 2 hari setelah SpaceX meluncurkan uji coba penerbangan roket Starship. Uji coba tersebut gagal dan menandai kegagalan 3 kali berturut-turut.

    Sistem Starship dikembangkan untuk mengirim manusia dan peralatan yang diperlukan dari Bumi ke Bulan. Musk menargetkan roket itu suatu hari nanti bisa menjadi alat untuk ‘menjajah’ Mars.

    SpaceX diketahui telah mengamankan kontrak dengan pemerintah sebesar US$20 miliar sejak 2008 silam. SpaceX juga dikatakan akan mengambil pembiayaan negara senilai beberapa miliar dolar setiap tahunnya hingga beberapa tahun mendatang.

    Menetapkan Starbase sebagai kota mandiri membantu SpaceX dalam mengantongi izin yang lebih gampang dalam membangun fasilitas yang dibutuhkan perusahaan.

    Kota tersebut saat ini masih berupaya memenangkan kemampuan untuk menutup jalan utama dan pantai untuk meluncurkan aktivitas yang dibutuhkan SpaceX.

    (fab/fab)

  • Pilu 12 Orang Tewas dalam Kebakaran Klinik Rehabilitasi Narkoba Meksiko

    Pilu 12 Orang Tewas dalam Kebakaran Klinik Rehabilitasi Narkoba Meksiko

    Jakarta

    Kebakaran terjadi di sebuah klinik rehabilitasi narkoba di Meksiko tengah. Kantor kejaksaan negara bagian Guanajuato mengatakan bahwa kebakaran itu menewaskan 12 orang dan menyebabkan beberapa lainnya luka-luka.

    Penyebab kebakaran pada Minggu (1/6) waktu setempat itu masih dalam penyelidikan. Namun, kartel-kartel narkoba yang beroperasi di daerah tersebut sebelumnya telah menyerang klinik-klinik rehabilitasi narkoba sebagai bagian dari upaya mereka untuk merekrut paksa para pasien.

    Para ahli saat ini sedang mengumpulkan bukti-bukti dan mewawancarai para saksi untuk menetapkan “alasan di balik insiden tragis tersebut,” kata Kantor kejaksaan negara bagian Guanajuato dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Senin (2/6/2025).

    Sebelumnya pada bulan April lalu, orang-orang bersenjata menembaki sebuah klinik rehabilitasi narkoba di negara bagian Sinaloa yang bermasalah, menewaskan sedikitnya sembilan orang.

    Para pejabat Meksiko meyakini kartel-kartel narkoba mengeksekusi mati pasien klinik rehabilitasi narkoba yang menolak bergabung dengan kelompok mereka.

    Kekerasan kriminal telah merenggut sekitar 480.000 nyawa di Meksiko sejak tahun 2006 dan menyebabkan sekitar 120.000 orang hilang, menurut angka resmi.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Timeline Kebijakan Tarif Trump, dari Perang Lawan China Sampai Pemblokiran

    Timeline Kebijakan Tarif Trump, dari Perang Lawan China Sampai Pemblokiran

    Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan tarif Presiden AS Donald Trump sejak dia menjabat pada 20 Januari telah mengejutkan pasar keuangan dan menimbulkan gelombang ketidakpastian dalam ekonomi global. 

    Teranyar, Pengadilan banding federal memberlakukan kembali kebijakan tarif impor yang ditetapkan Trump. Pemberlakuan itu terjadi sehari setelah pengadilan perdagangan internasional memutuskan Trump telah melampaui kewenangannya dalam mengenakan bea masuk dan telah memerintahkan pemblokiran segera terhadap bea masuk tersebut. 

    Melansir Reuters pada Sabtu (31/5/2025), Perintah dari Pengadilan Banding Amerika Serikat untuk Sirkuit Federal di Washington tidak memberikan pendapat atau alasan pemberlakuan tarif itu. 

    Berikut ini adalah kronologi perkembangan kebijakan tarif Trump sejak dia kembali menjabat sebagai Presiden AS:

    1 Februari – Trump mengenakan tarif sebesar 25% pada barang impor Meksiko dan sebagian besar Kanada dan 10% pada barang-barang dari China, menuntut mereka untuk mengekang aliran fentanil dan imigran ilegal ke Amerika Serikat.

    3 Februari – Trump menangguhkan ancaman tarifnya terhadap Meksiko dan Kanada, menyetujui jeda selama 30 hari sebagai imbalan atas konsesi pada penegakan hukum perbatasan dan kejahatan. AS tidak mencapai kesepakatan seperti itu dengan China.

    7 Februari – Trump menunda tarif pada paket de minimis yang menyasar paket bernilai murah dari China hingga Departemen Perdagangan dapat mengonfirmasi bahwa prosedur dan sistem telah tersedia untuk memprosesnya dan mengumpulkan pendapatan tarif.

    10 Februari – Trump menaikkan tarif pada baja dan aluminium menjadi 25% tetap tanpa pengecualian atau pembebasan.

    3 Maret – Trump mengatakan tarif 25% pada barang-barang dari Meksiko dan Kanada akan berlaku mulai 4 Maret dan menggandakan tarif terkait fentanil pada semua impor China menjadi 20%.

    5 Maret – Presiden setuju untuk menunda tarif selama satu bulan untuk beberapa kendaraan yang dibuat di Kanada dan Meksiko setelah menelepon CEO General Motors dan Ford dan ketua Stellantis.

    6 Maret – Trump membebaskan barang dari Kanada dan Meksiko berdasarkan pakta perdagangan Amerika Utara selama sebulan dari tarif 25%.

    26 Maret – Trump mengumumkan tarif 25% untuk mobil dan truk ringan impor.

    2 April – Trump mengumumkan tarif global dengan dasar 10% untuk semua impor dan bea masuk yang jauh lebih tinggi untuk beberapa mitra dagang terbesar AS.

    9 April – Trump menunda selama 90 hari sebagian besar tarif khusus negara yang berlaku kurang dari 24 jam sebelumnya menyusul pergolakan di pasar keuangan yang menghapus triliunan dolar dari bursa di seluruh dunia. Bea masuk menyeluruh sebesar 10% pada hampir semua impor AS tetap berlaku.

    Trump mengatakan akan menaikkan tarif impor dari China menjadi 125% dari level 104% yang berlaku sehari sebelumnya. Hal ini mendorong bea masuk tambahan untuk barang-barang China menjadi 145%, termasuk tarif terkait fentanil yang diberlakukan sebelumnya.

    13 April – Pemerintah AS memberikan pengecualian dari tarif tinggi untuk telepon pintar, komputer, dan beberapa barang elektronik lainnya yang sebagian besar diimpor dari China.

    22 April – Pemerintah Trump meluncurkan penyelidikan keamanan nasional berdasarkan Bagian 232 Undang-Undang Perdagangan tahun 1962 terhadap impor farmasi dan semikonduktor sebagai bagian dari upaya untuk mengenakan tarif pada kedua sektor tersebut.

    4 Mei – Trump mengenakan tarif 100% untuk semua film yang diproduksi di luar AS.

    9 Mei – Trump dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan perjanjian perdagangan bilateral terbatas yang tetap memberlakukan tarif 10% untuk ekspor Inggris, memperluas akses pertanian untuk kedua negara, dan menurunkan bea masuk AS yang mahal untuk ekspor mobil Inggris.

    12 Mei – AS dan China sepakat untuk memangkas sementara tarif timbal balik. Berdasarkan gencatan senjata 90 hari, AS akan memangkas tarif tambahan yang dikenakannya pada impor China menjadi 30% dari 145%, sementara bea masuk China atas impor AS akan dipangkas menjadi 10% dari 125%.

    13 Mei – AS memangkas tarif “de minimis” bernilai rendah pada pengiriman China, mengurangi bea masuk untuk barang senilai hingga $800 menjadi 54% dari 120%.

    23 Mei – Trump mengatakan ia merekomendasikan tarif langsung 50% atas barang-barang dari Uni Eropa mulai 1 Juni. Dia juga memperingatkan Apple bahwa mereka akan menghadapi tarif 25% jika ponsel yang dijualnya di AS diproduksi di luar negeri.

    25 Mei – Trump menarik kembali ancamannya untuk mengenakan tarif 50% pada impor dari UE, dan setuju untuk memperpanjang batas waktu perundingan antara AS dan blok tersebut hingga 9 Juli.

    28 Mei – Pengadilan perdagangan AS memblokir tarif Trump agar tidak berlaku dalam putusan yang menyatakan bahwa presiden telah melampaui kewenangannya dengan mengenakan bea masuk menyeluruh pada impor dari mitra dagang AS. Pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengatakan akan mengajukan banding atas putusan tersebut.

    29 Mei – Pengadilan banding federal untuk sementara memberlakukan kembali tarif Trump yang paling luas, dengan mengatakan bahwa pengadilan menghentikan sementara putusan pengadilan yang lebih rendah untuk mempertimbangkan banding pemerintah.

    Pengadilan banding juga memerintahkan penggugat dalam kasus tersebut untuk menanggapi paling lambat 5 Juni dan pemerintah paling lambat 9 Juni.

  • Trump vs Kongres: Siapa yang Berhak Tentukan Tarif Impor AS?

    Trump vs Kongres: Siapa yang Berhak Tentukan Tarif Impor AS?

    Jakarta, Beritasatu.com – Donald Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari 2025 dengan misi besar, yakni membatalkan kebijakan lama yang merugikan Amerika Serikat (AS) dan membangun “tembok tarif” guna melindungi industri domestik dari serbuan produk asing.

    Namun, langkah agresif Trump memunculkan kekacauan. Pasar keuangan terguncang, pelaku usaha bingung, dan konsumen khawatir. Ini karena kebijakan tarifnya berubah-ubah. Hari ini diumumkan, besok ditangguhkan, lalu muncul lagi dengan versi baru. Para ekonom pun memperingatkan dampaknya terhadap kenaikan harga dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

    Trump beralasan, tarif impor ini akan membawa pabrik kembali ke AS, memperkuat industri lokal, dan menambah pemasukan negara. Namun, pekan ini, keputusan pengadilan AS menimbulkan pertanyaan besar: sejauh mana presiden berwenang mengenakan pajak impor tanpa restu Kongres?

    Apakah Trump Bisa Kenakan Tarif Tanpa Persetujuan Kongres?

    Dilansir dari AP, Sabtu (31/5/2025), secara konstitusional, hanya Kongres yang berwenang menetapkan pajak, termasuk tarif impor. Namun, selama bertahun-tahun, sebagian kewenangan itu didelegasikan kepada presiden melalui sejumlah undang-undang, antara lain:

    Pasal 232 Trade Expansion Act 1962: Mengizinkan tarif untuk melindungi keamanan nasional. Digunakan Trump untuk tarif baja dan aluminium.Pasal 301 Trade Act 1974: Digunakan untuk membalas praktik dagang tidak adil, seperti saat Trump menjatuhkan tarif pada Tiongkok.

    Namun, saat kembali ke Gedung Putih, Trump ingin bergerak cepat. Ia memakai Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional (International Emergency Economic Powers Act/IEEPA) tahun 1977, yang memungkinkan presiden menyatakan kondisi darurat nasional dan mengambil tindakan ekonomi, termasuk tarif.

    Lewat IEEPA, Trump menyebut arus imigran ilegal dan narkoba sebagai krisis nasional, dan menjadikan itu dasar mengenakan tarif atas Kanada, Tiongkok, dan Meksiko. Ia juga mendeklarasikan defisit perdagangan AS sebagai darurat nasional dan memperluas tarif ke hampir seluruh negara.

    Namun, langkah ini digugat. Pengadilan Perdagangan Internasional AS pada Rabu (28/5/2025) memutuskan Trump telah melampaui kewenangannya, karena IEEPA tidak dirancang untuk mengenakan tarif global. Meski begitu, pemerintah masih diperbolehkan memungut tarif sementara proses banding berlangsung.

  • Perang Tarif Bikin Pengusaha Amerika Rugi Lebih dari Rp 500 T

    Perang Tarif Bikin Pengusaha Amerika Rugi Lebih dari Rp 500 T

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebanyak 32 perusahaan Amerika Serikat (AS) melaporkan kerugian hingga US$ 34 miliar setara Rp 553,99 triliun (asumsi kurs Rp 16.294 per US$) secara akumulasi dalam bentuk penjualan yang hilang dan biaya yang lebih tinggi.

    Kerugian itu dinilai akan terus meningkat seiring dengan ketidakpastian yang berkelanjutan terhadap tarif baru AS yang juga menyulitkan keputusan perusahaan-perusahaan besar AS.

    Melansir Reuters, Jumat (30/5/2025) para ekonom mengatakan perusahaan kemungkinan harus menanggung biaya berkali-kali lipat dari yang telah diperhitungkan selama ini.

    Misalnya, perusahaan termasuk Apple, Ford, Porsche, dan Sony telah menarik atau memangkas perkiraan laba mereka, dan perusahaan tersebut mengatakan sifat kebijakan perdagangan Trump yang tidak menentu telah membuat mustahil untuk memperkirakan biaya secara akurat.

    “Anda dapat melipatgandakan atau melipat-tigakan penghitungan Anda dan kami tetap akan mengatakan … besarnya pasti jauh lebih besar daripada yang disadari kebanyakan orang,” kata Jeffrey Sonnenfeld, profesor di Sekolah Manajemen Yale, dilansir Reuters, dikutip Jumat (30/5/2025).

    Lebih buruk lagi, Sonnenfeld menilai dampak dari perang tarif tersebut berpotensi melemahnya pengeluaran dari sisi konsumen dan bisnis hingga ekspektasi inflasi yang lebih tinggi.

    Kondisi ini, para ahli strategi menilai perusahaan akan berupaya memperkuat rantai pasokan, memindahkan produksi ke negara yang lebih menguntungkan, dan memprioritaskan pasar baru yang pada akhirnya juga akan menaikkan biaya.

    Sedangkan, Presiden AS Donald Trump menilai tarif baru yang ditetapkan tersebut akan memangkas defisit perdagangan AS dan mendorong perusahaan untuk memindahkan operasi ke AS. Tarif juga akan memaksa negara-negara termasuk Meksiko untuk menghentikan aliran imigran ilegal dan narkoba ke Negeri Paman Sam tersebut.

    “Pemerintah secara konsisten menyatakan bahwa Amerika Serikat … memiliki pengaruh untuk membuat mitra dagang kita pada akhirnya menanggung biaya tarif,” kata juru bicara Gedung Putih, Kush Desai.

    (hoi/hoi)

  • Ancam Bunuh Trump karena Muak, Imigran di AS Ditangkap

    Ancam Bunuh Trump karena Muak, Imigran di AS Ditangkap

    Jakarta

    Seorang imigran di Amerika Serikat yang tidak berdokumen, ditangkap setelah ia mengirim surat kepada pemerintah AS, yang mengatakan bahwa ia berencana untuk membunuh Presiden Donald Trump.

    Pria itu, Ramon Morales-Reyes yang berusia 54 tahun, mengatakan dalam surat bertulisan tangan tersebut, bahwa ia akan “menembak kepala presiden Anda yang berharga” sebelum dirinya mendeportasi dirinya sendiri kembali ke negara asalnya, Meksiko.

    Ia sekarang berada dalam tahanan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (Ice) di Wisconsin dengan proses deportasi yang tertunda, kata Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS).

    “Morales-Reyes memiliki catatan kriminal termasuk beberapa penangkapan dan upaya untuk memasuki AS secara ilegal,” kata DHS.

    “Berkat petugas ICE kami, pendatang ilegal yang mengancam akan membunuh Presiden Trump ini berada di balik jeruji besi,” kata Sekretaris DHS Kristi Noem dalam sebuah pernyataan.

    Pejabat keamanan dalam negeri mengatakan pihak berwenang menerima surat dari Morales-Reyes pada tanggal 21 Mei.

    Mereka menyertakan salinan surat tersebut dalam siaran pers. Ditulis dengan tinta biru di atas kertas bergaris, surat tersebut berbunyi: “Kami muak dengan presiden ini yang mempermainkan kami orang-orang Meksiko.”

    “Anda telah mendeportasi keluarga saya dan saya pikir sudah saatnya Donald J. Trump menerima balasannya,” cetusnya.

    Baris terakhir surat tersebut berbunyi: “Saya akan menemuinya di salah satu acara publik besarnya.”

    Morales-Reyes ditangkap sehari setelah surat tersebut diterima. Menurut para pejabat, ia telah berupaya memasuki AS secara ilegal sembilan kali antara tahun 1998 dan 2005, dan telah ditangkap karena tindak pidana tabrak lari.

    Setelah bersumpah untuk menggunakan militer AS untuk melakukan deportasi massal selama kampanye pemilihannya, pemerintahan Trump secara agresif mengejar para imigran tidak berdokumen.

    Penyebutan Morales-Reyes tentang deportasi dirinya dalam suratnya, tampaknya merujuk pada pengumuman DHS tentang bonus sebesar US$1.000 dan perjalanan berbayar bagi orang-orang yang meninggalkan AS secara sukarela.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini