Negara: Meksiko

  • 10 Negara Penghasil Emas Terbesar Sejagat, Ada Indonesia

    10 Negara Penghasil Emas Terbesar Sejagat, Ada Indonesia

    Jakarta

    Bumi begitu kaya dengan mineral dan para ilmuwan masih terus meneliti setiap sudut planet ini. Beberapa negara beruntung memiliki mineral berupa emas. Ada Indonesia lho dalam daftar negara penghasil emas terbesar di dunia.

    Harga emas telah melonjak dan terus memecahkan rekor. Semakin banyak investor mencari aset ‘safe haven’ seperti emas di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik dunia.

    Negara mana yang memproduksi emas terbanyak? Investing News Network menguraikan negara mana yang menambang logam mulia terbanyak pada tahun 2023 menggunakan angka produksi terbaru dari US Geological Survey.

    Organisasi tersebut mencatat bahwa produksi emas global mencapai 3.000 metrik ton (MT) tahun lalu, turun 60 MT dari tahun 2022. Berikut adalah 10 negara penghasil emas terbesar di dunia, dikutip dari situs Nasdaq.

    1. China: Produksi emas 370 MT

    China menjadi negara pertambangan emas teratas di dunia pada 2023 dengan produksi sebesar 370 MT. Meskipun produksi emas China mencapai puncaknya pada 455 MT di 2016, produksinya tidak pernah turun di bawah 300 MT dalam lebih dari satu dekade. Produksi yang konsisten ini memastikan status China sebagai produsen emas teratas di dunia.

    Industri pertambangan emas di China didominasi oleh operator milik negara. Beberapa perusahaan terbesar termasuk China Gold International Resources, Shandong Gold, dan Zijin Mining Group.

    China juga menjadi tuan rumah operasi peleburan emas utama. Belt and Road Initiative yang mereka galakkan telah menghasilkan perusahaan-perusahaan China yang mengeksplorasi dan mengembangkan lokasi-lokasi di tempat lain di Asia dan Afrika, kemudian mengirim sumber daya mentah kembali ke China untuk dimurnikan.

    Selain menjadi produsen emas teratas pada 2023, China merupakan konsumen emas terbesar dengan jumlah 1.089,69 MT. Bank sentral China merupakan pembeli logam mulia terbesar pada 2023, dengan menambah 225 MT emas ke dalam brankasnya sepanjang tahun sehingga totalnya menjadi 2.235 MT.

    2. Australia: Produksi emas 310 MT

    Produksi emas Australia 2023 mencapai 310 metrik ton, sebagian besar setara dengan 314 MT tahun sebelumnya. Emas ditambang di sejumlah operasi utama di negara ini, dengan lima tambang emas teratas semuanya berlokasi di negara bagian yang berbeda.

    Tambang dengan produksi teratas adalah tambang Boddington milik produsen teratas Newmont di Australia Barat, yang memproduksi 589.000 ons selama tiga kuartal pertama 2023.

    Australia memiliki cadangan emas terbesar di dunia sebesar 12.000 MT, dan memiliki peran penting dalam pasokan emas global. Negara ini menyumbang 24 miliar dolar Australia bagi ekonomi negaranya pada periode 2022/2023.

    3. Rusia: Produksi emas 310 MT

    Produksi emas dari Rusia mencapai 310 MT di 2023, sama dengan tahun sebelumnya. Produksi negara tersebut telah meningkat cukup signifikan sejak 2017, saat negara tersebut hanya memproduksi 255 MT emas.

    US Geological Survey menyatakan bahwa cadangan emas Rusia mencapai 11.100 MT, menjadikannya negara dengan cadangan terbesar kedua setelah Australia. Namun, meskipun produksi dan cadangannya tinggi, emas Rusia mengalami kendala dalam menjangkau pasar dunia sejak invasi negara itu ke Ukraina pada Februari 2022. Sebagai respons atas situasi ini, operator tambang emas Rusia telah mencari pasar alternatif, khususnya negara-negara BRICS (Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan) dan negara-negara Asia lainnya seperti Kazakhstan.

    4. Kanada: Produksi emas 200 MT

    Pada 2023, produksi emas di Kanada adalah sebesar 200 MT, turun sekitar 6 MT dari 2022. Ontario dan Quebec merupakan provinsi penghasil emas terbesar di negara ini.

    Keduanya mewakili lebih dari 70% produksi emas Kanada. Pemerintah Kanada menyatakan bahwa emas merupakan komoditas tambang paling berharga di negara ini, dengan ekspor domestik mencapai 22,34 miliar dolar Kanada dari logam mulia tersebut pada 2022.

    Selain itu, Segitiga Emas BC di barat laut British Columbia, Kanada, merupakan ladang eksplorasi yang potensial. Wilayah ini menjadi lokasi tambang emas Brucejack milik Newmont dan tambang tembaga hingga emas Red Chris.

    Perusahaan-perusahaan junior seperti Goliath Resources juga telah melakukan penemuan-penemuan penting di wilayah tersebut, yang selanjutnya memicu optimisme tentang potensi wilayah tersebut.

    5. Amerika Serikat: Produksi emas 170 MT

    Pada 2023, Amerika Serikat memproduksi 170 MT emas, turun sedikit dari 173 MT yang diproduksi pada 2022. Meskipun penurunannya kecil, ini merupakan kelanjutan dari tren penurunan produksi sejak 2017, saat AS memproduksi 237 MT emas.

    Menurut US Geological Survey, negara bagian teratas untuk produksi logam kuning ini adalah Nevada, yang menghasilkan 73% dari total produksi domestik, diikuti oleh Alaska dengan 13%. Sebanyak 27 operasi teratas di negara itu menghasilkan 97% dari produksi emas Amerika pada 2023.

    Penilaian sumber daya emas AS menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki sekitar 33.000 MT emas dalam bentuk sumber daya yang teridentifikasi dan belum ditemukan. US Geological Survey mencatat bahwa hampir seperempat dari emas dalam sumber daya yang belum ditemukan ada di dalam endapan porfiri tembaga. Cadangan emas di AS diperkirakan mencapai 3.000 MT.

    6. Kazakhstan: Produksi emas 130 MT

    Produksi emas Kazakhstan di 2023 sebesar 130 MT mencerminkan pertumbuhan berkelanjutan dalam produksi logam kuning di negara tersebut, naik dari hanya 69 MT yang diproduksi pada 2016. Operasi penambangan emas terbesar di Kazakhstan adalah tambang Altyntau Kokshetau, yang dimiliki oleh raksasa pertambangan Glencore.

    Pada Agustus 2023, perusahaan Anglo-Rusia Polymetal International, salah satu produsen terbesar di Kazakhstan, menghapus pencatatan dari Bursa Efek London dalam sebuah langkah yang bertujuan untuk memutus hubungan antara anak perusahaannya di Kazakhstan dan Rusia.

    Perusahaan tersebut melakukannya sebagai respons terhadap ketegangan yang diakibatkan oleh invasi Rusia ke Ukraina. Perusahaan tersebut tetap tercatat di Bursa Efek Astana Internasional di Kazakhstan dan memiliki operasi besar di negara tersebut.

    7. Meksiko: Produksi emas 120 MT

    Meksiko memiliki sejarah panjang dalam pertambangan emas. Faktanya, penjajahan Spanyol di Amerika Tengah pada awal dan pertengahan 1500-an sebagian besar menargetkan emas dan perak.

    Saat ini, Meksiko merupakan salah satu pemimpin global dalam produksi emas, dengan hasil ekstraksi sebesar 120 MT pada 2023. Logam mulia menyumbang 50% dari total produksi logam negara tersebut.

    Meskipun sebagian besar pertambangan emas di Meksiko dikendalikan oleh entitas asing, salah satu operasi terbesar, tambang Herradura yang dimiliki Fresnillo yang berpusat di Mexico City, menghasilkan 355.485 ons emas atau sekitar 10,08 MT, pada tahun fiskal perusahaan 2023. Tambang tersebut mewakili lebih dari setengah produksi emas Fresnillo dan menghasilkan sekitar seperempat dari total pendapatan perusahaan yang disesuaikan.

    8. Indonesia: Produksi emas 110 MT

    Industri pertambangan merupakan salah satu sektor terpenting di Indonesia, dan negara kita ini merupakan salah satu produsen nikel, tembaga, dan emas terbesar di dunia. Pada 2023, Indonesia diperkirakan memproduksi 110 MT emas, naik 5 MT dari tahun sebelumnya.

    Indonesia merupakan rumah bagi beberapa operasi pertambangan emas besar. Yang terbesar adalah Grasberg Mining District, sebuah usaha patungan antara Freeport-McMoRan dan Indonesia Asahan Aluminium yang merupakan milik negara. Pada 2023, wilayah tersebut menghasilkan 1,98 juta ons emas, atau 56,1 MT. Diperkirakan terdapat 23,9 juta ons cadangan mineral di Indonesia.

    9. Afrika Selatan: Produksi emas: 100 MT

    Afrika Selatan memproduksi 100 metrik ton emas pada 2023, naik dari 89 MT di 2022. Diperkirakan sepersepuluh cadangan emas global berada di negara tersebut, dan wilayah Cekungan Witwatersrand merupakan salah satu sumber daya emas terbesar di dunia.

    Afrika Selatan telah menjadi produsen emas teratas selama beberapa dekade, tetapi antara 1980 hingga 2018 produksi emas negara itu turun hingga 85%. Dalam beberapa tahun terakhir, Afrika Selatan telah menjadi lokasi konflik antara Association of Mineworkers and Construction Union (AMCU) dan produsen emas di daerah tersebut.

    AMCU telah berkali-kali menggelar aksi protes dan pemogokan di beberapa tambang emas dan platinum dengan harapan memperoleh lebih banyak upah dan menghentikan penggabungan yang dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan.

    Pemadaman listrik telah menciptakan pertikaian lebih lanjut bagi industri emas Afrika Selatan. Keterbatasan pembangkitan listrik di negara tersebut telah menyebabkan pemadaman listrik bergilir, termasuk bagi para penambang, yang sebagian besar terhubung dengan jaringan listrik negara tersebut.

    10. Uzbekistan: Produksi emas 100 MT

    Uzbekistan memproduksi 100 MT emas pada 2023, sejalan dengan produksinya selama dekade terakhir. Dioperasikan oleh Navoi Mining and Metallurgical Company, tambang emas Muruntau di Uzbekistan merupakan salah satu operasi penambangan emas terbesar di dunia.

    Deposit emas dalam jumlah besar pertama kali ditemukan di lokasi tersebut pada 1950-an, dan masih menyimpan beberapa cadangan terbesar di dunia sebesar 4.500 MT. Penemuan tersebut menandai dimulainya penambangan emas di Uzbekistan. Tambang tersebut menghasilkan lebih dari 2,5 juta ons emas per tahun dan diperkirakan akan terus beroperasi hingga tahun 2030-an.

    Setelah jatuhnya Uni Soviet pada 1991, penambangan emas negara itu jatuh ke titik terendah sepanjang masa pada pertengahan 1990-an. Di 2019, pemerintah Uzbekistan mengumumkan investasi baru dalam pengembangan dan eksplorasi. Meskipun hal itu belum tercermin dalam produksi tahunannya, peningkatan di Muruntau yang dijadwalkan selesai pada 2026 diharapkan dapat meningkatkan produksinya dari 38,5 juta menjadi 50 juta MT bijih per tahun.

    Halaman 2 dari 2

    (rns/fyk)

  • Harga Emas Meroket, Tambang Ilegal Picu “Demam Merkuri” di Sini

    Harga Emas Meroket, Tambang Ilegal Picu “Demam Merkuri” di Sini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Lonjakan harga emas internasional memicu “demam merkuri” di Meksiko tengah, ketika penambang ilegal mengeksploitasi logam beracun itu untuk mengolah emas.

    Melansir The Associated Press pada Selasa (16/9/2025), fenomena ini menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan warga dan lingkungan di kawasan Sierra Gorda, salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati tertinggi di negeri itu.

    Harga merkuri, bahan utama dalam penambangan emas skala kecil, kini meroket ke level US$240-US$350 per kilogram, melambung lebih dari sepuluh kali lipat dalam 15 tahun terakhir.

    “Untuk pertama kalinya dalam hidup mereka, merkuri berharga. Para penambang berkata, ‘Meracuni diri sendiri itu sepadan jika ingin mendapatkan sesuatu,’” ujar Fernando Díaz-Barriga, peneliti medis yang meneliti tambang merkuri di Meksiko.

    Meksiko kini menjadi produsen merkuri terbesar kedua di dunia setelah China dengan produksi sekitar 200 ton per tahun, menurut data PBB. Sebagian besar logam tersebut diselundupkan ke Amerika Selatan, termasuk Kolombia, Peru, dan Bolivia, untuk mendukung operasi penambangan emas ilegal di Amazon.

    “Coyote, begitu kami menyebutnya, membeli merkuri murah di sini lalu menjualnya dengan harga berlipat di Peru,” kata Carlos Martínez, pemimpin salah satu tambang di San Joaquin, Queretaro.

    Namun, keuntungan ekonomi itu dibayar mahal dengan risiko kesehatan. Studi awal menemukan kontaminasi merkuri dalam kadar sangat tinggi di udara, tanah, hingga tubuh para penambang. Gejala yang muncul antara lain tremor, gangguan neurologis, serta keterlambatan perkembangan pada anak-anak.

    “Kami telah melihat kontaminasi besar-besaran pada anak-anak, perempuan, dan lingkungan sekitar. Pada dasarnya, wilayah ini penuh dengan merkuri,” tegas Díaz-Barriga.

    Pemerintah Meksiko sendiri telah menandatangani konvensi PBB untuk melarang penambangan merkuri dengan target penutupan tambang artisanal pada 2032. Namun, implementasi di lapangan masih minim. Program alternatif pekerjaan yang dijanjikan pun belum dirasakan para penambang.

    “Kami dilupakan oleh pemerintah Meksiko. Dengan pekerjaan di sini, kami hanya bisa berusaha memenuhi kebutuhan hidup,” ujar Hugo Flores, penambang generasi ketiga di Sierra Gorda.

    Para peneliti memperingatkan, jika praktik ini dibiarkan, kerusakan permanen bisa meluas ke kawasan lindung Sierra Gorda, habitat spesies langka seperti jaguar, beruang hitam Meksiko, dan macaw militer.

    “Area ini bukan hanya tercemar. Ini wilayah yang diracuni,” kata Díaz-Barriga.

    (tfa/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Menghasilkan Uang dari Penjara

    Menghasilkan Uang dari Penjara

    Jakarta

    Kriminalitas mungkin tidak menguntungkan tetapi penjara bisa jadi. Di balik jeruji besi dan tembok serta gerbang yang kokoh, ada kegiatan ekonomi yang berkembang pesat. Siapa yang benar-benar diuntungkan?

    Pemerintah di seluruh dunia menghabiskan triliun rupiah setiap tahunnya untuk menahan lebih dari 11,5 juta orang di penjara — sebagian besarnya adalah pria.

    Kisaran biaya yang dihabiskan tidak dapat dipastikan, tetapi di Amerika Serikat, negara dengan jumlah tahanan terbanyak di dunia, anggaran penjara mencapai $80,7 miliar (Rp 1.324 triliun) per tahun. Jika dibandingkan negara lainnya, Brasil sekitar $4 miliar (Rp 65 triliun) dan India, dengan jumlah tahanan penjara terbesar keempat di dunia, menghabiskan hampir $1 miliar (Rp 16 triliun).

    Perusahaan swasta di banyak negara meraup keuntungan dari penahanan-penahanan tersebut, mulai dari pembangunan sel hingga penjualan panggilan telepon. Di dalam penjara, sindikat kejahatan terorganisir mengendalikan ‘kerajaan’ barang selundupan dan melakukan praktik pemerasan. Sedangkan narapidana, di saat yang sama berjuang bertahan hidup dalam dalam ekonomi bawah tanah saat mie instan jadi mata uang dan upah kerja dihargai beberapa sen per jam.

    Selain tingkat rehabilitasi yang rendah, pemerintah juga gagal mengatasi krisis lainnya yang semakin parah, penjara yang terlalu padat. Penal Reform International melaporkan bahwa 155 negara memiliki penjara yang melebihi kapasitas maksimumnya. 11 negara melebihi batas kapasitasnya hingga lebih dari dua kali lipat. Fasilitas di Kongo, Kamboja, dan Filipina beroperasi dengan tingkat hunian 300% hingga 600%.

    Ambil untung dari mereka yang dihukum

    Sejak 1980-an, sektor swasta mulai mengelola penjara di negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Meksiko, dan Brasil. Sebagian besar negara di Eropa, Asia, dan Afrika menolak privatisasi demi menjaga akuntabilitas publik.

    Pemerintah AS menghabiskan lebih dari $3,9 miliar (Rp 63,9 triliun) per tahun untuk penjara yang dikelola swasta. Perusahaan-perusahaan ini meraup lebih banyak untung dari layanan seperti makanan, kesehatan, dan telekomunikasi para tahanan.

    Harga barang kebutuhan di dalam penjara bisa naik hingga 600% dan keluarga tahanan perlu membayar biaya telepon berdurasi 15 menit berkisar $16 (Rp 260 ribu).

    Di India, seluruh penjara dikelola negara. Di Brasil, skema “bayar per tahanan” mendorong operator swasta seperti Umanizzare untuk memperbanyak jumlah napi, bukan merehabilitasi, sehingga menyebabkan penumpukan jumlah tahanan dan kekerasan di penjara.

    Salah satu kasus paling tragis adalah kerusuhan penjara tahun 2017 di Manaus yang menewaskan hampir 60 orang. Biaya per tahanan di penjara tersebut dua kali lipat harga rata-rata tahanan secara nasional.

    Perusahaan swasta juga membangun dan mengelola fasilitas, memasok teknologi pengawasan, mengelola program kerja tahanan, dan memindahkan tahanan dari fasilitas penjara dan pengadilan. Demi menekan biaya, mereka sering mengurangi jumlah staf, sehingga pelayanan tahanan pun kualitasnya menurun.

    Namun ada juga contoh sukses, seperti di penjara yang dikelola pengelola asal Inggris, Serco, di Auckland, Selandia Baru, yang mencatat hanya 13,6% mantan napi mengulangi kejahatan dalam dua tahun. Angka ini lebih rendah dari rata-rata 34% di penjara yang dikelola negara, bahkan lebih baik dari Norwegia (20%), yang dijadikan standar global.

    “Perusahaan swasta cenderung menjalankan penjara lebih efisien dibanding negara,” kata Benjamin Lessing, profesor ilmu politik di University of Chicago. “Tapi mereka bukan obat mujarab dan butuh pengawasan ketat.”

    Tetapi penjara milik negara pun tidak bebas dari masalah. Salah satu hakim di New York bahkan mengancam akan mengurangi hukuman seorang napi kasus penipuan pajak agar tidak perlu dikirim ke penjara federal di Brooklyn yang disebutnya “barbar” karena banyak kasus pembunuhan dan penganiayaan berat.

    Jaringan kejahatan di balik tembok penjara

    Di balik sistem formal, terdapat ekonomi gelap yang dikendalikan oleh kelompok kriminal terorganisir. Mereka mengatur perdagangan narkoba, pemerasan, hingga pembunuhan di dalam penjara.

    Di Brasil, geng PCC (Primeiro Comando da Capital) menjual narkoba dengan harga 10–20 kali lipat dari harga jalanan, dan ponsel seharga $1.500(sekitar Rp 25 juta), menghasilkan hingga jutaan dolar per tahunnya.

    Geng-geng terkadang mengelola penjara lebih baik daripada negara. Lessing mengatakan bahwa ketika pemerintah Brasil mencoba menindak geng, hal itu justru menyebabkan tingkat penahanan yang lebih tinggi dan pembangunan lebih banyak penjara. Ironisnya, penjara-penjara baru tersebut juga berada di bawah kendali geng.

    “Geng tersebut awalnya bukan kartel atau mafia,” kata Lessing. “Mereka muncul karena kondisi brutal di penjara. Mereka berinovasi menciptakan tatanan sosial dasar — melarang pemerkosaan, pencurian, dan pemerasan di penjara sambil merasionalisasi kekerasan.”

    Namun, tak semua geng punya “kode etik”. Di El Salvador, geng MS-13 memeras pedagang dan sopir taksi dari dalam penjara. Di AS, geng Aryan Brotherhood menguasai perdagangan narkoba dan makanan penjara.

    Di India, penjara seperti Tihar (Delhi) dan Sabarmati (Gujarat) menjadi pusat kejahatan terorganisir, mulai dari pembunuhan bayaran hingga penyelundupan narkoba dan pencucian uang.

    Bertahan hidup di penjara: pasar kebutuhan dan sistem pinjam brutal

    Karena kepadatan penjara yang ekstrem, napi membentuk pasar informal didorong oleh kebutuhan. Makanan instan, sabun, dan rokok jadi mata uang. Sistem pinjam brutal berlaku: ambil satu, bayar dua atau tiga. Dikenal sebagai “double bubble”, sistem ini menciptakan lingkaran utang dan kekerasan.

    Napi miskin sering harus berjualan narkoba atau jadi kurir demi bertahan. Keluarga mereka kadang dipaksa menyelundupkan barang lewat tubuh atau melunasi utang utang.

    Di Brasil, napi biasanya adalah laki-laki muda, miskin, tidak berkulit putih dan berasal dari favela (wilayah pinggiran). Ia mungkin tak ingin bergabung dengan geng, tapi tetap mengikuti aturannya. Saat bebas, ia punya koneksi untuk memulai bisnis narkoba. “Inilah cara geng membawa kekuasaan mereka kembali ke jalanan,” jelas Lessing kepada DW.

    Kerja napi digunakan untuk menekan beban operasional. Napi di AS dibayar $1–$4 (Rp 16-65 ribu) per hari untuk bekerja di dapur, membersihkan penjara, dan mencuci baju. Di India $0,10 (Rp 1,6 ribu) per hari sedang di Brasil napi mendapat bayaran 75% dari upah minimum (sekitar Rp 160 ribu) per hari.

    Sementara itu, keluarga napi di AS menghabiskan $2,9 miliar (Rp 47,5 triliun) per tahun hanya untuk makanan, telepon, dan biaya lain selama masa hukuman. Mereka juga sering dibebani biaya sidang, denda, atau ganti rugi.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Yuniman Farid

    Lihat juga Video: Bakal Ada Perumahan di Atas Lahan Penjara, Minat?

    (ita/ita)

  • Meksiko Naikkan Tarif, Arus Investasi China Terancam Mandek

    Meksiko Naikkan Tarif, Arus Investasi China Terancam Mandek

    Bisnis.com, JAKARTA – Kamar Dagang Meksiko-China memperingatkan rencana Meksiko untuk menaikkan tarif impor produk asal China berisiko menghentikan arus investasi Negeri Panda ke negara tersebut.

    Presiden sekaligus Ketua Dewan Kamar Dagang Meksiko-China, Amapola Grijalva, mengatakan pendanaan dari China diperkirakan melambat di sektor otomotif, suku cadang kendaraan, serta industri metalurgi di Meksiko.

    “Seluruh isu tarif ini telah menimbulkan ketidakpastian yang luar biasa,” ujarnya dikutip dari Bloomberg, Selasa (16/9/2025). 

    Dia menuturkan, beberapa perusahaan besar asal China disebut sudah menghentikan rencana investasinya. Perusahaan tersebut termasuk produsen mainan global asal China yang kini mempertimbangkan Vietnam sebagai lokasi produksi, serta produsen papan sirkuit (PC boards) milik China yang memasok sejumlah pabrik peralatan rumah tangga di Meksiko.

    Adapun, dia tidak menyebut nama perusahaan-perusahaan tersebut  karena belum diumumkan ke publik.

    Grijalva menuturkan, dengan sebagian komponen PC boards masuk dalam daftar barang yang dikenai tarif, model bisnis perusahaan serta skema pendanaan untuk mendirikan pabrik di Meksiko menjadi sepenuhnya rusak. 

    Awal bulan ini, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengumumkan serangkaian langkah untuk melindungi industri dalam negeri, termasuk tarif 50% untuk sejumlah produk impor dari China, seperti mobil, suku cadang, dan baja. 

    Kebijakan tersebut langsung mendapat penolakan dari Beijing yang mendesak Meksiko mempertimbangkan ulang.

    Rencana tersebut, yang menunggu persetujuan Kongres, mencakup lebih dari 1.400 kategori produk dari negara-negara yang tidak memiliki perjanjian dagang dengan Meksiko, termasuk China, Korea Selatan, dan India. Tarif impor akan bervariasi antara 10% hingga 50% tergantung kategori produk.

    RUU ini diperkirakan akan lolos, mengingat partai berkuasa memiliki dukungan mayoritas di kedua majelis. Tarif baru akan berlaku 30 hari setelah diterbitkan dalam lembaran resmi pemerintah.

    Kamar Dagang Meksiko-China menegaskan bahwa kebijakan ini akan merugikan konsumen karena berpotensi menimbulkan dampak inflasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

    Selain itu, rencana tersebut juga dapat menghambat transisi energi Meksiko dari bahan bakar fosil, mengingat tarif turut menyasar mobil listrik yang tidak diproduksi di dalam negeri.

    “Penetapan tarif yang terlalu tinggi untuk sektor seperti tekstil, sepatu, dan barang konsumsi lainnya dapat memicu masuknya produk ilegal ke pasar gelap, yang justru menekan penerimaan pajak,” kata Grijalva. 

    Dia menambahkan, hal ini juga akan mengurangi perlindungan bagi pekerja maupun konsumen karena produk berasal dari sumber yang tidak jelas.

    Grijalva melanjutkan, lonjakan penyelundupan juga pernah terjadi pada 1994, ketika kuota impor diberlakukan secara menyeluruh terhadap ribuan produk China, termasuk yang sebenarnya tidak diproduksi di Meksiko. Kondisi tersebut melahirkan jaringan penyelundup yang masih aktif hingga kini.

    “Kita semua dirugikan. Itulah sebabnya kita harus sangat berhati-hati dalam menerapkan kebijakan ini,” tegas Grijalva.

  • Meksiko Siap Buka Ruang Baru Kolaborasi dengan Indonesia

    Meksiko Siap Buka Ruang Baru Kolaborasi dengan Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA – Meksiko menegaskan pihaknya selalu membawa pesan perdamaian, persahabatan, dan kerja sama kepada Indonesia dan komunitas internasional secara luas.

    Kuasa Usaha Ad Interim Kedubes Meksiko untuk Indonesia, Alonso Martin Gomez Favila menuturkan, Indonesia dan Meksiko memiliki pengalaman yang serupa, yakni keduanya memperjuangkan kemerdekaan agar terbebas dari kolonialisme.  

    Hal tersebut juga pernah diungkapkan oleh presiden pertama Indonesia, Soekarno, yang menggambarkan ikatan antara kedua negara yang solid. Menurutnya, pengalaman serupa dan hubungan antarmanusia yang terjadi antara kedua negara membuat hubungan bilateral Indonesia-Meksiko mampu bertahan menghadapi berbagai dinamika global.

    “Sebab pada akhirnya, di luar politik, pertukaran dagang, kerja sama multilateral, kunjungan delegasi, pertemuan dan kesepakatan tingkat tinggi, serta negosiasi yang menjadi fondasi dan telah berjalan sepanjang tahun ini, hubungan antarmanusia yang membuat relasi bilateral kita tumbuh,” katanya dalam acara Hari Nasional Meksiko ke-215 di Jakarta pada Senin (15/9/2025).

    Favila melanjutkan, Meksiko dan Indonesia menjalin dialog yang baik dalam bidang politik, kerja sama, kebudayaan, serta hubungan antarmasyarakat. Dia menuturkan, dialog tersebut dilakukan pada semua tingkatan.

    Dia mengatakan, Meksiko senantiasa selalu mencari ruang baru untuk kolaborasi dan kerja sama dengan Indonesia. Favila mencontohkan, saat ini kedua negara tengah merundingkan nota kesepahaman atau memorandum of understanding Di bidang ekonomi kreatif.

    Selain itu, Indonesia-Meksiko  juga memiliki kerja sama yang erat di berbagai forum multilateral. Dia mengatakan, kedua negara berkolaborasi melalui forum-forum seperti G20, PBB, FEALAC (Forum for East Asia-Latin America Cooperation), dan lainnya.

    “Kami memiliki pemahaman yang kuat dalam isu-isu multilateral, dan di situlah fokus utama yang perlu kami kembangkan,” tambahnya.

  • Studi Harvard Sebut RI Nomor 1 Dunia, Amerika Kalah

    Studi Harvard Sebut RI Nomor 1 Dunia, Amerika Kalah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia berhasil menjadi peringkat pertama sebagai negara dengan tingkat kesejahteraan psikologis atau “flourishing” tertinggi di dunia.

    Pencapaian ini terungkap dalam studi terbaru Universitas Harvard yang dipublikasikan melalui jurnal ilmiah Nature Mental Health.

    Penelitian tersebut melibatkan survei besar bertajuk Global Flourishing Study dengan partisipasi lebih dari 203.000 responden dari 22 negara.

    Aspek yang diteliti mencakup kesehatan, kebahagiaan, makna hidup, karakter, hubungan sosial, keamanan finansial, hingga spiritualitas.

    Hasilnya, orang-orang yang tinggal di Indonesia adalah yang paling berkembang, diikuti oleh Israel, Filipina, dan Meksiko.

    Sebaliknya, Amerika Serikat (AS) menduduki peringkat ke-12 dalam daftar, sedangkan Inggris menduduki peringkat ke-20 dari 22 negara.

    Menurut para peneliti, temuan ini menyoroti pepatah lama bahwa uang bukanlah segalanya. Peneliti menjelaskan bahwa kesejahteraan bukan hanya soal kekayaan atau kesehatan fisik semata.

    “Berkembang itu multidimensi, dan berbagai negara berkembang dengan cara yang berbeda,” tulis tim peneliti dalam studi mereka, dikutip dari Daily Mail, Jumat (12/9/2025).

    “Banyak negara maju memang mencatat skor tinggi dalam hal keamanan finansial, tetapi justru rendah dalam aspek makna hidup, hubungan sosial, dan karakter pro-sosial,” sambungnya.

    Para peserta disurvei dalam tujuh variabel, serta data demografis seperti usia, jenis kelamin, status pernikahan dan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, agama, dan riwayat pribadi.

    Hasilnya menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat teratas, dengan skor perkembangan sebesar 8,3. Diikuti oleh Israel (7,87), Filipina (7,71), Meksiko (7,64), dan Polandia (7,55).

    Meskipun Indonesia bukanlah negara terkaya, Indonesia menempati peringkat tinggi dalam ukuran hubungan dan karakter pro-sosial, yang mendorong hubungan sosial dan komunitas.

    Di sisi lain, Jepang ditemukan sebagai negara yang masyarakatnya paling tidak berkembang, dengan skor 5,89. Diikuti oleh Turki (6,32), Inggris (6,79), India (6,87) dan Spanyol (6,9).

    Jepang yang notabene lebih kaya dan orang-orangnya hidup lebih lama, namun responden di sana paling kecil kemungkinannya untuk menjawab ‘ya’ untuk pertanyaan yang menanyakan apakah mereka memiliki teman dekat.

    Indonesia dinilai unggul dalam aspek hubungan sosial dan karakter pro-sosial, dua faktor penting yang menciptakan keterhubungan dan komunitas yang kuat.

    Temuan ini menunjukkan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan tidak melulu ditentukan oleh faktor ekonomi semata. Peneliti juga menemukan bahwa tingkat kesejahteraan cenderung meningkat seiring bertambahnya usia.

    Temuan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa negara dengan penghasilan rendah hingga menengah, seperti Indonesia, justru bisa menunjukkan performa tinggi dalam indikator kesejahteraan menyeluruh.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Indonesia Vs Obesitas, ‘Double Burden’ di Tengah Masalah Gizi Anak

    Indonesia Vs Obesitas, ‘Double Burden’ di Tengah Masalah Gizi Anak

    Jakarta

    Obesitas pada anak kini jadi sorotan serius dunia. Laporan terbaru UNICEF menyebutkan sedikitnya satu dari sepuluh anak di dunia mengalami obesitas. Kondisi ini tak hanya dipicu minimnya edukasi gizi di keluarga, tetapi juga gempuran makanan dengan pemrosesan ultra atau Ultra Processed Food (UPF) yang semakin mudah diakses dan kerap lebih murah dibanding buah serta sayur.

    Fenomena ini nyata terjadi di Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menegaskan, Indonesia menghadapi situasi yang disebut double burden. Artinya, anak-anak tak hanya berisiko mengalami kekurangan gizi hingga stunting, tetapi juga obesitas. Bahkan, di kota besar, prevalensi obesitas anak tercatat lebih tinggi.

    “Kita (Indonesia) menghadapi double burden, disatu sisi kita kekurangan gizi yang menyebabkan terjadinya stunting, di sisi lain, anak-anak itu ternyata obesitas,” tuturnya saat ditemui di ASEAN Car Free Day, di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (24/9/2025).

    Definisi Obesitas pada Anak

    Obesitas pada anak bukan sekadar masalah badan gemuk, melainkan kondisi saat lemak tubuh menumpuk secara berlebihan sehingga bisa mengganggu kesehatan. Cara menentukannya pun berbeda dengan orang dewasa. Jika pada orang dewasa cukup dengan menggunakan angka Indeks Massa Tubuh (IMT), pada anak lebih spesifik ukurannya, yaitu dengan menggunakan grafik pertumbuhan yang disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin.

    Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak usia 5-19 tahun dikategorikan obesitas bila nilai IMT-nya berada di atas persentil 97 dibanding anak seusianya. Singkatnya, jika berat badan dan tinggi badan seorang anak jauh melampaui sebagian besar teman sebayanya, ada kemungkinan ia sudah masuk kategori obesitas.

    Wamenkes Dante Saksono Harbuwono bicara soal obesitas pada anak. Foto: detikhealth/Nafilah Sri Sagita

    Belajar dari Negara Lain

    Beberapa negara telah berhasil menurunkan angka obesitas anak melalui kebijakan yang tegas. Meksiko misalnya, sejak 2014 memberlakukan pajak 10 persen untuk minuman manis. Jurnal BMC Public Health, mencatat bahwa kebijakan ini menurunkan konsumsi minuman berpemanis hingga 7,6 persen hanya dalam dua tahun.

    Inggris memiliki kebijakan Universal Infant Free School Meal yaitu makan siang gratis untuk anak usia empat sampai tujuh tahun di sekolah dasar sejak tahun 2014. Menu yang disajikan di sekolah mengandung gizi seimbang dan membatasi asupan kalori yang tinggi. Inggris juga menerapkan kebijakan lain di tahun 2018 yaitu Soft Drinks Industry Levy. Alih-alih hanya mengurangi konsumsi, kebijakan ini mendorong produsen untuk reformulasi produk minuman agar kadar gulanya lebih rendah. Hasilnya kadar gula pada minuman ringan berkurang rata-rata 29 persen hanya dalam tiga tahun.

    Chile mengambil langkah lebih progresif dengan mewajibkan label peringatan hitam di depan kemasan untuk produk tinggi gula, garam, dan lemak. Studi ilmiah yang terangkum pada Jurnal Nutrients 2025 menunjukkan kebijakan ini efektif menurunkan konsumsi minuman berpemanis pada anak sebesar 23,7 persen dalam 18 bulan pertama, ditambah lagi larangan iklan junk food di jam tayang anak yang semakin membatasi paparan.

    Singapura juga menjadi contoh menarik dengan program “Healthier Choice Symbol” yang memberi tanda khusus pada produk lebih sehat dan memberi Nutri-grade Label untuk minuman manis. Pemerintah Negeri Singa bahkan melarang semua iklan minuman berpemanis sejak tahun 2020. Pemerintah Singapura juga aktif dalam memberikan edukasi ke sekolah tentang gaya hidup sehat. Keterlibatan komunitas, sekolah, orang tua pada program yang dijalankan pemerintah Singapura menjadi salah satu faktor penting tercapainya tujuan program. Menurut laporan Ministry of Health (MoH) Singapura tahun 2022, kebijakan ini berhasil menahan laju peningkatan obesitas anak.

    Korea Selatan juga menunjukkan langkah strategis. Negara ini melarang iklan junk food di jam tayang anak sejak tahun 2010 dan memperkenalkan konsep Green Food Zones, yaitu area 200 meter di sekitar sekolah, di mana penjualan makanan tinggi gula, garam, dan lemak dilarang.

    Jepang menempuh jalur berbeda melalui pendidikan gizi nasional atau Shokuiku sejak 2005. Setiap sekolah dasar dan menengah wajib menyediakan menu sehat untuk makan siang yang mengikuti standar gizi nasional.

    Upaya Indonesia Mengatasi Obesitas Anak

    Indonesia sebenarnya tidak tinggal diam. Sejumlah program telah digulirkan, meskipun fokus besar pemerintah masih tertuju pada stunting. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) mengajak masyarakat untuk lebih aktif bergerak, rutin mengkonsumsi buah dan sayur, serta melakukan pemeriksaan kesehatan. Di sekolah, Program Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) menjadi wadah integrasi edukasi gizi, olahraga, dan pemeriksaan kesehatan anak. Selain itu, pedoman gizi seimbang merupakan program edukasi gizi di sekolah, posyandu, dan fasilitas kesehatan melalui konsep “Isi Piringku” diperkenalkan sebagai pengganti 4 Sehat 5 Sempurna.

    KEMENKES juga meresmikan “Kantin Sehat” sekolah agar anak-anak tidak terbiasa mengkonsumsi jajanan tinggi gula, garam, dan lemak. Lebih jauh, Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2021-2025 bahkan secara eksplisit memasukkan target penurunan prevalensi obesitas anak yang berfokus pada perbaikan pola konsumsi, peningkatan aktivitas fisik, dan pembatasan pemasaran pangan tidak sehat untuk anak.

    Namun, data riset terbaru menunjukkan prevalensi obesitas anak di Indonesia belum mengalami penurunan signifikan, sehingga implementasi kebijakan ini dinilai belum sekuat negara lain.

    Apa yang Bisa Dipelajari dari Negara Lain?

    Pengalaman negara lain menunjukkan bahwa kombinasi regulasi tegas dan edukasi gizi sejak dini adalah kunci. Indonesia bisa mencontoh Meksiko dan Inggris yang berhasil menekan konsumsi gula dengan pajak minuman berpemanis.
    Dante menyinggung rencana penerapan regulasi sugar tax pada makanan dan minuman manis di Indonesia sedang dibahas dan segera diproses.

    “Nanti kita sedang membuat regulasi, untuk melakukan sugar tax pada makanan. Sugar tax pada makanan ini akan memberlakukan pajak kepada sejumlah tertentu gula yang ada. Tapi masih dalam pembahasan, masih dalam proses, nanti akan kita wujudkan kalo sudah diselesaikan,” pungkasnya.

    Pengalaman negara juga Chile membuktikan bahwa label gizi yang jelas di depan kemasan sangat membantu orang tua dalam memilih makanan yang lebih sehat. Di Indonesia, saat ini label gula, garam, lemak (GGL) berada di belakang kemasan, kecil, dan sulit dipahami. Agar lebih sederhana dan tegas, diperlukan adanya front of pack label. Front of pack label adalah informasi sederhana dari nutrisi makanan yang ada di depan kemasan.

    Dari Korea Selatan, Indonesia bisa belajar pentingnya pembatasan iklan dan penjualan junk food di sekitar sekolah. Sementara Jepang memberi teladan lewat program makan siang sekolah yang konsisten menanamkan kebiasaan makan sehat sejak kecil. Saat ini Indonesia sudah ada program Kantin Sehat dan Makan Bergizi Gratis (MBG), hanya tinggal meningkatkan monitoring pelaksanaannya lebih baik lagi.

    Singapura memperlihatkan bagaimana kampanye nasional yang terintegrasi, melibatkan sekolah, industri, hingga masyarakat, mampu mengubah perilaku konsumsi secara bertahap. Jika Indonesia mampu menggabungkan regulasi ketat dengan edukasi dan pengawasan di sekolah, peluang menekan angka obesitas anak akan jauh lebih besar.

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Video Wamenkes: Anak Gemuk Belum Berarti Sehat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

  • Truk Barang Terguling di Tol, 15 Orang Tewas

    Truk Barang Terguling di Tol, 15 Orang Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kecelakaan besar terjadi di Meksiko, tepatnya di jalan raya antara Kota Merida dan Campeche. Menurut sekretariat keamanan negara bagian Yucatan, sebuah truk kargo terbalik di jalan tersebut usai menabrak sebuah mobil dan truk yang mengangkut pekerja konstruksi.

    Melansir AFP, terdapat 15 orang yang tewas pada Sabtu (13/9/2025) dalam kecelakaan yang melibatkan kendaraan di kawasan Meksiko Tenggara. Demikian keterangan pihak berwenang setempat.

    “Lima belas orang dipastikan tewas di tempat kejadian, termasuk pengemudi truk,” kata pihak berwenang di media sosial, dikutip Minggu (14/9/2025).

    Selain 15 orang dipastikan tewas di tempat, terdapat dua korban lainnya yang mengalami luka-luka akibat insiden tersebut. Kecelakaan fatal ini merupakan insiden ketiga di Meksiko yang memakan banyak korban dalam waktu kurang dari seminggu.

    Pada hari Senin lalu, terdapat 10 orang tewas dan 41 orang luka-luka ketika sebuah kereta barang bertabrakan dengan sebuah bus tingkat di Meksiko Tengah.

    Berselang dua hari kemudian, sebuah truk yang mengangkut hampir 50.000 liter bensin terbalik dan meledak di Mexico City. Akibat kecelakaan tersebut, 13 orang tewas dan puluhan orang menderita luka bakar parah berdasarkan data korban yang diperbarui pada hari Sabtu.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BYD dan Tesla Diprediksi Paling Rugi Jika Meksiko Terapkan Tarif Impor Mobil 50%

    BYD dan Tesla Diprediksi Paling Rugi Jika Meksiko Terapkan Tarif Impor Mobil 50%

    Bisnis.com, JAKARTA — Duo produsen mobil listrik BYD dan Tesla diprediksi akan menjadi pihak yang paling dirugikan dari tarif impor 50% yang diusulkan Meksiko terhadap mobil dari China.

    Kebijakan tersebut juga berpotensi memberikan pukulan bagi pasar mobil listrik yang sedang berkembang pesat di Meksiko, sementara produsen mobil tradisional “Big Three” AS, General Motors, Ford, dan Stellantis, terhindar dari dampak tersebut.

    Melansir dari Reuters, Minggu (14/9/2025), tarif yang diusulkan pada Rabu lalu, menargetkan mobil listrik dan bensin yang diimpor dari semua negara yang tidak memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Meksiko, termasuk Korea Selatan, India, Indonesia, dan Rusia.

    Namun, dalam praktiknya, tarif tersebut akan berdampak paling besar pada mobil listrik yang diproduksi di China dan dijual di Meksiko, kata analis industri.

    Tarif ini berpotensi mengubah peta pasar mobil yang tumbuh paling cepat di Amerika Utara dan menghambat kenaikan pesat BYD di Meksiko. 

    Presiden Asosiasi Mobilitas Listrik Meksiko Eugenio Grandio menyampaikan bahwa selama setahun terakhir, Meksiko telah menaikkan tarif atas mobil listrik buatan China dari 0% menjadi 15% dan kini 50%. “Ini pasti menjadi game changer. Tarif 50% adalah angka yang sangat agresif,” ujarnya. 

    Rencana tersebut masih perlu disetujui oleh Kongres Meksiko, di mana partai Morena Presiden Claudia Sheinbaum memiliki mayoritas yang signifikan.

    Meskipun tarif yang diusulkan tampaknya bersifat luas, tarif tersebut sebenarnya akan mengabaikan produsen mobil “Big Three” AS yang sudah mapan. 

    Regulasi tersebut memungkinkan perusahaan otomotif yang memiliki pabrik di Meksiko untuk mengimpor persentase kendaraan bebas tarif dari negara-negara seperti China yang tidak memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Meksiko. 

    Berbeda dengan Tesla dan BYD, ketiga produsen mobil AS tersebut telah memiliki pabrik di Meksiko. Alhasil, akan terbebas dari ancaman tarif 50% tersebut. 

    Sementara itu, rencana Tesla dan BYD untuk mendirikan operasi di Meksiko terhenti. Tesla menghentikan konstruksi pabriknya di utara Meksiko tahun lalu, dengan alasan tekanan suku bunga dan perlambatan ekonomi global. Pabrik yang direncanakan tersebut diperkirakan akan menjadi pabrik Tesla terbesar di dunia, menciptakan hingga 6.000 lapangan kerja lokal.

    Semua mobil Model 3 dan Model Y Tesla yang dijual di Meksiko sejak pertengahan 2023 diproduksi di pabrik Shanghai perusahaan tersebut, kata Salvador Rosas, wakil presiden Tesla Owners Club di Meksiko, sebuah kelompok penggemar yang berafiliasi dengan Tesla yang mengumpulkan nomor identifikasi kendaraan dari anggotanya.

    Grandio mengatakan Tesla kemungkinan memiliki persediaan mobil yang sudah ada di Meksiko, yang akan memberikan sedikit ruang gerak untuk mencoba beralih dan mengimpor mobil dari pabrik-pabrik lain di berbagai belahan dunia. Tesla tidak menanggapi permintaan komentar mengenai tarif yang diusulkan.

    Sementara itu, BYD mengumumkan rencana pada 2023 untuk membangun pabrik di Meksiko. Namun, rencana tersebut dibatalkan tahun ini akibat penolakan dari otoritas Meksiko, yang khawatir bahwa menyetujui pabrik China dapat memicu kemarahan Presiden AS Donald Trump dan mengancam hubungan perdagangan. 

    BYD mengatakan penghentian rencana pabrik tersebut karena ketidakpastian dari kebijakan perdagangan Trump, sementara Beijing juga menyatakan kekhawatiran tentang transfer teknologi ke Meksiko. Meskipun batal, BYD mengalami pertumbuhan pesat sejak masuk ke pasar Meksiko pada akhir 2023. 

    Produsen mobil China tersebut mengatakan telah menjual sekitar 40.000 mobil di Meksiko pada 2024, mewakili hampir setengah dari semua mobil listrik dan plug-in yang dijual di Meksiko tahun lalu. Pada Agustus, BYD mengumumkan bahwa penjualan di Meksiko telah meningkat dua kali lipat pada 2025.

    BYD mengandalkan biaya tenaga kerja yang rendah di China dan subsidi pemerintah untuk menjual mobil listriknya dengan harga termurah di dunia dan mengalahkan pesaingnya. BYD tidak dapat dihubungi untuk berkomentar tentang bagaimana tarif tersebut akan mempengaruhi harganya.

    Setelah Meksiko mengumumkan tarif yang diusulkan, China mendesak Meksiko untuk berpikir dua kali sebelum memberlakukan tarif tersebut dan mengatakan hal itu akan sangat mempengaruhi lingkungan bisnis Meksiko. 

    Sementara Presiden Asosiasi Produsen Komponen Otomotif Kanada Flavio Volpe mengatakan tarif yang diusulkan akan dilihat sangat positif oleh pemerintahan Trump karena akan memungkinkan produsen mobil AS untuk lebih mudah bersaing dengan BYD.

  • Memanas Gara-gara Tarif Impor, Meksiko Bakal Bicara dengan Perwakilan China

    Memanas Gara-gara Tarif Impor, Meksiko Bakal Bicara dengan Perwakilan China

    JAKARTA – Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengatakan pejabatnya akan berbicara dengan perwakilan China minggu depan mengenai rencana tarif Meksiko atas barang-barang dari negara Asia tersebut. Ditegaskan Sheinbaum, tarif tersebut tidak dimaksudkan sebagai tindakan pemaksaan.

    Presiden Meksiko mengatakan langkah-langkah yang diusulkan, yang akan berdampak pada ratusan barang dari negara-negara yang tidak memiliki perjanjian dagang dengan Meksiko, terutama mobil yang dikirim dari China, tidak ditujukan terhadap negara mana pun secara khusus.

    Tiongkok sebelumnya mengkritik kenaikan tarif otomotif dari Beijing, dengan mengatakan langkah tersebut akan merusak kepercayaan investor dan “berdampak serius pada lingkungan bisnis Meksiko.”

    “Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan Tiongkok dan kami ingin mempertahankan hubungan yang sangat baik dengan mereka,” ujar Sheinbaum dalam konferensi pers pada Jumat, 12 September dilansir Reuters.

    Langkah-langkah tarif baru ini ditargetkan pada sektor-sektor yang perlu meningkatkan produksi nasional.

    Korea Selatan juga telah menghubungi pejabat Meksiko untuk memulai perundingan.

    Kamar Dagang Meksiko-China pada Kamis meminta Meksiko untuk mempertimbangkan kembali tindakan tersebut, dengan alasan tindakan tersebut mengancam daya saing barang yang dijual di Meksiko dan adopsi kendaraan listrik di negara tersebut.

    Meksiko adalah produsen utama mobil yang sebagian besar diekspor ke Amerika Serikat, tetapi juga mengimpor ratusan ribu kendaraan setiap tahun.