Negara: Maroko

  • Tok! Trump Sukses Buat Israel-Hamas Damai di Gaza, Ini “Rahasianya”

    Tok! Trump Sukses Buat Israel-Hamas Damai di Gaza, Ini “Rahasianya”

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kini menjadi kunci yang mendamaikan Israel dan kelompok Palestina, Hamas, di Gaza. Sebelumnya kedua belah pihak yang bertikai dilaporkan menyetujui tahap 1 perdamaian Gaza, sebagaimana diumumkan Trump di laman media sosialnya, Truth Social, dan diamini sejumlah media Arab, Rabu malam waktu setempat.

    Kesepakatan didapat setelah pertemuan ketiga negosiasi di Kairo Mesir. Hamas dan Israel berdialog tidak langsung dengan sejumlah mediator, yakni Mesir, Qatar, Turki dan AS.

    Lalu apa rahasia Trump sehingga ini terjadi? Berikut rangkumannya dikutip CNBC Indonesia, Kamis (9/10/2025).

    Trump Mengincar Nobel Perdamaian

    Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa Trump mengincar hadiah Nobel Perdamaian. Pengumuman juga diberikan Trump sehari sebelum pengumuman Hadiah Nobel Perdamaian 2025.

    Trump sering mengatakan bahwa ia telah berperan sebagai juru damai dalam tujuh perang, termasuk konflik empat hari antara India dan Pakistan serta Azerbaijan dan Armenia. Trump pun tak pernah ragu untuk mengkritik panitia Nobel yang tak kunjung menyebut namanya, mengatakan mungkin Komite Nobel akan menemukan cara untuk tidak memberinya hadiah tersebut.

    “Entahlah… Marco (Menlu AS Marco Rubio) akan memberi tahu Anda bahwa kami telah menyelesaikan tujuh perang. Kami hampir menyelesaikan yang kedelapan,” katanya.

    “Saya rasa kami akan menyelesaikan situasi Rusia… Saya rasa belum ada orang dalam sejarah yang telah menyelesaikan sebanyak itu. Tapi mungkin mereka akan menemukan alasan untuk tidak memberikannya kepada saya,” tambahnya.

    Trump Berhasil Menekan Netanyahu

    Trump disebut telah menekan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Ini terlihat ketika ia menjamu Netanyahu di Gedung Putih pada 29 September untuk mengungkap rencana perdamaian 20 poinnya.

    Ia secara terbuka memberikan kesan sepenuhnya mendukung sang PM. Trump pun mengatakan bahwa jika Hamas tidak menerima rencana tersebut, maka Israel akan mendapatkan “dukungan penuhnya untuk menyelesaikan pekerjaan” dan menghancurkan kelompok Palestina tersebut.

    Tapi sejumlah pengamat, mengutip AFP, menilainya Trump sebenarnya memberi warning ke Netanyahu. Ada beberapa alasan pendapat itu.

    Pertama, rencana yang ia ajukan kepada Netanyahu dan para pejabat Israel telah disusun setelah konsultasi ekstensif dengan para pemimpin Arab dan Muslim di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) minggu sebelumnya. Ketika Netanyahu dihadapkan dengan rencana tersebut, ia menemukan ada beberapa poin penting di dalamnya, di mana ia bersumpah untuk akan menerimanya, seperti mengizinkan berdirinya negara Palestina.

    Namun, alih-alih mempermasalahkan detailnya, Trump mendorong Israel, untuk segera menyelesaikan kesepakatan. Trump mengatakan kepada outlet berita Axios bahwa ia telah berkata kepada Netanyahu: “Bibi, ini kesempatanmu untuk menang”.

    “Dia baik-baik saja dengan itu. Dia harus baik-baik saja dengan itu. Dia tidak punya pilihan. Dengan saya, kamu harus baik-baik saja,” ujar Trump.

    Trump Kini Memang Lebih Dekat ke Arab

    Trump juga secara pribadi geram dengan serangan Israel terhadap anggota Hamas di Qatar, sekutu AS lainnya, ketika negosiasi berada pada tahap sensitif. Ia memanfaatkan persatuan Arab untuk melawan serangan tersebut agar mereka semua menyetujui rencana tersebut.

    Ia kemudian “menyergap” Netanyahu, memaksanya menelepon pemimpin Qatar dari Ruang Oval untuk meminta maaf. Trump bahkan duduk memegang telepon untuk Netanyahu sementara pemimpin Israel itu membacakan secarik kertas, sebuah foto yang dirilis oleh Gedung Putih menunjukkan.

    Politico melaporkan bahwa seorang pejabat senior Qatar juga berada di ruangan tersebut untuk memastikan Netanyahu tetap sesuai rencana. Trump kemudian menandatangani perintah luar biasa yang memberikan jaminan keamanan AS kepada Qatar.

    Pergeseran ini juga mencerminkan hubungan dekat yang telah dibina Trump dengan negara-negara Arab selama ini. Bukan hanya sekarang, tapi jauh sebelum itu, di masa pertama kepemimpinannya tahun 2017-2021.

    Dalam masa jabatan pertamanya, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Maroko menandatangani Perjanjian Abraham (Abraham Accords) yang mengakui Israel. Abraham Accords adalah perjanjian yang diinisiasi Trump.

    Di masa kedua memimpin, perjalanan luar negeri besar pertama Trump adalah ke negara-negara Teluk yaitu Qatar, Mesir, dan Abu Dhabi, tanpa singgah di Israel. Bahkan ia mendapat pesawat mewah dari Qatar.

    Trump Memanfaatkan Hamas

    Trump meningkatkan tekanan ke Hamas dengan memberi kelompok itu batas waktu hingga 5 Oktober. Hamas didesak untuk membuat kesepakatan atau damai atau menghadapi “neraka” baru di sana.

    Hamas lalu merespons dengan janji Trump itu. Trump dengan cepat memanfaatkannya sebagai kemenangan.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Aksi menuntut reformasi dan keadilan di Maroko terus berlanjut

    Aksi menuntut reformasi dan keadilan di Maroko terus berlanjut

    Jumat, 3 Oktober 2025 13:43 WIB

    Sejumlah pemuda melakukan aksi unjuk rasa menuntut reformasi di bidang pendidikan dan layanan kesehatan serta pemberantasan korupsi di Rabat, Maroko, Kamis (2/10/2025). Aksi yang dipicu oleh Gerakan GenZ 212 yang menuntut keadilan sosial dan pemberantasan korupsi, terus berlanjut di banyak kota di seluruh negeri.
    ANTARA FOTO/Reuter/Anadolu/Abu Adem Muhammed/nz

    Sejumlah pemuda melakukan aksi unjuk rasa menuntut reformasi di bidang pendidikan dan layanan kesehatan serta pemberantasan korupsi di Rabat, Maroko, Kamis (2/10/2025). Aksi yang dipicu oleh Gerakan GenZ 212 yang menuntut keadilan sosial dan pemberantasan korupsi, terus berlanjut di banyak kota di seluruh negeri.
    ANTARA FOTO/Reuter/Anadolu/Abu Adem Muhammed/nz

    Sejumlah pemuda melakukan aksi unjuk rasa menuntut reformasi di bidang pendidikan dan layanan kesehatan serta pemberantasan korupsi di Rabat, Maroko, Kamis (2/10/2025). Aksi yang dipicu oleh Gerakan GenZ 212 yang menuntut keadilan sosial dan pemberantasan korupsi, terus berlanjut di banyak kota di seluruh negeri.
    ANTARA FOTO/Reuter/Anadolu/Abu Adem Muhammed/nz

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bayi Ini Terlahir dengan Mata Satu dan Tanpa Hidung, Cuma Bertahan 6 Jam

    Bayi Ini Terlahir dengan Mata Satu dan Tanpa Hidung, Cuma Bertahan 6 Jam

    Jakarta

    Seorang bayi di Maroko lahir dengan kondisi langka yaitu mata satu dan tidak memiliki hidung. Awalnya, seorang ibu berusia 27 tahun di Rumah Sakit Universitas Ibn Rochd Casablanca hamil anak ketiga dengan kondisi prematur. Bayi yang dikandung tidak pernah diperiksa menggunakan ultrasonografi (USG) dan diperkirakan berusia 7 bulan.

    Dari pemeriksaan awal, tidak ditemukan riwayat perkawinan sedarah, penggunaan obat-obatan, maupun riwayat kelainan bawaan dalam keluarga. Kondisi tekanan darah dan kadar gula darah pasien juga normal.

    Pemeriksaan USG yang dilakukan saat masuk rumah sakit menunjukkan adanya satu janin dengan detak jantung normal dan posisi kepala di bawah. Namun, ditemukan kondisi mikrosefali atau ukuran kepala kecil dan hidramnion atau kelebihan air ketuban.

    Ukuran kepala janin jauh lebih kecil dari ukuran normal usia kehamilan, menandakan adanya gangguan perkembangan otak.

    Empat jam setelah dirawat, pasien melahirkan bayi perempuan seberat 1.100 gram. Saat lahir, terlihat satu mata besar di tengah dahi dengan tonjolan probosis sepanjang sekitar 4 cm di atasnya, tanpa adanya hidung.

    Kondisi ini sangat khas untuk cyclopia, bentuk paling berat dari kelainan otak depan holoprosensefali, ketika otak gagal membelah menjadi dua belahan pada massa awal kehamilan.

    “Cyclopia sebenarnya bisa didiagnosis melalui USG prenatal saat janin masih di dalam kandungan. Kelainan ini muncul pada minggu ke-3 hingga ke-4 kehamilan, dan pemeriksaan ultrasonografi setelah periode tersebut biasanya sudah dapat memperlihatkan tanda-tanda jelas dari cyclopia maupun bentuk holoprosensefali lainnya,” dikutip dari International Journal of Surgery Case Reports, Senin (6/10/2025).

    Bayi tersebut akhirnya meninggal dunia 6 jam setelah dilahirkan. Pihak orang tua menolak untuk proses autopsi lebih langsung.

    Secara medis, cyclopia terjadi akibat fusi dua alur optik yang disebabkan gangguan perkembangan pada diensefalon ventral, bagian otak yang berperan dalam pembentukan wajah dan sistem penglihatan. Akibatnya, struktur wajah menjadi tidak sempurna.

    Hidung biasanya tidak berkembang sama sekali dan digantikan probosis. Dalam beberapa kasus, probosis bisa muncul di bagian belakang kepala, atau disebut dengan rhinensefalon.

    Penyebab pasti cyclopia hingga saat ini belum diketahui. Namun, berbagai penelitian menyebutkan ada banyak faktor risiko, baik genetik maupun teratotogenik (paparan zat yang memicu cacat janin).

    “Dalam penelitian pada hewan, peningkatan risiko terlihat akibat penggunaan aspirin jangka panjang, statin, metotreksat, kadar gula darah tinggi (hiperglikemia), serta konsumsi alkohol berlebih, meski temuan ini belum terbukti pada manusia. Dalam kasus ini, tidak ditemukan faktor risiko apapun,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Harga Langganan Internet Rumah RI Termahal di Asean 2025, Filipina-Malaysia Kalah

    Harga Langganan Internet Rumah RI Termahal di Asean 2025, Filipina-Malaysia Kalah

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga langganan internet tetap atau fixed broadband di Indonesia mencapai US$0,41 megabit per detik (Mbps), paling mahal dibandingkan dengan biaya internet di negara Asia Tenggara lainnya.

    Dilansir dari laman Visual Capitalist mengacu data We Are Social, harga yang dibayarkan orang untuk mengakses internet bervariasi di seluruh dunia. 

    Di Filipina, biaya rata-rata yang dihabiskan untuk berlangganan internet rumah mencapai US$0,14. Sementara itu Malaysia dan Vietnam masing-masing sekitar US$0,09 dan US$0,04. Singapura terendah di Asia Tenggara dengan tarif US$0,03 per Mbps. 

    Data dari We Are Social membandingkan biaya langganan internet dari lebih dari 60 negara pada 2025. Data tersebut membandingkan biaya internet fixed broadband per Mbps.

    Hasilnya, biaya internet termahal di dunia berasal dari negara-negara teluk dan Afrika sub-Sahara. Di puncak daftar, terdapat negara Uni Emirat Arab yang mencatatkan biaya rata-rata internet sebesar US$,31 per Mbps. 

    Biaya internet di Uni Emirat Arab jomplang dibandingkan negara dengan biaya internet paling mahal di posisi kedua yakni Ghana. Negara di Afrika itu memiliki biaya internet sebesar US$2,58.

    “Harga tinggi ini sering kali disebabkan oleh terbatasnya persaingan, tantangan infrastruktur, dan faktor regulasi,” tulis Visual Capitalist dalam laporannya dikutip Bisnis pada Sabtu (4/10/2025). 

    Swiss, Kenya, dan Maroko juga menempati peringkat tinggi dalam daftar negara dengan biaya internet tinggi. Kesemua negara itu memiliki biaya internet melebihi US$1 per Mbps.

    Sementara, sejumlah negara mencatatkan biaya internet paling murah. Negara-negara seperti Rumania misalnya memiliki  biaya internet US$0,01 per Mbps, Rusia US$0,02 per Mbps, dan Polandia US$0,03 per Mbps.

    Negara-negara Eropa Timur secara konsisten unggul dalam hal keterjangkauan, kemungkinan karena persaingan yang ketat dan investasi pemerintah dalam infrastruktur digital. 

    Adapun, negara-negara Asia seperti Vietnam, China, dan Korea Selatan menyediakan internet cepat dengan harga rendah, beberapa di antaranya hanya US$0,05 per Mbps.

    Di Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara dengan biaya internet paling mahal. Indonesia memiliki biaya internet sebesar US$0,41 per Mbps.

    Sementara, negara-negara di Asia Tenggara lainnya memiliki biaya internet masing-masing Filipina sebesar US$0,14 per Mbps, Malaysia sebesar US$0,09 per Mbps, Vietnam sebesar US$0,04 per Mbps, Singapura sebesar US$0,03 per Mbps, serta Thailand sebesar US$0,02 per Mbps.

  • Demo Gen Z, Apa yang Memicu Kemarahan Anak Muda di Maroko?

    Demo Gen Z, Apa yang Memicu Kemarahan Anak Muda di Maroko?

    Jakarta

    Sejak minggu lalu, jalanan di ibu kota Maroko, Rabat, tampak lebih sepi dari biasanya. Ini karena setiap sore, pusat kota berubah menjadi arena demonstrasi yang dipimpin oleh kelompok anonim bernama GenZ 212.

    Nama Gen Z mengacu pada usia para demonstran. Sebagian besar mereka remaja atau berusia 20an, sedangkan angka 212 adalah kode telepon internasional Maroko.

    Demonstrasi dimulai dalam skala kecil pada Sabtu (27/09), secara bertahap meluas ke kawasan permukiman kelas pekerja di seluruh Rabat. Demonstrasi kemudian menyebar ke kota-kota besar Maroko, termasuk Casablanca dan Agadir, sebelum menyentuh kota-kota kecil lainnya.

    Belakangan, gelombang protes ini diwarnai kekerasan. Kementerian Dalam Negeri Maroko melaporkan bahwa akibat aksi kekerasan pada awal pekan ini, lebih dari 400 orang ditangkap, 263 petugas keamanan terluka, dan 142 kendaraan rusak. Selain itu, 20 mobil milik pribadi juga rusak dan 23 warga sipil terluka.

    Dua orang tewas pada 1 Oktober lalu setelah polisi menembak demonstran di Kota Lqliaa. Kantor berita Maroko melaporkan kejadian itu sebagai tindakan pembelaan diri.

    Bagaimana gelombang protes ini dimulai?

    Kelompok GenZ 212 pertama kali menyerukan aksi protes sekitar sebulan yang lalu, melalui platform Discord. Kelompok ini menyerukan kepada anak muda untuk berdemonstrasi pada tanggal 27 dan 28 September. Mereka menuntut hak atas layanan kesehatan dan pendidikan yang lebih baik serta mengecam prioritas kebijakan pemerintah yang salah.

    Kebijakan yang dimaksud adalah soal besarnya dana publik yang diinvestasikan untuk stadion sepak bola di Maroko yang akan digunakan untuk berbagai turnamen, termasuk Piala Afrika 2026 dan Piala Dunia FIFA 2030. Di sisi lain, sekolah dan rumah sakit lokal justru kekurangan dana.

    Awalnya tidak jelas apakah seruan GenZ 212 untuk berdemonstrasi akan didengarkan. Namun, demonstrasi dalam skala kecil terjadi pada Sabtu (27/09) dan terus berkembang. Kelompok tersebut kemudian memutuskan untuk mengorganisir demonstrasi harian. Aksi ini yang kemudian melahirkan sejumlah demonstrasi antipemerintah terbesar di Maroko dalam beberapa tahun terakhir.

    Penduduk Maroko berusia antara 15 dan 34 tahun, menyumbang sekitar 30% dari total populasi.

    Meskipun GenZ 212 belum menjadikan lapangan kerja sebagai tuntutan utama, 37% penduduk Maroko berusia 15-24 tahun saat ini tidak memiliki pekerjaan. Di wilayah perkotaan, angka ini meningkat hingga mencapai 48%.

    Pada Selasa (01/10), protes itu berubah menjadi kekerasan untuk pertama kalinya. Para demonstran bentrok dengan aparat keamanan Maroko, membakar mobil dan toko, menghancurkan jendela, dan melemparkan batu.

    Siapa sebenarnya GenZ 212?

    Menurut analis politik Maroko, Rachid Belghiti, GenZ 212 adalah “produk murni dari internet.” Mereka tidak memiliki struktur organisasi tradisional atau pemimpin yang dikenal publik.

    Ini berbeda dari gerakan protes sebelumnya seperti Gerakan 20 Februari pada 2011 yang menuntut reformasi politik dan konstitusi baru. GenZ 212 lebih menekankan tuntutan umum dan menunjukkan semangat idealisme politik anak muda.

    Pemerintah Maroko lamban menanggapi protes

    Awalnya, media yang berafiliasi dengan pemerintah tidak banyak meliput protes ini. Beberapa pejabat mengunggah pesan di Facebook dan YouTube di mana mereka membela pemerintah dan mengkritik para demonstran atau menyerukan agar tetap tenang. Bahkan, ada tuduhan bahwa protes tersebut dipicu oleh pengaruh asing.

    Namun, sejak itu, pernyataan resmi menjadi jauh lebih terbuka.

    Pada Selasa (30/09), pemerintah mengeluarkan pernyataan: “Setelah meninjau berbagai perkembangan terkait ekspresi pemuda di ruang maya dan publik, pemerintah menekankan bahwa mereka mendengarkan dan memahami tuntutan sosial ini,” kata pernyataan tersebut. Kemudian, mereka juga menekankan bahwa langkah ke depan harus didasarkan pada dialog.

    Fatima-Zahra Mansouri, Menteri Perumahan Maroko dan Wali Kota Marrakesh, menggambarkan protes tersebut sebagai bentuk “vitalitas demokratis.”

    “Kami tidak takut pada generasi muda kami,” katanya dalam pertemuan awal pekan ini. “Berunjuk rasa adalah hal yang sah, tetapi kami ingin agar hal itu tetap dalam batas hukum agar dialog dapat terjadi.”

    Selama siaran langsung dari dalam parlemen, Menteri Kesehatan Maroko, Amin Tehraoui, mengakui adanya kelemahan yang serius dalam sistem kesehatan nasional. Sebelumnya, ia telah memecat Direktur Rumah Sakit Agadir yang menjadi sasaran protes pada awal September lalu.

    Partai-partai oposisi juga menyatakan bahwa pemerintah seharusnya menanggapi tuntutan para demonstran. Beberapa anggota partai oposisi bahkan menyarankan agar pemerintah mundur.

    Salah satu hal yang mencolok adalah ketidakhadiran Perdana Menteri Maroko yang juga seorang miliarder, Aziz Akhannouch, untuk menanggapi protes ini. Akibatnya, Akhannouch menjadi sasaran ejekan dan kritik di platform media sosial.

    Banyak warga mulai menyerukan agar Raja Mohammed VI turun tangan. Meski Maroko memiliki parlemen terpilih dan sistem monarki konstitusional, kekuasaan politik dan ekonomi utama tetap berada di tangan sang raja yang telah memimpin selama lebih dari 22 tahun.

    Aktivis GenZ 212 menegaskan bahwa mereka tidak menargetkan sistem ini. “Masalah kami hanya pada masalah pemerintah saat ini dan kebijakannya,” kata salah satu pernyataan. “Jangan salah artikan kritik terhadap situasi ini sebagai penolakan terhadap negara.”

    Apa yang akan terjadi selanjutnya?

    Belghiti memperkirakan pemerintah akan terus mengandalkan aparat keamanan untuk mengendalikan situasi. “Itu solusi mudah yang mempertahankan status quo,” katanya.

    Namun, itu tidak akan menyelesaikan akar masalah yang memicu protes, sistem pendidikan dan kesehatan yang bermasalah secara struktural, dan mungkin tidak menjadi prioritas bagi politisi yang lebih mementingkan keuntungan.

    Jika protes yang dipimpin pemuda terus berlanjut, atau bahkan semakin besar, kemungkinan Perdana Menteri Akhannouch akan dipaksa mundur dari kekuasaan, menurut Belghiti.

    Untuk saat ini, situasinya masih berkembang. Beberapa pakar mengatakan belum cukup informasi untuk memprediksi arah gerakan ini, apalagi dengan banyaknya seruan untuk menahan diri dan menghindari eskalasi.

    Artikel ini pertama kali diterbitkan dalam bahasa Arab dan diadaptasi dari bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Algadri Muhammad dan Tezar Aditya

    Editor: Hani Anggraini

    Lihat Video ‘Demo Gen Z 212 di Maroko Ricuh, 3 Orang Tewas Didor Polisi’:

    (ita/ita)

  • Dari Asia ke Amerika Latin, Gen Z Bangkit Melawan Ketidakadilan

    Dari Asia ke Amerika Latin, Gen Z Bangkit Melawan Ketidakadilan

    Jakarta – Madagaskar: Tidak Takut Melawan Presiden

    Bagi Herizo Andriamanantena, juru bicara kelompok Generasi Z (generasi kelahiran 1997 hingga 2012) Madagaskar, hal ini cukup jelas: “Kami berkewajiban mengubah segalanya. Yang kami harapkan adalah pemakzulan dan pengunduran diri (presiden). Intinya adalah presiden mengundurkan diri.” katanya kepada DW.

    Gelombang protes global Gen Z kini sampai ke Madagaskar. “Mengubah segalanya” bagi para demonstran berarti: hentikan tata kelola pemerintahan yang buruk dan korupsi. Mereka menuntut Presiden Andry Rajoelina mundur, karena penggantian menteri kabinet dinilai tidak cukup.

    Aksi protes tersebut awalnya dipicu oleh pemadaman listrik dan krisis air minum itu, menurut PBB setidaknya 22 orang tewas dan 100 orang terluka sejak gelombang protes simulai pada (25/9) lalu.

    Mobilisasi anak-anak muda berpendidikan dengan usia 18–28 tahun terus berlanjut meski ada ancaman dan intimidasi, jelas Andriamanantena. Kaum muda Madagaskar merasa sebagai mayoritas karena lebih dari separuh dari 32 juta populasi Madagaskar berusia di bawah 30 tahun. Panutan mereka adalah Nepal.

    Nepal: Generasi Z Menggulingkan Pemerintah

    Pemerintah Nepal memblokir 26 platform media sosial seperti Facebook dan TikTok, dengan alasan melindungi keamanan nasional. Generasi Z pun turun ke jalan, puluhan ribu berdemonstrasi.

    Dengan tagar #NepoBabies (sebutan bagi mereka yang duduk di pemerintahan karena nepotisme dan orang tua berpengaruh), mereka mengekspos korupsi dan persengkongkolan keluarga pejabat. Meski memakan korban puluhan jiwa, mereka berhasil menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma. Dalam pemungutan suara yang digelar secara daring, mereka mendukung Sushila Karki – mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal dan pejuang antikorupsi – sebagai penggantinya.

    “Kami mengharapkan kebangkitan politik yang berkelanjutan, dipimpin Generasi Z,” kata Rajat Das Shrestha, salah satu tokoh utama gerakan Gen Z di Nepal, kepada DW. “Pemerintah bisa ditumbangkan bila kaum muda bangkit melawan.”

    Jika para penguasa “terus mengabaikan mimpi dan frustrasi anak muda, maka peristiwa serupa akan terjadi di banyak negara lain di kawasan,” ujar Shrestha.

    Sebelumnya gelombang demonstrasi memprotes ketidakadilan pemerintah terjadi di Indonesia pada akhir Agustus 2025 lalu.

    Setelah Nepal kini giliran kaum muda Filipina yang beranjak turun ke jalan – melawan tindakan korupsi serta ketidakadilan pemerintah.

    Serbia: Pemberontakan Gen Z setelah Runtuhnya Stasiun

    Tak hanya di Asia, di Eropa pun Generasi Z turun ke jalan. “Itu adalah tetesan yang membuat isi gelas meluap,” kata Jelena Popadic, salah satu juru bicara gerakan protes kepada DW. Yang dia sebutkan itu adalah upaya pemerintah Serbia menutupi-nutupi penyebab dibalik runtuhnya atap stasiun utama di Kota Novi Sad 1 November 2024 lalu, yang menewaskan 16 orang. Runtuhnya atap stasiun diduga karena malpraktik konstruksi dan korupsi.

    Sejak itu, hampir setahun penuh Gen Z mencoba melumpuhkan kehidupan di negara berpenduduk 7 juta jiwa tersebut lewat gerakan perlawanan di kampus-kampus, demonstrasi mingguan, pemblokiran jalan, hingga penyerangan kantor Partai Progresif Presiden Aleksandar Vucic. Fokusnya jelas memprotes pemerintahan otoriter sang presiden.

    Slogan mereka: “Pumpaj”, yang kira-kira berarti “Lebih keras” atau “Lebih kencang lagi.” Vucic mencoba menekan aksi dengan kekerasan tapi tidak membuahkan hasil.

    “Mahasiswa tidak takut, dan mereka telah menularkan sikap itu ke seluruh rakyat,” kata mantan jenderal polisi Bogoljub Zivkovic kepada DW. Zivkovic dipensiunkan dini oleh Vucic setelah 30 tahun pengabdian, karena putranya – mahasiswa hukum – ikut berdemonstrasi menuntut diakhirinya korupsi.

    Dari Maghreb Sampai ke Amerika Latin

    Tidak kalah berani, gerakan pemuda anonim di Maroko menggencarkan aksi mereka. Menurut kantor berita dpa, dalam protes yang terjadi pada Rabu malam (1/10) sedikitnya 280 orang terluka dan lebih dari 400 ditangkap.

    Isu utamanya adalah korupsi. Namun mereka juga menolak pembangunan stadion untuk Piala Dunia 2030 (yang akan diselenggarakan bersama Spanyol dan Portugal). Sementara kelompok “Gen Z 212” menuntut dana pembangunan stadion dialihkan untuk rumah sakit. 212 diambil dari kode telepon internasional Maroko – untuk menggambarkan identitas gerakan nasionalnya. Seruan protes menyebar melalui TikTok, Instagram, dan platform gim Discord.

    Gelombang aksi Gen Z serupa juga muncul di Paraguay dan Peru. Generasi muda sudah muak dengan nepotisme dan janji kosong politik. Di Asunción, ibukota Paraguay, akhir pekan lalu, mereka berdemo dengan slogan: “Kami 99,9 persen dan kami tidak mau korupsi.”

    Di Peru, kaum muda berdemo di ibukota Lima dengan menabuh genderang kencang menolak korupsi, menuntut Presiden Dina Boluarte mundur, serta menolak rencana reformasi pensiun.

    Di Peru – seperti juga di semua aksi Gen Z di dunia – selalu terlihat bendera bajak laut bergambar tengkorak dengan topi jerami dari animasi legendaris “One Piece.”

    Tokoh utama film animasi itu, Monkey D. Ruffy, yang berjuang demi kebebasan dan keadilan. Salah satu kutipannya yang terkenal jadi keyakinan bersama para demonstran muda: “Aku ingin menciptakan dunia di mana semua temanku bisa makan sepuasnya!”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

  • Korban Tewas Akibat Gempa di Cebu Filipina Terus Bertambah

    Korban Tewas Akibat Gempa di Cebu Filipina Terus Bertambah

    Dunia Hari Ini kembali dengan laporan dunia selama 24 jam terakhir.

    Edisi Rabu, 1 Oktober 2025 kami awali dengan perkembangan dari gempa bumi di Filipina.

    Provinsi Cebu digoncang gempa

    Setidaknya 69 orang tewas di bagian tengah provinsi Cebu, setelah bangunan dan dinding rumah runtuh akibat gempa berkekuatan 6,9 skala Richter.

    Gempa juga menyebabkan banyak orang terluka dan terpaksa berlarian keluar rumah di larut malam, selain juga memutus aliran listrik.

    Pusat gempa berada sekitar 19 kilometer di timur laut Bogo, sebuah kota pesisir berpenduduk sekitar 90.000 jiwa, serta menewaskan 14 warga setempat, seperti dijelaskan petugas mitigasi bencana Rex Ygot.

    Gubernur Cebu Pamela Baricuatro mengatakan tingkat kerusakan dan korban luka di Bogo dan kota-kota sekitarnya di wilayah utara provinsi tersebut baru akan diketahui setelah matahari terbit.

    “Keadaannya bisa lebih buruk dari yang kita duga,” ujarnya dalam pesan video yang diunggah di Facebook.

    Perjanjian damai Gaza menunggu Hamas

    Presiden Donald Trump memberi Hamas waktu tiga hingga empat hari sejak kemarin untuk menerima rencana perdamaian Gaza yang sudah didukungnya.

    Presiden Trump memperingatkan akan ada “akhir yang sangat menyedihkan” jika Hamas menolak proposal yang menurutnya hampir mengakhiri konflik yang sudah berlangsung selama dua tahun ini.

    Para mediator Qatar dan Mesir menyampaikan 20 poin dalam rencana perdamaian kepada Hamas pada Senin malam, setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkunjung ke Gedung Putih.

    Hamas tidak terlibat dalam negosiasi yang menghasilkan proposal yang menyerukan pelucutan senjata kelompok tersebut, sebuah tuntutan yang sebelumnya ditolak Hamas.

    Tiga meninggal akibat pesantren runtuh

    Upaya masih dilakukan untuk menyelamatkan 91 orang yang dikhawatirkan terjebak di bawah reruntuhan setelah pesantren di Jawa Timur, runtuh.

    Setidaknya tiga orang tewas dan 102 orang dievakuasi dalam insiden Senin lalu di pesantren Al Khoziny di Sidoarjo ketika bangunan yang tidak stabil runtuh selama konstruksi.

    “Kejadian mendadak ini menyebabkan material bangunan jatuh menimpa puluhan siswa dan pekerja,” kata Abdul Muhari, juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

    Rumah di Australia diperkirakan makin mahal

    Nilai rumah di Australia kembali naik pada bulan September, dan para pengamat memperingatkan akan ada lonjakan jumlah pembeli rumah pertama, yang memicu kenaikan harga di bulan-bulan mendatang.

    Mulai hari ini, Skema Jaminan Rumah yang digagas pemerintah federal dari Partai Buruh diberlakukan.

    Pembeli dapat membeli rumah dengan uang muka minimal lima persen, sehingga terhindar dari membayar asuransi pinjaman atau LMI, sementara pemerintah bertindak sebagai penjamin untuk sisa uang muka 20 persen.

    [CHART HERE]

    Nilai median nasional rumah di Australia sekarang adalah A$857.280, atau mencapai Rp9 miliar.

    Unjuk rasa Maroko berujung ricuh

    Unjuk rasa anak muda menuntut pendidikan dan layanan kesehatan yang lebih baik di Maroko berujung kericuhan dengan pasukan keamanan, Selasa malam kemarin.

    Protes tersebut diorganisir secara daring oleh kelompok pemuda anonim yang menamakan diri “GenZ 212”, menggunakan platform termasuk TikTok, Instagram, dan aplikasi Discord.

    Di kota-kota Tiznit, Inzegane, dan Ait Amira, serta kota timur Oujda, ratusan pengunjuk rasa muda melemparkan batu ke arah pasukan keamanan yang berusaha membubarkan kerumunan.

    Di Ait Amira, para demonstran membalikkan dan merusak beberapa kendaraan aparat keamanan, yang rekamannya beredar di media.

  • Demo Gen Z Marak di Maroko, Tuntut Reformasi Pendidikan-Kesehatan

    Demo Gen Z Marak di Maroko, Tuntut Reformasi Pendidikan-Kesehatan

    Rabat

    Unjuk rasa yang dipimpin oleh kaum muda atau Gen Z di Maroko berujung bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan di beberapa kota setempat pada Selasa (30/9) malam. Aksi protes yang berlangsung selama empat hari terakhir ini menuntut reformasi di sektor pendidikan dan kesehatan masyarakat.

    Beberapa video yang dipublikasikan media-media lokal, seperti dilansir AFP, Rabu (1/10/2025), menunjukkan para demonstran yang memakai masker di area Inezgane, dekat Agadir, melemparkan batu ke arah polisi.

    Para demonstran, menurut video itu, juga melakukan pembakaran di dekat pusat perbelanjaan setempat dan merusak sebuah kantor pos setempat.

    Aksi serupa dilaporkan terjadi di area Air Amira, di Beni Mellal, dan di Oujda. Belum diketahui secara jelas apakah ada korban luka dalam bentrokan tersebut.

    Unjuk rasa yang dipimpin oleh anak muda di Maroko ini diprakarsai oleh sebuah kelompok kolektif bernama “GenZ 212”, yang pendirinya masih belum diketahui.

    Dalam pernyataan yang diunggah ke Facebook pada Selasa (30/9) malam, kelompok GenZ 212 tersebut menyatakan “penyesalan atas aksi kerusuhan atau vandalisme yang berdampak pada properti publik atau pribadi”

    Mereka juga mendesak para demonstran tetap menjaga kedamaian dan menghindari perilaku apa pun yang dapat “merusak legitimasi tuntutan kita yang adil”.

    Unjuk rasa terbaru ini menandai hari keempat aksi protes digelar secara berturut-turut, meskipun sebelumnya tidak ada laporan tindak kekerasan. Namun penangkapan dilakukan oleh otoritas Maroko terhadap ratusan demonstran.

    Laporan Asosiasi Hak Asasi Manusia (AMDH) menyebut lebih dari 200 demonstran, sebagian besar anak muda, telah ditangkap selama tiga hari terakhir di ibu kota Rabat saat unjuk rasa dibubarkan oleh polisi. Sebagian besar dari mereka kemudian dibebaskan.

    Keterangan salah satu pengacara yang mendampingi demonstran, Souad Brahma, menyebut jaksa Maroko telah mengatakan akan mengadili 37 orang karena berpartisipasi dalam aksi protes tersebut.

    “Sebanyak 34 orang akan diadili saat bebas dengan jaminan, dengan persidangan mereka dijadwalkan dimulai pada 7 Oktober, sedangkan tiga orang lainnya akan menghadapi tuntutan di tahanan,” kata Brahma kepada AFP. Dakwaan yang dijeratkan terhadap para demonstran itu belum diketahui secara jelas.

    Di wilayah Casablanca, jaksa penuntut umum mengajukan permintaan untuk membuka penyelidikan terhadap 18 orang atas dugaan peran mereka dalam menghambat lalu lintas selama unjuk rasa pada akhir pekan.

    Unjuk rasa di Maroko ini terjadi di tengah ketidakpuasan masyarakat atas kesenjangan sosial, yang secara tidak proporsional berdampak pada kaum muda dan perempuan. Laporan terbaru soal kematian delapan ibu hamil di sebuah rumah sakit umum di Agadir menjadi salah satu sumber kemarahan publik.

    Tonton juga video “Bendera One Piece Berkibar Lagi, Kali Ini di Aksi Gen Z Peru” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Foto Presiden Prabowo Muncul di Baliho Israel, Kemlu RI: Posisi Indonesia Sangat Clear

    Foto Presiden Prabowo Muncul di Baliho Israel, Kemlu RI: Posisi Indonesia Sangat Clear

    JAKARTA – Kementerian Luar Negeri RI menegaskan posisi Indonesia terkait konflik di Palestina dan Solusi Dua Negara tidak berubah dan sangat jelas.

    Hal ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Yvonne Mewengkang, terkait dengan kemunculan foto Presiden Prabowo Subianto di sejumlah baliho di Israel.

    Baliho berlogo Abraham Shield itu terpasang di sejumlah lokasi dan dalam berbagai ukuran di Tel Aviv, Israel, menampilkan Presiden Prabowo bersama Raja Yordania Abdullah II, Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed Al-Nahyan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, serta Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Baliho itu juga disertai seruan dan dukungan terhadap rencana Presiden Trump mengenai situasi di Timur Tengah, terkait dengan mengakhiri konflik Palestina-Israel.

    Presiden Trump juga diketahui berusaha untuk menormalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab lewat Abraham Accords.

    Jubir Kemlu RI Yvonne Mewengkan. (VOI/Fauzi)

    “Posisi Indonesia sangat clear, bahwa tidak akan ada pengakuan dan normalisasi dengan Israel baik melalui Abraham Accords atau platform lainnya, kecuali Israel terlebih dahulu mau mengakui Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat,” tegas Jubir Kemlu RI Yvonne dalam keterangan kepada wartawan, seperti dikutip Selasa 30 September.

    “Hal itu seperti yang pernah ditegaskan Menlu RI bahwa visi apa pun terkait Israel harus dimulai dari pengakuan terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Palestina,” tandasnya.

    Pekan lalu, Presiden Prabowo saat mengikuti High Level Week Sidang Majelis Umum PBB di New York dua kali menegaskan kesiapan Indonesia mengakui Israel dan mendukung jaminan keamanannya, setelah Palestina memperoleh kemerdekaannya dan diakui sebagai negara.

    Hal tersebut disampaikan Presiden Prabowo di dua kesempatan, pertama High-level International Conference for the Peaceful Settlement of the Question of Palestine and the Implementation of the Two-State Solution pada 22 September, sehari kemudian dalam Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-80 PBB.

    Di hari yang sama dengan Debat Umum, Presiden Prabowo menghadiri pertemuan bertajuk “Multilateral Meeting on the Middle East” atas undangan Presiden Trump. Pertemuan yang digelar di Ruang Konsultasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Hari Selasa waktu setempat tersebut, dihadiri secara terbatas oleh negara-negara yang dipandang dapat membantu mewujudkan proses perdamaian di Timur Tengah.

    Israel Says Yes to Trump’s Plan

    The Israeli Coalition for Regional Security has launched a new nationwide billboard campaign urging the government to back President Donald Trump’s initiative to end the war in Gaza and expand the Abraham Accords.

    Featuring President Trump, PM… pic.twitter.com/1NHZYFDYEQ

    — הקואליציה לביטחון אזורי (@AbrahamShield25) September 28, 2025

    Selain Presiden Trump dan Presiden Prabowo, hadir dalam pertemuan itu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Emir Qatar Syekh Tamim ibn Hamad Al Thani, Raja Yordania Abdullah II, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Persatuan Emirat Arab Syekh Abdullah bin Zayed Al Nahyan, serta Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.

    Negara-negara tersebut dipandang Presiden Trump memiliki pengaruh besar dan kontribusi nyata bagi upaya perdamaian kawasan.

    “Pertemuan tersebut produktif dalam arti cukup maju dalam upaya penyelesaian konflik Timur Tengah, mencapai perdamaian serta gencatan senjata,” kata Menteri Luar Negeri RI Sugiono mengenai pertemuan Presiden Trump dengan Presiden Prabowo dan sejumlah perwakilan negara Arab-Islam tersebut.

    Terpisah, akun AbrahamShield25 dalam unggahan di media sosial X menuliskan, “Koalisi Israel untuk Keamanan Regional telah meluncurkan kampanye papan reklame nasional baru yang mendesak pemerintah untuk mendukung inisiatif Presiden Donald Trump untuk mengakhiri perang di Gaza dan memperluas Perjanjian Abraham.”

    “Koalisi – sebuah kelompok non-partisan yang terdiri dari 120+ pemimpin senior keamanan, kebijakan, dan ekonomi Israel – menyebut usulan Trump sebagai langkah serius dan bertanggung jawab untuk mengubah keuntungan militer Israel menjadi sebuah strategi,” lanjut unggahan tersebut.

    Unggahan ini muncul sehari jelang pertemuan Presiden Trump dengan PM Netanyahu di Washington DC pada 29 September. Pertemuan itu akan digunakan Presiden Trump untuk mendesak Israel menerima proposal 21 poin yang digagas guna mencapai kesepakatan gencatan senjata, mengakhiri perang di Gaza.

    Presiden Trump sendiri dalam wawancara dengan Majalah Time yang diterbitkan pada April lalu menyatakan keyakinannya untuk memperluas Perjanjian Abraham – yang diinisiasi pada periode pertama pemerintahannya –  dengan Arab Saudi, sebelum kemudian Ia akan pergi ke Qatar dan Uni Emirat Arab, dikutip dari The Times of Israel.

    Diketahui, Abraham Accords yang menjadi jembatan upaya normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab ditandatangani oleh Bahrain, Uni Emirat Arab dan Israel pada 15 September 2020 di Washington DC, Amerika Serikat. Maroko menyusul Desember 2020 dan Sudan Januari 2021.

  • ​Masuki Zona Kuning, Armada Global Sumud Flotilla Makin Dekat Berlabuh di Gaza

    ​Masuki Zona Kuning, Armada Global Sumud Flotilla Makin Dekat Berlabuh di Gaza

    Tunisia: Pelayaran Global Sumud Flotilla diperkirakan akan merapat ke Gaza, Palestina, dalam dua hingga tiga hari ke depan. Ketua Koordinator Indonesia Global Peace Convoy (IGPC), Muhammad Husein, menyampaikan bahwa armada terdepan saat ini hanya berjarak sekitar 300 nautical mile (Nm) dari garis pantai Gaza. 

    Husein yang berada di Kapal Observer Summertimes, hingga Senin, 29 September 2025 terus mengejar 42 armada lain yang sudah berada di zona kuning pelayaran dalam upaya menembus blokade Gaza. Menurutnya, jika tak ada hambatan ataupun serangan dari Zionis Israel, estimasi waktu tempuh bisa lebih singkat. 

    “Jarak kapal-kapal Global Sumud Flotilla yang saat ini berada paling depan, hanya tinggal sekitar 300-an nautical miles dari Gaza. Dan insya Allah, hanya dalam dua atau tiga hari ke depan, kapal-kapal yang membawa bantuan kemanusian untuk Gaza, sudah tiba di Gaza,” ujarnya dalam pertemuan virtual bersama relawan dan aktivis IGPC.

    Husein menjelaskan bahwa dirinya sempat mengalami kendala teknis ketika Kapal Observer Nusantara yang ditumpanginya rusak di perairan Sisilia, Italia. Sejak kemarin, ia beralih ke Kapal Observer Summertimes untuk melanjutkan perjalanan. Saat ini, kapal tersebut sudah berada di perairan internasional tenggara Kreta, Yunani, guna menyusul 42 armada yang menunggu di zona kuning.
     

    Zona kuning sendiri menjadi titik waspada bagi armada Global Sumud Flotilla, terletak di barat daya perairan Siprus dan tenggara Kepulauan Kreta. Dari titik tersebut, seluruh kapal harus melanjutkan perjalanan melewati zona merah, wilayah berbahaya dalam radius 100 Nm dari Gaza, yang kerap menjadi lokasi serangan Israel terhadap kapal kemanusiaan.

    Husein menuju zona kuning bersama 21 relawan dari 10 negara lain, seperti Malaysia, Italia, Afrika Selatan, hingga Maroko. “Saya di Kapal Summertimes bersama 21 relawan, dan aktivis dari 10 negara lainnya. Ada yang dari Malaysia, Italia, Afrika Selatan (Afsel), Maroko, dan lain-lain,” jelasnya.

    Sementara itu, relawan Indonesia lainnya, Wanda Hamidah dan Muhammad Faturrahman, masih tertahan di perairan Italia akibat kapal yang mereka tumpangi rusak. Bahkan, kapten kapal dilaporkan meninggalkan pelayaran dan menolak melanjutkan perjalanan.
     
    IGPC desak Presiden Prabowo mengambil sikap

    Di sisi lain, IGPC menyoroti belum adanya pernyataan resmi dari Presiden Prabowo Subianto terkait dukungan terhadap misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla. Padahal, ada warga Indonesia yang ikut serta dalam aksi tersebut bersama ratusan relawan dari 45 negara.

    Husein menilai, seharusnya Prabowo bisa mencontoh langkah Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang mendukung keterlibatan warganya. 

    “Kami meminta agar Pak Prabowo Subianto, cukup hanya me-mention (menyebut) Global Sumud Flotilla sebagai bentuk partisipasinya dalam memberikan perlindungan terhadap warga-warga Indonesia yang ikut dalam aksi kemanusian menembus blokade Gaza ini,” ujarnya.

    “Hal tersebut dilakukan oleh pemimpin-pemimpin negara lain, seperti PM Anwar dan lain-lain dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dalam misi kemanusian Global Sumud Flotilla ini,” terangnya.

    Selain Husein, dua nama lain dari Indonesia yang terlibat dalam konvoi laut kemanusiaan ini adalah Wanda Hamidah dan Muhammad Faturrahman dari Aqsa Working Group (AWG).

    Tunisia: Pelayaran Global Sumud Flotilla diperkirakan akan merapat ke Gaza, Palestina, dalam dua hingga tiga hari ke depan. Ketua Koordinator Indonesia Global Peace Convoy (IGPC), Muhammad Husein, menyampaikan bahwa armada terdepan saat ini hanya berjarak sekitar 300 nautical mile (Nm) dari garis pantai Gaza. 
     
    Husein yang berada di Kapal Observer Summertimes, hingga Senin, 29 September 2025 terus mengejar 42 armada lain yang sudah berada di zona kuning pelayaran dalam upaya menembus blokade Gaza. Menurutnya, jika tak ada hambatan ataupun serangan dari Zionis Israel, estimasi waktu tempuh bisa lebih singkat. 
     
    “Jarak kapal-kapal Global Sumud Flotilla yang saat ini berada paling depan, hanya tinggal sekitar 300-an nautical miles dari Gaza. Dan insya Allah, hanya dalam dua atau tiga hari ke depan, kapal-kapal yang membawa bantuan kemanusian untuk Gaza, sudah tiba di Gaza,” ujarnya dalam pertemuan virtual bersama relawan dan aktivis IGPC.

    Husein menjelaskan bahwa dirinya sempat mengalami kendala teknis ketika Kapal Observer Nusantara yang ditumpanginya rusak di perairan Sisilia, Italia. Sejak kemarin, ia beralih ke Kapal Observer Summertimes untuk melanjutkan perjalanan. Saat ini, kapal tersebut sudah berada di perairan internasional tenggara Kreta, Yunani, guna menyusul 42 armada yang menunggu di zona kuning.
     

     
    Zona kuning sendiri menjadi titik waspada bagi armada Global Sumud Flotilla, terletak di barat daya perairan Siprus dan tenggara Kepulauan Kreta. Dari titik tersebut, seluruh kapal harus melanjutkan perjalanan melewati zona merah, wilayah berbahaya dalam radius 100 Nm dari Gaza, yang kerap menjadi lokasi serangan Israel terhadap kapal kemanusiaan.
     
    Husein menuju zona kuning bersama 21 relawan dari 10 negara lain, seperti Malaysia, Italia, Afrika Selatan, hingga Maroko. “Saya di Kapal Summertimes bersama 21 relawan, dan aktivis dari 10 negara lainnya. Ada yang dari Malaysia, Italia, Afrika Selatan (Afsel), Maroko, dan lain-lain,” jelasnya.
     
    Sementara itu, relawan Indonesia lainnya, Wanda Hamidah dan Muhammad Faturrahman, masih tertahan di perairan Italia akibat kapal yang mereka tumpangi rusak. Bahkan, kapten kapal dilaporkan meninggalkan pelayaran dan menolak melanjutkan perjalanan.
     

    IGPC desak Presiden Prabowo mengambil sikap

    Di sisi lain, IGPC menyoroti belum adanya pernyataan resmi dari Presiden Prabowo Subianto terkait dukungan terhadap misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla. Padahal, ada warga Indonesia yang ikut serta dalam aksi tersebut bersama ratusan relawan dari 45 negara.
     
    Husein menilai, seharusnya Prabowo bisa mencontoh langkah Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang mendukung keterlibatan warganya. 
     
    “Kami meminta agar Pak Prabowo Subianto, cukup hanya me-mention (menyebut) Global Sumud Flotilla sebagai bentuk partisipasinya dalam memberikan perlindungan terhadap warga-warga Indonesia yang ikut dalam aksi kemanusian menembus blokade Gaza ini,” ujarnya.
     
    “Hal tersebut dilakukan oleh pemimpin-pemimpin negara lain, seperti PM Anwar dan lain-lain dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dalam misi kemanusian Global Sumud Flotilla ini,” terangnya.
     
    Selain Husein, dua nama lain dari Indonesia yang terlibat dalam konvoi laut kemanusiaan ini adalah Wanda Hamidah dan Muhammad Faturrahman dari Aqsa Working Group (AWG).
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)