5 PMI di Selangor Malaysia Ditembak, 1 Tewas dan 4 Luka Berat
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kementerian Pelindungan
Pekerja Migran Indonesia
(P2MI) mengonfirmasi insiden penembakan terhadap lima
Pekerja Migran
Indonesia (PMI) oleh Agensi Penguatkuasa Maritim
Malaysia
(APMM) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, pada Jumat (24/1/2025) pukul 03.00 WIB.
Akibat kejadian tersebut, satu PMI meninggal dunia, sementara empat lainnya mengalami luka berat.
“Atas nama Kementerian P2MI, kami menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya seorang PMI akibat insiden ini,” kata Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Christina Aryani, di Jakarta, Minggu (26/1/2025).
“Kami juga mendoakan kesembuhan bagi empat PMI lainnya yang saat ini tengah dirawat di beberapa rumah sakit di Selangor, Malaysia,” lanjutnya.
Insiden bermula ketika patroli APMM menemukan sebuah kapal yang membawa lima PMI melintas di perairan Tanjung Rhu.
Petugas kemudian melepaskan tembakan yang mengakibatkan satu PMI tewas di tempat, sementara empat lainnya terluka, dengan salah satu korban dalam kondisi kritis.
Kementerian P2MI mengecam keras tindakan APMM yang dinilai menggunakan kekuatan berlebihan dalam menangani
pekerja migran
.
Christina menegaskan tindakan semacam ini tidak dapat dibenarkan dan bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan.
“Kami mendesak Pemerintah Malaysia untuk mengusut tuntas peristiwa ini,” ujarnya.
“Jika terbukti bahwa petugas APMM menggunakan kekuatan berlebihan, maka harus ada tindakan tegas sesuai hukum yang berlaku,” lanjut Christina.
Kementerian P2MI memastikan terus berkoordinasi untuk memberikan pendampingan bagi para korban.
“Kami sedang berupaya memastikan para korban yang terluka mendapatkan perawatan medis yang memadai, termasuk memberikan dukungan kepada keluarga korban, baik dalam bentuk bantuan hukum maupun pemulangan jenazah PMI yang meninggal dunia,” jelasnya.
Selain itu, P2MI juga bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri RI dan atase kepolisian di KBRI Kuala Lumpur untuk memperoleh akses kekonsuleran guna menjenguk para korban serta memastikan hak-hak mereka terlindungi.
Christina menyatakan bahwa Kementerian P2MI akan mendorong dialog dengan Pemerintah Malaysia guna membahas langkah-langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
“Penanganan pekerja migran, termasuk mereka yang berada dalam kondisi nonprosedural, harus dilakukan dengan pendekatan yang manusiawi,” tegasnya.
Christina memastikan bahwa negara akan selalu hadir untuk melindungi dan menjamin pemenuhan hak-hak
pekerja migran Indonesia
.
“Negara memiliki kewajiban untuk melindungi hak asasi para PMI. Kami akan terus memastikan keadilan ditegakkan dan hak-hak PMI tetap terjaga,” tutupnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Negara: Malaysia
-
/data/photo/2025/01/26/6795c7274be46.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
4 5 PMI di Selangor Malaysia Ditembak, 1 Tewas dan 4 Luka Berat Nasional
-

Pakar dari Malaysia Sebut Indonesia Sudah Benar Larang Motor Masuk Jalan Tol
Jakarta –
Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras mengusulkan agar motor gede (moge) dibolehkan masuk dan melintasi jalan tol. Sementara itu pakar dari Malaysia justru setuju dengan kebijakan di Indonesia saat ini yang melarang masuk tol.
Sebelumnya Andi mendorong wacana motor masuk tol di Indonesia dengan alasan kebijakan tersebut akan menambah pendapatan negara. Selain itu, kendaraan moge, kata dia, juga dinilai tak akan merusak struktur jalan tol.
“Sekadar masukan aja sebenarnya untuk sebagai salah satu pengguna yang potensial menurut saya. Kalau kita berbicara tentang selama ini kita melihat juga kan, moge dalam hal ini misalkan motor pengawal, itu kan bisa masuk gitu loh. Kalau boleh dibilang nothing is different lah dengan motor gede yang lainnya gitu,” kata Andi, dikutip dari detikNews, Sabtu (25/1).
“Jadi pertimbangan-pertimbangan saya sebenarnya hanya sebagai salah satu pangsa pasar jalan tol kita, potensi pendapatan jalan tol yang mana kemudian saya kira tidak memberikan dampak yang sangat jelek terhadap jalan tol,” tutur politikus Partai Gerindra tersebut.
“Karena tidak terlalu berat dan tidak seperti kendaraan logistik yang begitu besar. Tentu tergantung sama kondisi jalan gitu loh. Kalau motor gede ini kan cenderung menurut saya tidak merusak, tinggal membuat aturannya aja. Aturan bagaimana agar supaya tertib berkendara gitu loh,” kata dia menambahkan.
Direktur Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS) Zulhaidi Mohd Jawi (kiri) Foto: Dok. Istimewa
Pendapat Pakar dari Malaysia
detikOto pernah mewawancarai Direktur Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS) Zulhaidi Mohd Jawi, soal kebijakan Indonesia saat ini yang melarang motor masuk tol. Kata Zulhaidi, kebijakan tersebut sejatinya sudah benar.
“Kalau dari filosofi safety, sebetulnya Indonesia yang benar. Sebab di jalan tol itu rata-rata kecepatannya tinggi. Jadi jika terjadi apa-apa, misal kecelakaan atau kesilapan, akan lebih parah (dampaknya bagi pengguna motor),” kata Zulhaidi beberapa waktu lalu.
Di negara asal Zulhaidi, Malaysia, motor memang dibolehkan masuk tol. Tapi kata dia, kebijakan itu sudah diterapkan sejak lama, hingga membudaya. Jadi, sangat sulit jika kebijakan itu ditarik lagi oleh pemerintah Malaysia.
Sebagai informasi, berbagai jenis motor boleh mengakses jalan tol di Malaysia tanpa terkecuali, bahkan untuk motor bebek yang berukuran kecil sekalipun. Pengendara motor juga tidak dikenakan biaya alias gratis.
“Kalau di Malaysia (motor boleh masuk tol) itu sudah terlanjur diterapkan lebih awal, sejak jalan tol diperkenalkan. Jadi secara politik sudah agak susah kalau kebijakan itu ditarik lagi (atau dibatalkan),” kata pria yang pernah menjadi Communications Manager di ASEAN New Car Assessment Program (ASEAN NCAP) itu.
“Tapi untuk safety, sebenarnya tidak sesuai. Karena motor itu harus jaga keseimbangan, dan di jalan tol dia bisa cepat hilang keseimbangan (karena kecepatan tinggi). Jika sesuatu terjadi, pengendara roda dua jatuh, risikonya lebih tinggi. Meski pakai helm (dan peralatan safety), jika terjatuh tetap berbahaya,” bilang Zulhaidi.
(lua/riar)
-

Kementerian P2MI Kecam Penembakan Pekerja Migran Indonesia di Perairan Malaysia
loading…
Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) mengecam penembakan terhadap lima PMI di perairan Malaysia oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). Foto/Ari Sandita
JAKARTA – Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) mengecam penembakan terhadap lima PMI di perairan Malaysia oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). Salah satu korban penembakan tersebut tewas.
“Kementerian P2MI mengecam tindakan atau penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh otoritas Maritim Malaysia (APMM) terhadap 5 PMI, yang menyebabkan 1 korban meninggal dunia, 4 lainnya luka-luka,” ujar Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani di kantornya, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (26/1/2025).
Menurutnya, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) mendapatkan informasi telah terjadi insiden penembakan terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dilakukan oleh otoritas Maritim Malaysia, yaitu Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM).
Kronologi kejadiannya, berawal dari patroli petugas APMM yang mendapati adanya kapal berisi 5 PMI melintas di perairan Tanjung Rhu, Malaysia pada Jumat, 24 Januari 2025 pukul 03.00 dini hari.
“Kondisi terkini, seorang PMI meninggal dunia, 1 PMI dalam kondisi kritis dan 3 PMI lainnya diinformasikan dirawat di beberapa rumah sakit di Selangor, Malaysia,” tuturnya.
Dia menambahkan, Kementerian P2MI mengucapkan duka mendalam atas meninggalnya seorang Pekerja Migran Indonesia, korban penembakan otoritas Maritim Malaysia Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di Tanjung Rhu Malaysia. Pihaknya juga mendoakan agar 4 orang PMI lainnya yang saat ini sedang dirawat segera diberikan kesembuhan.
(rca)
-
/data/photo/2025/01/23/67925bbe7a859.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ahsan/Hendra Pensiun, Fans Berharap Jadi Pelatih Megapolitan 26 Januari 2025
Ahsan/Hendra Pensiun, Fans Berharap Jadi Pelatih
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sejumlah penggemar bulu tangkis Tanah Air berharap pasangan ganda putra legendaris, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dapat menjadi pelatih di Indonesia setelah memutuskan untuk gantung raket.
Mereka menilai kehadiran Ahsan/Hendra sebagai pelatih sangat penting untuk melahirkan regenerasi atlet bulu tangkis Indonesia di masa depan.
“Berharap sih mereka bisa jadi coach biar ada regenerasi. Apalagi dibilang mereka pensiun enggak muda, itu patut diapresiasi,” kata Sopian (36), seorang penggemar bulu tangkis saat ditemui di Istora, Minggu (26/1/2025).
Menurut Sopian, Ahsan/Hendra bukan hanya menyumbangkan prestasi bagi Indonesia, tetapi juga menunjukkan sikap dan etika yang patut diteladani oleh generasi muda.
Ia berharap akan ada atlet-atlet baru yang bisa meniru sikap profesionalisme mereka di lapangan.
“Berharap sih bisa ada generasi lagi yang bisa seperti mereka, contoh dari etikanya, perilakunya, terus main di lapangannya, sama sikap mereka. Mudah-mudahan selanjutnya ada generasi baru seperti mereka,” tambahnya.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Imam Nasrudin (25), yang menilai PBSI harus segera merekrut Ahsan/Hendra sebagai pelatih.
Menurutnya, setelah pensiun, mereka berpotensi dilirik oleh negara lain untuk melatih, sehingga PBSI dan pemerintah harus bergerak cepat.
“Harapannya mereka menjadi coach di Indonesia sebelum diambil sama negara luar. Kan pasti negara lain banyak juga yang melihat mereka dengan prestasi segudang. Jangan sampai diambil negara lain,” ujar Imam saat ditemui di Istora.
Imam juga mengaku kagum dengan kemampuan Ahsan/Hendra yang masih mampu bersaing di level tertinggi meski usia mereka tidak lagi muda bagi seorang atlet.
Oleh karena itu, ia menilai pemerintah harus benar-benar memperhatikan potensi mereka untuk tetap berkontribusi bagi bulu tangkis Indonesia.
“Kan enggak semua atlet bisa seperti mereka, dengan umur segitu tapi masih bisa bersaing di top elite,” tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, acara perpisahan bertajuk Tribute to
The Daddies
akan berlangsung sebelum final Indonesia Masters 2025 di Istora, Jakarta, Minggu (26/1/2025) pukul 10.00 WIB.
Tribute to
The Daddies
merupakan bentuk penghormatan terakhir bagi Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan yang telah memutuskan pensiun.
Pengumuman gantung raket pertama kali disampaikan oleh Hendra Setiawan melalui akun Instagram pribadinya pada 3 Desember 2024.
“35 tahun sudah saya berada di dalam dunia badminton. Saya rasa saat ini adalah saat yang tepat untuk memutuskan bahwa saya akan mengakhiri karier saya sebagai atlet badminton,” tutur Hendra.
Seminggu kemudian, Mohammad Ahsan menyusul dengan mengunggah foto raket yang digantung sebagai simbol perpisahannya dengan dunia bulu tangkis.
“Bismillah.. alhamdulillah akhirnya telah sampai juga waktu untuk mengakhiri perjalanan saya di dunia bulu tangkis,” tulis Ahsan.
Keduanya sepakat bahwa Indonesia Masters 2025 akan menjadi last dance alias penampilan terakhir mereka sebagai pemain profesional.
Langkah Ahsan/Hendra di turnamen ini terhenti di babak 16 besar setelah dikalahkan oleh pasangan Malaysia, Junaidi Arif/Yap Roy King.
Acara Tribute to The Daddies akan dimeriahkan dengan pertandingan ekshibisi yang menghadirkan sejumlah pemain bulu tangkis, meski nama-namanya masih dirahasiakan.
Ketua Panitia Indonesia Masters 2025 sekaligus Wakil Ketua Umum III PBSI, Armand Darmadji, menyatakan bahwa Ahsan/Hendra bukan hanya meninggalkan jejak prestasi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi para atlet dan generasi muda Indonesia.
“Kami menyiapkan sebuah acara penghormatan untuk The Daddies. Ahsan/Hendra bukan hanya menyumbangkan prestasi, tapi juga memberi inspirasi luar biasa bagi atlet dan generasi muda Indonesia,” ujar Armand.
Ahsan/Hendra mulai dipasangkan sebagai pasangan ganda putra sejak 2012. Sejak saat itu, mereka berhasil meraih berbagai gelar juara bergengsi.
Mereka pernah membawa pulang medali emas Asian Games 2014 serta tiga gelar juara dunia pada 2013, 2015, dan 2019.
Selain itu, mereka juga mengoleksi belasan gelar turnamen BWF serta medali emas Thomas Cup atau Piala Thomas, menjadikan mereka salah satu pasangan ganda putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/01/23/67924d2fa5dbf.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Perpisahan Ahsan/Hendra, Penggemar Tak Kuasa Menahan Haru Megapolitan 26 Januari 2025
Perpisahan Ahsan/Hendra, Penggemar Tak Kuasa Menahan Haru
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Keputusan ganda putra legendaris Indonesia, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan, untuk pensiun dari dunia bulu tangkis membuat para penggemar merasa sedih dan kehilangan.
Sopian (36), salah satu penggemar bulu tangkis, mengaku sedih karena tidak lagi bisa menyaksikan permainan apik yang selalu ditampilkan oleh Ahsan/Hendra di lapangan.
Menurutnya, banyak penggemar yang akan merindukan kehadiran pasangan berjuluk ”
The Daddies
” tersebut.
“Otomatis sedih, ya. Soalnya enggak bisa lihat mereka lagi bertanding di lapangan, baik dari segi kualitas permainan maupun etika bertandingnya. Pasti banyak yang kangen,” ujar Sopian saat ditemui di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (26/1/2025).
Sopian juga mengenang bagaimana sikap Ahsan/Hendra selama bertanding. Selain prestasi yang luar biasa, ia sangat mengagumi sportivitas kedua pemain tersebut.
Ia berharap nilai-nilai yang diperlihatkan Ahsan/Hendra di lapangan bisa menjadi contoh bagi generasi penerus bulu tangkis Indonesia.
“Sikap mereka sportif, fair play, dan selalu bermain dengan jujur. Banyak pemain lain yang menjadikan mereka sebagai panutan,” tambahnya.
Hal serupa diungkapkan oleh Imam Nasrudin (25), yang mengenang momen-momen kemenangan Ahsan/Hendra di berbagai turnamen besar, seperti Kejuaraan Dunia 2013, 2015, dan 2019.
Imam mengaku sedih atas keputusan pensiun pasangan tersebut, tetapi ia menyadari bahwa Ahsan dan Hendra telah mencapai akhir perjalanan mereka sebagai atlet.
“Saya sedih karena mereka adalah panutan, bukan hanya bagi pemain Indonesia, tapi juga atlet-atlet luar negeri. Tidak banyak pemain yang bisa tetap bersaing di level tertinggi pada usia mereka,” ujarnya saat ditemui di Istora Senayan.
Meski begitu, Imam berharap Ahsan dan Hendra tetap berkontribusi di dunia bulu tangkis Indonesia setelah pensiun.
Menurutnya, pasangan legendaris itu ideal untuk menjadi pelatih di Indonesia agar pengalaman dan ilmu mereka tidak diambil oleh negara lain.
“Semoga mereka bisa menjadi pelatih di Indonesia sebelum direkrut negara lain. Dengan prestasi yang luar biasa, pasti banyak yang melirik mereka,” tutupnya.
Sebelumnya, telah diumumkan bahwa acara perpisahan bertajuk “Tribute to
The Daddies
” akan digelar sebelum final Indonesia Masters 2025 di Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu (26/1/2025) pukul 10.00 WIB.
Acara ini merupakan bentuk penghormatan bagi Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan, yang resmi memutuskan untuk gantung raket.
Hendra terlebih dahulu mengumumkan keputusannya melalui akun Instagram pribadinya pada 3 Desember 2024.
“Selama 35 tahun saya berada di dunia bulu tangkis. Saya merasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengakhiri karier saya sebagai atlet,” tulis Hendra.
Seminggu kemudian, Mohammad Ahsan menyusul dengan mengunggah foto raket yang digantung, sebagai simbol perpisahan dari dunia bulu tangkis.
“Bismillah… Alhamdulillah akhirnya tiba juga waktu untuk mengakhiri perjalanan saya di dunia bulu tangkis,” tulis Ahsan.
Keduanya sepakat menjadikan Indonesia Masters 2025 sebagai “last dance”, alias turnamen terakhir mereka sebagai atlet profesional.
Perjalanan Ahsan/Hendra di Indonesia Masters 2025 berakhir di babak 16 besar setelah dikalahkan oleh pasangan Malaysia, Junaidi Arif/Yap Roy King.
Acara Tribute to
The Daddies
akan dimeriahkan oleh laga ekshibisi yang menghadirkan sejumlah pemain bulu tangkis, meski nama-nama mereka masih dirahasiakan.
Ketua Panitia Indonesia Masters 2025 sekaligus Wakil Ketua Umum III PBSI, Armand Darmadji, menegaskan bahwa Ahsan dan Hendra bukan hanya memberikan prestasi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda.
“Kami menyiapkan acara penghormatan untuk The Daddies. Ahsan/Hendra tidak hanya menyumbangkan prestasi, tetapi juga menjadi inspirasi luar biasa bagi atlet dan generasi muda Indonesia,” ujar Armand.
Ahsan dan Hendra mulai dipasangkan sebagai ganda putra sejak 2012. Sejak saat itu, mereka sukses meraih berbagai gelar juara bergengsi.
Beberapa pencapaian terbesar mereka antara lain medali emas Asian Games 2014, serta tiga gelar juara dunia pada 2013, 2015, dan 2019.
Prestasi mereka juga dilengkapi dengan belasan gelar turnamen BWF serta medali emas Piala Thomas.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Netizen Sebut Jersey Timnas Malaysia Mirip Seragam Wasit
Netizen Sebut Jersey Timnas Malaysia Mirip Seragam Wasit
-

Majelis Nasional KAHMI Apresiasi Penyelenggaraan AIFA 2025
loading…
Koordinator Presidium (Korpres) Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) Herman Khaeron mengapresiasi penyelenggaraan Asian Islamic Fashions and Art (AIFA) 2025. Foto/Istimewa
JAKARTA – Koordinator Presidium (Korpres) Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) Herman Khaeron mengapresiasi penyelenggaraan Asian Islamic Fashions and Art (AIFA) 2025. Menurutnya, kegiatan ini out of the box dari kebiasaan KAHMI .
“Biasanya KAHMI kegiatannya pengajian dan kajian,” kata Herman Khaeron dalam acara pembukaan AIFA 2025 dikutip, Minggu (26/1/2025).
Herman mengatakan, walaupun sedikit aneh, kegiatan AIFA 2025 perlu diapresiasi. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa alumni HMI ada mana saja. “Ini luar biasa. Kegiatannya juga berbagai macam,” kata Herman.
Anggota DPR dari Partai Demokrat ini mengatakan bukan perkara mudah untuk menyelenggarakan AIFA yang baru digelar pertama kali ini. Walaupun sulit, KAHMI mundur dalam menyelenggarakan kegiatan AIFA. “Alhamdulillah terselenggara dan semoga sukses,” ucap Herman.
Ia berharap AIFA bisa mendapatkan perhatian agar bisa terselenggara lebih baik di masa yang akan datang. Sementara itu alumni HMI yang kini menjabat sebagai Menteri UMKM Maman Abdurrahman, menyatakan bahwa AIFA 2025 menjadi momentum bagi KAHMI untuk memikirkan gerakan kewirausahaan.
KAHMI diharapkan lagi tidak hanya mengkaji gerakan yang bersifat politik tapi juga berperan untuk menyelesaikan persoalan kekinian. Maman menyatakan, AIFA 2025 sebagai bukti KAHMI mulai menjawab persoalan riil kekinian bangsa terutama dalam ekonomi. “Sudah ada diferensiasi gerakan” kata Maman disambut tepuk tangan hadirin.
AIFA 2025 menunjukkan kepiawaian alumni HMI berperan di berbagai bidang terutama di fesyen muslim. Ia memberikan apresiasi Alumni HMI, terutama KOHATI yang mempelopori acara fesyen ini.
Maman juga berharap KAHMI berperan aktif menyelesaikan persoalan terkait UMKM di Tanah Air. Menurutnya, ada 3 persoalan utama UMKM yaitu persoalan permodalan, kapasitas UMKM, dan akses pasar. “Silakan lakukan kajian masalah ini,” ungkap Maman.
Sementara itu, Ketua Panitia Viviana Hanifa menyatakan, AIFA menjadi langkah awal Indonesia menjadi pusat grativasi fesyen muslim di Asia. Menurut Vivi, dalam AIFA hadir 6 negara sahabat yang meramaikan kegiatan, yakni Malaysia, Filipina, Pakistan, Oman, Uzbekistan, dan Kazakhstan.
-

Fajar / Rian Balas Dendam untuk Mencapai Final
JAKARTA – Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto balas dendam atas Kittinupong Kedren/Dechapol Puavaranukroh untuk mencapai final di Indonesia Masters 2025.
Mereka menang dua gim langsung 21-14 dan 24-22 atas pasangan Thailand tersebut di Stadion Istora Senayan, Jakarta, pada Sabtu, 25 Januari 2025 malam WIB.
“Permainan kami lebih baik. Saya kira semakin hari kami bisa menampilkan perubahan. Semoga besok bisa lebih baik biar bisa juara di sini,” ujar Fajar usai laga.
Ini adalah bentrokan kedua beruntun antara kedua pasangan tersebut setelah babak kedua India Open pekan lalu. Ketika itu Fajar/Rian kalah dalam laga tiga gim.
Di babak final besok Fajar/Rian akan berhadapan dengan pasangan Malaysia, Man Wei Chong/Kai Wun Tee. Ganda ini ke final usai menekuk rekan senegara mereka, Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
Fajar/Rian di atas kertas memimpin rekor menang-kalah 4-0. Namun, kemenangan terakhir di Kumamoto Masters Jepang 2024 lalu berlangsung tiga gim.
“Terakhir kami menangnya tiga gim. Jadi, besok semoga kami bisa menjaga stamina yang baik dan bisa bertempur melawan mereka,” ujar Fajar.
Total Indonesia menempatkan dua wakil di babak final ajang berlevel Super 500 BWF ini. Satu tiket lainnya didapat oleh pebulu tangkis tunggal putra Jonatan Christie.
Jonatan sendiri melewati babak semifinal dengan mengalahkan tunggal Chinese Taipei, Wang Tzu Wei. Dia memenangi pertarungan kompetitif ke-18 mereka dalam dua gim langsung.
Fajar/Rian dan Jonatan sama-sama pernah menjadi juara di Indonesia Masters. Fajar/Rian terlebih dahulu juara di tahun 2022, diikuti Jonatan di tahun berikutnya.

