Negara: Malaysia

  • Gawat! Malaysia Nyaris Rebut Gelar Raja Otomotif ASEAN dari Indonesia

    Gawat! Malaysia Nyaris Rebut Gelar Raja Otomotif ASEAN dari Indonesia

    Jakarta

    Penjualan mobil di Indonesia mengalami penurunan di tahun 2025 ini. Indonesia, yang selama ini dikenal sebagai raja otomotif di Asia Tenggara karena penjualan mobilnya paling banyak, kini dibayang-bayangi oleh Malaysia yang nyaris menyalip penjualan mobil Indonesia.

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil selama Januari-Oktober 2025 di Indonesia mengalami penurunan sebesar 10,6 persen dari periode yang sama tahun lalu. Penjualan mobil secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) sepanjang Januari-Oktober 2025 hanya tercatat sebanyak 634.844 unit, turun 10,6 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 711.064 unit.

    Sedangkan secara retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen) tercatat sebanyak 660.659 unit pada Januari-Oktober 2025. Angka itu turun 9,6 persen dari tahun lalu yang mencapai 731.113 unit.

    Dengan penurunan penjualan itu, Indonesia hampir disalip Malaysia dalam perebutan gelar raja otomotif ASEAN.

    Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA) melaporkan, Total Industry Volume (TIV) atau registrasi kendaraan baru sepanjang Januari sampai Oktober 2025 tercatat sebanyak 655.328 unit. Penjualan mobil di Malaysia tersebut turun 2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

    Angka registrasi kendaraan baru di Malaysia yang mencapai 650 ribu unit itu nyaris menyalip retail sales di Indonesia yang sebanyak 660 ribu unit.

    Jika dibandingkan, penurunan penjualan kendaraan di Indonesia jauh lebih dalam ketimbang di Malaysia. Penjualan mobil di Indonesia pada 10 bulan pertama tahun 2025 turun 10,6 persen. Sedangkan Malaysia penurunannya hanya 2 persen.

    Dampak Malaysia Salip Penjualan Mobil Indonesia

    Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan harapannya penjualan mobil Indonesia di tahun ini tetap bisa mencapai 800 ribu unit. Bob menilai, bahaya kalau industri otomotif Indonesia dikalahkan Malaysia.

    “Jadi image itu penting ya. Kalau nomor 1 di Asia Tenggara itu nggak di Indonesia lagi, nanti ekosistemnya khawatirnya pindah. Jadi penting sekali kita mempertahankan reputasi kita sebagai nomor 1 di ASEAN,” ujar Bob baru-baru ini.

    Menurut Bob, Malaysia bisa mempertahankan penjualan mobilnya agar tak terjun bebas karena pemerintah memberikan dukungan berupa insentif. Bahkan, insentif yang diberikan pemerintah Malaysia untuk industri otomotif sudah berlaku sejak pandemi COVID-19.

    “Nah negara lain tuh macam-macam. Seperti Vietnam dia menurunkan PPN dari 10 persen jadi 8 persen. Malaysia juga dia kasih insentif ya untuk otomotifnya sejak Covid. Sekarang kalau nggak salah tuh pembeli pertama itu dapat insentif dari Malaysia. Jadi memang negara lain tuh aktif ya memberikan insentif. Karena di otomotif itu multiplier effect-nya tuh besar ya,” kata Bob.

    Lebih lanjut, Bob membeberkan dampak positif dari sektor otomotif. Beberapa di antaranya adalah penyumbang pendapatan negara hingga penyedia lapangan pekerjaan.

    (rgr/din)

  • Pertumbuhan Melambat, Produktivitas Harus Melesat

    Pertumbuhan Melambat, Produktivitas Harus Melesat

    Bisnis.com, JAKARTA – Ketika mesin pertumbuhan Asia Timur mulai kehilangan tenaga, pertanyaan besar muncul bagi Indonesia: apakah kita siap menciptakan pekerjaan yang bukan sekadar banyak, tetapi lebih produktif? Dunia tengah bergerak cepat.

    Ketika guncangan geopolitik, proteksionisme, dan disrupsi teknologi bersamaan mendera, Indonesia tak bisa lagi bertumpu pada strategi lama. Kita memasuki era ketika pertumbuhan ekonomi tidak lagi cukup diukur dari angka semata, tetapi sejauh mana pertumbuhan itu mampu mengangkat produktivitas tenaga kerja, memperkuat daya saing, dan membuka jalan bagi kesejahteraan yang berkelanjutan.

    Bank Dunia melalui East Asia and Pacific Economic Update edisi Oktober 2025 bertajuk “Jobs” memberikan pesan yang menggugah sekaligus mengingatkan. Kawasan Asia Timur dan Pasifik masih tumbuh lebih cepat dari rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia, tetapi dorongan tenaganya mulai melemah.

    Pertumbuhan kawasan diperkirakan sekitar 4,8% pada 2025, sedangkan China sebagai ekonomi terbesar melambat ke 4,2% pada 2026. Indonesia sendiri masih bertahan di kisaran 5,0%, cukup stabil, tetapi belum menandakan akselerasi baru. Di balik angka-angka yang tampak tenang itu tersimpan persoalan mendasar: masa depan pekerjaan yang makin kompleks dan menuntut daya saing baru.

    Perlambatan ekonomi yang terjadi bukan semata bersifat siklus jangka pendek, melainkan masalah struktural dan berpotensi permanen. Proteksionisme perdagangan kembali meningkat setelah Amerika Serikat menerapkan tarif resiprokal terhadap produk baja, otomotif, dan logam dari Asia. Ketidakpastian kebijakan global membuat banyak pelaku usaha menunda ekspansi dan perekrutan tenaga kerja.

    Menurut simulasi Bank Dunia, setiap penurunan 1% pertumbuhan ekonomi negara-negara G7, dapat memangkas pertumbuhan Asia Timur dan Pasifik sekitar 0,6% pada tahun berikutnya. Dunia yang dahulu menjadi pasar ekspor utama kini berubah menjadi sumber guncangan baru yang harus dihadapi dengan cara yang lebih cerdas, terukur, dan kolaboratif.

    Ironisnya, di tengah tekanan eksternal tersebut, kondisi moneter global justru longgar. Bank sentral negara maju menurunkan suku bunga, mendorong arus modal masuk dan memperbaiki likuiditas korporasi. Namun, efeknya tidak sesederhana itu. Apresiasi mata uang terhadap dolar AS dapat menggerus daya saing ekspor. Apa yang tampak sebagai berkah likuiditas, berpotensi menjadi tantangan struktural baru. Bagi Indonesia, situasi ini menciptakan paradoks: likuiditas membaik, tetapi penciptaan pekerjaan dan produktivitas justru melambat.

    Akibatnya, Indonesia menghadapi risiko ganda. Di satu sisi, lapangan kerja memang tercipta, tetapi sebagian besar masih bersifat informal dengan pendapatan fluktuatif. Di sisi lain, pekerjaan produktif makin terbatas dan membutuhkan keterampilan tinggi yang tidak mudah diakses. Dunia kerja kita tengah mengalami dualisme: pekerjaan banyak, namun tidak cukup produktif; sedangkan pekerjaan produktif justru makin sulit diperoleh.

    Di sinilah pentingnya strategi nasional yang menempatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai prioritas utama. Pemerintahan Prabowo melalui program Asta Cita menegaskan agenda Revolusi Kesejahteraan Rakyat yang menjanjikan penyediaan pekerjaan layak dengan upah adil, serta Revolusi Pendidikan dan Pelatihan yang memperluas akses vokasi, politeknik, reskilling dan upskilling tenaga kerja.

    Agenda Transformasi Digital dan Ekonomi Hijau juga membuka peluang jutaan lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan, pertanian modern, dan industri berbasis teknologi.

    Namun, kebijakan SDM saja belum cukup. Sumber pertumbuhan lapangan kerja baru kini bergeser. Di Malaysia dan Vietnam, perusahaan muda berusia 5 tahun atau kurang menciptakan hampir 80% pekerjaan baru. Di Indonesia, jumlah perusahaan baru belum tumbuh optimal karena masih dihadapkan pada tantangan perizinan dan pembiayaan yang perlu terus disederhanakan.

    Karena itu, sinergi antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta menjadi krusial. Peran BUMN yang kuat di sektor strategis perlu terus diimbangi dengan kemitraan yang lebih terbuka agar bisa menjadi katalis penciptaan kerja yang produktif dan berkelanjutan.

    Negara-negara seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, dan China telah berhasil membentuk kelas menengah yang kini mencakup lebih dari 40% penduduknya. Yang merupakan hasil dari pergeseran pekerjaan dari pertanian ke manufaktur dan jasa modern. Di Indonesia, proporsinya masih jauh lebih rendah dan kelompok masyarakat yang rentan jatuh miskin masih lebih banyak daripada yang telah mapan.

    Artinya, tantangan kita bukan hanya menciptakan pekerjaan, tetapi memastikan pekerjaan itu layak, berpenghasilan stabil, dan memberikan peluang mobilitas sosial.

    Program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), pembiayaan mikro digital, dan jaringan BRILink telah terbukti memperkuat ekonomi rakyat. Ke depan, program inklusi keuangan ini perlu diperkuat dan diintegrasikan dengan strategi Asta Cita yang berorientasi pada kedaulatan pangan, industrialisasi berbasis nilai tambah, serta pemerataan ekonomi daerah agar hasilnya lebih berkelanjutan.

    Bank Dunia juga mengingatkan dua jebakan pembangunan yang harus dihindari: jebakan perdagangan dan kemandekan inovasi. Negara yang terlalu bergantung pada ekspor berteknologi rendah akan sulit naik kelas, sedangkan negara yang gagal berinovasi akan kehilangan daya saing.

    Indonesia harus menyeimbangkan keduanya: memperluas ekspor bernilai tambah sambil memperkuat riset, teknologi, dan pendidikan tinggi. Pengalaman China menunjukkan bahwa perluasan pendidikan tinggi sejak awal 2000-an mampu meningkatkan produktivitas, ekspor, dan inovasi industri secara signifikan. Pelajarannya jelas: pembangunan hanya akan berkelanjutan bila kapasitas manusia tumbuh seiring dengan kesempatan ekonominya.

    Pekerjaan bukan sekadar sumber pendapatan, melainkan wujud martabat dan kemandirian. Tantangan ke depan bukan hanya menciptakan banyak pekerjaan, tetapi memastikan pekerjaan itu produktif, adaptif, dan inklusif. Indonesia perlu memadukan tiga strategi utama: memperkuat kualitas SDM, membuka peluang ekonomi melalui deregulasi dan digitalisasi, serta membangun koordinasi lintas sektor antara pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, dan sektor keuangan.

    Pertumbuhan ekonomi yang kuat tanpa fondasi keterampilan dan inovasi hanya akan melahirkan ketimpangan baru.

    Pada akhirnya, masa depan kerja di Indonesia ditentukan oleh kemampuan bangsa ini menyelaraskan kapasitas manusianya dengan peluang yang diciptakannya sendiri. Di situlah kedaulatan ekonomi yang sejati: bukan sekadar tumbuh, tetapi berdaya, berinovasi, dan bermartabat.

  • Tiga Konten Kreator TIkTok Ini Buktikan Live Streaming Bisa Ubah Hidup Banyak Orang

    Tiga Konten Kreator TIkTok Ini Buktikan Live Streaming Bisa Ubah Hidup Banyak Orang

    Jakarta

    Tiga konten kreator Indonesia mendapatkan sorotan khusus setelah berhasil menunjukkan dampak sosial yang kuat melalui karya-karya mereka di TikTok Live.

    Melalui pendekatan kreatif yang berakar pada budaya, bahasa, dan edukasi, mereka mampu memperlihatkan bagaimana konten live streaming dapat menjadi ruang pemberdayaan dan pembelajaran bagi komunitas.

    Sebagai informasi, setelah rangkaian program ASEAN Live Creators for Change selesai, dari 20 kreator berpartisipasi, dipilih tiga kreator sebagai pemenang, yaitu Jhonatan (@jhonatanyuditya_pratama), Leni (@lenirezi), dan Sir Pedot (@sirpedot).

    Mereka dinilai memiliki dampak yang kuat terhadap sosial melalui konten yang diproduksi, melalui cara pandang dan cerita yang mereka bawa. Ketiganya menunjukkan bahwa TikTok Live dapat menjadi ruang untuk belajar, menjembatani budaya, dan merayakan identitas.

    Sir Pedot membuka akses belajar sehari-hari, kemuidan Leni menjaga bahasa daerah tetap hidup. Sedangkan Jhonatan memperkuat identitas budaya dengan storytellingnya.

    Berikut profil dari konten kreator tersebut:

    1. Jhonatan Dari Borneo: Budaya Dayak dalam Sorotan Digital

    Sebagai pemenang pertama, Jhonatan asal Borneo menyalurkan semangat budaya Dayak melalui karya-karya digitalnya. Baginya, identitas Dayak bukan sekadar simbol seremonial, tetapi nilai hidup sehari-hari seperti rasa syukur, keseimbangan, dan kedekatan dengan alam.

    Ia memilih menampilkan konten yang autentik, salah satunya melalui sesi Live Gawai Dayak yang memamerkan parade dan tari tradisional. Siaran tersebut ditonton lebih dari 16.000 orang dan mengundang ratusan interaksi, menjadi momen kebanggaan tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi komunitas Dayak.

    Jhonatan menceritakan bahwa pendekatannya yang memandang budaya sebagai sesuatu yang hidup. Ia ingin penonton tidak hanya melihat visual, tetapi juga merasakan makna di balik tiap tradisi. Melalui konten seperti ini, ia membuktikan bahwa budaya dapat berkembang di platform digital sekaligus mendukung UMKM dan memberdayakan komunitas.

    “Program ASEAN Live Creators for Change menjadi pengingat bahwa kreativitas bukan sekadar hiburan, tetapi sarana pemberdayaan,” ujarnya.

    Ia meyakini bahwa storytelling digital mampu menghubungkan generasi muda dengan akar budaya mereka secara lebih natural dan mendalam.

    2. Leni: Membawa Bahasa Daerah Indonesia Kembali Mainstream

    Leni, sebagai pemenang kedua, memulai perjalanannya dari keprihatinan terhadap masa depan bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Data dari lembaga bahasa dan UNESCO menunjukkan penggunaan yang terus menurun, bahkan beberapa bahasa menghilang dari percakapan sehari-hari. Kekhawatirannya ini terasa personal baginya karena tumbuh di Belitung Timur, sementara ia sendiri tidak sepenuhnya fasih berbahasa Belitong.

    Melalui program ASEAN Live Creators for Change, Leni menyalurkan kepeduliannya dengan membuat konten edukatif di TikTok Live. Ia memfokuskan materinya pada ungkapan sederhana, penggunaan praktis, dan konteks budaya yang dekat dengan keseharian agar bahasa daerah terasa relevan dan mudah digunakan.

    Dalam sesi Live, ia sering memakai fitur Multi-Guest untuk menciptakan interaksi dua arah yang lebih hidup. Percakapan yang terjadi mengalir hangat, dengan peserta berbagi idiom, lelucon, dan frasa sehari-hari dalam dialek masing-masing, sehingga proses belajar menjadi menyenangkan dan mudah dipahami.

    Seiring waktu, Leni semakin terampil merencanakan konten dan memahami audiens. Ia juga terhubung dengan kreator ASEAN dari Filipina, Myanmar, dan Malaysia, yang membuatnya menyadari bahwa tantangan menjaga bahasa daerah adalah isu bersama di kawasan.

    3 Sir Pedot: Membuka Ruang Belajar Digital bagi Semua Pelajar Malaysia

    Firdaus, yang merupakan pemenang ketiga yang dikenal sebagai Sir Pedot, memulai perjalanan kontennya dari niat sederhana: membuat pengetahuan lebih mudah diakses pelajar secara digital.

    Sebagai dosen di Malaysia, ia melihat banyak anak muda membutuhkan panduan tentang topik-topik yang tidak diajarkan di kurikulum formal, mulai dari beasiswa, literasi digital, public speaking, hingga pemahaman budaya Asia Tenggara.

    Ia kemudian membawakan topik-topik tersebut melalui TikTok Live dengan gaya yang menyerupai sesi mentoring pribadi namun menjangkau ribuan penonton. Para pelajar bahkan menjulukinya #YourTikTokLecturer, sebuah panggilan yang ia terima sebagai tanda bahwa ia telah menemukan cara efektif untuk membantu generasi muda.

    Momen paling mengharukan bagi Firdaus datang ketika seorang siswa mengirim pesan bahwa mereka akhirnya memahami sebuah materi setelah menonton siaran langsungnya. Baginya, ini menjadi bukti bahwa konten edukasi di TikTok tidak hanya memungkinkan, tetapi benar-benar dapat memberikan dampak nyata-meningkatkan kepercayaan diri, memberi arah, dan membuka peluang baru bagi pelajar.

    Mengikuti program ASEAN Live Creators for Change memperkaya cara ia mengembangkan konten. Ia kini menyusun sesi dengan lebih terstruktur, memahami perilaku audiens, dan tetap konsisten meski jumlah penonton berubah-ubah.

    ASEAN Live Creators for Change

    ASEAN Foundation dan TikTok Live berkolaborasi dalam Program ASEAN Live Creators for Change 2025 yang mempertemukan para kreator muda dari berbagai negara di Asia Tenggara dalam sebuah perjalanan kreatif untuk menunjukkan dalam tujuan berbeda, mereka bisa menemukan ruang yang sama di TikTok.

    Director of Public Policy for Southeast Asia TikTok, Chanida Klyphun mengatakan, Program ASEAN Live Creators for Change mencerminkan misi TikTok untuk menginspirasi kreativitas dan menghadirkan kegembiraan.

    “Kami sangat tergerak melihat para kreator menggunakan TikTok Live untuk menyebarkan pengetahuan, melestarikan budaya, dan menjaga bahasa daerah tetap hidup. Storytelling digital membuka jendela ke dunia sekaligus menyoroti kekayaan keragaman Asia Tenggara,” ujar Chanida melalui keterangan pers diterima, Selasa (26/11/2025).

    Chanida menjelaskan, sebagai kolaborasi antara ASEAN Foundation dan TikTok, program tersebut membekali 20 kreator muda dari seluruh kawasan dengan mentorship, dukungan dana, dan alat-alat untuk mengadakan sesi TikTok Live yang berdampak mulai dari edukasi, kewirausahaan, hingga budaya.

    “Berlangsung dari 2024 hingga 2025, inisiatif ini tidak hanya mendorong pengaruh digital yang bertanggung jawab, tetapi juga memperkuat kemampuan generasi muda dalam menceritakan kisah mereka sendiri di ASEAN yang semakin terhubung,” tutur Chanida.

    Selain itu, lanjut Chanida, melalui program tersebut, para peserta juga memperoleh keterampilan praktis mulai dari pengaturan teknis, perencanaan konten yang konsisten, hingga memahami audiens secara lebih mendalam.

    “Fondasi ini memungkinkan mereka untuk melanjutkan misi masing-masing dengan lebih percaya diri dan menghasilkan dampak yang lebih nyata bagi komunitas mereka,” yakin dia.

    Sementara itu, Executive Director ASEAN Foundation, Dr. Piti Srisangnam berharap, melalui kolaborasi dengan TikTok Live, ASEAN Foundation dapat terus mendukung kreator muda yang menggunakan platform digital untuk mendorong pembelajaran, inklusivitas, dan apresiasi budaya di seluruh kawasan.

  • Raksasa Teknologi Disebut Ogah Investasi di RI karena Marak Praktik Suap

    Raksasa Teknologi Disebut Ogah Investasi di RI karena Marak Praktik Suap

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia dihadapkan risiko kehilangan momentum investasi dari raksasa teknologi global akibat tingginya biaya berbisnis atau high-cost economy hingga marak praktik suap.

    Meski atensi para CEO teknologi dunia seperti Elon Musk, Jensen Huang, dan Jeff Bezos sangat tinggi terhadap Indonesia, realisasi investasi dengan jumlah besar justru beralih ke negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, atau Vietnam.

    Pengamat Ekonomi/Peneliti LPEM UI Teuku Rifki mengatakan sejumlah investor luar menilai hambatan utama bukan terletak pada kurangnya potensi pasar, melainkan birokrasi yang rumit dan praktik korupsi.

    Faktanya, praktik pemerasan (rent-seeking) masih menjadi penghambat terbesar dalam proses perizinan. Artinya, perusahaan besar yang berniat masuk ke Indonesia sangat rentan menghadapi pemalakan.

    “Lebih dari 60% perusahaan besar (Big Firms) di Indonesia mengaku harus memberikan suap atau ‘hadiah’ hanya untuk mendapatkan izin konstruksi,” kata Rifki dalam acara Digital Economy & Telco Outlook 2026, Rabu (26/11/2025).

    Laporan tersebut juga menunjukkan ketimpangan ekstrem jika disandingkan dengan rata-rata dunia yang hanya 14%. Bahkan, suap untuk perizinan serupa di Malaysia tercatat 0%. Kesenjangan efisiensi ini menjadi alasan logis mengapa arus modal lebih deras mengalir ke negara tetangga.

    Rifki juga menjelaskan pola korupsi yang terjadi sangat ironis karena secara spesifik menyasar karakteristik perusahaan yang paling produktif. Perusahaan dengan teknologi maju, tenaga kerja high-skill, dan berorientasi ekspor adalah entitas yang paling sering menjadi sasaran pemerasan.

    “Ternyata prevalensinya itu lebih banyak eksportir yang dipalak,” jelasnya. 

    Dampak dari hambatan struktural ini sangat nyata. Ketika investor enggan membuka usaha karena risiko tinggi, penciptaan lapangan kerja terhenti dan daya beli masyarakat pun stagnan. 

    Selain itu, ketidakpastian hukum juga menjadi faktor mengapa banyak investor luar lebih memilih klausul arbitrase di Singapura dibanding pengadilan dalam negeri.

    “Mungkin banyak yang belum diketahui publik tapi banyak international companies yang invest di Indonesia itu dalam kontraknya arbitrasenya maunya di court Singapura. Enggak ada yang mau arbitrase di court Indonesia gitu. Karena legal uncertainty-nya sangat-sangat tinggi,” ujar Rifki.

    Rifki berharap pemerintah dapat perlu segera mengambil langkah strategis guna membalikkan keadaan dan menarik kembali minat investor global. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • Malaysia Tahan 74 Imigran Ilegal, Termasuk 9 WNI

    Malaysia Tahan 74 Imigran Ilegal, Termasuk 9 WNI

    Jakarta

    Imigrasi Malaysia melakukan razia dan menahan 74 orang warga negara asing (WNA) yang tak punya dokumen lengkap di Johor. Dari 74 WNA itu, terdapat sembilan orang yang merupakan warga negara Indonesia (WNI).

    Dilansir The Star, Rabu (26/11/2025), Direktur Imigrasi Johor Datuk Mohd Rusdi Mohd Darus mengatakan pihaknya melakukan razia di 10 unit hunian Senai. Operasi dimulai pada pukul 00.45 waktu setempat.

    “Sekitar 40 personel penegak hukum menggerebek unit dua lantai tersebut setelah berminggu-minggu melakukan pengumpulan intelijen dan pemantauan di area tersebut,” ujarnya.

    “Banyak warga negara asing yang beristirahat di dalam rumah-rumah yang telah diubah menjadi tempat tinggal,” imbuhnya.

    Dia menyebutkan warga negara asing itu tampak kaget saat petugas merazia dokumen. Dia mengatakan ada yang coba melarikan diri atau bersembunyi.

    Mohd Rusdi mengatakan mereka yang ditahan terdiri dari enam pria Indonesia, 32 pria Myanmar, 14 pria Bangladesh, 18 wanita Myanmar dan dua wanita Indonesia yang berusia antara 18 hingga 47 tahun.

    Ada juga bayi laki-laki asal Myanmar berusia dua bulan dan seorang anak perempuan Indonesia berusia empat tahun yang juga ditahan.

    (whn/haf)

  • Soal Hasil Tes DNA Kerangka Diduga Alvaro Kiano, Ini Kata Polisi

    Soal Hasil Tes DNA Kerangka Diduga Alvaro Kiano, Ini Kata Polisi

    Jakarta: Polisi memastikan akan segera mengumumkan hasil tes DNA terhadap kerangka manusia yang diduga merupakan Alvaro Kiano Nugroho, bocah enam tahun asal Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang menjadi korban penculikan dan pembunuhan oleh ayah tirinya pada 6 Maret 2025.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto mengatakan, sampel DNA pembanding baru diambil pada hari sebelumnya sehingga proses pemeriksaan masih berlangsung.

    “Kami masih menunggu proses dan juga informasi dari Puslabfor dan RS Polri yang sesegera mungkin akan kami sampaikan hasilnya,” kata Budi dikutip dari Media Indonesia, Rabu, 26 November 2025.

    Sebelumnya, kakek Alvaro, Tugimin (71), menyebut bahwa ibu Alvaro, Arumi, telah menyerahkan sampel DNA ke RS Polri Kramat Jati pada Senin malam, 24 November 2025. Pihak keluarga kini masih menunggu kepastian dari polisi.
     

    Tugimin mengaku belum mengetahui kapan hasil tes DNA akan keluar. Namun ia percaya pihak kepolisian tengah mengupayakan percepatan proses tersebut. Ia juga menuturkan telah menyiapkan makam untuk Alvaro di tanah wakaf Masjid Al-Muflihun yang berlokasi tak jauh dari rumah keluarga, agar dapat dirawat dengan baik.

    Arumi sendiri baru kembali dari Malaysia pada Senin siang. Ia masih terpukul setelah mengetahui anaknya menjadi korban pembunuhan oleh suaminya.

    Alvaro dilaporkan hilang pada Kamis, 6 Maret 2025, saat bulan puasa. Kala itu, ia meminta izin pergi ke Masjid Al-Muflihun, namun tidak pernah kembali. Keluarga melapor ke Polsek Pesanggrahan, tetapi diminta menunggu hingga 1×24 jam. Laporan kemudian diteruskan ke Polres Metro Jakarta Selatan pada keesokan harinya.

    Penyelidikan polisi kemudian mengungkap bahwa Alvaro diculik dan dibekap hingga tewas oleh ayah tirinya, Alex Iskandar, karena korban terus menangis saat penculikan berlangsung. Jasadnya disimpan dalam plastik hitam selama tiga hari di garasi rumah pelaku di Tangerang sebelum dibuang ke Kali Cilalay, Tenjo, Bogor.

    Jakarta: Polisi memastikan akan segera mengumumkan hasil tes DNA terhadap kerangka manusia yang diduga merupakan Alvaro Kiano Nugroho, bocah enam tahun asal Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang menjadi korban penculikan dan pembunuhan oleh ayah tirinya pada 6 Maret 2025.
     
    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto mengatakan, sampel DNA pembanding baru diambil pada hari sebelumnya sehingga proses pemeriksaan masih berlangsung.
     
    “Kami masih menunggu proses dan juga informasi dari Puslabfor dan RS Polri yang sesegera mungkin akan kami sampaikan hasilnya,” kata Budi dikutip dari Media Indonesia, Rabu, 26 November 2025.

    Sebelumnya, kakek Alvaro, Tugimin (71), menyebut bahwa ibu Alvaro, Arumi, telah menyerahkan sampel DNA ke RS Polri Kramat Jati pada Senin malam, 24 November 2025. Pihak keluarga kini masih menunggu kepastian dari polisi.
     

     
    Tugimin mengaku belum mengetahui kapan hasil tes DNA akan keluar. Namun ia percaya pihak kepolisian tengah mengupayakan percepatan proses tersebut. Ia juga menuturkan telah menyiapkan makam untuk Alvaro di tanah wakaf Masjid Al-Muflihun yang berlokasi tak jauh dari rumah keluarga, agar dapat dirawat dengan baik.
     
    Arumi sendiri baru kembali dari Malaysia pada Senin siang. Ia masih terpukul setelah mengetahui anaknya menjadi korban pembunuhan oleh suaminya.
     
    Alvaro dilaporkan hilang pada Kamis, 6 Maret 2025, saat bulan puasa. Kala itu, ia meminta izin pergi ke Masjid Al-Muflihun, namun tidak pernah kembali. Keluarga melapor ke Polsek Pesanggrahan, tetapi diminta menunggu hingga 1×24 jam. Laporan kemudian diteruskan ke Polres Metro Jakarta Selatan pada keesokan harinya.
     
    Penyelidikan polisi kemudian mengungkap bahwa Alvaro diculik dan dibekap hingga tewas oleh ayah tirinya, Alex Iskandar, karena korban terus menangis saat penculikan berlangsung. Jasadnya disimpan dalam plastik hitam selama tiga hari di garasi rumah pelaku di Tangerang sebelum dibuang ke Kali Cilalay, Tenjo, Bogor.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • 7 Atpol Negara Sahabat Hadiri Apel Kasatwil Polri 2025, Komitmen Wujudkan Keamanan Global

    7 Atpol Negara Sahabat Hadiri Apel Kasatwil Polri 2025, Komitmen Wujudkan Keamanan Global

    Liputan6.com, Jakarta Apel Kasatwil Polri tahun 2025 turut mengundang 10 Atase Polisi (Atpol) dari beberapa negara sahabat. Tujuh Atpol yang hadir yakni dari Kepolisian Australia, Amerika Serikat (FBI), China, Filipina, Jepang, Malaysia dan Perancis. Kehadiran para perwakilan  tersebut merupakan bentuk komitmen dalam mewujudkan keamanan global.

    Selain itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan kegiatan tersebut juga mengundang pihak Kepolisian Hongkong. Hal itu untuk mencari model penanganan aksi unjuk rasa atau demonstrasi di Indonesia. 

    Menurut Sigit, ke depannya, Polri akan mengubah doktrin penanganan demonstrasi yang tadinya menjaga menjadi melayani. Hal ini komitmen sesuai dengan komitmen polisi yang sejak awal menjamin hak kebebasan berpendapat masyarakat. 

    “Di satu sisi kita juga tentunya miliki konsep dalam menghadapi rusuh massa yang tentunya apabila tidak  kita kendalikan akan berdampak stabilitas kamtibmas, terganggunya fasilitas publik, sektor ekonomi yang tentunya harus kita jaga. Ini menjadi bagian kita evaluasi sekaligus pembahasan dalam apel kasatwil,” ucap Sigit, Rabu (26/11/2025).

    Apel Kasatwil bertajuk ‘Transformasi Polri yang Profesional untuk Masyarakat’ ini, kata Sigit sengaja dilaksanakan di Satlat Brimob Cikeas. Para Kapolda dan Kapolres bakal bermalam di tenda selama tiga hari ke depan. 

    “Tentunya kegiatan ini yang pertama meningkatkan soliditas internal kekompakan utamanya. Bagaimana kita melakukan preview penanaman ulang doktrin kita Tribrata dan Catur Prasetya,” kata Sigit. 

    “Dan tentunya hakikat dari tugas Polri di dalam melaksanakan tugas pokok fungsinya sebagai pelaksana alat negara di bidang harkamtibmas di bidang penegakan hukum dan memberikan perlindungan pengayoman pelayanan terhadap keamanan yang di dalam negeri,” tambahnya.

  • Harga Layanan Data RI Termahal di Asean, Internet  Rakyat Solusinya?

    Harga Layanan Data RI Termahal di Asean, Internet  Rakyat Solusinya?

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga internet Indonesia yang terbilang mahal disebut menjadi hambatan dalam mendorong ekonomi nasional. Hadirnya Internet Rakyat diharapkan dapat menjadi pembeda. 

    Pengamat Ekonomi dan Peneliti LPEM UI Teuku Rifky menyampaikan Indonesia memiliki harga internet paling mahal dengan kecepatan paling lambat di kawasan Asia Tenggara. Kondisi ini dinilai memberatkan efisiensi ekonomi nasional.

    Berdasarkan berbagai laporan pada 2025, rata-rata harga internet fixed broadband di Indonesia mencapai sekitar US$0,41 per Mbps (setara Rp6.806 – Rp6.809), jauh di atas negara-negara tetangga seperti Filipina (US$0,14 per Mbps), Malaysia (US$0,09 per Mbps), Vietnam (US$0,04 per Mbps), Singapura (US$0,03 per Mbps), dan Thailand (US$0,02 per Mbps).

    “Harga internet di Indonesia itu paling mahal di ASEAN dengan speed yang paling lambat juga di ASEAN. Jadi tentu enggak ideal,” katanya dalam acara Digital Economy & Telco Outlook 2026, Rabu (26/11/2025).

    Padahal, kata Rifky, kebutuhan akan efisiensi biaya produksi atau production cost sangat mendesak di tengah tantangan daya beli masyarakat yang relatif stagnan. 

    Namun, Rifky menilai sektor telekomunikasi memiliki peluang untuk membalikkan keadaan karena dianggap sebagai sektor paling lincah (agile) dalam adopsi teknologi. 

    Untuk mengatasi ketimpangan harga dan kualitas ini, strategi investasi internasional mulai dicanangkan.

    Sementara itu, Director – Tech and Durables Commercial Lead NielsenIQ Indonesia Bramantiyoko Sasmito mengungkapkan adanya komitmen investasi baru di mana Indonesia akan menggandeng Jepang untuk perbaikan infrastruktur digital.

    Harapannya dengan langkah ini harga internet makin terjangkau. 

    “Sudah ada komitmen investasi, Indonesia akan bekerja sama dengan Jepang untuk memperluas 5G dan menurunkan biaya internet,” ungkapnya dalam acara yang sama.

    Salah satu realisasi dari kerja sama strategis ini terlihat pada pengembangan layanan “Internet Rakyat”.

    Diketahui, layanan yang dikelola oleh anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) ini menggandeng OREX SAI Inc. asal Jepang untuk menghadirkan konektivitas terjangkau. 

    Melansir dari Bisnis, Internet Rakyat berencana mendisrupsi pasar dengan menawarkan paket internet berkecepatan tinggi 100 Mbps yang dibanderol hanya Rp100.000 per bulan. 

    Kehadiran layanan dengan harga ultra-kompetitif ini diprediksi bakal mengubah peta persaingan industri fixed broadband secara signifikan. Strategi harga agresif tersebut berpotensi menekan operator mainstream untuk meninjau ulang struktur tarif mereka. 

    Hal ini tentunya mendorong efisiensi lebih lanjut demi mempertahankan pangsa pasar di tengah tuntutan layanan berkualitas dengan harga terjangkau. Jika terealisasi, disrupsi ini bisa menjadi titik balik untuk mengakhiri era internet mahal dan lambat yang selama ini membebani masyarakat. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • Ketersediaan Jaringan dan Spektrum jadi Hambatan

    Ketersediaan Jaringan dan Spektrum jadi Hambatan

    Bisnis.com, JAKARTA — Lambatnya adopsi teknologi 5G di Tanah Air disinyalir akibat jaringan yang digelar oleh operator seluler masih terbatas dan kurangnya dukungan spektrum frekuensi. 

    Laporan Counterpoint Research mencatat adopsi smartphone 5G di Indonesia masih berjalan lambat. 

    Pada kuartal III/2025, pengiriman perangkat 5G hanya mencapai 35% dari total pasar, stagnan dibandingkan kuartal sebelumnya. Meski begitu, angka tersebut hanya naik tipis 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

    Pengamat Telekomunikasi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi menilai lambatnya pertumbuhan tersebut mencerminkan persoalan di sisi jaringan, bukan sekadar harga perangkat. 

    Menurut dia, vendor sebenarnya telah membuka akses melalui smartphone 5G di segmen entry-level dan menengah, namun adopsi tak beranjak karena infrastruktur belum bisa menunjang.

    “Hambatan utama jelas terletak pada kesiapan jaringan yang masih minim di mana cakupan 5G baru 10% populasi per Oktober 2025, jauh di belakang Malaysia (80%),” kata Heru kepada Bisnis pada Rabu (26/11/2025). 

    Heru menjelaskan, keterbatasan spektrum frekuensi terutama pita 700 MHz yang belum dilelang sepenuhnya menjadi penyebab lambatnya pembangunan jaringan 5G. 

    Kondisi tersebut diperparah oleh infrastruktur yang belum merata serta tingginya biaya investasi, sehingga membuat konsumen ragu membeli perangkat 5G yang berisiko tidak terpakai, khususnya di wilayah pedesaan.

    Heru juga menuturkan persoalan tak hanya soal jaringan, tetapi juga kesadaran masyarakat yang belum memahami manfaat nyata 5G. Menurutnya perangkat G masih memadai untuk kebutuhan sehari-hari seperti streaming dan sosial media. 

    “Kebijakan pemerintah yang kurang progresif, termasuk sosialisasi minim, memperlemah dorongan adopsi. Tanpa kolaborasi operator, pemerintah dan juga pengguna, penetrasi 5G akan terus tertatih, menghambat transformasi digital Indonesia menuju target 32% pada 2030,” lanjutnya.

    Sejalan dengan itu, Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) Tesar Sandikapura menilai konsumen di Indonesia masih merasa cukup dengan smartphone 4G. Menurut dia, masyarakat membutuhkan alasan lebih kuat untuk beralih, bukan sekadar kecepatan internet semata.

    “Perlu ada value added lain, misal bisa lebih hemat atau sinyal lebih stabil. Intinya, pemakai mesti dibuat yakin dahulu, apa manfaat mereka upgrade ke 5G,” kata Tesar.

    Counterpoint sebelumnya menggambarkan dinamika pangsa pasar 5G yang bergerak fluktuatif dalam empat kuartal terakhir. 

    Pada kuartal IV/2024, pangsa perangkat 5G sempat turun ke 25% dari 31% pada kuartal III/2024. Pemulihan belum terjadi signifikan pada kuartal I/2025, yang hanya naik 1 poin persentase ke 26%.

    Tren positif baru terlihat pada kuartal II/2025 ketika pangsa 5G kembali terdongkrak menjadi 35%, lalu bertahan pada level yang sama pada kuartal III/2025. Stabilnya pangsa tersebut terutama ditopang semakin banyaknya model perangkat 5G berharga terjangkau serta meningkatnya ketersediaan perangkat 5G di kelas menengah.

    Secara keseluruhan, pasar smartphone Indonesia menunjukkan performa yang lebih kuat dibandingkan tahun sebelumnya. Counterpoint mencatat pengapalan smartphone tumbuh 12% secara tahunan pada kuartal III/2025. 

    Pemulihan tersebut didorong oleh stabilitas ekonomi nasional yang terbangun dari kebijakan moneter dan fiskal, pertumbuhan ekspor, serta meningkatnya permintaan domestik yang turut memperbaiki indeks kepercayaan konsumen.

    Segmen entry-level menjadi penggerak utama pertumbuhan pasar ini. Pengiriman smartphone dengan harga di bawah US$150 (sekitar Rp2,49 juta) melonjak 42% dibandingkan tahun sebelumnya dan kini menguasai 55% pangsa pasar. 

    Sebaliknya, segmen menengah hingga premium masih tertekan. Pengapalan perangkat pada rentang US$150–349 (sekitar Rp2,49 juta–Rp5,81 juta) turun 10%, kelas US$350–699 (sekitar Rp5,83 juta–Rp11,64 juta) turun 11%, dan segmen premium di atas US$700 (lebih dari Rp11,66 juta) merosot 14% pada periode yang sama.

    Dari sisi merek, Samsung kembali mendominasi pasar smartphone Indonesia pada kuartal III/2025 dengan pangsa 20%. Diikuti Xiaomi sebesar 17%, OPPO 16%, vivo 14%, serta Infinix 12% yang disebut paling agresif mencatat pertumbuhan hingga 45% secara tahunan.

  • Atlet Timnas Mobile Legends Indonesia SEA Games 2025 Resmi Dirilis

    Atlet Timnas Mobile Legends Indonesia SEA Games 2025 Resmi Dirilis

    Jakarta

    Sederet atlet esports Mobile Legends yang akan mewakili Indonesia di SEA Games 2025 resmi dirilis. Berikut ini daftarnya.

    Pekan olahraga se-Asia Tenggara ini akan diselenggarakan di Sala Phra Kieo, Chulalongkom University, Bangkok, Thailand, pada 13-17 Desember 2025. Terdapat dua kategori di nomor pertandingan Mobile Legends, yakni laki-laki (Men) dan perempuan (Women).

    Dalam upaya merebut medali emas, Indonesia membawa pemain-pemain handal yang sudah berpengalaman di kompetisi Mobile Legends kelas dunia. Atlet esports yang dipilih sejatinya berasal dari dua tim ternama, yaitu Team Liquid ID dan Team Vitality.

    Daftar Atlet Timnas Mobile Legends Indonesia

    Team Liquid ID merupakan tim yang mampu meraih gelar juara di turnamen Mobile Legends tier satu Indonesia, MPL ID S14. Sementara Team Vitality sudah berulang kali menjuarai ajang bergengsi Mobile Legends Women skala internasional, seperti MLBB Women’s Invitational di Esports World Cup (EWC) 2025, lalu medali emas di SEA Games 2023, dan IESF World Esports Championship 2024.

    Berikut daftar atlet Mobile Indonesia, sebagaimana dihimpun dari Instagram MLBB Esports Official, Rabu (26/11/2025).

    Timnas Mobile Legends Men

    INA_RiskiINA_AgungINA_HamonanganINA_HartonoINA_CinINA_Aranda

    Timnas Mobile Legends Women

    INA_IndrawatyINA_LimINA_ChenINA_MsiswantoINA_CsiswantoFormat Pertandingan

    Secara total, ada 11 negara yang akan berpartisipasi di nomor pertandingan Mobile Legends, di antaranya Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Timor Lester, dan Vietnam.

    Nantinya seluruh tim dibagi ke dalam dua grup, yakni Grup A dan Grup B. Kemudian seluruh pertandingan di babak grup yang digelar 13 Desember 2025, akan mengusung aturan main best of 2 (Bo2).

    Tiga tim teratas dari masing-masing grup akan melaju ke knockout stage. Untuk dua tim terbawah dipastikan gugur dari ajang bergengsi ini.

    Babak knockout stage akan dilaksanakan pada 15-17 Desember 2025. Berbeda dengan MPL ID, knockout stage di sini tidak mengusung double round robin, tapi single round robin alias kalah langsung tereliminasi.

    Untuk skema permainan yang diterapkan di knockout stage berbeda dari babak grup, yaitu best of 5 (Bo5) di semua pertandingan kecuali grand final. Partai puncaknya akan menerapkan format best of 7 (Bo7).

    (hps/fyk)