Negara: Malaysia

  • Strategi stimulus pariwisata Indonesia yang berbuah manis

    Strategi stimulus pariwisata Indonesia yang berbuah manis

    Ilustrasi. Sendratari Ramayana berlatar belakang Candi Prambanan yang pertama kali dipentaskan pada 1961 menjadi daya tarik wisata budaya untuk wisatawan domestik dan mancanegara. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/tom.

    Strategi stimulus pariwisata Indonesia yang berbuah manis
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 07 Agustus 2025 – 10:41 WIB

    Elshinta.com – Perekonomian Indonesia kembali tersenyum lebar. Angka pertumbuhan ekonomi nasional kuartal kedua 2025 melonjak 5,12 persen secara tahunan. Sebuah capaian membanggakan, apalagi melampaui ekspektasi banyak pihak. Di balik gemilangnya angka ini, ada satu sektor yang diam-diam, namun pasti, menjadi pahlawan tak terduga: pariwisata.

    Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dengan bangga menyebut bahwa empat sektor penyumbang Produk Domestik Bruto terbesar erat kaitannya dengan pariwisata. Jasa hiburan dan rekreasi melesat 11,31 persen, disusul jasa perusahaan, transportasi, serta akomodasi dan makan minum. Ini jelas sinyal kuat: pariwisata bukan lagi pelengkap, tapi lokomotif pertumbuhan.

    Namun, ada hal menarik yang patut kita renungkan. Di tengah keriuhan angka pertumbuhan ini, kita tidak mendengar banyak narasi tentang promosi pariwisata yang “menggembirakan” atau anggaran fantastis yang digelontorkan untuk menarik turis dari segala penjuru dunia.

    Sebaliknya, yang tercium justru aroma stimulus domestik dan kolaborasi internal. Lantas, bagaimana sektor ini bisa “sekokoh” itu? Apakah kita menemukan formula baru dalam mengembangkan pariwisata, yang mungkin lebih efisien dan berkelanjutan?. Mari kita bedah lebih dalam. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa yang menjadi tulang punggung utama sektor ini adalah gerakan masif wisatawan nusantara (wisnus).

    Pada Kuartal II 2025 saja, 331,37 juta perjalanan dilakukan oleh wisnus, melonjak 22,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka kumulatif semester pertama bahkan mencapai 613,78 juta perjalanan! Ini jauh melampaui capaian wisatawan mancanegara (wisman) yang “hanya” 3,89 juta kunjungan di kuartal yang sama.

    Fenomena ini menunjukkan adanya kekuatan pasar domestik yang luar biasa besar dan tangguh. Setelah pandemi mereda, masyarakat kita haus akan perjalanan, ingin menjelajahi indahnya negeri sendiri. Pemerintah dengan cerdas menangkap momentum ini. Kebijakan stimulus ekonomi, seperti diskon tiket pesawat dan kereta api, secara langsung mendorong mobilitas masyarakat.

    Ini bukan promosi dalam artian iklan televisi di Times Square, melainkan promosi yang sangat action-oriented: memberikan insentif langsung kepada calon pelancong.

    Kolaborasi Kementerian Pariwisata dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk menyiapkan paket wisata dan diskon di bulan kemerdekaan, serta kampanye liburan akhir tahun, adalah contoh nyata sinergi yang efektif antara regulator dan pelaku usaha.

    Mereka tidak “mengiklankan” destinasi secara umum, melainkan “menjual” pengalaman dan kemudahan berwisata dengan harga menarik. Karisma Event Nusantara (KEN) dengan 58 festival yang direkomendasikan juga menambah daftar panjang atraksi lokal yang siap dikunjungi, menyebarkan manfaat ekonomi ke berbagai daerah.

    Mengukur Dampak

    Efektivitas strategi ini memang patut diacungi jempol. Pertumbuhan tinggi sektor jasa yang berkaitan dengan pariwisata menjadi bukti nyata. Jasa hiburan, transportasi, akomodasi, dan makan minum semuanya menunjukkan kinerja prima. Hal ini menciptakan efek berganda yang luas, tidak hanya di sektor pariwisata inti, tetapi juga ke sektor-sektor pendukung lainnya.

    Ketika orang berwisata, mereka tidak hanya menginap dan makan, tetapi juga berbelanja cenderamata, menggunakan jasa agen perjalanan, hingga menikmati hiburan lokal. Ini adalah rantai ekonomi yang vital. Namun, bukan berarti tidak ada pekerjaan rumah. Penurunan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara per kunjungan adalah alarm kecil yang harus kita perhatikan.

    Pada Kuartal II 2025, rata-rata pengeluaran wisman mencapai 1.199,71 dolar AS, turun dibanding kuartal sebelumnya dan tahun lalu. Ini bisa jadi pertanda bahwa meskipun kita berhasil menarik jumlah wisman, mereka mungkin mencari opsi yang lebih hemat, atau durasi tinggal mereka lebih singkat.

    Kita perlu menemukan cara agar wisman tidak hanya datang, tetapi juga berbelanja lebih banyak dan tinggal lebih lama, sehingga kontribusi devisa semakin optimal. Selain itu, konsentrasi kunjungan wisman di pintu masuk utama seperti Bandara Ngurah Rai, Bali, menjadi tantangan tersendiri.

    Meski Bali adalah “magnet” pariwisata kelas dunia, pemerataan kunjungan ke destinasi lain di Indonesia masih menjadi PR besar. Potensi pariwisata di Labuan Bajo, Danau Toba, Mandalika, dan banyak lagi “surga tersembunyi” lainnya perlu terus dioptimalkan.

    Diversifikasi pasar wisman juga krusial; terlalu bergantung pada Malaysia, Singapura, dan Australia dapat menjadi risiko jika terjadi perubahan kondisi di negara-negara tersebut.

    Meningkatkan Nilai

    Melihat dinamika ini, kita bisa menyimpulkan bahwa pariwisata Indonesia saat ini berada dalam fase yang menarik. Kita mampu tumbuh kuat, bahkan dengan strategi promosi yang mungkin lebih terfokus pada stimulus internal dan optimalisasi pasar domestik ketimbang “gembar-gembor” iklan global. Ini adalah kekuatan yang harus dipertahankan.

    Ke depan, fokus kita harus bergeser dari sekadar menarik jumlah menjadi meningkatkan nilai dari setiap kunjungan. Bagaimana caranya? Pertama, dengan mengembangkan produk wisata unggulan yang beragam dan berkelanjutan di luar Bali. Kedua, dengan meningkatkan kualitas layanan dan infrastruktur di seluruh destinasi.

    Ketiga, dengan mendorong kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat lokal untuk menciptakan pengalaman wisata yang unik dan otentik. Terakhir, tanpa melupakan pasar domestik yang loyal, kita juga perlu secara cerdas menargetkan segmen wisman dengan daya beli lebih tinggi melalui promosi yang terukur dan value-added.

    Pariwisata Indonesia telah membuktikan kapasitasnya sebagai motor ekonomi. Kini, saatnya kita memastikan pertumbuhan ini tidak hanya kuantitatif, tapi juga kualitatif, berkelanjutan, dan memberikan manfaat yang lebih merata bagi seluruh masyarakat.

    Sumber : Antara

  • 26 Negara Unjuk Teknologi dan Inovasi Pengelolaan Air dan Limbah di Jakarta

    26 Negara Unjuk Teknologi dan Inovasi Pengelolaan Air dan Limbah di Jakarta

    Jakarta: 26 negara bakal unjuk teknologi dan inovasi dalam pengelolaan air dan limbah. Harapannya, menjadi wadah kolaborasi yang memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan dalam mengakselerasi adopsi teknologi berkelanjutan.

    Semua teknologi itu bakal dipamerkan dalam perhelatan internasional Indo Water, Indo Waste & Recycling, Indo Renergy & Electric, dan Indonesia International Smart City (IISMEX) 2025 Expo & Forum yang digelar Napindo di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, pada 13-15 Agustus.

    Pameran ini menjadi pionir dalam sektor air dan air limbah, pengelolaan sampah, energi terbarukan, dan solusi kota cerdas, yang melibatkan kolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Lingkungan Hidup, serta Kementerian Dalam Negeri.

    Tahun ini, Indo Water & Waste 2025 mencatat partisipasi 611 peserta pameran dari 26 negara, termasuk 12 paviliun nasional dari Indonesia, Austria, Tiongkok, India, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Swiss, Taiwan, dan Turki.

    Pameran tersebut menargetkan 16 ribu pengunjung dari berbagai kalangan, sebagai upaya membangun ekosistem lintas sektor yang mempertemukan pelaku industri, pembuat kebijakan, akademisi, hingga komunitas.

    “Sejak 2001, Napindo mendorong teknologi dan inovasi di sektor air dan limbah demi kehidupan yang lebih baik,” kata Assistant Project Director Napindo Lisa Rusli.

    Lisa menambahkan, pameran ini diharapkan menjadi wadah kolaborasi yang memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan dalam mengakselerasi adopsi teknologi berkelanjutan.

    Staf Ahli Menteri Kementerian Lingkungan Hidup Noer Adi Wardjojo menegaskan pentingnya pameran ini untuk mendukung target pengelolaan sampah 100% pada 2029. “Masih ada waktu lima tahun, dan harus dimulai dari sekarang,” katanya.

    KLH juga akan membuka coaching clinic terkait penegakan hukum dan perizinan pengelolaan sampah selama pameran berlangsung.

    Direktur Kawasan Perkotaan dan Batas Negara Kementerian Dalam Negeri, Amran, menyoroti pentingnya pengembangan kota cerdas yang tidak hanya fokus pada digitalisasi, tetapi juga pemahaman terhadap kebutuhan masyarakat.

    “Pendekatan kota cerdas harus menjadi solusi nyata dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik dan konektivitas antarwilayah,” ujar Amran.

    Selain pameran utama, Indo Water & Waste 2025 juga menghadirkan berbagai side event seperti Waste Crisis Center KLH, Urban Arena 2025, ASEAN Recycling Summit 2.0, dan Indonesia Water Forum 2025.
     
    Beragam seminar dan workshop kolaboratif akan diadakan bersama mitra strategis, termasuk Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Indonesia Water Association (IdWA), hingga Singapore Water Association.

    Ajang ini menjadi platform kolaborasi terbesar bagi pemerintah, swasta, asosiasi, dan akademisi untuk berbagi solusi inovatif menghadapi tantangan lingkungan, tata kelola air, dan pengelolaan sampah di Indonesia.

    Jakarta: 26 negara bakal unjuk teknologi dan inovasi dalam pengelolaan air dan limbah. Harapannya, menjadi wadah kolaborasi yang memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan dalam mengakselerasi adopsi teknologi berkelanjutan.
     
    Semua teknologi itu bakal dipamerkan dalam perhelatan internasional Indo Water, Indo Waste & Recycling, Indo Renergy & Electric, dan Indonesia International Smart City (IISMEX) 2025 Expo & Forum yang digelar Napindo di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, pada 13-15 Agustus.
     
    Pameran ini menjadi pionir dalam sektor air dan air limbah, pengelolaan sampah, energi terbarukan, dan solusi kota cerdas, yang melibatkan kolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Lingkungan Hidup, serta Kementerian Dalam Negeri.

    Tahun ini, Indo Water & Waste 2025 mencatat partisipasi 611 peserta pameran dari 26 negara, termasuk 12 paviliun nasional dari Indonesia, Austria, Tiongkok, India, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Swiss, Taiwan, dan Turki.
     
    Pameran tersebut menargetkan 16 ribu pengunjung dari berbagai kalangan, sebagai upaya membangun ekosistem lintas sektor yang mempertemukan pelaku industri, pembuat kebijakan, akademisi, hingga komunitas.
     
    “Sejak 2001, Napindo mendorong teknologi dan inovasi di sektor air dan limbah demi kehidupan yang lebih baik,” kata Assistant Project Director Napindo Lisa Rusli.
     
    Lisa menambahkan, pameran ini diharapkan menjadi wadah kolaborasi yang memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan dalam mengakselerasi adopsi teknologi berkelanjutan.
     
    Staf Ahli Menteri Kementerian Lingkungan Hidup Noer Adi Wardjojo menegaskan pentingnya pameran ini untuk mendukung target pengelolaan sampah 100% pada 2029. “Masih ada waktu lima tahun, dan harus dimulai dari sekarang,” katanya.
     
    KLH juga akan membuka coaching clinic terkait penegakan hukum dan perizinan pengelolaan sampah selama pameran berlangsung.
     
    Direktur Kawasan Perkotaan dan Batas Negara Kementerian Dalam Negeri, Amran, menyoroti pentingnya pengembangan kota cerdas yang tidak hanya fokus pada digitalisasi, tetapi juga pemahaman terhadap kebutuhan masyarakat.
     
    “Pendekatan kota cerdas harus menjadi solusi nyata dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik dan konektivitas antarwilayah,” ujar Amran.
     
    Selain pameran utama, Indo Water & Waste 2025 juga menghadirkan berbagai side event seperti Waste Crisis Center KLH, Urban Arena 2025, ASEAN Recycling Summit 2.0, dan Indonesia Water Forum 2025.
     
    Beragam seminar dan workshop kolaboratif akan diadakan bersama mitra strategis, termasuk Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Indonesia Water Association (IdWA), hingga Singapore Water Association.
     
    Ajang ini menjadi platform kolaborasi terbesar bagi pemerintah, swasta, asosiasi, dan akademisi untuk berbagi solusi inovatif menghadapi tantangan lingkungan, tata kelola air, dan pengelolaan sampah di Indonesia.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (FZN)

  • Dana Abadi Pendidikan Bakal Tembus Rp 175 Triliun pada 2026 – Page 3

    Dana Abadi Pendidikan Bakal Tembus Rp 175 Triliun pada 2026 – Page 3

    Sri Mulyani ingin memiliki anak bangsa dari lulusan universitas bergengsi dunia, sebagaimana Menteri Keuangan negara lain membanggakan jajarannya.

    “Waktu itu saya event di lingkungan ASEAN, Malaysia, Singapura, mereka selalu bilang, oh I have my staff, udah belajar di Harvard, Columbia, di Stanford, di London School of Economics. Mereka bilang, anak buah saya nggak ada yang belajar di situ. Dan kita merasa, suddenly we realize kita harus checking out. Sehingga muncullah keinginan untuk bisa mengirim orang Indonesia,” kata dia.

    Sri Mulyani sangat yakin generasi bangsa Indonesia mampu bersaing di universitas bergengsi dunia. Hanya saja, selama ini kemampuan biaya menjadi momok utama.

    “Sehingga saya ingin melaporkan kepada Bapak Ibu sekalian, Rp154,11 triliun. Kalau tahun ini ditambah dengan another Rp20 triliun, akan menjadi Rp175 triliun, next year juga akan menambahkan lagi. Dana abadi pendidikan Rp126,12 triliun, ini untuk pendidikan. Dana abadi penelitian Rp12,99 triliun. Dana abadi perguruan tinggi Rp10 triliun. Dana abadi kebudayaan Rp5 triliun,” ungkapnya.

     

  • Soal Ambalat, Prabowo inginkan penyelesaian damai dari dua pihak

    Soal Ambalat, Prabowo inginkan penyelesaian damai dari dua pihak

    Ya kita cari penyelesaian yang baik, yang damai, ada iktikad baik dari dua pihak. Kita jangan, biasalah ada mungkin. Intinya kita mau penyelesaian yang baik

    Bandung (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto menginginkan penyelesaian yang damai melalui iktikad yang baik antara Pemerintah Indonesia dan Malaysia terkait soal penyebutan istilah Laut Sulawesi di wilayah Ambalat.

    Pernyataan Presiden itu berkaitan dengan penyebutan wilayah maritim di dalam Peta Baru Malaysia 1979, sebagai Laut Sulawesi, dan bukan sebagai “Ambalat”, sebagai istilah yang digunakan oleh Indonesia.

    “Ya kita cari penyelesaian yang baik, yang damai, ada iktikad baik dari dua pihak. Kita jangan, biasalah ada mungkin. Intinya kita mau penyelesaian yang baik,” kata Presiden Prabowo saat ditemui setelah menghadiri Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) ITB, Bandung, Jawa Barat, Kamis.

    Presiden Prabowo mengatakan bahwa pada intinya Pemerintah Indonesia menginginkan penyelesaian yang baik terkait penyebutan istilah “Laut Sulawesi” yang dinyatakan oleh Pemerintah Malaysia.

    Seperti diberitakan, Pemerintah Malaysia menyebut wilayah maritim yang mencakup Blok ND6 dan ND7, yang terletak di dalam Peta Baru Malaysia 1979, sebagai Laut Sulawesi, dan bukan sebagai “Ambalat”, layaknya istilah yang digunakan oleh Indonesia.

    “Putusan Mahkamah Internasional (ICJ) tahun 2002 tentang kedaulatan Kepulauan Sipadan dan Ligitan semakin memperkuat posisi wilayah maritim kita di Laut Sulawesi,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia Dato’ Seri Mohamad Hasan.

    Menlu Malaysia menggarisbawahi bahwa setiap terminologi harus digunakan dengan benar dan mencerminkan posisi kedaulatan dan hak hukum Malaysia atas wilayah terkait.

    Selain itu, Menlu menyatakan Malaysia tetap berkomitmen untuk melindungi kedaulatan, hak berdaulat, dan kepentingannya.

    Hal tersebut, menurutnya sesuai dengan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982.

    “Dan semua pembahasan mengenai hal ini akan dilakukan melalui mekanisme diplomatik, hukum, dan teknis dalam kerangka kerja bilateral yang telah ditetapkan,” kata Menlu Malaysia.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 8
                    
                        Anggota DPR Minta TNI AL Patroli Usai Malaysia Sebut Ambalat Jadi Laut Sulawesi
                        Nasional

    8 Anggota DPR Minta TNI AL Patroli Usai Malaysia Sebut Ambalat Jadi Laut Sulawesi Nasional

    Anggota DPR Minta TNI AL Patroli Usai Malaysia Sebut Ambalat Jadi Laut Sulawesi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Wakil Ketua Komisi I DPR Dave Laksono mendorong TNI Angkatan Laut (AL) melakukan patroli di sekitar wilayah Laut Ambalat yang menjadi obyek sengketa antara pemerintah Indonesia dan Malaysia.
    Pernyataan ini disampaikan Dave guna menanggapi pernyataan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang menyebut obyek sengketa itu sebagai “Laut Sulawesi”.
    “Sebagai bagian dari strategi tersebut, perlu diperkuat kehadiran fisik dan simbolis Indonesia di Ambalat melalui patroli TNI AL,” kata Dave dalam siaran pers, Kamis (7/8/2025).
    Ia pun mengusulkan pembangunan fasilitas navigasi dan eksplorasi minyak dan gas oleh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Pertamina Hulu Energi karen perairan yang disengketakan itu disebut kaya akan kandungan minyak bumi.
    “Aktivitas ekonomi dan sosial juga harus digalakkan untuk menunjukkan kontrol de facto Indonesia atas wilayah tersebut,” ujar Dave.
    Di luar skema itu, politikus Partai Golkar tersebut juga mendukung kerja sama Indonesia dan Malaysia dengan membentuk Joint Development Authority atau mengelola kawasan tersebut bersama-sama.
    “Dengan syarat adanya kejelasan batas wilayah serta mekanisme pengelolaan yang transparan dan adil bagi kedua negara,” ujar Dave.
    Sebagai informasi, dikutip dari keterangan resmi Kemenlu Malaysia, Malaysia menyebut wilayah maritim yang meliputi Blok ND6 dan ND7, yang terletak di dalam Peta Baru Malaysia 1979, sebagai Laut Sulawesi, dan bukan “Ambalat”.
    Ambalat merupakan istilah yang digunakan oleh Indonesia.
    Menteri Luar Negeri Mohamad bin Haji Hasan di Dewan Rakyat pada 5 Agustus 2025 mengatakan, putusan Mahkamah Internasional (ICJ) pada tahun 2002 tentang kedaulatan Pulau Sipadan dan Ligitan semakin memperkuat posisi wilayah maritim di Laut Sulawesi.
    “Menteri Luar Negeri menggarisbawahi bahwa setiap terminologi harus digunakan dengan benar dan mencerminkan posisi kedaulatan serta hak hukum Malaysia atas wilayah yang bersangkutan,” tulis Kementerian Luar Negeri Malaysia.
    Adapun terkait pengembangan bersama antara Malaysia dan Indonesia di perairan tersebut masih dalam tahap penjajakan.
    Belum ada kesepakatan yang dicapai oleh kedua belah pihak.
    Pemerintah Malaysia menyatakan akan tetap berkomitmen untuk melindungi kedaulatan, hak berdaulat, dan kepentingannya sesuai dengan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982.
    “Dan semua pembahasan mengenai hal ini akan dilakukan melalui mekanisme diplomatik, hukum, dan teknis dalam kerangka kerja bilateral yang telah ditetapkan,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pantang Mundur, RI Rayu Barang-Barang Ini Kena Tarif 0% ke AS

    Pantang Mundur, RI Rayu Barang-Barang Ini Kena Tarif 0% ke AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Indonesia masih terus berupaya mendapatkan perlakuan khusus dari Amerika Serikat (AS) terkait tarif ekspor, khususnya untuk komoditas yang tidak diproduksi di Negeri Paman Sam.

    Targetnya, sejumlah produk asal Indonesia bisa mendapatkan tarif nol persen hingga batas waktu negosiasi yang direncanakan berakhir 1 September 2025.

    Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat ditanya mengenai kelanjutan pembahasan tarif ekspor dengan AS.

    “Kan masih ada berunding yang lain lagi, yang kita usahakan saja dapat 0%. Itu sampai 1 September, rencananya ya,” kata Budi saat ditemui di kantornya, Kamis (7/8/2025).

    Saat ditanya apakah negosiasi tersebut menyasar komoditas yang tidak diproduksi oleh AS, Mendag membenarkan. Ia menyebut pemerintah sedang memperjuangkan tarif nol persen untuk barang-barang tertentu yang tidak menjadi bagian dari rantai produksi domestik Amerika.

    “Iya diusahakan 0%,” ujarnya.

    Salah satu komoditas yang disebut-sebut sedang diupayakan masuk ke dalam daftar tersebut adalah tembaga. Namun, Budi enggan mengonfirmasi secara langsung dan meminta publik menunggu hasil akhir proses negosiasi.

    “Ya pokoknya yang nggak diproduksi. Nanti aja, itu kan lagi negosiasi. Jangan diomongin,” ucap dia.

    Budi juga sempat menyebut komoditas unggulan Indonesia seperti minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), kakao, hingga kopi juga tengah diperjuangkan mendapat tarif ekspor nol persen.

    “Jadi kita kan kena 19%. Tapi kita mengupayakan komoditas yang tidak diproduksi oleh Amerika itu kita dapat 0%. Seperti kakao, kemudian sawit, dan beberapa lah, kopi juga ada,” kata Budi saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (31/7/2025).

    Negosiasi ini merupakan bagian dari pembahasan Agreement on Reciprocal Trade antara Indonesia dan AS. Pemerintah Indonesia pun berharap hasil finalnya dapat disepakati dalam waktu dekat.

    “Nah itu yang belum selesai,” ucap dia.

    Saat ditanya apakah negosiasi lanjutan untuk komoditas unggulan tersebut masih berjalan, Budi membenarkan hal itu. Ia menyatakan prosesnya masih berlangsung, dengan harapan hasilnya bisa menguntungkan Indonesia.

    “Iya masih dibahas, ya mudah-mudahan bisa 0%. Jadi tidak mesti semua 19% kan kalau itu bisa 0%,” ujarnya.

    Budi menuturkan, target pemerintah adalah menyelesaikan kesepakatan dagang itu sebelum awal September. “Kan kalau nggak salah, kemarin paling lambat sebelum 1 September harus selesai kan Agreement on Reciprocal Trade,” jelasnya.

    Dengan AS yang tidak memproduksi beberapa komoditas utama Indonesia seperti sawit dan kakao, katanya, pemerintah melihat celah untuk menegosiasikan tarif bea masuk 0%.

    “Iya iya, produk-produk yang tidak diproduksi Amerika itu kita upayakan bisa 0%,” tegas Budi.

    Foto: Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso dalam acara Kick-Off ASEAN Online Sale Day di Auditorium Kemendag, Jakarta, Kamis (7/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizki)
    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso dalam acara Kick-Off ASEAN Online Sale Day di Auditorium Kemendag, Jakarta, Kamis (7/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizki)

    Pede RI Tak Rugi Efek Tarif Trump

    Sementara itu, terkait penerapan tarif resiprokal baru dari Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Donald Trump yang mulai berlaku hari ini, Kamis (7 Agustus 2025), Budi menegaskan, Indonesia justru dalam posisi yang lebih menguntungkan dibanding negara pesaing, sehingga tidak akan dirugikan oleh kebijakan tarif terbaru itu.

    “Kita kan dapat 19%, itu termasuk kecil ya. Karena negara ASEAN yang dapat 19% itu Malaysia, Thailand, Filipina. Sementara negara-negara lain seperti pesaing-pesaing utama kita, seperti China, Vietnam, India itu kan di atas 19%,” kata Budi saat ditemui di kantornya, Rabu (6/8/2025).

    Budi menjelaskan, penerapan tarif baru yang menggantikan skema Most Favoured Nation (MFN) memberi peluang besar bagi produk ekspor Indonesia untuk menembus pasar Amerika Serikat dengan lebih kompetitif.

    “Kalau pasar Amerika terus tetap bergairah, berarti kita semakin mudah masuk ke sana. Karena kita, kita bersaingnya, start-nya itu tidak mulai dari nol. Kita selangkah lebih maju dibanding negara yang lain,” ungkapnya.

    “Kalau dulu kita bersaing dengan negara lain, kita bersaing masuk ke Amerika itu kan sama ya, pakai MFN. Kalau MFN kan hampir sama tarifnya. Nah sekarang kan, resiprokal kan tarifnya. Kita lebih dapat yang rendah sehingga ya harapan kita semakin mudah. Sebenernya itu kesempatan yang besar masuk ke Amerika itu,” sambung dia.

    Kepercayaan diri itu tak lepas dari tren ekspor Indonesia yang terus membaik. Pada semester I-2025, nilai ekspor nasional tumbuh 7,7% menjadi US$135,41 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$125,73 miliar. Bahkan, Amerika Serikat tercatat sebagai penyumbang surplus perdagangan terbesar Indonesia dengan nilai mencapai US$9,9 miliar.

    “Ekspor kita kan kemarin saya sampaikan Januari-Juni naik 7,7%. Kemudian tujuan utama ekspor kita itu pertama ke China, kedua ke Amerika. Surplus terbesar kita Januari-Juni itu ke Amerika, US$9,9 miliaran. Yang kedua ke India. Artinya produk kita bisa bersaing di Amerika,” jelas Budi.

    Lebih lanjut, ia memastikan bahwa meski negara-negara ASEAN seperti Malaysia dan Filipina juga mendapatkan tarif yang sama, Indonesia tetap punya daya saing.

    “Gak apa-apa, itu juga negara utama kita, kita bisa bersaing dengan mereka,” ujarnya.

    Ia bahkan optimistis kinerja ekspor Indonesia justru akan terdorong oleh kebijakan tarif baru ini, mengingat posisi Indonesia yang lebih strategis secara tarif dibanding banyak negara pesaing lainnya.

    “Seharusnya meningkat, karena kan sama saja kan tarif bea masuknya lebih kecil dibanding negara lain. Seharusnya lebih meningkat, ya artinya hitung-hitungannya lebih meningkat. Makanya kita bagaimana memanfaatkan utilisasi itu secara optimal ya. Kita mendorong bersama-sama pelaku usaha supaya memanfaatkan kesempatan ini,” tegasnya.

    Sejalan dengan itu, sektor industri pengolahan masih mendominasi struktur ekspor dengan kontribusi 83,81%, sementara pertanian meski porsinya kecil (2,64%) mencatat pertumbuhan paling tinggi yakni 49,77% sepanjang semester I-2025.

    Kawasan Amerika Serikat, Asia Tengah, hingga Afrika Barat juga menunjukkan pertumbuhan permintaan yang menjanjikan bagi produk-produk unggulan RI seperti kakao olahan, kopi, timah, dan produk kimia.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pertamina tembus Fortune Global 500, INDEF: Bukti GCG berjalan baik

    Pertamina tembus Fortune Global 500, INDEF: Bukti GCG berjalan baik

    Sumber foto: Supriyarto Rudatin/elshinta.com.

    Pertamina tembus Fortune Global 500, INDEF: Bukti GCG berjalan baik
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 06 Agustus 2025 – 21:11 WIB

    Elshinta.com – Keberhasilan PT Pertamina (Persero) kembali masuk dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2025 dinilai sebagai bukti nyata perusahaan pelat merah tersebut berhasil menerapkan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG).

    Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan, penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang konsisten turut mendorong kinerja keuangan Pertamina tetap terjaga.

    “Ya, tentu saja (karena penerapan transformasi bisnis dan inovasi). Intinya GCG Pertamina sudah berjalan dengan baik,” kata Tauhid kepada wartawan, Rabu (6/8).

    Menurutnya, keberadaan Pertamina dalam daftar perusahaan terbesar dunia selama lebih dari satu dekade mencerminkan fundamental keuangan yang kuat. Selain itu, kinerja BUMN energi ini juga terus membaik seiring dengan transformasi dan digitalisasi yang dijalankan.

    “Pertamina selalu ada di posisi terbesar dan terdepan. Hal itu terlihat dari kontribusinya sebagai penyumbang dividen terbesar kepada negara. Sektor energi memang menjanjikan, selain perbankan dan telekomunikasi,” ujarnya.

    Tauhid menambahkan, pembayaran utang pemerintah kepada Pertamina pada 2024 untuk pengadaan BBM subsidi juga memberi dampak positif terhadap performa keuangan perusahaan.

    “Hal itu otomatis meningkatkan performance Pertamina,” ucapnya.

    Majalah Fortune dalam edisi terbaru merilis daftar Fortune Global 500, di mana Pertamina berhasil menempati peringkat ke-171 dunia. Sementara di kawasan Asia Tenggara, perusahaan portofolio Danantara Indonesia itu menempati posisi ketiga dalam daftar Fortune South East Asia 500.

    Capaian ini menempatkan Pertamina di atas sejumlah perusahaan energi global. Sebagai perbandingan, perusahaan migas asal Spanyol Repsol menempati posisi ke-260, sementara ConocoPhillips asal Amerika Serikat berada di peringkat ke-245.

    Di tingkat regional, Pertamina juga unggul jauh dibanding Petronas Malaysia yang tercatat di peringkat ke-44 pada daftar Fortune South East Asia 500.

    Menurut Tauhid, pencapaian tersebut menunjukkan Pertamina memiliki daya saing tinggi di kancah global dan layak menjadi tujuan investasi.

    “Dengan kebutuhan migas nasional yang masih sangat tinggi, posisi Pertamina yang kuat akan menjadi sinyal positif bagi para investor,” katanya seperti dilaporkan Reporter Elshinta, Supriyarto Rudatin, Rabu (6/8). 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Tarif Trump Berlaku Hari Ini 7 Agustus, RI Bukan yang Terendah di Asean

    Tarif Trump Berlaku Hari Ini 7 Agustus, RI Bukan yang Terendah di Asean

    Bisnis.com, JAKARTA — Kebijakan tarif Trump terhadap negara mitra dagang Amerika Serikat (AS) berlaku mulai hari ini 7 Agustus 2025. Negara-negara mitra dagang, termasuk Indonesia dan negara-negara Asean kini diberlakukan tarif dagang terbaru untuk menjual barang ke Amerika Serikat.

    Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan revisi jadwal pemberlakuan tarif yang semula 1 Agustus 2025, tetapi diundur hingga Kamis (7/8/2025). 

    Untuk Indonesia, Trump mengatakan AS telah mencapai kesepakatan tarif impor sebesar 19% untuk produk-produk dari RI yang masuk ke AS, lebih rendah dari yang sebelumnya 32%. Akan tetapi, barang-barang AS yang masuk ke Indonesia nantinya tidak akan dikenakan tarif sama sekali.

    Kendati demikian, jika dibandingkan secara regional, tarif Trump untuk Indonesia bukan yang paling rendah. Trump menerapkan tarif 10% untuk Singapura. Sementara, banyak negara Asean yang juga dikenakan tarif 19% sama dengan Indonesia seperti Malaysia dan Filipina.

    Mengutip laman resmi Gedung Putih pada Kamis (7/8/2025), perjanjian perdagangan AS-Indonesia ini disebut akan memperkuat hubungan ekonomi jangka panjang antara kedua negara, yang sebelumnya telah dibangun melalui Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi (Trade and Investment Framework Agreement/TIFA) yang ditandatangani pada 16 Juli 1996.

    Dalam kesepakatan dagang terbaru tersebut, Indonesia akan menghapus sekitar 99% hambatan tarif terhadap berbagai produk industri, pangan, dan pertanian asal AS. Sementara itu, AS akan menurunkan tarif resiprokal atas barang asal Indonesia menjadi 19%, sesuai Perintah Eksekutif 14257 (2 April 2025). 

    “AS juga dapat menurunkan tarif lebih lanjut untuk komoditas yang tidak tersedia atau tidak diproduksi di dalam negeri AS,” jelas pernyataan tersebut.

    Selain itu, kedua negara juga berupaya untuk menghapus persyaratan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) bagi produk AS, mengakui standar kendaraan dan emisi AS, serta menerima sertifikat FDA dan izin pemasaran bagi alat kesehatan dan farmasi. Indonesia juga akan menghapus inspeksi pra‑pengapalan dan perizinan impor atas barang-barang AS.

    Kemudian, semua produk pangan dan pertanian AS dibebaskan dari lisensi impor dan aturan keseimbangan komoditas. Indonesia akan mengakui indikasi geografis dan mengizinkan otorisasi pemasaran untuk daging, unggas, dan produk susu AS.

    Berikut Perbandingan Tarif Trump untuk Negara-negara Asean:

    1. Indonesia 19%

    2. Malaysia 19%

    3. Singapura 10%

    4. Thailand 19%

    5. Filipina 19%

    6. Brunei Darussalam 25%

    7. Vietnam 20% 

    8. Laos 40%

    9. Myanmar 40%

    10. Kamboja 19%

  • TNI AL Gagalkan Penyelundupan 6 Kontainer Pakaian Bekas Asal Malaysia di Pontianak
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Agustus 2025

    TNI AL Gagalkan Penyelundupan 6 Kontainer Pakaian Bekas Asal Malaysia di Pontianak Regional 7 Agustus 2025

    TNI AL Gagalkan Penyelundupan 6 Kontainer Pakaian Bekas Asal Malaysia di Pontianak
    Editor

    PONTIANAK, KOMPAS.com
    – TNI Angkatan Laut (TNI AL) bersama Bea Cukai menggagalkan penyelundupan enam kontainer ballpress pakaian bekas asal Malaysia yang masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Peti Kemas Pontianak, Kalimantan Barat.
    Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata menjelaskan, pengungkapan ini bermula dari laporan intelijen tentang rencana masuknya barang ilegal ke Kalimantan Barat dari Malaysia.
    Berdasarkan informasi tersebut, tim gabungan segera bergerak menelusuri lokasi target.
    Mereka kemudian menyasar Depo Kontainer Temas di kawasan Pelabuhan Peti Kemas Pontianak, yang diduga menjadi pintu masuk penyelundupan.
    “Benar saja, petugas menemukan enam kontainer penuh dengan ballpress yang dikemas dalam karung,” kata Denih dilansir dari Antara, Kamis (7/8/2025).
    Dari enam kontainer yang diamankan, dua unit berukuran 40 kaki telah ditarik ke markas Satrol Lantamal XII untuk proses lebih lanjut.
    Sementara empat kontainer lainnya masih berada di pelabuhan dan telah diberi segel oleh tim gabungan.
    Berdasarkan pemeriksaan sementara, ballpress tersebut rencananya akan dikirim dari Kalimantan menuju Jakarta.
    Denih memastikan bahwa TNI AL akan terus melakukan pengawasan ketat di wilayah perairan Indonesia, terutama terhadap upaya masuknya barang ilegal seperti narkoba dan komoditas selundupan lainnya.
    “Kami akan terus berupaya menggagalkan penyelundupan barang ilegal yang masuk ke wilayah NKRI,” tegasnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengakuan Pria Malaysia Kena Stroke usai Makan 7 Durian dalam Sehari

    Pengakuan Pria Malaysia Kena Stroke usai Makan 7 Durian dalam Sehari

    Jakarta

    Seorang musisi di Malaysia, Mohd Shah Rosli, menceritakan pengalamannya saat mengalami stroke. Insiden itu terjadi pada Juli 2025.

    Menurut laporan Harian Metro, pria yang dikenal bernama Dino terkena stroke hingga bagian kanan tubuhnya mendadak lumpuh.

    “Sebelum mengalami stroke sekitar sebulan yang lalu, saya makan 7 buah durian sendiri dalam sehari. Keesokan harinya, saat bekerja, saya tiba-tiba pingsan,” kata pria 50 tahun itu, dikutip dari World of Buzz.

    Dino ini sangat suka makan durian. Setiap musim durian tiba, dia pasti akan membeli durian untuk dimakan. Saat mengalami stroke, ia meyakini salah satu pemicunya adalah durian.

    “Jadi, saat saya terkena stroke, saya tidak menutup kemungkinan bahwa itu mungkin ada hubungannya dengan pola makan saya. Saya juga suka makan-makanan yang manis. Bahkan, setelah dibawa ke dokter, bahkan saat saya berbicara, mulut saya masih berbau durian,” terangnya.

    Ternyata, selain suka dengan buah durian, Dino merupakan perokok berat sejak muda. Itu mungkin menjadi salah satu pemicu stroke lain yang dialaminya.

    Efek Kebanyakan Makan Durian

    Dikutip dari Hong Kong Adventist Hospital, durian memiliki kandungan gula yang tinggi. Hal ini dapat memberikan beban yang sangat berat pada jantung, meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah atau aritmia, hingga kematian mendadak akibat penyakit jantung.

    Selain itu, beberapa orang tidak cocok mengonsumsi durian. Buah ini dapat menyebabkan gatal-gatal pada kulit dalam kasus ringan, dan dalam kasus berat dapat mengancam jiwa.

    1. Pasien dengan penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

    Durian merupakan salah satu buah dengan kandungan karbohidrat dan lemak tertinggi, sehinga kandungan kalorinya juga termasuk yang tertinggi di antara buah-buahan lainnya.

    Konsumsi durian yang terlalu sering atau berlebihan dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Bahkan pada kasus yang berat, efek dari durian dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah hingga menyebabkan stroke.

    2. Pasien diabetes

    Durian memiliki kandungan gula yang tinggi dan termasuk buah dengan indeks glikemik tinggi, yang dapat dengan mudah mempengaruhi kadar gula darah. Pasien diabetes sebaiknya menghindari konsumsi durian.

    3. Pasien dengan penyakit ginjal atau gangguan fungsi ginjal

    Durian kaya akan kalium, tetapi orang dengan gangguan fungsi ginjal tidak dapat membuang kelebihan kalium secara efektif. Oleh karena itu, mereka yang memiliki masalah tersebut harus berhati-hati dalam mengonsumsi durian.

    4. Orang dengan penyakit kulit

    Jika kondisi tubuh cenderung ‘panas’, seperti sensitif terhadap panas, rentan sembelit, mulut kering, lebih suka panas daripada dingin, atau mengalami gatal-gatal hingga jerawat perlu menghindari konsumsi durian. Sebab, buah ini dapat meningkatkan sekresi histamin, yang menyebabkan kulit sensitif dan gatal.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)