Negara: Malaysia

  • Strategi menghadapi jebakan harga beras

    Strategi menghadapi jebakan harga beras

    Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (kiri) bersama Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi (tengah) dan Gubernur Banten Andra Soni (kanan) menunjukkan beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) saat mengunjungi salah satu ritel modern di Kota Serang, Banten, Rabu (20/8/2025). Kunjungan Mendagri Tito Karnavian tersebut dalam rangka memastikan distribusi beras SPHP berjalan lancar untuk menjaga stabilitas pangan nasional serta menjaga harga beras tetap terkendali di pasar tradisional maupun modern. ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/bar

    Strategi menghadapi jebakan harga beras
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 22 Agustus 2025 – 11:29 WIB

    Elshinta.com – Situasi perberasan di Indonesia kembali menjadi sorotan publik ketika harga beras melonjak tajam belum lama ini di tengah produksi yang justru dilaporkan melimpah.

    Secara teori, hukum ekonomi sederhana menyatakan bahwa ketika pasokan meningkat, harga akan turun. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan fenomena yang berlawanan.

    Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyoroti keberadaan para pedagang perantara atau middleman yang dianggap memainkan peran signifikan dalam menentukan harga.

    Praktik ini membuat pasar beras rentan terhadap manipulasi dan menimbulkan keresahan publik. Pemerintah dihadapkan pada tantangan besar untuk menyeimbangkan antara ketersediaan beras, harga yang stabil, dan perlindungan terhadap petani.

    Dalam upaya meredam gejolak harga, pemerintah mengambil langkah dengan menggelontorkan bantuan sosial beras sebesar 360 ribu ton bagi 18,3 juta keluarga penerima manfaat melalui anggaran Rp4,9 triliun pada tengah tahun ini.

    Kebijakan ini diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat di tengah fluktuasi harga, sekaligus memastikan ketersediaan pangan bagi kelompok rentan.

    Namun, kebijakan bansos ini memiliki hubungan yang kompleks dengan kebijakan ekspor beras yang dilakukan secara paralel.

    Pemerintah merencanakan ekspor 2.000 ton beras per bulan ke Malaysia, atau sekitar 24.000 ton per tahun melalui skema bisnis antarbisnis (B-to-B). Tujuan ekspor ini berasal dari Pasokan Beras Pemerintah dan ditekankan bahwa kebutuhan domestik tetap menjadi prioritas utama.

    Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena setiap kebijakan terkait ekspor harus diiringi dengan perhitungan cermat agar tidak menimbulkan kelangkaan dan inflasi pangan.

    Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pada Juli 2025 produksi beras meningkat sekitar 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, membuat stok nasional mencapai 4,2 juta ton, tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

    Pemerintah optimistis stok ini cukup aman untuk kebutuhan dalam negeri sekaligus menopang kebijakan bansos.

    Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, bahkan memproyeksikan panen raya pada Agustus 2025 bisa menambah stok nasional hingga satu juta ton.

    Dengan kondisi produksi yang melimpah, pemerintah memanfaatkan momentum ini untuk menjaga stabilitas harga melalui sejumlah kebijakan strategis, seperti menyiapkan 1,3 juta ton beras untuk operasi pasar di bawah skema Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta 365 ribu ton untuk program bansos.

    Namun, persoalan stabilitas harga tidak semata-mata bergantung pada ketersediaan stok. Pemerintah juga menemukan adanya masalah kualitas beras di pasaran.

    Siaran resmi Kementan menyatakan bahwa pemeriksaan dilakukan terhadap 268 sampel beras dari 212 merek, menyimpulkan temuan standar mutu, berat, hingga HET yang tidak sesuai, dan potensi kerugian konsumen mencapai Rp 99 triliun/tahun

    Tindakan tegas oleh aparat hukum telah diperintahkan atas arahan Presiden seperti dilaporkan Menteri Pertanian. Sebagian merek yang sebelumnya bermasalah juga telah memperbaiki produk dan menjual sesuai standar.

    Keberlanjutan produksi

    Di sisi lain, pemerintah juga mengalokasikan anggaran hampir Rp13 triliun pada 2025 untuk perbaikan sistem irigasi dan peningkatan teknologi pertanian.

    Langkah ini diharapkan dapat menjaga keberlanjutan produksi beras sekaligus meningkatkan efisiensi pengelolaan lahan.

    Teknologi modern, benih unggul, dan penerapan sistem irigasi presisi menjadi bagian dari strategi besar menuju swasembada pangan dan perlindungan kesejahteraan petani.

    Meski produksi meningkat dan kebijakan penyaluran bansos berjalan, tantangan nyata tetap besar. Fluktuasi harga pupuk, dampak perubahan iklim, alih fungsi lahan, dan ketergantungan pada impor masih menjadi faktor yang dapat mengguncang ketahanan pangan.

    Perubahan cuaca ekstrem, termasuk ancaman kekeringan dan banjir, berpotensi mengganggu produktivitas sawah.

    Pemerintah merespons dengan melakukan prediksi iklim jangka menengah melalui BMKG, yang memproyeksikan musim kemarau 2025 cenderung terlambat dan dipengaruhi hujan yang berlanjut hingga Oktober.

    Kondisi ini diperkirakan membantu mempertahankan stabilitas produksi padi, meskipun kerentanan akibat degradasi kualitas lahan dan serangan hama masih perlu diantisipasi melalui pengelolaan lahan berkelanjutan dan penggunaan teknologi pengendalian hama terpadu.

    Kesejahteraan petani menjadi titik penting dalam dinamika perberasan. Jika harga gabah tidak dikelola dengan adil, maka tingginya produksi tidak akan meningkatkan pendapatan petani, melainkan justru memperlebar jurang ketimpangan.

    Kebijakan tata niaga beras perlu dikendalikan negara agar rantai pasok berjalan transparan dan petani mendapat harga yang layak.

    Pemerintah juga perlu memperketat pengawasan ekspor untuk memastikan tidak terjadi penyerapan berlebih yang dapat mengganggu ketersediaan beras dalam negeri.

    Pengendalian ini bukan hanya soal menjaga stok, tetapi juga menjaga psikologi pasar agar spekulasi harga tidak berkembang liar dan merugikan konsumen maupun petani.

    Pendekatan terencana

    Selain itu, pemerintah tengah mendorong kerja sama multipihak dengan perguruan tinggi, perusahaan swasta, dan komunitas petani untuk mengoptimalkan lahan serta mempercepat transfer teknologi pertanian modern.

    Pelatihan kepada petani mengenai pengelolaan lahan, manajemen risiko, dan pemanfaatan teknologi presisi diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas beras.

    Pendidikan petani menjadi langkah strategis untuk menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan, di mana petani tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga memiliki kapasitas adaptasi terhadap dinamika pasar dan iklim.

    Pendekatan integratif menjadi kunci penyelesaian persoalan perberasan. Pemerintah perlu memprioritaskan kebutuhan nasional sebelum melangkah pada kebijakan ekspor.

    Cadangan pangan strategis harus disiapkan dengan perhitungan yang matang agar stok aman dan harga stabil.

    Dengan demikian, bansos dapat tepat sasaran, operasi pasar berjalan efektif, dan masyarakat terlindungi dari gejolak harga. Keberhasilan menjaga stabilitas beras juga sangat bergantung pada kualitas tata kelola, bukan hanya pada angka produksi semata.

    Dalam konteks ini, transparansi distribusi, keberanian menindak praktik kartel, dan penguatan data pasokan menjadi fondasi yang tak bisa diabaikan.

    Kebijakan perberasan tidak dapat dikelola secara parsial, melainkan membutuhkan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, sektor swasta, hingga komunitas petani.

    Dengan stok nasional yang relatif aman dan proyeksi panen raya di depan mata, peluang mewujudkan swasembada pangan semakin terbuka lebar.

    Namun, peluang ini hanya dapat diwujudkan jika pemerintah mampu mengendalikan tata niaga dengan ketat, melindungi kepentingan petani, serta mengedepankan keberlanjutan produksi.

    Dengan pendekatan yang terencana, berbasis data, dan berpihak pada kesejahteraan rakyat, Indonesia memiliki potensi besar untuk keluar dari jebakan manipulasi harga dan menjaga ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.

    *) Penulis adalah Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat.

    Sumber : Antara

  • Kemenko Polkam Ultimatum Ormas Buat Resah Masyarakat Bakal Dibubarkan

    Kemenko Polkam Ultimatum Ormas Buat Resah Masyarakat Bakal Dibubarkan

    Kemenko Polkam juga menjadikan Sumut sebagai prioritas dan atensi dalam pencegahan dan pemberantas narkoba.

    Merujuk data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), dari 15 juta jiwa penduduk di Provinsi Sumut, tercatat 10,49 persen pengguna narkoba atau 1,5 juta jiwa.

    “Ini tentunya angka yang rawan. Kami dari Kemenko Polkam, Pemprov Sumut, Gubernur Sumut, berkordinasi terkait permasalahan ini,” Desman menuturkan.

    Desman mengapresiasi langkah-langkah Forkopimda Sumut yang dipimpin Gubernur Bobby Nasution, yang sudah melakukan penindakan tegas dalam pemberantas narkoba.

    “Kemenko Polkam mengapresiasi Forkopimda Sumut yang sudah melakukan langkah-langkah strategis dalam penanggulangan narkoba, ormas berafiliasi premanisme, dengan melakukan penertiban tempat hiburan malam yang selama ini digunakan untuk hal-hal berkaitan dengan narkotika,” Desman kembali mengungkapkan.

    Desman menegaskan, kejahatan narkoba dampaknya sangat tinggi dalam pembangunan sumber daya manusia. Dikatakannya, jangan segan-segan bertindak terhadap pemberantas narkoba, termasuk keterlibatan aparatur.

    “Ini menjadi agenda prioritas, akan ditindak tegas. Termasuk aparatur. Tidak ada lagi peredaran gelap di Indonesia, termasuk di Sumut,” tegasnya.

    Desman menjelaskan, ada langkah-langkah pencegahan dan preventif. Pencegahan tidak saja dalam langkah hukum, tapi sosialisasi, edukasi sejak dini, dan pendidikan agama, termasuk rehabilitasi korban-korban narkoba.

    Pemprov Sumut dengan stakeholder terkait didorong agar tempat rehabilitasi ditambahkan. Termasuk, melakukan penertiban THM harus diawasi dan dikontrol, jadi tumbuh kegiatan memberantas narkoba.

    “Kapolda Sumut mendapatkan predikat baik dalam pengungkapan narkoba. Pengungkapan ini secara kontinitas dan konsistens, terus daerah Pelabuhan perbatasan (perairan) di Malaysia dan Aceh. Kita berharap masyarakat melaporkan kepada pemerintah, TNI/Polri,” Desman menuturkan.

    Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sumut Basarin Yunus Tanjung mengungkapkan, Pemprov Sumut terus menambah tempat rehabilitasi.

    “Ke depan kita memperdaya rumah sakit, seperti rumah sakit Gusta kedepannya salah satu akan menangani obat dan narkoba. Rumah Sakit jiwa kita juga ada klinik untuk menangani obat dan narkotika,” Basarin menandaskan.

  • Pilot-Kopilot Jet Tempur Malaysia yang Meledak dan Jatuh di Kuantan Selamat

    Pilot-Kopilot Jet Tempur Malaysia yang Meledak dan Jatuh di Kuantan Selamat

    Jakarta

    Pesawat tempur F/A-18D Hornet milik Angkatan Udara Kerajaan Malaysia jatuh di Bandara Sultan Ahmad Shah di Kuantan. Pilot dan kopilot selamat dalam kecelakaan ini.

    “Polisi dapat mengonfirmasi bahwa pilot dan kopilot dalam insiden ini telah dibawa ke RS Tengku Ampuan Afzan untuk pemeriksaan,” ujar Kepala Polisi Pahang, Komisaris Datuk Seri Yahaya Othman dilansir media lokal Malaysia, Bernama, Jumat (22/8/2025).

    Sebagaimana laporan The Star yang juga melansir Bernama, pilot maupun kopilot dalam kecelakaan pesawat F/A-18D Hornet dilaporkan selamat. Keduanya berhasil menyelamatkan diri dari kecelakaan itu.

    Sebelumnya, Angkatan Udara Kerajaan Malaysia mengonfirmasi kecelakaan salah satu pesawat tempur F/A-18D Hornet miliknya. Kecelakaan ini sempat viral di media sosial.

    “Kami ingin menginformasikan kepada Anda tentang kecelakaan yang melibatkan F/A-18D Hornet pada pukul 21.05 (waktu setempat) tanggal 21 Agustus di Bandara Sultan Ahmad Shah di Kuantan,” bunyi keterangan Angkatan Udara (AU) Malaysia dilansir The Star.

    AU Malaysia mengatakan segera mengambil tindakan terkait insiden ini. Dia mengatakan akan memberikan informasi lebih lanjut terkait kecelakaan ini.

    “Kami akan segera mengambil tindakan, dan akan memberikan informasi terbaru,” kata AU Malaysia.

    Untuk diketahui, video ledakan jet ini viral di media sosial. Dalam video yang viral itu, terlihat ada ledakan saat jet lepas landas.

    Kesaksian Warga

    Seorang saksi, Mazlan Abdullah (61), mengaku mendengar suara ledakan keras seperti serangan rudal di sekitar Bandara Sultan Ahmad Shah (Pangkalan Udara Kuantan). Peristiwa jet jatuh itu terjadi pada Kamis (21/8) malam.

    “Setelah ledakan pertama, saya melihat api di dalam area bandara dengan asap mengepul. Orang-orang di sekitar juga mencoba melihat apa yang terjadi,” ujar Mazlan.

    Saat kejadian, Mazlan berada di sebuah warung makan di seberang pangkalan udara itu. Dia mengaku mendengar dua kali suara ledakan dan melihat api saat jet itu jatuh.

    “Ketika saya melihat ke arah lapangan terbang, ada api. Kemudian terjadi ledakan kedua yang menyebabkan api semakin membesar dan tercium bau terbakar,” katanya.

    Lihat juga Video ‘Dua Pesawat Kecil Tabrakan di Landasan Pacu Kalispell AS’:

    Halaman 2 dari 2

    (zap/maa)

  • 2 Kali Meledak, Muncul Api

    2 Kali Meledak, Muncul Api

    Jakarta

    Angkatan Udara Kerajaan Malaysia mengonfirmasi kecelakaan salah satu jet tempur F/A-18D Hornet milik Malaysia. Ternyata, ada warga yang menyaksikan langsung insiden jatuhnya jet tempur tersebut.

    Seorang saksi, Mazlan Abdullah (61), mengaku mendengar suara ledakan keras seperti serangan rudal di sekitar Bandara Sultan Ahmad Shah (Pangkalan Udara Kuantan). Peristiwa jet jatuh itu terjadi pada Kamis (21/8) malam.

    “Setelah ledakan pertama, saya melihat api di dalam area bandara dengan asap mengepul. Orang-orang di sekitar juga mencoba melihat apa yang terjadi,” ujar Mazlan dilansir The Star, Jumat (22/8/2025).

    Saat kejadian, Mazlan berada di sebuah warung makan di seberang pangkalan udara itu. Dia mengaku mendengar dua kali suara ledakan dan melihat api saat jet itu jatuh.

    “Ketika saya melihat ke arah lapangan terbang, ada api. Kemudian terjadi ledakan kedua yang menyebabkan api semakin membesar dan tercium bau terbakar,” katanya.

    Sementara itu, saksi lainnya, Khairul Azli Syahmie Abdul Aziz (26), mengatakan ia juga mendengar ledakan dari rumahnya yang berjarak sekitar 500 meter hingga 1 kilometer dari lokasi kejadian. Namun, saat itu dia mengira Angkatan Udara sedang melakukan latihan.

    Seperti diketahui, jet tempur F/A-18D Hornet milik Malaysia mengalami kecelakaan di Bandara Sultan Ahmad Shah (Pangkalan Udara Kuantan). Insiden itu terjadi pada 21 Agustus malam kemarin.

    “Kami ingin menginformasikan kepada Anda tentang kecelakaan yang melibatkan F/A-18D Hornet pada pukul 21.05 (waktu setempat) tanggal 21 Agustus di Bandara Sultan Ahmad Shah di Kuantan,” bunyi keterangan Angkatan Udara (AU) Malaysia dilansir The Star, Jumat (22/8).

    (zap/maa)

  • Jet Tempur Malaysia Kecelakaan di Kuantan, Meledak Saat Lepas Landas

    Jet Tempur Malaysia Kecelakaan di Kuantan, Meledak Saat Lepas Landas

    Jakarta

    Angkatan Udara Kerajaan Malaysia mengonfirmasi kecelakaan salah satu pesawat tempur F/A-18D Hornet milik Malaysia. Kecelakaan ini sempat viral di media sosial.

    “Kami ingin menginformasikan kepada Anda tentang kecelakaan yang melibatkan F/A-18D Hornet pada pukul 21.05 (waktu setempat) tanggal 21 Agustus di Bandara Sultan Ahmad Shah di Kuantan,” bunyi keterangan Angkatan Udara (AU) Malaysia dilansir The Star, Jumat (22/8/2025).

    AU Malaysia mengatakan segera mengambil tindakan terkait insiden ini. Dia mengatakan akan memberikan informasi lebih lanjut terkait kecelakaan ini.

    “Kami akan segera mengambil tindakan, dan akan memberikan informasi terbaru,” kata AU Malaysia.

    Untuk diketahui, video ledakan jet ini viral di media sosial. Dalam video yang viral itu, terlihat ada ledakan saat jet lepas landas.

    Lihat juga Video ‘Dua Pesawat Kecil Tabrakan di Landasan Pacu Kalispell AS’:

    (zap/maa)

  • Kedaulatan Digital, Kunci Masa Depan Penerimaan Pajak

    Kedaulatan Digital, Kunci Masa Depan Penerimaan Pajak

    Bisnis.com, JAKARTA – Dalam laporan E-Conomy SEA 2024 yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia pada 2024 mencapai US$90 miliar, naik 13% dibandingkan dengan 2023 senilai US$80 miliar. Pencapaian tersebut sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara dengan Gross Merchandise Value (GMV) tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

    Angka tersebut menegaskan posisi Indonesia sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara, bahkan melampaui Thailand (US$33 miliar), Malaysia (US$23 miliar), atau Vietnam (US$16 miliar). Capaian tersebut sering dianggap sebagai bukti kebangkitan ekonomi digital kita.

    Namun, di balik optimisme itu tersimpan pertanyaan penting mengenai sejauh mana negara mampu memastikan lonjakan transaksi digital benar-benar memberikan pengaruh positif terhadap penerimaan pajak? Sebab, tanpa kendali dan kedaulatan atas data transaksi, pertumbuhan yang mengesankan itu berisiko hanya berakhir menjadi angka-angka di atas kertas, sementara potensi penerimaan negara malah terabaikan.

    RISIKO KEBOCORAN

    Seluruh sistem perpajakan pada dasarnya berangkat dari data. Di era ekonomi konvensional, data transaksi relatif mudah diperoleh karena mayoritas kegiatan ekonomi terjadi dalam wilayah negara dan tercatat melalui sistem perbankan atau laporan keuangan perusahaan domestik. Dengan kata lain, otoritas pajak memiliki akses langsung terhadap informasi yang menjadi basis pengenaan pajak.

    Namun, logika itu mulai bergeser ketika ekonomi merambah ke ranah digital. Transaksi tidak lagi dibatasi oleh batas geografis, melainkan berlangsung lintas negara, lintas sistem pembayaran, bahkan lintas yurisdiksi hukum. Pergeseran ini membuka ruang bagi sejumlah perusahaan digital raksasa seperti Google, Meta, atau Amazon untuk meraup keuntungan besar di Indonesia yang notabene tidak memerlukan kehadiran secara fisik. Layanan iklan digital, langganan aplikasi, atau transaksi e-commerce kerap hanya tercatat dalam server yang berlokasi di luar negeri. Akibatnya, data yang seharusnya menjadi basis pemajakan justru berada di luar jangkauan otoritas pajak.

    Jika data transaksi ekonomi digital tidak sepenuhnya terkendali, maka proses pemungutan pajak ibarat membidik sasaran dalam kabut. Negara hanya bisa mengandalkan laporan sepihak dari perusahaan asing, yang biasanya menuntut insentif sebagai daya tawar untuk meminimalkan beban pajaknya. Di sinilah kedaulatan digital menjadi krusial.

    Ketika negara tidak memiliki kendali penuh atas data transaksi digital, potensi profit shifting atau pengalihan keuntungan ke yurisdiksi dengan tarif pajak yang rendah menjadi keniscayaan. Dalam praktiknya, perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia dapat memanfaatkan celah regulasi dan keterbatasan akses negara terhadap data ekonomi digital untuk melakukan praktik base erosion and profit shifting (BEPS).

    Data menunjukkan bahwa hanya sekitar 1,8% (Rp25,4 triliun) dari total transaksi ekonomi digital di Indonesia (Rp1.420 triliun) yang berhasil dikonversi menjadi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE). Padahal secara matematis potensi penerimaan bisa sekitar Rp156 triliun. Ini bukti bahwa negara belum mampu memaksimalkan potensi fiskal dari transaksi digital.

    Selanjutnya, potensi ketidakadilan fiskal makin nyata. UMKM lokal yang berjualan di platform digital diwajibkan melaporkan dan membayar pajak sesuai aturan, sementara raksasa teknologi global bisa saja menghindar melalui rekayasa struktur bisnis. Kondisi tersebut tentunya memunculkan ironi ketimpangan, karena mayoritas pelaku usaha kecil harus tunduk pada aturan, sementara kelompok kapitalis besar leluasa mencari celah.

    Terakhir, jika semua data transaksi ekonomi hanya tersimpan di server asing, maka pemerintah kehilangan instrumen penting untuk merumuskan kebijakan fiskal yang efektif. Penerimaan negara menjadi rapuh, bergantung pada “kemauan baik” perusahaan global dalam melaporkan pendapatannya. Dalam jangka panjang, kondisi ini berbahaya, negara bisa saja tumbuh menjadi pasar digital terbesar di kawasan, tetapi tetap miskin dalam hal penerimaan pajak.

    Pemerintah sebenarnya tidak tinggal diam. Melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP), sejumlah kebijakan telah diluncurkan untuk menambal celah penerimaan, salah satunya adalah penerapan PPN atas PMSE. Sejak berlaku pada 2020, beberapa perusahaan global seperti Netflix, Google, dan Spotify telah terdaftar sebagai pemungut PPN, sehingga transaksi digital masyarakat Indonesia turut menyumbang penerimaan negara.

    Selain itu, Indonesia juga terlibat aktif dalam kerja sama internasional di bawah payung OECD/G20. Melalui skema Inclusive Framework on Base Erosion and Profit Shifting, negara-negara bersepakat untuk membatasi praktik penghindaran pajak oleh perusahaan multinasional. Salah satu terobosan pentingnya adalah kesepakatan pajak minimum global 15% dan pembagian hak pemajakan bagi negara pasar, termasuk Indonesia.

    Namun, upaya pemerintah dalam memajaki ekonomi digital masih menghadapi tantangan besar. Penerapan PPN PMSE misalnya, baru mencakup sebagian transaksi dan belum mampu menjangkau keseluruhan ekosistem digital. Di sisi lain, rencana implementasi pajak global juga membutuhkan konsensus internasional yang rumit dan proses panjang sebelum benar-benar bisa dijalankan secara efektif.

    Situasi ini makin diperumit oleh dominasi perusahaan digital multinasional yang memiliki sumber daya hukum dan finansial jauh lebih besar dibandingkan otoritas pajak negara berkembang, sehingga mereka relatif lebih mudah mencari celah untuk menghindari kewajiban pajak.

    Masa depan penerimaan negara di era digital sangat ditentukan oleh sejauh mana Indonesia mampu mengukuhkan kedaulatan digitalnya. Ada beberapa langkah strategis yang bisa dipertimbangkan.

    Pertama, Indonesia perlu memperkuat regulasi atas data transaksi digital. Negara harus memiliki kewenangan untuk mengakses data transaksi yang terjadi di wilayah yurisdiksinya, terlepas di mana entitas perusahaan berada. Kewajiban berbagi data dengan otoritas pajak harus menjadi syarat bagi setiap platform yang beroperasi di Indonesia. Kedua, membangun infrastruktur digital nasional yang kuat. Langkah ini meliputi pengintegrasian sistem pembayaran lokal dengan platform e-commerce internasional, sehingga setiap transaksi yang dilakukan masyarakat dapat tercatat secara transparan dan tidak luput dari pengawasan. Investasi pada teknologi big data dan kecerdasan buatan juga diperlukan agar DJP mampu mengolah data dalam skala besar secara cepat dan akurat.

    Ketiga, Indonesia harus aktif mendorong implementasi pajak minimum global dan memastikan hak pemajakan negara pasar tidak diabaikan. Tanpa sikap tegas, potensi penerimaan dari perusahaan multinasional akan terus menguap. Keempat, pemerintah harus mendorong literasi pajak digital di masyarakat. Pemahaman bahwa setiap transaksi digital membawa konsekuensi fiskal perlu terus disosialisasikan. Pajak di era digital bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan wujud partisipasi warga negara dalam menjaga kedaulatan ekonomi bangsa.

    Jika negara gagal menguasai data transaksi ekonomi digital, maka masa depan penerimaan pajak akan rapuh. Sebaliknya, jika Indonesia mampu mengelola data dengan baik, membangun infrastruktur digital yang mumpuni, dan menegosiasikan hak fiskalnya di level global, maka peluang untuk meningkatkan penerimaan negara terbuka lebar.

    Era digital sering disebut sebagai “new oil”, di mana saat ini data menjadi sumber daya paling berharga. Namun, data saja tidak cukup, negara juga harus memiliki kilang untuk mengolahnya. Tanpa itu, Indonesia hanya akan menjadi penyedia “ladang minyak” sementara nilai tambahnya diangkut keluar negeri. Pertanyaannya, apakah kita ingin terus menjadi pasar digital yang besar tetapi gagal memaksimalkan nilai tambah?

  • Proyeksi Bisnis Kawasan Industri di Tengah Rencana Eksodus Pabrik China

    Proyeksi Bisnis Kawasan Industri di Tengah Rencana Eksodus Pabrik China

    Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis penjualan lahan di kawasan industri diproyeksi semakin bergeliat menyusul adanya sejumlah investor China yang berencana merelokasi pabrik pascapenetapan tarif resiprokal AS sebesar 19% terhadap Indonesia.

    Konsultan Properti CBRE Indonesia, mengatakan sektor bisnis kawasan industri nasional akan dibanjiri oleh perusahaan asal China yang bergerak di sektor otomotif hingga tekstil.

    Divisional President, India, Souheast Asia, Middle East & Africa CBRE Indonesia, Anshuman Magazine juga menjelaskan bahwa pihaknya turut melihat adanya peningkatan permintaan lahan dari sektor perusahaan farmasi di beberapa kawasan industri di Indonesia.

    “Jadi, saya pikir sektor otomotif adalah salah satunya, kemudian ada juga sektor farmasi di beberapa kawasan yang ada,” kata Anshuman saat ditemui dalam media briefing di Jakarta, Kamis (21/8/2025).

    Senada, Head of Real Estate Asia Konsultan Properti Turner & Townsend, Sumit Mukherjee juga memproyeksi sektor manufaktur nasional bakal meningkat dalam beberapa waktu ke depan.

    Sumit mewanti-wanti potensi geliat pasar itu perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Mengingat, tambah dia, komponen kemantapan infrastruktur menjadi salah satu yang menjadi pertimbangan para calon investor.

    “Jadi tantangan yang kita lihat sekarang adalah bagaimana produk dari investor itu nantinya terdistribusi dengan baik. Bukan hanya di Jakarta, jika kita pergi ke Karawang, Cikarang tentu saja, fasilitas logistik sudah besar di sana. Tapi masalahnya adalah bagaimana saya bisa mengantarkan produk ke Toraja atau ke Balikpapan misalnya,” ujarnya.

    Untuk itu, dia mengatakan pemerintah juga perlu memantapkan ekosistem dan simpul-simpul logistik agar rencana ekspansi dari Penanam Modal Asing (PMA) itu benar-benar bisa ditangkap di Indonesia.

    “Karena tak semestinya investasi menumpuk di Jabodetabek mengingat pasar Cirebon, Tegal, Pekalongan ini juga besar. Sehingga, diperlukan simpul logistik yang kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, sejumlah perusahaan asal Tiongkok dikabarkan bakal segera memperluas bisnisnya ke Indonesia. Hal itu terjadi imbas AS menetapkan tarif bea masuk sebesar 19% untuk barang asal Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand, sedangkan Vietnam sebesar 20%. China sendiri dikenakan tarif bea masuk lebih dari 30% saat ini.

    Dibandingkan negara-negara tersebut, Indonesia diklaim memiliki keunggulan yakni potensi pasar konsumen yang besar. Mengingat Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan negara terpadat keempat di dunia.

    Reuters dalam laporan bertajuk ‘Chinese Investors Eyeing Indonesia Avoid US Tariffs, Tap Local Market’ menyebut bahwa pendiri firma konsultan lahan industri di Jakarta, Gao Xiaoyu, menerima banyak permintaan dari perusahaan China untuk memperluas usaha ke Indonesia demi menghindari tarif tinggi dari Amerika Serikat (AS).

    “Kami cukup sibuk akhir-akhir ini. Kami rapat dari pagi hingga malam,” kata Gao, yang mendirikan perusahaannya PT Yard Zeal Indonesia.

  • Murahnya Harga BBM di Malaysia, RON 95 Cuma Rp 7.900 per Liter

    Murahnya Harga BBM di Malaysia, RON 95 Cuma Rp 7.900 per Liter

    Jakarta

    Harga BBM di Malaysia lebih murah dibanding harga BBM di Indonesia. BBM RON 95 misal, di Malaysia harganya cuma 2,05 RM atau setara Rp 7.900 per liter.

    Dikutip dari Paultan, Kementerian Keuangan Malaysia telah mengumumkan harga eceran bahan bakar untuk satu pekan ke depan berlaku dari 21 Agustus hingga 27 Agustus 2025.

    Harga BBM di Malaysia memang kerap diubah setiap minggunya dan ini adalah edisi ke-34 format penetapan harga bahan bakar mingguan tahun ini, dan yang ke-345 secara keseluruhan sejak format ini diperkenalkan pada awal tahun 2019 silam.

    Harga eceran bahan bakar diesel di semenanjung Malaysia turun lima sen menjadi 2,85 RM (Rp 11.000) per liter untuk campuran Euro 5 B10 dan B20, turun dari 2,90 RM (Rp 11.100) per liter minggu lalu. Sementara itu, Euro 5 B7 masih naik 20 sen per liter, sehingga menjadi 3,05 RM (Rp 11.700) per liter. Harga eceran bahan bakar diesel di Sabah, Sarawak, dan Labuan tetap tidak berubah di angka 2,15 RM (Rp 8.200) per liter.

    Sementara itu harga bensin RON 97 di Malaysia tidak berubah untuk minggu mendatang, tetap pada 3,13 RM (Rp 12.000) per liter seperti minggu lalu, sementara bensin RON 95 tetap pada harga tertinggi saat ini sebesar 2,05 RM (Rp 7.900) per liter.

    Kalau dibandingkan dengan Indonesia, harga BBM RON 95 jauh lebih murah. Di Indonesia, bahan bakar dengan RON serupa harganya lebih mahal. Pertamax Green 95 contoh, dijual Rp 13.000, kemudian Shell V-Power dijual Rp 13.050, contoh lainnya BP Ultimate dipasarkan Rp 13.050.

    Ilustrasi SPBU Pertamina Foto: Dok. Pertamina

    (lua/dry)

  • Penjualan Mobil Malaysia Sepanjang 2025: Hampir Salip Indonesia

    Penjualan Mobil Malaysia Sepanjang 2025: Hampir Salip Indonesia

    Jakarta

    Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA) merilis data penjualan kendaraan bulan Juli 2025. Penjualan mobil Malaysia selama bulan Juli 2025 lebih tinggi dibanding Indonesia. Malaysia hampir menyalip Indonesia sebagai raja otomotif ASEAN.

    Dikutip kantor berita Malaysia, Bernama, data penjualan Malaysia pada bulan Juli 2025 mencatatkan angka 70.057 unit. Angka itu naik dibanding bulan sebelumnya, bahkan kenaikannya mencapai 28 persen! Pada Juni 2025, Malaysia hanya menjual 54.863 unit mobil baru.

    Penjualan mobil di Malaysia pada bulan Juli 2025 mengalahkan Indonesia. Sebagai pembanding, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales kendaraan bulan Juli 2025 naik 4,8 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 57.799 unit. Begitu juga dengan retail sales yang naik 1,8 persen dari bulan sebelumnya yang sebanyak 61.687 unit. Meski naik dari bulan sebelumnya, penjualan mobil di Indonesia pada Juli 2025 masih di bawah Malaysia.

    Dalam sebuah pernyataan, MAA menyatakan bahwa peningkatan penjualan kendaraan itu disebabkan oleh satu bulan kerja penuh yang terdiri dari 23 hari kerja, dibandingkan dengan Juni 2025 (19 hari kerja), dan rendahnya basis produksi pada Juni 2025 akibat penutupan Hari Raya Idul Adha.

    Sementara itu, data year to date atau penjualan kendaraan dari Januari sampai Juli 2025, Malaysia mencatatkan angka 443.777 unit. Angka itu turun 5 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.

    Penjualan year to date atau Januari-Juli 2025 di Malaysia itu hampir mengalahkan Indonesia. Berdasarkan data retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen) yang dicatat Gaikindo, sepanjang Januari sampai Juli 2025 sebanyak 453.278 unit mobil baru dikirim ke garasi konsumen Indonesia. Angka itu turun 10,8 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

    Tahun ini, Malaysia menargetkan penjualan sebanyak 780 ribu unit. Pencapaian hingga Juli 2025 telah menyentuh 57 persen dari proyeksi penjualan setahun. Sedangkan Indonesia menargetkan penjualan sebanyak 900 ribu unit.

    (rgr/dry)

  • Puluhan Merchant di Jepang Sudah Bisa Terima Pembayaran QRIS Pakai Platform Ini – Page 3

    Puluhan Merchant di Jepang Sudah Bisa Terima Pembayaran QRIS Pakai Platform Ini – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dan perwakilan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJP), baru saja meluncurkan implementasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Antarnegara di Jepang, pada 17 Agustus 2025.

    PT Netzme Kreasi Indonesia (Netzme) sebagai salah satu penyedia jasa solusi sistem pembayaran digital yang mengadopsi QRIS di Jepang, menilai bahwa langkah ini merupakan peluang strategis menghadirkan UMKM Indonesia sebagai wajah bangsa di kancah internasional.

    “Langkah ini memperlihatkan komitmen kuat kami untuk memberdayakan UMKM Indonesia agar semakin percaya diri bersaing di pasar internasional,” ujar CEO Netzme, Vicky G. Saputra, dalam keterangannya, Kamis (21/8/2025).

    Ia menyebut QRIS bukan kanya sebuah alat transaksi, tetapi merupakan pintu gerbang bagi pelaku usaha lokal untuk meraih peluang bisnis yang lebih besar dan menjangkau pasar global.

    Saat ini, sudah ada 35 merchant di Jepang yang bisa menerima pembayaran QRIS melalui jaringan JPQR Global. Para merchant terbaik tersebut akan diajak merasakan langsung pengalaman bertransaksi dengan QRIS Antarnegara menggunakan netzme pay.

    Puluhan merchant yang terpilih merupakan hasil kolaborasi dengan Mitra10, Olsera, Atria, Jakpreneur, serta merchant netzme yang aktif pengguna QRIS Soundbox Netzme.

    Sebelumnya, Netzme menjadi salah satu first mover PJP QRIS Antarnegara di Singapore, Thailand, dan Malaysia.