Negara: Lithuania

  • Lithuania Usir 3 Staf Kedubesnya, China Geram!

    Lithuania Usir 3 Staf Kedubesnya, China Geram!

    Beijing

    Sedikitnya tiga staf Kedutaan Besar (Kedubes) China diusir oleh pemerintah Lithuania, saat kedua negara bersitegang soal hubungan yang terjalin antara Vilnius dan Taiwan. Otoritas Beijing, dalam responsnya, melontarkan peringatan bahwa pihaknya mungkin mengambil “langkah balasan” terhadap Lithuania.

    “China mengutuk keras dan secara tegas menolak tindakan sewenang-wenang dan provokatif ini,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Senin (2/12/2024).

    “China menyerukan kepada Lithuania untuk segera berhenti merusak kedaulatan dan integritas wilayah China, serta berhenti mempersulit hubungan bilateral,” cetus juru bicara tersebut.

    Hubungan antara China dan Lithuania tengah dilanda ketegangan terkait hubungan yang dijalin oleh Vilnius dengan Taipei, dan terkait dugaan keterlibatan sebuah kapal Beijing dalam insiden kerusakan kabel bawah laut.

    Bulan lalu, dua kabel telekomunikasi Laut Baltik, tepatnya yang ada di perairan teritorial Swedia, terputus secara misterius. Salah satu kabel telekomunikasi yang terputus itu membentang dari Pulau Gotland di Swedia ke wilayah Lithuania.

    Kecurigaan mengarah pada sebuah kapal China bernama Yi Peng 3, yang menurut situs pelacakan, telah berlayar melewati kabel-kabel bawah laut tersebut ketika insiden terputusnya kabel telekomunikasi itu terjadi.

    Pada Jumat (29/11) pekan lalu, Kementerian Luar Negeri Lithuania mengumumkan tiga staf diplomatik pada Kedubes China “telah dinyatakan tidak diinginkan berada di negara tersebut”.

    Saksikan juga video: Cerita Saksi Mata Saat Pesawat Kargo DHL Jatuh di Lithuania

  • Diduga Sabotase Internet Eropa, Kapal China Dikepung

    Diduga Sabotase Internet Eropa, Kapal China Dikepung

    Stockholm

    Swedia secara resmi meminta China untuk bekerja sama dalam menjelaskan putusnya dua kabel data baru-baru ini di dasar Laut Baltik, yang diduga sebagai sabotase oleh kapal berbendera China. Itu dikatakan oleh Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson.

    Kedua kabel internet tersebut, satu membentang dari Finlandia ke Jerman dan yang lainnya dari Lithuania ke Swedia, rusak di perairan Swedia minggu lalu, di suatu daerah tempat Yi Peng 3, kapal berbendera China, terlihat. Akibatnya, jaringan internet mengalami gangguan. Kapal itu kini sudah diamankan dan dikepung oleh aparat.

    Yi Peng 3 saat ini ditambatkan dan dijaga oleh militer dan penjaga pantai di perairan internasional antara Swedia dan Denmark. Kristersson mengatakan Swedia ingin kapal tersebut pindah ke perairannya untuk memperlancar penyelidikan internasional yang sedang berlangsung.

    “Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, Swedia telah menyatakan keinginan kami agar kapal tersebut pindah ke perairan Swedia dan kami sedang menghubungi China dari Swedia,” kata Kristersson.

    “Hari ini saya juga dapat memberi tahu Anda bahwa selain itu Swedia juga telah mengirimkan permintaan resmi ke China untuk bekerja sama dengan otoritas Swedia guna menciptakan kejelasan tentang apa yang telah terjadi,” tambahnya seperti dikutip detikINET dari Associated Press.

    Dalam konferensi pers yang sama, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menyatakan solidaritas, dukungan penuh, dan kepercayaan pada keandalan Swedia untuk bertindak demi kepentingan semua negara di wilayah Baltik.

    Pihak berwenang Finlandia, Swedia, dan Jerman meluncurkan penyelidikan atas putusnya kedua kabel tersebut. Menteri pertahanan Jerman mengatakan kerusakan tampaknya disebabkan sabotase, meskipun saat ini belum ada bukti.

    Saat ini, kapal Yi Peng 3 diawasi beberapa kapal, termasuk Angkatan laut Denmark, kapal penjaga pantai Jerman dan Swedia. Wall Street Journal melaporkan penyelidik menduga awak kapal sengaja memutuskan kabel internet dengan menyeret jangkar di sepanjang dasar laut.

    Tidak adanya sinyal seismik tanda ledakan, mendukung teori kerusakan tersebut disebabkan oleh jangkar. “Tidak ada ledakan atau sinyal seismik sama sekali, sehingga hal itu dapat konsisten dengan teori jangkar ini,” cetus Kjølv Egeland, peneliti senior di Norsar.

    Pihak berwenang China mengatakan tidak memiliki informasi tentang kapal tersebut dan membantah bertanggung jawab. Mereka juga mengatakan Beijing siap untuk menjaga komunikasi dengan pihak-pihak terkait. Berbagai spekulasi pun mengemuka, misalnya Rusia menjadi dalang di balik pemutusan kabel itu.

    (fyk/fay)

  • China Bikin Internet Mati Total di Banyak Negara, Begini Modusnya

    China Bikin Internet Mati Total di Banyak Negara, Begini Modusnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah kapal komersial China diduga sengaja menyeret jangkarnya untuk memotong kabel bawah laut yang menghubungkan internet berbagai negara.

    Menurut laporan The Wall Street Journal, para penyelidik internasional meyakini bahwa awak kapal Yi Peng 3, kapal curah yang penuh dengan pupuk Rusia, menyeret jangkarnya sejauh lebih dari 160km di dasar laut Baltik, sehingga merusak kabel-kabel yang melintas di atasnya.

    Dua sambungan internet yang berbeda, satu antara Pulau Gotland di Swedia dan Lithuania, dan satu lagi antara Finlandia dan Jerman, berhenti berfungsi awal bulan ini. Sehingga mendorong dilakukannya investigasi oleh pihak berwenang dari keempat negara tersebut dan negara-negara lain yang juga terdampak.

    Mengutip Teh Verge, Kamis (28/11/2024), para penyelidik sekarang mencoba mencari tahu apakah pejabat intelijen Rusia memerintahkan tindakan tersebut, meskipun Rusia membantahnya.

    Sumber yang tidak disebutkan namanya yang berbicara kepada Journal mengatakan bahwa pemilik kapal, Ningbo Yipeng Shipping, bekerja sama dengan para penyelidik.

    The Journal mengatakan beberapa pejabat penegak hukum dan intelijen Barat yang tidak disebutkan namanya tidak percaya bahwa pemerintah China merupakan bagian dari skema yang dicurigai.

    Ini bukan pertama kalinya para pejabat Eropa mencurigai Rusia melakukan sabotase infrastruktur bawah laut sejak invasi Rusia ke Ukraina.

    Namun, para pejabat masih ragu-ragu untuk menuduh Kremlin melakukan campur tangan. Sebagian karena takut akan meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Eropa.

    (fab/fab)

  • Kapal China Dituding Sabotase Kabel Bawah Laut di Eropa

    Kapal China Dituding Sabotase Kabel Bawah Laut di Eropa

    Jakarta

    Sebuah kapal komersial asal China dituding sengaja menyeret jangkarnya di laut untuk memotong kabel bawah laut yang menghubungkan Jerman dan Finlandia.

    Kapal yang dimaksud bernama Yi Peng 3, sebuah kapal bulk carrier yang mengangkut pupuk dari Rusia. Kru kapal ini dituding menyeret jangkarnya sejauh lebih dari 100 mil di Laut Baltik, dan merusak kabel bawah laut yang ada di dasar laut tersebut.

    Ada dua kabel bawah laut yang digelar di laut tersebut, yaitu kabel yang menghubungkan Pulau Gotland milik Swedia dengan Lithuania, dan kabel yang menghubungkan Finlandia dan Jerman.

    Kedua kabel itu putus dan tak bisa beroperasi pada awal November ini, yang memicu penyelidikan oleh pihak terkait dari negara-negara yang terdampak, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (28/11/2024).

    Hasil penyelidikan tersebut menemukan bahwa kru kapal Yi Peng dengan sengaja melepas jangkar dan menyeretnya di Laut Baltik. Penyelidikan tahap selanjutnya adalah mencari aktor di balik aksi tersebut, dan diduga badan intelijen Rusia-lah yang memerintahkan aksi tersebut.

    Rusia langsung menepis tudingan tersebut. Namun sumber yang dikutip Wall Street Journal menyebut pemilik kapal tersebut, Ningbo Yipeng Shipping, mau bekerja sama dengan penyelidik. Mereka juga menyebut penegak hukum serta badan intelijen Barat melihat tidak ada keterlibatan pemerintah China dalam aksi tersebut.

    Ini bukan pertama kalinya Rusia dituding menyabotase infrastruktur bawah laut sejak mereka menginvasi Ukraina. Namun sebelumnya mereka menahan diri untuk menuding Rusia secara langsung karena ditakutkan meningkatkan tensi antara Rusia dan Eropa.

    (asj/asj)

  • Kanselir Jerman Duga Pesawat DHL Jatuh di Lithuania Akibat Sabotase

    Kanselir Jerman Duga Pesawat DHL Jatuh di Lithuania Akibat Sabotase

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menduga bahwa kecelakaan pesawat DHL yang jatuh di Lithuania pada Senin (25/11) lalu merupakan akibat dari tindakan sabotase atau serangan perang hibrida.

    “Kami sedang mencermatinya dengan saksama. Kami belum dapat mengatakannya saat ini, tetapi bisa jadi demikian,” kata Scholz.

    “Ada banyak sekali bentuk perang hibrida yang buruk yang kita lihat di Jerman,” lanjut Scholz kepada lembaga penyiaran publik Jerman, ZDF, pada Senin malam dilansir CNN.

    Meski begitu, Scholz tidak mau terlalu cepat menyimpulkan. Sebab, ia menilai kasus kecelakaan pesawat DHL masih harus diselidiki lebih lanjut guna memastikan penyebabnya.

    “[Insiden kecelakaan pesawat DHL masih] perlu diselidiki secara saksama. Namun, kami tidak akan menuduh sebelum kami dapat membuktikannya,” lanjut Scholz.

    Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, juga punya pandangan serupa dengan Scholz. Ia juga menduga bahwa kecelakaan pesawat DHL pada Senin lalu merupakan akibat dari serangan hybrid atau sabotase.

    “Fakta bahwa kita, bersama dengan mitra Lithuania dan Spanyol, sekarang harus bertanya kepada diri sendiri dengan serius apakah ini adalah sebuah kecelakaan (atau) insiden hibrida lainnya menunjukkan betapa tidak stabilnya masa yang sedang kita jalani saat ini. Bahkan, di pusat Eropa,” kata Baerbock kepada wartawan usai menghadiri pertemuan negara-negara G7.

    Berbeda dengan Jerman, pemerintah Lithuania justru tidak menduga kecelakaan pesawat DHL disebabkan akibat sabotase. Sebab, hingga saat ini, mereka belum menemukan bukti kuat terkait asumsi tersebut.

    “Informasi awal kami tidak menunjukkan bahwa kami perlu menyelidiki tindakan yang lebih serius. Kami mungkin menemukan tanda-tanda aktivitas jenis lain saat kami melakukan penyelidikan,” jelas jaksa pemerintah Lithuania, Arturas Urbelis, dalam pernyataan resminya yang dirilis pada Selasa (26/11) waktu setempat.

    Saat ini, Amerika Serikat lewat Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) juga tengah membantu Jerman dan Lithuania untuk melakukan investigasi terkait kecelakaan pesawat DHL.

    Investigasi ini dilakukan guna mengetahui apa penyebab pasti dari insiden pesawat naas tersebut.

    Sebelumnya, pesawat kargo DHL jatuh di di dekat ibu kota Lithuania, Vilnius menyebabkan satu orang tewas pada Senin (25/11) waktu setempat.

    Kepala pemadam kebakaran dan pelayanan gawat darurat Lithuania, Renatas Pozela, mengungkapkan detik-detik pesawat kargo tersebut jatuh.

    “Pesawat hendak mendarat di bandara Vilnius dan terjatuh saat beberapa kilometer dari bandara,” ujar Pozela seperti dikutip AFP.

    Kecelakaan pesawat tersebut menyebabkan 1 orang tewas dan 1 rumah di sekitar lokasi kejadian kebakaran.

    (gas/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Netanyahu Resmi Jadi Buronan ICC, Apakah Bisa Ditangkap di RI?

    Netanyahu Resmi Jadi Buronan ICC, Apakah Bisa Ditangkap di RI?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu resmi menjadi buronan mahkamah Pidana Internasional (ICC), Kamis (21/11/2024). Hal ini menjadi resmi setelah ICC mengeluarkan perintah penangkapan terhadap kepala pemerintahan Israel itu.

    Dalam sebuah pernyataan, selain Netanyahu ICC menjatuhkan perintah penangkapan kepada mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, dan juga Kepala Militer Hamas Mohammed Deif. Ketiganya dituding telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang dalam pertempuran di Gaza.

    “Perdana Menteri (Benjamin) Netanyahu sekarang secara resmi menjadi buronan,” kata Sekretaris Jenderal Amnesty Agnes Callamard, dikutip AFP.

    Langkah baru ICC ini secara teoritis membatasi pergerakan Netanyahu. Karena salah satu negara dari 124 anggota nasional pengadilan tersebut wajib menangkapnya di wilayah mereka.

    Dalam situsnya, negara-negara tersebut merupakan negara yang telah meratifikasi Statuta Roma, yang diadopsi pada tahun 1998 dan diimplementasikan pada 2002. Dalam hal ini, Indonesia bukanlah merupakan salah satu negara yang meratifikasi Statuta Roma, sehingga perintah penangkapan ICC ini tidak berlaku di RI.

    Berikut daftar anggota ICC sesuai dengan Statuta Roma berdasarkan situsnya:

    Afganistan

    Albania

    Andorra

    Antigua dan Barbuda

    Argentina

    Armenia

    Australia

    Austria

    Bangladesh

    Barbados

    Belgia

    Belize

    Benin

    Bolivia

    Bosnia dan Herzegovina

    Botswana

    Brasil

    Bulgaria

    Burkina Faso

    Cabo Verde

    Kamboja

    Kanada

    Republik Afrika Tengah

    Chad

    Cile

    Kolombia

    Komoro

    Kongo

    Kepulauan Cook

    Kosta Rika

    Pantai Gading

    Kroasia

    Siprus

    Republik Ceko

    Republik Demokratik Kongo

    Denmark

    Djibouti

    Dominika

    Republik Dominika

    Ekuador

    El Salvador

    Estonia

    Fiji

    Finlandia

    Perancis

    Gabon

    Gambia

    Georgia

    Jerman

    Ghana

    Yunani

    Granada

    Guatemala

    Guinea

    Guyana

    Honduras

    Hongaria

    Islandia

    Irlandia

    Italia

    Jepang

    Yordania

    Kenya

    Kiribati

    Latvia

    Lesoto

    Liberia

    Liechtenstein

    Lithuania

    Luksemburg

    Madagaskar

    Malawi

    Maladewa

    Mali

    Malta

    Kepulauan Marshall

    Mauritius

    Meksiko

    Mongolia

    Montenegro

    Namibia

    Nauru

    Belanda

    Selandia Baru

    Nigeria

    Nigeria

    Makedonia Utara

    Norwegia

    Palestina

    Panama

    Paraguay

    Peru

    Polandia

    Portugal

    Republik Korea

    Republik Moldova

    Rumania

    Saint Kitts dan Nevis

    Santo Lusia

    Saint Vincent dan Grenadines

    Samoa

    San Marino

    Senegal

    Serbia

    Seychelles

    Sierra Leone

    Slowakia

    Slovenia

    Afrika Selatan

    Spanyol

    Suriname

    Swedia

    Swiss

    Tajikistan

    Timor Leste

    Trinidad dan Tobago

    Tunisia

    Uganda

    Britania Raya

    Republik Bersatu Tanzania

    Uruguay

    Vanuatu

    Venezuela

    Zambia

     

    (luc/luc)

  • Rudal AS-Inggris Serbu Rusia, Putin Serang Balik dengan ICBM

    Rudal AS-Inggris Serbu Rusia, Putin Serang Balik dengan ICBM

    Jakarta, CNBC Indonesia – Eskalasi terus memanas antara negara-negara NATO dan Rusia. Hal ini terjadi setelah Ukraina menembakkan sejumlah rudal dari dua anggota NATO, Amerika Serikat (AS) dan Inggris, ke negara Negeri Beruang Merah.

    Pada Rabu, Ukraina mulai menggunakan senjata jarak jauh AS, Army Tactical Missile System (ATACMS), untuk menyerang beberapa kota milik Moskow. Rusia menyatakan pasukannya menembak jatuh lima dari enam rudal jenis itu yang ditembakkan ke fasilitas militer di wilayah Bryansk.

    Lalu, tak lama kemudian, Kyiv menembakkan rudal Storm Shadow buatan Inggris ke Rusia untuk pertama kalinya. Gambar, yang belum dikonfirmasi, tersebar melalui aplikasi perpesanan Telegram yang menampakan pecahan rudal di suatu lokasi di wilayah Kursk.

    Penggunaan rudal ini oleh Ukraina terjadi setelah London dan Washington memberikan lampu hijau untuk penggunaannya menyerang Rusia. Kyiv berdalih hal ini untuk membatasi gerak dan suplai militer Moskow yang terus menyerang Ukraina.

    Langkah ini juga diambil setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa penggunaan rudal buatan AS dan Inggris di dalam perbatasan Rusia sama saja dengan keterlibatan langsung NATO dalam konflik itu.

    Bahkan Putin telah merevisi doktrin nuklirnya yang juga menyebut bahwa negara yang membantu musuh Moskow untuk menyerang Rusia juga dapat menjadi target sah senjata nuklir.

    Meski begitu, peneliti senior di lembaga pemikir pertahanan dan keamanan Royal United Services Institute di Inggris, Jack Watling, mengatakan penggunaan rudal jarak jauh Barat ke wilayah Rusia ‘tentu saja tidak akan’ memicu respons nuklir Moskow seperti yang ditakutkan sebagian pihak di Barat.

    “Namun Rusia dapat meningkatkan berbagai cara untuk mengenakan biaya kepada Barat, mulai dari sabotase bawah laut hingga penggunaan proksi untuk mengganggu perdagangan di Bab Al Mandab selat di lepas Laut Merah tempat serangan terhadap pengiriman barang dikaitkan dengan pemberontak Houthi Yaman,” ujarnya kepada Associated Press.

    Serupa, seorang peneliti senior di Institut Penelitian Perlucutan Senjata PBB, Pavel Povdig, mengatakan bahwa ia tidak yakin bahwa menjatuhkan bom di Ukraina ada dalam daftar pilihan Moskow. Ia menyebut hal ini tidak akan menguntungkan Rusia di medan perang.

    “Saya tidak yakin bahwa menjatuhkan bom di Ukraina ada dalam daftar pilihan Moskow terutama karena hal itu tidak akan membantu mencapai tujuan militer apa pun, dan Rusia sedang maju saat ini,” tuturnya kepada The Guardian.

    “Lebih jauh, penggunaan senjata nuklir dalam konflik untuk pertama kalinya sejak 1945 akan menyatukan sebagian besar dunia melawan Rusia dengan cara yang tidak dapat diprediksi dengan mudah oleh Moskow.”

    Opsi di Luar Nuklir

    Rusia juga memiliki opsi pembalasan dengan tidak melibatkan senjata nuklir. Moskow telah mempersenjatai arus orang yang bermigrasi ke barat dan mengarahkan mereka ke perbatasan Polandia, Lithuania, dan Finlandia dengan tujuan menyebabkan kesulitan politik bagi negara-negara tersebut.

    Intelijen militer Rusia juga telah melakukan pembunuhan di Inggris, Jerman, Spanyol, Austria, Turki, dan tempat lain. Rusia telah merencanakan serangan sabotase, yang diduga termasuk penggunaan alat pembakar yang ditemukan di pusat kargo DHL di Jerman dan Inggris pada bulan Juli.

    Di AS dan Eropa, bot internet Rusia telah memperkuat isu-isu polarisasi, dengan tujuan melonggarkan kohesi sosial, dan memperkuat sayap kanan. Rusia juga dituduh mengganggu sinyal GPS, khususnya di atas Laut Baltik, yang mengganggu navigasi ribuan pesawat penumpang.

    Pada Rabu, otoritas Denmark menyebut sebuah kapal kargo China sebagai yang paling dekat dengan wilayah Laut Baltik tempat dua kabel komunikasi bawah laut terputus awal minggu ini. Namun, Elisabeth Braw, seorang pakar konflik zona abu-abu di Atlantic Council, mengatakan hal itu tidak mengesampingkan keterlibatan Rusia.

    “Kapal dagang biasanya tidak pergi dan memotong kabel bawah laut untuk bersenang-senang,” kata Braw. “Apa yang kami lihat adalah bahwa Rusia sangat pandai menggunakan proksi.”

    Sementara itu, Rusia juga dapat menggunakan basis proksinya untuk melakukan operasi gangguan di Barat. Menurut sebuah laporan di Wall Street Journal bulan lalu, Rusia telah memberikan data penargetan kepada pemberontak Houthi Yaman untuk digunakan dalam menargetkan pengiriman barat di Laut Merah.

    Di Inggris, kepala MI5, badan intelijen dalam negeri Inggris, mengatakan pada bulan Oktober bahwa intelijen Rusia secara drastis meningkatkan kolaborasinya dengan geng-geng kriminal sebagai bagian dari ‘misi berkelanjutan untuk menimbulkan kekacauan di jalan-jalan Inggris dan Eropa’.

    Serangan Balasan Rusia

    Sementara itu, Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) dari wilayah Astrakhan di selatan negara tersebut dalam serangan terhadap Ukraina pada Kamis (21/11/2024). Ini merupakan pertama kalinya Rusia menggunakan rudal jarak jauh yang sangat kuat ini dalam perang yang telah berlangsung selama 33 bulan.

    Dilansir Reuters, serangan ini menyasar infrastruktur penting dan sejumlah perusahaan di kota Dnipro, bagian tengah-timur Ukraina. Meski begitu, tidak ada kejelasan dari pernyataan Angkatan Udara Ukraina mengenai target spesifik rudal balistik antarbenua tersebut atau apakah serangan itu menimbulkan kerusakan.

    Rudal balistik antarbenua biasanya dirancang dengan jangkauan ribuan kilometer dan dapat membawa hulu ledak nuklir, meskipun dalam beberapa kasus juga dapat dilengkapi dengan hulu ledak konvensional.

    Ukraina berhasil menembak jatuh enam rudal jelajah Kh-101 yang juga diluncurkan dalam serangan tersebut.

    “Secara khusus, rudal balistik antarbenua diluncurkan dari wilayah Astrakhan di Federasi Rusia,” kata Angkatan Udara Ukraina dalam pernyataannya, tanpa memerinci jenis rudal balistik yang digunakan.

    (luc/luc)

  • 8 Update Perang Rusia-Ukraina: AS Dekatkan Dunia Menuju PD 3

    8 Update Perang Rusia-Ukraina: AS Dekatkan Dunia Menuju PD 3

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dinamika perang Rusia-Ukraina terus berlanjut. Memasuki dua setengah tahun lebih, pergerakan perang belum mencapai titik-titik perdamaian.

    Terbaru, Minggu (17/11/2024), Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan restu kepada Ukraina untuk menyerang wilayah dalam Rusia menggunakan senjata buatannya. Hal ini pun telah memicu reaksi dari sejumlah negara.

    Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dirangkum dari beberapa sumber oleh CNBC Indonesia, Senin (18/11/2024):

    1. Kanselir Jerman Telepon Putin, NATO Uring-uringan

    Dinamika terjadi di tubuh aliansi NATO. Hal ini terjadi setelah Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang merupakan anggota NATO, menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin saat hubungan kedua pihak sedang memanas akibat perang Ukraina.

    Mengutip Newsweek, Scholz mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia meminta Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina dan menarik semua pasukan Rusia dari negara itu. Menurutnya, manuver Moskow saat ini tidak mengarahkan menuju perdamaian abadi antara kedua negara.

    “Rusia harus menunjukkan kesediaan untuk berunding dengan Ukraina, dengan tujuan mencapai perdamaian yang adil dan abadi,” kata Scholz dikutip Newsweek, Senin (18/11/2024).

    Panggilan telepon ini pun mendapatkan reaksi dari anggota NATO lainnya, Polandia. Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan dalam sebuah unggahan di X bahwa manuver Scholz adalah sesuatu yang sia-sia.

    “Tidak seorang pun akan menghentikan Putin dengan panggilan telepon,” ucapnya

    Menteri Luar Negeri Lithuania, Gabrielius Landsbergis, juga menyuarakan hal serupa. Menurutnya, ‘sejarah terus memberitahu kita bahwa perdamaian sejati hanya dapat dicapai melalui kekuatan’.

    “Panggilan telepon itu, seharusnya, menjadi napas terakhir dari strategi yang gagal untuk memperdagangkan tanah demi ‘perdamaian’ dengan seorang diktator genosida,” ucapnya.

    Walau begitu, Scholz membela diri pada hari Minggu bahwa penting untuk menekankan kepada pemimpin Rusia bahwa ia tidak dapat mengandalkan dukungan dari Jerman, Eropa, dan banyak negara lain di dunia dalam aksi di Ukraina.

    “Menurut saya, bukan ide yang baik jika ada pembicaraan antara presiden Amerika dan Rusia namun pemimpin negara Eropa yang penting tidak melakukannya juga,” tambahnya.

    Di sisi lain, Kremlin mengatakan dalam pernyataan panggilan tersebut bahwa setiap perjanjian di masa mendatang harus mempertimbangkan ‘realitas teritorial baru’.

    “Panggilan tersebut atas permintaan Berlin, dan merupakan pertukaran pandangan yang mendalam dan jujur tentang situasi di Ukraina,” kata Kremlin.

    2. Trump Buka Suara Lagi soal Perang Ukraina

    Manuver Biden yang memberikan izin penggunaan senjata AS di Rusia mengundang reaksi dari kubu AS terpilih Donald Trump. Putra sulung Trump, Donald Trump Jr., juga mengatakan bahwa manuver itu bisa mengundang Perang Dunia 3 (PD 3) dan kejadian itu telah direstui oleh sejumlah produsen alat-alat pertahanan.

    “Kompleks Industri Militer tampaknya ingin memastikan mereka memulai PD 3 sebelum ayah saya memiliki kesempatan untuk menciptakan perdamaian dan menyelamatkan nyawa,” tulisnya di X pada hari Minggu.

    “Harus mengunci Triliunan itu. Hidup akan terkutuk!!! Orang-orang bodoh!”

    Anggota parlemen Rusia Maria Butina mengatakan pada hari Senin bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden mempertaruhkan Perang Dunia Ketiga (PD3) jika mengizinkan Ukraina menggunakan senjata buatan AS untuk menyerang Rusia.

    “Orang-orang ini, pemerintahan Biden, sedang mencoba meningkatkan situasi semaksimal mungkin selagi mereka masih berkuasa dan masih menjabat,” kata Butina kepada Reuters.

    “Saya sangat berharap (Donald) Trump akan mengatasi keputusan ini jika ini telah dibuat karena mereka benar-benar mempertaruhkan dimulainya PD3 yang tidak menguntungkan siapa pun.”

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada tanggal 12 September bahwa persetujuan Barat untuk langkah tersebut akan berarti adanya ‘keterlibatan langsung’ negara-negara NATO dan dalam perang di Ukraina. Ini karena infrastruktur dan personel militer NATO harus terlibat dalam penargetan dan penembakan rudal.

    4. Kim Jong Un Semprot AS-Barat Soal Perang Ukraina

    Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengatakan Amerika Serikat (AS) dan Barat menggunakan militer Ukraina sebagai ‘pasukan kejut’ untuk melawan Rusia. Hal ini disampaikannya dalam pidato yang disiarkan media pemerintah, Senin (18/11/2024).

    Dalam laporan tersebut, yang dikutip AFP, Kim mengatakan AS dan Barat menggunakan konflik di Ukraina untuk memperluas cakupan intervensi militer mereka secara global. Ia menyebut bahwa Washington menganggap Kyiv sebagai sarana yang sangat penting untuk menggoyang kekuatan Rusia.

    “Mereka juga mencoba untuk meningkatkan pengalaman tempur mereka, dengan Ukraina digunakan sebagai pasukan kejut melawan Rusia. Bantuan militer berkelanjutan Washington ke Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran Perang Dunia 3,” katanya.

    Pernyataan ini muncul tatkala AS dan Korea Selatan (Korsel) menuduh Pyongyang mengirim lebih dari 10.000 tentara untuk membantu Rusia melawan Ukraina. Para ahli mengatakan Kim sangat menginginkan teknologi canggih Moskow, ditambah pengalaman pertempuran untuk pasukannya, sebagai balasannya.

    Pyongyang telah membantah pengerahan itu, dan Kim tidak menyebutkannya dalam pidato kepada komandan batalyon yang disiarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea resmi.

    Kim juga berjanji negaranya akan memperkuat pertahanan senjata nuklirnya ‘tanpa batas’. Peringatannya muncul setelah Seoul pekan lalu mengatakan pasukan Korut telah mulai ‘terlibat dalam operasi tempur’ bersama pasukan Rusia di dekat perbatasan dengan Ukraina.

    “Kim kemungkinan mengingat potensi pengerahan pasukan tambahan untuk mendukung perang Rusia di Ukraina,” kata Hong Min, analis senior di Institut Korea untuk Penyatuan Nasional.

    Korut dan Rusia sendiri meneken kerja sama pertahanan Juni lalu. Keduanya diketahui memasukan klausul akan saling membantu jika salah satu dari mereka mendapatkan serangan.

    5. China Buka Suara AS Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh ke Rusia

    China merespons langkah Amerika Serikat (AS) yang memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh buatan AS terhadap sasaran militer di dalam wilayah Rusia.

    Beijing secara tegas menyerukan penyelesaian damai untuk perang di Ukraina.

    “Gencatan senjata lebih awal dan solusi politik adalah kepentingan semua pihak,” ujar Lin Jian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, dalam konferensi pers reguler ketika ditanya tentang keputusan AS tersebut, sebagaimana dilansir AFP, Senin (18/11/2024).

    Lin menambahkan bahwa hal paling mendesak saat ini adalah “mendorong pendinginan situasi sesegera mungkin.”

    Adapun China mengeklaim dirinya sebagai pihak netral dalam konflik ini dan menyatakan tidak memberikan bantuan senjata mematikan kepada salah satu pihak, berbeda dengan AS dan negara-negara Barat lainnya.

    Namun, NATO menyebut Beijing sebagai “pendukung tegas” perang yang tidak pernah secara resmi mengutuk tindakan Rusia.

    “China selalu mendorong dan mendukung semua upaya yang mendukung penyelesaian damai krisis ini,” Tegas Lin.

    6. Putin Tembak 120 Rudal & 90 Drone ke Ukraina

    Rusia melakukan serangan besar-besaran baru ke ibu kota Ukraina, Kyiv, Minggu (17/11/2024). Setidaknya ada 120 rudal dan 90 pesawat nirawak (drone) ditembakkan.

    Pejabat Ukraina mengatakan ini menjadi serangan terbesar dalam tiga tahun perang berlangsung. Dua orang tewas sementara belasan lainnya luka-luka.

    Mengutip AFP, ledakan besar terjadi dini hari di Kyiv dan kota dekat Sloviansk di wilayah Donetsk. Meski begitu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan ada 140 serangan yang berhasil dihalau dan ditembak jatuh dari 120 rudal dan 90 drone tersebut.

    Operasi Moskow juga telah membuat pemadaman listrik terjadi. Ini membuat banyak pihak khawatir mengingat musim dingin ekstrem mulai datang di wilayah itu dan kebutuhan akan pemanas begitu tinggi.

    “Pengeboman udara Rusia yang tak henti-hentinya telah menghancurkan setengah dari kapasitas produksi energi Ukraina,” tambah Zelensky.

    Selain wilayah ibu kota Kyiv, operator jaringan Ukraina DTEK juga mengumumkan pemadaman listrik di wilayah Donetsk dan Dnipropetrovsk di timur. Listrik juga diputus di beberapa bagian kota pelabuhan Laut Hitam selatan Odesa sementara para pejabat memperingatkan infrastruktur penting terdampak di wilayah Vinnytsia, Rivne, Volhynia, dan Zaporizhzhia.

    7. Ukraina Hantam Pabrik Rusia

    Sementara itu, Ukraina juga telah mengambil langkah menyerang ke arah Rusia. Gubernur Kursk Aleksei Smirnov menyebutkan seorang jurnalis lokal tewas pada hari Minggu ketika pesawat nirawak Ukraina menyerang wilayahnya.

    Di provinsi Belgorod Rusia, dekat Ukraina, seorang pria tewas di tempat setelah pesawat nirawak Ukraina menjatuhkan bahan peledak di mobilnya, Gubernur setempat Vyacheslav Gladkov melaporkan.

    Pesawat nirawak Ukraina lainnya pada hari Minggu menargetkan pabrik pesawat nirawak di Izhevsk, yang berada jauh di dalam Rusia. Pemimpin daerah itu, Aleksandr Brechalov, melaporkan bahwa sebuah pesawat nirawak meledak di dekat sebuah pabrik di kota itu, memecahkan jendela tetapi tidak menyebabkan kerusakan serius.

    “Seorang pria sempat dirawat di rumah sakit karena cedera kepala,” kata Brechalov.

    8. Elon Musk Respons Langkah Biden Beri Restu Kyiv Serang Rusia

    CEO SpaceX Elon Musk, orang kepercayaan dekat Presiden terpilih AS Donald Trump, telah mempertimbangkan keputusan Presiden Joe Biden untuk secara resmi menyetujui penggunaan rudal Amerika pada target yang jauh di dalam wilayah Rusia.

    Pandangannya ini terungkap saat ia merespons unggahan di X dari Senator Utah Mike Lee yang menyebut Biden dan kelompoknya merupakan “kaum liberal yang menyukai perang,” dan menambahkan: “perang memfasilitasi pemerintahan yang lebih besar.”

    Kemudian, Musk membalas unggahan ini dengan mengamini kata Lee. “Benar,” Jawab Musk.

    (luc/luc)

  • Gokil! Nenek Umur 70 Jadi Juara Dunia Angkat Beban, Ini Rahasia Bugarnya

    Gokil! Nenek Umur 70 Jadi Juara Dunia Angkat Beban, Ini Rahasia Bugarnya

    Jakarta

    Seorang nenek dengan anak empat di Inggris bernama Susan Sabuda (70) menjadi inspirasi karena menjadi atlet angkat beban di usia yang tidak muda. Bahkan ia baru pertama kali terjun ke dunia angkat beban di usia 60-an tahun.

    Sabuda bisa menghabiskan latihan hingga 10 jam seminggu di pusat kebugaran. Latihannya meliputi squat, bench press, deadlifting, hingga angkat berat. Hingga saat ini ia telah ikut berkompetisi di Kanada, Spanyol, Swedia, Hungaria, dan Lithuania.

    Ia menceritakan bahwa orang-orang lain sering kali keheranan melihat dirinya menjadi bagian dari tim angkat beban. Susan yang merupakan seorang pensiunan tukang kebun kini dinobatkan sebagai juara dunia di divisi master four dari Kejuaraan Angkat Beban Dunia IPF.

    “Mengetahui bahwa saya adalah juara dunia cukup sulit untuk diterima, itu cukup membuat kewalahan. Orang-orang selalu sangat kagum, itu sangat saya hargai karena itu sangat baik,” kata Sabuda dikutip dari Mirror, Senin (18/11/2024).

    Susan sebelumnya mengikuti atletik dan binaraga ketika masih muda. Namun, dirinya memutuskan untuk berhenti selama beberapa tahun karena dia merasa ‘ketagihan’.

    Kemudian, sebuah pusat kebugaran baru buka di dekat rumahnya, Haltwhistle, Northumberland dan ia mulai menekuni angkat beban.

    “Ketika masuk di pusat kebugaran tersebut, saya merasa seperti di rumah karena diperkenalkan dengan angka beban. Saya mengikuti kompetisi pertama saya dan menganggapnya luar biasa, prosesnya seperti bola salju,” sambung Sabuda.

    Sabuda mulai berkompetisi dengan tim Inggris Raya pada tahun 2020. Ia mengaku tidak pernah mengira bahwa hal ini bakal terjadi pada dirinya. Dirinya merasa sangat bahagia ketika pertama kali mendapatkan undangan tersebut untuk mewakili negara.

    “Semua orang sangat ramah dan inklusif, mereka menganggap saya bagian dari keluarga mereka. Anda tidak bersaing satu sama lain, Anda berada di sana untuk bersaing sebagai satu tim demi negara kita. Saya sangat bangga bisa melakukannya,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Edan! Emisi Karbon dari Jet Pribadi Naik 46% Hanya dalam 4 Tahun

    Edan! Emisi Karbon dari Jet Pribadi Naik 46% Hanya dalam 4 Tahun

    Jakarta

    Tren penggunaan private jet oleh orang-orang kaya dan terkenal berdampak pada kenaikan emisi karbon yang signifikan. Memang, jet pribadi hanya digunakan oleh 0,003% orang dari total populasi dunia, tapi efeknya… ngeri banget.

    Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Communications Earth & Environment menyebut bahwa nol sekian persen itu menyumbang 15,6 juta ton karbon dioksida (CO2) untuk emisi langsung pada tahun 2023. Kalau susah membayangkan seberapa besarnya angka ini, jumlah tersebut lebih besar dari produksi negara-negara kecil Eropa seperti Slovenia atau Lithuania.

    Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa orang-orang yang pakai jet pribadi menghasilkan lebih dari 500 kali lipat CO2 per tahunnya, ketimbang rata-rata orang pada umumnya.

    Melansir IFLScience, Senin (11/11/2024) emisi dari jet pribadi mencapai puncaknya di sekitar acara-acara internasional besar, seperti Piala Dunia FIFA 2022 dan (ironisnya) perundingan iklim COP28 di Dubai. Setidaknya 644 penerbangan pribadi dikaitkan dengan COP28 dan menghasilkan 4.800 ton CO2. Piala Dunia FIFA 2022 bahkan lebih buruk, dikaitkan dengan 1.846 penerbangan pribadi yang menghasilkan 14.700 ton CO2.

    Temuan lainnya lebih mengejutkan, karena private jet paling banyak digunakan untuk jalan-jalan, bukan untuk urusan bisnis. Studi mendapati penerbangan privat mencapai puncak saat musim panas, ke destinasi populer, lalu penerbangannya paling sering dilakukan pada Jumat. Baliknya? Hari Minggu.

    Dari mana data tersebut dikumpulkan, semua hasil kerja keras dari peneliti Linnaeus University, Swedia Munich University of Applied Sciences, Jerman, juga rekan-rekan dari Copenhagen, Denmark. Tim tersebut meneliti data dari 18.655.789 penerbangan pribadi yang dilakukan antara tahun 2019 sampai 2023, lalu menghitung emisi CO2 dari setiap penerbangan dengan menggabungkan konsumsi bahan bakar pesawat dengan durasi dan lintasan penerbangannya.

    Ditemukan, hampir setengah dari semua penerbangan (47,4%) memiliki jarak kurang dari 500 km. Lebih pendek sedikit dari jarak Jakarta ke Surakarta (537-an km).

    Fakta lainnya, penerbangan pribadi sangat terkonsentrasi di AS. Tahu tidak, kalau 68,7% jet pribadi yang terdaftar sebenarnya milik dari 4% populasi dunia. Wilayah Miami mencakup 6% dari semua keberangkatan pakai jet pribadi.

    Brasil memiliki jumlah pesawat pribadi tertinggi kedua (927 jet), diikuti oleh Kanada (770), Jerman (630), Meksiko (534), dan Inggris (522).

    Ironi suram lainnya adalah bahwa sebagian besar penerbangan pribadi hanya digunakan oleh sekitar 256.000 orang dengan ‘kekayaan bersih sangat tinggi’. Mereka memiliki rata-rata USD 123 juta (Rp 1,9 triliun) dan kekayaan gabungan sebesar USD 31 triliun (Rp 1.918 kuadriliun — satu kuadriliun setara Rp 1.000 triliun).

    “Pengurangan misi sangat sulit dicapai dalam skenario pertumbuhan berkelanjutan dalam output ekonomi atau kekayaan, dan kebijakan yang berfokus pada CO2 akan secara tidak proporsional memengaruhi kelompok populasi yang kurang kaya,” tulis penulis studi tersebut.

    “Mengingat kesulitan dalam mengurangi emisi sesuai dengan Perjanjian Paris yang terlihat di sebagian besar negara, pertanyaan utamanya adalah bagaimana pertumbuhan lebih lanjut dalam emisi dapat dibatasi. Transportasi udara pribadi menggambarkan teka-teki kebijakan dalam menangani peran orang kaya, karena para pembuat kebijakan enggan untuk fokus pada orang kaya dan berkuasa,” tambahnya.

    (ask/fay)