Negara: Lebanon

  • Tank Israel Tembaki Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Selatan

    Tank Israel Tembaki Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Selatan

    Jakarta

    Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) mengatakan bahwa tentara Israel telah menembaki pasukan penjaga perdamaiannya di dekat posisi militer di selatan negara itu. Tembakan dilancarkan dari sebuah tank Israel.

    UNIFIL telah bekerja sama dengan tentara Lebanon untuk mengkonsolidasikan gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Lebanon, Hizbullah, yang dicapai November lalu.

    “Pagi ini, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menembaki pasukan penjaga perdamaian UNIFIL dari sebuah tank Merkava dari dekat posisi yang telah didirikan Israel di wilayah Lebanon,” kata pasukan penjaga perdamaian dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AFP, Minggu (16/11/2025).

    UNIFIL menambahkan bahwa peluru senapan mesin berat mengenai objek sekitar lima meter dari personel mereka.

    Pasukan tersebut mengatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian dapat “pergi dengan selamat tiga puluh menit kemudian” setelah tank tersebut mundur ke dalam posisi Israel.

    Gencatan senjata itu bertujuan untuk mengakhiri permusuhan lebih dari setahun antara kedua pihak yang pecah setelah dimulainya perang Gaza.

    Berdasarkan kesepakatan itu, Israel seharusnya menarik pasukannya dari Lebanon selatan, tetapi tetap mempertahankan pasukannya di lima wilayah yang dianggap strategis.

    Insiden hari Minggu bukanlah pertama kalinya UNIFIL menuduh Israel membahayakan pasukan penjaga perdamaiannya.

    “Sekali lagi, kami menyerukan kepada IDF untuk menghentikan segala perilaku agresif dan serangan terhadap atau di dekat pasukan penjaga perdamaian,” kata pasukan tersebut.

    Israel menanggapi serangan itu. Pasukan Israel mengklaim ‘tidak ada tembakan yang disengaja’ terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.

    (lir/lir)

  • Geger Israel Bangun Tembok Raksasa di Perbatasan Lebanon

    Geger Israel Bangun Tembok Raksasa di Perbatasan Lebanon

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan di kawasan Timur Tengah kembali meningkat. Israel mulai membangun tembok perbatasan baru di sepanjang garis perbatasan dengan Lebaon wilayah bagian Selatan.

    Hal ini mendapatkan tentangan dari Lebanon, hingga mengajukan keluhan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Ini juga menjadi instruksi dari Kantor Presiden Lebanon Joseph Aoun kepada pejabat terkait.

    “Untuk mengajukan keluhan mendesak kepada Dewan Keamanan PBB terhadap Israel atas pembangunan tembok beton di perbatasan selatan Lebanon yang melampaui garis biru,” kata Aoun, mengutip CNN Indonesia, dikutip Minggu (16/11/2025).

    Aoun juga meminta agar keluhan itu “dilengkapi dengan laporan yang diterbitkan oleh PBB yang membantah penolakan Israel terkait pembangunan tembok itu”.

    Beirut juga mengklaim tindakan Israel itu menyebabkan lebih dari 4.000 meter persegi wilayah Lebanon tidak dapat diakses oleh warganya.

    United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) atau pasukan sementara UN, juga mengatakan bagian tembok di tenggara Yaroun itu juga melintasi garis biru. Itu berdasarkan survei tambahan yang dilakukan bulan ini.

    UNIFIL juga menyebit aksi pembangunan Israel ini sebagai pelanggaran kedaulatan Lebanon. Mereka juga menambahkan bahwa temuan pada bulan Oktober itu telah disampaikan kepada militer Israel dan telah meminta agar tembok tersebut dipindahkan.

    Hanya saja, ketika dimintai tanggapan oleh AFP terkait tuduhan itu, militer Isreal mengakui langkah itu namun menegaskan bahwa “tembok tersebut tidak melintasi Garis Biru”.

    Militer Israel juga mengatakan bahwa tembok itu bagian dari rencana militer yang lebih luas, yang pembangunannya dimulai pada 2022 lalu.

    “Sejak dimulainya perang dan sebagai bagian dari pelajaran yang diambil darinya, militer Israel telah mempercepat sejumlah langkah termasuk memperkuat penghalang fisik di sepanjang perbatasan utara,” kata pernyataan itu.

    Israel sendiri sempat terlibat perang sengit dengan saling menembakan rudal oleh Hizbullah di selatan Lebanon. Di bawah perjanjian gencatan senjata, Israel seharusnya menarik pasukannya dari Lebanon selatan, namun hingga kini masih menempatkan pasukan di lima area yang dianggap strategis.

    Lebih lanjut, Israel juga terus melancarkan serangan rutin ke Lebanon, dengan alasan menargetkan situs dan anggota Hizbullah.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Lebanon Laporkan Israel ke PBB karena Bangun Tembok di Perbatasan

    Lebanon Laporkan Israel ke PBB karena Bangun Tembok di Perbatasan

    Jakarta

    Lebanon akan melaporkan Israel ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Lebanon menyebut Israel membangun tembok di perbatasan Lebanon selatan.

    Dilansir kantor berita AFP, Minggu (16/11/2025), Pasukan Sementara PBB di Lebanon (Unifil) mengatakan bahwa tentara Israel telah membangun tembok di Lebanon selatan dekat Garis Biru yang ditetapkan PBB, perbatasan de facto. Ketika ditanya oleh AFP tentang tuduhan tersebut, militer Israel mengatakan “tembok itu tidak melewati Garis Biru”.

    Kantor Kepresidenan Lebanon Joseph Aoun mengatakan dia telah menginstruksikan para pejabat untuk mengajukan pengaduan mendesak kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap Israel karena membangun tembok beton di perbatasan selatan Lebanon yang melampaui Garis Biru. Ia meminta agar pengaduan tersebut disertai laporan yang dikeluarkan oleh PBB.

    “Disertai dengan laporan yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa yang membantah penyangkalan Israel terhadap pembangunan tembok tersebut,” ujarnya.

    Menurut Unifil, bulan lalu pasukan penjaga perdamaian meninjau tembok beton berbentuk T yang didirikan oleh tentara Israel di barat daya Yaroun dan menemukan bahwa tembok tersebut “melintasi Garis Biru, sehingga lebih dari 4.000 meter persegi wilayah Lebanon tidak dapat diakses oleh rakyat Lebanon”.

    Pasukan itu mengatakan telah memberi tahu tentara Israel tentang temuan bulan Oktober dan meminta mereka memindahkan tembok tersebut.

    (whn/whn)

  • Lebanon Laporkan Israel ke PBB karena Bangun Tembok di Perbatasan

    Pasukan PBB Temukan Tembok yang Dibangun Israel di Wilayah Lebanon

    Jakarta

    Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon mengatakan bahwa militer Israel telah membangun tembok di dalam wilayah Lebanon selatan, dekat Garis Biru yang ditetapkan PBB, yang merupakan perbatasan de facto.

    Pasukan Sementara PBB di Lebanon atau United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), yang telah bekerja sama dengan tentara Lebanon untuk mengkonsolidasikan gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Lebanon, Hizbullah yang dicapai pada November lalu, menyebut langkah Israel tersebut sebagai pelanggaran kedaulatan Lebanon.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (15/11/2025), UNIFIL mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa pada bulan Oktober, mereka mensurvei “sebuah tembok beton berbentuk T yang didirikan oleh pasukan Israel di barat daya Yaroun. Survei tersebut mengonfirmasi bahwa tembok tersebut melintasi Garis Biru, sehingga lebih dari 4.000 meter persegi wilayah Lebanon tidak dapat diakses oleh rakyat Lebanon.”

    “Pada bulan November, pasukan penjaga perdamaian mengamati pembangunan tembok tambahan berbentuk T di area tersebut. Sebuah survei mengonfirmasi bahwa sebagian tembok di tenggara Yaroun juga melintasi Garis Biru,” tambahnya.

    Ketika ditanya oleh AFP tentang tuduhan tersebut, militer Israel (IDF) mengatakan: “Tembok itu merupakan bagian dari rencana (militer Israel) yang lebih luas yang pembangunannya dimulai pada tahun 2022. Sejak dimulainya perang, dan sebagai bagian dari pelajaran yang dipetik darinya, (militer Israel) telah memajukan serangkaian langkah, termasuk memperkuat penghalang fisik di sepanjang perbatasan utara.”

    “Perlu ditegaskan bahwa tembok itu tidak melintasi Garis Biru,” tambahnya.

    Di bawah gencatan senjata, Israel seharusnya menarik pasukannya dari Lebanon selatan. Namun, Israel tetap mempertahankan pasukannya di lima wilayah yang dianggap strategis dan terus melakukan serangan rutin di Lebanon, terutama dengan mengatakan bahwa Israel menargetkan lokasi dan operasi Hizbullah.

    UNIFIL mengatakan bahwa “kehadiran dan pembangunan Israel di wilayah Lebanon merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan 1701 dan kedaulatan serta integritas teritorial Lebanon,” merujuk pada resolusi PBB yang mengakhiri konflik tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah.

    Resolusi tersebut juga menjadi dasar gencatan senjata November lalu, yang bertujuan untuk mengakhiri pertempuran yang berlangsung lebih dari setahun antara Israel dan Hizbullah, termasuk perang habis-habisan selama dua bulan.

    UNIFIL mengatakan telah memberi tahu militer Israel tentang temuan bulan Oktober tersebut, dan meminta mereka untuk memindahkan tembok tersebut.

    “Kami kembali menyerukan kepada IDF untuk menghormati Garis Biru secara penuh dan menarik diri dari semua wilayah di utaranya,” demikian pernyataan UNIFIL.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Israel Serang Lebanon, Asap Mengepul Tebal”
    [Gambas:Video 20detik]
    (ita/ita)

  • TNI pastikan 20.000 personel misi ke Gaza kompeten dan berpengalaman

    TNI pastikan 20.000 personel misi ke Gaza kompeten dan berpengalaman

    Hingga saat ini, TNI masih menunggu persetujuan dari pemerintah dan pihak PBB terkait pengiriman pasukan ke Gaza

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan 20.000 personel TNI yang disiapkan untuk menjalankan misi perdamaian di Gaza berkompeten dan sudah berpengalaman di bidang tugas kemanusiaan.

    Saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu, dia mengatakan ke-20.000 prajurit itu terbiasa menjalankan misi operasi militer selain perang (OMSP) di dalam maupun luar negeri.

    “Personel tersebut berasal dari satuan yang rutin menjalani pembinaan OMSP dan misi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), sehingga kemampuan dasar, interoperabilitas, kesiapsiagaan logistik, dan operasi di berbagai medan sudah terbentuk,” kata Freddy.

    Freddy menjelaskan, ke-20.000 personel yang akan dikirim terdiri dari pasukan di bidang kesehatan dan satuan Zeni untuk pembangunan konstruksi.

    Tugas mereka, lanjut Freddy, yakni membuka layanan kesehatan untuk warga korban perang sekaligus membangun infrastruktur berupaya fasilitas umum.

    Para personel tersebut juga akan dilengkapi dengan beragam peralatan penunjang di bidang kesehatan dan pembangunan konstruksi.

    “Kita siapkan seperti fasilitas rumah sakit lapangan, peralatan medis emergensi, ambulans, perlengkapan air bersih dan sanitasi, serta kemampuan konstruksi Zeni termasuk alat berat dan sarana rekonstruksi,” jelas dia.

    Hingga saat ini, TNI masih menunggu persetujuan dari pemerintah dan pihak PBB terkait pengiriman pasukan ke Gaza.

    Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan pemerintah Indonesia punya dua jalan untuk mendapatkan restu mengirimkan pasukan perdamaian ke Gaza.

    Restu itu harus didapatkan pemerintah guna memastikan pengiriman pasukan perdamaian bisa berjalan dengan lancar.

    “Ada dua alternatif. Alternatif pertama adalah di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” kata Sjafrie saat ditemui di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat (14/10).

    Indonesia dan PBB sendiri sudah lama saling bekerja sama dalam pengiriman pasukan perdamaian di beberapa daerah konflik seperti Afrika dan Lebanon.

    Untuk mendapatkan restu dari organisasi internasional ini, Sjafrie mengatakan diperlukan pendekatan dan komunikasi antar kepala negara agar tercipta sebuah kesepakatan tingkat internasional.

    Tidak hanya itu, Indonesia juga harus mendapatkan dukungan dari negara-negara yang dinilai kompeten terkait persoalan konflik di Gaza.

    “Bagi negara-negara Arab, yaitu Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar dan Uni Emirat Arab, kalau itu menyatakan silahkan, maka Indonesia dengan senang hati akan melibatkan,” jelas Sjafrie.

    “Tentu saja (termasuk) Israel, karena Israel adalah bagian yang sangat kompeten di dalam persoalan ini,” kata Sjafrie.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • TNI pastikan 20.000 personel misi ke Gaza kompeten dan berpengalaman

    TNI siapkan rumah sakit lapangan hingga ambulans untuk dikirim ke Gaza

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan TNI sudah menyiapkan peralatan khusus di bidang kesehatan untuk dikirim bersama pasukan perdamaian ke Gaza.

    Peralatan kesehatan itu dikerahkan bersamaan dengan pengiriman 20.000 personel TNI di bidang kesehatan dan Zeni Konstruksi.

    “Seperti fasilitas rumah sakit lapangan, peralatan medis emergensi, ambulans, perlengkapan air bersih dan sanitasi, serta kemampuan konstruksi Zeni termasuk alat berat dan sarana rekonstruksi,” kata Freddy saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.

    Freddy menjelaskan ragam peralatan kesehatan itu akan dipakai pasukan untuk melayani warga korban perang.

    Selain itu, peralatan konstruksi yang dibawa pasukan Zeni akan digunakan untuk membangun beberapa fasilitas umum untuk warga.

    Freddy melanjutkan, ke 20.000 personel TNI yang dikirim sudah memiliki pengalaman dalam menjalankan misi perdamaian. Mereka, kata Freddy, hanya perlu melakoni beberapa pelatihan untuk memantapkan persiapan ke Gaza.

    Hingga saat ini, TNI masih menunggu persetujuan dari pemerintah dan pihak Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) terkait pengiriman pasukan ke Gaza.

    Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan pemerintah Indonesia punya dua jalan untuk mendapatkan restu mengirimkan pasukan perdamaian ke Gaza.

    Restu itu harus didapatkan pemerintah guna memastikan pengiriman pasukan perdamaian bisa berjalan dengan lancar.

    “Ada dua alternatif. Alternatif pertama adalah di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” kata Sjafrie saat ditemui di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Jumat (14/10)

    Indonesia dan PBB sendiri sudah lama saling bekerja sama dalam pengiriman pasukan perdamaian di beberapa daerah konflik seperti Afrika dan Lebanon.

    Untuk mendapatkan restu dari organisasi internasional ini, Sjafrie mengatakan diperlukan pendekatan dan komunikasi antar-kepala negara agar tercipta sebuah kesepakatan tingkat internasional.

    Tidak hanya itu, Indonesia juga harus mendapatkan dukungan dari negara-negara yang dinilai kompeten terkait persoalan konflik di Gaza.

    “Bagi negara-negara Arab, yaitu Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar dan Uni Emirat Arab, kalau itu menyatakan silahkan, maka Indonesia dengan senang hati akan melibatkan,” jelas Sjafrie.

    “Tentu saja (termasuk) Israel, karena Israel adalah bagian yang sangat kompeten di dalam persoalan ini,” kata Sjafrie.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jerman Tangkap Anggota Sel Hamas Rencanakan Serangan

    Jerman Tangkap Anggota Sel Hamas Rencanakan Serangan

    Berlin

    Kepolisian Jerman menangkap seorang tersangka anggota sel kelompok Hamas di wilayahnya. Tersangka yang ditangkap itu diduga kuat sedang merencanakan serangan terhadap institusi Israel atau Yahudi yang ada di wilayah Jerman.

    Kantor jaksa federal Jerman yang mengumumkan penangkapan itu, seperti dilansir AFP, Kamis (13/11/2025), mengatakan bahwa tersangka diidentifikasi sebagai seorang pria kelahiran Lebanon, yang bernama Borhan El-K.

    Tersangka ditangkap pada Selasa (11/11) tengah malam, ketika memasuki wilayah Jerman dari Republik Ceko.

    Jaksa federal Jerman menuduh tersangka telah berhasil mendapatkan berbagai senjata api pada Agustus lalu.

    “Dia memperoleh senapan otomatis, delapan pistol Glock, dan lebih dari 600 butir amunisi di Jerman,” sebut kantor jaksa federal Jerman dalam pernyataannya.

    Persenjataan yang didapatkan tersangka itu, sebut kantor jaksa federal Jerman, telah diserahkan kepada seorang tersangka lainnya bernama Wael F.

    Wael merupakan salah satu dari tiga tersangka yang ditangkap di Berlin bulan lalu, atas kecurigaan memiliki senjata api dan amunisi.

    Sementara itu, Kepolisian Denmark melakukan penggeledahan terhadap sejumlah alamat di area ibu kota Kopenhagen dan sekitarnya yang masih terkait dengan Borhan El-K dan seorang tersangka lainnya.

    Satu tersangka lainnya ditangkap pekan lalu di London, ibu kota Inggris, atas permintaan otoritas Jerman.

    Kelompok Hamas, yang bermarkas di Jalur Gaza, membantah adanya hubungan dengan dugaan rencana serangan di Jerman tersebut.

    Lihat juga Video ‘Israel Tuduh Hamas Rekayasa Pengambilan Sisa Jenazah Sandera’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Israel Kembali Bombardir Lebanon, 3 Orang Tewas

    Israel Kembali Bombardir Lebanon, 3 Orang Tewas

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan serangan Israel di Lebanon menewaskan tiga orang dan melukai beberapa lainnya. Israel mengklaim salah satu serangannya menyasar penyelundup senjata dari kelompok yang berafiliasi dengan Hizbullah.

    Dilansir AFP, Sabtu (8/11/2025), dua bersaudara dari kota Shebaa terkena serangan Israel saat keduanya berkendara di lereng Gunung Hermon di Lebanon tenggara.

    “Menyebabkan SUV (mobil) mereka terbakar dan mengakibatkan kematian mereka,” tulis laporan Kantor Berita Nasional resmi Lebanon.

    Militer Israel mengonfirmasi bahwa serangannya di dekat kota Shebaa menewaskan dua penyelundup dari Brigade Perlawanan Lebanon, sebuah kelompok yang berafiliasi dengan Hizbullah.

    “Mereka terlibat dalam penyelundupan senjata yang digunakan oleh Hizbullah dan aktivitas mereka merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kesepahaman antara Israel dan Lebanon,” kata militer Israel.

    Kementerian Kesehatan Lebanon mengonfirmasi jumlah korban tewas di Shebaa, dan kemudian melaporkan bahwa serangan lain terhadap sebuah mobil di desa Baraashit di selatan telah menewaskan satu orang dan melukai empat orang.

    Serangan serupa yang dilakukan Israel pada Sabtu pagi terhadap sebuah mobil di dekat rumah sakit di kota Bint Jbeil di selatan Lebanon melukai tujuh orang.

    Serangan terbaru ini terjadi ketika Uni Eropa menyuarakan keprihatinan internasional atas serangan Israel yang terus berlanjut meskipun gencatan senjata telah berlangsung hampir setahun.

    “Fokus semua pihak harus tertuju pada pemeliharaan gencatan senjata dan kemajuan yang telah dicapai sejauh ini,” kata juru bicara urusan luar negeri Komisi Eropa, Anouar El Anouni.

    Israel berpendapat bahwa Lebanon bertindak terlalu lambat untuk melucuti senjata Hizbullah dan bersikeras bahwa mereka berhak melakukan operasi untuk melindungi perbatasan dan warganya dari serangan.

    Pada Kamis lalu, Israel mengumumkan serangkaian serangan di Lebanon selatan, dan mendesak warga sipil untuk mengungsi dari daerah-daerah yang menjadi sasaran.

    (fas/whn)

  • Israel Kembali Bombardir Lebanon, 3 Orang Tewas

    Iran Kutuk Serangan Israel terhadap Hizbullah di Lebanon: Biadab!

    Teheran

    Pemerintah Iran mengutuk apa yang mereka sebut sebagai serangan “biadab” oleh Israel terhadap Lebanon. Kecaman ini disampaikan Teheran setelah Tel Aviv, musuh bebuyutannya, menyerang posisi kelompok Hizbullah, sekutu Iran, di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AFP, Jumat (7/11/2025), Kementerian Luar Negeri Iran mendesak “Perserikatan Bangsa-Bangsa, komunitas internasional, dan negara-negara regional untuk mengkonfrontasi hasutan perang” Israel.

    Kementerian Luar Negeri Teheran juga menyampaikan “belasungkawa atas gugurnya warga Lebanon dalam serangan biadab tersebut”.

    Militer Israel mengatakan pada Kamis (6/11) bahwa pasukannya melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon bagian selatan, yang diklaim menargetkan serangkaian posisi Hizbullah. Tel Aviv menuduh Hizbullah sedang berusaha membangun kembali kemampuan militer mereka di wilayah tersebut.

    Dalam pernyataannya, militer Israel mengklaim serangan terbarunya itu dimaksudkan untuk mencegah Hizbullah mempersenjatai kembali para petempurnya, setelah mengalami kerugian besar dalam pertempuran melawan Israel, termasuk terbunuhnya pemimpin mereka, Hassan Nasrallah, tahun lalu.

    Serangan itu dilancarkan tidak lama setelah militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi kepada penduduk Lebanon di beberapa wilayah. Perintah evakuasi itu dikeluarkan kepada para penduduk desa Taybeh, Tayr Debba, Aita Al-Jabal dan Zawtar al-Sharqiya di Lebanon bagian selatan.

    Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa sedikitnya satu orang tewas akibat pengeboman Israel pada Kamis (6/11) waktu setempat.

    Perintah evakuasi dan serangan udara itu terjadi setelah Israel menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon pada November 2024, yang dimaksudkan untuk mengakhiri pertempuran selama lebih dari setahun antara Tel Aviv dan Hizbullah.

    Beberapa bulan terakhir, militer Lebanon berupaya membersihkan lokasi-lokasi Hizbullah di wilayah selatan negaranya, sesuai ketentuan dalam perjanjian itu.

    Meskipun ada gencatan senjata, Israel berdalih pihaknya memiliki hak untuk menyerang target-target Hizbullah yang dianggap sebagai ancaman.

    Hizbullah, dalam pernyataan pada Kamis (6/11), menegaskan kelompoknya berkomitmen pada gencatan senjata, namun juga menegaskan tetap memiliki “hak yang sah” untuk melawan Israel. Hizbullah menolak untuk melucuti senjata mereka sepenuhnya, tetapi tidak menghalangi upaya militer Lebanon di wilayah selatan negara tersebut.

    Ditegaskan juga oleh Hizbullah bahwa pasukannya tidak menembaki Israel sejak kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku tahun lalu.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Profil Mayjen Hendy Antariksa, Jebolan Kopassus yang Jadi Pangdam I/Bukit Barisan

    Profil Mayjen Hendy Antariksa, Jebolan Kopassus yang Jadi Pangdam I/Bukit Barisan

    Profil Mayjen Hendy Antariksa, Jebolan Kopassus yang Jadi Pangdam I/Bukit Barisan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menunjuk Mayjen Hendy Antariksa sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) I/Bukit Barisan.
    Penunjukkan
    Mayjen Hendy Antariksa
    tersebut tertuang dalam Keputusan Panglima
    TNI
    Nomor Kep/1448/X/2025 tertanggal 30 Oktober 2025.
    Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan, mutasi dan rotasi ini adalah bagian dari sistem pembinaan karier yang terencana dan berkesinambungan.
    Mutasi dan rotasi ini tidak hanya sebatas penyesuaian struktural, tetapi juga merupakan strategi pembinaan organisasi agar tetap segar dan adaptif dalam menghadapi perkembangan lingkungan tugas yang dinamis.
    “Rotasi jabatan ini bukan sekadar proses administratif, melainkan wujud nyata pembinaan karier yang berorientasi pada peningkatan profesionalisme dan kesiapan satuan,” kata Freddy dalam keterangannya, Kamis (6/11/2025).
    “Dengan adanya regenerasi kepemimpinan, TNI memastikan setiap lini memiliki sosok pemimpin yang tangguh, responsif, dan mampu menjawab tantangan zaman,” sambungnya.
    Lantas, siapa Mayjen
    Hendy Antariksa
    yang kini menjabat sebagai Pangdam I/Bukit Barisan? Berikut profilnya:
    Mayjen Hendy Antariksa merupakan pati TNI yang lahir pada 20 Maret 1971 di Cimahi, Jawa Barat. Ia merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) dari kecabangan Infanteri (Kopassus) pada 1993.
    Pada 2010, Hendy pernah menjabat sebagai Komandan Satuan Tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-E/Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon.
    Namanya juga pernah mengisi posisi Komando Distrik Militer 0621 dan Perwira Pembantu Utama V/Kerjasama Militer Staf Operasi Angkatan Darat.
    Adapun sebelum ditunjuk menjadi Pangdam I/Bukit Barisan, Mayjen Hendy Antariksa mengisi kursi Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) sejak Mei 2025.
    Berikut riwayat karier militer Mayjen Hendy Antariksa:
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.