Negara: Lebanon

  • Panas Lagi! Israel Gempur Infrastruktur Militer Hizbullah di Lebanon

    Panas Lagi! Israel Gempur Infrastruktur Militer Hizbullah di Lebanon

    Jakarta

    Militer Israel kembali menyerang Lebanon. Kali ini, militer Israel menggempur lokasi infrastruktur militer di Lebanon selatan.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (21/4/2025), Angkatan Bersenjata Israel (IDF), nama resmi militer Israel, mengatakan pihaknya menyerang lokasi infrastruktur militer Hizbullah di wilayah Nabatieh, Lebanon selatan. Penyerangan itu terjadi pada Minggu (20/4).

    “Beberapa saat yang lalu, IDF (militer) menyerang beberapa peluncur dan lokasi infrastruktur militer tempat teroris Hizbullah beroperasi di wilayah Nabatieh di Lebanon selatan,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.

    Militer Israel mengklaim mereka juga telah menyerang wilayah Houla. Israel menyebut seorang anggota Hizbullah tewas dalam serangan itu.

    Israel mengatakan pihaknya juga menyerang Lebanon sehari sebelum penyerangan di Lebanon Selatan. Militer Israel menyebut seorang anggota kelompok militan tewas dalam serangan itu.

    Lihat Video ‘Netanyahu Minta IDF Tambah Tekanan ke Hamas: Demi Eksistensi Kita’:

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Panas Lagi! Israel Gempur Infrastruktur Militer Hizbullah di Lebanon

    Memanas Lagi! Militer Israel Gempur Infrastruktur Hizbullah di Lebanon

    Tel Aviv

    Militer Israel kembali menggempur lokasi infrastruktur kelompok Hizbullah di wilayah Lebanon bagian selatan semalam. Tel Aviv menegaskan akan melawan setiap upaya Hizbullah untuk membangun kembali kehadiran militer di negara tetangganya tersebut.

    Angkatan Bersenjata Israel (IDF), nama resmi militer Israel, seperti dilansir AFP, Kamis (17/4/2025), hanya mengatakan pasukannya telah melancarkan serangan udara terhadap target Hizbullah di Lebanon bagian selatan, tanpa menjelaskan lebih lanjut soal bagaimana serangan dilancarkan.

    “Dalam semalam, IDF menyerang lokasi infrastruktur teroris Hizbullah di Lebanon selatan,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    “IDF akan beroperasi melawan segala upaya Hizbullah untuk membangun kembali kehadiran militer dengan kedok perlindungan sipil,” tegas militer Israel.

    Tidak diketahui secara jelas apakah ada korban jiwa akibat gempuran Israel itu dan seberapa besar kerusakan yang terjadi.

    Meskipun gencatan senjata berlaku sejak 27 November tahun lalu untuk menghentikan pertempuran antara dengan Hizbullah, Israel terus melancarkan serangan udara hampir setiap hari terhadap wilayah Lebanon, yang merupakan negara tetangganya.

    Hizbullah, yang secara signifikan dilemahkan selama perang melawan Israel, bersikeras bahwa kelompoknya mematuhi gencatan senjata, bahkan ketika rentetan serangan Tel Aviv terus berlanjut.

    Walaupun ada tembakan roket dari Lebanon ke wilayah Israel yang dilaporkan sejak gencatan senjata dicapai, namun sejauh ini tidak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan roket itu.

    Militer Lebanon, pada Rabu (16/4), mengatakan pihaknya telah menangkap sejumlah orang yang diduga mendalangi serangan roket ke wilayah Israel dari Lebanon.

    Seorang pejabat keamanan setempat, yang enggan disebut namanya, menuturkan kepada AFP bahwa tiga orang di antaranya yang ditahan merupakan anggota kelompok Hamas, sekutu Hizbullah.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Semakin Persulit Negosiasi dengan Hamas, Menhan Israel Ungkap Pasukannya Akan Tetap Berada di Gaza – Halaman all

    Semakin Persulit Negosiasi dengan Hamas, Menhan Israel Ungkap Pasukannya Akan Tetap Berada di Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan pasukan Israel akan tetap berada di apa yang disebut zona keamanan di Jalur Gaza, Lebanon, dan Suriah tanpa batas waktu.

    Pernyataan Israel Katz ini dapat semakin mempersulit pembicaraan dengan Hamas mengenai gencatan senjata dan pembebasan sandera.

    “Tidak seperti di masa lalu, (militer Israel) tidak mengevakuasi wilayah yang telah dibersihkan dan direbut,” kata Israel Katz dalam sebuah pernyataan, Rabu (16/4/2025), dilansir AP News.

    “Militer akan tetap berada di zona keamanan sebagai penyangga antara musuh dan masyarakat (Israel) dalam situasi sementara atau permanen apa pun di Gaza — seperti di Lebanon dan Suriah,” jelasnya.

    Sementara itu, Hamas mengatakan tidak akan membebaskan puluhan sandera yang tersisa tanpa penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan gencatan senjata yang langgeng.

    “Mereka berjanji bahwa para sandera akan didahulukan. Dalam praktiknya, Israel memilih untuk merebut wilayah sebelum para sandera,” kata organisasi utama yang mewakili keluarga para sandera dalam sebuah pernyataan.

    “Ada satu solusi yang diinginkan dan layak, yaitu pembebasan semua sandera sekaligus sebagai bagian dari kesepakatan, bahkan dengan mengorbankan berakhirnya perang,” tambah organisasi itu.

    Hamas Minta Pasukan Israel Mundur

    Hamas telah berulang kali menggambarkan seruan untuk melucuti senjata sebagai garis merah yang tidak akan dilintasinya.

    Hamas juga telah mengatakan pasukan Israel harus mundur dari Gaza di bawah gencatan senjata permanen apa pun.

    “Setiap gencatan senjata yang tidak memiliki jaminan nyata untuk menghentikan perang, mencapai penarikan penuh, mencabut blokade, dan memulai rekonstruksi akan menjadi jebakan politik,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan pada Rabu, dikutip dari Arab News.

    Dua pejabat Israel mengatakan minggu ini bahwa tidak ada kemajuan dalam pembicaraan, meskipun ada laporan media tentang kemungkinan gencatan senjata untuk memungkinkan pertukaran beberapa dari 59 sandera yang masih ditahan di Gaza dengan tahanan Palestina.

    Pejabat Israel mengatakan peningkatan tekanan militer akan memaksa Hamas untuk membebaskan para sandera.

    Namun, pemerintah telah menghadapi demonstrasi besar-besaran oleh pengunjuk rasa Israel yang menuntut kesepakatan untuk menghentikan pertempuran dan mendapatkan mereka kembali.

    Sebagai informasi, serangan Israel di Gaza menewaskan 22 orang lainnya, menurut pejabat kesehatan setempat, termasuk seorang gadis yang belum berusia satu tahun.

    Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan penangguhan masuknya bahan bakar, medis, dan pasokan makanan oleh Israel sejak awal Maret 2025 telah mulai menghambat pekerjaan beberapa rumah sakit yang masih beroperasi, dengan persediaan medis yang menipis.

    “Ratusan pasien dan individu yang terluka kehilangan obat-obatan penting, dan penderitaan mereka semakin parah karena penutupan penyeberangan perbatasan,” kata kementerian tersebut.

    Pasukan Israel telah mengambil alih lebih dari separuh wilayah Gaza dalam kampanye baru untuk menekan Hamas agar membebaskan para sandera setelah Israel mengakhiri gencatan senjata bulan lalu.

    Israel juga menolak untuk mundur dari beberapa wilayah di Lebanon setelah gencatan senjata dengan kelompok militan Hizbullah tahun lalu, dan merebut zona penyangga di Suriah selatan setelah pemberontak menggulingkan Presiden Bashar Assad pada Desember 2024.

    Israel mengatakan pihaknya harus mempertahankan kontrol atas apa yang disebutnya sebagai zona keamanan untuk mencegah terulangnya serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, di mana ribuan militan menyerbu ke Israel selatan dari Gaza, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik 251 orang.

    Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 51.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak menyebutkan berapa banyak warga sipil atau kombatan tetapi mengatakan wanita dan anak-anak merupakan lebih dari separuh korban tewas.

    Israel mengatakan telah menewaskan sekitar 20.000 militan, tanpa memberikan bukti.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Yordania Gagalkan Serangan Ikhwanul Muslimin, Tangkap 16 Anggotanya

    Yordania Gagalkan Serangan Ikhwanul Muslimin, Tangkap 16 Anggotanya

    Amman

    Otoritas Yordania menggagalkan rencana serangan kelompok Ikhwanul Muslimin terhadap target-target di negara tersebut dengan melibatkan roket dan drone. Yordania juga menangkap 16 anggota Ikhwanul Muslimin, yang dilatih dan didanai di Lebanon, terkait rencana serangan itu.

    Otoritas Yordania, seperti dilansir Reuters, Rabu (16/4/2025), mengatakan bahwa setidaknya satu roket siap untuk diluncurkan sebagai bagian dari operasi yang telah diawasi oleh pasukan keamanan negara itu sejak tahun 2021.

    Ikhwanul Muslimin, yang merupakan salah satu gerakan Islam tertua dan paling berpengaruh di dunia Arab, dalam sebuah pernyataan yang dikirimkan ke Reuters membantah adanya keterkaitan dengan dugaan rencana serangan di Yordania itu.

    Ditegaskan Ikhwanul Muslimin bahwa kelompoknya selalu mengupayakan jalur politik yang damai, dan bahwa cabang kelompok mereka di Yordania telah beroperasi secara legal selama beberapa dekade.

    Sayap politik Ikhwanul Muslimin di Yordania, Front Aksi Islam, menjadi kelompok politik terbesar di parlemen setelah pemilu parlemen pada September lalu, meskipun sebagian besar kursi mereka masih dipegang oleh para pendukung pemerintah.

    Pasukan keamanan Yordania, menurut pernyataan Departemen Intelijen Umum, menemukan fasilitas pembuatan roket di samping sebuah pabrik drone.

    “Rencana itu bertujuan untuk merusak keamanan nasional, menebar kekacauan, dan menyebabkan kerusakan material di dalam kerajaan,” sebut Departemen Intelijen Umum.

    Lihat juga Video Pria Bersenjata di Dekat Kedubes Israel di Yordania Ditembak Mati

    Juru bicara pemerintah Yordania, Mohammad al Momani, mengatakan dalam jumpa pers bahwa sejumlah roket yang ditemukan di tempat persembunyian rahasia di pinggiran ibu kota itu diproduksi dengan jangkauan sekitar 3-5 kilometer untuk digunakan terhadap target-target di dalam wilayah Yordania. Sumber keamanan setempat menyebut ada puluhan roket yang ditemukan.

    Momani menambahkan bahwa pemerintah akan menyiarkan pengakuan lengkap dari para tersangka, yang beberapa di antaranya mendapatkan pelatihan di Lebanon.

    Perdana Menteri (PM) Lebanon Nawaf Salam mengatakan bahwa negaranya siap bekerja sama dengan otoritas Yordania, tak lama setelah para tersangka ditampilkan dalam video yang disiarkan oleh Amman yang menyebut mereka dilatih di Lebanon.

    Lihat juga Video Pria Bersenjata di Dekat Kedubes Israel di Yordania Ditembak Mati

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hamas Akan Tanggapi Tawaran Gencatan Senjata Terbaru Israel Dalam 48 Jam, IDF Pakai Taktik Bom Sipil – Halaman all

    Hamas Akan Tanggapi Tawaran Gencatan Senjata Terbaru Israel Dalam 48 Jam, IDF Pakai Taktik Bom Sipil – Halaman all

    Hamas Akan Tanggapi Tawaran Gencatan Senjata Terbaru Israel Dalam 48 Jam, IDF Pakai Taktik Bom Sipil

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kalau gerakan perlawanan Palestina itu akan menyerahkan jawaban atas proposal Israel untuk pertukaran sandera-tahanan kepada mediator dalam waktu 48 jam.

    Juru bicara Hamas, Jihad Taha kepada saluran Qatar Al-Araby Al-Jadeed mengatakan kalau upaya mediator untuk mencapai kesepakatan sedang berlangsung.

    Dia menekankan kalau gerakannya merespons secara positif keinginan mediator (Mesir, Qatar, dan AS) untuk menghentikan perang di Gaza.

    Namun Taha menambahkan, mediator perlu menunjukkan sikap tegas ke Israel yang terbukti berulang kali melanggar kesepakatan sebelumnya.

    “Sikap Israel yang menghindari komitmen terhadap proposal yang diajukan oleh para mediator memerlukan intervensi tegas dari komunitas internasional, khususnya pemerintah AS, untuk menekan Israel agar mematuhi apa yang telah disepakati,” kata dia dikutip dari Khaberni, Selasa (15/4/2025).

    Pihak Mesir melaporkan kalau usulan perjanjian antara Israel dan Hamas mencakup pembebasan tujuh hingga sembilan sandera hidup.

    Usulan tersebut disampaikan kepada Hamas, dan gerakan itu menyatakan kesediaannya untuk membahasnya.

    Namun, Hamas dilaporkan belum mundur dari posisi berprinsipnya kalau semua tahanan akan dibebaskan hanya dengan imbalan gencatan senjata permanen—sebuah posisi yang tidak ingin diterima oleh Netanyahu dan kepala negosiator Israel, Dermer.

    Kesenjangan ini yang berpotensi kembali menjadi faktor gagalnya perundingan.

    Reuters mengutip pernyataan pejabat senior Hamas kemarin yang mengatakan kalau gerakan tersebut siap membebaskan para sandera Israel secara sekaligus jika gencatan senjata dilakukan secara permanen dan Israel melakukan penarikan pasukan penuh dari Jalur Gaza.

    Namun, Mesir menyampaikan pesan yang jelas kepada gerakan tersebut:

    “Jendela kesempatan untuk negosiasi terbatas, setelah itu Israel akan meningkatkan tekanan militer.”

    AGRESI GAZA – Pasukan Israel (IDF) memasuki wilayah Gaza Utara. Agresi baru IDF ke Jalur Gaza rupanya disertai penentangan dari kalangan internal militer Israel, terlebih IDF dilaporkan memiliki tujuan untuk menduduki Jalur Gaza dalam agresi kali ini. (IDF/Ynet)

    Rincian Usulan Gencatan Senjata Israel

    Sebuah sumber yang terlibat dalam negosiasi mengatakan dua minggu ke depan sangat penting untuk menentukan apakah terobosan akan dicapai untuk gencatan senjata parsial lainnya.

    Sumber keamanan lain menyatakan: “Ini adalah hari-hari penting, tetapi belum ada kesepakatan substantif.”

    TV Al-Mayadeen milik kelompok Hizbullah Lebanon, juga melaporkan kalau rincian tawaran yang diajukan Israel tampaknya mencakup pembebasan 10 sandera, termasuk tentara AS Idan Alexander.

    Menurut laporan, perjanjian tersebut akan mencakup gencatan senjata sementara selama 45 hari, di mana 10 sandera Israel yang masih hidup dan 16 sandera Israel yang telah meninggal akan dibebaskan.

    Sebagai imbalannya, Israel akan mengizinkan bantuan dan peralatan masuk ke Gaza, dan ratusan tahanan Palestina akan dibebaskan.

    Pejabat Mesir mengatakan kepada saluran Qatar kalau “Israel melanjutkan kebijakannya untuk menghindari kewajibannya, sambil terus memaksakan fakta-fakta baru di lapangan dengan kekerasan.”

    Sumber tersebut mengatakan, pembicaraan yang diadakan dalam beberapa hari terakhir antara mediator regional dan internasional gagal membujuk Israel untuk membuat konsesi substantif apa pun.

    Menurut sumber tersebut, “pemimpin Mesir yakin bahwa Israel memanfaatkan negosiasi tersebut sebagai kedok untuk melanjutkan operasi militernya, terutama di wilayah Rafah.”

    SERANGAN UDARA ISRAEL – Tangkap layar Khaberni yang menunjukkan bekas ledakan bom dari serangan udara Israel di Beit Lahia, Gaza Utara, Sabtu (14/3/2025). Israel berdalih, serangan menargetkan terduga milisi perlawanan yang hendak memasang perangkap. Sejumlah saksi menuturkan kalau para korban adalah warga sipil, termasuk 4 jurnalis dari 9 korban yang dilaporkan. (khaberni/tangkap layar)

    Taktik Israel Bombardir Warga Sipil

    Sumber keamanan Israel mengonfirmasi kalau masih ada kesenjangan dan jarak yang signifikan dalam negosiasi gencatan senjata di Gaza dan penyelesaian kesepakatan pertukaran sandera- ahanan dengan Hamas.

    Sumber itu menambahkan kepada surat kabar Israel Yedioth Ahronoth kalau meskipun terdapat kesenjangan dan jarak yang signifikan dalam negosiasi tersebut, ia mengharapkan sebuah kesepakatan akan dicapai dalam beberapa minggu.

    Sumber itu menekankan kalau Israel menuntut sembilan atau sepuluh tahanan hidup, sementara Hamas telah menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan tujuh atau delapan tahanan.

    Sumber tersebut mengklaim kalau Hamas menetapkan persyaratan yang “tidak dapat diterima” bagi Tel Aviv merujuk pada permintaan Hamas agar perang dihentikan sepenuhnya dan Israel menarik mundur pasukan dari Gaza.

    Karena itu, kata sumber, Israel meyakini kalau tekanan militer akan membuahkan hasil.

    Tekanan militer yang dimaksud adalah bombardemen buta Israel yang sebagian besar justru menyasar warga sipil ketimbang milisi. 

    “Makanan dan bahan bakar akan habis dalam beberapa minggu ke depan, dan kembalinya warga Palestina ke Gaza utara telah sepenuhnya dicegah,” katanya menjelaskan bentuk lain dari tekanan militer lain yang dimaksud.

    Sumber tersebut menunjukkan adanya tekanan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, “yang membuat mereka tidak stabil,”.

    Dia menekankan kalau tekanan politik dan militer kemungkinan besar akan menekan Hamas dan menghasilkan kesepakatan, katanya.

    Hamas mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya sedang mempelajari proposal yang disampaikan oleh para mediator “dengan tanggung jawab nasional yang besar,”.

    Hamas menekankan bahwa setiap perjanjian dengan Israel harus mencakup gencatan senjata dan rekonstruksi Gaza.

    Sebelumnya, Agence France-Presse mengutip seorang pejabat Hamas yang mengatakan bahwa gerakan itu siap membebaskan semua tahanan Israel dengan imbalan gencatan senjata dan penarikan pasukan dari Jalur Gaza.

     

    (oln/khbrn/*)

     
     

  • Israel Klaim Tewaskan Komandan Hizbullah dalam Serangan Udara di Lebanon

    Israel Klaim Tewaskan Komandan Hizbullah dalam Serangan Udara di Lebanon

    Jakarta

    Militer Israel mengatakan telah menewaskan seorang komandan Hizbullah dalam serangan udara di dekat desa Aitaroun di Lebanon bagian selatan. Serangan Israel itu dilancarkan meskipun ada gencatan senjata sejak November lalu dengan kelompok bersenjata Lebanon tersebut.

    “Dini hari ini, IDF menyerang dan melenyapkan seorang komandan peleton di Pasukan Operasi Khusus Hizbullah, di wilayah Aitaroun di Lebanon selatan,” kata pihak militer Israel dalam sebuah pernyataan dilansir kantor berita AFP, Selasa (15/4/2025).

    Saat ini sebagian besar lokasi militer milik kelompok Hizbullah di Lebanon selatan telah ditempatkan di bawah kendali tentara Lebanon. Demikian diungkapkan seorang sumber yang dekat dengan kelompok milisi itu pada Sabtu (12/4).

    Gencatan senjata pada 27 November 2024 lalu yang mengakhiri konflik selama lebih dari setahun antara Hizbullah dan Israel, termasuk perang besar-besaran selama dua bulan, menetapkan bahwa hanya pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan tentara Lebanon yang boleh dikerahkan di wilayah selatan negara itu.

    Kesepakatan itu mengharuskan kelompok yang didukung Iran itu, membongkar infrastruktur militernya yang tersisa di selatan dan memindahkan para petempurnya ke utara Sungai Litani, yang berjarak sekitar 30 kilometer (19 mil) dari perbatasan Israel.

    Berdasarkan gencatan senjata, Israel harus menyelesaikan penarikan pasukannya dari Lebanon paling lambat 18 Februari lalu, setelah gagal memenuhi tenggat waktu Januari. Namun, Israel tetap menempatkan pasukannya di lima tempat di Lebanon yang dianggapnya strategis.

    Israel pun terus menyerang apa yang disebutnya sebagai infrastruktur Hizbullah atau anggota kelompok itu di Lebanon.

    Lihat juga Video: Israel Rilis Rekaman Serangan yang Tewaskan Pemimpin Hizbullah

    (fca/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Semakin Persulit Negosiasi dengan Hamas, Menhan Israel Ungkap Pasukannya Akan Tetap Berada di Gaza – Halaman all

    Invasi Israel ke Gaza Makin Lemot, IDF Tambah Susah Gulingkan Hamas, Bisa Butuh Bertahun-tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kecepatan atau laju invasi terbaru Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ke Jalur Gaza mulai 18 Maret kemarin disebut makin melambat.

    IDF diklaim telah membunuh sekitar 5.000 pejuang Hamas hanya beberapa pekan setelah perang di Gaza meletus pada bulan Oktober 2023.

    Namun, operasi militer Israel dalam beberapa pekan ini hanya menghasilkan sedikit kemajuan. Bahkan, dalam beberapa hari Israel hanya bisa membunuh segelintir pejuang Hamas.

    Dikutip dari The Jerusalem Post, IDF pada tanggal 25 Maret kemarin mengaku telah membunuh 150 pejuang Hamas sejak perang Gaza dilanjutkan. Kebanyakan dari mereka tewas hanya dalam waktu 10 menit serangan udara besar-besaran tanggal 18 Maret.

    Per 3 April, IDF “hanya” membunuh sekitar 250 pejuang Hamas. Artinya, hanya ada tambahan 100 pejuang yang tewas selama lebih dari seminggu.

    Adapun per 6 April, jumah pejuang Hamas yang tewas hanya bertambah menjadi 300 orang atau hanya ada tambahan 50 orang dalam seminggu.

    Sebagai perbandingan, IDF diklaim membunuh sekitar 5.000 pejuang Hamas hanya dalam waktu 20 hari, atau sekitar 250 pejuang tewas per hari.

    Lalu, dari tanggal 1 hingga Desember 2023, IDF membunuh sekitar 2.000 pejuang Hamas dalam 10 hari di Kota Khan Yunis, Gaza.

    TENTARA ISRAEL – Pasukan infanteri Tentara Israel (IDF) saat melaksanakan operasi militer di Jabalia, Gaza Utara. Penyergapan demi penyergapan menyebabkan kerugian besar di kalangan IDF. (RNTV/tangkapan layar)

    Israel dilanda ketidakberuntungan, tidak hanya karena kemajuannya di medan tempur melambat, tetapi juga karena jumlah pejuang Hamas terus bertambah. Setidaknya saat ini Hamas memiliki 20.000 hingga 25.000 pejuang.

    Senin pekan ini IDF hanya mengumumkan ada sedikit pejuang Hamas yang dibunuhnya, bisa dihitung dengan jari.

    IDF memilih berfokus memberikan informasi tentang upaya menghancurkan infrastruktur Hamas, misalnya terowongan dan gudang senjata.

    Sudah ada banyak terowongan yang ditemukan IDF. Meski demikian, Israel sejauh ini disebut baru menemukan 25 persen terowongan Hamas.

    Para narasumber dari internal IDF mengakui lambatnya laju invasi Israel. Kepada The Jerusalem Post, mereka mengatakan jika invasi tetap lambat seperti ini, Hamas mungkin baru bisa dikalahkan bertahun-tahun kemudian.

    Saat ini ada tiga divisi IDF yang beroperasi di Gaza yakni Divisi Ke-252, Ke-143, dan Ke-36. Ketiga divisi itu beroperasi lebih sedikit dibandingkan dengan saat perang meletus.

    Hamas bangkit, Israel kekurangan tentara

    Awal tahun ini media-media Israel melaporkan Hamas telah bangkit lagi. The Jerusalem Post dan Channel 12 menyampaikan Hamas merekrut personel baru.

    Channel 12 menyebut Hamas dan kelompok Jihad Islam disebut memiliki 20.000 hingga 23.000 pejuang, sedangkat The Jerusalem Post mengklaim jumlah pejuang Hamas mencapai sekitar 12.000 orang.

    Menurut IDF, pada awal perang jumlah pejuang Hamas mencapai 25.000 personel. IDF mengatakan ada 14.000 hingga 16.000 pejuang Hamas yang terluka.

    Sementara itu, beberapa hari lalu para komandan IDF mengakui bahwa Brigade Rafah milik Hamas yang beroperasi di Kota Rafah belum bisa dikalahkan. Padahal, Israel sudah mengumumkan brigade itu sudah dihancurkan lebih dari enam bulan lalu.

    “Ada cukup banyak kritik terhadap pernyataan para politikus, yang dipimpin oleh pernyataan perdana menteri, yang tahun kemarin menyatakan Israel berada di ambang kemenangan,” kata Yedioth Ahronoth dalam artikel yang terbit minggu lalu.

    “Khayalan tentang kalahnya Brigade Rafah, itu disesalkan dan bukan pertama kalinya, adalah contoh lain tentang kesenjangan yang muncul di antara pesan kepada masyarakat dan kenyataan di medan tempur.”

    LARAS TANK MERKAVA – Foto tangkap layar Khaberni, Rabu (12/2/2025) menunjukkan pasukan Israel (IDF) menjejerkan posisi laras meriam tank Merkava dalam agresi militer di Gaza. (Khaberni/tangkapan layar)

    Israel juga dilanda krisis kekurangan tentara. Direktorat Operasi IDF mengatakan kelangkaan tentara ini belum pernah terjadi sejak era pendudukan Israel di Lebanon selatan 1982, kemudian Intifada Kedua tahun 2000-an.

    Menurut IDF, kelangkaan itu disebabkan oleh “ketenangan palsu” selama bertahun-tahun. Lalu, kini IDF berusaha mencegah Hizbullah dan Hamas pulih seperti sedia kala.

    Saat ini pengerahan tentara Israel makin sering terjadi, rotasinya lebih lama, dan cuti menjadi lebih sedikit.

    Tentara Israel diperkirakan akan didera beban yang belum pernah terjadi sebelumnya lantaran IDF kesulitan memenuhi permintaan akan keamanan.

    Meski demikian, tentara Israel sudah mulai merasakan beban itu. Kini mereka hanya bisa beristirahat sekali tiap 2,5 pekan. Adapun selama 15 tahun sebelumnya, tentara bisa pulang ke rumah sekali setiap dua pekan.

    “Masyarakat Israel, rekrutmen baru, tentara aktif, dan terutama orang tua mereka harus menyesuaikan ekspektasi merek. Mereka akan jauh lebih jarang melihat anak mereka dalam beberapa tahun mendatang,” kata IDF.

  • Hamas Belum Ditundukkan, Bos Besar IDF Akui Israel Masih Gagal Capai Semua Tujuan di Gaza – Halaman all

    Hamas Belum Ditundukkan, Bos Besar IDF Akui Israel Masih Gagal Capai Semua Tujuan di Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letjen Eyal Zamir mengakui bahwa Hamas hingga kini belum bisa dikalahkan di Jalur Gaza.

    Zamir mengatakan tentara Israel kekurangan personel dan sumber daya lainnya guna mencapai tujuan-tujuannya di tanah Palestina itu.

    Menurut dia, Hamas masih mengontrol Gaza meski sudah digempur IDF selama lebih dari 1,5 tahun.

    Media besar Israel, Yedioth Ahronoth, melaporkan Zamir baru-baru ini telah berbicara kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai kegagalan Israel mencapai tujuannya.

    Dia menyebut strategi yang berkutat pada militer saja tidak bisa mewujudkan semua tujuan di Gaza, terutama di tengah absennya diplomasi sebagai pelengkap.

    Adapun saat ini IDF meneruskan operasi darat secara terbatas dengan menerapkan rencana yang disebut “Mini Oranim”.

    Rencana ini berfokus pada perluasan zona penyangga atau buffer zone di dekat perbatasan Gaza guna menekan Hamas agar membebaskan lebih banyak sandera atau menyepakati syarat-syarat perjanjian yang mungkin diwujudkan.

    Sementara itu, seorang pejabat senior pertahanan Israel berkata kepada Yedioth Ahronoth bahwa Zamir mengungkapkan fakta di lapangan.

    “Zamir tidak membuat fakta-fakta terlihat lebih bagus,” kata pejabat itu.

    “Dia berkata kepada para pemimpin agar meninggalkan sejumlah khayalan mereka.”

    Pernyataan Zamir itu memperkuat dugaan bahwa IDF enggan mengakui kegagalan-kegagalannya sebelumnya.

    SERANGAN BESAR – Pasukan Israel berkumpul jelang penyerbuan dan invasi darat terbuka ke berbagai wilayah di Jalur Gaza. (khaberni/tangkap layar)

    Sudah 18 bulan berlalu sejak perang di Gaza meletus pada bulan Oktober 2023. Saat ini sebagian besar Gaza masih dikontrol oleh Hamas.

    Media Israel itu mengatakan pendudukan kembali Gaza secara penuh bisa memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

    Kini angka keikutsertaan tentara cadangan dalam satuan tempur mencapai 60 hingga 70 persen.

    “Ada kekhawatiran bahwa jumlah itu tidak akan bertambah jika ada serangan lebih besar,” ujar pejabat pertahanan itu.

    Israel dilanda krisis tentara

    Beberapa waktu lalu Yedioth Ahronoth juga melaporkan bahwa IDF sudah memperingatkan adanya krisis tentara.

    Direktorat Operasi IDF mengatakan kelangkaan tentara ini belum pernah terjadi sejak era pendudukan Israel di Lebanon selatan 1982, kemudian Intifada Kedua tahun 2000-an.

    Menurut IDF, kelangkaan itu disebabkan oleh “ketenangan palsu” selama bertahun-tahun. Lalu, kini IDF berusaha mencegah Hizbullah dan Hamas pulih seperti sedia kala.

    Kini pengerahan tentara Israel makin sering terjadi, rotasinya lebih lama, dan cuti menjadi lebih sedikit.

    Tentara Israel diperkirakan akan didera beban yang belum pernah terjadi sebelumnya lantaran IDF kesulitan memenuhi permintaan akan keamanan.

    Meski demikian, tentara Israel sudah mulai merasakan beban itu. Kini mereka hanya bisa beristirahat sekali tiap 2,5 pekan. Adapun selama 15 tahun sebelumnya, tentara bisa pulang ke rumah sekali setiap dua pekan.

    TENTARA ISRAEL – Foto ini diambil pada Minggu (9/2/2025) dari publikasi resmi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Sabtu (8/2/2025) memperlihatkan tentara Israel dari Pasukan Komando Selatan dikerahkan ke beberapa titik di Jalur Gaza. (Telegram IDF)

    “Masyarakat Israel, rekrutmen baru, tentara aktif, dan terutama orang tua mereka harus menyesuaikan ekspektasi mereka. Mereka akan jauh lebih jarang melihat anak mereka dalam beberapa tahun mendatang,” kata IDF.

    Para pejabat militer mengaku melakukan segalanya agar bisa mengurangi beban para tentara cadangan yang kelelahan.

    “Tetapi tentara tempur reguler akan menanggung beban itu. Kita perlu ribuan tentara di pos-pos terluar baru di dalam wilayah Lebanon, di Dataran Tinggi Golan, dan di sepanjang zona penyangga Jalur Gaza,” kata pejabat Israel.

    Hamas diklaim pulihkan kekuatan

    Di sisi lain, Hamas diklaim telah memulihkan kekuatannya.

    Dikutip dari The Middle East Eye, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada bulan Januari lalu mengatakan Hamas telah merekrut banyak pejuang baru.

    Blinken menyebut Israel berhasil melenyapkan para pemimpin Hamas di Gaza, Lebanon, dan Iran. Namun, Hamas tetap berkuasa di Gaza.

    “Israel harus meninggalkan mitor bahwa mereka bisa melakukan aneksasi tanpa biaya dan konsekuensi terhadap demokrasi Israel,” kata Blinken.

  • Prabowo sebut ada terobosan soal Gaza dari konsultasi lima negara

    Prabowo sebut ada terobosan soal Gaza dari konsultasi lima negara

    Presiden RI Prabowo Subianto memberikan keterangan sebelum kepulangannya ke Jakarta di Pangkalan Udara Marka, Amman, Yordania, Senin sore waktu setempat (14/4/2025). ANTARA/Aria Cindyara

    Prabowo sebut ada terobosan soal Gaza dari konsultasi lima negara
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 15 April 2025 – 06:42 WIB

    Elshinta.com – Presiden RI Prabowo Subianto menyebutkan akan ada terobosan soal kepentingan rakyat Palestina, terutama di Jalur Gaza berdasarkan hasil konsultasi dengan lima negara dalam lawatannya, yakni Persatuan Emirat Arab, Turki, Qatar, Mesir dan Yordania.

    Hal itu disampaikan Presiden saat ditemui dalam keterangannya sebelum kepulangannya ke Jakarta di Pangkalan Udara Marka, Amman, Yordania, Senin (14/4) sore waktu setempat.

    “Alhamdulillah, kita dapat ‘update’ yang jernih, kita berharap mungkin dalam waktu dekat akan ada terobosan ke arah yang baik tentunya,” kata Presiden Prabowo melalui rekaman suara yang diterima di Jakarta, Senin malam.

    Prabowo menjelaskan pemerintah harus memperhitungkan dan membela kepentingan semua pihak, terutama terhadap warga Palestina.

    Dalam pertemuan bilateral bersama Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein, di Istana Al Husseiniya, Amman, Kerajaan Yordania Hasyimiyah, pada Senin (14/4), Raja Abdullah II juga menekankan peran strategis Indonesia di kancah global.

    Peran tersebut salah satunya dalam merespons situasi di kawasan Timur Tengah yang saat ini tengah mengalami ketidakstabilan akibat perang di Gaza, Lebanon, dan Suriah.

    “Saya benar-benar meyakini bahwa di bawah kepemimpinan Anda, Indonesia akan memainkan peran penting bagi kita semua dalam mengatasi banyak persoalan,” kata Raja Abdullah II.

    Presiden Prabowo pun kembali menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina. Selain itu, Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya mencari solusi damai yang adil dan seimbang di kawasan tersebut.

    “Indonesia sangat mendukung hak rakyat Palestina untuk merdeka dan memiliki negara sendiri,” tuturnya.

    Adapun lawatan kenegaraan Presiden Prabowo ke kawasan Timur Tengah membawa misi utama penyelesaian perdamaian di Gaza, Palestina, termasuk rencana evakuasi warga Palestina ke Indonesia.

    Di sisi lain, Presiden menyatakan rencana Indonesia mengevakuasi warga Palestina dari Jalur Gaza dilakukan setelah mencapai kesepakatan dari para pemimpin dunia, khususnya di kawasan Timur Tengah.

    Sumber : Antara

  • Cerita Prabowo soal Persahabatannya dengan Raja Yordania Abdullah II

    Cerita Prabowo soal Persahabatannya dengan Raja Yordania Abdullah II

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengungkap kedekatannya dengan Raja Yordania Abdullah II saat bertemu di Istana Al Husseiniya, Amman, Senin (14/4/2025). 

    Momen hangat antara kedua pemimpin negara ini menarik perhatian publik, terutama karena interaksi keduanya tampak akrab dan penuh kekeluargaan.

    Menanggapi pertanyaan wartawan terkait hubungan pribadinya dengan Raja Abdullah II, Presiden Ke-8 RI itu pun menjelaskan bahwa keduanya telah menjalin persahabatan sejak lama.

    “Memang kami sahabat lama, waktu kita masih muda. Sekarang masih berjiwa muda, tapi kita bersahabat. Terima kasih,” ujarnya dikutip mellaui Youtube Sekretariat Presiden, Senin (14/4/2025).

    Kepala Negara pun mengamini bahwa pertemuan bilateral dengan Raja Abdullah II menjadi bagian dari rangkaian diplomasi intensif yang dilakukan Presiden Prabowo di kawasan Timur Tengah.

    Selain membahas isu kemanusiaan di Gaza, pertemuan ini juga menyoroti kerja sama bilateral Indonesia–Yordania dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan ketahanan pangan.

    “Yordania telah lama menjadi sahabat baik bagi Indonesia, dan kami selalu merasa memiliki solidaritas dengan Anda. Kami [Indonesia dan Yordania] merupakan negara yang berada pada garis terdepan dalam membela kepentingan rakyat Palestina,” ucapnya.

    Kepala Negara turut menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina.

    Selain itu, orang nomor satu di Indonesia itu juga menekankan pentingnya mencari solusi damai yang adil dan seimbang di kawasan tersebut. “Indonesia sangat mendukung hak rakyat Palestina untuk merdeka dan memiliki negara sendiri,” tuturnya.

    Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin juga sepakat untuk memperkuat kerja sama bilateral, termasuk di bidang pertanian.

    Bahkan, Prabowo secara khusus menyampaikan ketertarikan Indonesia untuk belajar dari kemajuan teknologi pertanian Yordania.

    “Yodania memiliki teknologi maju di bidang pertanian, dan kami ingin belajar tentang hal tersebut. Saya membawa Menteri Pertanian saya dalam kunjungan ini, dan saya berharap akan ada tindak lanjut nyata dari semua isu yang kita bahas,” tandas Prabowo.

    Di sisi lain, Raja Abdullah II menyampaikan apresiasinya atas kunjungan Prabowo serta menyoroti hubungan persahabatan panjang antara keduanya yang telah terjalin sejak masa muda mereka sebagai prajurit.

    “Suatu kehormatan bagi saya untuk menyambut Anda dalam kunjungan resmi pertama Anda ke Yordania sebagai Presiden Indonesia. Anda dan saya memiliki persahabatan yang telah terjalin selama berpuluh-puluh tahun sejak kita masih menjadi prajurit muda, dan itu adalah sesuatu yang tidak pernah saya lupakan,” ujar Abdullah II.

    Abdullah II juga menekankan peran strategis Indonesia di kancah global. Salah satunya dalam merespons situasi di kawasan Timur Tengah yang saat ini tengah mengalami ketidakstabilan akibat perang di Gaza, Lebanon, dan Suriah.

    “Saya benar-benar meyakini bahwa di bawah kepemimpinan Anda, Indonesia akan memainkan peran penting bagi kita semua dalam mengatasi banyak persoalan,” pungkas Abdullah II.