Negara: Lebanon

  • Drone Israel Kembali Intai Beirut, Warga Dengar Suara Mengancam dari Langit – Halaman all

    Drone Israel Kembali Intai Beirut, Warga Dengar Suara Mengancam dari Langit – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Drone pengintai Israel kembali terlihat melintas di atas Beirut pada Rabu (23/4/2025) pagi.

    Warga ibu kota Lebanon mengaku khawatir dengan potensi eskalasi lebih lanjut.

    Menurut laporan yang dikutip dari Al Jazeera dan sejumlah media lokal, suara dengungan pesawat nirawak terdengar jelas di berbagai penjuru kota sejak dini hari.

    Kehadiran drone Israel bukan hal baru bagi Beirut.

    Dalam sepekan terakhir, pesawat tak berawak tersebut dilaporkan telah beberapa kali muncul di langit Lebanon, terutama di wilayah selatan yang berbatasan langsung dengan Israel.

    Ketegangan meningkat setelah serangan drone Israel pada hari Selasa (22/4/2025) menewaskan seorang anggota kelompok Jamma Islamiya di daerah Baawerta, sekitar 20 kilometer selatan Beirut.

    Korban diketahui merupakan bagian dari organisasi Sunni yang didirikan pada 1960-an sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin.

    Serangan ini memperpanjang daftar serangan lintas batas yang terus menambah ketegangan antara Israel dan kelompok bersenjata di Lebanon, terutama sejak pecahnya konflik di Gaza pada akhir 2023.

    Kehadiran drone yang terus-menerus di atas wilayah udara Lebanon telah menuai kecaman dari pemerintah Lebanon.

    Hingga berita ini diturunkan, otoritas Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait misi drone mereka di wilayah udara Beirut.

    Houthi Klaim Serang Israel dengan Rudal dan Drone

    Di sisi lain, kelompok Houthi di Yaman mengklaim meluncurkan serangan terhadap wilayah Israel sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina.

    Dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Al Jazeera pada Rabu (23/4/2025), juru bicara Houthi menyatakan para pejuangnya menargetkan kota Haifa dan Jaffa menggunakan rudal balistik dan pesawat nirawak.

    “Kami tidak akan mundur dari tugas kami untuk mendukung Palestina sampai agresi di Gaza berhenti dan pengepungan dicabut,” ujar juru bicara tersebut.

    Sebelumnya, sirene serangan udara sempat berbunyi di beberapa wilayah Israel akibat ancaman yang diduga datang dari arah Yaman, sebagaimana dilaporkan oleh media lokal dan dikonfirmasi oleh militer Israel.

    Serangan ini menandai eskalasi lebih lanjut dalam konflik regional yang semakin meluas akibat perang Israel di Gaza.

    Meski belum ada laporan resmi mengenai dampak atau korban dari serangan tersebut, insiden ini menunjukkan bahwa dukungan bersenjata terhadap Palestina kini melibatkan kelompok-kelompok di luar wilayah langsung konflik.

    Kelompok Houthi, yang mendapat dukungan Iran, sebelumnya juga pernah meluncurkan serangan ke arah Israel dalam beberapa bulan terakhir sejak meletusnya perang di Gaza.

    Jumlah Korban Tewas di Gaza  

    Jumlah korban jiwa akibat agresi Israel di Jalur Gaza terus meningkat tajam.

    Menurut buletin harian yang dirilis Kementerian Kesehatan Gaza pada Rabu (23/4/2025), sedikitnya 51.305 orang telah tewas dan 117.096 lainnya terluka sejak serangan dimulai pada 7 Oktober 2023.

    Dalam 24 jam terakhir saja, sebanyak 39 jenazah dan 105 korban luka telah tiba di rumah sakit-rumah sakit di seluruh wilayah tersebut.

    Kementerian juga melaporkan bahwa masih banyak korban yang tertimbun di bawah reruntuhan atau tergeletak di jalanan, namun belum dapat dijangkau oleh ambulans dan tim pertahanan sipil karena intensitas pengeboman yang terus berlangsung.

    Sejak 18 Maret, saat Israel kembali melanjutkan serangannya ke wilayah Gaza dan melanggar gencatan senjata yang disepakati, sedikitnya 1.928 warga Palestina tewas.

    Laporan ini disampaikan oleh media Al Jazeera dan outlet regional lainnya yang memantau perkembangan krisis kemanusiaan di Gaza.

    Situasi di lapangan terus memburuk seiring meningkatnya serangan udara dan darat oleh militer Israel, sementara akses bantuan kemanusiaan tetap terbatas.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Delegasi Hamas ke Kairo Bahas Gencatan Senjata saat Jumlah Korban Tewas di Gaza Tembus 51 Ribu – Halaman all

    Delegasi Hamas ke Kairo Bahas Gencatan Senjata saat Jumlah Korban Tewas di Gaza Tembus 51 Ribu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Delegasi Hamas dilaporkan menuju Kairo, Mesir, untuk melanjutkan putaran baru perundingan.

    Tujuannya adalah mencapai gencatan senjata, pembebasan tawanan, dan mengakhiri konflik berkepanjangan di Gaza, seperti dikutip dari Reuters dan AFP.

    Meskipun perundingan telah berlangsung, upaya untuk mencapai gencatan senjata masih menemui jalan buntu.

    Hamas bersikeras menuntut gencatan senjata permanen, sementara Israel hanya menawarkan gencatan senjata sementara dengan syarat Hamas melucuti senjatanya.

    Syarat tersebut ditola Hamas.

    Menurut dua sumber yang mengetahui proses mediasi, delegasi Hamas di Kairo akan membahas tawaran baru dari pihak perantara.

    Tawaran tersebut mencakup gencatan senjata jangka panjang selama lima hingga tujuh tahun.

    Kesepakatan itu akan diberlakukan setelah pembebasan tawanan dan berakhirnya pertempuran.

    Israel hingga saat ini belum memberikan tanggapan terhadap usulan gencatan senjata jangka panjang yang telah direvisi.

    AFP melaporkan bahwa pejabat senior Hamas, Khalil al-Hayya, memimpin delegasi kelompok tersebut dalam kunjungan ke Kairo.

    Ia dijadwalkan bertemu dengan pejabat Mesir untuk membahas sejumlah ide baru.

    Tujuannya adalah mencari jalan menuju gencatan senjata yang lebih stabil di Gaza.

    Kelompok Hamas hingga saat ini belum memberikan komentar resmi mengenai perkembangan perundingan tersebut.

    Jumlah Korban Tewas di Gaza Tembus 51 Ribu

    Jumlah korban jiwa akibat agresi Israel di Jalur Gaza terus meningkat tajam.

    Menurut buletin harian yang dirilis Kementerian Kesehatan Gaza pada Rabu (23/4/2025), sedikitnya 51.305 orang telah tewas sejak serangan dimulai pada 7 Oktober 2023.

    Selain itu, sebanyak 117.096 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.

    Dalam 24 jam terakhir saja, sebanyak 39 jenazah dan 105 korban luka telah tiba di rumah sakit-rumah sakit di seluruh wilayah tersebut.

    Kementerian melaporkan bahwa masih banyak korban yang tertimbun di bawah reruntuhan atau tergeletak di jalanan.

    Mereka belum dapat dijangkau oleh ambulans dan tim pertahanan sipil akibat intensitas pengeboman yang terus berlangsung.

    Sejak 18 Maret, saat Israel kembali melanjutkan serangannya ke wilayah Gaza dan melanggar gencatan senjata yang disepakati, sedikitnya 1.928 warga Palestina tewas.

    Laporan ini disampaikan oleh media Al Jazeera dan outlet regional lainnya yang memantau perkembangan krisis kemanusiaan di Gaza.

    Situasi di lapangan terus memburuk seiring meningkatnya serangan udara dan darat oleh militer Israel, sementara akses bantuan kemanusiaan tetap terbatas.

    Israel Tangkap 50 Warga Palestina dalam Operasi Besar di Tepi Barat

    Pasukan Israel (IDF) melancarkan operasi penangkapan besar-besaran di wilayah Tepi Barat yang diduduki.

    IDF menahan setidaknya 50 warga Palestina dalam 24 jam terakhir, lapor Al Jazeera Arabic.

    Dikatakan mereka yang ditangkap mencakup anak-anak, perempuan, dan mantan tahanan yang sebelumnya telah dibebaskan.

    Operasi ini difokuskan di kota Kobar, sebelah utara Ramallah, tempat sedikitnya 24 orang ditangkap.

    Dari jumlah tersebut, sekitar 16 orang telah diidentifikasi, termasuk mantan tahanan Hanan Barghouti.

    Sumber Al Jazeera menyatakan bahwa rumah milik Nael Barghouti, tahanan Palestina terlama yang dibebaskan pada Februari dan dideportasi ke Mesir, telah diubah fungsinya.

    Bangunan tersebut kini digunakan sebagai barak militer dan pusat interogasi oleh otoritas Israel.

    Di wilayah selatan Hebron, pasukan Israel menyerbu kota Adh Dhahiriya saat fajar dan menangkap 10 warga Palestina. Tiga di antaranya adalah anggota dewan kota.

    Penangkapan juga dilaporkan terjadi di kota Azzun, Bethlehem, dan Beit Furik, di sebelah timur Nablus.

    Menurut data terbaru hingga April 2025, Israel menahan sekitar 9.792 warga Palestina, dengan 3.498 orang di antaranya ditahan tanpa tuduhan.

    Drone Israel Kembali Terbang di Langit Beirut, Warga Lebanon Resah

    Suara dengungan pesawat tanpa awak milik Israel kembali terdengar di langit ibu kota Lebanon, Beirut, pada Rabu (23/4/2025)pagi.

    Dilansir Al Jazeera, kehadiran drone Israel di wilayah udara Lebanon telah meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir.

    Dalam sepekan terakhir, drone pengintai Israel berulang kali terlihat melintasi wilayah Beirut dan sekitarnya.

    Kemunculan ini memicu kekhawatiran di kalangan warga, yang menganggap suara drone sebagai tanda potensi serangan militer.

    Pada hari sebelumnya, sebuah serangan drone Israel dilaporkan menewaskan seorang anggota kelompok Jamma Islamiya di wilayah Baawerta, sekitar 20 kilometer selatan Beirut.

    Jamma Islamiya adalah kelompok Islam Sunni yang berdiri pada tahun 1960-an sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin di Lebanon.

    Meningkatnya aktivitas udara Israel menambah ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel.

    Sejak awal tahun, wilayah ini telah menjadi titik konflik berkepanjangan antara militer Israel dan kelompok bersenjata di Lebanon, termasuk Hizbullah.

    Belum ada pernyataan resmi dari pihak Israel mengenai tujuan operasi udara terbaru ini.

    Para analis menilai langkah tersebut sebagai bagian dari upaya pengawasan intensif terhadap kelompok-kelompok yang dianggap berpotensi menyerang dari wilayah Lebanon.

    Sementara itu, pemerintah Lebanon belum memberikan respons resmi.

    Sejumlah pejabat setempat menyuarakan kekhawatiran akan pelanggaran wilayah udara yang terus berulang.

    Israel Serang Rumah Sakit Anak di Gaza, ICU dan Panel Surya Rusak Parah

    Sebuah serangan udara Israel menghantam Rumah Sakit Anak Moh El-Dorra di Kota Gaza pada Selasa (22/4/2025) malam.

    Serangan tersebut menyebabkan kerusakan besar pada fasilitas medis yang melayani anak-anak.

    Informasi ini disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, seperti dilaporkan oleh Al Jazeera.

    Menurut pernyataan resmi, serangan tersebut menyebabkan kerusakan signifikan pada unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit.

    Selain itu, serangan itu juga menghancurkan sistem panel surya yang menopang kelistrikan fasilitas tersebut.

    Kementerian Kesehatan mengecam keras pengeboman ini dan menyebutnya sebagai bentuk pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan.

    Dalam pernyataannya, mereka menyatakan bahwa “Pendudukan tidak berhenti pada pencegahan obat-obatan dan makanan untuk menjangkau anak-anak Gaza, dan juga merampas kehidupan mereka.”

    Serangan terhadap infrastruktur sipil, terutama rumah sakit, semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Pasukan Suriah Menahan Dua Pemimpin Perlawanan Palestina, Ini Nama Pejabat Jihad Islam yang Ditahan – Halaman all

    Pasukan Suriah Menahan Dua Pemimpin Perlawanan Palestina, Ini Nama Pejabat Jihad Islam yang Ditahan – Halaman all

    Pasukan Keamanan Suriah Menahan Pemimpin Perlawanan Palestina

    TRIBUNNEWS.COM- Dua pejabat tinggi gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) di Suriah telah ditahan oleh pasukan keamanan Suriah. 

    Khaled Khaled, kepala operasi PIJ di Suriah, dan Yasser al-Zafari, kepala komite organisasi, ditangkap lima hari lalu. 

    Media Syria TV mengakui penangkapan tersebut, tetapi Damaskus belum mengomentari masalah tersebut secara resmi. 

    Penangkapan itu terjadi setelah adanya laporan bahwa AS telah mengeluarkan daftar persyaratan yang harus dipenuhi oleh otoritas Suriah.

    Sebagai imbalan atas keringanan sanksi yang dijatuhkan oleh Washington terhadap pemerintahan mantan presiden Suriah Bashar al-Assad.

    Kondisi-kondisi ini termasuk penghancuran senjata kimia apa pun, kerja sama dalam “kontra-terorisme,” dan memastikan pejuang asing tidak diberi posisi-posisi puncak, menurut Reuters . 

    Reuters juga mengatakan bahwa “salah satu syaratnya adalah menjaga jarak dari kelompok Palestina yang didukung Iran.” 

    Penangkapan tersebut bertepatan dengan perluasan pendudukan Israel yang berkelanjutan di Suriah selatan, dan terjadi setelah kunjungan Anggota Kongres AS Cory Mills ke Damaskus, yang mengadakan pembicaraan dengan Presiden sementara Suriah Ahmad al-Sharaa dan Menteri Luar Negeri Asaad al-Shaibani. 

    “Presiden dan para pemimpinnya telah menunjukkan kesediaan mereka untuk bekerja sama dengan Israel dalam upaya mereka mencegah Hashd al-Shaabi mentransfer senjata dari Irak melalui Suriah ke Lebanon,” kata Mills dalam wawancara dengan media Jusoor .

    Sayap bersenjata PIJ, Brigade Quds, merilis pernyataan tentang penangkapan tersebut pada tanggal 22 April. 

    Khaled dan Zafari ditahan “tanpa penjelasan apa pun mengenai alasan penangkapan mereka, dan dengan cara yang tidak kami harapkan akan terjadi pada saudara-saudara kami [di Suriah],” demikian pernyataan Brigade Quds. 

    “Hari kelima telah berlalu dan Anda memiliki dua kader terbaik kami,” katanya.

    “Kami di Brigade Quds berharap saudara-saudara kami di pemerintahan Suriah akan membebaskan saudara-saudara kami yang ditahan oleh mereka.”

    “Saat ini, setelah lebih dari satu setengah tahun kami terus-menerus memerangi musuh Zionis di Jalur Gaza tanpa menyerah, kami berharap mendapat dukungan dan penghargaan dari saudara-saudara Arab kami, bukan sebaliknya,” imbuhnya. 

    Di bawah pemerintahan Bashar al-Assad, Suriah menjadi surga bagi faksi perlawanan Palestina, termasuk PIJ dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina – Komando Umum (PFLP–GC). 

    Beberapa hari setelah jatuhnya pemerintahan Assad, surat kabar Lebanon Al-Akhbar melaporkan bahwa pemerintahan baru di Suriah memerintahkan kelompok perlawanan Palestina untuk membubarkan semua formasi militer di negara itu. 

    Hayat Tahrir al-Sham (HTS), kelompok yang menggulingkan pemerintah sebelumnya, melancarkan gelombang penutupan yang menargetkan kantor-kantor faksi Palestina setelah memasuki Damaskus pada Desember 2024, menurut koresponden Palestina dari  The Cradle .

    Kantor-kantor milik Fatah al-Intifada, gerakan Al-Sa’iqa yang bersekutu dengan Baath, dan PFLP–GC ditutup, dan senjata, kendaraan, dan real estat mereka disita.

    Beberapa pejabat Palestina ditahan dan ditempatkan di tahanan rumah. 

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Suriah Tahan 2 Pemimpin Senior Jihad Islam, Alasannya Misterius

    Suriah Tahan 2 Pemimpin Senior Jihad Islam, Alasannya Misterius

    Damaskus

    Otoritas Suriah menahan dua pemimpin senior kelompok militan Jihad Islam, yang bermarkas di Jalur Gaza dan masih merupakan sekutu Hamas. Alasan penahanan kedua pemimpin senior Jihad Islam itu tidak diketahui secara jelas.

    Kabar penahanan kedua pemimpin Jihad Islam itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (23/4/2025), diungkapkan oleh sayap bersenjata kelompok militan itu, Brigade Al Quds, seorang pejabat Suriah yang enggan disebut namanya.

    Brigade Al Quds dalam pernyataannya menyebut identitas kedua pemimpin senior itu, yakni Khaled Khaled yang mengepalai operasi Jihad Islam di wilayah Suriah dan Yasser al-Zafari yang memimpin komite organisasinya.

    Disebutkan oleh Brigade Al Quds dalam pernyataan pada Selasa (22/4) bahwa keduanya sudah berada di dalam tahanan otoritas Suriah selama lima hari.

    Menurut Brigade Al Quds, kedua pemimpin senior Jihad Islam itu ditahan “tanpa penjelasan apa pun tentang alasannya” dan “dengan cara yang tidak kami harapkan dari saudara-saudara kami” di Suriah.

    Brigade Al Quds menyerukan pembebasan kedua pemimpinnya itu segera.

    Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Suriah, yang tidak ingin disebut namanya, mengonfirmasi penahanan kedua pemimpin senior Jihad Islam tersebut. Namun pejabat Suriah itu tidak menanggapi pertanyaan lanjutan soal alasan penahanan keduanya.

    Jihad Islam ikut serta dalam serangan mematikan yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada Oktober 2023 lalu, yang memicu perang tanpa henti di Jalur Gaza. Kelompok ini menerima pendanaan dan bantuan dari Iran, dan sudah sejak lama memiliki kantor di negara lain, seperti Suriah dan Lebanon.

    Namun, sekutu Jihad Islam yang ada di kedua negara tersebut baru-baru ini mengalami pukulan telak, di mana Hizbullah di Lebanon telah sangat dilemahkan oleh serangan udara dan darat Israel sejak tahun lalu, sedangkan mantan pemimpin Suriah Bashar al-Assad digulingkan oleh serangan pemberontak tahun lalu.

    Kepemimpinan baru di Damaskus telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran dan berharap untuk membangun kembali dukungan regional maupun internasional untuk Suriah, tidak hanya untuk menghilangkan sanksi dan mendanai rekonstruksi setelah perang brutal selama 14 tahun.

    Amerika Serikat (AS), menurut laporan Reuters bulan lalu, telah memberikan daftar persyaratan yang harus dipenuhi Suriah sebagai imbalan atas keringanan sebagian sanksi. Beberapa sumber menyebut salah satu persyaratannya adalah menjaga jarak dengan kelompok-kelompok militan Palestina yang didukung Iran.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Serang Lebanon, Tewaskan Pemimpin Militan Sekutu Hamas

    Israel Serang Lebanon, Tewaskan Pemimpin Militan Sekutu Hamas

    Beirut

    Serangan militer Israel kembali menghantam wilayah Lebanon pada Selasa (22/4) waktu setempat. Gempuran itu dilaporkan menewaskan pemimpin militer al-Jamaa al-Islamiya, militan Lebanon yang bersekutu dengan kelompok Hamas yang sedang berperang melawan Tel Aviv di Jalur Gaza.

    Otoritas Pertahanan Sipil Lebanon dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (22/4/2025), menyebut “sebuah drone Israel menargetkan sebuah mobil” di dekat kota pesisir Damour, yang berjarak sekitar 20 kilometer di sebelah selatan Beirut, ibu kota Lebanon.

    Para petugas penyelamat setempat, menurut Otoritas Pertahanan Sipil Lebanon, menemukan jenazah seorang pria di dalam kendaraan yang dihantam serangan tersebut. Otoritas Pertahanan Sipil Lebanon tidak menyebut identitas pria yang tewas itu.

    Namun seorang pejabat keamanan Lebanon, yang enggan disebut namanya, mengungkapkan bahwa serangan drone Israel itu menewaskan Hussein Atoui, yang merupakan pemimpin sayap bersenjata dari kelompok al-Jamaa al-Islamiya, yang disebut Pasukan al-Fajr.

    Kelompok al-Jamaa al-Islamiya disebut terkait erat dengan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, dan Hizbullah yang bermarkas di Lebanon bagian selatan.

    Kelompok tersebut telah mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah serangan terhadap Israel selama lebih dari setahun pertempuran lintas perbatasan berlangsung antara Tel Aviv dan Hizbullah, termasuk selama dua bulan perang besar-besaran, sebelum gencatan senjata disepakati pada November tahun lalu.

    Militer Israel telah melancarkan serangan secara rutin terhadap wilayah Lebanon sejak gencatan senjata mulai berlaku. Dua serangan roket, yang tidak diklaim oleh kelompok mana pun, diluncurkan dari Lebanon dan menargetkan Israel pada 22 dan 28 Maret lalu.

    Pekan lalu, militer Lebanon mengumumkan pihaknya telah menangkap beberapa warga Lebanon dan warga Palestina yang bertanggung jawab atas serangan roket tersebut. Menurut seorang pejabat keamanan setempat, terdapat tiga anggota Hamas di antara para tersangka yang ditangkap itu.

    Sementara itu, pada Minggu (20/4) waktu setempat, militer Israel mengklaim pasukannya telah menewaskan dua anggota senior Hizbullah dalam rentetan serangan udara di wilayah Lebanon.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pemimpin Timur Tengah Sampaikan Duka Mendalam atas Wafatnya Paus Fransiskus – Halaman all

    Pemimpin Timur Tengah Sampaikan Duka Mendalam atas Wafatnya Paus Fransiskus – Halaman all

    Pemimpin Timur Tengah Sampaikan Duka Mendalam atas Wafatnya Paus Fransiskus

    TRIBUNNEWS.COM- Para pemimpin di seluruh kawasan Timur Tengah memberikan penghormatan kepada Paus Fransiskus, yang meninggal pada hari Senin di usia 88 tahun , kantor berita Anadolu   melaporkan.

    Paus Fransiskus, yang mengukir sejarah sebagai Jesuit pertama dan Paus Amerika Latin pertama, meninggal setelah berjuang melawan penyakit yang dijelaskan oleh pejabat Vatikan sebagai “krisis pernapasan mirip asma yang berkepanjangan” yang dikaitkan dengan trombositopenia.

    Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menyampaikan duka cita atas meninggalnya Paus Fransiskus, dan menggambarkannya sebagai “tokoh dunia luar biasa yang mendedikasikan hidupnya untuk mempromosikan perdamaian dan keadilan, membangun jembatan dialog antarmasyarakat, dan membela hak-hak yang adil bagi rakyat Palestina,” menurut pernyataan kepresidenan.

     

     

     

     

     

     

    Meninggalnya Paus Fransiskus “merupakan kehilangan besar bagi seluruh dunia. Ia adalah suara bagi perdamaian, cinta, dan kasih sayang – sebuah model komitmen yang teguh terhadap nilai-nilai luhur,” imbuhnya.

    Pemimpin Mesir menyampaikan “belasungkawa yang tulus kepada Vatikan, para pengikutnya, dan semua orang yang mencintainya.”

    Presiden Lebanon Joseph Aoun menyebut kematian Paus Fransiskus sebagai “kehilangan bagi seluruh umat manusia.”

    “Beliau adalah sosok yang gigih memperjuangkan keadilan dan perdamaian, pembela kaum miskin dan terpinggirkan, serta pejuang dialog antaragama dan antarbudaya,” imbuhnya dalam sebuah pernyataan.

    “Paus Fransiskus selalu membawa Lebanon dalam hati dan doanya, dan ia secara konsisten mendesak dunia untuk mendukung kita di masa krisis ini,” kata Aoun.

    Presiden Irak Abdul Latif Rashid juga berduka atas kematian Paus melalui akun X miliknya.

    “Kami sangat berduka atas meninggalnya Yang Mulia Paus Fransiskus. Sikap kemanusiaannya terhadap perang dan kekerasan, serta seruannya yang terus-menerus untuk perdamaian dan hidup berdampingan, akan meninggalkan dampak yang tak terlupakan bagi dunia.”

    “Hari ini, kita berduka atas meninggalnya seorang pemimpin agama dan kemanusiaan yang luar biasa, yang hidupnya didedikasikan untuk mempromosikan perdamaian, mengurangi kemiskinan, dan menumbuhkan toleransi antar agama. Belasungkawa yang tulus kami sampaikan kepada Gereja Katolik, umat Kristen, dan orang-orang di seluruh dunia. Semoga jiwanya beristirahat dengan tenang,” katanya.

    Iran juga menyampaikan belasungkawa kepada seluruh umat Kristen atas meninggalnya Paus.

    “Kami memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar memberikan Paus Fransiskus kedamaian dan istirahat abadi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Esmaeil Baqaei.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR 

  • Doa Berkat Terakhir Paus Fransiskus, Pesan Damai dan Harapan Sebelum Berpulang – Halaman all

    Doa Berkat Terakhir Paus Fransiskus, Pesan Damai dan Harapan Sebelum Berpulang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik pertama dari Amerika Latin, wafat pada Senin (21/4/2025).

    Fransiskus menghembuskan nafas terakhirnya di usia 88 tahun akibat komplikasi penyakit paru-paru kronis dan pneumonia ganda, Ap News melaporkan.

    Sehari sebelum wafat, pada Minggu Paskah (20/4/2025), Paus Fransiskus tampil di balkon Basilika Santo Petrus untuk memberikan berkat tradisional Urbi et Orbi.

    Meskipun terlihat lemah dan tidak dapat mengangkat tangannya sepenuhnya, beliau menyapa umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus dan memberkati seorang bayi. 

    Dalam pesan Urbi et Orbi terakhirnya, Paus Fransiskus menyoroti konflik di berbagai belahan dunia.

    Situasi di Gaza tak luput dari perhatiannya.

    Paus mengutuk meningkatnya antisemitisme dan ketidakpedulian terhadap kaum marginal.

    Bapa Suci turut menyerukan perdamaian yang berakar pada kebebasan beragama, berpikir, dan berekspresi, The Times melaporkan.

    Sebelumnya, pada 20 April, Paus Fransiskus sempat bertemu secara pribadi dengan Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, untuk bertukar salam Paskah.

    Dalam pertemuan singkat ini, Paus menekankan pentingnya kasih Kristiani yang universal. 

    Paus Fransiskus dikenal karena pendekatannya yang rendah hati dan fokus pada inklusivitas.

    Selama 12 tahun masa kepemimpinannya, beliau memperjuangkan hak-hak kaum miskin, menekankan belas kasih di atas doktrin, dan mendorong dialog antaragama.

    Beliau juga dikenal karena upayanya dalam perlindungan lingkungan dan reformasi keuangan Vatikan.

    Meninggalnya Paus Fransiskus memicu proses suksesi kepausan tradisional yang dipimpin oleh Kardinal Kevin Farrell sebagai Camerlengo.

    Para pemimpin dunia dan tokoh agama menyampaikan belasungkawa dan mengenang warisan beliau yang mendalam dalam mempromosikan perdamaian dan persatuan global. 

    Doa berkat terakhir Paus Fransiskus menjadi penutup yang penuh makna dari kehidupan seorang pemimpin yang telah memberikan kontribusi besar bagi Gereja Katolik dan dunia.

    Pesan Paskah dan Berkat “Urbi et Orbi” oleh Paus Fransiskus
    (20 April 2025)

    “Saudara dan saudari terkasih, Selamat Paskah!

    Hari ini, di seluruh dunia, Gereja mengumumkan, “Yesus telah bangkit!” — Dia benar-benar bangkit!

    Sebagaimana di pagi Paskah, perempuan-perempuan pergi ke makam dan menemukannya kosong, demikian juga kita sekarang diundang untuk melihat peristiwa ini dengan mata iman: Yesus, yang disalibkan, telah bangkit!

    Kebangkitan-Nya bukan sekadar kembali dari kematian, melainkan awal dari kehidupan baru, yang terbuka bagi kita semua — kehidupan dalam perdamaian, kasih, dan pengharapan.

    Hari ini, kita ingin menatap Kristus yang Bangkit dan membiarkan cahaya-Nya menyinari sudut-sudut tergelap dunia.

    Gaza dan Tanah Suci

    Saya memikirkan secara khusus Gaza, Israel, dan seluruh Tanah Suci, yang telah lama menderita kekerasan dan kebencian.

    Saya menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan pembebasan semua sandera.

    Saya menyerukan akses kemanusiaan yang cepat bagi mereka yang menderita, dan mendesak komunitas internasional untuk membantu rakyat Palestina dan Israel hidup berdampingan dalam damai, dengan dua negara, dalam keamanan dan pengakuan timbal balik.

    Ukraina

    Saya tidak lupa Ukraina, yang masih dilanda perang sejak lebih dari dua tahun lalu.

    Semoga terang Kristus yang Bangkit menerangi para pemimpin untuk mencari solusi yang adil dan langgeng, dan mengakhiri penderitaan rakyat.

    Sudan, Kongo, dan Wilayah Lain

    Saya berdoa untuk rakyat Sudan, yang menderita akibat konflik bersenjata yang tidak terlihat dan sering dilupakan dunia.

    Saya juga berdoa bagi rakyat Republik Demokratik Kongo, khususnya di wilayah timur yang terus dilanda kekerasan.

    Semoga senjata dihentikan dan dibuka jalan dialog.

    Saya memikirkan negara-negara yang menghadapi ketidakstabilan, seperti Myanmar, Lebanon, Syria, dan Haiti.

    Semoga Kristus yang Bangkit membawa harapan dan pemulihan di tengah penderitaan mereka.

    Anak-anak, Korban Tak Bersalah Perang

    Saya tidak bisa tidak memikirkan anak-anak, korban utama dari konflik ini.

    Banyak dari mereka terluka, banyak juga yang kehilangan orang tua, rumah, dan masa depan.

    Ini tidak bisa dibenarkan.

    Kita harus mengatakan, cukup! Jangan biarkan anak-anak menjadi korban kebencian dan keserakahan manusia.

    Ajakan untuk Damai

    PENAMPILAN PUBLIK TERAKHIR – Tangkapan layar YouTube ABC News pada Minggu (20/4/2025) menampilkan Paus Fransiskus yang membuat penampilan publik yang mengejutkan untuk memberkati ribuan umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk misa Minggu Paskah. (Tangkapan layar YouTube ABC News)

    Kepada semua yang memiliki tanggung jawab dalam politik dan militer:

    Saya memohon, dengan rendah hati, berhentilah!

    Cukup perang, cukup kebencian, cukup balas dendam.

    Mari kita bangun dunia yang damai, dengan membuka hati dan tangan satu sama lain.

    Saudara dan saudari, Kristus telah bangkit!

    Mari kita menjadi saksi hidup-Nya.

    Mari kita bawa terang kebangkitan-Nya ke tempat di mana masih ada kegelapan, luka, dan air mata.

    Selamat Paskah untuk semua!

    Semoga rahmat dan damai Tuhan menyertai kalian semua.”

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Umat Katolik Bisa Beri Penghormatan kepada Paus Fransiskus di Basilika

    Umat Katolik Bisa Beri Penghormatan kepada Paus Fransiskus di Basilika

    Bisnis.com, JAKARTA — Umat Katolik dari berbagai penjuru dunia akan diberikan kesempatan memberi penghormatan terakhir kepada mendiang Paus Fransiskus pada Rabu (23/4/2025) pagi di Basilika Santo Petrus, Vatikan.

    Berdasarkan keterangan resmi Kantor Pers Takhta Suci, jenazah Paus Fransiskus akan dipindahkan dari Casa Santa Marta ke Basilika untuk memberikan kesempatan kepada umat melakukan penghormatan.

    “Pemindahan jenazah Bapa Suci ke Basilika Vatikan, demi penghormatan penuh dari seluruh umat beriman, akan dilaksanakan pada Rabu pagi, 23 April 2025, sesuai dengan pengaturan yang akan ditentukan dan dikomunikasikan besok, setelah Kongregasi pertama para Kardinal,” kata Kepala Kantor Pers Takhta Suci, Matteo Bruni dikutip dari Vatikannews Senin (21/4/2025).

    Adapun upacara upacara pemindahan dan penempatan jenazah mendiang Paus Fransiskus ke dalam peti akan dilaksanakan malam ini pukul 20.00 waktu Roma, Italia.

    Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Gereja Roma Suci, akan memimpin upacara di Kapel Casa Santa Marta Vatikan.

    Meninggal pada Senin Paskah

    Paus Fransiskus meninggal dalam usia 88 tahun pada Senin pagi atau tepat sehari setelah tampil dalam kebaktian Minggu Paskah.

    Kabar duka cita itu langsung tersebar ke seluruh penjuru dunia. Sehari sebelum berpulang, Paus Fransiskus sempat memberikan pesan Urbi et Orbi dalam perayaan ekaristi Minggu Paskah di lapangan Santo Basilika, Vatikan.

    “Kristus, harapanku, telah bangkit. Cinta telah menang atas kebencian, cahaya atas kegelapan, dan kebenaran atas kepalsuan. Pengampunan telah menang atas balas dendam. Kejahatan belum lenyap dari sejarah; kejahatan akan tetap ada sampai akhir, tetapi kejahatan tidak lagi berkuasa; kejahatan tidak lagi berkuasa atas mereka yang menerima rahmat hari ini,” pesan Paus pada Minggu Paskah.

    Paus asal benua Amerika Selatan pertama dalam sejarah gereja Katolik itu dikenal memiliki kepedulian terhadap kaum miskin dan bersikap tegas dalam menolak perang.

    Dalam sejumlah pesan perdamaian yang pernah disampaikan, Paus Fransiskus berbicara tentang Tanah Suci, yang terluka oleh konflik dan menjadi rumah bagi “ledakan kekerasan yang tak berkesudahan”.

    Dia menyampaikan kedekatannya, khususnya dengan masyarakat Gaza dan komunitas Kristen di wilayah tersebut, tempat konflik yang disebutnya cukup mengerikan dan terus menyebabkan kematian, kehancuran serta menciptakan situasi kemanusiaan yang dramatis dan menyedihkan.

    “Saya mohon sekali lagi,” katanya, “untuk segera dilakukan gencatan senjata di Jalur Gaza, pembebasan para sandera dan akses terhadap bantuan kemanusiaan.”

    Kata-katanya sekali lagi menyerukan kepada masyarakat internasional untuk bertindak dan memberikan bantuan kepada orang-orang yang kelaparan yang mendambakan masa depan yang damai.

    Doa Paus juga ditujukan kepada komunitas Kristen di Lebanon dan Suriah, yang saat ini sedang mengalami transisi yang sulit dalam sejarahnya serta mendesak seluruh Gereja untuk senantiasa mendoakan umat Kristen di kawasan Timur Tengah.

    Kemudian doa Paus juga diberikan untuk Yaman yang mengalami salah satu krisis kemanusiaan paling serius dan berkepanjangan di dunia karena perang. Paus Fransiskus mengundang semua pihak yang terlibat untuk menemukan solusi melalui dialog yang konstruktif.

  • Riwayat Sakit Paus Fransiskus sebelum Wafat, Sebagian Paru Diangkat Sejak Muda

    Riwayat Sakit Paus Fransiskus sebelum Wafat, Sebagian Paru Diangkat Sejak Muda

    Jakarta

    Paus Fransiskus, pemimpin Amerika Latin pertama Gereja Katolik Roma, meninggal dunia. Ia tutup usia di umur 88 tahun setelah sempat dirawat intensif karena pneumonia bilateral.

    Pengumuman ini mengejutkan banyak orang, karena terjadi kurang dari sehari setelah Paus tampil di depan publik. Meninggalnya Paus Fransiskus terjadi beberapa minggu setelah ia keluar dari rumah sakit di Roma setelah berjuang melawan pneumonia yang mengancam jiwa di kedua paru-parunya.

    Tim medis sempat mengatakan bahwa kondisinya kini telah stabil setelah lima pekan dirawat, sehingga ia dapat dipulangkan untuk menjalani pemulihan di kediamannya di Vatikan, Casa Santa Marta, selama dua bulan ke depan.

    Berikut riwayat sakit Paus Fransiskus sebelum meninggal dunia, dikutip dari Reuters.

    Masalah paru-paru dan saluran pernapasan

    Ketika berusia 21 tahun, pria dengan nama lahir Jorge Bergoglio tersebut mengalami radang selaput dada dan sebagian paru-parunya diangkat di Argentina.

    Pada bulan Maret tahun 2023, Paus dibawa ke rumah sakit setelah mengeluh bahwa ia mengalami kesulitan bernapas. Ia pulih dengan cepat setelah menerima antibiotik untuk bronkitis. Pada bulan April, dokternya menyuruhnya untuk tidak menghadiri kebaktian Jumat Agung di luar ruangan karena cuaca dingin di Roma.

    Punggung dan lutut

    Paus telah lama menderita linu panggul, kondisi saraf kronis yang menyebabkan nyeri punggung, pinggul, dan kaki. Penyakit yang kambuh menyebabkan Paus tidak menghadiri kebaktian Malam Tahun Baru dan Hari Tahun Baru pada bulan Desember 2020, pertama kalinya masalah kesehatan menyebabkannya tidak menghadiri acara keagamaan besar.

    Pada tahun 2022, ia terpaksa membatalkan perjalanan ke Lebanon, Republik Demokratik Kongo, dan Sudan Selatan karena masalah berjalannya. Ia menjadwalkan ulang perjalanan ke Afrika dan pergi ke kedua negara tersebut awal tahun ini. Paus sekarang menggunakan kursi roda atau tongkat sehari-harinya.

    Kesehatan mental

    Di tahun 2021, Paus Fransiskus mengatakan sempat menemui seorang psikiater di negara asalnya Argentina ketika ia masih menjadi pendeta muda yang membantunya mengatasi kecemasan selama masa kediktatoran militer. Ia mengatakan ia telah belajar untuk mengatasi masalah tersebut melalui berbagai mekanisme, termasuk mendengarkan musik Johann Sebastian Bach.

    (kna/up)

  • Israel Kembali Gempur Infrastruktur Militer Hizbullah di Lebanon

    Israel Kembali Gempur Infrastruktur Militer Hizbullah di Lebanon

    GELORA.CO – Militer Israel kembali menyerang Lebanon. Kali ini, militer Israel menggempur lokasi infrastruktur militer di Lebanon selatan.

    Dikutip AFP, Senin 21 April 2025, Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengakui telah menyerang lokasi infrastruktur militer Hizbullah di wilayah Nabatieh, Lebanon selatan. Penyerangan itu terjadi pada Minggu 20 April 2025.

    “Beberapa saat yang lalu, IDF (militer) menyerang beberapa peluncur dan lokasi infrastruktur militer tempat teroris Hizbullah beroperasi di wilayah Nabatieh di Lebanon selatan,” ujar pernyataan militer Israel.

    Militer Israel juga mengklaim telah menyerang wilayah Houla. Dalam serangan ini, Israel menyebut seorang anggota Hizbullah tewas.

    Pihak militer Israel juga menyerang Lebanon sehari sebelum penyerangan di Lebanon Selatan. Militer Israel menyebut seorang anggota kelompok militan tewas dalam serangan tersebut.