Negara: Lebanon

  • Israel Serang Ibu Kota Lebanon, 1 Orang Tewas dan 3 Lainnya Terluka

    Israel Serang Ibu Kota Lebanon, 1 Orang Tewas dan 3 Lainnya Terluka

    Beirut

    Israel melancarkan serangan ke sebuah kendaraan di Beirut, Ibu Kota Lebanon. Serangan tersebut menewaskan satu orang dan melukai tiga orang.

    “Serangan Israel terhadap sebuah kendaraan di pintu masuk selatan Beirut menewaskan satu orang dan melukai tiga orang lainnya pada hari Kamis,” kata Kementerian Kesehatan Lebanon, dilansir AFP, Kamis (3/7/2025).

    Sementara itu, tentara Israel mengatakan serangan itu mengenai seorang teroris yang bekerja untuk Iran. Serangan itu adalah yang terbaru meskipun ada gencatan senjata pada bulan November yang berupaya mengakhiri permusuhan selama setahun antara Israel dan kelompok Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah.

    Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan musuh Israel terhadap sebuah mobil di Khalde mengakibatkan korban awal satu orang martir dan tiga orang terluka.

    Kemudian, menurut Kantor Berita Nasional milik pemerintah Lebanon, serangan berasal dari sebuah pesawat nirawak atau drone milik Israel. Drone tersebut menargetkan sebuah mobil di jalan raya Khalde di selatan Beirut.

    “Kami telah melenyapkan seorang teroris yang bertanggung jawab atas penyelundupan senjata dan melancarkan serangan teror terhadap warga sipil Israel dan pasukan (Israel), atas nama Pasukan Quds Iran, sayap operasi luar negeri Garda Revolusi Iran,” pernyataan Tentara Israel.

    (maa/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Arab Saudi-Lebanon Gagalkan Penyelundupan 5 Juta Pil Amfetamin

    Arab Saudi-Lebanon Gagalkan Penyelundupan 5 Juta Pil Amfetamin

    Riyadh

    Otoritas Arab Saudi dan Lebanon berhasil menggagalkan upaya penyelundupan lebih dari lima juta butir pil amfetamin. Jutaan butir pil amfetamin itu disembunyikan di dalam peralatan makan dari kaca dan porselen.

    Kementerian Dalam Negeri Saudi, seperti dilaporkan Saudi Press Agency (SPA) dan dilansir Al Arabiya, Selasa (1/7/2025), menyebut bahwa penggagalan penyelundupan itu merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memerangi perdagangan narkotika lintas perbatasan.

    Kerajaan Saudi, menurut SPA, memberikan informasi intelijen penting yang memungkinkan otoritas Bea Cukai Lebanon untuk melakukan penyitaan terhadap pengiriman besar pil amfetamin, dalam langkah mengganggu operasi perdagangan narkoba internasional.

    Juru bicara keamanan pada Kementerian Dalam Negeri Saudi, Talal al-Shalhoub, mengatakan bahwa operasi penggagalan yang berhasil itu merupakan hasil koordinasi erat antara Direktorat Jenderal Pengawasan Narkotiba Saudi dan otoritas Lebanon.

    “Sebagai bagian dari pemantauan keamanan proaktif terhadap jaringan kriminal yang terlibat dalam perdagangan narkoba, Kementerian Dalam Negeri, yang diwakili oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Narkotika, memberikan informasi intelijen yang memungkinkan Bea Cukai Lebanon menggagalkan upaya penyelundupan lebih dari 5.000.000 pil amfetamin,” kata Al-Shalhoub.

    Disebutkan oleh Al-Shalhoub bahwa narkotika itu ditemukan tersembunyi di dalam peralatan makan, yang terbuat dari kaca dan porselen, yang ada di dalam kontainer yang dikirimkan dari negara ketiga, yang tidak disebutkan lebih lanjut, ke Lebanon.

    Al-Shalhoub memuji otoritas Lebanon atas kerja sama mereka dan menegaskan Saudi “tetap berkomitmen untuk memerangi kegiatan kriminal yang menargetkan keamanan dan pemuda dengan narkotika, dan untuk menangkap mereka yang terlibat”.

    Operasi itu menyoroti peningkatan kolaborasi regional untuk mengatasi perdagangan narkoba ilegal, khususnya di tengah meningkatnya upaya penyelundupan amfetamin yang ditujukan ke negara-negara Teluk.

    Saudi telah meningkatkan upaya dalam beberapa tahun terakhir untuk mencegat narkoba di sumbernya dan memperkuat pembagian informasi intelijen internasional untuk membongkar jaringan kriminal transnasional.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Resmi Cabut Sanksi Suriah, Israel Isyaratkan Normalisasi

    Trump Resmi Cabut Sanksi Suriah, Israel Isyaratkan Normalisasi

    Jakarta

    Sebagian besar sanksi terhadap Suriah sejatinya sudah dicabut Presiden Amerika Serikat Donald Trump sejak Mei silam, menyusul lobi dari Arab Saudi dan Turki. Suriah berganti rejim pada 8 Desember 2024 lalu, setelah mantan gerilyawan Islamis Ahmed al-Sharaa berhasil mengakhiri kekuasaan dinasti Assad yang telah berlangsung selama setengah abad.

    Melalui sebuah perintah eksekutif, Trump pada Senin (30/6) mengakhiri status “darurat nasional” yang telah diberlakukan sejak 2004. Perintah bernomor 13338 itu, selama ini menjadi dasar sanksi terhadap Suriah dan mempengaruhi sebagian besar institusi negara, termasuk bank sentral.

    “Tindakan ini mencerminkan visi presiden dalam membina hubungan baru antara Amerika Serikat dan Suriah yang stabil, bersatu, serta hidup damai dengan diri sendiri dan tetangganya,” ujar Menteri Luar Negeri Marco Rubio dalam sebuah pernyataan pers.

    Pencabutan status sponsor teror

    Rubio mengatakan dia akan memulai proses panjang untuk meninjau apakah Suriah masih layak menyandang status sebagai negara sponsor terorisme. Status ini diberlakukan sejak 1979 dan selama ini menghambat investasi asing.

    Dia juga menyatakan akan mempertimbangkan untuk mencabut klasifikasi teroris terhadap Sharaa dan gerakannya, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang dulunya berafiliasi dengan Al-Qaeda. Pemerintah AS sendiri telah lebih dulu mencabut imbalan atas kepala Sharaa setelah dia naik ke tampuk kekuasaan.

    Pejabat Departemen Keuangan AS yang menangani urusan sanksi, Brad Smith, mengatakan langkah ini akan “mengakhiri isolasi Suriah dari sistem keuangan internasional.”

    Suriah baru-baru ini melakukan transfer elektronik pertamanya melalui sistem perbankan internasional sejak negara itu terperosok dalam perang saudara pada 2011.

    Israel isyaratkan damai

    Menteri Luar Negeri Suriah Assaad al-Shibani menyambut baik langkah AS ini dan menyebutnya sebagai “titik balik besar.”

    “Dengan dihapusnya hambatan utama terhadap pemulihan ekonomi ini, pintu-pintu yang telah lama dinanti untuk rekonstruksi dan pembangunan kini terbuka,” tulisnya di platform X, seraya menyebut bahwa kondisi kini memungkinkan bagi “kembalinya para pengungsi Suriah dengan penuh martabat ke tanah air mereka.”

    Sementara itu, Israel terus melancarkan serangan terhadap situs-situs militer di negara yang telah lama menjadi musuh bebuyutannya itu. Israel sempat menyuarakan keraguan atas arah politik Suriah di bawah al-Sharaa, yang kini telah menanggalkan jubah demi setelan jas.

    Namun, pada Senin pagi, Israel mengisyaratkan ketertarikan untuk menormalisasi hubungan dengan Suriah serta Lebanon, sebagai bagian dari perluasan Abraham Accords. Kesepakatan semacam itu dipercaya akan dapat mengubah peta politik Timur Tengah secara drastis.

    Pengaruh kuat Iran di Suriah dan Lebanon, yang sebelumnya dominan, dilaporkan telah melemah secara signifikan akibat tekanan serangan militer Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Terbukanya jendela peluang

    Pejabat pemerintahan Trump, bahwa pencabutan sanksi terhadap Suriah akan mendorong integrasi regional dan memberi insentif bagi Damaskus untuk membuka diri terhadap Israel.

    Serangan intensif Israel terhadap Iran pada Juni disebut menciptakan sebuah “jendela peluang yang belum pernah ada sebelumnya,” kata Tom Barrack, Duta Besar AS untuk Turki yang juga menjabat sebagai utusan khusus Trump untuk Suriah.

    “Ini adalah peluang yang belum pernah kita lihat sebelumnya, dan presiden telah menyusun tim yang mampu mewujudkannya,” ujar Barrack kepada wartawan.

    Namun, di balik gambaran positif tentang pemimpin baru Suriah, negara itu masih dilanda serangkaian serangan terhadap kelompok minoritas sejak kejatuhan Assad, sosok pemimpin sekuler dari minoritas Alawiyah.

    Sedikitnya 25 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan yang diduga dilakukan kelompok Islamis terhadap gereja Ortodoks Yunani di Damaskus pada 22 Juni lalu.

    Sebelum pengumuman mengejutkan dari Trump terkait pencabutan sanksi—yang disampaikan saat kunjungan ke Arab Saudi—Amerika Serikat sempat bersikeras agar ada kemajuan terlebih dahulu dalam isu-isu penting, termasuk perlindungan terhadap kelompok minoritas.

    rzn/as (AFP,AP)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Setelah Puluhan Tahun, Trump Akhirnya Cabut Sanksi Suriah

    Setelah Puluhan Tahun, Trump Akhirnya Cabut Sanksi Suriah

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Senin (30/6) waktu setempat, secara resmi mencabut sanksi-sanksi AS terhadap Suriah, yang telah berlangsung puluhan tahun.

    Trump sebelumnya telah mencabut sebagian besar sanksi terhadap Suriah pada bulan Mei lalu, menanggapi seruan dari Arab Saudi dan Turki setelah mantan gerilyawan Ahmed al-Sharaa mengakhiri setengah abad kekuasaan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

    Dalam perintah eksekutif, Trump mengakhiri “darurat nasional” yang berlaku sejak tahun 2004 yang memberlakukan sanksi-sanksi yang luas terhadap Suriah, yang berdampak pada sebagian besar lembaga yang dikelola negara termasuk bank sentral.

    “Tindakan ini mencerminkan visi presiden untuk membina hubungan baru antara Amerika Serikat dan Suriah yang stabil, bersatu, dan damai dengan dirinya sendiri dan negara-negara tetangganya,” kata Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio dalam sebuah pernyataan, dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (1/7/2025).

    Rubio mengatakan bahwa ia akan memulai proses yang berpotensi panjang untuk memeriksa apakah akan menghapus Suriah sebagai negara sponsor terorisme, sebuah penetapan yang berasal dari tahun 1979 yang telah sangat menghambat investasi.

    Menlu AS itu juga mengatakan akan mempertimbangkan untuk menghapus klasifikasi teroris terhadap Sharaa dan gerakannya Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang pernah dikaitkan dengan jaringan Al-Qaeda. Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat telah menghapus hadiah untuk pembunuhan Sharaa setelah ia berkuasa.

    Menteri Luar Negeri Suriah Assad al-Shibani memuji langkah AS tersebut sebagai “titik balik yang besar.”

    “Dengan dicabutnya hambatan utama bagi pemulihan ekonomi ini, pintu yang telah lama ditunggu-tunggu terbuka untuk rekonstruksi dan pembangunan, sebagaimana juga kondisi untuk pemulangan warga Suriah yang mengungsi secara bermartabat ke tanah air mereka,” tulisnya di media sosial X.

    Sebelumnya pada hari Senin (30/6), pemerintah Israel mengatakan bahwa mereka tertarik untuk menormalisasi hubungan dengan Suriah serta Lebanon, dalam perluasan apa yang disebut “Perjanjian Abraham,” yang akan menandai transformasi besar Timur Tengah.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jadi Imigran di AS ‘Pengalaman Menakutkan’

    Jadi Imigran di AS ‘Pengalaman Menakutkan’

    Jakarta

    Di salah satu lorong Stadion Hard Rock Miami, selembar catatan tertempel di pintu kantor produksi Shakira: “Silakan kembali lagi nanti… kecuali ada kebakaran.”

    Tulisan berwarna merah muda itu menyiratkan tingkat stres mereka yang sedang menggarap tur stadion terbesar tahun ini.

    Secara total, Shakira telah tampil di hadapan lebih dari dua juta penggemar di 64 konser yang tiketnya ludes terjual di seluruh Amerika Utara dan Selatan.

    “Selama lebih dari tahun saya bekerja keras memoles setiap detail pertunjukan. Semuanya menjadi sepadan melihat antusiasme orang-orang,” ujar biduanita itu kepada BBC News.

    Terlepas dari kertas tadi, tidak terlihat ada ketegangan di balik panggung konser Shakira di Miami.

    Suasananya begitu kalem dan profesional. Para penari melakukan peregangan di koridor, sementara tim penjahit menjahit kristal pada kostum ketat.

    Adapun teknisi gitar terlihat berulang kali memeriksa penyetelan alat musik mereka.

    Menurut kepala bagian kostum, Hannah Kinkade, tim di belakang layar Shakira mengangkut dua mesin cuci dan dua mesin pengering.

    “Kami memasang alat-alat itu di setiap lokasi konser,” tutur Kinkade yang menangani setidaknya 300 kostum.

    Setiap kostum harus selalu disiapkan ulang sebelum pertunjukan baru.

    “Shakira menari dengan sangat energik, begitu juga para penarinya,” jelas Kinkade.

    Dia menjelaskan bagaimana sepatu para penari pria harus dicat ulang setiap pagi karena tergores. Ini menunjukkan betapa intensnya gerakan mereka di atas panggung.

    Manajer panggung, Kevin Rowe, mengajak BBC News berkeliling menyusuri koridor gelap di bawah panggung. Di sinilah para kru menyimpan persediaan minuman berenergi dan kopi dingin untuk bertahan dari panasnya udara Miami yang lengket.

    “Di bawah sini, hawanya bisa sangat gerah,” ujar pria kelahiran Birmingham itu.

    “Tapi itu adalah harga yang harus dibayar saat hidup di ‘dunia bawah’ ini.”

    ShakiraTur “Las Mujeres Ya No Lloran” Shakira telah meraup lebih dari $150 juta (sekitar Rp2,4 triliun) dari penjualan tiket.

    Sekitar pukul 14.30, para musisi memulai proses pengecekan suara di atas panggung.

    Tak lama setelah pukul 15.00, Shakira tiba di lokasi dengan pengawalan polisi dan bergabung bersama timnya.

    Mengenakan celana jin berwarna perak dengan potongan cutbrai dan atasan rompi putih, Shakira langsung mengecek kondisi lantai konser malam itu.

    Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menari dengan goyangan khasnya saat mengetes panggung.

    “Saya sempat menyaksikan konser Beyonce di stadion ini. Penampilannya begitu sempurna,” candanya kepada para kru. “Saya minta kalian bisa membuat suara saya juga terdengar seperti dia.”

    Tapi, apakah benar itu hanya gurauan belaka?

    Baca juga:

    Shakira memang menyampaikan kalimat itu sembari mengedipkan mata. Namun, satu hal yang diakui semua orang di balik panggung: dia adalah perfeksionis sejati.

    “Saat Shakira tampil, dia benar-benar total,” ujar kepala penari, Darina Littleton. “Ketika dia datang, dia sudah siap. Karakter bintangnya muncul dan penampilannya maksimal.”

    “Shakira tahu apa yang dia inginkan. Jika belum berhasil menemukan caranya, dia akan mencapainya dengan satu atau lain cara,” tambah direktur musik Tim Mitchell.

    Mitchell sudah berkolaborasi dengan Shakira sejak tahun 1990-an; dialah sosok di balik bunyi seruling dalam lagu fenomenal ‘Whenever, Wherever’.

    “Perhatian Shakira sangat detail di setiap aspek pertunjukan: suara, visual, pencahayaan, gelang penonton… semua hal kecil,” ujar Mitchell.

    “Ini luar biasa. Saya tidak tahu bagaimana ia bisa melakukannya.”

    Kevin Mazur / Getty ImagesPertunjukan Shakira yang berdurasi dua setengah jam merupakan latihan fisik yang sangat intens

    Dedikasi Shakira terhadap kesempurnaan jelas membuahkan hasil.

    Konser megahnya yang berdurasi dua setengah jam bukan sekadar pertunjukan biasa, melainkan sebuah drama musikal yang memukau.

    Selain parade tanpa henti dari lagu-lagu hits dua bahasa, Shakira melakukan 13 kali pergantian kostum, diiringi gerakan panggung yang seolah tak pernah berhenti.

    Dia memukau penonton dengan tarian perut berinspirasi Lebanon saat membawakan ‘Ojos Asi’.

    Selanjutnya, dia menari dengan pisau tribal untuk membuka ‘Whenever, Wherever’.

    Tak hanya itu, dia juga menggebrak panggung dengan permainan gitar elektrik saat melantunkan ‘Objection (Tango)’.

    Para penonton dibuat berteriak dan bersorak saat Shakira membawakan versi ‘She Wolf’ yang menggetarkan seluruh arena.

    Baca juga:

    Tur kali ini bertajuk ‘Las Mujeres Ya No Lloran’ (Perempuan Tidak Menangis Lagi), sebuah judul yang diambil dari album terbaru Shakira.

    Album tersebut terinspirasi dari pengalaman patah hati dan gejolak personal paling intens yang dialami diva Kolombia itu.

    Hubungannya dengan pesepak bola Gerard Pique yang berlangsung selama 11 tahun kandas.

    Pada saat yang nyaris bersamaan, sang ayah harus menjalani operasi otak darurat.

    Di samping itu, pihak berwenang Spanyol juga menuduh Shakira melakukan penggelapan pajak sebesar 14,5 juta (sekitar Rp272 miliar), yang kasusnya kemudian diselesaikan di luar pengadilan.

    “Tahun-tahun belakangan ini bukanlah masa yang mudah bagi saya. Saya rasa kalian tahu itu,” tutur Shakira saat konser, dengan nada penuh makna.

    “Tapi, siapa yang tidak pernah terpuruk?”

    “Yang saya pelajari adalah kejatuhan bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan yang jauh lebih baik,” tambahnya.

    Baca juga:

    Gejolak personal di usia 40-an justru memicu ledakan kreativitas Shakira.

    Namanya kembali menjadi sorotan dan populer setelah tujuh tahun ‘puasa’ bermusik.

    Pada tahun 2023, dia merilis lagu ‘Bzrp Music Sessions Vol 53’, hasil kolaborasi dengan produser Argentina Bizarrap.

    Dalam liriknya, Shakira memberi sindiran tajam kepada Pique dan kekasih barunya: “kau menukar Rolex dengan Casio!”

    Lagu ini pun berhasil memenangkan penghargaan di Latin Grammys.

    Shakira melanjutkan tema tersebut dalam serangkaian lagu hit lain seperti Te Felicito yang sarkastik (Saya Mengucapkan Selamat Padamu) dan TQG (Te Qued Grande – Aku Terlalu Baik untukmu).

    Yang terakhir ini adalah duet bersama bintang Kolombia lainnya, Karol G, dan sudah meraih 1,3 miliar streaming di Spotify.

    “Dia sangat menginspirasi para perempuan,” ujar seorang penggemar, yang mengenakan telinga serigala berbulu, sesaat sebelum pertunjukan dimulai.

    “Dia sudah melakukan segalanya. Dia adalah kekuatan itu sendiri.”

    BBCSet panggung disimpan di bawah area panggung, dan diangkat ke posisi yang tepat menggunakan elevator pada waktu-waktu berbeda sepanjang pertunjukan

    Komitmen Shakira terhadap pertunjukannya tidak bisa ditawar. Dia meminta agar wawancara dilakukan setelah turun dari panggung.

    Tak lama setelah tengah malam, Shakira muncul dari ruang riasnya. Entah bagaimana, penampilannya terlihat lebih segar daripada padang bunga aster.

    “Asal tahu saja, omongan saya mungkin tidak akan masuk akal sekarang,” tawanya ringan.

    “Saya masih memulihkan diri.”

    “Hari ini sangat panas dan lembap. Cuaca seperti ini sangat menantang tapi perjuangannya benar-benar sepadan,” lanjutnya.

    Lalu, apa yang terjadi ketika seorang Shakira lelah atau sakit?

    “Untuk menyiapkan pertunjukan sebesar ini, dan melakukannya setiap malam, tidak peduli apakah Anda sedih, mengalami hari yang buruk, sakit, atau batuk. Anda hanya perlu melakukan yang terbaik dan, apa pun yang terjadi, mewujudkannya.”

    “Dan adrenalin justru tidak membiarkan saya merasakan kelelahan, atau betapa menuntutnya pekerjaan ini. Adrenalin membawa Anda melaluinya.”

    Belajar dari Leonard Cohen

    Getty ImagesPertunjukan diakhiri dengan penampilan Shakira di bawah patung serigala betina raksasa yang dia beri nama Isabel

    Bagi Shakira, konser di Miami menyimpan makna istimewa.

    Saat remaja, dia hijrah ke kota tersebut dengan harapan bisa menembus pasar pop Barat.

    Meski sudah menjadi bintang di Kolombia, Shakira tahu betul bahwa dia harus bernyanyi dalam bahasa Inggris jika ingin mencapai kesuksesan internasional.

    Di sisi lain, dia belum pernah mempelajari bahasa populer itu.

    “Usia saya baru 19 tahun saat pindah ke AS. Seperti banyak imigran Kolombia lainnya, saya datang ke negara ini demi mencari masa depan yang lebih baik,” kenangnya.

    “Saya masih ingat betapa kamus-kamus Bahasa Spanyol-Inggris dan kamus sinonim berjubel di kamar saya. Dulu, belum ada yang namanya Google atau ChatGPT. Semuanya serba tidak pasti.”

    “Kemudian, saya mulai mendalami puisi dan membaca karya-karya Leonard Cohen, Walt Whitman, serta Bob Dylan. Saya mencoba memahami bahasa Inggris dalam penulisan lagu. Saya rasa, itulah mengapa saya bisa menjadi mahir dalam bahasa ini.”

    Baca juga:

    Situasi belakangan membuat Shakira banyak merenungkan pengalamannya.

    Dia mengenang bagaimana penerimaannya di Amerika dulu berbanding terbalik dengan sikap pemerintahan Trump terhadap imigran.

    Saat menerima Grammy untuk album pop Latin terbaik pada awal tahun ini, Shakira menyampaikan pesannya secara langsung.

    “Saya ingin mendedikasikan penghargaan ini untuk semua saudara-saudari imigran saya di negara ini,” katanya.

    “Kalian dicintai, kalian berharga, dan saya akan selalu berjuang bersama kalian.”

    BBC News kemudian bertanya: bagaimana rasanya menjadi imigran di AS saat ini?

    “Rasanya hidup dalam ketakutan tiada henti,” jawabnya. “Menyakitkan untuk dilihat.”

    Getty ImagesPutra-putra Shakira, Sasha (kanan) dan Milan (kiri), tinggal bersamanya di Miami

    Shakira menekankan ini adalah momen bagi semua pihak untuk tetap bersatu.

    “Sekarang, lebih dari sebelumnya, kita harus menyuarakan pendapat. Kita mesti memperjelas bahwa meski suatu negara bisa mengubah kebijakan imigrasinya, perlakuan terhadap semua orang harus selalu manusiawi,” jelasnya.

    Pernyataan Shakira itu sangat kuat. Sebagian pidatonya diucapkan dalam Bahasa Spanyol, sehingga secara langsung menyapa para penggemarnya yang berasal dari Amerika Latin.

    Koneksi inilah yang menjadi dasar kesuksesan turnya. Para penggemar tumbuh besar bersama Shakira dan merasa diri mereka terwakili dalam diri sang bintang.

    Di Miami, penonton konser Shakira mencakup berbagai generasi.

    Para ibu dan anak perempuan bernyanyi serempak melantunkan hits 90-an seperti “Pies Descalzos, Sueos Blancos” dan melompat penuh semangat mengikuti irama “Waka Waka (This Time for Africa)”.

    Puncak emosional dari pertunjukan ini terjadi saat “Acrstico” dibawakan. Lagu itu adalah balada lembut yang ditulis Shakira khusus untuk anak-anaknya.

    Kepada buah hatinya, Shakira berjanji untuk tetap kuat di tengah perpisahan dengan Pique.

    Saat dia tampil, Sasha (12) dan Milan (10) muncul di layar video, berduet dengan sang ibu.

    “Hati saya meleleh setiap kali melihat mereka di layar itu dan mendengar suara-suara kecil mereka,” kata bintang tersebut.

    “Anak-anak saya adalah segalanya bagi saya

    Mereka memotivasi saya dan menjadi alasan mengapa saya hidup. Kehadiran mereka setiap malam di atas panggung… itu adalah momen yang sangat berharga.”

    Anak-anak Shakira sekarang sudah cukup besar untuk menyaksikan langsung penampilan ibu mereka di konser. Shakira mengaku bahwa kedua putranya memiliki “perasaan campur aduk” mengenai hal itu.

    “Saat saya ada pertunjukan, mereka sedikit stres karena ingin semuanya berjalan sempurna untuk saya,” ujarnya.

    “Mereka selalu khawatir, seperti, ‘Mama, bagaimana tadi? Mama jatuh? Mama baik-baik saja?’”

    “Dan saya mencoba menunjukkan kepada mereka bahwa tidak ada pertunjukan yang sempurna. Tidak apa-apa untuk membuat kesalahan,” jelasnya.

    Pertanyaan bagi para penggemar di Kerajaan Bersatu (UK) adalah, apakah tur ini akan merambah Eropa?

    “Kalian harus tetap pantau. Tunggu saja,” goda Shakira, membuat penasaran.

    “Kami belum bisa menyebutkan tanggal, tapi kami hampir mengumumkannya. Saya benar-benar ingin berbagi pertunjukan ini dengan para penggemar saya dari seluruh dunia,” pungkasnya.

    Lihat juga Video Otoritas Peru Selidiki Bocornya Catatan Medis Shakira

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Beri Selamat, Hizbullah Sebut Iran Raih ‘Kemenangan Ilahi’ Atas Israel

    Beri Selamat, Hizbullah Sebut Iran Raih ‘Kemenangan Ilahi’ Atas Israel

    Beirut

    Kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon mengucapkan selamat kepada Iran dan melontarkan pujian atas apa yang disebutnya sebagai “kemenangan Ilahi” atas Israel setelah perang 12 hari berlangsung. Hizbullah menyebut akhir dari perang tersebut sebagai awal dari “fase sejarah baru”.

    Pertempuran udara yang sengit antara Teheran dan Tel Aviv diakhiri dengan gencatan senjata yang mulai berlaku pada Selasa (24/6) waktu setempat, setelah melibatkan rentetan serangan udara yang memicu banyak korban jiwa dan kerusakan besar di kedua negara.

    Hizbullah dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Kamis (26/6/2025), menyampaikan “ucapan selamat yang paling tulus” kepada Iran, serta memuji apa yang disebut kelompok itu sebagai “kemenangan Ilahi yang mulia”.

    Kemenangan itu, sebut Hizbullah, “diwujudkan dalam serangan-serangan yang tepat sasaran dan menyakitkan yang dilancarkan Iran” terhadap Israel, serta “respons kilat terhadap agresi Amerika terhadap fasilitas nuklirnya”.

    Amerika Serikat (AS), pada Minggu (22/6) dini hari, melakukan pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap tiga fasilitas nuklir Iran — Fordow, Isfahan, dan Natanz.

    “Ini hanyalah awal dari fase bersejarah baru dalam menghadapi hegemoni Amerika dan arogansi Zionis di kawasan,” sebut Hizbullah dalam pernyataannya.

    Hizbullah, yang berperang melawan Israel tahun lalu, menyatakan “dukungan kuat dan tak tergoyahkan bagi Republik Islam (Iran), kepemimpinannya, dan rakyatnya”.

    Lihat juga Video Trump: Perang Israel Vs Iran Bisa Meledak Lagi

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Perang antara Iran dan Israel meletus pada 13 Juni lalu ketika Tel Aviv melancarkan serangan udara besar-besaran menargetkan fasilitas nuklir dan militer Teheran, yang diklaim bertujuan mencegah musuh bebuyutannya itu mengembangkan senjata nuklir. Iran telah berulang kali membantah tuduhan semacam itu.

    Menurut data terbaru Kementerian Kesehatan Iran, rentetan serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 627 orang dan melukai lebih dari 4.800 orang lainnya selama perang berlangsung.

    Gelombang serangan balasan Iran, menurut data otoritas Tel Aviv, dilaporkan menewaskan sedikitnya 28 orang di wilayah Israel.

    Sementara itu, kepala blok Hizbullah dalam parlemen Lebanon, Mohammed Raad, mengatakan dalam sebuah pidato bahwa Iran merupakan “kekuatan pencegah regional, suka atau tidak”.

    Dia menyebut Teheran “telah membuktikan dengan keteguhannya” dan dengan melawan “musuh tirani yang berusaha memaksakan hegemoni di seluruh kawasan”.

    Iran telah mendukung Hizbullah sejak kelompok itu didirikan pada tahun 1980-an silam, dengan memberinya dukungan finansial dan militer. Hizbullah melemah dalam konfrontasi terakhirnya dengan Israel, yang menewaskan sebagian besar pucuk pimpinannya dan menghancurkan sebagian besar persenjataan mereka.

    Lihat juga Video Trump: Perang Israel Vs Iran Bisa Meledak Lagi

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 3
                    
                        Israel Diduga Tak Mampu Perang Lama Lawan Iran, Trump Langsung Beri Gencatan Senjata
                        Internasional

    3 Israel Diduga Tak Mampu Perang Lama Lawan Iran, Trump Langsung Beri Gencatan Senjata Internasional

    Israel Diduga Tak Mampu Perang Lama Lawan Iran, Trump Langsung Beri Gencatan Senjata
    Tim Redaksi
    WASHINGTON DC, KOMPAS.com
    – Presiden Amerika Serikat (AS)
    Donald Trump
    pada Selasa (24/6/2025) mengumumkan gencatan senjata antara
    Iran
    dan Israel, menyusul ketegangan militer selama hampir dua pekan terakhir.
    Namun, efektivitas dan keberlangsungan kesepakatan itu masih diragukan berbagai pihak, termasuk para analis Timur Tengah.
    “Saya tidak berpikir Pemerintah
    Israel
    mampu mempertahankan perang jangka panjang, tetapi saya pikir faktor utamanya di sini adalah Presiden Trump. Dia tidak ingin melihat perang baru di wilayah tersebut pecah di bawah pengawasannya,” ujar Will Todman, peneliti senior di Program Timur Tengah, Center for Strategic and International Studies (CSIS), seperti dikutip
    AFP
    .
    Gencatan senjata itu diumumkan hanya beberapa hari setelah Iran menembakkan rudal ke pangkalan militer AS di Qatar.
    Menurut laporan, serangan tersebut dilakukan secara terukur dan mudah dicegat oleh sistem pertahanan.
    Merespons insiden itu, Trump memilih tidak melakukan serangan balasan dan justru mendesak Israel jangan melanjutkan rencana operasi militer ke wilayah Iran.
    Langkah ini dipandang sebagai manuver cepat Trump untuk menghindari konflik berkepanjangan, sekaligus menepis kritik terhadap komitmennya selama kampanye untuk tidak menyeret militer AS ke konflik luar negeri.
    “Itulah yang mengubah kalkulasi untuk Israel dan juga untuk Iran,” tambah Todman.
    Puncak eskalasi terjadi saat militer AS meluncurkan serangan udara terhadap salah satu situs-situs nuklir utama Iran pada Sabtu (21/6/2025).
    Meski Trump mengeklaim fasilitas tersebut telah “dihancurkan”, laporan rahasia yang dilansir
    CNN
    dan
    The New York Times
    menyebutkan bahwa bagian inti dari tiga lokasi nuklir Iran tidak mengalami kerusakan berarti.
    Sementara itu, Iran dikabarkan sedang mencari jalan keluar dari konflik setelah mengalami serangan terburuk sejak perang Iran-Irak pada 1980–1988.
    Trump juga memberi sinyal akan menawarkan insentif kepada Teheran, termasuk pelonggaran sanksi agar China dapat kembali membeli minyak Iran.
    Adapun Israel berada dalam tekanan berat. Serangan udara Iran dalam beberapa hari terakhir disebut sebagai yang paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir, bersamaan dengan operasi militer di Gaza, Suriah, dan Lebanon.
    Setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji langkah Trump, peringatan yang dilontarkan Trump sehari kemudian dianggap sebagai sinyal bahwa ada batas dalam dukungan AS terhadap Israel.
    “Trump secara vokal menggunakan kekuatan
    troll
    -nya untuk mencoba menahan tindakan Israel dan Iran, tetapi dia kalah penting dibandingkan peran yang terus dimainkan oleh negara-negara ini (Teluk),” ujar Brian Katulis, peneliti senior di Middle East Institute.
    Katulis menyebut, negara seperti Qatar yang memiliki hubungan strategis dengan berbagai pihak di kawasan, memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan.
    Menurutnya, pendekatan Trump yang menggabungkan komunikasi digital dengan kebijakan militer justru membingungkan banyak pengamat dan aktor global.
    “Operasi militer yang bersifat taktis, dikombinasikan dengan banyak komunikasi strategis, membingungkan orang Amerika dan aktor global tentang apa yang sebenarnya ingin dilakukan oleh pemerintahan Trump,” kata Katulis.
    “Operasi militer AS yang berkepanjangan bisa berpotensi memecah dukungan terhadap Presiden Trump, bahkan dari basis pendukungnya sendiri,” kata Jonathan Panikoff dari Atlantic Council.
    Kendati demikian, Panikoff memperkirakan dukungan dari kelompok konservatif dan basis Partai Republik masih akan bertahan.
    Di sisi lain, kritik terhadap pendekatan Trump juga datang dari berbagai kalangan, termasuk dari Partai Demokrat.
    Annelle Sheline, peneliti di Quincy Institute for Responsible Statecraft, menilai Trump harus bertanggung jawab untuk menjaga konsistensi implementasi gencatan senjata.
    “Trump menunjukkan bahwa dia dapat mengendalikan Israel ketika dia memilih untuk melakukannya. Sekarang dia harus melakukan hal yang sama untuk bersikeras pada gencatan senjata di Gaza,” ujarnya.
    Ia juga menyayangkan tindakan militer Israel yang tetap melancarkan serangan ke Lebanon dan Gaza, meski kesepakatan gencatan senjata telah diumumkan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Iran Vs Israel, Apakah Gencatan Senjata Akan Akhiri Perang?

    Iran Vs Israel, Apakah Gencatan Senjata Akan Akhiri Perang?

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan pada Senin (23/06) malam bahwa Israel dan Iran telah menyepakati gencatan senjata yang menurutnya bisa berujung pada perdamaian abadi.

    Pengumuman itu mengemuka setelah 12 hari serangan udara Israel ke Iran, serangan drone dan rudal balasan Iran ke Israel, dan pengeboman ke beberapa fasilitas nuklir Iran oleh AS.

    Iran mengaku siap menghentikan serangan jika Israel juga menghentikan serangannya. Adapun pemerintah Israel menyetujui tawaran tersebut setelah “mencapai tujuan” dari serangkaian serangannya terhadap Iran.

    Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengumumkan genjatan senjata antara Israel dan Iran, tapi apakah itu akan bertahan dan berujung pada perdamaian yang langgeng? (Getty Images)

    Gencatan senjata tersebut sudah terancam gagal karena Presiden Trump menyatakan bahwa Israel dan Iran masih saling serang.

    Padahal, jika betul-betul bisa dipertahankan, gencatan senjata diharapkan bisa berujung pada perdamaian.

    Tapi sebagaimana terjadi dalam konflik-konflik lainnya, gencatan senjata membutuhkan keterampilan diplomasi tingkat tinggi.

    Apa yang dimaksud dengan gencatan senjata?

    Istilah ini bergantung dari apa yang disepakati pihak-pihak yang bertikai.

    Istilah ini juga dapat diganti dengan istilah “truce” [jeda atau penghentian sementara serangan] dan “armistice” [perjanjian penghentian perang atau serangan].

    Warga Israel menuntut gencatan senjata. (Getty Images)

    Meski begitu, PBB berkata kerap ada perbedaan antara “ceasefire” [gencatan senjata] dan “cessation of hostilities” [penghentian permusuhan].

    PBB mengatakan “cessation of hostilities” adalah perjanjian yang bersifat informal untuk menghentikan pertempuran.

    Sementara itu, gencatan senjata cenderung bersifat formal dan ditandai dengan perjanjian yang merinci hal-hal seperti:

    tujuan gencatan senjataproses politik setelahnyakapan waktu berlakunyawilayah cakupannya

    Gencatan senjata juga merangkum beragam aktivitas militer yang boleh dan tidak boleh dilakukan serta bagaimana pemantauan proses gencatan senjata.

    Gencatan senjata yang disepakati pada 1993 mengakhiri perang antara pemerintah Liberia dan pasukan pemberontak National Patriotic Front of Liberia. (Getty Images)

    Contohnya, perang saudara di Liberia berakhir pada 1993 saat Pemerintah Persatuan Nasional mencapai kesepakatan dengan National Patriotic Front of Liberia dan United Liberation Movement of Liberia for Democracy.

    Kedua pihak setuju untuk menghentikan impor senjata dan amunisi, tidak mengubah atau menyerang basis militer, tidak memicu permusuhan lebih lanjut, dan tidak menggunakan ranjau atau alat-alat pembakar.

    Apakah gencatan senjata permanen atau cuma sementara?

    Menurut PBB, bisa saja bermakna keduanya.

    Kadang-kadang, dua pihak yang bertikai setuju untuk gencatan senjata sementara guna mengurangi aksi kekerasan atau krisis kemanusiaan.

    Ketika Israel dan kelompok Hamas setuju untuk gencatan senjata sementara, yang berlangsung antara 24 November dan 30 November 2023, Hamas melepaskan 105 sandera sedangkan Israel membebaskan 240 tahanan.

    Gencatan senjata pendahuluan juga bisa disetujui untuk menciptakan situasi yang membantu negosiasi dan jalan menuju gencatan senjata yang definitif dan permanen.

    Gencatan senjata sementara saat perang Ethiopia dan Eritrea pada 2000 berujung pada perjanjian perdamaian permanen. (Getty Images)

    Pada Juni 2000, Ethiopia dan Eritrea menandatangani perjanjian untuk menghentikan konflik agar bisa bernegosiasi untuk mencapai gencatan senjata permanen. Perjanjian ini ditandatangani sebagai bagian dari Kesepakatan Aljir yang mengakhiri perang.

    Namun, perang bisa saja berlanjut karena serangkaian gencatan senjata pendahuluan yang gagal dan rapuh.

    PBB menegosiasikan serangkaian gencatan senjata untuk mengakhiri perang saudara di Lebanon pada 1978, 1981, dan 1982. Namun, pertempuran kembali pecah setelah tiap gencatan senjata tercapai. Perang baru benar-benar berakhir pada 1990 setelah dimulai pada 1975.

    Dalam kasus lainnya, satu atau kedua pihak yang bertikai bisa saja memanfaatkan gencatan senjata pendahuluan untuk memperkuat posisi mereka di lapangan.

    Gencatan senjata yang definitif (atau permanen) biasanya datang menyusul serangkaian negosiasi damai yang terjadi antara dua pihak yang berperang.

    Proses ini biasanya melibatkan pelucutan senjata dan demobilisasi pasukan, tapi pengaturan keamanan lanjutan dapat tetap berlaku selama bertahun-tahun setelah perjanjian ditandatangani.

    Perjanjian Good Friday [Jumat Agung] pada 1998 di Irlandia Utara mengharuskan pihak IRA dan kelompok loyalitas untuk melucuti senjata. (Getty Images)

    Sebagai contoh, Perjanjian Good Friday [Jumat Agung] pada 1998 di Irlandia Utara yang melibatkan IRA dan kelompok loyalis menyepakati untuk “tidak menggunakan” senjata mereka.

    Perjanjian itu juga memasukkan pasal untuk mendorong perdamaian di wilayah itu, seperti menjaga perbatasan Irlandia Utara dengan Republik Irlandia agar tetap terbuka untuk perdagangan bebas dan tanpa gesekan.

    Ada berapa macam gencatan senjata?

    Israel dan Hamas menyebut gencatan senjata sementara pada November 2023 dengan istilah “jeda kemanusiaan.”

    Jeda kemanusiaan kadang-kadang digunakan untuk mengurangi kekerasan atau pertempuran untuk meringankan krisis kemanusiaan.

    Saat “jeda kemanusiaan” di Gaza, Israel membebaskan 105 sandera sebagai imbalan dari pembebasan 240 tahanan Palestina. (Getty Images)

    Contohnya, pemerintah Sudan setuju gencatan senjata dengan dua kelompok militan, Sudan Liberation Movement dan Justice dan Equality Movement. Gencatan senjata ini menghentikan pertempuran di Darfur selama 45 hari agar berbagai lembaga bisa menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat setempat.

    Pada 2004, setelah dihantam tsunami, pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka mendeklarasikan gencatan senjata yang memungkinkan berbagai bantuan dikirimkan ke area-area pertempuran.

    Ada juga kemungkinan perjanjian untuk menghentikan pertempuran sementara di wilayah-wilayah khusus. Ini dinamakan gencatan senjata geografis.

    Pada 2018, PBB berhasil menjembatani perjanjian antara pemerintah Yaman dengan kelompok Houthi untuk menghentikan serangan di sekitar Pelabuhan Hodeida di Laut Merah untuk melindungi penduduk setempat.

    Lihat juga Video: Jumlah Korban Perang Iran vs Israel Selama 12 Hari

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Posisi Indonesia, di ambang perang besar

    Posisi Indonesia, di ambang perang besar

    Istimewa

    Posisi Indonesia, di ambang perang besar
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Selasa, 24 Juni 2025 – 21:24 WIB

    Elshinta.com – Ulah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang Sabtu (21/6/2025) melancarkan serangan udara ke tiga fasilitas nuklir utama milik Iran: Isfahan, Natanz, dan Fordow tidak saja menghantam objek vital Iran, tapi juga membuat gaduh dan menguncang stabilitas geopolitik dunia yang memang sudah rapuh.

    Belakangan Trump kabarnya tidak ingin melanjutkan serangan terhadap Iran dan berniat mengupayakan kesepakatan damai dengan Teheran. Seorang pejabat AS, Axios, Senin (23/6/2025) menyebut, Trump telah menghubungi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sesaat setelah serangan, dan menyatakan bahwa tujuan berikutnya adalah mengejar kesepakatan damai dengan Iran. “Presiden (Trump) tidak ingin melanjutkan serangan. Ia siap jika Iran melakukan serangan balasan, tetapi ia sudah menyampaikan kepada Netanyahu bahwa ia menginginkan perdamaian,” kata pejabat itu.

    Kendati begitu, serangan tersebut tak urung menyalakan kembali api perang besar di Timur Tengah. Kali ini, ancamannya jauh lebih dahsyat. Potensi perang regional menjalar menjadi konflik global. Bahkan banyak pengamat mengkhawatirkan konflik ini memicu pecahnya Perang Dunia III.

    Dan Iran memang tak tinggal diam. Militer Iran bersiaga penuh. Kelompok sekutu Iran—Hizbullah di Lebanon, milisi Syiah di Irak dan Suriah, Houthi di Yaman—siap menjadi alat pukul Teheran. Bagi Iran, dalam doktrin strategisnya, serangan terhadap infrastruktur nuklir adalah deklarasi perang.

    Salah satu langkah yang paling ditakuti dunia adalah pemblokiran Selat Hormuz, yang menjadi  salah satu urat nadi energi global. Sekitar 30 persen perdagangan minyak dunia dan 25 persen lalu lintas Gas Alam Cair (LNG) melewati selat itu. Bila Iran menutupnya, harga energi global dipastikan melambung, memicu inflasi, dan mengguncang pasar keuangan.

    Ancaman itu bukan gertakan kosong. Pada hari Minggu (22/6/2025), Parlemen Iran dilaporkan telah menyetujui rencana penutupan total selat tersebut, dan kini tinggal menunggu lampu hijau dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran. Jika Iran betul betuk memblokade Selat tersebut, paling tidak ada tiga negara yang terkena dampak paling siginifikan: China, India dan Jepang. Lalu lintas energi ketiga negara itu sangat tergantung dengan Selat Hormuz. 

    Bagaimana dengan Indonesia? Kita dipastikan juga akan terimbas dampak yang tidak kecil. Ketergantungan kita pada impor minyak dan gas dari kawasan Teluk masih sangat besar, terutama dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar—negara-negara yang menggunakan jalur Selat Hormuz untuk mengekspor energi. Jika Iran menutup selat ini, dunia akan mengalami lonjakan harga minyak dan gas, yang langsung akan menekan APBN Indonesia melalui pembengkakan subsidi energi dan melemahnya neraca perdagangan. 

    Pemblokiran Selat Hormuz bukan hanya akan membakar Tel Aviv, tapi mengguncang seluruh pasar global. Inflasi energi dan gejolak pasar keuangan adalah dua bahaya nyata yang sudah mulai terasa pasca-serangan AS, dengan harga minyak mentah jenis Brent yang sempat menyentuh USD 120 per barel, tertinggi sejak krisis Rusia-Ukraina.

    Dampak lanjutannya akan merembet pada sektor-sektor domestik. Ongkos produksi industri meningkat, transportasi publik dan logistik terganggu, dan daya beli masyarakat menurun. Semua ini menempatkan Indonesia, seperti banyak negara berkembang lain, pada posisi yang sangat rentan.

    Reaksi Dunia Atas Serangan AS ke Iran

    Serangan AS ke Iran bisa menjadi lonceng perang yang menyulut krisis regional menjadi konflik global, sehingga bukan hanya merupakan eskalasi militer. Dalam kaitan itu, sikap para pemimpin dunia terbelah. Uni Eropa yang diwakili Inggris, Prancis, dan Jerman misalnya meminta Iran untuk menghindari tindakan apa pun yang dapat “mendestabilisasi” Timur Tengah lebih lanjut. Mereka secara konsisten menegaskan penolakan terhadap senjata nuklir Iran dan mereka mendukung penuh keamanan Israel.

    Sementara Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengecam serangan udara AS yang merupakan eskalasi yang berbahaya. Adapun Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mendesak semua pihak untuk mundur dan kembali ke meja perundingan.

    Arab Saudi telah menyuarakan “kekhawatiran besar”, sementara Oman mengutuk serangan tersebut dan menyerukan de-eskalasi.

    Perdana Menteri India, Narendra Modi mengaku telah berbicara dengan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian. Modi kemudian menyerukan “dialog dan diplomasi sebagai jalan ke depan”.

    Politikus Rusia, Dmitry Medvedev, sekutu Presiden Vladimir Putin, mengatakan: “Trump, yang datang sebagai presiden pembawa damai, telah memulai perang baru bagi AS.

    Penyelesaian Perang dengan Telepon 

    Banyak kalangan memprediksi, krisis ini bisa berakhir dalam dua arah: eskalasi ke perang global, atau pembukaan kembali jalur diplomatik. 

    Seorang pejabat Iran menyatakan konflik dengan Israel sebenarnya bisa berakhir dengan satu panggilan telepon, yaitu dari Presiden AS Donald Trump kepada pemimpin Israel. Sang pejabat itu pun menyebut Iran selalu siap berunding dengan siapa pun yang serius mencari solusi damai.

    “Iran percaya pada dialog yang beradab, langsung atau tidak langsung. Presiden Trump bisa dengan mudah menghentikan perang dengan satu telepon ke Israel,” kata Juru Bicara Kantor Wakil Presiden Iran Majid Farahani, dalam wawancara khusus dengan CNN, Jumat (20/6/2025) lalu.

    Namun, dalam atmosfer politik AS, diplomasi mungkin bukan opsi utama Trump. Begitu pula Israel yang merasa mendapat lampu hijau dari Washington.

    Bagi Indonesia dan dunia, pilihan terbatas. Tidak ikut perang bukan berarti tak terkena dampak. Justru saat kekuatan besar sibuk mengukur misil dan kekuasaan, negara-negara non-blok seperti Indonesia bisa berperan sebagai penyeimbang moral dan penstabil kawasan.

    Itu sebabnya Indonesia selayaknya mengupayakan langkah diplomasi yang apik dan teukur. Soalnya perang yang terjadi di antara kedua negara sudah pasti akan berdampak pada tidak berkembangnya sektor ekonomi bagi negara mana pun. 

    Kita dituntut untuk waspada, cermat, dan tanggap. Indonesia perlu segera memikirkan peningkatan cadangan energi melalui percepatan diversifikasi sumber pasokan energi dari negara-negara non-Timur Tengah dan memperkuat cadangan strategis minyak nasional. Presiden Prabowo selayaknya mulai memikirkan stimulus konsumsi dengan cara memperluas bantuan sosial dan subsidi langsung kepada kelompok rentan untuk menjaga daya beli. 

    Kementerian Luar Negeri harus didorong untuk terlibat penuh dalam menjalankan diplomasi bebas aktif yang lebih progresif. Indonesia dapat mengambil peran dalam mendorong diplomasi damai di kawasan melalui jalur G20, OKI, dan ASEAN+.

    Dan yang tak kalah pentingnya adalah memperkuat perlindungan terhadap iklim investasi.  Dengan cara mempertebal kepastian hukum, menjaga stabilitas politik, dan insentif fiskal, supaya Indonesia tetap bisa menarik bagi investor global yang mencari “zona aman” di tengah gejolak global. 

    Penulis : Zenzia Sianica Ihza, Pakar Investasi dan Hubungan Internasional 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Perang Rudal Iran-AS Menggila, Langit Timur Tengah Mendadak Kosong

    Perang Rudal Iran-AS Menggila, Langit Timur Tengah Mendadak Kosong

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang di Timur Tengah kian memanas setelah Amerika Serikat (AS) bergabung dengan Israel untuk menyerang Iran. Militer AS mengklaim berhasil menghancurkan 3 pusat nuklir di Iran pada Sabtu (20/6) pekan lalu.

    Serangan balasan lantas dilancarkan Iran ke 10 titik di Israel. Iran juga menyerang pangkalan militer AS di Qatar pada Senin (23/6) malam.

    Tak lama setelahnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan gencatan senjata telah disepakati antara Israel dan Iran.

    Kendati demikian, ledakan terbaru dilaporkan mengguncang Iran pada Selasa (24/6/2025) pagi ini.

    Perang yang masih kencang membuat langit Timur Tengah kosong melompong. Berbagai penerbangan dengan destinasi ke kawasan tersebut dibatalkan, dialihkan, atau ditangguhkan.

    Pada Senin (23/6), Air India mengumumkan menyetop semua penerbangan ke Timur Tengah. Selain itu, dilakukan pula penangguhan penerbangan dari/ke wilayah timur Amerika Utara dan Eropa.

    Bandara Dubai yang tersibuk di dunia mengatakan operasinya telah dilanjutkan setelah penangguhan singkat. Kendati demikian, Dubai memperingatkan penundaan dan pembatalan beberapa penerbangan. Qatar juga menutup wilayah udaranya.

    Wilayah udara yang biasanya sibuk membentang dari Iran dan Irak hingga Mediterania menyerupai kota mati, tanpa lalu lintas udara komersial karena penutupan wilayah udara dan masalah keselamatan.

    “Mengerikan sekali,” kata Miret Padovani, seorang pemilik bisnis yang terdampar di Bandara Internasional Hamad, Doha, dikutip dari Reuters, Selasa (24/6/2025).

    Ia memesan tiket penerbangan Qatar Airways ke Thailand yang dijadwalkan berangkat Senin (23/6) malam, tetapi membatalkan perjalanannya dan berencana untuk pulang ke Dubai pada Selasa (24/6) pagi.

    “Semuanya terjadi begitu cepat. Saya bahkan mendengar dari orang-orang di ruang tunggu kelas utama bahwa rudal-rudal itu telah meluncur,” Miret menambahkan.

    Menurut perusahaan analitik penerbangan Cirium, puluhan penerbangan ke Doha, sebagian besar dari Qatar Airways, dialihkan pada Senin (23/6). Segelintir penerbangan ke Dubai dialihkan karena penutupan wilayah udara.

    Kuwait Airways pada Senin (23/6) menangguhkan keberangkatan penerbangannya dari negara tersebut, sementara Etihad Airways dari UEA mengalihkan rute penerbangannya pada hari Senin (23/6) dan Selasa (24/6).

    Maskapai penerbangan Spanyol Iberia membatalkan rencana untuk melanjutkan penerbangan ke Doha pada Selasa (24/6) setelah penutupan wilayah udara terbaru.

    Perlu diketahui, sejak wilayah udara Rusia dan Ukraina ditutup untuk sebagian besar maskapai penerbangan karena perang selama bertahun-tahun, Timur Tengah menjadi rute andalan yang sangat penting untuk penerbangan antara Eropa dan Asia.

    Di tengah serangan rudal dan udara selama 10 hari terakhir, maskapai penerbangan telah mengalihkan rute ke utara melalui Laut Kaspia atau ke selatan melalui Mesir dan Arab Saudi.

    Maskapai penerbangan kemungkinan menghindari Doha, Dubai, dan bandara lain di kawasan tersebut karena kekhawatiran bahwa Iran atau proksinya dapat menargetkan serangan drone atau rudal terhadap pangkalan militer AS di negara-negara ini, kata konsultan risiko penerbangan Osprey Flight Solutions.

    Sampai Kapan Penerbangan Disetop?

    Sebelumnya, maskapai penerbangan telah mempertimbangkan berapa lama mereka akan menangguhkan penerbangan. Finnair adalah yang pertama mengumumkan penangguhan penerbangan ke Doha, dengan pembatalan hingga 30 Juni 2025.

    Singapore Airlines berencana untuk membatalkan penerbangan ke Dubai hingga Selasa (24/6). Air France, Iberia, British Airways, dan Air Astana, membatalkan semua penerbangan ke Doha dan Dubai pada Minggu (21/6) dan Senin (22/6).

    Air France juga membatalkan penerbangan ke Riyadh dan mengatakan akan menangguhkan penerbangan ke dan dari Beirut, Lebanon hingga Rabu (25/6) besok.

    Beberapa hari sebelum serangan AS, American Airlines menangguhkan penerbangan ke Qatar. United Airlines dan Air Canada melakukan hal yang sama dengan penerbangan ke Dubai. Penerbangan mereka belum dilanjutkan.

    Zona konflik yang meluas menjadi beban operasional yang makin besar bagi maskapai penerbangan. Serangan udara menimbulkan kekhawatiran tentang penembakan yang disengaja atau tidak disengaja terhadap lalu lintas udara komersial.

    Gangguan GPS di sekitar titik-titik konflik, tempat sistem GPS berbasis darat “memalsukan” atau menyiarkan posisi yang, dapat membuat pesawat komersial keluar jalur.

    Hal ini juga menjadi masalah yang makin besar bagi penerbangan komersial. SkAI, sebuah perusahaan Swiss yang mengelola peta gangguan GPS, mengatakan pada Minggu (21/6) malam bahwa mereka telah mengamati lebih dari 150 pesawat yang dipalsukan di atas Teluk Persia dalam 24 jam.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]