Negara: Lebanon

  • Lima Unit Militer Israel Langgar HAM Serius di Tepi Barat

    Lima Unit Militer Israel Langgar HAM Serius di Tepi Barat

    Washington DC

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyimpulkan bahwa lima unit militer Israel terbukti melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang serius terhadap warga Palestina di wilayah Tepi Barat. Kesimpulan ini didasarkan pada tindakan-tindakan pelanggaran yang terjadi sebelum serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober tahun lalu.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (30/4/2024), kesimpulan itu disampaikan oleh Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya pada Senin (29/4) waktu setempat.

    Wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, menuturkan kepada wartawan setempat bahwa Israel telah mengambil tindakan perbaikan dengan empat unit militer di antaranya, sehingga memperkecil kemungkinan dijatuhi sanksi AS.

    Patel menambahkan bahwa konsultasi sedang dilakukan dengan Israel mengenai unit militer kelima.

    Namun dia menolak untuk mengidentifikasi unit-unit militer Israel yang dinyatakan telah melanggar HAM tersebut. Patel juga tidak menjelaskan lebih detail soal pelanggaran apa yang terjadi dan tidak menyebutkan lebih lanjut soal langkah yang diambil oleh pemerintah Israel terhadap unit-unit militer itu.

    Seorang pejabat AS, yang enggan disebut namanya, mengungkapkan bahwa unit militer kelima merupakan bagian dari Angkatan Bersenjata Israel.

    Laporan media mengidentifikasi sebuah batalion bernama Netzah Yehuda, yang sebagian besar terdiri atas warga Yahudi ultra-Ortodoks, sebagai yang dinyatakan melanggar HAM tersebut. Batalion itu disebut memiliki 1.000 anggota dan ditempatkan di Tepi Barat sejak tahun 2022.

    “Setelah proses yang hati-hati, kami mendapati lima unit Israel yang bertanggung jawab atas insiden pelanggaran hak asasi manusia yang berat,” ucap Patel dalam pernyataannya.

    Semua insiden tersebut, sebut Patel, terjadi sebelum serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu dan tidak ada yang terjadi di Jalur Gaza.

    “Empat unit di antaranya telah secara efektif memperbaiki pelanggaran-pelanggaran ini, dan hal ini merupakan apa yang kami harapkan dilakukan oleh para mitra, dan konsisten dengan apa yang kami harapkan dari semua negara yang menjalin hubungan yang aman dengan kami,” sebut Patel dalam pernyataannya.

    Dia menambahkan bahwa Israel telah memberikan “informasi tambahan” soal unit militer kelima.

    Aturan hukum yang berlaku di AS melarang pemerintah untuk mendanai atau mempersenjatai pasukan militer asing yang secara kredibel dituduh melakukan pelanggaran HAM. AS diketahui memberikan bantuan militer kepada sekutu-sekutunya di seluruh dunia, termasuk Israel.

    Militer Israel berperang melawan kelompok Hamas di Jalur Gaza selama hampir tujuh bulan terakhir, dan hampir setiap hari terlibat serangan lintas perbatasan dengan kelompok Hizbullah di sepanjang perbatasan Lebanon. Baik Hamas maupun Hizbullah sama-sama didukung oleh Iran, musuh abadi Israel.

    Patel menambahkan bahwa Washington masih mengevaluasi unit militer kelima tersebut, dan belum memutuskan apakah akan menghentikan bantuan militer AS.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Udara Israel Tewaskan 2 Orang di Lebanon

    Serangan Udara Israel Tewaskan 2 Orang di Lebanon

    Beirut

    Israel melancarkan serangan udara ke Hanin, Lebanon. Dilaporkan 2 orang tewas akibat serangan tersebut.

    Dilansir Reuters, Rabu (24/4), salah satu korban yakni anak perempuan berusia 11 tahun. Selain itu, 6 orang lainnya terluka.

    “Pesawat-pesawat tempur Israel menghantam sebuah rumah dua lantai dengan dua rudal udara-ke-permukaan, menghancurkan bangunan yang dihuni oleh sebuah keluarga yang belum meninggalkan kota tersebut sejak serangan Israel dimulai,” kata kantor berita resmi Lebanon, NNA.

    Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menembakkan puluhan roket Katyusha ke permukiman Israel pada Selasa (23/4).

    Diketahui, pasukan Israel dan kelompok bersenjata Hizbullah di Lebanon saling baku tembak selama lebih dari enam bulan bersamaan dengan perang Gaza.

    Tonton juga Video: Kepala Intelijen Israel Mengundurkan Diri

    (isa/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Memanas! Giliran Hizbullah Kirim Puluhan Roket ke Markas Militer Israel

    Memanas! Giliran Hizbullah Kirim Puluhan Roket ke Markas Militer Israel

    Jakarta

    Kelompok Hizbullah mengatakan bahwa pihaknya telah menembakkan puluhan roket Katyusha ke markas besar militer di Israel utara. Ini sebagai balasan atas serangan Israel yang menargetkan desa-desa di Lebanon selatan.

    Sejak serangan besar-besaran Hamas pada tanggal 7 Oktober tahun lalu terhadap Israel yang memicu perang di Gaza, hampir setiap hari terjadi baku tembak lintas batas antara tentara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran.

    Ketika ketegangan Israel-Iran berada pada titik tertinggi sepanjang masa, kelompok militan Syiah Lebanon tersebut semakin mengintensifkan serangannya terhadap sasaran militer Israel di seberang perbatasan.

    Dilansir kantor berita AFP, Selasa (23/4/2024), dalam sebuah pernyataan, Hizbullah mengatakan bahwa mereka telah membombardir “markas Brigade Infanteri ke-3 dari Divisi 91 di Pangkalan Ein Zeitim dengan puluhan roket Katyusha”.

    Hal ini sebagai respons atas serangan Israel terhadap “desa-desa di selatan dan rumah-rumah warga sipil”, di Srifa, Odaisseh dan Rab Tlatin.

    Kantor Berita Nasional resmi Lebanon (NNA) sebelumnya melaporkan serangan Israel di tiga desa tersebut pada hari Senin (22/4).

    Militer Israel mengatakan “sekitar 35 peluncuran diidentifikasi melintasi dari Lebanon ke daerah Ein Zeitim di Israel utara” dan tidak ada korban luka yang dilaporkan.

    Sejak 7 Oktober, setidaknya 376 orang telah tewas di Lebanon, sebagian besar adalah petempur Hizbullah, tetapi juga 70 warga sipil, menurut penghitungan AFP.

    Sementara pihak Israel mengatakan 10 tentara dan delapan warga sipil tewas di sisi perbatasannya.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Sebut Gagal, Iran Klaim Sukses Besar

    Israel Sebut Gagal, Iran Klaim Sukses Besar

    Jakarta

    Iran melancarkan serangan udara “Operation True Promise” terhadap Israel untuk membalas serangan terhadap konsulat mereka di Suriah awal bulan ini. Tel Aviv menyebut operasi Teheran itu berhasil digagalkan, namun Iran menegaskan serangan balasannya sukses besar.

    Seperti dilansir media lokal Iran, Press TV, Minggu (14/4/2024), Garda Revolusi Iran (IRGC) dalam pernyataan pertama pada Sabtu (14/4) malam waktu setempat mengumumkan dilancarkannya serangan balasan terhadap Israel, yang disebutnya sebagai “Operation True Promise” atau “Operasi Janji Sejati”.

    “Dalam merespons berbagai kejahatan rezim Zionis, termasuk serangan terhadap bagian konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus dan kematian martir sejumlah komandan dan penasihat militer negara kami di Suriah, Divisi Dirgantara IRGC meluncurkan puluhan rudal dan drone terhadap target-target tertentu di dalam wilayah pendudukan,” demikian bunyi pernyataan pertama yang dirilis Garda Revolusi Iran.

    Melalui pernyataan itu, dengan kata lain, Operasi Janji Sejati dari Iran merupakan respons terhadap kematian tujuh personel Garda Revolusi Iran dalam serangan yang diyakini didalangi oleh Israel di Damaskus pada 1 April lalu.

    Komandan senior Pasukan Quds Garda Revolusi Iran di Lebanon dan Suriah, Brigadir Jenderal Mohammed Reza Zahedi, dan wakilnya Brigadir Jenderal Hadi Haji Rahimi ikut tewas dalam serangan di Suriah tersebut.

    Dalam pernyataan kedua, Garda Revolusi Iran menyebut pembalasan dilaksanakan setelah organisasi internasional “bungkam dan mengabaikan” selama 10 hari sejak serangan terjadi di Suriah, terutama Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tidak mengecam atau menghukum Israel atas serangan mematikan itu — sesuai Pasal 7 Piagam PBB.

    Militer Israel: Serangan Iran Gagal, 99 Persen Proyektil Ditembak Jatuh

    “Serangan Iran telah digagalkan,” tegas juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dalam pernyataan yang disiarkan televisi setempat, seperti dilansir AFP, Minggu (14/4).

    Lebih lanjut, Hagari menyatakan bahwa Iran meluncurkan 170 drone ke wilayah Israel, namun tidak ada satupun drone Teheran yang berhasil memasuki wilayah udara negara Yahudi tersebut. Ditegaskan Hagari bahwa seluruh drone Iran ditembak jatuh di luar perbatasan oleh Israel dan sekutu-sekutunya.

    Dia juga menyebut bahwa 30 rudal jelajah telah diluncurkan oleh militer Iran ke Israel, dan tidak ada satu pun yang berhasil memasuki wilayah udara Israel. Menurut Hagari, sebanyak 30 rudal jelajah di antaranya telah ditembak jatuh di luar perbatasan oleh Angkatan Udara Israel.

    Sedangkan dari total 120 rudal balistik yang diluncurkan Iran, menurut Hagari, sebagian besar telah ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara jarak jauh Arrow. Meskipun, lanjutnya, beberapa rudal balistik berhasil lolos dari pertahanan udara Israel dan menghantam Pangkalan Udara Nevatim di bagian selatan negara itu.

    Disebutkan oleh Hagari bahwa kerusakan ringan terjadi pada infrastruktur di Nevatim dan pangkalan udara itu tetap beroperasi seperti biasa. Ditambahkan oleh Hagari bahwa beberapa drone dan rudal diluncurkan dari wilayah Irak dan Yaman, dan tidak ada satu pun yang memasuki wilayah udara Israel.

    Tepis Israel, Iran Sebut Operation True Promise Sukses Melebihi Harapan

    Panglima Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, menyatakan bahwa serangan udara bernama “Operation True Promise” atau “Operasi Janji Sejati” yang dilancarkan terhadap Israel telah mencapai “level kesuksesan yang melebihi harapan”. Operasi itu dimaksudkan membalas serangan Tel Aviv terhadap Konsulat Iran di Suriah.

    Seperti dilansir AFP dan Al Jazeera, Minggu (14/4/2024), pernyataan itu disampaikan oleh Salami saat berbicara kepada media pemerintah Iran, sembari mengakui bahwa informasi masih terus datang dari lapangan terkait operasi militer Iran yang melibatkan serangan langsung pertama kali terhadap Israel tersebut.

    “(Operasi Janji Sejati) Lebih sukses dari yang diharapkan,” sebutnya.

    Lebih lanjut, Salami menyebut AS dan Prancis memberikan perlindungan udara bagi Israel di wilayah Irak, Yordania dan bahkan sebagian wilayah Suriah. Namun, menurut Salami, “puluhan” drone, rudal jelajah dan rudal balistik Iran berhasil menembus lapisan kemampuan pertahanan Israel.

    “Kami bisa melancarkan serangan yang jauh lebih besar, tapi kami membatasinya pada kemampuan yang digunakan rezim Zionis untuk menyerang Konsulat Iran dan membunuh komandan-komandan kami yang tercinta,” ujarnya.

    Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mohammad Bagheri, dalam pernyataan terpisah kepada televisi pemerintah menyebut pembalasan atas serangan mematikan Israel telah “mencapai semua tujuannya”.

    “Operasi Janji Sejati…berhasil dituntaskan sejak semalam hingga pagi hari ini dan telah mencapai semua tujuannya,” sebut Bagheri.

    Iran Klaim Pusat Intelijen-Pangkalan Udara Israel Hancur

    Dijelaskan oleh Bagheri bahwa serangan pembalasan Iran ini menargetkan “pusat intelijen” dan pangkalan udara Israel, yang menjadi lokasi jet tempur F-35 milik Tel Aviv lepas landas untuk menyerang Konsulat Teheran di Damaskus awal bulan ini.

    “Kedua pusat tersebut telah hancur dan rusak parah,” sebutnya, meskipun militer Israel menyatakan serangan Iran hanya memicu kerusakan ringan.

    “Kami melihat operasi ini telah selesai dan menurut kami, operasi ini telah berakhir,” tegas Bagheri.

    “Tidak niat untuk melanjutkan operasi ini,” ujarnya, sembari menyerukan Israel untuk menghindari tindakan lebih lanjut terhadap Iran, yang menurut Bagheri, akan memicu respons yang “jauh lebih besar”.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dari Sekutu Jadi Musuh, Eskalasi Perang Bayangan Iran Vs Israel

    Dari Sekutu Jadi Musuh, Eskalasi Perang Bayangan Iran Vs Israel

    Teheran

    Iran dan Israel berubah dari sekutu menjadi musuh, terutama setelah Revolusi Islam. Setelah serangan Israel ke kompleks konsulat Iran di Suriah, Iran sekarang balas menyerang dengan drone dan rudal langsung ke Israel.

    Pada tanggal 13 April 2024, Iran meluncurkan drone dan rudal ke Israel. Teheran mengatakan hal ini dilakukan karena pihaknya merespons sebuah serangan udara terhadap konsulatnya di Damaskus, Suriah awal bulan ini.

    Sejak melancarkan perang terhadap Hamas di Jalur Gaza untuk membalas serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, Israel juga meningkatkan serangan terhadap proksi Iran di Lebanon dan Suriah.

    Salah satu serangan terjadi pada awal April lalu tatkala sebuah gedung konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus diserang, yang menewaskan sejumlah orang, termasuk tujuh anggota tinggi Garda Revolusi Iran. Pemerintahan di Teheran menyalahkan Israel atas serangan tersebut, meski Israel sendiri tidak berkomentar atas insiden itu.

    Iran dan Israel telah bermusuhan selama beberapa dekade terakhir. Iran mengatakan pihaknya ingin menghapus Israel dari peta dan mengancam akan memusnahkannya. Israel, di sisi lain, menganggap Iran sebagai musuh terbesarnya. Namun hal ini tidak melulu terjadi.

    Kapan Iran dan Israel menjadi sekutu?

    Faktanya, Israel dan Iran adalah sekutu hingga Revolusi Islam Iran tahun 1979. Iran adalah salah satu negara pertama yang mengakui Israel setelah didirikan pada tahun 1948. Israel menganggap Iran sebagai sekutu melawan negara-negara Arab. Sementara itu, Iran menyambut baik Israel yang didukung AS sebagai penyeimbang terhadap negara-negara Arab di kawasan itu.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Tidak hanya itu. Iran adalah rumah bagi komunitas Yahudi terbesar kedua di luar Israel. Namun, setelah Revolusi Islam, banyak orang Yahudi meninggalkan negara tersebut. Saat ini, lebih dari 20.000 orang Yahudi masih tinggal di Iran.

    Kapan hubungan Israel-Iran berubah?

    Setelah Revolusi Islam Iran membawa Ayatollah Rohullah Khomeini dan kelompok revolusioner agama berkuasa, Iran membatalkan semua perjanjian sebelumnya dengan Israel.

    Khomeini mengarahkan kritik kerasnya kepada Israel atas pendudukannya di wilayah Palestina. Secara bertahap, Iran menerapkan retorika yang semakin keras terhadap Israel dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan dari negara-negara Arab di kawasan, atau setidaknya warga negara mereka. Bagaimanapun juga, rezim Iran sangat ingin mengembangkan pengaruh regionalnya.

    Ketika Israel mengirim pasukan ke selatan Lebanon pada tahun 1982 untuk campur tangan dalam perang saudara di negara itu, Khomeini mengirim Garda Revolusi Iran ke ibu kota Lebanon, Beirut, untuk mendukung milisi Syiah setempat. Milisi Hizbullah, yang tumbuh dari dukungan ini, saat ini dianggap sebagai wakil langsung Iran di Lebanon.

    Pemimpin Iran saat ini, Ayatollah Ali Khamenei, yang memegang keputusan akhir dalam segala hal, tetap bersikap antagonis terhadap Israel seperti para pendahulunya. Khamenei dan seluruh pemimpin Iran juga berulang kali mempertanyakan dan menyangkal holokaus.

    Iran berubah sikap?

    Tidak semua warga Iran mendukung permusuhan Iran terhadap Israel. “Iran harus mengkaji kembali hubungannya dengan Israel karena tidak lagi mengikuti perkembangan zaman,” kata Faezeh Hashemi Rafsanjani, yang merupakan putri mantan Presiden Iran Ali Akbar Hashemi Rafsanjani, dalam wawancara tahun 2021.

    Faezeh Hashemi Rafsanjani, yang pernah menduduki kursi di parlemen Iran, mengatakan meski Muslim Uighur tertindas di China dan Muslim Chechnya di Rusia, namun “Iran memiliki hubungan dekat” dengan keduanya.

    Ilmuwan politik terkemuka Sadegh Zibakalam, yang mengajar di Universitas Teheran, telah berulang kali mengkritik kebijakan Iran terhadap Israel. “Sikap tersebut telah mengisolasi negara ini di kancah internasional,” kata Zibakalam dalam wawancara tahun 2022 dengan DW.

    Namun, kaum loyalis Republik Islam mendukung sikap bermusuhan terhadap Israel dan ingin melihat Iran melawan negara-negara adidaya.

    Beberapa pendukung rezim Iran dan anggota “Poros Perlawanan” merasa kesal dengan keengganan Iran untuk menyerang Israel dalam konteks perang Gaza atau membalas serangan terhadap Iran sendiri, kata analis Ali Fathollah-Nejad setelah serangan terhadap Israel.

    Direktur lembaga pemikir Center for Middle East and Global Order yang bermarkas di Berlin itu menjelaskan bahwa rasa frustrasi semakin meningkat karena “kurangnya kredibilitas Iran sebagai pendukung utama perjuangan Palestina dan keengganannya untuk menghadapi Israel secara langsung.”

    Dua minggu kemudian, pada tanggal 13 April, Garda Revolusi Iran mengatakan mereka telah menembakkan drone dan rudal ke sasaran mereka di Israel. Militer Israel mengatakan mereka dan sekutunya mencegat banyak proyektil tersebut sebelum mencapai perbatasan Israel.

    Artikel ini diterjemahkan dari bahasa Jerman dan telah diperbarui pada 14 April, setelah serangan Iran terhadap Israel.

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Wilayah Udara Irak-Yordania-Lebanon Dibuka Lagi Usai Perang Iran-Israel

    Wilayah Udara Irak-Yordania-Lebanon Dibuka Lagi Usai Perang Iran-Israel

    Baghdad

    Irak, Yordania dan Lebanon kembali membuka wilayah udaranya beberapa jam setelah menghentikan seluruh lalu lintas udara ketika Iran melancarkan rentetan serangan udara terhadap Israel. Dengan dibukanya kembali wilayah udara ketiga negara itu, maka operasional penerbangan kembali dilakukan secara normal.

    Seperti dilansir AFP, Minggu (14/4/2024), otoritas penerbangan Irak mengumumkan “pembukaan kembali wilayah udara” pada Minggu (14/4) waktu setempat dan dilanjutkan kembali operasional penerbangan dari dan ke bandara di seluruh wilayah Irak.

    Otoritas Baghdad menegaskan tidak ada lagi “risiko keamanan terhadap pesawat sipil” di wilayahnya.

    Laporan media lokal Kurdi di Irak bagian utara sebelumnya menyebut drone-drone Iran mengudara di wilayah otonomi Kurdi saat serangan terhadap Israel berlangsung.

    Di Yordania, ketua komisi penerbangan sipil Haitham Misto menuturkan kepada saluran televisi resmi Al Mamlaka bahwa “situasi telah kembali normal”.

    “Wilayah udara Yordania telah dibuka kembali dan situasinya telah kembali normal,” ucap Misto dalam pernyataannya.

    CEO maskapai nasional Yordania, Royal Jordanian, Samer Majali, dalam pernyataan terpisah mengumumkan bahwa operasional penerbangan maskapai tersebut “telah dilanjutkan”, meskipun masih ada beberapa penundaan.

    Sementara itu, Menteri Transportasi Lebanon Ali Hamie menuturkan kepada AFP bahwa operasional penerbangan di negaranya juga kembali normal.

    “Kami telah melanjutkan penerbangan sejak pukul 07.00 pagi, dan kami memantau situasinya,” ujarnya.

    Bandara internasional di Beirut, sebut Hamie, “telah melanjutkan operasionalnya”.

    Sebelumnya, Israel mengumumkan pembukaan kembali wilayah udaranya yang ditutup selama tujuh jam sejak Minggu (14/4) dini hari, sekitar pukul 00.30 waktu setempat, saat Iran mulai melancarkan rentetan serangan drone dan rudal ke wilayahnya.

    Beberapa maskapai internasional menangguhkan atau mengalihkan penerbangan dalam beberapa hari terakhir untuk menghindari wilayah udara Iran.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Udara Israel Hantam Target Hizbullah di Lebanon

    Serangan Udara Israel Hantam Target Hizbullah di Lebanon

    Beirut

    Serangan udara Israel menghantam target terkait kelompok Hizbullah di wilayah Lebanon bagian timur, dekat perbatasan Suriah. Serangan di Lebanon ini terjadi saat ketegangan meningkat setelah Iran melancarkan serangan langsung terhadap Israel.

    Seperti dilansir AFP, Minggu (14/4/2024), seorang sumber dari kelompok Hizbullah mengungkapkan kepada AFP bahwa salah satu bangunan dua lantai milik kelompok yang didukung Iran itu digempur serangan udara Israel pada Minggu (14/4) waktu setempat.

    “Serangan Israel menargetkan sebuah area di dekat Baalbek dan menargetkan sebuah bangunan dua lantai milik Hizbullah,” tutur sumber yang dikutip AFP tersebut.

    Laporan kantor berita Lebanon, National News Agency, menyebut “serangan udara musuh menargetkan sebuah bangunan” di desa Nabi Sheet dan berhasil “menghancurkan bangunan itu”.

    Tidak ada laporan korban jiwa akibat serangan terbaru Israel tersebut.

    Dalam pernyataan terpisah, seperti dilansir CNN, militer Israel melaporkan bahwa lebih dari 55 roket ditembakkan dari Lebanon ke wilayahnya dalam kurun waktu satu jam, saat rentetan serangan Iran menghujani negara Yahudi tersebut. Tidak ada laporan korban jiwa akibat rentetan roket tersebut.

    Tidak diketahui secara jelas apakah serangan udara terbaru Israel tersebut berkaitan dengan rentetan roket yang ditembakkan dari Lebanon.

    Namun diketahui bahwa serangan lintas perbatasan antara Israel dan Hizbullah marak setelah perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Hizbullah yang didukung Iran semakin sering menembakkan rudal atau roket ke wilayah Israel beberapa waktu terakhir, dengan Tel Aviv kerap membalasnya.

    Laporan The Times of Israel sebelumnya menyebut militer Israel menyerang target-target terkait pasukan elite Radwan dari Hizbullah di wilayah Jbaa, Lebanon bagian selatan, pada Jumat (12/4) malam, atau sebelum Iran melancarkan serangannya terhadap Israel.

    Beberapa gedung lainnya, yang menurut militer Israel, digunakan oleh Hizbullah di area Khiam dan Kafr Kila juga ikut digempur.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Melihat Kekuatan Militer Iran yang Serang Israel Pakai Drone

    Melihat Kekuatan Militer Iran yang Serang Israel Pakai Drone

    Jakarta

    Konfrontasi militer langsung antara Iran dan Israel memunculkan perhatian baru terhadap angkatan bersenjata Iran. Apa kemampuan mereka?

    Awal bulan ini, Israel menyerang sebuah gedung di kompleks diplomatik Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, menewaskan tujuh komandan senior dan personel militer Iran.

    Iran bertekad untuk membalas, dan melakukannya sekitar dua minggu kemudian, dengan memulai serangan udara luas terhadap Israel pada Sabtu (13/4) yang melibatkan ratusan drone dan rudal yang ditujukan pada sasaran di Israel dan wilayah yang dikuasainya. Berikut ini gambaran militer Iran dan kemampuannya seperti dikutip dari The New York Times.

    Perang serius melawan Iran

    Para pejabat Israel mengatakan bahwa mereka akan menanggapi setiap serangan Iran dengan serangan balik, yang dapat memicu pembalasan lebih lanjut dari Iran dan mungkin meluas menjadi perang regional yang lebih luas. Bahkan ada kemungkinan konflik semacam itu akan berlarut-larut di Amerika Serikat (AS), meskipun pihak Washington telah menegaskan bahwa konflik tersebut tidak ada hubungannya dengan serangan di Damaskus.

    Para analis mengatakan bahwa musuh-musuh Iran, terutama AS dan Israel, telah menghindari serangan militer langsung terhadap Iran selama beberapa dekade, karena tidak ingin terlibat dengan aparat militer Teheran yang rumit. Sebaliknya, Israel dan Iran terlibat dalam perang bayangan yang panjang melalui serangan udara, laut, darat, dan dunia maya, dan Israel secara diam-diam menargetkan fasilitas militer dan nuklir di Iran serta membunuh para komandan dan ilmuwan.

    “Ada alasan mengapa Iran tidak terkena serangan,” kata Afshon Ostovar, seorang profesor urusan keamanan nasional di Sekolah Pascasarjana Angkatan Laut dan pakar militer Iran. “Bukannya musuh-musuh Iran takut terhadap Iran. Mereka menyadari bahwa perang apa pun melawan Iran adalah perang yang sangat serius.”

    Ancaman militer yang ditimbulkan Iran

    Angkatan bersenjata Iran termasuk yang terbesar di Timur Tengah, dengan setidaknya 580 ribu personel aktif dan sekitar 200 ribu personel cadangan terlatih yang terbagi di antara tentara tradisional dan Islamic Revolutionary Guards Corps (Garda Revolusi Islam), menurut penilaian tahunan tahun lalu oleh International Institute for Strategic Studies.

    Tentara dan Garda Revolusi masing-masing memiliki pasukan darat, udara, dan angkatan laut yang terpisah dan aktif, dengan Garda Revolusi bertanggung jawab atas keamanan perbatasan Iran. Staf Umum Angkatan Bersenjata mengoordinasikan cabang-cabang dan menetapkan strategi keseluruhan.

    Garda Revolusi juga mengoperasikan Pasukan Quds, sebuah unit elit yang bertugas mempersenjatai, melatih dan mendukung jaringan milisi proksi di seluruh Timur Tengah yang dikenal sebagai ‘poros perlawanan.’ Milisi tersebut antara lain Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, kelompok milisi di Suriah dan Irak, serta Hamas dan Palestinian Islamic Jihad di Gaza.

    Panglima angkatan bersenjata Iran adalah pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, yang memegang keputusan akhir atas semua keputusan besar. Meskipun milisi proksi tidak dihitung sebagai bagian dari angkatan bersenjata Iran, para analis mengatakan mereka dianggap sebagai kekuatan regional yang bersekutu, artinya siap berperang, bersenjata lengkap, dan loyal secara ideologis, sehingga dapat membantu Iran jika diserang.

    “Tingkat dukungan dan jenis sistem yang disediakan Iran untuk aktor non-negara benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal drone, rudal balistik, dan rudal jelajah,” kata Fabian Hinz, pakar militer Iran di Institut Internasional untuk International Institute for Strategic Studies di Berlin.”

    Mereka dapat dipandang sebagai bagian dari kemampuan militer Iran, khususnya Hizbullah, yang memiliki hubungan strategis paling dekat dengan Iran,” ujarnya.

    Selanjutnya: Jenis Senjata yang Dimiliki, dan Dari Mana Iran Mendapatkannya

  • Kedutaan Israel di Dunia Waspada Buntut Konsulat Iran Dirudal

    Kedutaan Israel di Dunia Waspada Buntut Konsulat Iran Dirudal

    Tel Aviv

    Otoritas Israel meningkatkan langkah-langkah keamanan untuk semua Kedutaan Besar (Kedubes) atau misi diplomatiknya di seluruh dunia menyusul serangan rudal yang menghantam gedung konsulat Iran di Suriah. Kedubes Israel di luar negeri diimbau semakin meningkatkan kewaspadaan.

    Sedikitnya 11 orang, termasuk komandan senior Garda Revolusi Iran, dilaporkan tewas dalam serangan rudal yang menghantam gedung konsuler di kompleks Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah, pada Senin (1/4) sore waktu setempat.

    Seperti dilansir media lokal Israel, Ynetnews, Selasa (2/4/2024), pemerintah Israel mengumumkan pihaknya akan meningkatkan keamanan di sekitar Kedutaan Besar Tel Aviv di seluruh dunia, dan meningkatkan kesiapan Angkatan Bersenjata Israel (IDF) menyusul tewasnya komandan Garda Revolusi Iran di Suriah.

    Kementerian Luar Negeri Israel memutuskan untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan bagi perwakilan diplomatiknya di seluruh dunia, dengan divisi keamanan pada kementerian tersebut merilis instruksi untuk semua diplomat Tel Aviv.

    “Kami mendesak untuk mempertahankan sikap waspada dan meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan sekitar, dengan penekanan pada pergerakan rutin,” demikian bunyi instruksi untuk para diplomat Israel di luar negeri.

    “Kami meminta Anda untuk terus mengambil tindakan pencegahan dan memberikan perhatian lebih selama operasi rutin,” imbuh instruksi tersebut.

    Israel tampaknya khawatir jika Iran berupaya menargetkan Kedutaan Besar Tel Aviv di luar negeri sebagai pembalasan atas serangan di Suriah. Sejak perang berkecamuk melawan Hamas di Jalur Gaza tahun lalu, tingkat kewaspadaan tinggi diterapkan di misi-misi diplomatik Israel di seluruh dunia.

    Sebelumnya, Duta Besar Iran untuk Suriah, Hossein Akbari, menyebut bahwa “jet-jet tempur F-35” menembakkan enam rudal yang menghantam sebuah gedung konsuler di kompleks Kedutaan Besar Iran di Damaskus pada Senin (1/4) waktu setempat.

    Syrian Observatory for Human Rights, kelompok yang memantau konflik di Suriah, melaporkan bahwa sedikitnya 11 orang, yang terdiri atas delapan warga Iran, dua warga Suriah, dan satu warga Lebanon, tewas akibat serangan udara itu.

    Disebutkan Syrian Observatory bahwa tidak ada korban sipil dalam serangan itu, karena semua yang tewas adalah petempur, termasuk beberapa personel Garda Revolusi Iran,

    Garda Revolusi Iran, dalam pernyataannya, mengakui bahwa tujuh personelnya, yang bertugas sebagai penasihat militer di Suriah, tewas dalam serangan udara Israel di Damaskus. Terdapat tiga komandan senior Garda Revolusi Iran di antara personel-personel yang tewas.

    Ada dua jenderal Iran yang tewas dalam serangan di Damaskus, yakni Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, yang merupakan komandan senior dalam Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran, dan seorang pejabat tinggi lainnya bernama Brigadir Jenderal Mohammad Hadi Haji Rahimi.

    Sosok Zahedi disebut sebagai pemimpin Pasukan Quds untuk Palestina, Suriah dan Lebanon. Pasukan Quds merupakan pasukan elite spionase dan paramiliter asing pada Garda Revolusi Iran.

    “(Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu telah benar-benar kehilangan keseimbangan mental karena kekalahan berturut-turut rezim Israel di Gaza dan kegagalannya mencapai tujuan amibisius Zionis,” sebut Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dalam komentarnya.

    Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Naser Kanaani, menegaskan bahwa Teheran memiliki hak untuk merespons serangan tersebut. Dia menegaskan bahwa tindakan yang diperlukan harus diambil terhadap agresor.

    “Ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional. Kami berharap masyarakat internasional dan PBB mengutuk keras agresi ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan,” ucapnya.

    “Sementara Iran berhak untuk merespons kejahatan tersebut, Israel memikul tanggung jawab atas dampaknya. Teheran akan memutuskan jenis respons dan hukuman tersebut,” tegas Kanaani.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Panas! Hizbullah Kirim Puluhan Roket ke Israel, 1 Orang Tewas

    Panas! Hizbullah Kirim Puluhan Roket ke Israel, 1 Orang Tewas

    Tel Aviv

    Kelompok Hizbullah menembakkan puluhan roket ke wilayah Israel, dekat perbatasan Lebanon, untuk membalas serangan udara yang menewaskan sedikitnya tujuh orang. Serangan roket Hizbullah itu dilaporkan menghantam zona industri Israel hingga menewaskan sedikitnya satu orang.

    Seperti dilansir Al Arabiya dan The Times of Israel, Rabu (27/3/2024), Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon mengatakan pasukannya meluncurkan puluhan roket ke wilayah Kiryat Shmona, sebuah kota di perbatasan Israel dan Lebanon.

    Serangan roket itu dimaksudkan untuk merespons serangan udara Israel yang menghantam desa Hebbariyeh di Lebanon bagian selatan pada Rabu (27/3) dini hari. Menurut dua sumber keamanan setempat, serangan Israel itu menewaskan sedikitnya tujuh orang di desa tersebut.

    Laporan media The Times of Israel menyebut sedikitnya ada 30 proyektil yang ditembakkan secara salvo oleh Hizbullah terhadap area Kiryat Shmona di Israel.

    Serangan roket Hizbullah itu, menurut layanan ambulans Israel Magen David Adom, menghantam sebuah gedung industri dan menewaskan seorang pria.

    Magen David Adom melaporkan bahwa pria berusia 25 tahun itu tidak memiliki tanda-tanda vital ketika dievakuasi dari reruntuhan gedung yang hancur usai dihantam serangan roket. Paramedis menyatakan pria itu tewas di lokasi kejadian.

    Seorang pria lainnya, berusia 30-an tahun, berhasil diselamatkan tanpa cedera dari gedung yang rusak akibat serangan itu.

    Serangan lintas perbatasan antara militer Israel dan kelompok Hizbullah marak sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Aksi saling serang di perbatasan Israel-Lebanon beberapa waktu terakhir bahkan tercatat sebagai yang terburuk sejak terjadinya Perang Lebanon tahun 2006 lalu.

    Sehari sebelum Hizbullah melancarkan serangan roket untuk membalas Israel pada Rabu (27/3) waktu setempat, militer Tel Aviv melancarkan serangan udara terhadap kota Ras Baalbek dan Hermel di Lebanon bagian timur.

    Hizbullah melaporkan tiga anggotanya tewas dalam serangan tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini