Negara: Lebanon

  • Pesan Sekjen PBB ke RI Usai 2 Prajurit TNI Luka Kena Serangan Israel

    Pesan Sekjen PBB ke RI Usai 2 Prajurit TNI Luka Kena Serangan Israel

    Jakarta

    Serangan pasukan Israel ke markas pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) berujung melukai dua prajurit TNI menuai kecaman dari segala penjuru dunia. Solidaritas kepada Indonesia karena prajuritnya terluka juga disampaikan pemimpin dunia.

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres, menyampaikan solidaritasnya kepada Indonesia usai serangan Israel ke markas UNIFIL di Naqoura, Lebanon. Serangan tersebut melukai dua prajurit TNI yang tengah bertugas sebagai pasukan perdamaian.

    “Izinkan saya menyampaikan solidaritas total saya untuk delegasi Indonesia. Dua penjaga perdamaian Indonesia (yang bertugas di Lebanon) cedera akibat tembakan Israel,” kata Guterres di KTT ASEAN-PBB ke-14 di Vientiane, Laos, Jumat, sebagaimana keterangan tertulisnya, dilansir Antara, Minggu (13/10/2024).

    Guterres menyampaikan simpatinya kepada rakyat Indonesia menyusul serangan Israel ke markas UNIFIL yang melukai 2 prajurit TNI. “Kami bersama Anda dan rakyat Indonesia pada masa-masa ini,” kata Guterres menambahkan.

    Terkait situasi keamanan di dunia saat ini, Guterres mengatakan bahwa perdamaian adalah hal yang sangat dibutuhkan daripada sebelum-sebelumnya.

    “Perdamaian sangat dibutuhkan dari kapan pun ketika kita melihat penderitaan luar biasa rakyat Gaza, yang kini meluas ke Lebanon, belum lagi Ukraina, Sudan, Myanmar, dan masih banyak lagi,” katanya.

    “Sementara itu, tingkat kematian dan kehancuran di Gaza adalah sesuatu yang tidak ada bandingannya dalam situasi lain yang pernah saya lihat sejak saya menjadi Sekretaris Jenderal,” kata dia lebih lanjut.

    Untuk itu, pada kesempatan tersebut Sekjen PBB juga menyampaikan apresiasinya kepada ASEAN atas upaya berkelanjutan yang telah dilakukan negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk menjaga persatuan dunia.

    “Anda memainkan peran kunci dalam membentuk dunia yang sejahtera, inklusif, dan berkelanjutan dengan menghormati hak asasi manusia,” katanya.

    Guterres juga menyampaikan kesediaan PBB untuk memberikan dukungan penuhnya dan PBB dalam upaya tersebut. “Anda selalu dapat mengandalkan dukungan penuh saya dan PBB dalam upaya penting ini,” katanya.

    Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya turut merespons soal serangan Israel terhadap pasukan UNIFIL yang melukai dua personel TNI. Jokowi mengatakan keadaan perang memang seperti yang terjadi di Lebanon.

    “Memang keadaannya dalam perang seperti itu,” kata Jokowi kepada wartawan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Jumat (11/10).

    Jokowi mengatakan dua prajurit TNI tersebut mengalami luka ringan. Jokowi mengatakan perlu berhati-hati dalam medan pertempuran.

    “Jadi kalau ada yang terkena, luka ringan ya itu yang perlu kita semua hati-hati, terutama yang ada di sana,” tuturnya.

    Pemerintah Indonesia mengutuk keras serangan Israel terhadap pasukan UNIFIL yang melukai dua personel TNI. Indonesia menilai serangan tersebut sebagai pelanggaran berat terhadap Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB.

    “Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan IDF (tentara Israel) di Lebanon Selatan yang melukai dua personel pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dalam sebuah pernyataan, Kamis (10/10).

    “Indonesia menegaskan serangan apapun terhadap pasukan penjaga perdamaian adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional dan Resolusi DK PBB 1701 sebagai dasar mandat UNIFIL,” imbuhnya.

    Halaman 2 dari 2

    (rfs/dek)

  • Sikap Tegas UNIFIL Tolak Permintaan Israel untuk Tarik Mundur Pasukan

    Sikap Tegas UNIFIL Tolak Permintaan Israel untuk Tarik Mundur Pasukan

    Beirut

    United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) menolak dengan tegas permintaan Israel untuk menarik pasukan dari Lebanon. Sikap tegas ini ditunjukkan PBB saat Israel menyerang markas UNIFIL yang merupakan pasukan perdamaian PBB.

    Dilansir Al Arabiya, Israel mengklaim tak sengaja usai militernya melukai dua prajurit UNIFIL di Naqoura, Lebanon selatan. Israel berdalih serangan itu tidak direncanakan.

    Militer Israel mengatakan mereka diberitahu bahwa dua penjaga perdamaian PBB secara tidak sengaja terluka selama pertempuran IDF melawan Hizbullah di Lebanon selatan. Israel juga menyampaikan rasa prihatin atas peristiwa tersebut dan mengklaim akan melakukan peninjauan menyeluruh untuk mengetahui efek dari serangan di pos PBB di Lebanon.

    “IDF menyatakan keprihatinan mendalam atas insiden semacam ini dan saat ini sedang melakukan peninjauan menyeluruh di tingkat komando tertinggi untuk mengetahui rinciannya,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.

    Serangan tentara Israel di markas UNIFIL yang berlokasi di Naqoura, Lebanon selatan, terjadi pada Kamis (10/10) waktu setempat. Dua prajurit TNI yang tergabung dalam pasukan PBB terluka akibat serangan itu.

    Jumlah korban luka dari pihak pasukan perdamaian PBB akibat serangan Israel kembali bertambah pada Minggu (13/10/2024). Kini, sedikitnya ada lima tentara pasukan perdamaian PBB yang mengalami luka-luka akibat gempuran militer Israel di perbatasan Lebanon.

    Fasilitas pasukan perdamaian PBB yang ada di Lebanon bagian selatan juga dilaporkan mengalami kerusakan akibat serangan Israel beberapa waktu terakhir, yang selalu diklaim pihak Israel menargetkan kelompok Hizbullah. Pasukan Interim PBB di Lebanon, seperti dilansir AFP, mengumumkan pada Sabtu (12/10) bahwa satu lagi tentara mereka terkena tembakan tak dikenal di Lebanon bagian selatan.

    “Semalam, seorang penjaga perdamaian di markas UNIFIL (di Naqura), terkena tembakan karena aktivitas militer yang sedang berlangsung di dekatnya… Kami belum mengetahui sumber tembakan tersebut,” ucap UNIFIL dalam pernyataannya.

    Satu tentara UNIFIL, yang tidak disebut asal negaranya itu, kini dalam kondisi ‘stabil’. Beberapa hari terakhir, UNIFIL melaporkan pasukannya yang ada di Naqura dan juga di beberapa posisi lainnya, ‘berulang kali’ dihantam serangan.

    UNIFIL awalnya melaporkan pada Kamis (10/10) bahwa tembakan tank Israel melukai dua pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia, yang terjatuh dari menara pengawas di area Naqura, Lebanon. Keesokan harinya, UNIFIL melaporkan rentetan ledakan di dekat menara pengawas di Naqura melukai dua tentara pasukan perdamaian PBB lainnya asal Sri Lanka.

    Pasukan UNIFIL Tetap di Lebanon

    UNIFIL pun menolak permintaan Israel untuk menarik pasukan penjaga perdamaian dari posisi mereka di wilayah Lebanon bagian selatan. UNIFIL menegaskan pasukannya tidak akan berpindah posisi di area perbatasan Lebanon, meskipun lima personel mereka luka-luka dan beberapa fasilitasnya mengalami kerusakan akibat pertempuran antara Israel dan Hizbullah.

    Dilansir AFP, Juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti menyebut Israel telah meminta pasukan penjaga perdamaian PBB untuk mundur ‘dari posisi di sepanjang Garis Biru atau hingga 5 kilometer dari Garis Biru’ yang merujuk pada sebutan untuk garis demarkasi antara Lebanon dan Israel.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Lokasi itu mencakup 29 posisi pasukan UNIFIL di bagian selatan Lebanon. Tenenti menegaskan UNIFIl menolak untuk memenuhi permintaan Tel Aviv tersebut.

    “Ada keputusan bulat untuk tetap tinggal karena penting bagi bendera PBB untuk tetap berkibar tinggi di kawasan ini, dan untuk dapat melapor kepada Dewan Keamanan PBB,” tegas Tenenti dalam pernyataannya kepada AFP.

    UNIFIL merupakan misi penjaga perdamaian PBB yang beranggotakan sekitar 9.500 tentara dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Pasukan UNIFIL ditugaskan memantau penerapan gencatan senjata yang mengakhiri perang selama 33 hari antara Israel dan Hizbullah tahun 2006.

    Peran pasukan UNIFIl diperkuat oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 pada tahun yang sama, yang menetapkan hanya pasukan militer Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh ditempatkan di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Tenenti menyebut bentrokan militer Israel dengan Hizbullah di Lebanon bagian selatan telah menyebabkan ‘banyak kerusakan’ pada posisi pasukan UNIFIL.

    “Pekerjaan menjadi sangat sulit karena ada banyak kerusakan, bahkan di dalam pangkalan,” tutur Tenenti.

    “Semalam, pada posisi pasukan penjaga perdamaian asal Ghana, di bagian luarnya, ledakan yang mengguncang sangat kuat hingga menghancurkan beberapa kontainer di dalam area itu dengan sangat parah,” sambungnya.

    Tenenti juga mengakui dirinya khawatir jika eskalasi konflik Israel terhadap Hizbullah di selatan Lebanon akan menjadi tidak terkendali. Dia mengatakan kondisi itu dapat dengan cepat memicu konflik regional.

    “Hal ini berisiko untuk segera berubah menjadi konflik regional dengan dampak bencana bagi semua orang,” ucapnya, sembari menyerukan solusi diplomatik.

    Dia mengaskan UNIFIL telah berbicara ‘secara rutin dengan kedua belah pihak dan mencoba meredakan ketegangan, namun juga memperingatkan bahwa menyerang pasukan penjaga perdamaian adalah pelanggaran berat terhadap hukum kemanusiaan internasional’.

    Tenenti menilai ‘tidak ada solusi militer’ terhadap konflik tersebut. Dia mengatakan tindakan militer dapat memicu bencana.

    “Situasi ini perlu didiskusikan pada level politik dan diplomatik. Bahaya sudah sangat dekat dengan konsekuensi bencana bagi kawasan ini,” ujarnya memperingatkan.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/haf)

  • Dikecam AS karena Serang Prajurit PBB di Lebanon, Israel Bilang Begini

    Dikecam AS karena Serang Prajurit PBB di Lebanon, Israel Bilang Begini

    Tel Aviv

    Israel dihujani kecaman puluhan negara, termasuk Amerika Serikat (AS), atas serangannya yang melukai sedikitnya lima tentara penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon bagian selatan.

    Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant pun menegaskan akan mengambil langkah untuk menghindari membahayakan pasukan perdamaian PBB. Penegasan itu disampaikan Gallant saat berbincang via telepon dengan Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin pada Sabtu (12/10) malam.

    “Menteri Gallant menekankan… IDF (Angkatan Bersenjata Israel-red) akan terus mengambil tindakan untuk menghindari membahayakan pasukan UNIFIL dan posisi pasukan penjaga perdamaian,” ucap Gallant dalam pernyataannya setelah berbicara via telepon dengan Austin, seperti dilansir AFP, Minggu (13/10/2024).

    Beberapa hari terakhir, Pasukan Interim PBB di Lebanon atau UNIFIL melaporkan pasukannya di Naqura dan juga di beberapa posisi lainnya, “berulang kali” dihantam serangan. Sedikitnya lima tentara UNIFIL luka-luka imbas serangan militer Israel yang bertempur melawan Hizbullah di Lebanon bagian selatan.

    UNIFIL awalnya melaporkan pada Kamis (10/10) bahwa tembakan tank Israel melukai dua pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia, yang terjatuh dari menara pengawas di area Naqura, Lebanon.

    Keesokan harinya, UNIFIL melaporkan rentetan ledakan di dekat menara pengawas di Naqura melukai dua tentara pasukan perdamaian PBB lainnya asal Sri Lanka. Satu tentara UNIFIL lainnya, yang tidak disebut asal negaranya, mengalami luka-luka usai “terkena tembakan” di Naqura pada Jumat (11/10) malam waktu setempat.

    UNIFIL, dalam pernyataannya, menuduh militer Israel “secara sengaja” menembak posisi pasukannya di Lebanon bagian selatan.

    Sebagai sekutu dekat Tel Aviv, Washington mengecam rentetan serangan yang melukai sejumlah prajurit pasukan perdamaian PBB di Lebanon, dengan menyebut serangan semacam itu “tidak bisa diterima”.

    Simak: Video Sekjen PBB Kutuk Serangan Israel di UNIFIL yang Lukai Anggota TNI

    Kecaman juga dilontarkan 40 negara yang berkontribusi dalam mengirimkan pasukan untuk misi UNIFIL. “Kami mengutuk keras serangan baru-baru ini terhadap pasukan penjaga perdamaian UNIFIL,” tegas pernyataan bersama yang diposting ke media sosial X oleh misi Polandia untuk PBB

    “Tindakan seperti itu harus segera dihentikan dan harus diselidiki secara layak,” cetus pernyataan bersama tersebut.

    Pernyataan bersama itu ditandatangani oleh puluhan negara kontributor UNIFIL, seperti Indonesia, India, Italia, Ghana, Nepal, Malaysia, Spanyol, Prancis dan China — semuanya merupakan negara yang mengirimkan ratusan tentaranya untuk bergabung dengan misi UNIFIL.

    UNIFIL merupakan misi penjaga perdamaian PBB yang beranggotakan sekitar 9.500 tentara dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Pasukan UNIFIL ditugaskan memantau penerapan gencatan senjata yang mengakhiri perang selama 33 hari antara Israel dan Hizbullah tahun 2006 lalu.

    Peran pasukan UNIFIL diperkuat oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 pada tahun yang sama, yang menetapkan bahwa hanya pasukan militer Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh ditempatkan di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Simak: Video Sekjen PBB Kutuk Serangan Israel di UNIFIL yang Lukai Anggota TNI

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/imk)

  • Pernyataan Biden hingga Macron Usai Israel Serang Pasukan Perdamaian PBB

    Pernyataan Biden hingga Macron Usai Israel Serang Pasukan Perdamaian PBB

    Washington DC

    Para pemimpin negara-negara Barat mendesak Israel untuk berhenti menyerang pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di perbatasan Lebanon. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dirinya telah meminta Tel Aviv, sekutunya, untuk menghentikan serangan semacam itu.

    Laporan terbaru Pasukan Interim PBB di Lebanon, atau biasa disebut UNIFIL, menyebut sedikitnya lima tentara mereka mengalami luka-luka imbas serangan militer Israel yang bertempur melawan Hizbullah di wilayah Lebanon bagian selatan. Terdapat dua tentara nasional Indonesia (TNI) di antara prajurit UNIFIL yang luka-luka.

    UNIFIL, dalam pernyataannya, menuduh militer Israel “secara sengaja” menembak posisi pasukannya di Lebanon bagian selatan.

    Kritikan dan kecaman pun menghujani Israel atas rentetan serangan yang melukai pasukan penjaga perdamaian PBB tersebut. Sejumlah pemimpin negara-negara Barat merilis pernyataan untuk mendesak Tel Aviv menghentikan serangan terhadap pasukan PBB di Lebanon.

    Berikut daftar pemimpin Barat yang menyerukan Israel berhenti menyerang pasukan UNIFIL, seperti dilansir AFP, Minggu (13/10/2024):

    – Presiden AS Joe Biden

    Biden mengatakan dirinya telah meminta Israel, sekutu dekat AS, untuk berhenti menembaki pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.

    Pernyataan ini disampaikan Biden ketika dia ditanya wartawan di Gedung Putih soal apakah dia telah meminta Tel Aviv untuk berhenti melakukan serangan yang melukai prajurit PBB.

    “Tentu saja, secara positif,” jawab Biden singkat.

    – Presiden Prancis Emmanuel Macron

    Macron, dalam pernyataannya, menyebut pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon “secara sengaja ditargetkan”. Dia menegaskan hal semacam itu “sama sekali tidak dapat diterima”.

    Kementerian Luar Negeri Prancis telah memanggil Duta Besar Israel di Paris untuk mengingatkan bahwa insiden yang melukai prajurit PBB di Lebanon merupakan “pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan harus segera dihentikan”.

    Simak: Video Sekjen PBB Kutuk Serangan Israel di UNIFIL yang Lukai Anggota TNI

    – PM Italia Giorgia Meloni

    Meloni secara tegas mengutuk serangan Israel yang melukai pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon. Dia menyebut serangan itu “tidak bisa diterima” dan telah melanggar resolusi PBB.

    Italia diketahui memiliki lebih dari 1.000 tentara yang dikerahkan dalam misi UNIFIL.

    – PM Spanyol Pedro Sanchez

    Sanchez memberikan reaksi keras terhadap serangan Israel yang melukai sejumlah pasukan penjaga perdamaian PBB. Dia secara tegas menuntut “diakhirinya semua kekerasan” teradap prajurit PBB di Lebanon.

    Menurut Sanchez, serangan yang melukai pasukan UNIFIL “benar-benar tidak dapat diterima”.

    – PM Irlandia Simon Harris

    Harris menyerukan Israel untuk memperhatikan “kekhawatiran masyarakat internasional” dan menahan diri untuk tidak menembaki pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.

    “Israel harus berhenti menembaki pasukan penjaga perdamaian PBB yang bertugas dengan UNIFIL di Lebanon. Israel harus mendengarkan suara dan keprihatinan masyarakat internasional,” tegasnya.

    Irlandia diketahui mengirimkan 347 tentara dalam misi UNIFIL, yang bertugas menjaga perdamaian di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Simak: Video Sekjen PBB Kutuk Serangan Israel di UNIFIL yang Lukai Anggota TNI

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/imk)

  • Serangan Udara Israel Hancurkan Masjid Berusia 100 Tahun di Lebanon

    Serangan Udara Israel Hancurkan Masjid Berusia 100 Tahun di Lebanon

    Beirut

    Serangan udara Israel dilaporkan menghancurkan sebuah masjid berusia 100 tahun di wilayah Lebanon bagian selatan, saat pertempuran sengit berlangsung antara militer Tel Aviv dan kelompok Hizbullah. Gempuran militer Israel itu disebut “menghancurkan sepenuhnya” masjid tersebut.

    Serangan ini terjadi saat militer Tel Aviv semakin mengintensifkan pengeboman di Lebanon, terutama di bagian selatan yang menjadi area operasional Hizbullah.

    “Sekitar pukul 03.45 waktu setempat, pesawat musuh melancarkan serangan udara yang menargetkan sebuah masjid tua di pusat desa Kfar Tibnit, menghancurkan sepenuhnya masjid itu,” sebut kantor berita Lebanon, National News Agency (NNA), dalam laporannya seperti dilansir AFP, Minggu (13/10/2024).

    Tidak disebutkan lebih lanjut apakah ada korban jiwa akibat serangan tersebut.

    Kepala desa Kfar Tibnit, Fuad Yassin, menuturkan kepada AFP bahwa desanya telah kehilangan tempat tercinta yang bisa menyatukan masyarakat. Desa Kfar Tibnit diketahui hanya berjarak delapan kilometer dari perbatasan Lebanon-Israel.

    “Ini adalah tempat yang penting karena keluarga-keluarga biasa berkumpul di alun-alun di sebelah masjid pada acara-acara khusus,” tutur Yassin dalam pernyataannya.

    Yassin menyebut masjid di desanya yang hancur akibat serangan udara Israel itu berusia setidaknya 100 tahun.

    Sejak 23 September lalu, militer Israel terus meningkatkan serangannya terhadap wilayah Lebanon bagian selatan dan bagian timur, juga di pinggiran selatan Beirut, dengan mengklaim menargetkan markas dan posisi pasukan Hizbullah.

    Tel Aviv juga melancarkan operasi darat di Lebanon bagian selatan.

    Menurut penghitungan AFP yang didasarkan pada data otoritas Beirut, operasi pengeboman intensif Israel telah menewaskan lebih dari 1.260 orang di wilayah Lebanon dan memaksa lebih dari satu juta orang lainnya mengungsi.

    Simak: Video Sekjen PBB Kutuk Serangan Israel di UNIFIL yang Lukai Anggota TNI

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/imk)

  • Tolak Israel, PBB Ogah Tarik Pasukan Penjaga Perdamaian dari Lebanon

    Tolak Israel, PBB Ogah Tarik Pasukan Penjaga Perdamaian dari Lebanon

    Beirut

    Pasukan Interim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon atau UNIFIL menolak permintaan Israel untuk menarik pasukan penjaga perdamaian dari posisi mereka di wilayah Lebanon bagian selatan.

    UNIFIL menegaskan pasukannya tidak akan berpindah posisi di area perbatasan Lebanon, meskipun lima personel mereka luka-luka dan beberapa fasilitasnya mengalami kerusakan imbas pertempuran antara militer Israel dan kelompok Hizbullah.

    Juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti, seperti dilansir AFP, Minggu (13/10/2024), mengungkapkan bahwa Israel telah meminta pasukan penjaga perdamaian PBB untuk mundur “dari posisi di sepanjang Garis Biru… atau hingga lima kilometer dari Garis Biru” — merujuk pada sebutan untuk garis demarkasi antara Lebanon dan Israel.

    Itu mencakup 29 posisi pasukan UNIFIL di bagian selatan Lebanon. Tenenti menegaskan UNIFIl menolak untuk memenuhi permintaan Tel Aviv tersebut.

    “Ada keputusan bulat untuk tetap tinggal karena penting bagi bendera PBB untuk tetap berkibar tinggi di kawasan ini, dan untuk dapat melapor kepada Dewan Keamanan PBB,” tegas Tenenti dalam pernyataannya kepada AFP.

    UNIFIL merupakan misi penjaga perdamaian PBB yang beranggotakan sekitar 9.500 tentara dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Pasukan UNIFIL ditugaskan memantau penerapan gencatan senjata yang mengakhiri perang selama 33 hari antara Israel dan Hizbullah tahun 2006 lalu.

    Peran pasukan UNIFIl diperkuat oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 pada tahun yang sama, yang menetapkan bahwa hanya pasukan militer Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh ditempatkan di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Dalam wawancara dengan AFP, Tenenti mengatakan bahwa bentrokan antara militer Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon bagian selatan telah menyebabkan “banyak kerusakan” pada posisi pasukan UNIFIL.

    “Pekerjaan menjadi sangat sulit karena ada banyak kerusakan, bahkan di dalam pangkalan,” tutur Tenenti kepada AFP.

    “Semalam, pada posisi pasukan penjaga perdamaian asal Ghana, di bagian luarnya, ledakan yang mengguncang sangat kuat hingga menghancurkan beberapa kontainer di dalam area itu dengan sangat parah,” ucapnya.

    Tenenti juga mengakui dirinya khawatir jika eskalasi konflik Israel terhadap Hizbullah di selatan Lebanon akan menjadi tidak terkendali. “Hal ini berisiko untuk segera berubah menjadi konflik regional dengan dampak bencana bagi semua orang,” ucapnya, sembari menyerukan solusi diplomatik.

    Dia menambahkan bahwa UNIFIL telah berbicara “secara rutin dengan kedua belah pihak dan mencoba meredakan ketegangan — namun juga memperingatkan bahwa menyerang pasukan penjaga perdamaian adalah pelanggaran berat terhadap hukum kemanusiaan internasional”.

    Ditegaskan Tenenti bahwa “tidak ada solusi militer” terhadap konflik tersebut. “Situasi ini perlu didiskusikan pada level politik dan diplomatik. Bahaya sudah sangat dekat dengan konsekuensi bencana bagi kawasan ini,” ujarnya memperingatkan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/imk)

  • Sikap Tegas UNIFIL Tolak Permintaan Israel untuk Tarik Mundur Pasukan

    40 Negara Ramai-ramai Kutuk Serangan ke Prajurit PBB di Lebanon

    Beirut

    Sebanyak 40 negara, termasuk Indonesia, beramai-ramai mengutuk keras serangan Israel yang mengenai pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon. Puluhan negara yang berkontribusi pada pasukan penjaga perdamaian PBB menyerukan serangan itu harus dihentikan dan diselidiki.

    Kutukan ini disampaikan puluhan negara setelah laporan terbaru Pasukan Interim PBB di Lebanon, atau biasa disebut UNIFIL, menyebut sedikitnya lima tentara mereka mengalami luka-luka imbas serangan militer Israel yang bertempur melawan Hizbullah di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Terdapat dua tentara nasional Indonesia (TNI) di antara prajurit UNIFIL yang mengalami luka-luka tersebut.

    “Kami mengutuk keras serangan baru-baru ini terhadap pasukan penjaga perdamaian UNIFIL,” tegas pernyataan bersama yang diposting ke media sosial X oleh misi Polandia untuk PBB, dan ditandatangani oleh puluhan negara kontributor UNIFIL termasuk Indonesia, seperti dilansir AFP, Minggu (13/10/2024).

    “Tindakan seperti itu harus segera dihentikan dan harus diselidiki secara layak,” cetus pernyataan bersama tersebut.

    Selain Indonesia, penandatangan lainnya dalam pernyataan bersama itu antara lain, India, Italia, Ghana, Nepal, Malaysia, Spanyol, Prancis dan China — semuanya merupakan negara yang mengirimkan ratusan tentaranya untuk bergabung dengan misi UNIFIL.

    UNIFIL, dalam pernyataannya, menuduh militer Israel “secara sengaja” menembak posisi pasukannya di Lebanon bagian selatan.

    Sebanyak 40 negara yang berkontribusi untuk misi UNIFIL “menegaskan kembali dukungan penuh untuk misi dan aktivitas UNIFIL, yang tujuan utamanya adalah membawa stabilisasi dan perdamaian abadi di Lebanon Selatan serta di Timur Tengah”.

    “Kami mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk menghormati kehadiran UNIFIL, yang memiliki kewajiban untuk menjamin keselamatan dan keamanan para personelnya setiap saat,” tegas pernyataan bersama tersebut.

    UNIFIL merupakan misi penjaga perdamaian PBB yang beranggotakan sekitar 9.500 tentara dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Pasukan UNIFIL ditugaskan memantau penerapan gencatan senjata yang mengakhiri perang selama 33 hari antara Israel dan Hizbullah tahun 2006 lalu.

    Peran pasukan UNIFIL diperkuat oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 pada tahun yang sama, yang menetapkan bahwa hanya pasukan militer Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh ditempatkan di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Dalam pertemuan pada Jumat (11/10), para pemimpin Prancis, Italia dan Spanyol mengatakan “serangan-serangan” terhadap pasukan UNIFIL telah melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dan harus segera diakhiri.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/imk)

  • Sekjen PBB Soal Serangan Israel di UNIFIL: Kami Bersama Rakyat Indonesia

    Sekjen PBB Soal Serangan Israel di UNIFIL: Kami Bersama Rakyat Indonesia

    Jakarta

    Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan solidaritasnya kepada Indonesia menyusul serangan Israel ke markas Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL), yang berada di Naqoura, Lebanon. Serangan tersebut melukai dua prajurit TNI yang tengah bertugas sebagai pasukan perdamaian.

    “Izinkan saya menyampaikan solidaritas total saya untuk delegasi Indonesia. Dua penjaga perdamaian Indonesia (yang bertugas di Lebanon) cedera akibat tembakan Israel,” kata Guterres di KTT ASEAN-PBB ke-14 di Vientiane, Laos, Jumat, sebagaimana keterangan tertulisnya, dilansir Antara, Minggu (13/10/2024).

    Dia juga menyampaikan simpatinya kepada rakyat Indonesia menyusul serangan tersebut. “Kami bersama Anda dan rakyat Indonesia pada masa-masa ini,” kata Guterres menambahkan.

    Terkait situasi keamanan di dunia saat ini, Guterres mengatakan bahwa perdamaian adalah hal yang sangat dibutuhkan daripada sebelum-sebelumnya.

    “Perdamaian sangat dibutuhkan dari kapan pun ketika kita melihat penderitaan luar biasa rakyat Gaza, yang kini meluas ke Lebanon, belum lagi Ukraina, Sudan, Myanmar, dan masih banyak lagi,” katanya.

    Untuk itu, pada kesempatan tersebut Sekjen PBB juga menyampaikan apresiasinya kepada ASEAN atas upaya berkelanjutan yang telah dilakukan negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk menjaga persatuan dunia.

    “Anda memainkan peran kunci dalam membentuk dunia yang sejahtera, inklusif, dan berkelanjutan dengan menghormati hak asasi manusia,” katanya.

    Untuk itu, Guterres juga menyampaikan kesediaan PBB untuk memberikan dukungan penuhnya dan PBB dalam upaya tersebut.

    “Anda selalu dapat mengandalkan dukungan penuh saya dan PBB dalam upaya penting ini,” katanya.

    (rdp/rdp)

  • Italia Kecam Tembakan Israel Kena Markas UNIFIL Lebanon: Tak Ditoleransi!

    Italia Kecam Tembakan Israel Kena Markas UNIFIL Lebanon: Tak Ditoleransi!

    Jakarta

    Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto, mengecam ‘penembakan’ di markas pasukan penjaga perdamaian PBB, UNIFIL, di Lebanon sebagai tindakan tidak dapat ditoleransi. Pasukan UNIFIL mengatakan telah terkena tembakan tank Israel.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (10/10/2024), Menteri Pertahanan Guido Crosetto mengatakan dia “memprotes” menteri pertahanan Israel dan memanggil duta besar Israel atas insiden tersebut.

    “Penembakan di markas UNIFIL” dan insiden lain yang melibatkan “tembakan senjata ringan” “tidak dapat ditoleransi, harus dihindari dengan hati-hati dan tegas”, kata Crosetto dalam sebuah pernyataan.

    “Karena alasan ini, saya memprotes kepada mitra saya dari Israel dan duta besar Israel untuk Italia,” katanya.

    Italia memiliki lebih dari 1.000 tentara dalam pasukan UNIFIL yang berkekuatan 10.000 orang di Lebanon selatan yang mengatakan tembakan tank Israel di markasnya melukai dua anggota.

    Crosetto mengatakan ia memberi tahu Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant “bahwa apa yang terjadi… mulai dari penembakan di markas UNIFIL, bagi saya dan pemerintah Italia, tidak dapat diterima”.

    “Kesalahan apa pun yang dapat membahayakan tentara, baik Italia maupun UNIFIL, harus dihindari,” katanya.

    UNIFIL telah menyerukan gencatan senjata sejak eskalasi antara Israel dan kelompok Hizbullah pada 23 September, setelah setahun terjadi baku tembak lintas batas.

    Crosetto mengatakan telah terjadi insiden lain, termasuk penonaktifan kamera pemantau perimeter secara sengaja dan penembakan di stasiun penerangan dan relai, yang semuanya “jelas bertentangan dengan hukum internasional”.

    “Pagi ini saya mengirim komunikasi resmi ke Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menegaskan kembali tidak dapat diterimanya apa yang “Terjadi di Lebanon Selatan,” katanya.

    Insiden pada Kamis (10/10) adalah yang paling serius yang dilaporkan oleh UNIFIL sejak minggu lalu mengatakan telah menolak tuntutan Israel untuk “pindah” dari beberapa posisi.

    UNIFIL didirikan pada tahun 1978 untuk memantau penarikan pasukan Israel setelah mereka menyerbu Lebanon sebagai balasan atas serangan Palestina. UNIFIL diperkuat dalam Resolusi Dewan Keamanan 1701 setelah Hizbullah dan Israel berperang pada tahun 2006, dan pasukan penjaga perdamaiannya bertugas memantau gencatan senjata antara kedua belah pihak.

    (rfs/dnu)

  • Drone Israel Terbang hingga Bunker Perlindungan Pasukan PBB di Lebanon

    Drone Israel Terbang hingga Bunker Perlindungan Pasukan PBB di Lebanon

    Jakarta

    Dua pasukan perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL, terluka usai tank Israel menembak markas mereka di Lebanon selatan. Tak hanya itu, drone Israel terbang hingga masuk ke dalam markas UNIFIL.

    “Pagi ini, dua pasukan penjaga perdamaian terluka setelah tank IDF Merkava menembakkan senjatanya ke menara observasi di markas besar UNIFIL di Naqoura, langsung mengenainya dan menyebabkan mereka jatuh. Untungnya, kali ini, luka-luka tersebut tidak serius, tetapi mereka masih dirawat di rumah sakit,” kata UNIFIL dalam laman resminya, Kamis (10/10/2024).

    Tembakan pasukan Israel mengenai pintu masuk bunker tempat pasukan perdamaian PBB berlindung. Kendaraan, system komunikasi, hingga kamera pengawas rusak akibat tindakan pasukan Israel.

    “Tentara IDF juga menembaki posisi PBB (UNP) 1-31 di Labbouneh, mengenai pintu masuk bunker tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung, dan merusak kendaraan serta sistem komunikasi. Sebuah pesawat nirawak IDF terlihat terbang di dalam posisi PBB hingga ke pintu masuk bunker,” ujar UNIFIL.

    “Kemarin, tentara IDF dengan sengaja menembaki dan menonaktifkan kamera pemantau perimeter posisi tersebut. Mereka juga dengan sengaja menembaki UNP 1-32A di Ras Naqoura, tempat pertemuan Tripartit rutin diadakan sebelum konflik dimulai, yang merusak penerangan dan stasiun relai,” ucapnya.

    UNIFIL mengingatkan pasukan Israel dan semua aktor tentang kewajiban untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB serta menghormati keutuhan tempat PBB setiap saat. Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL hadir di Lebanon selatan untuk mendukung pemulihan stabilitas di bawah mandat Dewan Keamanan.

    “Setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan resolusi Dewan Keamanan 1701. Kami menindaklanjuti masalah ini dengan IDF,” imbuhnya.

    Lihat Video ‘Korban Serangan Israel di Lebanon: 2.119 Tewas, 10.019 Terluka’:

    (rfs/dnu)