Negara: Lebanon

  • Politik kemarin, Jokowi minta maaf hingga kedatangan tamu negara

    Politik kemarin, Jokowi minta maaf hingga kedatangan tamu negara

    Jakarta (ANTARA) – Beragam peristiwa terkait politik telah terjadi pada Jumat (18/10), dan berikut kami rangkum berita pilihannya untuk Anda, yakni mulai dari Presiden Jokowi berterima kasih dan minta maaf kepada jajaran kabinet hingga informasi kedatangan tamu negara untuk menghadiri pelantikan Presiden-Wakil Presiden Terpilih.

    1. Jokowi ucapkan terima kasih hingga minta maaf kepada jajaran kabinet

    Presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan terima kasih hingga meminta maaf kepada jajaran kabinet dalam acara jamuan makan siang bersama di Istana Negara, Jakarta, Jumat (18/10).

    “Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan, atas support, atas kerja keras untuk negara ini,” kata Jokowi dalam pidatonya sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (18/10).

    Selengkapnya baca di sini.

    2. BNPT apresiasi pembentukan pedoman penanganan anak korban terorisme

    Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengapresiasi pembentukan Pedoman Mekanisme Koordinasi Perlindungan Anak Korban Jaringan Terorisme yang disusun oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

    Dalam kegiatan Diseminasi Pedoman Mekanisme Koordinasi Perlindungan Anak Korban Jaringan Terorisme di Kantor Kementerian PPPA, Jakarta, Jumat (18/10), Sekretaris Utama BNPT Bangbang Surono berharap pedoman tersebut dapat menjaga prinsip-prinsip perlindungan anak.

    Selengkapnya baca di sini.

    3. Istana: Tamu negara mulai datang pada Sabtu

    Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menyampaikan tamu-tamu negara yang akan menghadiri pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih akan mulai tiba di tanah air pada Sabtu, 19 Oktober 2024.

    Demikian disampaikan Heru saat menjelaskan kesiapan pergantian presiden dan wakil presiden di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (18/10).

    Selengkapnya baca di sini.

    4. Ma’ruf Amin: Jaga situasi kondusif di Papua harus tetap jadi prioritas

    Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengingatkan bahwa menjaga situasi aman dan kondusif di daerah rawan seperti Papua tetap harus menjadi prioritas.

    Wapres tidak memungkiri bahwa masalah keamanan di wilayah Papua menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

    Selengkapnya baca di sini.

    5. Panglima: Dua prajurit yang terluka kembali bertugas bersama UNIFIL

    Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto memastikan dua prajurit TNI yang sempat luka-luka akibat serangan tank Merkava militer Israel ke arah posisi jaga pasukan perdamaian di Lebanon telah pulih dan kembali bertugas bersama satuannya di UNIFIL.

    “Keduanya sudah sehat, sudah kembali ke satuan. Keduanya sudah bergabung lagi dengan induk pasukan. Sudah baik,” kata Panglima TNI menjawab pertanyaan mengenai situasi terkini prajurit TNI di Lebanon saat dia ditemui pada sela-sela kegiatannya di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Jumat (18/10).

    Selengkapnya baca di sini.

    Pewarta: Rio Feisal
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pernyataan Israel, AS, hingga Iran Usai Yahya Sinwar Tewas Dibunuh

    Pernyataan Israel, AS, hingga Iran Usai Yahya Sinwar Tewas Dibunuh

    Jakarta

    Yahya Sinwar telah syahid. Kubu pro-penjajah dan pendukung perlawanan terhadap Zionis sama-sama telah angkat bicara. Berikut adalah pernyataan pihak negara-negara mengenai tewasnya pemimpin Hamas itu.

    Sebagaimana diberitakan berita-berita internasional, antara lain BBC, Reuters, Aljazeera, CNN, dan lain-lain, Yahya Sinwar terbunuh oleh serangan tentara Israel (IDF) di Rafah, Gaza bagian selatan, Palestina, pada Rabu (16/10) lalu.

    Rekaman-rekaman video terkait kematian Yahya Sinwar beredar viral di media sosial. Dari salah satu video yang diklaim berasal dari drone Israel, terlihat Yahya Sinwar yang mengenakan kefiyeh masih sempat memberikan perlawanan terakhir ke drone tentara Zionis dengan cara melempar tongkat.

    Israel sudah mengincar pembunuhan terhadap Sinwar, pemimpin Hamas suksesor Ismail Haniyeh yang sudah dibunuh Israel pada waktu sebelumnya. Israel meyakini Sinwar sebagai dalang utama serangan 7 Oktober, peristiwa yang selalu dijadikan dalih Israel untuk menggenosida warga Gaza dan kini malah menjalar ke penyerangan negara lainnya.

    Berikut adalah pernyataan sejumlah negara terkait kematian Yahya Sinwar:

    1. Israel

    Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netayahu mengatakan kematian Sinwar akan mengawali berakhirnya perang di Gaza. Sebagaimana diketahui, Israel telah menghancur-leburkan Gaza sekitar setahun belakangan ini.

    “Meskipun ini bukanlah akhir dari perang di Gaza, ini adalah awal dari akhir,” kata Netanyahu seperti dilansir AFP, Jumat (18/10/2024).

    PM Israel, Benjamin Netanyahu Foto: Reuters

    Dia menyebut kematian Sinwar sebagai “peristiwa penting dalam kemunduran pemerintahan jahat Hamas”. Meski begitu, Netanyahu juga sempat mengucapkan bahwa ini bukanlah akhir perang. Perang masih belum berakhir.

    Halaman selanjutnya, Amerika Serikat hingga Iran:

    2. Amerika Serikat

    Amerika Serikat (AS), sohib kentalnya Israel, menganggap kematian Sinwar sebagai hal yang baik. AS menganggap Hamas sebagai kelompok teroris, Sinwar juga teroris, dan Israel berhak membunuh pemimpin Hamas itu. Padahal, Hamas adalah kelompok perlawanan pendudukan Israel terhadap Palestina.

    “Ini adalah hari yang baik bagi Israel, bagi Amerika Serikat, dan bagi dunia,” kata Biden dilansir Al Arabiya, Jumat (18/10/2024).

    Biden mengatakan saat ini ada peluang untuk mengakhiri perang di Gaza. Diketahui, serangan Israel meningkat di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

    “Hari ini, sekali lagi membuktikan bahwa tidak ada teroris di mana pun di dunia yang bisa lolos dari keadilan, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan,” kata Biden.

    U.S. President Joe Biden stands onstage during Day 1 of the Democratic National Convention (DNC) at the United Center, in Chicago, Illinois, U.S., August 19, 2024. REUTERS/Mike Segar Purchase Licensing Rights Foto: REUTERS/Mike Segar Purchase Licensing Rights

    AS menegaskan tidak terlibat dalam operasi serangan yang menewaskan Sinwar itu. Juru bicara Pentagon, Mayjen AU Patrick Ryder menyampaikan bahwa tidak ada pasukan AS yang terlibat langsung atas kematian Sinwar.

    3. Iran

    Iran, negara Islam anti-Zionis dan pendukung Hamas, menilai kematin Sinwar justru mengobarkan semangat perlawanan terhadap israel. Iran menyebut Sinwar sebagai martir alias syuhada atau orang yang mati syahid.

    “Semangat perlawanan akan diperkuat. Dia akan menjadi teladan bagi pemuda dan anak-anak yang akan meneruskan jalannya menuju pembebasan Palestina,” kata misi Iran untuk PBB dalam sebuah postingan di X yang dilansir Al Arabiya dan AFP, Jumat (18/10/2024).

    “Selama kependudukan dan agresi masih ada, perlawanan akan bertahan, karena para martir yang menjadi sumber inspirasi masih hidup,” imbuhnya.

    Suasana sudut kota Tehran di Iran, 15 April 2024, terdapat bendera Palestina. (REUTERS/Majid Asgaripour)

    4. Hizbullah di Lebanon

    Kelompok politik dengan sayap bersenjata di Lebanon, Hizbullah, tidak terima dengan kelakuan Israel yang telah membunuh rekan mereka di Hamas Palestina, Yahya Sinwar. Sebagaimana diketahui, pemimpin Hizbullah juga sudah dibunuh oleh Israel sebelumnya. Hizbullah akan bergerak ke fase baru dan meningkatkan perang melawan Israel.

    Dilansir Reuters, Jumat (18/10/2024). Hizbullah menegaskan lewat pernyataannya bahwa kelompoknya akan melakukan “transisi ke fase baru dan semakin meningkatkan konfrontasi dengan Israel”.

    Halaman 2 dari 2

    (dnu/dnu)

  • Wali Kota Nabatiyeh Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

    Wali Kota Nabatiyeh Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

    Beirut

    Israel membombardir gedung-gedung di kota Nabatiyeh, Lebanon, tempat Hizbullah dan sekutunya Amal berkuasa. Sebanyak enam orang tewas, termasuk wali kota Nabatiyeh dalam serangan tersebut.

    Dilansir AFP, Rabu (16/10/2024), serangan ini merupakan satu dari 11 serangan Israel terhadap kota Nabatiyeh dan sekitarnya yang menciptakan ‘semacam sabuk api’ di wilayah tersebut. Hal ini memicu seruan PBB untuk melindungi warga sipil.

    “Serangan musuh Israel… terhadap dua bangunan, yaitu kotamadya Nabatiyeh dan gabungan kotamadya, menewaskan enam orang dan melukai 43 orang,” kata Kementerian Kesehatan Lebanon.

    Gubernur Nabatiyeh Howaida Turk mengatakan jumlah korban tewas masih bersifat sementara. Menurutnya, tim penyelamat masih mencari korban yang selamat di bawah reruntuhan.

    “Walikota Nabatiyeh, antara lain… menjadi martir. Ini adalah pembantaian,” kata Howaida Turk kepada AFP.

    Dia menambahkan Wali Kota Ahmad Kahil telah berada di gedung kotamadya bersama timnya selama pertemuan harian manajemen krisis.

    Tentara Israel mengatakan pasukannya menyerang ‘lusinan sasaran Hizbullah di wilayah Nabatiyeh dan membongkar infrastruktur bawah tanah yang digunakan oleh Pasukan Radwan Hizbullah di Lebanon selatan’.

    Pertahanan sipil Lebanon mengatakan serangan itu menewaskan salah satu anggota stafnya yang berada di gedung pemerintah kota bersama rekan-rekannya.

    Kantor Berita Nasional resmi Lebanon mengatakan serangan di Nabatiyeh juga menghantam perpustakaan dan pusat perbelanjaan.

    Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengutuk serangan tersebut. Dia menyebut Israel sengaja menargetkan pertemuan dewan kota yang membahas layanan kota dan situasi bantuan.

    (fas/whn)

  • Usai Dikritik AS, Israel Kembali Gempur Ibu Kota Lebanon

    Usai Dikritik AS, Israel Kembali Gempur Ibu Kota Lebanon

    Beirut

    Serangan udara Israel kembali menghantam area pinggiran selatan Beirut, ibu kota Lebanon, pada Rabu (16/10) pagi. Militer Tel Aviv mengklaim serangannya menargetkan depot senjata bawah tanah milik kelompok Hizbullah, yang didukung Iran.

    Gempuran Israel itu dilancarkan hanya beberapa jam setelah Amerika Serikat (AS), sekutu dekatnya, menegaskan mereka menentang cakupan serangan udara Tel Aviv terhadap Beirut, di tengah meningkatnya jumlah korban tewas dan kekhawatiran akan eskalasi regional yang lebih luas.

    Sejumlah saksi mata, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (16/10/2024), melaporkan mereka mendengar dua suara ledakan keras dan melihat kepulan asap menjulang dari dua area terpisah di pinggiran selatan Beirut.

    Hal itu terjadi setelah Israel merilis perintah evakuasi pada Rabu (16/10) pagi, yang menyerukan satu bangunan di area tersebut untuk segera dievakuasi.

    Beberapa pekan terakhir, militer Tel Aviv melancarkan rentetan serangan terhadap pinggiran selatan Beirut tanpa memberikan peringatan dini, atau mengeluarkan peringatan untuk satu area sembari melancarkan serangan yang lebih luas.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut pasukannya melancarkan serangan terhadap timbunan senjata bawah tanah milik Hizbullah di area Dahieh, pinggiran selatan Beirut.

    “Sebelum serangan itu, sejumlah langkah telah diambil untuk mengurangi risiko yang merugikan warga sipil, termasuk memberikan peringatan kepada penduduk di area tersebut,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Lihat Video ‘Rudal Israel Hantam Gedung di Kota Nabatieh Lebanon, 5 Tewas’:

    Perintah evakuasi yang dirilis Tel Aviv, menurut badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), juga berdampak bagi lebih dari seperempat wilayah Lebanon.

    Hal itu terjadi sekitar dua pekan setelah militer Israel memulai serangan darat di wilayah Lebanon bagian selatan, yang diklaim bertujuan memukul mundur Hizbullah dari dekat perbatasan.

    Sejumlah negara Barat telah mendorong gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, juga bagi pertempuran di Jalur Gaza, meskipun AS menegaskan dukungannya untuk Tel Aviv dengan mengirimkan sistem antirudal.

    AS Tegaskan Menentang Serangan Udara Israel di Beirut

    Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller dalam pernyataan terbaru juga menyampaikan kekhawatiran Washington kepada pemerintahan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu atas serangan baru-baru ini.

    Miller menegaskan AS menentang cakupan serangan Israel di ibu kota Lebanon yang memakan banyak korban jiwa.

    “Ketika menyangkut ruang lingkup dan sifat operasi pengeboman yang kami lihat di Beirut selama beberapa pekan terakhir, ini adalah sesuatu yang telah kami sampaikan dengan jelas kepada pemerintah Israel bahwa kami mengkhawatirkannya dan kami menentangnya,” ucap Miller.

    Pernyataan Miller itu mengadopsi nada yang lebih keras dibandingkan peringatan AS untuk Israel sebelumnya.

    Pelaksana Tugas (Plt) PM Lebanon Najib Mikati, dalam pernyataan terpisah pada Selasa (15/10), menyebut komunikasinya dengan para pejabat AS telah menghasilkan “semacam jaminan” bahwa Israel akan menghentikan serangan di Beirut dan pinggiran selatan kota tersebut.

    Terakhir kali Beirut digempur serangan adalah pada 10 Oktober lalu, ketika dua serangan di dekat pusat kota itu menewaskan sedikitnya 22 orang dan membuat seluruh bangunan di area padat penduduk itu ambruk.

    Sumber keamanan Lebanon mengatakan pada saat itu bahwa pejabat Hizbullah yang bernama Wafiq Safa menjadi target serangan Israel, namun dia berhasil selamat. Tidak ada komentar dari Tel Aviv atas hal tersebut.

    Lihat Video ‘Rudal Israel Hantam Gedung di Kota Nabatieh Lebanon, 5 Tewas’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • AS Beri Israel Waktu 30 Hari untuk Tingkatkan Bantuan ke Gaza

    AS Beri Israel Waktu 30 Hari untuk Tingkatkan Bantuan ke Gaza

    Jakarta

    Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Matthew Miller, mengatakan Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah mengirim surat kepada para pejabat Israel untuk menyampaikan kekhawatiran Gedung Putih tentang kondisi kemanusiaan di Gaza.

    Surat tersebut ditujukan kepada Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer. Surat itu dikirim setelah pemerintahan Presiden AS Joe Biden mencatat bahwa bantuan yang sampai ke Gaza mengalami penurunan.

    Miller menjelaskan, Blinken dan Austin meminta pemerintah Israel untuk segera melakukan perubahan agar bantuan yang masuk ke Gaza bisa kembali meningkat dari jumlah yang sangat rendah saat ini.

    Dalam surat itu disebutkan bahwa jumlah bantuan yang masuk ke Gaza harus naik menjadi minimal 350 truk per hari, agar Israel tetap menerima bantuan militer dari AS. Israel juga diminta untuk menambah jeda kemanusiaan dan meningkatkan perlindungan untuk lokasi bantuan kemanusiaan. Israel diberi waktu 30 hari untuk merespons.

    Miller menambahkan bahwa AS yakin bantuan bisa lebih banyak masuk ke Gaza dan hambatan birokrasi serta logistik bisa diatasi. Dia juga menegaskan bahwa ada konsekuensi hukum di AS terkait hal ini, dan berharap Israel segera mengambil tindakan sesuai isi surat tersebut.

    Surat itu juga menekankan kebijakan AS mengenai bantuan kemanusiaan dan penyaluran senjata ke Israel. Surat ini dikirim saat situasi di Gaza utara semakin memburuk dan setelah ada laporan serangan Israel di sebuah lokasi tenda rumah sakit di Gaza tengah.

    Netanyahu tolak gencatan senjata sepihak

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan bahwa dia telah memberitahu Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa dia tidak setuju dengan kesepakatan gencatan senjata sepihak yang tidak menghentikan Hizbullah mempersenjatai diri kembali.

    “Perdana Menteri menolak gencatan senjata sepihak yang tidak akan mengubah situasi keamanan di Lebanon dan hanya akan membuat situasi kembali seperti semula,” kata pernyataan dari kantornya.

    Netanyahu juga menegaskan bahwa Israel beroperasi untuk melawan Hizbullah guna mencegah mereka mengancam warga Israel di perbatasan utara dan memungkinkan warga untuk kembali ke rumah dengan aman.

    Prancis menolak permintaan Netanyahu untuk menarik mundur pasukan penjaga perdamaian PBB, UNIFIL, dari posisinya di Lebanon. Selain itu, Prancis memanggil duta besar Israel di Paris terkait insiden penembakan yang dilakukan tentara Israel terhadap tiga posisi pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan.

    rs/ha/hp (AP, AFP, dpa, Reuters)

    Simak: Video: Kecaman AS Terhadap Israel soal Situasi Buruk di Gaza

    (ita/ita)

  • Netanyahu Tolak Gencatan Senjata dengan Hizbullah!

    Netanyahu Tolak Gencatan Senjata dengan Hizbullah!

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan dirinya tidak akan menyetujui kesepakatan gencatan senjata apa pun dengan Hizbullah di Lebanon, jika kesepakatan itu tidak mampu menghentikan pasokan senjata dan penyatuan kembali kelompok yang didukung Iran tersebut.

    Penegasan Netanyahu itu, seperti dilansir Reuters, Rabu (16/10/2024), disampaikan saat berbicara via telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa (15/10) waktu setempat.

    Dalam percakapan telepon itu, Macron menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, serta diakhirinya ekspor senjata yang digunakan dalam pertempuran di Jalur Gaza dan Lebanon.

    “Perdana Menteri (Netanyahu) mengatakan kepada Presiden Macron bahwa dirinya menentang gencatan senjata sepihak, yang tidak akan mengubah situasi keamanan di Lebanon dan akan mengembalikan negara tersebut ke keadaan semula,” tegas kantor PM Israel dalam pernyataannya.

    “Dia menekankan bahwa Israel beroperasi melawan organisasi teroris Hizbullah untuk mencegah mereka mengancam warga Israel di perbatasan utara dan untuk memungkinkan warga kembali ke rumah-rumah mereka dengan selamat,” imbuh pernyataan tersebut.

    Prancis, pada Senin (14/10), menolak tuntutan yang dilontarkan Netanyahu agar misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang dikenal sebagai UNIFIL, mundur dari posisinya di Lebanon bagian selatan.

    Otoritas Paris juga memanggil Duta Besar Israel atas insiden di mana pasukan militer Tel Aviv melepas tembakan ke tiga posisi yang diduduki pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon bagian selatan.

    Dalam pesan kepada Macron, kantor Netanyahu menegaskan bahwa negara Israel didirikan melalui “Perang Kemerdekaan dengan darah para pejuang heroik kami, banyak di antaranya adalah penyintas Holocaust, termasuk dari rezim Vichy di Prancis”. Ditambahkan juga bahwa dalam beberapa dekade terakhir, PBB telah menyetujui ratusan resolusi antisemitisme terhadap Israel.

    Sebelumnya, wakil pemimpin Hizbullah Naim Qassem mengancam kelompoknya akan menimbulkan “rasa sakit” pada Israel yang terus menggempur wilayah Lebanon bagian selatan. Di sisi lain, Qassem juga menyerukan gencatan senjata dengan Israel.

    “Solusinya adalah gencatan senjata, kami tidak berbicara dari posisi yang lemah, jika Israel tidak menginginkannya, kami akan melanjutkannya,” tegas Qassem dalam pidatonya terbarunya.

    “Tapi setelah gencatan senjata, berdasarkan perjanjian tidak langsung, para pemukim akan kembali ke wilayah utara dan langkah-langkah lainnya akan diambil,” cetusnya.

    Netanyahu maupun pemerintah Israel belum secara langsung menanggapi seruan Qassem tersebut. Namun Netanyahu, dalam pernyataan pada Senin (14/10), menegaskan negaranya akan terus menyerang Hizbullah “tanpa ampun, di mana pun di Lebanon — termasuk Beirut”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Dikabarkan Hilang Usai Serangan Israel, Komandan Iran Muncul Depan Publik

    Dikabarkan Hilang Usai Serangan Israel, Komandan Iran Muncul Depan Publik

    Jakarta

    Komandan Iran Esmail Qaani muncul di depan publik setelah berminggu-minggu tak terlihat di depan umum, bahkan dikabarkan hilang usai serangan Israel di Lebanon. Dia muncul pada Selasa (15/10) waktu setempat di upacara pemakaman jenderal Abbas Nilforoushan, yang tewas bulan lalu di Lebanon.

    Dilansir Al Arabiya, Rabu (16/10/2024), Nilforoushan, seorang jenderal di Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), tewas dalam serangan Israel di Beirut, Lebanon bersama pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.

    Prosesi pemakaman jenderal Iran itu dimulai di Lapangan Imam Hossein di pusat Teheran, ibu kota Iran pada Selasa pagi waktu setempat, menurut siaran langsung di televisi pemerintah.

    Qaani – yang mengepalai Pasukan Quds, sayap operasi luar negeri IRGC – telah menghilang dari pandangan publik, dan dikabarkan oleh beberapa media telah menjadi target serangan Israel di Lebanon.

    Ia hadir pada hari Selasa di pemakaman Nilforoushan, mengenakan seragam militer hijau IRGC.

    Peti jenazah Nilforoushan diarak melewati jalan-jalan Teheran yang padat setelah upacara pemakaman di Lapangan Imam Hossein di pusat kota.

    Ribuan orang menghadiri prosesi pemakaman tersebut. Banyak dari mereka membawa spanduk kuning Hizbullah dan bendera Iran dan Palestina serta meneriakkan “Matilah Israel.”

    Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pada hari Senin (15/10) bahwa negara Republik Islam tersebut akan menggunakan “semua kemampuannya” untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas kematian Nilforoushan.

    Sebelumnya pada tanggal 1 Oktober, Iran meluncurkan 200 rudal ke Israel sebagai balasan atas kematian Nilforoushan dan Nasrallah, dalam serangan langsung keduanya terhadap musuh bebuyutannya itu.

    Serangan itu juga sebagai balasan atas kematian pemimpin kelompok Hamas Ismail Haniyeh, dalam serangan udara Israel pada bulan Juli saat ia berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan presiden Iran.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Hizbullah Ancam Israel Tapi Juga Serukan Gencatan Senjata

    Hizbullah Ancam Israel Tapi Juga Serukan Gencatan Senjata

    Beirut

    Wakil pemimpin Hizbullah Naim Qassem mengancam kelompoknya akan menimbulkan “rasa sakit” pada Israel, yang terus menggempur wilayah Lebanon bagian selatan. Di sisi lain, Qassem juga menyerukan gencatan senjata saat konflik yang terus berkecamuk memaksa ratusan ribu orang mengungsi.

    Israel terus meningkatkan tekanan terhadap Hizbullah sejak melancarkan rentetan serangan udara di wilayah Lebanon usai membunuh pemimpin dan para komandan Hizbullah, termasuk Sekretaris Jenderal mereka Hassan Nasrallah. Kematian Nasrallah menjadi pukulan terbesar bagi kelompok yang didukung Iran itu.

    Qassem yang kini menjadi pengganti sementara Nasrallah, kembali menyerukan gencatan senjata, namun juga menegaskan posisi kelompoknya tidaklah melemah.

    “Solusinya adalah gencatan senjata, kami tidak berbicara dari posisi yang lemah, jika Israel tidak menginginkannya, kami akan melanjutkannya,” tegas Qassem dalam pidatonya terbarunya, seperti dilansir Reuters, Rabu (16/10/2024).

    “Tapi setelah gencatan senjata, berdasarkan perjanjian tidak langsung, para pemukim akan kembali ke wilayah utara dan langkah-langkah lainnya akan diambil,” cetusnya.

    Belum ada komentar langsung dari Israel terkait seruan Hizbullah tersebut.

    Namun Tel Aviv sebelumnya menjelaskan bahwa operasi militernya di wilayah Lebanon bertujuan untuk mengamankan kembalinya puluhan ribu warganya yang terpaksa mengungsi dari wilayah Israel bagian utara karena rentetan serangan Hizbullah.

    Qassem, dalam pidatonya, menegaskan Hizbullah memiliki hak untuk melancarkan serangan ke area mana pun di wilayah Israel karena musuhnya itu juga melakukan hal yang sama di wilayah Lebanon.

    Dia mengatakan semakin banyak warga Israel yang akan mengungsi. “Ratusan ribu, bahkan lebih dari dua juta orang, akan berada dalam bahaya kapan saja,” sebut Qassem dalam pernyataannya.

    “Kami akan fokus menargetkan militer Israel dan pusatnya serta barak mereka,” tegasnya.

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, pada Senin (14/10), menegaskan negaranya akan terus menyerang Hizbullah “tanpa ampun, di mana pun di Lebanon — termasuk Beirut”.

    Israel telah merilis perintah evakuasi militer, yang menurut badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), berdampak bagi lebih dari seperempat wilayah Lebanon. Perintah evakuasi itu dirilis dua pekan setelah militer Tel Aviv memulai serangan darat ke wilayah Lebanon bagian selatan untuk memerangi Hizbullah.

    Angka tersebut menggarisbawahi besarnya harga yang harus dibayar oleh warga Lebanon ketika Israel berusaha mengalahkan kelompok yang didukung Iran tersebut dan menghancurkan infrastrukturnya dalam konflik yang telah berlangsung selama setahun terakhir.

    Rentetan serangan Israel terhadap Lebanon, menurut pemerintah Beirut, telah menewaskan sedikitnya 2.309 orang selama setahun terakhir. Lebih dari 1,2 juta orang lainnya terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka.

    Kebanyakan korban tewas sejak akhir September ketika Tel Aviv memperluas operasi militernya. Jumlah korban tewas di Lebanon itu tidak membedakan antar warga sipil dan kombatan.

    Sementara itu, menurut otoritas Tel Aviv, sekitar 50 warga Israel baik tentara maupun warga sipil telah terbunuh akibat rentetan serangan Hizbullah.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Drone Hizbullah Hantam Pangkalan Militer Israel, 4 Tentara Tewas

    Drone Hizbullah Hantam Pangkalan Militer Israel, 4 Tentara Tewas

    Jakarta

    Militer Israel menyatakan bahwa empat tentaranya tewas akibat serangan UAV (drone) kelompok Hizbullah di sebuah pangkalan militer di Haifa. Serangan ini terjadi pada Minggu (13/10) waktu setempat di tengah meningkatnya konflik dengan kelompok bersenjata yang didukung Iran tersebut.

    “Kemarin, sebuah UAV yang diluncurkan oleh organisasi Hizbullah menghantam sebuah pangkalan militer yang berdekatan dengan Binyamina,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Senin (14/10/2024).

    “Empat tentara IDF (angkatan darat) tewas dalam insiden itu dan tujuh lainnya luka parah,” imbuhnya.

    Sebelumnya, kelompok Hizbullah yang berbasis di Lebanon tersebut, yang sedang berperang dengan Israel, mengatakan telah meluncurkan “satu skuadron drone tempur” ke sebuah kamp pelatihan militer di Binyamina, sebelah selatan Haifa, sebagai tanggapan atas serangan udara Israel di negara itu.

    Serangan itu merupakan balasan atas serangan Israel, termasuk serangan udara pada hari Kamis lalu, yang menurut Kementerian Kesehatan Lebanon menewaskan sedikitnya 22 orang di Beirut tengah.

    Dalam pernyataannya, Hizbullah memperingatkan Israel bahwa “apa yang disaksikannya hari ini di Haifa selatan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang akan terjadi, jika Israel memutuskan untuk melanjutkan agresinya terhadap rakyat kami yang mulia dan terkasih”.

    Sebuah badan penyelamat sukarelawan Israel, United Hatzalah, mengatakan timnya di Binyamina membantu “lebih dari 60 orang yang terluka” dengan luka-luka mulai dari ringan hingga kritis.

    Insiden itu terjadi dua hari setelah sirene serangan udara berbunyi di Israel bagian tengah setelah dua drone memasuki negara itu dari Lebanon. Setidaknya satu bangunan di sebelah utara Tel Aviv rusak selama insiden itu.

    Hizbullah telah secara teratur menembakkan roket dan pesawat nirawak (drone) ke Israel selama lebih dari setahun ini. Peluncuran roket dan drone tersebut telah mencapai wilayah yang lebih jauh sejak pertempuran meningkat pada akhir September lalu.

    Pertahanan udara Israel, termasuk sistem Iron Dome, telah mencegat sebagian besar proyektil yang ditembakkan tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Kecaman Negara Barat Usai Israel Serang Pasukan Perdamaian PBB

    Kecaman Negara Barat Usai Israel Serang Pasukan Perdamaian PBB

    Jakarta

    Serangan Israel ke markas pasukan perdamaian PBB atau UNIFIL di Lebanon menuai kecaman. Protes keras disampaikan negara-negara barat yang selama ini menjadi pendukung Israel.

    Laporan terbaru UNIFIL, sedikitnya lima tentara mereka mengalami luka-luka imbas serangan militer Israel. Pihak Israel mengklaim serangan itu tidak sengaja terjadi saat mereke menggempur kelompok Hizbullah di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Terdapat dua tentara nasional Indonesia (TNI) di antara prajurit UNIFIL yang luka-luka. UNIFIL, dalam pernyataannya, telah menuduh militer Israel ‘secara sengaja’ menembak posisi pasukannya di Lebanon bagian selatan.

    Kecaman pun datang dari berbagai pihak. Salah satunya dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang merupakan sekutu terbesar Israel.

    Biden mengatakan dirinya telah meminta Israel, sekutu dekat AS, untuk berhenti menembaki pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.

    Pernyataan ini disampaikan Biden ketika dia ditanya wartawan di Gedung Putih soal apakah dia telah meminta Tel Aviv untuk berhenti melakukan serangan yang melukai prajurit PBB.

    “Tentu saja, secara positif,” jawab Biden.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon ‘secara sengaja ditargetkan’. Dia menegaskan itu ‘sama sekali tidak dapat diterima’.

    Kementerian Luar Negeri Prancis juga telah memanggil Duta Besar Israel di Paris untuk mengingatkan insiden yang melukai prajurit PBB di Lebanon merupakan ‘pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan harus segera dihentikan’.

    Kecaman juga datang dari Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni. Dia mengutuk serangan Israel yang melukai pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.

    Meloni menyebut serangan itu ‘tidak bisa diterima’ dan melanggar resolusi PBB. Italia sendiri memiliki lebih dari 1.000 orang prajurit dalam UNIFIL.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    PM Spanyol Pedro Sanchez ikut memberikan reaksi keras terhadap serangan Israel yang melukai pasukan PBB di Lebanon. Dia dengan tegas menuntut ‘diakhirinya semua kekerasan’ teradap prajurit PBB di Lebanon.

    Menurut Sanchez, serangan yang melukai pasukan UNIFIL ‘benar-benar tidak dapat diterima’. PM Irlandia Simon Harris juga menyerukan Israel untuk memperhatikan ‘kekhawatiran masyarakat internasional’ dan menahan diri untuk tidak menembaki pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon. Irlandia mengirimkan 347 tentara dalam misi UNIFIL, yang bertugas menjaga perdamaian di wilayah Lebanon bagian selatan.

    “Israel harus berhenti menembaki pasukan penjaga perdamaian PBB yang bertugas dengan UNIFIL di Lebanon. Israel harus mendengarkan suara dan keprihatinan masyarakat internasional,” ujarnya.

    Selain negara-negara tersebut, kecaman juga datang dari puluhan negara lain. Salah satunya dari Indonesia.

    “Kami mengutuk keras serangan baru-baru ini terhadap pasukan penjaga perdamaian UNIFIL,” tegas pernyataan bersama yang diposting ke media sosial X oleh misi Polandia untuk PBB, dan ditandatangani oleh puluhan negara kontributor UNIFIL termasuk Indonesia, seperti dilansir AFP, Minggu (13/10/2024).

    “Tindakan seperti itu harus segera dihentikan dan harus diselidiki secara layak,” cetus pernyataan bersama tersebut.

    Selain Indonesia, penandatangan lain dalam pernyataan bersama itu antara lain, India, Italia, Ghana, Nepal, Malaysia, Spanyol, Prancis dan China. Semuanya merupakan negara yang mengirimkan ratusan tentaranya untuk bergabung dengan misi UNIFIL.

    Sebanyak 40 negara yang berkontribusi untuk misi UNIFIL itu ‘menegaskan kembali dukungan penuh untuk misi dan aktivitas UNIFIL, yang tujuan utamanya adalah membawa stabilisasi dan perdamaian abadi di Lebanon Selatan serta di Timur Tengah’.

    “Kami mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk menghormati kehadiran UNIFIL, yang memiliki kewajiban untuk menjamin keselamatan dan keamanan para personelnya setiap saat,” demikian penegasan dalam pernyataan bersama tersebut.

    UNIFIL merupakan misi penjaga perdamaian PBB yang beranggotakan sekitar 9.500 tentara dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Pasukan UNIFIL ditugaskan memantau penerapan gencatan senjata yang mengakhiri perang selama 33 hari antara Israel dan Hizbullah tahun 2006 lalu.

    Peran pasukan UNIFIL diperkuat oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 pada tahun yang sama, yang menetapkan bahwa hanya pasukan militer Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh ditempatkan di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/haf)